1
STUDI DESKRIPTIF TEKNIK PERMAINAN MUSIK
KOMUNITAS
BEATBOX
GENDANG MULUT DI MEDAN
SKRIPSI SARJANA
O L E H
YOSENI L. V. TURNIP NIM:
100707067
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
2
STUDI DESKRIPTIF TEKNIK PERMAINAN MUSIK
KOMUNITAS
BEATBOX
GENDANG MULUT DI MEDAN
OLEH:
YOSENI L. V. TURNIP
NIM: 100707067
Pembimbing I,
Drs. Setia Dermawan
Purba, M.Si.
NIP 195608281986012001
Pembimbing II,
Drs. Fadlin, M.A.
NIP 196102201989031003
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,
untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni
dalam bidang disiplin Etnomusikologi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN
3
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul, “Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik
Komunitas Beatbox Gendang Mulut di Medan.” Gendang Mulut adalah sebuah
komunitas seni musik Beatbox di Medan yang bertujuan untuk memperkenalkan
Beatbox kepada masyarakat Medan khususnya bagi anak muda. Beatbox sendiri
merupakan seni musik yang memfokuskan diri dalam menghasilkan
bunyi-bunyian melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan
rongga-rongga ucap lainnya.
Seni musik Beatbox yang hanya menggunakan alat-alat ucap dalam
menghasilkan suara musik menjadi salah satu keunikan yang membedakannya
dengan musik lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana
dengan melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti. Teknik yang
digunakan adalah teknik wawancara.
Melalui penelitian ini dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya
4
KATA PENGANTAR
Shaloom, segala hormat dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus, atas kasih karunia dan penyertaanNya yang tiada hentinya menemani
penulis dalam perjalanan menyelesaikan skripsi ini. Segala keluh kesah dan
lika-liku yang pernah penulis alami selalu dikuatkan dan dibangkitkanNya kembali
melalui kemurahanNya, sehingga semangat itu selalu ada di dalam hati penulis.
Skripsi ini berjudul “Struktur Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut di
Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni
pada Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
Sripsi ini penulis persembahkan kepada dua orang yang paling penulis cintai dan
kasihi di dunia ini, yaitu orang tua penulis. Doa-doanya selalu menemani langkah
penulis dimana pun penulis berada. Tanpa doa dan dukungan mereka penulis
bukanlah apa-apa. Mereka adalah orang yang paling setia yang selalu menerima
bagaimana pun keadaan penulis. Kejenuhan dan patah semangat yang sempat
penulis rasakan selalu dihibur dan didukung kembali oleh cinta dan kasih sayang
mereka. Terima kasih banyak Pak, Ma, atas cinta kalian yang tak pernah berakhir
untukku, ayahanda Paulus Loiden Turnip dan ibunda Rismauli Br. Aritonang.
Kalianlah alasan mengapa aku tetap semangat dalam menjalani hidup ini. Penulis
juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih yang begitu banyak kepada
kakanda penulis yang paling penulis banggakan selalu yaitu Edwin Juanda
5 untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dan perkuliahan
penulis dengan baik. Terima Kasih banyak, Bang. Kepada kakanda pertama
penulis, Wando Rudi Turnip beserta kakak ipar Rame Juwita Siahaan, adinda
Marini Agnes Srikandi Turnip beserta abang ipar Pinondang Sitompul, beserta
keponakan-keponakan penulis, penulis juga mengucapkan terima kasih banyak
atas doa dan dukungan kalian. Penulis percaya doa-doa kalian juga turut
menyertai dan menemani perjalanan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyayangi kalian.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak Dr.
Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU. Juga segenap
jajaran di Dekanat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Kepada yang terhormat Bapak Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua
6
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Pokok Permmasalahan... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9
1.4 Konsep dan Teori ... 9
1.4.1 Konsep ... 9
1.4.2 Teori ... 12
1.5 Metode Penelitian ... 14
1.5.1 Studi Kepustakaan ... 15
1.5.2 Penelitian Lapangan ... 16
1.5.2.1 Wawancara ... 16
1.5.2.2 Perekaman... 17
1.5.2.3 Penelusuran Data Online ... 17
1.5.3 Kerja Laboratorium ... 18
1.6 Lokasi Penelitia ... 18
BAB II : SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN
GAMBARAN UMUM TENTANG
BEATBOX
19
2.1 Sejarah Beatbox... 192.2 Perkembangan Beatbox di Indonesia ... 20
2.3 Perkembangan Beatbox di Medan ... 23
2.4 Teknik Peniruan dan Penciptaan Musik dalam Beatbox ... 25
7
2.4.1.1 Hi-Hat ... 25
2.4.1.2 Bass Drum ... 26
2.4.1.3 K-Snare (Snare Drum)... 26
2.4.1.4 Pf Snare ... 27
2.4.1.5 Rimshoot ... 28
2.4.1.6 Bongo Drum ... 28
2..4.2 Teknik Peniruan Warna atau Efek Suara ... 28
2.4.2.1 Scratch ... 28
2.4.2.2 Woob-Woob Bass ... 29
2.4.2.3 Deep Throat ... 29
2.4.2.4 Inward Zipper ... 30
2.4.2.5 Frogsound ... 30
2..4.2.6 Nassal Growl Bass ... 30
2.4.2.7 Click ... 31
2.4.2.8 Click Roll ... 31
2.4.2.9 Loud Click ... 31
2.4.2.10 Trumpet Voice ... 31
2.4.2.11 Synthizer Voice ... 32
2.4.2.12 Water Drop ... 32
2.4.2.13 Techno Alarm ... 33
2.4.3 Teknik Vocal Humming ... 33
2.4.3.1 Beberapa Teknik Dalam Humming ... 34
BAB III : TEKNIK PERMAINAN MUSIK KOMUNITAS BEATBOX GENDANG MULUT DI MEDAN
...36
3.1 Sejarah Terbentuknya Gendang Mulut ... 36
8
3.3 Penyajian Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut .... 39
3.3.1 Konsep Kegiatan Latihan Gendang Mulut ... 39
3.4 Teknik Permainan Beatbox Oleh Gendang Mulut ... 41
3.4.1 Teknik Beatbox yang Digunakan ... 41
3.4.2 Jenis Lagu yang Digunakan ... 46
3.4.3 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Komunitas Gendang Mulut ... 47
3.5 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi ... 48
3.6 Prestasi yang Dicapai ... 50
BAB IV : TRANSKRIPSI RITMIS ... 55
4.1 Transkripsi Ritmis ... 55
BAB V : PENUTUPAN ... 64
5.1 Kesimpulan ... 64
3
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul, “Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik
Komunitas Beatbox Gendang Mulut di Medan.” Gendang Mulut adalah sebuah
komunitas seni musik Beatbox di Medan yang bertujuan untuk memperkenalkan
Beatbox kepada masyarakat Medan khususnya bagi anak muda. Beatbox sendiri
merupakan seni musik yang memfokuskan diri dalam menghasilkan
bunyi-bunyian melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan
rongga-rongga ucap lainnya.
Seni musik Beatbox yang hanya menggunakan alat-alat ucap dalam
menghasilkan suara musik menjadi salah satu keunikan yang membedakannya
dengan musik lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana
dengan melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti. Teknik yang
digunakan adalah teknik wawancara.
Melalui penelitian ini dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya
9 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, dunia musik telah banyak berkembang dan lebih beragam
seiring berkembangnya pola pikir manusia. Di Indonesia, musik pada awalnya
merupakan bentuk kesenian yang bersifat tradisi yang erat kaitannya dengan
perkembangan sejarah dan budaya. Namun seiring masuknya media eletronik ke
Indonesia, masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti Pop, Jazz, Blues,
Rock, R&B, Reggae, Country, Underground, Punk, Funk, Jazz, Rap, HipHop,
K-pop, dan sebagainya. Hal itu pulalah yang menjadi alasan utama lahirnya
berbagai komunitas musik di Indonesia. Di kota Medan sendiri terdapat banyak
komunitas musik. Contohnya komunitas Rapper “PLAT BK”, komunitas musik
Blues “Medan Blues Society”, komunitas musik Underground “Berontak Zine”,
komunitas Beatbox Medan “Gendang Mulut”, “Hands Up”, “Mouth Percussion”,
dan masih banyak lagi.
