• Tidak ada hasil yang ditemukan

RADIO STREAMING ETNIK ( Studi Etnografi mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "RADIO STREAMING ETNIK ( Studi Etnografi mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan )"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

RADIO STREAMING ETNIK

(Studi Etnografi mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

RIANDA INDRAWAN NASUTION 090905049

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Rianda Indrawan Nasution

NIM : 090905049

Judul : RADIO STREAMING ETNIK ( Studi Etnografi mengenai Siaran Radio

Streaming

Berbasis Etnik di Kota Medan )

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen,

( Dra. Nita Savitri, M. Hum )

NIP : 196101251988032001 NIP :

196212201989031005

( Dr. Fikarwin Zuska )

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERNYATAAN ORIGINALITAS

RADIO STREAMING ETNIK (Studi Etnografi Mengenai Siaran Radio Streaming

Berbasis Etnik di Kota Medan) SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, 06 Februari 2015

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul RADIO STREAMING ETNIK (Studi Etnografi Mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan), disusun oleh Rianda Indrawan Nasution, NIM 090905049, berjumlah 119 halaman dengan 4 gambar dan 12 tabel.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan siaran radio streaming berbasis etnis sebagai bagian dari ekspresi identitas etnis di Kota Medan. Radio streaming

merupakan bentuk perpanjangan teknologi yang merubah penggunaan radio pemancar menjadi radio dalam jaringan internet, adapun aspek perhatian penelitian adalah siaran radio streaming etnik yang dilakukan di 95,9 FM City Radio dan 97,10 FM Radio Sikamoni. Penggunaan siaran radio streaming dengan idiom-idiom etnis serta sebagai bagian dari ekspresi identitas etnik menjadi fokus utama penelitian ini.

Proses penelitian yang dilakukan menggunakan metode etnografi yang bertujuan menggambarkan secara utuh dan holistik mengenai siaran radio

streaming berbasis etnik di Kota Medan, dengan menggunakan pendekatan observasi dan wawancara terhadap stasiun radio (penyiar yang berjumlah 6 orang) dan pendengar (8 orang). Dalam proses pengumpulan data lapangan, peneliti menemui beberapa informan yang mengetahui seluk-beluk siaran radio streaming

etnik di Kota Medan.

Penelitian ini mendapatkan keterangan bahwa siaran radio streaming etnik di Kota Medan merupakan bagian dari proses ekspresi, strategi dan adaptasi identitas etnik dalam kehidupan keragaman multi-etnis di Kota Medan, selain itu siaran radio streaming etnik di Kota Medan juga merupakan sarana dialektika antara penyiar dan pendengar dalam lingkup konten siaran etnik, dimana bagi pendengar konten siaran radio streaming etnik memiliki beragam fungsi yang mendukung ekspresi identitas. Kesimpulan dari penelitian ini sampai pada siaran radio streaming etnik adalah suatu gagasan dalam perkembangan teknologi untuk dapat menyampaikan pesan yang melewati batas ruang dan waktu mengenai kesadaran terhadap identitas etnik dan menguatkan identitas etnik dalam konteks kehidupan di Kota Medan.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirrahmanirrahim dengan segala puji dan syukur penulis kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan dengan judul RADIO

STREAMING ETNIK (Studi Etnografi Mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan). Tidak lupa shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, rasul yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia dan mampu membawa perubahan di dunia ini. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Jurusan Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(6)

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sepupu penulis Nurmaini yang telah menjadi teman curhat saya dan selalu mengerti perasaan penulis. Tidak lupa terima kasih diucapkan kepada sepupu penulis Drh. Four Dedi, Yenni Zumainar, Spd. dan semua keluarga yang telah membantu semangat yang besar.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Badaruddin M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, kepada Bapak Fikarwin Zuska selaku Ketua Departemen Antropologi Sosial dan Bapak Agustrisno, M.SP selaku Sekretaris Departemen Antropologi yang selalu memberikan ilmu dan arahan selama masa studi penulis.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis tujukan kepada Ibu Dra. Nita Savitri, M.Hum selaku dosen pembimbing yang tidak bosan-bosannya mengingatkan penulis, memberikan ilmu, arahan, motivasi sekaligus menjadi teman cerita penulis mulai dari awal penyusunan proposal hingga sekarang. Terima kasih juga penulis ucapakan kepada Kak Nur dan Kak Sofi yang telah membantu administrasi penulis dari masa perkuliahan sampai sekarang.

(7)

Penulis juga merasa bahagia dan bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang sangat hebat dan selalu ada di saat duka maupun duka, terima kasih kepada Indah Fikria Aristy, Tere, Lita. Dan terima kasih kepada teman-teman stambuk 2009, Intan, Yohana, Abdul, Zulfa, Rianda, Creysant, Naya, Kiko, Imah, Alkindy dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis ucapkan satu-persatu, semoga kita selalu sukses dan meraih apa yang kita cita-citakan selama ini. Dan tak lupa pula buat abangda Ibnu Avena, Wahyu Tata yang telah banyak membantu dan membimbing penulis. Kepada seluruh pihak yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu sejak penulis memulai studi hingga sekarang, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan dan keikhlasan hati kita semua. Amin.

Terima kasih juga penulis utarakan kapada Kak Windi, Wanda, Ica, yang telah memberikan semangat dan motivasi serta memberikan tawa dan keceriaan kepada penulis. Kepada teman-teman 107,7 USUKOM FM Apriliyana, Apriliyani, Yasmin, wisnu, dan semua penyiar yang tidak bisa disebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengakui banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam skripsi ini. Penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 06 Februari 2015

(8)

RIWAYAT HIDUP

Rianda Indrawan Nasution ialah putra tunggal dari pasangan Irwansyah Nasution dan Rosida Aviana. Lahir pada tanggal 23 Maret 1990 di Medan, pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 060834 Medan tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Medan tahun 2005,Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan tahun 2008. Kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan

Antropologi FISIP USU. Alamat email

Kegiatan yang dilakukan dalam masa proses perkuliahan diantaranya :

• Peserta Pelatihan “Training of

Facilitator” angkatan I oleh Departemen Antropologi Sosial USU pada tahun 2012.

• Panitia Pelatihan “Training of

Facilitator” angkatan I oleh Departemen Antropologi Sosial USU pada tahun 2012.

• Panitia Pelatihan “Training of

Facilitator” angkatan II oleh Departemen Antropologi Sosial USU pada tahun 2013.

• Panitia Pelatihan “Traning Of Fasilitator” di Fakultas Hukum Universitas

(9)

• Surveyor dalam Program “Survey Publik Mengukur Efektivitas Sosialisasi

Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2012” Oleh Cika Indonesia.

• Surveyor dalam Program “Survey Sosial Politik Tahun 2012” Oleh Polmark

Research Center.

• Surveyor dalam Program “Survey Sosial Politik Tahun 2013” Oleh Polmark

Research Center.

• Surveyor dalam Program “Survey Sosial Politik Tahun 2014” Oleh Polmark

Research Center.

• Surveyor dalam program “Kesadaran Masyarakat terhadap Implementasi

Nilai-Nilai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam Kerangka Kewarganegaraan”. Oleh Prisma Resource Centre LP3ES pada tahun 2012.

• Surveyor dalam program “Kesedian dan kepuasaan masyarakat terhadap

Instalasi Pembuangan Air Limbah PDAM Tirtandi”. Pada tahun 2013

• Surveyor dalam program “Survey Brand and Reputasi BUMN 2013” oleh

Cika Indonesia pada tahun 2012.

• Surveyor dalam program “Survey Brand and Reputasi BUMN 2013” oleh

Cika Indonesia pada tahun 2013.

• Surveyor dalam program “Survey Evaluasi Mengenai Sosialisasi Program

(10)

• Surveyor dalam program “Studi Opini Publik tentang implementasi 4 pilar

dan GBHN DALAM Rangka Integrasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan daerah”. Oleh CSRC ( Centre For The Study of Religion and Culture) pada tahun 2013.

