• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepuasan Kompensasi Dengan Komitmen Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Kepuasan Kompensasi Dengan Komitmen Organisasi"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEPUASAN KOMPENSASI DENGAN

KOMITMEN ORGANISASI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

ALRENDIA SYAFRIZKA

061301116

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

Hubungan Kepuasan Kompensasi dengan Komitmen Orgaisasi

Alrendia Syafrizka dan Dra. Gustiarti Leila, M.Psi

ABSTRAK

Dalam suatu organisasi, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor sumber daya manusia merupakan satu unsur yang berperan penting dalam keberhasilan suatu organisasi. Prestasi, dedikasi dan loyalitas dari seseorang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi. Dengan kondisi tersebut, saat ini sebuah organisasi berusaha untuk menciptakan sumber daya manusia sebagai satu aset yang secara konsisten harus ditingkatkan efisiensi dan produktivitasnya.

Bagi seorang pekerja, kompensasi dinilai penting karena sebagai individu dapat dikatakan besaran kompensasi yang diterima merupakan cermin dari hasil karyanya dibandingkan dengan pekerja lainnya. Sedangkan bagi sebuah organisasi, program kompensasi juga dinilai penting karena hal itu merupakan satu upaya organisasi yang penting untuk dapat mempertahankan sumber daya manusia yang dimilikinya. Sebuah organisasi pastinya tidak melupakan tujuannya untuk memiliki sumber daya manusia yang memiliki loyalitas, dedikasi yang tinggi pada organisasinya.

Penelitian ini melibatkan karyawan yang bekerja di perusahaan swasta. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan metode korelasional dan menggunakan alat ukur berbentuk skala Kepuasan Kompensasi dan skala Komitmen organisasi. Hasil analisa data menunjukkan terdapat hubungan yang meyakinkan antara kepuasan kompensasi dengan komitmen organisasi dengan nilai r= 0.440 dan p= 0.000.

(3)

Relationship Between Compensation Satisfaction and Organizational Commitment

Alrendia Syafrizka dan Dra. Gustiarti Leila, M.Psi

ABSTRACT

In Organization, cannot be denied that the human factor is one element that plays an important role in the succes of an organization. Achievement, dedication, and loyalty of a person directly or indirectly affect the success of an organization. With these conditions, currently and organization trying tu create human resource as an asset that consistently have improved efficiency and productivity.

For an employee, compensation is considered important because as individuals we can say the amount of compensation received is a reflection of his work rather than other employee. As for an organization, the compensation program was also considered important because it represents an important organizational effort to mantain the human resource. An organization certaintly not forget the goal to have the human resources that have the loyalty, dedication to the organizationwas.

This research involved an employee who works on private company. The data which are acquired from the research use correlational method and use Compensation Satisfaction scale and Organizational Commitment Scale as the measurement.The result from the data shows that Compensation Satisfaction have a significant correlation with Organizational Commitment with the mark r= 0.440 and p= 0.000.

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Komitmen Organisasi... 10

1. Pengertian Komitmen Organisasi... 10

2. Aspek-aspek Komitmen Organisasi... 12

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi...14

B. Kepuasan Terhadap Kompensasi...15

1. Pengertian Kepuasan terhadap Kompensasi...15

2. Dimensi Kepuasan terhadap Kompensasi...16

C. Hubungan kepuasan kompensasi dengan komitmen organisasi...17

D. Hipotesa Penelitian...21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Identifikasi Variabel Penelitian...22

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian...22

1. Komitmen Organisasi...22

2. Kepuasan terhadap kompensasi ...23

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ...23

1. Populasi penelitian ...23

2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ...24

D. Metode Dan Alat Pengumpulan Data...25

E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur... 27

1. Validitas... 27

2. Reliabilitas... 28

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 28

1. Hasil Uji coba skala komitmen organisasi ... 28

2. Hasil Uji coba Skala Kepuasan terhadap Kompensasi... 30

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...32

1.Tahap Persiapan ...32

2. Tahap Pelaksanaan ...33

3. Tahap Pengolahan Data ...33

H. Metode Analisa Data ...33

1. Uji Normalitas ...34

2. Uji Linearitas ...34

(5)

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 35

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin...35

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ...36

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Lama Bekerja...37

B. HASIL PENELITIAN... 37

1. Uji Asumsi ...37

2. Uji Normalitas Sebaran ...38

3. Uji Linearitas Hubungan ...39

C. Hasil Utama Penelitian ...40

1. Korelasi Kepuasan terhadap Kompensasi dengan Komitmen organisas.40 2. Deskripsi data penelitian ...41

D. PEMBAHASAN ...44

BAB V KESIMPULAN dan SARAN... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran... 49

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Aitem-aitem skala Komitmen Organisasi...26

Tabel 2 Distribusi Aitem-aitem skala Kepuasan Kompensasi...27

Tabel 3 Distribusi Aitem-aitem skala Komitmen Organisasi setelah uji coba...29

Tabel 4 Sebaran aitem skala Komitmen Organisasi setelah uji coba...30

Tabel 5 Distribusi aitem skala Kepuasan Kompensasi setelah uji coba...31

Tabel 6 Sebaran aitem skala Kepuasan Kompensasi setelah uji coba...31

Tabel 7 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin...35

Tabel 8 Gambaran subjek berdasarkan usia...36

Tabel 9 Gambaran subjek berdasarkan lama bekerja...37

Tabel 10 Hasil uji normalitas...38

Tabel 11 Hasil uji linearitas...39

Tabel 12Korelasi antara Kepuasan Kompensasi dan Komitmen Organisasi...40

Tabel 13 Deskripsi data Kepuasan Kompensasi...41

Tabel 14 Kategorisasi data empirik Kepuasan kompensasi...42

Tabel 15 Tabel Kategorisasi Kepuasan Kompensasi...42

Tabel 16 Deskripsi data Komitmen Organisasi...43

Tabel 17 Kategorisasi data empirik Komitmen Organisasi...43

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi ini. Penyusunan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat utuk mencapai gelar Sarjana

Psikologi Fakultas Psikologi USU Medan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah

sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mangucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, M.Si.,psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Suamtera Utara

2. Ibu Dra. Gustiarti Leila, M.Psi., M.Kes.,psikolog selaku dosen

pembimbing skripsi yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Silviana Realyta, M.Psi.,psikolog selaku dosen pembimbing akademik

sejak awal peneliti berada di Fakultas Psikologi yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan studi dengan baik.

4. Ayah tercinta Syafrizal, S.H dan ibunda tersayang Eka Verdiach. MS yang

sudah memberikan dukungan baik secara moril maupun materi kepada

penulis dan senantiasa mendoakan panulis agar tetap kuat dalam

(8)

5. Adik-adik tersayang M. Fajri Syafrizka, Alya Viandari Syafrizka yang

senantiasa memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini. Terutama kepada Alya yang selalu menemani penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan selalu menanyakan setiap perkembangan

skripsi penulis.

6. Keluarga besar penulis Kakek, Om Yance, bang Kiki, dan Kak Wita yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Letda. CKU. Rio Orlando Tarigan, S.E yang sudah dengan sabar

mendengarkan keluh kesah penulis. Terima kasih atas perhatian dan

dukungannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

8. Teman-teman angkatan 2006 di Fakultas Psikologi terutama kepada Kiki

dan Wina yang sudah banyak membantu penulis selama menyelesaikan

skripsi ini.