Imitasi suara terutama pada alat musik sudah ada sejak dahulu kala.
Beatbox sendiri mulai berkembang di awal tahun 1980-an seiring dengan musik
HipHop, yang pada awalnya tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat
Afro-Amerika1
1
Afro-Amerika adalah kelompok etnis keturunan Afrika yang hidup dan tinggal di Amerika, disebut juga Negro (id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika-Amerika#_)
dan juga Latin Amerika. Hal ini berawal dari keterbatasan
10 menirukannya dengan menggunakan mulut. Dimana pemainnya menggunakan
tubuh mereka (misalnya dengan bertepuk tangan atau menghentak) sebagai
instrumen perkusi dan menghasilkan suara dengan mulut mereka dengan
bernafas keras masuk dan keluar, sebagaimana teknik yang digunakan dalam
beatboxing saat ini. Seni-seni vokal perkusi seperti musik Bol di India dan Kouji
di China turut menjadi landasan dalam beatboxing, meskipun tidak ada
hubungan langsung dengan HipHop. Di Indonesia sendiri terdapat tari Kecak
yang musik latarnya merupakan paduan dari bunyi-bunyi dari kosakata tertentu.
Beatbox merupakan salah satu bentuk seni yang memfokuskan diri dalam
menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum, instrumen musik, maupun
tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut,
lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox atau lebih dikenal
dengan beatboxer, mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian
dengan handal. Beatbox selalu dikaitkan dengan musik HipHop, namun pada
prakteknya beatbox juga diterapkan untuk genre musik lainya seperti Rock, Pop,
RnB, dan sebagainya. Imitasi suara ini sudah dikenal mayarakat dunia sejak
dahulu kala. Perkembangan beatbox di Indonesia sudah tersebar luas, di
Indonesia sudah banyak komunitas-komunitas beatbox seperti Indobeatbox,
Jakarta Beatbox Clan, Bekasi Beatbox Clan, Bogor Beatbox Clan, Bandung
Beatbox Family, dan sekarang juga ada sekolah khusus beatbox di Indonesia
seperti Gazzell Beatbox School .
Kata “beat box” secara harfiah mengacu pada mesin drum generasi
11
“Human Beat Box”. Musisi yang menjadi pelopor diantaranya Doug E. Fresh,
Darren “Buffy” Robinson dari grup The Fatboys, dan Leonardo “Wise” Roman
dari “Stetsasonic”. Masing-masing musisi mempelopori ciri khas dan gaya yang
berbeda-beda dan menginspirasi generasi beatboxer berikutnya. Selain
menghasilkan suara ketukan dan ritme, pada era ini musisi Biz Markie juga
memperkenalkan teknik MCing dan menyanyi yang digabungkan dengan suara
perkusi 2
2
(id.wikipedia.org/wiki/Beatbox)
. Teknik mengeluarkan bunyi dari mulut memang terbilang tidak
mudah. Beatbox mengategorikan pelajarannya dalam tiga jenis, yaitu suara
dasar, efek, dan humming. Suara dasar dikenal dengan bunyi B, T, dan K. B
mewakili ketukan drum, T mewakili suara hi hat (seperti suara simbal), dan K
mewakili suara snare drum--drum yang dilengkapi tali senar. Sementara itu, efek
memiliki jenis yang bervariasi seperti techno beat, alarm, suara robot, dan
lainnya. Terakhir, humming, merupakan rangkaian irama yang dibuat dengan
mulut tertutup.
Etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan, dengan
terang-terangan dinobatkan oleh para ilmuwannya berada dalam dua kelompok
disiplin, yaitu ilmu humaniora dan ilmu sosial sekali gus. Etnomusikologi
memberikan kontribusi keunikannya dalam hubungannya bersama aspek-aspek
ilmu pengetahuan sosial dan aspek-aspek ilmu humaniora, dalam caranya untuk
melengkapi satu dengan lainnya, mengisi penuh kedua pengetahuan itu.
Keduanya akan dianggap sebagai hasil akhir darinya sendiri; keduanya
12 Disiplin etnomusikologi biasanya secara tentatif paling tidak menjangkau
lapangan-lapangan studi lain sebagai suatu sumber stimulasi (stimulus) baik
terhadap etnomusikologi itu sendiri maupun disiplin saudaranya. Ada beberapa
cara yang dapat dijadikan nilai pemecahan terhadap masalah-masalah ini. Studi
teknis dapat memberitahukan kita banyak tentang sejarah kebudayaan. Fungsi
dan penggunaan musik adalah sebagai suatu yang penting dari berbagai aspek
lainnya pada kebudayaan, untuk mengetahui kerja suatu masyarakat. Musik
mempunyai interelasi dengan berbagai tumpuan budaya; ia dapat membentuk,
menguatkan, saluran sosial, politik, ekonomi, linguistik, religi, dan beberapa
jenis perilaku lainnya. Teks nyanyian melahirkan beberapa pemikiran tentang
suatu masyarakat, dan musik secara luas dipergunakan sebagaimana analisis
makna terhadap prinsip struktur sosial. Etnomusikolog seharusnya tidak bisa
menghindarkan diri dengan masalah-masalah simbolisme (perlambangan) di
dalam musik, pertanyaan tentang hubungan antara berbagai seni, dan semua
kesulitan pengetahuan apa itu estetika dan bagaimana strukturnya. Ringkasnya,
masalah-masalah etnomusikologi bukan hanya terbatas kepada teknik
semata--tetapi juga tentang perilaku manusia. Etnomusikologi juga tidak sebagai sebuah
disiplin yang terisolasi, yang memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah
esoterisnya saja, yang tidak dapat diketahui oleh orang selain yang melakukan
studi etnomusikologi itu sendiri. Tentu saja, etnomusikologi berusaha
mengkombinasikan dua jenis studi, untuk mendukung hasil penelitian, untuk
memecahkan masalah-masalah spektrum yang lebih luas, yang mencakup baik
13 Berdasarkan sejarah perkembangan etnomusikologi, terjadi gabungan dua
disiplin yaitu muskologi dan etnologi. Musikologi selalu digunakan dalam
mendeskripsikan struktur musik yang mempunyai hukum-hukum internalnya
sendiri sedangkan etnologi memandang musik sebagai bahagian dari fungsi
kebudayaan manusia dan sebagai suatu bahagian yang menyatu dari suatu
dunia yang lebih luas. Secara eksplisit dinyatakan oleh Merriam sebagai
berikut.
Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but tidakes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that it is possible to characterize German and American "schools" of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound (Merriam, 1964:3-4).
Berdasarkan kutipan di atas, menurut Merriam, para pakar
etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada pembahagian bidang kajian
14 yaitu musikologi dan etnologi. Kemudian menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampurkan kedua disiplin itu
dengan cara yang unik, dengan penekanan pada salah satu bidangnya, tetapi
tetap mengandung kedua disiplin tersebut. Sifat dualisme lapangan studi ini,
dapat ditandai dari literatur-literatur yang dihasilkannya. Seorang sarjana
menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem
tersendiri, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik
sebagai suatu bahagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai bagian
yang integral dari keseluruhan kebudayaan ini. Pada saat yang sama,
beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh pakar antropologi Amerika, yang
cenderung untuk mengandaikan kembali suatu aura reaksi terhadap
aliran-aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan
melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya.
Seiring berjalannya waktu, seni musik beatbox mulai menjalar ke
berbagai kota-kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Medan. Kota medan
sendiri mempunyai komunitas beatbox, salah satunya bernama Gendang Mulut.
Komunitas Gendang Mulut ini berdiri pada tanggal 1 Desember 2010, yang
didirikan oleh sekelompok anak muda yang bernama Fathin Dayanto Sitinjak,
Zul Boang, Aryo, dan Adi Suranta Ketaren. Sampai saat ini komunitas Beatbox
Gendang Mulut beranggotakan sekitar 20 orang. Kata “Gendang Mulut”
awalnya dinamai dengan “Gondang Mulut”, dengan alasan kota Medan
merupakan kota yang didominasi oleh suku Batak. Namun sejalan dengan itu,
15 melainkan ada juga yang berasal dari suku lainnya.3
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi
tentang komunitas beatbox Gendang Mulut yang ada di Medan dalam kajiannya
terhadap studi deskriptif teknik permainan musik beatbox.
