Data Pribadi
NIM : 10109699
Nama : R.Muhammad Fariz Akbar
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 30 November 1991 Kewarganegaraan : Indonesia
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat Bandung : Jl. Sekeloa Gg. Kubangsari VIII No.13 RT.04 RW.06 Kel. Sekeloa Kec. Coblong, Bandung Alamat Rumah : Jl. Jati indah VI Blok A17 No.10. Perum Jati
Unggul. Kel. Harapan Jaya, Bekasi Email : jimbronners@gmail.com ,
fariz_mail@rocketmail.com
Pendidikan
1996 – 1997 : TK Bani Saleh 4 1997 – 2003 : SD Negeri 5, Bekasi 2003 – 2006 : SMP Negeri 5, Bekasi 2006 – 2009 : SMA Negeri 4, Bekasi
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
R.MUHAMMAD FARIZ AKBAR
10109699
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
Dengan mengucap Alhamdulillahirobilalamin kepada Allah SWT karena
berkat rahmat, anugerah dan karunia-Nya lah laporan penelitian skripsi ini telah
selesai disusun.
Skripsi ini merupakan suatu tugas akhir dalam menempuh pendidikan
Strata-1 yang menjadi salah satu bentuk tolak ukur pengimplementasian
ilmu-ilmu yang diemban selama 4 tahun menuntut ilmu-ilmu akademik dicivitas Unikom.
Tentunya “Tujuan bukan utama, yang utama adalah prosesnya” – Iwan Fals.
Atas semua proses yang telah dilalui penulis juga bersyukur telah
mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat dan semoga dapat mengamalkan
ilmu-ilmu tersebut ke jalan yang benar. Aamin Yaa Rabbalalamin
Adapun skripsi ini tidak akan cepat selesai tanpa paksaan melangkah dari :
1. Kedua Orangtua penulis, Kakak serta Adik tercinta yang telah
memberikan dukungan, do’a dan restu serta perhatiannya setiap waktu,
penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga.
2. Kepada semua teman-teman IF-16 2009 dan KS-13 yang telah
memberikan dukungan, saran, nasihat, perhatian, doa dan kerjasamanya
dalam penyusunan laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Ir Denny Kurniadie, M.Sc.selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
iv Indonesia.
6. Mapaligi Unikom yang telah memberikan sumbangsih ilmu non-akademik
sebagai sumber penelitian atau pakar dalam penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Hal ini mengingat keterbatasan pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan dalam mengolah serta menyajikannya. Namun
demikian, penulis telah berusaha untuk menyusun laporan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya, dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi mereka yang membaca
laporan ini.
Bandung, Februari 2013
v
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah ...2
1.3 Maksud dan Tujuan...2
1.4 Batasan Masalah ...2
1.5 Metodologi Penelitian ...3
1.6 Sistematika Penulisan ...5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7
2.1 Pengertian Dasar ...7
2.1.1 Pengertian Gunung...7
2.1.2 Pendakian Gunung ...7
2.1.3 Pendaki ...8
2.1.4 Keselamatan & Bahaya ...8
2.1.5 Perencanaan Perjalanan ...10
2.1.6 Perlengkapan Perjalanan ...11
2.1.7 Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel...15
2.2 Game ...16
2.2.1 Klasifikasi Game ...17
2.2.2 Game Edukasi ...21
vi
2.5 Model Analisis ...28
2.5.1 Object Oriented Programming ...28
2.5.2 UML (Unified Modeling Language) ...30
2.5.3 Pengujian...33
2.6 Tools yang digunakan ...38
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ...39
3.1 Analisis Sistem...39
3.1.1 Analisis Masalah ...39
3.1.2 Analisis Game Sejenis ...40
3.1.3 Deskripsi Sistem ...43
3.1.4 Analisis Algoritma Yang Diterapkan...48
3.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ...53
3.2.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras...53
3.2.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ...54
3.2.3 Analisis Pengguna Sistem (User) ...54
3.3 Analisis Kebutuhan Fungsional ...56
3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ...56
3.3.2 Analisis Kebutuhan Konten ...56
3.3.3 Pemodelan Sistem ...61
3.4 Perancangan Sistem ...86
3.4.1 Perancangan Menu ...86
3.4.2 Perancangan Antarmuka ...87
3.4.3 Perancangan Jaringan Semantik ...93
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ...95
4.1 Implementasi ...95
4.1.1 Lingkungan Implementasi ...95
vii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...125
5.1 Kesimpulan ...125
5.2 Saran ...125
127
Perencanaan Perjalanan. Mapaligi: Bandung.
[2] Surya Dharma. 2008. Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian
Pendidikan: Jakarta
[3] Sommerville, Ian. 2003. Software Engineering Rekayasa Perangkat
Lunak. Penerbit Erlangga: Jakarta.
[4] http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, diakses pada 24 April
2013.
[5] Badan Pendidikan dan Latihan Wanadri. 2005. Teknik Dasar Hidup
di Alam Bebas. Lembaga Penerbitan dan Buletin Wanadri: Bandung.
[6] Susilo, Taufik. 2012. Perancangan Media Informasi Tentang
Prosedur Keselamatan Dalam Kegiatan Pendakian Gunung.
UNIKOM: Bandung.
[7] Schell, Jesse. 2008. The Art of Game Design. Morgan Kaufmann
Publisher: Burlington.
[8] Parent British Board of Film Classification. 2009. Guide To Games
Classification. Publisher: England.
[9]
McClarty, Orr. A, Frey. M, Dolan. P, Vassileva. V. 2012. ALiterature Review of Gaming in Education. Research Report.
[10] Tim Agate Academy. 2012. Membuat Game. Agate Studio :
Bandung.
[11] Suyanto, ST. 2003. Artificial Intelligence. Penerbit Informatika:
Bandung.
[12] Desiani A, Arhami M. 2006. Konsep Keceradasan Buatan. Penerbit
ANDI: Yogyakarta.
[13] Sunyoto, Andi. 2010. Adobe Flash + XML = Rich Multimedia
128
[16] MADCOMS. 2012. Kupas Tuntas Adobe Flash Professional CS5.5.
Penerbit ANDI: Yogyakarta.
[17] MADCOMS. 2011. Kupas Tuntas Adobe Illustrator CS5. Penerbit
ANDI: Yogyakarta.
[18] Jubilee Enterprise. 2012. 200 Trik Pilihan Photoshop CS6. Penerbit
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Mendaki gunung dapat dipahami sebagai aktivitas menambah ketinggian
dalam menjejaki daerah pegunungan dengan berjalan kaki menuju tempat tertentu
yang telah direncanakan sebelumnya dengan tujuan rekreasi, ekspedisi ataupun
penelitian. Kegiatan mendaki gunung merupakan aktifitas luar ruang (Outdoor
Activity) yang penuh dengan resiko, tidak jarang kasus-kasus kecelakaan yang
terjadi, (lihat bagian lampiran). Menurut pernyataan salah satu pemimpin
operasional lapangan (OSC) pada operasi SAR, “Banyak kejadian kecelakaan
dalam kegiatan dialam terbuka yang disebabkan oleh minimnya perlengkapan dan
perbekalan yang mereka bawa dan kurangnya pengetahuan maupun keterampilan
yang dimiliki oleh para penggiatnya. Hal ini merupakan hasil evaluasi dari
berbagai operasi SAR yang pernah dilakukan. Sesungguhnya, hal ini dapat
dihindarkan dengan memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan,
sehingga para penggiat kegiatan dialam terbuka mempunyai kemampuan
memadai” [1].
Sejauh ini informasi-informasi kegiatan pendakian gunung dan berbagai
disiplin ilmu yang mendukung kegiatan tersebut bisa didapatkan hanya melalui
organisasi – organisasi penggiat alam bebas dan belum ada instansi atau lembaga
yang menaungi hal tersebut. Walaupun memang beberapa buku ada yang
membahas hal tersebut namun pesan – pesan yang disampaikan lewat buku
cenderung monoton. Juga sebagian informasi lainnya dapat ditemui diberbagai
situs internet, tetapi hal ini justru membingungkan pembacanya karena informasi
yang disampaikan tidak jelas sumbernya.
