• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Shalat Pada Usia Dini Di TK Nursalam Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengenalan Shalat Pada Usia Dini Di TK Nursalam Bandung"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT HIDUP Identitas Diri

a. Nama : Agus Muharam

b. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 23 Agustus 1989

c. Status Perkawinan : Belum Kawin

d. Alamat Lengkap : Jl. Cicukang No.45 RT 03/07

Kel.Cisaranten Binaharapan Kec Arcamanik

Kota Bandung

e. Nama Ayah : Yoyo Sunarya

f. Pekerjaan Ayah : Pensiunan PNS

g. Nama Ibu : Eni Rustini

h. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

i. Alamat Lengkap : Jl. Cicukang No.45 RT 03/07

Kel.Cisaranten Binaharapan Kec Arcamanik

Kota Bandung

j. Pendidikan Formal

a. SD Negeri Lokajaya 2 Bandung : 1998 s/d 2001

b. SMP Negeri 49 Bandung : 2001 s/d 2004

c. SMA Plus Al-Ghifari Bandung : 2004 s/d 2007

d. Desain Komunikasi Visual ( D3 )

(2)

58

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Assayuthi, Imam Bashari ( 1998 ). Tata Cara Shalat.

Surabaya: Amelia

Asy Syidiqi, Hasby ( 1998 ). Shalat adalah Tiang Agama.

Bandung:Mizan

Gazalba, Sidi (2000).Ilmu Fiqih.Bandung:Mizan

Kadir, Abdul (2003).Ilmu Informasi.Jakarta:Bumi Aksara

Rifa’I, NH. ( 1998 ).Tata Cara Shalat yang Baik dan Benar.

Yogyakarta.:Power Books

Suyadi. ( 2009 ). Anak Yang Menakjubkan!. Yogyakarta:Diva Press

Yazid, Al Ustadz ( !980 ).Rukun Islam.Jakarta.Media Insani

INTERNET :

www.kotabandung.com ( 2010 ).Peta Kota Bandung.

Diakses pada 20 April 2010 http://www.kotabandung.com

www.pengenalanshalatusiadini.net (2010).Pendidikan TK

(3)

1 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA INFORMASI PENGENALAN SHALAT PADA USIA DINI DI TK NUR ISLAM BANDUNG

4.1 Poster

Media poster adalah salah satu media dalam menyampaikan

sebuah pesan dalam bentuk visual dan lebih informatif tentang adanya

(4)

2

Gambar 4.1 Media Poster

Media : Poster (Media Utama)

Teknis Cetak : Offset Separasi

Ukuran : Art Paper atau Matt A2 (42,0 x 59,4 cm)

Sebagai media utama Pengenalan shalat di usia dini di dalam

(5)

3

“Aku bisa shalat”, media poster ini ditempatkan di tempat sekolah yang

sering dikunjungi anak anak TK Nursalam seperti tempat kelas,

madding, ruang guru, depan masjid dan lain sebagainya. Pendekatan

kreatif yang dilakukan melalui sub judul “Yuk..mengenal waktu shalat”

dan “Yuk..mengenal gerakan shalat”, dan tagline visual “Aku bisa

shalat”.

4.2 Jam Dinding

Gambar 4.2 Media Jam dinding

Media ini cukup efektif karena sering digunakan atau di pajang di

dinding untuk dapat menginformasikan dan mengingatkan.

Media : Jam Dinding

Teknis Cetak : Offset Separasi

(6)

4 4.3 Pin

Gambar 4.3 Media Pin

Media pin akan dibagikan secara cuma cuma kepada anak anak

TK Nursalam. Media ini efektif karena pin dapat digunakan secara terus

menerus dan selain sebagai identitas anak TK Nurslam juga dapat

memberikan suatu pengingat media informasi.

Media : Pin

Teknis Cetak : Digital Print

(7)

5 4.4 Gantungan Pintu

Gambar 4.4 Media Gantungan pintu

Media ini cukup efektif karena secara langsung dapat

menginformasikan dan mengingatkan.

Media : Gantungan Pintu

Teknis Cetak : Digital Print

Ukuran : Art Paper atau Matt 230gr dilapisi Plastic Fiber

(8)

6 4.5 Kartu absen Shalat

Gambar 4.5 Media Kartu absen shalat

Media Kartu absen shalat ini cukup efektif karena secara langsung

mengenalkan dan mebiasakan shalat.

Media : Kartu Absen Shalat

Teknis Cetak : Digital Print

(9)

7 4.6 Stiker

Gambar 4.6 Media Stiker

Media stiker cukup efektif karena singkat dan mudah di

informasikan di berbagai tempat.

Media : Stiker

Teknis Cetak : Sablon

(10)

8 4.7 Kaos

Gambar 4.7 Media Kaos

Media Kaos cukup efektif karena dapat menginformasikan langsung

ketika dipakai.

Media : Kaos

Teknis Cetak : Sablon

(11)

9 4.8 Sajadah

Gambar 4.8 Media Sajadah

Sajadah merupakan media yang sangat efektif dan sebagai alat

atau sarana untuk melakukan ibadah shalat.

Media : Sajadah

Teknis Cetak : Border

(12)

10 4.9 Sapu Tangan

Gambar 4.9 Media Saputangan

Sapu Tangan digunakan sebagai media yang secara tidak langsung

dapat mengingatkan anak untuk melakukan shalat.

Media : Sapu Tangan

Teknis Cetak : Sablon

(13)

1 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi

Strategi perancangan yang akan dilakukan dari beberapa

pemecahan masalah dari pengenalan shalat di usia dini adalah

kurangnya informasi yang menarik dan menghibur kepada target

sasaran anak usia dini. Sebagai pemecahan masalah tersebut

penulis merancang sebuah media informasi yang informatif dan

menghibur

3.1.1.1 Tujuan Komunikasi

 Merangsang daya tangkap anak untuk lebih peka

terhadap informasi yang akan disampaikan dan bersifat

menghibur

 Mengenalkan shalat dan waktu - waktunya sebelum

mereka menginjak dewasa.

