PENGARUH HARGA, IKLAN TELEVISI DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA SCOOPY
(Studi Kasus Pada Konsumen Honda Scoopy di Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat)
Oleh :
Titis Mega Nirmawan NIM : 106081002508
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
"PENGARI]H
IIARGA,IKLAI\I
TELEYISI
DAI\TCITRA MEREK
TERIIADAP
KEPUTUS$I
PEMBELIAN
SEPEDAMOTOR
HONDA
SCOOPY"
(Studi Kasus Pada Konsumen Honda Scoopy di Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Titis Meea Nirmawan
NIM:
106081002508Dibawah Bimbingan
Pembimbing
I
PembimbingllDr. Yahva llamia.
MM
NIP:
19490602197803I
001f}l*ffi,P
Muniatv Aisvah.Ir..MM
NIP : 19780307 201101 2 003JTTRUS${
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOn/fl
DAI\[BISMS
UNTVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIT
IIIDAYATI]LLAH
JAKARTA
,
LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 17 Maret 2011 telatr dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa :
Titis MegaNirmawan
106081002508
Manajemen Pemasaran
Judul Skripsi
:
PengaruhH*gq
Iklan Televisi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy (studikasus pada konsumen Honda Scoopy di wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat)
Setelah mencermati
dan
memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tatrap ujian skripsisebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fhkultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatultah Jakarta.
Jakart4
2Mei20l3
Timpenguji1.
Prof, th. AMul Hamid, MS. NIP:
l3l
474 8912.
Dr. Ahmad Dumyathi BashoriNIP: 19700106200312
I
0013.
Leis Suzanawaty, SE, M.Si NIP. 19720809 200501 2 004Nama
NIM
Jurusan
H
Sekretaris
LEMBAR
PENGESAHAN
UJIAN
SKRIPSI
Hari ini, Selasa 18 Juni 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
Nama
:
Titis Mega NirmawanNIM
:
106081002508Jurusan
:
Manajemen PemasaranJudul Skripsi
:
Pengaruh Harga,Iklan Televisi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Scoopy (studi kasus pada Konsumen Honda Scoopy di Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat)Setelah mencermati
dan memperhatikan penampilan dan kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebutdiatas dinyatakan lulus dan skripsi
ini
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Juni 2013
Tim Penguji
1.
Leis Suzanawaty, SE, M.Si NIP: 19720809 200501 2004Dr. Ahmad Dumyathi Bashori
NIP : 19700106200312 1 001
Ade Suherlan, SE., MBA
NIP : 19830326 2009 12 2 005
Dr. Yahya Hamja, MM
NIP : 19490602 197803
I 001
MuniatyAisyah, Ir., MM
NIP: 19780307 201101 2 003
Ketua
Z.
-r-4.
5.
Pembimbing I
,
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
Titis Mega NirmawanNo. lnduk
Mahasiswa
:
106081002508Fakultas
:
Ekonomi dan BisnisJurusan
:
Manajemen PemasaranDengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan sripsi ini, saya :
1.
Tidak menggunakanide
orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungj awabkannya2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain3.
Tidak menggunakankarya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpaijin pemilik karya
Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan
data
:
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya,saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. 4.
5.
Jakafia, 20 Juni2013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PRIBADI
Nama : Titis Mega Nirmawan
TTL : Jakarta, 4 Maret 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Asal : Jl. Talas V Rt.04 Rw.09 Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang Selatan
No. Hp : 085778046957
Email : titismega24@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
2006 - 2013 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2003 - 2006 : SMAN 1 Ciputat
2000 - 2003 : SMPN 1 Pamulang
1994 - 2000 : SD Dharma Karya UT
PENGALAMAN ORGANISASI
- KOPMA : Div. Penelitian dan Pengembangan
- Dapur Seni : Div. Talent
ABSTRACT
The aim of this study is to examine the factors that influence consumer purchasing decision of Honda Scoopy products. Those factors are price, television advertising and brand image, which are estimated could influence on purchasing decision of Honda Scoopy product. This research uses Multiple Regression Analysis with statistical program SPSS for windows version 18. The method that is used to determine samples is Non-Probablity sampling through Convenience Sampling, the sampling technique that attempts to obtain the elements samples easily. The number of samples measured are 100 samples by distributing questionnaires.
The study found that the regression equation formed is Y= 1,410 + 0,241 X1 + 0,291 X2
+ 0,593 X3 + e. Simultaneously, the variable of price (X1), television advertising (X2)
and brand image (X3) could influence the purchasing decision by the coefficient value of F-test is 18,811 and the significance value is 0.000<0.05. While partially,all variables of price, television advertising and brand image influence the purchasing decision by the coefficient of t-test is 2,072, 2,463 and 5,119 with significance value is 0,041, 0,016 and 0,000.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk Honda Scoopy. Faktor-faktor yang digunakan adalah harga, iklan televisi dan citra merek yang di hipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Honda Scoopy. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda dengan bantuan program statistik SPSS for windows versi 18.0. Metode penentuan sampel menggunakan Non-Probability sampling melalui cara Convenience Sampling, yaitu teknik sampling nonprobablitas yang berupaya memperoleh sampel dengan mudah. Jumlah sampel yang diukur adalah 100 sampel dengan cara menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian diperoleh bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 1,410 + 0,241 X1 + 0,291 X2 + 0,593 X3 + e . Secara simultan, variabel harga (X1), iklan televisi
(X2) dan citra merek (X3) dapat mempengaruhi keputusan pembelian dengan nilai
koefisien uji F hitung sebesar 18,811 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Sedangkan secara parsial, semua faktor berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai koefisien uji t masing-masing sebesar 2,072, 2,463 dan 5,119 dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,041, 0,016 dan 0,000.
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
nikmat dan petunjuk-NYA sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga, Iklan
Televisi dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy
(Studi Kasus Pada Konsumen Honda Scoopy di Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat)
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurursan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tuaku, terima kasih selama ini kalian selalu mencoba selalu
tersenyum saat aku belum bisa membanggakan kalian, selalu bersabar
membimbingku dan tidak pernah lelah dalam memberikan ketegaran, keyakinan
dan semangat. Terima kasih Ya Rabb, KAU telah takdirkan aku memiliki orang
tua yang sangat luar biasa.
2. Kedua Adikku, Rio Permadi dan Brillian Lucky Sadewo yang telah memberikan
dukungan untuk kakaknya selama ini.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan dan solusi untuk terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Muniaty Aisyah, Ir ., MM selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, dorongan dan solusi untuk terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu serta pengalaman
6. Dita Perucha, terima kasih atas supportnya baik dari segi moril dan materiil
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Makasih ya Sayaaang...
7. Bapak Kapten CHB Wahyudi dan Ibu Kasniarti, terima kasih untuk selalu
mendoakan dan memberikan masukan calon menantunya,,hehehe...
menyelesaikan skripsi dan memberikan banyak pelajaran hidup bagi penulis.
