UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN DEVIDEN KAS TERHADAP GROWTH PERUSAHAAN
BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Nama : Leo Noventus Haojahan Sitanggang NIM : 070503167
Departemen : Akuntansi
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2010
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul pengaruh current ratio,
debt to equity ratio, dan deviden kas terhadap growth perusahaan barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah benar hasil karya saya
sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 6 November 2010 Yang Membuat Pernyataan,
Leo Noventus Haojahan Sitanggang NIM : 070503167
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Deviden kas Terhadap Growth Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Burasa
Efek Indonesia”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar keserajanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji II
saya, terima kasih atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji I saya, terima kasih atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orangtua saya, Ir. Marhiras Sitanggang, M.Sc. dan Daon Br. Sinabutar, Amd., terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan,
perhatian, dukunga moral maupun materi, dan doanya kepada penulis.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 6 November 2010
Penulis,
Leo Noventus Haojahan Sitanggang NIM: 070503167
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh current ratio, debt to equity
ratio, dan deviden kas terhadap growth perusahaan barang konsumsi yang
berganda sebagai alat bantu perhitungannya dan menggunakan bantuan program SPSS versi 18.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement
sampling). Populasi yang digunakan penelitian meliputi 32 perusahaan barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang terpilih menjadi sampel adalah sebanyak 14 perusahaan. Data penelitian mencakup tiga tahun buku, yaitu tahun 2007-2009.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa secara simultan current ratio, debt to
equity ratio, dan deviden kas tidak berpengaruh signifikan terhadap growth
perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas tidak berpengaruh signifikan terhadap growth Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : Growth Perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Deviden Kas
ABSTRACT
that is with technique analyse doubled linear regretion as a means of assist its calculation and the use of multiple regression with SPSS version 18 software.
The sample was taken by using purposive sampling method (judgement sampling). The population cover 32 consumer goods companies at Indonesia Stock Exchange, while the taken sample consist of 14 consumer goods companies. The research period of 3 years 2007 up to 2009.
The research result simultaneously show that current ratio, debt to equity ratio, and cash dividend don’t have significant influence to growth of consumer goods companies at Indonesian Stock Exchange. Partially current ratio, debt to equity ratio, and cash dividend don’t have significant influence to growth of consumer goods companies at Indonesian Stock Exchange.
Keyword : Companies Growth, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, and Cash Dividend
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan ... 7
2. Laba ... 8
3. Pertumbuhan Laba ... 10
4. Current Ratio ... 10
5. Debt to Equity Ratio ... 12
6. Deviden Kas ... 13
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 14
D. Hipotesis Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
C. Jenis dan Sumber Data ……… 22
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 22
E. Metode Analisis Data ... 23
F. Jadwal Penelitian ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 30
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 31
2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data ………. 33
b. Uji Multikolineritas ... 36
c. Uji Autokorelasi ... 37
c. Uji Heterokedestisitas ... 38
3. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi (R2) ... 39
b. Uji Signifikansi Simultan ... 40
c. Uji Signifikansi Parsial ... 42
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 45
A. Kesimpulan ... 48
B. Keterbatasan Penelitian ... 49
C. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
LAMPIRAN ... 53
Nama Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15
Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan ... 21
Tabel 3.2 Identifikasi Variabel ... 23
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 29
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi ... 31
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-variabel Penelitian ... 32
Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 35
Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas ... 36
Tabel 4.5 Uji Durbin-Watson ... 37
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi (R2) ... 39
Tabel 4.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 40
Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 41
Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 43
Nama Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 16
Gambar 4.1 Histogram ... 34
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plo ... 35
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ... 38
Nama Halaman
Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian ... 53
Lampiran 2 Data Variabel Current Ratio (CR) ... 54
Lampiran 3 Data Variabel Total Debt to Equity Ratio (DER)... 55
Lampiran 4 Data Variabel Deviden kas ... 56
Lampiran 5 Data Variabel Growth ... 57
Lampiran 6 Data Variabel Penelitian ... 58
Lampiran 7 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian ... 59
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas Data ... 59
Lampiran 9 Hasil Uji Multikolinearitas... 61
Lampiran 10 Hasil Uji Autokorelasi ... 61
Lampiran 11 Hasil Pengujian Hipotesis l Uji Heteroskedastisitas ... 62
Lampiran 12 Hasil Pengujian Hipotesis ... 62
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pasar yang semakin global membuat persaingan usaha di Indonesia semakin ketat. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan melalui pihak
manajemennya untuk selalu berupaya dan berkreasi agar perusahaan tetap eksis dan semakin berkembang. Dalam hal ini, pihak manajemen harus mampu
menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan efisien dan efektif sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada prinsipnya perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan
bisnisnya. Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal. Sumber internal dapat berasal dari laba ditahan (retained earning),
sedangkan sumber eksternal dapat berasal dari hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing).
