• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA MILITER DENGAN CHINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA MILITER DENGAN CHINA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA MILITER

DENGAN CHINA

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

FERRY DWI PROVIANTO

07260006

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA

: Ferry Dwi Provianto

NIM

: 07260006

Jurusan

: Hubungan Internasional

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi

: KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA

MILITER DENGAN CHINA

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Pembimbing II

M. Syaprin Zahidi, M.A.

Ayusia Sabhita K, S. IP., M. Soc. Sc.

Mengetahui :

Dekan

Ketua Jurusan

FISIP UMM

Hubungan Internasional

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA

: Ferry Dwi Provianto

NIM

: 07260006

Jurusan

: Hubungan Internasional

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi

: KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA

MILITER DENGAN CHINA

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada : Selasa

Tanggal : 26 Februari 2013

Tempat : Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional

Mengesahkan,

Dekan FISIP

UMM

Dr. Wahyudi, M.Si.

Dewan Penguji:

1.

Gonda Yumitro, M.A.

Penguji 1

(

)

2.

Ruli Inayah R, S.Sos., M.Si.

Penguji 2

(

)

3.

M. Syaprin Zahidi, M.A.

Penguji 3

(

)

(4)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama

: Ferry Dwi Provianto

2. NIM

: 07260006

3. Jurusan

: Hubungan Internasional

4. Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Jenjang Studi

: Strata Satu (S-1)

7. Judul Skripsi : KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM

KERJASAMA MILITER DENGAN CHINA

8. Pembimbing

: I. M. Syaprin Zahidi, M.A.

II. Ayusia Sabhita K, S.IP.,M. Soc. Sc.

9. Pembimbingan : Lihat Tabel

WAKTU

PARAF

KETERANGAN Pembimbing

I

Pembimbing II

12 Juni 2011 Pengajuan Judul

21 Juni 2011 ACC Judul Skripsi

03 Januari 2013 ACC Seminar

Proposal

13 Januari 2013 Seminar Proposal

02 Februari 2013 ACC BAB I

26 Februari 2013 ACC Bab II

10 Maret 2013 ACC Bab III

30 April 2013 ACC Bab IV dan V

03 Mei 2013 ACC Ujian Skripsi

Malang, 30 Mei 2013

Pembimbing I,

Pembimbing II,

(5)

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: Ferry Dwi Provianto

Tempat Tanggal Lahir

: Gresik, 29 Februari 1988

NIM

: 07260006

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :

KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA MILITER DENGAN

CHINA

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Mei 2013

Yang Menyatakan,

(6)

vi

ABSTRAKSI

Ferry Dwi Provianto,

2013, 07260006,

Universitas Muhammadiyah Malang,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hubungan Internasional,

Kepentingan

Pakistan Dalam Kerjasama Militer Dengan China

.

Pembimbing I: , M. Syaprin

Zahidi, M.A. Pembimbing II : Ayusia Sabhita Kusuma, S. IP., M. Soc. Sc.

Realitas dunia internasional yang kompleks ditandai oleh berbagai bentuk

perilaku negara yang tidak menentu. Dalam kondisi seperti itu, setiap negara di

dunia dihadapkan pada persoalan keamanan yang dilematis. Suatu negara tidak

memiliki jaminan apa pun bahwa negara lainnya akan selalu berprilaku sesuai

dengan arah politiknya. Kedaulatan negara tergantung pada negara itu sendiri,

bukan niat baik negara lain.

Secara teoritis, melalui pendekatan

Politik Luar Negeri dan Kepentingan

Nasional,

setiap negara dituntut untuk mencapai kepentingan nasionalnya secara

maksimal sebagai syarat menjamin kemanan internasionalnya. Suatu negara

dituntut untuk melakukan cara-cara apa saja yang dapat menjamin bahwa negara

lain tidak mengancam kedaulatannya. Salah satunya adalah dengan melakukan

kerjasama militer, seperti yang dilakukan Pakistan.

Kerjasama milter Pakistan dengan China dapat dilihat dalam dua wilayah,

politik dan ekonomi. Secara politik, kerjasama militer Pakistan dapat dilihat

dalam tiga sub-wilayah, yaitu, bilateral, regional, dan global. Sedangkan secara

ekonomi, Pakistan berkepentingan untuk meningkatkan industri persenjataan

sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

Kata kunci : Kerjasama, Militer dan Kepentingan Nasional.

Malang, 30 April 2013

Peneliti

Ferry Dwi Provianto

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(7)

vii

ABSTRACT

Ferry Dwi Provianto,

2013, 07260006,

Muhammadiyah University of Malang,

Faculty of Social and Political Science, International Relations,

Pakistan’s

Interest In Military Cooperation With China

,

Advisor I: Drs. M. Syaprin Zahidi,

M.A. Advisor II : Ayusia Sabhita Kusuma, S. IP., M. Soc. Sc.

Complex international reality characterized by various forms of state

behavior is erratic. In such conditions, every country in the world are faced with

the dilemma of security issues. A country does not have any guarantee that other

countries will always behave in accordance with its political direction.

Sovereignty of the state depends on the state itself, not the goodwill of other

countries.

Theoretically, the approach Foreign Policy and National Interests, each

state is required to achieve maximum national interests as a condition for its

international security guarantees. A state is required to perform any ways to

ensure that other countries do not threaten its sovereignty. One way is to conduct

military cooperation, as did Pakistan.