8. Dream Theater dan Ernie Ball JPX BFR yang telah banyak menginspirasi dan
menemani dalam setiap kesempatan mengerjakan skripsi.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan juga bagi
pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan kita bersama.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 20 Juni 2013
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF...ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...v
ABSTRACT...vi
ABSTRAK...vii
KATA PENGANTAR...viii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR TABEL...xv
DAFTAR LAMPIRAN...xvii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Penelitian...1
B. Rumusan Masalah...9
C. Tujuan Penelitian...9
D. Manfaat Penelitian...10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...11
A. Bauran Pemasaran...11
a. Produk...11
b. Harga...13
c. Promosi...13
d. Distribusi...14
B. Harga...15
b. Dasar Penetapan Harga...17
c. Tujuan Penetapan Harga...21
d. Pertimbangan Penetapan Harga...23
e. Strategi Penyesuaian Harga...24
C. Komunikasi Pemasaran...29
a. Pengertian Periklanan...30
b. Fungsi Periklanan...31
c. Tujuan Periklanan...32
d. Efektifitas Periklanan...34
e. Pengertian Iklan Televisi...35
f. Kekuatan Media Televisi...36
g. Kelemahan Media Televisi...37
D. Citra Merek...37
a. Pengertian Merek...37
b. Pengertian Citra Merek...38
c. Faktor-Faktor Pembentuk Citra Merek...39
d. Strategi Perluasan Merek...40
e. Pengukuran Citra Merek...42
E. Keputusan Pembelian...43
a. Perilaku Konsumen...43
b. Pengertian Keputusan pembelian...44
c. Stimulasi Dasar Pembelian...45
d. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian...46
F. Penelitian Terdahulu...48
G. Kerangka Pemikiran...56
H. Hipotesis...58
BAB III METODE PENELITIAN...59
A. Ruang Lingkup Penelitian...59
1. Populasi...59
2. Sampel...60
C. Metode Pengumpulan Data...62
1. Data Primer...62
2. Data Sekunder...63
D. Metode Analisis...64
1. Uji Validitas dan Reliabilitas...64
a. Uji Validitas...64
b. Uji Reliabilitas...64
2. Uji Regresi Linear Berganda...65
a. Koefisien Determinasi (R2)...66
3. Uji Asumsi Klasik...66
a. Uji Normalitas...66
b. Uji Multikolonearitas...67
c. Uji Heterokedastisitas...67
4. Uji Hipotesis...68
a. Uji Parsial dengan t-test...68
b. Uji Simultan dengan F-test...69
E. Operasional Variabel Penelitian...69
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN...74
A. Sekilas Gambaran Perusahaan...74
a. Sejarah Perusahaan...74
b. Visi dan Misi Perusahaan...75
c. Profil Perusahaan...76
B. Gambaran Umum Honda Scoopy...78
C. Penemuan dan Pembahasan...79
a. Uji Validitas dan Reliabilitas...79
b. Karakteristik Responden...86
E. Uji Asumsi Klasik...106
a. Uji Normalitas...106
b. Uji Multikolonearitas...107
c. Uji Heterokedastisitas...108
F. Uji Hipotesis...109
a. Uji Parsial dengan t-test...109
b. Uji Simultan dengan F-test...110
G. Uji Regresi Linear Berganda...111
a. Persamaan Regresi Linear Berganda...111
b. Uji Koefisien Determinasi...112
H. Interpretasi...113
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...116
A. Kesimpulan...116
B. Implikasi...117
C. Saran...117
DAFTAR PUSTAKA...119
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian...125
Lampiran 2 : Frekuensi Data...130
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan SPSS...138
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga...17
2.2. Proses Keputusan Pembelian...47
2.3. Kerangka Pemikiran...57
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...87
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...87
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...88
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...89
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran...89
4.6. Uji Normalitas Data...106
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Data Penjualan Sepeda Motor Indonesia 2009-2012 (dalam unit)...4
1.2. Penjualan Honda Scoopy Per Januari-Desember 2011 (dalam unit)...6
1.3. Data Penjualan Honda Scoopy dan Yamaha Fino Periode Januari-Agustus 2012
(dalam unit)...8
2.1. Penelitian Terdahulu...54
3.1. Penilaian Pada Jawaban Skala Likert...63
3.2. Tabel Operasional Variabel...70
4.1. Profil PT. Astra Honda Motor...76
4.2. Hasil Output Validitas Variabel Harga...80
4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pertanyaan Variabel Harga...80
4.4. Hasil Output Reliabilitas Harga...81
4.5. Hasil Output Validitas Iklan Televisi...82
4.6.Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pertanyaan Variabel Iklan Televisi...82
4.7. Hasil Output Reliabilitas Iklan Televisi...83
4.8. Hasil Output Validitas Citra Merek...83
4.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pertanyaan Citra Merek...84
4.10. Hasil Output Reliabilitas Variabel Citra Merek...84
4.11. Hasil Output Validitas Keputusan Pembelian...85
4.12. Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pertanyaan Variabel Keputusan Pembelian...85
4.13. Hasil Output Reliabilitas Keputusan Pembelian...86
4.14. Harga Sesuai Dengan Kualitas Produk...90
4.15. Harga Jual Kembali Produk...91
4.16. Potongan Harga Saat pembelian Cash...91
4.18. Harga Honda Scoopy Terjangkau...92
4.19. Terjangkaunya Harga Service...93
4.20. Terjangkaunya Harga Suku Cadang...93
4.21. Iklan Honda Scoopy Menarik...94
4.22. Iklan Mempengaruhi Keputusan pembelian...95
4.23. Alur Cerita Iklan Menarik...95
4.24. Mengetahui Produk Melalui Iklan Televisi...96
4.25. Slogan dan Visualisasi Iklan Mudah Diingat...96
4.26. Slogan dan Visualisasi Iklan Mudah Dimengerti...97
4.27. Iklan Bersifat Komunikatif...97
4.28. Honda Sebagai Market Leader...98
4.29. Citra Honda Scoopy baik...98
4.30. Produk Memiliki Keunikan Berbeda dari Produk Pesaing...99
4.31. Penampilan Fisik Produk Unik dan Menarik...99
4.32. Merek Mudah Diucapkan...100
4.33. Merek Mudah Diingat...100
4.34. Pembelian Dapat Memenuhi Ekspektasi...,...101
4.35. Informasi Tentang Produk Mempengaruhi dalam Mengambil Keputusan...102
4.36. Desain Produk Sesuai Harapan...102
4.37. Membandingkan Dengan Produk Pesaing...103
4.38. Menganalisa Sebelum Membeli...103
4.39. Bertanya Pendapat Orang Lain Sebelum Membeli...104
4.40 Kepuasan Penggunaan Produk...104
4.41. Merekomendasikan Produk Kepada Konsumen Lain...105
4.42. Hasil Uji Multikolonearitas...107
4.43. Hasil Uji t-Hitung...109
4.44. Hasil Uji F-Hitung...110
4.45. Persamaan Regresi Linear Berganda...111
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian...125
2. Frekuensi Data...130
3. Hasil Perhitungan SPSS...138
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan semakin
canggih dan pesat. Keadaan ini telah mengakibatkan persaingan diantara
berbagai perusahaan menjadi semakin ketat. Berbagai macam cara dilakukan
oleh perusahaan untuk mengembangkan dan menjaga eksistensinya dalam
dunia usaha, yakni dengan selalu menarik pikiran dan hati konsumen agar
menjadi pelanggan. Salah satu cara yang dilakukan dalam membangun dan
menjaga eksistensinya, perusahaan seringkali menetapkan harga terlebih
dahulu dan menjadikannya sebagai dasar estimasi keuntungan bagi
perusahaan. Machfoedz (2010:64) menyatakan bahwa harga merupakan faktor
penentu permintaan pasar pada suatu barang atau produk. Harga juga
berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya
karena harga menentukan pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Selain merupakan jalan masuknya uang ke perusahaan, harga juga
berhubungan dengan kualitas suatu produk. Oleh karena itu, Schiffman dan
Kanuk (2006) dalam Rahma dkk (2012:4) mendefinisikan harga merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk atau
jasa yang diinginkan. Konsumen akan melihat terlebih dahulu harga yang
tercantum pada sebuah produk dikarenakan sebelum membeli, konsumen
sudah berfikir tentang sistem hemat yang tepat. Selain itu konsumen dapat
yang telah dibeli. Pemikiran tersebut penting bagi para konsumen untuk
menjadikan sebuah pertimbangan dalam membeli. Umumnya konsumen
tertarik untuk membeli sebuah produk setelah mencermati dan
mempertimbangkan harganya, akan tetapi faktor non harga juga tak kalah
penting dalam keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.