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan sumber internal, maka akan sangat mengurangi ketergantungan kepada pihak luar. Jika kebutuhan dana sudah semakin meningkat karena
pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain, maka perusahaan harus memanfaatkan sumber dana eksternal.
Investor dan kreditur sebagai pemberi dana eksternal perlu berhati-hati dalam memberikan dananya bagi perusahaan. Biasanya, seorang investor maupun
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang
lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek
pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan sumbera daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana pertumbuhan laba bersih ini lebih kompleks dari pengukuran laba
operasi karena menambahkan efisiensi penggunaan modal, dimana inputnya adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan
perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri. Dalam penelititan ini, current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas merupakan variabel yang mempengaruhi growth perusahaaan.
Hubungan antara variabel-variabel ini dapat dijelaskan secara logika, jika perusahaan memiliki CR yang baik, maka perusahaan tersebut mampu membayar
dividen kas yang tinggi kepada para investor. Seorang investor yang mengamati perusahaan yang membagikan deviden kas yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan sehingga perusahaan
memiliki tambahan modal untuk mendanai operasionalnya dan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan. DER juga mempengaruhi growth
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan maupun melakukaan ekspansi usaha sehingga dapat meningkatkan growth perusahaan.
Penelitian mengenai pertumbuhan perusahaan telah pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti terdahulu. Rasyid (1998) dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri pada Perusahaan
Manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta” menyatakan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari return on asssets,
debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada laju pertumbuhan
modal sendiri perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non manufaktur terdapat variable yang tidak berpengaruh yaitu plowback ratio.
Penelitian Waskito (2008) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” menyatakan bahwa secara simultan basic
earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan
return on investment (ROI) berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri
perusahaan, sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri.
Akibat adanya inkonsistensi hasil penelitian antara Rasyid dan Waskito serta
adanya perbedaaan alat ukur growth perusahaan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pertumbuhan perusahaan namun dengan variabel
karena menurut peneliti dengan laba bersih telah dapat mengindikasikan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Peneliti menggunakan current ratio (CR), debt to
equity ratio (DER), dan deviden kas sebagai variabel independen serta objek
penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Alasan peneliti menggunakan perusahaan barang konsumsi karena berdasarkan data bisnis indonesia intelligence tahun lalu (2009), emiten di sektor industri barang konsumsi pada tahun lalu mampu memperoleh laba bersih sebesar
Rp l6,49 triliun atau naik 45,03% dibandingkan dengan perolehan laba bersih dari sektor ini pada tahun 2008 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 66,11%.
Selain itu, pertimbangan lain peneliti menggunakan perusahaan barang konsumsi sebagai objek penelitian dikarenakan permintaan terhadap barang konsumsi bersifat inelastis, yang artinya persentase perubahan jumlah barang yang diminta
lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Permintaan terhadap barang konsumsi tidak banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian negara karena
termasuk kebutuhan primer atau kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas
terhadap growth perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perumusan masalah yang dibuat dalam penelitian ini berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut.
1. apakah current ratio (CR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
growth perusahaan?
2. apakah debt to equity ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap growth perusahaan?
3. apakah deviden kas secara parsial berpengaruh terhadap growth perusahaan?
4. apakah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap growth perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disimpulkan oleh peneliti berdasarkan perumusan
masalah yang telah diuraikan sebelumnya adalah:
1. untuk mengetahui apakah current ratio (CR) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap growth perusahaan.
2. untuk mengetahui apakah debt to equity ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap growth perusahaan.
