• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INVENTARISASI PEMODELAN KOMPONEN

SUPERSTRUCTURES

JEMBATAN CIKUJANG

MENGGUNAKAN BIM TEKLA STRUCTURES

DHIMAS BAGUS NUGRAHA

F44090038

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

(4)

ABSTRAK

DHIMAS BAGUS NUGRAHA. Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures. Dibimbing oleh Ir. MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA M.Sc.

Pemodelan adalah rencana yang menjelaskan suatu objek, sistem, konsep berupa idealisasi. Pemodelan pada konstruksi dilakukan pada fase perencanaan sehingga dihasilkan DED dan As Built Drawing. Inventarisasi merupakan proses pengelolaan terhadap barang dan material agar dapat tersususun dan terorganisasi (Basri 2004). Inventarisasi terhadap konstruksi merupakan hal utama dalam melakukan pengelolaan terutama pada konstruksi milik negara seperti jalan dan jembatan karena sangat mempengaruhi pembiayaan infrastruktur. Inventarisasi yang dilakukan terhadap konstruksi yaitu dengan mengkaji pemodelan komponen struktural secara rinci. Dalam penelitian ini dilakukan inventarisasi terhadap penggunaan komponen struktur bagian atas (superstructures) jembatan Cikujang di Kabupaten Tasikmalaya menggunakan aplikasi Tekla Structures yang berbasis BIM (Building Information Modeling). Tujuan penelitian ini yaitu melakukan pemodelan dan inventarisasi untuk mendapatkan suatu BIM superstructures jembatan Cikujang dengan metode PID atau pengelolaan proyek terintegrasi. Hal ini dilakukan karena belum ada informasi pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang yang rinci. Hasil yang diperoleh yaitu berupa BIM pemodelan 3D dan detail komponen superstructures yang rinci, dan total penggunaan komponen superstructures mencapai 618 unit terinventarisasi. Efisiensi penggunaan material komponen berdasarkan jenisnya disajikan dalam bentuk persentase. Material baja merupakan material terbanyak, yaitu mencapai 87.540%. Dengan inventarisasi dan penyajian BIM diperoleh informasi superstructures jembatan Cikujang yang detail dan proporsional.

Kata kunci: pemodelan, inventarisasi, superstructures, Tekla Structures, BIM

ABSTRACT

DHIMAS BAGUS NUGRAHA. Analysis of The Cikujang Bridge Superstructures Component Modeling Inventory by Using Tekla Structures BIM. Supervised by Ir. MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA M.Sc.

(5)

superstructures to get a BIM with PID method or integrated project management. This is done because there is unavailable of modeling information Cikujang bridge superstructures components are detailed. The results obtained in the form of 3D BIM modeling and detail superstructure components are detailed, and the total use of superstructures components inventory reached 618 units. Efficient use of material components by type is presented in the form of a percentage. The steel material is the most numbers of material, reaching 87.540%. With BIM inventory and presentation obtained information of Cikujang bridge superstructures are detailed and proportioned.

(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

ANALISIS INVENTARISASI PERMODELAN KOMPONEN

SUPERSTRUCTURES

JEMBATAN CIKUJANG

MENGGUNAKAN BIM TEKLA STRUCTURES

DHIMAS BAGUS NUGRAHA

F44090038

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)
(8)

Judul Skripsi : Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures Nama : Dhimas Bagus Nugraha

NIM : F44090038

Disetujui oleh, Pembimbing Akademik,

Ir Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc NIP. 19510604 197703 1 002

Diketahui oleh, Plh. Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Dr. Yudi Chadirin, S.TP., M.Agr NIP. 19740926 199903 1 004

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah analisis pemodelan struktur bangunan, dengan judul Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures.

Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan berupa doa, jasa, maupun saran dalam peneltian ini, yaitu :

1. Allah SWT, atas berkat, rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc selaku dosen pembimbing program studi dan tugas akhir (skripsi).

3. Bapak Risnandar Nurdianto, ST dan Bapak Muhammad Ichwan Hardijanto, ST selaku pembimbing lapang dalam peneltian ini.

4. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan seluruh kerabat penulis di Tasikmalaya, Bandung dan Bogor yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis.

5. Rekan-rekan SIL (Sipil dan Lingkungan) 46 yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam kelas perkuliahan selama tiga tahun dan pengerjaan skripsi ini.

6. Rekan-rekan kost Jalan Raya Dramaga No. 10 (Radar 10), Dramaga Bogor yang telah memberi motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Juni 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

2.1 Definisi Jembatan 2

2.2 BIM (Building Information Modeling) 5

2.3 Tekla Structures 5

2.4 Inventarisasi Material Konstruksi 4

METODE 5

3.1 Bahan 5

3.2 Alat 5

3.3 Prosedur Penelitian 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

4.1 Deskripsi Umum Pemodelan Superstructures Jembatan Cikujang 7

4.2 Pemodelan Superstructures Jembatan 8

4.3 Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan 17 4.4 Interpretasi BIM Superstructures Jembatan 23 4.5 Manfaat BIM dan Inventarisasi dalam Pemodelan Konstruksi 24

SIMPULAN DAN SARAN 26

5.1 Simpulan 26

5.2 Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

(11)

DAFTAR TABEL

1 Hasil inventarisasi komponen berdasarkan hasil perencanaan 17 2 Inventarisasi komponen berdasarkan dimensi struktural 18 3 Inventarisasi komponen menggunakan Model Organizer berdasarkan

penggunaan jenis material 19

4 Persentase jumlah penggunaan material per unit 20 5 Inventarisasi komponen berdasarkan spesifikasi teknis komponen (I) 21 6 Inventarisasi komponen berdasarkan spesifikasi teknis komponen (II) 22

DAFTAR GAMBAR

1 Bagian dan komponen struktural jembatan 2

2 Komponen superstructures jembatan 3

3 Integrasi pekerjaan dalam Tekla Structures (www.tekla.com) 4

4 Diagram alir prosedur penelitian 7

5 Tahapan Login pada Tekla Structures 8

6 Pembuatan project baru pada Tekla 9

7 Beberapa Subfolder dalam project folder 9

8 Tahap awal pemodelan pada Tekla 10

9 Tahap pembuatan Grid pemodelan superstructures jembatan Cikujang

pada Tekla Structures 10

10 Tahap Create Concrete Beam 11

11 Tahap pembuatan bentuk balok beton 11

12 Spesifikasi bentuk abutment dan pierhead pada Concrete Beam

Properties 11

13 Contoh Select Profile untuk menentukan spesifikasi teknis abutment

dan pierhead 12

14 Tahap Create Pad Footing 12

15 Tahap pembuatan bearing/elastromer pad 13

16 Tahap pemilihan material dan spesifikasi teknis komponen bearing pad 13 17 Tahap pemilihan material dan spesifikasi teknis komponen

elastromer pad 13

18 Tahap modifikasi girder pada Properties 14

19 Tahap pemilihan profil girder pada Select Profile 14

20 Pembuatan bentuk slab dan plat deck 14

21 Tahap pemilihan komponen yang akan dilakukan detailing 15 22 Tahap penentuan reinforcement (tulangan) pada Component Catalog

