Oleh:
AHMAD KURTUBI
NIM :
9917015913
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULT AS ILMU T ARBIYAH DAN KEGURUAN
VIN
SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
Skripsi
Dit\jukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Pembimbing I
Gelar Saijana Pendidikan Matematika
Oleh:
AHMAD KURTUBI NIM : 9917015913
Di Bawah Bimbingan
,,----11:.elnbin II
Dra. Afidah Mas'ucl NIP. 150 228 775
Drs. Soekardi, HP.
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KE.GURUAN
Eclulrnsional Matcmatika Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMUN 1
Bckasi" telah diujikan dalam siclang munaqosah Jurusan Pendidikan Matematika
UJN Syarif Hidayatulah Jakarta pada tanggal 6 September 2004. Skripsi ini
ditcrima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Penclidikan
Matematika Program Strata Satu (SI) pada Fakultas llmu Tarbiyah clan Keguruan.
Dekan/
1gkap anggota
Prof. Dr. H. Salman Hai m NIP. 150 062 568
Penguji I
Ora. 1-Ij. Sri Mnriana
Sidang Munaqosah
Anggota
Jakarta, 6 Septemb1or 2004
Pcmbantu Dekan I/
Sekretaris merangkap anggota
Penguji II
;>.t...:lo • t
I , •
UL"\- • tI
.&
I ..,._,,.
I'.. .r
i...r-..r
r
.,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan kanmia-Nya sehingga penulis dapat rnenyclesaikan skripsi ini. Shalawat dan salarn senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus untuk membentuk kepribadian umat yang paripurna, yang rnenjadi teladan bagi :;eluruh umat rnanusia.
Skripsi ini disusun untuk rnernenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matematika, sebagai salah satu tugas akhir akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang penulis hadapi, karenanya penulis menyadari skripsi ini jauh dari kcsempurnaan. Namun dernikian, berkat bimbingan-Nya dan bimbingan s<•11a bantuan dari bcrbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis ucapkan terirna kasih kepada scmua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi baik moril rnaupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ocapan terima kasih sedalam-dalanrnya penulis sampaikan kepada:
I. Bapak Prof Dr. H. Salman Harun, MA., Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Soekardi, HP., Pernbirnbing 11, untuk segala saran dan nasehat yang
bermanfaat.
5. !bu Dra. Maifalinda Fatra, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, yang telah
rnembantu penulis dalarn administrasi akademik
6. !bu Dra. Mukhlisrarini, Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, untuk dorongan
sernangat yang tiada henti.
7. Segenap Do sen yang tel ah membimbing dan mengajarkan penulis dalam
rnenernpuh pendidikan selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga
ilmu yang diberikan bennanfaat bagi penulis.
8. Bapak Suparto, S. Pd., atas narna Kepala Sekolah PKS Bidang Kurikulurn
SMAN I Bekasi, dan !bu Dra.Euis Yulianingsih, Guru Bidang Studi matematika
sekaligus Wali Kelas II. I dan 11.2, yang telah rnenerima dan memperkenankan
penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan
selama penelitian.
9. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN, Fakultm: Tarbiyah, Perpustakaan UNJ,
beserta stafiiya yang telah menyediakan literatur-literatur yang penulis butuhkan.
I 0. Baba (H. Manjih) dan Enya (Hj. Aisyah) tercinta, yang tak kenal lelah
memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, clan doanya kepada penulis, serta
untuk Empo dan Abangku, Empo Zahroh, Bang Zahroin, Bang Somacl, Bang
11. Ternan-teman dormitory HMB Jakarta khususnya untuk Yayan Furqon, Depi PH,
Opung. Mansur Sr.. Najmuddin, Makzul Farid, Yasir Arafat, M. lkhsan, Asep
Ralrniatullah. Kamal M., Saipul Ali, clan tcrnan-tenrnn lainnya, yang telah mcrnbcrikan fasilitas, naungan, dukungan, kritikan, clan sc:mangat kepada penulis.
12. Ternan-ternan kuliah Angkatan '99 clan Pengurus serta Anggota UKM FORSA
UIN Jakarta, yang tclah mcnernani pcnulis dalarn suka clan duka.
Serla sernua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sernoga Allah
rnernbalas segala kebaikan dengan balasan yang sctirnpal. Sernoga Skripsi ini dapat
rnemberikan sumbangsih bagi clunia penclidikan serta berrnanfaat bagi para pembaca
u111u11111ya clan penulis sendiri khususnya.
Jakarta, September 2004
KATA PENGANTAR ... .
DAFTAR ISi ... , ... N
DAFTAR TABEL ... . . ... セi@
DAFTAR LAMPTRAN ... IX
BAB I. PENDAHULlJAN .
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan clan Perumusan Masalah ... .
C. Metode Pembahasan ... .
D. Sistematika Penulisan ... .
BAB II. DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ... .
A. Deskripsi Teoritis ... .
I
5
6
7
9
9
I. Belajar clan Prestasi Belajar Matematika ... 9
a. Pengerlian Bel ajar ... ... 9
b. Pengertian Matematika . . . ... ... . .. . . ... .. . ... . . .. . . ... . .. . ... ... . .. . .. 11
c. Belajar Matematika ... 14
d. Prestasi Belajar Matematika ... 15
2. Pengertian Sikap clan Komponen-Komponennya ... 17
a. Pengertian Sikap... ... ... ... 17
b. Nilai Praktis Matematika.. . ... 27
c. Nilai Budaya Maternatika ... 29
B. Kerangka Berpikir ... 30
C. Pengajuan Hipotesis ... 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Tujuan dan Manfaat Penelitian... ... 31
B. Metode Penelitian ... 31
C. Ternpat dan Waktu Penelitian ... 32
D. Populasi dan Sampel ... 32
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 33
F. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV. HAS IL PENELITIAN .... 42
A. Basil Uji Coba Instrumen ... 42
B. Deskripsi Data ... 43
C. Pengujian Prasyarat.. ... 52
D. Pengujian Hipotesis ... 54
E. Interpretasi Data . . . . . .. . . .. . . . .. . . .. .. .. .. .... .... . .. . ... .... ... . .. . . .. ... .. . 56
BAB V. PENUTUP. . ... 58
A. Kesimpulan ... 58
Tabel Skor untuk Pernyataan Sikap ... . . ... 33
Tabel 2 Kisi-Kisi Skala Sikap ... 35
Tab el 3 Sikap Siswa terhadap Nilai-Nilai Edukasional Matematika ... 46
Tabel 4 Pengelompokkan Prestasi Bel ajar Matema1 ika Siswa ...
49
Tabel 5 Respan Siswa terhadap l\fatematika ... 50
Tabel 6 Keterkaitan antara Prestasi dan Respan Siswa terhadap Matematika ... 51
Tabel 7 Hasil Distribusi chi-kuadrat Uji Narmalitas Data ... 52
Tabel 8 Perhitungan Validitas Item Angket ... 62
Tabel 9 Item Valid Uji Caba Skala Sikap ... 65
Tabel 10 Perolehan Skar Skala Sikap dan Nilai Rata-Rata Harian Siswa ... 67
Tab el 11 Varians Skar setiap Pernyataan .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .... ... ... . .. ... ... .... ... ... . 73
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Skor Skala Sikap ... 77
Tabel 13 Frekuensi Harapan clan Frekuensi Pengamatan Skor Skala Siswa ... 80
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika Siswa ... 83
Tabel l 5 Frekuensi Harapan dan Pengamatan Prestasi Belajar Matematika ... 86
Tabel 16 Nilai Rata-Rala Ulangan Harian (formatif) Mata Pelajaran Matematika Subjek Penelitian Kelas 11 SMUN I Bekas1 ... 88
Tabel 19 lnstrurnen Penelitian Skala Sikap Uji Caba ... 94
Tabel 20 lnstrumen Penelitian Skala Sikap Subjek .. .... ... .... .. .... ... ... .... .. ... ... ... 97
Tabel 21 Uji Linieritas Data Residu ... JOO
Tabel 22 Koefisien Korelasi .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . .. .. .. . .. . .. .. .. . 103
[image:11.595.46.490.145.613.2]Lampiran Perhitungan Validitas Item Angket ... 62
Lampiran 2 Item Valid Uji Coba Skala Sikap ... 65
Lampiran 3 Perolehan Skor Skala Sikap dan Nilai Rata-Rata Harian Siswa ... 67
Lampiran 4 Reliabilitas Skala Sikap Uji Coba ... 69
Lampiran 5 Rumus dan Perhitungan Mean dan Simpangan Baku ... 75
Lampi ran 6 Pengujian Normalitas Data Skor Skala Sikap ... 76
Lampiran 7 Pengujian Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Matematika ... 82
Lampiran 8 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian (fonnatif) Mata Pelajaran Matematika Subjek Penelitian Kelas II SMUN J Bekasi ... 88
Lampiran 9 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian (Formatif) Mata Pelajaran Matematika Kelas II. J SMUN J Bekasi ... 90
Larnpiran J 0 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian (Fonnatif) Mata Pelajaran Matematika Kelas II.2 SMUN I Bekasi ... 92
Lampiran I I lnstrumen Penelitian Skala Sikap Uji C:oba ... 94
Lampiran 12 lnstrnrnen Penelitian Skala Sikap Subjek ... 97
Larnpiran 13 Karangan Bebas tentang Maternatika ... 99
Lampiran 14 Uji Linicritas Data Residu ... . 100
Larnpiran 15 Koefisien Korelasi ... .. 103
A. Latar Bclakang Masalah
Penclidikan rnerupakan hal yang sangat penting clan ;:idak dapat dipisahkan
dari kehiclupan rnanusia. Melalui pendidikan, rnanusia rnernperoleh ilrnu
pengetahuan yang clapat clijaclikan tuntunan claiain kchidupannya clan clengan ilrnu
pengetahuan rnanusia dapat mernperoleh kebahagiaan di dunia clan di akhirat.