3. untuk mengetahui apakah deviden kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap growth perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak, yakni:
1. bagi penulis, untuk memperluas wawasan penulis di dalam bidang
akuntansi khususnya mengenai pengaruh current ratio (CR), debt to equity
ratio (DER), dan deviden kas terhadap growth perusahaan sehingga dapat
menjadi suatu bahan referensi penulis jika suatu waktu penulis diminta
untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi growth perusahaan,
2. bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi,
3. bagi kreditur, sebagai bahan masukan sebelum memberikan pinjaman dana,
4. bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan dan
mempertahankan pertumbuhan perusahaan, dan
5. bagi peneliti selanjutnya, menjadi bahan referensi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berkaitan faktor-faktor
yang mempengaruhi growth perusahaan.
BAB II
A. Tinjauan Teoritis
1. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim industri
lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara
pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang
sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur.
Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana
untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi
perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin
besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).
Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam
pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan
laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri.
2. Laba
Secara operasional, laba merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sementara pengertian laba yang dianut
oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Definisi laba menurut Winwin (2008:91) “Laba adalah selisih antara pendapatan dan beban. Laba dianggap telah timbul bila terjadi
kenaikan nilai dari kekayaan bersih sebagai akibat adanya transaksi”. Chariri (2000:214) menyebutkan bahwa:
Laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.
5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan Stice et.al (2004 : 230).
a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari
serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah
pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Agus Pramuka, 2000).
Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut.
Pertumbuhan Laba =
1 -t 1 -t t Thn Laba Thn Laba -Thn Laba
Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Dengan kata lain, laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, sehingga semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,
akan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
4. Current Ratio
Rasio yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah raso lancar (current ratio), dimana current ratio memberikan ukuran kasar tingkat
likuiditas perusahaan. Definisi current ratio menurut Kasmir (2008:134) merupakan “rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
yang dimilki perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio lancar dapat dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar atau menurut Harahap (2006 : 301) secara
matematis, rumus untuk menghitung current ratio adalah:
current ratio =
Lancar Utang
Lancar Aktiva
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan uang tunai dalam waktu yang singkat (kurang satu tahun). Komponen aktiva lancar lazimnya terdiri dari kas, kas di bank,
surat-surat berharga piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya. Kewaijaban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban jangka
pendek perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen kewajiban lancar biasanya terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, pendapatan
diterima di muka, utang jangka panjang yang jatuh tempo serta utang jangka pendek lainnya. Dari hasil pengukuran rasio, apabila current ratio rendah
dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan sedang tidak baik, namun apabila current ratio tinggi belum tentu mengindikasikan kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan
sebaik mungkin. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar yang standar adalah 2:1 (Kasmir, 2008:135).
5. Debt to Equity Ratio
juga sering disebut leverage ratio. Menurut Van Horne (2005 : 209) rasio
leverage adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai
oleh utang”. Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang.
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas atau menurut Harahap (2006 : 303) secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total Debt to Equity Ratio =
Saham Pemegang Ekuitas
Hutang Total
Debt to Equity Ratio (DER) berguna untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan utang. Bagi kreditur, semakin
besar DER akan semakin tidak menguntungkan. Hak ini dikarenakan jika DER semakin besar maka risiko yang ditanggung atas kegagalan yang
mungkin terjadi perusahaan juga akan semakin besar. Bagi perusahaan, semakin besar DER akan semakin baik. Hal ini dikarenakan tingginya DER menunjukkan semakin besar jumlah pinjaman yang diperoleh untuk
digunakan dalam mendanai kegiatan operasional perusahaan.
Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan akan ditahan untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan
keuntungan tersebut maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada
pemegang saham dan berapa yang harus ditahan guna mendanai perkembangan atau ekspansi perusahaan. Keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya
keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut deviden.
Pengertian deviden menurut Fakhrudin et.al (2006:179), “Deviden
merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS”. Deviden dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau deviden saham (stock dividend). Definisi deviden
kas menurut Sundjaja et.al (2002:332) ”Deviden kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja
perusahaan saat ini dan akan datang”. Menurut Peraturan No.IX.D.5 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (2003:IV-3)” Deviden kas adalah bagian yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang”.
