PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT
TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS
DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI
SKRIPSI
MEKANIKA KEKUATAN BAHAN
Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
HAKIKI HARISANDI
(040401024)
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Skripsi ini adalah
“Pengaruh Variasi Gaya Transmisi V-Belt Terhadap Poros Depericarper Fan Type – 2 SWSI”.
Selama penulisaan laporan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua Orang tua saya yang telah memberikan segala sesuatunya dengan
penuh ikhlas.
2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku dosen pembimbing yang
telah sabar dan banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat, dan
pelajaran berharga hingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin S,
ST.MT, selaku Ketua dan Sekretarsi Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak David C.Tobing selaku team research yang telah banyak memberi
4. Seluruh Staf Pengajar pada Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengetahuan kepada
penulis hingga akhir studi dan seluruh pegawai administrasi di
Departemen Teknik Mesin.
5. Teman-teman mahasiswa Mesin USU khususnya untuk stambuk 2004.
Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat dilanjutkan oleh rekan-rekan mahasiswa lain.
Medan, 30 Juli 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...ii
SPESIFIKASI TUGAS ... iii
KARTU BIMBINGAN ... iv
EVALUASI SEMINAR TUGAS SARJANA... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 ...L atar Belakang ... 1
1.2 ...T ujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.2.1 Tujuan Penelitian ... 4
1.2.2 Manfaat Penelitian ... 4
1.3 ...P erumusan Masalah ... 5
1.4 ...M etodologi ... 6
1.5 ...S istematika Penulisan ... 7
1.6 ...S kema Diagram Alir Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.2 Sistem Transmisi Centifugal Fan (V-belt) ... 13
2.2.1. Tipe Dan Ukuran Nominal V-belt...14
2.2.2. Panjang V-belt ...15
2.2.3. Tegangan Statik dan Gaya Defleksi V-belt...16
2.4.4. Beban Statis pada Poros Akibat Tegangan V-belt...22
2.2.5. Tegangan Operasi dan Beban Dinamis V-belt ... 22
2.3 Bantalan Anti Gesek ... 24
2.4 Dasar-Dasar Vibrasi ... 26
2.4.1 Gerak Harmonik ... 27
2.4.2. Gerak Periodik ... 28
2.4.3 Getaran Bebas (Free Vibration) ... 32
BAB III .. METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Tempat dan Waktu ... 35
3.2 Penentuan Kondisi Pengukuran ... 35
3.2.1 Bahan Poros pada Centrifugal Fan ... 36
3.2.2 Centrifugal Fan ... 38
3.2.3 Spesifikasi Vibrometer ... 38
BAB IV ANALISA TERORITIS DAN PENGELOLAAN DATA HASIL
PENGUKURAN ... 48
4.1 Pengolahan Data Pengukuran ... 48
4.1.1 Frekuensi Harmonic Poros ... 48
4.1.2 ... G etaran Resonansi ... 50
4.1.2.1 Getaran V-belt ... 50
4.1.2.2 ... Getaran Sangkar Bantalan/ FTF (Fundamental Train Frequency)52 4.1.2.3 ... Analisa Kondisi Getaran Resonansi pada Bantalan A ... 54
4.1.2.4 Analisa Kondisi Getaran Resonansi pada Bantalan B ... 60
4.1.3 ... G etaran Poros ... 66
4.1.3.1 Kondisi Getaran pada Bantalan A ... 68
4.1.3.2 Kondisi Getaran pada Bantalan B ... 84
4.2.1 ... T
egangan dinamis v-belt dan beban dinamis pada poros ... 102
4.2.2 Gaya Reaksi Bantalan Terhadap Gaya Pada Poros ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 112
5.1 KESIMPULAN ... 112
5.2 SARAN... 112
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1.1 Diagram skematik proses pemisahan antara serabut dengan biji Sawit dengan depericarper fan ... 3Gambar 1.2 Skema Instalasi Sistem, dan Pengukuran Sinyal Vibrasi ... 8
Gambar 2.1 Tiga jenis Blade axial fan ... 10
Gambar 2.2 Lima jenis Blade centrifugal fan ... 11
Gambar 2.3 Penampang V-Belt klasik ... 14
Gambar 2.4 Penampang V-Belt industry ... 14
Gambar 2.5 Pengukuran defleksi V-Belt ... 16
Gambar 2.6 Vektor tegangan static sabuk ... 17
Gambar 2.8 Vektor Tegangan Operasi dan Beban Dinamis Poros V-Belt ... 23
Gambar 2.9 Bantalan Journal atau Sleeve ... 24
Gambar 2.10 Berbagai Tipe Elemen Gelinding pada Bantalan ... 25
Gambar 2.11 Struktur Bantalan Anti Gesek ... 25
Gambar 2.12 Balok Fondasi Persegi dengan Suatu Harga dari Enam derajat kebebasan ... 26
Gambar 2.13 Gerak Harmonik sebagai Proyeksi Suatu Titik yang Bergerak pada Lingkaran ... 28
Gambar 2.14 Gerak Periodik Gelombang Sinyal Segiempat dan Gelombang Pembentuknya dalam domain waktu ... 29
Gambar 2.15 Sistem Massa Pegas dan Diagram Benda Bebas ... 32
Gambar 3.1 Skematik Bahan Uji Backward inclined Curve Centrifugal fan 2 SWSI ... 37
Gambar 3.2 Centrifugal Fan 2 SWSI ... 38
Gambar 3.3 Alat Pengukur Getaran X-Viber Analyzer ... 39
Gambar 3.4 Pengaturan dan Pengukuran jarak antar Poros ... 41
Gambar 3.5 Pemeriksaan misalignment pada Puli ... 42
Gambar 3.6 Pemasangan V-Belt Pada kedua Puli... 43
Gambar 3.7 Posisi Reflective tape ... 44
Gambar 3.8 Lokasi Penempatan Transducer pada Bantalan ... 45
Gambar 4.1 Arah Pengukuran Getaran ... 55
Gambar 4.3 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan A Test - II dan
komponen pembentuk nya ... 72
Gambar 4.4 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan A Test - III dan komponen pembentuk nya ... 76
Gambar 4.5 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan A Test - IV dan komponen pembentuk nya ... 79
Gambar 4.6 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan A Test - V dan komponen pembentuk nya ... 82
Gambar 4.7 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan B Test - I dan komponen pembentuk nya ... 86
Gambar 4.8 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan B Test - II dan komponen pembentuk nya ... 89
Gambar 4.9 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan B Test - III dan komponen pembentuk nya ... 92
Gambar 4.10 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan B Test - IV dan komponen pembentuk nya ... 96
Gambar 4.11 Bentuk Gelombang resonansi pada Bantalan B Test - V dan komponen pembentuk nya ... 99
Gambar 4.12 Vektor Tegangan Operasi dan Beban Dinamis Poros V-Belt A-37 ... 102
Gambar 4.13 Gerak Harmonik Gaya Dinamis pada Poros Model Centrifugal Fan ... 106
Gambar 4.14 Gaya Reaksi Bantalan Terhadap Beban Puli dan Impeller ... 107
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berat sabuk (W) dan factor modulus sabuk
( )……… ... .19
Tabel 4.1 Identifikasi Frekuensi Harmonic Poros ... 49
Tabel 4.2 Identifikasi Frekuensi Harmonic V - Belt ... 52
Tabel 4.3 Identifikasi Frekuensi Harmonic Rumah Bantalan (FTF) ... 54
Tabel 4.4 Getaran Superposisi pada Tiap Pengujian ... 101
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Tegangan Efektif Operasional ( ) ... 103
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Tegangan Operasi V - Belt... 104
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Beban Dinamis Poros ( ) ... 105
DAFTAR LAMPIRAN
Hal :
LAMPIRAN I
Defleksi Poros Pompa Sentrifugal ... 113
LAMPIRAN II
Data Hasil Pengukuran Test – I pada Bantalan A ... 114
Data Hasil Pengukuran Test – I pada Bantalan B ... 115
LAMPIRAN III
Data Hasil Pengukuran Test – II pada Bantalan A ... 116
Data Hasil Pengukuran Test – II pada Bantalan B ... 117
LAMPIRAN IV
Data Hasil Pengukuran Test – III pada Bantalan A... 118
Data Hasil Pengukuran Test – III pada Bantalan B ... 119
LAMPIRAN V
Data Hasil Pengukuran Test – IV pada Bantalan A ... 120
Data Hasil Pengukuran Test – IV pada Bantalan B... 121
LAMPIRAN VI
Data Hasil Pengukuran Test – V pada Bantalan A ... 122
Data Hasil Pengukuran Test – V pada Bantalan B ... 123
LAMPIRAN V
DAFTAR SIMBOL
Panjang Pitch/Panjang Aksis Netral Sabuk mm
W Berat Sabuk tiap Kaki Satuan Panjang kg
V Kecepatan Sabuk mm/s
Konstanta Gravitasi kg/s
Jumlah Sabuk yang Digunakan -
Tight Side Tension/Tegangan Sabuk yang Ketat kg
f Frekuensi Hz
t Waktu
s
Kecepatan Getaran mm/s
Percepatan Getaran mm2/s
k Konstanta Kekakuan Pegas N/mm
Frekuensi rata-rata Hz
R Resultan Simpangan arah Aksial dan Radial mm
Resultan Kecepatan arah Aksial dan Radial mm/s
Resultan Percepatan arah Aksial dan Radial mm2/s
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang
cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi minyak sawit dan inti sawit dengan tingkat performa
pengolahan yang disyaratkan, antara lain:
1. Kapasitas olah dalam Ton TBS/Jam, misalnya: 30 Ton TBS/Jam, 45 Ton
TBS/Jam dan lainnya.