 Membiasakan anak-anak agar gemar shalat dan

(14)

2 3.1.1.2 Pesan Utama

Pesan utama komunikasi merupakan salah satu unsur

penting yang merupakan penjabaran dari strategi

komunikasi. Pesan utama komunikasi bertindak sebagai

landasan utama dalam perancangan media. Pesan utama

yang akan disampaikan dari perancangan ini adalah

“Mengenalkan Shalat di Usia Dini.”

3.1.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan adalah

pengenalan terhadap gerakan shalat dan bisa memahami

serta mengetahui waktu – waktu shalatnya.

3.1.2 Strategi Kreatif

Cara yang dilakukan untuk melakukan pendekatan terhadap

target sasaran adalah menggunakan pendekatan secara Visual –

Spasial dengan merangsang supaya anak mampu melihat visual

secara detail dan menambah daya ingat nya. Informasi yang

digunakannya berupa visual yang informatif dan menghibur. Gaya

bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang tidak baku

dengan kalimat-kalimat yang singkat dan mudah diingat. Untuk

mendukung perancangan perancangan media poster ini ada

(15)

3 3.1.2.1 Tagline

Tagline sangat penting dalam pembuatan poster,

karena tagline merupakan gambaran pesan yang akan

disampaikan kepada target sasaran. Judul yang akan dibuat

adalah “Aku Bisa Shalat”, maksud dari tagline tersebut

adalah untuk membujuk dan mengajak anak-anak agar

mengenali shalat dan waktu – waktunya dan mengingatkan

orang tua agar membiasakan anak-anaknya mengenali

shalat sejak usia dini.

3.1.2.2 Karakter Visual

Pembuatan karakter visual dilakukan dengan cara

menganalisis anak-anak berusia 5-6 tahun, sajadah, jam

dinding, matahari, bukit, cuaca, pelangi dan awan yang

nantinya akan divisualisaikan kedalam bentuk kartun yang

lucu dan disukai anak-anak. Sebelum melakukan visualisasi,

penulis melakukan studi karakter dari beberapa buku cerita

bergambar dan internet. Maka didapatlah karakter yang

sesuai dengan target audiens dan penulis.

3.1.3 Strategi Media

Strategi media sangat penting untuk menyampaikan suatu pesan

kepada khalayak agar dapat mengetahui informasi tersebut maka

(16)

4

disampaikan dapat dirasakan oleh target sasaran atau khalayak.

Pemilihan media berdasarkan pada permasalahan yang menjadi

pemikiran dan diharapkan dapat menjadi solusi.

3.1.3.1 Pemilihan Media

Didasarkan pada permasalahan yang menjadi

pemikiran penulis, maka dalam pemilihan suatu media

diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab

permasalahan. Berikut ini pemilihan media :

1. Media Utama Pengenalan shalat di Usia dini Poster

Sebagai media utama pengenalan shalat di usia dini di

dalam poster tersebut akan di jelaskan informasi yang

berorientasi pada tagline ”Aku Bisa Shalat”. Poster

dalam penyampaiannya jelas, didominasi oleh visual

visual karena media ini dapat dilihat dan di mengerti.

Penempatan media poster dapat ditempatkan disekitar

yang sering dilewati oleh orang atau siswa di

(17)

5

2. Media Pendukung Pengenalan shalat di Usia dini Sajadah

Sajadah dimaksudkan untuk menginformasikan atau

menjelaskan suatu produk dan secara langsung dapat

membujuk seseorang untuk menggunakannya

Gantungan Pintu

Gantungan pintu memudahkan dalam penyampaian

informasi karena dapat mengingatkan anak-anak

tentang shalat. Media ini dapat ditempel dipintu

sehingga dapat menghias pintu kamar anak-anak agar

pintu tidak terlalu polos.

Pin

Pin mempermudah penyampaian informasi karena

informasi tersebut bisa langsung disampaikan pada

sasaran dan sekaligus sebagai identitas sebagai anak

TK Nursalam Bandung.

Jam Dinding

Jam Dinding merupakan media pendukung yang efektif

karena dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dan media ini bisa menjadi patokan untuk melakukan

ibadah

Kaos

Kaos dalam penyampaian informasinya dapat

(18)

6

karena dapat dilihat oleh masyarakat luas dan di

gunakan sebagai identitas sebagai siswa TK Nursalam

Bandung

Stiker

Media Stiker merupakan media yang efektif karena

ongkos produksinya yang cukup terjangkau dan

Informasi disampaikan dalam bahasa yang ringkas,

dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu yang

singkat. Media ini dapat sebarkan secara cuma-Cuma

kepada siswa TK Nursalam

Sal atau Sapu Tangan

Media Sal dimaksudkan sebagai media pendukung

karena berhubungan dengan waktu ketika hendak

shalat atau setelah wudhu serta bahkan digunakan

dalam kegiatan sehari hari. Media ini juga sangat

efektif karena bisa dibawa kemana saja dan relatif

mudah dibawa

Kartu Absen Shalat

Media ini secara langsung daapat menginformasikan,

mengenalkan dan membiasakan anak – anak untuk

melakukan shalat

Gantungan Kunci

Gantungan Kunci mempermudah penyampaian

(19)

7

disampaikan pada sasaran dan sekaligus sebagai

identitas sebagai anak TK Nursalam Bandung

3.1.3.2 Strategi Distribusi

Jadwal penyebaran media dilakukan selama dua belas

bulan. Penyebaran dilaksanakan pada awal bulan Juni 2011

dan berakhir pada bulan Juni 2012 karena pada bulan Juni

bertepatan dengan dimulainya sekolah anak-anak. Dan

penyebaran dibagi menjadi 2 periode, periode pertama yaitu

untuk media utama pada bulan juni-Desember 2011 dan

periode kedua pada bulan Juni 2011-Juni 2012 untuk media

pendukung saja.