Sebagairnana Sabcla Nabi SAW:
-- I> c セ@ ,, " ,, .. " ,, ,, J. ,,
l:J,;1)1 :;
)
」ゥjセ@
セ@
セセ@
)11;1)y)
c-lJL'.
セ@
(j:d1 ;1)1 :;
HセNjjMQI@
Artinya: "Ham11g.1·iaf!ll ym1g 111e11ghe11daki kebahagiaan d1 d1111ia he11daknya
ia memi/iki i/11111, dan /Ja,·angsiapa yang menghe11daki
kebahagiaa11 di akhirat hend.1knya ia memiliki ilmu, dan
hara11gsiapa ym1g 111e11ghe11duki ,(edua-d11anya maka ia pun harus
heri/11111 ".
Dalam kehidupan suatu negara, pencliclikan rnernegang peranan yang arnat
penting untuk rnenjarnin kelangsungan hidup Negara clan Bangsa, karena
penclidikan merupakan wahana untuk rneningkatkan clan rnengembangkan
kualitas sumber daya rnanusia.
Pendiclikan aclalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan clengan
. I
kedewasaan. Tanpa p1mp111an atau bimbingan dari orang dewasa, anak akan
turnbuh ke arah dorongan nafsu yang banyak bertentangan dengan apa yang
berlaku dan dikehendaki oleh rnasyarakat.
Hal tersebut juga sesuai clengan Undang-Undang Sistern Pendiclikan
Nasional Nornor 20 tahun 2003 Bab II pasal セケ。ョァ@ berbunyi:
"Pendidikan Nasional berfungsi rnengembangkan kernarnpuan clan membentuk watak serta peraclaban banssa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, be1tujuhn untuk berkembangnya potensi pese1ta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehal, berilmu, cakap, kreatif
イョ。ョ」ャゥLゥ[ゥセ@ clan menjacli warga negara yang demokratis serta bertanggung
1awab .
Proses Belajar Mengajar (PBM) dalam pe11clidikan rnernpakan suatu sistern. Hal ini karena clalarn PBM terclapat berbagai kornponen yang saling menclukung clan rnenunjang untuk tcrcapainya tujuan PBM. Komponen-kornponen PBM tersebut rnenurut Abin Syamsuclin aclalah : raw input (siswa), instrumental input
(sarana), clan expected 0111p111 (basil belajar). Masing-rnasing komponen memiliki subkomponen seperti terlihat pacla bagan I berikut :3
Salah satu indikator keberhasilan suatu PBM adalah prestasi belajar siswa sebagai perwujudan clari hasil belajarnya. Sebagairnana cliungkapkan oleh Abin Syamsudin, "Pencliclikan pada hakekatnya nerupakan usaha Conditioning
(penciptaan seperangkat stimulus) yang cliha1·apkan rnenghasilkan pola-pola
! rvt. Ngali1n Punra1110. //!nu fJeudidikan 'l ('Ort 1is da11 ,Praktek, (Bandung: Re1naja Rosdakarya. I 995). Edisi IL 11. 11
' UU RJ Nomor 211 Talllln 2003 Te111a11g .\1slc111 pセQQ、ゥ、ゥォ。QQ@ Nasional. (Jakarta: CV. Eko
Jaya, 2003). h.7
3 Abin Syan1sudi11 Mali.1111111.
l'sikologi Kependulikan : Peran.ftkat S'isten1 l)engqjaran Atfodul.
perilaku (seperangkat respon tertentu). Indikator-indikator dari perubahan dan perkembangan perilaku tennaksud dapat dilihat dari prestasi belajar''.4
Kapasitas (IQ)
Baka! khusus
-Motivasi
khusus
Minat
J(c111ata11gan
kcsiapan
Sikap/
kebiasaan dll
Ciuru Dll
Met ode. lcknik.
1ncdi:1
Bahan.
Snmhcr
Prognun Tu gas
I nstn11ncn1al Input ( Sarana)
Ra\V Input
(Siswa)
1
PBM
i
Expected output
-(hasil bclajar)
E11viron1nc11tal Jnp11t (Lingktu1gan)
sosial Fisik Kvltural dll
Bagan l : 1..:.0111pn11c11-ko11iponc11 Proses Bclajar ivtcngajar (PBM)
Perilaku
kognitif
Pcrilaku afcktif
Pcrilaku psikomotor
Begitupun dalam pendidikan rnatematika. Indikator keberhasilan PBM adalah prestasi belajar siswa. Berbicara meng.,nai mata pelajaran matematika ditemukan di lapangan: prestasi belajar siswa masih rendah. Hal ini diindikasikan oleh perkembangan rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) siswa SMU.
Masih rendahnya prestasi siswa pacla mata pelajaran matematika tersebut disebabkan oleh berbagai foktor yang rnendukungnya. Salah satunya adalah anggapan siswa terhadap maternatika sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak
memperdayakan, 5 sehingga rnengakibatkan siswa cenderung untuk tidak menyukai bahkan membencinya.
Anggapan siswa terhadap suatu objek rnerupakan sebagian cermin dari sikapnya terhadap objek tersebut. Di atas telah dijelaskan bahwa sikap siswa merupakan bagian dari kornponen siswa yaitu セ・「。ァ。ゥ@ komponen rnasukan dan dapat mempengaruhi PBM, selanjutnya dapat menentukan hasil belajar (prestasi bclajar siswa) yaitu selrngai komponen keluaran dari suatu PBM.
Menurut Sujono, scringkali orang rneml•enci mau tidak rnenyukai suatu objek karena ia tidak mcngetahuinya seearn me11dala111 alau terinci tcntang nilai-nilai yang terkandung clalarn objek tersebut 6 Berdasarkan pernyataan tersebut, maka kemungkinan besar penyebab masih banyaknya orang yang tidak menyukai matematika aclalah mereka belum mengetahui ndai-nilai yang terkandung dalarn matematika.
Matematika merupakan salah satu d siplin ilmu yang mempunyai karakteristik yang khas bila dibanclingkan dengan disiplin ilmu lainnya. Nilai-nilai yang terkandung di clalamnya mempunyai daya tarik l:ersendiri terutama bagi siswa yang telah memahami dan merasakannya. Sujono menamakannya nilai-nilai tersebut sebagai nilai-nilai eclukasional matematika.7 Kemuclian dijelaskannya bahwa apabila siswa dapat memahami nilai-niL!i tersebut, maka minat mereka terhadap rnatematika akan rneningkat. Selain itu clampak positif terhadap keberhasilan belajar siswa dapat clirasakan.
5 Ruse1Tencli,
f->e11gantor J..:epada 1\le1nhan1u < ;uru 1\/engen1bangkan Kontpetensinya da/a111
f >engajaran J\1atenuilika 11ntuk Af e11i11gkatkan ( '/f,)/J, (Bn nclung Tarsito, ! 991 ), Edisi II, It 157
6
Sujono, [Jengqjaron ,\ falenu1tika untuk .\'ekolah A/e11engah, (Jakarta : Dcpdikbud, 1988), h.
3-..J-7
Berdasarkan pacla uraian di atas, penulis berminat untuk mengetengahkan
juclul skripsi, yaitu: "HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP NILAl-NILAI EDUKASIONAL MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SMUN 1 BEKASI".