Pakistan military cooperation with China can be seen in the two regions,

politics and economics. Politically, Pakistan military cooperation can be seen in

the three sub-regions, ie, bilateral, regional, and global. While economically,

Pakistan's interest to increase armaments industry that can compete with other

countries

Keywords: Military Cooperation and National Interest

Malang, 30 April 2013

Researcher

Ferry Dwi Provianto

Approve by,

Advisor I Advisor II

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat,

nikmat,

taufik,

dan

hidayah-Nya

sehingga

skripsi

dengan

judul

KEPENTINGAN

PAKISTAN

DALAM

KERJASAMA

MILITER

DENGAN

ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta Salam tak lupa penulis

haturkan kepada junjungan besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan

kepada kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang yaitu Dinul

Islam.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan

Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala

keterbatasan yang penulis miliki, masih banyak kekurangan-kekurangan yang

harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi dunia

pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1.

My Dad, Bpk Suyadi dan My Mom, Ibu Rina Agustina

yang dengan penuh

kesabaran dan pengorbanannya selalu memberikan semangat, doa dan

dorongan,serta bantuan material maupun non material agar penulis dapat

menyelesaikan studi.

2.

Keluarga besarku di manapun berada, terima kasih atas doa dan

semangatnya.

3.

Bapak Muhadjir Efendi, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

4.

Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

ix

memberikan bantuan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6.

Dosen-dosen Jurusan Hubungan Internasional seluruhnya yang telah

mengajar dan berbagi ilmu serta pengalaman dari semester 1 hingga skripsi.

Ruli Inayah Romadhoan, S.Sos., M.Si, Tonny Dian Effendi, S.Sos., M.Si,

Gonda Yumitro M.A, Ayusia Sabhita K, S. IP., M. Soc. Sc, Dyah Estu K,

S.sos., M.Si, dll.

7.

Sahabatku anak-anak kontrakan ATEN UYEE : Firdaus

‘Xenia’

Asmarinda,

Jhoni

‘Rush’

Setiawan,

Abim ‘Madupan’, Putra ‘Fab’

Doni Irsyah,

Audifadh,

Wahyu ‘Kimik’ Hidayat,

Jay Arya, M. Hadi Sensei Sururin Tora

Sudiro, Permadi ‘SteelSeries’

,

Riki ‘Tukinyong’ Rahmawan

serta guru besar

kontrakan Ahmad ‘Kacong Uyee’ Juhairi

yang selalu ada dan setia

memberikan doa, semangat, dukungan, dorongan dan segalanya serta

kebersamaan yang indah kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi

ini.

8.

Teman-teman HI semua angkatan terutama 2007 yang sudah membagi ilmu,

pengalaman, dan untuk semangat dan kebersamaannya melewati studi ini

bersama-sama.

9.

Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi,

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang

telah penulis sampaikan dalam skripsi ini. Dan semoga penulisan skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya. Akhirnya,

saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam rangka

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.

Malang, 21 Agustus 2013

(10)

x

Motto

Setiap kekalahan selalu ada

strategi baru yang tersembunyi.

Hanya dimengerti oleh yang

(11)

xi

DAFTAR ISI

Hal.

SAMPUL DAN COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

MOTTO ... x

LEMBAR PERSEMBAHAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penulisan ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Tataran Akademis ... 7

1.4.2 Tataran Praktis ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8

1.5.1 Studi Terdahulu ... 8

1.5.2 Konsep dan Teori... 11

1.5.2.1 Teori Politik Luar Negeri ... 11

1.5.2.2 Kepentingan Nasional... 12

(12)

xii

1.5.2.4 Aliansi ... 16

1.6 Metode Penelitian ... 18

1.6.1 Tipe Penelitian ... 18

1.6.2 Tingkat (Level) Analisa ... 19

1.6.3 Teknik Analisa Data ... 20

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

1.6.5 Ruang Lngkup dan Jangkauan Penelitian ... 20

1.7 Argumen Dasar ... 21

1.8 Sistematika Penulisan ... 21

BAB II SEJARAH, KONFLIK HUBUNGAN BILATERAL PAKISTAN. 24

2.1 Sejarah Berdirinya Pakistan ... 24

2.2 Konflik Bilateral Pakistan-India ... 28

2.2.1 Kashmir Sebelum Perang India-Pakistan ... 30

2.2.2 Kashmir Pada Masa Perang India-Pakistan ... 32

2.3 Hubungan Pakistan-China Dalam Kajian Militer ... 36

BAB III POSTUR DAN KERJASAMA MILITER (ALIANSI)

PAKISTAN DENGAN CHINA ... 43

3.1 Postur Militer Pakistan ... 43

3.2 Proyek Kerjasama Pengembangan Alutsista Pakistan-China ... 57

3.3 Persenjataan Nuklir ... 62

BAB IV KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA

MILITER DENGAN CHINA ... 75

4.1 Kepentingan Politis ... 75

4.1.1 Penguatan Posisi Pakistan terhadap India

(Kepentingan Bilateral) ... 75

(13)

xiii

Internasional Amerika Serikat (Kepentingan Global)... 79

4.2 Kepentingan Ekonomis ... 83

BAB V PENUTUP ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 93

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Posisi penulisan ... 21

Tabel 3.1 Lembaga Pengawas dan Pengembangan Nuklir Pakistan... 45

Tabel 3.2 Postur Militer Pakistan Tahun 2002... 46

Tabel 3.3 Postur Militer Pakistan Tahun 2010... 48

Tabel 3.4 Markas Besar dan Basis Utama Militer Pakistan ... 49

Tabel 3.5 Peralatan Militer Pakistan Tahun 2012 ... 53

Tabel 3.6 Perusahaan-Perusahaan Alutsista Pakistan ... 56

Tabel 3.7 Daftar Bantuan China Terhadap Pengembangan Nuklir Pakistan ... 67

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Equipment Angkatan Darat ... 50

Gambar 3.2 Equipment Angkatan Laut ... 51

Gambar 3.3 Equipment Angkatan Udara ... 52

Gambar 3.4 Lokasi Pengembangan Nuklir Pakistan ... 70

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembahasan mengenai Pakistan tidak dapat dilepaskan dari keberadaan

suatu kawasan yang dikenal dengan Asia Selatan. Kawasan ini memiliki posisi

yang strategis dilihat dari letak geografisnya. Wilayah Asia Selatan berbatasan

dengan Arabia dan Laut Bengali, serta memiliki akses langsung ke Samudera

Hindia.