• Panitia Temu Ramah HMI Komisariat FISIP USU tahun 2010

• Reporter di Tabloid Suara Publik Panitia MOP HMI 2010 Komisariat FISIP

USU

• Panitia pengawan ujian SBMPTN PL USU Medan tahun 2013

• Panitia pengawan ujian SBMPTN PL USU Medan tahun 2014

• Panitia Pemungutan Suara pada Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun 2014

• Panitia pemungutan suara pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden 2014

• Panitia pada perayaan Maha Puja Thaipusam Shri Mariamman Koil di

Binjai 2013

• Penyiar di radio komunitas USUKOM FM di Medan

• Panitia Stand Up Comedy season I tahun 2012 di Medan

• Panitia Stand Up Comedy season II tahun 2013 di Medan

• Panitia perlombaan Model tahun 2014 di medan

• Panitia perlombaan Mewarnai tahun 2014 di medan

(11)

• Panitia penggalan dana untuk korban Sinabung dengan tema “Natal

Bersama Korban Sinabung”, kerja sama BKM ( Back Packer Medan) tahun 2014

• Panitia pelaksana Gatsby Dance Competition ke 7 yang dilaksanakan di 5

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan dan penyusunan penelitian ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada bidang antropologi dari departemen antropologi. Skripsi ini berjudu l RADIO STREAMING ETNIK (Studi Etnografi Mengenai Siaran Radio Streaming Berbasis Etnik di Kota Medan)”.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dalam menulis kepustakaan dan materi penulisan. Namun, berkat pertolongan Allah SWT yang memberikan ketabahan, kesabaran dan kekuatan sehingga kesulitan tersebut dapat dihadapi.

Dalam skripsi ini dilakukan pembahasan secara holistik mengenai radio

streaming etnik di Kota Medan. Pembahasan tersebut diuraikan dari bab I sampai dengan bab V. Adapun penguraian yang dilakukan oleh penulis pada skripsi ini adalah :

Penelitian yang dilakukan ini merupakan deskripsi mengenai siaran radio

streaming berbasis etnik (Tionghoa dan Karo) di Kota Medan, adapun siaran radio

streaming adalah suatu gagasan dalam menyampaikan pesan mengenai ekspresi identitas etnik melalui penggunaan media teknologi.

(13)

Uraian lainnya adalah mengenai fungsi siaran radio streaming etnik di Kota Medan, yakni : pembelajaran bahasa sebagai bentuk dasar ekspresi identitas etnik, penguatan identitas etnik, media dan identitas etnik, kontestasi etnik.

Sebagai penutup dari penulisan skripsi ini, dilampirkan pula daftar kepustakaan sebagai penunjang dalam penulisan termasuk juga sumber-sumber lainnya.

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran, serta juga waktu dalam penyelesaian skripsi ini. Namun penulis menyadari masih banyak kekurangannya. Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca. Harapan dari penulis, agar skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pembacanya.

Medan, 06 Februari 2015 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ……… i

Pernyataan Originalitas ... ii

Abstrak ... iii

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 16

1.5 Lokasi Penelitian ... 17

1.6 Metode Penelitian ... 18

1.7 Analisis Data ... 21

1.8 Pengalaman Lapangan ... 22

BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN ... 30

2.1 Kota Medan ... 30

2.1.1 Kependudukan Kota Medan ... 33

2.2 Sejarah dan Perkembangan 95,9 FM City Radio ... 36

2.2.1 Visi dan Misi 95,9 FM City Radio ... 38

2.3 Sejarah dan Perkembangan Radio 97,10 FM Radio Sikamoni ... 40

2.3.1 Visi dan Misi Radio 97,10 FM Radio Sikamoni ... 42

◦ Etnik Tionghoa di Kota Medan ... 42

2.4.1 Sejarah Etnik Tionghoa di Kota Medan ... 43

2.4.2 Jumlah Penduduk Etnik Tionghoa di Kota Medan .... 43

2.4.3 Kegiatan Etnik Tionghoa di Kota Medan ... 45

2.4.4 Organisasi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan ... 46

◦ Etnik Karo di Kota Medan ... 47

2.5.1 Sejarah Etnik Karo di Kota Medan ... 48

2.5.2 Kehidupan Sosial-Budaya dan Ekonomi Etnik Karo di Kota Medan ... 48

2.5.3 Organisasi Masyarakat Karo di Kota Medan ... 52

BAB III RADIO STREAMING ETNIK ... 54

3.1 Radio Streaming ... 54

3.1.1 Perkembangan Radio Streaming di Indonesia ... 55

(15)

3.2 City Radio 95,9 FM - Medan: Siaran Radio Streaming

3.3.2 Segmentasi Pendengar dan Latar Belakang Etnik ... 80

3.3.3 Ekspresi Identitas ... 81

3.3.4 Contoh Siaran 97,10 FM Radio Sikamoni dalam Bahasa Lokal ... 83

◦ Radio Streaming Etnik: Penyiar dan Pendengar ... 83

3.4.1 Siaran 95,9 FM City Radio – Medan ... 83

3.4.2 Siaran Radio 97,10 FM Radio Sikamoni – Medan ... 86

3.4.3 Hubungan Antara Penyiar dan Pendengar ... 89

BAB IV FUNGSI RADIO STREAMING ETNIK dan PENGUATAN IDENTITAS ETNIK ... 91

4.1 Fungsi Radio ... 91

4.1.1 Fungsi Pembelajaran Bahasa ... 92

4.1.2 Fungsi Pendidikan (Keharmonisan Hubungan Antar Etnis) ... 95

4.1.3 Fungsi Hiburan ... 100

4.1.4 Manfaat Radio Streaming Etnik ... 101

4.2 Peguatan Identitas Etnik ... 103

4.2.1 Etnik Mandarin ... 103

4.2.2 Etnik Karo ... 107

4.3 Persaingan Media dan Identitas Etnik ... 108

4.4 Kontestasi Etnik Perkotaan ... 111

4.5 Permasalahan yang ada pada Radio Streaming Etnik ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

5.1 Kesimpulan ... 119

5.2 Saran ... 122

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Stasiun Radio Streaming di kota Medan ... 5

Tabel 2 : Informan Penelitian ... 21

Tabel 3 : Wilayah Kecamatan di Kota Medan ... 32

Tabel 4 : Persebaran Etnis dan Jumlah di Kota Medan ... 33

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Medan Tahun 2011 ... 35

Tabel 6 : Kategori Acara 95,9 FM City Radio ... 38

Tabel 7 : Komposisi Masyarakat Kota Medan Berdasarkan Etnk ... 52

Tabel 8 : Perbandingan Radio Konvensional-Populer dengan Radio Streaming Etnik ... 56

Tabel 9 : Siaran Radio Streaming Etnik di Kota Medan ... 59

Tabel 10 : Daftar Program 95,9 FM City Radio – Medan ... 63

Tabel 11 : Contoh Bahasa Mandarin dalam Siaran Radio Etnik ... 73

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Siaran radio streaming etnik dalam globalisasi ... 10 Gambar 2 : Lokasi City Radio di Kota Medan ... 37 Gambar 3 : Ruang Studio 95,9 FM City Radio ... 40 Gambar 4 : Lokasi Radio 97,10 FM Radio Sikamoni

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman yang semakin canggih, dimana pemanfaatan teknologi dan informasi menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan, manusia dituntut untuk mampu beradaptasi dengan segala perubahannya. Dalam kehidupan, manusia tidak lepas dari proses komunikasi, yaitu sebuah proses saling bertukar informasi atau berita yang berjalan lancar dan terus menerus.

Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communis yang secara harfiah dapat diartikan sebagai sama atau kesamaan, yang secara lebih lanjut diartikan sebagai suatu proses mengupayakan suatu kesamaan atau kebersamaan melalui interaksi yang tercipta antar manusia baik melalui materi alat ataupun bersifat langsung.

(19)

Latar belakang penciptaan teknologi radio (istilah yang dipergunakan secara umum) dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sarana penyampaian informasi. Suara yang dihasilkan dari pesawat radio secara teknis merupakan perubahan bentuk energi elektromagnetik dari gelombang radio yang ditangkap oleh pesawat radio, kemudian dirubah melalui loudspeaker (pengeras suara) menjadi energi bunyi sehingga bisa kita dengar.

Perkembangan teknologi yang turut serta mempengaruhi perkembangan media yang salah satunya adalah penggunaan media radio sebagai alat penyampaian pesan ataupun alat penyebarluasan informasi. Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi, pada awalnya radio berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan berita ataupun untuk kepentingan kenegaraan secara umum. Radio merupakan sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi.

(20)

Di Indonesia, secara umum radio sebagai media yang terkait dengan media kebutuhan lokal. Media komunikasi massa yang hanya memiliki skala lokalitas suatu daerah tertentu berbeda dengan televisi dan film yang skalanya nasional. Perkembangan radio di Indonesia dimulai dari zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, dan zaman orde baru. Radio siaran secara umum dianggap memiliki lima kekuatan yaitu, fungsi kontrol sosial, memberikan informasi, menghibur, mendidik serta melakukan kegiatan persuasif. Sebelum berkembang pada tahapan penggunaan media televisi yang dapat memuat media suara dan gambar secara simultan, pada masa lampau masyarakat menggunakan dan mengandalkan radio sebagai sumber informasi yang dipancarkan oleh stasiun radio yang hanya memuat media suara.