2. Rendemen produksi, misalnya rendemen minyak sawit sebesar 23 % serta
inti sawit sebesar 5%.
3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit
maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya.
4. Harga pokok pengolahan (Rp/kg) yaitu perbandingan jumlah berat TBS
yang diolah terhadap jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah TBS
5. Efisiensi proses pengolahan seperti: Efisiensi Pengutipan Minyak Sawit
(EPM) sebesar 90 – 93 % dan Efisiensi Pengutipan Inti Sawit (EPI)
sebesar 91-93%
6. Jam stagnasi, misalnya: maksimum 5%, yang merupakan indikator tingkat
kehandalan pabrik.
Untuk mencapai performa sesuai persyaratan, ada sejumlah faktor yang
dan jumlah mesin/peralatan, kondisi operasional mesin, serta pemeliharaan mesin
dan peralatan. Keseluruhan faktor ini pada perencanaan awal pembangunan PKS
juga akan mempengaruhi besar biaya investasi untuk pembangunan suatu PKS.
Ditinjau dari tingkat kehandalan yang terkait dengan kegiatan
pemeliharaan, kebanyakan PKS masih menerapkan konsep pemeliharaan yang
tradisional, dimana tingkat kehandalan masih ditentukan oleh jumlah ketersediaan
mesin yang terpasang, dengan kata lain jumlah ketersediaan mesin untuk operasi
dan untuk cadangan. Hal ini disebabkan strategi pemeliharaan yang digunakan
masih bersifat breakdown dan preventive/scheduled maintenance. Namun pada
kenyataannya tidak semua dari mesin di PKS ini memiliki unit cadangan, salah
satunya adalah depericarper fan. Apabila mesin ini mengalami kerusakan
mendadak, maka kondisi ini dapat menyebabkan proses pengolahan terganggu,
bahkan dapat menyebabkan proses pengolahan berhenti total. Apabila gangguan
ini terjadi, maka tidak hanya akan mengakibatkan penurunan performa pabrik,
juga berakibat terhadap kerugian operasional.
Depericarper fan merupakan fan jenis backward inclined curve
centrifugal fan type 2 SWSI, yang mana mesin ini berfungsi sebagai penyedia
udara yang akan digunakan untuk memisahkan serabut dan biji sawit yang berasal
dari ampas press yang telah dicacah sebelumnya di cake breaker conveyor (CBC),
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Serabut yang telah dipisahkan
merupakan bahan bakar utama untuk pembangkitan listrik dan pembangkitan uap
yang cukup vital maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap aspek
pemeliharaan depericarper fan.
Gambar 1.1. Diagram skematik proses pemisahan antara serabut dengan biji sawit
1.2. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penulisan karya akhir ini dilaksanakan untuk beberapa tujuan dan manfaat
yang ingin dicapai setelah terlaksana dan dilalui tahapan-tahapan yang ada dengan
baik.
1.2.1 Tujuan Penelitian
1. Diperolehnya data getaran poros untuk Depericarper Fan Type 2SWSI
standart dari masing-masing gaya transmisi V-belt.
2. Diperolehnya data getaran resonansi poros berdasarkan frekuensi
harmonik poros.
3. Mengidentifikasi getaran yang terjadi pada poros dari getaran resonansi
berdasarkan frekuensi harmonik poros.
4. Diperolehnya verifikasi data antara hasil pengukuran dan analisa teoritis
getaran mekanis.
1.2.2. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang ingin dicapai dari penelititan ini, antara
lain :
1. Sehubungan dengan predictive maintenance, sinyal getaran dapat
dimanfaatkan sebagai parameter untuk mengidentifikasi adanya kerusakan
mesin, khususnya centrifugal fan yang digerakkan dengan transmisi v-belt
2. Menyediakan informasi mengenai perkembangan mesin dan dianalisa
untuk mendapatkan interpretasi masalah kondisi mesin.
1.3 Perumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mencari karakteristik vibrasi pada poros
prototype Depericarper Fan type 2 SWSI dengan variasi transmisi V-Belt sebagai
transmisi motor dan poros fan. Transmisi V-belt diukur dengan cara
divariasikannya jarak antara poros yang berada di motor dengan poros yang di
Fan , Kemudian dibagian tengah V-belt dilakukan pengukuran tegangan V-Belt
dengan menggunakan V-Belt Tensiometer sebagai alat bantu.Tensiometer ditekan
sampai dicapai defleksi 5 mm sehingga terbaca oleh Tensiometer nilai beban yang
diberikan, dan selanjutnya dapat diketahui gaya yang ditransmisikan oleh V-Belt.
Kondisi pengukuran dilakukan ketika Depericarper Fan tanpa beban
(konstan), sedangkan pengukuran dilakukan dengan menggunakan Vibrometer
X-Viber Analyzer pada dua buah Bantalan yang menumpu poros Fan. X-X-Viber
Analyzer diatur menganalisa sinyal vibrasi sampai dengan frekuensi 150 Hz, dan
selanjutnya dilakukan pengukuran untuk mencari karakteriktik vibrasi pada poros
Depericarper Fan. Data vibrasi yang dihasilkan oleh X-Viber Analyzer berupa
overall vibrasi dan 5 Frekuensi dan Amplitudo dominan dari respon getaran yang
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam meneliti getaran poros Depericarper
Fan 2 SWSI adalah sebagai berikut :
1. Penentuan ukuran dan jumlah V-Belt yang sesuai dengan daya yang
dirancanakan.
2. Penentuan titik pengukuran untuk memperoleh sinyal vibrasi poros, dalam
hali ini diambil titik pengukuran pada kedua bantalan yang menumpu
poros di Fan.
3. Penentuan arah-arah (direction) pengukuran respon sinyal vibrasi yang
akan dilakukan terhadap bantalan, yakni arah aksial, vertical, dan
horizontal.
4. Melakukan setting Vibrometer sebagai instrument pengukuran sebelum
melakukan pengukuran terhadap respon sinyal getaran pada bantalan poros
Fan.
