i
KARAKTERISASI 20 GENOTIPE BAWANG MERAH
(
Allium cepa
L.)
MOHAMMAD IZZAT MUIZZUDDIN
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
i
ABSTRACT
Shallot is one of the most important vegetables of Indonesia productivity of the shallot in Indonesia must be impove to meen the demand of the consumers. The objective of this research is to characterize 20 genotypes of shallot from Indonesia as sources for further breeding process. This research was done in a Randomize Complete Block Design Group with one factor, namely genotype. The plant material tested consisted of 20 genotypes of onion crop (BM15, BM16, BM35, BM46, BM21, BM17, BM37, BMAS, BM42, BM22L, BM43, BM17B, BM02, BM03, BM04, BM05, BMAC, BM ABT, BM41, BM44) exploration results of Center for Tropical Horticulture Studies. The results indicate that the 20 genotypes of shallot both posses varied qualitative and quantitative characters and can be grouped as several cluster based on those characters.
Keywords: Allium cepa L., yield, exploration, collection, germplasm
ABSTRAK
i
Judul Skripsi : Karakterisasi 20 Genotipe Bawang Merah (Allium cepa L.) Nama : Mohammad Izzat Muizzuddin
NIM : A24118004
Disetujui oleh
Dr. Awang Maharijaya, SP MSi Dosen Pemimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr Ketua Departemen
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta`ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pertanian Judul penelitian yang penulis lakukan adalah Karakterisasi 20 Genotipe Bawang Merah (Allium cepa L.) Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor pada bulan Februari-April 2015.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Awang Maharijaya, SP Msi selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran serta bimbingan. Tidak lupa juga ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga, teman-teman yang terdekat dan seluruh pihak yang mendukung dan memberikan dorongan yang tulus baik dalam materil dan perhatian dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Bogor, Agustus 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Bawang Merah (Allium cepa L.) 2 Pembentukan Umbi Bawang Merah 3 Karakterisasi 3
METODE PENELITIAN 3
Bahan dan Alat 3
Waktu dan Tempat 3
Pelaksanaan Penelitian 4
Pengamatan 5 Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kondisi Umum Percobaan 7
Karakter Kualitatif 8
Karakter Kuantitatif 13
Analisis Korelasi 15
Analisis Gerombol 16
SIMPULAN DAN SARAN 17
Simpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 20
DAFTAR TABEL
1 Keragaman karakter pada tajuk dan intensitas warana pada daun 9
2 Keragaman karakter umbi bawang merah 11
3 Analisis ragam 12
4 Nilai pengamatan panjang daun, diameter daun, panjang batang semu, diameter batang semu, diamter jumlah daun pada batang semu 13 5 Nilai pengamatan tinggi umbi, diameter umbi, lebar leher umbi, bobot
umbi pertanaman 14
6 Korelasi linear antar karakter kuantitatif pada tanaman bawang merah 15 7 Pengelompokkan genotipe bawang merah berdasarkan analisis gerombol
15
DAFTAR GAMBAR
1 Curah hujan di Kebun Percobaan, Tajur 7
2 Keragaan intensitas warna pada daun 8
3 Keragaan perilaku tajuk 8
4 Keragaan umbi membentuk secara membujur 10
5 Gambar pengelompokan 20 genotipe bawang merah 16
DAFTAR LAMPIRAN
1 Deskripsi genotipe bawang merah BM15 21
2 Deskripsi genotipe bawang merah BM16 22
3 Deskripsi gentotipe bawang merah BM35 23
4 Deskripsi gentotipe bawang merah BM46 24
5 Deskripsi gentotipe bawang merah BM21 25
6 Deskripsi gentotipe bawang merah BM17 26
7 Deskripsi gentotipe bawang merah BM37 27
8 Deskripsi gentotipe bawang merah BMAS 28
9 Deskripsi gentotipe bawang merah BM42 29
10 Deskripsi gentotipe bawang merah BM22L 30
11 Deskripsi gentotipe bawang merah BM43 31
12 Deskripsi gentotipe bawang merah BM17B 32
13 Deskripsi gentotipe bawang merah BM02 33
14 Deskripsi gentotipe bawang merah BM03 34
15 Deskripsi gentotipe bawang merah BM04 35
16 Deskripsi gentotipe bawang merah BM05 36
17 Deskripsi gentotipe bawang merah BMAC 37
18 Deskripsi gentotipe bawang merah BMABT 38
19 Deskripsi gentotipe bawang merah BM41 39
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bawang Merah (Allium cepa L.) yang berasal dari Asia Tengah merupakan sayuran penting di Indonesia. Menurut BPS (2014), bawang merah termasuk jenis sayuran yang persentase produksinya mencapai 7.21% dari seluruh total produksi sayuran di Indonesia dan menempati urutan ketiga setelah kubis dan kentang. Bawang merah dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau sebagai bahan untuk mengobati penyakit tertentu sebagai obat tradisional karena mengandung senyawa antiseptic seperti aillin yang memiliki sifat anti mikroba termasuk bakteri sehingga berfungsi untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Berkaitan dengan nilai penting di atas, kebutuhan bawang merah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sekitar 5% sementara produksi bawang merah tidak stabil seperti sering mengalami penurunan seperti pada tahun 2010 dari 1 048 934 ton menjadi 893 124 ton. Selain itu, meskipun secara umum produksi tahunan bawang merah Indonesia mengalami surplus, namun produksi per bulannya berfluktuasi sementara kebutuhan masyarakat adalah tetap. Akibatnya selalu terjadi kekurangan pasokan bawang merah pada periode tertentu. Untuk mengatasi hal ini, diberlakukan harga referensi untuk masuknya impor bawang merah. Sebagai contoh tahun 2010 impor bawang merah di Indonesia tercatat sebesar 73 864 ton dan dalam tiga bulan pertama tahun 2011, impor bawang merah di Indonesia mencapai 85 730 ton. Dengan demikian produksi bawang merah di Indonesia perlu ditingkatkan melalui peningkatan produktivitas dan penyebaran lahan produksi. Produktivitas bawang merah di Indonesia masih relatif rendah sekitar 8 – 12 ton per ha (BPS 2013).