Diantara banyaknya produk multimedia, game merupakan teknologi
multimedia yang sangat interaktif dan banyak digemari disemua kalangan. Dalam
ujung tombak yang bernama kreatifitas. Sejauh ini game sejenis yang mengangkat
tema pendakian ialah game The Mountaineer namun game tersebut belum
memberikan sisi pengetahuan dasar pendaki gunung.
Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka dibuatlah suatu aplikasi
game “JEJAK PENDAKI” sebagai suatu multimedia alternatif yang diharapkan
mampu mendorong aktivitas-aktivitas mendaki gunung dan juga menyampaikan
langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum mendaki gunung dengan cara
yang efektif dan atraktif sehingga mudah untuk diingat dan dipahami.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah bagaimana membangun aplikasi game “JEJAK PENDAKI”
berbasis desktop.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk Membangun Aplikasi Game
“JEJAK PENDAKI” Berbasis Desktop. Sedangkan tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Mengenalkan dan menambah pengetahuan tentang tahapan – tahapan
perencanaan pendakian gunung.
2. Mengetahui dan mengatur perlengkapan pendakian gunung sesuai dengan
kebutuhan dan fungsi yang tepat.
3. Menambah pengetahuan keterampilan sebagai penunjang aktivitas
pendakian gunung.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi game ini berbasis desktop
2. Game bersifat offline dan dimainkan secara single player
4. Level hanya dibatasi dalam empat level dengan tingkat kesulitan di setiap
levelnya.
5. AI (Artificial Intelligence) yang diterapkan dalam Game ini menggunakan
algoritma A*.
6. Sasaran pengguna (user) diperuntukkan kepada pendaki pemula
khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
7. Pemodelan data yang dilakukan berbasis object oriented programming
dengan menggunakan UML diagram.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode
eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimental adalah
metode penelitian yang dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat [2]. Adapun
tahapan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Tahap pengumpulan data
a. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper
dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian. Adapun
literatur yang diambil mengenai perencanaan perjalanan pendakian
gunung, Game Edukasi, Artificial Intelligence, dan
komponen-komponen lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan
peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil, seperti cara
packing yang benar dan pakaian pendakian yang dianjurkan, pendakian
c. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan berbeberapa pihak yang diambil seperti dari anggota –
anggota mahasiswa pecinta alam MAPALIGI UNIKOM, game
developer dan lain-lain yang ada kaitannya dengan topik.
2. Tahap pembuatan perangkat lunak.
Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan metode waterfall. Metode waterfall adalah model klasik yang
bersifat sistematis, berurutan dalam membangun suatu software. Fase-fase dalam
Waterfall Method menurut referensi Sommerville adalah [3] :
a. Analisis dan Definisi Persyaratan
Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi
dengan user sistem. Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara
rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem
Analisis dan Definisi Persyaratan
Perancangan Sistem dan Perangkat
Implementasi dan Pengujian Unit
Integrasi dan Pengujian Sistem
Operasi dan Pemeliharaan
b. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak
Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem
perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan
arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak
melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak
yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
c. Implementasi dan Pengujian Unit
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai
serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan
verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya.
d. Intergrasi dan Pengujian Sistem
Unit program atau program individual diintegrasikaan dan diuji
sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan
sistem telah dipenuhi.
e. Operasi dan Pemeliharaan
Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini merupakan fase siklus
hidup yang paling lama. Sistem diinstall dan dipakai. Pemeliharaan
mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada
tahap – tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan
pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan – persyaratan
baru ditambahkan.
1.6 Sistematika Penulisan
Gambaran umum sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab,
dengan masing-masing bab menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan topik
BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba
merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan
dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan
pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan
dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna
dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap
penelitian.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisis sistem, cara kerja sistem, analisis
masukan dan keluaran dari metode penelitian untuk
memperlihatkan keterkaitan antara objek serta model untuk
analisisnya. Perancangan sistem menggunakan Object Oriented.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini menguraikan tentang implementasi game, pengujian hasil
serta pembahasan dari sebuah program yang telah dibuat dan
sebagai gambaran bagaimana cara mengoperasikannnya serta
pembahasan dari hasil implementasi.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil
7
2.1Pengertian Dasar
2.1.1 Pengertian Gunung
Berikut ini adalah pengertian tentang gunung menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia versi online [4]:
• Gunung yaitu bukit yang sangat besar dan tinggi; (Biasanya tingginya
lebih dari 600 Mdpl (meter diatas permukaan laut).
• Pegunungan yaitutempat yg bergunung; (Terdiri atas gunung-gunung).
Ada banyak definisi tentang gunung salah satunya adalah pengertian
seperti berikut: “gunung adalah permukaan tanah yang menaik yang terbentuk
akibat dari tenaga endogen atau kegiatan vulkanik dari dalam tanah atau bumi.
Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit [1].
2.1.2 Pendakian Gunung
Pengertian pendakian gunung atau mendaki gunung menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia versi online adalah [4]:
• Mendaki / Pendakian
Memanjat; Menaiki (Gunung, Bukit, dsb). / Pemanjatan; Perbuatan
Mendaki.
• Mendaki Gunung
Orang yg berolahraga dengan mendaki gunung.
Mendaki gunung dapat dipahami sebagai aktivitas menambah ketinggian
dalam menjejaki daerah pegunungan dengan berjalan kaki menuju tempat tertentu
suatu perjalanan melewati medan pegunungan dengan tujuan berekreasi sampai
dengan kegiatan ekspedisi dan penelitian atau eksplorasi pendakian ke
puncak-puncak yang tinggi dan relatif sulit hingga memerlukan waktu yang lama, bahkan
sampai berminggu-minggu. Kegiatan mendaki gunung sering juga disebut
mountaineering, istilah ini diambil dari kata mountain yang berarti gunung [1].
2.1.3 Pendaki
Berdasarkan hasil wawancara dengan Roby Yoga Asmara, atau yang akrab
disapa Kang Su’eb, salah seorang anggota senior organisasi kepecintaalaman
Mapaligi Unikom, pendaki secara umum dapat dikategorikan sebagai pendaki
pemula dan pendaki profesional. Pendaki pemula adalah seorang pendaki yang
kurang pengalamannya dalam mendaki gunung, baik pengalaman dalam
membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan dasar kegiatan mendaki atau
juga pengalaman dalam berkegiatan langsung dilapangan. Sedangkan pendaki
profesional adalah seorang pendaki yang sarat akan pengalaman, menguasai
disiplin-disiplin ilmu yang menunjang kegiatan pendakian, dan paham akan
resiko-resiko yang dihadapi, selain itu kategori pendaki profesional juga dapat
diartikan sebagai seseorang yang melakukan pendakian berdasarkan hobi dan
memungkinkan dijadikan profesi, sehingga dapat dijadikan sumber penghidupan
bagi dirinya. Diantara contohnya adalah: porter, tour guide/hiking guide,
pembawa acara pendakian, surveyor, dan lain-lain.
2.1.4 Keselamatan & Bahaya • Pengertian Keselamatan
Terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari bahaya,
malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan;
kerusakan, sehat, tercapai maksud; tidak gagal [4].
Berdasarkan hasil wawancara dengan mantan Komandan Satuan Tugas
Pecinta Alam Se-Bandung Raya (FK-KBPA-BR) Deni Julkarnaen, “Keselamatan
dalam kegiatan pendakian gunung pada dasarnya adalah keselamatan dalam
menjaga diri atau kelompok dari bahaya dan kemungkinan cidera, luka, atau
meninggal dunia, dari mulai pelaksanaan kegiatan sampai kegiatan tersebut
dinyatakan selesai”.
Sedangkan menurut Arif Rahman sebagai mantan Dewan Etis organisasi
pencinta alam Mapaligi, “Untuk mencapai tingkat keamanan dalam berkegiatan
dialam terbuka maka harus ada langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu sadar
akan segala resiko yang dihadapi sehingga memaksa penggiatnya untuk
mempersiapkan perjalanannya dengan teliti, baik dari faktor internal maupun
eksternal. Setelah faktor tersebut terpenuhi maka yang selanjutnya adalah disiplin
terhadap apa yang sudah direncanakan sebelum kegiatan. Usahakan sebisa
mungkin untuk tidak keluar dari rencana, dengan demikian setidaknya sudah
aman karena sudah berusaha mempersiapkan segalanya dengan matang.”