5. Penentuan kodisi pengukuran terhadap gaya tramisi akibat transmisi
V-belt, dalam hal ini transmisi V-belt diukur dengan menggunakan
Tensiometer.
6. Pengambilan data hasil pengukuran pada table yang sudah ditentukan
formatnya.
7. Pengolahan data hasil pengukuran dalam bentuk grafis dengan software
pengolahan data untuk selanjutnya menginterpretasikan makna grafik yang
8. Melakukan analisa secara teoritis getaran pada poros Depericarper Fan
yang selanjutnya akan diverifikasi dengan data hasil pengukuran.
1.5. Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini ditulis dalam enam bab, dimana untuk setiap babnya dibagi
dalam beberapa sub-bab. Pendahuluan berada dalam bab I yang menjelaskan latar
belakang, tujuan yang ingin dicapai, perumusan masalah, metodologi dan
sistematika penulisan, dan rancangan penelitian dalam tugas akhir ini. Pada bab II
dijabarkan tinjauan pustaka yang praktis dan aplikatif tentang vibrasi pada poros
Fan, vibrasi pada Depericarper Fan dan teknik-teknik pengukuran vibrasi dengan
analisis data time domain. Bab III berisikan tentang perancangan pengukuran
vibrasi. Bab ini membahas penentuan kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan
dalam pengukuran sinyal vibrasi pada bantalan poros Fan, alat dan spesifikasi
yang digunakan, dan metode yang dilakukan dalam pengukuran sinyal vibrasi.
Pada bab IV berisikan pengidentifikasian vibrasi pada poros terhadap Vibrasi
Resonansi, dan verifikasi data pengukuran dengan hasil perhitungan. Bab V
Kesimpulan dan saran terhadap interpretasi yang dilakukan terhadap kondisi
1.6. Skema Diagram Alir Penelitian
Diagram alir (tahapan/langkah-langkah) dalam melakukan penelitian dari
awal hingga akhir, dapat dilihat melalui gambar 1.2 berikut ini :
Gambar 1.2 Skema Instalasi Sistem, dan Pengukuran Sinyal Vibrasi
Setting Transmisi V-Belt
- Setting Jarak antar Poros - Pengukuran tegangan V-Belt.
- Penghitungan gaya Transmisi V- Belt
Lokasi Pengukuran
- Bantalan Poros di Fan - Point A dan B
- Setting Vibrometer
Data Vibrasi
- Velocity (Overall) - Frekuensi dan Ampitudo Dominan
Karakteristik Vibrasi
- Pengolahan Data Grafis Dengan Software Pengolaha Data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dipericarper fan merupakan salah satu mesin yang berada dalam Pabrik
Kelapa Sawit yang berfungsi sebagai penyedia udara yang akan digunakan untuk
memisahkan serabut dan biji sawit yang berasal dari ampas press yang telah
dicacah sebelumnya di cake breaker conveyor (CBC), Serabut yang telah
dipisahkan merupakan bahan bakar utama untuk pembangkitan listrik dan
pembangkitan uap di PKS, selain cangkang yang berasal dari pengolahan biji.
Dimana Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap mesin
yang termasuk Depericarper fan yang berfungsi untuk meneruskan daya dan
putaran. Poros biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen
seperti roda gigi, pulley, roda gila (flywheel), engkol, sproket, v-belt dan elemen
pemindah daya lainnya. Sehingga getaran yang terjadi pada poros juga perlu
diperhatikan, sehingga tidak merusak elemen mesin lain yang lebih sensitif.
Poros biasanya mengalami getaran resonansi dengan elemen mesin lain, di
karena kan memiliki frekuensi pribadi yang sama. Untuk itu perlu dilakukan
pemisahan getaran resonansi terhadap getaran poros dimana dalam hal ini dapat
2.1 Klasifikasi Fan
Fan dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi yaitu:
Axial Fan, beroperasi seperti propeler, yang menghasilkan aliran udara
disepanjang porosnya yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Tiga jenis blade axial fan
Axial fan berdasarkan bentuk blade-nya dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
a) Tube-axial fan lebih efisien dari pada propeller fan dengan ciri housing
fan yang berbentuk silinder dipasang tepat pada radius ujung blade, dan
diaplikasikan untuk sistem pemanas, ventilasi, air conditioning dan
industri, dengan tekanan rendah dan jumlah volume udara yang dialirkan
besar.
b) Vane axial fan merupakan fan axial dengan efisiensi tinggi dengan ciri
(a) (b)
(c) (d) (e)
diaplikasikan untuk sistem sistem pemanas, ventilasi, dan air conditioning
yang memerlukan aliran lurus dan efisiensi tinggi.
c) Propeller fan merupakan desain dasar fan aksial yang diaplikasikan untuk
tekanan rendah dan volume udara yang dialirkan sangat besar volume. Fan
jenis ini biasa diaplikasikan untuk sistem ventilasi yang menembus
tembok.
2) Centrifugal fan menghasilkan aliran udara dengan mempercepat arus udara
secara radial dan mengubah energi kinetik menjadi tekanan. Centrifugal fan
dapat menghasilkan tekanan tinggi dengan efisiensi tinggi, dan dapat dibuat
dalam berbagai tingkat kondisi operasional. Berbagai jenis centrifugal fan
dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Lima jenis blade centrifugal fan
a) Forward curve fan, memiliki kecepatan putar yang sangat rendah untuk
mengalirkan sejumlah udara serta bentuk lengkungan blade menghadap
arah putaran, sehingga kurang efisien dibandingkan tipe air foil dan
backward inclined. Fan jenis ini biasanya diaplikasikan untuk sistem
pemanas bertekanan rendah, ventilasi, dan air conditioning
b) Radial blade fan, secara umum yang paling efisien diantara centrifugal fan
yang memiliki bentuk blade mengarah titik poros. Fan jenis ini digunakan
untuk pemindahan bahan dan industri yang membutuhkan fan dengan
tekanan di atas menengah.
c) Radial tip fan, lebih efisien dibandingkan fan tipe radial blade yang di
desain tahan terhadap keausan dan aliran udara yang erosif.
d) Backward-inclined fan memiliki blade yang lurus dengan ketebalan
tunggal. Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi, air
conditioning dan industri dimana blade akan mengalami lingkungan yang
korosif dan lingkungan yang erosif.
Air foil fan adalah tipe centrifugal fan yang dikembangkan untuk
memperoleh efisiensi tinggi. Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi,
air conditioning dan udara bersih industri dimana penghematan energi sangatlah
2.2. Sistem Transmisi Centifugal Fan (V-belt)
Sesuai dengan tipe centrifugal fan yaitu 2 SWSI dengan posisi motor Z,
maka untuk mentransmisikan putaran dan daya digunakan sabuk. Transmisi sabuk
dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1. Sabuk rata (flat belt) dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen
antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 10 meter dengan
perbandingan putaran antara 1:1 sampai dengan 6:1.
2. Sabuk dengan penampang trapesium (v-belt) dipasang pada puli dengan
alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat
mencapai 5 meter dengan perbandingan putaran antara 1:1 sampai dengan
7:1.
3. Sabuk dengan gigi (timing belt) yang digerakkan dengan sproket pada
jarak pusat sampai 2 meter, dan meneruskan putaran secara tepat dengan
perbandingan antara 1:1 sampai 6:1.
Dari 3 kelompok ini yang paling umum dijumpai di industri adalah v-belt,
karena penanganannya mudah serta harga murah. Kecepatan sabuk pada
umumnya direncanakan antara 10 – 20 m/s, serta dapat mentransmisikan daya
hingga 500 kW.