Rendahnya produktivitas bawang merah di Indonesia diduga karena serangan OPT yang tinggi serta belum banyaknya varietas unggul yang cocok dengan lingkungan setempat (Rukmana 1994). Hal ini diduga menjadi penyebab rendahnya produktivitas bawang merah di sentra – sentra produksi bawang merah terutama di luar pulau Jawa. Satu masalah yang dihadapi dalam produksi bawang merah adalah keterbatasan bibit yang tersedia pada setiap saat tanam belum sesuai dengan mutu bibit dan kesesuaian varietas (Putrasamedja dan Permadi 2011). Dengan demikian peningkatan produktivitas yang cepat dapat dicapai melalui perbaikan varietas bawang merah yang adaptif pada sentra produksi.
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakteristik morfologi dan daya hasil dari genotipe tanaman bawang merah (Allium cepa L.) yang diuji.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.)
Bawang merah dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Common Onion (termasuk di dalamnya: Allim cepa var. cepa; Allium cepa L. ssp. Cepa dan ssp. Austral Trofim) dan Aggregatum Group (termasuk di dalamnya Allium ascalonicum auct non Strard; Allium cepa ssp. Ortentale Kazak; Allium cepa var. ascalonicum Baker). Bawang merah dinamakan Allium cepa. Var aggregatum group yang berada dalam spesies yang sama dengan bawang Bombay karena kemampuannya untuk disilangkan dengan bawang Bombay dan menghasilkan anakan yang fertile (Brewster 1994; Rabinowitch dan Kamenetsky 2002). Bawang merah diklasifikasikan ke dalam kelas monocotiledoneae, superdo Liliiflorae, ordo
Asparagales, genus Allium dan family Alliaceae (Brewster 1994).
Tanaman bawang merah merupakan terna yang tingginya mencapai 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim (Wibowo 1999). Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang, sehingga system perakarannya dangkal, bercabang terpencar pada kedalaman 15-30 cm dalam tanah dan tidak tahan kekeringan (Rukmana 1994).
Umbi bawang merah merupakan umbi lapis. Umbi mempunyai pelbagai bentuk yang bervariasi mulai dari bentuk bulat hingga bentuk gepeng. Jumlah umbi per rumpun bervariasi antara 4 sampai 8 umbi (Putrasamedja dan Suwandi 1996) bahkan dapat mencapai 35 umbi (Rabinowitch dan Kamenetsky 2002). Umbi tersebut terbentuk dalam tanah dengan posisi yang rapat serta dikelilingi suatu seludang (Brewster 1994).
Bawang merah memiliki bunga majemuk sempurna berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50 sampai 200 kuntum bunga. Bunga ini berasal dari perkembangan tunas apical yang merupakan tunas utama yang akan muncul dari dasar umbi (Brewster 1994).
Pembentukan Umbi Bawang Merah
3 dibutuhkan untuk menginduksi setiap varietas dalam membentuk umbi (Rabinowitch dan Kamenetsky 2002).
Proses pembentukan umbi pada bawang Bombay yang dimulai dari penebalan pada leher tanaman dan pembengkakkan pada daun pelepah pertama. Penebalan ini terjadi karena ada perluasan sel dan tidak melibatkan pembelahan sel. Ketika daun pelepah mulai gugur, daun pipa mengalami sense sementara daun-daun baru mulai bermunculan hingga akhirnya mengering dan digantikan daun pelepah dan daun pipa yang baru.
Umbi mulai membengkak ketika mencapai bobot maksimum tanaman. Pada tahap ini, daun-daun mengering dan umbi mulai membengkak dalam waktu yang cepat, kulit terluar yang kering pada umbi mulai terbentuk. Pematangan umbi tercapai setelah jaringan leher tanaman mulai melunak dan kehilangan dan kehilangan turgiditasnya, akibatnya tanaman rebah dan umbi mencapai ukuran maksimal (Brewster 1994).
Karakterisasi
Tahapan dalam pemuliaan tanaman yaitu koleksi plasma nutfah, karakterisasi, seleksi setelah perluasan keragaman genetik, evaluasi dan pengujian, dan pelepasan varietas dan perbanyakan (Syukur et al. 2012). Tanaman yang telah diuji dari hasil koleksi perlu diketahui dan diadakan pencatatan asal, sifat adaptasi dan juga sifat penting lainnya (Poespodarsono 1998). Tahap seterusnya adalah karakterisasi tanaman bawang merah yang telah memenuhi syarat. Karakterisasi merupakan proses identifikasi karakter-karakter pada tanaman bawang merah yang telah ditanam.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan utama dalam percobaan ini adalah 20 genotipe tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.) yaitu BM15, BM16, BM35, BM46, BM21, BM17, BM37, BMAS, BM42, BM22L, BM43, BM17B, BM02, BM03, BM04, BM05, BMAC, BMABT, BM41, BM44. Bahan lain yang digunakan adalah. Bahan lain yang digunakan adalah kapur dolomit, pupuk kandang sapi, urea, KCl dan pestisida.
Alat–alat yang digunakan terdiri atas alat budidaya pertanian dan alat bantu. Alat budidaya pertanian yang digunakan adalah cangkul, arit, kored, gembor. Alat peneliti adalah penggaris dan jangka sorong dan alat tulis.
