• Tidak ada hasil yang ditemukan

etika kehidupan berbangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "etika kehidupan berbangsa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap masyarakat atau bangsa pasti mempunyai pegangan moral yang menjadi landasan sikap, prilaku dan perbuatan mereka untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Dengan pegangan moral itu mana yg baik dan mana yang buruk,benar dan salah serta mana yang dianggap ideal atau tidak.oleh krn itu dimana pun kita bermasyarakat, berbangsa dn bernegara peranan etika tidak mungkin dikesmpingkan. Semua warga negara berkepentingan dengan etika.

Berdasarkan ketetapan MPR no IV tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa, etika kehdupan berbangsa merupakan rumusan yang brsumber dari ajaran agama, khususnya yang bersifat universal, dan nilai2 luhur budaya bangsa yg tercermin dalam pncasila sebagai acuan dasar dalam berfikir, brsikap dn bertingkah laju dalam kehidupan berbangsa.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekarang, bisa kita lihat bukti adanya kemerosotan etika dalam berbangsa,ada nya dekadensi moral, berkurangnya sopan santun, dan budi luhur dalam prgaulan sosial, serta terhegemoninya para pmikir muda, dan berbagai carut marut etika dlm msyarakat.

Oleh sebab itu maka pemakalah tertarik mengangkat judul etika khidupan berbangsa, agar menjadi sorotan publik atas diri kesadaran masyarakat. Etika perlu ada dalam khdupan bermasyarakat guna menumbuhkan dan mengembangkan kmbali khidupan brbangsa yg berbudaya tinggi.etika kehidupan berbangsa sebenarnya mmberikan spirit untuk brsatu di tengah tengah perbedaan yg ada di dalamnya.

Salah satu kelemahan dasar di indonesia adalah masalah moralitas.etika atau moralitas sering dilihat sebagai elemen yg kurang berkaitan dengan berbagai mcam aktivitas kenegaraan,baik itu soal kebijakan publik,pelayanan publik,admnistrasi publik dan lain – lain di indonesia.

Hal ini menunjukan perlu adanya perbaikan etika dlm khidupan barbangsa dan bernegara. Maka dari itu perlu adanya etika dalam merealisasikan kahidupan berbangsa.

B. Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan etika?

2. Apa saja pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa? 3. Apa arah kebijakan pemerintah dalam etika?

4. Bagaimana kaidah dalam pelaksanan etika dalam kehidupan berbangsa? 5. Bagaimana Etika yang seharusnya dimiliki oleh penyelenggara negara?

(2)

1. Untuk mengetahui pengertian etika

2. Untuk mengetahui pokok-pokok apa saja yang terdapat dalam etika kehidupan berbangsa

3. Untuk mengetahui arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah 4. Untuk mengetahui kaidah-kaidah yang berlaku dalam pelaksaan etika

kehidupan berbangsa

5. Untuk mengetahui etika yang seharusnya dimiliki oleh seluruh penyelenggara negara

(3)

LANDASAN TEORITIS

Aristoteles : etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia Pancasila sebagai dasar etika kehidupan berbangsa negara indonesia sebagaimana dikemukakan oleh HANSKELEN merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori HANS NAWIASKY disebut sebagai Staatsfundamentalnorm dalam hal ini menurut A.HAMIM S ,secara eksplisit bahwa PANCASILA adalah norma fundamental negara (staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik dinegara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada, manusia diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku nya. Seperti tercantum disila ke2 dalam pancasila yaitu : "Kemanusiaan yang adil dan beradap" sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika kehidupan berbangsa sangat berandil besar.

Etika kehidupan berbangsa merupakan rumusan yang bersumber dari agama khususnya yang bersifat universal, nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila sebagai acuan dasar dalam berfikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.

Lukman edy menjelaskan bahwasanya etika kehidupan berbangsa seperti etika sosial budaya ini dimaksud untuk menumbuh dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dan mengunggah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain dan pengalaman agama yang benar.