(20)

8

(21)

9 3. 2 Konsep Visual

3.2.1 Format Desain

Ilustrasi yang digunakan dalam pembuatan poster untuk

anak ini menggunakan gaya ilustrasi kartun yang biasa disukai

anak anak. Dengan pendekatan ini, maka visual yang akan

ditampilakan akan lebih diterima oleh anak – anak, khususnya

anak – anak umur 5– 6 tahun. Karakter tokoh utama yang

ditampilkan cukup sederhana yang memberikan visual yang lucu.

Penataan letak unsur-unsur grafis, teks dan gambar juga menjadi

kesatuan baru yang ditampilkan pada media informasi ini dan

dalam perancangan media informasi ini untuk tagline digunakan

dengan bahasa yang mudah dipahami, seperti “AKU BISA

SHALAT.”

3.2.2 Tipografi

Tipografi yang digunakan dalam media informasi ini yaitu

huruf yang mempunyai karakter kuat dan sederhana. Huruf ini

mempunyai tingkat keterbacaan yang baik agar informasi yang

disampaikan dapat terlihat jelas. Adapun jenis huruf yang

digunakan adalah :

BD Cartoon Shout

(22)

10

Huruf ini digunakan karena mempunyai kesan yang unik,

sederhana sehingga hurufini di gunakan sebagai tagline.

a k u b i s a s h a l a t

Tahap pertama

mempunya keterbacaan yang tinggi dan mempunyai karakter

sama dengan tulisan anak – anak

3.2.3 Ilustrasi

Ilustrasi berguna untuk menjelaskan isi dari media informasi

tersebut, ilustrasi juga sebagai pesan yang mewakili tulisan.

Adapun ilustrasi yang digunakan dalam media informasi ini adalah

(23)

11

1. Logo Ikhwan dan Akhwat ( Siswa TK Nursalam )

Gambar 3.2 Logo Ikhwan dan Akhwat

Logo ini dimaksudkan sebagai identitas anak anak di TK

Nurislam yang sederhana, murah senyum, baik , saleh dan

salehah

2. Gerakan Shalat

(24)

12

Gambar gerakan – gerakan shalat ini merupakan

informasi yang harus disampaikannya. Gerakan – gerakan nya

dibuat secara sederhana namun menarik.

3. Sajadah

Gambar 3.4 Ilustrasi sajadah

Ilustrasi sajadah digunakan sebagai background media

informasi. Sajadah digunakan karena selalu menjadi bagian dari

ibadah shalat.

4. Jam Dinding

1 11

2 10

5 8

7 12

9 3

Gambar 3.5 Ilustrasi Jam dinding

Ilustrasi jam dinding adalah gambar pendukung dan

(25)

13 5. Matahari

Gambar 3.6 Ilustrasi Elemen Waktu

Ilustrasi matahari, Awan, Bukit, Bulan dan Bintang

dimaksudkan untuk menggambarkan suasana yang

berhubungan dengan waktu shalat.

3.2.4 Warna

Warna pada media informasi ini mengacu kepada warna-warna

cerah dan ceria,. Alasannya adalah untuk memunculkan karakter dari

cerita itu sendiri. Diharapkan warna-warna tersebut dapat menarik

perhatian anak-anak. Adapun warna-warna yang digunakan dalam

Perancangan buku ini adalah sebagai berikut:

Putih

Warna ini dipilih dalam pewarnaan awan dan layout sajadah,bulan

dan bintang alasannya adalah karena warna putih dapat

(26)

14 • Hijau

Merupakan warna yang memiliki kesan alami, segar, kekeluargaan

dan warna religius. Oleh karena itu warna hijau dipilih untuk

mewarnai rumput atau bukit.

Kuning

Warna yang bisa mewakili kesan kehangatan, semangat dan

keseimbangan. Oleh karena itu warna ini dipilih untuk mewarnai

karakter matahari

Merah

Mewakili kesan kekuatan dan kesungguh-sungguhan dan warna

merah juga sebagai menjadi warna pokok pandangan mata.

Biru

Memiliki kesan kepercayaan, konservatif, keamanan dan

keteraturan. Dan dapat mewakili warna pada background langit.

Orange

Warna ini mewakili dari warna yang mendominasi karena

merupakan warna ciri khas seragam TK Nursalam dan memiliki

kesan semangat, kehangatan, kebersamaan, dan keramahan.

Coklat

Warna coklat digunakan karena mewakili warna tanah, dan

(27)

15 • Hitam

Warna hitam digunakan untuk mewarnai rambut, awan waktu di

malam hari, dan teks, karena kesan yang ditimbulkan oleh warna

ini adalah kekuatan dan elegan.

Berikut adalah contoh warna yang dipakai :

(28)

1

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri

serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ ( terminologi ), ibadah

mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.

Definisi itu antara lain adalah

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan

perintah-Nya melalui lisan para Rasul-perintah-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla,

yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa

mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai

dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau

perbuatan, yang lahir maupun yang batin. Yang ketiga ini adalah

definisi yang paling lengkap.( Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir

Jawas,1980:23)

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota

badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta),

(29)

2

adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan

tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah

ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat,

haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati).

Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan

dengan amalan hati, lisan dan badan.

Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan

ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua

syarat:

1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.

2. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

salam.