Tempat dan Waktu
4
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menanam 20 genotipe koleksi plasma nutfah bawang merah. Penanaman dilaksanankan pada lahan bebrbentuk datar. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor yaitu genotipe dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 60 satuan percobaan.
Bawang merah di tanam dalam bedengan dengan ukuran 120 cm x 200 cm. Jarak tanam yang digunakan 20 cm x 20 cm satu umbi untuk setiap lubang tanam. Persiapan lahan dilakukan dengan penggemburan tanah menggunakan cangkul dan pengaplikasikan kapur dolomit dengan dosis 100g/m2. Sebelum proses penanaman, bagian ujung umbi dipotong 1/3 bagian dan dilakukan perendaman pada larutan bakterisida dan cendawan dan bakteri. Pemupukan pertama dilakukan pada 2 minggu setelah tanam (MST) dengan pupuk kandang sapi susulan pupuk urea dan KCl. Pemupukan kedua diaplikasikan pada 4 minggu setelah tanam (MST) dengan pupuk urea dan KCl.
Pemanenan dilakukan pada umur 65–75 hari setelah tanam dengan ciri-ciri tanaman (1) tanaman sudah cukup tua dengan hampir 60-90 persen batang telah lemas dan daun menguning, (2) umbi lapis terlihat penuh padat berisi dan sebagian tersembul dipermukaan tanah, (3) warna kulit telah mengkilap atau memerah, tergantung varietasnya, (3) cara panen dengan mencabut tanaman bersama daunnya, diusahakan tanah yang menempel dibersihan. Saat panen harus pada kondisi kering.
Pengamatan dilakukan setelah panen terhadap karakter pertumbuhan generatif pada setiap lima tanaman contoh dalam satuan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap 23 karakter sesuai dengan Naktuinbow Calibration Book of Onion and Shallot (2010) yang meliputi, karakter kuantitatif dan kualitatif.
Karakter kuantitatif yang diamati meliputi: 1. Jumlah daun pada batang semu,
2. Panjang daun (cm), diukur dari pangkal hingga ujung daun saat panen dengan menggunakan penggaris,
3. Diameter daun (cm), diukur dari sisi pada saat panen menggunakan jangka sorong,
5 8. Diameter umbi (cm), diukur diameter umbi menggunakan jangka sorong,
9. Lebar leher umbi (cm), diukur lebar leher umbi menggunakan penggaris.
Karakter kualitatif yang diamati meliputi: 1. Perilaku tajuk,
2. Kelunakan tajuk, 3. Kelengkungan tajuk,
4. Warna daun (Yellow, Light green, Green, Dark green, Light purple, Purple, atau Variegated,) diamati waktu saat panen,
5. Posisi pada diameter terluas (ke arah ujung batang, pertengahan, ke arah ujung akar),
6
7. Umbi membentuk secara membujur (Elips, Ovate medium, Broad elips, Circular, Broad ovate, Broad obavate, Rhombic, Transerver medium ellips, Transerve narrow ellips),
8. Bentuk pada ujung batang diamati pada saat panen,
9. Bentuk pada ujung akar diamati pada saat panen,
10.Umbi: tingkat membelah menjadi bagian-bagian umbi (kulit umbi kering),
11.Warna dasar pada kulit umbi kering (White, Grey, Green, Yellow, Brown, Pink, Red) diamati pada saat panen,
7 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 3 ulangan dengan menggunakan 20 genotipe bawang merah sehingga terdapat 60 satuan percobaan. Model linier aditif yang digunakan adalah sebagai berikut:
Yij = μ+ τi + βj + εij
Model linier dari rancangan di atas yaitu :
Yij = μ + αi + βj + Ɛij
Yij = Pengamatan pada perlakuan genotipe ke-I dan ulangan ke-j μ = Nilai rataan umum
αi = Pengaruh perlakuan genotipe ke-i (i = 1,2,3,…20) βj = Pengaruh kelompok ke-j (i = 1,2,3)
Ɛij = Pengaruh galat yang acak dari perlakuan genotipe ke-i dan ke-j
Uji F dilakukan pada karakter kuantitatif untuk mengetahui adanya pengaruh nyata antara genotipe yang diteliti. Jika analisis ragam menunjukkan nilai berbeda nyata maka dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Duncan pada taraf nyata 5%. Analisis data dilakukan dengan bantuan Software SAS 9.1 dan Microsoft Excel 2010. Untuk karakter kualitatif, dilakukan uji Friedman untuk mengetahui perbedaan hasil antar genotipe yang diuji dengan menggunakan software minitab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Kondisi Umum Percobaan
Hasil analisis di awal penelitian kebun percobaan IPB Tajur memiliki pH tanah sebesar 5,0. Kondisi pH tanah yang sesuai untuk pertumbuhan bawang merah adalah sekitar 5,5-6,5 ( Ashari 1995), oleh karena itu dilakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit. Temperatur saat penelitian cukup sesuai untuk bawang merah yaitu sekitar 25-32ºC. Tanaman bawang merah membutuhkan suhu antara 20-26ºC dan lama penyinaran 11 jam, tetapi biasanya tanaman bawang merah menyukai temperatur yang lebih rendah (Siemonsma and Pileuk 1994).
8
dan April dengan ukuran 406mm (Gambar 1). Hama yang menyerang tanaman antara lain larva Liriomyza sp, ulat bawang (S. exigua) dan belalang. Pencegahan hama dan penyakit dilakuan secara kimiawi menggunakan pestisida dan fungisida. Tanaman yang sudah terserang dikendalikan secara mekanis. Selain hama dan penyakit, organisme pengganggu tanaman yang muncul di pertanaman bawang merah yaitu gulma Axonapus Compressus (Swartz), pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan penyiangan setiap minggu.