• Bahaya
Mendaki gunung merupakan olahraga dengan tingkat resiko yang tinggi.
Untuk mengukur tingkat resiko yang dapat terjadi ketika mendaki dilakukan
penggolongan faktor penyebabnya, yaitu Bahaya Objektif dan Bahaya Subjektif
[5].
• Bahaya Objektif
Bahaya yang berada di luar kendali manusia, misalnya, badai, angin
topan, banjir, panas, longsor, dan lain-lain.
• Bahaya Subjektif
Potensi bahaya yang berada di bawah kendali manusia yang
melakukan kegiatan. Contohnya pemilihan alat yang salah, cara
penggunaan perlengkapan yang tidak dikuasai dengan baik, pemilihan
jenis perjalanan yang tidak tepat untuk para pesertanya, dan lain-lain.
Kasus-kasus yang terjadi misalnya perhitungan logistik (perbekalan)
yang salah sehingga kelaparan, lupa membawa baterai cadangan,
sarung tangan rusak sehingga terkena frost bite (Kebekuan yang
mengakibatkan jari-jari sangat kebas), tidak membawa peta topografi
(peta berkontur yang menunjukan rupa bumi), atau tidak tahu cara
menggunakan kompas.
Semakin subjektif suatu bahaya, maka akan semakin dapat
diperkirakan terjadinya dan dapat dihindari bahayanya. Sebaliknya,
semakin objektif suatu bahaya, maka akan semakin sukar untuk
diterka dan dihindari bahayanya. Para pemula dalam kegiatan di alam
terbuka mempunyai kecenderungan untuk berada di daerah bahaya
subjektif.
Keberhasilan dalam menanggani keadaan yang berbahaya
lebih banyak disebabkan oleh perencanaan yang berhati-hati dan
penanganan yang tepat, bukan dikarenakan keberuntungan [6].
2.1.5 Perencanaan Perjalanan
Langkah-langkah yang sistematis dan efisien dalam mempersiapkan
sebuah perjalanan tidak saja didapat melalui teori dan pemahaman secara ilmiah,
tetapi juga bergantung kepada pengalaman dan keterampilan masing-masing
individu [6].
Berikut ini adalah tahapan-tahapan perencanaan yang dapat dijadikan
• Informasi Medan dan Lingkungan
Diperlukan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan
dihadapi dan mencakup bagaimana memilih waktu, lokasi, pengetahuan
lingkungan medan yang akan ditempuh, serta mempersiapkan rencana
untuk mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi.
• Pembekalan Diri
Membekali diri dengan kemampuan untuk memilih, mengatur serta
menggunakan perlengkapan dan perbekalan, kemampuan teknis
menggunakan alat bantu perjalanan, kemampuan berkemah (camp craft)
seperti berbivak dan membuat api.
• Persiapan Fisik
Kemampuan fisik yang baik dan kondisi tubuh yang sehat dapat dilatih
dengan latihan-latihan fisik yang teratur. Latihan ini dapat disesuaikan
dengan kegiatan yang akan dilakukan.
• Persiapan Mental
Diperlukan mental yang kuat untuk menghadapi kegiatan berat di alam. Hal
ini harus tumbuh dari dalam diri sendiri. Penguasaan yang baik pada tiga
keterampilan lainnya akan sangat membantu. Mental yang terlatih akan
lebih mudah beradaptasi dengan segala situasi.
2.1.6 Perlengkapan Perjalanan
Pengelompokan perlengkapan dasar perjalanan yang akan dibawa dapat
dikelompokkan sebagai berikut [1]:
-Perlengkapan untuk pergerakan / jalan.
-Perlengkapan untuk memasak, makan, dan minum.
-Perlengkapan untuk tidur.
Perlengkapan Jalan
Dalam memilih perlengkapan jalan hal-hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Perlengkapan Jalan
Perlengkapan Keterangan
Sepatu
- Sepatu yang baik dapat melindungi tapak kaki sampai mata kaki (melindungi sendi kaki dan ujung jari kaki).
- Terbuat dari kulit tebal, tidak mudah sobek dan memberikan ruang gerak bagi kaki.
- Keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur benda pada batu-batu.
- Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku.
- Ada lubang ventilasi yang bersekat halus sehingga air dan udara dapat lewat untuk pernapasan kulit telapak kaki.
Kaos Kaki
- Menyerap keringat.
- Melindungi kulit kaki dari bagian pergesekan langsung dengan kulit sepatu.
- Menjaga agar telapak kaki tetep dapat bernafas.
- Bahan kaus kaki terbuat dari katun atau dicampur dengan wool atau bahan sintesis lain.
- Harus selalu dalam kondisi kering.
- Mempersiapkan kaus kaki cadangan.
- Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah yang dingin.
Celana
- Kuat, Lembut.
- Ringan dan Praktis
- Tidak menggangu gerakan kaki, artinya jahitannya cukup longgar.
- Terbuat dari bahan yang menyerap keringat.
- Mudah kering, bila basah tidak menambah berat.
- Bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena selain berat dan kaku juga sukar kering jika basah.
- Bahan jeans tidak dapat menahan hawa dingin yang ekstrim karena memiliki pori-pori yang sangat besar.
Baju
- Melindungi tubuh dari kondisi sekitar.
- Kuat.& Ringan.
- Tidak menggangu pergerakan.
- Terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.
- Praktis dan mudah kering
Topi/ (Pelindung
Kepala)
- Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri.
- Melindungi bagian kepala dari curahan air hujan terutama kepala bagian belakang.
- Topi yang digunakan haruslah kuat dan tidak mudah robek.
- Dianjurkan untuk memakai topi rimba seperti topi TNI
Sarung Tangan
- Sebaiknya terbuat dari kulit.
- Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.
- Melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri, juga menghindari dari binatang-binatang kecil yang membuat gatal atau sakit.
Ikat Pinggang
- Pilihlah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang kuat
- Kepala ikat pinggang tidak terlalu besar, karena akan menghalangi pergerakan.
- Kegunaannya adalah menjaga agar celana tidak melorot dan mempermudah dalam meletakkan alat –alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum.
Ransel
- Ringan, sebisa mungkin tidak terlalu berat
- Terbuat dari bahan yang waterproof
- Kuat, tidak mudah sobek dalam membawa beban.
- Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan yang ditempuh.
- Memakai frame yang memiliki rangka, hal ini karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel.
- Praktis, kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan.
Peralatan Navigasi
- Kompas, Peta, Penggaris, busur derajat, pensil, dan lain-lain.
- Peralatan navigasi ini merupakan peralatan sangat penting yang selalu harus dibawa.
Lampu Senter
- Lampu senter harus dibawa untuk menerangi ketika malam datang, selain itu harus juga dilengkapi dengan bola lampu dan baterai cadangan.
Perlengkapan untuk memasak, makan, dan minum
Untuk peralatan memasak, makan dan minum, berikut ini adalah hal-hal
yang harus diperhatikan:
Tabel 2. 2 Perlengkapan Masak
Perlengkapan Keterangan
Nesting / Alat Masak Lapangan
- Nesting adalah panci set yang biasa dipakai tentara, terdiri dari 3 set : dua buah panci dan satu piring yang dapat pula dipakai untuk menggoreng.
Alat Pembuat Api / Bahan
Bakar
- Bahan bakar yang dapat digunakan antara lain lilin, spirtus, parafin, dan lainnnya
mengingat fungsinya yang sangat vital,
- Karena cuaca digunung dingin dan lembab, pemantik api atau korek api harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan kering.
- Parafin adalah bahan bakar padat yang biasa digunakan oleh tentara sebagai alat untuk memasak pada kondisi darurat.
Alat Bantu Makan
- Alat-alat pendukung kegiatan makan seperti sendok, garpu, pisau, gelas, piring dan sebagainya, sebaiknya memiliki bentuk yang tidak terlalu besar, ringan dan memiliki multifungsi.