2.1.2 Pengertian Shalat

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa dan secara

istilah adalah

 Para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara

lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang

dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat

yang telah ditentukan ( Sidi Gazalba,2000:88 )

 Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada

(30)

3

menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan

kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan

keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan

dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” ( Hasbi Asy-Syidiqi,

1998:59 )

 Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi

antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di

dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa

perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram

dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun

yang telah ditentukan syara’ ( Imam Bashari Assayuthi, 1998:30 )

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan

dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan

salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga

shalat merupakan penyerahan diri ( lahir dan batin) kepada Allah

dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya

2.1.3 Sejarah dan Dalil tentang kewajiban Shalat.

Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak

seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan

shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan

(31)

4

tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara

keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi

melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga

golongan yaitu, yang secara terang – terangan menolak

kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya dan yang yakin sekali

kebenarannya

.Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat

merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat

menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti

mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya

Al – Qur’an surat Al-Baqarah, 43

َﻊَﻣاْﻮُﻌَﻛْراَوَةﻮَﻛﱠﺰﻟا ْﻮُﺗآَو َﺔىَﻠﱠﺼﻟا ْﻮُﻤْﯿِﻗَاَوَﻦْﯿِﻌِﻛاﱠﺮﻟا

Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta

orang – orang yang ruku

Al – Qur’an surat Al-Baqarah 110

ِﮭﻠﻟاُﺪْﻨِﻋ ُهْوُﺪِﺠَﺗ ٍﺮْﯿَﺧ ْﻦِّﻣ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَِﻻ اْﻮُﻣِّﺪَﻘُﺗﺎَﻣَو َةﻮَﻛﱠﺰﻟاْﻮُﺗآَو َةْﻮَﻠﱠﺼﻟا ْﻮُﻤْﯿِﻗَاَوٌﺮْﯿِﺼَﺑ َنْﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ َﷲا ﱠنِا ﻂ

Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa

yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu

kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya

Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan

Al – Qur’an surat Al –Ankabut : 45

(32)

5

Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah

perbuatan keji dan munkar.

Al – Qur’an surat An-Nuur: 56

َاَوَنْﻮُﻤَﺣْﺮُﺗ ْﻢُﻜَﻠَﻌَﻟ َلْﻮُﺳﱠﺮﻟاا ْﻮُﻌْﯿِﻃَاَو َةﻮَﻛﱠﺰﻟا ْﻮُﺗآَو َةَﻼﱠﺼﻟا ْﻮُﻤْﯿِﻗ

Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada

Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat

Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata

perintah shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya

dengan perkataan “dirikanlah”.

Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung

unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan

melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar.

Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga

mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka

dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

2.1.4 Batas waktu shalat . 1. Shalat Dzuhur

Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat

hingga bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya

(33)

6 2. Shalat Ashar

Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga

terbenamnya matahari. Kira – kira – kira pukul 15.00 –18.00

sore

3. Shalat Magrib

Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat

hingga hilangnya mega merah di langit. Kira – kira pukul

18.00 – 19.00 sore

4. Shalat Is’ya.

Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit

hingga terbit fajar. kira – kira pukul 19.00 – 04.30 malam

5. Shalat Shubuh

Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga

terbit matahari. kira – kira pukul 04.00 – 5.30 pagi

2.1.5 Hukum, Rukun dan pembelajaran shalat

Hukum shalat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi

semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak

gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan

munkar.

Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus

dipenuhi dulu, yaitu :

(34)

7

2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis

3. Telah sampai dakwah islam kepadanya

4. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya

5. Sadar atau tidak sedang tidur

Syarat sah pelaksanaan shalat adalah sebagai berikut ini.

1. Masuk waktu shalat

2. Menghadap ke kiblat

3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar

4. Menutup aurat

Di dalam shalat juga terdapat rukun shalat yang harus

di jalankan yaitu :

1. Niat

2. Posisi berdiri bagi yang mampu

3. Takbiratul ihram

4. Membaca surat Al-Fatihah

5. Ruku / rukuk yang tuma’ninah

6. I'tidal yang tuma'ninah

7. Sujud yang tumaninah

8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah

9. Sujud kedua yang tuma'ninah

10. Tasyahud

(35)

8 12. Salam ke kanan dan kiri

Dalam melaksanakan ibadah shalat, sebaiknya kita

memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita,

contohnya seperti :

1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi

2. Berkata-kata kotor

3. Melakukan banyak gerakan di luar shalat bukan darurat

4. Gerakan shalat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang

tidak tuma'ninah

Pentingnya melakukan shalat di usia dini karena

mempunyai beberapa manfaat dan pelajaran yang dapat di ambil

yaitu :

1. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa

Takwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena

dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang

yang betul – betul takwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan

keji dan munkar, dan sebaliknya

2. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan

Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa

shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik

mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng

(36)

9

Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar

apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan

mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina.

maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya

tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap

berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan.

3. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur

Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang

didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila

dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang –

orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat selain mendidik

perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib.

Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan

rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak

dipenuhi maka shalatnya tidak sah (batal)

4. Shalat Akan membangun etos kerja

Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa

pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang – orang itu

baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun

ditempat mereka bekerja

Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal

ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan

(37)

10

masuk TK. Anak usia dini masih mempunyai sifat dan mental yang

masih labil, maka dari itu anak usia dini masih memerlukan media

pembelajaran baik itu faktor dari dalam seperti dari dirinya sendiri

dan faktor dari luar seperti orang tua, lingkungan, maupun teman

sekitarnya

Terdapat perbedaan pendapat tentang fase pendidikan

agama anak. Sekelompok ahli berpendapat bahwa pendidikan

agama seharusnya tidak diberikan sebelum anak mencapai usia

akil baligh, sedangkan kelompok lainnya membenarkan pendidikan

agama pada anak meskipun belum mencapai usia baligh.

Tuntunan Islam dan aturannya mengharuskan untuk

mendengungkan azan di telinga kanan anak dan iqamah di telinga

kirinya. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa pendidikan agama

haruslah dimulai sejak awal kehidupan pasca kelahiran bayi.