Radio sebagai sumber informasi media suara dalam sistematika kerjanya memiliki susunan mata acara sebagai suatu cara dapat menyajikan informasi tidak secara monoton dan membosankan, pada umumnya stasiun pemancar radio memiliki susunan mata acara, seperti pembukaan (opening), berita (news), hiburan (entertainment) dan penutup (closing) dalam satu putaran siaran radio dalam durasi waktu satu hari.

(21)

Siaran radio dengan konten siaran etnik memiliki catatan tersendiri ditengah-tengah penggunaan media teknologi sebagai suatu bentuk upaya melestarikan dan menyebarluaskan pemahaman budaya terhadap individu pendukung kebudayaan tersebut maupun kepada masyarakat umum.

Media teknologi radio seiring perkembangan zaman beradaptasi menjadi bentuk siaran radio berbasis jaringan internet, yang kemudian dikenal dengan istilah radio streaming. Radio streaming pada dasarnya adalah radio yang dipancarluaskan melalui jaringan internet. Tidak seperti webcasting, radio

streaming adalah aliran siaran yang berlangsung secara terus menerus, dan dilakukan secara online.

Mengutip Compaine dan Smith (1998) yang mengatakan bahwa radio

streaming adalah :

“For the purposes of this study, Internet radio broadcasters are defined as entities that deliver entertainment and/or news and information content as an audio stream via the Internet. These audio streams may be delivered live or archived to be accessed on demand, but in both cases the audio files were initially created as programming to be delivered to an audience of more than one.” Terjemahan bebas :

’’Untuk keperluan studi ini, penyiar radio internet didefinisikan sebagai entitas yang memberikan hiburan, berita dan konten informasi sebagai streaming audio melalui Internet. Streaming audio ini dapat disampaikan langsung atau diarsipkan untuk diakses pada permintaan, tetapi dalam kedua kasus file audio awalnya diciptakan sebagai program untuk disampaikan kepada audiens lebih dari satu

(22)

Sehingga secara singkat radio internet atau radio streaming merupakan bentuk siaran radio yang mempergunakan jaringan internet dan berdasarkan permintaan pendengar.

Konteks perkembangan radio streaming di Kota Medan terdiri dari beberapa stasiun radio streaming, yakni :

Tabel 1.

Jumlah Stasiun Radio Streaming di kota Medan

Radio 95,9 FM City Radio - Medan

Radio Sikamoni Medan FM

Radio Mix Fm Radio Suara Medan Radio Kardopa

M Radio Radio Hot visi Radio

Kiss FM i-Radio Star FM

sumber : penulis

Siaran radio streaming sebagai bagian dari perkembangan teknologi komunikasi juga turut mempengaruhi aspek sosio-kultural, hal ini sebagai bagian dan wujud manifestasi dari perkembangan secara globalisasi yang turut menyertakan aspek teknologi dan sosio-kultural sebagai bentuk materi dan pengguna.

(23)

Kehadiran radio streaming juga turut membuka celah baru terhadap perkembangan siaran radio secara umum, dahulunya siaran radio bersifat lokal dan terbatas namun dengan adanya radio streaming yang didukung oleh jaringan internet dapat memancarkan siaran radio dan diakses tanpa batas wilayah dan waktu.

Siaran radio streaming berbasis etnik merupakan suatu bentuk siaran radio yang berdasarkan permintaan, dalam arti bahwasanya siaran radio merupakan kumpulan aspirasi individu maupun kelompok etnis sebagai bagian dari proses penguatan identitas budaya. Berbeda dengan siaran radio umum yang mana konten siaran didasarkan atas ide stasiun radio (kebijakan pemilik radio dan sponsor), radio streaming justru berdiri pada konten siaran yang menyesuaikan terhadap permintaan pendengar sebagai bentuk strategi penguatan identitas etnik.

Identitas etnik mengutip pendapat Torres (dalam Chavez, 1999:42) yang mengatakan bahwa identitas etnik merupakan :

“ethnic identity is developed from shared culture, religion, geogra- phy, and language of individuals who are often connected by strong loyalty and kinship as well as proximity”.

Terjemahan bebas :

“identitas etnis dikembangkan dari budaya bersama, agama, geografi, dan bahasa individu yang sering dihubungkan dengan loyalitas yang kuat dan kekeluargaan serta kedekatan”

(24)

Identitas budaya dalam lingkup siaran radio streaming etnik merupakan bagian dari suatu proses penguatan identitas dan juga proses pembelajaran budaya bagi masyarakat dalam konteks kehidupan yang menggunakan perkembangan teknologi informasi secara aktif.

Berdasarkan alasan yang dikemukakan tersebut, penulisan ini bertujuan melihat siaran radio streaming berbasis etnik dalam menyampaikan dan sebagai bagian dari eksistensi etnik dalam perkembangan teknologi komunikasi.

1.2 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan nantinya membutuhkan suatu tinjauan pustaka sebagai bentuk konstruksi literatur pendukung yang bersifat konseptual dan juga berfungsi sebagai pembatas penelitian terhadap fokus penelitian agar tidak keluar dari tujuan awal.

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini mencakup; konsepsi mengenai kebudayaan sebagai pengantar dan ideologi penelitian antropologi yang berbasis etnografi, konsepsi mengenai komunikasi dalam ranah kebudayaan, dan konsepsi identitas etnik mengenai pelestarian dan ekspresi dalam siaran radio streaming

berbasis siaran etnik. a. Kebudayaan

Kebudayaan dalam hal ini mengutip pendapat E.B Tylor (1871:1) yang mengatakan bahwa :

(25)

Terjemahan bebas :

"Budaya atau peradaban ... adalah bahwa keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat." "Budaya atau peradaban ... adalah bahwa seluruh kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat."

Secara umum pendapat Tylor (1871:1) mengenai kebudayaan dapat diartikan bahwa kebudayaan atau peradaban merupakan suatu bentuk secara keseluruhan yang didalamnya terdapat aspek pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, norma, dan kemampuan lainnya serta perilaku yang diperlukan oleh individu manusia sebagai anggota dari masyarakat.

Lebih lanjut, Kottak (2007:42) mengungkapkan bahwa “On the basis of cultural learning, people create, remember, and deal with ideas”. Dalam hal ini, Kottak (2007:42) menyatakan bahwa dasar dari suatu bentuk pembelajaran kebudayaan adalah penciptaan oleh masyarakat, mengingat dan kesepakatan terhadap beragam ide dalam kehidupan.

(26)

Dalam konteks ini, siaran radio streaming berbasis etnik merupakan suatu bentuk kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat pendukung kebudayaan atau bentuk komunitas yang disebutkan oleh Turner (Kottak, 2007:214) sebagai :

“a social aspect of collective liminality called communitas ... an intense community spirit, a feeling of great social solidarity, equality, and togetherness. People experiencing liminality together form a community of equals”.

Terjemahan bebas :

"Aspek sosial liminalitas kolektif disebut communitas ... semangat komunitas yang kuat, rasa solidaritas yang besar sosial, kesetaraan, dan kebersamaan. Orang yang mengalami liminalitas bersama-sama membentuk sebuah komunitas yang setara ".

Pendapat tersebut memberi penekanan terhadap peran serta individu dalam kelompok/komunitas budaya sebagai bagian dari penciptaan, pelestarian dan bentuk kesepakatan terhadap ide dan identitas etnik dalam kehidupan masa kini.

Selanjutnya Appadurai (1996:33) menegaskan hal tersebut dengan membagi pada lima bagian gejala globalisasi, yaitu :

“... five dimensions of global cultural flows that can be termed (a) ethnoscapes, (b) mediascapes, (c) technoscapes, (d) financescapes, and (e) ideoscapes.”

Terjemahan bebas :

"... Lima dimensi arus budaya global yang dapat disebut (a) ethnoscapes, (b) mediascapes, (c) technoscapes, (d) financescapes, dan (e) ideoscapes."

(27)

perkembangan budaya global, b. Mediascapes, peranan dan perkembangan media1

Siaran radio streaming etnik dalam globalisasi sumber : penulis

sebagai bagian dari arah perubahan kebudayaan global, c. Technoscapes, perkembangan dalam ranah teknologi yang mempengaruhi arah perkembangan kebudayaan global, d. Financescapes, pemenuhan atas ekonomi atau penyesuaian kemampuan ekonomi terhadap arah perubahan kebudayaan global dan, d.

Ideoscapes, yaitu perkembangan ideologi dalam kehidupan yang berkembang.

