• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis peramalan penjualan tahu kita pada PT. Kitagama, Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis peramalan penjualan tahu kita pada PT. Kitagama, Jakarta"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

ARLENA DINI LISJIYANTI

H24070051

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

ARLENA DINI LISJIYANTI. H24070051. Analisis Peramalan Penjualan Tahu Kita pada PT. Kitagama, Jakarta. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.

Tahu merupakan salah satu makanan olahan dari kedelai yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Meningkatnya konsumsi tahu saat ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi. Untuk itu PT. Kitagama membuat tahu sehat alami dan tanpa pengawet yang dinamakan Tahu Kita yang diproses dengan mesin-mesin modern dan proses pemasakan lebih cepat dan bersih untuk menghasilkan tahu yang putih, lembut, aman, bersih dan tahan lama.

Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis pola data penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet penjualan, (2) Mengkaji dan memperoleh metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk melakukan peramalan penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet penjualan, serta (3) Mengkaji dan memperoleh hasil peramalan produk Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet penjualan untuk 15 bulan mendatang dengan menggunakan metode kuantitatif terbaik.

Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak manajemen dan pengamatan langsung di tempat penelitian. Data sekunder berupa studi literatur dan data lain yang diperoleh dari perpustakaan dan data perusahaan. Alat analisis menggunakan beberapa metode time series, yaitu metode trend analysis, metode Single Exponential Smoothing, metode Double Exponential Smoothing Holt, metode Decomposition Additive, metode Decomposition Multiplicative, metode Moving Average dan metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dengan bantuan Excel dan Minitab 14.

Dari hasil peramalan didapatkan bahwa metode terbaik untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Pastellia dan outlet Kemchicks menggunakan Decomposition Additive, penjualan Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan menggunakan Moving Average (4), penjualan Tahu Kita pada outlet Ps. Bintaro Mas menggunakan ARIMA (2,0,2) dan penjualan Tahu Kita pada outlet Market City menggunakan Trend Quadratic. Informasi hasil peramalan penjualan pada penelitian ini digunakan untuk menyusun ramalan pendapatan kotor di lima (5) outlet penjualan.

(3)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ARLENA DINI LISJIYANTI

H24070051

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Nama : Arlena Dini Lisjiyanti

NIM : H24070051

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Prof. Dr. Ir. H, Musa hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA)

NIP : 195506261980031002

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc)

NIP : 196101231986011002

(5)

iv

Penulis dilahirkan di Jakarta 24 Maret 1990 sebagai putri pertama dari dua (2) bersaudara pasangan Slamet Riyadi dan Sajiyanti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pesanggrahan 03 Pagi Jakarta dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 177 Jakarta dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 90 Jakarta. Tahun 2007 Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi seperti menjadi staff Produksi UKM Century IPB periode 2007/2008, staff Promotion and Marketting UKM Century IPB periode 2008/2009 dan sebagai Direktur BEM Corporation Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) periode 2009/2010. Penulis juga aktif di berbagai kegiatan yang diadakan yaitu sebagai staff Danus acara Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) 2008, staff Danus acara Banking Goes to Campus 2008, koordinator PDD acara Bogor Business Simulation Comepetition 2009, staff acara Masa Perkenalan

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2009, staff Expo acara Extravaganza 2009, staff Danus acara Sportakuler 2009, staff Sponshorship acara IPB Art Contest (IAC) 2009, Koordinator acara Seminar Insurance Goes to Campus (IGTC), staff acara Tax Goes to Campus 2010, Koordinator acara Gathering Departemen Manajemen 44 dan terakhir menjadi panitia Event

Organizer (EO) acara Unilever Career Day.

Selain itu, penulis sering menjadi Master of Ceremonial (MC) dalam acara-acara Fakultas, antara lain MC acara Greenation 3rd, Politik Ceria 2010, Balistis (baca Tulis Gratis), SOUL (Save Our Children), It’s time for us BEM FEM IPB 2009/2010, Entrepreneurship Talkshow, FEM Ambassador 2009 Roadshow, E-Race 2010, Masa Perkenalan Departemen (MPD) Manajemen FEM

(6)

v

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, Dzat

penguasa seluruh kehidupan atas rahmat dan karunia-Nya. Limpahan rahmat serta

kemudahan dalam berpikir dan bertindak merupakan sumber kekuatan penulis dalam

melaksanakan penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Peramalan Penjualan Tahu Kita pada PT.

Kitagama, Jakarta” disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Skripsi ini menganalisis pola data penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima

(5) outlet penjualan , mengkaji dan memperoleh metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk melakukan peramalan penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima

(5) outlet penjualan, serta mengkaji dan memperoleh hasil peramalan produk Tahu

Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet penjualan untuk 15 bulan mendatang dengan

menggunakan metode kuantitatif terbaik. Informasi tersebut dapat menjadi masukan

bagi perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk membuat perencanaan strategi

maupun kebijakan ytang tepat dan sesuai di masa mendatang.

Penulis menyadari bahawa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi

(7)

vi

Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Analisis Peramalan Penjualan Tahu

Kita pada PT. Kitagama Jakarta” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM)

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan, bantuan dan kerja sama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl, Ing, DEA sebagai dosen pembimbing

yang telah membrikan bimbingan, motivasi dan arahan selama penulis melakukan

penelitian.

2. Prof. Dr. Ir. W.H Limbong MS dan Dra. Siti Rahmawati, MS selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran.

3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen FEM IPB.

4. Seluruh staf dan karyawan Departemen Manajemen FEM IPB.

5. Ir. Teguh Budi Pramono, MBA yang telah membantu penelitian saya selama ini.

6. Mba Yayi Nestiti yang telah membantu penelitian saya dan memberikan

dukungan serta doa.

7. Kedua orang tua, Slamet Riyadi dan Sajiyanti, serta adik saya Rizki Chandra

Riyadi atas doa, nasihat, semangat, dukungan, pengertian dan kasih sayang yang

tiada henti yang telah diberikan kepada penulis.

8. Sahabat tersayang (Dian dan Tiwi) yang selalu menghibur.

9. Teman-teman satu bimbingan (Elis, Cely, Rari, Upeh, Devi, Suci, Arif dan

Yodia) yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya.

10.Sahabat-sahabat tersayang di manajemen 44 (Ratih, Windi, Dea, Echa, Malay,

Izni, Tutu, Resty, Widi, Christ, Fiky, Uki, Edo dan Duta) yang telah memberikan

(8)

vii

12.Teman-teman kosan Pondok Nuansa Sakinah (Salys, Asti, Alya, Nene, Dina,

Anies dan Cipi) yang memberikan semangat, dukungan dan doanya.

13.Semua teman-teman di Manajemen 44 yang selama ini telah berbagi suka maupun

duka.

14.Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam kesempatan ini yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh

semua pihak, baik yang disebutkan maupun yang tidak di dalam penyusunan

skripsi dan penulis menyadari masih banyak kekekurangan dan kelemahan dalam

penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang memerlukannya.