Properties 15

23 Tahap penentuan tendondan layout tulangan girder 16 24 Tahap detailing penulangan dan tendon komponen girder 16 25 Pemilihan polystirene untuk elastromer pad 19 26 Persentase jumlah penggunaan material per unit 20

27 Klasifikasi warna komponen dalam Class 21

28 Contoh spesifikasi material girder pada Inquire Object 22

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta citera satelit proyek jalan dan jembatan Ciawi-Singaparna (Proyek

Jembatan Cikujang). 28

2 Layout jembatan Cikujang. (Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kabupaten Tasikmalaya) 29

3 Denah konfigurasi struktur girder jembatan Cikujang. (Sumber:

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya) 30 4 Daftar kuantitas material, spesifikasi dan volume pekerjaan

divisi struktur jembatan Cikujang 31 5 DED komponen struktur Girder hasil perencanaan konsultan

(PT. Tri Mantra) 34

6 DED detail penulangan struktur Girder hasil perencanaan konsultan

(PT. Tri Mantra) 35

7 DED struktur Pierhead hasil perencanaan konsultan (PT. Tri Mantra) 36 8 DED potongan melintang superstructures jembatan hasil

perencanaan konsultan (PT. Tri Mantra) 37 9 DED detail penulangan komponen struktur Parapet hasil

perencanaan konsultan (PT. Tri Mantra) 38 10 DED detail penulangan Plat Lantai hasil perencanaan konsultan

(PT. Tri Mantra) 39 11 DED detail penulangan Plat Trotoar hasil perencanaan konsultan

(PT. Tri Mantra) 40 12 DED komponen struktur Bearing hasil perencanaan konsultan

(PT. Tri Mantra) 41 13 Hasil pemodelan 3D general arrangement drawing komponen

superstructures jembatan Cikujang secara multiview 42 14 Gambar BIM sectional drawing dari superstructures jembatan

Cikujang hasil detailing dengan proyeksi viewGrid C 43 15 Gambar hasil potongan melintang surpertstructures jembatan

Cikujang berdasarkan elevasi 44 16 Gambar posisi superstructures secara 3D berdasarkan

letak Grid 45 17 Gambar 3D BIM detailed engineering drawing dari

superstructures jembatan Cikujang 46 18 Gambar BIM assembly drawing dari superstructures jembatan

Cikujang 47 19 Gambar BIM single-part drawing dari komponen beam

parapet superstructures jembatan Cikujang 48 20 Gambar detail BIM single-part drawing dari komponen bearing pad

dan anchor (angkur) superstructures jembatan Cikujang 49 21 Hasil inventarisasi pemodelan komponen menggunakan

Model Organizer pada Tekla Structures 17.0 50 22 Hasil inventarisasi menggunakan Model Organizer untuk setiap

komponen 51

(13)

24 Tabel hasil inventarisasi komponen berdasarkan spesifikasi teknis

komponen (III) 54

25 Tampilan interpretasi BIM pada Tekla BIM Sight 17.0 dan hasil Export

pada AutoCAD 2010 56

26 Gambar hasil plot pada aplikasi AutoCAD 2010 57 27 Tampilan interpretasi BIM pada Tekla BIM Sight 17.0 dan hasil Export

pada AutoCAD 2010 58

(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemodelan adalah rencana atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model yang akan dibuat dapat digolongkan menjadi: pemodelan dua dimensi (2D), pemodelan tiga dimensi (3D), dan pemodelan empat dimensi (4D). Pemodelan dalam konstruksi bangunan merupakan hal utama yang dilakukan ketika akan merancang suatu struktur konstruksi bangunan. Pemodelan suatu konstruksi bangunan dilakukan pada fase perencanaan sehingga pada fase ini dihasilkan suatu produk perencanaan yaitu DED (Detailed Engineering Design) dan As Built Drawing sebagai shop drawing sebelum melaksanakan konstruksi. Dalam beberapa hal, pemodelan dilakukan saat pascakonstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kelayakan suatu struktur konstruksi bangunan dari segi efisiensi dan efektifitas terhadap pengerjaan, pemilihan material, dan penggunaan. Pemodelan ketika pascakonstruksi dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa terhadap material struktur, formasi dan bentuk, serta manajemen kinerja dan waktu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pemodelan konstruksi bangunan yang lebih proporsional daripada konstruksi yang telah terealisasi pada pemodelan sebelumnya.

Pada penelitian ini dilakukan inventarisasi terhadap komponen-komponen struktur bagian atas (superstructures) jembatan Cikujang di jalan raya Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Hal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis inventarisasi pemodelan jembatan dalam hal efektifitas dan efisiensi penggunaan material serta pengerjaan konstruksi jembatan, menggunakan software Tekla Structures versi 17.0 . Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dihasilkannya manajemen inventarisasi penggunaan komponen superstructures jembatan Cikujang yang efektif dan efisisen, serta informasi pemodelan komponen superstructures jembatan secara rinci berupa suatu BIM (Building Information Modeling) superstructures jembatan Cikujang.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu belum tersedia informasi yang rinci dalam pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang meskipun telah dirancang DED dan As Built Drawing pada perencanaan. Kemudian, tidak adanya manajemen inventarisasi penggunaan jumlah material komponen superstructures jembatan Cikujang pada proses perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Melakukan pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang untuk mendapatkan BIM superstructures yang detail menggunakan software Tekla Structures.

(15)

2

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu mendapatkan pengetahuan tentang informasi pemodelan konstruksi bangunan atau BIM dan manajemen inventarisai komponen struktur bangunan yang baik, dalam hal ini komponen superstructures jembatan Cikujang. Selanjutnya, memudahkan pengorganisasian struktural komoponen dalam hal pengelolaan, perawatan, dan perbaikan konstrusi superstructures jembatan Cikujang apabila diperlukan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Hal yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pembuatan desain model superstructures jembatan secara umum dan rinci (detail), pengelompokan komponen, identifikasi material komponen, inventarisasi komponen dan analisis pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jembatan

Jembatan merupakan struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang (Ilham 2010). Jembatan dibangun menggunakan rangka struktural yang dapat disusun dari baja, besi, bambu, balok kayu, dan bahan material lainnya yang memiliki kekuatan untuk menopang beban yang besar. Struktur jembatan dibagi atas tiga struktur bagian utama, yaitu struktur atas (superstructures), struktur bawah (substructures), dan struktur fondasi (foundation). Struktur atas terdiri dari gelagar (girder), slab, balok diafragma, tumpuan (bearing), trotoar untuk pedestrian, dan steel frame truss untuk jembatan rangka baja. Struktur bawah terdiri dari abutmen dan pilar (pier) utama jembatan. Sedangkan struktur fondasi terdiri dari tiang pancang (pile), kaison (caisson), dan telapak, sesuai keadaan tanah dan konfigurasi lahan untuk dibangunnya jembatan (Irianto dkk 2008). Berikut ini merupakan contoh gambar pembagian struktur jembatan.