Gambar 1.

Appadurai (1996:3) mengatakan bahwa perkembangan media yang terjadi saat ini turut serta mempengaruhi kehidupan kultural, dimana media tidak hanya sebagai alat komunikasi mengenai aspek internal melainkan telah melangkah pada

(28)

aspek eksternal dan berkaitan dengan fenomena yang terjadi pada berbagai belahan dunia. Perubahan media dari konvensional menjadi media elektronik (modern) telah dapat menembus sekat-sekat yang selama ini sulit untuk dilalui dan dilakukan melalui penggunaan media konvensional.

Ginsburg (2005:21-22) mengatakan bahwa :

“Anthropologists at last are coming to terms with the inescapable presence of media as a contemporary cultural force engaged with the mediation of hegemonic forms and resistence of them; the growth and transnational circulation of public culture; the creation of national and activist social imaginaries, with the development of media as new arenas for political expression and the production of ide ntity.”

Terjemahan bebas :

"Antropolog akhirnya datang untuk berdamai dengan kehadiran tak terhindarkan media sebagai kekuatan budaya kontemporer terlibat dengan mediasi bentuk hegemoni dan resistensi dari mereka; pertumbuhan dan sirkulasi transnasional budaya masyarakat; penciptaan imaginaries sosial nasional dan aktivis, dengan perkembangan media sebagai arena baru untuk ekspresi politik dan produksi identitas. "

Kutipan Ginsburg (2005:21-22) tersebut menyebutkan bahwa antropologi (antropologi media) menjadi sebentuk kajian yang mampu melihat media sebagai bagian budaya kontemporer masa kini, dimana didalamnya terdapat bentuk hegemoni2

(29)

b. Komunikasi

Matei (2009:155) mendefinisikan komunikasi dalam ranah etnografi sebagai bentuk kajian antropologi sebagai “Communication is theoretically a neutral way of sharing knowledge or worldviews and of maintaining social

relationships”. Hal ini diartikan bahwa komunikasi secara teoritis merupakan jalur netral yang tidak berpihak sebagai sarana penyampaian dan berbagi pengetahuan atau wawasan serta sebagai bentuk pemeliharaan hubungan sosial.

Selanjutnya Troike (2003:2) mengatakan bahwa fokus utama dalam kajian etnografi komunikasi adalah community speech sebagai suatu sarana komunikasi yang didalamnya terdapat pola dan diorganisasikan sebagai sistem dari penyelenggaraan komunikasi, dimana dalam proses interaksi tersebut mengikutsertakan keseluruhan sistem budaya.

Community speech yang dalam hal ini diartikan sebagai komunitas yang mempergunakan artikulasi bahasa sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara individu, baik secara langsung melalui proses percakapan, bahasa maupun secara tidak langsung melalui penggunaan media lainnya (radio).

Komunikasi antar individu dan kelompok menurut Troike (2003:13) memiliki fungsi ekspresif (untuk menyatakan perasaan dan emosi), direktif

(permintaan), referensial (proposisi konten benar atau salah), puisi (estetika),

phatic (empati dan solidaritas), dan metalinguistik (sumber kepada bahasa asli atau penggunaan bahasa).

(30)

lingkaran etnik untuk menjadikannya tetap berarti dan memiliki nilai bagi masyarakat (etnik) tersebut.

Penggunaan radio dalam hal ini merupakan suatu bentuk proses diseminasi atau penyebarluasan pemahaman terhadap kebudayaan yang menggunakan sarana komunikasi dan mencakup fungsi-fungsi dalam komunikasi antar individu dan kelompok, dimana radio juga dianggap sebagai media yang mampu melewati batas ruang dan waktu dalam penyampaian informasi secara lokal (kebudayaan) maupun lintas kebudayaan.

c. Identitas Etnik dan Media

Istilah media dan kebudayaan merupakan bentuk dari perkembangan kebudayaan dan keterkaitannya dengan kekuasaan, dimana penyebaran kebudayaan pada masa kini mempergunakan media sebagai alat penyebaran.

Identitas etnik secara sederhana adalah bentuk kepribadian yang menjadi ciri atau jatidiri seorang individu yang berakar pada nilai, norma yang berlaku dalam kelompok etnisnya, seperti penggunaan bahasa, sistem nilai dan perilaku serta aturan-aturan yang berkaitan dengan kehidupan.

Kebudayaan masing-masing etnis memiliki perbedaan dan persamaan pada tahapan-tahapan tertentu, seperti bahasa, nilai dan norma. Dalam kehidupan perbedaan dan persamaan budaya tersebut memunculkan hubungan kebudayaan sebagai suatu strategi dan adaptasi dalam kehidupan.

(31)

sebagai suatu bentuk keterkaitan dengan media, yang dianggap sebagai jalan penyebarluasan terhadap pemahaman mengenai identitas etnik.

Hubungan antara media dan kebudayaan menurut Pitout (dalam Hart, 2011:26-27) dapat diintepretasikan pada dua bentuk, yaitu media sebagai bagian dari kebudayaan dan media sebagai bentuk refleksi atau gambaran dari suatu kebudayaan.

Media teknologi komunikasi berupa radio dianggap sebagai bagian dari

public sphere (ruang umum), dalam hal ini hubungan antara media dan kebudayaan difokuskan pada media sebagai bentuk refleksi atau gambaran dari suatu kebudayaan, yang direpresentasikan pada bentuk siaran radio streaming

berbasis etnik. Identitas etnik dalam hal ini melampaui identitas etnik secara konvensional yang memberi penekanan terhadap pemahaman mengenai identitas etnik dalam lingkup perkembangan zaman dan teknologi.

Barth (1969:10-11) menyatakan bahwa dalam konteks antropologi istilah kelompok etnik melingkupi : 1. Kesinambungan biologis dalam skala besar, 2. Berbagi nilai kebudayaan yang bersifat fundamental (kesatuan terbuka dalam bentuk kebudayaan), 3. Menciptakan lapangan komunikasi dan interaksi, dan 4. Memiliki identitas yang dapat dikenali oleh sesama anggota kelompok etnik maupun diluar anggota kelompok etnik.

(32)

“The media are representation systems that circulate identities with meanings attached to them to help us make sense of ourselves and others ... They are thus important sites in shaping identity because they provide the discursive fields through which meaning can be negotiated”.

Terjemahan bebas :

"Media adalah sistem representasi yang beredar identitas dengan makna yang melekat pada mereka untuk membantu kita memahami diri kita sendiri dan orang lain ... Mereka adalah situs demikian penting dalam membentuk identitas karena mereka menyediakan bidang diskursif di mana artinya dapat dinegosiasikan".

Pendapat tersebut memiliki fokus terhadap media sebagai sistem representasi terhadap kesinambungan identitas dengan arti menggabungkan individu untuk dapat menyadari diri sendiri dan orang lain, dimana individu memiliki hal penting yakni menguatkan peran identitas dalam kehidupan mereka

Kahn (dalam Maunati, 2004:24) memberi gambaran mengenai konstruksi identitas menjadi suatu hal yang umum, ketika identitas budaya dibangun berdasarkan seperangkat kepercayaan dan bersifat secara organik serta memiliki keterbatasan. Hal ini membuka ruang kebebasan dalam merefleksikan identitas yang disesuaikan dengan kondisi tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka media dan identitas merupakan suatu kaitan atau hubungan dalam suatu proses menguatkan peran identitas itu sendiri dan sebagai upaya menegosiasikan mengenai hal-hal tertentu untuk dapat menjadi bagian dari identitas sendiri maupun berbagi untuk menjadi bentuk identitas terhadap orang lain.

(33)

ekspresi dan pelestarian kebudayaan dan konsumsi etnik lainnya sebagai bentuk perbendaharaan kebudayaan yang luas.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran radio streaming berbasis etnik menguatkan identitas etnik dan sebagai bagian dari bentuk ekspresi identitas etnik. Rumusan tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut :

1. Bagaimana radio streaming berbasis etnik menjadi bagian dari bentuk ekspresi identitas etnik ?

2. Mengapa pilihan ekspresi identitas etnik berupa radio streaming ?

3. Bagaimana peran radio streaming berbasis etnik dalam menguatkan identitas etnik ?

4. Bagaimana fungsi radio streaming etnik bagi pendengarnya ?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan radio

(34)

1.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam hal ini adalah Kota Medan yang kemudian dikhususkan pada beberapa stasiun radio streaming yang memiliki siaran berbasis etnik, adapun stasiun radio tersebut adalah :

1. Radio 95,9 FM City Radio - Medan - Medan, sebagai siaran radio

streaming yang berbasis pendengar masyarakat Tionghoa berbahasa Mandarin yang berada di Jl. Pembangunan I No. 6, Medan – 20238 2. Radio 97,10 FM Sikamoni - Medan, sebagai siaran radio streaming

berbasis pendengar masyarakat Karo. Radio ini beralamat di Jl Bunga Cempaka Pasar III Nomor 17, Tanjungsari, Medan

Pemilihan lokasi penelitian pada dua stasiun radio streaming berbasis etnis sebagai bagian mendeksripsikan secara utuh dan menyeluruh mengenai keberadaan siaran radio streaming sebagai bagian dari perkembangan teknologi dan juga penggunaan teknologi dalam hal menunjukkan indentitas etnik.

