• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Jaringan Rsvp Menggunakan Simulator Opnet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kinerja Jaringan Rsvp Menggunakan Simulator Opnet"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP

MENGGUNAKAN SIMULATOR

OPNET

Diajukan untuk memenuhi salah satu peryaratan dalam

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada departemen teknik elektro Oleh

PANJI FIRMANSYAH

110422042

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi

data, untuk sebuah layanan internet yang terintegrasi. RSVP dapat digunakan baik oleh host maupun oleh router untuk memesan level QoS khusus untuk aliran data dari suatu aplikasi.

Analisis kinerja jaringan RSVP ini dapat dilakukan dengan metode simulasi menggunakan bantuan software Optimized Network Engineering Tool (OPNET). Pada Tugas Akhir ini, penulis merancang konfigurasi jaringan RSVP untuk 3 buah Gedung yang masing-masing gedung memilki 5 buah workstation, 1 buah router dan 1 buah server. Yang mana dapat dianalisis parameter kinerja jaringan RSVP yaitu packet loss, rata-rata delay dan troughput.

Dari hasil analisis bahwa hasil pengujian pada perancangan jaringan RSVP memiliki selisih rata-rata delay yang tidak terlalu besar, yaitu 0.0328 ms, 2.27 ms dan 0.0375 ms. Sedangkan untuk hasil troughput memiliki nilai yang kecil dengan selisih terlalu besar yaitu 90 bps, 890 bps dan 0.0119 bps. Dan untuk hasil pengujian packet loss nilai yang dihasilkan secara global antara 3 buah gedung perkantoran (A, B, C) memiliki nilai packet loss yang sama yaitu sebesar 9.8 %.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH S.W.T, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET “ yang dibuat untuk

memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasisiwa dalam menyelesaikan pendidikan program S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Naemah Mubarakah ST. MT selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Masykur SJ selaku Dosen Wali Teknik Elektro/ Teknik Energi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara.

5. Dosen Pembanding yang membantu dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini 6. Seluruh staf pengajar di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

(5)

7. Untuk ayahanda dan ibunda tercinta, yang telah memberi banyak dukungan, semangat, dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Untuk kakak, adik dan untuk kekasih Nola tersayang yang selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

9. Seluruh teman-teman Ekstensi Teknik Elektro Telekomunikasi stambuk 2011, khususnya buat Yopie, Febry, Teuku pon dan teman seperjuangan Henra Pranata Siregar yang telah membantu penulis didalam pembuatan Tugas Akhir ini.

10.Seluruh teman-teman Asrama Mahasiswa Aceh (AMA-Treen) Medan dan sahabat ku Ardi Arsyad dan Yusri yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis begitu menyadari bahwa di dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan laporan ini.

Medan, Desember 2014 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metode Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan ... 5

2.2 Konsep Dasar Jaringan RSVP ... 6

2.2.1 Aliran Data RSVP ... 6

2.2.2 Qos dalam RSVP ... 7

(7)

2.3 Protokol Jaringan RSVP ... 13

2.4 Konfigurasi Jaringan RSVP ... 14

2.5 Jaringan ... 15

BAB III PEMODELAN JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN OPNET 3.1 Umum ... 17

3.5 Perancangan Jaringan Menggunakan Simulator OPNET ... 20

3.6 Langkah-langkah Simulasi ... 20

3.7 Model Jaringan ... 21

3.8 Parameter-parameter kinerja jaringan RSVP ... 23

3.9 Parameter Simulasi ... 25

3.10 Skenario Simulasi ... 26

(8)

4.2.4 Troughput Gedung C ke Gedung B ... 30

4.2.5 Rata-rata delay ... 30

4.2.2.1 Rata-rata Delay Gedung A ke Gedung C ... 30

4.2.2.2 Rata-rata Delay Gedung B ke Gedung A ... .. 31

4.2.2.3 Rata-rata Delay Gedung C ke Gedung B ... .. 32

4.2.6 Packet Loss ... 33

4.3 Perbandingan nilai troughput, rata-rata delay dan packet loss 34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 36

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Jaringan RSVP ... 8

Gambar 2.2 Jaringan RSVP... 13

Gambar 3.1 Diagram Alir Simulasi Jaringan Dengan OPNET ... 20

Gambar 3.2 Model Jaringan Keseluruhan ... 22

Gambar 4.1 Troughput Gedung A ke Gedung C... 28

Gambar 4.2 Troughput Gedung B ke Gedung A... 29

Gambar 4.3 Troughput Gedung C ke Gedung B ... 30

Gambar 4.4 Rata-rata Delay Gedung A ke Gedung C ... 31

Gambar 4.5 Rata-rata Delay Gedung B ke Gedung A ... 32

Gambar 4.6 Rata-rata Delay Gedung C ke Gedung B ... 33

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Katagori Rata-rata Delay ... 24

Tabel 3.2 Katagori Packet Loss ... 24

Tabel 3.3 Katagori Troughput ... 25

Tabel 3.4 Pengaturan Aplikasi ... 26

Tabel 3.5 Tabel Permintaan QoS ... 26

(11)

ABSTRAK

Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi

data, untuk sebuah layanan internet yang terintegrasi. RSVP dapat digunakan baik oleh host maupun oleh router untuk memesan level QoS khusus untuk aliran data dari suatu aplikasi.

Analisis kinerja jaringan RSVP ini dapat dilakukan dengan metode simulasi menggunakan bantuan software Optimized Network Engineering Tool (OPNET). Pada Tugas Akhir ini, penulis merancang konfigurasi jaringan RSVP untuk 3 buah Gedung yang masing-masing gedung memilki 5 buah workstation, 1 buah router dan 1 buah server. Yang mana dapat dianalisis parameter kinerja jaringan RSVP yaitu packet loss, rata-rata delay dan troughput.

Dari hasil analisis bahwa hasil pengujian pada perancangan jaringan RSVP memiliki selisih rata-rata delay yang tidak terlalu besar, yaitu 0.0328 ms, 2.27 ms dan 0.0375 ms. Sedangkan untuk hasil troughput memiliki nilai yang kecil dengan selisih terlalu besar yaitu 90 bps, 890 bps dan 0.0119 bps. Dan untuk hasil pengujian packet loss nilai yang dihasilkan secara global antara 3 buah gedung perkantoran (A, B, C) memiliki nilai packet loss yang sama yaitu sebesar 9.8 %.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, dapat dilihat banyaknya perkembangan teknologi telekomunikasi yang terjadi. Berbagai variasi layanan terbaru bermunculan setiap saat. Dengan berkembangnya berbagai layanan komunikasi, seperti layanan suara, data, dan video, semakin besar pula tantangan untuk menyediakan jaringan dan

mengembangkan teknik-teknik terbaru untuk mendukung komunikasi yang efisien dan handal. Berbagai teknologi jaringan muncul dengan tujuan untuk mengakomodir layanan-layanan komunikasi yang semakin beragam agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Teknologi jaringan yang muncul tersebut di antaranya adalah jaringan Resource Reservation Protocol (RSVP).

