• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintasan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa Striata Pada Media Alkalinitas Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintasan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa Striata Pada Media Alkalinitas Yang Berbeda"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA

IKAN GABUS

Channa striata

PADA MEDIA

ALKALINITAS YANG BERBEDA

MUHAMMAD IDRIS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada Media Alkalinitas yang Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Muhammad Idris

(4)
(5)

ABSTRAK

MUHAMMAD IDRIS. Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada Media Alkalinitas yang Berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan ADANG SAPUTRA.

Produksi ikan gabus (Channa striata) masih disuplai dari perikanan tangkap. Kegiatan budidaya masih terkendala karena sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus masih rendah. Penelitian ini bertujuan memperoleh konsentrasi alkalinitas yang terbaik terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus. Larva ikan gabus dengan bobot dan panjang tubuh rata-rata 0,0086 ± 0,0001 gram dan 0,7 ± 0,045 cm dipelihara pada bak plastik berukuran 40x25x20 cm sebanyak 500 ekor (34 ekor/liter) dengan volume air 15 liter. Ikan dipelihara selama 24 hari dan diberi pakan berupa cacing sutera cacah sebanyak tiga kali sehari dengan metode pemberian secara at satiation. Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap. Perlakuannya terdiri dari alkalinitas 25-30, 50-55, 75-80, dan 100-105 mg/L CaCO3. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3 dapat meningkatkan sintasan dan laju pertumbuhan sebesar 52,20 ± 0,80 % dan 13,81 ± 0,19 %. Dengan demikian sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus yang terbaik diperoleh pada konsentrasi alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3.

Kata kunci: ikan gabus, alkalinitas, sintasan, pertumbuhan

ABSTRACT

MUHAMMAD IDRIS. Survival and Growth of Larvae Snakehead Fish Channa striata in Different Media Alkalinity. Supervised by EDDY SUPRIYONO and ADANG SAPUTRA.

Snakehead fish (Channa striata) production was still supplied by capture fisheries. Fish culture activity was still constrained due to the survival and growth of larvae snakehead fish were still low. This experiment was aimed to obtain the best alkalinity concentration on the survival and growth of larvae snakehead fish. Larvae snakehead fish with initial weight and body length of 0.0086 ± 0.0001 grams and 0.7 ± 0.045 cm were reared in plastic tank size of 40x25x20 cm each 500 fishes (34 fish/litre), with water volume of 15 litres. Fish were reared for 21 days and were fed with chopped blood worm three times a day with at satiation

method. This experiment was designed by completely randomized design. The treatment consisted of four different alkalinity levels 25-30, 50-55, 75-80, and 100-105 mg/L CaCO3. Each treatment consisted of three replications. The result showed that alkalinity concentration of 50-55 mg/L CaCO3 could increase survival rate and growth rate with value 52.20 ± 0.80 % and 13.81 ± 0.19 %. Therefore, survival and growth of larvae snakehead fish were best obtained at concentration of alkalinity of 50-55 mg/L CaCO3.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya

SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA

IKAN GABUS

Channa striata

PADA MEDIA

ALKALINITAS YANG BERBEDA

MUHAMMAD IDRIS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi

Nama NIM

: Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata

pada Media Alkalinitas yang Berbeda

: Muhammad Idris

: C14110044

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Tanggal Lulus:

1 4

SEP

2015

Adang SPi, MSi

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada Media Alkalinitas yang Berbeda.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi, di antaranya: 1. Orang tua tercinta, Ridwan dan Sukilah SPd, kakak tercinta Ahmad Suduri, SH

dan Asriati SPd, serta adik tercinta Dinda Aviliani atas segala doa dan motivasinya.

2. Dosen Pembimbing, Dr Ir Eddy Supriyono MSc dan Adang Saputra MSi yang telah membimbing selama proses penelitian dan penulisan skripsi, serta kepada Dosen Penguji Tamu, Dr Ir Odang Carman MSc. Dosen Program Studi, Dr Sri Nuryati, SPi, MSi dan Dosen Pembimbing Akademik, Dr Ir M Agus Suprayudi, MSc yang banyak memberi masukan dalam perbaikan penulisan skripsi ini.