(35)

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan secara etnografi. Peneliti akan mengungkapkan native’s point of view bagaimana bentuk ekspresi identitas melalui siaran radio streaming

berbasis etnik di Kota Medan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian guna mendapat data-data di lapangan antara lain :

a. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung di lapangan. Proses pengamaran dilakukan dengan cara mengamati ruang dan tempat, siapa pelaku yang terlibat, pendengar (audien), cara dan isi siaran serta instrumen yang digunakan dalam radio streaming berbasis etnik di Kota Medan.

Observasi dalam bentuk partisipasi dan non-partisipasi dalam penelitian yang dilakukan mencakup pada dua bentuk obervasi, yaitu proses observasi pada stasiun radio streaming berbasis etnik dan proses observasi terhadap pendengar siaran radio berbasis etnik. Kedua bentuk ini dilakukan untuk mendapatkan data penelitian yang lebih mendalam mengenai siaran radio streaming berbasis etnik di Kota Medan.

(36)

berinteraksi dengan penyiar maupun staf radio dan juga turut serta dalam kegiatan siaran on-air dengan peran terbatas maupun off-air, sedangkan dalam kegiatan observasi non-partisipasi peneliti mengikuti dan mendengarkan siaran radio tersebut melalui radio maupun fasilitas radio streaming.

Dalam kegiatan observasi partisipasi peneliti juga ikut serta dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan siaran radio streaming berbasis etnik. Tujuan peneliti melakukan observasi partisipasi ini adalah untuk mendekatkan diri lebih dalam pada objek penelitian.

Peneliti mengamati bagaimana cara stasiun radio streaming mengelola siaran berbasis etnik, peneliti juga akan mengamati bagaimana proses siaran radio

streaming berbasis etnik. b. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dua orang yaitu pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan informasi atau jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2006 : 135) dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, yaitu peneliti dan informan berinteraksi satu sama lain dalam waktu yang relatif lama sehingga peneliti dapat membangun rapport dengan informan.

(37)

Pada stasiun radio 95,9 FM City FM peneliti melakukan wawancara kepada beberapa orang penyiar radio tersebut dengan latar belakang etnik Tionghoa yang berbahasa Mandarin maupun dengan latar belakang etnik Jawa dan lainnya, seperti wawancara yang peneliti lakukan kepada Xiao-ling (etnik Tionghoa) dan Aisyah (etnik Jawa).

Proses wawancara pada stasiun radio 97,10 FM Sikamoni peneliti memulai proses observasi dan wawancara terhadap individu yang berada di lokasi stasiun radio dan termasuk juga pengelola stasiun radio, hal ini peneliti lakukan selain untuk dapat memperoleh izin melakukan penelitian dan juga sebagai upaya pendekatan secara personal terhadap pengelola stasiun radio ...

c. Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, individu yang menjadi informan penelitian merupakan individu yang memiliki pengetahuan dan kemampuan terhadap radio

streaming berbasis etnik sebagai informan kunci penelitian, termasuk juga didalam kategorisasi tersebut adalah penyiar radio streaming etnik maupun pendengar siaran radio. Sedangkan, informan pangkal penelitian ini adalah individu yang memberikan data, keterangan yang cukup serta mendukung jalannya penelitian ini.

Kategori informan biasa adalah individu yang memiliki pengetahuan dan kemampuan namun tidak berkaitan langsung dengan kegiatan siaran radio

(38)

Tabel 2. Nama : Aisha Widodo Umur : 29 Tahun Nama : Bapak Wijaya Umur : 34 Tahun

Nama : Firman Ginting Umur : 27 Tahun Nama : Andy Tarigan Umur : 28 Tahun Nama : S. Br Karo-karo Umur : 44 Tahun

Sumber : penelitian yang dilakukan antara bulan Agustus 2014 hingga Januari 2015.

1.7. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan suatu pandangan mengenai penulis untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh dilapangan. Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali atau diedit ulang, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan data lapangan dan hasil wawancara.

Analisis data merupakan proses lanjutan dari bentuk catatan lapangan sebagaimana ditulis oleh Emerson (1995:4-5) sebagai :

“Fieldnotes are accounts describing experiences and observations the researcher has made while participating in an intense and involved manner.”

(39)

“Catatan lapangan yang menggambarkan kumpulan pengalaman dan pengamatan peneliti yang dicatat saat turut berpartisipasi secara intens dan terlibat.”

Penelitian antropologis dengan metode etnografi memberikan suatu bentuk analisis data lapangan berupa “ongoing analysis” yang berarti sebagai proses analisa berjalan terhadap kerja lapangan yang berdasarkan pada observasi dan wawancara terhadap informan.

Langkah selanjutnya data-data ini akan dianalisa secara kualitatif melalui teknik taksonomi data, sehingga data yang diperoleh akan dikategorikan berdasarkan jenisnya. Keseluruhan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber kepustakaan disusun berdasarkan pemahaman akan fokus penelitian atau berdasarkan kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian.

1.8 Pengalaman Lapangan

(40)

Anggraini. Dini adalah adik kandung dari Dian yang merupakan seorang penyiar di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Setelah saya mendapatkan nomornya Dian, saya menghubungi beliau dan membuat janji ketemu di radio. Hal ini ternyata gagal saya lakukan karena Dian tidak mempunyai waktu luang. Dian akan melangsungkan pernikahan dan sdang mengurus segala urusan untuk menikah. Saya diminta untuk menunggu hingga dua minggu.

Setelah menunggu selama dua minggu, kami berjanji untuk bertemu di sebuah cafe di jalan Dr. Mansyur medan. Beliau sudah bekerja sebagai penyiar di radio tersebut selama dua tahun. Beliau bercerita mengenai awal mula bekerja sebagai penyiar di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Akan tetapi informasi yang saya dapatkan kurang banyak dikarenakan waktu Dian yang tidak banyak. Hal ini dikarenakan kk dian harus pergi untuk mengurus tiket keberangkatan ke Bali. Dian adalah seorang istri tentara yang harus setia mengikuti suami yang bekerja di luar kota. Oleh karana itu, beliau harus pindah ke Bali untuk mengikuti suaminya yang ditugaskan disana. Akan tetapi, saya diminta menghubungi Kiki selaku

program director di radio 95,9 FM City Radio - Medan.

(41)

Satu minggu berlalu, dan akhirnya saya bertemu dengan Kiki di kantor radio 95,9 FM City Radio - Medan. Setiba saya di radio City, saya tidak bisa langsung masuk dikarenakan yang boleh masuk kedalam radio adalah pegawai termasuk penyiar dengan menggunakan sidik jari. Satpam melarang saya masuk karena dia belum dapat izin dari dalam radio. Hal ini dikarenakan Kiki belum sampai di radio sehingga tidak ada informasi ke satpam tersebut apakah saya boleh masuk atau tidak. Setelah hampir 30 menit saya menunggu di luar, Kiki tiba di radio. Saya di persilahkan masuk dan menunggu di ruang tunggu. Akhirnya Kiki datang menhampiri saya dan kami memulai percakapan. Kiki menjelaskan semua mengenai radio dari awal terbentuk dan sampai akhirnya pindah ke tempat yang sekarang. Beliau adalah orang yang paling lama bekerja untuk radio 95,9 FM City Radio - Medan. Belaiu menjawab semua pertanyaan saya dengan baik mengenai sistem bekerja di radio. Beliau adalah orang yang bertanggung jawab dalam setiap program yang di siarkan. Program yang beliau atur adalah program radio berbahasa Indonesia. Beliau mengatur semua program mulai dari jadwal siaran, penentuan penyiar mengudara, serta mengatur iklan dan jadwal tamu yang akan ikut mengudara. Tidak terasa sudah satu jam saya berbincang-bincang dengan Kiki yang akhirnya harus kami akhiri dikarenakan Kiki harus bertugas kembali.