Jaringan RSVP merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah layanan internet yang terintegrasi. RSVP ini juga dipakai oleh host atau router untuk mengantar permintaan QoS ke semua node disepanjang jalur aliran data, dan dapat dipakai juga untuk membangun kondisi RSVP yang di desain untuk beroperasi dengan protokol peroutingan unicast dan multicast.

Untuk itu perlu dianalisis kinerja dari jaringan RSVP ini, dimana kita akan simulasikan pada simulator Optimized Network Engineering Tool ( OPNET ), karena penggunaannya lebih mudah, sesuai dengan parameter-parameter yang

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana Prinsip Kerja Jaringan RSVP.

2. Faktor-faktor atau parameter apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja

jaringan RSVP.

3. Bagaimana Pemodelan kinerja jaringan RSVP menggunakan perangkat

Opnet.

4. Bagaimana menganalisis kinerja jaringan RSVP menggunakan perangkat lunak OPNET.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah :

Menganalisis kinerja jaringan RSVP berupa Rata-rata Delay, troughput dan packet loss menggunakan simulator OPNET.

1.4 Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan Tugas Akhir ini, maka dibuat pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Jaringan yang ditinjau adalah jaringan RSVP (Resource Reservation Protocol).

2. Hanya membahas aspek-aspek jaringan RSVP secara umum. 3. Perangkat lunak yang digunakan adalah OPNET Modeler versi 14.5

(14)

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Berupa studi kepustakaan dan kajian dari jurnal-jurnal, artikel dan

buku-buku teks pendukung.

2. Simulasi dengan menggunakan perangkat lunak OPNET.

3. Analisis hasil kinerja jaringan berdasarkan simulasi yang sudah dibuat

menggunakan OPNET.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai Tugas Akhir ini, secara singkat dapat diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan tentang bagaimana prinsip dari jaringan RSVP (Resource Reservation Protokol) secara umum yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan.

BAB III: PEMODELAN JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN

OPNET

(15)

BAB IV: HASIL DAN ANALISIS SIMULASI KINERJA JARINGAN

RSVP MENGGUNAKAN OPNET

Bab ini berisi tentang analisis kinerja jaringan RSVP dengan parameter berupa throughput, rata-rata delay dan packet loss, menggunakan software OPNET Modeler versi 14.5.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pendahuluan

Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi

data, untuk sebuah layanan internet yang terintegrasi. RSVP ini juga dipakai oleh host atau router untuk mengantar permintaan QoS ke semua node disepanjang

jalur aliran data, dan dapat dipakai juga untuk membangun kondisi RSVP yang di desain untuk beroperasi dengan protokol peroutingan unicast dan multicast [1].

(17)

2.2 Konsep Dasar Jaringan RSVP

Dasar dari RSVP adalah meminta spesifikasi untuk end-to-end QoS yang dibutuhkan dan definisi dari set data paket untuk menerima QoS. RSVP berguna untuk lingkungan dimana QoS reservation data didukung oleh lokasi resource dari pada penambahan resource. RSVP mendukung akses pada pelayanan internetworking yang terintegrasi, dimana host dan network bekerja untuk mencapai penjaminan kualitas pengiriman end-to-end. Semua host, router dan komponen lain dalam infrastruktur elemen jaringan antara pengirim dan penerima harus mendukung RSVP. Tiap-tiap elemen jaringan ini mencadangkan resource sistem, seperti bandwith, CPU dan buffer memory, untuk memenuhi permintaan QoS. Hal inilah yang diharapkan, meskipun demikian, akan memerlukan biaya tambahan pada ISP untuk mencadangkan resource-nya untuk RSVP pemesanan QoS. Kontrol QoS RSVP memerlukan pesan-pesan yang dikirimkan untuk mencadangkan resource sepanjang node (router dan host) selama pencadangan pengantaran pada penerima [1].

Keunggulan jaringan RSVP :

1. User dapat meminta jaminan QoS ke router untuk meminta penyediaan

QoS sesuai kebutuhan.

2. Adanya kerjasama antar router RSVP menyebabkan utilisasi bandwidth secara keseluruhan lebih efisien.

3. Dapat diaplikasikan pada layanan multicast dan unicast.

2.2.1 Aliran Data RSVP

(18)

dan tidak membuat keputusan untuk setiap datagram individual. Sebuah aliran data RSVP didefinisikan sebagai aliran datagram yang bersifat simplex menuju tujuan tertentu. RSVP mendukung sesi simplex untuk unicast dan multicast.

2.2.2 QoS dalam RSVP

RSVP digunakan untuk menetapkan sumberdaya untuk QoS oleh host

dan router. Host menggunakan RSVP untuk meminta level QoS dari jaringan

untuk kepentingan data stream aplikasi. Router menggunakan RSVP untuk mengirimkan permintaan level QoS ke router yang lain sepanjang jalur data stream. Dengan demikian, RSVP mengurus router dan host dalam menyediakan

permintaan level QoS untuk aplikasi data stream tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan disini adalah bandwith. Untuk aplikasi voice yang mempunyai toleransi minimal terhadap Delay dan paket loss, diperlukan bandwith yang terjamin untuk aplikasi sehingga dapat berjalan dengan baik. Karena bila bandwith yang tersedia kurang dari bandwith yang diperlukan, maka akan mengakibatkan Delay menjadi lebih tinggi dan packet loss juga semakin tinggi. Dan RSVP mampu menyediakan mekanisme untuk penjaminan bandwith dalam aplikasi data stream tersebut [2].

2.2.3 Quality of Srevice (QoS)

(19)

QoS adalah kemampuan suatu network untuk menyediakan service yang lebih baik untuk user dalam membagi bandwith sesuai kebutuhan data dan voice yang digunakan. Pada jaringan RSVP, QoS diimplementasikan dengan mekanisme yang disebut :

a. Packet classifier

Packet classifier menentukan kelas QoS untuk setiap paket.

b. Admission control

Admission control berfungsi untuk mengecek apakah masing-masing node

dalam path yang dipesan memiliki bandwidth yang cukup untuk memenuhi QoS yang diminta.

c. Policy control

Policy control mengecek apakah user memiliki hak administratif untuk melakukan reservasi.