(4)

PEMBAHASAN A. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa

Pokok pokok kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga negara. Etika kehidupan berbangsa ini meliputi:

1. Etika sosial dan budaya

Etika sosial dan budaya bertolak dari tasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai dan saling menolong diantara sesama manusia dan warga bangsa. Sejalan dengan itu, perlu menumbuhkembangkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai lihur budaya bangsa. Untuk itu,juga perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam perilaku para pemimpin para perilaku pemimpin baik formal maupun informal pada setiaplapisan masyarakat.

Etika ini dimaksutkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan tindakan proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi. Untuk itu diperlukan penghayatan dan pengalamanagama yang benar, kemampuan adaptasi, ketahanan, dan kreativitas budaya dari masyarakat.

2. Etika politik dan pemerintahan

Etika politik dan pemerintahan dimaksutkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efesien, dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis bercirikan keterbukaan, rasa bertanggungjawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam berkehidupan berbangsa.

Etika pemerintah mengamanatkan agar penyelenggara negara memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila merasa dirinya telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa dan negara.

Masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan diselesaikan secara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai nilai, luhur budaya, dengan tetap menjunjung tinggi perbedaan sebagai sesuai yang manusiawi dan alamiah .

Etika politik dan pemerintahan diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antar kekuatan sosial politik serta antar kelompok kepentingan lainya untuk mencapai tingkat kemajuan bangsa dan negara dengan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan golongan.

(5)

memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama dalam prilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikap munafik serta tidak melakukan kebohongan publik, tidak manipulatif, dan berbagai tindakan yang tidak terpuji lainnya.

3. Etika ekonomi dan bisnis

Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsipdan prilaku ekonomi dan bisnis. Baik oleh perseorangan, institusi, maupun pengambilan keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dam kemampuan saing, dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan. Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli, ologopoli, kebijakan ekonomi yang mengarag kepada perbuatan korupsi, nepotisme,diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efesiensi, persaingan sehat, dan keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.

4. Etika penegakan hukum yang berkeadilan

Etika penegakan hukum yang berkeadilan dimaksutkan untuk menumbuhkan kesadaran tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak pada keadilan, keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya sipremasi dan kepastian hukum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang didalam masyarakat.

Etika ini meniscayakan penegakan hukum secara adil, perlakukan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warganegara dihadapan hukum,dam menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.

5. Etika keilmuan

Etika keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar setiap warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslaharan dankemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi ataupun kolektifdalam karsa, cipta dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif, inivatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta menciptakan iklim kondusif baggi pengembangan ilmu dan teknologi.

(6)

mendorong tombuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan dan tantangan dalam kehidupan. Mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mampu menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan kesempatan baru, dan tahan uji pantang menyerah.

6. Etika lingkungan

Etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggungjawab.

B. Arah kebijakan

Etika kehidupan berbangsa yang telah ditetapkan dalam ketetapan mejelis permusyawakatan rakyat republik indonesia no.VI/MPR/2001 dimaksudkan untuk membantu membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan moral kualitas manusia yang beriman, bertakwa dan berwatak mulia serta berkepribadian indonesia dalam kehidupan berbangsa.

Berdasarkan maksud dan tujuan seperti tersebut diatas ,maka diharapkan etika kehidupan berbangsa tidak merupakan rumusan untuk bahan bacaan semata, tetapi yang lebih penting adalah untuk diimplementasikan. Sedangkan dalam implementasinya, diperlukan arah kebijakan agar dapat tercapai tujuan membangun etika kehidupan berbangsa. Arah kebijakan yang dimaksud adalah:

Pertama: nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa yang telah diyakini dan dihayati oleh bangsa indonesia hendaknya diaktualisasikan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara melalui berbagai jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal dan pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin negara, pemimpin bangsa dan pemimpin masyarakat.