(16)

3

Gambar 2. Komponen supertructures jembatan 2.2 BIM (Building Information Modeling)

BIM (Building information Modeling) adalah suatu informasi pemodelan untuk desain, pelaksanaan dan penyampaian desain bangunan dengan kolaborasi, penyatuan dan pengorganisasian tim yang produktif dari suatu sistem pengendalian pelaksanaan proyek. Tujuan dari diciptakannya suatu BIM adalah untuk mengurangi kesalahan, kerusakan dan biaya saat keseluruhan pelaksanaan desain, konstruksi dan proses pelaksanaan (Aniendhita 2010). Menurut Eastman et al (2008), menjelaskan BIM sebagai salah satu perkembangan paling menjanjikan dalam arsitektur, industri teknik dan konstruksi. Dengan teknologi BIM, sebuah model virtual akurat bangunan akan dibangun secara digital. Ketika selesai, model yang dihasilkan mengandung geometri yang tepat dan data relevan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan konstruksi, fabrikasi dan pengadaan yang diperlukan untuk mewujudkan bangunan.

2.3 Tekla Structures

(17)

4

Gambar 3. Integrasi pekerjaan dalam Tekla Structures (www.tekla.com)

2.4Inventarisasi Material Konstruksi

Inventarisasi merupakan proses pengelolaan terhadap barang atau jasa dalam jumlah yang sangat besar dengan pengelompokan dan pengklasifikasiaan sehingga dapat tersususun dan terorganisasi secara rapih dan sesuai kategori (Basri 2004). Inventarisasi material dalam proses konstruksi dibutuhkan agar mendapatkan organisasi dan hirarki dalam pengelompokan komponen struktural berdasarkan material yang digunakan. Hal ini dapat memudahkan dan mempercepat proses pengerjaan struktural dalam konstruksi apabila seluruh komponen dan material telah terorganisasi serta memiliki klasifikasi dan kategori masing-masing.

Dalam setiap proyek konstruksi pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50 % - 70 % dari biaya proyek. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen yang sangat baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mengirim dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting (Stukhart 1995).

Menurut Stukhart (1995), terdapat tiga kategori material : 1. Engineered materials

Produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini secara khusus didetil dalam gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut, apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.

2. Bulk materials

Produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya, seperti kabel dan pipa.

3. Fabricated materials

(18)

5

METODE

Penelitian ini menggunakan metode IPD (Intregrated Project Delivery) yaitu metode penyajian pemodelan suatu proyek konstruksi untuk menghasilkan informasi mengenai pemodelan struktur beserta manajemen konstruksi secara rinci yang terintegrasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data sekunder berdasarkan analisis metode kualitatif, berupa softcopy dokumen DED (Detailed Engineering Design) dan As Built Drawing proyek jembatan Cikujang, Jalan Raya Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2012 oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Departemen Pekerjaan Umum Kabupaten Tasikmalaya. Pengolahan data penelitian dan pemodelan dilakukan di sekitar kampus IPB Dramaga, pada bulan Maret sampai Juni 2013.

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu softcopy dokumen perencanaan proyek jembatan Cikujang berupa DED dan As Built Drawing dalam format .dwg dan .pdf hasil rancangan software AutoCAD dari konsultan perencana PT. Tri Mantra, serta hardcopy dokumen laporan pekerjaan mingguan pembangunan superstructures jembatan Cikujang dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya.

3.2 Alat

Beberapa peralatan dan fasilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperangkat laptop Acer seri ASPIRE 4736 dengan spesifikasi: Windows 7, 32 Byte OS (Operational System), 2 Gigabyte RAM (Read Access Memory), Intel Core 2 Duo T6500 Processor, 400 Gigabyte Hardisk, dan mouse. Kemudian software yang digunakan yaitu Tekla Structures versi 17.0 sebagai aplikasi utama dan Tekla BIM Sight versi 17.0 debagai aplikasi pelengkap. Kemudian, software AutoCAD versi 2010 untuk mengakses softcopy DED dan As Built Drawing dengan format .dwg, dan Adobe Reader versi XI untuk membaca data dengan format .pdf. Selain itu, fasilitas pengolah data dalam penelitian ini yaitu menggunakan software Microsoft Excel 2007 untuk mengumpulkan data hasil analisis, mengolah hasil inventarisasi, mengelompokan dan mengurutkan data.

3.3 Prosedur Penelitian

Berikut ini merupakan prosedur penelitian yang disusun secara berurutan : 1. Pengumpulan data teknis

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data teknis berupa DED dan As Built Drawing jembatan Cikujang dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya, serta dokumen penawaran yang berisi spesifikasi teknis material. Pengumpulan data dan informasi ini dimulai dari bulan Maret sampai Mei 2013.

2. Pemodelan komponen dan material

(19)

6

A.Pemodelan umum

Pada tahap ini dirancang pemodelan tiga dimensi (3D) komponen-komponen superstructures jembatan Cikujang yaitu girder, slab, plat, parapet, bearing, beserta komponen tambahan non-superstructures yaitu abutment dan pier head sebagai model dudukan atau deck bagi bearing. Pada tahap ini dihasilkan general arrangement drawing atau gambar rancangan umum.

B. Pemodelan detail

Selanjutnya, tahap ini dilakukan pemodelan detail atau detailing terhadap komponen-komponen superstructures dan komponen tambahan non-superstructures jembatan Cikujang. Pada tahap ini dilakukan juga pemilihan material, penentuan spesifikasi material, dan penentuan tulangan komponen. Hasil dari tahap ini yaitu BIM dan gambar rinci komponen-komponen superstructures jembatan Cikujang.

3. Inventarisasi komponen dan material

Tahap ini dilakukan inventarisasi, pengelompokan, dan sorting komponen, berdasarkan, ukuran, jenis material, standarisasi material dan bentuk utama komponen. Pada tahap ini juga dilakukan klasifikasi dan pembuatan katalog komponen menggunakan software Tekla Structures 17.0 pada menu Model Organizer dan dilakukan sorting data menggunakan Microsoft Excel 2007. Pada tahapan ini dihasilkan klasifikasi dan kategori komponen-komponen superstructures, jumlah efektif komponen keseluruhan, dan efisiensi jumlah penggunaan material. Hasil tersebut dikolaborasikan dengan hasil pada tahap sebelumnya sehingga menjadi BIM yang terintegrasi.