3. Dr Ir Anang Hari Kristanto, MSc selaku Kepala BPPBAT Bogor yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian pada tanggal 19 Februari 2015 hingga 20 Maret 2015, juga kepada Reza Samsudin, SPi MSi dan M.H. Fariduddin Ath-thar, SPi MSi selaku peneliti BPPBAT Bogor serta Mas Hendra selaku teknisi BPPBAT Bogor yang telah membantu selama proses penelitian.

4. Rekan-rekan BDP angkatan 48 khususnya Malingers 48, Tim Sempur (Khaeruddin, Furqon, Torong, Naufal, dan Wawan), Perjaka BDP 48 dan Sofia.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

METODE ... 2

Rancangan Penelitian ... 2

Materi Penelitian ... 2

Prosedur Penelitian ... 2

Parameter Uji ... 3

Analisis Data ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Hasil ... 5

Pembahasan ... 8

KESIMPULAN DAN SARAN ... 12

Kesimpulan ... 12

Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 12

LAMPIRAN ... 14

(14)

DAFTAR TABEL

1 Parameter dan alat pengukuran kualitas air ... 3

2 Kualitas air media pemeliharaan larva ikan gabus dengan alkalinitas yang berbeda selama 24 hari ... 6

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik sintasan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan ... 6

2 Grafik laju pertumbuhan spesifik larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan ... 7

3 Grafik pertambahan panjang total larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan ... 7

4 Grafik pertumbuhan bobot mutlak larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan ... 8

5 Grafik efisiensi pakan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan ... 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Skema wadah pemeliharaan larva ikan gabus ... 14

2 Cara Penentuan Alkalinitas ... 14

3 Hasil uji Anova dan Duncan sintasan ... 15

4 Hasil uji Anova dan Duncan laju pertumbuhan spesifik ... 15

5 Hasil uji Anova dan Duncan pertambahan panjang total ... 16

6 Hasil uji Anova dan Duncan pertumbuhan bobot mutlak ... 16

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan Gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan yang potensial untuk dibudidayakan. Ikan gabus cukup digemari di daerah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Konsumsi terbesarnya terdapat di Kalimantan dengan angka konsumsi mencapai 5,21 kg/kapita (PPHP 2010). Ikan gabus dapat dikonsumsi dalam bentuk basah maupun bentuk kering (ikan asin). Namun, di Sumatera Selatan selain dikonsumsi dalam keadaan segar, ikan gabus dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kerupuk dan pempek (Muthmainnah et al.

2012). Selain itu, ikan gabus juga dimanfaatkan dalam bidang farmasi, karena kandungan albumin yang tinggi dipercaya dapat mempercepat penyembuhan luka. Hasil penelitian Winem (2014) menunjukkan bahwa kadar protein ikan gabus mencapai 20,14%. Sedangkan kandungan albumin dalam daging ikan gabus yaitu sebesar 1,77 mg/g (Nugroho 2012).

Begitu banyak manfaat ikan gabus membuat permintaan ikan gabus sangat tinggi, namun tidak diimbangi dengan produksi ikan gabus itu sendiri. Ketersedian ikan gabus masih tergantung dari penangkapan di alam, sedangkan usaha budidaya ikan gabus masih belum berkembang pesat di Indonesia. Menurut Pusdatin KKP (2014) volume produksi perikanan tangkap di perairan umum pada tahun 2013 didominasi oleh ikan gabus. Produksinya sebesar 36.205 ton dari total 408.364 ton produksi perikanan tangkap di perairan umum. Hasil tersebut merupakan penurunan dari 36.837 ton (2012) menjadi 36.205 ton (2013). Semakin intensifnya penangkapan ikan gabus untuk memenuhi permintaan pasar memberikan dampak terhadap penurunan populasi ikan gabus di alam. Keadaan tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan domestikasi pada induk atau benih yang ditangkap dari alam. Induk atau benih yang telah ditangkap dapat dipelihara dalam wadah yang terkontrol untuk dilakukan pembenihan atau pembesaran (Muflikhah et al. 2008). Namun kelangsungan hidup benih ikan gabus yang dipelihara dalam wadah terkontrol masih sangat kecil. Selain itu, pertumbuhannya juga masih belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan produktivitasnya.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan adalah faktor lingkungan perairan. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, dan alkalinitas (Djokosetiyanto et al. 2005). Alkalinitas merupakan gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen (Effendi 2003). Alkalinitas di perairan tersusun dari anion bikabornat (HCO3-), karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-). Namun, ion bikabornat paling banyak di perairan alami diantara ketiga ion tersebut. Alkalinitas yang optimal dapat menyangga pH perairan dan mengurangi toksisitas logam (tembaga, zink, cadmium, nikel, dan aluminum) yang sangat berbahaya bagi larva ikan, sehingga dengan begitu dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan (Boyd & Tucker 1998). Selain itu, alkalinitas juga berpengaruh dalam mekanisme pengaturan osmosis cairan tubuh larva ikan.

