THE INFLUENCE OF FINANCIAL LEVERAGE AND RETURN ON INVESTMENT ON STOCK PRICE
(A Case Study On PT. CAHAYA KALBAR Tbk.)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUHAMMAD ARIF RAHMAN 21108037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv
Terhadap Harga Saham
(Studi Kasus Pada PT. Cahaya Kalbar TBk.)
Investasi perusahaan berasal dari modal sendiri ataupun pinjaman (Financial Leverage). Tingkat pengembalian investasi perusahaan (Return On Investment/ROI) yang tinggi mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Sehingga laba perusahaan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membayar utang dan bunga (yang berasal dari penggunaan Financial Leverage) juga memberikan return kepada para pemegang saham. Sehingga akan meningkatkan permintaan investor atas saham perusahaan dan menaikkan harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dengan penggunaan financial leverage dan ROI akan mempengaruhi harga saham pada PT. Cahaya Kalbar Tbk.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan metode analisis statistik. sampling purposive digunakan untuk mengetahui Financial Leverage, ROI dan Harga Saham dengan data berasal dari laporan keuangan perusahaan. Kemudian semua variabel dianalisis dengan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruhnya secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian menemukan bahwa Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara ROI berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan Financial Leverage dan Return On Investment berpengaruh signifikan terhadap Harga saham.
iv
On Stock Price
(A Case Study On PT. Cahaya Kalbar Tbk.)
Comapanies investments comes from their own capital or loans (Financial Leverage). High Return On Investment (ROI) reflects company's good performance. The generated profits can be used to pay debt and interest (which comes from financial leverage) also provide return for stockholders. It will increase investor demand for stocks and drive up stock prices. This research aims to find out the use of financial leverage and ROI that affect stock price on PT. Cahaya Kalbar Tbk.
The research used descriptive and statistical analysis methods. Purposive sampling used to determine the Financial Leverage, ROI and stock prices. Then all variables were analyzed with quantitative approach to determine the influence simultaneously and partially. The results found that financial leverage doesn’t have significant effect on stock prices, while ROI significantly affect stock prices. Simultaneously financial leverage and Return On Investment significantly influence the stock price.
vi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Dalam penyusunan Skripsi ini,
penulis mengambil judul “Pengaruh Financial Leverage dan Return On Investment Terhadap Harga Saham (Studi kasus pada PT. Cahaya Kalbar
Tbk.)".
Penulisan Skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan Penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam
penelitian. Selama penyusunan Skripsi, Peneliti banyak mendapat bimbingan,
pengarahan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang
tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, terutama:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj Ria Ratna Ariawati, SE., MS, Ak. selaku Pembantu Rektor I
dan sekaligus sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi.
3. Prof. Dr. H. Umi Narimawati, Dra, SE. M. Si., selaku Dekan Fakultas
vii juga menjadi dosen wali penulis.
6. Lilis Puspitawati SE, M.Si. Ak. dan Ony Widilestariningtyas SE, M.Si.
selaku Dosen penguji Penulis, terima kasih atas saran-saran dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih
sayang, keikhlasan, kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti
mendorong dan selalu memberi semangat Penulis untuk
menyelesaikan Skripsi ini.
8. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali
Penulis dengan pengetahuan.
9. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Senny, Ibu Dona
dan A Gugun) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
10.Seluruh keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan doanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
11.Sahabat-sahabatku Hedon Maksimal, Andi, Eka, Adit, Iman, Mutaqin,
Genda, Slamet, Putri terima kasih atas support dan bantuannya.
12.Teman-teman seperjuanganku dalam menyusun Skripsi ini, Rosyana,
Annis, Rizki, Dickie, Rika, Yuli, Sulis, Endah dan lainnya terimakasih
viii
14.Semua teman-teman kelas Akuntansi-1 terima kasih dukungannya.
15.Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena keterbatasan kemampuan Penulis, sehingga Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak dalam penulisan kedepannya.
Akhir kata, Penulis berharap agar Skripsi ini bermanfaat dan memberikan
sumbangan pemikiran bagi pembaca.