4. Analisis inventarisasi model

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap klasifikasi dan inventarisasi komponen beserta materialnya yang terintegrasi dalam BIM. Hal yang dianalisis yaitu jumlah efektif dan efisien komponen beserta material yang digunakan, proporsionalitas ukuran dan dimensi pemodelan komponen, serta penggunaan dan pengerjaan komponen pada superstructures jembatan Cikujang.

5. Interpretasi BIM

Pada tahap ini dilakukan interpretasi BIM yang dihasilkan dengan melakukan komparasi terhadap DED dan As Built Drawing hasil perencanaan konsultan sebagai acuan awal perancangan desain jembatan. Hal yang dibandingkan yaitu dari segi kemudahan interpretasi dan penafsiran model beserta gambar detail. Aplikasi yang digunakan dalam tahap ini yaitu Tekla Structures 17.0 dan AutoCAD 2010.

6. Penyajian BIM dan inventarisasi

(20)

7

Pemodelan dengan Tekla Structures

Desain umum superstructures

jembatan (3D Modeling)

Detailing komponen

superstructures jembatan

Inventarisasi jumlah komponen dan material superstructures jembatan

Analisis inventarisasi pemodelan dengan Tekla Structures dan BIMSight

Penyajian BIMdan hasil inventarisasi Pengumpulan data teknis perencanaan

jembatan Cikujang (DED dan As Built Drawing)

General Arrangement Design Identifikasi dan standarisasi material dan komponen

Interpretasi BIM pemodelan komponen

superstructures jembatan

Pemodelan selesai

Gambar 4. Diagram alir prosedur penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Pemodelan Superstructures Jembatan Cikujang

(21)

8

proyek, layout jembatan, dan denah konfigurasi girder terdapat pada lampiran 1, 2 dan 3. Kemudian spesifikasi teknis komponen superstructures jembatan Cikujang hasil perencanaan beserta DED terdapat pada lampiran 4 sampai 12.

Pemodelan dalam penelitian ini difokuskan pada desain model konstruksi komponen superstructures jembatan Cikujang dengan tambahan beberapa komponen struktur bawah (substructures) yaitu pier head dan abutment sebagai struktur pembantu atau tumpuan perletakan. Data yang digunakan untuk pembuatan model yaitu desain model jembatan Cikujang dalam DED dan As Built Drawing. Pembuatan model dilakukan menggunakan Tekla Structures 17.0 dengan memasukan beberapa parameter teknis yang dibutuhkan untuk pemodelan suatu konstruksi yaitu komponen struktural, material beserta spersifikasi dan standarisasi, perletakan, posisi letak berdasarkan grid, dan jenis pengerjaan struktural, yang keseluruhan dilakukan pemodelan secara umum maupun detail.

4.2 Pemodelan Superstructures Jembatan

Pemodelan menggunakan Tekla Structures dibagi menjadi dua bagian tahap yaitu tahap pemodelan umum secara tiga dimensi dan tahap pemodelan rinci atau detailing. Pada tahap pemodelan umum dihasilkan gambar rancangan umum atau general arrangement drawing. Hasil ini merupakan interpretasi secara garis bersar bentuk, maksud, dan tujuan pemodelan yang dirancang. Selanjutnya, tahap pemodelan rinci atau detailing merupakan tahap lanjutan pemodelan umum. Detailing dilakukan untuk memperoleh desain secara rinci dan teknis dari struktur konstruksi yang dimodelkan. Hasil yang didapatkan dari pemodelan rinci yaitu DED dan As Built Drawing. Akan tetapi dalam Tekla Structures, hasil ini dikenal dengan berbagai macam nama dan jenis untuk pemodelan rinci, diantaranya assembly drawing, multi-drawing, single-part drawing, cast unit drawing dan sebagainya.

Tahap awal pemodelan dalam Tekla Structures yaitu Login dengan memilih konfigurasi Environment yaitu pengaturan umum pengguna Tekla, Role yaitu pemilihan user yang akan melakukan pemodelan dengan Tekla, dan License yaitu pemilihan viewer atau pihak yang memanfaatkan proyek desain dalam Tekla Structures.

(22)

9 Setelah Login pada Tekla Structures, selanjutnya dibuat suatu project baru yang dirangkum dalam satu folder dalam disk drive komputer. Dalam satu project folder terdapat beberapa subfolder, yaitu Analysis, Drawing, Attributes, Layout, Screenshots, Clashes, Report, Plotfiles, Tekla BIM Sight Models. Analysis merupakan subfolder untuk menyimpan data hasil desain dan analisis struktural. Drawing merupakan subfolder untuk output dari hasil pemodelan berupa general arrangement drawing, multi-drawing, dan lainnya. Attributes merupakan subfolder untuk menyimpan data-data pemilihan model komponen dan material hasil detailing, component catalog, dan penulangan. Layout merupakan subfolder untuk menyimpan lembaran kerja suatu project. Screenshots merupakan subfolder untuk menyimpan hasil capture pada lembar kerja. Clashes merupakan subfolder untuk menyimpan hasil clash and check pada komponen struktural dalam pemodelan. Report merupakan subfolder untuk menyimpan laporan hasil clash and check, analysis, component catalog dan lainnya. Plotfiles merupakan subfolder untuk menyimpan hasil plot gambar. Tekla BIM Sight Models merupakan subfolder untuk output dari hasil pemodelan yang akan ditampilkan kepada pemanfaat pemodelan dalam Tekla BIM Sight.

Gambar 6. Pembuatan project baru pada Tekla

(23)

10

Tahap awal pemodelan menggunakan Tekla Structures 17.0, dimulai dengan membuat Grid berdasarakan luasan planimetris bangunan atau konstruksi yang akan dimodelkan sesuai dengan luasan area real yang ada di proyek pembangunan. Nilai yang dimasukan sebagai data input dalam membuat Grid didasarkan pada letak koordinat X,Y,Z dalam pemetaan planimetris. Interpretasi koordinat X,Y,Z pada letak koordinat, yaitu X,Y sebagai daerah dalam satu bidang datar dengan arah horisontal untuk X dan vertikal untuk Y, sedangkan Z tegak lurus dengan bidang datar X,Y. Koordinat X dan Y digunakan sebagai acuan plan atau areal, sedangkan Z sebagai acuan elevasi atau datum. Tujuan dibuatnya Grid dalam setiap pemodelan konstruksi pada Tekla Structures 17.0, agar didapatkan posisi struktur konstruksi bangunan yang tepat, teliti, dan proporsional sesuai area kerja atau work plane. Tahapan pembuatan Grid pada Tekla Structures 17.0 yaitu pilih menu Modeling klik Create Grid Input data Grid klik Create