(42)

seorang pegawai di radio tersebut. Aisyah adalah seorang penyiar di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Beliau memberikan saya company profile dan memberikan saya waktu untuk melemparkan beberapa pertanyaan. Aisyah termasuk seorang penyiar yang sudah lama bekerja di radio 95,9 FM City Radio - Medan sehingga beliau tahu dengan baik mengenai radio. Beliau bercerita tentang program radio yang terdapat di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Beliau juga menceritakan pengalaman beliau di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Aisyah menjelaskan secara jelas mengenai segmentasi program maupun pendengar. Beliau mengenalkan saya dengan beberapa penyiar yang sudah lama maupun penyiar yang baru bergabung di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Aisyah menemani saya ke beberapa ruangan dan mengijinkan saya untuk mengambil foto. Aisyah memberikan saya izin untuk masuk ke ruangan studio dan berfoto dengan penyiar yang sedang mengudara. Beliau adalah orang yang ramah dan bersahabat. Setelah dua jam lebih saya berada di kantor radio City, saya harus pulang karena hari sudah malam.

(43)

menjelaskan semua program Mandarin yang ada di radio 95,9 FM City Radio - Medan. Beliau menjelaskan bagaimana cara untuk memperoleh bahan siaran, bahasa yang digunakan, hingga bagaimana cara menjadi seorang penyiar yang baik. Xiao Ling memberikan saya daftar program yang sedang digunakan untuk membantu saya dalam mengerjakan skripsi saya. Beliau membuatkan saya bahan siaran pembukaan dan penutupan dengan menggunakan huruf Cina, huruf universal, serta artinya dalam bahasa Indonesia. Beliau juga memberikan saya struktur organisasi perusahaan mereka.

Keesokan harinya saya datang kembali ke kantor radio 95,9 FM City Radio - Medan untuk mencari informasi mengenai bahan berbahasa Mandarin. Akan tetapi saya tidak bertemu dengan Xiao Ling dikarenakan beliau sedang ada rapat. Sebelum Xiao Ling rapat, beliau sudah berpesan kepada temannya kalau saya akan datang dan memintanya untuk menemani saya di radio. Temannya bernama Qiu Xia dan Ding Sum. Mereka memberikan saya banyak informasi mengenai bagaimana menjadi penyiar yang baik. Beliau juga memberi tahu saya bagaimana cara beliau mengudara. Mereka memberikan saya jalan untuk bertemu dengan pendengar setia dari radio 95,9 FM City Radio - Medan. Mereka meminta saya untuk hadir di acara amal dan gathering yang radio buat 2 minggu kedepan. Di acara tersebut saya mendapatkan informasi dari beberapa pendengar setia 95,9 FM City Radio - Medan yaitu Bapak Sugianto, Yanti Lubis, Acuan, Bapak Wijaya, dan Cynthia, dan Bapak Soemardi.

(44)

Medan. Saya mencari tahu terlebih dahulu radio sikamoni dari internet. Setelah mendapatkan alamat tersebut, saya bergegas utnuk pergi ke kantor radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan. Setelah tiba di radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan, saya sangat beruntung bertemu dengan pemilik dari radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan yaitu ibu Drs. Seniwati Br Bangun. Akan tetapi saya harus menunggu 3 hari dikarenakan beliau sedang ada acara yang tidak bisa di tinggalkan.

Akhirnya saya bertemu dengan ibu Drs. Seniwati Br Bangun di radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan. Beliau menanyakan kepada saya tujuan dan maksud saya datang ke radio. Setelah selesai menjelaskan semuanya, saya diminta untuk membuat daftar pertanyaan yang akan di tanyakan kepada beliau. Saya diminta datang kembali besok untuk menyerahkan daftar pertanyaan tersebut.

Keesokan harinya saya datang kembali ke radio. Akan tetapi saya tidak bertemu dengan ibu Drs. Seniwati Br Bangun. Saya hanya bertemu dengan seorang penyiar radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan bernama Rosa. Beliau mengambil daftar pertanyaan yang telah saya buat dan diserahkan ke pihak kantor. Saya meminta nomor telepon Rosa untuk membuat janji bertemu. Rosa adalah penyiar yang ramah dan bersahabat. Rosa dengan senang hati memberikan nomor telepon dan membuat janji dengan saya. Walaupun sibuk, beliau tetap bersedia meluangkan waktu buat saya. Akhirnya saya memuat janji bertemu minggu depan.

(45)

Karo. Beliau memberikan saya banyak informasi mengenai siaran berbahasa Karo. Mulai dari pembukaan siaran hingga penutupan siaran. Beliau juga memberikan informasi mengenai program radio serta sistem bekerja di radio tersebut. Semua informasi yang saya butuhkan dapat diberikannya dengan baik dan jelas sehingga saya merasa sudah cukup bahan untuk skripsi saya.

Selanjutnya Rosa memperkenalkan saya dengan beberapa pendengar yang selalu mendengarkan radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan. Ternyata mereka sudah lama bersahabat sehingga saya dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari mereka. Mereka adalah Firman Ginting dan ibu S. Br. Karo karo. Rosa menghubungi mereka dan membuat janji bertemu minggu depan di tempat yang sama saya bertemu dengan Rosa. Setelah seminggu menunggu, saya bertemu dengan mereka dan salah seorang teman saya yang merupakan pendengar setia Sikamoni. Namanya adalah Andy. Semua informan saya sangat cerdas dan mampu bekerja sama dengan memberikan informasi yang saya butuhkan.

(46)
(47)

BAB II

LETAK DAN LOKASI PENELITIAN

2.1 Kota Medan

Kehadiran Medan sebagai sebentuk wilayah perkotaan telah dimulai sejak tahun 15903

Kampung yang diketemukan John Anderson tersebut berpenduduk sekitar 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan yang sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-berosan melalui usaha dagang perkebunan yang dilakukan oleh Jacobus Nienhuys. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa,

, dimana pada masa tersebut Guru Patimpus Sembiring Pelawi singgah dan berdiam diwilayah Deli yang kelak menjadi cikal-bakal Kota Medan dengan melakukan kegiatan pengobatan tradisional.

Sejarah perkembangan Kota Medan semakin mengalami perubahan ketika pada sekitar tahun 1833, John Anderson seorang Eropa mengunjungi tanah Deli dan menemukan wilayah tersebut telah menjadi sebentuk kampung dengan beragam kompleksitas pada masa tersebut.

(48)

dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan.

Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Melayu, Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat (http:www.wikipedia.com/Kota_Medan diakses pada 28 September 2014).

(49)

meter di atas permukaan laut (Medan Dalam Angka, Tahun 2012).

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: Utara : Selat Malaka

Selatan: Kabupaten Deli Serdang Barat : Kabupaten Deli Serdang Timur : Kabupaten Deli Serdang

Kota Medan juga memiliki kontur wilayah yang memberikan dampak positif pada perkembangan kota, sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan, yaitu : Tab el 3.

Wilayah Kecamatan di Kota Medan Medan

Tuntungan

Medan Johor

Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan

Maimun

Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan

Sunggal

Medan Helvetia

(50)

2.1.1 Kependudukan Kota Medan

Kota Medan sebagai sebentuk wilayah memiliki masyarakat dengan beragam latar belakang etnis, diantaranya : Jawa, Batak Toba, Tionghoa, Mandailing, Minang, Melayu, Karo, Aceh, Simalungun dan Pakpak.

Adapun jumlah masing-masing penduduk berdasarkan persebaran etnis di Kota Medan adalah :

Tab el 4.

Persebaran Etnis dan Jumlah di Kota Medan

No Suku Bangsa Jumlah

Batak Toba, Tapanuli Utara Cina

Sumber : Medan Dalam Angka, Tahun 2001.

(51)

Dalam konteks penelitian ini, jumlah penduduk suku bangsa Cina (Tionghoa) berperan sebagai basis pendengar dan jangkauan siaran radio

streaming 95,9 FM City Radio - Medan - Medan yang menyiarkan siaran radio dengan konten siaran Tionghoa berbahasa Mandarin.

Sedangkan jumlah masyarakat etnis Karo yang tercatat sebagai bagian dari masyarakat Kota Medan secara menyeluruh adalah sejumlah 78.129 Jiwa atau sekitar 4.10% dari jumlah penduduk Kota Medan secara keseluruhan.

Jumlah masyarakat etnis Karo di Kota Medan sebanyak 4.10% dipengaruhi faktor commuter, yaitu penduduk berpindah dari wilayah Tanah Karo kearah Kota Medan sebagai wilayah kerja sehingga kehadiran masyarakat etnis Karo di Kota Medan pada umumnya berstatus pendatang dan tidak menetap.

