• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut Di Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

1

STUDI DESKRIPTIF TEKNIK PERMAINAN MUSIK

KOMUNITAS

BEATBOX

GENDANG MULUT DI MEDAN

SKRIPSI SARJANA

O L E H

YOSENI L. V. TURNIP NIM:

100707067

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

(2)

2

STUDI DESKRIPTIF TEKNIK PERMAINAN MUSIK

KOMUNITAS

BEATBOX

GENDANG MULUT DI MEDAN

OLEH:

YOSENI L. V. TURNIP

NIM: 100707067

Pembimbing I,

Drs. Setia Dermawan

Purba, M.Si.

NIP 195608281986012001

Pembimbing II,

Drs. Fadlin, M.A.

NIP 196102201989031003

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,

untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni

dalam bidang disiplin Etnomusikologi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

(3)

3

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul, “Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik

Komunitas Beatbox Gendang Mulut di Medan.” Gendang Mulut adalah sebuah

komunitas seni musik Beatbox di Medan yang bertujuan untuk memperkenalkan

Beatbox kepada masyarakat Medan khususnya bagi anak muda. Beatbox sendiri

merupakan seni musik yang memfokuskan diri dalam menghasilkan

bunyi-bunyian melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan

rongga-rongga ucap lainnya.

Seni musik Beatbox yang hanya menggunakan alat-alat ucap dalam

menghasilkan suara musik menjadi salah satu keunikan yang membedakannya

dengan musik lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana

dengan melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti. Teknik yang

digunakan adalah teknik wawancara.

Melalui penelitian ini dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya

(4)

4

KATA PENGANTAR

Shaloom, segala hormat dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristus, atas kasih karunia dan penyertaanNya yang tiada hentinya menemani

penulis dalam perjalanan menyelesaikan skripsi ini. Segala keluh kesah dan

lika-liku yang pernah penulis alami selalu dikuatkan dan dibangkitkanNya kembali

melalui kemurahanNya, sehingga semangat itu selalu ada di dalam hati penulis.

Skripsi ini berjudul “Struktur Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut di

Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni

pada Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

Sripsi ini penulis persembahkan kepada dua orang yang paling penulis cintai dan

kasihi di dunia ini, yaitu orang tua penulis. Doa-doanya selalu menemani langkah

penulis dimana pun penulis berada. Tanpa doa dan dukungan mereka penulis

bukanlah apa-apa. Mereka adalah orang yang paling setia yang selalu menerima

bagaimana pun keadaan penulis. Kejenuhan dan patah semangat yang sempat

penulis rasakan selalu dihibur dan didukung kembali oleh cinta dan kasih sayang

mereka. Terima kasih banyak Pak, Ma, atas cinta kalian yang tak pernah berakhir

untukku, ayahanda Paulus Loiden Turnip dan ibunda Rismauli Br. Aritonang.

Kalianlah alasan mengapa aku tetap semangat dalam menjalani hidup ini. Penulis

juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih yang begitu banyak kepada

kakanda penulis yang paling penulis banggakan selalu yaitu Edwin Juanda

(5)

5 untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dan perkuliahan

penulis dengan baik. Terima Kasih banyak, Bang. Kepada kakanda pertama

penulis, Wando Rudi Turnip beserta kakak ipar Rame Juwita Siahaan, adinda

Marini Agnes Srikandi Turnip beserta abang ipar Pinondang Sitompul, beserta

keponakan-keponakan penulis, penulis juga mengucapkan terima kasih banyak

atas doa dan dukungan kalian. Penulis percaya doa-doa kalian juga turut

menyertai dan menemani perjalanan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyayangi kalian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak Dr.

Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU. Juga segenap

jajaran di Dekanat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Kepada yang terhormat Bapak Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua

(6)

6

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pokok Permmasalahan... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Konsep dan Teori ... 9

1.4.1 Konsep ... 9

1.4.2 Teori ... 12

1.5 Metode Penelitian ... 14

1.5.1 Studi Kepustakaan ... 15

1.5.2 Penelitian Lapangan ... 16

1.5.2.1 Wawancara ... 16

1.5.2.2 Perekaman... 17

1.5.2.3 Penelusuran Data Online ... 17

1.5.3 Kerja Laboratorium ... 18

1.6 Lokasi Penelitia ... 18

BAB II : SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN

GAMBARAN UMUM TENTANG

BEATBOX

19

2.1 Sejarah Beatbox... 19

2.2 Perkembangan Beatbox di Indonesia ... 20

2.3 Perkembangan Beatbox di Medan ... 23

2.4 Teknik Peniruan dan Penciptaan Musik dalam Beatbox ... 25

(7)

7

2.4.1.1 Hi-Hat ... 25

2.4.1.2 Bass Drum ... 26

2.4.1.3 K-Snare (Snare Drum)... 26

2.4.1.4 Pf Snare ... 27

2.4.1.5 Rimshoot ... 28

2.4.1.6 Bongo Drum ... 28

2..4.2 Teknik Peniruan Warna atau Efek Suara ... 28

2.4.2.1 Scratch ... 28

2.4.2.2 Woob-Woob Bass ... 29

2.4.2.3 Deep Throat ... 29

2.4.2.4 Inward Zipper ... 30

2.4.2.5 Frogsound ... 30

2..4.2.6 Nassal Growl Bass ... 30

2.4.2.7 Click ... 31

2.4.2.8 Click Roll ... 31

2.4.2.9 Loud Click ... 31

2.4.2.10 Trumpet Voice ... 31

2.4.2.11 Synthizer Voice ... 32

2.4.2.12 Water Drop ... 32

2.4.2.13 Techno Alarm ... 33

2.4.3 Teknik Vocal Humming ... 33

2.4.3.1 Beberapa Teknik Dalam Humming ... 34

BAB III : TEKNIK PERMAINAN MUSIK KOMUNITAS BEATBOX GENDANG MULUT DI MEDAN

...36

3.1 Sejarah Terbentuknya Gendang Mulut ... 36

(8)

8

3.3 Penyajian Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut .... 39

3.3.1 Konsep Kegiatan Latihan Gendang Mulut ... 39

3.4 Teknik Permainan Beatbox Oleh Gendang Mulut ... 41

3.4.1 Teknik Beatbox yang Digunakan ... 41

3.4.2 Jenis Lagu yang Digunakan ... 46

3.4.3 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Komunitas Gendang Mulut ... 47

3.5 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi ... 48

3.6 Prestasi yang Dicapai ... 50

BAB IV : TRANSKRIPSI RITMIS ... 55

4.1 Transkripsi Ritmis ... 55

BAB V : PENUTUPAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

(9)

3

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul, “Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik

Komunitas Beatbox Gendang Mulut di Medan.” Gendang Mulut adalah sebuah

komunitas seni musik Beatbox di Medan yang bertujuan untuk memperkenalkan

Beatbox kepada masyarakat Medan khususnya bagi anak muda. Beatbox sendiri

merupakan seni musik yang memfokuskan diri dalam menghasilkan

bunyi-bunyian melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan

rongga-rongga ucap lainnya.

Seni musik Beatbox yang hanya menggunakan alat-alat ucap dalam

menghasilkan suara musik menjadi salah satu keunikan yang membedakannya

dengan musik lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana

dengan melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti. Teknik yang

digunakan adalah teknik wawancara.

Melalui penelitian ini dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya

(10)

9 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia musik telah banyak berkembang dan lebih beragam

seiring berkembangnya pola pikir manusia. Di Indonesia, musik pada awalnya

merupakan bentuk kesenian yang bersifat tradisi yang erat kaitannya dengan

perkembangan sejarah dan budaya. Namun seiring masuknya media eletronik ke

Indonesia, masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti Pop, Jazz, Blues,

Rock, R&B, Reggae, Country, Underground, Punk, Funk, Jazz, Rap, HipHop,

K-pop, dan sebagainya. Hal itu pulalah yang menjadi alasan utama lahirnya

berbagai komunitas musik di Indonesia. Di kota Medan sendiri terdapat banyak

komunitas musik. Contohnya komunitas Rapper “PLAT BK”, komunitas musik

Blues “Medan Blues Society”, komunitas musik Underground “Berontak Zine”,

komunitas Beatbox Medan “Gendang Mulut”, “Hands Up”, “Mouth Percussion”,

dan masih banyak lagi.