9. Kepada seluruh pihak-pihak yang sudah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sabutkan satu persatu,

terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk perbaikan di masa yang

(9)

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak

pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan

Medan, Januari 2011

(10)

Hubungan Kepuasan Kompensasi dengan Komitmen Orgaisasi

Alrendia Syafrizka dan Dra. Gustiarti Leila, M.Psi

ABSTRAK

Dalam suatu organisasi, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor sumber daya manusia merupakan satu unsur yang berperan penting dalam keberhasilan suatu organisasi. Prestasi, dedikasi dan loyalitas dari seseorang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi. Dengan kondisi tersebut, saat ini sebuah organisasi berusaha untuk menciptakan sumber daya manusia sebagai satu aset yang secara konsisten harus ditingkatkan efisiensi dan produktivitasnya.

Bagi seorang pekerja, kompensasi dinilai penting karena sebagai individu dapat dikatakan besaran kompensasi yang diterima merupakan cermin dari hasil karyanya dibandingkan dengan pekerja lainnya. Sedangkan bagi sebuah organisasi, program kompensasi juga dinilai penting karena hal itu merupakan satu upaya organisasi yang penting untuk dapat mempertahankan sumber daya manusia yang dimilikinya. Sebuah organisasi pastinya tidak melupakan tujuannya untuk memiliki sumber daya manusia yang memiliki loyalitas, dedikasi yang tinggi pada organisasinya.

Penelitian ini melibatkan karyawan yang bekerja di perusahaan swasta. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan metode korelasional dan menggunakan alat ukur berbentuk skala Kepuasan Kompensasi dan skala Komitmen organisasi. Hasil analisa data menunjukkan terdapat hubungan yang meyakinkan antara kepuasan kompensasi dengan komitmen organisasi dengan nilai r= 0.440 dan p= 0.000.

(11)

Relationship Between Compensation Satisfaction and Organizational Commitment

Alrendia Syafrizka dan Dra. Gustiarti Leila, M.Psi

ABSTRACT

In Organization, cannot be denied that the human factor is one element that plays an important role in the succes of an organization. Achievement, dedication, and loyalty of a person directly or indirectly affect the success of an organization. With these conditions, currently and organization trying tu create human resource as an asset that consistently have improved efficiency and productivity.

For an employee, compensation is considered important because as individuals we can say the amount of compensation received is a reflection of his work rather than other employee. As for an organization, the compensation program was also considered important because it represents an important organizational effort to mantain the human resource. An organization certaintly not forget the goal to have the human resources that have the loyalty, dedication to the organizationwas.

This research involved an employee who works on private company. The data which are acquired from the research use correlational method and use Compensation Satisfaction scale and Organizational Commitment Scale as the measurement.The result from the data shows that Compensation Satisfaction have a significant correlation with Organizational Commitment with the mark r= 0.440 and p= 0.000.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan

seringkali menjadi isu yang sangat penting. Saking pentingnya hal tersebut,

sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan dalam

iklan-iklan lowongan pekerjaan. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat

umum namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum

memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Padahal pemahaman

tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga

perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif (Kuncoro, 2009).

Ferrel (2006) mengatakan komitmen itu berasal dari karyawan yang

percaya bahwa masa depan mereka adalah pertalian antara organisasi dan

kesediaan mereka melakukan pengorbanan personal untuk organisasi.

Greenberg (2005) mengatakan komitmen organisasi adalah kesediaan

seorang karyawan untuk memihak pada suatu organisasi tertentu dan

tujuan-tujuannya serta berniat untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi

tersebut. Selanjutnya Steers dan Porter (1983) mengemukakan bahwa

komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi terikat

oleh tindakannya. Melalui tindakan ini akan menimbulkan keyakinan yang

(13)

Griffin (2004) mengatakan seorang individu yang memiliki komitmen

yang tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati

organisasi, dan untuk melihat dirinya sendiri menjadi anggota jangka panjang

dari organisasi. Sebaliknya, seorang individu yang memiliki komitmen rendah

lebih cenderung untuk melihat dirinya sebagai orang luar, dan mereka tidak

ingin melihat dirinya sebagai anggota jangka panjang dari organisasi.

Seorang karyawan yang berkomitmen mengindikasikan adanya

identifikasi dengan tujuan organisasi, perasaan tentang menjadi bagian dari

perusahaan dan rasa loyalitas. Karyawan yang berkomitmen merasakan nilai

dan pentingnya integrasi tujuan individu dan organisasi. Dalam hal personal,

para karyawan memikirkan tujuan mereka dan tujuan organisasi (Gibson,

1988).

Steers (1988) menyebutkan bahwa komitmen yang kuat dapat membawa

dampak positif, antara lain: peningkatan prestasi kerja, motivasi kerja, masa

kerja, produktivitas kerja, dan karyawan lebih rajin masuk kerja sehingga

mengurangi absensi dan menurunkan turn over.

Salah satu hal yang penting dalam usaha menangani gejala kerja negatif

adalah dengan cara menumbuhkan dan meningkatkan komitmen karyawan

terhadap perusahaan. Komitmen dikembangkan berdasarkan pada bentuk

hubungan yang bersifat exchange theory, yaitu melihat adanya hubungan

timbal balik antara pemeuhan kebutuhan karyawan yang dterima dari tempat

kerja dengan kontribusi yang telah diberikan kepada perusahaan. Bila

(14)

memberikan ganjaran yang sesuai. Kesesuaian ganjaran dengan kontribusi

membuat karyawan termotivasi untuk tetap berusaha memlihara kinerjanya

(dalam Oktoria, 2001).

Pendorong utama dan pertama bagi seseorang ketika akan memasuki

organisasi tertentu ialah adanya persepsi dan harapannya bahwa dengan

memasuki organisasi tertentu itu berbagai kepentingan pribadinya akan

terlindungi dan berbagai kebutuhannya akan terpenuhi. Apabila seseorang

termotivasikan, yang bersangkutan akan berusaha keras untuk melakukan

sesuatu (dalam Siagian, 1995).

Weihrich dan Koontz (2005) mengatakan salah satu pendekatan yang

paling menarik untuk memotivasi karyawan adalah program kualitas kehidupan

kerja. Walton (dalam Kossen, 1987) mengajukan delapan konsep kategori

kualitas kehidupan kerja yaitu kompensasi yang adil, kondisi kerja yang

nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas

manusia, kesempatan untuk meneruskan pertumbuhan dan keamanan, integrasi

sosial dalam organisasi kerja, kesesuaian dalam organisasi kerja, relevansi

sosial dari kehidupan kerja. Kualitas kehidupan kerja yang bagus, dapat

memotivasi karyawan untuk mengembangkan karir dalam suatu organisasi.

Dalam suatu organisasi, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor sumber daya

manusia merupakan satu unsur yang berperan penting dalam keberhasilan

suatu organisasi. Prestasi, dedikasi dan loyalitas dari seseorang secara langsung

atau tidak langsung akan mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi. Dengan

(15)

sumber daya manusia sebagai satu aset yang secara konsisten harus

ditingkatkan efisiensi dan produktivitasnya (Arti Kompensasi, 2009).

Lawler (dalam Dessler, 1984) mengatakan kualitas kehidupan kerja dapat

ditingkatkan dengan cara pemberian ganjaran (upah) yang adil secara eksternal

(dibandingkan dengan upah pada perusahaan-perusahaan lain di wilayah yang

bersangkutan); dan secara internal (dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan

lain dalam perusahaan); serta bersifat individu-misalnya sistem insentif dan

tunjangan.