Gambar 1 curah hujan di Kebun Percobaan IPB, Tajur Karakter Kualitatif
Karakter Tajuk dan Daun tanaman bawang merah (Allium cepa L.)
Karakter tajuk dan instensitas warna daun menunjukkan adanya keragaman (Tabel 1). Keragaman tajuk meliputi perilaku tajuk, tajuk melengkung, kelunakan tajuk dan intensitas warna daun bawang merah. Keragaman perilaku tajuk antara lain tegak, semi tegak dan tegak semi tegak. Keragaman terhadap tajuk melengkung beberapa genotipe tidak ada dan sedang. Keragaman karakter kelunakan tajuk kuat ditemukan pada genotipe BM 15 dan BM ABT sedangkan genotipe lainnya sedang dan lemah. Karakter intensitas warna hijau daun menunjukkan keragaman terang, sedang, dan gelap.
Penelitian ini lingkungan di pertanaman bawang merah seragam, sehingga variasi yang terjadi disebabkan oleh variasi genotipe. Sebagai contoh unsur nitrogen merupakan faktor utama pertumbuhan vegetatif. Tanaman yang mendapatkan pasokan unsur N yang cukup pertumbuhan vegetatifnya baik dengan ciri warna daun hijau tua ( Munawar 2011). Dengan demikian dapat diduga bahwa kebutuhan N setiap genotipe bawang merah berbeda-beda.
9
(A) (B) (C) (D) (E) Gambar 2 Keragaan intensitas warna pada daun
A= sangat terang, B= terang, C= sedang, D= gelap, E= sangat gelap
(A) (B) Gambar 3 Keragaan perilaku tajuk
10
Tabel 1 Keragaman karakter pada tajuk dan intensitas warna pada daun
Genotipe Perilaku Tajuk Kelengkungan Tajuk
Karakter umbi bawang merah, bentuk dan intensitas warna dasar kulit umbi kering
Karakter pada umbi pada beberapa genotipe yang ditanam (ukuran, bentuk dan warna ) menunjukkan adanya keragaman (Tabel 2). Keragaman ukuran umbi antara lain besar, sedang dan kecil. Berdasarkan peubah ukuran umbi, hasil penelitian ini telah dapat memperlihatkan komponen hasil yang diamati dari ukuran umbi yang besar faktor dari kualitas bibit yang baik dan juga genetik. Keragaman tingkat membelah umbi menjadi bagian-bagian umbi (kulit umbi mengering) sedang, kuat dan ditemukan lemah pada genotipe BM ABT dan BM 46. Pada karakter umbi: posisi diameter terluas umumnya ke arah ujung akar, pertengahan dan ditemukan pada genotipe BM 17 ke arah ujung batang. Keragaman umbi bentuk secara membujur antara lain, elips melintang sedang, bulat, belah ketupat, oval lebar, elips lebar dan oval sedang.
11
Gambar 4 Keragaan umbi membentuk secara membujur
A = Elips, B = Oval sedang, C = Elips lebar, D = Membulat, E = Belah ketupat, F= Oval lebar, G = Elips melintang sedang, H = elips melintang sempit
A B
D E
G H
12
Tabel 2 Keragaman genotipe karakter umbi bawang merah
Ge
(a) Ukuran umbi= kecil, sedang, besar, 3,5,7. (b) Umbi tingkat membelah menjadi bagian-bagian umbi( kulit umbi mengering)= tidak ada, lemah, sedang, kuat, sangat kuat, 1,3,5,7,9. (c) Umbi: posisi pada diameter terluas= ke arah ujung batang, pertengahan, ke arah ujung akar 1,3,7. (d) Umbi: bentuk secara membujur= Elips, oval edang, elips lebar, bulat, oval lebar, oval terbalik lebar, belah ketupat, elips melintang sedang, elips melintang sempit, 1,2,3,4,5,6,7,8,9. (e) Umbi: bentuk pada ujung batang= melengkung, rata, agak naik, membulat, agak miring, sangat miring, 1,2,3,4,5,6. (f) Umbi: bentuk pada ujung akar= melengkung, rata, agak naik, membulat, agak miring, sangat miring, 1,2,3,4,5,6. (g) Umbi: warna dasar pada kulit umbi= putih, abu-abu, hijau, kuning, coklat, merah muda, merah, 1,2,3,4,5,6,7. (h) Intensitas warna dasar kulit umbi kering= terang, sedang, gelap, 3,5,7.
Karakter Kuantitatif
Analisis Ragam
Analisis ragam pada peubah-peubah kuantitatif menunjukkan bahwa perbedaan genotipe memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel 3). Pengaruh yang sangat nyata tersebut menunjukkan bahwa dua puluh genotipe bawang merah yang diuji memiliki karakter kuantitatif yang beragam. Nilai koefisien keragaman pada peubah-peubah yang diamati berkisar 5.61 – 14.47 %.
13 Tabel 3 Analisis ragam
**Berpengaruh nyata pada taraf uji 1%
Panjang daun, diameter daun, panjang batang semu, diameter batang semu, jumlah daun batang semu
Nilai tengah pengamatan panjang daun tanaman berkisar 19.50 – 36.24 cm (Tabel 4). Bawang merupakan tanaman tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15 – 50 cm (Wibowo 1999), genotipe BM ABT memiliki nilai tengah tinggi panjang daun yaitu 36.24 cm. Beberapa genotipe bawang diantara termasuk BM 15, BM 16, BM 46, BM 21, BM 17, BM 37, BM AS, BM 42, BM 22 L, BM 43, BM 17B, BM 02, BM 03, BM04, BM 05, BM AC, BM 41 dan BM 44 memiliki panjang daun yaitu berkisar 21 – 35 cm. Rendahnya tinggi tanaman bawang merah disebabkan populasi tanaman bawang merah tinggi sehingga terjadi persaingan dalam memperebutkan unsur hara, air dan cahaya. Sesuai dengan pendapat Efendi (1985) bahwa kompetisi antara tanaman terhadap radiasi surya dan ruangan tumbuh sehingga mempengaruhi morfologi seperti tinggi tanaman.