B. Pcmbatasan clan Pcrumusan Masalah
Agar permasalahan yang akan dibahas lebih tgerarah, tidak menyimpang
dan tidak mengambang tcrlalu jauh, maka penulis membatasi pcrmasalahan
sebagai berikut:
I. Sikap
Yang dirnaksud sikap dalam skripsi ini aclalah kecenclerungan siswa dalam
mcrespon matematika baik positif (mendukung) atau negatif (tidak
rnendukung).
2. Nilai-nilai edukasional matematika
Yang dimaksucl dengan nilai-nilai edukasional matematika dalam skripsi
1rn diarlikan sebagai hal-hal penting mengenai pendidikan matematika atau
yang bersifat mendidika yang terkandung dalam matematika. Nilai-nilai
tersebut adalah: nilai disiplin, nilai praktis, clan nilai budaya matematika.
3. Preslasi Belajar
Yang dimaksud prestasi belajar dalam skripsi ini adalah prestasi belajar
siswa kelas l I yang be1jumlah 70 orang berdasarkan nilai rala-rata ulangan
Dari pembatasan rnasalah di atas, masalah dalam skripsi ini dirumuskan
sebagai berikut:
I. Bagaimana sikap siswa terhaclap nilai-nilai eclukasional matematika?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara sikap terhadap nilai-nilai
eclukasional matematika clengan prestasi belajar siswa?
C. Metodc Pcmbahasan
Dalam penulisan skripsi ini metocle yang clipergunakan aclalah metode
deskriptif, yaitu aturan atau cara yang digunakan clengan usaha mengungkapkan
masalah clan keaclaan yang acla di lapangan tanpa ada perlakuan khusus yang
cliberikan terhaclap subjek penelitian. Adapun studi penelitian yang digunakari
adalah korclasi.
Stucli korelasi adalah penelitian cleskriptif yang bertujuan menetapkan
bcsarnya hubungan antara variabel-variabel. Studi korclasi memungkinkan
peneliti memastikan scjauh mana hubungan antara variabel yang satu dengan
yang lainnya. Besarnya hubungan itu clitetapkan melalui koefisien korelasi.
Aclapun teknik pengumpulan clatanya clengan menggunakan metode
lriangulasi. Hali ini karena pcngumpulan datanya menggunakan prinsip-prinsip
triangulasi. Prinsip-prinsip tcrsebut sebagai berikut:
1. Data penelitian berasal dari berbagi sumber
a. [)ata sikap sis\v<i, diantaranya dcngan skala sikap clan doku1nc11tasi siswa
(karangan bebas).
b. Data prestasi belajnr s1swa, yaitu clen!:an nilai rata-rata hasil ulangan
harian n1ate1natika sis\:va.
2. Melakukan studi kasus clari fakta berdasarka11 masing-masing sumber data.
3. Melihat hubungan clari fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.
Teknik pengumpulan data tersebut digunakan dengan pertimbangan bahwa
111asing-111asing instru111en data sikap 111empunyi i kclebihan dan kekurangannya.
Untuk mengatasinya, pacla pcnelitian ini cligunakan beberapa sumber data sikap
siswa clengan hara pan datanya clapat saling m ;Jengkapi. Adapun sumber data
sikap siswa diantaranya dengan skala sikap dan d·)kumentasi siswa.
Pertimbangan tersebut sejalan dengan pemyataan Denzin: Jn triangulation,
"the use of' multiple 111eas11res and methodv so as to overcome the inherent
weakness (!fsi11Kle 111eas11m1e111 has"." Mela Jui tulisan tersebut Denzin menyatakan
bahwa dalam triangulasi, penggunaan beberapa alat ukur (instrumen) dan metode
adalah sebagai suatu cam untuk menutupi kekurangan dari salah satu instrumen.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi 1111, penulis membagi ke dalam lima bab dengan
tujuan untuk memuclahkan penulis dah1111 pemiJahasannya. Adapun sistematika pernbagiannya cliuraikan scbagai berikut:
8
BABI PEN DA II ULVAN
Pembahasan bab ini terdiri dari latar belalrnng masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, rnetocle pernbahasan, clan si:;tematika penulisan.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KEllANGKA BERPIKIR, DAN PENGA.JUAN HTPOTESIS
Pernbahasan bab ini terdiri clari cleskripsi teorifo yang berisi: Belajar clan prestasi belajar matematika, pengcrtian sikap clan kornponen-kornponennya, clan
nilai-nilai eduksional rnatematika: kerangka berpikir: .Jan pengajuan hipotesis.
BAB Ill : METODOLOGI PENELITIAN
Pernbahasan bab ini terdiri dari tujuan dan rnanfaat penelitian, metode penelitian,
tempat clan waktu penelitian, populasi dan sampel, instrumen pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pembahasan bab ini rnemuat hasil uji coba instrumen, deskripsi data, pengujian
prasyarat, pengujian hipotesis, dan interpretasi data.
BAB V pセセn@ lJTlJ I'
HJ POTES IS
A. Deskripsi Teoritis
I. Belajar clan Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
h. 178
Sejak seorang anak manusia lahir ke clunia tidak terlepas dari belajar,
baik itu disadari atau tidak disadari LJntuk menghasilkan suatu perubahan
dalam tingkah laku, pikiran, clan perasaan.
Belajar rnerupakan aktivitas mental clan fisik yang paling mendasar,
bagi manusia. Dengan belajar manusia dapat mempertahankan hidupnya dan
rnelalui belajar pula rnanusia memiliki peluang untuk meningkatkan harkat
dan martabatnya sehingga mencapai taraf keinajuan yang lebih tinggi.
"Belajar rnenurut pendapat tradisional hanyalah menambah pengetahuan yang cliutamakan adalah aspek intelektual."' Sedangkan Davidoff menyebutkan bahwa, "belajar (learning) adalah sebagai perubahan yang relatif berlangsung lama pacla perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman. "'Chaplin rnenyatakan. "belajar sebagai perolehan dari sebarang
1 S. N:1sution, ,-lsas-,Jsas ;.; 1trik11/11111, (Jakarta: B11111i A ksara. 200 I), Cct. Kc-4, h. 59
2
Linda L. Davidoff. /1sikolo,1!) ,\'11atu /)e11g11ntur. (Ja
perubahan yang rclatif perrnanen dalam tmgkah laku, sebagai hasil dari
praktek atau basil pengalaman."3
Winkel merumuskan belajar yang te1jadi pada manusia adalah "suatu aktivitas mental psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu
セ@
bersifat secant relatil' konstan dan berbekas."
Morgan seperti clikutip oleh Ngalim Purwanto mendefinisikan "belajar adalah setiap perubahan yang relatif rnenetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu basil dari latihan atau pengalaman."5 Lester D. Crow dan Alice
Crow seperti clikutip Roestiyah mendefinis kan belajar sebagai "Perubahan inclividu dalam kebiasaan, pengetahuan. dan sikap. Belajar di sini merupakan
suatu proses""
Penclapat lain dikemukakan oleh Sumacli Suryabrata dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut:
!). Belajar itu membawa perubahan
2). Perubahan itu pada dasarnya didapatkan dari suatu kecakapan 3). Perubahan itu te1jadi karena usaha dengan sengaja.7
3 C.P. Chaplin,
Kan1t1.\' !.eugkap esdaJ/o:;!). (Jakarta: R.ljavvali Pers. 1995), h. 272
·1 W. S. \Vinkel, l'sikolog1 /'engajaran. (J:ilrnr"1: Cirnsindo, 1999), h. 342
'iNgali1n Pu11vanto. I)siko/ogi JJendidikon. Hiセ。ョ、オョァZ@ lte1naja Rosdakarya,1996),Cet. XI, h. 84
'' Rocstiyah N. K .. [G|O。ウ。OッィセZ|@ fasa/a/i J/Jnu K1•gur11an. ( Jakarata: Bina Aksara, 1986), h. 14 l
Su1nndi Suryabrntn. ljsiknlogi l\,11didika11, (Jakart<1: Grafindo Pcrsada, 2002), Edisi ォ・セャL@
Kata kunci clari semua clefinisi belajar adabh perubahan. Perubahan yang clisadari dan timbul akibat praktek, pengaiaman, dan latihan bukan secarn kebetulan. Berawal dari pengertian tradisional yang hanya menambah
pengetahuan saja, berkembang menjadi tidak hanya untuk merubah dalam ha!
pengetahuan, tetapi juga menyangkut pemaharnan, keterampilan rnelakukan rangkaian gerakan badan, clan meliputi perubahan sikap dan nilai yang
melandasi perilaku clan tindakan. b. Pengertian Matematika
Perkembangan nrntematika tidak dap H dilepaskan dari perkembangan perndaban manusia. Dahulu kala matematdrn hanya dikenal sebagai cara
berhitung dan telah acla sejak zaman purba ( 000 SM. Menurut Childe sepe1ii clikutip Dali S. Naga ( J 980) beranggapan bahwa "Asal mula berhitung clapat
clijejaki sampai manusia yang paling mula."' Se1ia mcnurut Struik, "Berhitung aclalah sekt1110 zaman Batu Tua atau Paleolitikum."9
Seratus tahun yang lalu ada St!Orang ahli rnatematika yang
mendefinisikan matematika sebagai "Pelajaran tent<mg bilangan dan ruang."