Dalam konteks politik internasional, daya tarik Asia Selatan dapat dilihat

peran India dan Pakistan yang begitu dominan di kawasan tersebut. Ini karena

sejak awal hubungan kedua negara senantiasa diwarnai konflik. Konflik dan

potensi konflik di Asia Selatan utamanya berasal dari hubungan bilateral kedua

negara yang tidak harmonis, yang kemudian menyentuh kepentingan-kepentingan

yang lebih besar sehingga bisa menarik kekuatan-kekuatan di luar Asia Selatan.

Latar belakang terjadinya perang antara India dengan Pakistan berawal

dari konflik politik, yaitu tentang perebutan wilayah Kashmir. Konflik tersebut

bermula pada tahun 1941, yaitu ketika Singh dan penggantinya menguasai

Kashmir. Kemudian, pada sensus tahun 1941, wilayah Kashmir memiliki jumlah

penduduk sebesar 4.021.698 orang, serta 3.101.247 diantaranya adalah beragama

Muslim. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada wilayah yang bergejolak di

Kashmir, 94% penduduknya beragama Muslim. Pada saat itu rakyat Kashmir

(17)

penguasa yang terkenal dengan kekejamannya, terutama pada saat proses

penumpasan pemberontakan yang terjadi pada tahun 1931.1

Konflik Kashmir ini adalah bibit konflik yang terus berkembang dan

belum terselesaikan dengan baik antara di Asia Selatan, khususnya antara Pakistan

dan India. Tercatat ada beberapa kali perang terbuka yang diakibatkan oleh

sengketa wilayah Kashmir ini. Setelah perang pertama yang terjadi pada tahun

1947, perang kedua terjadi kembali pada tahun 1971 yang terus berlanjut dengan

konflik-konflik bersenjata skala kecil yang berlangsung hingga pertengahan tahun

1980an. Tahun 1999, kembali pecah konflik yang dikenal dengan konflik Kargil.2

Konflik Kashmir merupakan salah satu konflik terpenting dalam hubungan

Pakistan dan India. Masalah ini adalah hambatan dalam hubungan kedua Negara.

Karena semenjak kemerdekaan kedua negara, konflik ini tidak pernah reda dan

menjadi pemicu adanya perlombaan senjata antara Pakistan dan India. Menurut

Iftikhar H. Malik, Masalah Kashmir dalam dunia internasional dikenal dalam isu

separatisme, sehingga kelompok-kelompoknya melakukan pergerakan etnik yang

dapat disebut sebagai kaum separatis, berbeda dengan kaum Sikh dan Tamil yang

bergerak untuk otonomi. Kashmir dikategorikan dalam etnis separatis karena

seluruh pergerakannya ditujukan untuk mengkonsolidasikan etno-nasionalisme

1

Yasir M Hadi, Latar Belakang, Proses Dari Konflik Antara India Dengan Pakistan Sampai Saat Ini diakses dari: http://pensa-sb.info/wp-content/uploads/2011/01/LATAR-BELAKANG-PROSES-DARI-KONFLIK.pdf pada tanggal 9 Desember 2012

2

(18)

dengan wilayah Lembah Kashmir menjadi fokus pergerakan yang dimotori oleh

aktivis muslim.3

Konflik kedua negara semakin menghangat ketika India mulai menguji

coba kemampuan nuklirnya pada tahun 1974 lewat proyek Smilling Budha di gurun Pokhran. Tindakan India tersebut mendorong Pakistan untuk

mengembangkan kemampuan nuklirnya pula. Pakistan diketahui telah memulai

progam nuklirnya pada tahun 1956 melalui badan pengembangan atom ( The Pakistan Atomic Energy Commission atau PAEC ) yang dibentuk pada tahun 1956.4 Namun Presiden Zulfikar Ali Bhutto yang menjadi perdana menteri

Pakistan pada 20 Desember 1971 merealisasikan opsi untuk memiliki senjata

nuklir. Dalam perkembangannya, Pakistan memperoleh banyak dukungan China

dalam pengembangan senjata nuklirnya.

Pertikaian panjang antara India dan Pakistan menyebabkan ketidakstabilan

di kawasan Asia Selatan. Keadaan ini mendorong kekuatan-kekuatan besar dunia

untuk berperan di wilayah ini, karena Asia Selatan memiliki nilai strategis. China

dan AS adalah dua kekuatan besar di luar kawasan Asia Selatan yang banyak

berperan dalam hubungan India dan Pakistan.