- gelas, piring, dan sebagainya, material tidak mudah pecah
Perlengkapan Tidur
Sedangkan untuk perlengkapan tidur, hal yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 3 Perlengkapan Tidur
Perlengkapan Keterangan
1 Set pakaian tidur
- Pakaian yang dapat memberikan rasa hangat, biasanya terbuat dari bahan wol.
- Pakaian yang digunakan untuk tidur harus benar kering.
- Pakaian tidur antara lain terdiri dari : -Pakaian tebal/hangat
- Sleeping bag adalah kantung tidur yang berfungsi untuk mempertahankan panas tubuh agar tetap terjaga.
- bahan yang digunakan hangat
- ukurannya tidak terlalu besar agar tidak menghabiskan tempat ketika di-packing.
Perlengkapan Pribadi / Tambahan
Sedangkan untuk perlengkapan tidur, hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. 4 Perlengkapan Pribadi / Tambahan
Perlengkapan Keterangan
Medis Kit
- Kotak medis
- Berisi alat –alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
Kamera
- Untuk mendokumentasikan momen – momen
- Simpan ditempat yang mudah dijangkau dan tahan benturan
Jam Tangan - Penunjuk waktu
- Adapun sekaligus dengan gps dan altimeter
2.1.7 Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel
Menata barang dalam sebuah carrier / ransel (packing) merupakan suatu
seni tersendiri pada setiap kegiatan pendakian gunung. Bergantung kepada cara
menumpukkan berat beban pada tubuh sedemikian rupa, sehingga kaki dapat
berkerja secara efisien [1].
Menurut Mohammad Husyein, sebagai Ketua MPM organisasi Mapaligi
Unikom 2013, Berikut ini beberapa langkah dalam menyusun perlengkapan
kedalam ransel (packing):
- Carrier yang digunakan sebaiknya adalah jenis
frame dengan bukaan tali atas seperti guling
ukuran 60 liter keatas, dan tutup atas memiliki
kantong.
- Letakkan berurutan mulai dari bawah sampai atas
(angka 1 s/d 5 pada gambar).
- Menempatkan barang–barang yang lebih berat
setinggi dan sedekat mungkin ke badan (angka 3
pada gambar) seperti tenda dan kompan air
- Barang-barang yang relatif lebih ringan
ditempatkan di bagian bawah (angka 1 pada gambar) seperti perlengkapan
tidur.
- (angka 2 dan 4) dapat menyesuaikan dengan ukuran barangnya dan tetap
usahakan barang lebih berat berada diposisi atas, seperti perlengkapan masak,
makan, minum dan perbekalan.
- Meletakan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian atas
biasanya yang paling ringan (angka 5) atau pada kantung-kantung luar ransel,
seperti medis kit, navigasi kit, dan perlengkapan kecil-kecil tambahan lainnya
yang ingin cepat dijangkau.
2.2Game
Menurut Elliot Avedon dan Brian Sutton-Smith, game adalah bentuk
latihan dari sistem yang dilakukan secara sukarela, dimana ada sebuah kompetisi
diantara kekuatan (kekuasaan), dibatasi oleh aturan untuk memproduksi hasil
yang tidak seimbang (ada menang dan kalah) [7].
Pertama, "bentuk latihan dari sistem yang dilakukan secara sukarela"
artinya, game masuk dengan sengaja dan sukarela tanpa ada paksaan. Kedua,
"kompetisi kekuasaan", ini tampaknya menjadi bagian dari kebanyakan game.
Dua atau lebih pemain berjuang untuk mendominasi. Namun frasa ini akan
melintasi dua hal: game memiliki tujuan, dan game memiliki konflik. Ketiga,
"dibatasi oleh aturan": Sebuah poin yang sangat penting. Permainan memiliki
aturan. Aturan yang pasti salah satu aspek yang menentukan permainan.
Keempat, "hasil yang tidak seimbang", artinya sebagai gantinya berarti bahwa
pada satu waktu ada keseimbangan, tapi itu kemudian hilang. Hal ini memang
benar dari permainan yang ada, Anda menang atau kalah [7].
Video game merupakan sebuah permainan yang berbasis elektronik visual
yang memanfaatkan teknologi audio visual, video game adalah permainan yang
banyak digunakan dikarenakan proses visual dari permainan yang sangat
2.2.1 Klasifikasi Game
Berikut ini akan dijabarkan klasifikasi game berdasarkan platform atau
alat yang digunakan dan berdasarkan genre permainannya [8] :
1. Berdasarkan Jenis Platform atau alat yang digunakan
Berdasarkan jenis platform atau alat yang digunakan, game terdiri dari
beberapa jenis, yaitu:
a. Game PC / Desktop
Game yang dimainkan pada PC (Personal Computer) yang memiliki
kelebihan yaitu memiliki tampilan antarmuka yang baik untuk input maupun
output, output visual kualitas tinggi karena layar computer biasanya
memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi. Kekurangannya adalah spesifikasi
computer yang sangat bervariasai antara satu computer dengan computer
lainnya menyebabkan beberapa game dapat ditampilkan dengan baik pada
satu computer, tetapi tidak berjalan dengan baik pada computer lainnya.
b. Game Console
Game yang dijalankan pada suatu mesin spesifik yang biasanya tersedia di
rumah pribadi, seperti Microsoft Xbox 360, Nintendo Wii dan sebagainya.
c. Game Arcade
Game yang dijalankan pada mesin dengan input dan output audio visual
yang telah terintegrasi dan tersedia ditempat-tempat umum, seperti mal,
bandara dan sebagainya.
d. Game Online
Game yang hanya dapat dimainkan secara online melalui LAN atau internet.
e. Mobile Games
Game yang dapat dimainkan atau khusus untuk mobile phone atau PDA.
2. Berdasarkan Representasi Visualnya
Berdasarkan pada representasi visualnya, game dapat dibedakan menjadi 2
a. Game 2 dimensi (2D)
Game 2D adalah game, yang secara matematis, hanya melibatkan 2
elemen koordinat kartesius, yaitu x dan y, sehingga konsep kamera
pada game 2D hanya menentukan “gambar” mana pada game yang
dapat dilihat oleh pemain.
b. Game 3 dimensi (3D)
Game 3D adalah game yang selain melibatkan elemen x dan y, juga
melibatkan elemen z pada perhitungannya, sehingga konsep kamera
pada game 3D benar-benar menyerupai konsep kamera pada
kehidupan nyata, yaitu selain digeser (seperti pada game 2D), juga
dapat diputar dengan sumbu tertentu.
3. Berdasarkan Genre permainannya
Berdasarkan genre permainannya, game terdiri dari beberapa genre,
yaitu:[8]
a. Action, (tembak-tembakan , atau hajar-hajaran bisa juga tusuk-tusukan,
tergantung cerita dan tokoh di dalamnya), video game jenis ini sangat
memerlukan kecepatan refleks, koordinasi mata-tangan, juga timing.
Termasuk didalam-nya :
1. First person shooting (FPS) seperti Counter Strike dan Call of Duty.
2. Drive n‟ shoot, menggunakan unsur simulasi kendaraan tetapi tetap
dengan tujuan utama menembak dan menghancurkan lawan, contoh : Spy
Hunter, Rock and Roll Racing, Road Rash.
3. Shoot em‟ up, seperti Raiden, 1942, dan gradius.
4. Beat em up (tonjok hajar) seperti Double Dragon dan Final Fight, lalu.
5. Light gun shooting, yang menggunakan alat yang umumnya berbentuk
seperti senjata, seperti Virtua Cop dan Time Crisis.
b. Fighting, inti dari game ini adalah penguasaan jurus (hafal caranya dan
lancar mengeksekusinya), pengenalan karakter dan timing sangatlah
mungkin. Seperti Street Fighter, Tekken, Mortal Kombat, Soul Calibur dan
King of Fighter.
c. Education, Video Game jenis ini dibuat dengan tujuan spesifik sebagai alat
pendidikan, entah untuk belajar mengenal warna untuk balita, mengenal
huruf dan angka, matematika, sampai belajar bahasa asing. Developer yang
membuatnya, harus memperhitungkan berbagai hal agar game ini
benar-benar dapat mendidik, menambah pengetahuan dan meningkatkan
ketrampilan yang memainkannya. Target segmentasi pemain harus pula
disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan design visual ataupun animasinya.