(16)

2

Djokosetiyanto et al. (2005) pada penelitiannya juga menyebutkan bahwa alkalinitas 50 mg/L CaCO3 menghasilkan nilai kelangsungan hidup (94,16 %) dan pertumbuhan harian (6,65%) larva ikan patin siam (Pangasius sp.) tertinggi. Konsentrasi alkalinitas yang optimal diduga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan larva ikan gabus. Namun, kajian mengenai alkalinitas yang optimal terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus belum dilakukan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian alkalinitas terhadap larva ikan gabus.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi alkalinitas yang terbaik terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus.

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Berikut perlakuan dan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan gabus. Larva ikan gabus diperoleh dari daerah Ciseeng, Bogor dengan bobot awal 0,0086 ± 0,001 gram dan panjang tubuh 0,707 ± 0,0452 cm. Pakan yang digunakan yaitu artemia dan cacing sutera. Media pemeliharaan berupa bak plastik berukuran 40 cm x 25 cm x 20 cm, air RO (Reverse Osmosis) dengan alkalinitas sebesar ±25 mg/L CaCO3, dan air tandon dengan alkalinitas sebesar ±100 mg/L CaCO3.

Prosedur Penelitian

Persiapan Wadah

(17)

3 pengenceran (Lampiran 2). Pada bak perlakuan A diisi menggunakan air RO sebanyak 15 liter, perlakuan B menggunakan pencampuran air RO 10 liter dan air tandon 5 liter. Perlakuan C menggunakan pencampuran air RO 5 liter dan air tandon 10 liter, sedangkan perlakuan D hanya menggunakan air tandon sebanyak 15 liter. Selama pemeliharaan berlangsung kualitas air dijaga stabilitasnya, seperti suhu berkisar 27o-29o C dan konsentrasi alkalinitas sesuai dengan perlakuannya. Persiapan Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan gabus yang berasal dari pengumpul ikan gabus di daerah Ciseeng, Bogor. Bobot rata-rata larva ikan gabus 0,0086 ± 0,0001 gram dan panjang rata-rata larva ikan gabus 0,7 ± 0,045 cm. Pengukuran panjang menggunakan penggaris yang memiliki ketelitian 0,1 cm dan pengukuran bobot menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,0001 gram. Larva ikan gabus diadaptasikan terlebih dahulu selama 3 hari dan diberi pakan berupa artemia ketika kuning telur sudah habis. Setelah itu larva ikan gabus dipelihara pada wadah pemeliharaan dengan kepadatan 500 ekor per bak.

Pemeliharaan Ikan Uji

Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 24 hari. Selama pemeliharaan larva ikan gabus diberi pakan berupa cacing sutera yang dicacah. Pemberian pakan dengan metode at-satiation (sekenyangnya). Frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali dengan waktu pemberiannya pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB. Pengukuran panjang dan bobot secara acak dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan.

Pengelolaan Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyiponan pada pagi hari jika terdapat kotoran di dasar wadah pemeliharaan. Air yang berkurang ditambahkan air sebanyak yang terbuang dengan konsentrasi alkalinitas sesuai perlakuan masing-masing. Suhu perairan dilakukan pengecekan setiap hari, sedangkan parameter seperti pH, DO, dan TAN dilakukan setiap 10 hari sekali. Pengukuran kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Toksikologi BPPBAT Bogor. Berikut merupakan parameter kualitas air yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Parameter dan alat pengukuran kualitas air

Parameter Metode Alat Waktu Pengukuran Suhu (oC) Insitu Termometer Setiap hari

pH Insitu pH meter 10 hari sekali

DO (mg/L) Insitu DO meter 10 hari sekali Ammonia (mg/L) Exsitu Spektrofotometer 10 hari sekali Alkalinitas (mg/L CaCO3) Exsitu Titrimetri, APHA 10 hari sekali