Bogor, 13 Juni 2011

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ……….. 8

2.1.Sejarah Perkembangan Kedelai dan Tahu ... 8

2.2.Definisi Peramalan... 11

2.2.1 Jenis-jenis Peramalan ……… 13

2.2.2 Langkah-langkah Peramalan ………. 14

2.2.3 Peramalan time series ……….. 15

2.2.4 Decomposisi time series ……… 15

2.2.5 Rataan Bergerak ……… 15

2.2.6 Penghalusan Eksponensial ……… 16

2.2.7 Trend Analysis ………. 17

2.2.8 ARIMA ………. 17

2.2.9 Menghitung Kesalahan Peramalan ……….. 18

2.3.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 19

III. METODE PENELITIAN ………... 21

3.1.Kerangka Pemikiran Penelitian. ... 21

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

(10)

ix

3.4.Pengolahan dan Analisis Data ... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 32

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ……… 32

4.2 Metode Peramalan Time Series pada Outlet Pastellia ………. 35

4.2.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita pada Outlet Pastellia ……… 35

4.2.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Pastellia ……… 37

4.3 Metode Peramalan Time Series pada Outlet JoyoSwalayan … 39

4.3.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita pada Outlet Joyo Swalayan ……… 39

4.3.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Joyo Swalayan ……… 40

4.4 Metode Peramalan Time Series pada Outlet Ps. Bintaro Mas .. 43

4.4.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita pada Outlet Ps. Bintaro Mas ……… 43

4.4.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Ps. Bintaro Mas …….……… 45

4.5 Metode Peramalan Time Series pada OutletMarket City ….. 47

4.5.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita pada Outlet Market City ……… 47

4.5.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Market City ……… 49

4.6 Metode Peramalan Time Series pada OutletKemchicks …… 52

4.6.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita pada Outlet Kemchicks ……… 52

4.6.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Kemchicks ……… 53

4.7 Implikasi Manajerial ……… ……….. 55

KESIMPULAN DAN SARAN ……… 58

1. Kesimpulan ………. 58

2. Saran ……… 58

DAFTAR PUSTAKA ……….. 60

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Luas tanam kedelai di Indonesia dari tahun 2003 – 2007 ………. 2

2. Produksi tanaman kedelai di Indonesia dari tahun 2005 – 2011 ………... 2

3. Luas panen tanaman kedelai di Indonesia dari tahun 2005 -2007 ……... 3

4. Produktivitas tanaman kedelai di Indonesia di Indonesia dari tahun 2003

– 2009 ……… 3

5. Kandungan gizi kedelai ………. 11

6. Nilai MSE metode peramalan time series pada outlet Pastellia ………… 37

7. Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan

metode Decomposition Additive ……… 38

8. Nilai MSE metode peramalan time series pada outlet Joyo Swalayan …. 41

9. Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan

metode Moving Average (4) ……….. 42

10.Nilai MSE metode peramalan time series pada outlet Pasar Bintaro Mas

……… 45 11.Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan

metode ARIMA (2,0,2) ………. 46

12.Nilai MSE metode peramalan time series pada outlet Market City ……. 50

13. Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan

metode trend quadratic ………. 51

14. Nilai MSE metode peramalan time series pada outlet Kemchicks ……... 53

15. Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian... 23

2. Pola data penjualan Tahu Kita pada outlet Pastellia ………. 36

3. Pola data penjualan Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan ………... 40

4. Pola data penjualan Tahu Kita pada outlet Pasar Bintaro Mas ………… 44

5. Pola data penjualan Tahu Kita pada outletMarket City ……… 48

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Data penjualan Tahu Kita bulan Juli 2008 – Desember 2010 ………… …. 63

2. Data aktual penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – April 2011 ……….. 64

3. Struktur organisasi ……… 65

4. Proses produksi Tahu Kita ……….. 66

10.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Pastellia dengan metode Decomposition Additive ……….. 72

11.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Pastellia dengan metode Decomposition Multiplicative ………. 75

12.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan dengan metode Moving Average (4)……….. 78

13.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan dengan metode Decomposition Additive ………. 80

14.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Pasar Bintaro Mas dengan metode ARIMA (2,0,2)……….. 83

15.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Pasar Bintaro Mas dengan metode Decomposition Additive ………. 85

16.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Market City dengan metode Trend quadratic……….……..…… 88

17.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Market City dengan metode Single Exponential Smoothing ………. 90

18.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Kemchicks dengan metode Decomposition Additive ……….. 92

19.Hasil peramalan 15 periode ke depan untuk penjualan Tahu Kita pada outlet Kemchicks dengan metode Trend Quadratic………....…… 95

20.Implikasi hasil peramalan penjualan terhadap perkiraan pendapatan kotor Tahu Kita pada outlet Pastellia untuk periode Januari 2011 – Maret 2012 ………. 97

21.Implikasi hasil peramalan penjualan terhadap perkiraan pendapatan kotor Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan untuk periode Januari 2011 – Maret 2012 … 98 22.Implikasi hasil peramalan penjualan terhadap perkiraan pendapatan kotor Tahu Kita pada outlet Pasar Bintaro Mas untuk periode Januari 2011 – Maret 2012 ………... 99

23.Implikasi hasil peramalan penjualan terhadap perkiraan pendapatan kotor Tahu Kita pada outletMarket City untuk periode Januari 2011 – Maret 2012 ……. 100

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan bidang strategik, karena menyangkut kebutuhan

manusia. Bagi Indonesia yang merupakan negara agraris, pertanian mempunyai

makna penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai

penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi segenap penduduk, serta

penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk menarik devisa. Pada tahun 1969,

pemerintah Indonesia meluncurkan rencana lima (5) tahun pertama dengan

pertanian sebagai titik fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanaman

pangan terutama padi sawah, jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Sejak 1969,

produksi padi telah menjadi fokus utama dalam peningkatan produksi pangan,

namun selama tahun 1970an produksinya semakin menurun. Saat itu, produksi

palawijaya seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu sebagian besar

diabaikan dalam kebijakan pemerintah sampai dengan tahun 1974. Menurunnya

produksi padi mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan

pangan palawijaya ini sebagai pengganti beras. Sebelum tahun 1974, total

produksi jagung juga menurun, tetapi keuntungan kecil telah dilakukan oleh

kedelai dan kacang tanah. (http://ideas.repec.org/, 2011)

Di kawasan Benua Asia, Indonesia menempati sebagai negara dengan luas

areal (1,4 juta ha) ketiga terbesar setelah Cina (8 juta ha) dan India (4,5 juta ha).

Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara penghasil kedelai keenam

terbesar di dunia, setelah USA, Brasil, Argentina, Cina dan India (1997)

(Adisarwanto dan Rini, 2002). Sebagai ilustrasi, pada Tabel 1 dapat dilihat luas

tanam kedelai di Indonesia tahun 2003 - 2007 mengalami peningkatan hingga

tahun 2005 dan selanjutnya mengalami penurunan. Pulau Jawa merupakan

daerah yang memiliki luas tanam paling banyak dibandingkan daerah lainnya,

(15)

Tabel 1. Luas tanam Kedelai di Indonesia dari tahun 2003 - 2007

No. Provinsi

Tahun (ha)

2003 2004 2005 2006 2007

1. Sumatera 43.926 58.199 54.397 44.043 38.502

2. Jawa 361.041 408.783 416.144 390.320 336.792

3. Bali, Nusa Tenggara 74.078 96.426 104.136 93.437 78.726

4. Kalimantan 9.565 9.624 6.880 6.925 7.309

5. Sulawesi 24.551 29.866 29.838 27.361 28.264

6. Maluku & Papua 40.196 4.795 9.715 6.536 6.584

Jumlah Luar Jawa 192.316 198.880 204.966 178.302 159.385

Indonesia 553.357 607.663 621.110 568.622 496.177

Sumber : www.bps.go.id, 2011

Perkembangan produksi tanaman kedelai di Indonesia (Tabel 2) sama

seperti dengan perkembangan luas panen tanaman kedelai di Indonesia tahun

2005 - 2011 (Tabel 3), produksi dan luas panen kedelai mengalami penurunan

selama tahun 2005 - 2007, tetapi di tahun 2008 hingga 2009 mengalami

peningkatan cukup tinggi dan di tahun 2010 menurun sedikit dibanding tahun

sebelumnya dan diperkirakan pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Produksi

tanaman kedelai di Indonesia paling tinggi terdapat di daerah pulau Jawa,

sebaliknya luas panen tanaman kedelai di Indonesia terdapat di luar pulau Jawa.