Contoh edugames : Bobi Bola, Dora the explorer, Petualangan Billy dan
Tracy.
d. Adventure, Video Game murni petualangan lebih menekankan pada jalan
cerita dan kemampuan berpikir pemain dalam menganalisa tempat secara
visual, memecahkan teka-teki maupun menyimpulkan rangkaian peristiwa
dan percakapan karakter hingga penggunaan benda-benda tepat pada tempat
yang tepat. Termasuk didalamnya:
1. Petualangan dengan teks atau sistem tunjuk dan klik, contoh: Kings
Quest, Space Quest, Heroes Quest, Monkey Island, Sam and Max,
2. Novel atau film interaktif, seperti game “dating” yang banyak beredar di
jepang, Dragons Lair dan Night Trap.
e. Racing, Dari namanya sudah jelas, siapa sampai duluan di garis finish
dialah pemenangnya. Terkadang malah pemain dapat memilih kendaraan,
mendandani, upgrade mesin bahkan mengecatnya. Contoh: Top Gear, Test
Drive, Sega Rally Championship, Daytona, Grand Turismo, Need For
Speed, Mario Cart, ManXTT.
f. Strategy, video game jenis strategi, layaknya bermain catur, justru lebih
memerlukan keahlian berpikir dan memutuskan setiap gerakan secara
hati-hati dan terencana. Video game strategi biasanya memberikan pemain atas
kendali tidak hanya satu orang tapi minimal sekelompok orang dengan
pembangunan berbagai bangunan, pabrik dan pusal pelatihan tempur,
tergantung dari tema ceritanya. Game jenis ini terbagi atas:
1. Real time Strategy, game berjalan dalam waktu sebenarnya dan
serentak antara semua pihak dan pemain harus memutuskan setiap
langkah yang diambil saat itu juga berbarengan mungkin saat itu pihak
lawan juga sedang mengeksekusi strateginya. Contoh: Starcraft,
Warcraft , dan Command and Conquer.
2. Turn based Strategy , game yang berjalan secara bergiliran, saat kita
mengambil keputusan dan menggerakan pasukan, saat itu pihak lawan
menunggu, begitu pula sebaliknya, layaknya catur. contoh: Front
Mission, Super robot wars, Final Fantasy tactics, Heroes of might and
magic, Master of Orion.
g. Simulation, Construction and Management, Video Game jenis ini seringkali
menggambarkan dunia di dalamnya sedekat mungkin dengan dunia nyata
dan memperhatikan dengan detil berbagai faktor. Video Game jenis ini
membuat pemain harus berpikir untuk mendirikan, membangun dan
mengatasi masalah dengan menggunakan dana yang terbatas. Contoh: Sim
City, The Sims, Tamagotchi.
h. Puzzle, Video berintikan mengenai pemecahan teka-teki, baik itu menyusun
balok, menyamakan warna bola, memecahkan perhitungan matematika,
melewati labirin, sampai mendorong-dorong kota masuk ke tempat yang
seharusnya. Sering pula permainan jenis ini adalah juga unsur permainan
dalam video game petualangan maupun game edukasi. Tetris, Minesweeper,
Bejeweled, Sokoban dan Bomberman.
i. Sport, Singkat padat jelas, bermain sport di PC atau konsol. Biasanya
permainannya diusahakan serealistik mungkin walau kadang ada yang
menambah unsur fiksi seperti NBA JAM. Contohnya pun jelas, Seri Winning
Eleven, seri NBA, seri FIFA, John Madden NFL, Lakers vs Celtics, Tony
j. RPG (Roler Playing Game), Video game jenis ini sesuai dengan
terjemahannya, bermain peran, memiliki penekanan pada tokoh/peran
perwakilan pemain di dalam permainan, yang biasanya adalah tokoh
utamanya, dimana seiring kita memainkannya, karakter tersebut dapat
berubah dan berkembang ke arah yang diinginkan pemain. Seperti Final
Fantasy, Dragon Quest, Xenogears, Ultima, Never Winter Nights, baldurs
gate, Elder Scroll, dan Fallout.
2.2.2 Game Edukasi
Game edukasi merupakan permainan digital yang dapat memberikan
kesempatan untuk bermain melalui lingkungan simulasi dan dapat menjadi bagian
integral dari pembelajaran dan pengembangan intelektual [9]. Sampai akhir abad
19 game diasosiasikan dengan hiburan, tetapi setelah mendapatkan pengaruh dari
John Dewey pada tahun 1944, game mulai memegang peranan dalam teknologi
pengajaran.
1. Tujuan Game Edukasi
Game edukasi mampu membantu masyarakat dalam pengembangan
akhlak, intelektual, motivasi, keahlian, kecakapan. Agar tujuan pembelajaran
menggunakan game edukasi ini tepat sasaran, pada tahun 1997 Calvo
mengemukakan teori bahwa game harus mampu meningkatkan fungsi-fungsi
berikut [9] :
1. Pengembangan Motorik
Game harus banyak melibatkan gerakan untuk meransang keakuratan
gerakan, koordinasi gerakan dan kecepatan gerakan.
2. Pengembangan Intelektual
Game harus melibatkan pemahaman bagaimana sesuatu bekerja,
pemecahan masalah, pengambilan strategi dan pengambilan keputusan.
3. Pengembangan Afektif
Game harus mampu merangsang pemain untuk memahami
pengalaman kehidupan mereka dan membantu mereka menjadi
4. Pengembangan Sosial
Game harus mampu mengakomodasi interaksi antar pemain dalam
bentuk-bentuk simbol dan aturan-aturan.
2.2.3 Elemen Dasar Konsep Game
Adapun beberapa elemen dasar yang dibutuhkan dalam mengkonsep suatu
game adalah sebagai berikut [10] :
1. Storyline
Storyline atau skenario mendeskripsikan sebuah alur cerita diawal
permainan yang akan semakin berkembang seiring dengan gameplay.
Sehingga pemain dapat merasakan dan mengikuti alur cerita. Dengan
begitu pemain akan merasa penasaran bagaimana menamatakan game.
Biasa terdapat pada game petulangan, lebih di titik beratkan pada skenario
yang menarik dan panjang.
2. Gameplay
Gameplay adalah sistem jalannya game tersebut, yang menyangkut konsep
dan tata cara permainan. Mulai dari menu, area permainan, save, load,
game over, story line, misiion sukses, mission failed, cara bermain dan
sistem lainnya harus ditentukan, misal dalam sistem save kita hanya akan
membuat pemain bisa mensave permainan jika jagoannya sudah menuju
kesebuah lokasi, kemudian ketika meload karakter jagoan akan kembali
ketempat area save, atau ketika dalam menu pemain hanya akan mendapat
pilihan menu play game, load game, credit dan quit, atau ingin membuat
game yang bercerita tentang seorang mahasiswa yang terlibat dalam
perang antar geng jalanan dan mencoba untuk keluar dari permasalahan
tersebut. Semua sistem yang digunakan dalam game disebut dengan
gameplay.
3. Storyboard
Storyboard merupakan konsep komunikasi dan ungkapan kreatif berupa
sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah. Salah satu
sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya agar
menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita yang dibangun.
4. Leveling
Leveling sebagai perbedaan tingkat kesulitan di tiap-tiap level atau area
permainan. Setiap perjalanan game yang ada, pemain dapat mengetahui
keberhasilan permainannya dengan melihat level pemain. Sistem level
dapat dilihat dari banyaknya tantangan yang diberikan. Beberapa
tantangan yang ada misalnya waktu yang harus ditempuh.
5. Scoring
Suatu fitur dalam game dengan adanya skor membuat pemain tidak hanya
mengejar finish tapi juga dengan berkompetisi mendapatkan skor tertinggi.
Pada scoring terdapat pengelolaan skor, rewards yang diberikan, ataupun
punishments yang diterima.
