KAJIAN EKSPERIMENTAL SIFAT MEKANIK PENGECORAN
LOGAM ALUMUNIUM DENGAN TUNGKU LISTRIK SKALA
LABORATORIUM
(Skripsi)Oleh
MUCHAMAD APRIILLIANSYAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
EXPERIMENTAL STUDY OF MECHANICAL PROPERTIES OF
METAL CASTING ALUMINIUM WITH ELECTRIC LABORATORY
SCALE FURNACE
aluminum can be done by way of casting. The casting itself is done using an electric furnace. As for the advantages of aluminum melting furnace using electricity itself is easy to regulate the temperature, the result of the fusion of clean, and can be used to meld the different types of material. The results of the casting divided into three variations of temperature temperature that is 7000C, 7500C, and 8000C. To know the mechanical properties Testing needs to be done it's own tensile. From the test results drop in temperature of the casting 7000C obtained average value of UTS 91.66 MPa, 7500C casting temperature obtained value for UTS 95.66 MPa, and the casting temperature 8000C obtained the value of UTS of 93 MPa. Tensile test results from all three gained the greatest value 95.66 MPa at temperatures of 7500C casting, the casting temperature 8000C obtained the second largest value 93 MPa, and the casting temperature 7000C obtained the smallest value of 91.66 MPa.KAJIAN EKSPERIMENTAL SIFAT MEKANIK PENGECORAN
LOGAM ALUMUNIUM DENGAN TUNGKU LISTRIK SKALA
LABORATORIUM
Oleh
MUCHAMAD APRILLIANSYAH
ABSTRAK
Alumunium merupakan material yang tahan terhadap korosi dan banyak digunakan dalam dunia industri. Salah satunya sebagai bahan pembuatan etalase. permasalahan yang ditimbulkan adalah limbah dari hasil produksi. Untuk mengatasi permasalahan limbah alumunium dapat dilakukan dengan cara pengecoran. Pengecoran ini sendiri dilakukan dengan menggunakan tungku listrik. Adapun keuntungan dari peleburan alumunium dengan menggunakan tungku listrik ini sendiri adalah mudah dalam mengatur temperatur, hasil peleburan bersih, dan dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis material. Hasil pengecoran dibagi menjadi tiga variasi temperature suhu yaitu 7000C, 7500C, dan 8000C. Untuk mengetahui sifat mekanik itu sendiri perlu dilakukan pengujian tarik. Dari hasil pengujian tarik pada pengecoran suhu 7000C didapat nilai rata-rata UTS 91,66 MPa, pengecoran suhu 7500C didapat nilai UTS 95,66 MPa, dan pengecoran suhu 8000C didapat nilai UTS sebesar 93 MPa. Dari ketiga hasil pengujian tarik didapat nilai terbesar 95,66 MPa pada suhu pengecoran 7500C, pada suhu pengecoran 8000C didapat nilai terbesar kedua 93 MPa, dan pada suhu pengecoran 7000C didapat nilai terkecil 91,66 MPa.
KAJIAN EKSPERIMENTAL SIFAT MEKANIK PENGECORAN
LOGAM ALUMUNIUM DENGAN TUNGKU LISTRIK SKALA
LABORATORIUM
Oleh
MUCHAMAD APRILLIANSYAH
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN... iv
RIWAYAT HIDUP ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
MOTTO ... viii
SANWACANA ... vix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvii
13
DAFTAR LAMPIRAN ... xvix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Sistematika Penulisan ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Alumunium ... 6
B. Sifat–sifat Alumunium ... 8
1. Berat Alumunium ... 8
2. Kekuatan Alumunium ... 9
3. Pemuaian Linier ... 9
4. Konduktivitas ... 9
5. Reflektor ... 9
6. Tahan Karat ... 10
7. Non Magnetik ... 10
8. Tidak Beracun ... 10
C. Proses Pengolahan Alumunium ... 11
1. Alumunium Tambang ... 11
2. Alumunium Daur Ulang ... 13
D. Klasifikasi dan Penggolongan Alumunium ... 14
14
2. Alumunium Paduan ... 14
E. Penggunaan Alumunium ... 19
1. Penggunaan pada Bangunan dan Kontruksi ... 19
2. Pengemasan ... 19
3. Transportasi ... 20
4. Industri Otomotif ... 20
5. Listrik ... 21
6. Beberpa Pengguna Lain ... 21
F. Tungku Listrik ... 22
G. Pengecoran... 23
1. Sand Casting ... 24
2. Centrifugal Casting ... 25
3. Die Casting ... 25
4. Investmen Casting ... 26
H. Uji Tarik... 26
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 29
B. Alat dan Bahan ... 29
1. Spesimen Uji ... 29
2. Tungku Listrik Pelebur Alumunium ... 30
3. Mesin Uji Tarik ... 30
15
D. Pengujian Tarik... 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengecoran ... 34
B. Pengujian Kekuatan Tarik... 35
C. Pengujian Unsur Kiamia ... 40
D. Penurunan Nilai rata-rata Suhu dan Geafik ... 41
E. Hasil Uji Foto Perpatahan ... 44
F. Pembahasan ... 45
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA
✁
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Gambar Alat dan Bahan 2. Gmabar proses penelitian
