• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Tabu Search Pada Lantai Pabrik Pada PD. Aneka Industri Dan Jasa (PDAIJ) Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penjadwalan Produksi Dengan Metode Tabu Search Pada Lantai Pabrik Pada PD. Aneka Industri Dan Jasa (PDAIJ) Sumatera Utara"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE

TABU

SEARCH

PADA LANTAI PABRIK PADA PD. ANEKA

INDUSTRI DAN JASA (PDAIJ) SUMATERA UTARA

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

RENY

070403071

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini

dengan baik.

Tugas Sarjana ini berjudul “Penjadwalan Produksi Dengan Metode

Tabu Search Pada Lantai Pabrik Pada PD. Aneka Industri Dan Jasa (PDAIJ)

Sumatera Utara”. Laporan ini berisi tentang langkah yang perlu dilakukan dalam

mengatasi keterlambatan yang terjadi pada perusahaan dengan menerapkan

beberapa metode yang dijadikan usulan perusahaan untuk mendapatkan urutan job

yang valid dan nilai makespan yang minimum.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Sarjana ini masih

banyak kekurangan yang terdapat di dalam Laporan Tugas Sarjana ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas

Sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, April 2012

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa laporan tugas sarjana ini tidak akan dapat selesai

tanpa bantuan dari berbagai pihak baik berupa materi, spiritual, informasi maupun

administrasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku dosen Koordinator Tugas Sarjana yang

telah memberi dukungan dan bantuan selama pelaksanaan Tugas Sarjana.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator Bidang

Rekayasa Sistem Manufaktur, yang telah membimbing Penulis selama

pengerjaan Pra-proposal Tugas Sarjana.

5. Bapak Ir. Poerwanto, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Laporan Tugas

Sarjana ini.

6. Ibu Tuti Sarma Sinaga, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Laporan Tugas

Sarjana ini.

7. Bapak Johan Iskandar selaku Kepala Bagian Pemasaran PD. Aneka Industri

dan Jasa Sumatera Utara Unit Percetakan yang memberi bantuan berupa

(7)

8. Bapak Julham selaku Kepala Seksi Produksi PD. Aneka Industri dan Jasa

Sumatera Utara Unit Percetakan yang menjadi pembimbing lapangan selama

melakukan penelitian.

9. Semua pekerja pada bagian produksi PD. Aneka Industri dan Jasa Sumatera

Utara Unit Percetakan, yang telah memberikan informasi selama melakukan

penelitian.

10.Keluarga dan teman penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya

kepada penulis baik doa, moral maupun materi dalam menyelesaikan Tugas

Sarjana ini.

11.Rekan satu tim Tugas Sarjana yaitu Yessi Rosa Enggani, Sri Rejeki

Wulandary, Puput Mayrina Arnissa, Meity, dan Eva Handayani atas

kerjasamanya dalam kunjungan ke pabrik dan masukan yang berarti bagi

Laporan Tugas Sarjana.

12.Bang Nurmansyah, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, dan Bang Ridho atas

bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan

terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2012

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ) Sumatera Utara yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, dengan produk tetapnya adalah formulir, blok formulir, kop surat, dan kartu box yang dipesan oleh dinas-dinas yang berada di wilayah pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, namun penelitian ini dilakukan pada produk blok formulir dan kop surat, karena produk ini memiliki jumlah pemesanan yang lebih banyak dibandingkan dengan produk lainnya. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mendapatkan suatu model penjadwalan yang mampu memberikan nilai makespan yang

minimum dengan menggunakan metode Algoritma Tabu Search. Pada Algoritma Tabu Search termasuk jenis metode heuristik yang memiliki potensi besar untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi, dimanajumlah iterasi sebanyak 30 kali.

Dari hasil penelitian, makespan yang dihasilkan pada jadwal perusahaan dan Algoritma Tabu Search untuk produk blok formulir masing-masing adalah 3256,780 menit, 2828,540 menit. Sedangkan untuk produk kop surat, makespan yang dihasilkan masing-masing adalah 1437,510 menit, 1283,400 menit. Dapat disimpulkan bahwa Algoritma Tabu Search efektif dalam menyelesaikan permasalahan optimalisasi .

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Rumusan Masalah... I-5

1.3. Tujuan Penelitian ... I-6

1.4. Manfaat Penelitian ... I-6

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-8

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Tujuan Perusahaan ... II-3

2.4. Letak Geografi Perusahaan ... II-3

2.5. Daerah Pemasaran ... II-3

2.6. Organisasi dan Manajemen Perusahaan... II-4

2.6.1. Struktur Organisasi ... II-4

2.6.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6

2.6.3. Tenaga Kerja Perusahaan ... II-6

2.6.4. Jam Kerja ... II-6

2.6.5. Sistem Pengupahan ... II-7

2.7. Proses Produksi ... II-7

2.7.1. Standar Mutu Produk ... II-7

2.7.2. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-7

2.7.3. Uraian Proses Produksi ... II-9

2.8. Mesin dan Peralatan ... II-12

2.8.1. Mesin Produksi ... II-12

2.8.2. Peralatan ... II-13

2.8.3. Utility ... II-13

2.9. Safety and Fire Protection ... II-13

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

III KERANGKA TEORITIS ... III-1

3.1. Pengertian Penjadwalan ... III-1

3.2. Beberapa Defenisi dalam Penjadwalan ... III-3

3.3. Tujuan Penjadwalan... III-6

3.4. Masalah Penjadwalan ... III-7

3.5. Aturan Prioritas ... III-10

3.6. Algoritma Tabu search ... III-11

3.6.1. Klasifikasi Memori ... III-15

3.6.2. Intensifikasi dan Diversifikasi ... III-15

3.6.3. Penentuan Kandidat Solusi Terbaik ... III-16

3.7. Pengukuran Waktu (Time Study) ... III-16

3.8. Pengukuran Waktu Kerja dengan Stopwatch Time Study ... III-19

3.9. Penilaian Performance Kerja ... III-23

3.10. Penetapan Kelonggaran (Allowance) ... III-28

3.11. Efficiency Index dan Relative Error ... III-30

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi Penelitian ... IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.4. Prosedur Penelitian ... IV-2