Imitasi suara terutama pada alat musik sudah ada sejak dahulu kala.

Beatbox sendiri mulai berkembang di awal tahun 1980-an seiring dengan musik

HipHop, yang pada awalnya tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat

Afro-Amerika1

1

Afro-Amerika adalah kelompok etnis keturunan Afrika yang hidup dan tinggal di Amerika, disebut juga Negro (id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika-Amerika#_)

dan juga Latin Amerika. Hal ini berawal dari keterbatasan

(11)

10 menirukannya dengan menggunakan mulut. Dimana pemainnya menggunakan

tubuh mereka (misalnya dengan bertepuk tangan atau menghentak) sebagai

instrumen perkusi dan menghasilkan suara dengan mulut mereka dengan

bernafas keras masuk dan keluar, sebagaimana teknik yang digunakan dalam

beatboxing saat ini. Seni-seni vokal perkusi seperti musik Bol di India dan Kouji

di China turut menjadi landasan dalam beatboxing, meskipun tidak ada

hubungan langsung dengan HipHop. Di Indonesia sendiri terdapat tari Kecak

yang musik latarnya merupakan paduan dari bunyi-bunyi dari kosakata tertentu.

Beatbox merupakan salah satu bentuk seni yang memfokuskan diri dalam

menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum, instrumen musik, maupun

tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut,

lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox atau lebih dikenal

dengan beatboxer, mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian

dengan handal. Beatbox selalu dikaitkan dengan musik HipHop, namun pada

prakteknya beatbox juga diterapkan untuk genre musik lainya seperti Rock, Pop,

RnB, dan sebagainya. Imitasi suara ini sudah dikenal mayarakat dunia sejak

dahulu kala. Perkembangan beatbox di Indonesia sudah tersebar luas, di

Indonesia sudah banyak komunitas-komunitas beatbox seperti Indobeatbox,

Jakarta Beatbox Clan, Bekasi Beatbox Clan, Bogor Beatbox Clan, Bandung

Beatbox Family, dan sekarang juga ada sekolah khusus beatbox di Indonesia

seperti Gazzell Beatbox School .

Kata “beat box” secara harfiah mengacu pada mesin drum generasi

(12)

11

Human Beat Box”. Musisi yang menjadi pelopor diantaranya Doug E. Fresh,

Darren “Buffy” Robinson dari grup The Fatboys, dan Leonardo “Wise” Roman

dari “Stetsasonic”. Masing-masing musisi mempelopori ciri khas dan gaya yang

berbeda-beda dan menginspirasi generasi beatboxer berikutnya. Selain

menghasilkan suara ketukan dan ritme, pada era ini musisi Biz Markie juga

memperkenalkan teknik MCing dan menyanyi yang digabungkan dengan suara

perkusi 2

2

(id.wikipedia.org/wiki/Beatbox)

. Teknik mengeluarkan bunyi dari mulut memang terbilang tidak

mudah. Beatbox mengategorikan pelajarannya dalam tiga jenis, yaitu suara

dasar, efek, dan humming. Suara dasar dikenal dengan bunyi B, T, dan K. B

mewakili ketukan drum, T mewakili suara hi hat (seperti suara simbal), dan K

mewakili suara snare drum--drum yang dilengkapi tali senar. Sementara itu, efek

memiliki jenis yang bervariasi seperti techno beat, alarm, suara robot, dan

lainnya. Terakhir, humming, merupakan rangkaian irama yang dibuat dengan

mulut tertutup.

Etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan, dengan

terang-terangan dinobatkan oleh para ilmuwannya berada dalam dua kelompok

disiplin, yaitu ilmu humaniora dan ilmu sosial sekali gus. Etnomusikologi

memberikan kontribusi keunikannya dalam hubungannya bersama aspek-aspek

ilmu pengetahuan sosial dan aspek-aspek ilmu humaniora, dalam caranya untuk

melengkapi satu dengan lainnya, mengisi penuh kedua pengetahuan itu.

Keduanya akan dianggap sebagai hasil akhir darinya sendiri; keduanya

(13)

12 Disiplin etnomusikologi biasanya secara tentatif paling tidak menjangkau

lapangan-lapangan studi lain sebagai suatu sumber stimulasi (stimulus) baik

terhadap etnomusikologi itu sendiri maupun disiplin saudaranya. Ada beberapa

cara yang dapat dijadikan nilai pemecahan terhadap masalah-masalah ini. Studi

teknis dapat memberitahukan kita banyak tentang sejarah kebudayaan. Fungsi

dan penggunaan musik adalah sebagai suatu yang penting dari berbagai aspek

lainnya pada kebudayaan, untuk mengetahui kerja suatu masyarakat. Musik

mempunyai interelasi dengan berbagai tumpuan budaya; ia dapat membentuk,

menguatkan, saluran sosial, politik, ekonomi, linguistik, religi, dan beberapa

jenis perilaku lainnya. Teks nyanyian melahirkan beberapa pemikiran tentang

suatu masyarakat, dan musik secara luas dipergunakan sebagaimana analisis

makna terhadap prinsip struktur sosial. Etnomusikolog seharusnya tidak bisa

menghindarkan diri dengan masalah-masalah simbolisme (perlambangan) di

dalam musik, pertanyaan tentang hubungan antara berbagai seni, dan semua

kesulitan pengetahuan apa itu estetika dan bagaimana strukturnya. Ringkasnya,

masalah-masalah etnomusikologi bukan hanya terbatas kepada teknik

semata--tetapi juga tentang perilaku manusia. Etnomusikologi juga tidak sebagai sebuah

disiplin yang terisolasi, yang memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah

esoterisnya saja, yang tidak dapat diketahui oleh orang selain yang melakukan

studi etnomusikologi itu sendiri. Tentu saja, etnomusikologi berusaha

mengkombinasikan dua jenis studi, untuk mendukung hasil penelitian, untuk

memecahkan masalah-masalah spektrum yang lebih luas, yang mencakup baik

(14)

13 Berdasarkan sejarah perkembangan etnomusikologi, terjadi gabungan dua

disiplin yaitu muskologi dan etnologi. Musikologi selalu digunakan dalam

mendeskripsikan struktur musik yang mempunyai hukum-hukum internalnya

sendiri sedangkan etnologi memandang musik sebagai bahagian dari fungsi

kebudayaan manusia dan sebagai suatu bahagian yang menyatu dari suatu

dunia yang lebih luas. Secara eksplisit dinyatakan oleh Merriam sebagai

berikut.

Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but tidakes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that it is possible to characterize German and American "schools" of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound (Merriam, 1964:3-4).

Berdasarkan kutipan di atas, menurut Merriam, para pakar

etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada pembahagian bidang kajian

(15)

14 yaitu musikologi dan etnologi. Kemudian menimbulkan

kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampurkan kedua disiplin itu

dengan cara yang unik, dengan penekanan pada salah satu bidangnya, tetapi

tetap mengandung kedua disiplin tersebut. Sifat dualisme lapangan studi ini,

dapat ditandai dari literatur-literatur yang dihasilkannya. Seorang sarjana

menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem

tersendiri, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik

sebagai suatu bahagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai bagian

yang integral dari keseluruhan kebudayaan ini. Pada saat yang sama,

beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh pakar antropologi Amerika, yang

cenderung untuk mengandaikan kembali suatu aura reaksi terhadap

aliran-aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan

melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya.

Seiring berjalannya waktu, seni musik beatbox mulai menjalar ke

berbagai kota-kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Medan. Kota medan

sendiri mempunyai komunitas beatbox, salah satunya bernama Gendang Mulut.

Komunitas Gendang Mulut ini berdiri pada tanggal 1 Desember 2010, yang

didirikan oleh sekelompok anak muda yang bernama Fathin Dayanto Sitinjak,

Zul Boang, Aryo, dan Adi Suranta Ketaren. Sampai saat ini komunitas Beatbox

Gendang Mulut beranggotakan sekitar 20 orang. Kata “Gendang Mulut”

awalnya dinamai dengan “Gondang Mulut”, dengan alasan kota Medan

merupakan kota yang didominasi oleh suku Batak. Namun sejalan dengan itu,

(16)

15 melainkan ada juga yang berasal dari suku lainnya.3

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi

tentang komunitas beatbox Gendang Mulut yang ada di Medan dalam kajiannya

terhadap studi deskriptif teknik permainan musik beatbox.