Gambar 2.1 Struktur Jaringan RSVP

Dari Gambar 2.1, QoS diimplementasikan pada aliran data terpisah melalui mekanisme traffic control. Mekanisme tersebut terdiri dari packet classifier, admission control, packet scheduler. Selama pembangunan reservasi,

(20)

dan policy control. Admission control menentukan apakah node memiliki ketersediaan resource yang cukup untuk menyuplai QoS yang diminta. Policy control menentukan apakah user memiliki izin administratif untuk melakukan reservasi. Jika kedua proses berhasil, selanjutnya parameter – parameter di-set dalam packet classifier dan interface layer link (misal packet scheduler) untuk mendapatkan QoS yang diinginkan. Jika terdapat proses yang gagal maka program RSVP mengirimkan pemberitahuan kesalahan kepada proses aplikasi yang meminta. RSVP mengirim dan mengontrol parameter QoS dan policy control sebagai data yang tertutup, kemudian melewatkannya ke modul policy control dan traffic control. Pada jaringan RSVP, di pengirim secara periodik mengirim pesan path RSVP yang menggunakan karakteristik aliran data untuk menjelaskan trafik yang dihasilkan oleh pengirim. Ketika modul RSVP di receiver menerima pesan path. Kemudian penerima modul RSVP membawa

permintaan sebagai pesan Resv ke semua node sepanjang jalur data balik sampai menuju pengirim. RSVP merupakan protokol pen-setup reservasi resource yang didesain untuk layanan terintegrasi internet. RSVP dipakai oleh host untuk meminta QoS dari jaringan untuk aliran data aplikasi [1].

(21)

kriteria performansi yang menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan.

QoS digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/IP internet atau intranet. Ada beberapa metode untuk mengukur kualitas koneksi seperti konsumsi bandwidth oleh user, ketersediaan koneksi, latency, losses dan lain-lain. Sekarang kita bahas istilah – istilah dalam Quality of Service

yaitu :

1. Bandwidth

Bandwidth adalah kapasitas atau daya tampung kabel ethernet agar dapat

dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan dengan satuan bit per second [bps]. Bandwidth internet di sediakan oleh provider internet atau yang kita kenal ISP dengan jumlah tertentu tergantung sewa pelanggan. Dengan QoS kita dapat mengatur agar user tidak menghabiskan bandwidth yang di sediakan oleh provider.

2. Latency

Jika kita mengirimkan data sebesar 3 Mbyte pada saat jaringan sepi waktunya 5 menit tetapi pada saat ramai 15 menit, hal ini di sebut latency. Latency pada saat jaringan sibuk berkisar 50 – 70 msec.

3. Losses

Losses adalah jumlah paket yang hilang saat pengiriman paket data ke

(22)

4. Availability

Availability berarti ketersediaan suatu layanan web, smtp, pop3 dan

aplikasi pada saat jaringan LAN/ WAN sibuk maupun tidak. Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

1. Untuk memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan.

2. Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada. 3. Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif

terhadap Delay , seperti voice dan video.

4. Untuk merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran trafik di jaringan.

2.2.4 Integrated Service

Integrated Service menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan

melalui negosiasi parameter-parameter jaringan secara end-to-end. Integrated Service Model atau disingkat IntServ merupakan sebuah model QoS yang bekerja

untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan QoS berbagai perangkat dan berbagai aplikasi dalam sebuah jaringan. Dalam model IntServ ini, para pengguna atau aplikasi dalam sebuah jaringan akan melakukan request terlebih dahulu mengenai servis dan QoS jenis apa yang mereka dapatkan, sebelum mereka mengirimkan data. Request tersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan sinyal-sinyal yang jelas dalam proses komunikasinya [3].

(23)

trafik tersebut akan menentukan hak-hak apa yang akan mereka dapatkan seperti misalnya berapa bandwidth dan Delay yang akan mereka terima dan gunakan.

Untuk itulah suatu jaringan akan melakukan suatu proses yang disebut admission control. Admission control adalah suatu mekanisme yang mencegah

jaringan mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan, maka jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat memulai untuk mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, maka sumber daya pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelola secara end-to-end sampai aplikasi tersebut selesai. Pada kebanyakan perangkat jaringan yang mampu menjalankan QoS model IntServ ini, dilengkapi sebuah sistem signaling yang bertugas untuk mengirimkan profile dan request mereka ke perangkat QoS. Sistem signaling tersebut sering disebut dengan istilah Resource Reservation Protocol (RSVP).

RSVP merupakan protokol signaling khusus untuk keperluan QoS. Protokol ini menggunakan info dari routing protocol untuk menentukan jalur terbaik menuju ke suatu lokasi. Meskipun RSVP sangat cocok digunakan untuk keperluan pengaturan QoS pada aplikasi real-time seperti IP Telephony,

NetMeeting, IPTV streaming, dan banyak lagi, namun penggunaan RSVP

sangatlah terbatas.

(24)

Gambar 2.2 Jaringan RSVP

Dari Gambar 2.2, dimana sebuah host yang terhubung secara end-to-end

ke host pelanggan dengan kinerja jaringan RSVP. Yang mana, pada waktu

pengiriman sebuah data dengan menggunakan jaringan RSVP dapat dilihat pada saat sebuah host ke host pelanggan maka terdapat antrian dari parameter-parameter yang telah ditentukan. Maka, akan ada umpan balik yang diterima dari host pelanggan ke host dengan bandwith tinggi yang mengalir/ terhubung pada jaringan to-end. Sebuah aplikasi memerlukan RSVP ini untuk meminta end-to-end QoS yang spesifik untuk streaming data. RSVP bertujuan untuk secara efisien men-setup jaminan resouce reservation QoS yang dapat mendukung routing protocol unicast dan multicast.

2.3 Protokol Jaringan RSVP

(25)

dipakai untuk membangun dan memelihara kondisi RSVP didesain untuk beroperasi dengan protokol peroutingan unicast dan multicast, sehingga RSVP bukan protokol perutingan.

Proses RSVP memeriksa database perutingan lokal untuk mendapatkan route. Protokol perutingan menentukan dimana paket akan diteruskan, RSVP

hanya fokus dengan QoS paket tersebut yang diteruskan dengan perutingan. Untuk mendapatkan efisiensi, RSVP membuat receiver bertanggung jawab dalam permintaan QoS, Permintaan QoS dari aplikasi host di receiver dilewatkan ke proses RSVP lokal. Kemudian protokol RSVP membawa permintaan ke semua node (host dan router) sepanjang path data menuju sumber data, tetapi hanya sejauh lokasi router path data yang dimiliki receiver bergabung dengan diagram distribusi multicast.