Faktor non harga tersebut salah satunya adalah pengenalan melalui
media promosi. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
melalui media periklanan. Menurut Machfoedz (2010:22) periklanan
memungkinkan penjual untuk menyampaikan pesan berulang kali, dan
memungkinkan konsumen untuk menerima dan membandingkan pesan dari
berbagai pesaing. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini disebabkan karena daya
jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat
luas, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang
ditujukan kepada masyarakat luas (Morissan, 2007:14).
Iklan adalah media yang paling efektif dimana perusahaan besar maupun
kecil membuatnya untuk mempromosikan produk dalam rangka mengenalkan,
mendekatkan dan sebagai media informasi yang diperlukan konsumen untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk. Sebagai media yang
efektif, televisi adalah pilihan utamanya. Karena dewasa ini televisi
merupakan teknologi yang umum dijumpai hampir disetiap rumah penduduk
menyebutkan bahwa televisi dapat menjangkau wilayah yang sangat luas dan
fleksibel dalam penyampaian pesan.
Seiring dengan makin meningkatnya populasi manusia dan semakin
tingginya mobilitas masyarakat, amat berpengaruh terhadap pemenuhan
kebutuhan terutama kebutuhan alat transportasi khususnya kendaraan roda dua
atau sepeda motor. Sepeda motor banyak diminati dan dimiliki oleh banyak
masyarakat Indonesia dikarenakan sepeda motor adalah alat transportasi yang
efektif dan efisien apabila dibandingkan dengan mobil. Sepeda motor terus
berkembang dan menjadi salah satu transportasi andalan di Indonesia.
Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri bisnis sepeda motor,
berdampak pada timbulnya persaingan antar perusahaan sejenis yang hadir
dalam eksistensinya memenuhi kebutuhan berkendara konsumen terutama
dengan keunggulan yang masing-masing dimiliki tiap perusahaan guna
merebut pasar dan perhatian konsumen.
PT. Astra Honda Motor (AHM) adalah salah satu perusahaan terbesar
yang bergerak sekaligus sebagai pelopor dalam industri bisnis sepeda motor di
Indonesia dengan produknya yang dikenal dengan Honda. Dari tahun ke
tahun, Honda adalah market leader sepeda motor di Indonesia. Hal ini bisa
Tabel 1.1
Data Penjualan Sepeda Motor Indonesia 2009-2012 (dalam unit)
No. Merek
2009 2010 2011 2012
Unit (market share) Unit (market share) Unit (market share) Unit (market share)
1 Honda 2.701.278
(46,2%)) 3.418.632 (46,60%) 4.276.136 (53,16%) 4.092.693 (57,31%)
2 Yamaha 2.650.895
(45,32%) 3.345.680 (45,50%) 3.147.873 (39,14%) 2.433.354 (34,07%)
3 Suzuki 938.135
(7,5%)) 526.003 (6,55%) 494.481 (6,15%) 465.630 (6,52%)
4 Kawasaki 58.185
(1%) 87.004 (1,05%) 100.673 (1,75%) 131.657 (1,84%)
5 Lain-lain 3.413
(0,1%) 21.325 (0,29%) 24.372 (0,30%) 18.252 (0,26%)
Total 5.851.963
(100%) 7.389.664 (100%) 8.043.535 (100%) 7.141.586 (100%)
Sumber : AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) yang telah
diolah peneliti.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahunnya Honda memang
selalu merajai penjualan sepeda motor di Indonesia mengalahkan pesaing
terberatnya yakni Yamaha serta pesaing lainnya seperti Suzuki dan Kawasaki.
Dari tabel tersebut juga dapat disimpulkan bahwa volume penjualan
mengalami peningkatan. Secara tidak langsung berdampak pada timbulnya
peningkatan permintaan akan produk sepeda motor di Indonesia. Perusahaan
yang tidak mampu mengeluarkan produk barunya akan menghadapi resiko
perusahaan tersebut tidak mampu mempertahankan konsumen dan tidak
mampu bersaing dengan para pesaingnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, aspek lainnya yang harus dimiliki dan
dipertahankan nilai positifnya bagi setiap perusahaan adalah citra merek.
Karena pada dasarnya, pengertian dari kata merek itu sendiri menurut Dolak
(2004) dalam Hapsari (2008:5) yakni “ A brand is an identificable entity that
makes spesific promises of value”. Yang berarti bahwa sebuah merek
merupakan alat identifikasi yang secara spesifik membuat nilai yang
menjanjikan. Hal yang sangat penting bagi produsen maupun konsumen.
Merek bukan hanya simbol yang dipakai untuk mengidentifikasi produk atau
perusahaan. Peranan atau fungsi dari suatu merek bukan hanya sebagai
pembeda dari produk yang dihasilkan oleh produsen yang satu dengan
produsen lainnya, namun merek merupakan penentu dalam menghasilkan
suatu competitive advantages yakni keunggulan kompetitif. Konsumen
memandang merek sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam
melakukan suatu keputusan pembelian, merek merupakan nilai tambah bagi
suatu produk. Citra merek yang positif akan membuat konsumen menyukai
suatu produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari, sedangkan
bagi produsen, citra merek yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran
pesaing.
Dalam menghadapi ketatnya persaingan, PT. Astra Honda Motor
mengeluarkan produk sepeda motor matik pertama yang mengusung gaya
pasar motor nasional kembali terlihat. Terbukti melalui Honda Scoopy ini,
AHM menciptakan trend baru untuk anak muda yang ingin tampil beda dan
mengedepankan gaya hidup serta kebebasan berekspresi (
www.astra-honda.com).