Genotipe bawang BM 35 memiliki nilai tengah panjang daun paling rendah yaitu 19.50 cm. Hasil pengujian panjang daun dan diameter daun menunjukkan keragaman. Panjang daun dan diameter daun berkontribusi terhadap luas daun. Tanaman bawang merah pada umumnya memiliki tipe panjang daun 30 cm ke atas. Hal ini rata-rata nilai tengah panjang daun kecil karena adanya faktor curah hujan yang tinggi yang menghambat perkembangan panjang daun. Selain dari faktor iklim ada juga yang memiliki panjang daun yang pendek karena faktor genetik yang ditemukan BM 35 rata – rata panjang daun yang pendek.
14
terendah yaitu 5 ditemukan pada dua genotipe BM 16 dan BM 04. Menurut Koplod dan Kriedmeb (1978) cit Gusviari (1989) menyatakan tanaman yang lebih tinggi dapat menyebabkan kecepatan fotosintesis pada masing – masing daun cenderung menurun karena terjadi penaungan diantara daun yang terdekat sehingga cahaya pada bagian sebelah bawah lebih sedikit.
Tabel 4 Nilai pengamatan panjang daun, diameter daun, panjang batang semu, diameter batang semu, jumlah daun pada batang semu
BM03 27.48defg 0.70bcde 3.00fg 0.68cdefg 7.0de
BM04 27.62defg 0.76ab 3.00fg 1.00a 5.0f
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%.
15 Genotipe BM ABT yang memiliki nilai tengah bobot umbi pertanaman yang paling tinggi yaitu 97.4 gram. Tanaman bawang merah yang ditanam dalam kondisi hujan dan tidak cukup mendapat sinar matahari, maka pembentukkan umbinya tidak sempurna sehingga mengakibatkan ukuran umbinya kecil (Tim Bina Karya Tani 2008).
Tabel 5 Nilai pengamatan tinggi umbi, diameter umbi, lebar leher umbi Genotipe Tinggi umbi
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%.
Analisis Korelasi
Hasil pengujian analisis korelasi antar karakter kuantitatif pada buah tersaji dalam (Tabel 6). Karakter jumlah daun batang semu berkorelasi positif sangat nyata terhadap panjang daun dan diameter batang semu, namun berkorelasi tidak nyata terhadap panjang batang semu. Tinggi umbi berkorelasi positif sangat nyata terhadap panjang daun, panjang batang semu, diameter batang semu dan jumlah daun batang semu. Hal tersebut menunjukkan bahwa genotipe tanaman dengan nilai tinggi umbi yang besar memiliki kecenderungan nilai panjang daun, panjang batang semu dan jumlah daun batang semu yang tinggi.
16
diameter umbi, tetapi berkorelasi tidak nyata terhadap panjang daun dan jumlah daun batang semu. Diameter daun berkorelasi positif sangat nyata terhadap panjang daun, panjang batang semu, diameter batang semu, tinggi daun, lebar leher umbi, namun berkorelasi nyata terhadap jumlah daun batang semu dan diameter umbi. Bobot umbi pertanaman berkorelasi positif sangat nyata terhadap panjang daun, diameter batang semu, jumlah daun batang semu, diamter umbi, lebar leher umbi dan diameter daun, berkorelasi positif nyata terhadap panjang batang semu dan tinggi umbi.
Tabel 6 Korelasi linear antar karakter kuantitatif pada tanaman bawang merah
PD PBS DBS JDBS TU DU LLU DD
**=berkorelasi sangat nyata *=berkorelasi nyata tn=tidak nyata PD=panjang daun PBS=panjang batang semu DBS=diameter batang semu JDBS=jumlah daun batang semu TU=tinggi umbi DU=Diameter umbi LLU= Lebar leher umbi DD=Diameter daun BUP=Bobot umbi pertanaman
Analisis Gerombol
Analisis gerombol (Gambar 5) berdasarkan karaker-karakter kualitatif dan kuantitif. Karakter kuantitatif yang digunakan antara lain panjang daun, diameter daun, panjang batang semu, diameter batang semu, jumlah daun pada batang semu, tinggi umbi, diameter umbi dan lebar leher umbi. Karakter kuantitatif menggunakan data scoring berdasarkan panduan pengujian individual PPU (2013). Analisis gerombol sebagian besar menggunakan nilai karakater kualitatif.
Analisis gerombol membagi 20 genotipe yang diuji kedalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemiripan atau kedekatan genetik. Hasil analisis gerombol pada tingkat kemiripan 50 % membagi genotipe bawang merah menjadi 6 kelompok. Sebagian besar genotipe bawang merah mengelompok pada kelompok II.