Rasulullah Saw bersabda: “Dan ajarkanlah shalat kepada

anak-anak kalian ketika mereka mencapai usia 7 tahun,

sedangkan jika telah mencapai usia 10 tahun tetapi mereka tidak

melaksanakan shalat, maka berilah mereka pukulan sebagai

(38)

11

Mengenalkan shalat pada anak-anak sebaiknya dilakukan

sedini mungkin dimana pengunaan metodenya berdasarkan

pertimbangan fase perkembangan psikologis anak itu sendiri.

Seorang ibu selayaknya memanfaatkan masa-masa sensitif pada

tahap perkembangan psikologis anak untuk mengaktualkan

kecenderungan dan potensi keberagamaan anak.

2.2.2 Karakteristik Usia Dini

Karakter seseorang harus dibentuk sejak usia seseorang

harus dibentuk sejak usia dini, karena dengan dikenalkan sejak

usia dini karakter anak mudah dibentuk dan kelak akan menjadi

karakter identitas anak tersebut. Peranan Orang Tua sangat

mempengaruhi dan menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian seorang anak untuk siap menjadi dewasa dan

menghadapi berbagai permasalahan yang akan muncul di masa

yang akan datang.

Setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda – beda

baik secara fisik maupun psikologi dalam pemikirannya. Berikut

(39)

12

2.2.2.1 Berdasarkan kecerdasan Linguistik

Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan menyusun

pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan secara

kompeten melalui kata – kata: seperti bicara, membaca, dan

menulis. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para orator,

negosiator, pengacara dan lain sebagainya ( May Lwin,

dkk:2003 dalam Suyadi 2009). Orang yang mempunyai

kecerdasan Linguistik ini mampu mempengaruhi banyak

orang yang menjadi lawan bicaranya selalu terpengaruh dan

menaruh simpati pada seseorang.

Dalam konteks ini, Suyadi memberikan pemaparan

tentang perkembangan kecerdasan Linguistik anak usia dini

diantaranya :

 Mampu berbicara dengan lancar

 Mampu bertanya lebih banyak dan menjawab lebih

kompleks

 Mampu mengenal bilangan dan berhitung

2.2.2.2 Berdasarkan Kecerdasan Visual – Spasial

Kecerdasan Visual – Spasial adalah kemampuan

untuk melihat suatu objek dengan sangat detail. Kemudian

mampu merekam apa yang ia lihat tersebut di dalam memori

otaknya dalam jangka waktu yang sangat lama. Selain itu, jika

(40)

13

kepada orang lain, ia mampu melukiskannya dalam selembar

kertas dengan sangat sempurna ( Suyadi,2009)

Beberapa manfaat yang ditimbulkan dari kecerdasan

visual – spasial adalah :

 Meningkatkan kreativitas anak

 Meningkatkan daya ingat anak

 Mencapai puncak berpikir

 Mudah memecahkan masalah

 Menuju puncak kesuksesan

Lebih dari itu, Suyadi memberikan sebuah

pemaparan mengenai perkembangan kecerdasan

visual-spasial ini pada anak usia dini diantaranya

 Mampu menghitung dengan cara mengawang atau

mencongkak

 Mampu membuat benda seperti yang tergambar di

pikirannya

 Mampu mengarang cerita pendek

2.2.2.3 Berdasarkan Kecerdasan Musikal

Menurut May Lwin, dkk (2003) sebagaimana dikutip

oleh Suyadi (2009), Kecerdasan musikal adalah kemampuan

untuk menyimpan nada dalam benak seseorang, mengingat

(41)

14

tanpa kita sadari, tumbuh dan berkembang di dalam diri

setiap manusia. Sejak bayi masih di dalam kandungan, ia

selalu mendengarkan musik alami, yaitu detak jantung ibunya.

Inilah yang menyebabkan anak – anak lebih menyukai musik

– musik klasik yang di dominasi nada jazz.

Pada dasarnya, suara, irama, dan getaran mampu

ditangkap anak atau bayi sejak dalam kandungan. Bahkan

sebuah disiplin keilmuan neurologi menyatakan bahwa

kecerdasan musikal adalah kecerdasan paling besar dalam

mengubah dan menggeser berbagai kecerdasan pada otak (

May Lwin, dkk: 2003 dalam Suyadi: 2009)

Dalam konteks ini Suyadi kembali memberikan

pemaparan tentang perkembangan kecerdasan musikal

pada anak sejak usia dini, diantaranya ;

 Mampu bernyanyi secara kelompok

 Mampu mengikuti gerak tari sebuah lagu sederhana

 Menyanyikan lagu diiringi musik

 Mampu memainkan alat musik tertentu

 Mampu melukis dengan alat dan bahan bervariasi

2.2.2.4 Berdasarkan Kecerdasan Kinestetik

Dalam konteks anak – anak, gerak sempurna lebih

(42)

15

usia dini, fisik anak sedang dalam pertumbuhan yang baik.

Perkembangan otak juga sedang berkembang dengan sangat

pesat. Kondisi ini sangat memungkinkan anak usia dini untuk

memadukan pikiran dengan gerakan tubuhnya sehingga

mampu melahirkan gerak elastis yang sangat sempurna. Dan

mengenai hal ini, seseorang dapat melihat secara langsung

pada anak – anak. Mereka akan dapat melakukan akrobat

jungkir balik. Rata – rata anak usia dini lebih cepat

melakukannya dengan sempurna. Sedangkan pada orang

dewasa, rata – rata sangat sulit untuk melakukannya, bahkan

mungkin tidak akan ada yang berani. Dalam kasus tersebut,

kecerdasan kinestetik menjadi satu kesatuan kecerdasan

yang telah dimiliki oleh anak sebelumnya

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan

kinestetik dalam diri anak, Suyadi memberikan pemaparan

sebagai berikut :

 Menjaga keseimbangan badan ketika berjalan di atas titian

(papan kecil menyerupai jembatan tanpa pegangan)