2.4 Konfigurasi Jaringan RSVP

Jaringan RSVP adalah jarigan IP yang semua host dan router-routernya adalah RSVP enable, karena RSVP dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan jarigan IP untuk mendukung performansi berbeda dari aplikasi yang berbeda pula. Jadi bila ingin menggunakan RSVP, tidak diperlukan untuk membentuk suatu jaringan baru. RSVP tidak menggantikan routing protocol yang sudah ada, yang menentukan kemana paket akan diteruskan. Sementara itu routing paket IP protokol adalah dinamis, yang berarti rute akan ditentukan secara

(26)

2.5 Jaringan

Jaringan adalah komputer-komputer (host-host) yang saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan topologi tertentu, dalam satu area tertentu. Suatu jaringan dapat dikatakan trafiknya padat atau tinggi, apabila banyak host yang melakukan koneksi ke server didalam jaringan tersebut. Sehingga lalu lintas paket data yang padat dalam jaringan [6].

Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau

jitter yang berlebih.

Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut.

Secara umum jaringan komputer dibagi atas tiga jenis, yaitu; 1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam

sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai

(27)

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN

yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis

(28)

BAB III

PEMODELAN JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN OPNET

3.1 Umum

Untuk mengevaluasi kinerja sebuah jaringan komunikasi ada beberapa

cara yaitu dengan analisis dan pemodelan matematis, dengan simulasi, gabungan

dari analisis dan simulasi, dan dengan test-bed emulation. Cara yang paling

banyak digunakan adalah dengan simulasi karena memiliki kelebihan dibanding

metode lain. OPNET merupakan salah satu tools yang paling banyak digunakan

untuk memodelkan dan mengevaluasi kinerja jaringan komunikasi [5].

3.2 Software OPNET

Optimized Network Engineering Tool ( OPNET ) merupakan salah satu

tools yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja jaringan. OPNET

menggunakan suatu metode simulasi yang disebut Discrete Event Simulation

(DES) yang memungkinkan pemodelan dengan lebih akurat dan diterapkan secara

luas pada berbagai jaringan [5]. Pada DES, simulasi berjalan dengan eksekusi

event selanjutnya yang sudah dijadwalkan. Waktu simulasi diupdate setelah event

terjadwal selanjutnya dieksekusi.

Pada Tugas Akhir ini, penulis menggunakan OPNET Modeler versi 14.5.

Adapun pemilihan software OPNET untuk Tugas Akhir ini karena, OPNET

memiliki banyak kelebihan, di antaranya:

1. Mudah dipelajari karena menyediakan Graphical User Interface (GUI) yang

(29)

2. Dapat memodelkan keseluruhan komponen jaringan, termasuk router,

switch, protokol, server, dan berbagai layanan suatu jaringan. Sistem

komunikasi mulai dari LAN hingga jaringan global dapat dimodelkan

menggunakan OPNET.

3. Memiliki proses yang cepat dalam mensimulasikan suatu jaringan.

4. Memiliki komunitas yang besar. Lebih dari 500 perusahaan besar, penyedia

layanan, dan organisasi pemerintah di seluruh dunia menggunakan OPNET.

3.3 Instalasi OPNET

Sebelum menginstal OPNET di komputer, penulis harus terlebih dahulu

menginstal Microsoft Visual C++ sebagai compiler OPNET. Setelah itu OPNET

bisa diinstal dengan terlebih dahulu melihat persyaratan sistem minimum yang

dibutuhkan yaitu sebagai berikut:

a. Sistem Operasi Windows XP SP2, Vista, atau Windows 7

b. Prosesor Intel Pentium III atau kompatibel 1,5 GHz atau lebih tinggi

c. RAM minimal 512 MB.

d. Ruang kosong hardisk 3-5 GB

e. Display monitor 1024 x 768

Instalasi OPNET memerlukan langkah yang cukup panjang, dan

langkah-langkahnya bisa dilihat pada Lampiran.

3.4 Editor OPNET Modeler

OPNET Modeler memiliki beberapa jenis editor untuk merancang dan

mensimulasikan jaringan-jaringan fleksibel. Editor-editor ini, mudah digunakan

(30)

memudahkan untuk memahami tentang jaringan yang akan penulis simulasikan.

Adapun beberapa diantara editor-editor yang terdapat pada OPNET adalah project

editor, nodeeditor, dan processmodel editor.

3.4.1 ProjectEditor

Project editor merupakan area utama untuk merancang jaringan. Pada

project editor tersedia menu, toolbar, serta jendela utama yang digunakan untuk

memodelkan sistem. Fungsi dari projecteditor di antaranya;

a. Membuat dan menyunting model atau komponen-komponen jaringan

b. Membuat model turunan dari node maupun link

c. Menyesuaikan lingkungan jaringan

d. Menjalankan simulasi

e. Memilih dan menganalisa hasil simulasi

3.4.2 Nodeeditor

Node editor dapat digunakan untuk membuat node-node penyusun suatu

komponen jaringan, misalnya switch. Tiap komponen jaringan tersusun dari node

-node yang bisa dimodelkan pada nodeeditor ini. Tiap node yang dibuat memiliki

fungsi-fungsinya tersendiri, seperti untuk membangkitkan paket, untuk antrian,

pemrosesan paket, dan untuk menerima atau mengirimkan paket.

3.4.3 Process Model Editor

Process model editor digunakan untuk mengontrol proses dari sebuah

node yang dibuat pada node editor. Tiap proses dibuat dengan lambang berwarna

hijau atau merah yang mewakili suatu keadaan. Setiap keadaan melakukan

(31)

3.5 Perancangan Jaringan Menggunakan Simulator OPNET

OPNET menyediakan sejumlah besar model standar dari perangkat komunikasi yang dapat digunakan untuk merancang jaringan mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Jaringan yang sudah dirancang kemudian dapat disimulasikan dan hasilnya dianalisis.

3.6 Langkah-langkah Simulasi

Adapun langkah-langkah simulasi jaringan RSVP menggunakan OPNET dapat dilihat dari Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Alir Simulasi Jaringan Dengan OPNET

(32)

digunakan disesuaikan dengan kebutuhan akan parameter jaringan yang akan dianalisis.

2. Setelah topologi jaringan dibuat dan semua komponen sudah saling terhubung hal selanjutnya adalah mengkonfigurasi parameter / atribut dari setiap objek yang ada. Di sini ditetapkan parameter trafik, parameter QoS, dan yang lainnya.

