• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi analisis terhadap teknik konseling keluarga pada program sakinah mawaddah wa Rahmah (Samara) di Radio Dakta 107 FM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi analisis terhadap teknik konseling keluarga pada program sakinah mawaddah wa Rahmah (Samara) di Radio Dakta 107 FM"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

ULFATUN NI’MAH

NIM: 106052001976

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

Konseling keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individu anggota keluarga melalui sistem keluarga untuk pembenahan komunikasi keluarga agar seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan dari semua anggota keluarga. Konseling keluarga dilakukan untuk memecahkan permasalahan–permasalahan keluarga dari pra nikah, pasca nikah serta problematika suami isteri maupun keluarga. Dalam melakukan konseling, banyak media yang tersedia dari media cetak maupun eletronik. Salah satu dari media yang menyediakan konseling adalah radio. Radio merupakan media eletronik untuk penghubung massa serta menyatukan komunikasi antar keluarga. Dari salah satu radio yang berkembang adalah radio DAKTA 107 FM. Pada radio DAKtA itu sendiri, memiliki program konseling keluarga yakni SAMARA yang bertujuan untuk membina keluarga sakinah mawaddah wa rahmah serta memberikan edukasi fiqh keluarga. Adapun pembahasan konseling keluarga secara rinci terumuskan dalam pertanyaan berikut: Bagaimana proses pelaksanaan konseling mulai dari persiapan maupun paca proses konseling? Bagaimana teknik konseling yang digunakan melalui radio DAKTA 107 FM pada program sakinah mawaddah

wa rahmah (SAMARA)? .

(3)

ii

Rabbi, karena dengan rahmat, hidayah-Nya, serta shalawat dan salam selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi.

Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan,

dukungan serta kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M. sebagai Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, serta Drs. Sugiharto, MA sebagai Seketaris Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Prof. Dr. Hj. Ismah Salman, M. Hum, yang telah menyempatkan waktu untuk

memberikan bimbingannya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

berdasarkan cara penulisannya, tujuannya, dan manfaat bagi masyarakat

akademik.

4. Seluruh dosen atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan,

dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi, serta

seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ayahanda tercinta H. Ichwan Abdullah, Lc dan Ibunda tercinta Tri Sumediati

(4)

iii

dalam kelancaran penelitian skripsi ini serta motivasinya.

7. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah dan perpustakaan Umum Islam Iman

Jama’.

8. Semua sahabat – sahabat ku seperjuangan BPI 2006, yang telah bersama-sama

berjuang dan saling memberikan pengalaman dan motivasi.

9. Semua sahabat – sahabatku di UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

Syahid, dan Komisariat Dakwah Ushuludin dan Dakwah (KOMDA USWAH),

KAMMI UIN SYAHID. Allah selalu bersama kita

Akhirnya penulis menyadari dengan wawasan keilmuan penulis

yang masih sedikit, referensi dan rujukan-rujukan lain yang belum terbaca,

menjadikan penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Namun, penulis telah

berupaya menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan penulisan ini. Penulis

berharap semoga Allah swt, memberikan balasan yang lebih dari semua pihak

pada umumnya.

Bekasi, Agustus 2010

(5)

iv

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... ... 1

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... ... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 5

D.Metodologi penelitian ... ... 6

E.Tinjauan Pustaka ... ... 9

F. Sistematika Penulisan ... ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A.Konseling Keluarga 1. Pengertian Konseling Keluarga ... 11

2. Tujuan Konseling Keluarga ... 12

3. Pendekatan Konseling Keluarga ... 13

4. Proses dan Teknik Konseling Keluarga ... 15

B.Radio 1. Pengertian Radio ... 18

2. Jenis – Jenis Radio ... 18

3. Radio Sebagai Media Konseling ... 19

C.Keluarga Menurut Ajaran Islam 1. Tujuan Perkawinan ... 21

2. Pembinaan Keluarga Menurut Ajaran Rasulullah SAW 26 3. Faktor yang Mendukung Terbentuk Keluarga Sakinah 29 BAB III Gambaran Umum DAKTA 107 FM A.Profil Murhali Barda ... 33

(6)

v

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN KONSELING KELUARGA

A.Study Kasus ... 48

1. Pra Nikah ... 48

2. Pasca Nikah ... 56

3. Problem – problem suami – isteri ... 65

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 75

B.Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(7)

1

Perkawinan merupakan suatu ketentuan dari ketentuan Allah swt di dalam

menjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum, menyeluruh,

berlaku tanpa baik bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Ketentuan-ketentuan ini telah dituangkan dalam firman Allah swt:



























































“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan

gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan

berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada

yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

memikirkan.” [Qs. Ar Ra’d (13) : 3]1

Allah swt sebagai tujuan akhir sebagai perilaku dan perbuatan manusia

telah menentukan bahwa pergaulan antar jenis dan hubungan antara laki-laki dan

perempuan harus berakhir dengan perkawinan. Perkawinan harus menjadi awal

pembentukan sebuah keluarga.2

1

Yayasan Penerjemah Al Qur’an, Al Qurán dan Terjemahan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1992), h. 367.

2

(8)

Abdullah Nasih Ulwan dalam sebagaimana dikutip dalam bukunya

menyebutkan, bahwa:

Islam memerintahkan umatnya melakukan perkawinan guna melestarikan keturunan, memelihara nasab, menyelamatkan manusia dari dekadensi moral membentuk rumah tangga ideal sebagai sarana pendidikan anak, membebaskan masyarakat dari berbagai penyakit, memperoleh ketenangan jiwa serta menumbuhkan rasa kasih sayang antara orangtua (suami tua) dan anak.3

Keluarga merupakan bagian terkecil dari suatu negara, namun memiliki

kekuatan yang besar serta berperan penting dalam menegakkan landasan nilai

untuk mewujudkan negara yang memiliki kemuliaan dan moralitas yang baik

dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan rujukan keberhasilan ditingkat

masyarakat manapun.

Secara psikologis, kehidupan keluarga yang baik bagi suami, isteri,

anak-anak, cucu-cicit atau bahkan mertua merupakan pelabuhan perasaan; ketentraman,

kerinduan, keharuan, semangat, dan pengorbanan, itu semua berlabuh di lembaga

yang bernama keluarga.4 Keluarga akan terasa lebih bermakna bagi anggota

keluarga ketika mampu menciptakan kondisi yang tentram dan bahagia.

Mengenai masalah kebahagiaan merupakan persoalan yang tidak mudah.

Hal ini disebabkan karena kebahagiaan adalah bersifat relative dan subyektif.

Subyektif karena kebahagiaan bagi seseorang belum tentu berlaku bagi oranglain.

Relative karena suatu hal yang ada pada suatu waktu dapat menimbulkan

kebahaigaan. Hal ini akan terkait dengan frame of refence dari individu yang

bersangkutan. Dengan demikian maka akan timbul pertanyaan bagaimana

3

Dedi Junaedi, Bimbingan Perkawinan, Membinan Keluarga Sakinah Menurut Al Qurán dan As Sunnah, (Jakarta: Akademia Presindo, 2001), cet. Ke-11. h. 113.

4

(9)

keluarga yang bahagia itu. walaupun kebahagiaan itu bersifat subyektif dan

relative, tetapi adanya ukuran atau patokan umum yang dapat digunakan untuk

menyatakan bahwa keluarga itu merupakan keluarga yang bahagia atau welfare.

