MANAJEMEN SORTASI DAN PEMECAHAN BUAH KAKAO
[
Theobroma cacao
L.] DI PT RUMPUN SARI ANTAN I,
CILACAP, JAWA TENGAH
RUSWANDI RINALDO
A24070006
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Ruswandi Rinaldo
ABSTRAK
RUSWANDI RINALDO. Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao
[Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
Dibimbing oleh M. A. CHOZIN.
Theobroma cacao yang dikenal dengan nama kakao adalah tanaman
tahunan yang bijinya banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, dan pengobatan. Tujuan magang secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan teknis dan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kakao di lapangan. Tujuan magang secara khusus adalah untuk mempelajari salah satu tahapan penting manajemen dari pengolahan hasil, yaitu tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah. Metode pelaksanaan magang ini adalah praktik kerja sebagai karyawan harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asisten dengan melakukan kegiatan teknis dan manajerial. Pengambilan data primer dengan melakukan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas biji kakao basah tidak memenuhi standar perusahaan sedangkan kualitas biji kakao kering sudah memenuhi standar.
Kata kunci: analisis kualitas, kakao, Theobroma cacao
ABSTRACT
RUSWANDI RINALDO. Sorting and Breaking Management of Cocoa Pod
[Theobroma cacao L.] in PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Central Java.
Supervised by M. A. CHOZIN.
Theobroma cacao known as cocoa is a perennial plant seeds are widely used
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
MANAJEMEN SORTASI DAN PEMECAHAN BUAH
KAKAO [
Theobroma cacao
L.] DI PT RUMPUN SARI ANTAN I,
CILACAP, JAWA TENGAH
RUSWANDI RINALDO
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma
cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah
Nama : Ruswandi Rinaldo NIM : A24070006
Disetujui oleh
Prof Dr Ir M. A. Chozin, MAgr Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Purwito, MScAgr Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juni 2011 ini ialah pasca panen, dengan judul Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao
L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir M. A. Chozin, MAgr selaku pembimbing skripsi, Ibu Prof Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS sebagai pembimbing akademik, serta Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS dan Ibu Dr Ir Eny Widajati, MS sebagai dosen penguji. Penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh direksi, staf, dan karyawan kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik, dan kekasih atas segala motivasi yang selalu diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 4
Tempat dan Waktu 4
Metode Pelaksanaan 4
Pengamatan dan Pengumpulan Data 4
Analisis Data dan Informasi 5
KEADAAN UMUM 6
Letak Geografis 6
Keadaan Iklim dan Tanah 6
Luas Areal dan Tataguna Lahan 6
Keadaan Tanaman dan Produksi 7
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Pelaksanaan Magang 8
Analisis Biji Kakao Basah 14
Analisis Biji Kakao Kering 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 19
DAFTAR TABEL
1 Syarat umum mutu kakao 3
2 Syarat khusus mutu kakao 4
3 Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 6 4 Jumlah staf dan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 7
5 Analisis biji kakao basah 14
6 Analisis biji kakao kering 16
DAFTAR GAMBAR
1 Kegiatan pengendalian gulma 9
2 Buah terserang penyakit 10
3 Knapsack sprayer dan mist blower 10
4 Tunas air yang seharusnya diwiwil 11
5 Pemetikan buah dan pemecahan buah 11
6 Penutupan kurang rapat dan pembalikkan biji 12
DAFTAR LAMPIRAN
1 Peta wilayah kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah
tahun 2011 19
2 Data curah hujan kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa
Tengah tahun 2001-2010 20
3 Produksi biji kakao basah (BKB) di kebun PT Rumpun Sari Antan I,
Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010 21
4 Produksi biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I,
Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010 22
5 Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa
Tengah tahun 2011 23
6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 24 7 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di kebun
PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 25 8 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di kebun PT
Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011 26
9 Contoh blanko buku kerja asisten 28
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditas pertanian yang memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan negara untuk menunjang pembangunan nasional dan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Kakao yang dibudidayakan oleh rakyat umumnya tidak difermentasi dengan baik sehingga mutu yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar nasional. Rahardjo dan Wahyudi (2008) menyatakan bahwa masalah utama kakao di Indonesia adalah rendahnya mutu dan produktivitas yang dihasilkan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain penggunaan bahan tanam yang kurang baik, teknologi budidaya yang kurang optimal, umur tanaman, serta serangan hama dan penyakit.
Berdasarkan data Ditjenbun (2012) luas areal kakao di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 1 732 641 ha dengan produksi 712 231 ton dan produktivitas 821 kg per ha. Tahun 2008-2011 produksi dan produktivitas kakao mengalami penurunan namun luas areal tanam mengalami peningkatan. Tahun 2009 volume ekspor kakao Indonesia adalah 535 236 ton dengan nilai USD 1 413 535 000 dan volume impor kakao Indonesia adalah 46 356 ton dengan nilai USD 119 321 000 (Ditjenbun 2012).
Bagian dari tanaman kakao memiliki manfaat yang beragam bagi kehidupan manusia. Biji kakao selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan. Manfaat biji kakao untuk pengobatan adalah untuk mengobati penyakit lambung. Kulit buah kakao segar dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi, domba dan kuda maupun ternak lainnya. Kulit biji atau kulit ari dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak unggas setelah dihaluskan terlebih dahulu menjadi tepung. Pohon kakao yang telah tua dan sudah tidak produktif dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan arang (Cahyono 2010).
Penanganan panen dan pasca panen merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam budidaya kakao, karena sangat berpengaruh terhadap mutu akhir biji yang dihasilkan. Panen tidak tepat pada waktunya dan penanganan pasca panen yang tidak sesuai prosedur menyebabkan biji kakao bermutu rendah. Kegiatan budidaya kakao secara optimal dan profesional menentukan mutu biji yang dihasilkan.
Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan teknis, dan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kakao di lapangan.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen
Terry (1991) menyatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu meliputi tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling) dengan memanfaatkan sumder daya yang ada. Fungsi manajemen
dikelompokkan menjadi 4 yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif, kebijaksanaan, prosedur, dan program sebagai bentuk usaha awal untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pengorganisasian merupakan suatu tindakan menggabungkan potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian dengan bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan. Pengawasan merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan dalam mencapai tujuan.