Bagi seorang pekerja, kompensasi dinilai penting karena sebagai individu

dapat dikatakan besaran kompensasi yang diterima merupakan cermin dari

hasil karyanya dibandingkan dengan pekerja lainnya. Sedangkan bagi sebuah

organisasi, program kompensasi juga dinilai penting karena hal itu merupakan

satu upaya organisasi yang penting untuk dapat mempertahankan sumber daya

manusia yang dimilikinya. Sebuah organisasi pastinya tidak melupakan

tujuannya untuk memiliki sumber daya manusia yang memiliki loyalitas,

dedikasi yang tinggi pada organisasinya (Arti Kompensasi, 2009).

Kompensasi atau balas jasa didefenisikan sebagai pemberian

penghargaan-penghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun finansial yang

adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam pencapaian

tujuan organisasi (Tulus, 1996).

Pada beberapa waktu yang lalu terjadi aksi mogok kerja yang dilakukan

oleh para buruh Pertamina. Mereka menuntut kenaikan upah, sistem kontrak

(16)

tidak mengabulkan keinginan mereka. Akibatnya, puluhan truk tangki tidak

bisa melakukan aktivitas bongkar muat minyak mentah (Galamedia, 2010).

Werther (1996) mengatakan hasil dari ketidakpuasan terhadap gaji/upah

dapat membahayakan produktivitas dan mempengaruhi kualitas kehidupan

kerja. Pada beberapa kasus, ketidakpuasan pada gaji bisa menimbulkan

rendahnya performasi, menyebabkan pemogokkan, meningkatnya keluhan, dan

mengarahkan kepada sejumlah penolakan secara fisik maupun psikologis dari

ketidakhadiran dan turnover.

Pada tanggal 15 maret 2010 terjadi aksi mogok kerja yang dilakukan oleh

karyawan salah satu perusahaan. Aksi ini dilakukan karena gaji yang mereka

terima tidak sesuai dengan upah minimum setempat. Koordinator aksi

menyampaikan bahwa mereka melakukan aksi ini karena upah yang mereka

terima tidak sesuai dengan UMK. Namun pihak perusahaan beranggapan upah

yang mereka berikan kepada pekerja sudah sesuai dengan aturan. Selain itu,

para pengunjuk rasa juga mengeluhkan belum dibayarnya iuran Jamsostek oleh

pihak perusahaan, sehingga para karyawannya terkena denda. Mereka

mendesak agar pihak perusahaan menanggapi permintaan para pekeja dan

melakukan pertemuan langsung dengan mereka (Media Indonesia, 2010).

Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya

kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara karyawan itu

sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemudian program kompensasi juga penting

bagi organisasi, karena hal itu mencerminkan upaya organisasi untuk

(17)

agar karyawan mempunyai loyalitas dan komitmen yang tinggi pada organisasi

(Pentingnya Kompensasi, 2009).

Sistem pemberian kompensasi pada organisasi digunakan untuk berbagai

macam alasan. Salah satunya digunakan untuk komitmen organisasi. Dari hasil

penelitian, telah ditemukan bahwa sistem kompensasi mempengaruhi

komitmen terhadap organisasi seiring adanya proses pertukaran di dalam

organisasi tersebut (Steers, 1988).

Steers (1983) menyatakan salah satu cara meningkatkan kepuasan

karyawan adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial, penghargaan organisasi sebagai

bagian dari karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan

dengan komitmen karyawan pada organisasi yang salah satunya diwujudkan

dalam kesetiaan karyawan pada organisasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang terjadi, yaitu apakah

terdapat hubungan antara kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen

(18)

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan uraian pada latar belakang dan permasalahan yang

dikemukakan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibagi atas dua bagian yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan secara umum dapat menambah

wawasan pengetahuan bagi perkembangan psikologi khususnya dalam

bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi komitmen organisasi sehubungan dengan kepuasan

terhadap kompensasi.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

perusahaan agar memperhatikan kompensasi yang diberikan kepada

karyawan. Dengan adanya kompensasi yang memuaskan maka akan

dapat memunculkan komitmen organisasi yang baik pada karyawan

perusahaan.

b. Dengan adanya hasil penelitian ini, maka perusahaan dapat

mengevaluasi strategi-strategi yang sudah ada dalam menentukan

(19)

karyawan agar bekerja lebih baik lagi sehingga komitmen organisasi

yang ada pada karyawan menjadi semakin meningkat. Dan untuk

mempertahankan komitmen karyawan perusahaan harus dapat

memperhatikan kompesasi yang diberikan kepada karyawannya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang tinjauan teoritis dan

penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan fokus penelitian-penelitian,

diakhiri dengan pembuatan paradigma penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan identifikasi variabel, defenisi

operasional dari masing-masing variabel, subjek penelitian, metode

pengambilan sampel, teknik pengumpulan data.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran subjek penelitian,

laporan hasil penelitian yang meliputi kategorisasi data penelitian,

hasil uji asumsi meliputi uji normalitas dan linearitas, hasil utama

(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dijelaskan dibab sebelumnya. Selain itu, bab ini juga akan

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komitmen Organisasi

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi dapat didefenisikan dengan dua cara yang amat

berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

Porter, Steers, Mowday, dan Boulian (1974) dan cara yang kedua diajukan

oleh Becker (1960). Menurut Porter, dkk (1974) komitmen adalah kuatnya

pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Di

lain pihak, Becker menggambarkan komitmen sebagai kecenderungan untuk

terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya

pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja) (dalam Panggabean, 2004).

Luthans (2006) mengatakan sebagai sikap, komitmen organisasi paling

sering didefenisikan sebagai berikut:

1. keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu

2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi

3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain, hal ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas

karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota

organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan

(22)

O’Reilly (dalam Coetzee, 2005) menambahkan komitmen adalah

kelekatan secara psikologis yang dirasakan oleh seseorang terhadap

organisasinya, dan hal ini akan merefleksikan derajat dimana individu

menginternalisasi atau mengadopsi karakteristik atau perspektif dari

organisasinya.

Meyer dan Allen (1991) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen

dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan

karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan

memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan

keanggotaannya dalam berorganisasi. Berdasarkan definisi tersebut anggota

yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan

sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki

komitmen terhadap organisasi.

Steers (1988) mengatakan komitmen organisasi menjelaskan kekuatan

relatif dari sebuah identifikasi individu dengan keterlibatan dalam sebuah

organisasi. Komitmen menghadirkan sesuatu diluar loyalitas belaka terhadap

suatu organisasi. disamping itu, hal ini meliputi suatu hubungan yang aktif

dengan organisasi dimana individu bersedia untuk memberikan sesuatu dari

diri mereka untuk membantu keberhasilan dan kemakmuran organisasi.

Welsch dan La Van (dalam Davis dan Newstorm, 1985) menyatakan

komitmen pada perusahaan adalah sebuah dimensi perilaku yang penting dan

dapat digunakan untuk menilai keterikatan karyawan pada perusahaan. Hal

(23)

komitmen terhadap perusahaan adalah tingkat kemauan karyawan untuk

mengidentifikasikan dirinya pada perusahaan, dan untuk keinginannya

melanjutkan partisipasi secara aktif dalam perusahaan tersebut.

Porter, Mowday dan Steers (1982) mendefinisikan komitmen organisasi

sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam

mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam bagian organisasi. Hal ini

dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu :

a. Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

b. Kesiapan dan kesedian untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama

organisasi.

c. Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi

(menjadi bagian dari organisasi).