4.5. Pengumpulan Data ... IV-4

4.5.1. Sumber Data... IV-4

4.5.2. Metodologi Pengumpulan ... IV-5

4.5.3. Instrumen Penelitian ... IV-5

4.6. Pengolahan Data ... IV-6

4.7. Jadwal Penelitian ... IV-11

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Order... V-1

5.1.2. Data Stasiun Kerja ... V-2

5.1.3. Pengamatan Waktu Proses Tiap Job ... V-3

5.1.3.1. Pengamatan Waktu Proses pada Produk Blok

Formulir ... V-4

5.1.3.2. Pengamatan Waktu Proses pada Produk Kop

Surat ... V-6

5.1.4. Waktu Set-up Mesin ... V-9

5.1.5. Penilaian Rating Factor Operator ... V-9

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2. Pengolahan Data ... V-12

5.2.1. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data ... V-12

5.2.1.1. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data

pada Blok Formulir ... V-12

5.2.1.2. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data

pada Kop Surat ... V-29

5.2.2. Perhitungan Waktu Standard ... V-43

5.2.3. Perhitungan Total Waktu Proses ... V-44

5.2.4. Penjadwalan Aktual Perusahaan ... V-47

5.2.5. Penjadwalan dengan Algoritma Tabu Search ... V-48

5.2.5.1. Blok Formulir ... V-49

5.2.5.2. Kop Surat ... V-52

5.2.5.3. Penentuan Solusi Penjadwalan Terbaik ... V-55

5.2.5.3.1. Penentuan Solusi Penjadwalan

Terbaik Blok Formulir ... V-55

5.2.5.3.2. Penentuan Solusi Penjadwalan

Terbaik Kop Surat ... V-56

(14)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

6.1. Perbandingan Hasil Urutan Job pada Algoritma Tabu

Search dengan Kondisi Aktual Perusahaan ... VI-1

6.2. Perbandingan Makespan Algoritma Tabu Search dengan

Kondisi Aktual Perusahaan ... .. VI-3

6.3. Analisis Kebaikan Model Penjadwalan ... VI-8

6.4. Analisis Utilitas Mesin ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera

Utara ... II-5

2.2. Blok Diagram Uraian Proses Produks i Blok Formulir ... II-11

2.3. Blok Diagram Produk Kop Surat ... II-12

3.1. Peta Gantt (Gantt Chart) ... III-3

3.2. Penjadwalan Produksi dengan M Mesin/Pekerja Paralel .... III-7

3.3. Penjadwalan Produksi dengan M Mesin/Pekerja Serial ... III-7

3.4. Flowchart Algoritma Simulated Annealing ... III-12

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

4.2. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-3

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6

4.4. Flowchart Pengukuran Waktu ... IV-8

4.5. Flowchart Algoritma Tabu Search ... IV-9

5.1. Aliran Proses Produk Blok Formulir ... V-3

5.2. Aliran Proses Produk Kop Surat ... V-2

5.3. Peta Kontrol Blok Formulir Job I pada WC II ... V-13

5.4. Peta Kontrol Blok Formulir Job I pada WC IV ... V-20

5.5. Peta Kontrol Blok Formulir Job III (Revisi I) pada WC V . V-22

5.6. Peta Kontrol Blok Formulir Job IV (Revisi I) pada WC V . V-24

(16)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.8. Peta Kontrol Kop Surat Job I pada WC II... V-29

5.9. Peta Kontrol Kop Surat Job I pada WC IV... V-36

5.10. Peta Kontrol Kop Surat Job III (Revisi I) pada WC II ... V-38

(17)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Data Alokasi Tenaga Kerja di PD Aneka Industri dan Jasa

Unit Percetakan ... II-6

2.2. Mesin Produksi pada PD Aneka Industri dan Jasa Unit

Percetakan... II-12

3.1. Westinghouse Factor ... III-25

3.2. Rating Performance Menurut Cara Schumard ... III-27

5.1. Data Order pada Produk Blok Formulir ... V-1

5.2. Data Order pada Produk Kop Surat ... V-1

5.3. Data Stasiun Kerja ... V-3

5.4. Waktu Proses Blok Formulir pada Job I ... V-4

5.5. Waktu Proses Blok Formulir pada Job II ... V-4

5.6. Waktu Proses Blok Formulir pada Job III ... V-5

5.7. Waktu Proses Blok Formulir pada Job IV ... V-5

5.8. Waktu Proses Blok Formulir pada Job V ... V-5

5.9 Waktu Proses Blok Formulir pada Job VI ... V-6

5.10. Waktu Proses Kop Surat pada Job I ... V-6

5.11. Waktu Proses Kop Surat pada Job II ... V-6

5.12. Waktu Proses Kop Surat pada Job III ... V-7

5.13. Waktu Proses Kop Surat pada Job IV... V-7

(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.15. Waktu Proses Kop Surat pada Job VI... V-8

5.16. Waktu Proses Kop Surat pada Job VII ... V-8

5.17. Waktu Setup pada Tiap Mesin ... V-9

5.18. Penilaian Westinghouse Factor Operator... V-9

5.19. Penetapan Allowance Terhadap Proses Produksi ... V-10

5.20. Uji Keseragaman Data Blok Formulir Job I pada WC II... V-12

5.21. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Blok Formulir pada

Job I ... V-14

5.22. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Blok Formulir pada

Job II ... V-14

5.23. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Blok Formulir pada

Job III ... V-15

5.24. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Blok Formulir pada

Job IV ... V-15

5.25. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Blok Formulir pada

Job V ... V-16

5.26. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Blok Formulir pada

Job VI ... V-16

(19)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.28. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data I Blok Formulir pada

Job I ... V-17

5.29. Uji Keseragaman Data II Blok Formulir Job I pada WC IV .. V-18

5.30. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data II Blok Formulir pada

Job I ... V-20

5.31. Uji Keseragaman Data II Blok Formulir Job III (Revisi I)

pada WC V ... V-21

5.32. Uji Keseragaman Data II Blok Formulir Job IV (Revisi I)

pada WC V ... V-23

5.33. Uji Keseragaman Data II Blok Formulir Job IV (Revisi II)

pada WC V ... V-24

5.34. Uji Kecukupan Data Blok Formulir Job I pada WC IV ... V-26

5.35. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data II Blok Formulir ... V-27

5.36. Uji Keseragaman Data Kop Surat Job I pada WC II ... V-28

5.37. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kop Surat pada Job I .... V-29

5.38. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kop Surat pada Job II ... V-30

5.39. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kop Surat pada Job III .. V-30

5.40. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kop Surat pada Job IV .. V-31

5.41. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kop Surat pada Job V ... V-31

(20)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.43. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kop Surat pada Job VII V-32

5.44. Uji Kecukupan Data Kop Surat Job I pada WC II ... V-33

5.45. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data I Kop Surat... V-33

5.46. Uji Keseragaman Data II Kop Surat Job I pada WC IV ... V-34

5.47. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data II pada Kop Surat ... V-36

5.48. Uji Keseragaman Data Kop Surat Job III (Revisi I) pada

WC II ... V-37

5.49. Uji Keseragaman Data Kop Surat Job IV (Revisi I) pada

WC II... V-39

5.50. Uji Kecukupan Data II Kop Surat Job I pada WC IV ... V-41

5.51. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data II Kop Surat ... V-42

5.52. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Standard pada Blok

Formulir... V-43

5.53. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Standard pada Kop Surat .... V-44

5.54. Rekapitulasi Perhitungan Total Waktu Proses pada Produk

Blok Formulir ... V-44

5.55. Rekapitulasi Perhitungan Total Waktu Proses pada Produk

Kop Surat ... V-45

5.56. Waktu Penyelesaian Job pada setiap Stasiun Kerja untuk

(21)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.57. Waktu Penyelesaian Job pada setiap Stasiun Kerja untuk

Produk Kop Surat ... V-46

5.58. Perhitungan Makespan Awal pada Blok Formulir ... V-47

5.59. Perhitungan Makespan Awal pada Kop Surat ... V-47

5.60. Perhitungan Makespan Iterasi I ... V-50

5.61. Perhitungan Makespan Iterasi II ... V-50

5.62. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk Blok Formulir ... V-51

5.63. Perhitungan Makespan Iterasi I ... V-53

5.64. Perhitungan Makespan Iterasi II ... V-53

5.65. Hasil Iterasi Pertukaran Urutan Job untuk Kop Surat ... V-54

5.66. Perhitungan Makespan pada Urutan Job Terbaik ... V-55

5.67. Perhitungan Makespan pada Urutan Job Terbaik ... V-56

6.1. Perbandingan Algoritma Simulated Annealing dan

Dannenbring dengan Aktual Perusahaan pada Blok Formulir VI-3

6.2. Perbandingan Algoritma Simulated Annealing dan

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1

2. Tabel Westinghouse Factor ... L-15

3. Tabel Penentuan Allowance (Kelonggaran) Berdasarkan

Faktor-faktor yang Berpengaruh... L-16

4. Perhitungan Makespan pada Algoritma Tabu Search ... L-19

5. Surat Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1

(FM-GKM-TI-TS-01-01A) ... L-50

6. Formulir Penetapan Tugas Sarjana Halaman 2

(FM-GKM-TI-TS-01-01A) ... L-51

7. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ke PD Aneka

Industri dan Jasa Unit Percetakan ... L-52

8. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PD

Aneka Industri dan Jasa Unit Percetakan ... L-53

9. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-54

10. Perubahan Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa... L-55

10. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana

(FM-GKM-TI-TS-01-04A) dengan Dosen Pembimbing I ... L-56

11. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana

(23)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ) Sumatera Utara yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, dengan produk tetapnya adalah formulir, blok formulir, kop surat, dan kartu box yang dipesan oleh dinas-dinas yang berada di wilayah pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, namun penelitian ini dilakukan pada produk blok formulir dan kop surat, karena produk ini memiliki jumlah pemesanan yang lebih banyak dibandingkan dengan produk lainnya. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mendapatkan suatu model penjadwalan yang mampu memberikan nilai makespan yang

minimum dengan menggunakan metode Algoritma Tabu Search. Pada Algoritma Tabu Search termasuk jenis metode heuristik yang memiliki potensi besar untuk menyelesaikan permasalahan optimalisasi, dimanajumlah iterasi sebanyak 30 kali.