3. Setelah semua objek dikonfigurasi, langkah selanjutnya adalah pemilihan statistik kinerja jaringan yang akan dijalankan.

4. Langkah selanjutnya adalah menjalankan simulasi. Sebelum simulasi penulis jalankan, terlebih dahulu penulis mengatur atribut simulasi agar penulis dapat melihat beberapa event yang telah dijalankan.

5. Setelah simulasi telah dijalankan, maka hasil simulasi akan muncul berupa grafik-grafik dari parameter kinerja jaringan yang telah ditentukan sebelumnya.

6. Langkah terakhir menganalisis hasil simulasi, dari hasil yang di dapat, penulis dapat melihat apakah hasil dari simulasi sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan teori.

3.7 Model Jaringan

(33)

Gambar 3.2. Model Jaringan Keseluruhan

Sebelum jaringan RSVP disimulasikan, terdapat komponen-komponen standar RSVP yang tersedia pada OPNET Modeler yaitu :

1. Server

Pengertian server adalah sebuah komputer yang mengatur lalu lintas data yang terjadi pada sebuah jaringan. Pada sebuah jaringan terdiri diri banyak beberapa komputer dan saling terhubung. Komputer server ini memberikan pelayanan bagi sejumlah komputer yang saling berhubungan, dalam melakukan akses data misalnya untuk untuk pembatasan akses, melakukan kontrol data, dan aliran data yang terjadi [7].

2. Router

(34)

pada tujuan bagaimana fungsi router dibuat. Menggunakan router yang tepat sangat penting dalam jaringan komputer, sehingga harus memahami berbagai jenis router dan fungsi router yang mereka berikan. Fungsi router pada umumnya adalah sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Namun router berbeda dengan Switch, karena Switch hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer dan membentuk LAN (Local Area Network). Sedangkan router digunakan untuk menghubungkan antar satu LAN dengan LAN yang lainnya [8].

3. Workstation

Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk

menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing data, sharing printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan pada komputer workstation berarti komputer yang digunakan tidak dapat masuk dalam jaringan sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan komputer server maupun komputer lain dalam jaringan tersebut [8].

3.8 Parameter – parameter Kinerja Jaringan RSVP

Parameter-parameter kinerja jaringan RSVP, yaitu : 1. Rata-rata Delay

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari

(35)

Tabel 3.1. Katagori Delay (versi Thipon) [9].

Untuk menentukan nilai Rata-rata Delay digunakan Persamaan 3.1.

Rata-rata Delay =

(3.1)

2. Packet Loss

Packet Loss Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi aplikasi tersebut [9].

Untuk menghitung loss digunakan Persamaan 3.2. Tabel 3.2. Katagori Packet Loss (versi Thipon) [9].

(36)

3. Troughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur

dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. [9].

Tabel 3.3. Katagori Packet Loss (versi Thipon) [9]. Katagori

Setelah model jaringan selesai dibuat, selanjutnya dilakukan pengaturan parameter untuk di simulasikan. Adapun parameter-parameter yang digunakan untuk simulasi ini adalah :

1. LAN Link yang digunakan adalah PPP_DS1 2. Aplikasi yang digunakan adalah FTP.

3. Data yang dikirimkan untuk masing-masing client 102400 byte. 4. Pengaturan aplikasi ditunjukkan pada Tabel 3.4, untuk atribut dan

nilai default untuk FTP dapat di lihat pada Lampiran.

(37)

6. Parameter lain diset ke nilai default OPNET. 7. Durasi simulasi 1 jam.

Tabel 3.4 Pengaturan Aplikasi

Atribut Server Client

FTP - Eksponensial (10)

Constans (102400) byte

Alamat Transport Server_win Auto assigned

Waktu mulai - Constans (100)

Durasi - End Of Simulations

Tabel 3.5 Permintaan QoS

No Aplikasi Layanan Bandwith (bytes/sec)

Buffer Size (bytes)

1 FTP RSVP 50.000 10.000

3.10 Skenario Simulasi

Pada tugas akhir ini terdapat skenario dan masing-masing hasilnya akan dibandingkan dan dianalisis. Yang mana, hasil yang akan diukur berupa troughput, rata-rata delay dan packet loss antara gedung A ke Gedung B, Gedung

B ke Gedung C dan Gedung A ke Gedung C.

Pada skenario yang telah dibuat terdapat parameter-parameter yang telah ditentukan yaitu packet loss, rata-rata delay dan troughput untuk masing-masing gedung.

 

(38)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS SIMULASI KINERJA JARINGAN RSVP

MENGGUNAKAN OPNET

4.1 Umum

Kualitas merupakan tingkat keberhasilan suatu sistem untuk memberikan layanan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam hal komunikasi data, kualitas dikatakan maksimal apabila setiap paket data yang terkirim sama persis dengan data yang dikirim dengan nilai waktu tunda seminimal mungkin. Bagi pengguna, kualitas maksimal merupakan tingkat kepuasan dalam mempergunakan suatu layanan.

Di dalam bab ini, penulis akan menganalisis kinerja jaringan RSVP yang akan disimulasikan menggunakan OPNET. Sesuai dengan yang ada pada Gambar 3.2 jaringan RSVP. Yang mana didalam simulasi ini ada beberapa parameter yang akan penulis ukur, parameter yang menjadi bahan analisis adalah berupa throughput, rata-rata delay dan packet loss yang dihasilkan pada waktu terjadi pengiriman paket data sampai penerimaan paket data. Untuk pengujian parameter yang akan dibahas adalah dengan melakukan pengujian dengan menggunakan OPNET, dimana pengujian yang dilakukan antara lain :

1. Mengukur dan menganalisis parameter berupa throughput, rata-rata delay dan packet loss dari gedung A ke Gedung C.

(39)

3. Mengukur dan menganalisis parameter berupa throughput, rata-rata delay dan packet loss dari gedung C ke Gedung B.

4.2 Hasil dan Analisis Simulasi

Dari simulasi yang dihasilkan OPNET berupa grafik-grafik yang menyatakan nilai dari kinerja jaringan yang di inginkan sesuai dengan parameter yang ditentukan.

4.2.1 Troughput

Untuk hasil simulasi, dapat di lihat nilai throughput yang dihasilkan berupa grafik dengan beberapa skenario, yaitu :

4.2.1.1Troughput untuk Gedung A ke Gedung C

Pada Gambar 4.1, dapat dilihat hasil troughput untuk Gedung A ke Gedung C.