Dari beberapa pengertian komitmen organisasi diatas dapat disimpulkan

bahwa komitmen organisasi adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh

individu dengan adanya identifikasi, keterlibatan serta loyalitas terhadap

organisasi. Serta, adanya keinginan untuk tetap berada dalam organisasi dan

tidak bersedia untuk meninggalkan organisasinya dengan alasan apapun.

2. Aspek-aspek Komitmen Organisasi

Steers (1988) mengelompokkan komitmen organisasi menjadi tiga faktor:

a.Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana

penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi. Identifikasi

(24)

kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilai organisasi, rasa kebanggaan

menjadi bagian dari organisasi.

b.Keterlibatan yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh

pada organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan

di organisasi tersebut. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan

menerima hampir semua tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang

diberikan padanya.

c.Loyalitas yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di

dalam organisasi. Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi

terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara

organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan

adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

Menurut Allen dan Meyer (Luthans, 2006) komitmen organisasi

merefleksikan tiga komponen yaitu:

a.Affective commitment

Affective commitment adalah keterikatan emosional karyawan,

identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi.

b.Continuance commitment

Continuance commitment adalah komitmen berdasarkan kerugian yang

berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. hal ini

(25)

c.Normative commitment

Normative commitment adanya perasaaan wajib untuk tetap berada

dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut

merupakan hal benar yang harus dilakukan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Steers dan Porter (1983) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi

komitmen terhadap perusahaan menjadi empat kategori, yaitu:

a.Karakteristik Personal

Pengertian karakteristik personal mencakup: usia, masa jabatan, motif

berprestasi, jenis kelamin, ras, dan faktor kepribadian. Sedang tingkat

pendidikan berkorelasi negatif dengan komitmen terhadap perusahaan

(Welsch dan La Van, 1981). Karyawan yang lebih tua dan lebih lama

bekerja secara konsisten menunjukkan nilai komitmen yang tinggi

(Steers, 1988).

b.Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan meliputi kejelasan serta keselarasan peran,

umpan balik, tantangan pekerjaan, otonomi, kesempatan berinteraksi, dan

dimensi inti pekerjaan. Biasanya, karyawan yang bekerja pada level

pekerjaan yang lebih tinggi nilainya dan karyawan menunjukkan level

yang rendah pada konflik peran dan ambigu cenderung lebih

(26)

c.Karakteristik struktural

Faktor-faktor yang tercakup dalam karakteristik struktural antara lain

ialah derajat formalisasi, ketergantungan fungsional, desentralisasi,

tingkat pastisipasi dalam pengambilan keputusan, dan fungsi kontrol

dalam perusahaan. Atasan yang berada pada organisasi yang mengalami

desentralisasi dan pada pemilik pekerja kooperatif menunjukkan tingkat

komitmen yang tinggi (Steers, 1988).

d.Pengalaman bekerja

Pengalaman kerja dipandang sebagai kekuatan sosialisasi yang penting,

yang mempengaruhi kelekatan psikologis karyawan terhadap perusahaan.

Pengalaman kerja terbukti berkorelasi positif dengan komitmen terhadap

perusahaan sejauh menyangkut taraf seberapa besar karyawan percaya

bahwa perusahaan memperhatikan minatnya, merasakan adanya

kepentingan pribadi dengan perusahaan, dan seberapa besar

harapan-harapan karyawan dapat terpenuhi dalam pelaksanaan pekerjaanya.

B. Kepuasan Terhadap Kompensasi

1. Pengertian Kepuasan terhadap Kompensasi

Miceli & Lane (1991) mendefinisikan kepuasan terhadap kompensasi

merupakan total dari keseluruhan perasaan positif individual terhadap bayaran

(dalam Faulk, 2002).

Kepuasan terhadap kompensasi adalah suatu fungsi dari kesesuaian antara

(27)

seberapa banyak yang seharusnya mereka terima. Jika persepsi ini setara, maka

seorang karyawan dapat dikatakan sudah mengalami kepuasan terhadap bayaran

(Milkovich & Newman, 1999).

Adams (1965) mengatakan kepuasan kompensasi ditentukan oleh

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Karyawan merasa puas ketika

bayaran setara dan merasa tidak puas jika terjadi ketidaksetaraan. Selain itu,

kepuasan bayaran ditentukan oleh rasio perasaan dari apa yang karyawan terima

dari perbandingan pekerjaan terhadap seberapa banyak mereka masuk dalam

pekerjaan tersebut (dalam Wang, 2006).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan terhadap

kompensasi adalah total dari perasaan positif individu terhadap bayaran yang

mereka terima, dimana bayaran yang diterima sesuai dengan yang diharapkan oleh

individu tersebut.

2. Dimensi Kepuasan terhadap Kompensasi

Heneman & Schwab (1986) membagi kepuasan terhadap Bayaran kedalam 3

Dimensi:

a. Pay Level

Pay level atau tingkat bayaran merupakan rata-rata dari sebagian besar upah

atau gaji pada suatu organisasi. Rata-rata tersebut bisa berdasarkan pada tingkat

bayaran individu dengan posisi tunggal atau rata-rata bayaran dari beberapa

posisi. Schuler & Jackson (1996) menambahkan, orang membandingkan tingkat

(28)

mereka puas jika tingkat bayaran “yang semestinya” sebanding dengan tingkat

bayaran aktual, atau tidak puas jika tingkat bayaran aktual lebih kecil dari tingkat

“semestinya”.

b. Pay System

Pay System dapat mempengaruhi kepuasan kompensasi karena biasanya

karyawan memiliki standar kesesuaian mengenai sistem pembayaran. Jika

karyawan yakan bahwa gaji yang seharusnya diterima sesuai dengan beban kerja,

sistem penggajian sesuai dengan senioritas karyawan, dan pembagian gaji secara

merata maka karyawan akan merasa puas.

c. Benefits

Benefits merupakan salah satu dimensi kepuasan kompensasi yang

mempuanyai pengaruh yang paling besar terhadap kompensasi. Secara

keseluruhan benefit dapat menurunkan tingkat turnover, karena benefits lebih

terlihat dibandingkan dimensi kompensasi lainnya. Bentuk benefits yang

biasanya diberikan kepada karyawan yaitu tunjangan pensiun, uang lembur,

dan sebagainya.

C. Hubungan Kepuasan Terhadap Kompensasi Dengan Komitmen

Organisasi

Dewasa ini konsep komitmen terhadap perusahaan telah menduduki

tempat yang sangat penting dalam penelitian tentang perilaku organisasi. hal

(29)

komitmen yang dimiliki oleh keryawan terhadap perusahaan tempatnya

bekerja.

Steers (1988) menyebutkan bahwa komitmen yang kuat dapat membawa

dampak positif, antara lain: peningkatan prestasi kerja, motivasi kerja, masa

kerja, dan produktivitas kerja, dan karyawan lebih rajin masuk kerja sehingga

mengurangi absensi dan menurunkan turn over.

Mowday, Porter, dan Steers (1982) memberi pengertian komtitmen

karyawan terhadap perusahaan sebagai hubungan antara karyawan dengan

perusahaan yang merupakan orientasi karyawan pada perusahaan sehingga

bersedia menyumbangkan energinya dan mengikatkan diri melalui aktifitas

dan keterlibatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Komitmen karyawan terhadap perusahaan mencakup banyak aspek yang

dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek, yaitu: (1) suatu kepercayaan yang

pasti dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi; (2)

suatu keinginan untuk berusaha sekuat tenaga demi kepentingan organisasi;

(3) suatu dorongan dan keinginan yang kuat untuk melebihi loyalitas yang

bersifat pasif, tetapi mengandung hubungan yang aktif terhadap perusahaan

karena individu mempunyai keinginan untuk memberikan sesuatu dari dirinya

sendiri untuk menyokong kesejahteraan organisasi (Steers & Porter, 1983).