Kebijakan perusahaan untuk membayar deviden kas bertujuan untuk menambah kekayaan pemilik saham (investor). Deviden kas akan
kas yang akan diberikan pada setiap lembar saham perlu dianalisis dengan mengaitkannya dengan pembelanjaan perusahaan secara keseluruhan.
B. Tinjauan Penelitian Tedahulu
Penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
perusahaan telah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Penelitian Rasyid pada tahun 1998, meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Rasyid menggunakan return on asssets, debt to equity ratio, dan
plowback ratio sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya
pertumbuhan modal sendiri. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa return on
asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada pertumbuhan
modal sendiri pada perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non
manufaktur terdapat variabel yang tidak berpengaruh yaitu plowback ratio.
Penelitian Waskito pada tahun 2008 yang meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan basic earning power, debt to
equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on investment (ROI)
sebagai variabel independen dan pertumbuhan modal sendiri sebagai variabel dependen. Hasil penelitian Waskito menyatakan bahwa secara simultan basic
earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan
perusahaan,sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri.
Hasil penelitian Hendro pada tahun 2008 dengan judul, “Pengaruh Investment
Oppurnity Set (IOS) Berbasis Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efefk Indonesia” mengatakan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan antara Investment Opportunity Cost (IOS) berbasis harga saham terhadap real growth perusahaan. Adapun penelitian- penelitian sebelumnya dapat dilihat lebih ringkas pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Sumber: data diolah penulis, 2010
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Rasyid (1998)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Modal Sendiri pada Perusahaan Manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
return on asssets, debt to equity ratio, plowback ratio,dan petumbuhan modal sendiri
return on asssets, debt to equity ratio, dan plowback ratio berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur, sedangkan pada perusahaan non manufaktur plowback ratio tidak berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri.
2. Waskito (2008) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, return on investment (ROI), dan pertumbuhan modal sendiri
secara simultan basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate, dan return on
investment (ROI) berpengaruh
terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan,sedangkan secara parsial hanya plowback ratio yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri
3. Hendro (2008)
Pengaruh Investment Oppurnity Set (IOS) Berbasis Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efefk Indonesia
Investment Oppurnity Set (IOS), danReal Growth
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 2.1.
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: data diolah penulis, 2010
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah current ratio
(CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas, sedangkan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah growth perusahaan. Semakin tinggi
current ratio, maka semakin likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang jatuh tempo sehingga perusahaan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor sehingga dapat memperlancar kegiatan
operasional perusahaan. Dengan meningkatnya operasional perusahaan diharapkan laba perusahaan juga dapat meningkat, dengan demikian pertumbuhan
Growth
Perusahaan
(Y) Current Ratio (CR)
(X1)
Debt to Equity Ratio
(DER) (X2)
perusahaan semakin meningkat. Semakin tinggi debt to equity ratio, maka semakin banyak sumber dana perusahaan untuk melakukan ekspansi, dengan ekspansi yang dilakukan maka akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Investor yang menanamkan dananya pada perusahaan mengharapkan imbalan atas dana yang diinvestasikannya. Return yang dapat diterima investor
dapat berupa capital gain, dan deviden. Biasanya investor lebih menyukai deviden dari pada capital gain, hal ini dikarenakan resiko jika mengharapkan deviden lebih kecil. Semakin tinggi deviden yang diberikan perusahaan kepada investor,
maka semakin tertarik investor menginvestasikan dananya pada perusahaan, sehingga semakin besar modal perusahaan untuk membiayai kegiatan
operasionalnya serta melakukan pengembangan usaha. Dengan berkembangya usaha suatu perusahaan, tentu saja akan meningkatkan perolehan laba perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan semakin tinggi.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu
yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : terdapat pengaruh current ratio (CR) terhadap growth perusahaan.
perusahaan.
H3 : terdapat pengaruh deviden kas terhadap growth perusahaan.
H4 : terdapat pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER),
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007 : 30)
desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh current
ratio (CR), debt to equity ratio (DER), deviden kas terhadap growth perusahaan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2007: 72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di BEI yaitu 32 perusahaan pada tahun 2009.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga
nilai populasi sesungguhnya (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 74).
mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2004:79).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2009,
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama
tahun 2007-2009.