Lampiran B
✂vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Karakteristrik Alumunium ... 11
2. Table data hasil pengujian kekuatan Tarik ... 32
3. Table nilai hasil pengujian Tarik ... 35
✄v☎☎
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bauksit ... 8
2. Prosesbayer... 12
3. Diagram prosesHall-heroultyang disederhanakan ... 13
4. Alumunium cair ... 18
5. Tungku listrik ... 22
6. Cetakansand casting ... 25
7. Cetakancentrifugal casting... 25
8. Cetakandie casting... 26
9. Cetakaninvestment casting ... 26
10. Kurfa tegangan-regangan rekayasa ... 28
11. Dimensi benda uji Tarik ... 29
12. Tungku listrik ... 30
✆✝✝✝v
14. Diagram fasa Al-Si... 32
15. Diagram alir penelitian ... 33
16. Proses pembentukan spesimen uji ... 34
17. Mesin uji Tarik ... 35
18. Grafik hasil pengujian Tarik alumunium pada pengecoran 7000C ... 36
19. Grafik hasil pengujian Tarik alumunium pada pengecoran 7500C ... 37
20. Grafik hasil pengujian Tarik alumunium pada pengecoran 8000C ... 38
21. Grafik penurunan suhu dari temperatur 7000C ... 42
22. Foto patahan pada spesimen 7000C... 43
23. Foto patahan pada spesimen 7500C... 44
MOTO
Sesungguhnya allah tidak merobah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. (Qs. Ar-Ra d ayat 11)
Karena sesunggunya sebuah kesulitan itu ada kemudahan
(5), dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan (6) (Qs. Alamnasyiroh, ayat 5-6)
Dengan kerendahan hati
Harapan menggapai ridho Nya
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Ayahanda dan ibunda
Atas segala pengorbanan yang tak terbalaskan
Kesabaran, keikhlasan, dan cinta dan kasih
Sayangnya
Keluarga besar penulis
Teman-teman seperjuangan penulis
TEKNIK MESIN 2008
SOLIDARITY FOREVER
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 21
April 1989 sebagai anak ke tiga dari 3 bersaudara
pasangan suami istri Samsuri dan Umiyati.
Pendidikan penulis diawali dari SD Negeri 1 Gunung
Madu pada tahun 1995 dan diselesaikan pada tahun 2002,
selanjutnya penulis melanjutkan di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Satya Dharma Sudjana Gunung Madu hingga tahun 2005, kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuaruan Negeri 2 Bandar Lampung
Jurusan Teknik Mekanik Otomotif hingga tahun 2008. Pada jenjang pendidikan
perguruan tinggi, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 Teknik
Mesin di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui Jalur
SMPTN pada tahun 2008.
Dalam bidang akademik, penulis menyadari bahwa penulis bukanlah termasuk
katagori mahasiswa yang Cerdas dan berprestasi sehingga penulis terus belajar dan
berusaha demi terselesaikanya pendidikan ditingkat perguruan tinggi. Diahir masa
2015 penulis melakukan penelitian guna melengkapi persyaratan menyelesaikan
pendidikan dengan judul “Kajian Eksperimental Sifat Mekanik Pengecoran
Logam Alumunium Dengan Tungku Listrik Skala Laboratorium” yang
Alhamdulillah dapat diselesaikan berkat bantuan dari bapak Zulhanif S.T., M.T.,
dan ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana S.T., M.Met., sebagai Dosen Pembimbing,
SANWACANA
Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakaatuh.
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-NYA penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KAJIAN EKSPERIMENTAL
SIFAT MEKANIK PENGECORAN LOGAM ALUMUNIUM DENGAN
TUNGKU LISTRIK SKALA LABORATORIUM”.
Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membimbing dan menghantarkan kita pada zaman yang terang
benderang pada saat sekarang ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Ayahanda (samsuri) dan Ibunda (umiyati) tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang, sabar menunggu dan mendoakan atas harapan akan
kesuksesan penulis hingga dapat menyelesaikan studi S-1 Di Universitas
2. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
3. Bapak Ahmad Su’udi,S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung.
4. Bapak Zulhanif, S.T., M.T., selaku pembimbing utama tugas akhir,
terimakasih atas semua arahan, bimbingan, motivasi dan ilmu yang
diberikan selama penyelesaian tugas akhir penulis.
5. Ibu Dr. Eng Shirley Savetlana, S.T., M.Met., selaku dosen pembimbing
pendamping tugas akhir, terima kasih atas semua saran-saran, bimbingan,
dan juga atas segala nasehat dan motivasinya kepada penulis.
6. Bapak Dr. Mohammad Badaruddin, S.T, M.T. selaku dosen pembahas
terimakasih atas semua saran-saran, motivasi serta nasehat kepada penulis.