Dari hasil penelitian, makespan yang dihasilkan pada jadwal perusahaan dan Algoritma Tabu Search untuk produk blok formulir masing-masing adalah 3256,780 menit, 2828,540 menit. Sedangkan untuk produk kop surat, makespan yang dihasilkan masing-masing adalah 1437,510 menit, 1283,400 menit. Dapat disimpulkan bahwa Algoritma Tabu Search efektif dalam menyelesaikan permasalahan optimalisasi .

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan

antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat

bertahan dalam persaingan tersebut harus berusaha untuk mempertahankan atau

menambah jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

meningkatkan volume produksi dan menyelesaikan pesanan sesuai dengan waktu

yang telah disepakati.

Perusahaan PDAIJ yang ingin bersaing juga harus memperhatikan proses

produksi agar berjalan optimal. Sebelum melakukan proses produksi, perusahaan

tersebut sebaiknya membuat penjadwalan. Penjadwalan yang dibuat tersebut

seringkali mengalami perubahan yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan

produksi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun

faktor eksternal. Faktor internal perusahaan antara lain kerusakan pada mesin dan

peralatan, sedangkan faktor eksternal antara lain keterlambatan pada pengiriman

bahan baku, perubahan permintaan konsumen dan penyebab-penyebab tidak

teknis lainnya yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan produksi.

Dalam suatu industri, perencanaan produksi memegang peranan penting

dalam membuat penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau

(25)

dilakukan kurang tepat maka akan dapat mengakibatkan stasiun kerja dalam

lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini juga

terlihat pada lintasan produksi tidak efisien karena terjadi penumpukan material di

antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.

Semakin besar fleksibilitas dalam dalam mengkombinasikan beberapa

tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan tingkat keseimbangan

yang dapat dicapai, hal ini akan membuat aliran yang mulus dengan membuat

utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 1999:137). Adanya

kombinasi penugasan kerja terhadap operator atau grup operator yang menempati

stasiun kerja tertentu juga merupakan awal masalah keseimbangan lintasan

produksi, sebab penugasan elemen kerja yang berbeda akan menimbulkan

perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerjaan

yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran produksi tertentu dalam lintasan

tersebut. Keuntungan keseimbangan lintasan adalah pembagian tugas secara

merata sehingga kemacetan bisa dihindari dan penjadwalan produksi terutama

dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang dilakukan lebih optimal.

(Setiawan, 2000).

Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi atau mutu

standar yang telah ditetapkan, peran dari operasi mesin juga sangat berpengaruh.

Agar mesin selalu beroperasi dengan baik, diperlukan sistem manajemen

perawatan yang baik. Namun, hal ini merupakan salah satu sasaran mutu yang

belum dicapai perusahaan sehingga produktivitas produksi menjadi semakin

(26)

perusahaan adalah tidak berjalannya kegiatan produksi di lantai produksi akibat

adanya kerusakan mesin produksi.

Kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin produksi mengakibatkan

dampak buruk bagi perusahaan dimana jadwal produksi dan kegiatan produksi

perusahaan menjadi tertunda. Keterlambatan produksi ini mengakibatkan tingkat

produktivitas produksi menjadi rendah. Selain itu, kerusakan atau kegagalan yang

terjadi mengakibatkan rendahnya kemampuan atau utilitas mesin dalam

menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Ketika terjadi kerusakan, pihak perusahaan hanya mengganti komponen yang

rusak tanpa memperhatikan keandalannya. Selain itu, pihak perusahaan juga

belum memiliki prosedur perawatan yang jelas.

PD. Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara menerima pesanan dalam

periode tiga bulan sekali. Saat pesanan datang, perusahaan selalu menyetujui

transaksi tanpa meninjau terlebih dahulu sumber daya yang tersedia. Perusahaan

juga mengerjakan pesanan dengan hanya mempertimbangkan kebijakan dari

pimpinan produksi tanpa berdasarkan analisis dan penjadwalan persediaan. Cara

ini dapat menimbulkan kegagalan perusahaan dalam memenuhi pesanan sesuai

dengan batas waktu, di samping kemungkinan harus mengadakan kerja lembur

(overtime) pada saat pekerjaan menumpuk. Masalah tersebut perlu diatasi karena

dapat menyebabkan pemborosan bagi perusahaan, di samping menurunnya

(27)

Kasus penjadwalan produksi yang terjadi di PD. Aneka Industri dan Jasa

(PD AIJ) sebenarnya merupakan kasus penjadwalan biasa yang diselesaikan tanpa

menggunakan metode penjadwalan produksi. Namun karena terdapat hasil yang

kurang efektif dari penjadwalan produksi perusahaan, maka pada penelitian ini

digunakan penjadwalan produksi dengan menggunakan metode Tabu Search.

Permasalahan tersebut adalah bahwa pada penjadwalan produksi yang

dilakukan perusahaan seringkali kurang mampu memberikan peningkatan

efisiensi dalam unit operasi. Hal ini ditandai dengan asumsi bahwa setiap job yang

pertama datang harus diselesaikan terlebih dahulu dari job lain (yang memiliki

batas waktu pengerjaan yang sama). Hal ini tidak sesuai jika diterapkan

sebagaimana yang terjadi di PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ).

Produk yang menjadi objek penelitian adalah blok formulir dan kop surat,

karena produk ini memiliki jumlah pemesanan yang lebih banyak dibandingkan

dengan produk lainnya. Perusahaan ini beroperasi dengan sistem make to order.

Pembuatan blok formulir dan kop surat ini mempunyai urutan dan waktu proses

yang berbeda, serta membutuhkan waktu set-up mesin terlebih dahulu. Dengan

urutan dan waktu proses yang berbeda, tetapi melalui fasilitas mesin yang sama,

akan mengakibatkan terjadinya waktu menganggur pada sebuah mesin.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal semacam ini, perlu disertai adanya

metode penjadwalan yang tepat. Dengan adanya metode penjadwalan yang tepat,

diharapkan waktu penyelesaian produk (makespan) yakni jumlah waktu yang

(28)

Dengan demikian, waktu yang masih tersisa dapat digunakan untuk

menyelesaikan rencana produksi komponen lain.

Penjadwalan produksi dilakukan dengan menggunakan metode heuristik.

Salah satu metode heuristik yang digunakan yaitu Algoritma Tabu Search, di

mana metode ini memiliki potensi yang besar untuk menyelesaikan permasalahan

optimalisasi secara global.

Penelitian sejenis dilakukan oleh Betrianis dan Putu Teguh Aryawan,

menggunakan algoritma Tabu Search pada paket pesanan dan memperoleh

makespan sebesar 74 jam (3 hari), lebih singkat daripada makespan perusahaan

sebesar 107,1 jam (5 hari).

Dalam penelitian ini akan digunakan algoritma Tabu Search agar

diperoleh makespan yang lebih singkat dibandingkan dengan jadwal yang disusun

oleh perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka pokok

permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah persoalan pengalokasian

pekerjaan ke fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi,

pada kondisi fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja mempunyai kapasitas dan

jumlah terbatas (hanya dapat menangani satu job pada saat yang sama).

Dalam mengatasi masalah tersebut, maka perusahaan membutuhkan suatu

(29)

proses keseluruhan yang optimal sehingga dapat meminimisasi waktu

penyelesaian seluruh pesanan (makespan).

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum adalah untuk mendapatkan hasil penjadwalan produksi yang

efektif pada PD. Aneka Industri dan Jasa (PD AIJ)

Tujuan khusus yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu :

1. Merumuskan metode penjadwalan produksi yang memberikan hasil yang

optimal dengan metode penjadwalan Tabu Search.

2. Melakukan penjadwalan terhadap order untuk mendapatkan nilai kriteria

minimisasi makespan.

3. Menentukan suatu model pengurutan job (job sequence), sehingga akan

meminimumkan waktu proses pengerjaan dan mengatasi keterlambatan dari

tiap order.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi pihak perusahaan

Sebagai alat yang membantu dalam penjadwalan produksi untuk mengurangi

dampak negatif dari permasalahan yang terjadi.