Gambar 4.1. Troughput Gedung A ke Gedung C

(40)

data yang dikirim naik sebesar 85 bits. Pada waktu 3000 sampai 3600 second data yang dikirim mengalami penurunan 84 bits. Sehingga dengan menggunakan rumus persamaan 3.3 nilai troughput yang didapat sebesar 90 bps.

4.2.1.2Troughput untuk Gedung B ke Gedung A

Pada Gambar 4.2, dapat dilihat hasil troughput untuk Gedung B ke Gedung A.

Gambar 4.2. Troughput Gedung B ke Gedung A

(41)

4.2.1.3Troughput untuk Gedung C ke Gedung B

Pada Gambar 4.3, dapat dilihat hasil troughput untuk Gedung C ke Gedung B.

Gambar 4.3. Troughput Gedung C ke Gedung B

Dari Gambar 4.3, nilai troughput untuk Gedung B ke Gedung A pada saat proses pengiriman data 0 sampai 10 second mengalami kenaikan 0.025 bits. Pada waktu 10 sampai 20 second data yang dikirim mengalami penurunan sebesar 0.006 bits. Pada waktu 20 sampai 70 second data yang dikirim naik sebesar 0.012 bits. Sehingga nilai troughput yang didapat dari rumus persamaan 3.3 sebesar 0.0119 bps.

4.2.2 Rata-rata delay

Dari hasil simulasi, dapat di lihat nilai rata-rata delay yang dihasilkan berupa grafik dengan beberapa skenario, yaitu :

4.2.2.1Rata-rata delay untuk Gedung A ke Gedung C

(42)

Gambar 4.4 Rata-rata delay Gedung A ke Gedung C

Dari Gambar 4.4, nilai rata-rata delay untuk Gedung A ke Gedung C pada saat proses pengiriman data dari waktu 0 sampai 10 second delay yang terjadi sebesar 0,000057 second. Pada waktu 10 sampai 40 second delay mengalami penurunan sebesar 0,000033 second. Pada waktu 40 sampai 60 second delay naik sebesar 0,000039 second. Pada waktu 60 sampai 200 second delay

mengalami penurunan sebesar 0,000018 second. Pada waktu 200 sampai 3600 second delay stabil sebesar 0,000017 second. Sehingga nilai rata-rata delay yang diperoleh dari rumus persamaan 3.1 sebesar 0,0328 ms.

4.2.2.2 Rata-rata delay Gedung B ke Gedung A

(43)

Gambar 4.5. Rata-rata delay Gedung B ke Gedung A

Dari Gambar 4.5, nilai rata-rata delay untuk Gedung B ke Gedung A pada saat proses pengiriman data dari waktu 0 sampai 12 second delay yang terjadi sebesar 0,0013 second. Pada waktu 12 sampai 50 second delay mengalami penurunan sebesar 0,0009 second. Pada waktu 50 sampai 70 second delay naik sebesar 0,0027 second. Pada waktu 70 sampai 180 second delay mengalami penurunan sebesar 0,0018 second. Pada waktu 180 sampai 700 second delay naik sebesar 0,0032 second. Pada waktu 700 sampai 1000 second delay turun sebesar 0,0029 second. Pada waktu 1000 sampai 3600 second delay stabil sebesar 0,0031 second. Sehingga nilai rata-rata delay yang didapat dari rumus persamaan 3.1 sebesar 2,27 ms.

4.2.2.3Rata-rata delay Gedung C ke Gedung B

(44)

Gambar 4.6. Rata-rata delay Gedung C ke Gedung B

Dari Gambar 4.6, nilai rata-rata delay untuk Gedung C ke Gedung B pada saat proses pengiriman data pada waktu 0 sampai 10 second delay mengalami penurunan dari 0,000075 second menjadi 0 second. Sedangkan pada waktu 20 sampai 40 second delay naik dari 0 second sampai 0,000075 second. Sehingga nilai rata-rata delay yang didapat dari rumus persamaan 3.1 sebesar 0,0375 ms.

4.2.3 Packet Loss

(45)

Gambar 4.7. Packet Loss Untuk Semua Gedung Secara Global

Dari grafik yang diperoleh dari pengukuran, hasil nilai packet loss yang terjadi secara global ditunjukan pada Gambar 4.7. Dimana terlihat perbedaan jumlah paket yang dikirim dengan jumlah paket yang diterima, sehingga nilai packet loss rata-rata yang dihasilkan secara global dengan menggunakan

Persamaan 3.2 sebesar 9,8 %.

4.3 Perbandingan nilai Troughput, Rata-rata delay dan Packet Loss

Dari hasil simulasi analisis grafik yang di dapat sesuai dengan parameter yang ditentukan, dapat di lihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran

Skenario

Parameter

Troughput

(bps)

Rata-rata delay

(ms)

Packet Loss

(%)

Gedung A↔C 90 0.0328 9.8

Gedung B↔A 890 2.27 9.8 

(46)

Dari Tabel 4.1, terdapat beberapa parameter yang akan penulis ukur yaitu troughput, rata-rata delay dan packet loss. Untuk nilai troughput yang diperoleh

pada pengujian gedung A ke gedung C yaitu 90 bps, untuk nilai troughput yang diperoleh pada pengujian gedung B ke gedung A yaitu 890 bps, dan untuk nilai troughput yang diperoleh pada pengujian gedung C ke gedung B yaitu 0.0119 bps.

Bila nilai troughput yang diperoleh semakin besar, maka kualitas layanan semakin baik, jika nilai troughput semakin kecil, maka kualitas layanan menurun. Dari hasil nilai troughput antara masing-masing gedung, nilai troughput yang terkecil adalah antara gedung C ke gedung B yaitu 0.0119 bps. Dan nilai troughput tertinggi antara gedung B ke gedung A yaitu 890 bps. Jadi, nilai troughput yang diperoleh tersebut masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan karena adanya interferensi, banyaknya pengguna dalam topologi jaringan yang digunakan.

Untuk hasil rata-rata delay , nilai yang diperoleh untuk rata-rata delay gedung A ke gedung C yaitu 0.0328 ms, untuk nilai yang penulis peroleh untuk rata-rata delay gedung B ke gedung A yaitu 2.27 ms, dan untuk nilai yang penulis peroleh untuk rata-rata delay gedung C ke gedung B yaitu 0.0375 ms. Jadi, semakin kecil nilai rata-rata delay yang di dapatkan, maka semakin baik proses data yang dikirimkan. Dimana nilai rata-rata delay terkecil yaitu antara gedung A ke gedung B sebesar 0.0328 ms.