Hal ini pulalah yang

menjadi alasan mengapa mereka akhirnya mengganti nama menjadi “Gendang

Mulut”, yaitu agar menjadi umum dan tidak mengarah pada satu suku saja.

Komunitas Gendang Mulut sering tampil di acara-acara yang

menggusung tema HipHop yang mana di dalamnya unsur beatbox juga tidak

bisa dilepaskan. Komunitas ini juga sering diundang pada acara Pentas Seni

(Pensi) di beberapa sekolah, universitas, maupun tempat lainnya. Jenis musik

yang dibawakan juga beragam, mulai dari Hiphop, R&B, Rock, hingga Dangdut.

Namun musik yang paling sering mereka bawakan adalah lagu-lagu yang sedang

booming atau sedang naik daun di kalangan masyarakat terutama anak muda. Ini

merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka untuk membuat penonton antusias

dalam menyaksikan penampilan mereka. Kesamaan dalam selera bermusik dan

sama-sama ingin memperkenalkan musik beatbox kepada masyarakat luas

menjadi salah satu latar belakang terbentuknya komunitas ini. Tak ada sekolah

ataupun khursus khusus dalam mempelajari beatbox, para anggota Gendang

Mulut memulai kreasi mereka dengan melihat berbagai referensi dari berbagai

media, contohnya dari media online youtube. Dengan melihat berbagai video

tentang beatbox mereka pun menirukannya. Tidak melulu menirukan apa yang

dilihat, mereka akhirnya bisa menciptakan gaya mereka sendiri.

3

(17)

16 1.2 Pokok Permasalahan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat batasan masalah untuk

menghindari ruang lingkup pembahasan yang meluas. Selain itu, batasan

masalah juga berguna untuk memfokuskan pokok pembahasan dalam tulisan ini.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Komunitas Beatbox Gendang Mulut di

Medan?

2. Apa yang mempengaruhi eksistensi Komunitas Beatbox Gendang Mulut di

Medan?

3. Bagaimana teknik permainan musik Beatbox yang disajikan oleh

komunitas Gendang Mulut di Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Komunitas Beatbox Gendang Mulut

di Medan.

2. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi eksistensi Komunitas Beatbox

Gendang Mulut di Medan.

3. Untuk mengetahui teknik permainan musik Beatbox yang disajikan oleh

(18)

17 1.3.2 Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:

1. Sarana untuk memperluas pengetahuan tentang komunitas Beatbox

Gendang Mulut di Medan.

2. Sebagai salah satu referensi ilmiah yang dapat memberikan suatu kajian

musikologis suatu komunitas musik Beatbox yang mengandung

unsur-unsur musikal kepada disiplin ilmu Etnomusikologi khususnya, dan ilmu

pengetahuan pada umumnya.

3. Sebagai salah satu bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang

memiliki keterkaitan dengan topik penelitian

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Untuk memberikan pemahaman tentang tulisan ini maka penulis

menguraikan kerangka konsep sebagai landasan berpikir dalam penulisan. Tulisan

ini berisi suatu kajian tentang studi deskriptif teknik permainan musik yang

disajikan oleh komunitas beatbox Gendang Mulut di Medan. Kata deskriptif

adalah bersifat menggambarkan apa adanya (KBBI 2005:258).

“Teknik” adalah cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu,

sedangkan “permainan” adalah suatu pertunjukan dan tontonan (Kamus Bahasa

Indonesia 2008). Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa teknik permainan

merupakan gambaran mengenai pola atau cara yang dipakai dalam suatu

(19)

18 bagaimana cara memainkan musik beatbox, termasuk di dalamnya bagaimana

posisi mulut dalam memproduksi suara, dan juga efek suara-suara lainnya.

Sehingga teknik permainan dalam hal ini akan mengamati setiap frasa yang

dimainkan dalam lagu tersebut, bagaimana melodi yang dimainkan ataupun

bagaimana tempo yang dimainkan di setiap frasanya.

Secara etimologi, istilah musik berasal dari bahasa Yunani yaitu musike

(Hardjana, 1983:6-7). Musike berasal dari perkataan muse-muse, yaitu Sembilan

dewa-dewa Yunani di bawah dewa Apollo yang melindungi seni dan

pengetahuan. Dalam buku lain mengatakan bahwa musik adalah nama salah satu

dewa orang Yunani yang bernama Mousikus yang dilambangkan sebagai dewa

keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan (Napsirudin,

1996:23 dalam Permatasari, 2010:21). Dalam bahasa Yunani sendiri musik adalah

mousike, yang berarti ilmu tentang penyusunan melodi. Menurut seorang filsuf

besar, Aristoteles (dalam Okatara:2), musik memiliki kemampuan mendamaikan

hati yang gelisah, memiliki terapi rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Musik merupakan sebuah bentuk seni melalui media berupa suara. Musik dapat

pula berarti nada atau suara yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki

irama, lagu, dan keharmonisan. Kamus musik menjabarkan tentang pengertian

musik yaitu suatu cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai macam

suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe,

2003:288). Musik kerap menjadi tempat untuk menuangkan ungkapan seni,

(20)

19 berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan selera seseorang. Definisi

sejati tentang musik juga bermacam-macam:

a. Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengar.

b. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

c. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekumpulan

orang dan disajikan sebagai musik.

d. Ekspresi artistik dengan bunyi-bunyian atau melodi dari alat-alat musik ritmis,

atau nada-nada yang harmonis (Ralph Taylor MA. New Master Pictorial

Encyclopedia).

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang

berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah

kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang

berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti

“sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak” (Wenger, 2002: 4). Komunitas

berdasarkan minat memiliki jumlah terbesar karena melingkupi berbagai aspek,

contohnya komunitas musik. Adapun konsep musik dalam konteks komunitas

beatbox yang dimaksud penulis adalah musik vokal yang dalam hal ini adalah

produksi suara atau bunyi-bunyi yang dihasilkan.4

4

Medan merupakan salah satu

kota terbesar di Indonesia, memiliki kreativitas musik yang cukup tinggi. Ini bisa

(21)

20 dilihat dari banyaknya komunitas musik yang berdiri. Didukung pula dengan

pesatnya perkembangan teknologi dan media yang ada, menjadikan anak muda

Medan lebih inovatif dalam berkarya khususnya dalam bidang rmusik.

1.4.2 Teori

Teori adalah salah satu acuan yang dipergunakan penulis untuk

menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini. Hal ini sesuai dengan

apa yang dikatakan oleh Koentjaraningrat (1985:3), bahwa pengetahuan yang

diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen, serta pengalaman kita sendiri

adalah landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teori-teori

yang bersangkutan.

Dalam mengkaji komunitas musik Beatbox maka penulis menggunakan

teori yang dikemukakan oleh P. Merriam.

Alan P. Merriam (1964:210-222) distinguish between the use and music. The use of music in society is often recognized and a knowledge by the heir to the musical culture itself. The use made in the context of the ceremony that can be viewed on the spot. The use of music covers all wearing custom music, and as some other activities. The function of music is not always realized by a culture of music in a particular ethnic group, whereas the function of the music itself has a more profound impact and far.

Dalam hal ini Merriam berpendapat penggunaan musik mencakup

kebiasaan memakai musik dan sebagai suatu aktifitas lain, sedangkan fungsi

musik tidak selalu disadari oleh suatu kelompok musik dalam suku bangsa

tertentu, padahal fungsi musik itu sendiri mempunyai dampak yang lebih

(22)

21 Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya musik itu mempengaruhi

pikiran dan jiwa, hingga perilaku seseorang maka dalam hal ini penulis memakai

teori psikologi musik yang ditulis oleh Djohan dalam bukunya Psikologi Musik

(2007:87) beliau mengatakan bahwa “Musik diakui mempunyai kekuatan untuk

mengantar daan menggugah emosi. Baik dituangkan melalui penjiwaan alur

cerita, musik dan watak tokoh yang diperankan, maupun sebagai sarana untuk

mengekspresikan diri, maka musik tidak dapat dipisahkan dari jiwa.”

Khusus untuk menganalisis teknik permainan beatbox yang dilakukan oleh

Komunitas Gendang Mulut, penulis menggunakan teori etnosains. Menurut

Ihromi (1987), teori etnosains adalah teori yang lazim digunakan di dalam disiplin

antropologi. Pada dasarnya teori ini menitikberatkan kepada pandangan dan

aktivitas yang dilakukan oleh informan yang dilatarbelakangi budaya tertentu.