Tetapi dengan berjalannya waktu clan berkembangnya matematika modern, maka definisi terscbut rnenjadi sangat sempit ruang lingkupnya dan sudah
rnencakup cabang-cabang barn dari maternatika modern. "Pelajaran tentang
i< Dali S. Nnga. l--Jerhi111ng: Sc:fnrnh dnn PerkeJ11hanga11n.va, (Jakn11a: Gra1ncdia, 1980), h. 13
bilangan merupakan pengembangan dari aljabar dan pelajaran tentang ruang merupakan pengembangan dari geometri (ilmu ukur)-"'"
Matematika modern mulai diajarJ,an di Sekolah dasar sebagai pengganti berhitung sekitar tahun 1974, "Matematika modern lebih menekankan pada pemahaman struktur dasar sistem bilangan daripada
rnernpelajari keterampilan dan fakta-faJ,ta hapalan, dan JUga lebih rnenekankan pada mengapa dan bagaimana rnaternatika melalui pemaharnan
dan eksplorasi. ""
Secarn bahasa, maternatika memiliki akar kata mathema atau
mathanei11. /'v!athe111a berarti pengetahuan atau ilrnu (knowledge, science),
sedangkan mat/wnein berarti belajar atau berfikir. 12
Definisi traclisional yang menyatakan bahwa rnatematika sebagai ilmu
tentang kuantitas (the science r!fdicmte and continous) telah ditinggalkan.13
Menurut Chrikshank, seperti dikutip Abdurrahrnan, memberi
pengertian rnatematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sesuatu
dihubungkan clengan yang lain clan bagaimana hubungannya. Sedangkan
Johnson clan Myklebust menyatakan bahwa rnatematika adalah bahasa
'0 John G. Kcmeny, Matcmatika Tanpa Bilangan Matematika untuk Ihnu-Ilmu Sosial dalam
Jlnnt dala111 Perspekt(l Sehuah Ku111pula11 Knrangan /entang ffakeknt Jlrnu, Jujun S. S., (Jak.11a:
Yayasan Ober Indonesia. 1997). It 186
11
Mulyono Abdurraluna11. l'enc/it/;kan FJagi 1/11ak fJerkesulitan lJe/ajar, (Jakarta : Rineka
Cipta. 1999), It. 254 12
Ennan Suhcnnan clan Uclin S. wゥョ。ャ。ーオエゥセl@ Strategi Belqjar Afen,r;ajar, (Jaka11a: UT.
1999), It. j 19
simbolis yang fungsi praktisnya untuk 1nengekspresikan hubungan kuantitatif
clan keruangan, seclangkan fungsi teoritisnya aclalah untuk memuclahkan
b erp1 'k' 1r. 14
Pendapat lain yang Jebih luas dikemukakan ole:h Johnson dan Rising
dalam Ruseffendi, menyatakan:
"Matematika adalah pola berp1kir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logilc, 111atematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cerrnat, jelas, clan akurat, representasinya dengan simbol 1neng·;nai bunyi; 111ate111atika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi kan, sifat-sifat atau teori-teori itu clibuat secara decluktif berdasarkan kepacla unsur yang didefinisikan atau tidak, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya: matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pacla keterurutan dan keharmonisannya.'"'
Seclangkan Herman Huclojo mengernukakan bahwa "Matematika
berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara
llierarkis dan penalarannya bersifat deduktif.'"''
Sa111pai saat ini belurn ada pengertian rnatematika yang tunggal yang
disepakati oleh para maternatikawan. Begitu banyaknya pengertian
111ate111atika karena ditinjau dari segala sudut pandang.
Beberapa dellnisi atau pengertian tentang maternatika:
I). rnatematika adalah ca bang ilrnu pengetahuan eksak clan terorganisir secara sisternatis
---i:; E.T. RuscJTcndi. 1ie11g11jaran 111<1fe111atika Aludern dan Aiasa Kini untuk Chtru dan f!(f.)'[)
/Jl, (Bandnng: Tarsito. 19911). Eclisi kc-2. h. 2
2). 111ate111atika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasimatematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk
3). 111ate111atika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan
4). 111ate111atika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik 5). 1nate1natika adaluh pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.17
Masih banyak lagi definisi tentang matematika, tetapi tidak satupun clefinisi disepakati secara umurn. Walaupun matematika ticlak mempunyai· clefinisi tunggal yang disepakati, tetapi 111atematika memiliki ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat 111erangku111 rnatematika secara umum.
Ciri-ciri atau karakteristik 111ate111atiklt itu aclalah:
I) 111e111iliki objek kajian yang abstrak 2). bertumpu pada kesepakatan
3 ). berpola pikir deduktif
4). merniliki si111bol yang kosong dari al'ti 5). konsisten dala111 sistemnya."
c. Belajar Matematika
Setelah kita rnendapatkan pengetian belajar dan mate111atika, maka belajar matematika merupakan usaha sadar yang di!akukan seseorang untuk mernecahkan rnasalah matematika. Merurut Gagne, "Dalam belajar rnaternatika ada dua objek yang dapat dipei«)leh siswa, yaitu objek langsung clan ticlak langsung. "'"
17
R. Socdjadi, Kial l)clldidika11 111ate11ratika di Jru/0J1esia Kon.i'tatasi n1asa !Jepan, (Jakarta:
Dirck1orn1 Jcnclcrnl Pcmliclikan Tinggi Dcpcliknas, 1999). h. 11
IX f/Jid,, h. 2
700
Objek langsung berupa fakta, keterampilan (skill), konsep, clan prinsip. Sedangkan objek tidak langsung dapat be1 upa ke1nampuan menyelesaikan masalah belajar mandiri dan bersikap positifterhadap matematika.
Sikap positil' siswa terhadap rnatematika akan berpengaruh terhadap
belajar maternatikanya. Sikap positif ini ditandai dengan adanya kepercayaan
siswa dalan1 n1cngetahui dan n1erasaka11 ョQ。ョヲセQ。エ@ 1nat.en1atika bagi dirinya,
sehingga pada diri siswa akan terbentuk pcrasaan suka belajar matematika.
Selain itu juga, sikap positif siswa terlihat da ri sebernpa jauh keseriusan siswa
dalarn rnengerjakan tugas-tugas rnateri pela,1aran matematika di sekolah dan
menambah wawasan ke111ate111atikaan s·iswa melalui berbagai surnber bacaan,
sepe1·ti buku pelajaran, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan
111ate111atika. Sernua sikap posit if itu diperoleh dari pengalaman pribadi siswa
dalarn rnempelajari matenrntika dan penjelasan dari guru.
cl. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar berasal dari dua kata yang mengandung satu
penge11ian, yaitu prestasi clan belajar. Prestasi mengandung a11i "hasil yang telah dica1n1i (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).""' Menurut C. P. Chaplin, "Prestasi adalah tingLah laku yang membuahkan hasil,
khususnya tingkah laku yang dapat 111engul0ah lingkungan dengan cara-cara
tertentu."" Seclangkan clefinisi belajar yang telah clikemukakan di atas
rnenurut Ngalirn Purwanto aclalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya
suatu perubahan atau pernbaharuan dalam tingkah laku clan kecakapan. Jadi prestasi belajar adalah basil yang telah dicapai dalarn suatu proses belajar
yang 111eni111bulka11 perubahan dalam 1i11gk:ih laku dan kecakapan. Dengan cle111ikia11 prestasi belajar 111ate111atika aclalah hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang menimbulkan perubahan atau pernbaharuan dala111 biclang 111atematika.
Dala111 pencapaian tinggi rendal111ya prestasi belajar tergantung pada
faktor yang rne111pengaruhinya. Faktor tersebut rnenurut Ngalirn Pu1wanto adalah sebagai berikut:
I). faktor yang acla pada diri sencliri yang kita sebut faktor individual, dan
'.!.). faktor yang ada di luar individu yang kita sebut foktor sosial."
Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: Kematangan
atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan. rnotivasi, dan sikap. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara 111engajarnya, lingkungan clan kesernpatan yang tersedia, clan rnotivasi sosial.