Gambar 8. Tahap awal pemodelan pada Tekla

(24)

11 Selanjutnya setelah Grid dibuat, dirancang bentuk komponen atau elemen superstructures berdasarkan hirarki dan organisasi. Hirarki yang digunakan dalam pemodelan ini yaitu dari komponen dengan elevasi terbawah sampai teratas. Komponen yang dirancang pada elevasi terbawah merupakan komponen substructures sebagai additional element/component pada pemodelan superstructures ini yaitu pierhead, abutment 1 dan 2. Komponen-komponen tersebut dimaksudkan untuk landasan perletakan atau deck bagi komponen bearing dan pad bagian superstructures. Tahapan pembuatan model komponen pierhead dan abutment (1,2) yaitu pilih bentuk atau shape balok material beton pada express toolbar (Create Concrete Beam)  pilih Grid yang akan diletakan komponen  klik kanan pointer atau mouse pada komponen  Properties  pilih dan tentukan bentuk, material, dan spesifikasi teknis (profil, dimensi, posisi, proses pengerjaan), class (warna)  klik Modify  klik Apply / OK. Ilustrasi tahapan pemodelan komponen pierhead dan abutment (A,B) pada gambar berikut.

Gambar 10. Tahap Create Concrete Beam

Gambar 11. Tahap pembuatan bentuk balok beton

(25)

12

Gambar 13. Contoh Select Profile untuk menentukan spesifikasi teknis abutment dan pierhead

Tahap pemodelan selanjutnya, dilakukan rancangan pada komponen superstructures jembatan dengan elevasi terendah yaitu bearing dan pad. Komponen ini merupakan elemen superstructures yang berfungsi sebagai tumpuan dan penentu perletakan elemen girder pada struktur jembatan. Komponen ini tersusun atas dua lapis. Lapisan dasar sebagai bearing pad berukuran p x l x t : 600 x 500 x 75 mm (milimeter), dan lapisan atas sebagai Elastromer pad berukuran 550 x 450 x 45 mm. Material yang digunakan untuk bearing pad yaitu beton mutu K-200 atau setara dengan C20/25 pada standarisasi ASTM (American Standard for Testing and Material) dalam Tekla Structures 17.0 dan tulangan reinforcement_undefined. Kemudian material yang digunakan untuk elastromer pad yaitu polystirene karena komponen ini berfungsi seperti tumpuan karet elastis. Tahapan pemodelan bearing pad dan elastromer pad yaitu pilih icon atau express toolbar Create Pad Footing  pilih Grid yang akan diletakan komponen  klik kanan pointer atau mouse pada komponen  klik Properties  klik Select Material untuk menentukan material kedua komponen (polystirene dan concrete C20)  klik OK  klik Modify  klik Apply / OK. Berikut gambar ilustrasi tahapan pemodelan bearing pad dan elastromer pad.

(26)

13

Gambar 15. Tahap pembuatan bearing/ elastromer pad

Gambar 16. Tahap pemilihan material dan spesifikasi teknis komponen bearing pad

Gambar 17. Tahap pemilihan material dan spesifikasi teknis komponen elastromer pad

(27)

14

untuk struktur konstruksi. Modifikasi pemodelan girder pada Properties terdapat pada gambar ilustrasi berikut ini.

Gambar 18. Tahap modifikasi girder pada Properties

Gambar 19. Tahap pemilihan profil girder pada Select Profile

Pemodelan komponen slab dan plat deck jembatan dilakukan dengan memilih icon Create Concrete Slab dan dilanjutkan dengan modifikasi pada Properties seperti pemodelan komponen lainnya.

(28)

15 Prinsip pembuatan model dalam Tekla Structures yaitu sesuai titik-titik posisi (dot) pada grid yang telah dibuat dan ditentukan secara planimetris pada tahap awal. Hasil rancangan model 3D general arrangement drawing komponen superstructures jembatan Cikujang secara multiview terdapat pada lampiran 4.

Setelah pemodelan umum berupa model 3D superstructures jembatan Cikujang terbentuk, selanjutnya dirancang pemodelan rinci atau detailing. Proses detailing ini dirancang untuk memberikan tulangan, dimensi, material komponen, serta spesifikasi teknis lainnya apabila diperlukan. Beberapa ilustrasi proses detailing komponen superstructures jembatan Cikujang terdapat pada gambar berikut ini.

Gambar 21. Tahap pemilihan komponen yang akan dilakukan detailing

(29)

16

Gambar 23. Tahap penentuan tendondan layout tulangan girder

Gambar 24. Tahap detailing penulangan dan tendon komponen girder

Pada tahapan detailing, keseluruhan komponen dimodifikasi dan dilengkapi dengan penulangan, material struktural, dan beberapa parameter teknis lainnya apabila diperlukan. Inti dari pemodelan rinci atau detailing, yaitu didapatkan suatu model komponen yang memiliki informasi teknis yang rinci untuk diinterpretasikan sebagai BIM komponen atau elemen. Proses detailing untuk komponen yang lain (bearing, slab, plat deck, parapet) dari superstructures jembatan Cikujang ini, memiliki alur tahapan yang sama. Secara umum alur proses pemodelan umum (3D) hingga detailing dilakukan dengan tahapan pembuatan bentuk dasar model (beam, column, slab, wall, footing)  pemilihan komponen dan tulangan detailing  pengaturan Properties setiap komponen.

(30)

17 gambar potongan atau single part and multi-part drawing, dan juga dijelaskan menggunakan aplikasi Tekla BIM Sight. Pemodelan BIM harus dapat menjelaskan ukuran atau dimensi, bentuk, dan spesifikasi teknis suatu model komponen struktural konstruksi secara rinci. Beberapa gambar hasil detailing dan BIM komponen superstructures jembatan Cikujang ini, terdapat pada lampiran 13 sampai 20.

4.3 Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan

Inventarisasi pada penelitian ini terdiri atas proses penyusunan, pengelompokan, pendataan dan klasifikasi terhadap setiap komponen atau elemen superstructures jembatan Cikujang yang telah dimodelkan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas penggunaaan struktur dan material komponen dalam proses pemodelan konstruksi superstructures jembatan Cikujang. Proses inventarisasi ini menggunakan aplikasi Tekla Structures 17.0 dengan memanfaatkan fasilitas Model Organizer. Fasilitas ini membuat penyusunan, pengelompokan, dan sorting beberapa objek, komponen, serta material struktur konstruksi menjadi mudah, rapih, dan terorganisasi berdasarkan kelas dan hirarki. Kelas dan hirarki dalam hal ini yaitu proses pengerjaan struktural komponen dan elemen, jenis material yang digunakan, serta spesifikasi teknis dari material dan komponen tersebut.