V-belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan
tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
Gambar 2.3. Penampang v-belt klasik
2.2.1. Tipe Dan Ukuran Nominal V-belt
Tiap dimensi v-belt telah distandarisasi oleh pabrikan dan pada umumnya
dapat dibagi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: heavy-duty (industri)
dan light-duty (fractional-horsepower). V-belt untuk industri berdasarkan
penampangnya (Gambar 2.32) terdiri dari 2 tipe dasar, yaitu: penampang
konvensional/klasik (A, B, C, D, dan E) dan penampang sempit/narrow (3V, 5V,
dan 8V).
Gambar 2.4. Penampang v-belt industri: (a) Penampang konvensional, dan
(b) Penampang sempit
(a) (b)
Terpal
2.2.2. Panjang V-belt
Untuk menyatakan panjang dari v-belt ada tiga nomenklatur yang umum
digunakan sesuai cara pengukurannya, yaitu: panjang bagian luar (OC: outside
circumference), panjang efektif (Le: effective length), dan panjang pitch (Lp: pitch
length).
Panjang bagian luar (OC) biasanya diukur secara sederhana dengan pita
ukur yang diletakkan dibagian luar v-belt. Cara ini merupakan metode yang baik
untuk memperoleh panjang nominal, namun sulit untuk mendapatkan nilai yang
akurat dan konsisten oleh karena v-belt diukur pada saat tidak diberi tegangan
(tension), sehingga tidak dapat menyatakan panjang sabuk saat dioperasikan.
Panjang efektif (Le) diukur langsung saat terpasang yang ditentukan berdasarkan
penjumlahan dari dua kali jarak poros ditambah dengan panjang keliling bagian
luar dari sebuah puli, ukuran ini yang biasa digunakan dilapangan.
Panjang pitch (Lp) merupakan panjang dari aksis netral dari sabuk, yaitu panjang
dari kabel (tension cord line). Oleh karena kabel berada di dalam sabuk, sehingga
sulit untuk diukur namun dapat dihitung dengan rumus,
2.2.3. Tegangan Statik dan Gaya Defleksi V-belt.
V-belt dapat mentransmisikan daya dengan baik pada rentang tegangan
yang cukup lebar. Teknisi yang berpengalaman dapat mengembangkan
”perasaannya” untuk melakukan penyetelan terhadap tegangan v-belt pada rentang
ini. Namun untuk mengoptimalkan umur dan performa sabuk serta menghindari
tegangan pada poros dan bantalan yang tidak diinginkan, perlu dihitung dan
diukur tegangan yang diberikan berdasarkan beban yang akan bekerja. Standar
untuk menghitung ini mengacu kepada standar yang dikeluarkan oleh Mechanical
Power Transmission Association (MPTA). Standar ini dapat digunakan untuk
penggerak dengan v-belt jenis classic, yang menghubungkan dua puli seperti
rencana penelitian. Cara ini dikenal juga dengan metode defleksi gaya (force
deflection). Metode ini menerjemahkan tegangan statik menjadi gaya defleksi
yang diberikan pada sabuk dan menghasilkan defleksi dengan norma defleksi q,
sebesar 1/64” tiap 1 inci panjang span (Ls) atau 1,6 mm tiap 100 mm span, hal ini
dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Defleksi sabuk diukur ditengah span dalam arah tegak lurus span (Ls).
Jarak defleksi q, dalam satuan inci yang disyaratkan dihitung dengan rumus:
64 s
L
q= (2.2)
dimana panjang span (Ls) dapat dihitung dengan rumus:
2
Besarnya tegangan pada v-belt idealnya adalah tegangan terendah dimana
sabuk tidak akan slip pada kondisi beban tertinggi, lihat Gambar 2.6. Hal ini akan
menghasilkan umur sabuk yang paling baik dan beban pada poros yang rendah.
Metode praktis untuk menghitung dan mengukur tegangan statik (static
tension) sabuk berdasarkan beban/daya rencana dihitung dengan rumus:
W = Berat sabuk tiap kaki satuan panjang (lb),
V = Kecepatan sabuk (fpm)
gc = kontanta gravitasi : 32.2 ft/sec2
Tabel 2.1. Berat sabuk (W) dan faktor modulus sabuk(Ky)
Penampang Sabuk
Berat Sabuk W (lb/ft) Faktor Modulus sabuk
5VX
(Sumber: Mechanical Power Transmission Ascociation)
Faktor koreksi busur Kθ, dapat dihitung dengan rumus:
dimana R adalah rasio tegangan yang dihitung dengan rumus:
(0.008941)( )θ e
R= (2.6)
dan θ = sudut busur kontak dari diameter puli terkecil dalam satuan derajat:
Daya rencana dihitung dengan rumus:
P
yang mana P adalah daya motor terpasang dalam horse power (hp). Sedangkan
kecepatan sabuk dapat dapat dihitung dengan rumus:
12
Dn
V =π (2.9)
Rentang gaya minimum dan maksimum yang direkomendasikan untuk
menentukan tegangan statis v-belt untuk mesin yang dipasang v-belt berjumlah
satu dapat dihitung dengan rumus:
• Gaya minimum yang direkomendasikan
16
• Gaya maksimum yang direkomendasikan
16
Sesuai rekomendasi MPTA, untuk keperluan analisa tegangan statis v-belt
berjumlah satu, akibat gaya defleksi Pa, dengan defleksi berjarak q, dapat dihitung
Ky = Faktor Modulus sabuk (lihat Tabel 2.13)
Ls = Panjang span (inci)
Lp = Panjang pitch sabuk (inci)
2.4.4. Beban Statis pada Poros Akibat Tegangan V-belt
Beban statis pada poros Fs, didefinisikan sebagai resultan dari tarikan
akibat tegangan statis sabuk Ts disepanjang garis sumbu penggerak (drive center
line) pada saat diam, lihat Gambar 2.7. Besar beban statis poros Fst, adalah sama
untuk puli penggerak dan yang digerakkan, yang dihitung dengan rumus:
Gambar 2.7. Vektor tegangan sabuk dan beban statis poros
2.2.5. Tegangan Operasi dan Beban Dinamis V-belt
Tegangan v-belt pada saat mesin beroperasi menimbulkan dua tegangan
yaitu tight –side tension TT, dan slack-side tension TS, yang dihasilkan oleh
Gambar 2.8. Vektor tegangan operasi dan beban dinamis poros v-belt
Torsi merupakan fungsi dari daya nyata yang ditransmisikan Pr dan
kecepatan v-belt. Untuk menentukan daya nyata dapat digunakan pengukuran
sehingga perhitungan lebih akurat, namun apabila tidak tersedia, dapat
menggunakan daya motor. Sehingga tegangan efektif Te (lb) untuk tiap sabuk
dapat dihitung dengan rumus:
( )
Tight side tension TT (lb) dapat dihitung dengan rumus:
2
maka slack side tension TS dapat dihitung dengan rumus:
e T S T T
Sama seperti beban statis poros, maka beban dinamis poros Fdy juga
merupakan resultan dari tegangan yang terdapat pada sabuk . Besar beban
dinamis poros akibat tarikan sabuk merupakan penjumlahan vektor dari TT dan TS.
Sehingga besar beban dinamis poros dapat dihitung dengan rumus:
(
2 cosθ)
2.3. Bantalan Anti Gesek
Bagian yang berputar dari suatu mesin ditahan oleh suatu jenis bearing
(bantalan). Bantalan ini dapat diklasifikasikan atas dua group: journal atau sleeve
bearing dan antifriction bearing (bantalan anti gesek).
Journal atau sleeve bearing menawarkan paling sedikit dan paling
ekonomis peralatan penahan bagian bergerak, lihat Gambar 2.9. Tidak ada bagian
yang bergerak dan normalnya sepotong metal menutupi (enclosing) sebuah poros.
Istilah “journal” artinya bagian penahan (supporting) pada poros.
Bantalan jenis bola (ball) atau peluru, rol (roller) dan jarum (needle), pada
Gambar 2.10, diklasifikasikan sebagai bantalan anti gesek (antifriction bearing)
dimana gesekan telah berkurang pada nilai minimum. Bantalan jenis ini dapat
dibagi atas dua group : radial bearing dan thrust bearing.