Dari faktor-faktor tersebut, faktor internal sangat besar peranannya dalam rnenetukan prestasi belajar peserta didik. Hal ini karena upaya untuk
" C. P. Chaplin. Op.cir .. h. :l61l
rneningkatknn prestasi belajar harus clirnulai dari diri pribadi. Kecerdasan
misalnya, dipedukan latihan yang kontinu dan didukung oleh motivasi dan foktor pribacli (termasuk sikap) yang kuat. Pese1ia didik akan semakin rnenyenangi pelajaran matelllatika apabila sikapnya kuat.
2. Pengertian Sikap dan Komponen-kolllponcnnya
a. Pengertian S ikap
Sikap manusia, atau unluk singkatnya kita sebut sikap, telah
didefinisikan dalam berbagai versi oleh para .thli.
Secara historis, sikap (allilude) pert<ma kali digunakan oleh Herbe11
Spencer pada tahun 1862 yang pacla saat itu diartikan olehnya sebagai status
mental seseorang. Di masa-rnasa awal itu pula penggunaan konsep sikap
sering clikailkan dcngan konscp mengenai postur fisik atau posisi tubuh
seseorang. o.i
Pada tahun 1888, Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang
eksperimen mengenai respon untuk rnenggambarkan kesiapan subjek dalam
mengahaclapi stimulus yang datang tiba-tiba. Menurutnya sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata melainkan mencakup pula aspek respon
fisik.'''
:!J Sifuddin Az\var, ,\'ikop A!anusia J'eori don /'e11guAuronnya, (Yogyakart11: Pustaka Pelajar,
2001), Ectisi kc-2, Cct. Kc-Ci, It. 1--l
Menurut Bruno, sikap (at1it11de) adalah kecenderungan yang relatif
rnenetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu." Pacla prinsipnya sikap itu kita anggap sebagai
kecenclerungan seseorang untuk be11indak de igan cara-c:ara te11entu.
Sejalan clengan penclapat Bruno, Thrustone memformulasikan sikap
sebagai "Derajat afok positif atau afok negatif terhadap suatu objek
psikologis". Lebih lanjut ia 111enyatakan bahwa sikap seseorang tcrhadap suatu
objek adalah perasaan 111cnclukung atau memihak (ji1vorahle) maupun
perasaan tidak rnenclukung atau tidak menihak (w?favorable) pada objek
tertentu. "'
Sedangkan penclapat lain menu rut Linda L. Davidoff, ta
mendefinisikan sikap sebagai konsep cval uatif yang tel ah dipelajari dan
clikaitkan dengan pol a pikiran, pcrasaan, clan perilaku kita-" Dal am ha! JOI
banyak psikolog yang ber111inat untuk 111enyelidiki hubungan antara pikiran
dan perilaku dalam kaitannya dengan sikap. Menurut Sarlito Wirawan, sikap didefinisikan sebagai kecenderungan atau kesediaan untuk bertingkah laku
ketika menghadapi rangsangan te1tentu .. ,
25
Muhibbi11 Syah. !1sikologi Pendidikan dcnpan Pendekatan Baru, (Bandung: Re1naja
Rosclakm)'a, 1997), Edisi Rc\'isi. h. 120
2
1> Saifuddin AZ\Y<lr. <J11.( 'it .. IL 5
2
' Linda L. Davidorr. l)sikn!ogi slfutu /1e11gantur. tc1:jr:1nahan Mari Juniali. (Jakarta: Erlangga,
1'!91). Jilid 2, h. 333
+o
Definisi yang lebih luas lagi seperti dikemukakan oleh Jalaluddin
Rakhrnat yang menyirnpulkan sikap ke dalan beberapa haJ:29
I) sikap rnerupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir,
dan merasa dalam rnenghadapi objek, ide, s tuasi, atau nilai. Sikap bukanlah
perilaku, ldapiu kec,endcrungan unluk berp•>rilaku dengan cara-cara tertentu
terhadap objek sikap. Objek sikap dapal berupa benda, orang, tempat, ide atau
gagasan, situasi, atau kelompok.
2) sikap rnempunyai daya pendorong atau rnotivasi. Sikap bukan sekedar rekarnan rnasa lalu, telapi juga rnenentukan apakah orang harus pro
atau kontra lerhadap sesuatu, rnenentukan apa yang disukai, diharapkan, dan
diinginkan, 1nengesa1npingka11 apa yang tidak diinginkan, dan apa yang harus
dihindari.
3) sikap relatiflebih menetap.
4) sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai
menyenangkan atau ticlak menyenangkan.
5) sikap tirnbul dari pengalarnan, tidak dibawa sejak lahir, tetapi
merupakan basil belajar. Karena itu, sikap dapat diperteguh atau diubah.
Dari berbagai definisi sikap di al as, ada kesamaan yang dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk berperilaku yang selalu
diarahkan pada suatu ha! baik berupa ide, be11da, orang, nilai, dan objek-objek
39-lainnya. Sikap clapat bersifat positif, clengan adanya kecenderungan tindakan
111enclekati, 111enye11a11gi, clan 111engharapkan objek tertentu. Sikap clapat pula
bersifat negati iセ@ de11ga11 111enjauhi, menghinclari, me111benci, clan tidak
111enyukai objek tcnentu.
Dari kesimpulan sikap tersebut dengan mcngambil objeknya adalah
111ate111atika sebagai salah salu mata pel<tjaran yang diajarkan di sekolah, maka
secara sederhana sikap scseorang siswa terhaclap rnate111atika dapat kita
artikan sebagai kecenderungan siswa lersebut dalam merespon pelajaran
111atematika baik posit if ( menclukung) a tau negatif (tidak mendukung).
b. Komponen-Komponcn Sikap
Sikap tcrbentuk clari ko111ponen-koinponen yang saling menunjang
satu dengan yang lainnya. Mann ( !9Ci9) sepe1ii dikutip Saifuddin Azwar,
membagi komponen sikap kepada tiga, yaitu: Kornponen Kognitif, afektif,
clan konatif (peri laku ). "'
Komponcn kognitif berisi kepercaya;111 seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objck sikap. Kepcrcayaan siswa terhadap
pelajaran nrntematika akan 111c111polapiki1 kan siswa untuk memberikan penilaian yang realrstik terhadap matematika Kepercayaan ini tumbuh karena
siswa rnengetahui, memaharni, clan rnera ;akan manfaat mate111atika. Di
samp111g itu, kepercayaan cliperoleh da ·i pengalaman pribadi dalarn
mernpelajari 111ate111atika clan penjelasan dari guru tersebut.
30
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secarn umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang di111iliki terhadap sesuatu. Selain itu, komponen ini banyak
clipengaruhi olch kcpercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan
berlaku bagi objek termaksucl. Bila seseorang siswa percaya bahwa pelajaran
matematika akan memberikan banyak rnanfaat bagi dirinya, rnaka akan
terbentuk afek positif terhadap rnaternatika, setidaknya tidak akan terbentuk
perasaan tidak suka belajar rnaternatika.
Komponen konatif 111enunjukka11 bagairnana perilaku atau
kecenclerungan berperilaku yang ada dalarn diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang clihadapinya. Kaitan iri didasari oleh asurnsi bahwa
kepercayaan clan perasaan banyak 111e111penr:aruhi perilaku. Dalam ha! sikap
siswa terhaclap pelajaran matematika, maka wajar bila siswa tersebut tidak
rnau belajar rnaternatika ataupun belajar n1atematika dengan terpaksa clan
berusaha menghinclarkan diri dari tugas yang diberikan guru.
3. Nilai-nilai Edukasional Maternatika
Sikap berasal dari seperangakat nilai yang diarahkan untuk pencapaian
tujuan dan berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan dalarn Karnus Besar Bahasa
Indonesia, nilai aclalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
ke1nanusiaan.-'1
31
Tin1 Penyusun J(a1n11s Pusnt Pc111binaa11 clan Pl!ngc1nbangan Bahasa, Ka111us Besar !Jahasa
Chaplin memberikan clefinisi nilai scba1:ai satu sasaran sosial atau tujuan sosial, yang clianggap pantas clan berharga untuk dicapai." Rokeach memberi
batasan nilai sebagai sikap clasar terhaclap berbagai bentuk perilaku yang ltias
atau beberapa keaclaan tujuan kehidupan tertentu.33
Sejalan clengan pendapat Rokeach. Ralph Barton Perry dalam bukunya
"(ie11eral 7hemy of 1·u/11e" seperti clikutip oleh Djunaicli Goni, menurutnya nilai
menyangkut masalah sikap (attit11de), yaitu sikap setuju arnu ticlak setuju.34
Jadi, nilai merupakan disposisi yang lebih luas clan sifatnya Jebih rnendasar. Nilai bernkar lebih clalam dan karrnanya lcbih stabil dibandingkan sikap inclividu.