Berikut ini hasil inventarisasi pemodel superstructures jembatan Cikujang berdasarkan hasil perencanaan pada lampiran 4 sampai 12.

Tabel 1. Hasil inventarisasi komponen berdasarkan hasil perencanaan

Jenis

(31)

18

Berdasarkan tabel 1, diperoleh inventarisasi hasil perencanaan superstructures jembatan Cikujang secara realisasi. Berdasarkan data, volume material baja lebih besar dari volume beton yang digunakan. Total berat baja yang digunakan dalam pekerjaan superstructures jembatan Cikujang yaitu 67730.38 Kg, sedangkan total berat beton yang digunakan yaitu 2690.36 Kg.

Kemudian total volume beton superstructures yang digunakan pada pembangunan jembatan Cikujang ini yaitu 514.99 m3. Diameter tulangan yang digunakan secara umum menggunakan tulangan D(Ø) 13, 16, 19 mm. Berbeda untuk komponen struktur Bearing pad tulangan yang digunakan yaitu D(Ø) 9 dan 11 mm. Mutu beton yang digunakan dalam komponen superstructures jembatan ini yaitu K-125, K-250, K350, dan K-500. Beton dengan mutu rendah K-125 digunakan untuk Bearing pad dan lantai kerja. Beton dengan mutu sedang K-250 dan K-350 digunakan untuk komponen Slab, RC-Plat, Abutment, Pierhead, Trotoar, Parapet. Sedangkan beton dengan mutu tinggi K-500 digunakan pada komponen Girder.

Selanjutnya, hasil inventarisasi pemodelan dari setiap komponen dan material superstructures jembatan Cikujang dalam tampilan Model Organizer terdapat pada lampiran 21 dan hasil inventarisasi secara teknis dirangkum pada tabel 2.

Tabel 2. Inventarisasi komponen berdasarkan dimensi struktural

Jenis komponen

(32)

19 Tabel 3. Inventarisasi komponen menggunakan Model Organizer

berdasarkan penggunaan jenis material

Subtotal penggunaan komponen dan material 57 541 20 69 Total penggunaan komponen dan material 618 unit

*Komponen non-superstructures; jenis material lainnya: polystirene; unit: unit komponen struktural.

Tabel 2 dan 3 menerangkan informasi umum mengenai dimensi struktural dan penggunaan jenis material untuk komponen. Pada tabel 2, terdapat nilai jumlah penggunaan material. Nilai yang dimaksud adalah penggunaan material dihitung tiap unit komponen, baik untuk material beton dan baja yang digunakan untuk tulangan. Nilai untuk material baja tidak dihitung tiap satuan batang atau panjang per unit, tetapi sudah terhitung menggunakan Model Organizer dalam Tekla Structures per satuan komponen. Hal tersebut dapat memudahkan dalam proses lanjutan untuk menghitung volume pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaan biaya proyek atau rencana anggaran biaya (RAB) proyek.

Kemudian untuk menghitung total unit, merupakan hasil akumulasi dari jumlah per unit untuk tiga jenis penggunaan material komponen yang berbeda. Total unit penggunaan komponen yang dianalisis pada Model Organizer mencapai 618 unit untuk keseluruhan komponen struktural. Penjelasan ilustrasi mengenai nilai penggunaan total komponen dan material dalam Model Organizer terdapat pada lampiran 22.

Pada tabel 3, terdapat jenis material “lainnya” yang digunakan untuk komponen elastromer pad. Komponen tersebut menggunakan jenis material polystirene, yaitu jenis bahan rubber elastis sebagai bahan yang digunakan pada bearing dalam struktur perletakan. Berikut ini Properties dalam pemilihan bahan polystirene.

(33)

20

Tabel 4. Persentase jumlah penggunaan material per unit

Jenis material

Tabel 4 merupakan persentase jumlah penggunaan material per unit. Pada tabel ini diketahui hasil efisiensi penggunaan material yang aktual dalam pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang menggunakan Tekla Structures 17.0 . Material baja merupakan material dengan jumlah terbanyak yang digunakan dalam komponen dengan persentase mencapai 87.540 % , dengan jumlah total 541 per unit terinventarisasi oleh Model Organizer. Selanjutnya, material beton sebagai material utama dalam komponen struktural memiliki persentase sebesar 9.223 % , dengan jumlah total 57 per unit terinventarisasi. Kemudian sisanya, material lainnya yaitu polystirene yang digunakan oleh komponen elastromer pad dengan persentase 3.236 % , berjumlah 20 per unit terinventarisasi. Hasil tersebut apabila dibuat diagram persentase akan berupa seperti gambar berikut ini.

Gambar 26. Persentase jumlah penggunaan material per unit

Persentase jumlah penggunaan material per unit tersebut didapatkan melalui persamaan berikut ini.

keterangan:

X = persentase jumlah penggunaan material per unit (%) n = jumlah total penggunaan material per unit

9%

88%

3%

(34)

21 Kemudian inventarisasi dilakukan untuk mengelompokan komponen berdasarkan spesifikasi teknis dalam pemodelan menggunakan Tekla Structures 17.0 . Informasi mengenai spesifikasi teknis yang diperlukan, yaitu kelas warna (Class), mutu material (mutu beton), elevasi teknis model, tipe pengerjaan, volume realisasi dan model, area komponen struktural per unit, dan berat komponen struktural per unit. Hasil inventarisasi mengenai spesifikasi teknis pemodelan komponen tersebut terdapat pada tabel 4 dan 5 berikut.

Tabel 5. Inventarisasi komponen berdasarkan spesifikasi teknis komponen (I)

Jenis komponen Struktural

Spesifikasi teknis komponen dan material (I)

Class Mutu

beton

Elevasi teknis model (m) Tipe pengerjaan

Elastromer Pad 6 Undefined +3.170 +3.125 Assembling

Parapet

*Komponen non-superstructures; class: kelas warna komponen struktur, undefined: untuk material selain beton dengan standarisasi / mutu

Gambar 27. Klasifikasi warna komponen dalam Class

Pada tabel 5 terdapat tipe pengerjaan Assembling untuk komponen elastromer pad. Tipe pengerjaan ini berbeda dengan Cast in pile untuk komponen struktur lainnya. Hal ini dikarenakan kompone elastromer pad dirancang dengan menggunakan material selain beton dengan standarisasi atau beton mutu. Pengerjaan elastromer pad dilakukan dilapangan (in site), tetapi tidak dilakukan pengecoran atau grouting seperti pada komponen struktur lainnya.

(35)

22

konvensional langsung tanpa bantuan mesin cor. Selanjutnya, untuk komponen elastromer pad menggunakan material polystirene dan untuk standarisasi dala Tekla Structures tidak dijelaskan secara detail sehingga mutu yang digunakan yaitu Undefined.