Parameter Uji

(18)

4

Sintasan

Sintasan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan. Sintasan dihitung dengan rumus (Goddard 1996):

Sintasan = x100

No Nt

Keterangan:

SR = Survival Rate/Sintasan (%)

Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik atau Spesific Growth Rate (SGR) merupakan persentase pertambahan bobot ikan setiap hari. Laju pertumbuhan spesifik dapat dihitung dengan rumus (Zonneveld et al 1991):

LPS=

Keterangan :

LPS = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) Wt = Bobot rata-rata akhir (gram)

Wo = Bobot rata-rata awal (gram)

t = Waktu yang dibutuhkan dari berat awal hingga berat akhir (hari) Pertambahan Panjang Total

Pertumbuhan panjang total merupakan selisih dari pertambahan panjang akhir dan panjang awal selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan panjang total dapat dihitung dengan rumus (Goddard 1996):

L = Lt – Lo Keterangan:

L = Panjang total (cm)

Lt = Panjang rata-rata individu pada akhir penelitian (cm) Lo = Panjang rata-rata individu pada awal penelitian (cm) Pertumbuhan Bobot Mutlak

Pertumbuhan bobot mutlak merupakan selisih dari pertambahan bobot akhir dan bobot awal selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak dapat dihitung dengan rumus (Zonneveld et al 1991):

Wm = Wt – Wo Keterangan:

Wm = Bobot mutlak (gram)

(19)

5 Wo = Bobot rata-rata individu pada awal penelitian (gram)

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan yaitu besarnya rasio perbandingan antara pertambahan bobot ikan yang didapatkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan. Semakin besar nilai pertambahan bobot maka efisiensi pakan semakain besar. EP selama pemeliharaan dapat dihitung menggunakan rumus (NRC 1977) :

EP = (Bt+Bm)-Bo x 100

Data yang diperoleh ditabulasi untuk keperluan analisis selanjutnya. Sintasan, laju pertumbuhan spesifik, pertambahan panjang total, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi pakan dilakukan analisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95% untuk menentukan apakah perlakuan memberikan pengaruh yang nyata. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan dengan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Sedangkan data kualitas air (suhu, pH, DO, amonia, dan alkalinitas) dianalisis secara deskriptif. Analisa data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS versi 22.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Parameter Kualitas Air

(20)

6

Tabel 2 Kualitas air media pemeliharaan larva ikan gabus dengan alkalinitas yang berbeda selama 24 hari

Parameter Perlakuan Nilai Optimal

A B C D

Suhu (oC) 26,3-29 26,7-27,9 26,7-28,9 26,9-28,1 27,8-32,5a

pH 5,87-7,04 6,17-7,66 6,16-7,99 7,48-8,15 4-6,3 b

DO (mg/L) 2,82-4,78 3,13-4,56 3,21-4,39 2,63-4,8 0,5-7,4 a

Amonia (mg/L) 0,277 0,263 0,053 0,010 <0,1c

Alkalinitas (mg/L) 25,46-28,35 49,98-57,66 73,28-77,37 93,11-100,92 30-100 c

a: BPBAT Mandiangin (2014); b: Bijaksana (2011); c: Boyd (1988)

Sintasan

Sintasan larva ikan gabus setelah pemeliharaan selama 24 hari disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan uji statistik, nilai sintasan pada perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A dan D (P<0,05). Namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan C (P>0,05).

Gambar 1 Grafik sintasan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan

*Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

Laju Pertumbuhan Spesifik

(21)

7

Gambar 2 Grafik laju pertumbuhan spesifik larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan

*Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

Pertambahan Panjang Total

Pertambahan panjang total larva ikan gabus setelah pemeliharaan selama 24 hari disajikan pada Gambar 3. Berdasarkan uji statistik, nilai pertambahan panjang total pada perlakuan B menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan semua perlakuan (P<0,05).

Gambar 3 Grafik pertambahan panjang total larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan

*Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

Pertumbuhan Bobot Mutlak

(22)

8

Gambar 4 Grafik pertumbuhan bobot mutlak larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan

*Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan larva ikan gabus setelah pemeliharaan selama 24 hari disajikan pada Gambar 5. Berdasarkan uji statistik, nilai efisiensi pakan pada perlakuan B berbeda nyata dengan semua perlakuan (P<0,05).