2. Bagi peneliti

(30)

b. Menambah keterampilan dan pengalaman dalam menganalisis masalah

serta memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja.

3. Bagi universitas

Menjadi tambahan literatur yang dapat dijadikan referensi bagi semua pihak

yang ingin mengetahui aplikasi dari penjadwalan produksiflow shop.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Penelitian hanya dilakukan pada lantai produksi PD. Aneka Industri dan Jasa.

2. Penelitian dilakukan terhadap produk tetap PD. Aneka Industri dan Jasa, yaitu

blok formulir dan kop surat.

3. Data order seluruh tipe varian produk yang akan dijadwalkan diambil dari data

order pada bulan Desember 2011.

4. Sistem produksi pada PD. Aneka Industri dan Jasa bersifat berdasarkan

pesanan (make-to-order).

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Tidak ada perubahan proses produksi dan jenis produk selama penelitian

dilakukan pada PD. Aneka Industri dan Jasa.

2. Mesin yang dijadwalkan beroperasi dengan baik selama penelitian

berlangsung.

3. Operator bekerja normal.

4. Tiap operasi hanya dapat dikerjakan oleh satu mesin tertentu sesuai dengan

(31)

5. Tidak terjadi interupsi terhadap mesin (tidak memberhentikan sementara

proses yang sedang berjalan untuk memberi ruang kepada proses yang

prioritasnya lebih tinggi).

6. Bahan baku telah tersedia sebelum penjadwalan dilakukan.

7. Tidak terjadi perubahan permintaan dari konsumen.

8. Telah terjadi keseimbangan lintasan pada setiap work center.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

Pada Bab I: Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup

penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan

tugas akhir.

Di dalam Bab II: Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan sejarah dan

gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan manajemen serta proses

produksi. Juga disertakan tata letak fasilitas (layout) dan uraian peta aliran proses

(flow process chart) dari produk yang dihasilkan.

Kemudian pada Bab III: Landasan Teori, berisikan teori-teori yang

digunakan dalam analisis pemecahan masalah antara lain Teori Pengukuran

Waktu, Teori Penjadwalan Produksi, dan Teori Algoritma Tabu Search. Sumber

teori atau literatur yang digunakan dapat berupa buku-buku dan jurnal penelitian

(32)

Selanjutnya, Bab IV: Metodologi Penelitian, memaparkan

langkah-langkah dan tahapan penelitian meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis

penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode

pengumpulan data, metode pengolahan data, dan analisis pemecahan masalah.

Pada Bab V: Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data primer dan

sekunder yang diperoleh dari penelitian, yaitu data waktu proses, waktu setup,

rating factor, allowance, kapasitas mesin, jumlah permintaan, data stasiun kerja,

serta tipe dan spesifikasi produk. Sedangkan pada pengolahan data berisi tentang

uji keseragaman dan kecukupan data, perhitungan waktu standard, perhitungan

total waktu proses, penjadwalan aktual perusahaan, penjadwalan dengan

Algoritma Tabu Search.

Kemudian pada Bab VI: Analisis Pemecahan Masalah meliputi analisis

dari hasil pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah. Pada bab ini

akan dibandingkan antara keadaan aktual perusahaan dengan Algoritma Tabu

Serach.

Bab VII: Kesimpulan dan Saran, merupakan bagian akhir yang berisi

kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran yang bermanfaat

(33)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Aneka Industri Jasa Medan didirikan pada tahun 1985

berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985

mengenai pendirian Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa Provinsi

Sumatera Utara yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan SK Nomor

539.22-1435 tanggal 16 Oktober 1985. Perusahaan ini merupakan gabungan dari 8

(delapan) perusahaan daerah yang masing-masing berdiri sendiri sebelumnya,

yaitu :

1. Perusahaan Daerah Sumber daya, dengan Perda No. 5 Tahun 1979

2. Perusahaan Daerah Pabrik Batu Bata, dengan Perda No. 6 Tahun 1979

3. Perusahaan Daerah Obor, dengan Perda No. 7 Tahun 1979

4. Perusahaan Daerah Percetakan, dengan Perda No. 8 Tahun 1979

5. Perusahaan Daerah Es Parwita Yasa, dengan Perda No. 9 Tahun 1979

6. Perusahaan Daerah Hiburan, dengan Perda No. 9 Tahun 1979

7. Perusahaan Daerah Toko Buku dan Niaga Alat Kantor, dengan Perda No. 14

Tahun 1979

8. Perusahaan Daerah Perisai, dengan Perda No. 15 Tahun 1979

Ke delapan perusahaan tersebut berkedudukan di Propinsi Sumatera Utara

dan Kuala Simpang sebagai Sub Unit dari Perusahaan Daerah Es Parwita Yasa.

(34)

perusahaan-perusahaan tersebut belum dapat berkembang sebagaimana yang

diharapkan. Oleh sebab itu untuk meningkatkan peranan dari

perusahaan tersebut, maka perlu melakukan penggabungan pada

perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan penggabungan ini, maka seluruh kekayaan,

personalia, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari ke delapan perusahaan yang

ada sebelumnya teralih kepada PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara.

PD Aneka Industri dan Jasa memiliki kantor pusat yang berkedudukan di

Medan dan unit-unit usaha yang ada sebelumnya sebagai cabang. Berdasarkan

Perda No. 26 Tahun 1985, perusahaan ini berbentuk badan hukum yang berhak

melakukan usahanya berdasarkan peraturan daerah yang dikeluarkan, dengan

lapangan usaha yaitu melaksanakan semua usaha yang bergerak di bidang industri

dan jasa yang dikeluarkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pada tahun 1986, setelah perusahaan tersebut berjalan setahun, terjadi

pengurangan terhadap beberapa unit usaha yang ada. Hal ini dilakukan untuk

memusatkan kegiatan perusahaan kepada usaha-usaha yang lebih efisien dan

efektif, karena beberapa dari unit usaha tersebut mengalami kerugian yang terus

menerus dan dirasakan kurang bermanfaat. Dari delapan unit usaha yang

bergabung dalam PD Aneka Industri dan Jasa Medan, yang saat ini masih aktif

ialah Unit Percetakan, Pabrik Es Parawita Yasa, Unit Hiburan, serta Toko Buku

Deli. Pada penelitian ini ruang lingkup bidang usaha yang menjadi objek

(35)

2.3. TujuanPerusahaan

Tujuan perusahaan sesuai dengan PERDA Nomor 26 Tahun 1985 sebagai berikut :

1. Tujuan Perusahaan : Mengembangkan perekonomian daerah dan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Lapangan Usaha : Melakukan semua usaha yang bergerak dalam bidang industri dan jasa yang dibenarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Tempat Kedudukan : Medan dan mempunyai unit usaha di tempat lain.

2.4. Letak Geografi Perusahaan

Unit percetakan PD Aneka Industri dan Jasa berlokasi di Jalan Putri Merak

Jingga (Jalan Gudang) No. 3 Medan, dibangun di atas tanah 3.834 m2 dengan luas

bangunan 1.361,75 m2. Kapasitas produksi terpasang 108.500 lembar/jam atau

217 rim/jam.

2.5. Daerah Pemasaran

PD Aneka Industri dan Jasa merupakan perusahaan daerah yang kegiatan

pemasaran unit percetakannya masih terbatas di wilayah Provinsi Sumatera Utara,

yaitu dinas-dinas di pemerintahan daerah tingkat I, seperti dinas pendapatan

daerah, dinas pendidikan, dinas perpajakan, rumah sakit jiwa, SAMSAT dan

(36)

2.6. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.6.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang cukup

penting. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan kedudukan,

tugas dan wewenang anggota perusahaan dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini maka akan terlihat jelas

hubungan antara bagian, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian

yang ada dalam perusahaan.

Susunan organisasi dan tata kerja PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera

Utara ditetapkan berdasarkan keputusan direksi PD Aneka Industri dan Jasa

Sumatera Utara No. 018/SK/AIJ/1989 tanggal 19 Juni 1989, Sk Gubernur

Sumatera Utara No. 060.2711/K/tahun 1989 tanggal 24 Agustus 1996 dan dengan

persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 529/2226/PUOD/1996 tanggal 8 Agustus

1996 tentang penggantian Direksi dengan pengangkatan seorang Direktur.