Etnis Karo di Kota Medan dapat juga disebut sebagai etnis tempatan, yaitu kelompok etnis yang memang mendiami wilayah Kota Medan. Kehadiran dan jumlah etnis Karo di Kota Medan berkaitan dengan penelitian ini, pada aspek pendengar siaran radio streaming 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan yang menghadirkan siaran hiburan, adat budaya Karo yang juga mempergunakan bahasa pengantar berupa bahasa Karo.

Data Kependudukan tersebut dalam penelitian ini juga dapat dibaca bahwa kehadiran etnis dalam komposisi masyarakat Kota Medan membuka peluang tumbuhnya stasiun siaran radio streaming dengan basis etnis di Kota Medan.

(52)

terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan, sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).

Tab el 5.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Medan Tahun 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, Tahun 2011.

Dilihat dari struktur umur penduduk Kota Medan dihuni lebih kurang 1.424.855 jiwa berusia produktif (15-59 tahun), jumlah tersebut memberikan suatu gambaran terdapat sekitar 1.424.855 jiwa yang menjadi sarosan jangkauan siaran radio streaming etnik (95,9 FM City Radio – Medan dan 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan) dikarenakan pada rentang usia 15 hingga 59 tahun tersebut pada umumnya adalah individu yang mulai menggunakan gadget, sekolah, bekerja, mencari hiburan dan sebagainya.

(53)

2.2 Sejarah dan Perkembangan 95,9 FM City Radio - Medan

PT. Radio Mutiara Mandiri Buana Swara atau lebih dikenal dengan 95,9 FM City Radio - Medan, pertama berdiri pada tanggal 17 Juli 2005, dan sejak 1 Agustus 2010 telah bernaung di bawah manajemen baru. 95,9 FM City Radio - Medan yang sejak awal tahun 2013 memiliki tagline baru "The Best Variety Station", mengubah konsep radio dengan menyuguhkan variasi program acara yang tebaik bagi segmen pendengarnya. Variasi tersebut mencakup siaran berbahasa Indonesia dan Mandarin, lagu-lagu dari mancanegara dan Indonesia, serta berbagai program acara pilihan.

95,9 FM City Radio – Medan merupakan siaran radio yang berada di frekuensi 95,9 FM (frequency modulation) dan memancarkan siaran radionya dalam jangkauan Kota Medan dan sekitarnya. Sebagai stasiun radio, 95,9 FM City Radio - Medan memiliki tagline (motto) yang menjadi identitas keberadaan radio tersebut dengan mengusung “The Best Variety Station”, yang bermaksud memperkenalkan dan menguatkan siaran radio yang dilakukan oleh 95,9 FM City Radio - Medan dengan program keberagaman konten siaran, dimana keberagaman dalam hal ini dimaksudkan sebagai konten siaran radio merupakan bentuk percampuran segmentasi pendengar dan memiliki fokus terhadap segmentasi pendengar etnik Tionghoa walaupun tidak menutup kemungkinan terhadap pendengar dengan latar belakang etnik lainnya.

(54)

Lagu-lagu yang diperdengarkan di 95,9 FM City Radio - Medan yakni Lagu-lagu Best Top 40 Hits (era tahun 2000), lagu kenangan (era tahun 1980 dan 1990 yang menjadi hits), serta lagu-lagu hits terbaru4

Lokasi 95,9 FM City Radio - Medan di Kota Medan Lokasi Stasiun 95,9 FM City Radio - Medan di Kota Medan

terdapat di Jalan Pembangunan I No. 6 Medan - 20238 Sumber : googlemaps.com (data diolah penulis).

Program siaran 95,9 FM City Radio - Medan sangat bervariasi, yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni program acara Mandarin, dan Indonesia. Untuk program Mandarin dapat di kelompokkan menjadi beberapa kategori, yakni:

. Khusus lagu Mandarin, 95,9 FM City Radio - Medan merupakan satu-satunya radio di Kota Medan yang memperkenalkan lagu-lagu baru dan mempopulerkannya, walaupun masih tetap memutar lagu-lagu yang hits serta lagu-lagu Mandarin Oldies. Selain itu, juga terdapat lagu hits korea yang diputar setiap satu jam sekali selama program acara berbahasa Mandarin.

Gambar 2.

(55)

Tab el 6.

Kategori Acara 95,9 FM City Radio - Medan

Kategori Nama Acara

Entertainment (Hiburan) 城市排行榜 (Mandarin Music Chart)

• 城市好音乐(Best Variety Hits)

• 城市名人堂(Hall of Fame)

• 城市怀念之夜(Mandarin Oldies Night)

• 城市娱乐报(City Infotainment)

Lifestyle (Gaya Hidup) 养生之道(The Way of Health)

• 时尚女王(Fashion Queen)

听闻天下(World Touring)

• Buddhaghosa

Information (Informasi) 城市多资多彩(Colorful City) Family (Keluarga) 城市儿童乐园(Kids Funland)

Fun (Gembira) 猜歌高手(Song Master)

• 城市之谜(Brain Teaser)

• 烦恼回收站(Happy Bin)

城市爱疯狂(Crazy Night)

Sumber : Data diolah oleh penulis.

2.2.1 Visi dan Misi City Radio 95,9 FM - Medan

Adapun visi dan misi 95,9 FM City Radio - Medan sebagai institusi penyiaran gelombang radio (pemancar dan streaming) adalah :

Visi City Radio 95,9 FM - Medan

• Menjadi stasiun radio terkemuka dengan layanan prima yang dapat

(56)

• Menjadi stasiun radio informasi dan hiburan terdepan bagi pebisnis,

eksekutif, dan umum,

• Menjadi stasiun radio multi-lingual (Indonesia, Mandarin, dan Inggris)

terkemuka di Kota Medan.

Misi City Radio 95,9 FM - Medan

• Memberikan informasi yang akurat dan menarik bagi para pebisnis,

eksekutif, perumah tangga, dan umum.

• Menyuguhkan program siaran yang kreatif dan menarik, serta menghibur

pendengarnya.

• Membantu perusahaan-perusahaan dalam hal branding dan promosi

produk maupun jasa.

• Membantu pemerintah untuk mensosialisasikan program dan pesan

layanan masyarakat.

(57)

Gambar 3. Ruang Studio 95,9 FM City Radio - Medan Medan

2.3 Sejarah dan Perkembangan Radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan Radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan berdiri tahun 1981 dengan pelopor pendirinya P. Sitepu dan Drs. Seniwati Br Bangun. Dengan konsep awal sebagai satu-satunya radio berbahasa Karo yang kemudian berkembang juga menjadi sebentuk stasiun radio yang juga menyelipkan program - program acara yang berbahasa Indonesia untuk menjaring pendengar (audience) lebih banyak lagi.

(58)

Keterbatasan kesempatan bagi masing-masing etnik se-Indonesia untuk melakukan siaran (radio dan televisi) menjadi pemicu timbulnya radio berbasis etnik diseluruh Indonesia, salah satunya adalah kemunculan radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan melalui siaran berbahasa Karo yang mengakomodinir aspirasi masyarakat Karo secara luas mengenai perkembangan dan ikut serta masyarakat Karo dalam arus informasi secara lokal, nasional dan global.

Gambar 4. Lokasi Radio 97,10 FM Radio Sikamoni di Kota Medan Lokasi Stasiun Radio 97,10 FM Radio Sikamoni di Kota Medan

terdapat di Jl Bunga Cempaka Pasar III Nomor 17, Tanjungsari, Medan Sumber : googlemaps.com (data diolah penulis).

(59)

2.3.1 Visi dan Misi Radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan Visi

• Menjadi salah satu radio yang melestarikan kebudayaan Karo di Sumatera

Utara. Misi

• Menjadi acuan stasiun radio Karo di kawasan Sumatera Utara,

• Menjadi sarana hiburan (entertainment) bagi masyarakat.

Visi dan misi radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan secara umum menyiratkan bahwa siaran radio yang dilakukan lebih diutamakan kepada usaha pelestarian kebudayaan Karo di Sumatera Utara secara umum termasuk Kota Medan, selain itu misi yang diemban oleh radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan juga menggambarkan suatu usaha untuk menjadikannya sebagai acuan dalam siaran radio dengan konten siaran berupa kebudayaan Karo di Sumatera Utara.

Visi dan misi radio 97,10 FM Radio Sikamoni - Medan, baik dalam bentuk aplikasi pemancar dan streaming membentuk segmentasi untuk menjangkau pendengar pada masyarakat etnis Karo secara luas.