Panen dan Pasca Panen Kakao
Panen merupakan kegiatan pemetikan buah kakao yang sudah matang. Buah yang pada waktu muda berwarna merah akan berubah warna menjadi kuning jingga saat matang, sedangkan buah yang pada waktu muda berwarna hijau akan berubah warna menjadi kuning pada waktu matang. Proses penyerbukan bunga sampai terbentuknya buah yang siap panen akan memakan waktu 5-6 bulan, tergantung pada suhu dan curah hujan (Yusianto et al. 2008).
Pasca panen menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Pasal 31 meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasi hasil produksi budidaya tanaman. Kegiatan pasca panen bertujuan untuk meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya guna serta nilai tambah hasil budidaya tanaman (Deptan 1992).
Yusianto et al. (2008) menyatakan bahwa pasca panen kakao meliputi kegiatan sortasi buah, pemeraman buah, pemecahan buah, fermentasi, perendaman dan pencucian, pengeringan, tempering, sortasi biji, pengemasan, dan penyimpanan. Selanjutnya Cahyono (2010) menyatakan bahwa penanganan pasca panen meliputi kegiatan sortasi, pemeraman buah, pemecahan kulit buah, fermentasi, perendaman dan pencucian biji, dan pengeringan.
Pemecahan Buah Kakao
3 direkomendasikan karena dapat merusak biji, tetapi pemecahan dengan cara ini paling umum dilakukan. Kerusakan biji segar karena terpotong pisau dapat meningkatkan biji terserang jamur. Syarat utama pemecahan adalah menghindari biji rusak karena alat pemecah (Yusianto et al. 2008).
Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa pemecahan buah dilakukan dengan menggunakan kayu bulat yang keras. Buah yang dipecah dipegang menggunakan tangan kiri yang bagian pangkal menghadap ke dalam kemudian dipukul ke arah punggung dengan arah miring. Selanjutnya Cahyono (2010) menyatakan buah kakao dipecah dengan menggunakan alat pemukul berupa kayu bulat yang keras. Penggunaan alat pemukul berupa besi sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan biji berwarna hitam, aromanya berkurang, dan berbau besi, sehingga dapat menurunkan rasa.
Sortasi Biji Kakao
Sortasi yaitu pemilahan komoditi yang baik dari yang rusak atau cacat dan benda asing lainnya (DPPHH 2004). Sortasi bertujuan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang melekat dan mengelompokkan biji berdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji (PPPP 2010). Selanjutnya Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa sortasi dilaksanakan atas dasar berat biji, kemurnian, warna, bahan ikutan, dan jamur. Faktor-faktor seperti kulit ari, kadar lemak, dan kadar air juga diperhatikan dalam menetapkan kualitas biji.
Yusianto et al. (2008) menyatakan bahwa sortasi biji kakao dikelompokkan menjadi sortasi mekanis dan sortasi manual. Sortasi dilakukan setelah melewati proses tempering agar biji kakao tidak mengalami kerusakan fisik.
Klasifikasi Kualitas Kakao
Menurut jenis mutunya, biji kakao digolongkan dalam 3 jenis mutu, yaitu mutu I, mutu II, dan mutu III. Menurut ukuran berat bijinya, yang dinyatakan dengan jumlah biji per 100 g sampel, biji kakao digolongkan dalam 5 jenis mutu yaitu AA maksimal 85 biji per 100 g, A 86-100 biji per 100 g, B 101-110 biji per 100 g, C 111-120 biji per 100 g, dan S lebih besar dari 120 biji per 100 g (BSN 2008).
BSN (2008) menyatakan bahwa mutu kakao ditentukan berdasarkan syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum mutu kakao dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Selanjutnya syarat khusus dalam menentukan mutu kakao dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Syarat khusus mutu kakao Jenis Mutu Maksimal Persyaratan
Kakao Mulia Kakao Lindak Mouldy Slaty Berserangga Kotoran Berkecambah I – F (%) I – B (%) 2.0 3.0 1.0 1.5 2.0 II – F (%) II – B (%) 4.0 8.0 2.0 2.0 3.0 III – F (%) III – B (%) 4.0 20.0 2.0 3.0 3.0 Sumber : SNI 2323-2008
METODE
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah dari bulan Februari sampai Juni 2011.
Metode Pelaksanaan
Metode yang dilaksanakan pada magang ini adalah praktik kerja langsung di lapangan. Kegiatan yang dilakukan antara lain seluruh jenis pekerjaan di lapangan dan di kantor pada aspek teknis dan aspek manajerial yang diizinkan dengan menyesuaikan terhadap kondisi perusahaan mulai dari karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan pendamping asisten selama dua bulan yang semuanya disampaikan pada jurnal harian.
Kegiatan selama menjadi KHL meliputi berbagai kegiatan teknis budidaya tanaman kakao yang sudah ditetapkan perusahaan yang terdiri atas pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, wiwil, panen, dan pengolahan hasil. Selama mendampingi mandor, hal-hal yang dilakukan antara lain membantu mandor dalam merencanakan kebutuhan fisik, biaya operasional kegiatan, mengorganisir, dan mengawasi kegiatan di lapangan. Pendampingan asisten dilakukan dengan membantu menyusun buku kerja (rencana dan realisasi), mengawasi tenaga kerja, dan mempelajari kegiatan manajerial di tingkat afdeling.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Kriteria Analisis Biji Kakao Basah
5 1. Plasenta, dengan mengamati bagian dari buah kakao tempat melekatnya biji. 2. Biji terserang penyakit Phytopthora, dengan mengamati biji yang berwarna
coklat tua hingga kehitam-hitaman.
3. Biji terpotong, dengan mengamati biji yang terpotong dari bagian utuhnya. 4. Biji berkecambah, dengan mengamati biji yang telah tumbuh kecambahnya. 5. Biji mentah, dengan mengamati biji yang mempunyai pulp berwarna putih
dan tidak transparan.