Keluarga merupakan keluarga yang bahagia bila dalam keluarga itu tidak

terjadi kegoncangan-kegoncangan, sehingga keluarga itu bisa berjalan dengan

smooth tanpa goncangan-goncangan yang berarti (Free From Quarelling)5

Problem-problem pernikahan dan keluarga amat banyak sekali dari hal

yang kecil sampai yang besar. Dari sekedar pertengkaran kecil sampai ke

penceraian dan keruntuhan kehidupan rumah tangga yang menyebabkan

timbulnya broken home. Penyebabnya bisa terjadi dari kesalahan awal

pembentukan rumah tangga, pada masa-masa sebelum dan menjelang pernikahan,

bisa juga muncul disaat-saat mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga,

dengan kata lain ada banyak faktor yang menyebabkan pernikahan dan pembinaan

kehidupan berumah tangga atau berkeluaraga itu tidak baik, tidak seperti yang

diharapkan, tidak dilimpahi mawaddah wa rahmah, tidak menjadi keluarga

sakinah. 6

Dalam hal ini, pembinaan kehidupan berkeluarga dapat dikaitkan dengan

adanya proses layanan bimbingan yang Islami. Pelayanan bimbingan yang Islami

dan proses konseling tersebut membutuhkan media, sarana dan fasilitas yang

sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sebuah keluarga. Diantaranya proses

layanan bimbingan tersebut dapat mempergunakan media-media yang digunakan

didalam media komunikasi modern seperti surat kabar, radio, televisi, yang lebih

5

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan (Yogyakarta: Andi, 2000), cet. Ke-2, h. 41

6

(10)

dikenal media massa. Dengan demikian proses layanan sebuah bimbingan telah

menjangkau berbagai aspek yang lebih luas dari perkembangan dan kehidupan

manusia.

Sebagaimana media massa elektronik, radio memiliki banyak kelebihan. Ia

memiliki kesederhanaan bentuk (protability) dan kemampuan menjangkau setiap

pendengarannya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lain sekalipun atau

bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak

dibatasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh seorang

penyiar atau orator pada saat itu juga diterima oleh khalayak walaupun sasaran

yang dituju sangat jauh.7

Salah satu radio yang menyediakan program konseling keluarga adalah

radio DAKTA 107 FM. Radio Dakta 107 FM merupakan salah satu radio swasta

yang bernuansa Islam yang terletak Bekasi. Program konseling keluarga yang

dimaksud adalah program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA). Program

sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) adalah program konseling yang

dikhususkan untuk membantu permasalahan keluarga atau membina keluarga dari

masa pra nikah, pasca nikah serta problematika keluarga yang sering kali terjadi

dikalangan masyarakat.

Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian

dalam bentuk skripsi yang berjudul “Studi Analisis Terhadap Teknik Konseling Keluarga Pada Program Samara Di Radio Dakta 107 FM”

7

(11)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Mengingat Radio Dakta 107 FM memiliki bermacam-macam

program maka penulis membatasi hanya pada pelayanan bimbingan

konseling keluarga pada program sakinah mawaddah wa rahmah

(SAMARA) dalam berbentuk on air atau siaran langsung.

2. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan pembatasan masalah diatas serta agar hasil yang

dapat juga maksimal, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana proses pelaksanaan konseling mulai dari persiapan maupun

pasca proses konseling pada program sakinah mawaddah wa rahmah

(SAMARA)?

b. Bagaimana teknik konseling yang digunakan melalui Radio Dakta 107

FM pada program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penulis bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan konseling melalui radio

terutama pada program SAMARA.

b. Untuk mengetahui teknik konseling yang digunakan melalui radiio

(12)

2. Manfaat Penelitian a. Akademis

Menurut penulis manfaatnya adalah dapat memberikan

pengetahuan yang lebih tentang konseling.

Untuk konselor adalah analisis pelaksanaan konseling dan saran

yang ditulis dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbang

pemikiran dalam konseling.

Untuk pembaca adalah ingin memperoleh pengetahuan tentang

pelaksanaan konseling keluarga melalui radio.

b. Praktis

Memberikan nilai positif serta referensi bagi konselor dan

gambaran proses pelaksanaan juga teknik yang tepat dalam menangani

klien, serta dapat membantu lembaga pemerintahan dalam program

mengantisipasi terjadinya berbagai permasalahan dalam keluarga sehingga

tercipta bangsa yang rukun.

D. Metodologi Penelitian 1. Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah jenis

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

[image:12.612.147.538.47.446.2]
(13)

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.8

Dalam hal ini penulis melakukan observasi, wawancara,

dokumentasi, dan rekaman data. Data yang didapatkan dari berbagai sumber

yang terkait dengan penelitian berupaya untuk diolah sehingga dapat

memperoleh gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan konseling keluarga

pada radio Dakta 107 FM.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada tanggal 8 Mei 2010 hingga 7

Juni 2010 dan tempat penelitian berlokasi di Bekasi yang merupakan

kantor radio Dakta 107 FM.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam subyek penelitian adalah nara sumber professional yang

terlibat dalam pelaksanaan konseling kerluarga pada program sakinah

mawaddah wa rahmah (SAMARA), yakni Ustad Murhali Barda sebagai

konselor di program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA), Dhani

Wahab sebagai manager program radio DAKTA 107 FM dan Yudhi

Darmawan sebagai Announcer dan reporter radio DAKTA 107 FM.

Obyek pada penelitian adalah proses pelayanan bimbingan dan

konseling keluarga melalui program sakinah mawaddah wa rahmah

(SAMARA) di radio Dakta 107 FM.

8

(14)

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan

pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang

muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam

hubungan tersebut.9

Dalam melakukan observasi, penulis dibantu dengan

alat-alat observasi seperti kamera, catatan dan alat-alat tulis. Observasi ini

dilakukan penelitian dengan memperhatikan secara akurat lokasi

penelitian yang bertempat di radio Dakta 107 FM beserta kegiatan

yang dilakukan pada program sakinah mawaddah wa rahmah

(SAMARA).

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan nara

sumber. Dalam wawancara ini, nara sumber akan memberikan

jawaban atas pertanyaan dari pewawancara.10

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

dsb.

d. Rekaman

9

Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1983), cet. Ke-1, h. 122.

10

(15)

Rekaman adalah data yang mengenai proses konseling keluarga yang

berupa soft copy atau Copy Disk (CD).

5. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang

diterbitkan oleh CEQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah

Jakarta, 2007 cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari

pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan

dengan teknik penulisan skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum menentukan judul skripsi, penulis melakukan tinjauan pustaka ke

beberapa perpustakaan, yaitu perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syahid Hidayatullah Jakarta. Selama

tinjauan terdapat skripsi yang berjudul “Pembinaan keluarga sakinah melalui layanan bimbingan dan konseling Islam di radio CBB Jakarta”, penulis Diah Wimas Intan – 103052028655, yang meneliti tentang bentuk pembinaan keluarga

sakinah melalui bimbingan dan konseling di radio.

Sedangkan, membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah proses konseling keluarga pada program SAMARA di radio Dakta 107

FM.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

(16)

Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfataat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini dijelaskan secara teoritis mengenai pengertian

konseling keluarga, tujuan konseling keluarga, pendekatan

konseling keluarga, pengertian radio, jenis dan karekteris radio,

radio sebagai media bimbingan konseling.