7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah banyak
memberikan ilmunya kepada penulis dan staf administrasi yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Teknik
Mesin.
8. Kiay Marta, Mas Dadang yang telah membantu dalam administrasi dll,
Mas Mulyono yang telah membantu di bengkel kerja bubut SMKN 2
Bandar Lampung.
9. Kakak – kakakku (Rosa Lina Mayasary, Shely Meilda sary dan beserta
Suami) yang selalu memberikan banyak bantuan baik secara materi dan
10. Terima kasih kepada Teman setim (Sohadi) dan orang yang selalu
memberikan dukungan dan Mas Joko, Mas Jono, Mas Agus, pakde kuss,
Mas Agus Sriono, Mas Wanto, Mas Giman, dan Mas nanang dalam
membantu menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan, Sohadi, Roy Ronal Manik Jaya Sukmana,
Amar Am’ruf, Dwi Supratmanto, M Ihsan Yusuf, Yusuf Maulana, Yusuf
Abdullah, Andareas Wijaya Sitepu, Putu Dharma W, Doni Irawan dan
rekan-rekan Teknik Mesin yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan pembuatan benda kerja, serta yang telah memberikan
dukungannya kepada penulis.
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih
penulis ucapkan atas bantuan yang diberikan sehingga terselesaikannya skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakaatuh.
Bandar Lampung, 14 Januari 2016
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen
otomotif, kemasan makanan, minuman, pesawat, dll. Sifat tahan korosi dari
Aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan Aluminium oksida (Al2O3)
pada permukaan Aluminium. Lapisan ini membuat Aluminium tahan korosi.
Namun demikian, masalah lain yang ditimbulkan dari pengembangan industri
alumunium tersebut terjadi pada masalah limbah. Penggunaan Aluminium
yang sangat luas akan mengakibatkan timbulnya limbah yang dampaknya
akan sangat berbahaya untuk lingkungan. Sehingga perlu dilakukan daur
ulang (recycle) dari limbah Aluminium. Salah satu cara daur ulang tersebut
adalah dengan melakukan pengecoran kembali alumunium sisa produksi
menjadi bahan baku (raw material). Pengecoran merupakan suatu proses
manufaktur yang digunakan dengan cara memanaskan logam hingga menjadi
cair, sehingga logam cair dapat dibentuk menjadi bahan raw atau dicetak
2
Tungku listrik digunakan untuk peleburan limbah alumunium, keuntungan
penggunaan tungku listrik adalah hasil peleburan bersih, mudah dalam
mengatur temperatur, dan dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis
material. Tungku listrik bekerja dengan prinsip merubah arus listrik menjadi
panas melalui kawat nikelin sebagai prantara. Berbeda dengan transformator,
kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku peleburan serta dirancang
sedemikian rupa agar arus induksi tersebut berubah menjadi panas yang
sanggup mencairkan logam limbah alumunium.
Dari hasil peleburan limbah alumunium ini maka perlu dilakukan pengujian
sifat mekanik untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dari material yang telah
didaur ulang.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah
alumunium diantaranya, penelitian oleh Aris Budiyono, dkk. Peningkatan
sifat mekanis aluminium daur ulang dengan degasser (treatment of aluminum
alloy melts). Untuk meningkatkan kekuatan mekanis bahan dilebur.
Alumunium daur ulang dilakukan perlakuan rotary degasser dan gas Argon
dengan variasi waktu 2 menit, 2,5 menit, 3 rnenit dan 3,5 menit. Selanjutkan
dilakukan pengujian dan dibandingkan dengan hasil pengujian sebelum
perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan nilai kekerasan, aluminum tanpa
treatment 57,82BHN. Perlakuan logam cair (solution treatment) dengan cara
degassing menggunakan alat rotary degasser yang memberikan peningkatan
nilai kekerasan terbesar adalah pengadukan selama 2,5 menit, dengan
3
Penelitian selanjutnya oleh Erich Umbu Kondi mengenai Struktur mikro dan
kekuatan tarik aluminium scrap dengan heat Treatment pada proses
centrifugal casting. pengecoran logam dimana logam cair membeku di dalam
cetakan yang berputar. Proses heat treatment digunakan untuk meningkatkan
sifat fisik mekanik dari material casting. Material yang digunakan adalah
aluminium scrap yang merupakan hasil pengecoran ulang (remelting) pada
putaran mesin centrifugal casting 700 rpm. Solution heat treatment pada
penelitian ini dilakukan pada temperatur 535 oC selama 4 jam, sedangkan
artificial aging pada temperatur 155 oC selama 3 jam. heat treatment, maka
terjadi perbaikan struktur mikro dengan munculnya presipitat, sehingga
kekuatan Tarik mengalami peningkatan yang signifikan. (Erich,2012)
Kemudian penelitian oleh H. Purwanto dengan judul Pengaruh jarak dari tepi
cetakan terhadap kekuatan tarik dan kekerasan pada coran aluminium. ini
bertujuan untuk mengatahui pengaruh jarak dari tepi bawah ke atas hasil
coran terhadap kekuatan tarik dan kekerasan. Dalam pengujian dibuat
specimen dengan variasi jarak dari dasar coran, 10 mm, 30 mm, 50 mm, dan
70 mm pada cetakan dengan dimensi cetakan dengan tinggi 80 mm, lebar 100
mm, dan panjang 400 mm. Hasil pengujian terhadap kekuatan tarik
menunjukkan bahwa semakin dekat jarak dari tepi coran maka kekuatan tarik
semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena pengaruh pendinginan cepat pada
permukaan cetakan Pada pengecoran tuang terjadi ketidak merataan tarik dan
4
pendinginan yang berbeda antara logam cair dengan cetakan, udara dan
bagian tengah yang tidak bersentuhan dengan lingkungan. (Purwanto,2012)
Dari hasil pengecoran ulang limbah alumunium ini akan menjadi objek
penelitian dengan tujuan mengetahui sifat mekanik terhadap kekuatan tarik
dan struktur mikro hasil pengecoran limbah alumunium yang menggunakan
tungku listrik skala laboraturium.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Mendaur ulang limbah aluminium menjadi produk mentah atau setengah
jadi dengan cara peleburan tungku listrik skala laboratorium.