Tabel 2. Produksi tanaman Kedelai di Indonesia dari tahun 2005 - 2011

Provinsi

Produksi (ton)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jawa 563.225 518.425 424.986 518.997 573.231 633.212 636.675*

Luar Jawa 245.128 229.186 167.548 256.713 351.280 274.899 297.328*

Indonesia 808.353 747.611 592.534 775.710 924.511 908.111 934.003*

* Angka Ramalan I

(16)

Tabel 3. Luas panen tanaman Kedelai di Indonesia dari tahun 2005 - 2011

Provinsi

Produksi (ton)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jawa 423.874 390.568 325.689 389.780 428.130 493.594 436.315*

Luar Jawa 197.667 189.966 133.427 201.176 273.262 168.117 230.387*

Indonesia 621.541 580.534 459.116 590.956 701.392 661.711 666.702*

* Angka Ramalan I

Sumber : www.bps.go.id, 2011

Tabel 4 menunjukkan perkembangan produktivitas tanaman kedelai di

Indonesia dari tahun 2003 - 2009 yang berfluktuasi. Dapat dilihat pada tahun

2003 - 2005 Indonesia mengalami peningkatan produktivitas kedelai, lalu di

tahun 2006 mengalami penurunan dan mengalami peningkatan lagi mulai tahun

2007 - 2009. Tingkat produktivitas paling tinggi terjadi di daerah Jawa.

Tabel 4. Produktivitas tanaman Kedelai di Indonesia dar tahun 2003 - 2009

Provinsi

Produktivitas (kuintal/Ha)

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jawa 13,04 13,06 13,29 13,27 13,05 13,32 13,39

Luar Jawa 12,03 12,25 12,40 12,06 12,56 12,76 12,86

Indonesia 12,75 12,80 13,01 12,88 12,91 13,13 13,18

Sumber : www.bps.go.id, 2011

Kedelai merupakan salah satu bahan pangan penting setelah beras karena

hampir 90% digunakan sebagai pangan. Kedelai juga kaya akan protein yang

memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan

mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar. Kedelai juga bermanfaat

menurunkan kolesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu,

kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit

(17)

dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan sehat. Kedelai juga

berpotensi dan berperan penting dalam menumbuhkembangkan industri kecil

menengah (IKM), bahkan sebagai komoditas ekspor (Adisarwanto dan Rini,

2002).

Tahu merupakan salah satu makanan olahan dari kedelai yang memiliki

kandungan gizi cukup tinggi. Meningkatnya konsumsi tahu saat ini sejalan

dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi.

Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan

diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal

dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpao dan bakso. Sebagaimana tempe,

tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di

Indonesia umumnya dikenal dengan tempat pembutannya, misalnya tahu

Sumedang dan tahu Kediri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu, 2011).

Beberapa waktu terakhir di tahun 2006 sempat marak berita tentang

formalin yang sering ditemukan pada produk tahu segar sebagai bahan pengawet.

Adanya berita tahu berformalin yang ditemukan di pasaran, telah membuat

masyarakat Indonesia menjadi sangat waswas untuk mengkonsumsi tahu.

Padahal tahu adalah bahan makanan murah, sehat dan disukai oleh semua usia

mulai dari bayi hingga lansia. Tahu juga mengandung protein nabati penting bagi

pemenuhan gizi, terutama dalam masa pertumbuhan. Selain itu tahu merupakan

alternatif lauk pauk yang lezat yang mudah diolah menjadi penganan apapun. Di

Indonesia, saat ini banyak sekali munculnya produsen tahu di pasaran, salah

satunya yaitu PT. Kitagama merupakan salah satu industri tahu yang sistem

pengolahannya berbeda dengan perusahaan tahu lainnya. Tahu hasil produksi

PT. Kitagama merupakan produk dari hasil penelitian dari dosen Fakultas Teknik

Pertanian Universitas Gajah Mada (FTP UGM) yang sebelumnya diproduksi

dalam skala laboratorium. Selanjutnya produksi tersebut kemudian di

kembangkan menjadi skala industri. PT. Kitagama merupakan industri yang

(18)

PT. Kitagama muncul untuk mencoba memberikan solusi atas

permasalahan tahu berformalin di pasaran. Teknologi pengolahan tahu yang

benar dan tepat perlu diterapkan dalam proses pembuatan tahu. PT. Kitagama

berfokus membuat tahu sehat alami dan tanpa pengawet untuk menghapus

kekhawatiran masyarakat akan tahu yang dikonsumsi. Untuk itu

dimunculkanlah tahu sehat hasil dari produk PT. Kitagama yang dinamakan

Tahu Kita. Tahu Kita di proses dengan menggunakan mesin-mesin modern

berbahan dasar stainless steel, sehingga menjadikannya aman, bersih, putih dan

higienis. Dengan proses pemasakan yang lebih cepat dan bersih, maka

menghasilkan tahu yang putih dan lembut, karena proses pemasakannya tidak

menghasilkan kerak pada dasar tangki masak yang dapat membuat tahu berbau

sangit dan berwarna putih kekuningan.

Meningkatnya jumlah produsen tahu saat ini telah menyebabkan PT.

Kitagama harus mampu mempertahankan pelanggannya, bahkan meningkatkan

jumlah konsumennya agar dapat bertahan sebagai produsen yang bergerak di

industri tahu. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh PT. Kitagama adalah

melakukan peramalan penjualan, untuk membuat perencanaan produksi dan

strategi pemasaran lebih tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan

saat ini. Untuk itu dilakukan penelitian berjudul Analisis Peramalan Penjualan

Tahu Kita pada PT. Kitagama Jakarta.

1.2. Perumusan Masalah

Munculnya para pesaing produsen tahu saat ini yang membuat pilihan

jumlah produk ataupun merek tahu di Indonesia semakin bervariatif telah

membuat PT. Kitagama sebagai salah satu produsen yang menghasilkan

produk berbahan dasar kedelai ini harus memikirkan bagaimana cara

mempertahankan pelanggannya, bahkan meningkatkan konsumen. Oleh

karena itu, PT. Kitagama perlu melakukan peramalan penjualan untuk

menetapkan target penjualan perusahaan melalui penyusunan strategi.

(19)

1. Bagaimana pola data penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet

penjualan selama ini ?

2. Bentuk metode peramalan kuantitatif apakah yang paling sesuai untuk

meramalkan jumlah penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet

penjualan ?

3. Bagaimana peramalan penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5)

outlet penjualan untuk 15 bulan mendatang dengan menggunakan metode kuantitatif terbaik ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pola data penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5)

outlet penjualan

2. Mengkaji metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk

melakukan peramalan penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di Lima (5)

outlet penjualan

3. Mengkaji hasil peramalan produk Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5)

outlet penjualan untuk 15 bulan mendatang dengan menggunakan metode kuantitatif terbaik

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode time series dan data penjualan

tahu di lima (5) outlet dari bulan Juli 2008 sampai Desember 2010, maka

peramalan dilakukan selama 15 bulan ke depan yaitu, bulan Januari 2011

sampai Maret 2012 dan kemudian dibandingkan dengan data aktual selama 3

(tiga) bulan yang didapatkan dari bulan Januari sampai Maret 2011. Data

penjualan yang didapat dari perusahaan adalah penjualan harian yang

kemudian diakumulasikan menjadi data bulanan.