Jadi peneliti hanya menginterpretasi data berdasarkan latar belakang budaya itu

hidup. Dalam kaitan dengan penelitian ini, teori etnosains yang penulis

pergunakan adalah untuk mengungkap aspek teknik permainan beatbox oleh

Gendang Mulut.

Dalam mendukung kajian struktur musik Beatbox, penulis menggunakan

metode transkripsi. Dalam etnomusikologi transkripsi merupakan suatu proses

penotasian bunyi menjadi simbol-simbol yang dapat dilihat atau diamati, dan

simbol-simbol tersebut disebut dengan notasi. Dalam melakukan transkripsi,

penulis berpedoman pada teori yang dinyatakan oleh Charles Seeger tentang

notasi perskriptif dan notasi deskriptif yang didapat penulis selama mengikuti

(23)

22 bertujuan sebagai petunjuk atau suatu alat untuk membantu mengingat bagi

seorang penyaji bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi musik, (2)

notasi deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan kepada

pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail komposisi musik yang belum

diketahui oleh pembaca.

Dalam pembahasan nanti, penulis akan memakai notasi deskriptif.

Alasannya adalah karena dalam penulisan ini akan memberikan informasi dan

kajian yang mendetail yang terdapat dalam komposisi musik beatbox.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Kata

metode secara harafiah dapat diartikan sebagai cara kerja yang tersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Ada juga yang mengatakan metode dalam penelitian sebagai alat dalam

melakukan penelitian, yaitu dari pengumpulan data, penganalisian data sampai

dengan menarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Triswanto,

2010:15). Penelitian metode biasanya ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: objek

penelitian, sumber data, waktu, dana, dan teknik yang digunakan untuk

mengolah data.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

(24)

23 prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang kita amati (Bogdan dan Taylor

1975:5). Penelitian deskriptif yang dimaksud berupa pengumpulan data yang

berupa kata-kata dan gambar-gambar, yang diperoleh ketika mengadakan

penelitian di lapangan seperti hasil wawancara dengan narasumber, foto, video,

dan dokumentasi lainnya.

Supaya proses penelitian deskriptif memperoleh hasil yang maksimal

maka penulis akan menggunakan dua hal metode penelitian dalam

etnomusikologi seperti yang diungkapkan oleh Netl (1964:62-64), yaitu kerja

lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan berupa

pemilihan lokasi penelitian, pemilihan informan, pengambilan dan pengumpulan

data yang berupa rekaman video, foto, dan hasil wawancara. Kerja laboratorium

berupa pengolahan dari data-data yang telah didapatkan di lapangan untuk

selanjutnya dianalisis hingga membuatnya menjadi sebuah kesimpulan.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-litelatur,

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah

yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Penulis mencari dan mengumpulkan

informasi dan referensi dari skripsi yang terdapat di website skripsi

(25)

24 buku, artikel juga sumber dari internet yaitu dengan kata kunci World Wide

Web (www).

1.5.2 Penelitian Lapangan

Beberapa metode yang penulis lalukan dalam melaksanakan penelitian

lapangan antara lain:

1. Wawancara

2. Perekaman

3. Pemotretan

4. Metode Penelusuran Data Online

1.5.2.1 Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat

yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Moh. Nazir 1988:

234).

Teknik yang dilakukan penulis adalah seperti yang telah dikemukakan

oleh Koentjaraningrat (1985:138-140) yaitu wawancara dapat dilakukan dengan

tiga cara:

1. Wawancara terfokus : pertanyaan yang terpusat pada satu pokok

permasalahan yang sebelumnya telah ditentukan penulis terlebih

(26)

25 2. Wawancara bebas : pertanyaan yang lebih beragam tidak pada satu

pokok masalah namun tetap berkaitan dengan informasi objek

penelitian si penulis,

3. Wawancara sambil lalu: pertanyaan yang diajukan pada suasana yang

tidak terkonsep. Biasanya informan dijumpai secara tidak sengaja

atau kebetulan seperti pertemuan saat informan dan penulis bertemu

di acara-acara pertunjukan musik Beatbox.

Dalam wawancara penulis menyiapkan terlebih dahulu segala sesuatu

yang dibutuhkan yaitu menyusun pertanyaan, menyiapkan alat-alat tulis, hingga

menyediakan alat rekam untuk merekam wawancara penulis dengan informan

ataupun kejadian-kejadian lain yang dianggap penting dan berhubungan dengan

tulisan ini.

1.5.2.2 Perekaman atau Dokumentasi

Untuk mendokumentasikan data yang berhubungan dengan komunitas

Beatbox Gendang Mulut di kota Medan, penulis menggunakan kamera digital

merk Sony, handphone merk Samsung GT S6810, Laptop Acer Aspire E1-431.

1.5.2.3 Penelusuran Data Online

Internet merupakan salah satu media online yang memberikan banyak

informasi dala, berbagai hal baik berupa teori, rekaman gambar maupun

(27)

26 1.5.3 Kerja Laboratorium

Keseluruhan informasi dan bahan yang dikumpulkan dan diperoleh dari

studi kepustakaan dan hasil penelitian lapangan kemudian diolah, diseleksi, dan

disaring dalam kerja laboratorium untuk dijadikan data sesuai dengan objek

penelitian untuk penulisan skripsi. Data yang dipergunakan untuk penulisan ini

adalah data-data yang sesuai dengan kriteria disiplin ilmu etnomusikologi.

Setelah data dikumpulkan, proses selanjutnya adalah menganalisis data.

Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai dalam

analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu

fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses

tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan

proses suatu fenomena sosial tersebut. Dengan menggunakan cara analisis ini,

hasil penelitian akan diungkapkan secara deskriptif berdasarkan data-data yang

diperoleh.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Jl. Tanjung Sari, Pasar V, Komplek Raysa,

(28)

27 BAB II

SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN GAMBARAN UMUM

BEATBOX

2.1 Sejarah Beatbox

Seni vokal perkusi atau beatboxmulai berkembang di awal tahun 1980-an

di kalangan masyarakat Afro-Amerika. Terdapat tiga nama yang menjadi

pelopornya saat itu, yaitu Darren 'Buffy' Robinson, Doug E Fresh dan Biz

Markie. Namun masih menjadi perdebatan tentang siapa orang yang pertama

kali mempeloporinya.Pada tahun 1983 Darren ‘Buffy’ Robinson membentuk

grup trio yang dikenal dengan nama The Fat Boys, terdiri dari Mark "Prince

Markie Dee" Morales, Damon "Kool Rock-Ski" Wimbley, and Darren "Buffy"

Robinson sendiri. Buffy membantu grup tersebut dalam memenangkan sebuah

kontes melalui kemampuannya dalam memainkan mulutnya yang menciptakan

irama hiphop dan variasi dari segala efek suara.

Buffy saat itu memang terkenal akan kemampuan nafasnya antara kicks

dan snares. Karena kemampuan itulah Buffy dijuluki sebagai “The Human

Beatbox’ atau Manusia Beatbox.Dan sebagai hadiahnya mereka dikontrak oleh

sebuah perusahaan rekaman.Namun grup tersebut bubar di awal tahun 1990-an,

dan pada tanggal 10 Des 1995 Darren "Buffy the Human Beat Box" Robinson

(29)

28

(Doug E. Davis), juga pada tahun 1983 memulai debut solonya. Doug dikenal

akan gayanya yang istimewa, didukung dengan berbagai suara -suara lainnya,

yang sekarang dikenal dengan istilah ‘Clik-Rolls.’Dia juga diakui sebagai salah

satu beatboxer terbaik sepanjang masa.Di tahun 1985, Doug E. Fresh bersama

meluncurkan album klasik hiphop yaitu 'The Show/La Di Da Di'. Semua lagu di

album tersebut dibuat secara vokal.Ini juga merupakan salah satu album pertama

yang menampilkan layer studio beatbox, dan pada saat itu juga video

beatboxingditayangkan di televisi musik.Dan untuk pertama kalinya video musik

menampilkan track beatbox secara utuh yang diputar berkali-kali di televisi.