Struktur organisasi PD. Aneka Industri dan Jasa Medan berpedoman pada

SK Direksi No. 018/SK/AIJ/VI/1989 yang telah mendapat pengesahan Gubernur

dan persetujuan Mendagri. Struktur organisasi perusahaan tergolong organisasi

fungsional. Struktur organisasi PD Aneka Industri dan Jasa Medan dapat dilihat

(37)

Direktur

Satuan Pengawas Intern Bagian Umum

Bagian Tata Usaha Bagian Kepegawaian

Bagian Administrasi Keuangan

Bagian Keuangan Bagian Akuntansi

Bagian Verifikasi

Bagian Pemasaran

Bagian Pemasaran Cetakan dan ATK Bagian Pemasaran Es,

Hiburan dan Toko Buku & NAK Bagian Produksi

Bagian Teknik dan

[image:37.842.61.810.135.326.2]

Produksi Bagian Pembelian

(38)

2.6.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan pada PD Aneka

Industri dan Jasa Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.6.3. Tenaga Kerja Perusahaan

Data alokasi tenaga kerja pada PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara

Unit Percetakan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Data Alokasi Tenaga Kerja di PD Aneka Industri dan Jasa Unit

Percetakan

No. Bagian Jumlah Tenaga Kerja

1. Direktur 1

2. Satuan Pengawas Intern 2

3. Bagian Administrasi dan Keuangan 7

4. Bagian Umum 7

5. Bagian Pemasaran 6

6. Bagian Produksi 43

TOTAL 66

Sumber : PD Aneka Industri dan Jasa Unit Percetakan

2.6.4. Jam Kerja

Jam kerja di PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara terdiri dari satu

shift saja, dengan rincian sebagai berikut:

1. Senin-Kamis : 08.30 - 16.30 WIB

2. Jumat : 08.30 - 16.00 WIB

Kegiatan lembur dimungkinkan bila diperlukan untuk pemenuhan

permintaan agar produk dapat diterima oleh konsumen sesuai dengan kesepakatan

yang telah dibuat. Lembur dilakukan dengan penambahan waktu kerja yaitu pada

(39)

2.6.5. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan dilakukan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur,

dimana pemberian gaji juga mempertimbangkan golongan dari setiap karyawan.

Gaji yang diperoleh oleh karyawan merupakan pendapatan yang diperoleh PD

Aneka Industri dan Jasa, sehingga tidak ada bantuan yang diterima dari

pemerintah daerah Sumatera Utara.

2.7. Proses Produksi

2.7.1. Standar Mutu Produk

Kegiatan produksi pada PD Aneka Industri dan Jasa berdasarkan pesanan

(make-to-order) sehingga standar mutu produk yang dihasilkan bergantung

kepada desain dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen.

2.7.2. Bahan-bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan oleh PD Aneka Industri dan Jasa dalam

melaksanakan proses produksinya adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk

dan memiliki persentase yang besar dalam produk dibandingkan dengan

bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan antara lain :

a. Kertas, seperti kertas HVS, kertas tik, kertas linen holland, kertas

dorsellahg, kertas non karbon, kertas strobot, kertas konstruk, kertas

(40)

b. Tinta, digunakan dalam kegiatan pencetakan. Warna tinta yang

digunakan yaitu black, cyan, magenta, dan yellow.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang secara tidak langsung mempengaruhi

kualitas dan fungsi produk, baik itu digunakan secara langsung maupun tidak

langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi. Bahan penolong

yang digunakan yaitu:

a. Printing plate, digunakan sebagai bahan pembuatan plat cetak.

b.Air dan cairan etching, digunakan untuk membersihkan pelat yang telah

terpasang pada mesin cetak dan juga membantu kelancaran pada saat

proses pencetakan berlangsung.

c. Larutan kimia diprofel dan pixer, digunakan sebagai pembersih pada pelat

yang telah tercetak.

d.Bensin dan minyak lampu, digunakan untuk membersihkan mesin cetak.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk mempermudah

proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan guna

meningkatkan citra produk dan nilai tambah dimata konsumen. Bahan

tambahan yang digunakan yaitu:

a. Tali pembatas atau pita, digunakan sebagai pembatas pada produk.

b.Kertas pembungkus, digunakan untuk membungkus produk pada saat

pengiriman.

(41)

2.7.3. Uraian Proses Produksi

PD Aneka Industri dan Jasa menghasilkan berbagai produk berbahan baku

kertas dengan produk tetapnya adalah formulir, blok formulir, kop surat, dan kartu

box, namun penelitian hanya dilakukan untuk produk blok formulir dan kop surat.

Tahapan proses pencetakan untuk produk-produk tersebut hampir memiliki urutan

proses yang sama. Perbedaannya yaitu pada kegiatan proses penjilidan. Jika

digunakan mesin cetak besar, maka tidak dibutuhkan kegiatan pemotongan

sebelum melakukan kegiatan pencetakan, sedangkan untuk produk yang berupa

lembaran tidak membutuhkan proses penjilidan, tetapi membutuhkan kegiatan

pemotongan sebelum melakukan kegiatan pencetakan, karena pada saat

pencetakan, produk tersebut menggunakan mesin cetak kecil. Proses produksi

pada PD Aneka Industri dan Jasa pada produk blok formulir dan kop surat adalah

sebagai berikut:

1. Proses Pembuatan Pelat Cetak

Pelat cetak digunakan sebagai cetakan untuk membuat produk, dimana produk

yang akan dihasilkan akan sesuai dengan desain dari pelat cetak. Sebelum

pembuatan pelat cetak dilakukan desain (setting) produk sesuai dengan

keinginan konsumen, kemudian diprint pada kertas kalkir menggunakan

printer laser jet merk HP atau difilmkan pada kertas film menggunakan mesin

film. Saat ini, perusahaan menggunakan kertas kalkir karena biaya dan waktu

yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan kertas film. Setelah proses

tersebut, maka dilakukan proses pembuatan pelat cetak menggunakan mesin

(42)

dengan menggunakan larutan kimia diprofel, air bersih, dan pixer. Persiapan

yang dilakukan hanya menghidupkan mesin.

2. Proses Pencetakan

Pada proses ini dilakukan kegiatan pencetakan dengan menggunakan mesin

cetak (SORS) untuk ukuran kertas plano. Dalam satu kertas plano, memuat 10

buah blok formulir. Pada produk blok formulir, proses pencetakan dilakukan

pada 5 kertas yaitu: kertas plano warna putih, merah, biru, kuning, dan hijau.

Persiapan yang dilakukan pada proses pencetakan adalah memasukkan pelat

seng, tinta, kertas, dan air, membersihkan pelat seng dengan air bersih,

menghidupkan mesin, dan melakukan tes cetak dengan menggunakan kertas

reject. Jumlah air dan tinta yang dimasukkan harus seimbang, karena jika

tidak, maka cetakan akan kotor ataupun tinta tidak timbul di kertas.

3. Proses Pemotongan

Pada proses ini dilakukan kegiatan pemotongan dengan menggunakan mesin

potong. Pada produk blok formulir dan kop surat, pemotongan dilakukan

sesuai dengan ukuran kertas yang telah tercetak. Persiapan yang dilakukan

hanya menghidupka n mesin dan merapikan kertas yang akan dipotong.

4. Proses Penjilidan

Proses penjilidan dilakukan secara manual oleh operator pada produk blok

formulir, sedangkan pada produk kop surat tidak melalui proses penjilidan.

Proses ini dilakukan kegiatan penyusunan kertas putih dengan kertas warna

yang dilakukan oleh 3 orang operator secara beregu dan kegiatan pemblokkan

(43)

6. Proses Pengepakan

Pada proses ini dilakukan kegiatan pengepakan oleh 2 orang operator secara

beregu, dimana 1 orang operator mengambil blok formulir, menyusun, dan

merapikannya, sedangkan 1 orang operator membungkusnya dengan kertas

pembungkus. Dalam 1 bungkus terdapat 10 blok formulir, sedangkan pada

produk kop surat terdapat 1500 lembar (3 rim).

Blok diagram kegiatan pencetakan di PD Aneka Industri dan Jasa pada

produk blok formulir dan kop surat dapat dilihat pada Gambar 2.2. dan Gambar

2.3.