Sikap komitmen organisasi ditentukan menurut variabel orang (usia,

kedudukan dalam organisasi, dan disposisi seperti perasaan positif atau

negatif, atau atribusi kontrol internal atau eksternal) dan variabel organisasi

(30)

Bahkan faktor non organisasi, seperti adanya alternatif lain setelah

memutuskan untuk bergabung dengan organisasi, akan mempengaruhi

komitmen selanjutnya (Luthans, 2006).

Bragg (dalam Coetzee, 2005) mengatakan bahwa karyawan yang

berkomitmen melakukan pekerjaan lebih baik dibandingkan dengan karyawan

yang tidak berkomitmen dan organisasi dengan pekerja yang berkomitmen

lebih baik secara finansial daripada organisasi yang tidak berkomitmen.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak jenis penghargaan yang

dapat menyebabkan kinerja dan loyalitas yang tinggi. Salah satu yang

mendapat perhatian makin besar adalah penghargaan terhadap kenyataan

bahwa banyak karyawan memiliki tanggung jawab atas pekerjaan dan

keluarga, dan ketika organisasi membantu mereka menangani kewajiban

tersebut, loyalitas mereka pun meningkat (dalam Luthans, 2006). Meskipun

terdapat hubungan antara kepuasan dan komitmen sudah lama ditemukan,

beberapa penelitian terbaru mendukung bahwa komitmen disebabkan karena

adanya kepuasan (Luthans, 1998).

Terdapat sejumlah alasan mengapa penghargaan sepenting, atau bahkan

lebih penting dari uang sebagai penghargaan untuk karyawan saat ini. Salah

satu yang paling jelas adalah bahwa perusahaan secara khusus memiliki

sistem gaji yang dirancang untuk meninjau kembali kinerja dan memberi

upah insentif. Jadi, jika seseorang melakukan pekerjaan yang bagus, maka

(31)

Sebaliknya, penghargaan nonfinansial seperti penghargaan sosial sukarela

dapat diberikan kapanpun (Luthans, 2006).

Jika organisasi ingin meminimalkan tingkat ketidakhadiran dan keluar

masuknya karyawan, mereka harus memastikan bahwa karyawan puas

dengan bayaran mereka. Jika dibekali dengan pemahaman mengenai

faktor-faktor penentu kepuasan bayaran, organisasi dapat mengembangkan

praktek-praktek yang mungkin menghasilkan kepuasan semacam ini (Schuler &

Jackson, 1996).

Heneman & Schwab (1986) membagi kepuasan terhadap bayaran kedalam

beberapa dimensi, yaitu: (1) pay level adalah rata-rata dari upah atau gaji

dalam organisasi. rata-rata tersebut berdasarkan pada tingkat bayaran individu

dengan posisi tuggal atau rata-rata bayaran dari beberapa posisi. Gaji sebagai

pengukur pay level secara konsisten mempengaruhi kepuasan kompensasi.

Diantara dimensi kepuasan kompensasi pay level mempunyai pengaruh yang

kuat; (2) pay system merupakan suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan

sehingga pembagian gaji menjadi merata; (3) benefits merupakan tunjangan

tambahan yang diterima oleh karyawan sehingga dapat meningkatkan

kepuasan terhadap kompensasi.

Heneman (1988) mengatakan persepsi individu lebih penting

dibandingkan dengan karakteristik aktual dari karyawan dan pekerjaan

mempengaruhi kepuasan terhadap kompensasi. Selanjutnya, variabel

organisasi yang lain yaitu kedudukan organisasi; tingkat bayaran; dan

(32)

beberapa faset kepuasan terhadap bayaran. Pada variabel kelas pertama,

komitmen terhadap pekerjaan, bayaran untuk persepsi performansi,

merasakan kecocokkan terhadap karakteristik sistem bayaran, level

organisasi, dan pengharapan mengenai kompensasi dilakukan untuk

menginvestigasi kepuasan terhadap bayaran.

D. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah ada korelasi positif antara kepuasan terhadap kompensasi

dengan komitmen organisasi, yang berarti semakin tinggi tingkat kepuasan

terhadap kompensasi, maka semakin tinggi pula komitmen organisasi, semakin

rendah kepuasan terhadap kompensasi maka semakin rendah pula komitmen

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah

karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah

penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya (Hadi, 2000). Metode

penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yaitu metode penelitian

yang bertujuan melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diuji yakni

masing-masing satu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel-variabel yang diukur

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas (Independent Variable) : Kepuasan terhadap Kompensasi

Variabel Tergantung (Dependent Variable) : Komitmen Organisasi

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasi

masing-masing variabel penelitian ini, maka definisi operasional dari penelitian ini

dibatasi secara jelas sebagai berikut :

1. Komitmen Organisasi

Komitmen Organisasi adalah hubungan antara individu dengan organisasi

(34)

organisasi, menerima nilai dan tujuan organisasi, serta adanya kelekatan antara

individu dengan organisasi, sehingga individu tersebut tetap berada didalam

organisasi tersebut untuk memberikan sesuatu dari diri mereka untuk membantu

keberhasilan dan kemakmuran organisasi. Komitmen organisasi diukur

menggunakan skala komitmen organisasi yang disusun berdasarkan aspek-aspek

komitmen organisasi menurut Steers (1988) meliputi aspek identifikasi,

keterlibatan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi.

2. Kepuasan terhadap Kompensasi

Kepuasan terhadap kompensasi adalah adanya perasaan positif terhadap

bayaran yang diterima oleh karyawan dimana bayaran yang diterima setara dengan

apa yang mereka harapkan. Kepuasan terhadap kompensasi diukur dengan

menggunakan Pay Satisfaction Questionaire (PSQ) berdasarkan faktor-faktor yang

dikemukakan oleh Heneman & Schwab (1986) meliputi pay level, pay system, dan

benefit.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

Bagian ini akan menjelaskan mengenai karakteristik subjek penelitian,

teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel.

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.

Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang setidaknya

mempunyai sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi pada penelitian ini adalah

(35)

2. Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki

penulis, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan

populasi yang dinamakan sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang

merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus

mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000).

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

mempertimbangkan berbagai hal, baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yang

bersifat teoritis dimaksudkan untuk memperoleh derajat kecermatan statistik yang

maksimal. Sedangkan pertimbangan yang bersifat praktis didasarkan pada

keterbatasan peneliti, antara lain keterbatasan waktu dan dana.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

simpe random sampling, yaitu dari pengambilan sampel secara random atau tanpa

pandang bulu dimana individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel (Hadi, 2000). Pengambilan sampel secara random hanya dapat dilakukan

pada populasi yang homogen (Azwar, 2001). Dalam penelitian ini, akan diambil

(36)

Karakteristik atau ciri dari populasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Karyawan perusahaan swasta

b. Telah bekerja selama 1-5 tahun. Hal ini diasumsikan peneliti bahwa

karyawan yang telah bekerja minimal selama satu tahun telah memahami

aturan atau program yang dimiliki oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Adapun jumlah sampel yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah

sebanyak 150 orang.

D. Metode Dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua buah skala yaitu skala komitmen

organisasi dan skala kepuasan kompensasi.