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Konfigurasi kinerja jaringan RSVP yang dirancang menggunakan software

OPNET, didalam sebuah perkantoran dengan jaringan LAN berhasil dijalankan dengan baik.

2. Berdasarkan hasil pengujian packet loss dengan menggunakan OPNET, nilai packet loss yang dihasilkan secara global antara 3 buah gedung

perkantoran (A, B, C) memiliki nilai packet loss yang sama yaitu sebesar 9,8 %. Dengan demikian, semakin kecil nilai paket yang hilang maka semakin baik suatu paket mencapai tujuannya.

3. Dari hasil pengujian simulasi, nilai rata-rata delay terkecil dihasilkan antara Gedung A ke Gedung C yaitu 0,0328 ms. Dimana, semakin kecil waktu tunda yang dihasilkan, maka semakin cepat waktu tunda yang diperlukan pada saat pengiriman data.

(48)

5.2 Saran

Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini, kedepan nya penulis harapkan adalah :

1. Dalam merancang sebuah konfigurasi jaringan, harus membandingkan antara kinerja jaringan RSVP dengan kinerja jaringan lainnya. Agar dapat melihat kinerja jaringan yang mana yang lebih baik.

2. Untuk lebih mengembangkan Tugas Akhir ini, ada baiknya pada perancangan selanjutnya dilakukan dengan menambahkan jumlah router, server, workstation dan menambahkan parameter dari jaringan tersebut. Agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan.

3. Melakukan penambahan skenario yang lebih banyak lagi, sehingga mendapatkan hasil yang bervariasi.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

[ 1 ]  Ubaid, Z. 2010. http://makalah-komunikasi-data-Resource–Reservation-Protokol–RSVP. Diakses pada tanggal 05 April 2014.

[ 2 ] Effendy, UD. 2011. Pdf. http://Penerapan-Resource-Reservation-Protocol-Pada-Jaringan-Internet-Protokol. Diakses tanggal 15 Maret 2014

[ 3 ] Adi, D. 2008. Pdf. http://id.scribd.com/doc/58140308/Analisa-QoS-pada-codec-G711-dalam-jaringan-VoIP-berbasis-protokol-SIP diakses tanggal 19 Februari 2014

[ 4 ] Zidni, urida. 2011. http://uridadotzidni.blogdetik.com/2011/10/26/rancang-

bangun-dan-analisa-quality-of-services-qos-pada-sistem-voice-over-internet-protocol-voip-menggunakan-open-source-elastix/ diakses tanggal 19 Februari 2014

[ 5 ] Lu Zheng, Hongji Yang. 2012. Unlocking the Power of OPNET Modeler, Cambridge University Press, UK.

[ 6 ] Sunu. 2012. Macam-macam jenis topologi jaringan computer. http://macammacamtopologijaringankomputer.blogspot.com/. Diakses tanggal 20 Februari 2014

[ 7 ] Rohmana, C 2014.” pengertian-server-dan-jenisnya”.

http://blogging.co.id/pengertian-server-dan-jenisnya. Diakses tanggal 21 Agustus 2014

[ 8 ] Rohmana Indoza, 2014. Pengertian-dan-fungsi-router”.

http://www.indoza.com/2014/01/pengertian-dan-fungsi router.html. Diakses tanggal 21 Agustus 2014.

[ 9 ] Yanto. 2011. “Analisis QOS (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura)”.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/justin/article/download/880/858.

(50)

LAMPIRAN

A. Cara Install OPNET Modeler di Windows 7

Berikut ini akan dijelaskan file apa saja yang dibutuhkan dan juga langkah-langkah yang dilakukan untuk menginstall OPNET di windows 7.

A.1 Persiapan

Sebelum menginstall, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:

1. Visual Studio 2005, 2008, atau 2010 (di sini digunakan Visual Studio 2010) 2. File OPNET Modeler 14.5 yang terdiri dari:

a.modeler_145A_PL8_7808_win b.modeler_docs_02_Sep-2008_win c.models_145A_PL8_24Sep08_win 3. File lisensi (license maker):

a.OPNET.Modeler.14.5.License.Maker-FFS A.2 Langkah Instalasi

Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk menginstall OPNET Modeler 14.5 di windows 7 adalah sebagai berikut:

1. Install Visual Studio terlebih dahulu dengan mengikut sertakan C++ di

dalamnya.

2. Install file OPNET Modeler 14.5 dengan urutan: a.modeler_145A_PL8_7808_win

(51)

c.models_145A_PL8_24Sept08_win

3. Setelah seluruh file OPNET Modeler selesai diinstall, lakukan setting variable yaitu dari Control Panel -> System -> Advanced System Setting -> Environment Variables. Bila nama variabel sudah ada, maka tinggal

ditambahkan value-nya. Bila belum ada maka dibuat baru. Setting variabelnya sebagai berikut:

Path =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\Common7\IDE; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\BIN;

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\Common7\Tools; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\Common7\Tools\bin; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\PlatformSDK\bin; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\SDK\v2.0\bin;

C:\Windows\Microsoft.NET\Framework\v2.0.50727;

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\VCPackages; INCLUDE =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio10.0\VC\ATLMFC\INCLUDE; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\INCLUDE;

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\PlatformSDK\include; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\SDK\v2.0\include;

LIB =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\ATLMFC\LIB; C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\LIB;

(52)

LIBPATH =

C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework\v2.0.50727;

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC\ATLMFC\LIB; DevEnvDir =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\Common7\IDE; FrameworkDir =

C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework; FrameworkSDKDir =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\SDK\v2.0; FrameworkVersion =

v2.0.50727; NetSamplePath =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\SDK\v2.0; VCBUILD_DEFAULT_CFG =

Debug^|Win32;

VCBUILD_DEFAULT_OPTIONS =

/useenv;

VCINSTALLDIR =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\VC; VS100COMNTOOLS =

C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 10.0\Common7\Tools\ VSINSTALLDIR =

(53)

4. Setelah semua variable selesai disetting, langkah selanjutnya adalah menginstall lisensi OPNET dengan klik file OPNET Modeler 14.5 License Maker-FFS

5. Terakhir, jalankan OPNET yang sudah terinstall. Pilih menu Edit > Preferences, pilih kategori Discrete Event Simulation, ubah property Network

Simulation Repositories menjadi stdmod.

B. Langkah – Langkah Pembuatan Model Jaringan

Berikut ini akan dijelaskan langkah – langkah untuk membuat model jaringan RSVP menggunakan OPNET.