17 Kelompok I merupakan genotipe bawang merah yang memiliki perilaku tajuk yang tegak, tajuk melengkung tidak ada, kelunakan tajuknya kuat, intensitas warna hijau daun yang gelap, ukuran umbi yang besar, tingkat membelah menjadi bagian-bagian umbi sedang, bentuk umbi membujur elips melintang sedang. Kelompok II merupakan genotipe bawang merah yang memiliki perilaku tajuk tegak dan semi tegak pada umumnya, perilaku tajuk umumnya tidak ada, kelunakan tajuk umumnya sedang, ukuran umbi rata-rata kecil dan sedang, memiliki keragaman umbi bentuk secara membujur. Kelompok III memiliki perilaku tajuk tegak, kelunakan tajuk sedang, berukuran umbi yang kecil dan bentuk pada ujung batang umbi agak naik. Kelompok IV merupakan genotipe bawang merah yang memiliki perilaku tajuk semi tegak, tajuk melengkung sedang, kelunakan tajuk sedang, intensitas warna hijau daun yang terang, ukuran umbi yang besar dan tingkat membelah menjadi bagian-bagian umbi kuat dan bentuk umbi membujur elips melintang sedang. Kelompok V merupakan genotipe bawang merah yang memiliki tajuk tumbuh semi tegak, tajuk melengkung sedang, kelunakan tajuk sedang, intensitas warna hijau daun yang terang dan ukuran umbi yang kecil. Kelompok VI merupakan genotipe bawang merah yang memiliki perilaku tajuk memiliki intensitas warna daun yang gelap, dan ukuran umbi yang besar.
Gambar 5 Pengelompokan berdasarkan analisis gerombol
Gambar 5 Pengelompokan berdasarkan analisis gerombol
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
18
dan berbentuk elips melintang sedang. Kelompok II memiliki genotipe bawang merah yang paling banyak. Kelompok III merupakan genotipe bawang merah yang berukuran agak kecil. Kelompok IV dan V masing – masing mempunyai satu genotipe BMAS dan BM17. Kelompok VI BM05 dan BM ABT merupakan jenis genotipe bawang merah memiliki kemiripan ukuran umbi agak besar yang sama.
Saran
Beberapa genotipe tanaman bawang merah yang diuji menunjukkan hasil yang agak kecil dan banyak yang layu. Disarankan untuk melakukan penelitian bawang merah pada musim kemarau dan lama penyinaran yang cukup dalam waktu pertumbuhan bawang merah.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. UI press: Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2013. Tabel Produksi Hoikultura/Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah 2010-2013. http//www.bps.go.id [diakses tgl 16 Juni 2015].
Badan Pusat Statistik. 2013. Data Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. [BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2015. Data curah hujan
selama bulan Februari sampai April. Bogor (ID): BMKG.
Brewster Jl. 1994. Crop Production Science in Horticulture 3: Onions and Other Vegetable Allium 2. CAB International. 227p.
Brewster JL. Salter PJ. Darby RJ. 1977. Analysis of the growth and yield of overwintered onions. J Hort.Sci. 52:3335-346.
Direktorat Jenderal Hortikultura 2008. Data ekspor dan impro tanaman hortikultura: Bawang Merah. www.deptan.go.id [diakses tgl 20 Januari 2015]. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2009. Produksi Tanaman Hortikultura: Bawang
Merah. www.deptan.go.id (diakses tgl 20 Januari 2015).
Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Berita Hortikultura. www.deptan.go.id [diakses tgl 22 Januari 2015].
Hartmann H T D E, Kester F T Davies and R L Geneve. 1997. Plant Propagation: Principal and Practices 6th ed. Prentice Hall. New Jersey. 770p.
Le Guen-Le Saos F, A Hourtman, F Esnault, and J E Chauvin. 2002. In vitro bulb development in shallot (Allium cepa L. Aggregatum Group): effect of anti-cibberellins, sucrose and light. Ann. Bot. 89: 419-425.
Munawar Ali. 2011. Kesuburan Tanah Dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor. 130 hal.
Naktuinbouw. 2010. Naktuinbouw calibration book, Onion and Shallot.
Siemonsma J S and K Pileuk, 1994. Plant Resources of South-East Asia. Porsea, Bogor.
19 Putrasamedja S. 1995. Cara memproduksi benih bawang merah melalui biji (TSS).
Prosiding Semina Ilmiah Nasional Komoditas Sayuran 24-10-1995. Rahayu E, Berlian N V A 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya: Jakarta. Rabinowitch HD, Kamenetsky R. 2002. Shallot (Allium cepa var. aggregatum
group), P409-430
Rabinowitch HD, Currah L (eds.) Allium Crops Science: Recent Advances. CABI Warwick
Rukmana R. 1999. Bawang Merah: Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Penebar Swadaya. Jakarta. 47hal.
Syukur M, S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Yrama Widya, Bandung.
Wibowo S. 1999. Budidaya Bawang. Penebar Swadaya. Jakarta. 194 hal.
20
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sabah, Malaysia, 22 September 1993, merupakan anak pertama dari pasangan Ishak dan Jaerah@Manja. Pendidikan dari SD-SMA penulis menempuh di ibu Kota Kinabalu, Sabah. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SK Bahang pada tahun 1999-2015. Tahun 2006 melanjutkan pendidikan ke SMK Bahang dan lulus pada tahun 2010.