Semoga doa, dorongan, perhatian dan pengertian yang diberikan kepada
penulis mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2012
Penulis
ix
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 9
x
2.1.2 Return on Investment... 14
2.1.3 Harga Saham ... 16
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 17
2.1.4.1 Pengaruh Financial Leverage terhadap Harga Saham .. 17
2.1.4.2 Pengaruh Return on Investment terhadap Harga Saham 18 2.2 Kerangka Pemikiran ... 19
2.3 Hipotesis... 24
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 25
3.2 Metode Penelitian ... 25
3.2.1 Desain Penelitian ... 26
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 29
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 31
3.2.3.1 Sumber Data ... 31
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 31
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 34
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 34
xi
4.1.3 Aktivitas Perusahaan ... 48
4.2 Analisis Deskriptif ... 48
4.2.1 Deskriptif Financial Leverage pada PT Cahaya Kalbar Tbk... 48
4.2.2 Deskriptif Return On Investment pada PT Cahaya Kalbar Tbk . 52 4.1.3 Deskriptif Harga Saham pada PT Cahaya Kalbar Tbk ... 56
4.3 Analisis Verifikatif ... 59
4.3.1 Rancangan Analisis ... 59
4.3.2 Pengaruh Tingkat Financial Leverage (DFL) Terhadap Harga Saham ... 67
4.3.3 Pengaruh Tingkat Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham ... 72
4.3.4 Pengaruh Tingkat Financial Leverage (DFL) dan Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
RIWAYAT HIDUP ... 88
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
modal merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktif dari pihak
yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang mengalami
kekurangan dana (defisit unit/perusahaan). Perusahaan go public sebagai pihak
yang membutuhkan dana menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada investor.
Investor membeli sekuritas tersebut dengan harapan memperoleh dividen dan
capital gain. (Faisal Matriadi, 2007).
Dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar modal, investor
memperhatikan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dan risiko
yang dihadapinya. Investor yang rasional tentu akan memilih saham-saham yang
yang memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah.
Untuk dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang diperoleh dan risiko yang
mungkin terjadi, maka investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan
emiten serta kondisi perekonomian negara. Untuk dapat menganalisisnya, investor
memerlukan informasi baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Atas dasar
analisis informasi inilah investor memutuskan untuk membeli, menahan, atau
menjual saham sehingga mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal.
(Faisal Matriadi, 2007).
Permintaan atau penawaran akan saham sama hakekatnya pada permintaan
meningkat maka akan mengakibatkan naiknya harga jual. Meningkatnya minat
investor untuk memiliki suatu surat berharga dipengaruhi oleh kualitas suatu nilai
saham-saham tersebut dipasar modal. Tinggi rendahnya nilai saham dipasar modal
dimata calon investor sebenarnya tercermin pada kinerja keuangan perusahaan
yang bisa dievaluasi atas dasar efektifitas keputusan investasi, ketetapan
kebijaksanaan pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen. Semakin baik atau
meningkatnya kinerja keuangan suatu perusahaan maka akan mengakibatkan
semakin banyaknya investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut,
akibatnya harga saham untuk perusahaan tersebut cenderung bergerak naik,
demikian juga sebaliknya. (Abid Djazuli, 2006)
Pada dasarnya, keputusan investasi dan keputusan pendanaan itu adalah
independen. Namun jika membicarakan keputusan investasi berarti menyeleksi
proyek-proyek mana saja yang akan dipilih sesuai dengan kriteria investasi. Salah
satu informasi yang diperoleh dari keputusan investasi ialah berupa kebutuhan
dana yang diperlukan untuk investasi tersebut. Secara umum dana dapat diperoleh
dari luar perusahaan (external financing) maupun dari dalam perusahaan (internal
financing). Menyangkut permasalahan external financing, dalam aktivitas
perusahaan selalu diperlukan modal, yang apabila tidak mencukupi bisa
didapatkan dari berbagai sumber yang ada. Financial leverage merupakan ukuran
pembiayaan perusahaan yang menggunakan hutang (Munasiron M. dan Rina D.,
2005).
Suatu perusahaan dikatakan menggunakan financial leverage jika ia
yang tetap (misalnya, hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham
preferen). Jika perusahaan menggunakan financial leverage atau hutang,
perubahan pada EBIT perusahaan akan mengakibatkan perubahan yang lebih
besar pada EPS (Earnings per share) atau penghasilan per lembar saham
perusahaan. Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS
terhadap perubahan EBIT perusahaan (Lukas Setia Atmaja, 2008:236).
Semakin besar DFL semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan
pada EBIT perusahaan. Besar kecilnya DFL tergantung pada besar kecilnya
hutang yang digunakan perusahaan. Semakin besar hutang yang digunakan,
semakin besar pula DFL sehingga semakin besar pula risiko finansial perusahaan
(Lukas Setia Atmaja, 2008:237).
Financial leverage yang besar menandakan tingginya risiko kegagalan
perusahaan untuk mengembalikan hutang-hutangnya sehingga investor
memandangnya sebagai risiko yang akhirnya menyebabkan harga saham turun
(Misnen Ardiansyah, 2003).