B.1 Pembuatan Proyek Baru

1. Buka OPNET Modeler 14.5 -> Pilih New dari menu File

2. Pilih Project dan klik OK -> Beri nama proyek RSVP_QOS, dan nama skenario Jaringan 1 -> Klik OK

(54)

Gambar B.1 Startup Wizard: Initial Topology B.2 Inisialisasi Jaringan

Langkah – langkah dalam membuat jaringan adalah sebagai berikut:

1. Object Pallette akan muncul pada workspace. Bila belum ada, klik tools object palette dari toolbar.

(55)

   

           

Gambar B.2 Jaringan Keseluruhan

B.3 Konfigurasi Aplikasi

Node aplikasi dikonfigurasi dengan cara seperti berikut:

1. Klik kanan pada node applications -> Edit Attributes -> Expand atribut Application Definitions dan set rows ke 1 -> Beri nama rows: FTP

a. Pilih FTP -> Ekspansi hirarki Descriptions -> Ubah nilainya ke Medium Load

(56)

             

Gambar B.3 Atribut Aplikasi 2. Klik OK dan simpan project.

B.4 Konfigurasi Profile

Node profile dikonfigurasi dengan cara sebagai berikut:

1. Klik kanan pada node profile -> Edit Attributes -> Expand atribut Profile Configuration dan set Number of Rows ke 1

a. Atur atribut dari baris ke 1. Isi Profile Name dengan FTP_Profile dan pengaturannya seperti pada Gambar berikut:

 

 

 

 

(57)

B.5 Konfigurasi Client

Langkah yang paling penting adalah konfigurasi semua client pada jaringan. Caranya adalah sebagai berikut:

1. Set atribut Gedung A berikut untuk client 1 sampai 5 :

a. Ekspansi hirarki Application:Supported Profiles -> Set Profile Name ke Ftp_Profile

Gambar B.5 Atribut Com_1 sampai Com_5

b. Ekspansi hirarki Application: Destination Preferences -> Set row ke 1. Pilih Ftp pada kolom Application

(58)

c. Klik pada kolom pilihan Actual Name. Ganti kotak Rows dengan 5. Klik pada kolom Name. Akan muncul daftar nama-nama node. Pada masing – masing baris pilih nama server. Pada kolom Selection Weight isi biarkan nilainya tetap 10 (nilai default).

Gambar B.7. Tabel Destination Server

2. Untuk client 6 sampai 10, set atribut berikut:

a. Ekspansi hirarki Application:Supported Profiles -> Set Profile Name ke Ftp_Profile

(59)

b. Ekspansi hirarki Application: Destination Preferences -> Set row ke 1. Pilih Ftp pada kolom Application

Gambar B.9. Tabel Application: Destination Preferences

c. Klik pada kolom pilihan Actual Name. Ganti kotak Rows dengan 5. Klik pada kolom Name. Akan muncul daftar nama-nama node. Pada masing – masing baris pilih nama server. Pada kolom Selection Weight isi biarkan nilainya 15 (nilai default).

(60)

3. Untuk client 11 sampai 15, set atribut berikut:

a. Ekspansi hirarki Application:Supported Profiles -> Set Profile Name ke Ftp_Profile

Gambar B.11 Atribut Com_11 sampai Com_15

b. Ekspansi hirarki Application: Destination Preferences -> Set row ke 1. Pilih Ftp pada kolom Application

Gambar B.12 Tabel Application: Destination Preferences

(61)

masing – masing baris pilih nama server. Pada kolom Selection Weight isi biarkan nilainya 20 (nilai default).

Gambar B.13. Tabel Destination Server

B.6 Pemilihan Statistik Simulasi

Cara memilih statistik simulasi adalah sebagai berikut:

1. Klik dimana saja pada workspace. Akan muncul pop-up seperti Gambar. Pilih

Gambar B.14 Pop-up Statistik Simulasi

(62)

Gambar B.15 Pemilihan Statistik Simulasi

C. Menjalankan dan Menampilkan Hasil Simulasi

Setelah jaringan selesai dimodelkan, maka jaringan akan disimulasikan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Pilih Menu DES -> Configure/Run Discrete Event Simulation atau bisa juga dengan klik ikon di toolbar.

2. Selanjutnya akan muncul jendela seperti Gambar berikut. Isi kotak Duration dengan 1 Hours(s). Untuk parameter lain biarkan tetap (default).

 

 

 

(63)

 

 

 

 

 

Gambar C.1 Jendela Run Simulasi

3. Klik Run. Selanjutnya akan muncul tampilan jendela simulation progress yang menampilkan waktu simulasi tersisa dan juga grafik kecepatan simulasi.

 

 

 

 

 

Gambar C.2 Jendela Simulation Progress

Selanjutnya setelah simulasi selesai dijalankan, hasil simulasi bisa ditampilkan dengan cara sebagai berikut:

(64)

 

 

 

 

 

 

Gambar C.3 Jendela Result Browser

D. Atribut Default Aplikasi

Atribut default untuk aplikasi FTP pada OPNET ditunjukkan oleh Gambar berikut.

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alir Simulasi Jaringan Dengan OPNET
Gambar 3.2. Model Jaringan Keseluruhan
Tabel 3.2. Katagori Packet Loss (versi Thipon) [9].
Tabel 3.5 Permintaan QoS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dalam tulisan ini hanya di fokuskan pada penafsiran ayat-ayat tentang peranan perempuan dalam rumah tangga menurut al-Qur’an yang baik sebagai

Hal ini menunjukkan bahwa semakin sesuai harga yang ditawarkan laptop merek Acer maka akan semakin tinggi juga keputusan pembelian dari konsumen untuk membeli laptop merek

Berdasarkan pemeriksaan garpu tala terhadap kemampuan pendengaran dan pengukuran intensitas kebisingan di masing-masing daerah kerja karyawan, maka diketahui dari 60

Jumlah Kotoran Sapi yang dihasilkan dari 500 ekor dengan rute pengiriman dari pelabuhan Kupang menuju pelabuhan Tanjung Priok adalah 37500 kg selama 3 hari memiliki

Menurut UU tentang HAM, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja

Dengan adanya media Pembelajaran pengenalan bentuk bangun datar dan game interaktif untuk anak-anak berbasis multimedia, mendapat hal baru dalam belajar materi

Mengacu pada Lemma 1.8, Lemma 1.9 dan Lemma 1.10 pada bagian selanjutnya dibuktikan interval kekontraktifan pemetaan dengan kondisi tipe kontraktif pada [3] untuk

Muncul tiga istilah yakni, n-good yaitu apabila dari tiap-tiap faktorisasi setidaknya ada satu faktornya yang periodik, jika tidak ada yang periodik maka disebut n-bad, dan