Presdir PT. AHM Yusuke Hori mengatakan kehadiran Scoopy adalah
salah satu bentuk komitmen Honda untuk terus menghadirkan produk motor
inovatif bagi konsumen di Indonesia (www.astra-honda.com). Ditambah
dengan keyakinan bahwa Honda Scoopy adalah trendsetter atau pioneer
motor matik retro modern di Indonesia. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh
Executive Vice President PT. AHM Johannes Loman yang menuturkan
“Scoopy akan melengkapi line-up produk skutik Honda di Indonesia sekaligus
akan memperkuat penetrasi Honda di segmen skutik yang saat ini sedang
tumbuh pesat” (www.astra-honda.com). Data penjualan Honda Scoopy dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel.1.2
Penjualan Honda Scoopy Per Januari – Desember 2011 (dalam unit) Januari 23.791 Juli 16.958
Februari 18.421 Agustus 18.037
Maret 23.551 September 22.810
April 23.095 Oktober 22.109
Mei 17.031 November 20.451
Juni 13.392 Desember 9.082
Sumber : www.motorplus-online.com berdasarkan AISI (Asosiasi
Dari data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan sepeda
motor matic bergaya retro modern ini masing-masing selama 6 (enam) bulan
tercatat lebih dari 20.000 unit yakni pada bulan Januari, Maret, April,
September, Oktober dan November serta 6 (enam) bulan sisanya masih berada
di angka belasan ribu.
Kehadiran Honda Scoopy sebagai motor matic bergenre retro modern saat
ini tidak bisa dikatakan tanpa pesaing. Sebab, rival terberatnya yakni Yamaha
juga sudah mengeluarkan sepeda motor yang bergenre serupa dengan Honda
Scoopy yakni matik retro modern yang diberi nama Yamaha Fino. Hal ini
dilakukan Yamaha mengingat potensi permintaan motor jenis ini yang
semakin hari semakin menjanjikan terutama untuk menyaingi popularitas
Honda Scoopy.
Untuk itu, segenap cara dilakukan seperti membuat Yamaha Fino ke
dalam 3 (tiga) macam pilihan yakni Fino Classic, Sporty dan Fashion. Dari
segi harga, Yamaha menetapkan harga yang lebih murah daripada Scoopy.
Yakni untuk Fino Fashion dan Sporty dibanderol dengan harga 13,5 juta
rupiah dan Fino Classic dengan harga 13,65 juta rupiah sedikit lebih murah
dibandingkan Honda Scoopy yang dibanderol dengan harga 13,75 juta rupiah.
Penetapan harga pada Yamaha Fino diharapkan mampu mengalahkan rival
utamanya yakni Honda Scoopy. Namun, berbeda menurut Peter dan Olson
(Rangkuti, 2009:154) dalam Sari (2013:285) berpendapat bahwa dalam
pengambilan keputusan pembelian, apabila konsumen dihadapkan pada
konsumen akan cenderung memilih nama merek terlebih dahulu setelah itu
memikirkan harga, hal ini karena citra merek yang terbentuk dibenak
konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki
konsistensi dalam pembelian produk yang diinginkan. Maka dari itu, untuk
mengetahuinya, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) melakukan
survei mengenai persaingan Honda Scoopy dengan Yamaha Fino sebagaimana
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut.
Tabel.1.3
Data Penjualan Honda Scoopy dan Yamaha Fino periode Januari – Agustus Tahun 2012 (dalam unit)
Tipe Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust
Fino
Classic
- 6.536 12.290 11.416 1.566 1.111 751 108
Fino Sporty - 6.621 11.971 10.780 1.072 241 163 54
Fino
Fashion
- 6.726 8.331 3.818 544 305 54 1
Total - 19.883 32.591 26.064 3.182 1.657 968 163
Scoopy 16.746 15.467 14.587 19.103 15.686 10.976 7.845 11.577
Sumber : www.proud2rideblog.com berdasarkan AISI (Asosiasi Industri
Sepeda Motor Indonesia), 2012
Dengan melihat tabel diatas dapat dilihat persaingan Honda Scoopy
dengan Yamaha Fino dari bulan Januari sampai dengan Agustus tahun 2012.
penjualan pada 3 (tiga) bulan awalnya saja. Honda Scoopy tetap unggul
meskipun volume penjualan naik turun sampai dengan bulan Agustus 2012.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan suatu
penelitian dengan judul “Pengaruh Harga, Iklan Televisi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy” .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan
adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda Scoopy?
2. Apakah terdapat pengaruh antara iklan televisi terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda Scoopy?
3. Apakah terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda Scoopy?
4. Apakah terdapat pengaruh simultan antara harga, iklan televisi dan citra
merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Scoopy?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui hubungan secara parsial variabel harga, iklan televisi
dan citra merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda
2. Untuk mengetahui secara simultan variabel harga, iklan televisi dan citra
merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor honda Scoopy.
3. Untuk mengetahui mana yang lebih besar pengaruhnya antara harga, iklan
televisi dan citra merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor
Honda Scoopy.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat :
1. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat melihat sejauh mana
penerapan teori yang diperoleh selama kuliah dengan praktek yang
sebenarnya terjadi.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan
yang berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi
untuk penelitian lebih lanjut jika berminat.
4. Bagi Konsumen
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bauran Pemasaran
Menurut Swasta dan Irawan dalam Tan (2011:26) marketing mix atau
bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi. kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan
dalam definisi tersebut adalah termasuk keputusan-keputusan dalam empat
variabel yaitu produk, harga, promosi, distribusi.
Menurut Machfoedz (2010:61) bauran pemasaran adalah sarana
pemasaran taktis meliputi produk, harga, tempat dan promosi yang
dibaurkan untuk mendapat respons yang diinginkan dari pasar sasaran.
Bauran pemasaran tersebut meliputi :
a. Produk
Machfoedz (2010:62) menyatakan bahwa produk bukan sekedar
komponen fisik, melainkan barang atau jasa yang mencerminkan
potensi untuk memenuhi rentang kebutuhan konsumen, baik yang
disadari maupun yang tidak disadari.
Kotler dan Armstrong (2006:218) dalam Chandra (2012:168)
mendefinisikan bahwa produk sebagai “anything that can be offered
to a market for attention, acquisition, use or consumption and that
yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
pembelian, penggunaan atau pemakaian dan dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan. Produk yang berwujud umumnya disebut
dengan barang. Sedangkan produk yang tidak berwujud disebut
dengan jasa.
Atribut produk merupakan karakteristik yang melekat pada
produk yang dapat dijadikan suatu ciri khas produk tersebut
dibandingkan produk yang lain. Menurut Bilson (2007:79) dalam
Setiawan dkk (2011:6) atribut adalah karakteristik yang
membedakan merek atau produk dari produk yang lain seperti
merek, performance, daya tahan, keandalan, desain, gaya dan
reputasi.
Menurut Tjiptono (2008:103) dalam Setiawan dkk (2011:6)
menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan,
jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya,
Definisi serupa diungkapkan oleh Stanton (1985:269) dalam
Setiawan dkk (2011:6) bahwa atribut-atribut yang melekat pada
sebuah produk yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian, antara lain: merek, kemasan,
label, desain produk, warna, kualitas produk, pelayanan produk. dan
b. Harga
Variabel harga dalam bauran pemasaran mengacu pada apa yang
harus diberikan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa
yang biasanya menggunakan nilai uang (Morissan, 2007:59).