 Melakukan senam tanpa gerakan

 Melompat dengan satu atau dua kaki secara bervariasi

 Memakai baju (Kaos) dan sepatu sederhana (tanpa tali)

sendiri tanpa dibantu

 Mengendarai sepeda roda tiga

(43)

16

 Menggunting kertas dan menempelkannya

2.2.2.5 Berdasarkan Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan

untuk berhubungan dengan orang lain di sekitarnya. Dengan

kecerdasan Interpersonal yang baik, seseorang akan

mempunyai kepekaan hati, sehingga bersikap tanpa

menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain

(Suyadi:2009)

Dalam konteks ini, seseorang dapat melihat

bagaimana kecerdasan Interpersonal ini dapat terjadi dan

bagaimana pula perkembangannya pada anak usia dini

 Mengetahui bagaimana caranya menunggu giliran ketika

bermain

 Berani berangkat sekolah tanpa diantar

 Tertib menggunakan alat atau benda mainan sesuai

dengan fungsinya

 Tertib dan terbiasa menunggu giliran antri

 Memahami akibat jika menghadapi pelanggaran dan

berani bertanggung jawab (tidak menangis karena takut

dihukum)

 Mampu memimpin kelompok bermain yang lebih besar

(44)

17

 Terampil memecahkan masalah sederhana.

2.2.2.6 Berdasarkan Kecerdasan Intrapersonal

Menurut May Lwin (2003) sebagaimana dikutip

Suyadi, kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan untuk

memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas

kehidupannya sendiri. Kecerdasan ini merupakan

pengimbangan terhadap kecerdasan interpersonal. Dengan

kata lain. Jika kecerdasan interpersonal menunjukan

kemampuan berhubungan dengan orang lain, maka

kecerdasan intrapersonal menunjukan kempuan berhubungan

dengan diri sendiri

Di samping itu, kecerdasan intrapersonal juga

mampu digunakan untuk memahami, mengenali, dan

memperlakukan diri sendiri dengan sempurna. Akan tetapi,

hal ini bukan berarti bahwa kecerdasan ini adalah cermin dari

keegoisan seseorang. Orang yang egois adalah orang yang

mementingkan kepentingan dirinya sendiri, sedangkan

kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan hidup mandiri

atau tidak menggantungkan pada seseorang

Dalam konteks ini, seseorang dapat melihat

kecerdasan intrapersonal ini terjadi dengan usia dini

(45)

18

 Selalu bersemangat ketika bermain dan mempunyai

motivasi yang tinggi

 Sering menyendiri, berkhayal, atau berpikir

 Sering menunjukan mainan kebanggaanya kepada orang

lain

 Diam ketika marah dan seolah – olah mengendalikan

emosinya.

2.2.2.7 Berdasarkan Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk

mengenali berbagai jenis flora (tanaman), fauna (hewan), dan

fenomena alam lainnya, seperti asal usul binatang,

pertumbuhan tanaman, terjadinya tata surya, berbagai galaksi

dan lain sebagainya ( Sri Widayanti & Utami Widayanti :

dalam Suyadi 2009)

Agar lebih jelas pemaparan mengenai kecerdasan

naturalis ini pada usia dini, berikut pemaparan dari Suyadi :

 Mampu memberi makan hewan peliharaan secara

sederhana

 Mampu menyiram tanaman secukupnya

(46)

19

2.2.2.8 Berdasarkan Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan untuk

merasakan keberagaman sesorang. Dan perlu ditegaskan

merasa beragama tidak sekedar tahu beragama. Oleh karena

itu, orang yang mendalami ilmu dan pengetahuan agama

belum tentu mempunyai kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual diperoleh dengan merasakan

keberagaman, dan bukan sekedar mengetahui suatu agama.

Kecerdasan spiritual juga dapat di artikan sebagai

kemampuan untuk merasakan kehadiran Allah si di sisi-Nya

atau merasa bahwa dirinya oleh Allah SWT (Suyadi:2009)

Untuk melihat berbagai tanda dari adanya kecerdasan

spiritual ini dan perkembangannya dalam diri anak usia dini,

Suyadi kembali memberikan sebuah pemaparan sebagai

berikut:

 Mampu menghafal beberapa surat dalam Al-Quran seperti

An-Nass

 Mampu menghafal gerakan shalat secara sempurna

 Mampu menyebut beberapa sifat Allah

 Menghormati orang tua, menghargai teman – temanya

dan menyayangi adik – adiknya atau anak di bawah

usianya

(47)

20 2.3. Kota Bandung

Gambar 2.1 Peta Kota Bandung (www.kotabandung.com)

Kota Bandung merupakan ibukota Jawa Barat dan sebagai kota

terbesar ke 4 di Indonesia setelah Jakarta, Medan dan Surabaya

dengan luas 167,67 hektar . Kota ini berbatasan dengan Lembang dan

Cilengkrang di Utara, Dayeuhkolot di Selatan, Kota Cimahi di Barat, dan

Cileunyi di Timur.

Kota Bandung berada di titik koordinat 107” – 108” bujur timur dan

6”-7” lintang selatan dengan ketinggian 625 – 775 m di atas permukaan

laut ( dpl ). Daerah tertingginya berada di Utara yang mencapai 1000 m

dpl. Sungai utama yang mengalir di Kota Bandung adalah Sungai

Cikapundung dan sungai Citarum serta anak – anak sungai yang

mengalir ke arah selatan dan bermuara di sungai Citarum, sehingga

(48)

21

Penduduk asli Kota Bandung adalah suku Sunda, sedangkan

sisanya adalah pendatang dari seluruh Indonesia.Bahasa yang sehari –

hari di gunakan adalah bahasa Sunda, sedangkan menurut ahli geologi

Kota Bandung dulunya adalah sebuah danau yang mengering yang

terkenal dengan nama danau Bandung purba.`

2.4 Pendidikan Taman Kanak – kanak

Menurut Siti Aminah Maulani Suhastuti pada laman

www.pengenalanshalatusiadini.net (2010) Taman kanak-kanak atau

disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6

tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. kurikulum TK

ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada

tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara

umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun,

yaitu:

 TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun

 TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun

Umur rata-rata minimal anak-anak mulai dapat belajar di sebuah

(49)

22

lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan

sekolah dan pendidikan luar sekolah lainnya yang sederajat, murid

kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya,

yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat

Pendidikan taman anak-anak penting bagi anak, tidak hanya

sebagai persiapan masuk sekolah dasar, tapi juga membentuk karakter

dan pribadi anak. Namun, Orang Tua terutama pasangan muda pada

umumnya belum mengerti seluk beluk pendidikan prasekolah ini.