Pada masa perang dingin, wilayah Asia Selatan juga mendapat perhatian

khusus dari AS karena wilayah ini masuk dalam containment strategy untuk membendung komunisme. Presiden Harry S. Trumman pernah menyatakan

3

Iftikhar H. Malik, The Continuing Conflict in Kashmir Regional Détente in Jeopardy, dalam Ethnic and Religious Conflict (Vermont: Darmouth Publishing Company, 1994), sebagaimana dikutip oleh Ita Mutiara Dewi, Dilema Masalah Kashmir dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan, dalam MOZAIK Vol.1 No. 1, Juli 2006 ISSN 1907-6126, pdf, hlm. 6

4

(19)

mengenai efek domino, yaitu apabila suatu wilayah atau negara berhasil dikuasai

oleh suatu ideologi (dalam hal ini komunis) maka negara-negara disekitarnya juga

berpotensi untuk dikuasai oleh ideologi tersebut.5 Rusia telah berhasil menguasai

dan menanamkan ideologi komunisme di sebagian besar wilayah Eropa Timur. Di

China, komunisme dibawah pimpinan Mao Zedong juga berhasil merebut

kekuasaan dan menyebabkan kaum nasionalis pimpinan Chiang Kai-Sek

menyingkir ke pulau Formosa pada 1949. Cina yang dikuasai oleh komunisme

dianggap AS sebagai ancaman dan hal ini menyebabkan hubungan kedua negara

tidak harmonis.6

Hubungan diplomatik yang baik kedua negara antara Pakistan dan Cina

dimulai pada konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Pada April 1955

Perdana Menteri Pakistan, Mohammad Ali Bogra bertemu dengan Perdana

Menteri Cina, Zhou Enlai. Pakistan adalah salah satu negara yang pertama-tama

mengakui berdirinya Republik Rakyat RRC pada 4 Januari 1950 dan membuka

hubungan diplomatik dengan Beijing walaupun kedua negara memiliki sistem

politik dan ideologi yang berbeda serta meningkatkan kerjasama dalam

membendung ancaman yang datang dari India.7 Namun hubungan awal Cina dan

Pakistan menjadi terganggu dengan masuknya Pakistan ke dalam SEATO yang

merupakan Fakta Pertahanan Pembentukan AS untuk menghadang gerakan China

di Asia.

5Ibid, 6

Taiwan’s 400 years of History : Important millestown from 1600’s to Present diakses dari http://www.taiwandc.org/hst-1624.htm#1945, pada tanggal 7 November 2011

7

(20)

Pakistan pada awal mula kemerdekaannya di tahun 1950an memberi

dukungan pada China untuk duduk dalam Dewan Keamanan PBB. Namun pada

1953 Pakistan menarik dukungannya terhadap China untuk duduk dalam Dewan

Keamanan PBB sebagai akibat dari pengaruh AS. Bahkan Pakistan juga

bergabung dengan CENTO dan SEATO yang merupakan bentukan AS untuk

membendung China secara khusus. China pun menyebut fakta tersebut sebagai

alat “imperialisme Amerika”.

Kenyataan di atas menggambarkan posisi Pakistan diantara dua kekuatan

besar, Amerika Serikat dan China. Sebagai salah satu negara yang cukup strategis

di Asia Selatan, Pakistan menjadi rebutan kedua negara untuk memperluas

pengaruhnya. Kenyataan di atas juga menggambarkan bahwa secara historis,

Pakistan pernah menjalin hubungan baik dengan China dan AS. Secara historis

pula, Pakistan pernah memutuskan hubungan dengan China ketika negara tersebut

bergabung dengan SEATO.

Namun, dalam perkembangannya hubungan Pakistan dengan AS juga

mnengalami kendala. Hal ini terjadi ketika dalam perang Pakistan-India, AS lebih

mendukung India. Permasalahan ini mendorong Pakistan kembali memilih China

sebagai mitra kerjasamanya, terutama di bidang militer. Dorongan yang kuat itu

dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa China merupakan salah satu negara besar

yang menjadi kompetitor kekuatan AS di Asia Selatan,8 bahkan di dunia.

Berdasarkan kepentingan kedua negara, kerjasama Pakistan dan China

terjalin dengan mudah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Menteri Pertahanan

8

(21)

China, Liang Guanglie, dan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Ashfaq Parvez

Kayani. Menurut Liang Guanglie, hubungan bilateral dalam "semua-kondisi persahabatan" China dan Pakistan adalah pilihan strategis dan sesuai dengan kepentingan mendasar kedua negara.9

Sementara itu, Kayani mengatakan Pakistan memandang sangat penting

untuk hubungan dengan China. Dia menambahkan bahwa kedua negara memiliki

kepentingan bersama yang luas baik dalam urusan internasional dan regional.10

Salah satu bukti adanya kerjasama kedua negara adalah sejak tahun 1968 sampai

sekarang adalah, China membantu Pakistan dengan menyuplai persenjataan

seperti pesawat tempur Hongdu k 8 Karakorum yang dibuat pada tahun 1990an.11

Bagi Pakistan, kerjasama dengan China merupakan upaya aktualisasi

kepentingan nasionalnya. Kepentingan Pakistan dalam hal ini, meliputi

kepentingan yang bersifat politis dan ekonomis. Dari sisi politik, tentunya terkait

denga posisi strategis Pakistan di kawasan dan global. Selain itu, Pakistan juga

berkepentingan untuk mengantisipasi agresi India. Sedangkan dari sisi ekonomis,

Pakistan berkepentingan untuk memajukan industri persenjataannya yang

berdasarkan pengalaman, kemajuan industri persenjataan akan berpengaruh pada

kemajuan ekonomi suatu negara. Amerika Serikat dan China adalah bukti yang

paling nyata. Karena itulah, kepentingan-kepentingan Pakistan terkait dengan

kerjasama militernya dengan China menarik untuk diteliti lebih jauh.

9

Intelejen, Cina-Pakistan Perkuat Kerjasama Pragmatis Militer, di aksesl dari

http://www.intelijen.co.id/warta/1704-cina-pakistan-perkuat-kerjasama-pragmatis-militer, tanggal 6 Januari 2012

10 Ibid, 11

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Dari fakta-fakta diatas, maka permasalahan yang diajukan adalah:

Bagaimana kepentingan Pakistan dalam kerjasama militerdengan China?