Hal ini pulalah yang
menjadi alasan mengapa mereka akhirnya mengganti nama menjadi “Gendang
Mulut”, yaitu agar menjadi umum dan tidak mengarah pada satu suku saja.
Komunitas Gendang Mulut sering tampil di acara-acara yang
menggusung tema HipHop yang mana di dalamnya unsur beatbox juga tidak
bisa dilepaskan. Komunitas ini juga sering diundang pada acara Pentas Seni
(Pensi) di beberapa sekolah, universitas, maupun tempat lainnya. Jenis musik
yang dibawakan juga beragam, mulai dari Hiphop, R&B, Rock, hingga Dangdut.
Namun musik yang paling sering mereka bawakan adalah lagu-lagu yang sedang
booming atau sedang naik daun di kalangan masyarakat terutama anak muda. Ini
merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka untuk membuat penonton antusias
dalam menyaksikan penampilan mereka. Kesamaan dalam selera bermusik dan
sama-sama ingin memperkenalkan musik beatbox kepada masyarakat luas
menjadi salah satu latar belakang terbentuknya komunitas ini. Tak ada sekolah
ataupun khursus khusus dalam mempelajari beatbox, para anggota Gendang
Mulut memulai kreasi mereka dengan melihat berbagai referensi dari berbagai
media, contohnya dari media online youtube. Dengan melihat berbagai video
tentang beatbox mereka pun menirukannya. Tidak melulu menirukan apa yang
dilihat, mereka akhirnya bisa menciptakan gaya mereka sendiri.
3
16 1.2 Pokok Permasalahan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat batasan masalah untuk
menghindari ruang lingkup pembahasan yang meluas. Selain itu, batasan
masalah juga berguna untuk memfokuskan pokok pembahasan dalam tulisan ini.
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Komunitas Beatbox Gendang Mulut di
Medan?
2. Apa yang mempengaruhi eksistensi Komunitas Beatbox Gendang Mulut di
Medan?
3. Bagaimana teknik permainan musik Beatbox yang disajikan oleh
komunitas Gendang Mulut di Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Komunitas Beatbox Gendang Mulut
di Medan.
2. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi eksistensi Komunitas Beatbox
Gendang Mulut di Medan.
3. Untuk mengetahui teknik permainan musik Beatbox yang disajikan oleh
17 1.3.2 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
1. Sarana untuk memperluas pengetahuan tentang komunitas Beatbox
Gendang Mulut di Medan.
2. Sebagai salah satu referensi ilmiah yang dapat memberikan suatu kajian
musikologis suatu komunitas musik Beatbox yang mengandung
unsur-unsur musikal kepada disiplin ilmu Etnomusikologi khususnya, dan ilmu
pengetahuan pada umumnya.
3. Sebagai salah satu bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang
memiliki keterkaitan dengan topik penelitian
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Untuk memberikan pemahaman tentang tulisan ini maka penulis
menguraikan kerangka konsep sebagai landasan berpikir dalam penulisan. Tulisan
ini berisi suatu kajian tentang studi deskriptif teknik permainan musik yang
disajikan oleh komunitas beatbox Gendang Mulut di Medan. Kata deskriptif
adalah bersifat menggambarkan apa adanya (KBBI 2005:258).
“Teknik” adalah cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu,
sedangkan “permainan” adalah suatu pertunjukan dan tontonan (Kamus Bahasa
Indonesia 2008). Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa teknik permainan
merupakan gambaran mengenai pola atau cara yang dipakai dalam suatu
18 bagaimana cara memainkan musik beatbox, termasuk di dalamnya bagaimana
posisi mulut dalam memproduksi suara, dan juga efek suara-suara lainnya.
Sehingga teknik permainan dalam hal ini akan mengamati setiap frasa yang
dimainkan dalam lagu tersebut, bagaimana melodi yang dimainkan ataupun
bagaimana tempo yang dimainkan di setiap frasanya.
Secara etimologi, istilah musik berasal dari bahasa Yunani yaitu musike
(Hardjana, 1983:6-7). Musike berasal dari perkataan muse-muse, yaitu Sembilan
dewa-dewa Yunani di bawah dewa Apollo yang melindungi seni dan
pengetahuan. Dalam buku lain mengatakan bahwa musik adalah nama salah satu
dewa orang Yunani yang bernama Mousikus yang dilambangkan sebagai dewa
keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan (Napsirudin,
1996:23 dalam Permatasari, 2010:21). Dalam bahasa Yunani sendiri musik adalah
mousike, yang berarti ilmu tentang penyusunan melodi. Menurut seorang filsuf
besar, Aristoteles (dalam Okatara:2), musik memiliki kemampuan mendamaikan
hati yang gelisah, memiliki terapi rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Musik merupakan sebuah bentuk seni melalui media berupa suara. Musik dapat
pula berarti nada atau suara yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki
irama, lagu, dan keharmonisan. Kamus musik menjabarkan tentang pengertian
musik yaitu suatu cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai macam
suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe,
2003:288). Musik kerap menjadi tempat untuk menuangkan ungkapan seni,
19 berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan selera seseorang. Definisi
sejati tentang musik juga bermacam-macam:
a. Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengar.
b. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
c. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekumpulan
orang dan disajikan sebagai musik.
d. Ekspresi artistik dengan bunyi-bunyian atau melodi dari alat-alat musik ritmis,
atau nada-nada yang harmonis (Ralph Taylor MA. New Master Pictorial
Encyclopedia).
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang
berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
“sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak” (Wenger, 2002: 4). Komunitas
berdasarkan minat memiliki jumlah terbesar karena melingkupi berbagai aspek,
contohnya komunitas musik. Adapun konsep musik dalam konteks komunitas
beatbox yang dimaksud penulis adalah musik vokal yang dalam hal ini adalah
produksi suara atau bunyi-bunyi yang dihasilkan.4
4
Medan merupakan salah satu
kota terbesar di Indonesia, memiliki kreativitas musik yang cukup tinggi. Ini bisa
20 dilihat dari banyaknya komunitas musik yang berdiri. Didukung pula dengan
pesatnya perkembangan teknologi dan media yang ada, menjadikan anak muda
Medan lebih inovatif dalam berkarya khususnya dalam bidang rmusik.
1.4.2 Teori
Teori adalah salah satu acuan yang dipergunakan penulis untuk
menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini. Hal ini sesuai dengan
apa yang dikatakan oleh Koentjaraningrat (1985:3), bahwa pengetahuan yang
diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen, serta pengalaman kita sendiri
adalah landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teori-teori
yang bersangkutan.
Dalam mengkaji komunitas musik Beatbox maka penulis menggunakan
teori yang dikemukakan oleh P. Merriam.
Alan P. Merriam (1964:210-222) distinguish between the use and music. The use of music in society is often recognized and a knowledge by the heir to the musical culture itself. The use made in the context of the ceremony that can be viewed on the spot. The use of music covers all wearing custom music, and as some other activities. The function of music is not always realized by a culture of music in a particular ethnic group, whereas the function of the music itself has a more profound impact and far.
Dalam hal ini Merriam berpendapat penggunaan musik mencakup
kebiasaan memakai musik dan sebagai suatu aktifitas lain, sedangkan fungsi
musik tidak selalu disadari oleh suatu kelompok musik dalam suku bangsa
tertentu, padahal fungsi musik itu sendiri mempunyai dampak yang lebih
21 Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya musik itu mempengaruhi
pikiran dan jiwa, hingga perilaku seseorang maka dalam hal ini penulis memakai
teori psikologi musik yang ditulis oleh Djohan dalam bukunya Psikologi Musik
(2007:87) beliau mengatakan bahwa “Musik diakui mempunyai kekuatan untuk
mengantar daan menggugah emosi. Baik dituangkan melalui penjiwaan alur
cerita, musik dan watak tokoh yang diperankan, maupun sebagai sarana untuk
mengekspresikan diri, maka musik tidak dapat dipisahkan dari jiwa.”