Sejak tahun 2000, beatboxtelah menjadi lebih mainstream terutama di

kalangan seniman-seniman seperti di Amerika, yang juga mengangkat seni vokal

perkusi ini. 5

Sekitar tahun 2007, beatbox mulai berkembang di Indonesia.Jakarta

Beatboxing Community atau yang sering disingkat dengan JBC,merupakan

sebuah komunitas beatbox pertama di Indonesiayang didirikan oleh Billy

‘Bdabx’ danTito ‘Titz’ (yang merupakan salah satu personil band Bondan and

Beatbox juga ditampilkan pada upacara pembukaan Olimpic Games

pada tahun 2004. Dan di tahun 2005, Federasi Beatboxing Dunia (The World

Beatboxing Federation(WBBF) dibentuk dengan tujuan untuk menyatukan para

beatboxeryang tersebar di seluruh negara hingga saat ini.

2.2Perkembangan Beatbox di Indonesia

5

(30)

29

Fade 2 Black).Namun pada pertengahan tahun 2008, JBC berubah nama menjadi

Indonesia Beatboxing Community’ atau IBC, karena melihat respon yang cukup

tinggi dari para beatboxer dari luar daerah Jakarta untuk ikut bergabung.Sejauh

ini komunitas beatboxterbesar di Indonesia adalah Indonesia Beatbox Comunity

(IBC).

Meskipun pada umumnya kegiatan IBC berada di seputar Jakarta,

namunkomunitas ini berafiliasi dengan komunitas beatboxlainnya dari luar

Jakarta yang tersebar di seluruh Indonesia .Pada 31 Maret 2012 kejuaraan

beatbox dunia ke-3 diselenggarakan di Berli

beatbox dunia atauWorld Beatbox Battleyang

diikuti oleh Billy ‘BdaBX’ yang merupaka pendiri dari Indonesia Beatbox

Comunity (IBC). Lewat audisi online wildcard,selain Billy ‘BdaBX’ ada

jugabeatboxer dari Indonesia lainnya yang mencoba ikut audisi seperti Lazuandi

dari

kejuaraan ini,tapi ini adalah langkah awal yang sangat bagus untuk

Perkembangan beatbox di Indonesia sudah tersebar luas, hal ini bisa dilihat dari

munculnya berbagai komunitas beatbox di berbagai daerah yang ada di

(31)

30 Gambar 1.Penampilan Billy BdaBXSaatMengikutiLombaWorld

Beatbox BattleDi Berlin, Jerman

Kini seni musik beatbox sudah banyak dikenal dan diminati di Indonesia, mulai

dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Di berbagai media

seperti telivisi pun sudah banyak program yang menampilkan jasa beatboxer

untuk mengisi acara. Karena dianggap unik dan menarik, beatbox dinilai

menjadi suatu daya tarik bagi sebuah acara atau pertunjukan.

Berikut beberapa daftar nama komunitas beatbox yang tersebar di Indonesia.

No. Nama Kota Nama Komunitas

1. Jakarta Indonesia Beatbox Community (IBC)

2. Bogor Bogor Beatbox Community

3. Jogjakarta Beatboxing of Jogjakarta (BeJo)

(32)

31 5. Bandung Bandung Beatbox Community

6. Bekasi Bekasi Beatbox Clan (BBXC)

7. Surabaya Surabaya Beatbox Community (SB2C)

8. Malang Malang Beatbox Community

9. Semarang Beatbox Community of Semarang

(BCOS)

10. Medan Gendang Mulut (GM)

11. Palembang Palembang Beatboxing Association

12. Jayapura Jayapura Beatbox (JayBeat)

(Tabel 1. Daftar nama-nama komunitas beatbox di Indonesia)

(Sumbe

2.3 Perkembangan Beatbox di Medan

Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, beatbox mulai merambah ke

kota Medan. Tentu tidak terjadi begitu saja, hal ini ditandai dengan munculnya

beberapa anak muda Medan yang tertarik dan mulai mengangkat seni musik

perkusi ini kepada khalayak ramai.Salah satunyapelopornya adalah Ichsan

Ramadhan.Pemuda ini berhasilmengembangkan kemampuan beatbox-nya

sampai ke ibu kota dengan mengikuti ajang pencarian bakatseperti ‘Nez

Academy’ dan ‘Indonesia Mencari Bakat.’ Dia pun berhasil lolos sebagai salah

satu peserta dengan mengalahkan puluhan beatboxer dari daerah lainnya.Ini

merupakan suatu prestasi yang membanggakan bagi kota Medandan khususnya

(33)

32 Gambar 2.PenampilannIchsanSaatnMengikutinAjang Pencarian Bakat

IMB

Gambar 3.Penampilan Ichsan Saat Mengikuti Ajang Pencarian Bakat

(34)

33 Di samping itu, berbagai komunitasbeatbox pun mulai muncul di Medan.

Diantaranya adalah komunitas Mouth Percussion dan Gendang Mulut.Mouth P

ercussion sendiri didirikan oleh Ichsan Ramadhan. Dia menjadi pendiri

sekaligus pelatih komunitas ini hingga sekarang. Komunitas Mouth Percussion

merupakan sebuah team beatbox yang beranggotakan hanya 8 orang saja, dan

mereka merupakan hasil seleksi beatboxer yang dianggap terbaik di kota Medan.

Berbeda dengan komunitas Mouth Percussion, komunitas Gendang

Mulut sudah lebih dahulu hadir dan tidak membatasi berapa banyak jumlah

anggota yang ada di dalamnya. Komunitas ini bisa dimasuki oleh siapa saja,

asalkan memiliki tujuan dan visi dan misi yang sama dalam mengembangkan

kemampuan beatbox dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas.Dengan

adanya komunitas-komunitas ini, seni musik beatbox menjadi lebih dikenal oleh

masyarakat khususnya anak muda di Medan.Karena bagi mereka komunitas

adalah sebuah wadah yang memudahkan mereka dalam mengembangan

kemampuan beatbox dan menunjukkannya kepada masyarakat, melalui

undangan ataupun kompetisi-kompetisi di berbagai acara.

2.4 Teknik Peniruan dan Penciptaan Musik dalam Beatbox

Beatbox adalah jenis vokal perkusi yang memfokuskan diri dalam seni

penciptaan ketukan (beat) seperti pada alat musik drum dan alat perkusi lainnya

serta peniruan berbagai macam suara, seperti granulizer, scratching, kickroll,

(35)

34 satu bentuk seni musik yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, karena

semakin banyak teknik atau warna suara yang dapat dimainkan oleh seorang

beatboxer maka semakin tinggi kualitas beatboxer tersebut.

2.4.1 Teknik PeniruanInstrumen Musik Drum

2.4.1.1 Hi-Hat

Hi-hat merupakan nama alat musik bagian dari drumset, yang terbuat

dari lempengan logam yang berjumlah 2 buah, di tumpuk menjadi 1 dan

dimainkan secara kombinasi dengan kaki kiri saat di pukul. Dapat digerakkan

membuka dan menutup melalui kaki kiri yang dihubungkan dengan pedal.

a.Closed Hi-Hat (T)

Bila cukup fasih dalam berbahasa Inggris, maka suara ini dibentuk dari

huruf T di mana pelafalannya seperti ‘TSI’. Kalau dalam bahasa Indonesia

seperti huruf C dan lafalnya seperti ‘CI’. Nah, ini adalah bunyi dari hi hat dalam

keadaan tertutup.

b.Opened Hi-Hat (TS)

Untuk suara hi hat dalam keadaan terbuka, lafalnya adalah ‘TS’. Jadi

(36)

35 2.4.1.2 Bass Drum (B)

a.Kick Drum

Kick drum merupakan salah satu teknik dasar beatbox. Biasanya cara

memainkannya adalah seperti mengucapkan “dug”. Tetapi ada juga yang

memainkan kick drum dengan ucapan lain, misalnya “bwuh” atau “bub”.

b.808-Kick

Teknik ini adalah saah satu teknik bass drum. Biasanya digunakan dalam

kombinasi untuk menghasilkan teknik bongo drum. Cara memainkan teknik ini

adalah dengan seperti membunyikan “eg” di dalam rongga mulut bagian

belakang.

2.4.1.3 K-Snare (Snare Drum)

K-snare (Snare Drum) adalah teknik beatbox dasar yang biasanya dilatih

bersamaan dengan suara bass drum dan cymbalnya, atau sering disebut dengan

B-T-K.

a.Inward K-Snare

Inward K-snare adalah imitasi bunyi dari snare drum yang cara

(37)

36 mulut atau ambreasure tertentu sehingga suara yang ditimbulkan seperti bunyi

snare drum.

b.Outward K-Snare

Outward K-snare merupakan peniruan bunyi snare drum dengan mulut.