1.3 Tujuan Penulisan dan Kegunaan Penelitian

Secara khusus, penelitian ini ditujukan untuk memahami secara

komprehensif mengenai kepentingan yang mendorong Pakistan melakukan

kerjasama dengan China dan juga sebaliknya, terutama dalam hal kerjasama

militer. Skenario yang terjadi di wilayah Asia Selatan adalah pola kompetisi

terutama bila kita mencermati hubungan China dan Amerika Serikat. Dua negara

ini memiliki potensi untuk menjadi negara yang hegemon. Di kawasan Asia

Selatan, kedua negara ini saling menancapkan pengaruhnya kepada Pakistan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian diatas, diharapkan mempunyai kegunakaan

dalam dua hal, baik secara keilmuwan maupun praktek

1. Tataran Akademis

Secara umum, penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui,

memahami dan menganalisis realita serta fenomena yang ada dalam Hubungan

Internasional, melalui penerapan konsep dan teori yang relevan dalam ilmu

Hubungan Internasional yang telah didapat dan dipelajari selama penulisan

skripsi.

2. Tataran Praktis

(23)

dalam pembahasan mengenai China dan Pakistan secara khusus dan Asia Selatan

secara umum. Bagi pemerintah Indonesia sendiri implikasi kerjasama militer

dengan China terhadap Pakistan diharapkan bahwa Indonesia dapat menggunakan

pilihan untuk menghadapi ancaman yang datang dari luar. Indonesia dan Pakistan

merupakan negara yang dikategorikan sebagai negara berkembang dan sama-sama

terletak pada posisi strategis. Secara komprehensif, negara yang berada di posisi

strategis rentan terhadap datangnya ancaman. Guna menghadapi ancaman, suatu

negara baik langsung maupun tidak langsung menggunakan pendekatan

militeristik dan mulai meningkatkan (modernisasi) kemampuan persenjataan dan

militernya. Saat ini, Pakistan telah meningkatkan kapabalitas militernya guna

menghadapi ancaman yang datang. Indonesia seharusnya melihat bahwa saat ini

ancaman tidak hanya datang dari dalam (internal) tetapi juga dari luar (eksternal).

Saatnya Indonesia mulai untuk meningkatkan kapabilitas militer. Sehingga

Indonesia telah lebih siap menghadapi ancaman yang datang dari luar.

1.5 Kerangka Pemikiran/ Teori Yang Digunakan : 1.5.1 Studi Terdahulu

No Nama Judul Metodologi dan Penelitian

Hasil

1. Indah Kartika Sari, 2011, UPN “Veteran” Yogyakarta Peningkatan Kerjasama Militer China-Pakistan Masa Pemerintahan Hu Jintao Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Konsep yang dipakai yakni kepentingan nasional, power

dan sphere of

Kepentingan China dalam melakukan kerjasama militer dengan Pakistan untuk meningkatkan statusnya sebagai negara great power

di dunia. Sedangkan,

(24)

influences. adalah untuk memodernisasi senjata serta

pengembangan nuklir yang dibantu oleh Cina untuk

memperkuat pertahanan keamanannya dari ancaman India. 2. Andry Wijaya,

2012, UPN

“Veteran” Yogyakarta Peningkatan Kerjasama Keamanan Perbatasan Antara China dengan Pakistan Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif. Konsep yang dipakai adalah kepentingan nasional dan balance of power

China memiliki dua kepentingan dalam peningkatan kerjasama dengan Pkaistan, yaitu: menjaga perimbangan kekuatan dengan India di kawasan Asia Selatan dan untuk keutuhan dan kedaulatan wilayah negara Cina merupakan kepentingan nasional suatu negara untuk mempertahankan dan melindungi keutuhan wilayah negara dari ancaman dan pengaruh negara lain.

3 Diah Ayu

Pratiwi, 2010, Universitas Indonesia

Strategi Militer Ofensif

Venezuela Dalam Merespon Kehadiran Militer Amerika Serikat di Kolombia Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif-kualitatif. Konsep dan teori yang dipakai adalah security dilemma, asksi reaksi dan teori ofensif-defensif.

Venezuela

menggunakan strategi ofensif karena Amerika Serikat berpotensi menimbulkan ancaman terhadap Revolusi Bolivarian. Strateginya

(25)

Serikat merupakan ancaman eksternal utama terhadap Revolusi Bolivarian.

4. Ferry Dwi Provianto, 2013, UMM Kepentingan Pkaistan dalam Kerjasama Militer dengan China Penelitian ini berbentuk deskriptif. Konsep dan teori yang digunakan adalah politik luar negeri, kepentingan nasional,

deterrence, dan aliansi Dalam kerjasama militer dengan China, Pakistan memeiliki dua bentuk kepetingan, yaitu: kepentingan politik dan

(26)

modernisasi alutsista.

1.5.2 Teori dan Konsep

1.5.2.1Teori Politik Luar Negeri

Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu

negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan

memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. Kebijakan luar negeri

memiliki tujuan untuk memelihara, dan mempertahankan kelangsungan hidup

suatu negara.12 Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai

keadaan dan kondisi di masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui para

perumus kebijakan nasional mampu meluaskan pengaruhnya kepada

Negara-negara lain dengan mengubah atau mepertahankan tindakan Negara lain.

Terkait dengan hubungan suatu negara dengan kejadian dan situasi di luar

negaranya, politik luar negeri mendekatinya dengan tiga pendekatan, yaitu :

Politik Luar Negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a cluster of orientation),

Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak

(as a set of commitments to and plan for action), dan Politik luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour).13

1. Politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a cluster of orientation). Dalam pengertian ini, maka, politik luar negeri merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan terkait dengan situasi eksternal

yang dihadapi.