Eclukasional adalah kata bentukan da'i eclukasi yang aiiinya perihal pendidikan. Sehingga kata edukasional dapa1 diartikan sebagai hal-hal atau sesuatu yang bersifat mendidik yang cl a pat di air bil dari suatu objek.35
Dengan rnenggunakan pengertian-pengertian tersebut dan mengambil objcknya aclalah malcmalika maka nilai edukasional matematika dapat diartikan sebagai hal-hal penting mengcnai pencliclikan11ya atau yang bersifat mendidik yang terkandung clalam rnatematika. Sebagai contoh, salah satu hakikat matematika aclalah bahwa matematika itu sebagai bahasa yang sederhana.
J2 JP. Chaplin, l\n111us /,eugkap f)s;/aJ/opJ, Tc1jc111ah.1n KarJinj Kartono. (Jakarta : Grafindo
Persacla. 2000), Edisi Kc-I. Cet. Ke-I>. h. 527
:n Rita L. Atkinson. QセᄋQ@ off.. /'engantar f'siko/ogi. Tc1:1cnu1han }\furCljannah Tau.fik dan A,gung
Danna. (Jakarta: Erlangga, 1999). Eclisi Kc-8 Jilicl II. h ·'7'i 3
·1 Mulwnunad Djunaicli Goni. Nilai l'endidika11. (Snr3baya : Usaha Nasional, 1982), h. 26 35 'fin1
Berkaitan dengan hal ini, nilai edukasionalnya yaitu bahwa maternatika dapat 111e111biasakan atau 111elatih siswa untuk dapat menyatakan pendapat atau pernyataan dengan singkat, jelas, dan tepat sesuai dengan aturannya.
Berkaitan dengan nilai-nilai edukasional matematika ini, Sujono rnengatakan bahwa dala111 mate111atika terdapat nilai-nilai pendidikan yang dapat
diperoleh siapa saja yang menekuninya. Nilai-nilai pendidikan dalam
matematika inilah yang disebut sebagai nilai ecukasional matematika.
Pada dasarnya nilai-nilai edukasional matematika dapat diklasifikasikan
111enjadi tiga kelo111pok, yaitu nilai disiplin, nilai praktis, clan nilai budaya.36
a. Nilai Disiplin Matematika
Mate111atika 111erupakan pengetahuan eksak dan sistematis yang dapat
111elatih siswa untuk disiplin dala111 berfikir. Menurut Sujono, yang dapat
111elatih s1swa untuk clisplin dalam berfikir adala.h berkaitan dengan penalarannya . .i7
Penalaran dala111 111atematika dapat mehttih s1swa untuk disiplin
dala111 berfikir. Sebagai contoh, salah satu karaktcristik matematika adalah
bahwa matematika sebagai ilrnu deduktif. Menurut Ruseffendi, karakteristik
ini mengandung arli bahwa suatu kesimpulan atau generalisasi dari suatu
pernyataan 111atematika dapat cliterima kebemrannya apabila dapat dibuktikan
·1'' Sujono. ヲI・ョLャNALエセO。イ。QQ@ ,\ foll'11u1tika untuk ,\'ekolr1h 1'/e ·1en,gah, Hj。ォセQイエ。@ : Dcpclikbud, 1988), h.
kebenarannya secara decluktif." Setiap langkah pacla pernbuktian tersebut
harus mempunyai alasan, dalil, atau aturan yang jelas dan tepat Dengan
karakteristik ini siswa terbiasa disiplin clalam berfikir, dalam arti setiap
memberikan kesimpulan suatu objek ataUJ'lill dalarn menge1jakan sesuatu tidak akan sembarangan tetapi berdasarka 1 aturan atau dalil yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Berkenaan dengan nilai displin ini, penalaran dalarn rnatematika
tersebut di atas mempunyai beberapa ciri. Ciri-ciri yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
I). Ciri Kesederhanaan Matematika
Pada umumnya konsep dan pernyataan rnatematika dapat
dinyatakan dalam bahasa yang sederhana. Hal ini berkaitan dengan
hakekat matematika, maternatika sebagai bahasa simbol yang berlaku
secara internasional.
Ruseffendi menguraikan bahwi maternatika itu adalah bahasa;
di dalamnya cligunakan istilah-istilah yang digunakan dengan cerrnat,
jelas, clan akurat."' Bahasa terseb11t cliekspresikan dalarn notasi
rnatematika. Melalui penggunaan notasi, kalimat-kalirnat verbal yang
panjang clipendekkan menjacli simbol-simbol yang padat dan penuh arti.
:rn E.T. Ruscffcncli. r)en,1!.<?foran A101e111aliko Afoderrt 'Ian Afasa Kini (Jntuk (1t1r11 dan PCT.S'IJ
!Jl, Op.cir .. Id
Dengan ciri ini siswa dilatih untuk mi:nyampaikan pendapatnya dalam
bahasa yang seclerhana, paclat clan penuh arti serta dapat dimengerti.
2). Ciri Ketepatan Matematika
Sujono menyatakan, "Tanpa clisertai ketepatan, matematika
tidak akan 111e111iliki nilai clan ticlak mungkin dapat maju".40 Teori, dalil,
dan generalisasi clalam matematika dapat clibuktikan secara tepat. Pembuktian 1111 melalui argumen yang lrnat, jelas, dan ticlak
bertentangan clengan konsep-konsep 1 natematika yang Jain. Ketepatan
mengambil argumen pada setiap la111;lrnh dalam pembuktian tersebut
merupakan hal yang sangat esensial, karena kebenaran kesimpulannya
tidak akan diragukan lagi jika mernakai argumen atau dalil-dalil yang
tepat. Penalaran clan penyampaian pt ndapat dengan tepat adalah ha!
esensial dalarn maternatika. Siswa dapat menjadikan kebiasaan 1111
clalam menentukan suatu keputusan dalam kehidupannya.
3). Ciri Kepastian Hasil Pacla Matematika
Nilai pernyataan dalam matem'ltika hanya. satu yaitu salah atau
benar. Siswa clapat menelusuri at.1u memeriksa kepastian hasil
pekerjaannya sencliri apakah benar atau salah. Kebiasaan tersebut
memungkinkan siswa untuk dapat mengatasi sendiri kesulitan yang
dihadapinya. Dengan kepastian basil clan keberhasilan s1swa
rnenyelesaikan sendiri suatu masalah dapat rnenimbulkan rasa percaya
pada diri sencliri.
4). Ciri Keaslian !Vlaternatika
!Vlaternatika melatih s1swa untuk se!alu rnembuat pernyataan
yang berarti. Dalam ha! ini s1s1va dilatih membentuk penalaran yang
asli, dengan kata lain siswa tidak clap it mengandalkan khayalan tanpa
pengertian. Dengan rnerniliki kemarnl'uan yang asli yang tidak hanya
sekedar hapalan, siswa dapat rnenyelesaikan soal-soal yang baru yang
berbeda dengan yang telah dijelasb n guru. Salah satu cara untuk
rnelatih keaslian penalaran siswa adal<·h dengan cam memberikan
soal-soal yang bervariasi tingkat kesukaran :Ian masalahnya.
5). Ciri Kesamaan Penalaran dalam !Vla!fwatika dengan Penalaran dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk rnemecahkan sebuah ;oal dalam matematika, siswa
dituntut untuk menrnhami soal ilu secara menyeluruh. Siswa terscbut
harus tahu apa yang diketahui, apa y.u1g harus dicari dan cara untuk
rnenyelesaikallnya. Sama halnya Ulltu} menyelasaikan suatu pekerjaan
atau lugas dala111 kehiclupall sehari-har, kita diluntut untuk rnemahami,
di antaranya 111engellai apa yang harus dike1jakan clan tujuan yang ingin cl i ca pa i.
menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga dengan adanya kesesuaian
tersebut, kebiasaan yang tumbuh s"lama belajar matematika bisa
diterapkan untuk 111enentukan setiap langkah dalam 111enghadapi
per111asalahan kehidupan sehari-lrnri.
b. Nilai Praktis Matematika
Banyak kegiatan dalam masyarakat yang keberhasilan atau
kemajuannya memcrlukan bantuan mate mat ika. Sehingga pengetahuan dasar
matematika chm keterampilan menggunakannya sangat diperlukan. Hal ini merupakan salah satu bukli dari adanya nil.ti praktis 111ate111atika dalam arti
bahwa matematika dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan dalam kehidupan
disekeliling kita.
Nilai praktis matematika ini meliputi: kegunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, hubungan dcngan bidang studi lain, dan kegunaan
rnatematika untuk masa depan. Berikut ini adalah kegunaan-kegunaan
tersebut.
I). Kegunaan Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari
Kehidupan sehari-hari kita tidal< akan terlepas dari matematika.