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO DAKTA 107 FM

Bab ini menjelaskan kondisi subyektif dan obyektif Radio DAKTA

107 FM, yang meliputi: profile nara sumber, sejarah dan

perkembangan Dakta 107 FM, visi dan misi, kegiatan-kegiatan

yang diadakan di Radio Dakta 107 FM, serta menjelaskan program

SAMARA

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN KONSELING KELUARGA

Bab ini menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam

perumusan masalah, yang meliputi: proses konseling keluarga,

Teknik Pelaksanaan konseling keluarga, analisis study kasus, dan

analisis acara program SAMARA.

BAB V PENUTUP

[image:16.612.142.535.75.587.2]
(17)

11 1. Pengertian Konseling Keluarga

Counseling adalah suatu nama yang luas pengertiannya untuk beraneka ragam prosedur guna menolong banyak orang agar mampu

menyesuaikan diri; seperti memebri nasihat, diskusi terapeutis,

pengadministrasian dan penafsiran tes, serta bantuan vokasional dan

kejujuran.11

Adapun pengertian keluarga dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, adalah satuan kerabatan yang sangat mendasar dalam

masyarakat.12 Sehingga keluarga sangat penting dalam kemasyarakatan.

Keluarga adalah suatu matrik sosial, suatu kelompok/organisasi

biopsikososial, dimana para anggotanya terikat dengan suatu ikatan khusus

untuk hidup bersama, bukan suatu ikatan yang sifatnya statis dam

membelenggu.13

Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang

sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga

keluarga itu terbagi menjadi dua, yaitu: 14

11

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1981), h. 114.

12

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 536.

13

Dadang Hawari, Membina Keluarga Sakinah (Jakarta: Pustaka Antra, 1996), h. 77. 14

Eko Susanto, Bimbingan Konseling keluarga, artikel ini diakses pada 10 April 2010 dari

(18)

a. Keluarga Kecil atau “Nuclear Family”

Keluarga inti adalah unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan

anak-anak mereka; yang kadang-kadang disebut juga sebagai

“conjugal”-family.

b. Keluarga Besar “Extended Family”

Keluarga besar didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar

orang, yang meliputi orang tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi,

kemenekan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering disebut sebagai

‘conguine family’ (berdasarkan pertalian darah).

Family counseling atau konseling keluarga adalah upaya bantuan

yang diberikan kepada individu anggota keluarga melalui sistem keluarga

(pembenahan komunikasi keluarga) agar potensinya berkembang

seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan

membantu dari semua anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan

kecintaan terhadap keluarga.15

2. Tujuan Konseling Keluarga

Tujuan konseling keluarga dikemukakan secara umum dan khusus,

sebagai berikut:16

a. Tujuan Umum:

1)Membantu anggota-anggota keluarga baelajar dan menghargai

secara emosional bahwa dinamika keluarga adalah saling kait –

mengaitkan diantara anggota keluarganya.

15

Sofyan S.Willis, Konseling Keluarga (Family Counseling), (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), cet. Ke-1, h. 83.

16

(19)

2)Untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta jika

satu anggota keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada

persepsi, ekspasi, dan interaksi kepada anggota-anggota lainnya.

3)Agar tercapainya keseimbangan yang akan membuat pertumbuhan

an peningkatan setiap anggota

4)Untuk mengembangkan penghargaan penuh seagai pengaruh dari

hubungan parental.

b. Tujuan Khusus:

1)Untuk meningkatkan toleransi dan dorongan anggota-anggota

keluarga terhadap car-ara yang istimewa (idiocyncratic ways)

2)Mengembangkan toleransi terhadap anggota-anggota keluarga yang

mengalami frustasi/kecewa, konflik, dan rasa sedih yang terjadi

karena faktor system keluarga.

3)Mengembangkan motif dan potensi-potensi, setiap anggota keluarga

dengan cara mendorong (men-support), memberi semangat, dan

mengingatkan anggota tersebut.

4)Mengembangkan keberhasilan persepsi diri orangtua secara realistic

dan sesuai dengan anggota-anggota lainnya.

3. Pendekatan Konseling Keluarga

Menurut Salvador Minuchin sebagaimana yang dikutip Sofyan S.

Willis dalam buku Konseling Keluarga (Family Counseling),

mendefinisikan bahwa keluarga yaitu:

(20)

merupakan kumpulan (collection) individu-individu. Ibarat amoeba, keluarga mempunyai komponen-komponen yang membentuk organisme keluarga itu. Komponen-komponen itu adalah anggota keluarga.”17

Selama proses konseling berjalan menurut tahapan berikutnya:18

1)Pengembangan Raport

Hubungan konseling pada tahap awal seharusnya diupayakan

pengembangan rapport merupakan suasana hubungan konseling

yang akrab, jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan

keterbukaan diri klien.

2) Fase membina hubungan konseling

Fase ini sangat penting dalam proses konseling, dan keberhasilan

tujuan konseling secara efektif ditentukan oleh keberhasilan

konselor dalam membina hubungan konseling dalam membina

konseling.

3) Memperlancar tindakan positif

Dalam fase ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

a. Eksplorasi, mengeksplorasi dan menulusuri masalah serta

menetapkan tujuan konseling, menetapkan rencana strategis.

b. Perencanaan, mengembangkan perencaan bagi klien sesuai

dengan tujuan untuk memecahkan masalah.

c. Penutup, mengevaluasi hasil konseling.

17

Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga Family Counseling (Bandung: Afabeta, 2009). Cet ke-1 h. 50

18

(21)

4. Proses dan Teknik Konseling Keluarga

Proses pelaksanaan konseling keluarga berbeda dengan konseling

individual karena ditentukan oleh beberapa faktor seperti jumlah kliennya

(anggota keluarga) lebih dari seorang. Relasi antar anggota keluarga amat

beragam dan bersifat emosional, dan konselor harus melibatkan diri dalam

dinamika konseling keluarga.

Menurut Abubakar Baraja, proses konseling terdapat unsur-unsur

dan tahapan yang dapat dilakukan konselor untuk lebih meringankan

dalam penyelesaian masalah yang dihadapi klien. Dalam secara umum

proses konseling dibagi atas tiga tahapan, yakni:

a. Tahap Awal

Tahap awal konseling dilaksanakan dengan tujuan untuk

menciptakan hubungan baik dengan klien agar klien dapat terlibat

langsung dalam proses konseling.19 Dalam tahap ini konselor

melakukan beberapa proses, yaitu membangun hubungan baik antara

konselor dengan klien, memperjelaskan dan mendefinisikan masalah,

membuat penaksiran masalah, serta mengasosiasikan kontrak

konseling.

b. Tahap Inti

Tahap inti konseling ini digunakan untuk membantu klien

memahami gambaran dirinya serta masalah yang dihadapinya atau

dapat dikatakan bahwa tahap ini terjadinya eksplorasi kondisi klien,

19

(22)

identifikasi masalah dan penyebabnya, identifikasi alternatif

pemecahan, pengujian dan penetapan alternative pemecahan.20

c. Tahap Akhir

Tahap akhir konseling lebih kepada dalam proses mengakhiri

konseling, yaitu memberikan kesimpulan-kesimpulan yang mengenai

hasil proses konseling dan mengevaluasi proses konseling serta

membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

Dalam tahap ini, proses konseling terdiri dari 6 tahap, yaitu21:

a) Analisis; yakni tahapan pengumpulan data atau informasi tentang

diri klien dan lingkungannya, dengan maksud untuk lebih mengerti

tentang keadaan klien. Adapun data yang perlu dikumpulkan yaitu

dari luar diri klien dan dari dalam diri klien sendiri, berupa fisik

maupun data psikologis.

b)Sintesis; merupakan tahapan untuk merangkum dan mengorganisir

data hasil tahap analisis dengan sedemikian rupa, sehingga dapat

menunjukkan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan

kelebihannya serta kemampuan sekaligus ketidakmampuannya

menyesuaikan diri. Semua data yang diperoleh dari analisa

(informasi), dirangkum atau dispesifikasikan untuk ditemukan akar

masalah yang dihadapi klien, serta dapat dijadikan sebagai

diagnosa awal dari penemuan analisa kita.