Untuk mengukur tingkat rentabilitas, banyak indikator atau alat ukur yang
dapat digunakan antara lain Return On Investment (ROI). Return On Investment
(ROI) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang
akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan
untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak (EAT). Semakin tinggi
tingkat rentabilitas keuangan perusahaan maka artinya semakin kuat kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, dan semakin tinggi juga tingkat kepercayaan
terhadap respon publik terhadap perusahaan tersebut, dan pada akhirnya juga akan
mempengaruhi permintaan saham perusahaan tersebut di pasar modal. (Abid
Djazuli, 2006)
Return On Investment (ROI) termasuk kedalam rasio profitabilitas yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber daya yang ada. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kekuatan penghasilan dari aktiva. Rasio tersebut menyatakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi
ukuran keefektifan manajemen. Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh
laba bila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin bagus. (Mukhtaruddin
dan Desmon King Romalo, 2007)
Dikutip dari Indonesiafinancetoday.com – April 2012, JAKARTA (IFT) -
PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) sepanjang 2011 mencatatkan pertumbuhan
penjualan sebesar 72% menjadi Rp 1,24 triliun dibanding 2010 sebesar Rp 718
miliar. Pertumbuhan penjualan perseroan di 2011 melampaui target yang
ditetapkan manajemen sebesar 20%.
Pertumbuhan penjualan di 2011 ikut mendorong kenaikan laba perseroan.
Menurut laporan keuangan Cahaya Kalbar, laba bersih perseroan di 2011 tercatat
naik 226% menjadi Rp 96 miliar dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp 29 miliar
(Safrezi Fitria).
Apabila dilihat dari kinerja sahamnya di 2011, penjualan yang melampaui
kenaikan harga saham di tahun tersebut, harga saham CEKA di 2011 tercatat
mengalami penurunan sebesar 120 dari tahun sebelumnya menjadi Rp950.
Tabel 1.1 menggambarkan perubahan Return On Investment yang diikuti
perubahan harga saham PT Cahaya Kalbar Tbk. sejak tahun 1999 hingga 2011.
Tabel 1.1
Return On Investment Dan Harga Saham PT Cahaya Kalbar Tbk. 2000-2011
Tahun ROI (%) Harga Saham (Rp)
2000 -2,81 270
2001 -1,58 160
2002 3,25 235
2003 1,08 225
2004 -8,37 300
2005 -6,47 600
2006 5,45 590
2007 4,02 800
2008 4,60 700
2009 8,71 1490
2010 3,48 1100
2011 11,70 950
Sumber: Dari data yang diolah, 2012
Data di atas menggambarkan besaran Return On Investment (ROI) dan
Harga Saham PT Cahaya Kalbar Tbk. yang setiap tahunnya mengalami
perubahan.
Kondisi normal ROI dan harga saham ditunjukkan apabila kenaikan harga
saham disertai oleh kenaikan ROI. Investor menganggap pengembalian investasi
perusahaan meningkat merupakan dampak dari Laba bersih perusahaan yang
meningkat dan kinerja perusahaan yang baik dalam mengelola seluruh sumber
dana yang diperolehnya baik dana sendiri ataupun pinjaman. Sehingga investor
mendapatkan return yang tinggi pula yang pada akhirnya akan meningkatkan
permintaan atas saham perusahaan dan menaikkan harga saham. Sebaliknya,
penurunan harga saham dapat disebabkan oleh penurunan laba bersih dan kinerja
perusahaan yang kurang baik, karena investor beranggapan dengan menurunnya
tingkat laba berarti terjadi ketidakefektifan penggunaan investasi yang dimiliki
ataupun diperoleh perusahaan, sehingga menurunkan permintaan atas saham
perusahaan yang menyebabkan harga saham turun.
Dikutip dari VIVAnews.com – Oktober 2008, PT Cahaya Kalbar Tbk
(CEKA) berniat menginvestasikan dana sebesar Rp 33,8 miliar pada bisnis
pengangkutan kelapa sawit. Investasi tersebut digunakan untuk mengakuisisi
6.500 unit atau 26 persen saham PT Pelayaran Tirtatjipta Mulya Persada.