21 Lampiran 1 Deskripsi genotipe bawang merah BM15
Genotipe : BM15
Jumlah daun pada batang semu : 8
Panjang daun : 29.06 cm
Diameter daun : 0.78 cm
Panjang batang semu : 7 cm
Diamater batang semu : 0.80 cm
Tinggi umbi : 3.58 cm
Diameter umbi : 4.76 cm
Lebar leher umbi : 2.62 cm
Bobot umbi pertanaman : 42.2 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Kuat
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung akar
Ukuran umbi dominan : Besar
Umbi membentuk secara membujur : Elips melintang sedang
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
22
Lampiran 2 DESKRIPSI GENOTIPE BAWANG MERAH BM 16
Genotipe : BM16
Jumlah daun pada batang semu : 5
Panjang daun : 28.06 cm
Diameter daun : 0.74 cm
Panjang batang semu : 5.72 cm
Diamater batang semu : 0.72 cm
Tinggi umbi : 2.74 cm
Diameter umbi : 2.44 cm
Lebar leher umbi : 1.28 cm
Bobot umbi pertanaman : 24.85 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Sedang
Posisi pada diameter terluas : Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Bulat
Bentuk pada ujung batang : Agak Miring
Bentuk pada ujung akar : Agak Miring
23 Lampiran 3 Deskripsi genotipe bawang merah BM35
Genotipe : BM35
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 19.50 cm
Diameter daun : 0.64 cm
Panjang batang semu : 3.44 cm
Diamater batang semu : 0.86 cm
Tinggi umbi : 2.32 cm
Diameter umbi : 2 cm
Lebar leher umbi : 1.12 cm
Bobot umbi pertanaman : 23.7 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Terang
Posisi pada diameter terluas : Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Belah Ketupat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Rata
24
Lampiran 4 Deskripsi genotipe bawang merah BM46
Genotipe : BM46
Jumlah daun pada batang semu : 8
Panjang daun : 23.50 cm
Diameter daun : 0.64 cm
Panjang batang semu : 2.90 cm
Diamater batang semu : 0.82 cm
Tinggi umbi : 2.42 cm
Diameter umbi : 2.30 cm
Lebar leher umbi : 1.20 cm
Bobot umbi pertanaman : 24.63 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Terang
Posisi pada diameter terluas : Pertengahan
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Belah Ketupat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Rata
25 Lampiran 5 Deskripsi genotipe bawang merah BM21
Genotipe : BM21
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 22.60 cm
Diameter daun : 0.62 cm
Panjang batang semu : 3.10 cm
Diamater batang semu : 0.58 cm
Tinggi umbi : 2.54 cm
Diameter umbi : 2.54 cm
Lebar leher umbi : 1.28 cm
Bobot umbi pertanaman : 73.5 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Oval Lebar
Bentuk pada ujung batang : Agak Miring
Bentuk pada ujung akar : Membulat
26
Lampiran 6 Deskripsi genotipe bawang merah BM17
Genotipe : BM17
Jumlah daun pada batang semu : 9
Panjang daun : 26.20 cm
Diameter daun : 0.66 cm
Panjang batang semu : 2.82 cm
Diamater batang semu : 0.58 cm
Tinggi umbi : 2.46 cm
Diameter umbi : 2.22 cm
Lebar leher umbi : 0.96 cm
Bobot umbi pertanaman : 38.4 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Terang
Posisi pada diameter terluas : Ke Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Kecil
Umbi membentuk secara membujur : Elips Lebar
Bentuk pada ujung batang : Agak Miring
Bentuk pada ujung akar : Agak Naik
27 Lampiran 7 Deskripsi genotipe bawang merah BM37
Genotipe : BM37
Jumlah daun pada batang semu : 9
Panjang daun : 28.10 cm
Diameter daun : 0.72 cm
Panjang batang semu : 2.70 cm
Diamater batang semu : 0.62 cm
Tinggi umbi : 2.48 cm
Diameter umbi : 2.48 cm
Lebar leher umbi : 1.18 cm
Bobot umbi pertanaman : 32.4 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Terang
Posisi pada diameter terluas : Ke Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Oval Sedang
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Rata
28
Lampiran 8 Deskripsi genotipe bawang merah BMAS
Genotipe : BMAS
Tinggi tanaman :
Jumlah daun pada batang semu : 8
Panjang daun : 21.80 cm
Diameter daun : 0.56 cm
Panjang batang semu : 3.10 cm
Diamater batang semu : 0.72 cm
Tinggi umbi : 2.46 cm
Diameter umbi : 2.86 cm
Lebar leher umbi : 1.22 cm
Bobot umbi pertanaman : 18.1 g
Perilaku tajuk : Semi tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Terang
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung akar
Ukuran umbi dominan : Besar
Umbi membentuk secara membujur : Elips melintang sedang
Bentuk pada ujung batang : Agak naik
Bentuk pada ujung akar : Rata
29 Lampiran 9 Deskripsi genotipe bawang merah BM42
Genotipe : BM42
Jumlah daun pada batang semu : 9
Panjang daun : 32.72 cm
Diameter daun : 0.76 cm
Panjang batang semu : 5.20 cm
Diamater batang semu : 0.74 cm
Tinggi umbi : 2.72 cm
Diameter umbi : 2.90 cm
Lebar leher umbi : 1.26 cm
Bobot umbi pertanaman : 42.9 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Lemah
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Oval Lebar
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
30
Lampiran 10 Deskripsi genotipe bawang merah BM22L
Genotipe : BM22L
Jumlah daun pada batang semu : 9
Panjang daun : 29.70 cm
Diameter daun : 0.70 cm
Panjang batang semu : 4.54 cm
Diamater batang semu : 0.76 cm
Tinggi umbi : 2.92 cm
Diameter umbi : 2.48 cm
Lebar leher umbi : 0.9 cm
Bobot umbi pertanaman : 24.35 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Lemah
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke Arah Ujung Akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Bulat
Bentuk pada ujung batang : Agak Miring
Bentuk pada ujung akar : Membulat
31 Lampiran 11 Deskripsi genotipe bawang merah BM43
Genotipe : BM43
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 24.50 cm