20

Ibid, h. 48

21

(23)

c) Diagnosis; merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah

yang sedang dihadapi klien beserta dengan sebab-sebabnya dengan

membuat perkiran-perkiran, kemungkinan yang akan dihadapi

klien berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapinya saat ini.

Sebelum memberikan diagnosa terhadap keadaan klien, perlu

menentukan identifikasi masalah dan sebab-sebab masalah

(etiologi) klien.

d)Pronosis; merupakan langkah untuk memprediksi apa yang akan

terjadi pada diri klien, yaitu masalah tersebut akan terus

berkembang. Informasi yang disampaikan kepada klien dengan

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi akan mengurangi

atau setidak-tidaknya memberikan jalan keluar kepada klien

bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.

e) Konseling / Treatment (Perlakuan)

f) Follow Up (Tindak Lanjut); berguna untuk melihat tingkat

keberhasilan pemberian bantuan (konseling yang telah

(24)

B.Radio

1. Pengertian Radio

Secara etimologi, radio adalah “Pengiriman suatu suara atau bunyi

melalui udara.”22

Pengertian radio siaran secara terminology menurut pemerintah

sebagai berikut: radio siaran adalah pemancaran radio yang langsung

ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan menggunakan gelombak

seagai media.

Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi

murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio

berfungsi sebagai ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan

hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab

sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan

berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual

melalui telinga pendengarnya.23

2. Jenis – jenis Radio

Radio memiliki khas (karakteristik) yang tidak dapat dipisahkan

dalam kehidupan manusia, karena memerikan kontribusi yang besar bagi

perkembangan komunikasi massa. Karakteristik radio memberikan

manfaat yang unik, baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun

22

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Perpustakaan Nasional) h. 808.

23

(25)

kekurangannya, sehingga dapat membedakan dari media massa lainnya,

yaitu:

a. Sifat radio siaran hanya untuk didengarkan

b. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik.

c. Orang yang mendengarkan radio dalam keadaan santai, bisa sambil

mengemudi mobil, tiduran, bekerja di kantor, dan sebagainya

d. Siaran radio harus menpunyai daya peka

e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi yang satu arah24

3. Radio Sebagai Media Konseling

Radio lebih sering dipahami hanya sebagai saran hiburan. Serin

disadari bahwa dibalik itu selama ini terselip fungsi lain, yaitu sebagai alat

media komunikasi. Demikianlah, sepanjang orde baru oleh pengelola dan

pendengar radio dijadikan sarana hiburan utama, diluar film dan televisi.

Pada awalnya radio hanya memiliki tiga fungsi yaitu sebagai alat

hiburan, alat pendengar, dan pendidikan. Ketiga fungsi tersebut memiliki

keterkaitan satu dengan yang lain, karena ketika radio siaran menyiarkan

program pendidikan, maka secara tidak langsung program hiburan

disajikan sebagai pemikat para pendengar. Begitu juga dengan

penerangan-penerangan lainnya.

Di Indonesia, peranan radio amatlah penting karena radio

digunakan sebagai alat penghubung massa, lebih terasa urgent daripaa

negeri-negeri lainnya. Hal ini disebabkan kondisi geografis Negara

24

(26)

Republik Indonesia yang sebagaimana diketahui terdiri dari beribu-ribu

pulau yang telah mengakibatkan sulit dilakukannya lalu lintas intersuler

dengan lancar, lalu lintas udara belum cukup dapat mengatasi kebutuhan

mempertahankan aktualitas pemberitaan yang dibawakan oleh media

massa lainnya. Disinilah radio diposisikan sebagai medium pemberitaan

actual dan penyampainnya yang efektif masih dianggap yang paling

mendekati harapan. Hal ini yang efektif direalisasikan oleh pemerintah

Indonesia dengan adanya undang-undang radio sebagai media komunikasi

massa dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1970 Pasal 1 Ayat 1:

“Radio siaran harus berfungsi social yaitu sebagai alat pendidikan, alat

penerangan dan alat hiburan.”25

Saat ini dan kecenderungan di masa mendatang, radio akan

memainkan kembali satu sisi perannya. Yaitu sebagai media penyalur

acara konsultasi. Radio telah memenuhi kebutuhan khalayak akan medium

yang menjadi penghubung orang-orang yang karena kesibukan,

kesendirian dan suasana lingkungan tertentu memerlukan sarana untuk

menyampaikan atau mendengarakan masalah-masalah yang diperlukannya

untuk diketahui atau disampaiakan. Radio siap bersaing dengan

media-media pers lainnya, cetak maupun elektronik. Dengan demikian, jelas

sangat dibutuhkan pengelola radio yang handal bekerja sama dengan para

konselor.

25

(27)

Radio sangat memiliki kontribusi khusus sebagai media inter

personal yang dibutuhkan ditengah masyarakat. Terlihat dalam berbagai

acara-acara yang dimulai sejak siaran-siaran rohani pada subuh dini hari,

hingga acara-acara personal yang bermanfaat pada tengah malam hari.

Dalam konteks kemampuannya yang khas untuk masuk ke dalam

masalah-masalah yang sangat pribadi, serta kemampuannya secara community

media.

C. KELUARGA MENURUT AJARAN ISLAM 1. Tujuan Perkawinan

Di dalam al qur’an tujuan perkawinan dijelaskan dengan firman

Allah SWT:









































“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

bagi kaum yang berfikir.” (Qs. Ar Ruum: 21)

Dari penjelasan ayat diatas menjelaskan tujuan dari pernikahan adalah

(28)

bergairah), dan rahmah (kasih sayang). Dalam tujuan yang terpenting dari

pernikahan menurut syariat Islam adalah:26

a. Menciptakan keluarga Islami

Islam memandang pernikahan bukan sekedar sarana untuk

melampiaskan syahwat dan naluri manusiawi, tetapi mempunyai

pandangan yang lebih agung. Dalam surat Ar Ruum: 21 menjelaskan,

diantara tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah menciptakan

keluarga yang cenderung dan merasa tentram kepadaNya, serta

merasakan cinta dan kasih sayang kepadaNya.

b. Mengatur potensi kelamin

Allah SWT menciptakan manusia dengan beragam jenisnya, baik

laki-laki maupun perempuan. Hal ini dimaksudkan agar tercapai tujuan

yang agung, yakni mengembangkan keturunan, sehingga lestarilah

sejarah perkembangan hidup manusia. Sedangkan, pernikahan

disyariatkan untuk melestarikan keturunan.

c. Merasakan penderitaan hidup

Akad pernikahan adalah bersifat yang abadi. Artinya, bukan sekedar

terbatas pada waktu tertentu dan tidak pula akan habis pada masa yang

ditentukan. Oleh karena itu, berkeluarga harus berisfat terus menerus

untuk mencapai kedamaian dan ketenangan.

d. Menebus dosa

26

(29)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah

SAW bersabda: “ada sebagian dosa manusia yang tidak dapat

diampuni dengan melakukan shalat, puasa, zakat, haji dan umrah.