1. Skala Komitmen Organisasi

Skala ini digunakan untuk mengungkap tingkat komitmen karyawan dari

subjek penelitian. Dalam melakukan penyusunan skala peneliti menggunakan

aspek-aspek komitmen organisasi menurut dan Steers (1988), yaitu: identifikasi,

keterlibatan, dan loyalitas.

Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan

mendukung dan tidak mendukung, dimana subjek diberikan empat alternatif

pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak

Sesuai (STS). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk

pernyataan favourable adalah SS= 4, S= 3, TS= 2, dan STS= 1. Sedangkan bobot

(37)

Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin

tinggi komitmen organisasi.

Tabel 1.

Aspek Komitmen

Distribusi Aitem-Aitem Skala Komitmen Organisasi

Favorable Unfavorable Total Bobot

Identifikasi 1, 8, 9, 16, 24, 25, 38, 40

6, 7, 18, 19, 29, 32, 45 15 32%

Keterlibatan 10, 11, 12, 22, 28, 33, 41, 47

2, 3, 17, 23, 34, 35, 44, 42, 46

17 36%

Loyalitas 4, 5, 20, 21, 30, 31, 36, 37

13, 14, 15, 26, 27, 39, 43

15 32 %

Total 24 23 47 100%

2. Skala Kepuasan terhadap Kompensasi

Skala ini digunakan untuk mengungkap kepuasan terhadap bayaran subjek

penelitian. Dalam skala ini peneliti menyusun skala berdasarkan faktor kepuasan

kompensasi yang dikemukakan oleh Heneman & Schwab (1986) yaitu: pay level,

pay system, dan benefit.

Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan

mendukung dan tidak mendukung, dimana subjek diberikan empat alternatif

pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak

Sesuai (STS). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk

pernyataan favourable adalah SS= 4, S= 3, TS= 2, dan STS= 1. Sedangkan bobot

penilaian untuk pernyataan unfavorable adalah SS= 1, S= 2, TS= 3, dan STS= 4.

Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin

[image:37.595.81.541.201.380.2]
(38)

Tabel 2.

Faktor-faktor Bayaran

Distribusi Aitem-Aitem Skala Kepuasan terhadap Kompensasi

Favorable Unfavorable Total Bobot

Pay level 1, 2, 13, 19, 20, 33, 34

9, 10, 16, 29, 30 12 26 %

Pay System 7, 8, 17, 27, 28, 31, 32, 37, 38, 39, 42

3, 4, 14, 21, 22, 41, 43

18 38 %

Benefit 5, 6, 15, 24, 26, 35, 36, 40, 44, 45

11, 12, 18, 23, 25, 46, 47

17 36 %

Total 28 19 47 100 %

E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur

1.Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung

pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang

dikehendaki dengan tepat (Azwar 2005).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity

(validitas isi) yaitu validitas yang menujukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes

mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes itu. Pengujian

validitas ini tidak melalui analisa statistika melainkan menggunakan analisis

rasional yang dalam penelitian ini peneliti meminta pendapat profesional

[image:38.595.107.516.160.325.2]
(39)

2. Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan

hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2005). Uji

reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s

alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali

pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan

untuk melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalam skala. Teknik ini

dipandang ekonomis dan praktis (Azwar, 2005). Semakin tinggi nilai reliabilitas

yang diperoleh (mendekati angka 1,0) maka semakin baik reliabilitasnya.

Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan

menggunakan program SPSS version 14.0 For Windows.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat apakah aitem-aitem dapat

dimengerti oleh subjek penelitian (karyawan) sehingga nantinya alat ukur tersebut

dapat mengukur apa yang ingin diukur dalam penelitian sebenarnya. Uji coba alat

ukur ini dilakukan pada 63 orang karyawan perusahaan X.

1. Hasil Uji coba skala komitmen organisasi

Hasil analisis komitmen organisasi menunjukkan bahwa dari 47 aitem

terhadap 33 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan 14 aitem yang

gugur (daya diskriminasi tidak baik). Adapun 33 aitem yang memiliki daya

diskriminasi yang tinggi yaitu aitem no 1, 3, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 18, 19, 21,

(40)

ini didasarkan pada perbandingan rxy> 0,300. Nilai rxy dari aitem keseluruhan

bergerak dari -0.119 Sampai dengan 0.705 dengan koefisien reliabilitas sebesar

0.912. Sedangkan nilai rxy dari 33 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang

tinggi bergerak dari 0.300 sampai dengan 0.718. Aitem-aitem yang memiliki daya

[image:40.595.82.544.302.466.2]

diskriminasi yang tinggi tercantum dalam tabel 3

Tabel 3

Aspek Komitmen

Distribusi aitem skala komitmen organisasi setelah uji coba

Favorable Unfavorable Total Bobot

Identifikasi 1, 8, 9, 16, 24, 25, 38, 40

6, 7, 18, 19, 29, 32, 45 15 46%

Keterlibatan 11, 22, 33, 41, 47 3, 23, 35, 44, 46 10 30%

Loyalitas 21, 30, 31, 37 13, 15, 39, 43 8 24%

Total 17 16 33 100%

Sebelum skala komitmen organisasi ini digunakan dalam penelitian,

terlebih dahulu 33 aitem utama yang telah memenuhi daya bedadan reliabilitas

(41)
[image:41.595.80.548.163.326.2]

Tabel 4

Aspek Komitmen

Sebaran aitem skala komitmen organisasi setelah uji coba

Favorable Unfavorable Total Bobot

Identifikasi 1, 5, 6, 10, 16, 17, 25, 27

3, 4, 11, 12, 18, 21, 31 15 46%

Keterlibatan 7, 14, 22, 28, 33 2, 15, 23, 30, 32 10 30%

Loyalitas 13, 19, 20, 24 8, 9, 26, 29 8 24%

Total 17 16 33 100%

2. Hasil Uji coba Skala Kepuasan terhadap Kompensasi

Hasil analisis komitmen organisasi menunjukkan bahwa dari 47 aitem

terhadap 25 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan 22 aitem yang

gugur (daya diskriminasi tidak baik). Adapun 25 aitem yang memiliki daya

diskriminasi yang tinggi yaitu aitem no 1, 2, 4, 6, 7, 9, 11, 12, 14, 18, 21, 22, 23,

26, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 43, 46, 47. Hal ini didasarkan pada

perbandingan rxy> 0,300. Nilai rxy dari aitem keseluruhan bergerak dari -0.026

Sampai dengan 0.647 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.898. Sedangkan nilai

rxy dari 25 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi bergerak dari 0.300

sampai dengan 0.801. Aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi

(42)
[image:42.595.108.518.161.325.2]

Tabel 5

Faktor-faktor Bayaran

Distribusi aitem skala kepuasan terhadap kompensasi setelah uji coba

Favorable Unfavorable Total Bobot

Pay level 1, 2, 33, 34 9, 29 6 24 %

Pay System 7, 37 4, 14, 21, 22, 41,

43

8 32 %

Benefit 6, 26, 35, 36, 40 11, 12, 18, 23, 46, 47

11 44 %

Total 11 14 25 100 %

Sebelum skala kepuasan terhadap kompensasi ini digunakan dalam

penelitian, terlebih dahulu 22 aitem utama yang telah memenuhi daya beda dan

reliabilitas disusun kembali, sehingga penyebaran aitemnya dapat dilihat pada

[image:42.595.108.519.164.325.2]

tabel 6 berikut:

Tabel 6

Faktor-faktor Bayaran

Sebaran aitem skala kepuasan terhadap kompensasi setelah uji coba

Favorable Unfavorable Total Bobot

Pay level 1, 2, 16, 17 6, 15 6 24 %

Pay System 5, 20 3, 9, 11, 12, 22, 23 8 32 %

Benefit 4, 14, 18, 19, 21 7, 8, 10, 13, 24, 25 11 44 %

[image:42.595.108.518.516.674.2]
(43)

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 (tiga) tahap. Ketiga tahap

tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.