Gambar 5 Grafik efisiensi pakan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan

*Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

Pembahasan

Faktor yang mempengaruhi sintasan, pertumbuhan, metabolisme dan respons stres pada ikan salah satunya adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat berupa faktor fisika dan faktor kimia. Beberapa faktor lingkungan yang

(23)

9 berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan antara lain suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, dan alkalinitas (Djokosetiyanto et al. 2005). Alkalinitas merupakan gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen (Effendi 2003). Menurut Boyd & Tucker (1998) total alkalinitas adalah jumlah dari semua basa-basa yang dapat dititrasi. Boyd & Tucker (1998) juga menjelaskan bahwa total alkalinitas dapat didefinisikan sebagai konsentrasi total basa dalam air yang dinyatakan dalam miligram per liter setara (equivalent) kalsium karbonat.

Boyd (1998) menyatakan bahwa total alkalinitas di perairan berasal dari disasosiasi batu kapur di tanah, sehingga konsentrasi total alkalinitas ditentukan oleh karakteristik tanahnya. Contohnya, kolam yang kondisinya tanah berpasir umumnya mempunyai total alkalinitas di bawah 20 mg/L. Sedangkan kolam yang kondisinya tanah kapur mempunyai total alkalinitas di atas 100 mg/L. Habitat ikan gabus berada di rawa, sungai, danau, dan saluran irigasi, namun banyak ditemui di rawa. Perarian rawa umumnya memiliki nilai pH dan alkalinitas yang rendah. Alkalinitas di perairan tersusun dari anion bikabornat (HCO3-), karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-). Namun, ion bikabornat paling banyak di perairan alami diantara ketiga ion tersebut. Alkalinitas yang optimal dapat menyangga pH perairan dan mengurangi toksisitas logam (tembaga, zink, cadmium, nikel, dan aluminum) yang sangat berbahaya bagi ikan (Boyd & Tucker 1998). Ion bikarbonat dan karbonat tidak berpengaruh signifikan terhadap fisiolog ikan, tapi alkalinitas adalah variabel lingkungan yang penting dalam budidaya karena berinteraksi dengan variabel lain yang mempengaruhi kesehatan ikan dan kesuburan ekosistem.

Kualitas air merupakan faktor fisika dan kimia yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, sintasan, metabolisme dan respons stres pada ikan. Hasil pengukuran kualitas air seperti suhu, pH, DO, dan TAN disajikan dalam Tabel 2. Suhu perairan selama 24 hari pemeliharaan berkisar 26,3-29o C. Hasil tersebut masih dalam kisaran normal untuk pertumbuhan ikan gabus, dimana hasil penelitian di BPBAT Mandiangin (2014) menghasilkan bahwa ikan gabus yang hidup diperairan tropis mampu hidup pada kisaran suhu 27,8-32,5o C. Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) pada media pemeliharaan berkisar 5,83-8,15, nilai ini masih dapat ditolerir oleh ikan gabus karena ikan gabus dapat bertahan hidup pada kisaran pH 4-5, dengan kisaran yang optimal adalah 5,5-6,7 (Bijaksana 2011). Alkalinitas yang tinggi dapat menyangga pH perairan. Konsentrasi alkalinitas di perairan tidak boleh kurang dari 20 mg/L CaCO3 dalam produksi akuakultur. Hal tersebut dapat menyebabkan nilai pH dalam perairan melonjak tinggi di siang hari. Kisaran pH dapat mencapai 6-10 ketika konsentrasi alkalinitasnya rendah (Wurst & Durborow 1992). Hal tersebut terbukti selama masa pemeliharaan, nilai pH pada perlakuan dengan alkalinitas 25 mg/L CaCO3 mengalami fluktuasi dengan kisaran 5,87-7,04. Sedangkang pada alkalinitas 100 mg/L CaCO3 fluktuasi pH bekisar 7,48-8,15.

(24)

10

labirin sehingga dapat memanfaatkan oksigen langsung dari udara bebas. Ikan gabus juga dapat bergerak dalam jarak jauh pada musim kemarau untuk mencari sumber air (Makmur 2003). Hasil amonia total selama pemeliharaan berkisar antara 0,010-0,277 mg/L. Menurut Boyd (1988), kisaran amonia pada perairan yang baik untuk pemeliharaan ikan yaitu <1,2 mg/L.