3. Perusahaan tersebut menghasilkan laba (earning) dalam periode
2007-2009.
4. Perusahaan tersebut membagikan dividen dalam periode 2007-2009. Berdasarkan karateristik penarikan sampel diatas, maka diperoleh sampel
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan Barang Konsumsi
No Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3 4
1 PT Ades Waters Indonesia Tbk √ √ X X
2 PT Aqua Golden Missisipi Tbk √ √ √ √ 1
3 PT BAT Indonesia Tbk √ √ X X
4 PT Bentoel Internasional Investama Tbk √ √ √ X
5 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ X
6 PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ X
7 PT Davomas Abadi Tbk √ √ √ X
8 PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 2
9 PT Gudang Garam Tbk √ X X X
10 PT HM Sampoerna Tbk √ √ √ √ 3
11 PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ √ X
12 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 4
13 PT Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ 5
14 PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ X
15 PT Kedaung Setia Industrial Tbk √ √ √ X
16 PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ √ 6
17 PT Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ X
18 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ 7
19 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 8
20 PT Merck Tbk √ √ √ √ 9
21 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 10
22 PT Mustika Ratu Tbk √ √ √ √ 11
23 PT Praisdha Aneka Niaga Tbk √ √ √ X
24 PT Pyridam Farma Tbk √ √ √ X
25 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ X
26 PT Sekar Laut Tbk √ √ √ X
27 PT Siantar Top Tbk √ √ √ X
28 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk* √ √ √ √
12
29 PT Tempo Scan Tbk √ √ √ √ 13
30 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ X
31 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk √ √ √
X
32 PT Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ 14
Sumber: data diolah penulis, 2010
C. Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari
perusahaan. Data sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten
yang terdapat di dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,
2007:3). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Current Ratio (CR) merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendekmya yang segera harus dipenuhi
dengan menggunakan aktiva lancarnya.
b. Debt to equity ratio (DER) merupakan kemampuan peusahaan dalam
c. Deviden kas merupakan sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung dari kebijakan
deviden perusahaan. Biasanya perusahaan menggunakan dividend
payout ratio untuk menentukan besarnya deviden yang dibagikan, oleh
karena itu, besarnya deviden kas dalam penelitian ini diukur dengan
dividend payout ratio.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:3). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah growth perusahaan yang diukur
[image:35.595.103.522.454.597.2]dengan menggunakan pertumbuhan laba bersih. Tabel 3.2 Identifikasi Variabel
Sumber: data diolah penulis, 2010
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 18. Analisis data dilakukan
No Variabel Simbol Rumus Skala
1 Pertumbuhan laba bersih Y
1 -t 1 -t t Thn Laba Thn Laba -Thn Laba Rasio
2 Current Ratio (CR) X1 Aktiva lancar
Utang lancar
Rasio
3 Debt to equity ratio
(DER)
X2 Total utang
Total modal
Rasio
4 Deviden kas X3 Deviden
Laba bersih
dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis
data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi
normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi data
normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas < 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi
multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance
inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering
ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda
disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.
pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi
heterokedasitas.
2. Pengujian Hipotesis
Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu
variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi- asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas (Lubis et.al, 2007: 45). Persamaan regresi linier berganda yaitu:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e
Ket :
Y = growth perusahaan
X1 = CR
X2 = DER
X3 = deviden kas α = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005: 83). Nilai
koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. R Square dikatakan baik jika nilainya di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.
b. Uji signifikansi simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test.
Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut.
Ho : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap growth perusahaan.
Ha : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
growth perusahaan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
signifikansi Fhitung dengan ketentuan:
jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05 dan nilai p-value > level of
jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05 dan nilai p-value < level of
significant sebesar 0,05 , maka Ha diterima.
c. Uji signifikansi parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut
Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji-t dilakukan untuk mengetahui
signifikan tidaknya pengaruh masing–masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel
independen dan variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
growth perusahaan.