1.Tahap Persiapan

Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan peneliti adalah :

a. Pembuatan alat ukur

Pada tahapan ini maka peneliti mempersiapkan alat ukur sebanyak aitem

yang berupa skala Likert. Skor untuk masing-masing butir bergerak dari SS

(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Skala

dibuat dalam bentuk buku di mana di samping pernyataan telah disediakan tempat

untuk menjawab sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban.

b.Uji coba alat ukur

Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 20 November 2010 sampai 26

November 2010 dengan memberikan skala komitmen organisasi dan kepuasan

terhadap kompensasi kepada 63 karyawan perusahaan swasta. Pemberian skala ini

dilakukan dengan memberikan skala pada subjek yang sesuai dengan karakteristik

populasi.

c. Revisi Alat Ukur

Setelah peneliti melakukan uji coba, peneliti menguji validitas dan reliabilitas

skala komitmen organisasi dan kepuasan terhadap kompensasi sehingga diketahui

aitem-aitem mana saja yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, peneliti

mengambil beberapa aitem utama dari aitem yang memenuhi validitas dan

(44)

terhadap kompensasi. Skala inilah yang kemudian digunakan peneliti dalam

megambil data untuk penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah diujicobakan, maka selanjutnya peeliti melakukan tahap

pelaksanaan penelitian pada tanggal 1 Desember 2010 sampai dengan 17

Desember 2010. Peneliti melakukan pengambilan data kepada 150 orang

karyawan perusahaan swasta X dengan menggunakan skala komitmen organisasi

dan kepuasan terhadap kompensasi.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor komitmen organisasi dan kepuasan terhadap

kompensasi pada masing-masing subjek, maka untuk pengolahan data

selanjutnya, diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows 14.0 version

meliputi uji daya beda, reliabilitas alat ukur, uji asumsi dan uji hipotesa.

H. Metode Analisa Data

Azwar (2005) menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah

diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian

rupa sehingga dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan.

Metode analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik statistik yang disebut dengan regresi linear. Seluruh analisa

(45)

Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua

variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan

menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for

Windows 14.0 version. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p > 0,05.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian,

yaitu variabel bebas (komitmen organisasi) dan variabel tergantung (kepuasan

terhadap kompensasi) memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan

menggunakan scatterplot. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena

metode ini efektif dalam hal waktu dan tenaga. Seluruh proses pengolahan data

penelitian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

(46)

BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan interpretasi hasil sesuai dengan data

yang diperoleh. Pembahasan akan diawali dengan memberikan gambaran umum

subjek penelitian dan hasil utama.

A. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan swasta X di kota

Medan yang berjumlah 150 orang, dan telah memenuhi karakteristik populasi

penelitian. Dari total 150 orang karyawan perusahaan swasta yang terpilih sebagai

subjek penelitian, diperoleh gambaran berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama

bekerja.

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, maka dapat digambarkan seperti yang terdapat

pada tabel 7.

Tabel 7

Jenis Kelamin

Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 88 59

Perempuan 62 41

Total 150 100

Dari tabel 7 diatas menunjukkan jumlah subjek yang berjenis kelamin

(47)

kelamin laki-laki perjumlah 88 orang ( 59%), dan perempuan berjumlah 62 orang

(41%).

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, maka dapat digambarkan seperti yang terdapat pada

tabel 8.

Tabel 8

[image:47.595.224.428.321.553.2]

Usia

Gambaran subjek berdasarkan usia

Frekuensi

Persentase (%)

20 tahun 2 1.4

21 tahun 4 2.6

22 tahun 15 10.0

23 tahun 13 8.6

24 tahun 18 12.0

25 tahun 20 13.4

26 tahun 20 13.4

27 tahun 15 10.0

28 tahun 18 12.0

29 tahun 7 4.6

30 tahun 18 12.0

Total 150 100

Berdasarkan tabel 8 subjek yang berusia 20 tahun berjumlah 2 orang (1.4%),

usia 21 tahun berjumlah 4 orang (2.6%), usia 22 tahun berjumlah 15 orang (10%),

usia 23 tahun berjumlah 13 orang (8.6%), usia 24 tahun berjumlah 18 orang

(12%), usia 25 tahun berjumlah 20 orang (13.4%), usia 26 tahun berjumlah 20

orang (13.4%), usia 27 tahun berjumlah 15 orang (10%), usia 28 tahun berjumlah

(48)

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan lama bekerja, maka dapat digambarkan seperti yang terdapat

pada tabel 9.

Tabel 9

Lama Bekerja

Gambaran subjek berdasarkan lama bekerja

Frekuensi Persentase (%)

1 tahun 28 18.7

2 tahun 46 30.7

3 tahun 27 18.0

4 tahun 23 15.3

5 tahun 26 17.3

Total 150 100

Berdasarkan tabel 9 sybjek yang bekerja selama 1 tahun berjumlah 28

orang (18.7%), bekerja selama 2 tahun berjumlah 46 orang (30.7%), bekerja

selama 3 tahun berjumlah 27 orang (18%), bekerja selama 4 tahun berjumlah 23

orang (15.3%), bekerja selama 5 tahun berjumlah 26 orang (17.3%).

B. HASIL PENELITIAN

Berikut akan dipaparkan hasil penelitian meliputi uji asumsi normalitas,

linearitas, hasil utama dan hasil tambahan yang telah diolah menggunakan aplikasi

SPSS verso 14.0 for windows.

1. Uji Asumsi

Jumlah kuesioner yang disebarkan kepada subjek penelitian sebanyak 150

(49)

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kuesioner tersebut maka keseluruhannya

telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.

Sebelum analisis dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan

terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel

penelitian, baik variabel tergantung (kepuasan terhadap kompensasi) maupun

variabel bebas (komitmen organisasi). selain itu juga uji linearitas untuk

mengetahui bentuk korelasi antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi

dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for

Windows

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistik uji one sample

kolmogorov-smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0.05 maka sebaran

data normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran tidak normal. Hasil uji

[image:49.595.127.516.552.619.2]

normalitas dapat dilihat pada tabel 10 berikut.

Tabel 10

Variabel

Hasil Uji Normalitas

Nilai Z Nilai p Keterangan

Kepuasan terhadap Kompensasi

1.235 0.095 Sebaran normal

Komitmen Organisasi 1.117 0.165 Sebaran normal

Sebaran untuk skala komitmen organisasi diperoleh Z = 1.117 dengan p =

0.165, menunjukkan sebaran normal. Sebaran untuk skala kepuasan terhadap

(50)

b. Uji Linieritas Hubungan

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan test for linierity, yang

menunjukkan bahwa variabel bebas (kepuasan terhadap kompensasi) berkorelasi

secara linier terhadap variabel tergantung (komitmen organisasi). data penelitian

dikatakan berkorelasi secara linier apabila p < 0.05 untuk linierity dan p > 0.05

untuk deviation from linierity. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel 11

[image:50.595.127.520.349.434.2]

berikut.

Tabel 11

Variabel

Hasil uji linieritas

Linierity Deviation From Linierity

Keterangan

Kepuasan terhadap kompensasi * komitmen organisasi

0.000 0.173 Hubungan linier

Berdasarkan tabel 11 diatas diperoleh bahwa nilai p = 0.000. Hasil ini

menunjukkan nilai p < 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang linear antara

kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi.