12

Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, 2005, Bandunng: PT. Ramaja Rosdakarya

13

(27)

2. Politik luar negeri sebagai seperangkat komitment dan rencana untuk

bertindak (as a set of commitments to and plan for action). Kebijakan luar negeri dimplementasikan melalui rencana dan komitmen konkrit yang

dikembangkan oleh para pembuat kebijakan. Tujuannya untuk membina

dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisiten dengan

orientasi kebijakan luar negeri.

3. Politik luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour). Pengertian ini menujukkan berdasarkan pengalaman (terutama diperoleh dari percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan), Artinya,

Politik luar negeri merupakan sebuah langkah-langkah nyata yang diambil

oleh pembuat kebijakan yang berhubungan dengan kejadian atau situasi di

lingkungan eksternal.

Tindakan kerjasama yang dilakukan oleh Pakistan dengan China

merupakan representatif dari pengambil keputusan Pakistan. Untuk menghadapi

ancaman India maka Pakistan membuat sebuah kebijakan luar negeri untuk

beraliansi dengan China dalam kerjasama militer. Kerjasama ini dinilai

menguntungkan kedua pihak baik Pakistan dan China, karena kedua Negara

memiliki kepentingan sama (common interest) di Asia Selatan.

1.5.2.2 Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional merupakan tujuan dari negara yang kemudian

ditindaklanjuti dalam kebijakan luar negeri. Setiap negara pasti memiliki

kepentingan nasional. Dalam beberapa definisi mengenai kebijakan luar negeri,

(28)

para pengambil keputusan untuk menentukan sikap atau tindakan.

Mohtar Mas’oed menyatakan bahwa arti minimum yang inheren di dalam

konsep kepentingan nasional adalah kelangsungan hidup (survival).14 Sementara itu, menurut Morgenthau, kemampuan minimum negara-bangsa adalah

melindungi identitas fisik, politik dan kulturalnya dari gangguan negara-bangsa

lain.15Artinya, negara-bangsa harus bisa mempertahankan integritas teritorialnya

(identitas fisiknya) mempertahankan rezim ekonomi-politiknya (identitas

politiknya) yang mungkin saja demokratis, otoriter, sosialis atau komunis dan

sebagainya. Serta memelihara norma-norma etnis, religius, linguistik, dan

sejahteranya (identitas kulturalnya).16

Kepentingan nasional suatu negara tidak hanya satu keperluan, namun

terdiri dari beberapa kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh negara yang

bersangkutan. Tidak ada negara yang bisa menyelesaikan seluruh yang diinginkan

dalam kebijkan luar negerinya. Oleh karena itu setiap negara harus memiliki

sistem operatif tentang prioritas yang mengatur pilihan-pilihan kebijakannya,

dimana didalamnya tercakup skala prioritas dari kebijakan luar negeri suatu

negara. Tanpa adanya skala prioritas yang jelas dan rinci dalam kebijakan luar

negeri suatu negara akan lebih sulit bagi negara tersebut untuk

mengoperasionalkan kebijakan luar negerinya. Sebaliknya, negara yang

merancang skala prioritas yang baik dalam kebijkan luar negerinya akan lebih

14

Mohtar Mas’oed, 1994, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES, hal. 141

15

H. J Morgenthau, Politics Among Nations, dalam Mohtar Mas’oed, Ibid, hal. 141 16

(29)

mudah dalam melaksanakannya serta mencapai sasaran yang diharapkan dari

kebijakan luar negeri tersebut.

Kerjasama militer yang dilakukan oleh Pakistan dengan China

dilatarbelakangi kepentingan nasional negara Pakistan. Hal ini bisa dilihat dari

kedua negara memilliki hubungan yang sangat harmonis dan saling

ketergantungan. Banyak nilai positif yang dihasilkan dari kerjasama tersebut.

Prioritas yang dilakukan oleh kedua Pakistan adalah mengembangkan kualitas

alutsista militernya dan meminimalisir ancaman yang datang dari India maupun

dari lingkungan yang lebih besar. Hal itu dilakukan untuk menjaga integritas

teritorialnya (identitas fisiknya).

1.5.2.3 Konsep Deterence

Secara harfiah, deterrence adalah penolakan atau pencegahan. Tentu dalam

hal yang akan dibahas ini deterrence sebagai suatu konsep strategi untuk

mencegah terjadinya kontak militer, atau mencegah terjadinya perang. Dengan

konsep deterrence, pencegahan perang dilakukan dengan cara “menciutkan hati”

negara lain yang dianggap sebagai lawan yang berpotensi akan menyerang.

Secara luas, deterence dikenal sebagai situasi dimana salah satu pihak

mencoba untuk mencegah pihak lain untuk melakukan tindakan yang belum

dilakukan. Dewasa ini, pengembangan kekuatan nuklir oleh suatu negara dapat

dikatakan sebagai implementasi dari konsep tersebut.

Menurut Raymon Aron, deterrence tidak pengertian tertentu, baik dalam pengertian umum maupun abstrak, tetapi lebih pada soal mengetahui siapa yang

(30)

keadaan apa (in what circumstances), dan dengan cara apa (by what means).17Pernyataan Aron tersebut menunjukkan bahwa deterrence merupakan kebutuhan suatu negara yang bersifat praktis, daripada teoritis dan tekstual. Oleh

kerena itu, negara dituntut untuk selalu peka dengan kondisi eksternalnya, baik

dalam konteks bilateral, regional, maupun internasional.