Ha : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan :
Jika t-hitung< t-tabel,maka Ha diterima dan Ho ditolak;
F. Jadwal Penelitian Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Juli 2010 Augst 2010 Sept 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Ujian Meja Hijau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis
data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi digunakan dengan
menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan
output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh 14 perusahaan
yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2007-2009. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Kode Emiten
1 AQUA PT Aqua Golden Missisipi Tbk
2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
3 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
4 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
5 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
6 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk
7 TCID PT Mandom Tbk
8 MYOR PT Mayora Indah Tbk
9 MERK PT MerckTbk
10 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
11 MRAT PT Mustika Ratu Tbk
12 SQBI PT Taisho Pharmaceutical indonesia
13 TSPC PT Tempo Scan Tbk
14 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis statistik deskriptif
Pengujian statistik deskriptif penting dilakukan sebelum melakukan
pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
(Sugiyono, 2007 : 142). Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 42 .59 17.61 4.0131 3.19569
DER 42 .08 8.44 .9110 1.39038
Deviden 42 .10 1.01 .4197 .26299
GR 42 -.06 1.63 .3164 .34646
Valid N
(listwise)
42
Sumber : Output SPSS, diolah oleh penulis, 2010
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan beberapa hal seperti yang dijelaskan di
bawah ini.
a. Variabel current ratio (CR) memiliki nilai minimun sebesar 0,59
yang dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan
current ratio maksimum dimiliki oleh PT Mandom Tbk sebesar
17,61. Rata-rata current ratio (CR) sebesar 4,0131 dan standar
deviasi 3,19569 dengan jumlah pengamatan sebanyak 42.
b. Variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai minimun sebesar
0,08 yang dimiliki oleh PT Mandom Tbk, sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia sebesar 8,44. Rata-rata total debt to equity ratio (DER) sebesar 0,9110 dan
standar deviasi 1,39038 dengan jumlah pengamatan sebanyak 42. c. Variabel deviden kas memiliki nilai minimun sebesar 0,10 yang
Rata-rata dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,4197 dan standar deviasi 0,26299 dengan jumlah pengamatan sebanyak 42.
d. Variabel growth perusahaan memiliki nilai minimun sebesar -0,06
yang dimiliki oleh PT Mustika Ratu Tbk, sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar
1,63. Rata-rata growth sebesar 0,3164 dan standar deviasi 0,34646 dengan jumlah pengamatan sebanyak 42.
2. Uji asumsi klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas data dilakukan dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probability
plot. Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov Test. Grafik histogram menunjukkan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang
cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : Output SPSS, diolah oleh penulis, 2010
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri
maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal.
Normalisasi data dapat diuji dengan menggunakan Normal P-Plot. Data dalam keadaaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal (Lubis, 2007: 29). Hal ini dapat di lihat pada gambar 4.2 yang
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot
Analisis statistik dengan menggunakan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .31775454
Most Extreme
Differences
Absolute .187
Positive .187
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z 1.211
Asymp. Sig. (2-tailed) .107
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
[image:47.595.134.414.105.295.2] [image:47.595.164.434.479.658.2]Tabel 4.3 menunjukkan besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 1,211 dan signifikansi pada 0,107 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah berdistribusi secara normal, dimana nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p = 0,107 > 0,05).
b. Uji Multikolinieritas
Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen. Batas tolerance value
adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Suatu data penelitian dikatakan terjadi multikolinieritas apabila tolerance value < 0,1 dan VIF > 10. Sebaliknya
data yang terbebas dari multikolinieritas adalah tolerance value > 0,1 dan VIF < 10. Hasil pengujian data disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Uji multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant
)
.523 .138 3.802 .001
CR -.022 .018 -.199 -1.196 .239 .802 1.248
DER .060 .043 .240 1.408 .167 .761 1.315
Deviden -.416 .209 -.316 -1.992 .054 .883 1.133
a. Dependent Variable: GR
sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010
Hasil pengujian multikolinearitas pada gambar 4.2 menunjukkan nilai
[image:48.595.113.539.472.660.2]tolerance value CR yaitu 0,802; DER sebesar 0,761; deviden sebesar
0,883 dan hasil perhitungan VIF kurang dari 10 yakni terlihat pada nilai CR sebesar 1,248; DER sebesar 1,315; deviden sebesar 1,133. Hal ini
berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen sehingga data tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi sering
terjadi pada sampel dengan data time series dengan n sampel adalah periode waktu. Pengujian autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.5 Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .399a .159 .092 .33006 1.184
a. Predictors: (Constant), Deviden, CR, DER
b. Dependent Variable: GR
Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar
[image:49.595.130.507.521.613.2]d. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Pendekatan grafik yang dilakukan dengan melihat grafik scatterplot sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik scatterplot Sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010
Gambar 4.3 menunjukkan grafik scatterplot yang tersebar dan tidak
membentuk pola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terkena heterokedastitas pada model regresi sehingga model
[image:50.595.151.447.289.564.2]3. Pengujian Hipotesis
Mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan
koefisien determinasi (R2), uji t (t test) dan uji F (F test). a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Lubis, 2007: 48). Range nilai dari R2 adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti
model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati angka satu model semakin baik.