2. Untuk mengetahui kekuatan tarik dari almunium cor hasil daur ulang
C. Batasan masalah:
Dalam tugas akhir ini penulis membatasi pembahasan penelitian sebagai
berikut ;
1. Bahan baku peleburan yang digunakan adalah limbah alumunium.
2. Jenis peleburan alumunium ini menggunakan tungku listrik
3. Pengujian ini dilakukan pada skala laboratorium
5
D. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :
I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika
penulisan dari penelitian ini
II TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang alumunium, peleburan alumunium, dan uji Tarik
III METODE PENELITIAN
Terdiri atas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian,
diantaranya tempat penelitian, bahan penelitian, peralatan penelitian,
prosedur pengujian dan diagram alir pelaksanaan penelitian.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan hasil penelitian dan pembahasan dari data-data yang diperoleh
setelah pengujian.
V SIMPULAN DAN SARAN
Berisikan hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran yang ingin
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aluminium
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan
unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di
kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat
dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun
dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain seperticorrundum, gibbsite, boehmite,
diaspore, dan lain-lain. Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium telah menjadi logam yang luas penggunaannya setelah baja.
Perkembangan ini didasarkan pada sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi,
kekuatan danductilityyang cukup baik (aluminium paduan), mudah diproduksi
dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Yang paling terkenal adalah
penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat terbang, yang
7
Aluminium digunakan secara luas dalam dunia modern. Memiliki penampilan
berwarna putih keperakan dan menampilkan banyak sifat yang tidak biasa.
Aluminium memiliki aplikasi luas dalam domain yang berbeda, seperti
transportasi, dekorasi rumah dan acesories, bangunan dan konstruksi, dll.
Tidak ada logam lain dapat digunakan dalam banyak hal seperti aluminium.
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan electric yang baik. Jika
dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan
dibandingkan dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor
panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain
aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak
pernah mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang
terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium
murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan
akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas
bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium).
Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni
99%, misalnya aluminium foil.
Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel
periodik unsur. Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan
8
dalam berat. Senyawa aluminium yang terdapat di bauksit diantaranya Al2O3,
Al(OH)3, γ-AlO(OH), dan α-AlO(OH).
Gambar 1. Bauksit (maria, 2015)
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan kemungkinan
pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang
mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa SiO2
bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut
misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung,
lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateratisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi
bauksit. Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama
Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di Selatan
Perancis.
B. Sifat-Sifat Aluminium 1. Berat Aluminium
9
dikonversikan ke kg/m3 menjadi 2.700 kg/m3. Kepadatan yang relatif kecil membuatnya ringan tapi sama sekali tidak mengurangi kekuatannya.
2. Kekuatan Alumunium
Berbagai paduan logam alumunium memiliki kekuatan tarik antara 70
hingga 700 mega pascal. Kekuatan yang sangat besar. Sifat alumunium ini
unik tidak seperti baja. Pada suhu rendah baja akan cenderung rapuh tapi
sebaliknya dengan alumunium. Pada suhu rendah kekuatannya akan
meninggkat dan pada suhu tinggi malah menurun.
3. Pemuaian Linier
Jika dibandingkan dengan logam lain, alumunium punya koefisien ekspansi
linieryang relatif besar.
4. Konduktivitas
Sifat konduktivitas panas dan listrik alumunium sangat baik. Luar biasanya
lagi konduktor dari alumunium beratnya hanya setengah dari konduktor
yang terbuat dari bahan tembaga.
5. Reflektor
Alumunium adalah reflektor cahaya tampak yang baik. Sifat alumunium ini
10
6. Tahan Karat (Korosi)
Alumunium bereakasi dengan oksigen di udara membentuk lapisan oksida
tipis yang ampuh melindungi badan logam dari korosi.