Sintasan merupakan presentase jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan dibanding dengan ikan pada awal pemeliharaan. Selama 24 hari pemeliharaan, sintasan larva ikan gabus mengalami penurunan pada setiap perlakuan. Berdasarkan uji statistik, perbedaan alkalinitas memberikan pengaruh yang nyata (Lampiran 3). Penyebab kematian diduga dapat terjadi karena larva ikan gabus belum mampu beradaptasi dengan lingkungan baru akibat perubahan sifat fisika kimia air pada lingkungan tersebut. Menurut Wurst (1994) alkalinitas dapat mengurangi toksisitas logam (tembaga, zink, cadmium, nikel, dan alumunium) yang berbahaya bagi ikan. Konsentrasi kalsium yang tinggi akan memblok atau meminimalisir efek dari logam tembaga. Ion tembaga akan bersaing dengan ion kalsium dalam berikatan dengan ion yang mengatur metabolisme di insang. Hasil sintasan tertinggi terdapat pada konsentrasi alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3 dengan nilai 52,20%. Namun pada alkalinitas 75-80 dan 100-105 mg/L CaCO3 hasil sintasan cenderung menurun. Hal tersebut diduga kondisi tersebut tidak optimal untuk kehidupan larva ikan gabus karena habitat ikan gabus banyak ditemukan di daerah rawa dengan perairan yang asam dan alkalinitas cenderung rendah. Selain itu, rendahnya sintasan juga dapat disebabkan oleh adanya sifat kanibalisme larva ikan gabus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Qin & Fast (1996) bahwa penyebab rendahnya sintasan pada pemeliharaan benih ikan gabus karena adanya kanibalisme. Barras et al. (2010) juga berpendapat bahwa intensitas kanibalisme tertinggi terjadi pada fase larva dan benih karena laju pertumbuhan yang tinggi. Hasil sintasan pada akhir pemeliharaan hanya berkisar antara 30,73-52,20%.

Laju pertumbuhan spesifik (LPS) merupakan persentase pertambahan bobot setiap harinya selama masa pemeliharaan. LPS larva ikan gabus mengalami peningkatan seiring dengan waktu pemeliharaan dan meningkatnya konsentrasi alkalinitas. Namun mulai mengalami penurunan pada perlakuan alkalinitas 75-100 mg/L CaCO3. Hal ini diduga karena konsentrasi 75-100 mg/L CaCO3 terlalu tinggi bagi larva ikan gabus sehingga mengalami stres. Nilai LPS yang rendah menunjukkan bahwa pada kondisi tersebut tidak optimal untuk pertumbuhan larva ikan gabus. Armila (2000) menyatakan bahwa semakin tingginya nilai alkalinitas akan diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi proses keseimbangan tubuh ikan. Selain itu, menurut Halver (1972) nilai alkalinitas yang melebihi ambang batas >400 mg/L CaCO3, akan mengakibatkan perubahan elektrolit dalam darah dan cairan ekstra seluler. Ikan yang metabolismenya terganggu akan mengalami stres. Sehingga nutrien yang didapat dari pakan tidak dimanfaatkan secara optimal dalam pertumbuhan, tetapi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh akibat perubahan lingkungan.

(25)

11 memiliki nilai laju pertumbuhan tertinggi (13,81%). Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Armila (2000) pada ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus) mendapatkan hasil bahwa konsentrasi alkalinitas 50 mg/L CaCO3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan larva ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus). Djokosetiyanto et al. (2005) pada penelitiannya juga menyebutkan bahwa alkalinitas 50 mg/L CaCO3 dapat meningkatkan nilai kelangsungan hidup (94,16 %) dan pertumbuhan harian (6,65%) larva ikan patin siam (Pangasius sp.).