Menurut Dharmesta dan Irawan (2001:241) dalam Munawaroh
(2011:179) mendefinisikan bahwa harga adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk atau
layanan.
c. Promosi
Menurut Dharmesta dan Irawan (2001:349) dalam Munawaroh
(2011:179) mendefinisikan bahwa promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Ada lima variabel menurut Simamora (2003:294) dalam
Chandra (2012:170) yang terdapat dalam bauran promosi, yaitu iklan
(advertising), penjualan personal (personal selling), hubungan
masyarakat (public relation), promosi penjualan (sales promotion),
dan pemasaran langsung (direct marketing). Hal ini juga diperkuat
oleh Kasmir (2004:176) dalam Chandra (2012:170) bahwa ada
empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap
perusahaan dalam mempromosikan produk maupun jasanya yaitu: 1.
Hubungan Masyarakat atau publisitas (Public relation/Publicity). 4.
penjualan secara pribadi (personal selling).
d. Distribusi
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001:285) dalam Munawaroh
(2011:179) distribusi (saluran) merupakan suatu struktur organisasi
dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer,
pedagang besar dan pengecer melalui nama sebuah komoditi produk
atau jasa yang ditawarkan.
Saluran distribusi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang
dilakukan agar produk tersebut tersedia, dan dapat diperoleh bagi
konsumen sasaran. Sebagaimana M. Musid (2003:85) dalam Tan
(2011:27) mendefinisikan saluran distribusi (Channel of
Distribution) adalah lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan
untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa
dari produsen ke konsumen.
Definisi serupa diungkapkan oleh Morrisan (2007:61) bahwa saluran
pemasaran (distribusi) yang merupakan elemen tempat dari bauran
pemasaran merupakan sejumlah organisasi yang saling bergantung
satu sama lain dalam menyediakan barang atau jasa untuk digunakan
B. Harga
a. Pengertian Harga
Definisi harga menurut Cannon dkk (2008) dalam Baedowi dan
Lataruva (2012:3) menyatakan bahwa harga adalah sesuatu yang
diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang
ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan.
Kotler dan Amstrong (2001) dalam Baedowi dan Lataruva
(2012:3) berpendapat bahwa harga dapat menunjukkan kualitas merek
dari suatu produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga
yang mahal biasanya memiliki kualitas yang baik. Pada umumnya harga
mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga
maka akan semakin tinggi kualitas. Konsumen mempunyai anggapan
adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk,
maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan
yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk
membeli suatu produk.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003) dalam Rahma dkk (2012:3)
mengatakan bahwa harga adalah sebuah nilai atau uang yang dapat
ditukar dengan produk atau jasa untuk mendapatkan suatu keuntungan
dari produk atau jasa tersebut.
Menurut Umar (2000:32) dalam Tambunan dan Widiyanto
(2013:3-4) mendefinisikan harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual
melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga
yang sama terhadap semua pembeli.
Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar
pada suatu barang atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi
kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu, harga
menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Selain merupakan
jalan masuknya uang ke perusahaan, harga juga berhubungan dengan
kualitas suatu produk. Konsumen memandang harga sebagai indikator
kualitas produk, terutama jika mereka harus mengambil keputusan
membeli dengan informasi yang tidak lengkap (Machfoedz, 2010:64).
Definisi berbeda dari Peter dan Olson dalam Morissan (2007:59)
bahkan mengungkapkan bahwa harga produk ditentukan dengan juga
memperhitungkan waktu yang digunakan untuk menghasilkan suatu
produk, aktivitas mental yang dilakukan dan bahkan upaya tingkah laku
mendukung produk tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2006) dalam Rahma dkk (2012:4)
menyatakan bahwa harga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
konsumen dalam membeli suatu produk atau jasa yang diinginkan.
Kotler dan Armstrong (2001) dalam Kurniawan dan Astuti
(2012:3) menyatakan bahwa harga adalah hal yang diperhatikan
b. Dasar Penetapan Harga
Menurut Machfoedz (2010:64-67) Penetapan harga dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor lingkungan
eksternal seperti yang terlihat dalam gambar. Faktor internal meliputi
tujuan pemasaran perusahaan, biaya, dan metode penetapan harga.
Faktor eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan
elemen lingkungan yang lain.
Gambar 2. 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga
Sumber : Machfoedz (2010 : 65)
1. Faktor Internal yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi
tujuan pemasaran, strategi bauran pemasaran dan biaya. Faktor internal :
- Tujuan
pemasaran
- Strategi bauran
pemasaran
- Biaya
- Metode
penetapan harga
Faktor eksternal :
- Sifat pasar dan
permintaan
- Persaingan
- Faktor
lingkungan lain
(perekonomian,
pemerintah) Penetapan
a) Tujuan Pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan menetapkan
strategi untuk produk. Jika perusahaan telah memilih pasar
sasaran dan menentukan posisi dengan cermat, kemudian
strategi bauran pemasarannya, akan lebih efektif. Misalnya,
jika Honda menetapkan produk sepeda motor besar untuk
kalangan berpenghasilan tinggi agar dapat bersaingdengan
produk sejenis buatan Eropa seperti BMW, atau Amerika
Serikat dengan Harley Davidson, disarankan Honda memasang
harga tinggi yang kompetitif.
b) Strategi Bauran pemasaran
Harga merupakan salah satu dari sarana bauran
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran. Penetapan harga harus dikoordinasikan
dengan desain produk, distribusi, penetapan promosi untuk
membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif.
Perusahaan seringkali menetapkan harga terlebih dahulu
dan kemudian menjadikannya dasar untuk keputusan bauran
pemasaran lainnya pada harga yang ditetapkan. Dalam hal ini,
harga merupakan faktor penting yang menentukan pasar
produk, persaingan dan desain. Harga yang dimaksud
menentukan ciri produk yang dapat ditawarkan dan biaya
Dengan demikian, perusahaan harus mempertimbangkan
seluruh bauran pemasaran pada waktu penetapan harga. Jika
produk diposisikan pada faktor bukan harga (nonprice), maka
keputusan tentang kualitas, promosi, dan distribusi akan sangat
mempengaruhi harga. jika harga dipandang sebagai faktor
penentuan posisi yang penting, harga akan sangat berpengaruh
pada pengambilan keputusan tentang elemen bauran pemasaran
yang lain. Pada umumnya, perusahaan akan
mempertimbangkan semua keputusan bauran perusahaan
secara bersama-sama pada waktu mengembangkan program
pemasaran.
c) Biaya
Biaya merupakan faktor yang menjadi dasar penetapan
harga yang diterapkan pada produk. Perusahaan menginginkan
agar harga yang ditetapkan dapat mencakup semua biaya untuk
memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk serta
tingkat laba yang sesuai dengan upaya yang dilakukan dan
risiko yang dihadapi. Biaya perusahaan bisa merupakan elemen
penting dalam strategi penetapan harga. Banyak perusahaan
yang berusaha untuk dapat menekan biaya dalam industri.