Sementara itu, Patrick M Morgan mengemukakan perbedaan antara

general deterrence dan immediate deterrence. General deterrence adalah kebijakan yang bertujuan mengatur hubungan lawan dan kekuatan penyeimbang

dalam jangka waktu yang panjang. Immediate deterrence sebaliknya, merupakan situasi tertentu yang disatu sisi, secara serius, mempertimbangkan potensi

serangan, sedangkan sisi lainnya mempersiapkan ancaman pembalasan untuk

mencegah hal itu, dan kedua belah pihak menyadari apa yang sedang terjadi.18

Pembedaan ini menuntut kesiapan negara untuk, pada waktu yang sama,

bertahan dan menyerang. Hal ini sangat menentukan keberhasilan sebuah negara

dalam konteks deterrence. Maka, berdasarkan konsep deterrence, maka kerjasama militer Pakistan dan Cina merupakan implementasi dari upaya kongkrit Pakistan

untuk bertahan dari segala ancaman yang dapat mengganggu kedaulatannya,

sekaligus menyiapkan diri untuk melakukan serangan balasan.

17

Raymond Aron, “The Evolution of Modern Strategic Thought”, dalam James E. Dougherty dan Rebert L. Pfaltzgraff, Jr., Contending Theories of International Relations, United States: Addison Wesley Longman, Inc. 2001, hal. 371

18

(31)

1.5.2.3 Aliansi (Alliance)

Aliansi merupakan respon atas ketidakseimbangan ancaman (imbalances of “threat”), bukan ketidakseimbangan kekuatan (imbalance of “power”). negara-negara melakukan perimbangan (balancing) dengan dua cara, yaitu aliansi dan bandwagoning. Negara akan beraliansi jika dihadapkan pada ancaman

(threat) atau dominasi (dominate) dari negara lain yang kuat/lebih kuat untuk melakukan perimbangan kekuatan. Menurut Walt, ada dua alasan negara

membentuk aliansi. Pertama, untuk menghentikan negara lain yang berpotensi

menjadi kekuatan hegemon. Kedua, untuk memperluas atau memperdalam

pengaruh atas negara lain yang lebih lemah yang tergabung dalam aliansi, karena

negara-negara anggota yang lemah itu lebih membutuhkan perlindungan daripada

yang kuat.19

Sedangkan, bandwagoning adalah koalisi yang dilihat dari perspektif negara lemah. Dalam sistem internasional yang anarkis, negara yang berada di

dekat atau di antara superpower “mengekor” kepada salah satu negara superpower

tersebut agar kepentingan dan keamanan nasionalnya terjamin. Walt menjelaskan

bahwa, ada dua motif negara melakukan bandwagoning. Pertama, sebagai strategi

memperoleh keamanan. Negara lemah berkoalisi dengan superpower untuk

menghindari serangan dari superpower tersebut. Kedua, sebagai strategi

kemenangan. Negara menjalin koalisi dengan negara lain yang kekuatannya lebih

19

(32)

dominan agar mendapatkan ramapasan kemenangan dalam melawan negara atau

aliansi lain baik berupa territorial maupun pengaruh.20

Aliansi antara Pakistan dan China jelas motifnya. Dimana Pakistan

beraliansi dengan China bertujuan untuk mengurangi hegemoni India di Asia

Selatan. Dapat dikatakan pula kerjasama antara Pakistan dan China merupakan

wujud dari bandwagoning yang dilakukan oleh Pakistan. Pada awal kemerdekaan Pakistan sudah menjadi negara yang sering berkonflik dengan India. Dalam

terjadinya konflik Pakistan pernah mengalami dua kali konflik terbuka, dalam

artian berperang dengan India namun dalam konflik itu Pakistan sering

mengalami kekalahan dari India. Atas dasar itulah Pakistan memulai aliansi serta

kerjasama militer dengan China.

20

(33)
[image:33.612.221.410.181.559.2]

1.5.2.3 Alur Pemikiran

Gambar 1.1 Bagan Alur Pemikiran

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Tipe Penelitian

Penulisan penelitian ini menggunakan tipe deskriptif sebagai salah satu

cara untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dibahas. Deskripsi adalah

upaya untuk menjawab pertanya siapa, apa, dimana, kapan atau berapa. Artinya,

Negara (Pakistan)

Aliansi / Kerjasama Militer Kepentingan Nasional

Pol Luar Negeri

(34)

peneliti akan menelusuri data dalam bentuk gambaran-gambaran (deskripsi).

Metodologi deskripsi merupakan metodologi yang bertujuan untuk

menggambarkan secara tepat individu atau kelompok tertentu, atau untuk

menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala

lain, yang kemungkinan sudah terdapat hipotesis maupun belum sesuai tingkat

pemahaman tentang masalah yang dikaji.21 Dalam hal ini tentang pertimbangan

Pakistan memilih mengadakan kerjasama dengan China yaitu dengan mengadakan

aliansi untuk mengimbangi kekuatan milter India.

1.6.2 Tingkat (Level) Analisa

Mohtar Mas’oed dalam bukunya yang berjudul Ilmu Hubungan

Internasional: Disiplin dan Metodologi menyatakan bahwa terdapat tiga kelompok

tingkat analisa. Tiga kelompok tingkat analisa bisa dilihat dari tiga kemungkinan,

yaitu: 1) Unit eksplanasinya pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan unit

analisannya (Analisa Reduksionis); 2) Unit eksplanasi dan unit analisanya pada

tingkat yang sama ( Analisa Korelasionis); dan 3) Unit eksplanasinya pada tingkat

yang lebih tinggi dibandingkan unit analisanya (Analisa Induksionis).22

Dalam hal penelitian ini, peneliti menggunkan Tingkat Analisa

Reduksionis. Artinya, peneliti akan mendeskripsikan atau menjelaskan tentang

perilaku negara bangsa, yaitu, pertimbangan Pakistan memilih mengadakan

kerjasama strategis dengan China dalam mengimbangi kekuatan milter India.