Tetapi dosa tersebut terampuni lantaran prihatin memikirkan nafkah

keluarga.”

e. Meningkatkan kualitas berjihad

Berjihad di dalam keluarga adalah mencari nafkah untuk keluarga,

terus menerus membimbing keluarga, serta mendidik anak. Hal

tersebut merupakan upaya memberikan perlindungan, pemeliharaan,

dan pembinaan keluarga. Mendidik anak dan keluarga nilainya berada

dalam satu tingkat dengan berjihad di jalan Allah SWT. Imam Ahmad

bin Hanbal menegaskan: “satu di antara sekian banyak jenis berjihad

adalah mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan diri dan

keluarga.” Allah telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,

peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan

bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat

yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.” (Qs.At Tahrim:6)

f. Menyempurnakan akhlak

Dalam pandangan Islam, pernikahan adalah sarana efektif untuk

menyelamatkan umat manusia dari dekadensi moral, dan menjaga

(30)

menganjurkan kepada para pemuda untuk menikah: “Barangsiapa

diantara kalian telah mampu menanggung beban pernikahan, maka

menikahlah. Sebab menikah dapat memejamkan mata dari pandangan

yang diharamkan dan memelihara kehormatan dari perzinaan.

Barangsiapa belum mampu, hendaklah berpuasa. Sebab puasa dapat

mengurango gejolak syahwat.” (HR. Bukhari Muslim)

g. Melahirkan keturunan mulia

Dalam Al Qur’an, Allah berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak“ (Qs. An Nisa’:1)

Ayat diatas menjelaskan suatu kebijaksanaan yang telah ditetapkan

sejak zaman azali, dan merupakan tujuan pokok bagi terciptanya

manusia. Sebab itu, Al Qur’an menganggap anak sebagai salah satu

diantara dua unsur perhiasan serta kemegahan hidup di dunia. Dua

unsur tersebut adalah anak dan harta.

h. Memperbanyak keturunan

Pernikahan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islam akan mampu

melahirkan generasi yang berkualitas. Sebab pernikahan adalah

satu-satunya sarana untuk untuk menciptakan keluarga dan keturunan, serta

merupakan fitrah dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia.

i. Meraih kesehatan

Pernikahan memberikan perlindungan terhadap generasi muda dari

(31)

kehinaan dan menghindarkan mereka dari bahaya yang mengancam.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani, Rasulullah

bersabda: “tujuh orang yang tidak akan pernah dipandang oleh Allah

dan tidak akan pernah dibersihkan dosanya. Bahkan Allah

memerintahkan kepada mereka: “masuklah ke neraka bersama

orang-orang yang masuk kedalamnya.” Mereka adalah pelaku homoseks

atau lesbian, orang yang melakukan onani, orang yang menyetubuhi

bintang, orang yang menyetubuhi isteri lewat dubur, orang yang

menikahi perempuan sekaligus anak tiri, orang yang berselingkuh, dan

orang yang menyakiti hati tetangga hingga melaknatinya.”

j. Menegakkan sunnah Rasul

Rasulullah SAW bersabda: “sebagin dari sunnahku adalah menikah.

Barangsiapa mencintai aku, maka hendaklah dia menegakkan

sunnahku” (HR. Imam Ahmad)

k. Mendidik generasi baru

Pendidikan yang baik adalah sebagai tanda terwujudnya keturunan

yang mulia. Sebab yang dimaksud dengan memperbanyak keturunan,

bukan sekedar melahirkan anak, kemudian di sia-siakan. Tetapi untuk

mewarnai kehidupan dengan unsur-unsur menegakkan prinsip-prinsp

keluarga, serta membekali masyarakat dengan suatu sifat yang

(32)

Disamping dengan tujuan yang pokok, dalam pandangan Islam

berkeluarga juga mempunyai dua tujuan yang penting, yakni:27

a. Menjaga nasab. Nasab merupakan mata rantai kehidupan, dari

nenek sampai cucu serta keturunan yang dikenal. Allah berfirman

dalam surat An Nahl:72, “Dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri

kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu.”

Dalam pengenalan itulah yang merupakan dasar-dasar dalam

penetapan hak-hak dan kewajiban, baik dalam masalah pendidikan,

penyusuan, nafkah, serta harta pusaka. Oleh sebab itu, Islam

membentengi hal-hal tersebut dengan dinding yang luas dari

aturan-aturan yang dipenuhi untuk membangunnya.

b. menjaga harta pusaka.

2. Pembinaan Keluarga Menurut Ajaran Rasulullah SAW

Keluarga merupakan salah satu sendi umat. Apabila keluarga

merupakan salah satu sendi umat, maka pernikahan sebagai dasar yang

darinya keluarga terbentuk dan berkembang harus diperhatikan.

Perhatian Islam terhadap pembinaan berkeluarga tidak hanya

terbatas pada awal terbentuknya sebuah keluarga yang di dalamnya

terdapat beberapa personel guna tercapai keluarga yang bahagia dan

sejahtera. Islam telah memberikan tuntunan yang bersifat lengkap,

transparan, dan detail tentang hubungan antar lawan jenis, perkawinan,

dan pembinaan keluarga sakinah. Tuntunan ini terletak dengan jelas

27

(33)

dalam seruan-seruan Allah SWT sebagai wujud kasih sayang-Nya

kepada manusia.28

Sebagaimana dalam firman-Nya dalam Qs. An Nuur [24]:31

Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka

Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari

padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung

kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali

kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,

atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau

saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki

mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau

wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau

pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)

atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan

janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan

yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada

Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. An Nuur[24]: 31)

Ayat diatas menguraikan bagaimana Alah swt memberikan tuntunan

kepada hamba-Nya agar menikah apabila telah mampu.

28

(34)

Adapun penjelasan tentang pembentukan keluarga muslim dijelaskan dalam

Firman Allah swt dalam Qs. An Nahl[16]:32











































Artinya: “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik oleh Para

Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum,

masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu

kerjakan". (Qs. An Nahl[16]:32)

Berbagai arahan Islam dalam kehidupan sehari-hari tidaklah

bermaksud memenjarakan manusia dengan dinding-dinding kejumudan dan

keterbelakangan. Bahkan, sebaliknya hal itu dimaksudkan sebagai sebuah

penjagaan yang amat kokoh terhadap hak-hak jiwa, kehidupaan, keturunan,

harta benda, dan kehormatan.29

Rumah tangga Rasulullah SAW merupakan petunjuk praktis sebuah

keluarga yang bahagia dan contoh teladan bagi umatnya dalam membina

keluarga sakinah. Hal ini dapat dilihat bagaimana Rasulullah memberikan

pengarahan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.