Diameter daun : 0.62 cm
Panjang batang semu : 4 cm
Diamater batang semu : 0.60 cm
Tinggi umbi : 2.86 cm
Diameter umbi : 2.60 cm
Lebar leher umbi : 0.70 cm
Bobot umbi pertanaman : 10.55 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Lemah
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung batang
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Bulat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Rata
32
Lampiran 12 Deskripsi genotipe bawang merah BM17B
Genotipe : BM17B
Jumlah daun pada batang semu : 9
Panjang daun : 35.12 cm
Diameter daun : 0.82 cm
Panjang batang semu : 3.70 cm
Diamater batang semu : 0.64 cm
Tinggi umbi : 2.88 cm
Diameter umbi : 2.70 cm
Lebar leher umbi : 1.26 cm
Bobot umbi pertanaman : 26.75 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Terang
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung batang
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Oval Lebar
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
33 Lampiran 13 Deskripsi genotipe bawang merah BM02
Genotipe : BM02
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 29.80 cm
Diameter daun : 0.74 cm
Panjang batang semu : 4.12 cm
Diamater batang semu : 0.64 cm
Tinggi umbi : 2.88 cm
Diameter umbi : 2.80 cm
Lebar leher umbi : 1.30 cm
Bobot umbi pertanaman : 33.88 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung batang
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Belah Ketupat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
34
Lampiran 14 Deskripsi genotipe bawang merah BM03
Genotipe : BM03
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 27.48 cm
Diameter daun : 0.70 cm
Panjang batang semu : 3.00 cm
Diamater batang semu : 0.68 cm
Tinggi umbi : 2.98 cm
Diameter umbi : 3.14 cm
Lebar leher umbi : 1.26 cm
Bobot umbi pertanaman : 26.9 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Sedang
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung batang
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Belah Ketupat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
35 Lampiran 17 Deskripsi genotipe bawang merah BM04
Genotipe : BM04
Jumlah daun pada batang semu : 5
Panjang daun : 27.62 cm
Diameter daun : 0.76 cm
Panjang batang semu : 3.00 cm
Diamater batang semu : 1.00 cm
Tinggi umbi : 2.18 cm
Diameter umbi : 2.24 cm
Lebar leher umbi : 0.94 cm
Bobot umbi pertanaman : 14.9 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Sedang
Posisi pada diameter terluas : Pertengahan
Ukuran umbi dominan : Kecil
Umbi membentuk secara membujur : Elips melintang sempit
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Agak Miring
Tingkat membelah menjadi bagian-bagian umbi : Kuat
36
Lampiran 16 Deskripsi genotipe bawang merah BM05
Genotipe : BM05
Jumlah daun pada batang semu : 10
Panjang daun : 31.08 cm
Diameter daun : 0.78 cm
Panjang batang semu : 4.80 cm
Diamater batang semu : 0.58 cm
Tinggi umbi : 2.90 cm
Diameter umbi : 3.10 cm
Lebar leher umbi : 1.20 cm
Bobot umbi pertanaman : 32.6 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak Ada
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung batang
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Elips Lebar
Bentuk pada ujung batang : Agak Miring
Bentuk pada ujung akar : Melengkung
37 Lampiran 17 Deskripsi genotipe bawang merah BMAC
Genotipe : BM AC
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 27.60 cm
Diameter daun : 0.72 cm
Panjang batang semu : 4.00 cm
Diamater batang semu : 0.58 cm
Tinggi umbi : 2.40 cm
Diameter umbi : 2.80 cm
Lebar leher umbi : 0.90 cm
Bobot umbi pertanaman : 18.5 g
Perilaku tajuk : Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung batang
Ukuran umbi dominan : Kecil
Umbi membentuk secara membujur : Belah Ketupat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
38
Lampiran 18 Deskripsi genotipe bawang merah BMABT
Genotipe : BMABT
Jumlah daun pada batang semu : 11
Panjang daun : 36.24 cm
Diameter daun : 0.82 cm
Panjang batang semu : 4.70 cm
Diamater batang semu : 1.00 cm
Tinggi umbi : 3.10 cm
Diameter umbi : 3.26 cm
Lebar leher umbi : 1.20 cm
Bobot umbi pertanaman : 97.40 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Kuat
Kelengkungan tajuk : Sedang
Warna daun : Gelap
Posisi pada diameter terluas : Pertengahan
Ukuran umbi dominan : Besar
Umbi membentuk secara membujur : Bulat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Membulat
39 Lampiran 19 Deskripsi genotipe bawang merah BM41
Genotipe : BM41
Jumlah daun pada batang semu : 6
Panjang daun : 22.50 cm
Diameter daun : 0.56 cm
Panjang batang semu : 2.94 cm
Diamater batang semu : 0.66 cm
Tinggi umbi : 2.80 cm
Diameter umbi : 3.14 cm
Lebar leher umbi : 1.16 cm
Bobot umbi pertanaman : 29.55 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak ada
Warna daun : Sedang
Posisi pada diameter terluas : Pertengahan
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Bulat
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Rata
40
Lampiran 20 Deskripsi genotipe bawang merah BM44
Genotipe : BM44
Jumlah daun pada batang semu : 7
Panjang daun : 24.54 cm
Diameter daun : 0.58 cm
Panjang batang semu : 3.20 cm
Diamater batang semu : 0.70 cm
Tinggi umbi : 2.80 cm
Diameter umbi : 2.82 cm
Lebar leher umbi : 0.92 cm
Bobot umbi pertanaman : 21.95 g
Perilaku tajuk : Semi Tegak
Kelunakan tajuk : Sedang
Kelengkungan tajuk : Tidak ada
Intensitas warna daun : Sedang
Posisi pada diameter terluas : Ke arah ujung akar
Ukuran umbi dominan : Sedang
Umbi membentuk secara membujur : Oval lebar
Bentuk pada ujung batang : Agak Naik
Bentuk pada ujung akar : Rata