Caranya adalah hampir sama dengan inward k-snare, hanya saja jika nafas pada

inward k-snare dihirup, pada outward k-snare dikeluarkan.

2.4.1.4 Pf-Snare

Teknik ini adalah teknik beatbox yang menirukan atau mengimitasi suara

snare drum. Berbeda dengan inward atauoutward k-snare,teknik pf-snare

menggunakan bentuk bibir yang menyerupai senyum untuk membunyikan atau

mengimitasi bunyi snare drum tersebut.

a. Inward Pf-Snare

Inward pf-snare adalah teknik pf-snare yang cara membunyikannya

dengan menghirup atau memasukkan udara ke dalam mulut, sehingga tercipta

bunyi seperti snare drum.

b. Outward Pf-Snare

Outward pf-snare adalah teknik pf-snare yang cara membunyikannya

dengan membuang atau mengeluarkan udara dari dalam mulut, sehingga tercipta

(38)

37

2.4.1.5 Rimshoot

Rimshoot adalah teknik mengimitasi bunyi snare drum yang cara

memukulnya adalah terletak pada daerah pinggiran snare dengan menggunakan

stik drum. Cara mengimitasinya adalah hampir sama dengan K-snare tetapi tidak

ada udara yang keluar maupun masuk. Jadi hanya memainkan bagian dalam

mulut sehingga timbul bunyi mirip seperti snare drum yang dipukul sisi luarnya

dengan menggunakan stik dengan posisi melintang.

2.4.1.6 Bongo Drum

Bongo drum adalah teknik permainan bass drum yang cara

memainkannyaadalah dengan kombinasi teknik 808-kick dan rimshoot yang

dibunyikan secara

bersamaan, kemudian dicampur dengan nada-nada sederhana.

2.4.2 Teknik Peniruan Warna atau Efek Suara

2.1.2.1Scratch

Scratch merupakan teknik yang mengimitasi suara-suara yang ada pada

turntable atau permainan DJ (Disc Jockey).

(39)

38

Crab scratch adalah salah satu jenis dari teknik scratch yang caranya adalah

dengan menempelkan ibu jari dan telunjuk ke bibir. Kemudian menghisapudara

dari himpitan tersebut hingga muncul efek crab scratch tersebut.

2.1.2.3 Vocal Scratch

Vokal scratch merupakan teknik scratch yang menggunakan vokal atau

ucapan sehingga output yang dihasilkan seperti vokal dalam pertunjukkan

musikDJ dengan piringan hitam yang di tahan secara berkala.

2.1.2.4 Chewy Scratch

Chewy scratch adalah teknik scratch lain yang hanya menggunakan bibir

sebagai medianya. Warna suara mirip seperti crab scratch. Caranya adalah

dengan menghembuskan udara dengan cepat melalui ambreasure yang telah

dibuat sedemikian hingga tercipta bunyi scratch. Dengan menambahkan seperti

pengucapan “cekidiciew”, maka bunyi scratch akan lebih mirip.

2.1.2.5 Woob-Woob Bass

Woob-woob bass adalah teknik beatbox yang cara memainkannya

dengan menggetarkan pertemuan antara bibir atas dan bibir bawah. Kemudian

pada bagian akhir setelah bergetar, mulut sedikit dibuka supaya ada efek bunyi

(40)

39 yang keluar saat proses tersebut berlangsung akan menambah nuansa suara yang

unik.

2.1.2.6 Deep Throat

Deep throatadalah teknik beatbox yang mengimitasi suara robot.

Caranya adalah dengan membunyikan nada rendah atau bass yang dikombinasi

dengan teknik menggetarkan bagian-bagian di sekitar tenggorokan, seperti

halnya orangyang mau membuang dahak, sehingga timbul voice atau bunyi

seperti robot.

2.1.2.7 Inward Zipper

Teknik ini adalah teknik menggetarkan bibir dengan cara menghirup

udara dari mulut. Bibir yang membentuk lubang bergetar karena udara yang

masuk dari hirupan tersebut, hingga tercipta efek suara yang disebut zipper.

2.1.2.8 Frogsound

Frogsound merupakan teknik permainan beatbox yang menirukan atau

mengimitasi suara dari katak. Suara katak yang dibunyikan tidak bernada. Cara

melakukan teknik ini adalah dengan menghirup udara dari mulut dan

(41)

40 suara menyerupai suara katak.

2.1.2.9 Nasal Growl Bass

Teknik ini hampir sama dengan teknik deep throat, hanya saja teknik

nasal growl bass menggunakan bass drum sebagai kombinasinya. Dicampur

denganfalsetto yang akan menimbulkan efek techno dalam teknik ini.

2.1.2.10 Click

Pada waktu penyajian, posisi click dapat menggantikan suara hi-hat

dalam permainan drum beatbox. Biasanya terkombinasi dengan bass drum dan

pf-snare. Cara melakukannya seperti membunyikan konsonan ‘T’ hingga

berbunyi seperti “tok, tok” atau “thak, thak”.

2.1.2.11 Click Roll

Penggunaan clickroll hampir sama dengan click, tetapi fungsinya hanya

untuk sisipan dalam rangkaian click-pfsnare-bassdrum saja. Caranya adalah

dengan mengarahkan lidah ke rongga mulut bagian atas, kemudian seperti

(42)

41

2.1.2.12 Loud Click

Loud Click adalah teknik click yang suaranya dibuat semakin keras.

Caranya adalah dengan menarik lidah ke bagian rongga mulut bawah setelah

dari atas rongga mulut secara ekstrim, agar mendapatkan suara yang keras.

2.1.2.13 Trumpet Voice

Trumpet voice adalah teknik mengimitasi suara terompet dengan mulut.

Beatboxer sering menggunakan teknik ini dalam permainan beatbox non solo.

Karena sifatnya yang hanya sebagai melodi, maka beatboxer yang menggunakan

teknik ini harus berkolaborasi dengan beatboxer lain agar dapat menyajikan

sajian beatbox yang lengkap dengan ritme atau percussion section.Teknik

trumpet voice dilakukan dengan cara menggetarkan pertemuan bibir atas dan

bibir bawah. Kemudian menyenandungkan nada-nada yang diinginkan dengan

falset, sehingga tercipta suara yang menyerupai terompet.

2.1.2.14 Synthizer Voice

Teknik ini adalah teknik menirukan atau mengimitasi suara synthizer.

Beatboxer yang melakukan teknik ini biasanya hanya melakukan synthizer

voice, tanpa menambahi ritme apapun, karena sifat teknik synthizer voice yang

(43)

42 memungkinkan untuk menggabungkan teknik ini dengan teknik yang lain.

Caranya adalah dengan menempelkan gigi seri ke bagian bibir bawah dalam,

kemudian senandungkan melodi dengan cara falset. Maka akan terjadi getaran

yang terjadi antara gigi dan bagian bibir bawah dalam yang menimbulkan efek

suara seperti suara synthizer.

2.1.2.15 Water Drop

Water drop adalah teknik beatbox yang menirukan atau mengimitasi

bunyi air menetes. Seperti artinya water drop, teknik ini diimitasikan supaya

mirip dengan bunyi air menetes yang cara membunyikannya dengan memukul

pipi dengan jari yang dikombinasikan dengan mulut yang seperti berbicara “oiy”

tanpa suara.

2.1.2.16 Techno Alarm

Alarm techno adalah teknik menirukan suara pengingat jam digital.

Caranya adalah dengan merekatkan bibir atas dan bawah, tetapi masih diberi

celah sedikit. Kemudian getarkan bibir tersebut dengan menghembuskan udara

(44)

43

2.4.3. Teknik Vokal Humming

Humming adalah cara memproduksi suara melalui hidung. Tekniknya

adalah seperti mengucapkan kata “hmmm”. Sering dipakai untuk sugarbox

(beatbox tidak menggunakan nafas) dengan nada “do re mi fa sol la si do.”