Membilang, menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, menimbang,
rnengukur, 111enjual, membcli, kescmt anya irn adalah proses-proses
Kline (dalam Erman S. dan Uclin S.) rnenjelaskan, "keberadaan
matematika adalah untuk rnembantu 1nanusia dalam memahami dan
rnenguasai pernrnsalahan sosial, ekonon1i, dan alam. 41 Berbagai cabang
rnatematika lahir karena dorongan kebutuhan manusia.
Peke1jaan-pekerjaan seperti pelayan toko, t1drnng Joyu, tukang jahit, penjual karcis,
petani, ibu rumah tangga dalarn aktivitas sehari-harinya memerlukan
matematika.
2). Hubungan clengan Bidang Studi Lain
Dalam perkembangan ilmu pe11getahuan, peranan matematika
sangat dirasakan. Betapa tidak, setidalcnya pengetahuan dasar harus
dimiliki unluk 111e111pelajari bidang st11di !ain, karena bentuk-bentuk
matematika selalu dijumpai di dalamnya.
Berbicara lentang hubungan matt rnatika clengan bidang studi lain
ini, ada suatu pernyataan yang dapat kit8 angkat yaitu matematika adalah
sebagai pelayan ilmu. Dalam ha! ini 111aternatika mernberi surnbangan
yang berarti bagi perkembangan il11111-ilinu lainnya. Sujono mengatakan,
"Matematika merupakan ala! yang efisier dan cliperlukan oleh semua ilmu
pengetahuan, dan 1anpa bantuan malematika semuanya tidak akan
mendapat kernajuan yang berarti''."
<
11
Ennan Suhcnnan da11 Udin S. \Vin:itaputia. ,\',rategi Belajar 1\;/engajar lvfaternatika,
(J:ik:irl:i :Dcpdikbud, 199] ), h. 120
3). Kegunaan untuk Masa Depan
Kesukscsan meraih masa depan salah satu indikatornya adalah dapat menguasai ilmu pengetahuan. Dari uraian sebelumnya matematika
berhubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. セ^・ィゥョァァ。@ penguasaan matematika
dapat menjadi bekal untuk meraih ォ・ウオォウᄋセウ。ョ@ di rnasa depan. c. Nilai Budaya Matematika
Dalam pernbahasan nilai budaya ini akan ditinjau dari dua sisi yaitu
bahwa matematika dapal mengembangkan kebiasaan-kebiasaan positif pada
diri siswa, serta matematika mendukung perkernbangan kebudayaan. Berikut
ini adalah uraiannya.
I). Pcngembangan Kebiasaaan-kebiasaan pada Diri Siswa
Matematika dengan karakte1·istiknya dapat memberikan pengaruh
yang unik pada proses belajar menga ar di keias. Selanjutnya dapat
mengernbangkan kebiasaan yang positif pada diri siswa. Hal ini erat
kaitannya dengan nilai disiplin makmatika yang telah cliuraikan
sebelumnya. Kebiasaan-kebiasaan tersetut di antaranya clisplin, bekerja
keras, sifat ekonomis, kemampuan men!:eluarkan pendapat, hasrat untuk
n1enen1ukan, clan 111engcn1bangkan daya konsentrasi.
2). Cermin Perkembangan Kebuclayaan
Peraclaban clan kemajuan kebudayaan bergantung pada kemajuan
B. Kerangka Berpikir
lvlatematika merupakan pelajaran utaina yang diajarkan di sekolah memiliki nilai-nilai edukasional yang terdapat di dalmnnya. Nilai mernpakan sikap dasar terhadap berbagai bentuk perilak11 yang mengarah kepada suatu tujuan. Tujuan yang dirnaksud adalah tujuan pendidikan. Sedangkan sikap, berasal dari seperangkat nilai yang diarahkan untuk pencapaian tujuan tertentu clan berguna bagi kernanusiaan. Secara umurn, ;ikap merupakan faktor individu yang rnempengarnhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian berdasarkan ru1nusan teori di atas, acla keterkaitan antara sikap terhadap nilai-nilai edukasional · rnaternatika dengan prestasi belajar siswa.
C. Pengajuan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sil:ap terhadap nilai-nilai edukasional rnatematika dengan prestasi belajar siswa kel .1s II SMUN l Bekasi
A. Tujuan dan Manfaat Pcnclitian
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, maim kegiatan penelitian
1111 bertujuan untuk rnengetahui hubungan an1ara sikap terhadap nilai-nilai
edukasional matematika dalam menentukan prestasi belajar siswa kelas II.
Adapun manfaat yang cliharapkan clari penelitian tersebut aclalah untuk
lebih rnemotivasi siswa dalarn mempelajari matematika setelah sikap siswa
terhadap nilai-nilai edukasional matematika tersebut diketahui.
B. Mctode Pcnelitian
Metocle penelitian yang digunakan clalam penelitian ini acla!ah metocle
deskriptif korelasional, yaitu metode yang berusaha mengungkapkan dan
menggambarkan sualu gejala, keadaan, peristiwa, atau kejadian yang te1jacli di
lapangan clengan memperhitungkan hubungan antarvariabel. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan keadaan dengan data kuanlitatif. Data kuantitatif
merupakan data yang berkenaan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat
dihitung. Selain melalui pendekatan kuantitatif digunakan pendekatan kualitatif
rnelalui karangan bebas untuk memperkuat informasi tentang sikap siswa
C. Tcmpat dan Waktu Pcnelitilln
Adapun tempat penelitian yang dipilih adalah Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) I Bekasi JI. KH. Agus Salim No. 181 Bekasi Timur Jawa Barat. Alasan pemi!ihan tempat tersebut sebagai lapangan penelitian adalah
sebagai berikut:
I. Lokasinya mudah dijangkau karena berada di pusat kola Bekasi.
2. Sckolah tersebut adalah sekolah unggulan dari sekian banyak sekolah yang
ada di Bekasi.
Adapun waktu kegiatan penelitian ini climulai clari tanggal 4 s.cl. 20 Mei
2004.
D. Populasi dan Sampcl
Populasi clari pcnclitian ini adalah siswa SMUN 1 Bekasi sebagai
populasi target. Hal yang menjadi pertimbangan siswa SMU dijadikan populasi
clalam penelitian ini adalah karena pacla umumnya siswa SMU berusia 15-16
tahun ke atas. Menurut Ruseffendi, "Pada usia ini siswa telah dapat menghayati
clcrajat kebaikan clan kesalahan dan dapat memanclang definisi, aturan, clan clalil
clalam konteks yang benar clan objektif'.1 Sehingga clengan ciri ini cliharapkan
s1swa SfvlU telah clapat menilai kelebihan clan kekurangan clari nilai-nilai
eclukasional matematika clalam konteks yang benar dan objektif serta telah
rnerniliki perilaku yang clapat clipertanggungjawabkan. 13ertolak pacla penclapat
1 E:r. RuscfTcndi,
reny,antor ke1Jada A1e1ubantu Guru A1enge111hangkan Kon1petensinya
Im, maka untuk keperluan penelitian diharapkan data sikapnya dapat
dipertanggungjawabkan.
J\dapun populasi tc1jangkau dari penelitian ini adalah s1swa kelas II
SMUN I Bekasi dan sampelnya diambil dengan earn random (acak) yaitu
sebanyak 70 orang siswa dari jurnlah keseluruhan 325 siswa kelas
JI.
K lnstrumcn Pcngumpulan Data
Dalam kegiatan penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam
pengurnpulan data adalah:
I. Skala Sikap Likert
Skala sikap ini dibuat dalam bentuk angket (kuesioner) yang diberikan
kepada siswa untuk rnemperoleh informasi mengenai silrnp siswa terhadap
nilai-nilai ecleukasional matematika.
Skala sikap Liker! terdiri dari empat kategori jawaban untuk subjek, yaitu
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setttju (TS), clan Sangat Tidak Setuju
(STS). Subjek climinta memilih derajat kesetujuan atau ketidaksetujuan untuk
sctiap pernyataan.
Skoring yang digunakan untuk setiap kategori pada pcnelitian ini untuk
Tabel 1
Nilai untuk Pernyataan Sikap
Skala Favorable Unfavorable
SS -·--.-- 4 l
s
3 2. MMセM
TS 2 3
STS 1 4
Selanjutnya skor subjck pada setiap pernyalaan dijumlahkan dan nilai totalnya menjadi skor unluk setiap subjek. Jadi semakin tinggi skor subjek maka sernakin positif pula sikapnya tcrhadap nilai-nilai edukasional rnaternatika. Kernudian, apabila semakin rendah skor total subjek, malca sernakin negatif pula sikap subjek
Sebagaimana telah diuraikan dalam studi literatur, maka nilai-nilai edukasional matematika dibagi menjadi tiga, yaitu nilai disiplin, praktis, dan buclaya. Oleh karena itu, untuk keperluan penelitian ini, pernyataan-pernyataan pada skala sikap yang cligunakan clalam bentuk seclerhana tetapi menggarnbarkan c1r1 clari nilai-nilai terscbut scrta clengan memperhatikan komponen sikap yang akan cliungkap, yaitu komponen ォッァョゥエゥヲセ@ afektif, dan konatif.