2.3Artificial Intelligent
AI atau Artifical Intelligent pertama kali di kemukakan pada tahun 1956 di
konferensi Darthmouth. Sejak saat itu, AI terus di kembangkan sebab berbagai
penelitian mengenai teori-teori dan prinsip-prisipnya juga terus
berkembang.[11]
Terdapat beberapa definisi AI, menurut Stuart Russel dan Peter Norvig
mengelompokan definisi AI,kedalam empat kategori. Pertama Thinking
humanly dan Acting humanly adalah dua definisi dalam arti yang sangat luas.
Saat ini, pemikiran manusia yang diluar rasio, yakni refleks dan inuitif
(berhubungan dengan perasaan), belum dapat ditirukan sepenuhnya oleh
komputer. Kedua thinking rationally dan acting rationally merupakan dasar
pemikiran bahwa komputer juga bisa melakukan aksi secara rasional
2.3.1 Area Aplikasi AI
Ada dua hal yang sangat mendasar mengenai penelitian-penelitian AI,
yaitu knowledge representation (representasi pengetahuan) dan search
(pelacakan). Para peneliti AI terus mengembangkan berbagai jenis teknik baru
dalam menangani sejumlah permasalahan yang tergolong ke dalam AI seperti
vision dan percakapan, pemrosesan bahasa alami dan permasalahan khusus seperti
diagnosa medis [12].
AI seperti bidang ilmu lainnya juga memiliki sejumlah sub disiplin ilmu
yang sering digunakan untuk pendekatan yang esensial bagi penyelesaian suatu
masalah dan dengan aplikasi bidang AI yang berbeda. Berikut ini merupakan
sejumlah bidang terapan utama dari kontribusinya terhadap perkembangan AI
yang digambarkan bentuk pohon berikut ini [12]:
Area aplikasi AI diantaranya yaitu :
1. Game Playing.
2. Penalaran Otomatis dan Pembuktian.
3. Sistem Pakar.
4. Pemahaman Bahasa Alami.
5. Perencanaan dan Robotik.
6. Jaringan Saraf Tiruan (JST).
7. Algoritma Genetika.
2.3.2 Algoritma yang diterapkan
Algoritma A* diperkenalkan pertama kali oleh Peter Hart, Nils Nilsson
dan Bertram Raphael pada tahun 1968. Algoritma A* merupakan format
pencarian heuristik untuk menghitung efisiensi solusi optimal. A* merupakan
algortima Best First Search yang menggabungkan Uniform Cost Search dan
Greedy Best First Search . Terdapat terminologi dasar yaitu strating point, simpul
(node), A, openlist, closedlist, harga (cost), halangan (unwalkable) [12].
Starting point adalah sebuah terminologi untuk posisi awal sebuah benda.
Simpul adalah petak-petak kecil sebagai representasi dari area pathfinding.
Openlist merupakan tempat menyimpan data simpul yang mungkin diakses dari
starting point maupun simpul yang sedang dijalankan. Closedlist adalah tempat
menyimpan data simpul sebelum A yang juga merupakan bagian jalur terpendek
yang telah berhasil didapatkan. Sedangkan A adalah simpul yang sedang
dijalankan dalam algoritma pencarian jarak terpendek.
Pada algoritma A* terdapat fungsi evaluasi terhadap node n adalah f(n) =
g(n) + h(n). f adalah fungsi evaluasi yang diperoleh dari penjumlahan nilai g
(actual cost) dan h (heuristic cost). g adalah jumlah nilai setiap simpul dalam jalur
terpendek dari starting point ke A. h adalah jumlah nilai perkiraan dari simpul ke
simpul tujuan.
Pencarian jarak terpendek menggunakan algoritma A* memiliki prinsip
yang sama dengan algoritma BFS, hanya saja dengan dua faktor tambahan.
1. Setiap sisi mempunyai cost yang berbeda-beda, seberapa besar cost untuk
pergi dari satu simpul ke simpul yang lain.
2. Cost dari setiap simpul ke simpul tujuan bisa diperkirakan. Ini membantu
Cost untuk setiap simpul tidak harus berupa jarak. Cost bisa saja berupa
waktu bila ingin mencari jalan dengan waktu tercepat untuk dilalui.
Pada Algoritma A* memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
1. Masukkan simpul awal ke Open List.
2. Ulangi langkah berikut sampai pencarian berakhir.
3. Cari node n dengan nilai f(n) paling rendah, dalam Open List. Node ini
akan menjadi current node.
4. Keluarkan current node dari Open List dan masukkan ke Closed List.
5. Untuk setiap suksesor dari current node lakukan langkah berikut :
- Jika sudah terdapat dalam Closed List, abaikan, jika tidak
lanjutkan.
- Jika belum ada pada Open List, masukkan ke Open List. Simpan
current node sebagai parent dari suksesor-suksesor ini. Simpan cost
masing-masing simpul.
- Jika belum ada dalam Open List, periksa jika simpul suksesor ini
mempunyai nilai lebih kecil dibanding suksesor sebelumnya. Jika
lebih kecil, jadikan sebagai current node dan ganti parent node ini.
6. Walaupun telah mencapai simpul tujuan, jika masih ada suksesor yang
memiliki nilai yang lebih kecil, maka simpul tersebut akan terus dipilih
sampai bobotnya jauh lebih besar atau mencapai simpul akhir dengan
bobot yang lebih kecil dibanding dengan simpul sebelumnya yang telah
mencapai simpul tujuan.
7. Pada setiap pemilihan simpul berikutnya, nilai f(n) akan dievakuasi, dan
jika terdapat nilai f(n) yang sama maka akan dipilih berdasarkan nilai
g(n) terbesar.
2.4Bahasa Pemrograman
ActionScript adalah bahasa pemrograman / skrip yang dimiliki oleh Flash.
Bahasa ini menunjuk ke salah satu style programming yang merujuk ke
ECMAScript 4, merupakan basisnya JavaScript. ActionScript menunjukan koleksi
dikembangkan oleh para developer untuk membuat flash movie yang lebih
komplek dan interaktif. ActonScript mengalami evolusi kearah standar bahasa
pemrograman, yaitu versi 1, versi 2 dan versi 3 [13].
Sebuah flash movie dapat terdiri dari beberapa scenes. Masing-masing scene
mempunyai sebuah timeline. Masing-masing timeline dimulai dengan frame 1 dan
seterusnya. Secara normal state sebuah flash movie bersifat dapat berpindah dari
scene 1 frame 1dan berakhir pada scene 1 dan scene 2 dan seterusnya. Kita dapat
mengeset movie berjalan dari awal sampai akhir frame dan akhir disebuah scene,
serta menghentikannya. Kita dapat mengeset movie tersebut untuk berulang.
Tujuan utama ActionScript adalah mengubah kebiasaan linier tersebut.
Sebuah ActionScript dapat menghentikan sebuah movie di frame tertentu, dan
berulang ke frame sebelumnya, atau frame mana yang akan ditampilkan
tergantung masukan yang diberikan user. ActionScript dapat digunakan untuk
membuat sebuah movie komplek, bukan berbentuk linier (standar).
Akan tetapi, tidak semua flash movie memerlukan ActionScript. Berikut
fungsi dasar yang dapat dilakukan oleh ActionScript [13]:
• Animation
Tidak memeerlukan ActionScript jika hanya membuat animasi sederhana.
Tetapi script dapat membantu membuat animasi yang komplek. Sebagai
contoh, sebuah bola dapat memantul pada layer disekeliling layer yang
mengabaikan prinsip fisika. Tetapi jika bola itu memantul ke tanah maka
akan memerlukan prinsip gravitasi. Tanpa ActionScript, kita akan membuat
animasi tersebut sebanyak ratusan frame. Namun, dengan ActionScript dapat
dilakukan hanya dengan satu frame
• Navigation
Secara default bergerak ke depan satu demi satu frame sampai selesai.
Dengan ActionScript, kita dapat membuat menu untuk berhenti disembarang
frame dan meneruskan ke frame sesuai pilihan dari user.