Pencetakan (Printing)

Pemotongan

Penjilidan Pembuatan pelat

cetak sesuai desain

[image:43.595.264.359.354.572.2]

Pengepakan

(44)

Pencetakan (Printing) Pemotongan Pembuatan pelat cetak sesuai desain Pengepakan

Gambar 2.3. Blok Diagram Produk Kop Surat

2.8. Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin Produksi

Daftar mesin yang digunakan pada PD Aneka Industri dan Jasa Unit

[image:44.595.269.354.109.268.2]

Percetakan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Mesin Produksi pada PD Aneka Industri dan Jasa Unit Percetakan

No Nama Mesin Fungsi Merk Buatan Jumlah 1 Mesin Cetak

Kecil (Folio)

Mencetak dengan ukuran kertas 21,6 cm x 33 cm (Folio).

Toko Hamada Jepang 3

2 Mesin Cetak Sedang (SORM)

Mencetak dengan ukuran kertas setengah plano yaitu 52 cm x 74 cm.

Heidelberg Jerman 1

3 Mesin Cetak Besar (SORS)

Mencetak dengan ukuran kertas plano yaitu 102cmx72cm.

Heidelberg Jerman 1

4 Mesin Cetak dan Penomoran

Mencetak, membuat penomoran, membuat porporasi dengan ukuran kertas 43,2 cm x 33 cm (Double Folio).

Toko Hamada Jepang 1

5 Mesin Cetak dan Penomoran

Mencetak, membuat penomoran, membuat porporasi dengan ukuran kertas 36 cm x 52 cm

Heidelberg Jerman 1

6

Mesin Penomoran Aktien

Membuat penomoran dengan ukuran kertas 36 cm x 52 cm.

Heidelberg Jerman 1

7 Mesin Potong Memotong kertas. Polar Mohr Jerman 1

(45)

2.8.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada PD Aneka Industri dan Jasa adalah

alat-alat yang digunakan secara manual untuk membantu proses produksi, antara lain

yaitu alat penyetel mesin cetak, obeng, kunci pas, kuas, stapler besar, jarum, dan

martil.

2.8.3. Utility

Listrik dan air merupakan utilitas yang sangat penting sebagai sarana

utama penunjang berlangsungnya kegiatan operasional atau proses percetakan.

Pasokan listrik untuk PD Aneka Industri dan Jasa bersumber dari PLN, sedangkan

untuk kebutuhan air untuk proses percetakan bersumber dari air PAM.

2.9. Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection di PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara

telah didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan antara

lain adalah kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan alat pelindung diri

(APD) seperti helm, sarung tangan dan masker. Untuk menanggulangi bahaya

kebakaran perusahaan juga dilengkapi dengan menggunakan alat pemadam api

(protector).

2.10. Limbah

Limbah yang dihasilkan terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah

(46)

pencincangan kertas sebelum dibuang ataupun dijual. Sedangkan, limbah cair

dihasilkan dari kegiatan perawatan yaitu pembersihan mesin cetak dengan

menggunakan campuran bensin dan minyak lampu. Cairan sisa pembersihan

(47)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Penjadwalan1

Pengertian penjadwalan secara umum dapat diartikan seperti : “Scheduling

is the allocation of resources overtime to perform collection of risk”, yang artinya

penjadwalan adalah pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mengerjakan

sejumlah pekerjaan. Permasalahan muncul apabila pada tahapan operasi tertentu

beberapa atau seluruh pekerjaan itu membutuhkan stasiun kerja yang sama.

Dengan dilakukannya pengurutan pekerjaan ini unit-unit produksi (resources)

dapat dimanfaatkan secara optimum. Pemanfaatan ini antara lain dilakukan

dengan jalan meningkatkan utilitas unit-unit produksi melalui usaha-usaha

mereduksi waktu menganggur (idle time) dari unit-unit yang bersangkutan.

Pemanfaatan lainnya dapat juga dilakukan dengan cara meminimumkan

inprocess inventory melalui reduksi terhadap waktu rata-rata pekerjaan yang

menunggu (antri) dalam baris antrian pada unit-unit produksi. Pengertian

penjadwalan diatas tidak terbatas hanya untuk penjadwalan mesin saja sebagai

faktor utama dalam penentuan penjadwalan tetapi meliputi unit-unit produksi

(resources) yang berkaitan langsung pada proses produksi, seperti yang

dikemukakan berikut ini : “…….each activity requires certain amounts of

specified resources for a specified time called the process time. Resources also

have elementary parts called machine, cells, transport, delay and so on”i, yang

1

(48)

artinya setiap aktivitas yang diminta pada jenis sumber daya untuk sebuah waktu

yang disebut waktu proses. Sumber daya juga memiliki bagian-bagian yang

disebut mesin, sel, transportasi, penundaan dan sebagainya. hal ini menunjukkan

bahwa penjadwalan tidak hanya terbatas pada mesin saja tetapi setiap elemen

kerja yang membutuhkan waktu. Untuk dapat mencapai tujuan di atas, dilakukan

melalui pengurutan pekerjaan pada proses produksi. Pada kenyataannya,

seringkali masalah yang dihadapi bersifat kompleks, sehingga sulit untuk

melakukan pendekatan optimal. Dalam keadaan ini, pendekatan tidak menjamin

penyelesaian yang optimum.

Secara garis besar, pengurutan pekerjaan pada mesin terdiri atas 2 jenis :

1. Pengurutan n pekerjaan terhadap 1 mesin.

2. Pengurutan n pekerjaan terhadap m mesin.

Pengurutan n pekerjaan terhadap m mesin juga terdiri atas dua jenis, disesuaikan

dengan kondisi permasalahan, yaitu :

1. m mesin pararel, maksudnya masing-masing pekerjaan (job) diproses pada 1

mesin yang disusun secara pararel.

2. m mesin seri, maksudnya masing pekerjaan harus melewati

masing-masing mesin.

Model-model penjadwalan akan memberikan rumusan masalah yang

sistematik dengan solusi yang diharapkan. Sebagai alat bantu yang digunakan

dalam menyelesaikan masalah penjadwalan dikenal satu model yang sederhana

dan umum digunakan secara luas yakni peta Gantt (Gantt chart) merupakan grafik

(49)

digambarkan jenis sumber daya yang digunakan dan sumbu horizontal

digambarkan satuan waktu. Peta Gantt Chart dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Peta Gantt (Gantt Chart)

Dari Gantt Chart kemudian ditentukan urutan (sequence) dari job yang

memberikan kriteria penjadwalan terbaik, miaslnya waktu pemrosesan tersingkat,

utilitas mesin/peralatan tertinggi, idle time minimum, dan lain-lain.

3.2. Beberapa Defenisi dalam Penjadwalan2

“Sebelum membahas teori yang berkenaan dengan penjadwalan yang akan

dikerjakan pada mesin-mesin yang ada dalam sistem produksi, terlebih dahulu

diberikan pengertian beberapa defenisi yang digunakan dalam penjadwalan mesin,

yaitu :

1. Processing time (ti) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu

pekerjaan. Dalam waktu proses ini sudah termasuk waktu yang dibutuhkan

untuk persiapan dan pengaturan (set-up) selama proses berlangsung.

2

(50)

2. Due-date (di) adalah batas waktu dimana operasi terakhir dari suatu pekerjaan

harus selesai.

3. Slack time (SLi) adalah waktu tersisa yang muncul akibat dari waktu

prosesnya lebih kecil dari due-date-nya.

4. Flow time (Fi) adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan dari saat

pekerjaan tersebut masuk ke dalam suatu tahap proses sampai pekerjaan yang

bersangkutan selesai dikerjakan. Dengan kata lain, flow time adalah waktu

proses ditambah dengan waktu menunggu sebelum diproses.

5. Lateness (Li) adalah selisih antara Completion time (Ci) dengan due-date-nya

(di). Suatu pekerjaan memiliki lateness yang bernilai positif apabila pekerjaan

tersebut diselesaikan setelah due date-nya, pekerjaan tersebut akan memiliki

keterlambatan yang negatif. Sebaliknya jika pekerjaan diselesaikan setelah

batas waktunya, pekerjaan tersebut memiliki keterlambatan yang positif.