Pertambahan panjang total (PPT) pada perlakuan alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3 memberikan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan (P<0,05), hasil tersebut selengkapnya disajikan pada Lampiran 5. Nilai pertambahan panjang total pada perlakuan tersebut sebesar 1,88 ± 0,19 cm. Selain itu, berdasarkan uji statistik pertumbuhan bobot mutlak (PBM) pada perlakuan alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3 juga memberikan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan (Lampiran 6). Nilai yang didapat sebesar 0,23 ± 0,01 gram. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan dapat berupa sumber makanan, jumlah ikan, dan faktor kualitas air. Alkalinitas media pada pemeliharaan berpengaruh terhadap proses osmoregulasi, karena ion bikarbonat pada media berkaitan dengan tekanan osmotik media. Sehingga tekanan osmotik media akan berpengaruh terhadap tekanan osmotik tubuh ikan. Menurut Yulfiperius et al. (2004) yang melakukan penelitian pengaruh alkalinitas terhadap ikan lalawak, menyatakan bahwa tekanan osmotik media pemeliharaan meningkat sejalan dengan meningkatnya alkalinitas media pemeliharaan. Perlakuan alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3 diduga merupakan konsentrasi alkalinitas yang optimal untuk pertumbuhan larva ikan gabus, karena ikan berada pada keadaan mendekati isoosmotik sehingga energi ikan yang didapat dari pakan dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk pertumbuhan.

(26)

12

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3 merupakan konsentrasi alkalinitas terbaik yang dapat mendukung sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus yang tertinggi.

Saran

Penelitian mengenai pemeliharaan larva ikan gabus disarankan menggunakan alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3. Selain itu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan kepadatan yang lebih rendah agar sintasan yang diperoleh lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Armila MD. 2000. Manipulasi Alkalinitas Perairan terhadap Larva Ikan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Barras E, Hafsaridewi R, Slembrouck J, Priyadi A, Moreau Y, Pouyaud L, Legendre M. 2010. Why is cannibalism so rare among cultured larvae and juveniles of Pangasius djambal? Morphological, behavioural and energetic answers. Aquaculture. 305: 42-51.

Bijaksana U. 2011. Pengaruh Beberapa Parameter Air pada Pemeliharaan Larva Ikan Gabus (Channa striata) di dalam Wadah Budidaya. Banjarbaru (ID): Universitas Lambung Mangkurat.

Boyd CE. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Alabama (US): Auburn University.

Boyd CE. 1998. Water Quality for Pond Aquaculture. Alabama (US): Auburn University.

Boyd CE, Tucker CS. 1998. Pond Aquaculture Water Quality Management. New York (US). Kluwer Academic Publisher.

[BPBAT] Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin. 2014. Naskah Akademik Ikan Gabus (Channa striata Bloch 1793) Hasil Domestikasi. Djokosetiyanto D, Dongoran RK, dan Supriyono E. 2005. Pengaruh Alkalinitas

terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Patin Sian (Pangasius sp.). Jurnal Akuakultur Indonesia. 4 (2): 53-56.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanasius.

Geoff LA, Maquire. 1992. Effect of pH and salinity on survival, growth and osmoregulation in Peneaus monodon. Aquaculture. 107: 33-47.

(27)

13 Halver JE. 1972. Fish Nutrition. California (US): Academic Press.

Makmur S. 2003. Biologi Reproduksi, Makanan, dan Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa Striata Bloch) di Daerah Banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Muflikhah N, Safran M, dan Suryati NK. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Umum.

Muthmainnah D, Nurdawati S, Aprianti S. 2012. Budidaya Ikan Gabus (Channa striata) dalam Wadah Karamba di Rawa Lebak. Prosiding Insinas 2012. Palembang.

NRC (National Research Council). 1977. Nutrient Requirement of Warm Water Fish and Shellfish (Revised Edition). Washington DC (US): National Academy Press.

Nugroho M. 2012. Isolasi Albumin dan Karakteristik Berat Molekul Hasil Ekstraksi Secara Pengukusan Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal Teknologi Pangan. 4(1).

[PPHP] Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 2010. Warta Perikanan Indonesia: Bagusnya Ikan Gabus. Kementerian Kelautan Perikanan, 86: 4-5.

[Pusdatin KKP] Pusat Data dan Informasi Kementerian Kelautan Perikanan. 2014. Statistik kelautan dan perikanan 2013. Kementerian Kelautan Perikanan (ID).

Qin J, Fast AW. 1996. Size and feed dependent cannibalism with juvenile snakehead Channa striatus. Aquaculture. 144: 313-320.