2.4.1 Pendidikan TK di Bandung

Pendidikan TK di Bandung dari tahun ke tahun semakin

meningkat. Hal ini terlihat dari data Dinas Pendidikan tahun

2010-2011 yang mencapai 938 TK untuk sub Kota Bandung. Dengan

banyaknya tempat pendidikan TK ini menjadikan banyaknya

metode pengenalan shalat di usia dini yang diharuskan mampu

lebih efisien dan menghibur.

2.4.2 TK Nursalam Bandung

Taman Kanak kanak Nursalam Bandung berdiri sejak tahun

2000. Pada awalnya TK ini bertujuan hanya untuk memberikan

sarana pendidikan sejak usia dini saja. Namun dengan kemajuan

yang pesat diarahkan selain menjadi sarana pendidikan juga

(50)

23

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan mempunya jiwa yang

religius.

2.4.3 Visi dan Misi

Adapun Visi Misi dari TK Nursalam Bandung adalah :

Visi

 Membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa, berbudi

luhur dan berakhlak mulia,cerdas, terampil dalam

menghadapi masa depan.”

Misi

 Mewujudkan keimanan dan ketaqwaan anak melalui

pembiasaan dalam kegiatan agama

 Mengembangkan potensi anak didik yang positif untuk

kemandirian dalam kehidupan sehari hari.

 Memberi pengalaman bagi anak-anak untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan

bertanggung jawab.

2.4.4 Profil TK Nursalam Bandung

Nama TK : TK Nursalam Bandung

Status TK : Swasta

Alamat : Jl. Cicukang

Kode Pos : 40294

(51)

24

Kecamatan : Arcamanik

No Telepon : 7811775

A. Tahun Pendirian : 2000

B. Tahun Tahun Beroperas I : 2001

C. Berikut Rekap keadaan TK/Guru/Murid

Nama

Tabel 2.1 Rekap Keadaan TK, Guru dan Murid

2.5 Media

Media merupakan alat atau ruang yang digunakan untuk

menyampaikan berbagai informasi, dalam ”Kamus Istilah Periklanan”

(Nurafi dkk, 1996 : 110) mengartikan media sebagi sarana komunikasi

untuk penyampaian pesan kepada konsumen dalam bentuk cetak

maupun audio-visual.Pengertian lain dari media yaitu segala bentuk dan

saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi

(AECT Task Force, (1977:162). Masih dalam sudut pandang yang

sama, Kemp dan Daylon (1985:3), mengemukakan bahwa peran media

dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang

mentransmisikan pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan

atau informasi (receiver)

Menurut Jerold Kemp (1986) (Pribadi, 2004:4)) pada laman

www.suediahamad.multiply.com (2008), mengemukakan beberapa

(52)

25

 Kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation)

 Faktor ukuran (size);besar atau kecil

(1986) (Pribadi, 2004:5) juga mengklasifikasikan jenis media sebagai

berikut :

 Pembelajaran berbasis computer

2.5.1 Informasi

Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003:28) Informasi

adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti

bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambil keputusan saat

(53)

26

informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima ( Andri

Kristianto,2003:6)

2.6 Analisa Permasalahan

Media informasi digunakan sebagai alat atau saluran untuk

menghubungkan antara pemberi pesan dan penerima pesan

(komunikan) berdasarkan tujuan perancangan yang sebagai usaha

pemecahan masalah, maka media informasi pada pengenalan shalat di

usia dini ini merupakan salah satu bagian vital salam proses

penyampaian informasi terhadap audiens .

2.6.1 Analisa 5W + 1H What

Sekolah Taman Kanak-kanak Nursalam yang berada di Jalan

Cicukang Arcamanik Bandung.

Who

Target dikhususkan pada siswa TK Nursalam sebagai media

pengenalan shalat di usia dini.

Why

Media informasi pada area lingkungan sekolah TK Nursalam

dibuat untuk media bagi siswa dimana informasi yang dibuat

untuk belajar mengenali tentang shalat di usia dini.

(54)

27

Media Informasi ditempatkan di area strategis yang mudah

dijangkau oleh siswa

When

Media Informasi ditempatkan dan digunakan setiap hari jam

belajar siswa dilingkungan TK Nursalam

How

Media Informasi dirancang sebagai media untuk merangsang

dan mengenali tentang tata dan gerak shalat

Kesimpulan dari analisa 5W+ 1H adalah sebuah informasi yang

memberikan pembelajaran bagi siswa TK Nursalam.

2.6.2. Segmentasi Target Sasaran

Target sasaran dari perancangan media informasi yaitu terdiri

dari 2 bagian :

Primer

Demografis

Target sasaran : Anak TK Nursalam

Umur : 5- 6 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki/Permpuan

Agama : Islam

Psikografis

Target yang masih anak-anak dimana dalam masa pra

sekolah yang harus dirangsang untuk perkembangan dan

(55)

28

mengikuti kegiatan belajar di TK

Nursalam

Orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan belajar di TK

Nursalam

Psikologis

 Orang tua yang peduli dengan anak-anaknya

 Selalu mempunyai keinginan ingin bermain bersama

anak-anaknya

 Orang tua yang mengutamakan pendidikan dan

pengetahuan

(56)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ibadah merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan yang ada di

setiap agama yang ada di seluruh dunia. Di dalam agama Islam juga

terdapat banyak ibadah yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh

setiap umatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu kegiatan

ibadah yang sangat penting dan dijadikan tiang agama dalam agama

islam adalah shalat.