Dari Ismail bin Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash, dari

kakeknya, bahwa Rasulullah telah bersabda:

29

(35)

Artinya: “Diantara faktor-faktor kebahagiaan lelaki ada tiga, yaitu isteri

salehah, rumah kediaman yang nyaman, dan kendaraan yang baik. Dan

diantara faktor-faktor penderitaan seseorang ada tiga, yaitu isteri yang jahat,

rumah kediaman yang kumuh, dan kendaraan yang buruk.” (HR. Ahmad Ath

Thabrani, Al Bazzar dan Al Hakim)30

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan keluarga

sakinah telah diatur islam dan terutuang dalam Al Qur’an dan As Sunnah

Rasulullah SAW sebagai contoh tauladan. Islam sudah menata rapi bagaimana

membentuk keluarga sakinah yang mawaddah warahmah. Tuntunan Islam dalam

membentuk keluarga sakinah diarahkan kepada pelaksanaan didalam keluarga itu

sendiri yang menciri khaskan ajaran-ajaran Islam serta adanya keseimbangan hak

dan kewajiban masing-masing anggota keluarga.

3. Faktor – Faktor Yang Mendukung Terbentuk Keluarga Sakinah Dalam membentuk keluarga sakinah ada beberapa faktor yang

mendukung, diantaranya faktor utama, faktor penunjang dan faktor

pemeliharaan, yakni:31

a. Faktor Utama

Dalam faktor utama untuk membentuk keluarga sakinah,

dimulai dari pra nikah, pernikahan, dan berkeluarga harus kita

mempunyai bekal mental dan ilmu.

30

Muhammad Ali Al Sabouni. Buku Pintar Membina Rumah Tangga (Malaysia: Darul Fikir,2003), Cet. Ke-1, h. 60

31

(36)

Pada faktor utama, hal yang harus dipahami dalam berkeluarga

adalah dapat memahami hak suami terhadap istri dan kewajiban istri

terhadap suami, namun dengan sebaliknya. Sebab, dalam berkeluarga

meraka harus bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Saling memahami hak suami terhadap istri dan memenuhi

kewajiba isteri adalah faktor yang terpenting dalam menjalani keluarga

yang sakinah.

b. Faktor Penunjang

Adapun faktor penunjang, merupakan faktor pembentukan

madya setelah dari faktor utama. Diantara dari faktor penunjang

adalah:

1) Realistis dalam pendidikan anak

Penanganan Tarbiyatul Awlad (pendidikan anak) memerlukan satu

kata antara ayah dan ibu, sehingga tidak menimbulkan

kebingungan pada anak. Dalam memberikan ridho’ah (menyusui)

dan hadhonah (pengasuhan) hendaklah diperhatikan muatan:

a)Tarbiyyah Ruhiyyah (pendidikan mental)

Dalam tarbiyah ruhiyah ini bertujuan agar anak mempunyai nilai

tinggi terhadap dunia dan seisinya.

b)Tarbiyah Aqliyyah (pendidikan intelektual)

Muatan dari tarbiyah aqliyyah yang diberikan kepada anak

bertujuan untuk mengetahui serta memahami terhadap Islam dan

(37)

c)Tarbiyah Jasadiyyah (pendidikan Jasmani)

Pada tarbiyah jasadiyah, bertujuan untuk anak berbadan kokoh

dan kuat.

2) Mengenal kondisi nafsiyyah suami istri

Dalam mengenal kondisi nafsiyyah merupakan hal untuk

membentukknya keluarga sakinah. Sebab kondisi nafsiyyah, suami

isteri mampu mengemban beberapa beban keluarga. Seperti jiwa

harta, waktu serta mendidik.

3) Membina hubungan baik dengan orang-orang terdekat

4) Memiliki keterampilan rumah tangga.

c. Faktor Pemeliharaan

Ini adalah faktor terakhir untuk faktor mendukung dalam

membentuk keluarga sakinah. Sebab, jika tidak ada pemeliharaan

yang baik dalam berkeluarga maka timbul

permasalahan-permasalahan yang membuat keretakan rumahtangga. Oleh karena itu,

perlu adanya faktor pemeliharaan, diantaranya adalah:

1) Meningkatkan kebersamaan dalam berbagai aktifitas.

Dalam hal ini suami isteri diajarkan saling gotong royong atau

amal jama’i (bekerja sama) untuk membangun keluarga yang

bahagia.

2) Menghidupkan suasana komunikatif dan dialogis.

Didalam keluarga perlu adanya komunikasi yang efektif.

(38)

karena faktor komunikasi yang kurang efektif. Oleh karena itu,

suami isteri harus mempunyai waktu untuk berkomunikasi yang

tersendiri.

3) Menghidupkan hal-hal yang dapat merusak kemesraan keluarga

baik dalam sikap, penampilan maupun prilaku.

Dalam berpenampilan ataupun perilaku adalah bekal keterampilan

dalam berkeluarga. Maksud dari penampilan atau perilaku, adalah

(39)

33

[image:39.612.136.539.54.444.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO DAKTA 107 FM

A. Profil Murhali Barda

Murhali Barda adalah nara sumber atau konselor pada program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) di radio DAKTA 107 FM. Ustad

Murhali, nama panggilan akrab, sudah mulai bergabung di radio DAKTA

pada tahun 1998-n, dia sebagai karyawan serta penyiar. Pada tahun 2005,

beliau diangkat menjadi seorang nara sumber atau konselor pada program

sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA), yang mempunyai latar belakang

pendidikan pesantren Darussalam, Gontor – Jawa Timur.

Ditengah kesibukan menjadi seorang konselor pada program

tersebut Ustad Murhali yang lahir di Bekasi, 20 Juni 1973, beliau juga aktif di

organisasi masyarakat dan kegiatan sosial serta keagamaan.32

B. Sejarah dan Perkembangan

Radio Dakta didirikan oleh Bapak H. Iman Loebis, sebagai pemilik PT Java Motors yang bercita-cita untuk membangun sebuah radio, sebagai

sarana menyebarkan informasi dan dakwah ditengah masyarakat. Pada awal

tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang berlokasi di Bandung,

Jawa Barat. Setelah melalui berbagai proses administrasi dan persiapan teknis

maka dipindahkanlah izin penyiarannya ke wilayah Bekasi dengan tujuan

agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah Jabodetabek.

32

(40)

Radio Dakta yang dinaungi oleh PT Radio Nada

Komunikasiutama, pada 27 Maret 1992 mengudarakan Radio Dakta dengan

format radio informasi digelombang FM 92,15 yang dipancarkan dari Jalan

KH Agus Salim Nomor 77 Bekasi Timur. Menyusul adanya penataan

frekwensi siaran radio yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan

Informatika, maka sejak 1 Agustus 2004 Radio Dakta pindah gelombang di

jalur FM 107.

Dalam perjalanannya Radio Dakta mengalami beberapa kali

perubahan format, yaitu beralih ke format radio wanita, radio keluarga hingga

akhirnya memantapkan kembali formatnya menjadi radio informasi

bernuansa Islami sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.