Gambar 2.10. Berbagai tipe elemen gelinding pada bantalan
Kecuali untuk desain khusus, bantalan peluru/bola dan rol terdiri atas dua
buah cincin (ring), satu set elemen gelinding (rolling element) dan rumah
bantalan (cage) yang dapat dilihat pada Gambar 2.11.
2.4. Dasar-Dasar Vibrasi
Bilamana diberikan tiga buah gaya dalam arah x, y, dan z seperti
diilustrasikan pada gambar 2.6, balok tersebut akan cenderung berputar translasi
terhadap tiga buah sumbu, yaitu balok yang memiliki enam derajat kebebasan.
Sistem itu bisa saja berupa gerak tertentu yang terkekang, dalam hal ini terdapat
paling tidak enam derajat kebebasan. Sebagai contoh, bila balok dapat berpindah
hanya secara vertikal, terdapat satu derajat kebebasan. Balok persegi dalam
gambar 2.6 dipilih agar lebih menarik. Pada kenyataannya, bentuknya bisa
terdapat dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk persegi akan menjadikan formula
model matematikanya menjadi lebih mudah dibandingkan bentuk yang lain.
Gambar 2.12 Balok Fondasi Persegi dengan Suatu Harga Maksimum dari Enam
2.4.1 Gerak Harmonik
Gerak osilasi dapat berulang secara teratur. Jika gerak itu berulang dalam
selang waktu yang sama, maka geraknya disebut gerak periodik. Waktu
pengulangan τ disebut dengan periode osilasi dan kebalikannya, f = 1/τ disebut
frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x(t), maka setiap gerak
periodik harus memenuhi hubungan (t) = x(1 + τ). Secara umum, gerak harmonik
dinyatakan dengan persamaan:
τ π t
A
x= sin2 (2.18)
dimana A adalah amplitudo osilasi yang diukur dari posisi setimbang massa, dan τ
adalah periode dimana gerak diulang pada t =τ.
Gerak harmonik sering dinyatakan sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak
melingkar dengan kecepatan tetap pada suatu garis lurus, seperti terlihat pada
gambar 2.7. Dengan kecepatan sudut garis OP sebesar ω, perpindahan simpangan
x dapat dituliskan sebagai:
t A
x = sinω (2.19)
Besaran ω biasanya diukur dalam radian per detik dan disebut frekuensi
lingkaran. Oleh karena gerak berulang dalam 2π radian, maka didapat hubungan:
f
t π
π
dengan τ dan f adalah periode dan frekuensi gerak harmonik bertuturt-turut dan
biasanya diukur dalam detik dan siklus perdetik.Kecepatan dan percepatan gerak
harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan diferensiasi simpangan gerak
harmonik.Dengan menggunakan notasi titik untuk turunannya, maka didapat:
(2.11)
(2.12)
Gambar 2.13 Gerak Harmonik sebagai Proyeksi Suatu Titik yang Bergerak Pada
Lingkaran
2.4.2. Gerak Periodik
Getaran mesin pada umumnya memiliki beberapa frekuensi yang muncul
bersama-sama. Gerak periodik dapat dihasilkan oleh getaran bebas sistem dengan
banyak derajat kebebasan, dimana getaran pada tiap frekuensi natural memberi x
A sin ωt
2π
ωt O
P A
sumbangannya. Getaran semacam ini menghasilkan bentuk gelombang kompleks
yang diulang secara periodik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gerak harmonik pada Gambar 2.14, dapat dinyatakan dalam deretan sinus
dan cosinus yang dihubungkan secara harmonik. Jika x(t)adalah fungsi periodik
dengan periode τ , maka fungsi ini dapat dinyatakan oleh deret Fourier sebagai:
t
Gambar 2.14. Gerak periodik gelombang sinyal segiempat dan gelombang
pembentuknya dalam domain waktu
t x(t)
Pada gelombang segiempat berlaku x(t)= ±X pada t =0, dan t =τ, dan
seterusnya. Deret ini menunjukkan nilai rata-rata dari fungsi yang diskontinu.
Untuk menentukan nilai koefisien a dan n b , kedua ruas persamaan (2.13) n dengan cos tω dan sin tω , kemudian setiap suku diintegrasi untuk lama perioda τ.
Dengan mengingat hubungan berikut,
Dari persamaan (2.14), maka untuk m = n, diperoleh hasil
∫
Persamaan deret Fourier berdasarkan nilai gelombang empat persegi:
X t
x( )= untuk 0 < t < τ/2
X t
x( )=− untuk τ/2 < t < τ
Maka koefisien a dan n b dapat dihitung, sebagai berikut: n
0 bilangan ganjil. Sehingga deret Fourier yang merepresentasikan gelombang empat
persegi menjadi:
2.4.3 Getaran Bebas (Free Vibration)
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent) dan apabila tidak ada gaya luar yang bekerja.
Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih frekuensi
naturalnya yang merupakan sifat dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa
dan kekakuannya.
Perhatikan gerak dari sebuah elemen yang ditempatkan pada sebuah pegas seperti
diillustrasikan dalam gambar 2.15 yang menunjukkan sebuah jarak kecil x dari
posisi kesetimbangannya. Persamaan diferensial menjabarkan perpindahan
elemen setelah dilepaskan yang diperoleh dengan penjumlahan gaya dalam arah
vertikal. Aljabar penjumlahan ΣF dengan gaya ke atas (+) adalah:
Gambar 2.15 Sistem Massa Pegas dan diagram benda bebas
Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak system
seperti ditunjukkan pada gambar 2.15 dimana gaya statik Ä dan gaya pegas k Ä
adalah sama dengan grvitasi w yang bekerja pada massa m:
Gerak statik: k Ä = w = m.g (2.18)
k Ä - w = 0
Gerak dinamik: mx+k(∆+x)-w =0 (2.19)
dimana menghasilkan persamaan diferensial untuk gerak, karena k Ä = W dan
menggunakan x = a yang merupakan turunan kedua dari x terhadap waktu.
(literatur 12, hal : 16)
=
+kx 0
x
m (2.20)
Persamaan ini merupakan persamaan diferensial linier dimana solusinya dapat
ditemukan sebagai berikut.
misal: x= Asinωt (2.21)
(2.22)
substitusi persamaan (2.20) dan (2.21) ke persamaan (2.22) sehingga:
(2.23)
sehingga dari persamaan untuk frekuensi natural adalah,
m k
n =
2
ω atau
m k n =
ω
dituliskan kembali persamaan (2.20) sebagai berikut:
0
2 =
+ x
x ωn
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu
Penelitian ini berlangsung selama ± 3 bulan yaitu pada bulan juni sampai
dengan agustus 2009. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di laboratorium noise
and vibration teknik mesin sekolah pascasarjana universitas sumatera utara
medan.
3.2 Penentuan Kondisi Pengukuran
Pengukuran sinyal vibrasi dilakukan pada dua buah bantalan yang
menumpu sebuah poros, dan terhubung dengan motor listrik melalui V – Belt.