2.4 Etnik Tionghoa di Kota Medan

(60)

2.4.1 Sejarah Etnik Tionghoa di Kota Medan

Mengutip sejarah Kota Medan (pemkomedan.go.id diakses pada 23 November 2014) mengenai sejarah kedatangan dan perkembangan etnis Keberadaan etnis Cina di Kota Medan di mulai pada abad ke-15, dimana ketika armada pedagang Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur untuk berdagang dengan cara barter. Hubungan dagang tersebut berlangsung dalam waktu lama sehingga sebagian pedagang tersebut menetap di Sumatera Timur.

Ketika usaha perkebunan tembakau kolonial Belanda di Deli terus berkembang maka pengusaha kolonial Belanda mendatangkan tenga kerja dari daratan Cina karena mereka tidak cocok dengan sistem kerja dan perilaku buruh pribumi. Pada tahun 1879 tercatat 4.000 orang kuli Cina, dan pada tahun 1888 tercatat 18.352 orang kuli Cina. Setelah kontrak mereka habis, para buruh Cina banyak bermukim di kota-kota, dan bekerja sebagai pedagang, pemilik toko, petani kecil, nelayan dan penjual barang bekas.

Keberadaan etnis Tionghoa di Kota Medan secara singkat dapat dilihat dari kedatangan etnis Tionghoa sebagai pedagang di Kota Medan pada masa kolonial Belanda. Pihak kolonial Belanda pada masa itu secara sengaja memasukkan keberadaan etnis Tionghoa untuk mengisi struktur kehidupan masyarakat Medan yang bergerak menuju perkembangan sebuah perkotaan.

2.4.2 Jumlah Penduduk Etnik Tionghoa di Kota Medan

(61)

Medan. Etnis Tionghoa menempati urutan ketiga terbanyak dengan jumlah 216.195 jiwa (10,65 persen) setelah etnis Jawa 670.509 jiwa (33,03 persen) dan etnis Batak (Simalungun, Tapanuli, Pakpak dan Nias) 424.879 jiwa (20,93 persen). Pada tahun 2010, Dinas Kependudukan (Disduk) melaporkan jumlah penduduk Kota Medan sudah mencapai 2.721.789 jiwa. Diperkirakan pertambahan penduduk dari etnis Tionghoa mengalami peningkatan yang pesat. Sebab, di beberapa kecamatan terdapat penduduk etnis Tionghoa dalam jumlah relatif besar.

Keberadaan etnis Tionghoa sebagai bagian dari komposisi masyarakat Kota Medan dan Indonesia tidak dilalui dengan mudah melainkan melalui jalan yang sulit, hal ini setidaknya dapat dibagi pada dua periode sulit terhadap keberadaan etnis Tionghoa di Kota Medan dan Indonesia, yakni masa 1965 ketika terjadi pergolakan yang berujung pada pemberontakan dimana paham komunisme yang pada masa itu berkembang di Indonesia turut menyeret peran dan keberadaan Tionghoa sebagai negara dengan paham komunis terbesar di dunia.

Selain tahun 1965, periode lainnya adalah tahun 1998 dimana terjadi pergolakan politik yang disebabkan oleh sikap otoriter rezim yang berkuasa. Periode kelam 1998 bagi keberadaan etnis Tionghoa dikenal sebagai “mei berdarah” ataupun “kerusuhan mei '98.”

(62)

keberadaan etnik Tionghoa di Indonesia dan Kota Medan tidak serta-merta menjadi bagian dari komposisi masyarakat melainkan membutuhkan proses yang panjang.

Perkembangan selanjutnya, di masa pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, Instruksi Presiden (Inpres) No 14/1967 yang melarang etnis Tionghoa merayakan pesta agama dan penggunaan huruf-huruf China dicabut. Selain itu juga ada Keppres yang dikeluarkan Presiden Abdurrahman Wahid memberi kebebasan ritual keagamaan, tradisi dan budaya kepada etnis Tionghoa; Imlek menjadi hari libur nasional berkat Keppres yang dikeluarkan pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Di bawah kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, agama Khonghucu diakui sebagai agama resmi dan sah. Pelbagai kalangan etnis Tionghoa mendirikan partai politik, LSM dan ormas.

2.4.3 Kegiatan Etnik Tionghoa di Kota Medan

Saat ini etnis Tionghoa di Kota Medan merupakan etnis yang paling dominan dalam penguasaan sumber daya ekonomi dan orang-orang kaya di Medan merupakan orang dari etnis Tionghoa. Hal ini tidak terbatas saja pada etnis Tionghoa di Kota Medan tetapi juga etnis Tionghoa yang ada di Indonesia secara umumnya merupakan pemilik dan pebisnis-pebisnis yang menguasai dan mengendalikan ekonomi.

(63)

ekonomi. Hal ini mendukung mengenai keberadaan etnik Tionghoa dalam komposisi masyarakat etnik di Kota Medan yang memiliki kekuatan dan kesuksesan dalam bidang perekonomian.

Keunggulan etnis Tionghoa dalam bidang ekonomi tidak terlepas dari budaya mereka dalam berdagang yang mereka rintis sejak mereka tiba ke Medan. Keunggulan etnis Tionghoa pada bidang ekonomi tidak terlepas pada ikatan kekerabatan yang menyadiakan jaringan sosial dikalangan mereka. Jaringan sosial terbentuk dimulai dari ikatan-ikatan kekeluargaan dan ikatan-ikatan pertemanan yang terjalin dalam komunitas etnis Tionghoa.

2.4.4 Organisasi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

Kehidupan masyarakat Tionghoa di Kota Medan terangkum dalam beberapa bentuk ikatan sosial (organisasi masyarakat, kelompok, dan lain sebagainya) sebagai bentuk lembaga yang mewadahi hubungan antar masyarakat Tionghoa di Kota Medan.

Adapun bentuk-bentuk ikatan sosial masyarakat Tionghoa di Kota Medan meliput i ikatan sosial yang didasarkan oleh marga (klan), ikatan sosial ini diberi nama PSMTI atau Perhimpunan Sosial Marga Tionghoa Indonesia, keanggotaan berdasarkan marga (klan) yang turut serta dalam penulisan nama pada masing-masing individu masyarakat Tionghoa.

(64)

Selain organisasi yang telah disebutkan masih banyak terdapat organisasi dan ikatan sosial lain yang berlatar-belakang etnik Tionghoa di Kota Medan, baik yang disatukan oleh daerah asal, satu persaudaraan (klan atau marga), satu pekerjaan maupun satu afiliasi yang sama dalam kehidupan bermasyarakat.

Secara umum keberadaan organisasi masyarakat Tionghoa di Kota Medan selain sebagai institusi yang menghimpun individu Tionghoa yang berada di Kota Medan, juga sebagai media komunikasi diantara individu Tionghoa yang bermukim di Kota Medan. Keberadaan organisasi masyarakat dan ikatan sosial juga dapat dipandang sebagai basis etnik serta institusi representatif terhadap keberadaan suatu etnik di wilayah tertentu.

2.5 Etnik Karo di Kota Medan

Gambar

Siaran radio streaming etnik dalam globalisasi Gambar 1.
Tabel 2. Informan Penelitian
Tabel 3.  Wilayah Kecamatan di Kota Medan
Tabel 4. Persebaran Etnis dan Jumlah di Kota Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suryadi : Makna Ideasional Dalam Bahasa Siaran Radio Non-Berita Di Medan, 2002 USU Repository © 2008... Suryadi : Makna Ideasional Dalam Bahasa Siaran Radio Non-Berita Di Medan, 2002

Radio siaran RRI stasiun Medan pada awal siarannya tidak pernah berkumandang di Medan, radio siaran RRI Stasiun Medan baru bisa berkumandang untuk pertama kalinya di kota

kepuasan pendengar terhadap siaran Edan Bola pada radio RCB FM

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Peran Radio SAMA FM dalam Dakwah di Masyarakat (Studi Kasus Program Siaran Radio SAMA FM di Perumahan Jatisari

KISS FM adalah radio yang telah dibentuk selama 40 tahun lebih menjadi ikon anak muda Kota Medan, jadi tidak salah kalau dibilang radio kebanggaan Kota Medan ini adalah yang

Selanjutnya, pengabdian ini bekerja sama pula dengan Dinas Pendidikan Kota Surakarta untuk penentuan data peserta pelatihan perancangan konten siaran radio streaming Konata

Dengan dasar uraian diatas solo_radio FM merupakan satu- satunya radio yang mengadakan siaran dengan format selalu interaktif atau berkomunikasi.. dengan pendengar secara

Program siaran Lang Lang Kota Radio Mayangkara FM adalah program siaran utama yang dirancang sebagai ruang publik bagi pendengar (masyarakat) untuk menyampaikan informasi