Sekretaris Perusahaan Cahaya Kalbar Emmanuel Dwi Iriadi mengatakan,
investasi tersebut akan dipenuhi dari pinjaman dan kas perseroan. Pinjaman
tersebut dapat berasal dari perbankan atau grup. (Arinto Tri Wibowo, Nerisa)
Apabila dlihat dari pergerakan sahamnya di 2009, CEKA mengalami
kenaikan tingkat Rerturn On Investment (ROI) namun tidak diikuti kenaikan
harga saham di tahun berikutnya (2010). Hal ini dapat disebabkan oleh pinjaman
perusahaan yang meningkat guna mengakuisisi saham PT Pelayaran Tirtatjipta
Mulya Persada, sehingga meskipun kinerja perusahaan dalam pemanfaatan
investasinya baik, investor berasumsi dengan jumlah pinjaman yang meningkat ,
maka risiko atas pengembalian investasi merekapun meningkat, sehingga
permintaan atas saham perusahaan menurun yang kemudian menurunkan harga
Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai
“PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN RETURN OF INVESTMENT
TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT CAHAYA KALBAR Tbk.)”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi masalah
penelitian adalah Return On Investment mengalami kenaikan namun tidak diikuti
kenaikan harga saham. Hal ini dapat disebabkan oleh pinjaman perusahaan yang
meningkat, sehingga meskipun kinerja perusahaan dalam pemanfaatan
investasinya baik, investor berasumsi dengan jumlah pinjaman yang meningkat,
maka risiko atas pengembalian investasi merekapun meningkat, sehingga
permintaan atas saham perusahaan menurun yang kemudian menurunkan harga
saham. Hal ini bertentangan dengan teori menurut Bambang Riyanto (2001:336)
yang mengemukakan dengan semakin tinggi ROI, semakin tinggi pula tingkat
pengembalian investasi maka kepercayaan investor terhadap perusahaan juga
tinggi sehingga permintaan atas saham perusahaan akan tinggi pula yang pada
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka
Penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Financial Leverage, Return on Investment dan Harga Saham
pada PT. Cahaya Kalbar Tbk.
2. Bagaimana pengaruh Financial Leverage dan Return On Investment
terhadap Harga saham secara parsial pada PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
3. Bagaimana Pengaruh Financial Leverage dan Return on Investment
terhadap Harga saham secara simultan pada PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh Financial Leverage dan Return On Investment terhadap Harga saham
pada PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai :
1. Menganalisis Financial Leverage, Return On Investment dan Harga
Saham pada PT. Cahaya Kalbar Tbk.
2. Menganalisis pengaruh Financial Leverage dan Return On Investment
terhadap Harga saham secara parsial pada PT. Cahaya Kalbar Tbk.
3. Menganalisis pengaruh Financial Leverage dan Return On Investment
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat memberi masukan mengenai Financial Leverage dan
Return On Investment serta pengaruhnya terhadap Harga saham pada PT
Cahaya Kalbar Tbk. di masa yang akan datang.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan berinvestasi pada PT Cahaya Kalbar Tbk.
berdasarkan Financial Leverage dan Return On Investment.
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam hal
akuntansi mengenai Financial leverage, Return On Investment dan
Harga Saham.
2. Bagi Akademika
Sebagai bagian pemenuhan dan referensi untuk menambah ilmu
pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
1.5 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Cahaya Kalbar Tbk. Jalan Industri
Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550. Dengan memperoleh data
sekunder melalui Bursa Efek Indonesia.
11
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Financial leverage
Menurut Agus Sartono (2001:263),
“Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage dengan demikian menunjukkan perubahan laba per lembar saham (Earning Per Share atau EPS) sebagai akibat perubahan EBIT.”
Menurut Sutrisno (2003:227),
“Financial leverage adalah penggunaan dana yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga.
Menurut Lukman Syamsudin (2011:113),
“Financial leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (EPS).”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang mengakibatkan
perusahaan harus membayar beban tetap berupa bunga dengan tujuan
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.
Pajak, bunga dan dividen semuanya adalah faktor-faktor yang
bukanlah kewajiban finansial yang tetap karena jumlah dari pajak ini berubah
dengan adanya perubahan EBIT (Lukman Syamsudin, 2011:113).
Pengaruh dari adanya financial leverage menyebabkan peningkatan EPS
yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan EBIT dan begitu pula
sebaliknya, penurunan EPS lebih besar dibandingkan dengan penurunan EBIT
(Lukman Syamsudin, 2011:114)..
Dengan demikian alasan yang kuat untuk menggunakan dana dengan
beban tetap adalah untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi pemegang
saham. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap
dikatakan bahwa perusahaan mempunyai financial leverage. Penggunaan
financial leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar
saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT). Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana dengan biaya
tetap ini disebut dengan Degree of Financial leverage (DFL). Degree of financial
leverage (DFL) adalah perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Atau antara persentase perubahan EPS
dibanding dengan presentase perubahan EBIT (Agus Sartono, 2001:265).
DFL pada X = %Perubahan EPS %Perubahan EBIT
Yang dapat diformulasikan menjadi:
Keterangan:
EPS = Earning Per Share (Laba Per lembar saham)
ΔEPS = Selisih EPS tahun berjalan –EPS tahun sebelumnya
EBIT = Earning Before Interest and Tax (Laba Sebelum Bunga dan Pajak)
ΔEBIT = Selisih EBIT tahun berjalan –EBIT tahun sebelumnya
Menurut Brigham yang dialihbahasakan Alfonsius Sirait (1990:168),
“DFL adalah persentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang
saham biasa yang diakibatkan oleh berubahnya laba sebelum bunga dan
pajak dalam persentase tertentu.”