• User Input
Kita dapat memberikan konfirmasi (pertanyaan) ke user untuk meminta
dengan beberapa ActionScript dapat digunakan untuk membangun aplikasi
web.
• Memperoleh Data
Sebuah ActionScript dapat berinteraksi dengan server. Kita dapat
meng-update informasi dan menampilkannya ke user.
• Calculation
ActionScript dapat melakukan kalkulasi, , misalnya dapat diterapkan pada
aplikasi shopping chart.
• Graphic
ActionScript dapat mengubah ukuran graphic, sudut rotasi, warna movie clip
dalam movie, serta dapat menduplikasi dan menghapus item dari screen.
• Dapat mengenali Environment
ActionScript dapat mengambil nilai waktu dari sistem yang digunakan oleh
user
• Memutar Music
Memutar music dengan ActionScript adalah sebuah alternatif yang bagus.
ActionScipt dapat mengontrol balance dan volume.
2.5Model Analisis
2.5.1 Object Oriented Programming
OOP (Object Oriented Programming) atau yang dikenal dengan
Pemrograman Berorientasi Objek merupakan teknik dalam menyelesaikan
masalah yang kerap muncul dalam pengembangan perangkat lunak. Orientasi
objek merupakan teknik pemodelan sistem riil yang berbasis objek. Inti dari
sistem ini adalah objek yang merupakan model dari sistem nyata. Semua data dan
fungsi di dalam paradigma ini dibungkus ke dalam kelas-kelas atau objek-objek.
Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih,
kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak
• Objek (object)
Objek adalah entitas yang memiliki atribut, karakter (behaviour) dan kadangkala
disertai kondisi (state). Objek mendefinisikan fakta. Objek merepresentasikan
sistem real seperti siswa, sistem kontrol permukaan sayap pesawat, sensor atau
mesin. Objek juga merepresentasikan sesuatu dalam bentuk konsep seperti
nasabah bank, merek dagang, pernikahan atau sekedar listing. Bahkan bisa juga
menyatakan visualisasi seperti, bentuk huruf (font), histogram, poligon, garis atau
lingkaran. Semuanya memiliki fitur atribut (untuk data), behaviour (operation
atau method), keadaan (memori), identitas dan tanggung jawab. Proses
menjabarkan sistem nyata menjadi objek dinamakan abstraksi (abstraction).
Abstraksi mengeliminir aspek yang tidak perlu dalam suatu objek.
• Kelas (class)
Kelas adalah penggambaran satu set objek yang memiliki atribut dan behaviour
yang sama atau sejenis. Kelas mendefinisikan aturan- aturan. Kelas mirip tipe data
pada pemrograman non objek, tetapi lebih komrehensif karena terdapat struktur
sekaligus karakteristiknya. Kita dapat membentuk kelas baru yang lebih spesifik
dari kelas generalnya. Kelas dan objek merupakan jantung dari pemrograman
berorientasi objek. Untuk menghasilkan program jenis ini sangat penting untuk
selalu berfikirdalam konsep objek.
• Pembungkusan (encapsulation)
Pembungkusan sebagai penggabungan potongan-potongan informasi dan perilaku
– perilaku spesifik yang bekerja pada informasi tersebut, kemudian mengemasnya
menjadi apa yang disebut sebagai objek.
• Pewarisan (Inheritance) dan Generalisasi / Spesialisasi
Konsep dimana metode dan atau atribut yang ditentukan didalam sebuah objek
kelas dapat diwariskan atau digunakan lagi oleh objek kelas lainnya. Sedangkan
generalisasi / spesialisasi merupakan teknik dimana atribut dan perilaku yang
umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokan (diabstraksi) kedalam
kelasnya sendiri (dinamakan supertype). Atribut dan metode kelas objek
• Polimorfisme
Polimorfisme berarti suatu fungsionalitas yang diimplementasikan dengan
berbagai cara yang berbeda. Pada terminologi berorientasi objek, ini berarti kita
dapat memiliki berbagai implementasi untuk sebagian funsionalitas tertentu.
Manfaat dari polimorfisme adalah kemudahan pemeliharaanya. Jika perlu
menambahkan gambar baru maka cukup menambahkan fungsi baru sedangkan
fungsi umumnya tidak mengalami perubahan.
2.5.2 UML (Unified Modeling Language)
UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa
pemodelan standar. Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur
dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta
aplikasinya. UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi
objek dari IBM. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain
berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Ketika
membuat model menggunakan konsep UML ada aturan – aturan yang harus
diikuti. Bagaimana elemen pada model – model yang kita buat berhubungan satu
dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan hanya sekedar
diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya. [14]
UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk :
1. Merancang perangkat lunak
2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang
diperlukan sistem.
4. Mendokumentasi sistem yang ada, proses – proses dan organisasinya.
Blok pembangun utama UML adalah diagram. Beberapa diagram ada yang
rinci (jenis timing diagram) dan lainnya ada yang bersifat umum (misalnya
diagram kelas). Para pengembang sistem berorientasi objek menggunakan bahasa
model untuk menggambarkan, membangun dan mendokumentasikan sistem yang
dirancang. UML memungkinkan para anggota tim untuk bekerja sama dengan
UML menyediakan 9 jenis diagram, yang lain menyebutkan 8 karena ada
beberapa diagram yang digabung. Namun demikian model-model itu dapat
dikelompokkkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Berikut beberapa
jenis diagram antara lain [14] :
1. Diagram Use-Case.
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas,
antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.
Menggambarkan sejumlah eksternal aktor dan hubungannya ke use case
yang diberikan oleh system.
2. Diagram interaksi dan Sequence (urutan)
Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang
menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
Menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk
menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi,
sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.
3. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status
yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dari
suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi
suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek sehingga
dapat juga digunakan untuk aktivitas lainya seperti Use Case atau interaksi.
Gambar 2. 5 Contoh Diagram Sequence
4. Diagram Kelas (Class Diagram)
Bersifat Statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas – kelas,
antarmuka – antarmuka, kolaborasi – kolaborasi, serta relasi – relasi.
Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek.
Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas menurut kelas – kelas
aktif. Menggambarkan struktur dan deskripsi class, package (paket) dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment (penahanan),
pewarisan, asosiasi dan lain-lain.
Beberapa diagram tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan
perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan. Pada UML
dimungkinkan menggunakan diagram – diagram lainnya (misalnya Data Flow
Diagram, Entity Relationship Diagram dan sebagainya).
2.5.3 Pengujian
Pengujian adalah proses menjalankan program dengan maksud untuk
mencari kesalahan (error), Kasus uji yang baik adalah kasus yang memiliki
peluang untuk mendapatkan kesalahan yang belum diketahui [15].
2.5.3.1 Pengujian Blackbox
Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi Perangkat Lunak
tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara
eksternal selalu dijaga kemutakhirannya [15].
2.5.3.2Pengujian Whitebox
Merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur
kontrol dari perancangan prosedural maupun objek untuk mendapatkan test case.
Seperti Diagram alir, Cyclomatic Complexity, Graph Matrix Dengan
menggunakan metode white box, analis sistem akan dapat memperoleh test case :
A. Menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan
sekurang-kurangnya sekali
B. Mengerjakan seluruh keputusan logikal
C. Mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya
D. Mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas
1. Notasi Diagram alir
Lingkaran (node), menggambarkan satu/lebih perintah prosedural. Urutan
proses dan keputusan dapat dipetakan dalam satu node. Tanda panah (edge),
menggambarkan aliran kontrol. Setiap node harus mempunyai tujuan node.
Region adalah daerah yang dibatasi oleh edge dan node. Termasuk daerah diluar
1 : do while record masih ada
baca record
2 : if record ke 1 = 0
3 : then proses record
simpan di buffer
naikan counter
4 : else if record ke 2 = 0
5 : then riser counter
6 : proses record
simpan pada file
7a: endif
endif
7b: enddo
8 : end
2. Cyclomatic Complexity
Cyclomatic complexity adalah metrik software yang menyediakan ukuran
kuantitatif dari kekompleksan logikal program. Apabila digunakan dalam konteks
metode uji coba basis path, nilai yang dihitung untuk cyclomatic complexity
menentukan jumlah jalur independen dalam basis set suatu program dan memberi
batas atas untuk jumlah uji coba yang harus dikerjakan untuk menjamin bahwa
seluruh perintah sekurang-kurangnya telah dikerjakan sekali. Jalur independent
adalah jalur yang melintasi atau melalui program dimana sekurang-kurangnya
terdapat proses perintah yang baru atau kondisi yang baru.