6. Completion time (Ci) adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan mulai dari saat tersedianya pekerjaan (t = 0) sampai pada pekerjaan

tersebut selesai dikerjakan.

7. Tardiness (Ti) adalah ukuran waktu terlambat yang bernilai positif jika suatu

pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dari due-date-nya, pekerjaan tersebut

akan memiliki keterlambatan yang negatif. Sebaliknya jika pekerjaan

diselesaikan setelah batas waktunya, pekerjaan tersebut memiliki

(51)

8. Makespan (M) adalah total waktu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan mulai

dari urutan pertama yang dikerjakan pada mesin atau work center pertama

sampai kepada urutan pekerjaan terakhir pada mesin atau work center terakhir.

Ukuran performansi merupakan tujuan dari pembuat jadwal akan hasil

yang diinginkan. Kriteria ukuran performansi yang digunakan untuk mengevaluasi

penjadwalan mesin dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Kriteria berdasarkan atribut tugas

a. Minimisasi Completion time, yaitu saat selesai pemprosesan job.

Cmax = max (Ci)

b. Minimisasi Mean Flow time, yaitu waktu yang dihabiskan job i di lantai

pabrik.

c. Minimisasi Mean Weight Flow time, memiliki arti yang hampir sama

dengan Mean Flow time, hanya saja mempertimbangkan prioritas

pengerjaan setiap job dalam perhitungannya.

d. Minimisasi Maksimum Lateness, yaitu besarnya simpangan maksimum

atau selisih waktu penyelsaian seluruh job yang dijadwalkan terhadap

batas waktu penyelesaian job-job tersebut (due date).

Lmax = max (Li)

e. Minimisasi Mean Tardiness, yaitu rata-rata keterlambatan seluruh job

yang dijadwalkan.

f. Minimisasi Mean Weight Tardiness, yaitu rata-rata keterlambatan seluruh

job yang dijadwalkan dengan memasukkan faktor prioritas pengerjaan

(52)

2. Kriteria berdasarkan atribut shop/pabrik

a. Maksimisasi Utilitas mesin (Un), yaitu rasio dari seluruh waktu proses

yang dibebankan pada mesin dengan rentang waktu untuk menyelesaikan

seluruh tugas pada semua mesin.

b. Minimisasi makespan, yaitu jangka waktu penyelesaian seluruh job yang

dijadwalkan yang merupakan jumlah dari seluruh waktu proses.

c. Pemenuhan due date, yaitu batas waktu penyerahan produk oleh produsen

yang ditetapkan oleh konsumen. Produsen selalu bersedia memnuhi due

date tersebut.

3.3. Tujuan Penjadwalan3

Bedworth (1987) mengidentifikasikan beberapa tujuan dari aktivitas

penjadwalan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya,

sehingga total waktu proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat

meningkat.

2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah

pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih

mengerjakan tugas yang lain. Teori Baker mengatakan jika aliran kerja suatu

jadwal konstan, mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi.

3. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas

waktu penyelesaian sehingga meminimisasi penalty cost (biaya kelambatan).

3

(53)

4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik

dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal

dapat dihindarkan.

3.4. Masalah Penjadwalan

Permasalahan penjadwalan dapat dilihat dari:

1. Produk dan mesin / pekerja dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Mesin / pekerja paralel

Bentuk permasalahan mesin / pekerja secara paralel dapat dilihat pada

Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Penjadwalan Produksi dengan M Mesin/Pekerja Paralel

b. Mesin / pekerja serial

Bentuk permasalahan mesin / pekerja secara serial dapat dilihat pada

Gambar 3.3. Pada tipe ini setiap produk dalam proses penyelesaian atau

pengerjaannya harus melewati ke-m mesin (tahap) dengan urutan yang

sama.

Gambar 3.3. Penjadwalan Produksi dengan M Mesin/Pekerja Serial

(54)

- Algoritma Johnson (minimasi makespan pada 2 mesin)

- Algoritma Campbell (minimasi makespan pada 2 mesin)

- Algoritma Campbell, Dudeck dan Smith (minimasi makespan pada m

mesin)

2. Berdasarkan pola aliran proses dapat dibedakan atas:

a. Job Shop

Setiap pekerjaan memiliki pola aliran kerja yang berbeda. Aliran proses

yang tidak searah ini mengakibatkan pekerjaan yang dikerjakan pada suatu

mesin dapat berupa pekerjaan baru atau pekerjaan yang sedang dikerjakan

(work in proses) atau pekerjaan yang akan menjadi produk jadi (finished

good) telah diproses di mesin tersebut.

b. Flow Shop

Penjadwalan flow shop merupakan suatu pergerakan unit-unit yang

terus-menerus melalui suatu rangkaian stasiun-stasiun kerja yang disusun

berdasarkan produk. Susunan suatu proses produksi jenis flow shop dapat

diterapkan dengan tepat untuk produk-produk dengan desain yang stabil

dan diproduksi secara banyak.

3. Berdasarkan pola kedatangan terdiri dari dua, yaitu:

a. Statis

Pola statis, pekerjaan datang bersamaan pada waktu nol dan siap

dikerjakan atau kedatangan pekerjaan bisa tidak bersamaan tetapi saat

kedatangan telah diketahui sejak waktu nol.

(55)

Pola dinamis mempunyai sifat kedatangan pekerjaan tidak menentu,

artinya terdapat variabel waktu sebagai faktor yang berpengaruh.

4. Berdasarkan elemen penjadwalan dapat dibedakan atas dua bagian, yakni:

a. Deterministik.

Pada model deterministik memiliki kepastian informasi tentang parameter

dalam model.

b. Stokastik

Pada model stokastik mengandung unsur ketidakpastian.

Masalah penjadwalan dapat diselesaikan dengan cara:

1. Sequencing, bisa diselesaikan dengan metode :

a. Priority Rule

b. Queue

2. Timing, awal dan akhir tiap job dihitung berdasarkan pada urutan, routing dan

waktu proses

Metode-metode penyelesaian masalah penjadwalan,yaitu:

1. Heuristik

2. Matematis

3. Simulasi

3.5. Aturan Prioritas

Aturan prioritas (priority rule) adalah aturan dalam penjadwalan

(56)

dahulu. Aturan prioritas ini digunakan untuk membantu menyusun

penjadwalan dalam usaha mencapai tujuan penjadwalan, yaitu meminimasi

keterlambatan, dan meningkatkan utilitas mesin. Beberapa aturan prioritas

yang paling banyak digunakan antara lain sebagai berikut.

1. Acak (random) mengerjakan job secara urutan yang acak, job yang mana

saja dapat diproses terlebih dahulu.

2. FCFS (First Come First Serve) mengerjakan job sesuai dengan urutan

waktu kedatangannya, yang datang lebih awal akan diproses terlebih dahulu.

3. SPT (Shortest Processing Time). Proses pengerjaan job dilakukan sesuai

dengan urutan waktu proses dari yang paling kecil.

4. EDD (Earliest Due Date). Urutan pengerjaan job dilakukan berdasarkan

dari batas waktu penyelesaiannya yang lebih kecil.

5. LPT (Longest Processing Time). Aturan ini bertolak belakang dengan SPT,

yaitu mengerjakan job berdasarkan urutan waktu proses dari yang paling

besar atau yang paling lama.

CR (Critical Ratio). Aturan ini mengurutkan job-job dengan menghitung waktu

sisa sampai dengan batas waktu kerjanya.

3.6. Algoritma Tabu search4

Tabu search (TS) pertama kali diperkenalkan oleh Glover sekitar tahun

1986. Glover menyatakan bahwa TS adalah salah satu prosedur metaheuristik

tingkat tinggi untuk penyelesaian permasalahan optimisasi kombinatorial. TS ini

4

(57)

dirancang untuk mengarahkan metode-metode lain (atau komponen proses TS itu

sendiri) untuk keluar atau menghindari dari masuk dalam solusi optimal yang

bersifat lokal. Kemampuan TS dalam menghasilkan solusi yang mendekati

optimal telah dimanfaatkan dalam beragam permasalahan klasik dan parktis dari

berbagai bidang mulai bidang penjadwalan hingga bidang telekomunikasi .