Sesuai dengan hasil diatas, diperoleh bahwa penelitian ini terdistribusi

dengan normal dan linear, sehingga dapat dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan statistik para metrik. Metode analisi data yang digunakan untuk

pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisis

(51)

C. Hasil Utama Penelitian

1. Korelasi Kepuasan terhadap Kompensasi dengan Komitmen organisasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara

kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi, serta kajian teoritis

yang telah dilakukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Ada hubungan

antara kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi”. Hasil

pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji Pearson

Correlation dan dengan bantuan komputer program SPSS 14.0 for Windows,

didapat koefisien korelasi (r) sebesar 0.440 dan p = 0.000 untuk korelasi antara

kepuasan terhadap kompensasi dan komitmen organisasi. Sesuai dengan formula

interpretasi harga r yang digunakan menurut Hadi (2000), hal ini menunjukkan

bahwa kepuasan terhadap kompensasi memiliki korelasi yang meyakinkan dengan

komitmen organisasi. Perhitungan koefisien korelasi di atas dapat dilihat pada

[image:51.595.121.497.547.681.2]

tabel berikut :

Tabel 12

Korelasi Antara kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen organisasi

Komitmen Organisasi

Kepuasan Kompensas1 Komitmen Organisasi Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

1

150

0.440

0.000 150 Kepuasan Kompensasi Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

0.440 0.000 150

1

(52)

2. Deskripsi data penelitian

Analisis data penelitian dapat dilakukan dengan pengelompokkan yang

mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi

bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan

dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

a. Gambaran Skor kepuasan kompensasi

Data penelitian tentang kategori kepuasan terhadap kompensasi seperti

[image:52.595.111.517.381.476.2]

tertera pada tabel berikut:

Tabel 13

Deskripsi Data kepuasan terhadap kompensasi

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Kepuasa n Kompen sasi

45 99 68.69 10.955 45 99 62.5 12.5

Berdasarkan tabel 13 diperoleh mean empirik untuk skala kepuasan

terhadap kompensasi sebesar 68.69 dengan SD empirik sebesar 10.955, sedangkan

untuk mean hipotetiknya sebesar 72 dengan SD hipotetiknya sebesar 12.5. Hasil

perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan

bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara

umum kepuasan terhadap kompensasi yang telah diteliti adalah positif.

Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk

mengkategorisasikan kepuasan terhadap kompensasi dalam tingkatan-tingkatan

(53)

yaitu kepuasan tinggi dan kepuasan rendah. Norma kategorisasi kepuasan

[image:53.595.105.518.219.285.2]

terhadap kompensasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 14

Kategorisasi kepuasan terhadap kompensasi

Rentang nilai Kategori

X < (µ-1,0б) Rendah

(µ-1,0б)≤ X < (µ+1,0б) Sedang

(µ+1,0б) ≤ X Tinggi

Berdasarkan rata-rata hipotetik kepuasan terhadap kompensasi adalah 62,5

dengan standar deviasi 12,5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai

[image:53.595.103.524.435.511.2]

berikut:

Tabel 15

Kategorisasi data kepuasan terhadap kompensasi

Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase (%)

X < 50 Rendah 4 2.7

50 ≤ X < 75 Sedang 116 77.3

75 ≤ X Tinggi 30 20

150 100

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa, 4 orang subjek penelitian

termasuk dalam kategori rendah (2.7%), 116 orang subjek termasuk dalam

kategori sedang (77.3%), dan 30 orang subjek penelitian termasuk dalam kategori

tinggi (20%). Hal ini berarti subjek penelitian memiliki tinggkat kepuasan sedang.

b. Gambaran skor komitmen organisasi

Data penelitian tentang kategori komitmen organisasi seperti tertera pada

(54)
[image:54.595.114.518.148.239.2]

Tabel 16

Deskripsi Data komitmen organisasi

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Komitm en Organis asi

67 131 98.56 12.410 33 132 82.5 16.5

Berdasarkan tabel 16 diperoleh mean empirik untuk skala komitmen

organisasi sebesar 98.56 dengan SD empirik sebesar 12.410, sedangkan untuk

mean hipotetiknya sebesar 82.5 dengan SD hipotetiknya sebesar 16.5. Hasil

perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan

bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara

umum komitmen organisasi yang telah diteliti adalah positif.

Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk

mengkategorisasikan kepuasan terhadap kompensasi dalam tingkatan-tingkatan

yang disusun menurut norma tertentu. Subjek dikategorikan menjadi dua kategori

yaitu kepuasan tinggi dan kepuasan rendah. Norma kategorisasi kepuasan

terhadap kompensasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 17.

Kategorisasi komitmen organisasi

Rentang nilai Kategori

X < (µ-1,0б) Rendah

(µ-1,0б)≤ X < (µ+1,0б) Sedang

(µ+1,0б) ≤ X Tinggi

Berdasarkan rata-rata hipotetik kepuasan terhadap kompensasi adalah 82.5

[image:54.595.107.519.610.674.2]
(55)
[image:55.595.103.518.168.243.2]

Tabel 18

Kategorisasi data Komitmen Organisasi

Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase (%)

X < 66 Rendah 0 0

66 ≤ X < 99 Sedang 83 55.3

99 ≤ X Tinggi 67 44.7

150 100

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa, tidak ada subjek penelitian

termasuk dalam kategori rendah, 83 orang subjek termasuk dalam kategori sedang

(55.3%), dan 67 orang subjek penelitian termasuk dalam kategori tinggi (44.7%).

Hal ini berarti subjek penelitian memiliki tingkat komitmen sedang.

D. Pembahasan

Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa hipotesa yang menyatakan adanya

hubungan positif antara kepuasan terhadap kompensasi dengan komitmen

organisasi dapat diterima. Hasil pengujian korelasi antara kepuasan terhadap

kompensasi dengan komitmen organisasi bahwa r = 0.440 dengan p = 0.000.

Dengan menggunakan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi (2000),

menyatakan bahwa kepuasan terhadap kompensasi dan komitmen organisasi

memiliki hubungan yang meyakinkan. Beberapa hal diasumsikan mempengaruhi

penelitian ini dan berikut pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan

oleh peneliti.

Mowday, Porter, dan Steers

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketika MPR, institusi tertinggi di Indonesia yang memiliki wewenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, menolak pidato pertanggung-jawaban Habibie (masalah referendum

Hasil penelitian di Puskesmas Umbul Harjo I Yogyakarta mengenai sikap pencegahan ibu hamil terhadap HIV/AIDS dengan pencegahan penurunan HIV dari ibu hamil ke bayi, menunjukkan

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 8 orang mahasiswa semester IV program studi D III kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Dalam peneitian ini bertujuan ingin mengetahui proses peran komunikasi antarpribadi personal selling dalam memasarkan produk jasa layanan Internet &amp; TV Cable

Anarki, Arga Ageng. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas terhadap Kinerja Pegawai pada BPRS SUKOWATI SRAGEN. Skripsi, Fakultas Ekonomi Bi snis Islam. Jurusan

[r]

Dengan demikian, tujuan dari studi ini adalah menerapkan Distribution Requirements Planning (DRP) di CV Karya Mandiri Sejahtera untuk mengendalikan ketersediaan

Peningkatan tersebut dibuktikan dengan analisis tes hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, yakni siswa yang tuntas 9 dari 13 siswa atau persentase ketuntasan