Klasifikasi warna dilakukan berdasarkan Class pada Properties dalam Tekla Structutures. Klasifikasi warna ditujukan untuk memberikan identitas bagi setiap komponen superstructures. Pemberian warna juga identik dengan warna struktural jembatan pada umumnya.

Tabel 6. Inventarisasi komponen berdasarkan spesifikasi teknis komponen (II)

Jenis Komponen Struktural

Spesifikasi teknis material dan material (II)

Volume

Abutment* 197.850 206.460 191.096 5198.800

Pierhead* - 44.600 100.941 105753.600

Trotoar - 19.642 151.063 11794.470

*Komponen non-superstructures;

Gambar 28. Contoh spesifikasi material girder pada Inquire Object

(36)

23 memiliki informasi mengenai volume struktural, karena dalam Tekla Structures telah dirangkum pada spesifikasi teknis untuk setiap komponen dan material. Data yang didapatkan sebagai informasi untuk volume realisasi berasal dari laporan minggu terakhir pada lampiran 23.

Kemudian proses inventarisasi terhadap pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang mengenai informasi posisi grid dan as (poros) untuk keseluruhan komponen struktural, dirangkum pada lampiran 24.

4.4 Interpretasi BIM Superstructures Jembatan

Interpretasi merupakan hal atau proses penyampaian secara teknis model yang telah dirancang dan dibuat menggunakan Tekla Structures 17.0 . Hal ini merupakan bagian utama dan penting dalam penelitian, karena dalam pemodelan dibutuhkan proses penyampaian atau publikasi model yang dirancang kepada pihak-pihak yang terlibat dan menggunakan jasa proyek konstruksi tersebut.

Interpretasi BIM dilakukan menggunakan aplikasi Tekla BIM Sight. Aplikasi ini merupakan alat untuk menyampaikan pemodelan yang dirancang dalam Tekla Structures. Tahapan publikasi dari Tekla Structures menuju Tekla BIM Sight, yaitu klik seluruh model komponen pada Tekla Structures sehingga menjadi model yang aktif, pilih menu File pilih Publish to Tekla BIMSight  pilih Publish All dan tentukan directory untuk menympan data. Selanjutnya aplikasi Tekla Structures akan memproses untuk menjadi Tekla BIM Sight. Berikut ini ilustrasi dari hasi interpretasi pemodelan komponen superstructures jembatan Cikujang pada Tekla BIM Sight.

Berdasarkan BIM yang telah dihasilkan dari perancangan model komponen superstructures jembatan Cikujang, didapatkan hasil pemodelan seperti gambar berikut ini.

Gambar 29. Tampilan 3D hasil pemodelan berdasarkan BIM

(37)

24

Interpretasi BIM komponen superstructures jembatan Cikujang pada Tekla BIM Sight 17.0 dikategorikan berdasarkan komponen struktural yang diidentikan dengan warna struktural dengan class masing-masing komponen. Pada Tekla BIM Sight ini, komponen superstructures jembatan Cikujang dapat disajikan dalam bentuk model 3D yang detail beserta tulangannya. Menu yang dapat digunakan untuk melihat detail tulangan komponen yaitu transparency dan view.

Selain itu aplikasi yang digunakan sebagai pendukung interpretasi model ini, yaitu AutoCAD 2010. Aplikasi ini merupakan aplikasi umum yang dilakukan dalam pemodelan konstruksi maupun bidang engineering lainnya. Pada aplikasi ini, dilakukan proses pemberian dimensi dan plot hasil export dari Tekla Structures menjadi tampilan multiview atau orthogonal. Beberapa ilustrasi hasil export menuju AutoCAD 2010, publish menuju Tekla BIM Sight 17.0 dan interpretasi pemodelan, terdapat pada lampiran 25 sampai 27.

4.5 Manfaat BIM dan Inventarisasi dalam Pemodelan Konstruksi

Penerapan aplikasi BIM pada proyek konstruksi ditujukan untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi keseluruhan proses dan kegiatan dalam proyek konstruksi. Efektifitas dan efisiensi tersebut tidak hanya sebatas dalam hal penggunaan material dan ketepatan waktu penyelesaian konstruksi, tetapi juga dalam hal pemantauan kualitas bangunan, kelayakan operasional bangunan, produktifitas pekerjaan konstruksi, dan penggunaan tenaga kerja dalam proyek dapat dimodelkan dan diinformasikan. Seperti pada penelitian ini, BIM dimanfaatkan untuk menyampaikan penggunaan jumlah komponen dan material yang efisien serta efektif dalam pembangunan dan pengerjaan komponen superstructures jembatan. Aplikasi BIM dapat membuat simulasi empat dimensi sehingga memungkinkan untuk terlibat langsung kedalam proyek tersebut meskipun hanya sebatas planner, detailer, dan viewer.

Beberapa manfaat yang diperoleh dari penerapan aplikasi BIM menggunakan Tekla Structures pada proyek konstruksi secara umum diantaranya: 1. Memudahkan para pengguna proyek untuk memahami gambar atau

pemodelan yang dibuat drafter atau desainer.

2. Memberi informasi secara detail dan akurat mengenai tujuan dibuatnya pemodelan atau gambar rancangan konstruksi.

3. Mempermudah perancangan proyek konstruksi dan mempersingkat tahapan pemodelan daripada pemodelan pada umumnya.

4. Menyatukan keseluruhan proses dalam proyek konstruksi, karena BIM menggunakan metode IPD sehingga semua proses terintegrasi.

(38)

25

Pada era perkembangan teknologi yang sangat maju seperti saat ini pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas material, komponen, dan peralatan dalam proyek konstruksi sangat penting dan menjadi hal prioritas. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi jumlah penggunaan material yang terbuang dan berdampak pada pengelolaan dana proyek konstruksi. Pengawasan tersebut dapat dilakukan secara langsung melalui proses inventarisasi terhadap material dan komponen struktural dalam proyek konstruksi. Dengan melakukan inventarisasi, penggunaan material, komponen, peralatan, tenaga kerja dapat dikelola dan diawasi dengan baik sehingga produktifitas dari suatu proyek konstruksi dapat berlangsung secara proporsional dan didapatkan pencapaian target yang memuaskan.

(39)

26

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai pemodelan BIM dan inventarisasi komponen superstructures jembatan Cikujang, dapat disimpulkan:

1. Didapatkan BIM dari pemodelan superstructures jembatan Cikujang secara detail dan sesuai dengan kriteria penyajian pemodelan struktural secara teknis menggunakan aplikasi Tekla Structures 17.0 dan aplikasi pendukung Tekla BIM Sight 17.0 .