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
dimensi on0 1 ,399
a
,159 ,092 ,33006
a. Predictors: (Constant), Deviden, CR, DER
b. Dependent Variable: GR
Sumber: data diolah penulis, 2010.
Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,399 yang berarti hubungan antara variabel
independen (current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas), dengan variabel dependen (growth) rendah yaitu sebesar 39,9%. Tingkat hubungan
[image:51.595.171.472.407.555.2]R Square sebesar 0,159 berarti 15,9% growth perusahaan dipengaruhi oleh current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas. Sisanya 74,1% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini.
Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,092. Angka ini
mengidentifikasikan bahwa variabel independen (current ratio, debt to
equity ratio, dan deviden kas) mampu menjelaskan variabel dependen
(growth) sebesar 9,2%, sedangkan selebihnya sebesar 90,8% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.7
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,2 - 0,399 Rendah
0,4 - 0,599 Sedang
0,6 - 0,799 Kuat
0,8 – 1 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2007:183
b. Uji signifikansi simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-F (F test).
H0= variabel current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan
deviden kas tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap growth perusahaan.
Ha= variabel current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan
deviden kas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
growth perusahaan.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan
Ftabel dengan ketentuan:
1) jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima,
[image:53.595.116.516.430.548.2]2) jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha diterima H0 ditolak.
Tabel 4.8 Hasil Uji-F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,782 3 ,261 2,392 ,084a
Residual 4,140 38 ,109
Total 4,922 41
a. Predictors: (Constant), Deviden, CR, DER
b. Dependent Variable: GR
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010
Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat Fhitung sebesar 2,392
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,84. Sedangkan Ftabel diketahui
sebesar 3,24. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung <
Ftabel (2,392 < 3,24) serta maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat
terhadap growth perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Uji Signifikansi Parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Uji-t
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0= current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap growth
perusahaan.
Ha= current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan deviden kas
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap growth
perusahaan.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel
dengan ketentuan:
1. Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima,
2. Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Tabel 4.9 Hasil Uji-t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,523 ,138 3,802 ,001
CR -,022 ,018 -,199 -1,196 ,239
DER ,060 ,043 ,240 1,408 ,167
Deviden -,416 ,209 -,316 -1,992 ,054
a. Dependent Variable: GR
Hasil pengujian statistik t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Pengaruh current ratio (CR) terhadap growth perusahaan
Nilai thitung untuk variabel current ratio adalah sebesar -1,196 dan
ttabel untuk df = N-k (42-3) dan α = 5% diketahui sebesar 1,662.
Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-1,196 <
1,662) dan nilai signifikansi sebesar 0,239 (lebih besar dari 0,05)
artinya H0 diterima, bahwa secara parsial current ratio tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan
barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%. 2) Pengaruh debt to equity ratio (DER) growth perusahaan
Nilai thitung untuk variabel debt ratio adalah sebesar 1,408 dan ttabel
untuk df = N-k (42-3) dan α = 5% diketahui sebesar 1,662. Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (1,408 <1,662) dan
nilai signifikansi sebesar 0,167 (lebih bear dari 0,05) artinya H0
pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%.