7. Non Magnetik
Alumunium adalah bahan nonmagnetik. Karena sifatnya ini maka
alumunium sering digunakan sebagai alat dalam perangkat X-ray yang
menggunkan magnet.
8. Tidak Beracun
Logam alumunium punya sifat tidak beracun sama sekali. Ia berada pada
urutan ketiga setelah oksigen dan silikon unsur yang paling banyak di kerak
bumi. Beberapa senyawa alumunium juga secara alami terbentuk dalam
makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Tabel 1. Karakteristik Aluminium
Sifat-sifat Aluminium murni tinggi
Struktur Kristal FCC
Densitas pada 20oC (sat. 103kg/m3) 2.698
Titik lebur (oC) 660.1
Koefisien mulur panas kawat 20o~100oC (10-6/K) 23.9
Konduktifitas panas 20o~400oC (W/(m_K) 238
11
Modulus elastisitas (GPa) 70.5
Modulus kekakuan (GPa) 26.0
(sonawan, dkk, 2003)
C. Proses Pengolahan Aluminium 1. Aluminium Tambang
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan
kimia berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain,
proses ekstraksi aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi
untuk mereduksi Al2O3. Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi
dengan menggunakan batu bara, karena aluminium merupakan reduktor
yang lebih kuat dari karbon.
Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang
mengandung aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore,
dan sebagainya). Selanjutnya, bahan tambang dibawa menuju prosesBayer.
12
Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan
tambang yang mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida
pada temperatur 175 oC sehingga menghasilkan aluminium hidroksida,
Al(OH)3. Alumunium hidroksida lalu dipanaskan pada suhu sedikit di atas
1000oC sehingga terbentuk alumina dan H2O yang menjadi uap air.
Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses
Hall-Heroult dimulai dengan melarutkan alumina dengan lelehan Na3AlF6,
atau yang biasa disebut cryolite. Larutan lalu di electrolisis dan akan
mengakibatkan aluminium cair menempel pada anoda, sementara oksigen
dari alumina akan teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari karbon,
membentuk karbon dioksida. Aluminium cair memiliki massa jenis yang
lebih ringan dari pada larutan alumina, sehingga pemisahan dapat dilakukan
dengan mudah.
Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi
yang cukup banyak. Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam
mengelektrolisis alumina adalah 15 kWh per kilogram aluminium yang
dihasilkan. Energi listrik menghabiskan sekitar 20-40% biaya produksi
13
Gambar 3. ProsesHall-Heroult(tiyasdlshuda,2013)
2. Aluminium daur ulang
Salah satu keuntungan aluminium lainnya adalah, mampu didaur ulang
tanpa mengalami sedikitpun kehilangan kualitas. Proses daur ulang tidak
mengubah struktur aluminium, daur ulang terhadap aluminium dapat
dilakukan berkali-kali.
Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari
yang digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang
(economist.com). Di Eropa, terutama negara Skandinavia, 95% aluminium
yang beredar merupakan bahan hasil daur ulang.
Proses daur ulang aluminium berawal dari kegiatan meleburkan sampah
aluminium. Hal ini akan menghasilkan endapan. Endapan ini dapat
diekstraksi ulang untuk mendapatkan aluminium, dan limbah yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal dan beton karena
14
D. Klasifikasi dan Penggolongan Aluminium 1. Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam
keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensile sebesar 90 MPa, terlalu
lunak untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium
dipadukan dengan logam lain.
2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan
meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur.
Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai
meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula
dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada
konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses
perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan
penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
a. Paduan aluminium-silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan
kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525
15
konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan
meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
b. Paduan aluminium-magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur
logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun,
hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan
panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60oC.
Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja
dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan
logam akan mengalami failure pada temperatur tersebut.
c. Paduan aluminium-tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan
kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan
tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan
membentuk senyawa CuAl2dalam logam yang menjadikan logam rapuh.
d. Paduan aluminium-mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan
pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga
didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun
tidak terlalu rapuh. Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan
16
e. Paduan aluminium-seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal
karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang.
Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya,
aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar
580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan.
Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6%
setiap 50 mm bahan.
f. Paduan aluminium-lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa
jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar
4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa
jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar
5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat
reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.
g. Paduan aluminium-skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi
pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di
lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena
terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi
17
pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG,
dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).
h. Paduan aluminium-besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran
dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya
kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan
kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon,
keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217
hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini
terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan
utama aluminium selain Fe.
Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah
(fatigue). Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat
diperkirakan seperti baja, yang berarti failure akibat fatigue dapat
muncul dengan tiba-tiba bahkan pada beban siklik yang kecil.
Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit
memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur,
karena aluminium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang
18
Gambar 4: Aluminium cair (ferri-budianto, 2012)
Aluminium murni sangat lunak, kekuatan rendah dan tidak dapat
digunakan pada berbagai keperluan. Dengan memadukan unsur-unsur
lainnya, sifat murni aluminium dapat diperbaiki. Adanya penambahan
unsur-unsur logam lain akan mengakibatkan berkurangnya sifat tahan
korosi dan berkurangnya keuletan dari aluminium tersebut. Dengan
penambahan sedikit mangan, besi, timah putih dan tembaga sangat
berpengaruh terhadap sifat tahan korosinya.