6. Biji pipih, dengan mengamati biji yang tidak mengandung keping biji. Kriteria Analisis Biji Kakao Kering
Metode pengambilan sampel biji kakao kering dilakukan dengan mengambil secara acak sebanyak 1 kg kemudian memasukkannya ke dalam kantong plastik transparan. Selanjutnya memisahkan kotoran (waste), benda asing, dan biji pecah dari sampel kemudian menghitung jumlah biji per 100 g (bean count). Tahap berikutnya, membagi sampel menjadi 4 bagian dan mengambil 100 biji dari 2 bagian diagonal kemudian membelah dan memindahkannya ke papan analisa. Langkah terakhir yaitu menghitung parameter sebagai berikut :
1. Kotoran (waste), dengan mengamati plasenta, biji dempet, biji pipih, pecahan biji, pecahan kulit, ranting, dan benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao.
2. Benda asing, benda lain yang bukan berasal dari tanaman kakao.
3. Biji pecah, dengan mengamati biji yang berukuran setengah atau kurang dari bagian biji kakao yang utuh.
4. Bean count, dengan menghitung jumlah biji dalam 100 g sampel.
5. Biji berjamur (mouldy), dengan mengamati biji yang ditumbuhi jamur pada bagian dalamnya
6. Biji tidak terfermentasi (slaty), dengan mengamati biji yang berwarna putih kotor pada kakao mulia sedangkan pada kakao lindak berwarna biru keabu-abuan dan bertekstur padat.
7. Biji berwarna ungu (purple), dengan mengamati biji yang terfermentasi sebagian
8. Biji berserangga, dengan mengamati biji kakao yang rusak karena dimakan serangga.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan kriteria analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip kantor lokasi magang.
Analisis Data dan Informasi
6
KEADAAN UMUM
Letak Geografis
Kebun PT Rumpun Sari Antan I terletak di Desa Kutasari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kebun PT Rumpun Sari Antan I sebelah utara berbatasan dengan PTPN IX Kawung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cidadap, sebelah timur berbatasan dengan Desa Mekarsari, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidasari. Peta wilayah dapat dilihat pada Lampiran 1.
Keadaan Iklim dan Tanah
Data curah hujan di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah pada tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Lampiran 2. Rata-rata curah hujan tahun 2001-2010 sebesar 2 550.05 mm per tahun dengan rata-rata 7.9 bulan basah dan 3 bulan kering. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951) termasuk tipe C.
Kebun PT Rumpun Sari Antan I terletak pada ketinggian 20-90 m dari permukaan laut dengan jenis tanah podzolik merah kuning, topografi berombak sampai bergelombang, lereng 0-10%, dengan pH tanah 5.0 sampai 6.2. Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH 6.0 sampai 7.5, tidak lebih tinggi dari 8 dan tidak lebih rendah dari 4.
Luas Areal dan Tataguna Lahan
Luas areal kebun PT Rumpun Sari Antan I sebesar 1 050.27 ha dengan komoditas yang diusahakan adalah kakao (TM) seluas 465.91 ha dan karet (TBM 1-5) seluas 374.41 ha. Kebun PT Rumpun Sari Antan I terbagi atas 3 afdeling yaitu afdeling A, B, dan C.
Areal lainnya merupakan areal cadangan yang terdiri atas areal kering dan sorjan atau genangan serta areal non produktif yang terdiri dari emplasment, jalan, sungai, dan mata air.
Tabel 3 Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 Afd.
Areal Produktif Areal Non Produktif
Luas Areal Kakao Karet Cadangan Emplasment Jalan Sungai Mata
Air
7 Keadaan Tanaman dan Produksi
Tipe kakao yang ditanam di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah tipe Criollo dan Forastero. Bahan tanam berupa benih hibrida dari PT London Sumatra yang ditanam mulai dari tahun 1990 sampai 1994. Jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 2.5 m. Populasi tanaman pada tahun 2011 hanya 271 523 tanaman yaitu 43.72% dari populasi normal 621 200 tanaman. Penurunan jumlah populasi tanaman kakao disebabkan oleh banyaknya tanaman yang telah tidak produktif atau mati sehingga dilakukan penebangan.
Awalnya tanaman naungan yang digunakan di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah Albizzia sp., kelapa, lamtoro, dan gamal. Saat ini sebagian besar telah ditebang terutama Albizzia sp. Rata-rata produksi biji kakao kering dari tahun 2004-2010 adalah 423 188 kg dengan produktivitas 610.92 kg per ha. Produksi dan produktivitas tertinggi terdapat pada tahun 2005 sebesar 724 180 kg dan produktivitas 820.33 kg per ha. Produksi terendah terdapat pada tahun 2010 sebesar 267 400 kg dan produktivitas terendah terdapat pada tahun 2006 sebesar 519.29 kg per ha. Produksi biji kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Pengorganisasian kebun PT Rumpun Sari Antan I dipimpin oleh seorang administratur yang dibantu oleh 3 orang asisten afdeling. Asisten afdeling dibantu oleh mandor rawat, mandor hama dan penyakit, dan mandor panen. Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tenaga kerja di kebun PT Rumpun Sari Antan I terbagi menjadi empat bagian yaitu staf, non staf, pekerja harian tetap (PHT), dan karyawan harian lepas (KHL) dengan 6 kelompok jabatan yaitu bagian tanaman, administrasi, teknik, pabrik, staf administratur, dan non job. Jumlah staf dan karyawan di kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah staf dan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011 Jabatan Staf Non Staf PHT KHL Total
..………..(orang)…..………
Bagian tanaman 4 4 23 175 206
Administrasi 1 4 1 0 6
Teknik 1 5 1 10 17
Pabrik 0 3 5 0 8
Staf administratur 0 1 8 8 17
Non job 1 0 0 0 1
Total 7 17 38 193 255
Sumber : Arsip kantor PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
8
mandor tanaman, mandor teknik, mandor pabrik, kerani I, tata usaha/kerani administrasi, driver, helper teknik, dan Community Development Officer (CDO). Pekerja harian tetap (PHT) meliputi mandor, karyawan rawat, karyawan administrasi, tata usaha/kerani teknik, karyawan pabrik, dan satpam. Karyawan harian lepas (KHL) terdiri atas karyawan rawat, karyawan panen, karyawan teknik, dan satpam.
Fasilitas umum yang diberikan oleh kebun PT Rumpun Sari Antan I meliputi jaminan sosial, tempat ibadah, perumahan, dan keamanan. Selain itu, karyawan juga telah diikutsertakan dalam asuransi tenaga kerja yang meliputi asuransi kecelakaan, kematian, dan santunan hari tua bagi karyawan bulanan tetap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Magang
Aspek Teknis
Aspek teknis yang dilakukan selama menjadi karyawan harian lepas (KHL) meliputi berbagai kegiatan teknis budidaya tanaman kakao yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Jurnal harian kegiatan penulis selama menjadi KHL dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pemangkasan. Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produksi buah. Kebun kakao yang dipangkas dengan benar biasanya semuanya berbuah dan buahnya tersebar merata. Selain itu, pemangkasan juga membuat tanaman tidak mudah terserang hama dan penyakit. Cabang yang dipangkas antara lain cabang kering, cabang sakit, cabang kipas, dan cabang yang tidak produktif.
Berdasarkan tujuannya pemangkasan dibedakan menjadi tiga, yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi (PPKKI 2004). Kegiatan pemangkasan yang dilakukan di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara tanaman sehingga pertumbuhannya bisa berlangsung dengan baik tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk mempercepat pembentukan organ-organ tanaman seperti daun, bunga, dan buah. Angela (2011) menyatakan bahwa perkembangan buah terjadi lebih cepat pada tanaman yang dipangkas dibandingkan tanaman yang tidak dipangkas.
Alat pangkas yang digunakan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I adalah
cungkring, gergaji pangkas, dan golok. Cungkring merupakan alat panen namun
9 Pengendalian gulma. Gulma yang umumnya ditemukan di areal pertanaman kakao PT Rumpun Sari Antan I antara lain alang-alang (Imperata
cylindrica (L.) Beauv.), wedusan atau babadotan (Ageratum conyzoides L.), teki
(Cyperus rotundus L.), sembung rambat (Mikania micrantha (HBK). R.M. King),
lumut, dan picisan (Drymoglossum piloselloides Presl.).
Pengendalian gulma selain bertujuan untuk mempermudah akses karyawan saat pemeliharaan tanaman dan panen, juga dilakukan sebagai tindakan sanitasi. Konam et al. (2009) menyatakan bahwa gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing dalam hal unsur hara, sinar, air dan ruang serta membantu penyebaran hama dan penyakit. Pengendalian gulma yang dilakukan di PT Rumpun Sari Antan I adalah weeding manual (secara mekanis) dan weeding
chemical (secara kimiawi) (Gambar 1). Weeding manual yang biasa dilakukan
adalah membabat gulma menggunakan golok atau sabit dengan metode babat dumpes yang bertujuan untuk mempermudah jalan karyawan saat kegiatan pemeliharaan tanaman dan panen.
Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan 10 liter air yang dimasukkan ke dalam knapsack sprayer kapasitas 15 liter dengan nozel VLV 200 yang memiliki jangkauan 1.2 m sampai 1.5 m dan dicampur dengan herbisida sistemik berbahan aktif Isopropilamina glifosat 486 g per liter. Dosis herbisida yang digunakan adalah 1 liter per ha.
(a) (b)
Gambar 1 Kegiatan pengendalian gulma; (a) secara mekanis (b) secara kimiawi
Penyemprotan dilakukan secara bersamaan oleh KHL pada gawangan tanaman agar pengendalian tepat sasaran. Realitas di lapangan masih belum efektif juga pengendalian gulma secara kimiawi ini. Hal ini disebabkan oleh menggunakan 1 jenis herbisida untuk mengendalikan berbagai jenis gulma.
Pengendalian hama dan penyakit. Hama yang umumnya menyerang di areal pertanaman kakao PT Rumpun Sari Antan I antara lain kepik penghisap buah (Helopeltis antonii Sign.), tikus, larva penggerek batang (Zeuzera coffeae
Nietn.), penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Snell.), dan penyakit yang umumnya menyerang adalah penyakit busuk buah yang disebabkan oleh
Phytopthora palmivora Butl.
10
(a) (b)
Gambar 2 Buah terserang Helopeltis antonii (a) dan terserang
Phytopthora palmivora (b)
Knapsack sprayer berkapasitas 15 liter yang diisi 10 liter air dicampur
dengan insektisida berbahan aktif Sipermetrin 30 g per liter atau Altametrin 15 g per liter dengan dosis 0.5 liter per ha digunakan untuk mengendalikan hama penghisap buah. Stick yang digunakan pada knapsack sprayer adalah stick panjang dengan tujuan agar mudah menjangkau buah terserang yang letaknya tinggi. Aplikasi penyemprotan dilakukan selektif terhadap buah yang terserang hama.
Selain itu juga digunakan mist blower yang diisi 15 liter air dicampur dengan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80 % dengan dosis 0.5 kg per ha digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk buah.
Berikut merupakan gambar alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengendalian hama dan penyakit.
(a) (b)
Gambar 3 Knapsack sprayer (a) dan mist blower (b) Kegiatan pengendalian juga dilakukan secara mekanis dengan membuang buah busuk yang terserang Phytopthora palmivora Butl. dan buah yang dimakan oleh tikus (cumplung). Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pemangkasan dan panen.
11
Gambar 4 Tunas air yang seharusnya diwiwil
Panen. Panen di PT Rumpun Sari Antan I menggunakan sistem hanca gilir dengan rotasi 6 per 7. Kegiatan panen dilakukan dengan menggunakan cungkring
yang tajam agar tidak merusak bantalan buah karena dapat menyebabkan bunga tidak bisa tumbuh kembali di tempat yang sama jika bantalan buahnya rusak. Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam karung kemudian dikumpulkan di suatu tempat untuk dilakukan pemecahan buah (Gambar 5).
(a) (b)
Gambar 5 Pemetikan buah (a) dan pemecahan buah (b)
Setelah dilakukan pemecahan buah, biji dipisahkan dari plasenta kemudian dimasukkan ke dalam karung. Pemisahan karung dilakukan antara biji yang sehat dengan biji yang terserang hama penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit busuk buah. Selanjutnya BKB dikumpulkan oleh karyawan ke tempat pengumpulan hasil (TPH) lalu mandor panen menimbangnya dan mencatat hasil panen per orang kemudian BKB diangkut ke pabrik untuk dilakukan pengolahan hasil.
Kulit buah sisa pemecahan sebaiknya ditimbun agar tidak menjadi sarang hama penggerek buah kakao tetapi karyawan di PT Rumpun Sari Antan I hanya mengumpulkannya di sekitar tanaman kakao karena menyesuaikan dengan rencana kerja, menunggu jadwal pembuatan kompos.
Pengolahan hasil. Pengolahan hasil kebun PT Rumpun Sari Antan I diawali dengan penerimaan BKB di pabrik lalu menimbang dan memasukkannya ke kotak fermentasi selama 96 jam agar menghasilkan cita rasa yang baik. Kotak fermentasi dapat dibuat pada berbagai ukuran dengan syarat masih dalam ketebalan 40 cm, karena jika lebih atau kurang maka suhunya tidak optimal sehingga fermentasi tidak sempurna.
12
untuk menyeragamkan sirkulasi udara. Setelah itu, posisi biji disebar merata dan ditutup kembali. Saat hari kelima (48 jam berikutnya), biji kakao dipindahkan ke gerobak untuk diangkut ke tempat pengeringan. Lass (1999) menyatakan bahwa setelah fermentasi, kadar air biji kakao perlu dikurangi dari 55% menjadi 7.5% agar aman disimpan beberapa bulan di daerah tropis.
(a) (b)
Gambar 6 Penutupan kurang rapat (a) dan pembalikkan biji (b)
Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air agar biji kakao dapat disimpan dalam waktu yang lama. Biji kakao dengan kadar air yang tinggi apabila disimpan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan jamur sehingga menurunkan nilai ekonomi serta menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan lebih lanjut. Pengeringan biji kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan I dilakukan secara kombinasi metode jemur matahari (sun dryer) dan metode mesin pengering buatan (samoan dryer) untuk meminimalkan biaya. Sun dryer dilakukan terlebih dahulu dengan membersihkan lantai dari benda asing, kemudian biji kakao fermentasi (BKF) disebar merata menggunakan sekop kayu dan dilakukan pembalikkan secara berkala agar pengeringan dapat merata. Setelah 2 hari, biji kakao diangkut ke samoan dryer.
Samoan dryer berbentuk bak yang terbuat dari tembok dengan alas plat
aluminium yang diberi lubang-lubang dan di bawah plat aluminium tersebut ada drum besi memanjang yang dipanasi dengan dapur api di ujung luar dari salah satu sisinya. Saat di samoan dryer biji kakao dibalik, kemudian setelah 2 hari dilakukan pengepakan awal biji kakao kering (BKK).
Sortasi di kebun PT Rumpun Sari Antan I menggunakan mesin ayakan silinder berputar agar mempermudah pengelompokan BKK berdasarkan kualitas. Kualitas dibedakan menjadi 3 yaitu grade IA memiliki bean count 85-110 biji,
grade IC jika bean count 111-120 biji, dan grade UG jika bean count lebih dari
120 biji. Biji pipih dan biji dempet termasuk grade UG. Selanjutnya dilakukan sortasi manual untuk memilih biji yang masih dapat masuk ke dalam grade IA. Kemudian BKK ditimbang dengan berat 62.5 kg per karungnya lalu disimpan di dalam gudang sebelum dijual.
Aspek Manajerial
13 Pendamping mandor. Mandor bertugas untuk mengawasi KHL dalam menjalankan kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan. Apabila ada KHL yang keliru dalam bekerja, mandor akan memberikan pengarahan untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Setiap afdeling di kebun PT Rumpun Sari Antan I memiliki mandor rawat dan mandor panen namun hanya afdeling B yang memiliki mandor hama dan penyakit tanaman (HPT). Sehingga pelaksanaan kegiatan pengendalian HPT di afdeling A dan C dirangkap oleh mandor rawat.
Mandor melakukan pengecekan kehadiran yang dihadiri seluruh tenaga kerja di afdeling pada saat apel pagi. Selain itu, mandor melaksanakan evaluasi terhadap realisasi kegiatan hari sebelumnya, pengarahan kegiatan yang akan dijalankan, pembagian hanca, pengecekan alat dan material, serta doa. Selama menjadi pendamping mandor, penulis belajar mengenal karakter KHL, mengelola, merencanakan kebutuhan fisik, dan biaya operasional kegiatan. Penulis juga diberikan tanggung jawab mengawasi kegiatan pengendalian HPT, pemangkasan, pemupukan, dan panen.
Saat mengawasi kegiatan pengendalian HPT, penulis melakukan koordinasi dengan asisten apabila terdapat permasalahan mengenai kondisi alat dan kecukupan material. Penulis juga melaporkan serangan hama dan penyakit agar dapat segera menemukan solusinya sehingga tidak mengganggu pencapaian target. Pengawasan kegiatan pemangkasan berupa pengecekan terhadap ketajaman alat pangkas dan kecukupan KHL. Tersedianya karyawan untuk pemangkasan bergantung terhadap kecukupan kebutuhan tenaga panen dan tenaga HPT dengan lebih memprioritaskan kegiatan panen.
Pengawasan dalam kegiatan pemupukan yaitu pengecekan terhadap dosis yang digunakan oleh afdeling dengan ketersediaan pupuk. Pengawasan yang intensif telah dilaksanakan untuk menjamin kepastian dipupuknya tanaman, namun masih terdapat tenaga kerja yang kurang profesional.
14
Pendamping asisten. Tugas asisten adalah mengelola afdeling yang menjadi tanggung jawabnya agar tercapainya target perusahaan. Seorang asisten harus mengetahui kondisi yang terjadi di afdeling dan mampu menjaga koordinasi yang baik dengan para mandor sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan optimal. Sebelum pelaksanakan kegiatan di kebun, asisten harus melakukan pengecekan kebutuhan alat dan material agar dapat memilih cara yang tepat dalam mencapai target.
Kebun PT Rumpun Sari Antan I membagi perencanaan menurut waktu, yaitu rencana tahunan, rencana semester, rencana bulanan, dan rencana harian. Rincian perencanaan antara lain jenis kegiatan, standar kerja, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan material, target produksi, dan kebutuhan biaya.
Penulis dibimbing dalam membuat buku kerja asisten yang berisi perencanaan dan realisasi dalam 1 bulan (Lampiran 9) dan laporan perincian pekerjaan harian (Lampiran 10). Evaluasi dilakukan bersama karyawan bagian staf berdasarkan realisasi kegiatan dengan acuan dari perencanaan yang telah dibuat. Saat ada tenaga kerja yang tidak hadir maka harus dicari solusi yang tepat agar pelaksanaan kegiatan tetap berjalan dengan baik. Penulis juga ikut mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan pelaksanaan tanggung jawab dari mandor, diantaranya yaitu kegiatan rawat, pengendalian HPT, dan panen. Saat di lokasi kegiatan, diskusi juga dilakukan dengan mandor dan asisten dalam memecahkan masalah yang terjadi.
Analisis Biji Kakao Basah
Analisis biji kakao basah (BKB) dilakukan untuk mengamati kualitas biji kakao yang diproduksi tiap afdeling. Analisis tersebut penting dilakukan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hasil analisis BKB dapat dilihat pada Tabel 5.
Phytopthora (%) 24.56±12.45 11.05±9.76 11.92±2.64 8.62±7.47 19.16±14.93 0.35 Biji terpotong (%) 1.58±1.28 0.61±0.26 0.71±0.36 0.59±0.38 0.80±0.55 0.20
15 mencampur plasenta dengan BKB di dalam karung. Rata-rata jumlah plasenta tertinggi terdapat di afdeling B1 yaitu sebesar 2.64% dan yang terendah dimiliki afdeling A1 yaitu 1.24%.
Saat apel pagi, KHL diperintahkan untuk memisahkan biji yang sehat dengan biji yang terserang penyakit ketika melakukan pemecahan buah. Kondisi kebun yang rimbun, curah hujan yang tinggi, dan belum optimalnya pengendalian HPT (hama dan penyakit tanaman) merupakan penyebab terjadinya penyakit. Banyaknya biji yang mengandung penyakit busuk buah mempengaruhi keadaan BKB karena membuat kualitas biji kakao menurun. Data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa tidak ada rata-rata BKB terserang Phytopthora yang memenuhi standar perusahaan.
Pemecahan buah yang dilakukan oleh KHL di PT Rumpun Sari Antan I umumnya menggunakan golok. Hal tersebut sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan biji terpotong. Biji kakao basah yang terpotong dapat menurunkan kualitas karena biji kakao kering (BKK) yang diperoleh setelah pengeringan tidak dapat dimasukkan pada grade IA. Selain itu, biji terpotong juga dapat menimbulkan jamur. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh perusahaan karena berpengaruh pada kualitas yang menyebabkan berkurangnya cita rasa. Rata-rata biji terpotong tertinggi terdapat pada afdeling A1 yaitu 1.58% dan terendah di afdeling B2 yaitu 0.59%.
Pemanenan yang kurang optimal mempengaruhi produksi dan kualitas kakao yang dihasilkan. Buah yang tertinggal saat panen dapat mengakibatkan berkurangnya produksi dan menyebabkan biji berkecambah. Setelah menjadi BKK, biji berkecambah dapat menimbulkan jamur. Afdeling A1 memiliki rata-rata biji berkecambah tertinggi yaitu sebesar 0.43% dan afdeling A2 memiliki rata-rata biji berkecambah terendah yaitu 0.11%.
Saat pelaksanaan panen, karyawan harus terampil dalam menentukan buah yang sudah matang. Panen yang dilakukan sebelum waktu kematangan buah dapat menyebabkan biji kakao yang diperoleh tidak mencapai standar kualitas. Rata-rata biji mentah tertinggi terdapat pada afdeling B1 yaitu sebesar 4.37% dan terendah di afdeling C yaitu sebesar 0.64%.
Kegiatan rawat dilakukan untuk menunjang kondisi buah dan biji kakao saat panen. Pemupukan merupakan salah satu kegiatan rawat yang dilakukan agar kandungan hara dalam tanah tercukupi. Biji pipih merupakan dampak dari kurang optimalnya kegiatan pemupukan. Terdapatnya biji pipih menandakan bahwa tanaman kakao mengalami kekurangan hara sehingga buahnya tidak memiliki keping biji. Penambahan unsur hara harus dilakukan secara efektif untuk mengurangi jumlah biji pipih. Rata-rata jumlah biji pipih tertingi terdapat pada afdeling A1 yaitu 0.65% dan yang terendah terdapat di afdeling B2 sebanyak 0.22%.
Analisis Biji Kakao Kering
16
Pelaksanaan kegiatan pasca panen harus dilakukan sesuai prosedur untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan. Mulai dari fermentasi, pengeringan, sortasi, dan pengepakan harus dilakukan dengan profesional agar BKK yang dihasilkan mencapai target kualitas. Alat yang digunakan juga harus sesuai dengan standar prosedur yang diberikan.
Analisis BKK dilakukan setelah proses pengeringan untuk menjamin kualitas biji yang dihasilkan layak dipasarkan. Perusahaan menjadikan hasil analisis BKK sebagai acuan dalam evaluasi dan perbaikan sistem kerja. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa hanya kotoran (waste) yang tidak memenuhi standar perusahaan.
Penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menghasilkan kotoran seperti plasenta, biji dempet, biji pipih, pecahan biji, pecahan kulit, ranting, dan benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao. Hal ini dapat terjadi akibat kurang optimalnya penggunaan alat dan rendahnya ketelitian karyawan saat pemecahan buah sehingga menyebabkan banyaknya plasenta dan benda lainnya yang terbawa seperti ranting dan kulit buah.
Alat yang digunakan saat pembalikkan biji di kotak fermentasi, sun dryer,
dan samoan dryer adalah sekop besi. Norma yang ditetapkan yaitu menggunakan
sekop kayu. Penggunaan sekop besi dan teknik pemecahan buah yang kurang baik menyebabkan peningkatan jumlah pecahan biji dan pecahan kulit. Hal ini dapat menurunkan kualitas BKK.
Tenaga kerja yang profesional dibutuhkan agar berjalannya penanganan pasca panen dengan baik sehingga target yang direncanakan perusahaan dapat tercapai. Apabila tenaga kerja bekerja kurang efektif, maka peningkatan kualitas BKK yang dihasilkan dan produktivitas sulit tercapai.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
17 hasil, menjadi pendamping mandor, serta pendamping asisten di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
Hasil analisis biji kakao basah di PT Rumpun Sari Antan I menunjukkan bahwa tidak ada parameter yang dapat memenuhi standar perusahaan. Hal ini disebabkan karena teknik budidaya yang kurang optimal, umur tanaman yang sudah tua, serta serangan hama dan penyakit. Kualitas biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I dibedakan menjadi 3, yaitu grade IA, grade IC,
dan grade UG. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas BKK yang dihasilkan
termasuk pada grade IA.
Saran
Perlu dilakukan peningkatan kualitas tenaga kerja antara lain dengan pelatihan dalam pengelolaan biji kakao agar produksi dan kualitas biji yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Selain itu proses pendampingan terhadap kapasitas tenaga kerja menjadi hal yang fundamental terkait produktivitas dan kualitas kakao.
DAFTAR PUSTAKA
Angela. 2011. Pengelolaan pemangkasan tanaman kakao (Theobroma Cacao L.) di kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia 2323:2008 tentang Biji Kakao. Jakarta (ID): BSN.
Cahyono B. 2010. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Kakao. Jakarta (ID): Pustaka Mina.
[Deptan] Departemen Pertanian. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Tahun
2008-2012. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
[DPPHH] Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. 2004. Cara
Penanganan Pasca Panen yang Baik Komoditi Hortikultura. Jakarta (ID):
Departemen Pertanian.
Konam J, Namaliu Y, Daniel R, Guest D. 2009. Pengelolaan Hama dan Penyakit
Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. Abdoellah S, penerjemah.
Canberra (AU): Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia. Terjemahan dari: Integrated Pest and Disease Management for Sustainable Cocoa
Production.
Lass RA. 1999. Chocolate and Cocoa. Health and Nutrition. Knight I, editor. London (GB): Blackwell.
[PPKKI] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap
18
[PPPP] Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2010. Budidaya dan
Pasca Panen Kakao. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan.
Rahardjo P, Wahyudi T. 2008. Kakao : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto, editor. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Riyadi S, Nuraeni L, Siregar THS. 2010. Budidaya Kakao. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Schmidt FH, Ferguson JHA. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period
ratios for Indonesia with Western New Guinea. Jakarta (ID): Kementerian
Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika.
Terry, GR. 1991. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Yusianto, Wahyudi T, Sulistyowati. 2008. Kakao : Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto, editor. Jakarta (ID):
19 AFDELING A
AFDELING C
AFDELING B Lampiran 1 Peta wilayah kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
Keterangan :
: Karet TBM 5 (Intercrop) : tt Des '06 : Karet TBM 5 (Murni) : tt Des '06
: Karet TBM 4 : tt Des '07 : Karet TBM 3 : tt Des '08 : Karet TBM 2 : tt Des '09/
: tt Peb '10 : tt Jun '10
20 Lampiran 2 Data curah hujan kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2001-2010
Bulan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata
HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH
Jan 16 263.1 19 497.5 11 278.0 18 307.0 12 313.0 22 413.0 9 144.5 13 201.0 24 424.0 26 528.0 17.0 336.91 Feb 16 203.1 10 176.0 17 368.0 12 327.5 11 250.0 19 294.0 19 438.5 19 280.0 16 393.0 18 336.0 15.7 306.61 Mar 14 478.0 15 421.5 17 390.0 17 274.0 15 275.0 17 372.5 20 184.5 19 422.0 17 227.5 21 356.5 17.2 340.15 Apr 13 407.0 13 192.5 12 133.0 8 143.5 12 239.0 19 213.8 20 224.5 14 213.0 17 175.5 16 152.5 14.4 209.43 Mei 4 74.5 6 85.5 10 141.0 9 158.0 10 171.0 12 86.5 14 375.5 2 16.0 12 136.0 25 320.0 10.4 156.40 Jun 11 169.5 2 29.0 4 16.0 3 27.5 11 84.5 5 31.0 8 73.5 2 10.5 10 99.5 17 149.0 7.3 69.00 Jul 4 18.0 2 45.0 0 0.0 9 82.0 6 112.0 1 3.0 1 2.0 0.0 0.0 2 31.0 21 146.0 4.6 43.90 Ags 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 3 21.5 0.0 0.0 1 1.0 2 6.0 0.0 0.0 11 245.0 1.7 27.35 Sep 4 68.5 1 1.0 4 118.0 5 36.0 5 170.5 0.0 0.0 0.0 0.0 4 14.5 0.0 0.0 24 278.0 4.7 68.65 Okt 18 500.5 2 23.5 11 133.0 6 87.5 14 345.0 2 14.5 6 360.5 21 274.0 12 256.0 21 303.0 11.3 229.75 Nov 18 610.0 22 369.5 21 287.0 23 641.0 14 314.0 10 66.0 12 241.0 26 781.0 22 214.5 18 308.0 18.6 383.20 Des 9 95.5 23 416.0 19 352.5 26 775.0 22 497.5 24 469.0 17 385.0 21 163.5 13 209.0 23 424.0 19.7 378.70 Total 127 2,887.7 115 2,257.0 126 2,216.5 136 2,859.0 135 2,793.0 131 1,963.3 127 2,430.5 143 2,381.5 145 2,166.0 241 3,546.0 142.6 2550.05 BB 7 6 9 7 10 5 8 7 8 12 7.90
BK 2 5 3 3 1 5 3 5 3 0 3.00
Keterangan
HH : Hari Hujan
CH : Curah Hujan
BB : Bulan Basah (CH > 100 mm)
BK : Bulan Kering (CH < 60 mm)
Perhitungan Tipe Iklim (Q) Menurut Schmidt-Ferguson
Q = 100% 38%
3 7.9 Q % 100 BB rata -Rata
BK rata
-Rata
21 Lampiran 3 Produksi biji kakao basah (BKB) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010
Thn Luas (ha)
Jumlah Pokok
Produksi BKB per Bulan (kg) BKB
(kg/ha)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2004 882.79 435 488
Bi 9 251 13 411 84 462 96 297 170 401 150 422 146 755 119 718 128 645 93 386 100 041 162 255 1 444 Sbi 9 251 22 662 107 124 203 421 373 822 524 244 670 999 790 717 919 362 1 012 748 1 112 789 1 275 044
2005 882.79 415 985
Bi 39 978 13 131 40 530 167 732 282 154 322 203 164 170 150 517 150 069 204 454 153 236 267 940 2 216 Sbi 39 978 53 109 93 639 261 371 543 525 865 728 1 029 898 1 180 415 1 330 484 1 534 938 1 688 174 1 956 114
2006 882.79 361 175
Bi 5 345 6 177 44 902 149 598 136 606 152 676 154 221 101 028 107 216 115 389 96 866 55 082 1 274 Sbi 5 345 11 522 56 424 206 022 342 628 495 304 649 525 750 553 857 769 973 158 1 070 024 1 125 106
2007 626.60 343 895
Bi 15 064 5 556 4 144 17 391 163 012 270 154 166 463 150 520 35 024 76 039 81 982 34 392 1 627 Sbi 15 064 20 620 24 764 42 155 205 167 475 321 641 784 792 304 827 328 903 367 985 349 1 019 741
2008 626.60 343 895
Bi 13 400 9 166 25 328 113 460 144 494 177 157 110 247 92 775 82 083 58 178 28 549 21 550 1 399 Sbi 13 400 22 566 47 894 161 354 305 848 483 005 593 252 686 027 768 110 826 288 854 837 876 387
2009 463.27 288 999
Bi 6 977 5 835 27 376 146 330 225 445 62 592 49 258 30 727 37 772 95 713 97 240 39 407
1 780 Sbi 6 977 12 812 40 188 186 518 411 963 474 555 523 813 554 540 592 312 688 025 785 265 824 672
2010 465.91 288 129
Bi 20 549 14 422 53 094 150 146 226 065 72 452 54 293 41 808 41 839 50 193 30 758 20 324 1 665 Sbi 20 549 34 971 88 065 238 211 464 276 536 728 591 021 632 829 674 668 724 861 755 619 775 943
Keterangan : Bi = Bulan ini (2010)
22 Lampiran 4 Produksi biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010
23 Lampiran 5 Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
ADMINISTRATUR MUKARI
Koord. HPT Ka. Afdeling A Ka. Afdeling B Ka. Afdeling C Ka. Teknik / Pabrik Ka. Tata Usaha Krani 1 CDO
SOETISNO WAHID HASYIM RAHAYU SASTRA SANTOSO JATMIKO HADI PRACOYO DARYONO SUPRAPTO
Mandor HPT Mandor HPT Mandor HPT Mandor Civil Mandor 1 Pabrik Kr. I Keuangan Dankam
- Suyanto - Heri Suprapto Samiyono Sri Wahyuadi H. Pujo Harsono
Kr. I Gudang
Mandor Rawat Mandor Rawat Mandor Rawat Kr. Teknik/Tanaman Mandor Pabrik Sri Purwoko
Kasim Hendrik Irawan Sugimo Nurhidayah Sutrisno Kr. Database Satpam PHT
Dedi Sofyan Hadi Karseno Muhsinun Sugiyato Warsun Posko Induk
Mandor Transport Kr.Umum/ Office Boy Suro Posko Induk
Mandor Karet Mandor Karet Mandor Karet Prayitno Aris Supriyanto Saiun A. Afd. A
- Bambang Supriyanto Agus Santoso Driver Administratur Saring W. Afd. B
Roy Mustofa Tursino Agus Sartono Siswanto Afd. B
Driver Pekerja PHT Kr. Polibun Sunarja Afd. B
Mandor Panen Mandor Panen Mandor Panen Ratum Hadi P. Usmanto - Sartiman Afd. C
Kiswoyo Hermanto Samino Kasimin Hadi S. Marwoto Wibowo Afd. C
Wawan Kurniawan Suratno Soewarto Rudin Satpam KHL
Muhidin Lasudi Posko Induk
Suripto Amad Afd. A
Pekerja PHT Pekerja PHT Pekerja PHT Rasito Afd. A
Tursiman Bejo Hanapi Bedi Sunarjo Afd. A
Wagiyah Sutardi Slamet Kuntoro HS. Rohendi Afd. B
Carmin Subini Satirman Salamun Afd. C
Nasiroh Purwanto Afd. C
24
Lampiran 6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
Tanggal Kegiatan
Prestasi Kerja
Lokasi Penulis Karyawan Standar
---(satuan/HK)---
25
Lampiran 7 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
26
Lampiran 8 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
28 Lampiran 9 Contoh blanko buku kerja asisten
BUKU KERJA ASISTEN
Disetujui oleh, Diperiksa oleh, Dibuat oleh,
___________________
__ _____________________ _____________________ __________________
29 Lampiran 10 Contoh blanko laporan perincian pekerjaan harian
PT. RUMPUN SARI ANTAN -1
L P P H PERAWATAN TM/TBM Disetujui Diperiksa Dibuat
Afdeling
Periode
Manager KTU Ka. Afdeling
No. Item Kerja Blk
HK Hasil
kerja Hk/Ha Cost PK Cost/Ha
Material
Dosis/Ha Cost/PO Cost/Ha Total Cost PK + PO
Total Cost/Ha PK + PO Jenis Vol
30
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Painan pada tanggal 27 September 1989 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Afrinal dan Ibu Nurbaiti.
Tahun 2004 penulis menyelesaikan studi dari SLTP Negeri 1 Painan dan melanjutkan ke SMA Negeri 1 Painan. Tahun 2007 lulus dari SMA Negeri 1 Painan kemudian diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Ikatan Pelajar Mahasiswa Minang – Bogor dan Himpunan Mahasiswa Islam. Tahun 2008, penulis menjadi panitia Seminar Nasional “Prospek Pengembangan Kakao Indonesia” yang dilaksanakan oleh IPMM – Bogor dan panitia Seminar Nasional Memperingati