Berikut contoh perhitungan DFL:
Pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah EBIT yang sebelumnya sebesar
Rp. 15.650.000 (tahun 2009) menjadi Rp. 9.850.750 (tahun 2010), dan juga terjadi
perubahan jumlah EPS yang sebelumnya sebesar Rp. 689 perlembar saham (tahun
2009) menjadi Rp. 423 perlembar saham (tahun 2010). Sehingga Degree
Financial leverage(DFL) pada tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:
EPS tersebut juga berkorelasi positif dengan risikonya, sehingga apabila
perusahaan mendapati kerugian atau kebangkrutan, risiko yang diperoleh
2.1.2 Return On Investment (ROI)
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:123),
“Return On Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilias atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.”
Menurut Munawir (2004:89),
“Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.”
Menurut Lukman Syamsudin (2011:79),
“Return On- Investment (ROI) atau yang sering disebut dengan return on total assets adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.”
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Return
On Investment atau tingkat pengembalian investasi merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dari
jumlah investasi dalam keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan.
Analisa Return On Investment (ROI) ini merupakan teknik analisa yang
sudah lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektifitas dari
seluruh operasi perusahaan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh
dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Munawir, 2004:89).
Berikut unsur-unsur dari Return On Investment:
Return On Investment (ROI)= Laba Setelah Pajak Total Aktiva
Keterangan:
Laba Setelah Pajak = Laba Bersih Tahun berjalan setelah dikurangi pajak
Total Aktiva = Jumlah Total Aktiva yang digunakan pada tahun berjalan
Beberapa penulis menyatakan kesamaan antara ROI dan ROA (Return On
Assets), seperti pengertian yang disampaikan oleh Lukman Syamsudin di atas,
namun Sutrisno (2001:222) mengkategorikan ROI dan ROA sebagai dua rasio
yang berbeda dimana ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan, sementara ROA sering disebut juga rentabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan.
Kemudian indikator Return On total Asset (ROA) menurut Sofyan Syafri
Harahap (2009: 304) adalah
Retrun On total Asset = Laba bersih . Rata-rata Total Aset
Keterangan:
Laba Bersih = Laba Bersih Tahun berjalan setelah dikurangi pajak
Rata-rata Total Aset = Rata-rata total aset dari 2 periode.
2.1.3 Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2003:88),
“Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.”
Menurut Widiatmodjo (2000:45),
“Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan
untuk memperoleh suatu saham.”
Menurut Sunariyah (2003:111),
“Harga pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung di bursa efek.”
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakari (2003:59),
“Harga pasar saham merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga saham
merupakan harga penutupan dari saham suatu perusahaan yang terdaftar di bursa
efek.
Dalam kamus saham Taufik (2004:1), terdapat jenis-jenis harga saham
antara lain:
1. Ask Price, yaitu harga terendah yang ditawarkan untuk menjual. 2. Bid Price, yaitu harga tertinggi yang diminta untuk membeli.
3. Harga Pembukaan (open), yaitu harga yang terjadi pertama kali pada saat jam Bursa dibuka.
5. Harga Tertinggi/Terendah, yaitu harga saham yang paling tinggi atau paling rendah terjadi pada satu hari Bursa.
6. Harga Nominal, yaitu harga yang diberikan dan tertulis pada suatu saham atau obligasi.
7. Harga Pasar, yaitu harga jual-beli yang sedang berlaku di pasar.
8. Harga Perdana, yaitu harga pada waktu pertama kali suatu efek dikeluarkan/ditawarkan kepada masyarakat.
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Pengaruh Financial leverage Terhadap Harga Saham
Menurut Brigham dan Houston yang dialihbahasakan Ali Akbar Yulianto
(2006:17),
“Penggunaan hutang atau leverage keuangan (financial leverage) mengosentrasikan risiko bisnis perusahaan pada para pemegang sahamnya. Konsentrasi risiko bisnis ini terjadi karena para pemegang utang, yang menerima pembayaran bunga secara tetap tidak menanggung risiko bisnis. Perubahan dalam penggunaan utang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada laba per lembar saham (EPS) dan juga perubahan risiko dimana keduanya akan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.”
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa financial leverage akan
memberikan kontribusi positif pada para investor apabila kondisi ekonomi
perusahaan baik sehingga meningkatkan permintaan saham yang kemudian
menaikkan harga saham, sebaliknya akan memberikan kontribusi negatif kepada
investor apabila kondisi ekonomi perusahaan kurang baik sehingga menurunkan
permintaan atas saham yang pada akhirnya menurunkan harga saham.