[image:46.595.64.465.37.535.2]Obj ck Silrnp
Nilai-Nilai
Edukasional Matematilrn
·--· ...
I. Nilai Disiplin Matcnrntika a. Ciri Kesederhanaan b. Ciri Ketepatan c. Ciri Kepastian Hasil d. Ciri Keaslian dalam
Pcnalaran
e. Ciri Kesamaan Penalaran c!cngan Pcnalaran c!alarn Kehiclupan sehari-hari II. Nilai Praktis Matcmatilrn
a. Kegunaan c!alam Kehidupan sehari-hari
b. Hubungan c!engan Bic!ang Stuc!i lain
c. Kegunaan untuk masa c!epan III. Nilai Budaya Matcmatilrn
.
a. Mengembangkan Kebiasaan diri
b. Menclukung Perkernbangan Kebuclayaan
Jumlah
-Tabel 2 Kisi-kisi Skala Sikap
Komponcn Sikap
Kognitif Afektif
Fav Unfav Fav Unfav
1, 2
31
-32
3
-6,36
35, 7
37
9
8
10
11, 13
38
39
12
17
16
19
18, 20
21, 23
43
42
22
.
27
26,30
28
11 9 6 6
-Konatif
Fav Unfav
33,5
4,34
14, 15
40,41
44
24,25
29
[image:47.595.34.486.37.703.2]Scbclurn skala tersebut diberikan kepada subjck, dilakukan uji coba
skala sikap lebih clahulu pada sebagian siswa kelas II. Uji coba tersebut untuk
rnengetahui apakah skala sikap tersebut telah memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas.
a. Validitas inslrumen
Valiclitas instrumen secara keseluruhan dapat dilihat dari besarnya
koelisien korelasi antara setiap skor pernyataan yang bersangkutan dengan
skor total skala. Koefisien inilah yang digunakan digunakan oleh Likert
clalam analisis iternnya dan dikenal dengan nama criterion of' internal
'
'
consistency.
-Forrnula korelasi yang digunakan untuk komputasi koelisien korelasi
item-total adalah formula korelasi product moment clari Pearson, yaitu:3
n.L:X,Y-(L:X;)(L:Y)
l(eterangan: .,\"; =.'\kor iten1 ke-i din1c1nc1 i = 1,2, .. k
Y
=
Skor totaln
=
Banyaknya responden keseluruhank = Banyaknya item
2
Saifuddin Az\var, Sikap r\1/anusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), Cet. VI, Ed.ke-2, h. 152
siswa subjek penelitian clipcroleh clari guru biclang stucli matematika kelas Il.1
clan ll.2 yang be1:ju111lah 70 orang siswa.
3. Karangan Siswa
Untuk rnelengkapi kajian sikap siswa terhadap nilai-nilai edukasional
matematika digunakan buah pikiran siswa yang dituangkan dalam karangan
bebas. Dalam pembuatan karangan bebas siswa, tidak acla format khusus yang
clitentukan. Adapun tujuannya aclalah agar siswa dapat memaparkan buah
pikirannya dcngan sebebas-bebasnya, sehingga ha! ini diharapkan dapat
rnenggambarkan sikap siswa yang sebenarnya.
Suatu karangan akan lebih terarah dan dapat digunakan untuk
rnencapai sasaran bila pengumpul data mcngarahkan karangan tersebut
dengan membuat pertanyaan-pertanyaannya. Agar karangan yang dibuat
siswa lebih tcrarah rnaka penulis memberikan terna karangannya berupa
pertanyaan sederhana sebagai berikut:
I) "Apakah Anda rnenyukai matematika atau tidak?"
2) "Bagaimanakah penilaian Anda mengenai matematika?"
Maksud dari pertanyaan pertama aclalah untuk mengetahui respon
siswa terhadap rnaternatika secara umum, sedangkan maksucl dari pertanyaan
keclua aclalah untuk mengetahui bagaimana penila.ian siswa terhadap
F. Tcknik Analisis Data
I. Pengujian Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal
clari populasi berclistribusi normal atau ticlak. Pengujiannya clilakukan
clengan menggunakan statistik chi-kuadrat (X 2). Adapun kriteria
pengujiannya adalnh j ika
x
2i,,,,,,"
<x
2 '"""' maka data sampcl berasal claripopulasi berdistribusi normal, seclangkan jika tidak clemikian maka data
sarnpel ticlak bcrasal dari populasi berclistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas clilakukan untuk mengetabui hubungan antara sikap terhaclap
nilai-niJai cclukasional maternatika clengan prestasi belajar maternatika.
Untuk menguji kelinieran tersebut digunakan analisis resiclu. Jika data
resiclu tersebar sclatar garis horizontal (datar), maka terclapat hubungan
linier anlara sikap terhadap nilai-nilai edukasional matematika clengan
prestasi 「」ャセ|ェ。イL@ j ika ticlak bernrti ticlak linier.
2. Penentuan Model
a. Perhitungan regrcsi linier
Perhitungan regresi linier dilakukan untuk melihat besarnya penyirnpangan
111atc111atika dcngan prestasi belqjar matematika. Pcrhitungan regrcsi linier
yang cligunakan adalah regresi linier sederhana dengan rumus: Y =a+ hX
b. Perhitungan koefisien korelasi
Untuk melihat hubungan antara variabel bebas (X) dcngan variabel terikat
(Y), maka digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari
Pearson. Untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
Ho: p = 0
1-1;,:p>O
H0 : Ticlak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap
nilai-nilai edukasional matematika dengan prestasi belqjar siswa.
I-I,, : Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap nilai-nilai
edukasional matematika dengan prestasi belajar siswa
Adapun statistik uji yang akan digunakan adalah:
Keterangan:
r,,
=
Koefisien korelasi variabel X clan variabel Yn
=
banyaknya siswaX
=
Data skala sikapUntuk melihat sejauh mana keeratan hubungan antara sikap terhadap nilai-ni lai edukasional matematika dikonsultasikan dengan rumus t, yaitu :
I hilll//K
=
J -( ·.
イLLNセ@
\2 ,1,,,1" 1 ( ( x: n-2 ,db= n--2 ))1 ' 1:1· J
Di mana :
Jika '"''""" > I"'"" maka H0 ditolak
A. Basil Uji Coba Jnstrumcn
Setelah instrumen dibuat yaitu skala sikar• terhadap nilai-nilai edukasional
rnatematika, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk melihat validitas dan
reliabilitas instrurnen. Uji coba dilaksanakan pad> hari selasa tanggal 4 mei 2004.
Uji coba ini dilakukan pad a siswa-siswi kelas II. :: SMUN l Bekasi.
Uji coba dilakukan dengan rnenyebarkan kuesioner skala sikap terhadap
nilai-nilai edukasional rnatematika kepada 40 orang responden dengan 44 item
yang sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
I). Validitas
Untuk menguji validitas dari setiap item dilakukan analisis item dengan
rnengkorelasikan sctiap item dengan skor total. Koefisien korelasinya
diperhitungkan scbagai validitas. Item-item y1ng memiliki korelasi signifikan langsung dipilih scbagai ska la linal clan dih tung, item yang tidak memiliki korelasi signifikan dibuang. Perhitungan kcrelasi dilakukan dengan rumus
korelasi producr mm11e111-l'ear.1·011.
Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap 44 item skala sikap terhadap
nilai-nilai edukasional mntematika, diperoleh 34 item yang valid dan 10 item
2). Reliabilitas
Adapun u111uk 111enya1aka11 reliabilitas dari skala sikap ini dilakukan
dengan 111e11gambil item yang valid, ke111udia1 dihitung dengan menggunakan rumus Cro11hach A /;,ha.
Dari hasi I perhitungan ana I isis statistik diperolch koefisien
reliabilitasnya sebesar 0,9041 ( selengkapnya lihat lampiran).
Berclasarlrnn kritcria, maka koelisien reliabilitas tersebut tennasuk pada
kategori tinggi.
B. Deskripsi Data
Data ini diperoleh clari basil penelitian yang dilaksanakan di SMUN l
Bekasi Kecamatan Bekasi Timur Kotamadya 13ckasi.
Data-data yang cliperolch dalam penelitian ini, disusun sebagai berikut:
I. Sikap Siswa terhadap