Dari gambar:
Path 1 = 1 - 11
Path 2 = 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 10 - 1 - 11
Path 3 = 1 - 2 - 3 - 6 - 8 - 9 ...: 10 - 1 - 11
Path 4 = 1 - 2 - 3 - 6 - 7 - 9 - 10 - 1 - 11
Path 1,2,3,4 yang telah didefinisikan diatas merupakan basis set untuk
diagram alir. Cyclomatic complexity digunakan untuk mencari jumlah path
dalam satu flowgraph. Dapat dipergunakan rumusan sebagai berikut :
1. Jumlah region grafik alir sesuai dengan cyclomatic complexity.
2. Cyclomatix complexity V(G) untuk grafik alir dihitung dengan rumus:
V(G) = E - N + 2
Dimana:
E = jumlah edge pada grafik alir
N = jumlah node pada grafik alir
3. Cyclomatix complexity V(G) juga dapat dihitung dengan rumus:
V(G) = P + 1
Dimana P = jumlah predicate node pada grafik alir
Pada Gambar dapat dihitung cyclomatic complexity:
1. Flowgraph mempunyai 4 region
2. V(G) = 11 edge - 9 node + 2 = 4
3. V(G) = 3 predicate node + 1 = 4
Jadi cyclomatic complexity untuk flowgraph adalah 4
3. Graph Metrik
Graph metrik merupakan software yang dikembangkan untuk membantu
uji coba basis path atau struktur data. Graph metrik adalah matrik empat persegi
yang mempunyai ukuran yang sama dengan jumlah node pada flowgraph.
Masing-masing baris dan kolom mempunyai hubungan dengan node yang telah
ditentukan dan pemasukan data matrik berhubungan dengan hubungan (edge)
antar node.
2.6Tools yang digunakan
2.6.1 Adobe Flash Pro CS5.5
Adobe Flash Profesional CS 5.5 merupakan salah satu program animasi
2D vektor yang sangat digemari oleh para animator. Dalam perkembangannya,
program adobe flash pro melakukan banyak penyempurnaan pada setiap versinya.
Program ini dapat menampilkan beberapa fitur baru yang membuat adobe flash
semakin canggih untuk urusan animasi 2D berbasis vektor.
Berbagai aplikasi animasi 2D mulai dari animasi kartun, animasi
interaktif, game, company profile, presentasi, video clip, animasi web dan aplikasi
animasi lainnya sesuai kebutuhan dapat diolah. Dan kini flash didukung dengan
kemampuannya dalam embuat animasi transformasi 3D, serta panel yang khusus
untuk membuat animasi dengan ActionScript yang lebih mudah pemakaiannya
[16].
2.6.2 Adobe Illustrator CS5.1
Adobe Illustrator merupakan aplikasi pengolah vektor yang handal dalam
menciptakan bentuk-bentuk geometri dasar, seperti titik, garis, kurva dan juga
polygon dapat di kreasikan secara menarik. Fungsi utama dari aplikasi ini adalah
sebagai pengolah vektor namun tidak hanya itu, aplikasi ini juga dapat
menggambar kartun dan juga membuat efek-efek untuk sebuah gambar [17].
2.6.3 Adobe Photoshop
Photoshop adalah sebuah software photo editing dan desain grafis yang
dibuat oleh Adobe yang sudah diakui kehandalannya, karena fasilitas yang
diberikan didalamnya tergolong lengkap dari mulai fitur mengedit foto,
39
3.1 Analisis Sistem
Pada analisis sistem akan menguraikan suatu sistem secara utuh beserta
komponen-komponennya mencakup identifikasi dan evaluasi dari permasalahan
– permasalahan juga kebutuhan kebutuhan yang diperlukan sehingga hubungan
unsur – unsur itu menjadi jelas serta dapat diusulkan perbaikan – perbaikannya.
Bagian ini meliputi analisis masalah, deskripsi sistem, analisis non fungsional
dan analisis fungsional.
3.1.1 Analisis Masalah
Perencanaan dalam perjalanan pendakian gunung merupakan hal yang
mendasar namun masih banyak pendaki yang tidak tahu bahkan menggabaikan
hal – hal yang menjadi penunjang kegiatan ini. Hal tersebut yang menjadi salah
satu faktor meningkatnya korban kecelakaan – kecelakaan digunung, walaupun
seberapa pintar dan hebatnya kemampuan seorang pendaki, tetap saja selalu ada
faktor lain diluar kuasa manusia. Yang menjadi pembahasan dalam masalah ini
adalah minimnya akses informasi yang dimiliki para pendaki pemula untuk
mempelajari informasi gunung serta langkah – langkah apa yang harus dilakukan
selama masa persiapan kegiatan dilakukan. Disisi lain, masalah sumber informasi
yang informatif, mudah dipahami dan visualisasi yang atraktif juga dibutuhkan
oleh para pendaki pemula.
Sejauh ini informasi - informasi kegiatan pendakian gunung dan berbagai
disiplin ilmu yang mendukung kegiatan tersebut bisa didapatkan hanya melalui
organisasi-organisasi pendakian gunung, juga sebagian informasi-informasi
bagaimana melakukan pendakian dapat ditemui diberbagai situs internet, tetapi
hal ini justru membingungkan pembacanya karena informasi yang disampaikan
3.1.2 Analisis Game Sejenis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap game yang sejenis,
baik berdasarkan tema dan genre diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang
disorot terhadap game yang akan dibangun. Game sejenis yang dianalisis adalah
sebagai berikut:
1. Pengenalan Game The Mountaineer
Game The Mountaineer adalah sebuah game berbasis web yang
diluncurkan oleh abroy.com. The Mountaineer bergenre adventure
sederhana dan menampilkan grafis 2D flash. Game ini mengangkat
tema tentang perjalanan seorang pendaki gunung yang melewati
berbagai rintangan dalam level pendakiannya. Tampilan dari game
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2. Gameplay & StorylineGame The Mountaineer
Adapun gameplay & storyline game The Mountaineer adalah sebagai
berikut :
a. Game ini memiliki 8 level dengan tingkat kesulitan masing –
masing. Mulai dari kaki gunung hingga berakhir di puncak gunung
b. Player harus berpikir mencari cara menyelesaikan misi disetiap
level, seperti :
Tabel 3. 1 StorylineGame Sejenis
Level Misi Storyline
1 Menjatuhkan pohon tumbang untuk menyebrang
2 Menyusun kayu – kayu untuk meyebrangi sungai
3 Memperdayai kambing hutan 4 Menghindari longsoran batu 5 Memperdayai beruang gua 6 Menyusun puzzle
7 Memanjat dinding es 8 Menyusun marker bendera
c. Karakter bergerak mengambil dan melakukan aksi dengan cara
mengklik tiap item.
Berikut merupakan aspek elemen-elemen dasar yang disorot dari sebuah
game yang terdapat pada game sejenis tersebut seperti yang terlihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3. 2 Elemen yang terdapat pada game sejenis
Elemen The Mountaineer
Karakter The Mountaineer
Rules Tidak dijelaskan
Level Terdapat 8 level
Nyawa Tidak ada
Score Tidak ada
Boss Tidak ada
Evaluasi / Victory
Conditions Tidak ada
Penyajian Materi Tidak ada
Perspective Side Scrolling
Kontroller Mouse Click
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan
bahwa game the Mountaineer memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Kelebihan dan kekurangan game sejenis
Kelebihan Kekurangan
a. Tiap level memiliki rules
berpikir yang berbeda
a. Hanya mengangkat sisi trik
permainan saja, tidak melibatkan
pengetahuan pendakian
b. Tampilan sederhana namun
cukup menarik dan unik
b. Keterbatasan gerak karakter,
karakter hanya dapat bergerak