2. Diperoleh hasil inventarisasi tentang penggunaan komponen dan material superstructures jembatan Cikujang yang proporsional dan didapatkan persentase mengenai efisiensi jumlah penggunaan material untuk komponen struktural.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dalam pemodelan BIM struktur konstruksi menggunakan aplikasi Tekla Structures, diantaranya:

1. Perlu dilakukannya kolaborasi dengan aplikasi analisis struktural dan desain konstruksi seperti SAP, Etabs, Staadpro, MIDAS dan lainnya, agar didapatkan hasil dan informasi yang maksimal dalam suatu perencanaan model maupun pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi.

(40)

27

DAFTAR PUSTAKA

Aniendhita, Rizki. 2010. Studi Literatur Tentang Program Bantu Autodesk Revit Structure [skripsi]. Surabaya: Program Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh November

Basri, Agus. 2004. Rancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Persediaan Material pada Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia

Eastman et al. 2009. BIM handbook: a guide to building information modeling for owners, managers, designers, engineers, and contractors. s.l. : John Wiley and Sons

Ilham MN. 2010. Bridge Engineer and Building Structure Engineer [internet]. [diacu 2013 Maret 20]. Tersedia dari: http:// www.mnoerilham.blogspot.com

Irianto, Arie dan Reza Febriono. 2008. Kajian Penentuan Jenis Struktur Jembatan yang Optimal pada Struktur Jembatan Khusus Proyek Pembangunan Jalan Tol [makalah KRJT 10]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponogoro

Ramadiaprani, Ranti. 2012. Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Saputri, Febriana. 2012. Penerapan Building Information Modeling (BIM) pada Pembangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB Menggunakan Software Tekla Structures 17 [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Stukhart, G. 1995. Construction Materials Management. Newyork : Marcel Dekker Inc.

(41)

28

Lampiran 1. Peta citera satelit proyek jalan dan jembatan Ciawi-Singaparna (Proyek Jembatan Cikujang). (Sumber: www.google.com/maps)

(42)

29

(43)

30

(44)

31

Lampiran 4. Daftar kuantitas material, spesifikasi dan volume pekerjaan divisi struktur jembatan Cikujang

A.Daftar kuantitas dan harga Divisi Struktur

(45)

32

C.Spesifikasi material dan volume pekerjaan Beton K-350 untuk Slab

(46)

33

E. Spesifikasi material dan volume pekerjaan unit Precast Girder Tipe I

(47)

34

(48)

35

(49)

36

(50)

37

(51)

38

(52)

39

(53)

40

(54)

41

(55)

42

(56)

43

(57)

44

(58)

45

Lampiran 16. Gambar posisi superstructures secara 3D berdasarkan letak Grid

(59)

46

(60)

47

(61)

48

(62)

49

(63)

50

(64)

51

Lampiran 22. Hasil inventarisasi menggunakan Model Organizer untuk setiap komponen

A. Hasil inventariasasi model komponen Girder

B. Hasil inventariasasi model komponen Abutment

C. Hasil inventariasasi model komponen Pierhead

D. Hasil inventariasasi model komponen Slab

(65)

52

F. Hasil inventariasasi model komponen Parapet

G. Hasil inventariasasi model komponen Bearing

(66)

53

(67)

54

Lampiran 24. Tabel hasil inventarisasi kompon berdasarkan spesifikasi teknis komponen (III)

(68)

55

(69)

56

Lampiran 25. Tampilan interpretasi BIM pada Tekla BIM Sight 17.0 dan hasil Export pada AutoCAD 2010

A. BIM hasil Publish pada Tekla BIM Sight 17.0

(70)

57

(71)

58

(72)

59

(73)

60

(74)

61

(75)

62

RIWAYAT HIDUP

Dhimas Bagus Nugraha dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 13 Agustus 1991, merupakan putra kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Edy Sunarko dan Ibu Atikah Sumiarsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Pertiwi Tasikmalaya pada tahun 1997 dan melanjutkan pendidikan di SD Negeri Citapen 2 Tasikmalaya periode 1997-2003. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan pada tingkat sekolah menengah di SMP Negeri 2 Tasikmalaya pada tahun 2003 sampai 2006 dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Tasikmalaya pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan menyelesaikan studi sarjananya pada tahun 2013. Penulis banyak mengikuti kegiatan kepanitiaan, organisasi, pelatihan, konferensi, dan perlombaan di luar maupun di dalam kampus. Kegiatan kepanitian dan organisasi yang pernah diikuti penulis semasa perkuliahan diantaranya ketua divisi Publikasi dan Dokumentasi acara nasional SIL EXPO 2011, anggota HIMATESIL (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan) IPB periode 2011-2012, FAM-PII (Forum Anggota Muda - Persatuan Insinyur Indonesia) wilayah Bogor periode 2011-2012, anggota GBCI (Green Building Council Indonesia) periode 2011-2012. Selanjutnya beberapa sertifikasi dan pelatihan yang telah diikuti penulis diantaranya sertifikasi Kursus Pembinaan Profesi FAM-PII Bogor pada tahun 2011, pelatihan nasional ISTEP-RAMP (Intensive Student Technopreneurship Program - Recognition And Mentoring Program) IPB di Bogor pada tahun 2012, dan pelatihan sertifikasi SML (Sistem Manajemen Lingkungan) ISO 14001:2004 di Bogor pada tahun 2013.

Gambar

Gambar 1. Bagian dan komponen struktural jembatan
Gambar 2. Komponen supertructures jembatan
Gambar 3. Integrasi pekerjaan dalam Tekla Structures
Gambar 4. Diagram alir prosedur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Komponen Utama bertujuan untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling berkolerasi satu dengan lainnya, menjadi satu set variabel baru

Vektor ciri keluaran dari PCA dapat dikurangi jumlah komponen utamanya sampai pada jumlah tertentu (dalam penelitian ini sampai dengan 30 komponen utama masih

Dari survei yang telah dilakukan pada berbagai industri dalam negeri yang hasil produksinya memiliki kaitan dengan komponen PLTN, ternyata untuk mendapatkan

Telah dilakukan analisis komponen asam lemak dan mineral (Ca, Mg, Fe, Zn) pada ikan kakap putih ( Lates calcalifer) diekstraksi dengan petroleum benzen diperoleh

Beberapa manfaat juga dapat dilihat dari hasil perbaikan yang dilakukan, seperti total waktu yang dibutuhkan untuk mengecek stok dan mencari komponen pada proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 21 variabel yang digunakan dapat dibentuk 7 komponen utama yang memuat beberapa variabel dengan kontribusi terkuat seperti adalah

Dengan pengelompokkan data secara tepat, akan dapat diperoleh: jumlah kegagalan, jumlah, demand (berapa kali komponen diperlukan beroperasi pada keadaan tertentu), waktu

Kemudian pada nilai vector eigen yang merupakan koefisien dari Komponen Utama dapat dilihat pada tabel 1, bahwa ada 16 Komponen Utama yang terbentuk dari data variabel asal dengan