Sejak awal bersiaran Radio Dakta memang dikenal masyarakat

sebagai radio yang telah memberikan kontribusi dan melayani masyarakat

luas, khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan

format interaktif, edukatif dan solutif. Kini radio Dakta dengan motto Bijak dan Cerdas” berkomitmen untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan mencerahkan bagi pendengar. Kami juga terus membangun kesadaran

masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi pendengar

untuk memberikan informasi secara langsung, menyampaikan saran dan

keluhan tentang fasilitas dan pelayanan publik serta memberikan tanggapan

dan opini mengenai berbagai isu-isu aktual yang sedang menjadi perhatian

(41)

Saat ini, ditengah semakin ketatnya persaingan industri penyiaran,

Radio Dakta hingga kini masih tetap eksis melayani pendengarnya dengan

beragam program acara yang mengedepankan konten informasi, pendidikan

dan dakwah dengan warna yang unik dan berbeda dibandingkan radio-radio

lainnya di Jabodetabek. Radio Dakta senantiasa konsisten untuk membangun

komunitas pendengar yang produktif, kreatif dan mandiri dengan terus

meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan professional serta

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.33

C. Visi dan Misi

Radio dakta mempunyai visi dan misi, yakni:34 1. Visi:

Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang

bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

2. Misi:

a. Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam

b. Radio yang memberi referensi ke-Islam-an yang lengkap dan baik

c. Mengantarkan kepada kemaslahatan umat

D. Program – program DAKTA 107 FM

Radio DAKTA 107 FM mulai mengudarakan pada pukul 04.30 wib dan menyiarkan program dari pukul 05.45 – 23.00 wib. Pada pukul 04.30

33

Dhani Wahab, Sejarah Radio DAKTA http://www.dakta.com /radio-dakta/3/sejarah-dakta.html yang diakses pada 10 Mei 2010

(42)

menyiarkan adzan subuh dan membaca Al Matsurat, dan dilanjutkan dengan

program – program selanjutnya pada 05.45 sampai dengan pukul 23.00 wib. Program – program Radio DAKTA 107 FM, diantaranya:35

1. Kuliah fajar

Program Kuliah Fajar merupakan program pembuka radio dakta yang

menyiarkan kajian subuh yang membahas tentang fiqh, syariah,

aqidah, dll. Program tersebut di siarkan setiap hari pukul 04.45 –

05.45dengan berbagai nara sumber pada, yakni:

Senin, Jum’at dan Sabtu : Ust. Agus Muslim Pahlevi

Selasa – Kamis : Ust. Abu Himam

Minggu : Ust. Abu Debat

2. Dakta Pagi

Program Dakta Pagi merupakan program yang menyiarkan tentang

informasi – informasi internasional, negara, ekonomi, daerah, dll.

Program dakta pagi disiarkan pada setiap hari senin – jum’at pukul

05.45 – 09.00 wib.

3. Dakta Siang

Program Dakta Siang merupakan program lanjutan dari program dakta

pagi yang menyiarkan tentang informasi – informasi internasional,

negara, ekonomi, daerah, dll. Program dakta siang disiarkan dibagi

dengan dua waktu yakni:

a. Pukul 09.00 – 12.00 wib, setiap hari senin – jum’at

35

(43)

b. Pukul 13.00 – 16.00 wib, setiap hari senin – jum’at

4. Sentuhan Nurani

Program Sentuhan Nurani merupakan program yang Pukul 12.00 –

13.00 wib. Nara sumber:

Senin, Rabu dan Kamis : Ustad Lili Ghozali

Selasa dan Sabtu : Ustad Anwar Anshori Mahdum

Minggu : Ustad Murhali Barda

5. Mutiara Hikmah

Program Mutira Hikmah merupakan program taushiyah untuk

pembekalan hidup. Program ini disiarkan setiap hari senin sampai

dengan minggu pada pukul 16.00 – 17.00 wib dengan nara sumber,

diantaranya:

Senin : Ustad Muhammad

Selasa : Ustad Abu Dedat

Rabu : Ustad Tarmizi Firdaus

Kamis : Ustad Dangau

Jum’at : Ustad Bagus Hernowo

Sabtu : Ustad Al Fatah

Minggu : Ustad Abu Himam

6. Dakta Sore

Program Dakta Sore merupakan program yang menyiarkan tentang

(44)

Program tersebut disiarkan pada setiap hari senin – jum’at pukul 17.00

– 20.00 wib.

7. Kajian Malam

Program Kajian Malam adalah program yang menyiarkan tentang

berbagai bidang dan tema. Program tersebut disiarkan pada setiap hari

senin – jum’at pada pukul 20.00 – 22.00 wib. Program tersebut terbagi

kedalam lima program diantaranya:

a. Kajian SAMARA

Kajian SAMARA (Sakinah Mawaddah Warahmah) adalah kajian

yang membahas tentang pernikahan dan keluarga. Kajian ini

disiarkan pada setiap hari senin dengan nara sumber Ustad

Murhali Barda.

b. Kajian Fiqih

Kajian Fiqih merupakan kajian membahas tentang fiqih puasa,

fiqih sholat, serta fiqih kontemporer. Kajian tersebut disiarkan

pada setiap hari selasa dengan nara sumber Ustad Rofli

c. Kajian Aqidah

Kajian aqidh adalah kajian yang membahas tentang aqidah

Islamiyah, program tersebut disiarkan pada setiap hari selasa

dengan nar sumber Ustad Rofli.

d. Kajian Ruqyah

Kajian Ruqyah adalah kajian yang membahas tentang ilmu

(45)

tersebut disiarkan pada setiap hari kamis dengan nara sumber

Ustad Abu Aqila

e. Kajian FAKTA (Forum Anti Gerakan Permurtadan)

Kajian FAKTA (Forum Anti Gerakan Permurtadan) merupakan

kajian yang membahas tentang permurtadan-permurtadan di

Indonesia. Program tersebut disiarkan pada setiap hari jum’at

dengan Ustad Salimin.

8. Kilas Rehat dan Murotal Al Qur’an

Program Kilas Rehat dan Murotal Al Qur’an merupakan program

penutup radio dakta, serta penghantar tidur para pendengar radio

dakta. Program tersebut disiarkan pada malam hari setiap hari senin –

minggu pukul 22.00 – 23.00 wib.

9. Marathus

Program Marathusaadalah program yang membahas seputar fiqh

muslimah. Program tersebut disiarkan pada setiap hari senin – jum’at

pukul 12.00 – 13.00 wib dengan nara sumber Ustadzah Ratu Kania.

10. Kabar Sepekan

Program ini merupakan program ringkasan informasi berita dakta

pagi, dakta siang, dan dakta sore selama sepekan. Program kabar

sepekan disiarkan pada setiap hari sabtu pukul 17.00 – 22.00 wib

(46)

Program Tsaqofah adalah program pekanan yang membahas seputas

tsaqofah islamiyah. Program tersebut disiarkan pada setiap hari

minggu pukul 17.00 – 20.00 wib.

12. Getar Kalam

Program Getas Kalam adalah program pekanan yang membahas

tentang kehidupan manusia pada setiap hari sabtu pukul 20.00 – 22.00

wib. Nara sumber, Ust. Anwar Anshori Mahdum

13. Jejak Rasul

Program Jejak Rasul merupakan program pekanan yang membahas

Sirah Nabawiyah. Pada setiap hari minggu pukul 20.00 – 22.00 wib

dengan nara sumber Ustad Murhali Barda.

14. Obrolan Pagi

Program Obrolan Pagi adalah program pekanan yang bersifat

interaktif yang berbagai tema. Program tersebut disiarkan pada setiap

hari sabtu pukul 05.45 – 09.00 wib

15. Sketsa Pagi

Program Sketsa Pagi merupakan program pekanan yang berbagai

tema. Program tersebut disiarkan pada setiap hari minggu pukul 05.45

– 09.00

16. Pustaka

Program Pustaka merupakan program pekanan yang menyiarkan

tentang referensi – referensi buku. Program tersebut disiarkan pada

(47)

17. Ragam

Program Ragam adalah program pekanan yang membahas tentang

berbagai tema, dari mulai tema lingkungan, kresi dan kreatif, Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Program tersebut disiarkan pada

setiap hari minggu pukul 09.00 – 12.00 wib.