Perusahaan yang berhasil menekan biaya dapat menetapkan
harga rendah yang pada akhirnya meningkatkan penjualan dan
2. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Faktor eksternal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi
pasar dan permintaan, dan persepsi konsumen terhadap harga dan
nilai.
a) Pasar dan Permintaan
Apabila menentukan batas bagian bawah harga, pasar dan
permintaan menentukan bagian atasnya. Konsumen
menyeimbangkan antara harga produk atau jasa dengan
manfaat yang dapat diperoleh. Dengan demikian, sebelum
harga ditetapkan, perusahaan harus memahami hubungan
antara harga dan permintaan produknya.
b) Persepsi Konsumen terhadap Harga dan Nilai
Pada waktu menetapkan harga, perusahaan harus
mempertimbangkan persepsi konsumen terhadap harga dan
cara persepsi tersebut mempengaruhi keputusan pembelian.
Penetapan harga, seperti halnya keputusan bauran pemasaran
yang lain, harus diarahkan kepada konsumen.
Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka
menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu
untuk dimiliki atau dimanfaatkan. Penetapan harga berorientasi
pembeli yang efektif meliputi pemahaman tentang besarnya
penetapan harga yang sesuai dengan nilai tersebut. Manfaat ini
dapat dirasakan dalam bentuk nyata.
Ambil contoh, menghitung biaya bahan untuk makanan di
sebuah restoran relatif mudah. Namun, mendesain nilai untuk
menciptakan kepuasan orang lain seperti selera, lingkungan,
suasana santai, percakapan, dan status bukan pekerjaan mudah.
Nilai tersebut akan berbeda untuk konsumen dan situasi yang
berbeda. Hal ini menjadikan perusahaan tidak jarang menemui
kesulitan dalam menyelesaikan produk dengan keinginan
konsumen. Nilai produk merupakan tolak ukur kesediaan
konsumen untuk membeli. Jika konsumen menilai harga suatu
produk lebih besar daripada nilainya, mereka tidak akan
membeli. Sebaliknya, jika nilai produk lebih besar daripada
harganya, mereka akan membeli.
c. Tujuan Penetapan Harga
Menurut Machfoedz (2010:67-68) Penetapan harga harus
diarahkan pada suatu tujuan. Sebelum penetapan harga dilakukan,
tujuannya harus ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan penetapan harga
1. Tujuan Berorientasi Laba
Perusahaan dapat memilih satu diantara dua tujuan berorientasi
laba dalam kebijaksanaan penetapan harga. Tujuan berorientasi laba
dapat ditempuh dalam periode jangka pendek atau jangka panjang.
a. Mencapai Target Laba
Sebuah perusahaan dapat menetapkan harga produknya
untuk mencapai persentase tertentu dari penjualan atau
investasinya. Pencapaian tujuan seperti ini diterapkan oleh
pedagang perantara atau produsen. Banyak pengusaha
perdagangan eceran dan grosir menggunakan target laba
pada penjualan neto sebagai tujuan penetapan harga periode
jangka pendek.
b. Meningkatkan Laba
Tujuan penetapan harga untuk mendapat uang
sebanyak-banyaknya mungkin diikuti oleh sejumlah besar
perusahaan daripada tujuan lainnya. Kesuliatn yang
dihadapi oleh tujuan ini adalah bahwa istilah memperbesar
laba berkonotasi buruk yang dihubungkan dengan harga
tinggi dan monopoli.
Tujuan memperbesar laba akan lebih menguntungkan
perusahaan jika diaplikasikan dalam jangka panjang.
Tetapi, untuk mengaplikasikan ini perusahaan harus
2. Tujuan Berorientasi Penjualan
a. Meningkatkan Volume Penjualan
Penetapan harga di beberapa perusahaan difokuskan
pada volume penjualan selama periode waktu tertentu,
misalnya 1 tahun atau 3 tahun. Manajemen bertujuan
meningkatkan volume penjualan dengan memberikan
diskon atau strategi penetapan harga yang agresif lainnya
meskipun harus mengalami rugi dalam jangka pendek.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar
Beberapa perusahaan, besar dan kecil, menetapkan
harga dengan tujuan untuk mempertahankan atau
meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Misalnya, ketika
mata uang Jepang, yen, nilainya melebihi nilai dolar AS,
produk jepang menjadi lebih mahal di Amerika Serikat.
Perusahaan jepang dihadapkan pada prospek berkurangnya
pangsa pasar. Untuk mempertahankan pangsa pasar,
perusahaan jepang menerima marjin laba yang lebih kecil
dan mengurangi biaya sehingga dapat menjual produk
dengan harga di bawah harga jual yang seharusnya.
d. Pertimbangan Penetapan Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:481-485) strategi penetapan
1. Penetapan Harga Lini Produk (product line pricing)
Menetapkan tingkatan-tingkatan harga antara berbagai produk
dalam sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara
produk, evaluasi pelanggan terhadap sifat-sifat yang berbeda, dan
harga pesaing.
2. Penetapan harga produk pilihan (optional product pricing)
Penetapan harga dari produk pilihan ataupun pelengkap bersama
produk utama.
3. Penetapan harga produk terikat (captive product pricing)
Menetapkan suatu harga untuk produk-produk yang harus
digunakan bersama satu produk utama.
4. Penetapan harga produk sampingan (by product pricing)
Menetapkan harga untuk produk sampingan dengan maksud
membuat harga produk utama lebih kompetitif.
5. Penetapan Harga paket produk (produk bundle pricing)
Menggabungkan beberapa produk dan menawarkan paket
tersebut pada harga yang lebih rendah.
e. Strategi Penyesuaian Harga
Perusahaan pada umumnya menyesuaikan harga dengan
memperhitungkan perbedaan konsumen dan perubahan situasi. Menurut
Kotler dan Armstrong (2008:9-20) ada beberapa hal yang diterapkan
1. Penetapan harga diskon dan Potongan harga
Sebagian besar perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka
untuk memberikan pelanggan penghargaan atas respons tertentu,
seperti pembayaran rekening tagihan tepat waktu, volume
pembelian dan pembelian diluar musim. Penyesuaian harga ini
disebut diskon atau potongan harga. Diskon adalah potongan harga
langsung terhadap pembelian selama periode waktu tertentu.
Sedangkan potongan harga adalah uang promosi yang dibayarkan
produsen kepada pengecer sebagai imbalan atas kesepakatan untuk
menampilkan produk produsen dalam beberapa cara.
Machfoedz (2010:71-72) menjelaskan uraian rinciannya
sebagai berikut :
a. Diskon kontan
Diskon kontan adalah pengurangan harga untuk pembeli yang
membayar lebih awal. Kebijaksanaan ini membantu
peningkatan penjualan kontan dan mengurangi kemungkinan
terjadinya piutang tak tertagih serta biaya penagihan kredit.
b. Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas adalah pengurangan dari daftar harga penjual
yang menarik minat konsumen untuk membeli dalam jumlah
besar. Diskon didasarkan pada volume pembelian baik dalam
c. Penurunan harga
Penurunan harga merupakan bentuk lain pengurangan harga
dari daftar produk yang ditawarkan. Misalnya, penurunan
harga pada saat menukarkan produk lama dengan produk yang
baru.
d. Diskon Musiman
Diskon musiman adalah pengurangan harga yang diberikan
kepada konsumen yang membeli barang atau jasa di luar
musim. Misalnya, hotel dan penginapan akan menawarkan
diskon musiman pada waktu frekuensi kunjungan tamu rendah,
atau di luar musim wisata.
e. Diskon fungsional
Diskon fungsional (juga disebut diskon perdagangan) adalah
diskon yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada anggota
saluran perdagangan yang melakukan fungsi tertentu. Misalnya
penjualan dan pergudangan.