Menurut Faisal Matriadi (2007) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
financial leverage mempengaruhi harga saham dengan arah yang terbalik
(negatif). Financial leverage berpengaruh negatif terhadap harga saham karena
Sedangkan menurut Misnen Ardiansyah dalam penelitiannya (2003)
berpendapat bahwa financial leverage yang besar menandakan tingginya risiko
kegagalan perusahaan untuk mengembalikan hutang-hutangnya sehingga investor
memandangnya sebagai resiko yang akhirnya menyebabkan harga saham turun.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa financial
leverage dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga saham apabila
kondisi ekonomi perusahaan baik dan sebaliknya financial leverage dapat
memberikan pengaruh negatif pada harga saham apabila kondisi ekonomi
perusahaan kurang baik.
2.1.4.2Pengaruh Return On Investment Terhadap Harga Saham Menurut Agus Sartono (2001:131),
“Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Rasio ini juga merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam menjalankan kegiatan operasional.”
Menurut Sutrisno (2003:254)
“ROI merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Semakin tingginya ROI maka semakin baik posisi keuangan perusahaan.”
Menurut Bambang Riyanto (2001:336),
Dari teori-teori yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa Return
On Investment berpengaruh positif terhadap harga saham, karena investor percaya
bila angka rasio ini tinggi artinya perusahaan memiliki kinerja yang baik,
sehingga meningkatkan permintaan atas saham dan menaikkan harganya.
Penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Ihsan (2009) menunjukan bahwa
ROI berpengaruh terhadap harga saham Industri Apparel di Bursa Efek Jakarta.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Investment (ROI)
berpengaruh terhadap harga saham.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktif dari
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang mengalami
kekurangan dana (defisit unit/perusahaan). Perusahaan go publik sebagai pihak
yang membutuhkan tambahan dana menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada
investor. Investor membeli sekuritas tersebut dengan harapan memperoleh dividen
dan capital gain (Faisal Matriadi, 2007).
Berdasarkan penelitian Iswadi dan Yunina (2006) bahwa Financial
leverage berpengaruh negatif terhadap harga saham karena variabel ini
mengandung risiko keuangan yang tinggi.
Berdasarkan penelitian Faisal Matriadi (2007) bahwa financial leverage
mempengaruhi harga saham dengan arah yang terbalik (negatif). Financial
leverage berpengaruh negatif terhadap harga saham karena variabel ini
Risiko ini terjadi karena pembiayaan perusahaan melalui utang
menimbulkan biaya bunga atas utang. Jika laba yang dihasilkan tidak mencukupi
untuk membayar utang dan bunganya maka perusahaan akan berada pada posisi
default dan financial distress yang dapat mengarah pada kebangkrutan. Jika
perusahaan bangkrut maka investor merupakan pihak yang paling terakhir
memperoleh klaim (residual claim) atas aset perusahaan. Keadaan ini yang
menjadikan investor memandang financial leverage sebagai sebuah risiko
sehingga investor menghindar berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang
memiliki financial leverage yang tinggi. Akibat dari ini, harga saham akan
berubah ke arah yang negatif atau turun.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Ihsan (2009) tentang
pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return
On Investment terhadap harga saham industri Apparel di BEI menyatakan bahwa
secara pasrsial variable Return On investment berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Dia juga menambahkan bahwa Return On Investement merupakan
variable dominan yang mempengaruhi harga saham.
Hasil penelitian Budi Susetyo, Thabrani dan Khodijah (2008) menyatakan
Return on investment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham. Dari hasil pengujian diketahui bahwa return on investment mempunyai
pengaruh yang lebih signifikan terhadap harga saham dibandingkan dividend per
share.
Kemudian hasil penelitian Md. Saheb Ali Mondal and Muh. Showkat
namely, company goodwill; market sentiments; company announcements; AGM;
unexpected circumstances; analysts’ report; technical influence;international
situation; political turmoil as well as some quantitative factors like, dividend;
market capital; price/earnings ratio; EPS; net income; return on investment;
retained earnings; merger; stock split; margin loan; demand & supply of stock;
inflation; interest rates; exchange rates affect the stock price.
Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas bahwa financial leverage dan
Return On Investment (ROI) berpengaruh terhadap harga saham.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Investor Investasi
Saham
Analisis Laporan Keuangan dan saham
DFL tinggi = keuntungan tinggi dan Risiko tinggi DFL rendah = keuntungan rendah dan risiko rendah
Keuntungan Bagi Investor
Investor Berminat
Kenaikan HargaSaham
Tabel 2.1
Perbandingan dengan Hasil Penelitian Terdahulu No Nama terhadap harga saham karena variabel ini saham karena variabel ini
Return on investment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dari hasil pengujian diketahui bahwa return on investment mempunyai pengaruh yang lebih signifikan terhadap harga saham dibandingkan dividend
5 Md. Saheb
situation; political turmoil as well as some quantitative factors
2.3 Hipotesis
Menrut Sugiyono (2010:51),
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
“Financial leverage dan Return On Investment berperngaruh terhadap
25
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) menerangkan
bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Financial Leverage
dan Return On Investment sebagai variabel bebas dan Harga Saham sebagai
variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada PT Cahaya Kalbar Tbk.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) dengan menggunakan
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2010:147),
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.”
Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45),
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupannya.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji perubahan variabel
X1, X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori yang dengan
pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan
metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang
diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran
mengenai objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah
diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif verifikatif yaitu
peengaruh Financial Leverage dan Return On Investment terhadap Harga Saham.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan
baik dan sistematis. Desain penelitian merupakan hal yang penting karena dapat
Desain Penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84),
“Rancangan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian.”
Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini, peneliti
membuat suatu desain penelitian. Langkah-langkah desain penelitian menurut
Umi Narimawati (2011:30) adalah:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan analisis adalah pengaruh
Financial Leverage dan Return On Investment terhadap Harga saham pada
PT. Cahaya Kalbar Tbk.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham. Dalam penelitian ini
yang diambil adalah Financial Leverage dan Return On Investment.
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh
Financial Leverage dan Return On Investment terhadap Harga Saham
pada PT. Cahaya Kalbar Tbk.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa
besar pengaruh Financial Leverage dan Return On Investment terhadap
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Berdasarkan paradigma penelitian diatas maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah Financial Leverage dan Return On Investment berpengaruh
terhadap Harga Saham.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Financial Leverage dan Return
On Investment, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Harga
Saham.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan.
Populasinya laporan keuangan PT. Cahaya Kalbar Tbk. sejak periode
listing di BEI tahun 1995 sebanyak 15 tahun, sedangkan sampel yaitu
laporan keuangan PT. Cahaya Kalbar Tbk. tahun 2000-2011 atau sebanyak Financial leverage
Return On Investment (ROI)
Harga Saham Faisal Matriadi; Iswadi dan Yunina
12 tahun, teknik pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi dan studi
kepustakaan.
8. Melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang
akan diukur dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka yang menjadi variabel
bebas yaitu Financial Leverage dan Return On Investment. Financial
leverage menurut Agus Sartono (2001:263) adalah penggunaan sumber
dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan
keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Return On
Investment menurut Lukman Syamsudin (2011:79) adalah pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu harga saham. Harga saham menurut Sunariyah
(2003:111) adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung
di bursa efek.
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
Harga penutupan saham perusahaan pada akhir tahun di Bursa Efek Indonesia.
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu
berupa laporan keuangan. Definisi data primer dan data sekunder menurut
Jonathan Sarwono (2006:209) adalah sebagai berikut:
“Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui
wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya.
Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.”
“Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh
oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini
biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya.”
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:215),
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT Cahaya Kalbar
Tbk. semenjak listing di BEI pada tahun 1996 hingga 2011 atau sebanyak 15
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81),
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus
dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability
sampling.
Menurut Sugiyono (2010:84),
“Nonprobability sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.
Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2010:85),
“Sampling purpossive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.”
Dengan demikian sampel yang diambil oleh penulis adalah Laporan
Keuangan PT Cahaya Kalbar Tbk sejak tahun 2000 hingga 2011. dengan
pertimbangan bahwa :
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan PT Cahaya Kalbar Tbk.
yang merupakan sumber informasi keuangan tahunan.
3. Data yang diambil adalah Laporan Keuangan PT Cahaya Kalbar Tbk.
tahun 2000-2011, terdiri atas 12 tahun yang dijadikan sampel karena pada
rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya
penelitian yang dilakukan.
4. Sampel yang diambil sebanyak 12 tahun karena dianggap respresentatif
(mewakili) untuk dilakukan uji penelitian. Jumlah sampel yang dianjurkan
dalam suatu penelitian menurut Hair et al (2006:196) diungkapkan bahwa:
in addition to its role in determining statistical power, sample size also
affect the generalizability of the result by the ratio of observation to the
independent variables. A general rule is that the ratio should be never fall
below 1 : 5, meaning that five observations are made for each
independent variable in the variate. Berdasarkan teori tersebut, jumlah
sampel minimal dalam penelitian ini adalah 5 x 2 variabel yaitu 10 buah
sampel. Maka jumlah sampel yang digunakan adalah laporan keuangan
dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 yaitu 12 tahun sehingga cukup
mewakili untuk dilakukan penelitian.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian staf
perpustakaan yang ada di Bursa Efek Indonesia untuk memperoleh
data yang diperlukan.
b. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini
diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya Financial
Leverage, Return On investment dan besarnya Harga Saham yang
dimiliki perusahaan, serta informasi-informasi lain yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di
perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti oleh penulis.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang telah diperoleh. Peneliti melakukan analisa terhadap data
1. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2009:14),
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2009:31),
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Asumsi Klasik Regresi
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi
berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh
merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator
(BLUE).
Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression)
sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri
a. Uji Normalitas Data Residual
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asymtotic Significance), yaitu:
a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar
normal Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut:
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk
akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama
variabel independen maka konsekuensinya adalah:
a) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
b) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan:menggunakanVariance
Inflation Factors (VIF),
2 i
R 1
1 VIF
(Gujarati, 2004: 351).
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika
nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat
menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian,
agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi
heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank
Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas
terhadap nilai absolut dari residual.Jika nilai koefisien korelasi dari
masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang
signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari
residual tidak homogen) (Gujarati, 2004: 406).
Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga
bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah
terjadi heteroskedastisitas.Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang
teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang
diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata
lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi
yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi,
kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak
stabil.
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual
terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):
t t 1
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Penjelasan garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line)
menurut Andi Supangat(2007:352) adalah:
“Suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan seberapa besar pengaruh Financial Leverage dan Return On
Investment terhadap harga saham. Analisis regresi berganda digunakan untuk
variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel
dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai
berikut:
Sumber: Sugiyono (2009:192) Dimana:
Y = variabel terikat (harga saham)
a = bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas X1 (Financial Leverage)
X2 = variabel bebas X2 (Return On Investment)
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati (2011:49), pengujian
korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x
dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus
:
r = n( ∑ XiYi ) –( ∑ Xi )( ∑ Y )
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat
dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau
sebaliknya).
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel
X dan variabel Y dan hubungannya searah.
c. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
R = r2
Sumber: Andi Supangat (2007:341)
Dimana:
R = koefisien determinasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis
adalah:
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi
berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.” Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut :
1. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara
simultan terhadap variable terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
F = (n-k-1)R2/Y.X… K(1-R2/Y.X…)
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas
secara bersama-sama berperan atas variable terikat. Pengujian dilakukan
menggunakan distribusi F dengan membandingkan nilai kritis dengan nilai
F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil
perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang
menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak dapat menjelaskan
perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya.
b. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Secara simultan Financial Leverage Return On Investment tidak
H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan Financial Leverage Return On Investment
berpengaruh terhadap harga saham.
c. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > Fkritis(α = 0,05)
Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut Guilford adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Kategori Korelasi Metode Guilford
Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan
0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Moderat/cukup
0,61 – 0,80 Erat
0,81 – 1,00 Sangat Erat
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
variable terikat, hipotesisnya sebagai berikut :
H01 ; ρ = 0, Financial Leverage tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H11 ; ρ ≠ 0, Financial Leverage berpengaruh terhadap harga saham.
H02 ; ρ = 0, Return On Investment tidak berpengaruh terhadap harga saham.
H12 ; ρ ≠ 0, Return On Investment berpengaruh terhadap harga saham.
Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut:
H0 ditolak apabila thitung < ttabel(α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka
a) Jika t hitung≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya
antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b) Jika t hitung≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya
antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Sumber : Andi Supangat (2007:295)
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
3. Penarikan Kesimpulan
Daerah arsir adalah daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan
Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha
diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan).
Kesimpulannya, Financial Leverage dan Return On Investment berpengaruh atau
tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Tingkat signifikannya yaitu 5%
(α=0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan
95%, maka kemungkinan bahwa hasil penarikan kesimpulan mempunyai
kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang
82
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Financial Leverage dan
Return On Investment terhadap Harga Saham pada PT. Cahaya Kalbar Tbk., maka
penulis menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan uraian yang
telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
1. Financial Leverage PT. Cahaya Kalbar Tbk. berfluktuasi setiap tahunnya,
Hal ini disebabkan oleh laba perusahaan yang berfluktuasi sehingga EPS nya
pun akan mengalami perubahan. Selain itu laba setelah bunga dan pajak
mengalami perubahan yang disebabkan adanya beban bunga yang mengalami
kenaikan dan penurunan akibat penggunaan pinjaman oleh perusahaan.
Sementara Return On Investment PT. Cahaya Kalbar Tbk. cenderung
mengalami kenaikan terutama sejak tahun 2006. Hal ini disebabkan laba yang
diperoleh meningkat disertai dengan efektivitas penggunaan investasi yang
dilakukan perusahaan. Kemudian Harga saham PT. Cahaya Kalbar juga
berfluktuasi setiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh tingkat permintaan
saham perusahaan yang juga berfluktuasi.
2. Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT.
Cahaya Kalbar Tbk. karena investor berasumsi selama return yang diperoleh
mereka baik atau tinggi, maka berapapun tingkat utang perusahaan tidak