Kondisi pengukuran sinyal vibrasi dilakukan pada kedua bantalan dengan
ketentuan terlebih dahulu mengatur jarak antar sumbu pada poros motor dan
poros fan, sehingga didapat tegangan pada V-belt yang diukur dengan
menggunakan V-Belt Tensiometer, dan kemudian tegangan pada V-Belt tersebut
divariasikan agar sinyal vibrasi yang ditimbulkan oleh tegangan V-Belt tersebut
3.2.1 Bahan Poros Pada Centrifugal Fan
Penelitian ini dilakukan pada prototype Depericarfer Fan,yaitu pada poros
ditumpu oleh dua buah bantalan yang terhubung dengan motor listrik melalui V –
Belt serta puli pada gambar 3.1 dengan data sebagai berikut :
• Daya motor : 1 HP
• Voltage :380 volt
• Phase : 3
• Frekuensi : 50 Hz
• Diameter puli : 100 mm di elektro motor
100 mm di fan/ blade
• Diameter poros : 25 mm
• Jenis Bantalan : bantalan bola (UKF 206 J/ FYH)
Material yang digunakan pada poros adalah DURINOX F12N sesuai data
terlampir, dengan data sebagai berikut :
• Tensile Strenght : 455 Mpa
• Modulus Elastisitas : 220 GPa
3.2.2 Centrifugal Fan
Jenis Fan yang digunakan adalah centrifugal fan dengan jenis “2SWSI”
terlampir, yaitu memiliki sebuah fan/ blade yang terhubung oleh elektro motor
melalui V – Belt, dan bantalan ditumpu oleh rumah centrifugal fan, yang terlihat
pada gambar 3.2 berikut :
Gambar 3.2 Centrifugal Fan 2SWSI
3.2.3 Spesifikasi Vibrometer
Dalam pengukuran terhadap tingkat vibrasi pada penelitian ini digunakan
instrument pengukur sinyal vibrasi, yaitu X-Viber Analyser seperti pada gambar
3.3 ,dan digunakan juga untuk pengukuran putaran pada kedua poros centrifugal
Spesifikasi alat pengukur getaran:
a. Nama : X-Viber Analyser
b. Nomor seri instrumen : 367
c. Frequency range : 1 – 10.000 Hz
d. Speed Range : 30 – 120.000 rpm
e. Temperature Range : (-) 33 oC – 220 oC
f. Memory : 999 measurement pts
g. Power supply : 4 x NiMH batteries
Buku manual dan setup CD
Adaptor
Kabel dan magnetic transducer
Refective tape Tas dilengkapi
busa
X-Viber
Hand held transducer
h. Ukuran : 180 x 80 x 40 mm
i. Berat : 400 gram
j. Accelerometer : ACC199-28
k. Nomor seri Accelerometer : 1313
l. Input sensitivity : 100mV/g
m. Kabel accelerometer : 1 meter
3.2.4 Metode
Sebelum dilakukan pengukuran terhadap getaran bantalan, maka terlebih
dahulu dilakukan set-up terhadap jarak antar kedua poros, dengan langkah sebagai
berikut:
A. Set- up jarak antar poros atau span :
1. Persiapkan alat pengukur antara lain:
a. Mistar pengukur 60 cm,
b. 2 buah besi pemberat (5 gram) yang dihubungkan dengan benang
nylon
2. Pastikan v-belt belum terpasang pada puli dan keempat buah baut pengikat
3. Pasang benang nilon sehingga menghubungkan kedua puli seperti yang
terlihat pada Gambar 3.4., kemudian arahkan mistar kearah benang yang
telah diberi pemberat.
Gambar 3.4. Pengaturan dan pengukuran jarak antar poros
4. Lakukan pembacaan pada mistar setelah benang tidak bergerak dan hitung
jarak antara kedua benang atau C Jarak kedua benang untuk tiap kondisi
tegangan v-belt yaitu:
a. Tes-I : 325 mm
b. Tes-II : 320 mm
c. Tes-III : 315 mm
d. Test-IV: 310 mm
Apabila jarak kedua benang tidak sesuai, maka posisikan motor listrik
sehingga jarak benang sesuai dengan yang disyaratkan.
5. Setelah jarak antar poros sudah sesuai, maka lakukan pemeriksaan
terhadap misalignment puli dengan menempatkan mistar menyentuh kedua
sisi puli, seperti Gambar 3.5. Apabila terdapat celah yang menandakan
adanya misalignment, maka sesuaikan kembali posisi motor listrik
Gambar 3.5. Pemeriksaan misalignmet pada puli
6. Setelah dipastikan jarak poros dan puli sudah sejajar, maka ketatkan baut
pengikat motor listrik dan kemudian pasang v-belt A-37 seperti pada
Gambar 3.6. Pemasangan v-belt pada kedua puli
7. Setelah v-belt terpasang, pastikan v-belt telah menempati seluruh bagian
dari puli dengan mengoperasikan model skala selama 1 jam.
8. Pengukuran getaran bantalan model skala centrifugal fan
Dalam pengukuran getaran bantalan model skala centrifugal fan dengan
X-Viber Analyzer ada tiga jenis pengukuran yang akan diukur secara route
pada saat mesin dioperasikan, antara lain: (a) pengukuran putaran poros,
(b) pengukuran getaran bantalan dan (c) pengukuran arus listrik.
B. Pengukuran putaran poros
Pengukuran putaran poros dilakukan untuk poros motor listrik dan poros
model skala centrifugal fan, dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
2. Lekatkan refletive tape pada poros motor listrik dan poros model skala
fan, seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.
(a) (b)
Gambar 3.7. Posisi reflective tape pada: (a) poros motor listrik dan
(b) poros model skala centrifugal fan
3. Untuk mengukur putaran poros maka:
a. Operasikan model skala sampai mencapai putaran normal.
b. Aktifkan alat ukur getaran X-Viber kemudian pilih menu Route,
dan cari pilihan poros motor atau poros fan dan sinar laser akan
menyala.
c. Tempatkan sensor X-Viber pada posisi tegak lurus terhadap
d. Setelah nilai putaran poros ditampilkan pada layar X-Viber
Analyzer maka lakukan penyimpanan data. dan lanjutkan untuk
poros berikutnya.
C. Pengukuran getaran bantalan model skala centrifugal fan.
Pengukuran getaran bantalan dilakukan untuk kedua bantalan pada poros
model skala centrifugal fan, yang dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi penempatan transducer seperti tampak pada Gambar
3.8.
Gambar 3.8. Lokasi penempatan transducer pada bantalan
2. Identifikasi lokasi dan arah pengukuran dengan notasi:
a. Bantalan A:
i. Arah radial (vertikal) : VA
ii. Arah radial (horisontal) : HA
A A
H H
V
iii. Arah aksial : AA
b. Bantalan B:
i. Arah radial (vertikal) : VB
ii. Arah radial (horisontal) : HB
iii. Arah aksial : AB
3. Untuk mengukur getaran bantalan maka:
a. Operasikan model skala sampai mencapai putaran normal.
b. Aktifkan alat ukur getaran X-Viber Analyzer kemudian pilih
menu Route, dan cari pilihan titik dan arah getaran bantalan yang
akan diukur.
c. Tempatkan transducer pada lokasi yang telah ditentukan.
d. Setelah nilai getaran bantalan ditampilkan pada layar X-Viber
Analyzer, maka tunggu sesaat sampai indikator batang pada layar
kosong, kemudian tekan tombol ditengah untuk menyimpan data
getaran.
D. Pengumpulan data
Pelaksanaan pengukuran dilakukan minimal 5 (lima) kali pengukuran
untuk tiap tegangan v-belt yang berbeda. Hal ini bertujuan mendapatkan data yang
representatif dan menjamin validitas data yang diperoleh.
E. Analisa data
Pengolahan data getaran fan akan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama
dilakukan oleh alat instrumen, sedangkan tahap kedua adalah untuk kebutuhan
pelaporan yang nantinya digunakan sebagai bahan analisa terhadap getaran.
Pada tahap pertama pengolahan data dilakukan secara otomatis oleh alat
X-Viber Analyzer. Setelah selesai dilakukan pengukuran, maka data di transfer ke
komputer untuk diolah lanjut dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil pengolahan data berupa laporan akan dianalisa setelah seluruh data
BAB IV
ANALISA TEORITIS DAN PENGOLAHAN DATA HASIL PENGUKURAN
4.1 PENGOLAHAN DATA HASIL PENGUKURAN
Pengolahan data hasil pengukuran meliputi pengolahan data getaran pada
Bantalan yang disebabkan pengaruh dari gaya transmisi yang diterima oleh poros
akibat dari variasi jarak antar poros pada penyetelan V-Belt yang menimbulkan
gaya transmisi atau tegangan dinamis pada poros tersebut.