18. Galeri Muda

Program Galeri Muda adalah program yang menginformasikan

tentang musik, kekampusan serta keremajaan atau kepemudaan.

Program ini disiarkan pada setiap hari sabtu pukul 13.00 siang sampai

dengan 16.00 sore. Program Galeri Muda ini juga bisa dikatakan

dengan komunitas remaja yang ingin menginformasikan serta layanan

interaktif khusus remaja.

19. Aneka Suasana

Program Aneka Suasana merupakan program pekanan yang

membahas tentang suasana yang sedang up date. Program tersebut

disiarkan pada setiap hari minggu pukul 13.00 – 16.00wib.

E. Program SAMARA

Program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) merupakan

salah satu bagian dari kajian malam. Program sakinah mawaddah wa rahmah

(SAMARA) yang berslogan “Mari membina keluarga yang Sakinah,

Mawaddah, Warahmahini menyiarkan yang berisi tentang pernikahan dan

pelayanan konseling keluarga, dari mulai permasalahan pra nikah, pasca

(48)

Program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) dibentuk

pada tahun 1999-n oleh Rahmat Abdullah. Beliau membentuk program ini

berdasarkan dari fenomena yang sering terjadi dikalangan sekitar, yang

permasalahan keluarga yang semakin memprihatinkan. Program tersebut

dibentuk yang bertujuan , yakni:36

1. Membina keluarga yang SAMARA (Sakinah, Mawaddah, Warahmah)

2. Memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar serta mengarahkan

terkait permasalahan keluarga.

Program ini disiarkan tidak mempunyai tema yang ditetapkan.

Akan tetapi, program tersebut disiarkan dengan permasalahan yang

fenomenal dikalangan keluarga. Permasalahan tersebut diambil dari para

pendengar yang menelpon ke radio DAKTA pada waktu kajian SAMARA

berlangsung. Program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) dilakukan

dengan telepon interaktif pada para pendengar radio DAKTA serta menerima

melalui pesan singkat atau short message service (SMS).

Program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) disiarkan

langsung atau on air setiap seminggu sekali, setiap hari senin malam pada

pukul 20.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Akan tetapi, dikarenakan

peminat pendengar sangat tinggi serta untuk mem-follow up pada proses

konseling di program tersebut radio DAKTA mengadakan kajian SAMARA

yang berbentuk off air atau siaran tidak langsung, setiap satu bulan sekali

36

(49)

pada pekan kedua pukul 09.00 sampai dengan 12.00 wib, yang bertempatkan

di halaman kantor radio DAKTA.

Dalam program sakinah mawaddah wa rahmah (SAMARA) yang

dilakukan Off Air atau siaran tidak langsung, dapat membentuk kelompok

untuk para pendengar atau masyarakat yang ingin membentuk keluarga.

Kelompok itu dinamakan “SAMARA CLUB”. SAMARA Club ini berfungsi untuk memberikan edukasi secara jauh mengenai pembentukan keleurga yang

sakinah, mawaddah, warahmah.37

(50)

44

Dalam proses teknik konseling keluarga yang digunakan adalah

pendekatan client centered therapy atau yang dikenal dengan non – directive.

Pendekatan client centered therapy atau non – directive adalah suatu pendekatan

yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan klien.

Ciri – ciri terapi non directive adalah:39

1. Klien harus memecahkan masalahnya agar tercipta kepribadian klien yang

terpadu.

2. Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan, bukan dari segi

intelektual.

3. Titik dari konselingnya adalah keadaan individu termasuk kondisi sosial –

psikologis masa kini.

4. Peranan aktif dalam konseling dipegang oleh klien, sedangkan konselor

adalah pasif – reflektif.

Dalam proses dan teknik konselin non directive, adalah:

1. Klien merasa nyaman berada bersama konselor, karena konselor tidak

pernah merespon negatif.

2. Klien didorong untuk sebanyak mungkin menggunakan kata ganti “saya”.

39

(51)

3. Klien didorong untuk melihat pengalaman-pengalamannya dari sudut yang

lebih realistik.

4. Klien mengekspresikan perasaan yang benar-benar ia rasakan.

5. Klien didorong untuk kembali menjadi dirinya.

Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa seseorang yang mempunyai

masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasi

masalahnya sendiri. Tetapi oleh karena suatu hambatan, potensi dan

kemampuannya tidak dapat berkembang. Sehingga untuk mengembangkan dan

mengfungsikan kembali kemampuannya itu, dan klien memerlukan bantuan

Bertitik tolak dari anggapan dan pandangan tersebut, maka dalam konseling

inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah diletakkan dipundak klien

sendiri. Sedangkan kewajiban dan peranan utama konselor adalah menyiapkan

suasana agar potensi dan kemampuan yang ada pada dasarnya ada pada klien

itu berkembang secara optimal, dengan cara menciptakan hubungan konseling

yang hangat dan permisif. Suasana seperti itu akan memungkinkan klien

mampu memecahkan sendiri masalahnya.

Dalam suasana seperti itu konselor merupakan “agen pembangunan”

yang mendorong terjadinya perubahan pada diri klien tanpa konselor sendiri

banyak masuk dan terlibat langsung dalam proses perubahan tersebut. Salah

satu prinsip yang penting dalam konselling non direktif adalah mengupayakan

agar klien mencapai kematangannya, produktif, merdeka, dan dapat

(52)

Karena teknik konseling non direktif berkisar antara lain pada cara –

cara penerimaan pernyataan dan komunikasi, menghargai orang lain, dan

memahami klien. Dalam teknik ini diutamakan sifat – sifat konselor, sebagai

berikut:40

1. Acceptance, konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala

permasalahannya.

2. Congruence, karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan

perbuatan.

3. Understanding, konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara

empati dunia klien sebagaimana yang dilihat dari dalam diri klien.

4. Non-judgemental, tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi

selalu bersifat obyektif.

Akan tetapi, pada pelaksanaan proses konseling teknik – teknik yang

digunakan bervariasi, tidak hanya menggunakan teknik non direktif. 41 “Dalam

proses konsultasi yang saya gunakan tidak hanya menggunakan teknik non

direktif, tetapi apa saja. Dilihat dari segi permasalahan yang ada serta

kliennya” ungkap Ustad Murhali Barda.

Dalam teknik

Gambar

gambaran proses pelaksanaan juga teknik yang tepat dalam menangani
GAMBARAN UMUM RADIO DAKTA 107 FM
GAMBARAN UMUM RADIO DAKTA 107 FM

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menganalisis dan menjelaskan mengenai isi pesan dakwah dalam siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta 107 FM , maka peneliti dapat merumuskan kesimpulan bahwa isi

Radio Swaragama FM yang menjadi tempat penelitian saya juga menjadi tempat saya belajar tentang media.. Keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam

Sedangkan, tujuan dari penelitian ini untuk pengaruh yang dihasilkan dari kisah yang disampaikan melalui program siaran Tadarus Keluarga di radio SAS FM kepada masyarakat RT.O4

Hal-hal yang Perlu dicapai Dalam Membentuk Keluarga Samara di SMA Negeri 2 Cibitung. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan siswa kelas X SMA Negeri 2