Menurut Drs. NH Rifa’i (1998, 24) Shalat menurut bahasa adalah

berdoa. Sedangkan menurut sya’ra adalah menghadapkan jiwa dan

raga ke hadirat Allah SWT dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat –

syarat yang telah ditentukan.

Shalat adalah salah satu rukun atau kewajiban islam yang kedua

setelah syahadat, maka dari itu shalat merupakan kewajiban bagi setiap

umat muslim. Meskipun dalam keadaan apapun dan dimana pun berada

shalat harus tetap dilaksanakan karena bila tidak menjalankan perintah

shalat ganjarannya adalah dosa.

Generasi kita, anak–anak usia dini merupakan calon pemimpin di

(57)

2

buruknya anak–anak kita saat ini. Oleh karena itu mempersiapkan calon

pemimpin bangsa hendaknya dilakukan semenjak usia dini.

Salah satu upaya untuk anak – anak yang mempunyai akhlak

yang baik yaitu melakukan pengenalan tentang shalat di usia dini.

Sehingga dengan memahami shalat dari usia dini inilah jati diri dan

kepribadian anak – anak akan mulai terlihat bahkan akan terus melekat

sampai tua kelak.

Kurang efektif dan menghiburnya cara mengenalkan shalat di

usia dini menjadi titik kelemahan sekarang. Untuk itu upaya untuk

memberikan keefektifan cara mengenalkan shalat di usia dini itu di

perlukan media – media informasi yang bersifat menghibur dan efektif.

Taman Kanak – Kanak (TK) yang menjadi objek penelitian

diharapkan mampu memberikan informasi yang efektif dan menghibur

meskipun dengan waktu yang sangat terbatas. Hal ini sangat

diharapkan sekali dan perlu didukung dengan adanya media atau

sarana informasi yang efektif.

Di era globalisasi dan peradaban dunia yang semakin maju ini,

anak – anak usia dini dihadapkan pada pilihan antara kesenangan

duniawi yang semakin menarik dan canggih yang memerlukan waktu

banyak untuk melakukan kegiatannya di bandingkan kesenangan

akhirat yang salah satu ibadah utamanya shalat yang tidak memerlukan

(58)

3

Di samping itu lingkungan anak juga yang banyak mempengaruhi

jati diri identitas seorang anak sehingga lingkungan yang baik dan

religius sangat di perlukan sekali untuk mendukung dan membangun

kepribadian anak.

Orang Tua juga mempunyai peran penting bagi jati diri dan

kepribadian anak. Peranan orang tua sangat menentukan masa depan

identitas seorang anak, sehingga baik buruknya identitas seorang anak

pengaruh besarnya tergantung orang tua cara mendidiknya.

1.1 Identifikasi Masalah

Mengenai kajian tentang pengenalan shalat di usia dini, ada

beberapa permasalahannya yaitu :

 Anak-anak perlu diberikan pengajaran yang lebih efisien dan

efektif serta menghibur tentang shalat

 Lingkungan sekitar anak yang jauh dari pemahaman agama

khususnya tentang pengenalan shalat

 Perlunya kerja sama orang tua antara ayah dan Ibu dalam

mengenalkan shalat di usia dini

1.2 Fokus Masalah

Pesatnya perkembangan pendidikan di Indonesia menimbulkan

(59)

4

belajar Taman Kanak – Kanak (TK) di Bandung menjadi objek penelitian

khususnya mengenai masalah pengenalan shalat di usia dini, karena

lembaga TK ini berbasiskan agama sehingga cara mensosialisaikannya

mempunyai waktu yang banyak.

1.3 Tujuan Perancangan

Mengenalkan shalat di usia dini tidak hanya sekedar mengetahui

tentang arti dan pentingnya shalat tapi juga sebagai media

pembelajaran terhadap anak bila kelak sudah besar atau dewasa.

Untuk itu diperlukan sarana untuk merancang media informasi

mengenai pengenalan Shalat Usia Dini yang efisien dan menghibur bagi

anak.

(60)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PENGENALAN SHALAT PADA USIA DINI

DI TK NURSALAM BANDUNG

DK 26313

Semester II 2010/2011

Oleh :

Agus Muharam NIM

52107017

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

Gambar

Gambar 4.1 Media Poster
Gambar 4.3 Media Pin
Gambar 4.6  Media Stiker
Gambar 4.7  Media Kaos
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

jelas menurut variabel aslinya, maka faktor tersebut harus diberi.. label sebagai sebuah faktor yang tidak terdefinisi atau sebuah. faktor umum. 7)

Permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional antara lain : (1) permasalahan dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya pedagang,

Keempat faktor yang mempengaruhi motivasi wisatawan dalam melakukan.. wisata pusaka di kawasan Braga, semuanya memliki nilai eigen value

Perolehan Rata-Rata Nilai SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu) Divisi Pos Internasional PT... Setiap karyawan memiliki nilai maksimal yang harus

Menurut penelitian penulis, situs mengenai group musik Nirvana sudah banyak di temui di Internet, tetapi masih dalam bahasa Inggris, disini penulis ingin mencoba membuat situs

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Melalui Keinginan Berpindah Kerja (Studi pada Karyawan Honorer di Universitas Palangka Raya).

Efektivitas program berita islam masa kini terhadap pemenuhan kebutuhan informasi ajaran islam ). 3 Eri Husna P 6662120923 Jakarta, 14 Juli