3) Pengaruh deviden kas terhadap growth perusahaan
Nilai thitung untuk variabel deviden kas adalah sebesar -1,992 dan ttabel
untuk df = N-k (42-3) dan α = 5% diketahui sebesar 1,662. Dengan
demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-1,992< 1,662) dan
nilai signifikansi sebesar 0,054 (lebih besar dari 0,05) artinya H0
diterima, bahwa secara parsial deviden kas juga tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan barang konsumsi pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan tabel di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
GR= 0,523 – 0,022CR + 0,60DER– 0,416Deviden kas + e Keterangan:
1) konstanta sebesar 0,523 menunjukkan bahwa apabila variabel
independen bernilai 0 maka nilai growth perusahaan barang konsumsi adalah sebesar 0,523,
2) β1 sebesar -0,022 menunjukkan bahwa setiap penambahan current
ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan growth
perusahaan barang konsumsi sebesar 0,022 dengan asumsi variabel
3) β2 sebesar 0,60 menunjukkan bahwa setiap penambahan debt to
equity ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan growth
perusahaan barang konsumsi sebesar 0,60 dengan asumsi variabel
lain tetap,
4) β3 sebesar -0,416 menunjukkan bahwa setiap penambahan deviden
kas sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan growth perusahaan barang konsumsi sebesar 0,416 dengan asumsi variabel lain tetap.
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan yang menggunakan uji F tingkat signifikansi 5% menunjukkan hasil uji ANOVA atau F-test bahwa Fhitung
sebesar 2,392 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,84, sedangkan Ftabel dicari
dengan jumlah pengamatan (n) = 42; jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikansi α = 5%; degree of freedom df1 = k-1 = 2 dan df2 = n-k = 42-3 = 39 diperoleh nilai
Ftabel sebesar 3,24 (taraf signifikansi α =5%). Berdasarkan hasil tersebut Fhitung >
Ftabel (4,383 > 2,53), maka Ha diterima, artinya secara simultan diketahui bahwa
variabel current ratio, debt to equity ratio, dan deviden kas tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan barng konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa current ratio (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan
tersebut menyatakan bahwa thitung sebesar -1,196 dan ttabel untuk df = N-k (42-3) dan α = 5% diketahui sebesar 1,662. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari
nilai ttabel (-1,025 < 2,052) dan nilai signifikansi sebesar 0,314 (lebih besar dari
0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial current ratio tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada variabel debt to equity ratio (X2) diperoleh hasil bahwa secara parsial
variabel ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap growth
perusahaan barang konsumsi, ini ditunjukkan dengan nilai thitung (1,408) > ttabel
(1,662) dengan tingkat α = 5% pada signifikansi 0,239 > 0,05.
Variabel deviden kas (X3) diperoleh hasil, bahwa secara parsial variabel ini
tidak juga tidak berpengaruh signifikan terhadap growth perusahaan barang konsumsi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung (-1,992) < ttabel (1,662) dengan
tingkat α = 5% pada signifikansi 0,054 > 0,05.
Nilai R sebesar 0,399 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara
growth (variabel dependen) dengan current ratio, debt to equity ratio, dan
deviden kas mempunyai tingkat hubungan yang rendah yaitu sebesar 39,9%. Tingkat hubungan yang rendah ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,092. Angka ini mengidentifikasikan bahwa
growth (variabel dependen) mampu dijelaskan oleh current ratio, debt to equity
ratio, dan deviden kas (variabel independen) sebesar 9,2% sedangkan selebihnya
ini. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,33006 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Variabel current ratio memiliki koefisien korelasi yang negatif yaitu sebesar -0,022 menunjukkan bahwa setiap penambahan loan to deposit ratio sebesar 1%
maka akan diikuti oleh penurunan growth sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel debt to equity ratio memiliki koefisien korelasi yang positif yaitu sebesar 0,60 menunjukkan bahwa setiap penambahan debt to equity ratio
sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan growth sebesar 0,60 dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel rasio deviden kas memiliki koefisien korelasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah current ratio, debt to equity
ratio, dan deviden kas memiliki pengaruh, baik secara parsial maupun simultan
terhadap growth perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan media software SPSS 18. Pengujian dilakukan dengan melakukan
pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang berjumlah 32 perusahaan, sedangkan sampel penelitian sebanyak 14 perusahaan barang konsumsi yang telah dipilih melalui metode purposive
sampling, periode penelitian adalah tahun 2007-2009
Hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1. secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen current ratio, total
debt to equity ratio, dan deviden kas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen growth perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
3. secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel debt to
equity ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap growth
perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa deviden kas juga tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap growth perusahaan
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini terdiri atas :
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 32 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 14 p