E. Penggunaan Alumunium
1. Penggunaan pada Bangunan dan Kontruksi
Sekitar seperlima dari total konsumsi dunia dari aluminium digunakan oleh
industri konstruksi. Jembatan, kubah, dan atap dari beberapa struktur besar,
seperti pasar, kompleks olahraga, dan stadion menggunakan aluminium.
Aluminium cocok digunakan untuk selubung, tangga, pagar, dll.
19
membuatnya cocok untuk barang-barang dekorasi rumah, seperti bingkai
jendela, tombol-tombol pintu, pagar, panggangan, tirai bar, serta artefak,
furniture indoor dan out door, pintu, dan panel interior. Aluminium dapat
dipotong, dilas, diikat, diruncingkan, dan bergabung dengan bahan lainnya.
Hal ini juga digunakan sebagai selubung untuk memberikan isolasi untuk
bangunan bersama dengan batu dan batu bata. Memo aluminium, casting,
fabrikasi, pipa, lembaran, pipa, tangki, bar, kawat, stamping, jendela, pin,
pintu, batang, pagar, tangga, jendela, membangun jembatan, skylight, dll,
yang digunakan pada bangunan komersial juga dibuat dari logam ini.
2. Pengemasan
Sekitar seperlima dari aluminium yang diambil digunakan dalam kemasan
makanan, minuman, obat-obatan, dll. Kaleng, nampan, foil, botol, termos,
peralatan, ceret, lemari es, pemanggang roti, dan panci yang terbuat dari
unsur ini. Aluminium digunakan sebagai alat untuk membuat makanan
yang aman, mencegah patogen masuk pada makanan, dan tidak
mempengaruhi rasa atau bau makanan yang dikemas di dalamnya. Ini tahan
korosi, tahan air, dan tidak beracun, yang mengurangi pembusukan
makanan. Bahkan, aluminium membantu melindungi makanan yang
tersimpan di dalamnya dari unsur-unsur berbahaya lainnya, dan karenanya,
20
3. Transportasi
Sekitar seperempat dari aluminium digunakan dalam transportasi. Kapal
induk, kereta api, kapal, perahu, bus, dan kendaraan bermotor lainnya
menggunakan aluminium karena kekuatan dan bobotnya. Kerangka,
eksterior, kabel, dan sistem listrik di pesawat menggunakan aluminium.
Ketahanan terhadap korosi dan kemampuan untuk membentuk paduan
dengan logam lain membuatnya sangat efisien untuk secara luas digunakan
dalam industri transportasi dan otomotif.
4. Industri Otomotif
Logam ini banyak digunakan dalam mobil. Bagian mobil yang
menngunakan Aluminium memiliki sifat termal dan estetika yang baik.
Bagian mobil ini cukup murah. Beberapa bagian mobil, seperti roda, blok
mesin, komponen suspensi, kerudung, perumahan transmisi, dan roda
spacer bar yang terbuat dari aluminium. Bagian lain, seperti karburator,
menangani, beberapa ornamen dan logo, tanda kurung, cermin, adaptor
pengisi udara, perumahan alternator, impeller, dan kipas bagian kopling
juga melibatkan penggunaannya. Katup juga terbuat dari logam ini.
5. Listrik
Peralatan listrik, saluran listrik, dan penggunaan untuk listrik sekitar 10%
aluminium. Aluminium memiliki kepadatan rendah dan daktilitas tinggi
adalah apa yang membuatnya cocok untuk transmisi listrik tegangan tinggi
21
pendukung tambahan untuk mendukung konduktivitas listrik yang tinggi.
Aluminium tidak memerlukan semua ini, yang menghemat biaya dan
menjadi tahan terhadap korosi, meningkatkan daya tahan. Oleh karena itu,
aluminium menggantikan tembaga dalam transformator dan sistem kabel.
Hal ini juga dapat digunakan dalam casing, penyangga, kotak sekering,
piring satelit, televisi, peralatan rumah tangga, sistem suara, dan
komunikasi lainnya dan peralatan elektronik.
6. Beberapa Penggunaan Lain
a. Banyak produk konsumen menggunakan aluminium, yang meliputi alat
kelengkapan rumah tangga, tabung gas, kontainer, sepeda, dll
b. Sifat yang sangat reflektif aluminium berguna dalam membuat cermin
dan reflektor panas.
c. Peralatan laut, seperti badan kapal, helipad, pegangan tangan, dll,
menggunakan aluminium.
d. Pemukul Baseball, raket tenis, golf, jam tangan, dll, juga terdiri dari
unsur logam ini.
e. Aluminium Super murni, dengan 99,980-99,999% murni, digunakan
dalam CD dan peralatan elektronik lainnya.
f. Banyak garam dan senyawa aluminium yang digunakan dalam kaca
manufaktur, keramik, kertas, cat, dan batu permata buatan. Beberapa
negara memproduksi koin yang terbuat dari aluminium, atau paduan
22
F. Tungku listrik
Gambar 5. Tungku listrik
Tungku listrik adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk pelebur.