Terkadang juga bisa menggunakan teknik techno swallow/ 808 kick, lip

oscillation, dan sebagainya. Pelatihan humming pada prinsipnya adalah

menggali suara 'dalam' yang memiliki kekuatan 4 kali lipat dibandingkan suara

yang biasa kita gunakan sehari-hari. Seorang beatboxer dapat memantau apakah

sudah berhasil melakukan humming dengan merasakan getaran-getaran di

wajahnya seperti layaknya orang 'kesemutan'. Getaran itu bisa menimbulkan rasa

gatal, terutama di bagian sekitar bibir, hidung, pipi bahkan hingga mata. Inilah

tanda-tanda beatboxer berhasil melakukan humming atau tidak. Jika

menggunakan suara diafragma maka gaungnya terasa kuat, kalau tidak maka

(45)

44

Beberapa Teknik Dalam Humming:

a. Membunyikan Huruf “M” Dengan Mulut Terkatup

Dimulai dengan teknik menarik nafas sebanyak mungkin, kemudian

dikeluarkan dengan membunyikan dengan mulut terkatup. Akan lebih baik

dirangkai dengan humming sebanyak 10 kali. Semakin sering humming

dilakukan maka durasi setiap humming akan semakin panjang.

b.Membunyikan Suku Kata Dengan Intonasi Datar

Dimulai dengan teknik menarik nafas, kemudian membunyikan suku

kata seperti“Mein, Main, Min, Moun dan Mun” dengan sekaligus melatih teknik

artikulasinya dalam intonasi datar. Masing-masing suku kata dibunyikan 10 kali.

Jumlah keseluruhan biasanyamencapai 50 gerakan.

c. Membunyikan Suku Kata Dengan Fluktuasi Intonasi

Tahapan gerakannaya sama seperti no (2) dengan menyuarakan suku kata

“Mein, Main, Min, Moun dan Mun”. Perbedaannya terletak pada intonasinya.

Dalam tahapan ini intonasi yang dibunyikan bervariasi antara:

- Intonasi naik, setiap suku kata sebanyak 10 kali.

- Intonasi turun, setiap suku kata sebanyak 10 kali.

(46)

45 Sehingga jumlah keseluruhan dalam tahapan ini mencapai 150 gerakan

d. Membunyikan 26 Huruf “A” Sampai Dengan “Z” Dengan Intonasi

NaikTurun.

Dalam tahapan lanjutan ini humming dilatih dengan membunyikan setiap

huruf dalam intonasi naik turun. Pelatihan juga memeperhatikan artikulasi

setiap huruf agar terdengar jelas perbedaan bunyi setiap huruf. Dengan

demikian hitungan seluruh huruf mencapai 26 huruf yang masing-masingnya

harus disuarakan dengan intonasi naik turun sebanyak 10 kali. Jumlah total

dalam tahapan ini mencapai 260 kali gerakan.

e. Mengulang Seluruh Rangkaian Pelatihan.

Apabila dihitung sejak gerakan humming awal berupa bunyi huruf “m”

dengan mulut tertutup hingga butir (4) berupa alfabetik dengan intonasi naik

turun, maka jumlah gerakan pelatihan humming mencapai 470 gerakan untuk

satu seri. Padahal pelatihan harus dilakukan dalam beberapa serial agar mahir.

Apabila setiap hari gerakan humming hanya bisa dilakukan sebanyak 10 kali,

berarti satu seri membutuhkan 47 hari pelatihan. Dalam hal ini beatboxer perlu

(47)

46 BAB III

TEKNIK PERMAINAN MUSIK KOMUNITAS

BEATBOX

GENDANG MULUT DI MEDAN

3.1 Sejarah Terbentuknya Komunitas Beatbox Gendang Mulut

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis, komunitas Gendang

Mulut dibentuk pada tanggal 01 Desember 2010.Terbentuknya komunitas

Gendang Mulut ini diawali dengan ketertarikan 4orang pemuda yang bernama

Fathin Dayanto Sitinjak, Zul Boang, Aryo dan Adi Suranta Ketaren dalam dunia

beatboxing dimana mereka sama-sama ingin memperkenalkan seni musik beatbox

kepada khalayak ramai khususnya kepada anak muda di Medan.Dengan

terbentuknya komunitas ini mereka berharap para penikmat dan pencinta seni

musik beatbox bisa menemukan wadah atau rumah mereka dalam menuangkan

segala ide dan kreativitas dalam beatboxing. Gendang Mulut pun semakin

berkembang, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya anggota dari waktu ke waktu.

Dan saat ini anggota yang menetap berjumlah 20 orang.Terdiri dari para pelajar

dan juga mahasiswa.

Seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah, nama

Gendang Mulut pada awalnya adalah Gondang Mulut. Gondang merupakan

bahasa dari suku Batak yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah

Gendang. Seperti yang diketahui suku Batak merupakan suku yang paling

(48)

47 bernama Seftyan, kata Gondang dalam komunitas mereka merupakan sebuah ciri

khas yang menandakan kesuku-Batak-an mereka dan yang membedakannya

dengan komunitas lain. Namun seiring berjalannya waktu, anggota yang ikut

berpartisipasi ke dalam komunitas ini tidak hanya berasal dari suku Batak saja

melainkan terdiri dari beberapa suku yang berbeda. Perdebatan kecil pun terjadi

diantara mereka, yang pada akhirnya memutuskan untuk mengubah kata Gondang

Mulut menjadi Gendang Mulut. Walaupun telah tejadi pergantian nama, namun

tujuan dari komunitas ini tetaplah sama sampai sekarang yaitu mengembangkan

bakat dan memperkenalkan seni musik beatbox kepada seluruh masyarakat

khususnya yang di Medan.

(49)

48 3.2 Keanggotaan Kelompok Komunitas Gendang Mulut

Jumlah anggota komunitas Gendang Mulut yang menetap sampai saat ini

adalah 20 orang, terdiri dari para pelajar dan mahasiswa.Diantaranya adalah :

No Nama Usia

1. M. Fathin Dayanto Sitinjak 20 tahun, Mahasiswa

2. Zul Boang Manalu 24 Tahun, Mahasiswa

3. Jeffri Fikrianto 20 Tahun, Mahasiswa

4. Raihan Rais Meliala 19 Tahun, Mahasiswa

5. M. Seftyan Arsad 20 Tahun, Mahasiswa

6. Ihsanul Husnu 22 Tahun, Mahasiswa

7. M. Alfaddin 18 Tahun, Pelajar

8. Danu Satria 21 Tahun, Mahasiswa

9. Fahad Fausi 19 Tahun, Pelajar

10. Ahmad Ikram 18 Tahun, Pelajar

11. Aulia Ahmad 18 Tahun, Pelajar

12. Reza Siregar 19 Tahun, Mahasiswa

13. Surya Hadi Wicaksono 20 Tahun, Mahasiswa

14. Iko Tanjung 18 Tahun, Pelajar

15. Putra Riyadi 21 Tahun, Mahasiswa

(50)

49 17. Sigit Azheri 19 Tahun, Mahasiswa

18. Rachmanda 19 Tahun, Mahasiswa

19. Rahman Havis 19 Tahun, Mahasiswa

20. Jawara Andra 19 Tahun, Mahasiswa

(Tabel 2. Nama Anggota Komunitas Gendang Mulut)

3.3 Penyajian Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut

3.3.1 Konsep Kegiatan Latihan Gendang Mulut

Komunitas Gendang Mulut secara rutin melakukan latihan sekali dalam

seminggu, yaitu pada hari Jumat pukul 2 siang sampai dengan selesai. Hal ini

dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas utama para anggota yaitu bersekolah

dan kuliah. Sistem latihan yang dilakukan pun berbeda-beda, tergantung pada

kondisi yang ada. Bila latihan hanya dihadiri oleh anggota biasa atau yang

menetap, yang mereka lakukan biasanyaadalah berbagi ilmu tentang teknik

beatbox baru yang mereka dapat dan ketahui dari berbagai media maupun ciptaan

sendiri. Dengan begitu mereka bisa saling melengkapi dan berbagi pengetahuan

tentang beatbox satu sama lain. Berbeda dengan kondisi dimana terdapat anggota

baru yang ingin bergabung. Biasanya salah satu senior atau anggota yang sudah

mahir memberi pelatihan teknik-teknik dasar dalam beatbox, seperti teknik dasar

(51)

50 dalam beatboxyang mereka dapat secara otodidak, jadi tidak terlalu sulit bagi

senior untuk memberi pelatihan bagi anggota baru.Setelah itu mereka diberi

pengarahan mengenai tempo, power, dan juga artikulasi dalam memainkan teknik

beatbox. Selanjutnya mereka dituntut untuk berlatih teknik beatbox yang lebih

rumit, seperti pengimitasian efek - efek suara yang bervariasi dimana mereka

harus bisa menggabungkan teknik dasar B, T, K dengan efek - efek suara secara

bersamaan. Setelah menguasai dan mahir dalam teknik dasar beatbox, anggota

diharuskan mampu melaukan cover atau menirukan sebuah lagu yang disukainya.

Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan sejauh mana kemampuan dan

kreativitas seorang anggota dalam mengeksplorasikan pengetahuan beatboxnya,

sehingga siap untuk menampilkan dan menunjukkannya kepada para audience.

Latihan juga dilakukan apabila terdapat jadwal manggung atau jadwal

tampil di sebuah acara. Maka mereka akan mempersiapkan bahan lagu-lagu yang

akan dibawakan. Biasanya mereka akan lebih rutin melakukan sesi latihan dari

(52)

51 Gambar 5. Anggota Komunitas Gendang Mulut

3.3 Teknik Permainan Beatbox oleh Gendang Mulut

3.3.1 Teknik Beatbox yang Digunakan

Beberapa teknik maupun jenis efek yang sering digunakan komunitas Gendang

Mulut adalah sebagai berikut:

1.Bass Drum/Kick Drum

Cara memainkannya adalah dengan mengucapkan “bwuh” atau “bub”.

Sambil mengucapkan huruf ‘B’tersebut, rapatkan otot bibir dan dorong dengan

(53)

52 Gambar6. Posisi Mulut Pada Teknik Bass Drum

2.Hi Hat

Tekniknya adalah dengan mengucapkan suara “TS” sederhana namun dengan gigi

tertutup atau sedikit tertutup. Gerakan ujung lidah ke depan di belakang gigi

(54)

53 Gambar7. Posisi Mulut Pada Teknik Hi Hat

3. K-Snare (Snare Drum)

Dengan mengucapkan "pff," buat "f's" berhenti selama satu detik atau

setelah “p”. Sudut mulut diangkat dan menahan bibir dengan rapat saat

(55)

54 Gambar8. Posisi Mulut Pada Teknik K-Snare (Snare Drum)

4. Crab Scratch

Crab scratch adalah salah satu jenis dari teknik scratch yang caranya adalah

dengan menempelkan ibu jari dan telunjuk ke bibir. Kemudian menghisap udara

(56)

55 Gambar9. Posisi Mulut dan Ibu Jari Pada Teknik Crab Scratch

5. Trumpet Voice

Teknik trumpet voice dilakukan dengan cara menggetarkan pertemuan bibir atas

dan bibir bawah. Kemudian menyenandungkan nada-nada yang diinginkan

(57)

56 Gambar10. Posisi Mulut Pada Teknik Trumpet Voice

6. Click Roll

Caranya adalah dengan mengarahkan lidah ke rongga mulut bagian atas,

kemudian seperti halnya membunyikan huruf ‘R’.

7.Deep Throat

Caranya adalah dengan membunyikan nada rendah atau bass yang dikombinasi

dengan teknik menggetarkan bagian-bagian di sekitar tenggorokan, seperti

halnya orangyang mau membuang dahak, sehingga timbul voice atau bunyi

(58)

57

9.Rimshoot

Dengan cara memainkan bagian dalam mulut sehingga timbul bunyi mirip seperti

snare drum yang dipukul sisi luarnya dengan menggunakan stik dengan posisi

melintang.

10. Frogsound

Cara melakukan teknik ini adalah dengan menghirup udara dari mulut dan

memposisikan lidah yang ditekuk kebelakang dan bentuk mulut hingga tercipta

suara menyerupai suara katak.

11. Water Drop

Seperti artinya water drop, teknik ini diimitasikan supaya mirip dengan bunyi air

menetes yang cara membunyikannya dengan memukul pipi dengan jari yang

dikombinasikan dengan mulut yang seperti berbicara “oiy” tanpa suara.

3.3.2 Jenis Lagu yang Digunakan

Jenis lagu yang sering dibawakan oleh komunitas Gendang Mulut bervariasi.

Mulai dari musik DJ, Hip-Hop, Jazz, Pop, Dangdut, hingga musik tradisional

(59)

58

audience atau acara yang mengundang mereka untuk tampil. Dan yang paling

sering adalah lagu-lagu sedang booming atau sedang naik daun, baik itu lagu

barat, Indonesia maupun tradisional.

3.3.3 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Komunitas Gendang Mulut

Sebuah komunitas ataupun organisasi tentunya akan menjadi lebih baik

terlaksanaapabila didukung dengan sarana dan prasana. Tidak terkecuali dengan

komunitas musik beatbox Gendang Mulut. Sarana dan prasarana yang digunakan

antara lain:

a. Mikrofon

Komunitas Gendang Mulut mempunyai sebuah mikrofon untuk beatbox

yang sering mereka gunakan saat sedang latihan. Penggunaan mikrofon sangat

membantu mereka dalam teknik micingatau melakukan beatbox dengan mikrofon,

dimana dengan menggunakan mikrofon akan memberikan efek - efek suara

tertentu. Cara penggunaan mikrofon dalam kegunaannya berbeda - beda. Untuk

seorang beatboxer, cara memegang mikrofon yang umum adalah dengan

memegang kepala mikrofon dengan jari jempol, telunjuk dan jari tengah,

sedangkan jari yang lainnya menggenggam badan mikrofon. Mulut diarahkan ke

lingkaran genggaman dimana terdapat kepala mikrofon. Jarak untuk

menghasilkan tekanan bunyi yang tidak menghantam langsung ke dalam kepala

mikrofon. Bagi mereka yang mempunyai power (tekanan) udara sangat besar,

(60)

59 mulut, hal ini menyangkut emosi dalam berbeatbox, dan juga kepekaan terhadap

hasil dari bunyi yang dimainkan ketika keluar di loudspeaker.

b. Sound System

Sound system adalah suatu sistim tata suara agar suatu ruangan atau area,

bisa mendengarkan yang bersumber dari suara hasil rekaman atau langsung

menggunakan mikrofon atau yang berasal dari peralatan elektronik misalnya

peralatan band.Peralatannya terdiri dari sumber suara seperti CD/MP3, mikrofon,

mixer, amplifier dan loudspeaker yang semuanya dihubungkan dengan kabel.

3.4 Hambatan - Hambatan yang Dihadapi Komunitas Gendang Mulut

Adapun hambatan - hambatan yang sering dialami dalam pelaksanaan kegiatan

latihan Gendang Mulut adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya Kedisplinan

Kedisiplinan dalam komunitas atau organisasi akan terbangun bukan hanya

membutuhkan satu orang anggota saja yang menjalankan aturan-aturan dalam

komunitas. Akan tetapi memang untuk membangun kedisiplinan komunitas itu

harus juga diawali dari masing-masing individu dari anggota yang tergabung

dalamnya. Namun hal ini pulalah yang sering menjadi permasalahan dalam

Gambar

Gambar 1.Penampilan Billy BdaBXSaatMengikutiLombaWorld
Gambar 2.PenampilannIchsanSaatnMengikutinAjang Pencarian Bakat
Gambar 4. Logo Komunitas Gendang Mulut
Gambar 5. Anggota Komunitas Gendang Mulut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dalam hal ini variabel Kesadaran Merek

Pendapatan daerah Kabupaten Tanggamus terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain - lain PAD. Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari

51 BIANA HASTARI,S.Pd TK DHARMA WANITA SENDANGHAJI MERAKURAK 52 NISWATIL ELYA, S.Pd,S.PdI TK TUNAS HARAPAN KORO MERAKURAK 53 ZUMROTUL AINI LAILATUL. FITRI,S.Pd TK BINA

Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.. Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh

kelompok kontrol. Kesimpulan dan Saran.. Berdasarkan hasil dari analisa data dan perhitungan uji statistik, dapat diambil kesimpulan bahwa Ada perbedaan pengaruh core

Sistim manajemen operasi pelayaran digunakan untuk koordinasi antara crew kapal dengan Principal/XYZ (Bagian Operasi), ABC (Ship Management), DEF (Manning), Agency

(1) Tunjangan Alat Kelengkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf f diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang duduk dalam Badan Musyawarah,

Model pemilihan moda yang dihasilkan dalam studi ini merupakan analisis untuk pergerakan penumpang bus dan mobil sewa untuk rute Manado – Gorontalo. Studi dapat