Khusus untuk menganalisis teknik permainan beatbox yang dilakukan oleh
Komunitas Gendang Mulut, penulis menggunakan teori etnosains. Menurut
Ihromi (1987), teori etnosains adalah teori yang lazim digunakan di dalam disiplin
antropologi. Pada dasarnya teori ini menitikberatkan kepada pandangan dan
aktivitas yang dilakukan oleh informan yang dilatarbelakangi budaya tertentu.
Jadi peneliti hanya menginterpretasi data berdasarkan latar belakang budaya itu
hidup. Dalam kaitan dengan penelitian ini, teori etnosains yang penulis
pergunakan adalah untuk mengungkap aspek teknik permainan beatbox oleh
Gendang Mulut.
Dalam mendukung kajian struktur musik Beatbox, penulis menggunakan
metode transkripsi. Dalam etnomusikologi transkripsi merupakan suatu proses
penotasian bunyi menjadi simbol-simbol yang dapat dilihat atau diamati, dan
simbol-simbol tersebut disebut dengan notasi. Dalam melakukan transkripsi,
penulis berpedoman pada teori yang dinyatakan oleh Charles Seeger tentang
notasi perskriptif dan notasi deskriptif yang didapat penulis selama mengikuti
22 bertujuan sebagai petunjuk atau suatu alat untuk membantu mengingat bagi
seorang penyaji bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi musik, (2)
notasi deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan kepada
pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum
diketahui oleh pembaca.
Dalam pembahasan nanti, penulis akan memakai notasi deskriptif.
Alasannya adalah karena dalam penulisan ini akan memberikan informasi dan
kajian yang mendetail yang terdapat dalam komposisi musik beatbox.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Kata
metode secara harafiah dapat diartikan sebagai cara kerja yang tersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Ada juga yang mengatakan metode dalam penelitian sebagai alat dalam
melakukan penelitian, yaitu dari pengumpulan data, penganalisian data sampai
dengan menarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Triswanto,
2010:15). Penelitian metode biasanya ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: objek
penelitian, sumber data, waktu, dana, dan teknik yang digunakan untuk
mengolah data.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian
23 prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang kita amati (Bogdan dan Taylor
1975:5). Penelitian deskriptif yang dimaksud berupa pengumpulan data yang
berupa kata-kata dan gambar-gambar, yang diperoleh ketika mengadakan
penelitian di lapangan seperti hasil wawancara dengan narasumber, foto, video,
dan dokumentasi lainnya.
Supaya proses penelitian deskriptif memperoleh hasil yang maksimal
maka penulis akan menggunakan dua hal metode penelitian dalam
etnomusikologi seperti yang diungkapkan oleh Netl (1964:62-64), yaitu kerja
lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan berupa
pemilihan lokasi penelitian, pemilihan informan, pengambilan dan pengumpulan
data yang berupa rekaman video, foto, dan hasil wawancara. Kerja laboratorium
berupa pengolahan dari data-data yang telah didapatkan di lapangan untuk
selanjutnya dianalisis hingga membuatnya menjadi sebuah kesimpulan.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-litelatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah
yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Penulis mencari dan mengumpulkan
informasi dan referensi dari skripsi yang terdapat di website skripsi
24 buku, artikel juga sumber dari internet yaitu dengan kata kunci World Wide
Web (www).
1.5.2 Penelitian Lapangan
Beberapa metode yang penulis lalukan dalam melaksanakan penelitian
lapangan antara lain:
1. Wawancara
2. Perekaman
3. Pemotretan
4. Metode Penelusuran Data Online
1.5.2.1 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Moh. Nazir 1988:
234).
Teknik yang dilakukan penulis adalah seperti yang telah dikemukakan
oleh Koentjaraningrat (1985:138-140) yaitu wawancara dapat dilakukan dengan
tiga cara:
1. Wawancara terfokus : pertanyaan yang terpusat pada satu pokok
permasalahan yang sebelumnya telah ditentukan penulis terlebih
25 2. Wawancara bebas : pertanyaan yang lebih beragam tidak pada satu
pokok masalah namun tetap berkaitan dengan informasi objek
penelitian si penulis,
3. Wawancara sambil lalu: pertanyaan yang diajukan pada suasana yang
tidak terkonsep. Biasanya informan dijumpai secara tidak sengaja
atau kebetulan seperti pertemuan saat informan dan penulis bertemu
di acara-acara pertunjukan musik Beatbox.
Dalam wawancara penulis menyiapkan terlebih dahulu segala sesuatu
yang dibutuhkan yaitu menyusun pertanyaan, menyiapkan alat-alat tulis, hingga
menyediakan alat rekam untuk merekam wawancara penulis dengan informan
ataupun kejadian-kejadian lain yang dianggap penting dan berhubungan dengan
tulisan ini.
1.5.2.2 Perekaman atau Dokumentasi
Untuk mendokumentasikan data yang berhubungan dengan komunitas
Beatbox Gendang Mulut di kota Medan, penulis menggunakan kamera digital
merk Sony, handphone merk Samsung GT S6810, Laptop Acer Aspire E1-431.
1.5.2.3 Penelusuran Data Online
Internet merupakan salah satu media online yang memberikan banyak
informasi dala, berbagai hal baik berupa teori, rekaman gambar maupun
26 1.5.3 Kerja Laboratorium
Keseluruhan informasi dan bahan yang dikumpulkan dan diperoleh dari
studi kepustakaan dan hasil penelitian lapangan kemudian diolah, diseleksi, dan
disaring dalam kerja laboratorium untuk dijadikan data sesuai dengan objek
penelitian untuk penulisan skripsi. Data yang dipergunakan untuk penulisan ini
adalah data-data yang sesuai dengan kriteria disiplin ilmu etnomusikologi.
Setelah data dikumpulkan, proses selanjutnya adalah menganalisis data.
Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai dalam
analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu
fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses
tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan
proses suatu fenomena sosial tersebut. Dengan menggunakan cara analisis ini,
hasil penelitian akan diungkapkan secara deskriptif berdasarkan data-data yang
diperoleh.
1.6 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Jl. Tanjung Sari, Pasar V, Komplek Raysa,
27 BAB II
SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN GAMBARAN UMUM
BEATBOX
2.1 Sejarah Beatbox
Seni vokal perkusi atau beatboxmulai berkembang di awal tahun 1980-an
di kalangan masyarakat Afro-Amerika. Terdapat tiga nama yang menjadi
pelopornya saat itu, yaitu Darren 'Buffy' Robinson, Doug E Fresh dan Biz
Markie. Namun masih menjadi perdebatan tentang siapa orang yang pertama
kali mempeloporinya.Pada tahun 1983 Darren ‘Buffy’ Robinson membentuk
grup trio yang dikenal dengan nama The Fat Boys, terdiri dari Mark "Prince
Markie Dee" Morales, Damon "Kool Rock-Ski" Wimbley, and Darren "Buffy"
Robinson sendiri. Buffy membantu grup tersebut dalam memenangkan sebuah
kontes melalui kemampuannya dalam memainkan mulutnya yang menciptakan
irama hiphop dan variasi dari segala efek suara.
Buffy saat itu memang terkenal akan kemampuan nafasnya antara kicks
dan snares. Karena kemampuan itulah Buffy dijuluki sebagai “The Human
Beatbox’ atau Manusia Beatbox.Dan sebagai hadiahnya mereka dikontrak oleh
sebuah perusahaan rekaman.Namun grup tersebut bubar di awal tahun 1990-an,
dan pada tanggal 10 Des 1995 Darren "Buffy the Human Beat Box" Robinson
28
(Doug E. Davis), juga pada tahun 1983 memulai debut solonya. Doug dikenal
akan gayanya yang istimewa, didukung dengan berbagai suara -suara lainnya,
yang sekarang dikenal dengan istilah ‘Clik-Rolls.’Dia juga diakui sebagai salah
satu beatboxer terbaik sepanjang masa.Di tahun 1985, Doug E. Fresh bersama
meluncurkan album klasik hiphop yaitu 'The Show/La Di Da Di'. Semua lagu di
album tersebut dibuat secara vokal.Ini juga merupakan salah satu album pertama
yang menampilkan layer studio beatbox, dan pada saat itu juga video
beatboxingditayangkan di televisi musik.Dan untuk pertama kalinya video musik
menampilkan track beatbox secara utuh yang diputar berkali-kali di televisi.
Sejak tahun 2000, beatboxtelah menjadi lebih mainstream terutama di
kalangan seniman-seniman seperti di Amerika, yang juga mengangkat seni vokal
perkusi ini. 5
Sekitar tahun 2007, beatbox mulai berkembang di Indonesia.Jakarta
Beatboxing Community atau yang sering disingkat dengan JBC,merupakan
sebuah komunitas beatbox pertama di Indonesiayang didirikan oleh Billy
‘Bdabx’ danTito ‘Titz’ (yang merupakan salah satu personil band Bondan and
Beatbox juga ditampilkan pada upacara pembukaan Olimpic Games
pada tahun 2004. Dan di tahun 2005, Federasi Beatboxing Dunia (The World
Beatboxing Federation(WBBF) dibentuk dengan tujuan untuk menyatukan para
beatboxeryang tersebar di seluruh negara hingga saat ini.
2.2Perkembangan Beatbox di Indonesia
5
29
Fade 2 Black).Namun pada pertengahan tahun 2008, JBC berubah nama menjadi
‘Indonesia Beatboxing Community’ atau IBC, karena melihat respon yang cukup
tinggi dari para beatboxer dari luar daerah Jakarta untuk ikut bergabung.Sejauh
ini komunitas beatboxterbesar di Indonesia adalah Indonesia Beatbox Comunity
(IBC).
Meskipun pada umumnya kegiatan IBC berada di seputar Jakarta,
namunkomunitas ini berafiliasi dengan komunitas beatboxlainnya dari luar
Jakarta yang tersebar di seluruh Indonesia .Pada 31 Maret 2012 kejuaraan
beatbox dunia ke-3 diselenggarakan di Berli
beatbox dunia atauWorld Beatbox Battleyang
diikuti oleh Billy ‘BdaBX’ yang merupaka pendiri dari Indonesia Beatbox
Comunity (IBC). Lewat audisi online wildcard,selain Billy ‘BdaBX’ ada
jugabeatboxer dari Indonesia lainnya yang mencoba ikut audisi seperti Lazuandi
dari
kejuaraan ini,tapi ini adalah langkah awal yang sangat bagus untuk
Perkembangan beatbox di Indonesia sudah tersebar luas, hal ini bisa dilihat dari
munculnya berbagai komunitas beatbox di berbagai daerah yang ada di
30 Gambar 1.Penampilan Billy BdaBXSaatMengikutiLombaWorld
Beatbox BattleDi Berlin, Jerman
Kini seni musik beatbox sudah banyak dikenal dan diminati di Indonesia, mulai
dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Di berbagai media
seperti telivisi pun sudah banyak program yang menampilkan jasa beatboxer
untuk mengisi acara. Karena dianggap unik dan menarik, beatbox dinilai
menjadi suatu daya tarik bagi sebuah acara atau pertunjukan.
Berikut beberapa daftar nama komunitas beatbox yang tersebar di Indonesia.
No. Nama Kota Nama Komunitas
1. Jakarta Indonesia Beatbox Community (IBC)
2. Bogor Bogor Beatbox Community
3. Jogjakarta Beatboxing of Jogjakarta (BeJo)
31 5. Bandung Bandung Beatbox Community
6. Bekasi Bekasi Beatbox Clan (BBXC)
7. Surabaya Surabaya Beatbox Community (SB2C)
8. Malang Malang Beatbox Community
9. Semarang Beatbox Community of Semarang
(BCOS)
10. Medan Gendang Mulut (GM)
11. Palembang Palembang Beatboxing Association
12. Jayapura Jayapura Beatbox (JayBeat)
(Tabel 1. Daftar nama-nama komunitas beatbox di Indonesia)
(Sumbe
2.3 Perkembangan Beatbox di Medan
Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, beatbox mulai merambah ke
kota Medan. Tentu tidak terjadi begitu saja, hal ini ditandai dengan munculnya
beberapa anak muda Medan yang tertarik dan mulai mengangkat seni musik
perkusi ini kepada khalayak ramai.Salah satunyapelopornya adalah Ichsan
Ramadhan.Pemuda ini berhasilmengembangkan kemampuan beatbox-nya
sampai ke ibu kota dengan mengikuti ajang pencarian bakatseperti ‘Nez
Academy’ dan ‘Indonesia Mencari Bakat.’ Dia pun berhasil lolos sebagai salah
satu peserta dengan mengalahkan puluhan beatboxer dari daerah lainnya.Ini
merupakan suatu prestasi yang membanggakan bagi kota Medandan khususnya
32 Gambar 2.PenampilannIchsanSaatnMengikutinAjang Pencarian Bakat
IMB
Gambar 3.Penampilan Ichsan Saat Mengikuti Ajang Pencarian Bakat
33 Di samping itu, berbagai komunitasbeatbox pun mulai muncul di Medan.
Diantaranya adalah komunitas Mouth Percussion dan Gendang Mulut.Mouth P
ercussion sendiri didirikan oleh Ichsan Ramadhan. Dia menjadi pendiri
sekaligus pelatih komunitas ini hingga sekarang. Komunitas Mouth Percussion
merupakan sebuah team beatbox yang beranggotakan hanya 8 orang saja, dan
mereka merupakan hasil seleksi beatboxer yang dianggap terbaik di kota Medan.
Berbeda dengan komunitas Mouth Percussion, komunitas Gendang
Mulut sudah lebih dahulu hadir dan tidak membatasi berapa banyak jumlah
anggota yang ada di dalamnya. Komunitas ini bisa dimasuki oleh siapa saja,
asalkan memiliki tujuan dan visi dan misi yang sama dalam mengembangkan
kemampuan beatbox dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas.Dengan
adanya komunitas-komunitas ini, seni musik beatbox menjadi lebih dikenal oleh
masyarakat khususnya anak muda di Medan.Karena bagi mereka komunitas
adalah sebuah wadah yang memudahkan mereka dalam mengembangan
kemampuan beatbox dan menunjukkannya kepada masyarakat, melalui
undangan ataupun kompetisi-kompetisi di berbagai acara.
2.4 Teknik Peniruan dan Penciptaan Musik dalam Beatbox
Beatbox adalah jenis vokal perkusi yang memfokuskan diri dalam seni
penciptaan ketukan (beat) seperti pada alat musik drum dan alat perkusi lainnya
serta peniruan berbagai macam suara, seperti granulizer, scratching, kickroll,
34 satu bentuk seni musik yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, karena
semakin banyak teknik atau warna suara yang dapat dimainkan oleh seorang
beatboxer maka semakin tinggi kualitas beatboxer tersebut.
2.4.1 Teknik PeniruanInstrumen Musik Drum
2.4.1.1 Hi-Hat
Hi-hat merupakan nama alat musik bagian dari drumset, yang terbuat
dari lempengan logam yang berjumlah 2 buah, di tumpuk menjadi 1 dan
dimainkan secara kombinasi dengan kaki kiri saat di pukul. Dapat digerakkan
membuka dan menutup melalui kaki kiri yang dihubungkan dengan pedal.
a.Closed Hi-Hat (T)
Bila cukup fasih dalam berbahasa Inggris, maka suara ini dibentuk dari
huruf T di mana pelafalannya seperti ‘TSI’. Kalau dalam bahasa Indonesia
seperti huruf C dan lafalnya seperti ‘CI’. Nah, ini adalah bunyi dari hi hat dalam
keadaan tertutup.
b.Opened Hi-Hat (TS)
Untuk suara hi hat dalam keadaan terbuka, lafalnya adalah ‘TS’. Jadi
35 2.4.1.2 Bass Drum (B)
a.Kick Drum
Kick drum merupakan salah satu teknik dasar beatbox. Biasanya cara
memainkannya adalah seperti mengucapkan “dug”. Tetapi ada juga yang
memainkan kick drum dengan ucapan lain, misalnya “bwuh” atau “bub”.
b.808-Kick
Teknik ini adalah saah satu teknik bass drum. Biasanya digunakan dalam
kombinasi untuk menghasilkan teknik bongo drum. Cara memainkan teknik ini
adalah dengan seperti membunyikan “eg” di dalam rongga mulut bagian
belakang.
2.4.1.3 K-Snare (Snare Drum)
K-snare (Snare Drum) adalah teknik beatbox dasar yang biasanya dilatih
bersamaan dengan suara bass drum dan cymbalnya, atau sering disebut dengan
B-T-K.
a.Inward K-Snare
Inward K-snare adalah imitasi bunyi dari snare drum yang cara
36 mulut atau ambreasure tertentu sehingga suara yang ditimbulkan seperti bunyi
snare drum.
b.Outward K-Snare
Outward K-snare merupakan peniruan bunyi snare drum dengan mulut.
Caranya adalah hampir sama dengan inward k-snare, hanya saja jika nafas pada
inward k-snare dihirup, pada outward k-snare dikeluarkan.
2.4.1.4 Pf-Snare
Teknik ini adalah teknik beatbox yang menirukan atau mengimitasi suara
snare drum. Berbeda dengan inward atauoutward k-snare,teknik pf-snare
menggunakan bentuk bibir yang menyerupai senyum untuk membunyikan atau
mengimitasi bunyi snare drum tersebut.
a. Inward Pf-Snare
Inward pf-snare adalah teknik pf-snare yang cara membunyikannya
dengan menghirup atau memasukkan udara ke dalam mulut, sehingga tercipta
bunyi seperti snare drum.
b. Outward Pf-Snare
Outward pf-snare adalah teknik pf-snare yang cara membunyikannya
dengan membuang atau mengeluarkan udara dari dalam mulut, sehingga tercipta
37
2.4.1.5 Rimshoot
Rimshoot adalah teknik mengimitasi bunyi snare drum yang cara
memukulnya adalah terletak pada daerah pinggiran snare dengan menggunakan
stik drum. Cara mengimitasinya adalah hampir sama dengan K-snare tetapi tidak
ada udara yang keluar maupun masuk. Jadi hanya memainkan bagian dalam
mulut sehingga timbul bunyi mirip seperti snare drum yang dipukul sisi luarnya
dengan menggunakan stik dengan posisi melintang.
2.4.1.6 Bongo Drum
Bongo drum adalah teknik permainan bass drum yang cara
memainkannyaadalah dengan kombinasi teknik 808-kick dan rimshoot yang
dibunyikan secara
bersamaan, kemudian dicampur dengan nada-nada sederhana.
2.4.2 Teknik Peniruan Warna atau Efek Suara
2.1.2.1Scratch
Scratch merupakan teknik yang mengimitasi suara-suara yang ada pada
turntable atau permainan DJ (Disc Jockey).
38
Crab scratch adalah salah satu jenis dari teknik scratch yang caranya adalah
dengan menempelkan ibu jari dan telunjuk ke bibir. Kemudian menghisapudara
dari himpitan tersebut hingga muncul efek crab scratch tersebut.
2.1.2.3 Vocal Scratch
Vokal scratch merupakan teknik scratch yang menggunakan vokal atau
ucapan sehingga output yang dihasilkan seperti vokal dalam pertunjukkan
musikDJ dengan piringan hitam yang di tahan secara berkala.
2.1.2.4 Chewy Scratch
Chewy scratch adalah teknik scratch lain yang hanya menggunakan bibir
sebagai medianya. Warna suara mirip seperti crab scratch. Caranya adalah
dengan menghembuskan udara dengan cepat melalui ambreasure yang telah
dibuat sedemikian hingga tercipta bunyi scratch. Dengan menambahkan seperti
pengucapan “cekidiciew”, maka bunyi scratch akan lebih mirip.
2.1.2.5 Woob-Woob Bass
Woob-woob bass adalah teknik beatbox yang cara memainkannya
dengan menggetarkan pertemuan antara bibir atas dan bibir bawah. Kemudian
pada bagian akhir setelah bergetar, mulut sedikit dibuka supaya ada efek bunyi
39 yang keluar saat proses tersebut berlangsung akan menambah nuansa suara yang
unik.
2.1.2.6 Deep Throat
Deep throatadalah teknik beatbox yang mengimitasi suara robot.
Caranya adalah dengan membunyikan nada rendah atau bass yang dikombinasi
dengan teknik menggetarkan bagian-bagian di sekitar tenggorokan, seperti
halnya orangyang mau membuang dahak, sehingga timbul voice atau bunyi
seperti robot.
2.1.2.7 Inward Zipper
Teknik ini adalah teknik menggetarkan bibir dengan cara menghirup
udara dari mulut. Bibir yang membentuk lubang bergetar karena udara yang
masuk dari hirupan tersebut, hingga tercipta efek suara yang disebut zipper.
2.1.2.8 Frogsound
Frogsound merupakan teknik permainan beatbox yang menirukan atau
mengimitasi suara dari katak. Suara katak yang dibunyikan tidak bernada. Cara
melakukan teknik ini adalah dengan menghirup udara dari mulut dan
40 suara menyerupai suara katak.
2.1.2.9 Nasal Growl Bass
Teknik ini hampir sama dengan teknik deep throat, hanya saja teknik
nasal growl bass menggunakan bass drum sebagai kombinasinya. Dicampur
denganfalsetto yang akan menimbulkan efek techno dalam teknik ini.
2.1.2.10 Click
Pada waktu penyajian, posisi click dapat menggantikan suara hi-hat
dalam permainan drum beatbox. Biasanya terkombinasi dengan bass drum dan
pf-snare. Cara melakukannya seperti membunyikan konsonan ‘T’ hingga
berbunyi seperti “tok, tok” atau “thak, thak”.
2.1.2.11 Click Roll
Penggunaan clickroll hampir sama dengan click, tetapi fungsinya hanya
untuk sisipan dalam rangkaian click-pfsnare-bassdrum saja. Caranya adalah
dengan mengarahkan lidah ke rongga mulut bagian atas, kemudian seperti
41
2.1.2.12 Loud Click
Loud Click adalah teknik click yang suaranya dibuat semakin keras.
Caranya adalah dengan menarik lidah ke bagian rongga mulut bawah setelah
dari atas rongga mulut secara ekstrim, agar mendapatkan suara yang keras.
2.1.2.13 Trumpet Voice
Trumpet voice adalah teknik mengimitasi suara terompet dengan mulut.
Beatboxer sering menggunakan teknik ini dalam permainan beatbox non solo.
Karena sifatnya yang hanya sebagai melodi, maka beatboxer yang menggunakan
teknik ini harus berkolaborasi dengan beatboxer lain agar dapat menyajikan
sajian beatbox yang lengkap dengan ritme atau percussion section.Teknik
trumpet voice dilakukan dengan cara menggetarkan pertemuan bibir atas dan
bibir bawah. Kemudian menyenandungkan nada-nada yang diinginkan dengan
falset, sehingga tercipta suara yang menyerupai terompet.
2.1.2.14 Synthizer Voice
Teknik ini adalah teknik menirukan atau mengimitasi suara synthizer.
Beatboxer yang melakukan teknik ini biasanya hanya melakukan synthizer
voice, tanpa menambahi ritme apapun, karena sifat teknik synthizer voice yang
42 memungkinkan untuk menggabungkan teknik ini dengan teknik yang lain.
Caranya adalah dengan menempelkan gigi seri ke bagian bibir bawah dalam,
kemudian senandungkan melodi dengan cara falset. Maka akan terjadi getaran
yang terjadi antara gigi dan bagian bibir bawah dalam yang menimbulkan efek
suara seperti suara synthizer.
2.1.2.15 Water Drop
Water drop adalah teknik beatbox yang menirukan atau mengimitasi
bunyi air menetes. Seperti artinya water drop, teknik ini diimitasikan supaya
mirip dengan bunyi air menetes yang cara membunyikannya dengan memukul
pipi dengan jari yang dikombinasikan dengan mulut yang seperti berbicara “oiy”
tanpa suara.