Tungku listrik sebagai keperluan industri yang digunakan untuk banyak hal,
seperti pembuatan keramik, ekstraksi logam dari bijih (smelting) atau di kilang
minyak dan pabrik kimia lainnya, misalnya sebagai sumber panas untuk
kolom distilasi fraksional. Dimensi furnace dan kemampuan menghasilkan
panasnya dapat ditentukan berdasarkan perhitungan sesuai fungsi dan
kebutuhannya. Misalkan tungku listrik untuk kebutuhan pembangkit listrik
sudah barang tentu memerlukan dimensi yang besar. Karena untuk
menghasilkan uap melalui boiler diperlukan energi panas yang besar pula.
Material tungku listrik juga ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan energi
apa yang akan digunakannya. Bisa menggunakan dinding terbuat dari plat ss
dengan isolasi ceramic fiber, atau menggunakan dinding bata tahan api.
23
G. Pengecoran
Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair
dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri
akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan
yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang
diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi,
selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses
sekunder.
Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola yang
berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan
kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada
umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar
pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara
ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain kasus terdapat pula cetakan
yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia dari perekat pasir
tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas
(cup) dan bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai
pola akan dapat dicabut dengan mudah dari cetakan.
Inti dibuat secara terpisah dari cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir
kuarsa yang dicampur dengan Air kaca (Water Glass / Natrium Silikat), dari
campuran pasir tersebut dimasukan kedalam kotak inti, kemudian direaksikan
dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti diseting pada cetakan.
24
Sembari cetakan dibuat dan diasembling, bahan-bahan logam seperti ingot,
scrap, dan bahan paduan, dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan
homogen maka logam cair tersebut dituang ke dalam cetakan. Setelah itu
ditunggu hingga cairan logam tersebut membeku karena proses pendinginan.
Setelah cairan membeku, cetakan dibongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang
dipisahkan. Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, inti bekas
dibuang, dan benda tuang diberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari
kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran pada benda
tersebut. Setelah fethling selesai apabila bendaperlu perlakuan panas maka
diproses di bagian perlakuan panas.
Secara umum didalam proses pengecoran dapat dibagi beberapa jenis
1. Sand casting, Yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir.
Jenis pengecoran ini paling banyak dipakai karena ongkos produksinya
murah dan dapat membuat benda coran yang berkapasitas besar.
25
2. Centrifugal casting, yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar
bersamaan dengan penuangan logam cair kedalam cetakan. Yang bertujuan
agar logam cair tersebut terdorong oleh gaya sentrifugal akibat berputarnya
cetakan. Contoh benda coran yang biasanya menggunakan jenis pengecoran
ini ialah pelek dan benda coran lain yang berbentuk bulat atau silinder.
Gambar 7. Cetakan centrifugal casting (enjang-hendrawan, 2011)
3. Die casting, Yaitu jenis pengecoran yang cetakannya terbuat dari logam.
Sehingga cetakannya dapat dipakai berulang-ulang. Biasanya logam yang
dicor ialah logam nonferrous.
26
4. Investment casting, yaitu jenis pengecoran yang polanya terbuat dari lilin
(wax), dan cetakannya terbuat dari keramik. Contoh benda coran yang biasa
menggunakan jenis pengecoran ini ialah benda coran yang memiliki
kepresisian yang tinggi misalnya rotor turbin.
Gambar 9. Cetakan investment casting (havidaqoma, 2013)
H. Uji Tarik
Pengujian tarik adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sifat- sifat
mekanis suatu logam dan paduannya. Pengujian ini paling sering dilakukan
karena merupakan dasar pengujian-pengujian dan studi mengenai kekuatan
bahan. Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinyu dan perlahan
bertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenai
perpanjangan yang dialami benda uji. Kemudian dapat dihasilkan tegangan dan
regangan.