Safitri N. 2015. Pengaruh Tingkat Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Gabus Channa stiata [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Wurst WA, Perschbacher PW. 1994. Effect of bicarbonate alkalinity and calcium on the acute toxicity of copper to juvenile channel catfish (Ictalurus punctatus). Aquaculture. 125: 73-79

Yulfiperius, Toelihere MR, Affandi R, dan Sjafei DS. 2004. Pengaruh Alkalinitas terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Lalawak Barbodes

sp.. Jurnal Iktiologi Indonesia. 4 (1).

(28)

14

Lampiran 1 Skema wadah pemeliharaan larva ikan gabus

Lampiran 2 Cara Penentuan Alkalinitas VA . NA = V1 . N1 + V2 . N2 Keterangan:

VA = Volume air di bak NA = Alkalinitas air di bak

V1 = Volume air RO untuk mengisi bak N1 = Alkalinitas RO air untuk mengisi bak V2 = Volume air tandon untuk mengisi bak N2 = Alkalinitas air tandon untuk mengisi bak

 Alkalinitas 50 mg/L CaCO3 Volume air bak = 15 liter

(29)

15

Lampiran 3 Hasil uji Anova dan Duncan sintasan

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 4 Hasil uji Anova dan Duncan laju pertumbuhan spesifik

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig. Antar kelompok 30,639 3 10,213 6,820 0,014 Dalam kelompok 11,979 8 1,497

(30)

16

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 5 Hasil uji Anova dan Duncan pertambahan panjang total

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig.

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 6 Hasil uji Anova dan Duncan pertumbuhan bobot mutlak

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig.

Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus yang diperlihatkan.

Lampiran 7 Hasil uji Anova dan Duncan efisiensi pakan

Jumlah kuadrat Df Rataan kuadrat F Sig.

(31)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Brebes, pada tanggal 7 Februari 1994. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan bapak Ridwan dan ibu Sukilah. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Brebes serta pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SNMPTN undangan dan diterima di Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Fisiologi Reproduksi Organisme Akuatik tahun ajaran 2012/2013, asisten Manajemen Kualitas Air tahun ajaran 2013/2014, Koordinator asisten Fisiologi Reproduksi Organisme Akuatik tahun ajaran 2013/2014 dan asisten Fisika Kimia Perairan tahun ajaran 2014/2015. Penulis aktif di bidang organisasi, diantaranya menjadi Ketua Divisi PSDM Organisasi Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB) periode 2012/2013, pengurus Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) divisi Pengabdian Masyarakat periode 2012/2013 sebagai anggota dan sebagai kepala divisi pada periode 2013/2014. Penulis juga selama masa perkuliahan mendapatkan beasiswa BBM pada tahun 2013/2014.

Selain itu penulis juga pernah mengikuti kegiatan IPB Goes To Field Brebes pada tahun 2013. Bulan Juni-Agustus tahun 2014 penulis melaksanakan Praktik Lapangan Akuakultur di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Bali dengan judul Pembenihan Abalon Haliotis squamata di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Buleleng, Bali.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor untuk mendapat gelar Sarjana Perikanan diselesaikan dengan menulis skripsi yang

berjudul “Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada

Gambar

Grafik sintasan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang
Tabel 1 Parameter dan alat pengukuran kualitas air

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK : Perisian Sistem Pengurusan Pangkalan Data Ujian Standard Kecergasan Fizikal Kebangsaan Malaysia (SEGAK) merupakan satu sistem pengurusan pangkalan data yang digunakan

Bisnis Islami,.... an, bersifat jujur, adil, keterbukaan, dan tanpa ada unsur menipulasi. 2) Menempatkan pesaing sebagai mitra bisnis adalah Hal yang sanagat penting dalam

Throughout 2017 there are a potential for the addition of certain criminal offences which will subject to death penalty as incorporated in Draft Bill on Criminal Code (37

This research was conducted with the intention to observe which category of teachers’ talk occurred the most in an EFL classroom as well as finding out

reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari setengah yaitu 36 remaja putri atau 60% memiliki pengetahuan

[r]

Mengetahui hubungan antara jumlah kendaraan bermotor yang keluar masuk ke dalam perusahaan dengan konsentrasi Total Suspended Particulate (TSP) di dalam dan di luar ruangan

Melalui WBS yang diwujudkan dalam bentuk jaringan kerja,dapat diperoleh informasi, kapan aktivitas dapat atau harus mulai, kapan sumber daya harus tersedia,