Glover mengatakan bahwa prosedur TS ini dapat ditemukan dalam tiga

pola (scheme) utama. Pola pertama adalah adanya penggunaan struktur memori

berbasiskan atribut-atribut fleksibel yang dirancang untuk membolehkan sebuah

kriteria evaluasi dan hasil pencarian di masa lalu dieksploitasi lebih mendalam.

Pola ini menjadikan TS berbeda dengan aplikasi lain yang menggunakan struktur

memori yang rigid (kaku) atau tanpa menggunakan struktur memori (seperti

simulated annealing). Pola kedua adalah penggunaan mekanisme atau kondisi

yang dapat membatasi atau membebaskan suatu proses pencarian yang sedang

berlangsung. Pola kedua ini dikenal sebagai mekanisme tabu restriction dan

aspiration criteria. Pola ketiga adalah pelibatan suatu fungsi memori dengan

rentang waktu yang berbeda yakni berupa memori jangka pendek (short term

memory) dan memori jangka panjang (long term memory) untuk menjalankan

strategi intensifikasi dan diversifikasi dalam proses pencarian solusi. Strategi

intensifikasi adalah strategi pencarian yang mengarahkan/ mengfokuskan

pencarian pada suatu area tertentu, sedangkan strategi diversifikasi adalah strategi

pencarian yang mengarahkan pencarian pada area baru.

Pemilihan kandidat terbaik didasarkan nilai fungsi tujuan. Pemeriksaan

(58)

nilai fungsi tujuan sebuah kandidat lebih baik dari yang lain, maka kandidat

tersebut berpotensi untuk diterima sehingga perlu diperiksa status tabunya. Urutan

pemeriksaan nilai fungsi tujuan kemudian status tabu memberikan kemungkinan

proses penyelesaian program yang lebih cepat. Pemilihan kandidat solusi terbaik

yang dilakukan oleh TS menggunakan prinsip global-best strategy (GB) bukan

first-best strategy (FB). GB adalah strategi dimana algoritma akan mengganti

solusi terbaik saat ini dengan solusi terbaik yang ada pada neighborhood. Adapun

FB adalah strategi dimana algoritma akan mengganti solusi terbaik saat ini secara

langsung jika solusi yang lebih baik ditemukan.

Gendreau et.al (1998) menyatakan bahwa TS adalah pendekatan yang

paling efektif untuk pemecahan masalah penentuan rute kendaraan. Kelebihan TS

terletak pada struktur memori yang fleksibel. Struktur memori itu akan

membolehkan pencarian terus dilakukan meskipun solusi yang diperoleh saat ini

tidak ada yang lebih baik dari solusi terbaik yang telah diperoleh. Struktur memori

tersebut juga mampu menjaga agar proses pencarian tidak jatuh pada lokal

optimal yang pernah muncul pada pencarian sebelumnya. Adanya strukur memori

fleksibel ini yang membedakan TS dengan branch and bound yang menggunakan

struktur memori kaku atau simulated annealing yang tidak menggunakan struktur

memori (Glover, 1990).

TS umumnya tidak menggunakan pembentukan kandidat solusi secara

acak sebagaimana simulated annealing dan genetic algorithm. Pemilihan kandidat

solusi dalam TS juga tidak dilakukan secara probabilistik sebagaimana ant colony

(59)

solusi yang dihasilkan TS akan sama setiap kali dilakukan proses pencarian solusi

terhadap suatu permasalahan. Karakterstik ini juga menjadi salah satu keunggulan

TS dibanding ant colony system, simulated annealing dan genetic algorithm.

Tabu search adalah sebuah metode optimasi yang berbasis pada local

search. Proses pencarian bergerak dari satu solusi ke solusi berikutnya, dengan

cara memilih solusi terbaik dari neighborhood solusi sekarang (current) yang

tidak tergolong solusi terlarang (tabu). Ide dasar dari algoritma tabu search

adalah mencegah proses pencarian dari local search agar tidak melakukan

pencarian ulang pada ruang solusi yang sudah pernah ditelusuri, dengan

memanfaatkan suatu struktur memori yang mencatat sebagian jejak proses

pencarian yang telah dilakukan.

Struktur memori fundamental dalam tabu search dinamakan tabu list.

Tabu list menyimpan atribut dari sebagian move (transisi solusi) yang telah

diterapkan pada iterasi-iterasi sebelumnya. Tabu search menggunakan tabu-list

untuk menolak solusi-solusi yang memenuhi atribut tertentu guna mencegah

proses pencarian mengalami cycling pada daerah solusi yang sama, dan menuntun

proses pencarian menelusuri daerah solusi yang belum dikunjungi. Tanpa

menggunakan strategi ini, local search yang sudah menemukan solusi optimum

lokal dapat terjebak pada daerah solusi optimum lokal tersebut pada iterasi-

iterasi berikutnya.

Perekaman solusi secara lengkap dalam sebuah forbidden list dan

pengecekan apakah sebuah kandidat solusi tercatat dalam list tersebut merupakan

(60)

komputasi. Jadi tabu list hanya menyimpan langkah transisi (move) yang

merupakan lawan atau kebalikan dari langkah yang telah digunakan dalam iterasi

sebelumnya untuk bergerak dari satu solusi ke solusi berikutnya. Dengan kata

lain tabu list berisi langkah-langkah yang membalikkan solusi yang baru ke

solusi yang lama.

Pada tiap iterasi, dipilih solusi baru yang merupakan solusi terbaik dalam

neighborhood dan tidak tergolong sebagai tabu. Kualitas solusi baru ini tidak

harus lebih baik dari kualitas solusi sekarang. Apabila solusi baru ini memiliki

nilai fungsi objektif lebih baik dibandingkan solusi terbaik yang telah dicapai

sebelumnya, maka solusi baru ini dicatat sebagai solusi terbaik yang baru.

Sebagai tambahan dari tabu-list, dikenal adanya kriteria aspirasi, yaitu

suatu penanganan khusus terhadap move yang dinilai dapat menghasilkan solusi

yang baik namun move tersebut berstatus tabu. Dalam hal ini, jika move tersebut

memenuhi kriteria aspirasi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka move

tersebut dapat digunakan untuk membentuk solusi berikutnya (status tabunya

dibatalkan).

3.6.1. Klasifikasi Memori

Struktur memori dalam tabu search memiliki empat elemen penting yaitu

recency, frequency, quality dan influence.Elemen ini yang menjadikan struktur

memori dalam tabu search bersifat fleksibel. Elemen recency dan frequency

merupakan elemen yang saling melengkapi untuk menjaga jejak setiap solusi

(61)

kualitas solusi yang dikunjungi selama pencarian. Dalam hal ini, memori dapat

digunakan untuk mengidentifikasi beberapa solusi. Elemen keempat yaitu

influence mempertimbangkan pengaruh dari solusi yang dipilih selama proses

pencarian berlangsung baik dari kualitas maupun struktur.

3.6.2. Intensifikasi dan Diversifikasi

Dua strategi yang penting dalam tabu search adalah intensifikasi dan

diversifikasi. Kedua komponen ini bekerja pada memori jangka pendek dan

jangka panjang. Strategi intensifikasi dilakukan dengan melakukan penguatan

pada langkah yang telah dijalani sehingga diperoleh solusi yang baik. Jika

diperlukan proses pencarian akan terus berulang di daerah yang menarik untuk

melakuan pencarian yang lebih teliti. Identifikasi set solusi dilakukan untuk

memperoleh solusi baru. Lain halnya dengan intensifikasi, strategi diversifikasi

merupakan langkah pencarian yang berorientasi pada daerah baru. Setelah

langkah pengulangan masih belum menemukan, maka proses akan dilanjutkan

dengan pencarian di daerah baru. Penentuan titik pengambilan posisi baru

didasarkan pada identifikasi data pada memori.

3.6.3. Penentuan Kandidat Solusi Terbaik

Salah satu proses penting dalam tabu search adalah penentuan kandidat

solusi terbaik y

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara
Gambar 2.2. Blok Diagram Uraian Proses Produksi Blok Formulir
Tabel 2.2. Mesin Produksi pada PD Aneka Industri dan Jasa Unit
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait