• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA BAGI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri Di Kecamatan Pagela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA BAGI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri Di Kecamatan Pagela"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PROSES SAINS (KPS)

SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA BAGI MAKHLUK HIDUP Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri Di Kecamatan Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

ERWAN FERIYADI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam meningkatkan KPS siswa dan tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi pokok

pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup di SMP Negeri 1 Pagelaran. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII1 dan VII2 yang dipilih secara

(2)

iii

Erwan Feriyadi

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains (KPS) siswa yang dibuktikan dengan ̅ pretes eksperimen = 32,16 ± 12,07 ; ̅ postes eksperimen = 81,29 ± 11,17 ; ̅ N-gain = 70,78 ± 18,97. Masing-masing indikator KPS mengalami peningkatan, namun tidak semua indikator mengalami

peningkatan berbeda secara signifikan. Indikator KPS yang mengalami

peningkatan berbeda secara signifikan yaitu pada aspek mengamati dengan rata-rata N-gain 0,92 ± 0,17, aspek menginterpretasi dengan rata-rata N-gain 0,71 ± 0,35, aspek memprediksi N-gain 0,75 ± 0,29, aspek mengkomunikasikan N-gain

0,73 ± 0,33 dan aspek menghipotesis N-gain 0,60 ± 0,53 mengalami peningkatan tidak berbeda signifikan. Berdasarkan observasi rata-rata keterampilan proses sains (KPS) siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen yaitu (80,54%) dengan kriteria tinggi. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif (85,48%) terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri

terbimbing. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa pada materi pokok pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.

(3)

PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PROSES SAINS (KPS)

SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA BAGI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri Di Kecamatan Pagelaran

Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

ERWAN FERIYADI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Patoman 29 Mei 1992, yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Bapak Legimin dengan Ibu Ponirah. Alamat penulis adalah Dusun Patoman II, RT.002 RW.002, Kelurahan Patoman, Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Lampung. Nomor handphone penulis yaitu 085658966293.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Patoman (1998-2004), SMP Negeri 1 Pagelaran (2004-2007), dan SMA Negeri 1 Pagelaran (2007-2010). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan

(PMPAP).

Penulis pernah mengikuti organisasi mahasiswa unila seperti Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) tahun 2011. Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) tahun 2014 di desa Penantian Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus dan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pulau Panggung.

(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu dicurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Teriring doa serta salam dan segala kerendahan hati

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini

untuk orang-orang tercinta dan berarti di sepanjang hidupku:

Yang tercinta ibu dan bapakku , yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala

usaha dan doa mereka, yang selalu memberikan limpahan cinta dan kasih sayang yang tak

terbatas yang takkan pernah mampu ku balas sepenuhnya, kalian yang selalu

menguatkanku, mengingatkanku ketika lupa,

dan senantiasa mendukungku dalam setiap langkahku menuju kebahagiaan dunia dan

akhirat kelak.

Kakak-kakakku tercinta Heru Widodo, Eningsih, Handoko, dan Yustyowati yang selalu

memberikan

Do’a, bimbingan, motivasi, serta

senantiasa selalu menyayangiku dan

membantuku ketika aku menghadapi banyak kesulitan.

Sahabat dan teman-teman seperjuangan

Para Pendidik dan Dosen tercinta

(9)

MOTTO

(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai

sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya

kebaikan yang banyak.

(QS. An-nisa 19)

Rasulullah bersabda:

“Shadaqah

yang paling utama ialah seseorang Islam yang

belajar

suatu ilmu pengetahuan kemudian ia mengajarkannya kepada

Saudaranya (temannya) muslim”.

(HR. Ibnu Majah)

"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan

orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

keberhasilan saat mereka menyerah."

(Thomas Alva Edison)

Jangan pernah menggantungkan masa depanmu kepada orang

lain, karena masa depan berada ditanganmu sendiri

(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN DAMPAKNYA BAGI MAKHLUK HIDUP ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasinya hingga terselesainya skripsi ini;

5. Rini R. T. Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasinya hingga terselesainya skripsi ini;

(11)

xii

8. Suwardi SY, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Pagelaran dan ibu Ana Heni YSW, S.Pd., sebagai guru mata pelajaran IPA yang telah memberikan izin dan bantuannya selama penelitian berlangsung serta motivasinya.

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII 1 dan VII 2 SMP Negeri 1 Pagelaran atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung;

10.Observer dalam penelitian ini Fajar Lestari, Florentina Krida W., dan Johan Subekti atas semua waktu dan tenaga selama penelitian berlangsung.

11.Sahabat-sahabatku tercinta Nur Hidayah, Johan Subekti, M. Samsul Huda, Sujono Dwi P., Robin Yama S., Megyan Pratama, Ahmad Effendi, Janggan Asmoro, serta semua teman-temanku di Pendidikan Biologi 2011 atas motivasi, doa dan dukungannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin saat ini hingga nanti.

12. Semua kakak tingkat dan adik tingkat di Pendidikan Biologi Unila, terimakasih atas dukungan yang diberikan.

13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 25 Agustus 2015 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar ... 10

B. Lembar kerja Siswa ... 11

C. Inkuiri Terbimbing ... 19

D. Keterampilan Proses Sains ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Desain Penelitian ... 26

D. Prosedur penelitian ... 27

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 40

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 50

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 60

(13)

xv

1. Silabus ... 65

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 71

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terbimbing ... 88

4. Rubrik Penilaian LKS Inkuiri Terbimbing ... 119

5. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 122

6. Soal Pretest dan Posttest ... 127

7. Rubrik Penilaian Soal Pretest dan Posttest ... 130

8. Lembar Penilaian KPS Siswa ... 132

9. Lembar observasi KPS siswa ... 133

10.Angket Tanggapan Siswa ... 135

11.Data nilai pretest, postest, dan N-Gain kelas ekperimen ... 136

12.Data nilai pretest, postest, dan N-Gain kelas kontrol ... 137

13.Analisis butir soal pretest dan postes ekperimen ... 138

14.Analisis butir soal pretest dan postes kontrol... 140

15.Analisis tanggapan siswa ... 142

16.Analisis perindikator kelas ekperimen ... 144

17.Analisis perindikator kelas kontrol ... 146

17.Analisis observasi ... 148

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. RPP kelas ekperimen ... 28

2. RPP kelas kontrol ... 32

3. Kriteria N-gain ... 35

4. Lembar observasi keterampilan proses sains siswa ... 37

5. Keterangan skor kriteria penilaian keterampilan proses sains siswa ... 37

6. Item pernyataan angket ... 39

7. Variabel, sub variable, instrument, jenis data dan alat ukur data... 40

8. Kriteria peningkatan indikator KPS ... 43

9. Skor perjawaban angket ... 43

10.Tabulasi tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing ... 44

11.Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing ... 45

12.Hasil uji statistik nilai pretest, posttest dan N-gain kelas eksperiment dan kontrol ... 46

13.Hasil uji statistik N-gain indikator KPS siswa ... 47

14.Hasil observasi KPS siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 49

15.Rubrik Penilaian KPS Siswa ... 130

16.Kriteria penilaian KPS ... 132

17.Nilai pretest, posttest dan N-gain kelas eksperiment ... 136

18.Nilai pretest, posttest dan N-gain kelas kontrol ... 137

(15)

xvi

22.Analisis butir soal postest kelas kontrol ... 141

23.Analisis tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing ... 142

24.Analisis perindikator kelas eksperimen ... 144

25.Analisis perindikator kelas kontrol ... 146

26. Analisis observasi KPS kelas eksperimen ... 148

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7

2. Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen ... 28

3. Presentase tanggapan siswa terhadap LKS Inkuiri Terbimbing ... 50

4. Siswa kelas eksperimen melakukan pengamatan pencemaran ... 151

5. Siswa kelas eksperimen melakukan pengamatan pencemaran ... 151

6. Siswa kelas diskusi melakukan pengamatan diskusi ... 152

7. Siswa kelas eksperimen melakukan diskusi kelompok ... 152

8. Siswa kelas kontrol mempresentasikan jawaban di depan kelas ... 153

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan suatu bangsa. Peran faktor pendidikan sangat penting dalam menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karenanya, pembaharuan dalam dunia pendidikan harus terus dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dari suatu bangsa. Pendidikan harus bersifat adaptif terhadap perubahan zaman. Sejalan dengan hal tersebut, dalam meningkatkan mutu pendidikan pemerintah terus melakukan upaya dengan berbagai cara diantaranya dengan penyempurnaan kurikulum yang telah ada yaitu pada awal tahun pelajaran 2013 telah diterapkannya kurikulum 2013 (K13) yang merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

(18)

2

(2014: 3), bahwa proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menerapkan sebuah pendekatan khusus yaitu pendekatan saintifik. Dimana pendekatan saintifik bercirikan pengasahan keterampilan proses sains yang meliputi kegiatan mengamati, menghipotesis, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Sejalan dengan hal itu menurut (Depdiknas, 2008: 22), pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung yang berdampak pada sikap siswa yang mempelajari IPA dalam menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains.

(19)

adalah 382. Nilai 382 menggolongkan Indonesia pada skala PISA level terendah yakni siswa memiliki pengetahuan yang terbatas, hanya dapat menerapkannya dalam beberapa situasi untuk menyajikan penjelasan ilmiah secara eksplisit. Selain itu dengan nilai tersebut Indonesia menduduki urutan kedua terakhir dari semua negara yang tergabung dalam PISA (Xie, dkk., 2012: 16-17). Hal ini sangat memprihatinkan, karena pada tahun 2009 Indonesia menempati peringkat 60 dari 65 negara yang mengikuti PISA (OECD, 2013: 17).

Kenyataan lainnya yang sering dijumpai saat ini adalah selama proses pembelajaran di sekolah, guru kurang memfasilitasi siswa agar siswa dapat mengembangkan keterampilan proses sainsnya, misalnya dalam hal

mengobservasi atau mengamati objek secara langsung. Jadi selama proses pembelajaran guru lebih mendominasi dan sibuk menjelaskan materi yang menyebabkan pembelajaran tidak berpusat pada siswa sehingga kemampuan siswa dalam hal mengobservasi tidak tergali, siswa menjadi tidak aktif dan kurang mampu dalam keterampilan proses sains.

Kurangnya keterampilan proses sains terjadi di SMP Negeri 1 Pagelaran Pringsewu diketahui berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA biologi kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Pringsewu belum

dikembangkannya keterampilan proses sains siswa dengan tidak

(20)

4

keterbatasan bahan ajar yang ada di sekolah menjadikan siswa sulit

mengaitkan materi yang diterima di sekolah dengan situasi dunia nyata siswa yang menyebabkan siswa kurang mengasah keterampilan proses sains yang dimiliki sehingga keterampilan proses sains siswa yang muncul kemungkinan hanya menyimpulkan saja. Proses sains siswa yang tidak optimal maka akan berdampak kepada perolehan nilai hasil belajar siswa.

(21)

sebelummnya oleh Arfianty (2013: 102) penelitian penggunaan LKS berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan analisis terhadap LKS yang digunakan siswa di SMP Negeri Pagelaran, belum menuntun siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilam proses sains yang dimiliki siswa. Hal ini dikarenakan LKS yang ada hanya menyajikan ringkasan materi dan soal latihan sehingga belum melibatkan siswa secara aktif. Penggunaan LKS belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh peserta didik pada kedua sekolah tersebut. Guru juga menuturkan bahwa penggunaan LKS sebenarnya mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar namun LKS yang digunakan hanya memuat ringkasan materi dan latihan soal yang kurang bervariatif sehingga KPS siswa kurang terasah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang LKS berbasis inkuiri terbimbing yang diharapkan dapat meningkatkan KPS siswa sehingga kompetensi yang diiharapkan dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KPS siswa pada materi pokok

(22)

6

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi pokok pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam meningkatkan KPS siswa.

2. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman sebagai seorang calon guru, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing.

2. Bagi guru/calon guru, dapat memberikan wawasan mengenai LKS berbasis inkuri terbimbing sehingga dapat dijadikan alternatif dalam membuat dan mengembangkan LKS serta merancang pembelajaran dikelas yang aktif dan inovatif serta menyenangkan.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang aktif sehingga diharapkan mampu mengembangkan KPS siswa.

(23)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:.

1. LKS berbasis inkuri terbimbing adalah LKS yang berisikan tugas dan langkah-langkah berdasarkan model inkuiri terbimbing yang dirancang oleh peneliti untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa, adapun isi langkah pembelajaran pada LKS adalah (a) merumuskan masalah, (b) menyusun hipotesis, (c) mengumpulkan data, (d) menganalisis data, (e) menyimpulkan (Ristanto, 2013: 33).

2. KPS yang dikembangkan dan diukur dalam penelitian ini yaitu: (1) mengamati, (2) menghipotesis (3) menginterpretasi data, (4)

memprediksi, (5) mengkomunikasikan, diukur dengan postes dan pretes, serta lembar obesevasi KPS siswa (Ristanto, 2013: 33).

3. Materi pokok yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013 pada Kelas VII semester genap, yaitu KD 3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup. 4. Subjek penelitian ini adalah kelas VII 1 dan VII 2 SMP Negeri 1

Pagelaran tahun pelajaran 2014/2015.

5. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah dengan diskusi untuk kelas kontrol, dan eksperimen untuk kelas ekperimen.

F. Kerangka Pikir

(24)

8

pembelajaran. Bahan ajar yang ada saat ini lebih mengacu pada hakikat IPA sebagai produk cenderung mengajarkan siswa untuk menghafal tanpa disertai dengan pemahaman terhadap konsep konsep, sehingga pembelajaran IPA tidak memberikan pengalaman pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang sudah ada pada siswa. Keterampilan proses sains ini penting untuk dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran sebagai pengalaman belajar yang disadari pada kegiataan yang berlangsung.

Keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai tuntutan pembelajaran sains dan mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep pengetahuan, fakta, menanamkan sikap dan nilai yang di tuntut. Hakikat IPA adalah proses, produk dan sikap sehingga pembelajaran IPA diharapkan dapat memunculkan ketiga unsur tersebut. Sehingga apabila ketiga hal tersebut benar-benar ada setiap pembelajaran IPA siswa, maka akan berdampak positif pada kehidupan maupun pola pikir yang ada pada diri siswa.

Pengembangan keterampilan proses sains memerlukan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung. Salah satu alternatif strategi yang

diharapakan meningkatkan keterampilan proses sains siswa adalah dengan pemaksimalan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS), karena didalam LKS menuntun siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang akan

(25)

Y X

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dipadukan dengan pendekatan inkuiri terbimbingjuga dapat membuat siswa lebih aktif dalam menemukan konsep-konsep IPA, dengan demikian diharapkan dapat membantu penyelenggaraan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga KPS siswa diharapkan akan meningkat jika langkah-langkah pembelajaran inkuiri benar-benar diterapkan kedalam LKS yang digunakan siswa.

Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap KPS siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan LKS inkuiri terbimbing dan variabel terikatnya adalah KPS siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Keterangan :

X : Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing Y: KPS siswa

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ho = Penggunaan bahan ajar LKS berbasis inkuiri terbimbing tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatan KPS.

2. H1 = Penggunaan bahan ajar LKS berbasis inkuiri terbimbing

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Ajar

Menurut Majid (2007: 174) bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktor dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (National Center for Vocational Education Reserch Ltd/ National Center for Competency Based Training). Secara garis besar bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional material)mencakup

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari siswa (Dikmentum dalam Trianto, 2012: 188).

Bahan ajar memiliki peran besar bagi guru dan siswa dalam proses

(27)

untuk menjadi pelajar yang mandiri (Prastowo, 2014: 24). Penggunaan bahan ajar, memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Sebuah bahan ajar paling tidak

mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual auditif ataupun visual auditif (Majid, 2007: 174)

Beberapa keuntungan menggunakan bahan ajar cetak seperti LKS menurut Steffen (dalam Majid, 2007: 175) antara lain: biaya pengadaan relatif cukup murah, bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas individu, bahan ajar yang baik dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa, bahan tertulis dapat dinikamati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar, pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.

B. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya dalam proses

(28)

12

ajar), (4) student worksheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS), (5) media (minimal powerpoint), dan (6) evaluation sheet (lembar penilaian). Suyanto, dkk (2011: 2).

LKS merupakan bahan ajar berbentuk cetak yang harus dikembangkan oleh guru untuk digunakan dalam proses pembelajaran. LKS sebagai bahan ajar bertujuan untuk mempermudah siswa melakukan proses-proses belajar, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi melakukan suatu kegiatan seperti melakukan percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan menuliskan atau menggambar hasil pengamatannya, melakukan pengukuran dan mencatat data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan menarik kesimpulan. Selain itu, penggunaan LKS juga membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku buku teks yang terkadang sulit diperoleh dan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Depdiknas, 2008: 7).

Sementara itu, Widjajanti (2008: 1) mengungkapkan:

(29)

Dalam hal ini, LKS dapat digolongkan baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran. Arsyad (dalam Rohaeti, Widjajanti, dan Padmaningrum, 2006: 4) mengungkapkan bahwa LKS merupakan media cetak hasil

pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan materi visual. Dalam proses pembelajaran biologi, media dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik (dalam Arsyad, 2007: 15) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pengaruh

psikologis terhadap siswa. LKS selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai beberapa fungsi yang lain, yaitu:

1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar.

2. Dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik.

3. Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa. 4. Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.

5. Membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. 6. Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi,

sistematis, dan mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa.

(30)

14

8. Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya.

9. Dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin.

10.Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992: 41- 46), (dalam Widjajanti, 2008: 3-5) keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

(31)

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa

e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi. 2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi :

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu

diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu : a) Menghindari kalimat kompleks.

b) Menghindari “kata- kata tak jelas” misalnya “mungkin”,

“kira-kira”.

c) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda. d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif. c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan

anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu. d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan

merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.

(32)

16

f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan.

g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat

“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak. i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang

cepat.

j. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas, mata pelajaran, topik, nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.

3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:

a. Tulisan

a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

(33)

c) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.

d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.

e) Perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat

menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.

Dilihat dari segi format, LKS memuat setidaknya delapan unsur yaitu 1) judul, 2) kompetensi dasar yang akan dicapai, 3) waktu penyelesaian, 4) alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, 5) informasi singkat, 6) langkah kerja, 7) tugas yang harus dikerjakan, dan 8) laporan kegiatan (Prastowo, 2012: 208). Sedangkan Menurut German et al (Rustaman dan Wulan, 2007:28) aspek yang sebaiknya ada pada LKS yaitu 1) tujuan

(34)

18

Proses penyusunan LKS harus berkesesuaian dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, Paidi, dan Wilujeng (2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKS harus memperhatikan langkah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.

2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.

3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar.

4. Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalam RPP.

LKS yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran akan memiliki karakteristik tertentu dalam aspek isi sesuai dengan mata pelajarannya. (BNSP, 2006: 30). Menurut Rudy (2011:1), Karakteristik LKS dalam pembelajaran IPA adalah memberikan pengalaman bagi siswa dalam bentuk pendekatan keterampilan proses sains baik dasar maupun terpadu. Kegiatan yang tertuang dalam LKS harus mampu mengakomodasi kegiatan yang berlandaskan proses ilmiah. Guru harus memahami hal penting ini sehingga guru mampu merancang pembelajaran yang sesuai hakikat IPA melalui penggunaan LKS.

(35)

juga memiliki peran penting bagi siswa dan guru. Peran LKS dalam proses pembelajaran menurut (Dhari dan Dharyono, 1988 : 89) adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada siswa.

Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah.

B. Inkuiri Terbimbing

(36)

20

jawaban pertanyaan melalui proses investigasi. Oleh karena itu, pendidik harus bisa menjadi penanya yang baik dan bukan sekedar menjadi penjawab pertanyaan.

Menurut Sudirman (1988: 172) pada model pembelajaran inkuiri sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.

Menurut Jufri (2010: 98), inkuiri induktif terbimbing memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Kemampuan peserta didik berkembang dari pengamatan spesifik menuju ke inferensi atau generalisasi.

2. Tujuannya ialah untuk memeperkuat proses pengujian peristiwa atau objek dan kemudian sampai pada generalisasi yang sesuai dengan hasil pengamatan.

3. Guru mengontrol peristiwa pembelajaran, data, materi, atau objek dan bertindak sebagai pemimpin kelas.

4. Tiap-tiap pesearta didik bereaksi dan berusaha untuk membangun pola yang bermakna atas dasar hasil pengamatan sendiri dan orang lain dalam

kelas.

5. Kelas berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran.

(37)

saling menguntungkan.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri terbimbing tidak begitu berbeda dengan langkah kegiatan inkuiri. Menurut Ristanto (2013: 33) langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi:

a) Perumusan Masalah

Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin didalami atau dipecahkan dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa.

b) Menyusun hipotesis

Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Guru

(38)

22

Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Dalam bidang biologi, untuk dapat mengumpulkan data, siswa harus menyiapkan suatu peralatan untuk pengumpulan data. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan, merangkai peralatan, dan mengoperasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik. langkah ini adalah langkah percobaan atau eksperimen. Biasanya dilakukan di

laboratorium tetapi kadang juga dapat di luar sekolah. Setelah peralaran berfungsi, siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan.

d) Menganalisis data

Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam suatu tabel. e) Menyimpulkan

Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesa kita diterima atau tidak.

Menurut sanjaya (2007: 208) adapun penggunaan inkuiri memiliki keunggulan sebagai berikut:

(39)

b. Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai gaya mereka. c. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

belajar adalah proses perubahan tingkah laku.

d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan yang diatas

rata-rata. Kekurangan:

a. Dalam mengimplementasikannya membutuhkan waktu yang panjang sehingga guru sulit menentukan dengan waktu yang tepat.

b. Semua kriteria keberhasilan ditentukan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh guru.

C. Keterampilan Proses Sains

Menurut Indrawati (dalam Trianto, 2012: 144), Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.

(40)

24

mendasar. Adapun Kegiatan keterampilan proses sains menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 141-144) sebagai berikut:

1. Mengamati/mengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan. Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindera untuk memperoleh informasi. Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanannya selain menggunakan pancaindera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.

2. Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. Dengan keterampilan mengklasifikasikan siswa dapat menentukan golongan dengan mengamati persamaan, perbedaan, dan hubungan serta pengelompokkan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan.

3. Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan

(41)

4. Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

6. Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

(42)

26

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMP Negeri 1 Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran pada tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas sepuluh kelas. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII 1 sebagai kelas eksperimen dan VII 2 sebagai kelas kontrol yang ditentukan secara acak. Pengambilan ke-dua kelas tersebut menggunakan teknik purposive sampling.

C. Desain Penelitian

(43)

diberi LKS diskusi. Setelah kedua kelas diberi perlakuan berbeda tersebut, selanjutnya kedua kelas tersebut diberi soal/tes untuk mengukur KPS berupa soal yang sama dengan soal diawal kegiatan pembelajaran (posttest).

Struktur Penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretest;

O2 = Posttest; X = Perlakuan dengn penggunaan LKS berbasis

Inkuiri Terbimbing, C = Perlakuan dengan penggunaan LKS diskusi (dimodifikasi dari Sukardi, 2007: 186).

Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen. D. Prosedur penelitian

Pada Penelitian ini terdiri dua tahap yang dilaksanakan yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian ini adalah sebagai berukut: a. Membuat surat izin observasi penelitian ke SMP Negeri 1 Pagelaran,

Kabupaten Pringsewu.

b. Melakukan observasi ke SMP Negeri 1 Pagelaran, Kabupaten Pringsewu guna mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru selama proses belajar mengajar saat ini, mengetahui proses pembelajaran di sekolah, mengetahui sampel dan populasi yang diteliti.

c. Menentukan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol di SMP Negeri 1 Pagelaran, Kabupaten pringsewu.

I O1 X O2

(44)

28

d. Membuat perangkat pembelajaran dan instrumen yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

e. Dalam pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dibagi menjadi 6 kelompok siswa terdiri dari 5-6 siswa, kelas kontrol 32 siswa dibagi menjadi 6 kelompok terdiri 5-6 siswa, dipilih secara

heterogen berdasarkan nomor urut absensi siswa. Nomor urut 1-6 masuk kelompok 1, nomor urut 7-12 masuk kelompok 2 dan seterusnya.

Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol diberi LKS diskusi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

2. 1 Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan LKS Inkuiri Terbimbing) Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen

Kegiatan Deskripsi kegiatan

Guru Siswa

1. Pendahuluan pertemuan 1 :

 Guru memberikan pretest kepada siswa.

 guru memberikan

pertanyaan kepada siswa tentang

(45)

bagaimana jika jumlah kendaraan bermotor di kota-kota selalu meningkat? Apa yang akan terjadi?

Pertemuan 2:

 guru memberikan pertanyaan tentang

pembelajaran minggu yang lalu:

kita telah mempelajari tentang pencemaran, jadi apakah yang dimaksud pencemaran itu?

 guru memberikan pertanyaan apersepsi:

Apakah kalian menyadari adakah pencemaran disekitar kita? , jika ada coba sebutkan.

Jika suatu sungai tercemar, dan mengakibatkan air menjadi keruh apakah yang akan terjadi pada organisme yang ada di dalamnya.

 Apakah organismenya masih bisa bertahan?

 guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok anggota 5-6 siswa

 guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi pencemaran.

 siswa menjawab pertanyaan

 siswa menjawab pertanyaan.

 Siswa menjawab pertanyaan yang

 Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dengan jumlah anggota 5-6 siswa.

 guru membagikan LKS Inkuri Terbimbing dengan

 siswa menerima LKS Inkuiri Terbimbing.

 siswa

(46)

30

materi pencemaran.

 Guru mengarahkan siswa dalam melakukan

pengamatan terhadap pengaruh air tercemar terhadap ikan.

 Guru mengarahkan siswa untuk mencatat data-data yang didapat berdasar pengamatan yang dilakukan kedalam bentuk tabel.

 Guru meminta 2 kelompok siswa untuk

mempresentasikan hasil pengamatan secara bergantian

 Guru memberikan

informasi mengenai seputar pengamatan tentang

pencemaran yang telah dilakukan.

Pertemuan 2

 Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dengan jumlah anggota 5-6 siswa.

 guru membagikan LKS Inkuri Terbimbing dengan materi pencemaran.

 Guru menampilkan video macam-macam pencemaran serta dampaknya bagi makhluk hidup

 Guru mengarahkan pengerjaan LKS

 Siswa melakukan kegiatan sesuai

(47)

 Guru menunjuk 2 kelompok untuk mempresentasikan jawaban dari kelompok.

 Guru memberikan

informasi mengenai seputar pengamatan video tentang macam-macam dan dampak pencemaran yang telah diamati.

berdiskusi pada kelompoknya.

 Siswa

mempresentasika n dan kelompok lain 3. Penutup Pertemuan 1 dan

Pertemuan 2

 Guru membimbing siswa mengulang hasil kegiatan pembelajaran

 Guru menggiring siswa dalam menarik kesimpulan dengan pertanyaan dari kegiatan percobaan

 Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran minggu selanjutnya.

(48)

32

2.2 Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan LKS Diskusi)

Tabel 2. Langkah-langkah pembelajaran kelas kontrol

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Guru Siswa

1. Pendahulua n

 Guru memberikan pretest kepada siswa.

 guru memberikan

pertanyaan kepada siswa tentang

Anak-anak menurut kalian apakah yang akan terjadi jika kita terus menerus membuah sampah kesungai?

bagaimana jika jumlah kendaraan bermotor di kota-kota selalu meningkat? Apa yang akan terjadi?

Pertemuan 2:

 guru memberikan pertanyaan tentang

pembelajaran minggu yang lalu:

kita telah mempelajari tentang pencemaran, jadi apakah yang dimaksud pencemaran itu?

 guru memberikan pertanyaan apersepsi:

Apakah kalian menyadari adakah pencemaran disekitar kita? , jika ada coba sebutkan.

Jika suatu sungai tercemar, dan mengakibatkan air menjadi keruh apakah yang akan terjadi pada organisme yang ada di dalamnya.

 siswa

mengerjakan pretest

 siswa menjawab pertanyaan guru

 siswa menjawab pertanyaan guru

 siswa menjawab pertanyaan guru

 siswa menjawab pertanyaan guru

(49)

 Apakah organismenya masih bisa bertahan?

 guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok anggota 5-6 siswa

 guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi pencemaran.

 siswa menjawab pertanyaan guru.

 guru membagikan LKS Diskusi

 guru memberikan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan.

 Guru meminta siswa untuk memahami kegiatan dalam LKS Diskusi

 Guru menampilkan gambar seputar pencemaran kepada siswa

 Guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang

permasalahan dan

menjawab pertanyaan yang ada pada LKS

 Guru meminta 2 kelompok siswa untuk

mempresentasikan hasil pengamatan secara bergantian

 Guru membimbing siswa dalam diskusi

 siswa menerima LKS diskusi

 Siswa berdiskusi tentang

(50)

34

 Guru memberikan informasi mengenai masalah-masalah yang ditemukan siswa

Pertemuan 2

 Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dengan jumlah anggota 5-6 siswa.

 guru membagikan LKS diskusi dengan materi pencemaran.

 Guru memberikan arahan seputar pengerjaan LKS diskusi.

 Guru memberi lks diskusi yang berisi gambar macam-macam pencemaran serta dampaknya bagi makhluk hidup

 Guru meminta 2 kelompok siswa untuk

mempresentasikan hasil pengamatan secara bergantian

 Guru memberikan informasi mengenai masalah-masalah yang ditemukan siswa

hasil diskusi

 siswa membahas masalah-arahan dari guru.

 Siswa

mendengarkan arahan dari guru.

 Siswa mengamati LKS diskusi n dan kelompok lain

menanggapinya. 3. Penutup Pertemuan 1 dan 2

 Guru membimbing siswa mengulang hasil kegiatan pembelajaran

 Guru menggiring siswa dalam menarik kesimpulan dengan pertanyaan

 Guru memberikan informasi mengenai kegiatan

pembelajaran minggu selanjutnya.

(51)

E.Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Jenis data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah keterampilan proses sains siswa yang

diperoleh dari nilai pretest dan post test. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skor gain, lalu dianalisis secara statistik.

KPS siswa ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang

dinormalisasi (N-gain), antara nilai tes awal dan tes akhir. Gain yang dinormalisasi (N-gain) antara nilai tes awal dan tes akhir. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (1999: 1)

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain

Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Tabel 3. Kriteria N-gain

N-gain Kriteria

g > 0,7 0,7 > g > 0,3

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008: 3)

(52)

36

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data keterampilan proses sains siswa KPS dalam proses pembelajaran dan data tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Pretest dan Posttest

Data KPS adalah nilai pretes dan postes. Nilai pretes dan postes diambil pada pertemuan di luar jam belajar untuk setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

Teknik penskoran nilai tes awaldantes akhir yaitu:

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains siswa

Lembar observasi keterampilan proses sains berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi

tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan skor kriteria keterampilan proses sains yang telah ditentukan.

100

N

(53)

Tabel 4. Lembar observasi keterampilan proses sains siswa

Keterangan: (A) Mengamati (B) Menghipotesis

(C) Menginterprestasi data (D) Memprediksi

(E) Mengkomunikasikan.

Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai dengan skor kriteria penilaian keterampilan proses sains siswa dibawah ini (dimodifikasi dari Arikunto, 2008:183).

Tabel 5. Keterangan skor kriteria penilaian keterampilan proses sains siswa:

Indikator KPS Skor Indikator Operasional

Mengamati 0 Tidak manjawab sama sekali 1 Menuliskan jawaban salah dan

memberikan alasan yang tidak sesuai gambar.

2 Menuliskan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang kurang sesuai gambar.

3 Menuliskan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang sesuai dengan gambar.

Merumuskan hipotesis

0 Tidak menjawab sama sekali 1 Merumuskan hipotesis berdasarkan

data/informasi yang dikumpulkan namun tidak tepat.

2 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang kurang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

(54)

38

berdasarkan data/informasi yang dikumpulkan secara tepat. Menginterpretasi

Data

0 Tidak menjawab sama sekali 1 Menjelaskan data yang telah

dikumpulkan dari tabel pengamatan namun tidak sistematis

2 Menjelaskan data yang telah

dikumpulkan dari tabel pengamatan namun kurang sistematis

3 Menjelaskan data yang telah

dikumpulkan dari tabel pengamatan dengan sistematis

Memprediksi 0 Tidak menjawab sama sekali 1 Merumuskan

kemungkinan-kemungkinan yang tidak tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

2 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang kurang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

3 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

Mengkomunikasikan 0 Tidak menjawab sama sekali 1 Mengkomunikasikan data berupa

tabel dan wacana namun tidak tepat.

2 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana namun kurang tepat.

3 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana secara tepat.

c) Angket Tanggapan Siswa

(55)

jawaban yaitu ya dan tidak, dan cara mpengisiannya dengan

memberikan tanda cheklis (√ ) kepada jawaban yang dipilih. Seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Item pernyataan pada angket

No. Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak

1

Saya senang mempelajari materi pokok pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

2

Saya senang mempelajari materi pokok

pencemaran dan dampaknya bagi makluk hidup dengan menggunakan LKS yang diberikan oleh guru

3

Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

4

Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan LKS yang diberikan oleh guru

5

Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri selama metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.

6 LKS yang digunakan tidak mampu

mengembangkan kemampuan proses sains saya.

7 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

8 Saya merasa sulit mengerjakan LKS dengan metode yang dibuat oleh guru.

Sumber: dimodifikasi dari Sudjana (2002: 69).

Tabel 7. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data.

Variabel Instrumen

Jenis Data proses sains siswa

Nominal dan

Interval Persentase Tanggapan siswa

terhadap LKS inkuiri terbimbing

Angket tanggapan siswa

(56)

40

F. Teknik Analisis Data a. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:

1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan

program SPSS versi 17. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 467).

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

(57)

- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Sudjana, 2005: 249).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

b. Kriteria Uji

Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak

(Sudjana, 2005: 239-240). Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama

dengan kelompok kontrol

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih

tinggi dari kelompok kontrol. b. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(58)

42

Uji U (Uji Mann-Whitney U)

Data yang tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji U atau Uji Mann-Whitney U.

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol 2. Kriteria Uji

Jika p-value > 0,05 maka terima Ho

Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto, 2004: 36).

b. Data Kualitatif

a. Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa

Data keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi, pretest dan posttest indikator KPS. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase KPS siswa. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.

1) Menghitung persentase KPS dengan menggunakan rumus:

Persentase = x 100%

2) Menafsirkan atau menentukan presentase KPS siswa sesuai dengan kriteria pada tabel berikut.

(59)

Tabel 8. Persentase dan kriteria observasi keterampilan proses sains

Persentase (%) Kriteria

p ≥ 70 Tinggi

70 > p > 30 Sedang

p ≤ 30 Rendah

b. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi delapan pernyataan yang terdiri dari lima pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Skor angket

Tabel 9. Skor perjawaban angket

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29).

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sifat Pernyataan

Jawaban

S TS

Positif 1 0

Negatif 0 1

% 100

(60)

44

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa; Xi =

Jumlah skor jawaban; n = Skor maksimum yang diharapkan (dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Tabulasi tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing

No Nama

Pernyataan

1 2 dst

Ya Tidak Ya Tidak 1

2 3 4 5 6 dst

Presentase

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31).

(61)

Tabel 11. Kriteria tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS inkuiri terbimbing

Sumber: Hendro (dalam Hastriani, 2006: 45) Persentase

(%) Kriteria

100 Semuanya

76 – 99 Sebagian besar

51 – 75 Pada umumnya

50 Setengahnya

26 – 49 Hampir setengahnya 1 – 25 Sebagian kecil

(62)

60

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan LKS inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa pada materi

pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.

2. Sebagian besar 85,48% siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS inkuri terbimbing pada materi pokok pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, perlu adanya kajian LKS lebih lanjut dalam

mengembangkan indikator keterampilan proses sains siswa yang lain pada LKS inkuiri terbimbing dan untuk meningkatkan KPS siswa secara

optimal dengan memperhitungkan alokasi waktu jam pelajaran. 2. Bagi guru/ calon guru, pembelajaran dengan LKS inkuiri terbimbing

(63)

dampaknya bagi makhluk hidup serta dapat merancang pembelajaran dikelas secara aktif dan menyenangkan.

3. Bagi siswa, pembelajaran dengan menggunakan LKS inkuiri terbimbing dengan metode praktikum perlu dibiasakan agar siswa mampu

mengembangkan dan meningkatkan KPS nya secara optimal. 4. Bagi sekolah, penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat

(64)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arfianty, H. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Konsep Koloid Siswa. (Tesis). UPI. Bandung. 282 hlm.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta. 192 hlm

BSNP.2006. Panduan Umum KTSP. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 23 hlm.

Darmodjo dan J. Kaligis. 1993. Pembelajaran IPA. Depdikbud. Jakarta. 83 hlm. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta. 168 hlm. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMP/MTS.

Depdiknas. Jakarta. 102 hlm.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas. Jakarta. 20 hlm.

Dhari, H.M. dan A.P. Dharyono. 1988. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Malang.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Article. (Online).

(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, diakses pada 11 Januari 2015; 22.43 WIB). 29 hlm.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 252 hlm. Jufri. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta. Bandung.

200 hlm.

(65)

Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 291 hlm.

OECD .2013. PISA 2012. Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy,PISA, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en. 249 hlm. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press.

Jakarta. 419 hlm.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 198 hlm

Ristanto, R. H.2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Kemauan Awal. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rudy. 2011. Keterampilan Proses Sains. Diunduh dari

http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/ pada tanggal 6 Januari 2014 pukul 19.45 WIB 16 hlm.

Rustaman, N.. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. 233 hlm.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada. Media. Jakarta. 308 hlm.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 246 hlm.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. 508 hlm. Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, Dan

R&D. Alfabeta. Bandung. 380 hlm.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Rineka Cipta. Jakarta. 312 hlm.

Suyanto, S., Paidi, dan I. Wilujeng. 2011. Lembar Kerja Siswa. Paparan Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 3 hlm.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(66)

64

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.

Wilujeng, I., A. Setiawan, dan Liliasari. 2010. Kompetensi IPA Terintegrasi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Mahasiswa S-1 Pendidikan IPA.

Jurnal Cakrawala Pendidikan November 2010, Th. XXIX, No. 3. Yogyakarta. 14 hlm.

Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia. Jakarta. 171 hlm.

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Gambar 2.  Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen.
Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Evaluasi Penawaran Administrasi dan Teknis terhadap 6 (enam) peserta Seleksi dengan mengikuti ketentuan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah

Studi Korelasi Tentang Aktivitas Mendengarkan Acara Kriboductionz The Nine di Radio Prambors Solo 99.2 FM dengan Permintaan Lagu Indie di Kalangan Mahasiswa Ilmu.. Komunikasi FISIP

Berdasarkan Hasil Evaluasi terhadap Dokumen Penawaran dan Evaluasi terhadap persyaratan kualifikasi yang telah saudara sampaikan untuk Paket Pekerjaan Pembangunan Landscape,

“Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi, Kepercayaan Atas Sistem Informasi Akuntansi, dan Kesesuaian Tugas pada Kinerja

Berdasarkan pemaparan diatas, ketika pengamatan awal dilakukan pada lingkungan Kantor camat &amp; Kelurahan Se-Kecamatan Medan Sunggal diketahui bahwa beberapa PNS

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

[r]

kelima tipe komponen sebelumnya. Sebagai contoh misal, dalam men- , downlaod suatu halaman rveb )'ang terdfui dari 64 gambar, maka komponen content downJoad untuk haiaman