4.1.1 Frekuensi Harmonic Poros
Frekuensi harmonic poros dapat digunakan untuk mengidentifikasi
besarnya getaran yang dialami oleh poros akibat beban dinamis yang diterima
akibat pengaruh V-Belt. Dimana untuk menentukan nilai dari frekuensi harmonic
poros dapat dihitung dengan rumus :
(4.1)
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
Maka frekuensi Harmonik pada selang 3 – 158 Hz untuk Tes-I, dapat
dihitung:
Dengan cara yang sama maka frekuensi harmonik masing-masing dapat
dihitung dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel. 4.1.
Berdasarkan table diatas maka dapat diketahui kecepatan getaran yang
dialami oleh Bantalan akibat gaya dinamis yang dialami oleh poros, yaitu dengan
melakukan Cross Check terhadap frekuensi hasil pengukuran dengan frekuensi
harmonic poros.
4.1.2 Getaran Resonansi
Getaran Resonansi merupakan getaran yang terjadi akibat dari beberapa
getaran yang bersumber dari beberapa elemen mesin karena memiliki frekuensi
yang sama. Untuk itu perlu dilakukan pengecekan terhadap frekuensi elemen
mesin yang mempunyai potensi mengalami getaran resonansi dengan getaran
poros.
4.1.2.1 Getaran V-belt
Getaran V-belt dapat diketahui berdasarkan frekuensinya, dengan
menggunakan persamaan berikut, :
(4.2)
Dalam menentukan frekuensi V-belt dibutuhkan data pendukung, antara
lain :
a. Frekuensi poros : 1499 rpm (sesuai frekuensi harmonik)
b. Diameter puli poros (Dp), yaitu : 4 inchi
Frekuensi sabuk-V serta harmoniknya pada selang frekuensi 3 – 158 Hz,
dapat dihitung :
n = 1,
Dengan cara yang sama maka frekuensi v-belt serta harmoniknya
Tabel 4.2 Identifikasi frekuensi harmonik v-belt
4.1.2.2 Getaran Rumah Bantalan/ FTF (Fundamental Train Frequency)
Getaran Rumah pada Bantalan dapat diketahui berdasarkan frekuensi
Rumah bantalan, yang dapat dihitung dengan rumus:
Maka frekuensi FTF berikut harmoniknya pada selang frekuensi 3 -158
n = 1,
Dengan cara yang sama maka frekuensi Rumah bantalan serta
harmoniknya pada tiap kondisi dapat dihitung dan hasilnya dapat dilihat pada
Tabel. 4.3
Berdasarkan frekuensi harmonik masing-masing elemen, terdapat elemen
yang mengalami resonansi terdahap getaran Poros, yaitu : V- Belt dan Rumah
Tabel 4.3 Identifikasi frekuensi harmonik Rumah bantalan (FTF)
4.1.2.3 Analisa Kondisi Getaran Resonansi pada Bantalan A
Dari setiap Test dilakukan pengukuran dalam 3 arah pengukuran, yaitu :
Vertikal, Horisontal dan Aksial. Arah pengukuran getaran dapat dilihat dari
gambar 4.1. Pada setiap arah pengukuran X – Viber Analyser akan menunjukkan
5 frekuensi yang memiliki 5 kecepatan dominan. Berdasarkan data tersebut dapat
Gambar 4.1 Arah pengukuran getaran
Dalam pengambilan data getaran, dilakukan sebanyak 5 kali pengukuran
terhadap setiap arah pengukuran, sehingga rata-rata kecepatan dari tiap arah
pengukuran dapat di cari, dengan persamaan :
(4.4)
• Test - I
- Arah Vertikal :
Atau dalam satuan mm/s
Horizontal,x
Aksial,z
- Arah Horizontal :
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan
dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan
rumus :
• Test - II
- Arah Horizontal :
- Arah Aksial :
Besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan dari
kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan rumus :
• Test - III
- Arah Horizontal :
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan
dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan
rumus :
- Arah Vertikal :
- Arah Horizontal :
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran yang terjadi dapat dihitung dengan
mencari resultan dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan,
yaitu dengan rumus :
• Test - V
- Arah Vertikal :
- Arah Horizontal :
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan
dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan
4.1.2.4 Analisa Kondisi Getaran Resonansi pada Bantalan B
Dari setiap Test dilakukan pengukuran dalam 3 arah pengukuran, yaitu :
Vertikal, Horisontal dan Aksial. Arah pengukuran getaran dapat dilihat dari
gambar 4.1. Pada setiap arah pengukuran X – Viber Analyser akan menunjukkan
5 frekuensi yang memiliki 5 kecepatan dominan. Berdasarkan data tersebut dapat
dilakukan Cross Check terhadap frekuensi harmonic Resonansi.
• Test - I
- Arah Vertikal
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan
dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan
rumus :
• Test - II
- Arah Vertikal
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan
dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan
rumus :
• Test - III
- Arah Vertikal
- Arah Aksial :
Besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan dari
kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan rumus :
• Test - IV
- Arah Vertikal
- Arah Aksial :
Besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan dari
kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan rumus :
• Test - V
- Arah Horizontal :
- Arah Aksial :
Maka besarnya kecepatan getaran dapat dihitung dengan mencari resultan
dari kecepatan pada tiga arah pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan
rumus :
4.1.3 Getaran Poros
Berdasarkan data Getaran Resonansi, dapat dilakukan identifikasi antara
getaran pada elemen mesin yang mengalami resonansi berdasarkan frekuensi
harmonic yang getaran yang dialami oleh elemen mesin masing-masing dengan
(4.5)
Dimana An dapat dicari dengan persamaan berikut,
(4.6)
Karena, sin nπ = 0
Maka , an = 0 (untuk setiap nilai n)
Sedangkan untuk nilai Bn dapat di cari dengan persamaan berikut,
Dimana : cos nπ = (-1)n ;
Untuk fungsi genap (n = genap ), maka ;
Untuk fungsi ganjil (n = ganjil), maka ;
(4.8)
• Test – I
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan pada
Test-I terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata.
Dimana untuk mencari kecepatan sudut putaran dapat dicari dengan
menggunakan persamaan ,
(4.9)
= 156,8953 rad/s
Dimana n adalah jumlah putaran poros permenit yang diukur dengan
menggunakan X-Viber
Sehingga dengan mensubtitusikan nilai yang didapat dari persamaan 4.8
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
masing-masing elemen seperti terlihat pada gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar . 4.2 bentuk gelombang resonansi dan komponen pembentuknya.
Dari gambar 4.2 terlihat dimana komponen pembentuknya dapat
dipisahkan berdasarkan harmoniknya. Dimana getaran pada poros timbul pada
harmonic pertama (n = 1), sedangkan V-belt dan Rumah bantalan pada harmonic
ketiga (n = 3), dimana kecepatan getaran pada poros sebesar 9,4025 mm/s.
Pada getaran harmonic berlaku rumus-rumus umum getaran yaitu,
Kecepatan = Aω cos ωt (4.11)
Percepatan, (4.12)
Dari persamaan pada kondisi maksimum harga cos ωt = sin ωt = 1. Maka
kondisi getaran pada bantalan A Test – I pada saat maksimum dapat dicari dengan
menggunakan persamaan 4.10, 4.11 dan 4.12
Kecepatan,
Amplitudo,
Perpindahan,
Percepatan,
Perpindahan getaran poros yang beresonansi terhadap getaran V-Belt dan
Gambar 4.3 Resonansi Poros, V-Belt dan Rumah Bantalan Test I pada
Bantalan A
• Test - II
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
pada Test-II terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata dengan
menggunakana persamaan.
rpm
Dengan menggunakan persamaan , kecepatan sudut putaran pada Test – II
= 156,14173 rad/s
Dengan mensubtitusikan persamaan 4.8 dan 4.9, maka harga Bn, dapat
dicari.