2.1.2.16 Techno Alarm
Alarm techno adalah teknik menirukan suara pengingat jam digital.
Caranya adalah dengan merekatkan bibir atas dan bawah, tetapi masih diberi
celah sedikit. Kemudian getarkan bibir tersebut dengan menghembuskan udara
43
2.4.3. Teknik Vokal Humming
Humming adalah cara memproduksi suara melalui hidung. Tekniknya
adalah seperti mengucapkan kata “hmmm”. Sering dipakai untuk sugarbox
(beatbox tidak menggunakan nafas) dengan nada “do re mi fa sol la si do.”
Terkadang juga bisa menggunakan teknik techno swallow/ 808 kick, lip
oscillation, dan sebagainya. Pelatihan humming pada prinsipnya adalah
menggali suara 'dalam' yang memiliki kekuatan 4 kali lipat dibandingkan suara
yang biasa kita gunakan sehari-hari. Seorang beatboxer dapat memantau apakah
sudah berhasil melakukan humming dengan merasakan getaran-getaran di
wajahnya seperti layaknya orang 'kesemutan'. Getaran itu bisa menimbulkan rasa
gatal, terutama di bagian sekitar bibir, hidung, pipi bahkan hingga mata. Inilah
tanda-tanda beatboxer berhasil melakukan humming atau tidak. Jika
menggunakan suara diafragma maka gaungnya terasa kuat, kalau tidak maka
44
Beberapa Teknik Dalam Humming:
a. Membunyikan Huruf “M” Dengan Mulut Terkatup
Dimulai dengan teknik menarik nafas sebanyak mungkin, kemudian
dikeluarkan dengan membunyikan dengan mulut terkatup. Akan lebih baik
dirangkai dengan humming sebanyak 10 kali. Semakin sering humming
dilakukan maka durasi setiap humming akan semakin panjang.
b.Membunyikan Suku Kata Dengan Intonasi Datar
Dimulai dengan teknik menarik nafas, kemudian membunyikan suku
kata seperti“Mein, Main, Min, Moun dan Mun” dengan sekaligus melatih teknik
artikulasinya dalam intonasi datar. Masing-masing suku kata dibunyikan 10 kali.
Jumlah keseluruhan biasanyamencapai 50 gerakan.
c. Membunyikan Suku Kata Dengan Fluktuasi Intonasi
Tahapan gerakannaya sama seperti no (2) dengan menyuarakan suku kata
“Mein, Main, Min, Moun dan Mun”. Perbedaannya terletak pada intonasinya.
Dalam tahapan ini intonasi yang dibunyikan bervariasi antara:
- Intonasi naik, setiap suku kata sebanyak 10 kali.
- Intonasi turun, setiap suku kata sebanyak 10 kali.
45 Sehingga jumlah keseluruhan dalam tahapan ini mencapai 150 gerakan
d. Membunyikan 26 Huruf “A” Sampai Dengan “Z” Dengan Intonasi
NaikTurun.
Dalam tahapan lanjutan ini humming dilatih dengan membunyikan setiap
huruf dalam intonasi naik turun. Pelatihan juga memeperhatikan artikulasi
setiap huruf agar terdengar jelas perbedaan bunyi setiap huruf. Dengan
demikian hitungan seluruh huruf mencapai 26 huruf yang masing-masingnya
harus disuarakan dengan intonasi naik turun sebanyak 10 kali. Jumlah total
dalam tahapan ini mencapai 260 kali gerakan.
e. Mengulang Seluruh Rangkaian Pelatihan.
Apabila dihitung sejak gerakan humming awal berupa bunyi huruf “m”
dengan mulut tertutup hingga butir (4) berupa alfabetik dengan intonasi naik
turun, maka jumlah gerakan pelatihan humming mencapai 470 gerakan untuk
satu seri. Padahal pelatihan harus dilakukan dalam beberapa serial agar mahir.
Apabila setiap hari gerakan humming hanya bisa dilakukan sebanyak 10 kali,
berarti satu seri membutuhkan 47 hari pelatihan. Dalam hal ini beatboxer perlu
46 BAB III
TEKNIK PERMAINAN MUSIK KOMUNITAS
BEATBOX
GENDANG MULUT DI MEDAN
3.1 Sejarah Terbentuknya Komunitas Beatbox Gendang Mulut
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis, komunitas Gendang
Mulut dibentuk pada tanggal 01 Desember 2010.Terbentuknya komunitas
Gendang Mulut ini diawali dengan ketertarikan 4orang pemuda yang bernama
Fathin Dayanto Sitinjak, Zul Boang, Aryo dan Adi Suranta Ketaren dalam dunia
beatboxing dimana mereka sama-sama ingin memperkenalkan seni musik beatbox
kepada khalayak ramai khususnya kepada anak muda di Medan.Dengan
terbentuknya komunitas ini mereka berharap para penikmat dan pencinta seni
musik beatbox bisa menemukan wadah atau rumah mereka dalam menuangkan
segala ide dan kreativitas dalam beatboxing. Gendang Mulut pun semakin
berkembang, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya anggota dari waktu ke waktu.
Dan saat ini anggota yang menetap berjumlah 20 orang.Terdiri dari para pelajar
dan juga mahasiswa.
Seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah, nama
Gendang Mulut pada awalnya adalah Gondang Mulut. Gondang merupakan
bahasa dari suku Batak yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah
Gendang. Seperti yang diketahui suku Batak merupakan suku yang paling
47 bernama Seftyan, kata Gondang dalam komunitas mereka merupakan sebuah ciri
khas yang menandakan kesuku-Batak-an mereka dan yang membedakannya
dengan komunitas lain. Namun seiring berjalannya waktu, anggota yang ikut
berpartisipasi ke dalam komunitas ini tidak hanya berasal dari suku Batak saja
melainkan terdiri dari beberapa suku yang berbeda. Perdebatan kecil pun terjadi
diantara mereka, yang pada akhirnya memutuskan untuk mengubah kata Gondang
Mulut menjadi Gendang Mulut. Walaupun telah tejadi pergantian nama, namun
tujuan dari komunitas ini tetaplah sama sampai sekarang yaitu mengembangkan
bakat dan memperkenalkan seni musik beatbox kepada seluruh masyarakat
khususnya yang di Medan.
48 3.2 Keanggotaan Kelompok Komunitas Gendang Mulut
Jumlah anggota komunitas Gendang Mulut yang menetap sampai saat ini
adalah 20 orang, terdiri dari para pelajar dan mahasiswa.Diantaranya adalah :
No Nama Usia
1. M. Fathin Dayanto Sitinjak 20 tahun, Mahasiswa
2. Zul Boang Manalu 24 Tahun, Mahasiswa
3. Jeffri Fikrianto 20 Tahun, Mahasiswa
4. Raihan Rais Meliala 19 Tahun, Mahasiswa
5. M. Seftyan Arsad 20 Tahun, Mahasiswa
6. Ihsanul Husnu 22 Tahun, Mahasiswa
7. M. Alfaddin 18 Tahun, Pelajar
8. Danu Satria 21 Tahun, Mahasiswa
9. Fahad Fausi 19 Tahun, Pelajar
10. Ahmad Ikram 18 Tahun, Pelajar
11. Aulia Ahmad 18 Tahun, Pelajar
12. Reza Siregar 19 Tahun, Mahasiswa
13. Surya Hadi Wicaksono 20 Tahun, Mahasiswa
14. Iko Tanjung 18 Tahun, Pelajar
15. Putra Riyadi 21 Tahun, Mahasiswa
49 17. Sigit Azheri 19 Tahun, Mahasiswa
18. Rachmanda 19 Tahun, Mahasiswa
19. Rahman Havis 19 Tahun, Mahasiswa
20. Jawara Andra 19 Tahun, Mahasiswa
(Tabel 2. Nama Anggota Komunitas Gendang Mulut)
3.3 Penyajian Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut
3.3.1 Konsep Kegiatan Latihan Gendang Mulut
Komunitas Gendang Mulut secara rutin melakukan latihan sekali dalam
seminggu, yaitu pada hari Jumat pukul 2 siang sampai dengan selesai. Hal ini
dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas utama para anggota yaitu bersekolah
dan kuliah. Sistem latihan yang dilakukan pun berbeda-beda, tergantung pada
kondisi yang ada. Bila latihan hanya dihadiri oleh anggota biasa atau yang
menetap, yang mereka lakukan biasanyaadalah berbagi ilmu tentang teknik
beatbox baru yang mereka dapat dan ketahui dari berbagai media maupun ciptaan
sendiri. Dengan begitu mereka bisa saling melengkapi dan berbagi pengetahuan
tentang beatbox satu sama lain. Berbeda dengan kondisi dimana terdapat anggota
baru yang ingin bergabung. Biasanya salah satu senior atau anggota yang sudah
mahir memberi pelatihan teknik-teknik dasar dalam beatbox, seperti teknik dasar
50 dalam beatboxyang mereka dapat secara otodidak, jadi tidak terlalu sulit bagi
senior untuk memberi pelatihan bagi anggota baru.Setelah itu mereka diberi
pengarahan mengenai tempo, power, dan juga artikulasi dalam memainkan teknik
beatbox. Selanjutnya mereka dituntut untuk berlatih teknik beatbox yang lebih
rumit, seperti pengimitasian efek - efek suara yang bervariasi dimana mereka
harus bisa menggabungkan teknik dasar B, T, K dengan efek - efek suara secara
bersamaan. Setelah menguasai dan mahir dalam teknik dasar beatbox, anggota
diharuskan mampu melaukan cover atau menirukan sebuah lagu yang disukainya.
Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan sejauh mana kemampuan dan
kreativitas seorang anggota dalam mengeksplorasikan pengetahuan beatboxnya,
sehingga siap untuk menampilkan dan menunjukkannya kepada para audience.
Latihan juga dilakukan apabila terdapat jadwal manggung atau jadwal
tampil di sebuah acara. Maka mereka akan mempersiapkan bahan lagu-lagu yang
akan dibawakan. Biasanya mereka akan lebih rutin melakukan sesi latihan dari
51 Gambar 5. Anggota Komunitas Gendang Mulut
3.3 Teknik Permainan Beatbox oleh Gendang Mulut
3.3.1 Teknik Beatbox yang Digunakan
Beberapa teknik maupun jenis efek yang sering digunakan komunitas Gendang
Mulut adalah sebagai berikut:
1.Bass Drum/Kick Drum
Cara memainkannya adalah dengan mengucapkan “bwuh” atau “bub”.
Sambil mengucapkan huruf ‘B’tersebut, rapatkan otot bibir dan dorong dengan
52 Gambar6. Posisi Mulut Pada Teknik Bass Drum
2.Hi Hat
Tekniknya adalah dengan mengucapkan suara “TS” sederhana namun dengan gigi
tertutup atau sedikit tertutup. Gerakan ujung lidah ke depan di belakang gigi
53 Gambar7. Posisi Mulut Pada Teknik Hi Hat
3. K-Snare (Snare Drum)
Dengan mengucapkan "pff," buat "f's" berhenti selama satu detik atau
setelah “p”. Sudut mulut diangkat dan menahan bibir dengan rapat saat
54 Gambar8. Posisi Mulut Pada Teknik K-Snare (Snare Drum)
4. Crab Scratch
Crab scratch adalah salah satu jenis dari teknik scratch yang caranya adalah
dengan menempelkan ibu jari dan telunjuk ke bibir. Kemudian menghisap udara
55 Gambar9. Posisi Mulut dan Ibu Jari Pada Teknik Crab Scratch
5. Trumpet Voice
Teknik trumpet voice dilakukan dengan cara menggetarkan pertemuan bibir atas
dan bibir bawah. Kemudian menyenandungkan nada-nada yang diinginkan
56 Gambar10. Posisi Mulut Pada Teknik Trumpet Voice
6. Click Roll
Caranya adalah dengan mengarahkan lidah ke rongga mulut bagian atas,
kemudian seperti halnya membunyikan huruf ‘R’.
7.Deep Throat
Caranya adalah dengan membunyikan nada rendah atau bass yang dikombinasi
dengan teknik menggetarkan bagian-bagian di sekitar tenggorokan, seperti
halnya orangyang mau membuang dahak, sehingga timbul voice atau bunyi
57
9.Rimshoot
Dengan cara memainkan bagian dalam mulut sehingga timbul bunyi mirip seperti
snare drum yang dipukul sisi luarnya dengan menggunakan stik dengan posisi
melintang.
10. Frogsound
Cara melakukan teknik ini adalah dengan menghirup udara dari mulut dan
memposisikan lidah yang ditekuk kebelakang dan bentuk mulut hingga tercipta
suara menyerupai suara katak.
11. Water Drop
Seperti artinya water drop, teknik ini diimitasikan supaya mirip dengan bunyi air
menetes yang cara membunyikannya dengan memukul pipi dengan jari yang
dikombinasikan dengan mulut yang seperti berbicara “oiy” tanpa suara.
3.3.2 Jenis Lagu yang Digunakan
Jenis lagu yang sering dibawakan oleh komunitas Gendang Mulut bervariasi.
Mulai dari musik DJ, Hip-Hop, Jazz, Pop, Dangdut, hingga musik tradisional
58
audience atau acara yang mengundang mereka untuk tampil. Dan yang paling
sering adalah lagu-lagu sedang booming atau sedang naik daun, baik itu lagu
barat, Indonesia maupun tradisional.
3.3.3 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Komunitas Gendang Mulut
Sebuah komunitas ataupun organisasi tentunya akan menjadi lebih baik
terlaksanaapabila didukung dengan sarana dan prasana. Tidak terkecuali dengan
komunitas musik beatbox Gendang Mulut. Sarana dan prasarana yang digunakan
antara lain:
a. Mikrofon
Komunitas Gendang Mulut mempunyai sebuah mikrofon untuk beatbox
yang sering mereka gunakan saat sedang latihan. Penggunaan mikrofon sangat
membantu mereka dalam teknik micingatau melakukan beatbox dengan mikrofon,
dimana dengan menggunakan mikrofon akan memberikan efek - efek suara
tertentu. Cara penggunaan mikrofon dalam kegunaannya berbeda - beda. Untuk
seorang beatboxer, cara memegang mikrofon yang umum adalah dengan
memegang kepala mikrofon dengan jari jempol, telunjuk dan jari tengah,
sedangkan jari yang lainnya menggenggam badan mikrofon. Mulut diarahkan ke
lingkaran genggaman dimana terdapat kepala mikrofon. Jarak untuk
menghasilkan tekanan bunyi yang tidak menghantam langsung ke dalam kepala
mikrofon. Bagi mereka yang mempunyai power (tekanan) udara sangat besar,
59 mulut, hal ini menyangkut emosi dalam berbeatbox, dan juga kepekaan terhadap
hasil dari bunyi yang dimainkan ketika keluar di loudspeaker.
b. Sound System
Sound system adalah suatu sistim tata suara agar suatu ruangan atau area,
bisa mendengarkan yang bersumber dari suara hasil rekaman atau langsung
menggunakan mikrofon atau yang berasal dari peralatan elektronik misalnya
peralatan band.Peralatannya terdiri dari sumber suara seperti CD/MP3, mikrofon,
mixer, amplifier dan loudspeaker yang semuanya dihubungkan dengan kabel.
3.4 Hambatan - Hambatan yang Dihadapi Komunitas Gendang Mulut
Adapun hambatan - hambatan yang sering dialami dalam pelaksanaan kegiatan
latihan Gendang Mulut adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya Kedisplinan
Kedisiplinan dalam komunitas atau organisasi akan terbangun bukan hanya
membutuhkan satu orang anggota saja yang menjalankan aturan-aturan dalam
komunitas. Akan tetapi memang untuk membangun kedisiplinan komunitas itu
harus juga diawali dari masing-masing individu dari anggota yang tergabung
dalamnya. Namun hal ini pulalah yang sering menjadi permasalahan dalam