Peramalan dilakukan pada lima (5) outlet Tahu Kita PT. Kitagama.

(20)

Kemchick dan Market City. Penelitian ini terbatas hanya kepada pemilihan metode peramalan akurat untuk meramalkan penjualan Tahu Kita yang dapat

digunakan oleh perusahaan dalam merencanakan produksi. Untuk

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Kedelai dan Tahu

Menurut Winarto, Achmad dan Kuncoro (2005), tanaman kedelai (Glycine

max (L) Merrill) telah dibudidayakan sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Asal

tanaman ini dipekirakan dari dataran Cina, karena di sanalah mula mula kedelai

ditanam, dan juga di Cina banyak dijumpai jenis kedelai liar. Tanaman ini dari

Cina kedelai menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara dan ke Indonesia.

Di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali, kedelai sudah ditanam sejak

tahun 1750. Amerika serikat, negara produsen kedelai terbesar di dunia, baru

mulai menanam kedelai tahun 1920 dan Brasil negara produsen kedelai nomor

dua, baru mulai menanam kedelai tahun 1950.

Tanaman kedelai merupakan tanaman cash crop yang dibudidayakan di

lahan sawah (±60%) dan di lahan kering (±40%). Luas areal tanam mencapai

punaknya pada tahun 1992, yaitu 1,67 juta hektar. Sejak tahun 2000-2003, areal

tanam terus menurun menjadi 0,53 juta hektar pada tahun 2003. Kebutuhan

kedelai pada tahun 2004 sebesar 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri

baru mencapai 0,71 juta ton, sehingga kekurangannya 1,31 juta ton harus

diimpor. Hanya sekitar 35% dari total kebutuhan kedelai dapat dipenuhi dari

produksi dalam negeri. Penurunan areal tanaman berkaitan erat dengan banjirnya

kedelai impor, sehingga nilai kompetitif dan komparatifnya merosot. Mengingat

posisi lahan di Indonesia cukup luas dan jumlah penduduk cukup besar,

sementara industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat, maka

kedelai perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan untuk menekan laju

impor.

Upaya untuk menekan laju impor dapat ditempuh melalui peningkatan

produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan

kelembagaan petani, peningkatan mutu produk, peningkatan nilai tambah,

perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan

(22)

pengembangan kedelai di Indonesia, maka fokus penelitian adalah melestarikan

dan mendayagunakan plasma nutfah tanaman kedelai guna menopang kegiatan

pemuliaan berkelanjutan dan produktif menghasilkan varietas unggul baru

(VUB). Untuk meningkatkan potensi komoditas kedelai lahan sawah irigasi dan

lahan kering dapat ditempuh melalui sintesis teknik produksi yang terdiri dari

VUB kedelai adaptif, hasil tinggi (2,5-3,0 ton/ha), berbiji besar, toleran

kekeringan dan tahan hama dan penyakit disertai komponen teknologi

pengelolaan lahan, tanaman dan organisme pengganggu yang efisien, baik untuk

lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan, maupun lahan kering. Diseminasi hasil

penelitian untuk meningkatkan akses bagi pengguna teknologi dan mempercepat

adopsi petani antara lain di lahan melalui Program Rintisan dan Akselerasi

Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI) (Winarto, Achmad dan Kuncoro,

2005)

Tanaman kedelai (Glyicne max Merr.) bukan tanaman asli Indonesia,

namun pembudidayaan tanaman ini telah dilakukan di pulau jawa sejak abad

XVI. Rumphius (1750) mendokumentasikan bahwa pada masa itu kedelai telah

menyebar di Jawa dan Bali, yang berarti bahwa introduksi kedelai ke Indonesia

terjadi jauh sebelum tahun tersebut. Pemasukan kedelai ke Indonesia

kemungkinan dilakukan oleh imigran China, mengingat China telah menanam

dan menggunakan kedelai sebagai bahan makanan sejak awal abad Masehi.

Keberlanjutan usahatani kedelai di Indonesia ditunjang oleh adanya teknik

pengolahan kedelai menjadi bahan lauk, yang diperlukan masyarakat setiap hari,

dalam bentuk tempe, tahu, kecap dan tauco. Teknik pengolahan ini ternyata tidak

ditemukan di negara tetangga yang pada zaman dulu erat berhubungan dengan

Indonesia seperti India, Birma, Thailand, Srilanka atau Vietnam.

Sebagai tanaman bahan lauk yang tidak dibutuhkan dalam jumlah banyak,

secara tradisional historis kedelai memang tidak pernah ditanam secara luas

sebagaimana tanaman pokok seperti padi, jagung atau ubi kayu. Hal ini juga

berkaitan dengan ciri pertanian Indonesia hingga awal Pelita I (1968-1973)

(23)

keluarga tani sendiri. Sebagai akibatnya, kedelai tidak pernah diusahakan sebagai

tanaman utama, hanya sebagai tanaman sisipan (catch crop) atau petani

menyebut sebagai tanaman polowijo, yang berarti tanaman sisipan di musim

kemarau pada saat lahan tidak dimanfaatkan untuk usahatani tanaman utama. Hal

ini sangat berbeda dengan cara pengusahaan kedelai di negara USA, Brasilia dan

Argentina, yang walaupun baru mulai menanam kedelai pada pertengahan abad

XX, memperlakukan kedelai sebagai cash crop yang diusahakan sebagai

tanaman utama secara besar-besaran (BPP Teknologi, 1993)

Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang

difermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari

Indonesia, tahu berasal dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpao dan bakso.

Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han, sekitar 2200

tahun lalu. Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Makanan ini dibawa para

perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu

juga akhirnya ke seluruh dunia. Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai

makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya

dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu Kediri.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu, 2011).

Berdasarkan Tabel 5, kandungan gizi kedelai paling tinggi terdapat pada

makanan olahan seperti tahu. Meningkatnya konsumsi tahu saat ini sejalan

dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi.

Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedele yang difermentasikan dan

diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal

dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpao dan bakso. Tahu pertama kali

muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han, sekitar 2200 tahun lalu. Di Jepang

dikenal dengan nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar

ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu akhirnya ke seluruh dunia. Sebagaimana

tempe, tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang

ada di Indonesia umumnya dikenal dengan tempat pembutannya, misalnya tahu

(24)

Tabel 5. Kandungan Gizi Kedelai

Jenis Produk Kalori Protein CHO Lemak

Tanaman Kedelai

(kuning), dimasak

149 14,3 8,5 7,7

Kedelai, hijau

(edamame)

127 11,1 10,0 5,8

Tempe 165 15,8 14,1 6,4

Tahu 183 17,0 14,1 9,3

Tepung kedelai,

Dihilangkan lemaknya

82 11,8 9,6 0,3

Susu kedelai 100 7,0 8,0 4,0

Sumber : http://www.nsrl.uiuc.edu/aboutsoy/soynutrition.html, 2011

2.2 Definisi Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan adalah seni, ilmu untuk

memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan

pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang dengan

suatu bentuk model matematik atau prediksi intuisi bersifat subyektif, atau

menggunakan kombinasi model matematik yang disesuaikan dengan

pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Forecasting berkaitan dengan

upaya memperkirakan apa yang terjadi di masa depan, berbasis pada metode

ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara matematis. Walaupun

demikian, kegiatan forecasting tidaklah semata-mata berdasarkan prosedur

ilmiah atau terorganisir, karena ada kegiatan forecasting yang menggunakan

intuisi (perasaan) atau lewat diskusi informal dalam sebuah grup (Santoso,

2009).

Menurut Sugiarto dan Harihono (2000), peramalan merupakan studi

terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola

sistematis. Dalam dunia bisnis, hasil peramalan mampu memberikan gambaran

(25)

perencanaan, menciptakan peluang bisnis maupun mengatur pola investasi.

Ketepatan hasil peramalan bisnis akan meningkatkan peluang tercapainya

investasi yang menguntungkan. Semakin tinggi akurasi yang dicapai peramalan,

maka semakin meningkat pula peran peramalan dalam perusahaan, karena hasil

dari suatu peramalan dapat memberikan arah bagi perencanaan perusahaan,

perencanaan produk dan pasar, perencanaan penjualan, perencanaan produksi

dan keuangan.

Dikaitkan dengan perencanaan perusahaan, hasil peramalan lingkungan

ekonomi dan pasar memungkinkan perencana perusahaan mengarahkan

kebijakan perusahaan ke sektor-sektor yang memberikan peluang keuntungan

tertinggi. pemanfaatan hasil peramalan dalam perencanaan produk dan pasar

pada umumnya digunakan dalam menyusun sasaran perusahaan maupun untuk

penyusunan anggaran promosi, serta anggaran penjualan yang diperlukan untuk

mencapai sasaran tersebut. Hasil peramalan produk dan pasar dapat

dimanfaatkan perusahaan untuk memasuki pasar baru ataupun menarik diri dari

pasar yang semakin tidak menguntungkan. Sebagai contoh, hasil peramalan

terhadap peluang suatu produk akan memungkinkan dibuatnya perencanaan

terperinci bagi setiap sektor yang mendukung produk tersebut.

Salah satu aspek yang paling sering disalahpahami dalam peramalan adalah

ketidakpastian. Umumnya manajer perusahaan percaya bahwa semakin banyak

sumber daya dan waktu yang diberikan kepada peramalan, semakin rendah

derajat ketidakpastian yang didapat. Tetapi dalam banyak situasi, semata mata

menggunakan lebih banyak waktu dan tenaga dalam peramalan justru akan

memberikan hasil berlawanan. Proses peramalan masa depan itu sendiri justru

membuka kemungkinan-kemungkinan baru dan hal ini sering berarti semakin

banyaknya ketidakpastian yang harus dipertimbangkan. Dalam kasus seperti ini,

tujuan utama peramalan adalah menjadikan para pengambil keputusan dan

pembuat kebijakan memahami ketidakpastian di masa mendatang, sehingga

ketidakpastian dan risiko yang mungkin muncul dapat dipertimbangkan pada

(26)

masa depan. Dengan melakukan peramalan, para perencana dan pengambil

keputusan akan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi yang lebih

luas daripada tanpa peramalan. Dengan demikian, berbagai rencana strategi dan

aksi dapat dikembangkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat

terjadi di masa mendatang (Sugiarto dan Hariono, 2000).

Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan biasanya berdasarkan

horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horizon waktu terbagi atas

beberapa kategori :

1. Peramalan jangka pendek. Peramalan ini mencakup jangka waktu hingga satu

(1) tahun tetapi umumnya kurang dari tiga (3) bulan. Peramalan ini digunakan

untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja,

penugasan keja dan tingkat populasi.

2. Peramalan jangka menengah. Peramalan jangka menengah, atau intermediate

umumnya mencakup hitungan bulanan hingga tiga (3) tahun. Peramalan ini

berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi,

anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang. Umumnya untuk perencanaan masa tiga (3) tahun

atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk

baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta

penelitian dan pengembangan (litbang).

2.2.1 Jenis-jenis Peramalan

Peramalan adalah upaya memperkirakan nilai-nilai respon yang

menjadi perhatian di masa depan. Secara garis besarnya, peramalan

dibedakan menjadi peramalan kuantitatif dan kualitatif. Hasil peramalan

kualitatif didasarkan pada pengamatan kejadian-kejadian di masa

sebelumnya yang digabungkan dengan intuisi maupun ketajaman perasaan

si peramal dalam menghasilkan suatu informasi yang diperkirakan bakal

terjadi di masa mendatang. Pada umumnya hasil peramalan kualitatif

(27)

Sebaliknya, peramalan kuantitatif mempergunakan data kuantitatif yang

diperoleh dari pengamatan nilai-nilai sebelumnya dengan ditunjang

beberapa informasi kuantitatif maupun kualitatif. Hasil peramalan

kuantitatif secara relatif lebih disukai, karena memberikan pandangan yang

lebih nyata dan lebih obyektif dalam besaran nilai hasil peramalannya.

2.2.2 Langkah-langkah Peramalan

Menurut Sugiarto dan Harihono (2000), hampir semua metode

peramalan formal dilakukan dengan cara mengekstrapolasi kondisi masa

lalu untuk kondisi masa mendatang. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa

kondisi masa lalu sama dengan kondisi masa mendatang. Atas dasar logik

ini, maka langkah-langkah dalam metode peramalan adalah :

Langkah 1 : Mengumpulkan data

Langkah 2 : Menyeleksi dan memilih data

Langkah 3 : Memilih model peramalan

Langkah 4 : Menggunakan metode terpilih untuk peramalan

Menurut Heizer dan Render (2006), Peramalan (forecasting) adalah

istilah yang sangat populer di dunia bisnis, yang pada dasarnya adalah

kegiatan yang berhubungan dengan meramalkan atau memproyeksikan

hal-hal yang terjadi di masa lampau ke masa depan. Ramalan permintaan

(demand forecasting) menyangkut peramalan permintaan mendatang berdasarkan permintaan yang lalu atau berdasarkan perhitungan tertentu.

Ramalan permintaan mencakup dua kegiatan (Indrajit dan Djokopranoto,

2003), yaitu :

1. Mengidentifikasikan peubah-peubah yang mempengaruhi permintaan

2. Mengembangkan persamaan-persamaan yang menyatakan hubungan

(28)

2.2.3 Peramalan Time Series

Time series didasarkan pada waktu berurutan atau berjarak sama

(mingguan, bulanan, kuartalan, dan lainnya). Meramalkan data time series

berarti nilai masa depan diperkirakan hanya dari nilai masa lalu dan bahwa

peubah lain diabaikan, walaupun peubah-peubah tersebut mungkin sangat

bermanfaat.

2.2.4 Dekomposisi Time Series

Menganalisis Time Series berarti membagi data masa lalu menjadi

komponen-komponen dan kemudian memproyeksikannya ke masa depan.

Time series mempunyai empat (4) komponen : tren, musim, siklus dan

variasi acak (random variation). Rinciannya sebagai berikut :

a. Tren merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau

menurun. Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau

pandangan budaya dapat mempengaruhi pergerakan tren.

b. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu

seperti hari, minggu, bulan, atau kuartal.

c. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun.

Siklus ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal

penting dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek.

Memprediksi siklus bisnis sulit, karena dapat dipengaruhi oleh

kejadian politik ataupun kerusuhan internasional.

d. Variasi acak merupakan satu titik khusus dalam data, yang disebabkan

oleh peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak

mempunyai pola khusus, jadi tidak dapat diprediksi.

2.2.4 Rataan Bergerak

Peramalan rataan bergerak (moving average) menggunakan sejumlah

data aktual masa lalu untuk menghasilkan peramalan. Rataan bergerak

berguna, jika diasumsikan permintaan pasar akan stabil sepanjang masa

(29)

Secara matematik, rataan bergerak sederhana (merupakan prediksi

permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai :

Rataan bergerak = ∑ permintaan n periode sebelumnya ……... (1)

n

dimana n adalah jumlah periode dalam rataan bergerak.

Rataan bergerak dengan pembobotan dapat dijabarkan berikut :

Rataan bergerak dengan pembobotan =

∑ (bobot pada periode n) (permintaan pada periode n) ………... (2)

∑ bobot

2.2.5 Penghalusan Eksponensial

Penghalusan Eksponensial (exponential smoothing) merupakan

metode peramalan rataan bergerak dengan pembobotan canggih, namun

masih mudah digunakan. Metode ini menggunakan sangat sedikit

pencatatan data masa lalu. Rumus penghalusan eksponensial dasar dapat

ditunjukkan sebagai berikut :

Peramalan baru = peramalan periode lalu + α (permintaan

aktual periode lalu – peramalan periode lalu)

dimana α adalah sebuah bobot, atau konstanta penghalusan (smoothing

constant), yang dipilih oleh peramal, yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan secara matematik ditulis sebagai berikut :

Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1) ………... (3)

dimana

Ft = peramalan baru

Ft-1 = peramalan sebelumnya

α = konstanta penghalus

(30)

2.2.6 Trend Analysis

Ada beberapa metode forecasting yang memperhatikan adanya trend,

seperti metode Holt (pada Exponential Smoothing) atai Time Series

Decomposition; metode regresi pada prinsipnya sebuah persamaan trend, dengan tanda positif atau negatif sebagai petunjuk trend data yang menaik

atau menurun. Namun metode-metode tersebut berasumsi bahwa trend

yang terjadi adalah linear, dengan ciri akan ada sebuah garis lurus dan

peubah berpangkat satu. Dalam paktek, banyak data yang memang

mempunyai komponen trend, namun tidak selalu membentuk garis lurus.

Banyak data trend yang berbentuk kurva (kuadratik), berbentuk kurva S

(curve).

2.2.7 ARIMA

Berbeda dengan metode forecasting sebelumnya, metode ARIMA

adalah metode forecasting yang tidak menggunakan teori atau pengaruh

antar variabel seperti pada model regresi; dengan demikian, metode

ARIMA tidak memerlukan penjelasan mana variabel dependen atau mana

variabel independen. Metode ini juga tidak melihat pola-pola dat seperti

pada time series decomposition; data yang akan diprediksi tidak perlu

dipecah menjadi komponen trend, seasonal, siklis atau iregular seperti

perlakuan pada data time series pada umumnya. Metode ini secara murni

melakukan prediksi hanya sebesar data-data historis yang ada. Selain

dikenal dengan nama ARIMA, metode ini populer pula dengan sebutan

metode Box-Jenkins, karena dikembangkan oleh dua statistikawan

Amerika Serikat, yakni G.E.P Box dan G.M Jenkins pada tahun 1970.

Proses ARIMA dapat dinyatakan sebagai :

ARIMA (p, d, q) ……… (4)

Dimana :

p = angka untuk autoregressive (AR)

(31)

q= angka untuk moving average (MA)

2.2.8 Menghitung Kesalahan Peramalan

Keakuratan keseluruhan dari setiap model peramalan dapat dijelaskan

dengan membandingkan nilai yang diramal dengan nilai aktual atau nilai

yang sedang diamati. Jika Ft melambangkan peramalan pada periode t, dan

At melambangkan permintaan aktual pada periode t, maka kesalahaan

peramalan (deviasi) adalah :

Kesalahan peramalan = permintaan aktual – nilai peramalan ….. (5)

= At – Ft

Ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan untuk menghitung

kesalahan peramalan (forecast error) total. Perhitungan ini dapat

digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, juga

untuk mengawasi peramalan, untuk memastikan peramalan berjalan dengan

baik. Tiga (3) dari perhitungan yang paling terkenal adalah simpangan

rataan absolut (mean absolute deviation atau MAD), kesalahan rataan

kuadrat (mean squared error atau MSE) dan kesalahan persen rataan

absolut (mean absolut percentage error atau MAPE).

a. MAD

Ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model

adalah MAD. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut

dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n),

yaitu :

MAD = ∑ aktual-peramalan ……….. (6)

n

b. MSE

Hal ini merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan

(32)

diramalkan dan yang diamati. Rumusnya adalah :

MSE = ∑ (kesalahan peramalan)2………. (7)

n

Kekurangan penggunaan MSE adalah cenderung menonjolkan

simpangan yang besar, karena adanya pengkuadratan. Oleh karena itu,

menggunakan MSE sebagai perhitungan kesalahan peramalan, biasanya

menunjukkan hal lebih baik mempunyai beberapa simpangan kecil

daripada satu simpangan besar.

c. MAPE

Masalah yang terjadi dengan MAD dan MSE adalah bahwa nilainya

tergantung pada besarnya unsur yang diramal. Jika unsur tersebut

dihitung dalam satuan ribuan, maka nilai MAD dan MSE menjadi

sangat besar. Untuk menghindari masalah ini, dapat menggunakan

MAPE. MAPE dihitung sebagai rataan diferensiasi absolut antara nilai

yang diramal dan aktual, dinyatakan sebagai persentase nilai aktual. Jika

memiliki nilai yang diramal dan aktual untuk n periode, MAPE dihitung

sebagai :

MAPE = 100 ∑ aktuali – ramalani /aktuali ……… (8)

n

2.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Yossi Dwi Putri (2007) melakukan Analisis Peramalan Penjualan Roti

Pada PT. Edam Burger, dengan tujuan mengetahui metode peramalan terbaik

yang dapat diterapkan bagi keempat produk PT. Edam Burger. Metode

peramalan yang digunakan adalah metode kuantitatif time series. Setelah

melakukan peramalan, pemilihan metode terbaik adalah dengan menggunakan

ukuran akurasi, yaitu Mean Squared Error (MSE). Metode peramalan yang

dipilih sebagai metode terbaik adalah yang menghasilkan MSE terendah.

(33)

Edam Burger, diketahui perkiraan pendapatan kotor dan biaya produksi. Dengan

demikian perusahaan dapat merencanakan penganggaran dana dan

mengantisipasi biaya produksi yang akan terjadi menurut prediksi yang telah

diperoleh.

Moh. Zaenal Muttaqin (2010) melakukan Peramalan Penjualan dan Harga

Ayam Broiler pada Perusahaan Tunas Mekar Farm (TMF) Bogor. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola data penjualan dan harga ayam

hidup perusahaan TMF, memilih metode yang paling baik untuk meramalkan

penjualan dan harga ayam hidup perusahaan TMF, serta memperoleh ramalan

penjualan dan harga ayam hidup perusahaan TMF dengan menggunakan metode

paling baik. Hasil penelitian adalah pola data penjualan ayam broiler TMF tidak

stasioner, memiliki unsur trend dan musiman. Unsur musiman lebih disebabkan

oleh kondisi-kondisi tertentu terutama Tahun Baru, Puasa, Idul Fitri dan Idul

Adha. Pada kondisi seperti itu, penjualan ayam broiler cenderung meningkat.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi permintaan yang meningkat, perusahaan

perlu perencaan yang lebih baik dalam budidaya ayam broiler.

Asri Aldina (2008) melakukan analisis mengenai Peramalan Penjualan

Matriks Blackberry PT. Indosat, Tbk Dalam Rangka Perencanaan Strategi

Pemasaran, dengan tujuan mengetahui pencapaian penjualan Matriks Blackberry

PT. Indosat, Tbk di Indonesia melalui analisis peramalan sebagai landasan

perencanaan pemasaran, mengetahui apakah program dan paket Matriks

Blackberry yang ditawarkan mampu menjadi faktor keunggulan kompetitif

dalam memasarkan Matriks Blackberry ke target sasaran, serta merencanakan

alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan dari hasil peramalan

(34)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia bisnis saat ini, menuntut

para pelaku bisnis untuk mampu memahami dan meramalkan keadaan produk di

masa mendatang dalam mengambil keputusan. Peramalan penjualan perusahaan

tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi jangka panjang. Peramalan penjualan

jangka panjang salah satunya sangat dibutuhkan perusahaan dalam membuat

perencanaan produksi optimal.

PT. Kitagama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tahu,

yang berfokus untuk menghasilkan Tahu Sehat Alami Tanpa Pengawet untuk

menghapus kekhawatiran masyarakat terhadap kontaminasi formalin pada tahu

yang dikonsumsi. Produk tahu hasil produksi PT. Kitagama tersebut dinamakan

Tahu Kita. Perusahaan ini belum lama berdiri, maka untuk mencapai tingkat

penjualan maksimal, perlu membuat suatu perencanaan penjualan yang dapat

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Salah satu dasar untuk

perencanaan penjualan adalah penentuan penjualan Tahu Kita untuk beberapa

periode mendatang dengan melakukan peramalan. Dengan melakukan analisis

peramalan penjualan, perusahaan dapat meramalkan penjualan produk atau target

di masa mendatang, sehingga target tersebut dapat dijadikan acuan perusahaan

dalam menyusun perencanaan produksi dan kebijakan perusahaan yang tepat dan

sesuai.

Peramalan penjualan memiliki metode peramalan yang cukup banyak,

sehingga perlu dilakukan pemilihan terhadap metode yang sesuai dan tepat dalam

menilai seberapa jauh model menghasilkan sebuah ramalan yang tidak berbeda

jauh dengan realisasi. Salah satu kriteria yang digunakan untuk pemilihan metode

terbaik adalah melihat kesalahan peramalan paling kecil. Metode terbaik adalah

metode yang memenuhi kriteria ketepatan peramalan berupa MAD, MSE dan

MAPE. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah faktor ketersediaan data dan pola

(35)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peramalan

kuantitatif, dengan cara memperkirakan yang mungkin akan terjadi pada masa

mendatang berdasarkan data kuantitatif masa lalu. Ada beberapa metode

peramalan kuantitatif yang dapat digunakan untuk memperkirakan penjualan

masa depan. Metode yang digunakan adalah metode yang sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan pengguna. Metode kuantitatif yang dipilih adalah

metode time series, yaitu metode dengan cara memanfaatkan pola permintaan

masa lalu dan memproyeksikannya ke dalam perkiraan permintaan masa datang.

Metode time series digunakan secara luas dalam melakukan peramalan dan yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa metode, yaitu metode trend

analysis, metode Single Exponential Smoothing, metode Double Exponential Smoothing Holt, metode Decomposition Additive, metode Decomposition Multiplicative, metode Moving Average dan metode ARIMA.

Sebelum menentukan beberapa metode time series, dilakukan identifikasi

pola data pada lima (5) outlet penjualan produk Tahu Kita secara visual dari pemetaan data dan diperkuat dengan aturan pemetaan autokorelasinya. Untuk

memilih metode peramalan time series yang paling baik adalah melihat tingkat

kesalahan paling kecil. Untuk itu dihitung nilai MSE dan dibandingkan dengan

melihat MSE terendah untuk mendapatkan metode peramalan kuantitatif

terakurat secara keseluruhan. Semakin kecil nilai MSE, maka akan semakin baik

metodenya, karena hasil peramalan semakin mendekati nilai aktualnya.

Selanjutnya metode terpilih digunakan untuk meramalkan penjualan produk di

masa mendatang dan dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun

perencanaan produksi produk Tahu Kita pada lima (5) outlet, seperti dimuat pada

(36)

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Isu formalin pada tahu yang beredar di pasaran

Produk Tahu Kita yang Sehat Alami dan Tanpa Pengawet

Penggunaan peramalan Time Series

dalam Perencanaan Produksi

Metode Kuantitatif

Metode peramalan Time Series

1. Trend Analysis 2. Moving Average

3. Single Exponential Smoothing

4. Double Exponential Smoothing Holt

5. Dekomposisi Aditif

6. Dekomposisi Multiplikatif

7. ARIMA

Pemilihan Metode Terakurat/Terpilih

Rekomendasi berupa :

 Analisis pola data penjualan Tahu Kita

 Model atau teknik peramalan terakurat

(37)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan beralamat di Jl. Ciater Raya

BSD No. 98 Rt. 004 Rw. 009, Ciater, Serpong–Tangerang, Banten. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2011.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data historis penjualan produk Tahu Kita

dari masing-masing lima (5) outlet yang terpilih dan data lain yang relevan.

Data penjualan yang digunakan adalah penjualan produk Tahu Kita di lima

(5) outlet dengan penyebaran dari tahun 2008 - 2010.

Informasi dan pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data

primer dan sekunder, serta jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data primer

merupakan data yang didapat dari sumber utama, individu atau

perseorangan, seperti dari hasil analisa dan pengamatan langsung di

lapangan, serta wawancara langsung dengan pihak manajemen perusahaan

sebagai narasumber. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang

diperoleh pihak lain atau telah diolah dan disajikan baik oleh pengumpul

data primer maupun oleh pihak lain, atau data pelengkap dari data primer

yang dikumpulkan dari literatur-literatur, studi pustaka atau laporan internal

perusahaan (data penjualan Tahu Kita dari tahun 2008 – 2010), kebijakan

dan peraturan perusahaan (sejarah umum perusahaan, visi dan misi

perusahaan) baik itu berupa laporan bulanan dan tahunan manajemen

perusahaan ataupun tulisan yang berkaitan dengan penjualan, produksi dan

pemasaran Tahu Kita.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian

dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif

menggabungkan faktor-faktor seperti intuisi pengambil keputusan, emosi,

pengalaman pribadi dan sistem nilai. Analisis kualitatif menggambarkan

(38)

dalam usaha tersebut. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan model

matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat

untuk meramalkan permintaan.

Analisis kuantitatif yang dilakukan untuk analisis peramalan penjualan

produk Tahu Kita selama 15 periode mendatang di lima (5) outlet

menggunakan beberapa metode peramalan time series dengan pertimbangan

data penjualan adalah deret waktu, artinya disajikan berdasarkan waktu

kejadian tanpa menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu

metode trend analysis, metode Single Exponential Smoothing, metode

Double Exponential Smoothing Holt, metode Decomposition Additive,

metode Decomposition Multiplicative, metode Moving Average dan metode

ARIMA. Hasil peramalan tersebut digunakan untuk menetapkan target

penjualan produk Tahu Kita di PT. Kitagama dan dapat dijadikan acuan

perusahaan untuk menyususun perencanaan produksi terbaik di masa

mendatang. Data kuantitatif tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft

Excel dan Minitab 14.

Peramalan penjualan produk Tahu Kita di lima (5) outlet dapat

diidentifikasi melalui pemetaan data dan pemetaan autokorelasi, yang

kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dan kurva dengan menggunakan

Minitab 14. Dengan melakukan plot data tersebut dapat diketahui pemetaan data penjualan sementara, sehingga diketahui apakah data tersebut memiliki

unsur trend, siklus atau musiman, karena berguna untuk menduga sementara

metode peramalan yang digunakan.

Menurut Heizer dan Render (2006), time series mempunyai empat (4)

komponen, yaitu tren, musim, siklus dan variasi acak (random variation).

1. Tren merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau

menurun. Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau

pandangan budaya dapat mempengaruhi pergerakan tren.

2. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti

(39)

3. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus

ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting

dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi

siklus bisnis sulit, karena dipengaruhi oleh kejadian politik ataupun

kerusuhan internasional.

4. Variasi acak merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan

oleh peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak mempunyai

pola khusus, jadi tidak dapat diprediksi.

Menurut Handoko (1984), metode time series merupakan metode

peramalan runtut waktu mencoba untuk meramalkan kejadian-kejadian di

waktu mendatang atas dasar serangkaian masa lalu. Serangkaian data ini

merupakan serangkaian observasi sebagai peubah menurut waktu dan

biasanya ditabulasi, serta digambarkan dalam bentuk grafik yang

menunjukkan peubah subyek. Komponen-komponen time series pada

umumnya diklasifikasikan sebagai Trend (T), Musiman atau seasional (M),

Siklikal atau cyclical (S) dan residu atau eratic (E). Dalam model klasik time

series, nilai ramalan (Y) merupakan fungsi perkalian dari komponen-komponen tersebut :

Y= T X S X C X E ……… (9)

Pemilihan metode peramalan time series dilakukan pada

masing-masing wilayah sesuai dengan data penjualannya. Metode yang dipilih

adalah metode yang sesuai dan tepat, yaitu dalam menilai seberapa jauh

model menghasilkan sebuah ramalan yang tak jauh berbeda dengan keadaan

aktual.

Keakuratan keseluruhan peramalan dapat dilihat dari membandingkan

nilai yang diramal dengan nilai aktual. Ada beberapa perhitungan yang

digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total, yaitu simpangan

(40)

persen rataan absolut (MAPE).

MAD = [ (Yt – Yt) ] / n ……… (10)

MSE = [ (Yt – Yt)2 ] / n ……… (11)

MAPE = [ (Yt – Yt) / Yt )] / n ………... (12)

dimana :

Yt = nilai aktual

Yt = nilai ramalan

(Yt – Yt) = kesalahan ramalan (galat)

n = banyaknya data

Prosedur peramalan dengan metode time series (Baroto, 2002)

adalah :

a. Tentukan pola data penjualan, dengan memetakan data secara grafis dan

menyimpulkan apakah data itu berpola trend, musiman, siklikal, atau

eratik/acak.

b. Mencoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola

penjualan tersebut untuk melakukan peramalan. Metode yang dicoba

semakin banyak, maka semakin baik. Pada setiap metode, sebaiknya

dilakukan peramalan dengan parameter berbeda.

c. Mengevalusi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah

dicoba. Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE,

atau lainnya. Sebaiknya nilai tingkat kesalahan (MAD, MSE, atau

MAPE) ditentukan dulu. Dalam hal ini, tidak ada ketentuan mengenai

berapa tingkat kesalahan maksimal dalam peramalan.

d. Memilih metode terbaik diantara metode yang dicoba. Metode terbaik

adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil dibandingkan

metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut di bawah batas tingkat

kesalahan yang ditetapkan.

(41)

Pemetaan autokorelasi dilakukan dengan menunjukkan keeratan

hubungan antara nilai peubah yang sama pada periode waktu berbeda.

1) Apabila nilai koefisien autokorelasi pada time lag dua atau tiga

periode tidak berbeda nyata dari nol, maka data tersebut adalah data

stasioner.

2) Apabila nilai koefisien autokorelasi pada beberapa time lag pertama

secara berurutan berbeda nyata dari nol, maka data tersebut adalah

data yang menunjukkan pola trend.

3) Apabila nilai koefisien pada beberapa time lag yang mempunyai jarak

sistematis berbeda nyata dari nol, maka data tersebut adalah data

komponen musiman.

a. Metode Trend

Metode ini menggambarkan pergerakan data sedikit demi sedikit

meningkat atau menurun. Dalam hal ini, perubahan pendapatan,

populasi, penyebaran umur, atau pandangan budaya dapat

mempengaruhi pergerakan tren.

Persamaan peramalan dengan metode Trend Linear adalah :

Ŷt = b0 + b1t ………. (13)

dimana :

b0 = intersept = potongan

b1 = slope

t = periode (peubah bebas)

Persamaan peramalan dengan metode Trend Quadratic adalah :

Ŷt = b0 + b1t + b2t2 ………. (14)

b. Metode Dekomposisi

Metode ini digunakan untuk memisahkan komponen-komponen pola

data yang menunjukkan karakteristik seperti pola trend, musiman dan

siklikal. Metode dekomposisi dibagi menjadi dua (2) model, yaitu

(42)

1. Model Dekomposisi Aditif

Ŷt = Tt + Ct + St + Et ………. (15)

dimana :

Tt = komponen trend pada periode t

Ct = komponen siklis pada periode t

St = komponen musiman pada periode t

Et = komponen kesalahan atau random pada periode t

2. Model Dekomposisi Multiplikatif

Ŷt = Tt + Ct + St + Et ………. (16)

c. Metode Pemulusan Eksponensial

Penghalusan Eksponensial (exponential smoothing) merupakan metode

peramalan rataan bergerak dengan pembobotan canggih, namun masih

mudah digunakan. Metode ini menggunakan sangat sedikit pencatatan

data masa lalu. Rumus penghalusan eksponensial dibagi menjadi :

1) Metode penghalusan eksponensial tunggal

Metode yang menyediakan rataan bergerak tertimbang secara

eksponensial semua nilai pengamatan yang lalu (Hanke, et al.,

2003).

Ŷt+1= α Yt + (1 – α) Ŷt d ………... (17)

dimana :

Ŷt+1 = nilai ramalan untuk periode berikutnya

Α = konstanta pemulusan (0 < α < 1)

Yt = data batu atau nilai Y yang sebenarnya pada periode t

Ŷt =nilai pemulusan yang lama atau rataan yang di

muluskan hingga periode berikutnya

2) Metode penghalusan eksponensial ganda

Hal ini merupakan metode linear satu (1) parameter dari Brown

(double exponential smoothing).

Gambar

Tabel 1. Luas tanam Kedelai di Indonesia dari tahun 2003 - 2007
Tabel 5. Kandungan Gizi Kedelai
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 2. Pola data penjualan tahu Kita pada Outlet Pastellia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dirancang suatu sistem penjualan secara online dengan menggunakan media web atau internet dan disertakan peramalan guna untuk mengantisipasi

Jawa Pos Koran telah mengalami fluktuasi yang cenderung menurun sehingga perlu dilakukan peramalan jumlah penjualan koran berlangganan beberapa periode kedepan dengan

Dari beberapa metode peramalan penjualan yang digunakan yaitu metode pertumbuhan, trend linear, regresi diri, regresi linear sederhana, dan metode dekomposisi, ternyata metode

Sistem yang dihasilkan pada penelitian ini berupa sistem informasi peramalan penjualan laptop dan aksesoris pada CV Ion Store Palembang dengan menerapkan metode

Dengan adanya sistem peramalan penjualan barang mebel dan furniture menggunakan metode trend moment dapat membantu pihak toko dalam pengambilan keputusan tentang

Jawa Pos Koran telah mengalami fluktuasi yang cenderung menurun sehingga perlu dilakukan peramalan jumlah penjualan koran berlangganan beberapa periode kedepan dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peramalan (forecasting) penjualan Sepeda Motor Honda di PT Trio Motor Martadinata Banjarmasin dan untuk

Pabrik Tahu Mahrup Cibogo sebaiknya melakukan penyusunan anggaran, perusahaan diharapkan minimal mebuat anggaran penjualan menggunakan metode peramalan kuadratik karena hasil yang