2. Penetapan Harga Tersegmentasi
Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk
memungkinkan adanya perbedaan dalam pelanggan, produk dan
lokasi. Dalam penetapan harga tersegmentasi, perusahaan menjual
produk atau jasa dalam dua harga atau lebih, meskipun perbedaan
harga itu tidak berdasarkan perbedaan biaya. Harga berkata tentang
ukur kualitas. Dalam memanfaatkan penetapan harga psikologis,
penjual tidak semata-mata mempertimbangkan nilai ekonomis,
selain itu juga mempertimbangkan nilai psikologis. Misalnya, dari
suatu kajian tentang hubungan antara harga dan kualitas sepeda
motor didapati bahwa konsumen berfikir bahwa harga mahal
identik dengan kualitas yang baik.
3. Penetapan Harga Psikologis
Penetapan harga psikologis adalah pendekatan harga yang
mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi,
harga digunakan untuk mengatakan sesuatu tentang produk.
Biasanya konsumen akan menganggap produk dengan harga yang
lebih tinggi memiliki kualitas yang tinggi. namun apabila
konsumen dapat mempelajari dan menilai pengalaman di masa lalu
dengan produk tersebut, mereka tidak terlalu mengandalkan harga
untuk menilai kualitas. Tetapi ketika mereka tidak dapat menilai
kualitas karena kekurangan informasi atau keahlian, harga menjadi
tanda kualitas yang penting.
4. Penetapan Harga Promosi
Penetapan harga promosi merupakan penetapan harga produk
dibawah harga resmi untuk sementara, dan kadang-kadang bahkan
dibawah biaya, untuk menciptakan gairah pembelian dan urgensi.
Perbedaan lokasi geografis merupakan salah satu pertimbangan
meliputi jarak lokasi konsumen dari perusahaan berkaitan dengan
biaya distribusi, dan variasi tingkat harga berdasarkan biaya
transportasi.
5. Penetapan Harga Geografis
Penetapan harga geografis merupakan penetapan harga bagi
pelanggan yang terletak di berbagai belahan negeri atau dunia.
Menurut Machfoedz (2010-73) menyatakan bahwa perbedaan
lokasi geografis merupakan salah satu pertimbangan dalam
menentukan harga produk. Pertimbangan ini meliputi jarak lokasi
konsumen dari perusahaan berkaitan dengan biaya distribusi, dan
variasi tingkat harga berdasarkan biaya transportasi.
6. Penetapan Harga Dinamis
Sepanjang sejarah, harga ditetapkan berdasarkan negosiasi
antar pembeli dan penjual. Kebijakan harga tetap merupakan ide
yang relatif modern yang tumbuh bersama perkembangan
perdagangan eceran skala besar di akhir abad kesembilan. Mereka
menggunakan harga dinamis yaitu, terus menerus menyesuaikan
harga untuk memenuhi karakteristik dan kebutuhan pelanggan
individual dan situasi dengan maksud tujuan agar harga yang
ditawarkan lebih terjangkau berdasarkan kelompok pasar
masing-masing. penetapan harga ini menyesuaikan harga menurut
kekuatan pasar dan sering berhasil memberi manfaat kepada
geografis dimana perusahaan menetapkan harga yang sama
ditambah biaya pengiriman ke setiap konsumen tanpa
mempertimbangkan lokasi.
7. Penetapan Harga Internasional
Perusahaan yang memasarkan produk mereka secara
internasional harus memutuskan berapa harga yang diterapkan di
berbagai negara dimana mereka beroperasi. harga yang
diberlakukan perusahaan di negara tertentu bergantung pada
banyak faktor, termasuk kondisi ekonomi, situasi kompetitif,
hukum dan peraturan, dan perkembangan sistem perdagangan
grosir dan eceran.
C. Komunikasi Pemasaran
Menurut Keegan (1995) dalam Machfoedz (2010:16) mendefinisikan
bahwa komunikasi pemasaran adalah semua elemen dalam pemasaran yang
memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan
stakeholder perusahaan.
Sedangkan menurut Assael (1992:586) dalam Astuti dan Yeni
(2007:279) mendefinisikan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha
untuk menempatkan atau memposisikan suatu produk agar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, suatu manfaat atau keunggulan produk
Pengertian dari Machfoedz (2010:16-17) komunikasi pemasaran adalah
istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk
dari pemasar sampai kepada konsumen. Dalam hal ini, penulis
mengembangkan salah satu komunikasi pemasaran yakni periklanan.
a. Pengertian Periklanan
Kata iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya lebih kurang
adalah menggiring orang pada gagasan (Ibrahim, 2007:47). Menurut
Kotler (2003) dalam Ibrahim (2007:47) mendefinisikan periklanan
secara komprehensif adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide,
barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran.
Menurut Goldsmith dan Lafferty (2002) dalam Bisht (2013:150)
mendefinisikan periklanan yaitu advertising is to create understanding,
liking, and selection of product or services. yang berarti bahwa
periklanan adalah cara untuk menciptakan pengertian, rasa menyukai,
dan sebagai cara untuk menyeleksi produk atau jasa.
Menurut Peter dan Olson (2000:195) dalam Hapsari (2008:3)
Periklanan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal karena
daya jangkaunya yang luas. Iklan yang disenangi konsumen terlihat
menciptakan sikap merek yang positif dan keinginan untuk membeli
yang lebih ketimbang iklan yang tidak mereka sukai.
Definisi lain dari Tjiptono (1997:226) dalam Setiawan dkk
didasar pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu
produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa yang
menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang untuk melakukan
pembelian.
b. Fungsi Periklanan
Fungsi periklanan dalam rencana promosi merupakan suatu fungsi
yang penting. Periklanan mempunyai peran penting karena iklan dapat
menyampaikan informasi, mengingatkan atau membangun persuasi
tentang keberadaan suatu produk atau perusahaan (Machfoedz,
2010:140).
Menurut Machfoedz (2010:140-141) Fungsi iklan tersebut meliputi :
1. Fungsi pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan
menyediakan produk (barang atau jasa).
2. Fungsi ekonomis
Iklan tidak hanya memberikan informasi tentang produk
pengganti yang ada, melainkan juga memberikan saran agar
konsumen mempertimbangkan lebih banyak produk substitusi pada
waktu melakukan pembelian.
3. Fungsi sosial
Iklan menginformasikan kepada khalayak tentang produk baru
menggunakan inovasi pada suatu produk. Disamping itu, iklan juga
membantu khalayak membandingkan produk dan ciri-cirinya, dan
memberikan informasi sehingga konsumen dapat mengambil
keputusan.