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
masing-masing elemen seperti terlihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
Dari gambar 4.4 terlihat dimana komponen pembentuknya dapat
dipisahkan berdasarkan harmoniknya. Dimana getaran pada poros timbul pada
harmonic pertama (n = 1), sedangkan V-belt dan Rumah bantalan pada harmonic
ketiga (n = 3), dimana kecepatan getaran pada poros sebesar 9,535 mm/s.
Pada getaran harmonic berlaku rumus-rumus umum getaran yaitu,
Perpindahan, x = A sin ùt
Kecepatan = Aω cos ωt
Percepatan,
Dari persamaan pada kondisi maksimum harga cos ωt = sin ωt = 1. Maka kondisi
getaran pada bantalan A Test – II pada saat maksimum dapat dicari,
Kecepatan,
Amplitudo,
Perpindahan,
Perpindahan getaran poros yang beresonansi terhadap getaran V-Belt dan
Rumah Bantalan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut
Gambar 4.5 Resonansi Poros, V-Belt dan Rumah Bantalan Test II pada
Bantalan A
• Test - III
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
pada Test-III terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata dengan
menggunakana persamaan.
Dengan menggunakan persamaan , kecepatan sudut putaran pada Test – III
dapat ditentukan,
= 155,8696 rad/s
Sehingga berdasarkan persamaan harga Bn, dapat dicari.
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
Gambar . 4.6 bentuk gelombang resonansi dan komponen pembentuknya.
Dari gambar 4.6 terlihat dimana komponen pembentuknya dapat
dipisahkan berdasarkan harmoniknya. Dimana getaran pada poros timbul pada
harmonic pertama (n = 1), sedangkan V-belt dan Rumah bantalan pada harmonic
ketiga (n = 3), dimana kecepatan getaran pada poros sebesar 7,41 mm/s.
Pada getaran harmonic berlaku rumus-rumus umum getaran yaitu,
Perpindahan, x = A sin ùt
Kecepatan = Aω cosωt
Percepatan,
Dari persamaan pada kondisi maksimum harga cos ωt = sin ωt = 1. Maka kondisi
getaran pada bantalan A Test – III pada saat maksimum dapat dicari,
Kecepatan,
Perpindahan,
Percepatan,
Perpindahan getaran poros yang beresonansi terhadap getaran V-Belt dan
Rumah Bantalan dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut
Gambar 4.7 Resonansi Poros, V-Belt dan Rumah Bantalan Test III pada
Bantalan A
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
pada Test-IV terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata dengan
menggunakan persamaan.
rpm
Dengan menggunakan persamaan , kecepatan sudut putaran pada Test –
IV dapat ditentukan,
= 155,95333 rad/s
Dengan mensubtitusikan persamaan 4.8 dan 4.9, maka harga Bn, dapat
dicari.
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
Gambar . 4.8 bentuk gelombang resonansi dan komponen pembentuknya.
Dari gambar 4.8 terlihat dimana komponen pembentuknya dapat
dipisahkan berdasarkan harmoniknya. Dimana getaran pada poros timbul pada
harmonic pertama (n = 1), sedangkan V-belt dan Rumah bantalan pada harmonic
ketiga (n = 3), dimana kecepatan getaran pada poros sebesar 7,303 mm/s.
Pada getaran harmonic berlaku rumus-rumus umum getaran yaitu,
Perpindahan, x = A sin ùt
Kecepatan = Aω cos ωt
Percepatan,
Dari persamaan pada kondisi maksimum harga cos ωt = sin ωt = 1. Maka kondisi
getaran pada bantalan A Test – IV pada saat maksimum dapat dicari,
Amplitudo,
Perpindahan,
Percepatan,
Perpindahan getaran poros yang beresonansi terhadap getaran V-Belt dan
Rumah Bantalan dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut
Gambar 4.9 Resonansi Poros, V-Belt dan Rumah Bantalan Test IV pada
• Test – V
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
pada Test-V terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata dengan
menggunakan persamaan.
rpm
Dengan menggunakan persamaan , kecepatan sudut putaran pada Test – V
dapat ditentukan,
= 156,20453 rad/s
Dengan mensubtitusikan persamaan 4.8 dan 4.9, maka harga Bn, dapat
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
masing-masing elemen seperti terlihat pada gambar 4.10 dibawah ini.
Gambar . 4.10 bentuk gelombang resonansi dan komponen pembentuknya.
Dari gambar 4.10 terlihat dimana komponen pembentuknya dapat
dipisahkan berdasarkan harmoniknya. Dimana getaran pada poros timbul pada
harmonic pertama (n = 1), sedangkan V-belt dan Rumah bantalan pada harmonic
ketiga (n = 3), dimana kecepatan getaran pada poros sebesar 6,815 mm/s.
Pada getaran harmonic berlaku rumus-rumus umum getaran yaitu,
Perpindahan, x = A sin ùt
Kecepatan = Aω cos ωt
Dari persamaan pada kondisi maksimum harga cos ωt = sin ωt = 1. Maka
kondisi getaran pada bantalan A Test – V pada saat maksimum dapat dicari,
Kecepatan,
Amplitudo,
Perpindahan,
Percepatan,
Perpindahan getaran poros yang beresonansi terhadap getaran V-Belt dan
Gambar 4.11 Resonansi Poros, V-Belt dan Rumah Bantalan Test V pada
Bantalan A
4.1.3.2 Kondisi Getaran pada Bantalan B
• Test – I
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
pada Test- I terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata dengan
menggunakan persamaan.
rpm
Dengan menggunakan persamaan , kecepatan sudut putaran pada Test – I
dapat ditentukan,
= 156,88486 rad/s
Dengan mensubtitusikan persamaan 4.8 dan 4.9, maka harga Bn, dapat
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
masing-masing elemen seperti terlihat pada gambar 4.12 dibawah ini.
Gambar . 4.12 bentuk gelombang resonansi dan komponen pembentuknya.
Dari gambar 4.12 terlihat dimana komponen pembentuknya dapat
dipisahkan berdasarkan harmoniknya. Dimana getaran pada poros timbul pada
harmonic pertama (n = 1), sedangkan V-belt dan Rumah bantalan pada harmonic
ketiga (n = 3), dimana kecepatan getaran pada poros sebesar 6,8433 mm/s.
Pada getaran harmonic berlaku rumus-rumus umum getaran yaitu,
Perpindahan, x = A sin ùt
Percepatan,
Dari persamaan pada kondisi maksimum harga cos ωt = sin ωt = 1. Maka kondisi
getaran pada bantalan B Test – I pada saat maksimum dapat dicari,
Kecepatan,
Amplitudo,
Perpindahan,
Percepatan,
Perpindahan getaran poros yang beresonansi terhadap getaran V-Belt dan
Gambar 4.13 Resonansi Poros, V-Belt dan Rumah Bantalan Test I pada
Bantalan B
• Test – II
Berdasarkan hasil data pengukuran putaran poros pada Centrifugal Fan
pada Test- II terlampir, dapat dihitung frekuensi putaran poros rata-rata dengan
menggunakan persamaan.
rpm
Dengan menggunakan persamaan , kecepatan sudut putaran pada Test – II
= 156,14173 rad/s
Dengan mensubtitusikan persamaan 4.8 dan 4.9, maka harga Bn, dapat
dicari.
Dari persamaan diatas maka getaran resonansi antara poros, v-belt dan
Rumah bantalan dapat dipisahkan dipisahkan berdasarkan harmonic
masing-masing elemen seperti terlihat pada gambar 4.14 dibawah ini.