Sehingga, unit analisanya adalah negara-bangsa. Masih dalam bukunya, Mohtar

21

Mely G. Tan dalam Koentjaraningrat dalam Uber Silahahi,2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Rafika Aditama, hal. 28

22

(35)

Mas’oed juga menjelaskan perilaku individu, kelompok, organisasi, lembaga dan

proses perpolitikan hanya akan diperhatikan sejauh perilaku tersebut berkaitan

dengan tindakan internasional negara yang bersangkutan.23

1.6.3 Teknik Analisa Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif.

Artinya peneliti akan melakukan penelusuran menyeluruh terkait permasalahan

Pakistan memilih mengadakan kerjasama strategis dengan Cina dalam

mengimbangi kekuatan militer India. Kemudian, hasil penelusuran tersebut

peneliti akan metulis atau melaporkan dalam bentuk diskripsi atau penggambaran

secara utuh dan sistematis mengenai permasalahan tersebut.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan penulisan dari sumber-sumber yang ada dan data-data yang dianggap

relevan dalam melakukan penulisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi

kepustakaan dengan mengumpulkan data sekunder dari berbagai bahan, seperti :

internet, tulisan ilmiah, surat kabat, artikel dan bahan-bahan lain sehingga dapat

menunjang jalannya penulisan.

1.6.5 Ruang Lingkup dan Jangkauan Penelitian

Penelitian ini hanya menfokuskan pada kepentingan Pakiskan dalam

melakukan kerjasama militer dengan China, baik secara politik maupun

ekonomi.yang terjadi tahun 1998 hingga 2012, peristiwa-peristiwa yang terjadi

sehingga hubungan kedua negara semakin dekat. Namun tidak menutup

23

(36)

kemungkinan data sebelum 1998 dan sesudah 2012 digunakan sebagai pelengkap

dan penunjang. Secara politik, peneliti akan mencoba menelusuri kepentingan

nasional dalam tiga poin: kepentingan bilateral, kepentingan regional, dan

kepentingan global. Sedangkan secara ekonomi, peneliti mencoba mendekatinya

dengan masalah industrialisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

1.7 Argumen Dasar

Pertimbangan Pakistan memilih mengadakan kerjasama militer dengan

China adalah karena aliansi dengan China dapat menguntungkan Pakistan secara

politis dan ekonomis. Secara politis, kerjasama dengan China dapat memperkuat

posisi bilateral Pakistan terhadap India, memperkuat posisi regional Pakistan di

Kawasan Asia Selatan, dan memperkuat posisi Pakistan dalam percaturan politik

secara global. Secara ekonomis, kerjasama dengan China dapat meningkatkan

industri persenjataan dalam produksi senjata untuk Pakistan sendiri.

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan terbagi dalam lima bab, hal tersebut

dimaksudkan agar permasalahan ini dapat dibahas secara teratur serta saling

berkaitan menuju pokok permasalahan. Maka sistematika penulisannya adalah

(37)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, pokok permasalahan,

kerangka pemikiran yang terdiri dari konsep dan teori, serta ruang

lingkup penelitian dan metode pengumpulan data.

BAB II SEJARAH, KONFLIK DAN HUBUNGAN BILATERAL PAKISTAN

Bab ini memaparkan sejarah berdirinya Pakistan, sistem politik,

berbagai penyebab terjadinya konflik Pakistan-India serta

dimulainya hubungan Pakistan-China.

BAB III POSTUR DAN KERJASAMA MILITER (ALIANSI) PAKISTAN DENGAN CHINA

Bab ini akan membahas kekuatan militer Pakistan pasca adanya

aliansi kerjasama dengan China, bantuan-bantuan militer China

dalam perkembangan militer di Pakistan dalam persenjataan

konvensional maupun persenjataan nuklir.

BAB IV KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM KERJASAMA MILITER DENGAN CHINA

Pada bab ini akan menelaah mengenai kepentingan Pakistan dalam

kerjasama militer dengan China ditinjau dari kepentingan bilateral,

(38)

BAB V KESIMPULAN

Dalam bab ini kesimpulan berisi suatu intisari/ pengumpulan dari

penjelasan pada bab I sampai bab IV yang telah disampaikan

diatas.

LAMPIRAN

Daftar lampiran ini akan berisi berbagai lampiran yang berkaitan

dengan judul seperti halnya peta Asia Selatan, Peta Pakistan, serta

Gambar

Gambar 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Tak dapat dipungkiri bahwa perkem- bangan teknologi yang semakin maju dan berkembang pesat telah mampu mengubah pola hidup manusia, karena pada saat ini telah banyak

Sebagai komunitas gereja dan pribadi, kita bisa berpaling kepada Sang Hidup dengan mengambil waktu teduh dan berdoa, mengu- rangi suara yang menghalangi kita

Menentukan kemungkinan (dua sisi) yang dihubungkan dengan munculnya nilai- nilai yang senilai di bawah pada tabel nilai kritis dari D. Menentukan ukuran

Akan tetapi, sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari bahwa laju

Berikut ini akan diperlihatkan basis pengetahuan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Mata untuk disajikan melalui gejala-gejala yang direpresentasikan dengan kaidah

teorema harga aal dan harga akhir dan beberapa definisi harga akhir dan beberapa definisi dasar lainnya. engan demikian integral men)adi kita ambil sekarang s mendekati

bahwa penetapan batas Desa/Kelurahan dalam satu Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah disepakati oleh Desa Cijantra Kecamatan Pagedangan dan Kelurahan

Penerapan model pembelajaran tipe Team Games Tournament yang telah dilakukan ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran manajemen