Pu
σu= —— ……… (1)
27
Dimana :
σu = Tegangan tarik maksimal (MPa)
Pu = Beban tarik (kN)
A0= Luasan awal penampang (mm²)
Regangan yang dipergunakan pada kurva diperoleh dengan
cara membagi perpanjangan panjang ukur dengan panjang awal,
persamaanya yaitu:
Pembebanan tarik dilaksanakan dengan mesin pengujian tarik yang selama
pengujian akan mencatat setiap kondisi bahan sampai terjadinya tegangan
ultimate, juga sekaligus akan menggambarkan diagram tarik benda uji, adapun
panjang L1 akan diketahui setelah benda uji patah dengan mengunakan
pengukuran secara normal tegangan ultimate adalah tegangan tertinggi yang
bekerja pada luas penampang semula. Diagram yang diperoleh dariuji tarik
28
Gambar 10. Kurva tegangan–regangan rekayasa. (Dieter,1992)
Dari gambar diatas, ditunjukkan bahwa bentuk dan besaran pada kurva
tegangan-regangan suatu logam tergantung pada komposisi, perlakuan panas,
deformasi plastis yang pernah dialami, laju regangan, suhu dan keadaan
tegangan yang menentukan selama pengujian. Parameter-parameter yang
digunakan untuk mengambarkan kurva tegangan regangan logam yaitu:
1. Kekuatan tarik
2. Kekuatan Luluh
30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang
waktu januari sampai oktober 2015
B. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Spesimen uji
Bentuk dan ukuran benda uji tarik berdasarkan standar ASTM E 8M-04
30
2. Tungku listrik pelebur alumunium
Gambar 12. Tungku listrik
Tungku listrik pelebur alumunium yang sumber tenaganya dari arus listrik
AC ini, bekerja dengan cara memberi arus listrik kepada kawat nikelin
hingga menghasilkan panas. Panas dari kawat nikelin inilah yang di
gunakan untuk meleburkan limbah alumunium.
3. Mesin uji tarik
31
Pengujian dilakukan pada bahan uji. Hasil dari pengujian ini kan didapat
beberapa data dari hasil uji tarik.
C. Prosedur pengujian
Sebelum pengujian dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembentukan terhadap
spesimen uji tarik dengan dimensi yang mengacu pada standar ASTM E
8M-04. bisa dilihat pada gambar 6.
D. Pengujian Tarik
Uji tarik yang dilakukan menggunakan mesin uji tarik yang terdapat pada
laboratorium material universitas lampung,uji Tarik dilakukan sebanyak tiga
fariasi sedangkan untuk satu fariasi terdapat tiga spesiment. dari hasil uji
Tarik ini akan di dapat beberapa nilai. Adapun proses pengujian dimulai dari
meletakkan kertas millimeter block dan meletakkannya pada plotter.
Kemudian mengukur benda uji dengan menggunakan tenaga hidrolik yang
dimulai dari 0 kg sehingga benda putus pada beban maksimum. Setelah
benda uji putus kemudian diukur berapa besar penampang dan panjang benda
uji setelah putus. Untuk melihat beban dan gaya maksimum benda uji
terdapat pada layar dgital dan dicatat sebagai data, setelah semua data
diperoleh kemudian menghitung kekuatan tarik, kekuatan luluh, dan
perpanjangan benda. selanjutnya data-data yang diperoleh diolah untuk
tujuan penelitian ini pada Table 1 menunjukkan data-data yang ingin
32
Tabel data hasil pengujian kekuatan tarik
temperatur Al A
E. Diagram Fase Al-Si
Gambar 14. Diagram fasa Al-Si
Gambar diatas, memperlihatkan diagram fasa dari sistem Al-Si. Tampak fasa
paduan Al-Si pada rentang suhu pada 550 ˚C sampai dengan 600˚C masih
dalam bentuk struktur Kristal, sedangkan pada 600˚C hingga 660˚C Al-Si
sudah mengalami perubahan bentuk menjadi liquid, dan setelah mencapai
33
E. Diagram Alir Penelitian
Gambar 15. Diagram alir penelitian Mulai
Analisis Hasil
Kesimpulan
✟ ✠
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Bedasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini
maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Dari hasil pengujian tarik didapat nilai terbesar 95,66 MPa pada suhu
pengecoran 7500C.
2. Faktor suhu pengecoran sangat mempengaruhi hasi pengujian. Hal ini
terlihat dari hasil pengujian yang menunjukkan pengecoran disuhu 7500C
memiliki nilai rata-rata terbesar di bandingkan dengan pengecoran suhu
7000C dan 8000C.
3. Dari hasil foto patahan bisa dilihat pada pengecoran suhu 7500C, void
pada spesimen sedikit dan berukuran kecil. Dibandingkan dengan
specimen suhu 7000C dan 8000C.
4. Dari pola perpatahan dan grafik yang telah diamati, diketahui bahwa
✡6
B. Saran
1. Sebaiknya disetiap fariasi suhu pada spesimen disediakan cadangan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, zaki. 2003. “The propertis and application of scandium-reinforcedalumunium. JOM
Budiyono, Aris, Widayat, widi, dan Rusiyanto, 2010 peningkatan sifat mekanis
aluminium daur ulang dengan Rotary degasser (treatment of aluminum alloy
melts), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang.
Dieter, George E., 1992, metalurgi mekanik, jilid 1, edisi ketiga, alih bahasa oleh Sriati Djaprie, Erlangga, Jakarta
Erich Umbu Kondi Maliwemu, 2012 struktur mikro dan kekuatan tarik aluminium
scrapdenganheat Treatment t6pada prosescentrifugal casting,Universitas Nusa
Cendana, Kupang.
Purwanto, H,. 2012, Pengaruh jarak dari tepi cetakan trhadap kekuatan tarik dan
Sonawan, Hery dan Suratman, Rochim. 2003 “pengantar untuk memahami proses