Sedangkan menurut Budiarty dan Yunni (2008:92) menyatakan fungsi
iklan pada umumnya memiliki tiga fungsi yaitu :
1. Memberikan informasi mengenai produk atau merek. Informasi
yang diberikan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan yang
dimiliki oleh pemirsa (audience).
2. Memberikan dorongan untuk mengambil tindakan pembelian.
3. Iklan juga bertujuan untuk mempertahankan pelanggan.
c. Tujuan Periklanan
Iklan digunakan secara luas untuk mempromosikan segala sesuatu.
Misalnya digunakan untuk mempromosikan produk, jasa, ide, citra,
penerbitan bahkan orang. Iklan dimaksudkan untuk tujuan-tujuan sebagai
berikut (Machfoedz, 2010:152-154) :
1. Mendorong peningkatan permintaan
Iklan produk digunakan untuk mendorong permintaan secara
langsung. Misalnya iklan pertama kali memperkenalkan inovasi
produk yang menginformasikan kepada khalayak tentang berbagai
2. Mengimbangi iklan pesaing
Iklan defensif tidak dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan
atau memperluas pangsa pasar, melainkan untuk mencegah
penciutan pangsa pasar akibat persaingan, yang dapat menimbulkan
resiko rugi.
3. Meningkatkan efektifitas wiraniaga
Iklan dapat meningkatkan efektifitas penjualan dan dapat
membantu aktifitas wiraniaga untuk mendapat prospek penjualan
yang berpotensi.
4. Meningkatkan penggunaan produk
Iklan suatu perusahaan dapat menyakinkan pembeli untuk
menggunakan produknya dengan berbagai cara, maka penjualan
produk akan mengalami peningkatan.
5. Menguatkan citra produk dalam ingatan konsumen
Untuk mengingatkan konsumen tentang merek ternama yang
telah dikenal luas, perusahaan dapat menggunakan iklan pengingat
agar konsumen mengetahui bahwa merek tersebut masih hidup dan
6. Mengurangi fluktuasi penjualan
Permintaan produk mengalami pasang surut dari waktu ke
waktu. Iklan menjadi solusi untuk meminimalisir fluktuasi penjualan.
d. Efektifitas Periklanan
Indikator-indikator yang dipakai untuk mengukur apakah suatu iklan
efektif atau tidak menurut Rangkuti (2009:193) adalah sebagai berikut :
1. Emphati (Emphaty), merupakan keadaan mental yang membuat
konsumen mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada
keadaan atau fikiran yang sama dengan iklan.
2. Persuasi (Persuasion), menginformasikan apa yang dapat diberikan
suatu iklan untuk peningkatan karakter merek. Sehingga pemasang
iklan memperoleh pemahaman terhadap keinginan konsumen untuk
membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam
mengembangkan daya tarik suatu merek.
3. Dampak (Impact), kesimpulan yang diinginkan dari hasil iklan
adalah pengetahuan produk yang dicapai konsumen melalui tingkat
keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan.
Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda-beda
dan dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi dan membuat
4. Komunikasi (Communication), yakni suatu proses yang memberikan
informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan
utama yang disampaikan.
e. Pengertian Iklan Televisi
Televisi merupakan media yang paling serba guna, karena dapat
melakukan himbauannya secara audio visual. Sangat luwes dalam hal
meliputi pasaran geografis serta waktu penyajian pesan, namun
memerlukan biaya yang sangat mahal.
Menurut Bisht (2013:148) menyatakan bahwa iklan televisi yaitu
“television remains the most effective medium for reaching today’s
customers and it also most efficient for introducing people to brands.
Advertising through television allows marketers to showand tell a wide
audience your bussiness, product, or service. It allows one to actually
demonstrate the benefits of ownership. Television appeals to the literate as
well as the illiterate and this is one feature of TV that makes it unique and
different from other mediums”. Yang berarti televisi merupakan media
yang paling efektif untuk memperkenalkan orang (konsumen) kepada
suatu merek. Periklanan dalam televisi digunakan oleh pemasar untuk
menunjukkan dan memberitahu pemirsa tentang bisnis, produk atau
jasanya. Hal ini digunakan untuk memberitahu tentang manfaat
fitur dari televisi membuatnya menjadi unik dan berbeda dari media
lainnya.
Sedangkan menurut Machfoedz (2010:150) Televisi memiliki
karakteristik yang paling menonjol sebagai media iklan, yakni kombinasi
gambar dan suara. Di televisi produk dapat ditunjukkan dan diterangkan
pada waktu yang bersamaan. Televisi pun dapat menjangkau wilayah
geografis yang sangat luas dan fleksibel dalam penyampaian pesan.
f. Kekuatan media televisi
Menurut Machfoedz (2010:150-151) mengatakan bahwa kekuatan
media televisi diantaranya adalah:
1. Dinilai dari aspek kreatif, medium ini sangat fleksibel dan
pengaruhnya didapatkan dari perpaduan gambar dan suara.
2. Keterlibatan dan ketertarikan konsumen ditentukan oleh keahlian
tim kreatif.
3. Prestise dan status iklan televisi lebih tinggi daripada iklan yang
disampaikan melalui media lain.
4. Dalam beberapa segi kredibilitas dan status produk atau
perusahaan dapat dinilai penting karena ditayangkan melalui
5. Daya jangkauan terhadap audience sasaran yang luas menjadikan
iklan televisi dipandang efisien.
g. Kelemahan media televisi
Kelemahan media televisi menurut Machfoedz (2010:151) diantaranya :
1. Durasi yang singkat untuk setiap kali penayangan
2. Pesan yang disampaikan harus diulang beberapa kali agar dapat
diperhatikan dan diingat oleh audience.
3. Biaya yang sangat mahal
D. Citra Merek
a. Pengertian Merek
Menurut Machfoedz (2010:79) merek adalah nama, lambang,
tanda, desain atau kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasi
produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan dan untuk
membedakan dari merek perusahaan lain.
Simamora (2002) dalam Fajrianti dan Farrah (2005:277-278)
menyebutkan dengan adanya merek, masyarakat mendapatkan jaminan
tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang
berkaitan dengan merek tersebut. Dikenalnya merek oleh masyarakat
membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi produk untuk
bermanfaat untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen
untuk membeli produk dari merek tersebut.
Lai (2006) dan Lin (2004) dalam Chi et all (2009:60) menyatakan
bahwa a powerful and high value brand will influence purchase decision
of a consumer. Yang berarti bahwa merek yang sangat kuat dan bernilai
tinggi akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
b. Pengertian Citra Merek
Citra merek merupakan petunjuk yang akan digunakan oleh
konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang suatu produk. Terdapat kecenderungan
bahwa konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui
pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui berbagai sumber (Roslina, 2010:334).
Kotler (2002) dalam Fajrianthi dan Farrah (2005:285)
mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan
kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.
Yu (2004) dalam Kuang Chi et all (2009:60) menyatakan bahwa
brand image is an important element in the marketing strategy, and
consumers will judge product quality