Kedua: orientasi pendidikan yang selama ini lebih mengutamakan aspek pengenalan, hendaknya diarahkan menjadi pendidikan yang bersifat terpadu, artinya proses pengenalan dalam proses pendidikan disegala strata selslu dipadukan dengan penekanan pada ajaran etika yang bersumber dari ajaran agama dan budaya luhur bangsa serta pendidikan watak dan budipekerti. Dalam hal ini ada keseimbangan penekanan antara kecerdasan intelektual, kematangan emosional dan spiritual serta amal kebijakan.

Ketiga, dalam proses membangun bangsa indonesia seutuhnya diupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan berbangsa, dalam setiap aspek dan proses pelaksanaannya dijiwai oleh nilai-nilai etika dan akhlak mulia, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

C. Kaidah pelaksanaan

Sesuai dengan Bab IV tap MPR No. VI/MPR/2001, kebijakan untuk internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan secara sungguh-sungguh dengan kaidah-kaidah sebagai berikut:

(7)

2. Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan melalui pendekatan komunikatif, dialogis dan persuasif, tidak melalui cara indoktrinasi 3. Mendorong swadaya masyarakatsecara sinegis dan berkesinambungan untuk

melakukan internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa

4. Mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi lainnya sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa

5. Internalisasi dan sosialisasi serta pengalaman etika kehidupan berbangsa merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.

D. Etika penyenggara negara

Penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan cira-cita perjuangan bangsa. Hal ini tersirat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengaplikasikan bahwa sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para penyelenggara negara dan pemimpin pemerintahan

Etika penyelenggaraan negara tidak boleh terlepas dari segala aspek nilai yang diperlukan penyelenggaan negara yang bebas kolusi, korupsi dan nepotisme telah diatur hal-hal sebagai berikut:

Pertama, asas kepastian hukum; asas tertib penyelnggaraan negara; asa kepentingan umum; asas keterbukaan; asas proporsionalitas; dan asas akuntabilitas, merupakan asas hukum yang harus menjadi pedoman bagi penyelenggaraan negara dalam melaksanakan tugasnya. Artinya setiap penyelenggara negara baik ditingkat pengambil keputusan maupun ditingkat pelaksana, baik dalam kegiatan mengatur maupun melayani masyarakat tidak boleh meninggalkan asa-asa tersebut.

(8)

dan bersedia menjadi saksi dengan perkara korupsi, kolusi, dan nepotisme serta dalam perkara lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketiga, dalam melaksanakan tugasnya para penyelenggara perlu ada pengaturan hubungan antar penyelenggara negara , oleh karena diperlukan adanya hubungan yang harmonis antar penyelenggara negara. Dalam hal ini masing-masing penyelenggara negara baik di tingkat pengambil keputusan maupun di tingkat pelaksana hendaknya menaati norma-norma kelembagaan, kesopanan,kesusilaan, dan etika yang berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 lebih konkritnya harus selalu berpedoman pada etika kehidupan berbangsa,seperti yang termaktub dalam tab MPR Nomor VI/MPR/2001

Keempat, demi terwujudnya penyelenggara negara yang bersih diperlukan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara, hal ini merupakan hak dan tanggung jawab masyarakat untuk ikut mewujudkan penyelenggara negara yang bersih. Peran serta masyarakat untuk terwujudnya penyelenggara negara yang bersih ini, janganlah dianggap penghalang bagi penyelenggara negara dalam melaksanakan tugasnya, melainkan keterlibatan masyarakat dalam hal tersebut hendaknya didukung dengan pemberian dan perlindungan hak-hak sebagai berikut: hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi tentang penyelenggaraan negara ; hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara; hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan penyelenggara negara ; dan hak memperoleh perlindungan hukum.

Kelima, penyelenggara negara baik ditingkat pengambil keputusan maupun para pelaksana hendaknya menyambut gembira dengan dibentuknya komisi pemeriksa yang telah jelas kedudukan , tugas dan kewenangan , fungsi, keanggotaan dan proses bekerjanya. Komisi ini hendaknya tidak dianggap lawan bagi para penyelenggara negara, tetapi justru harus dianggap sebagai partner yang akan memberikan koreksi dan masukan demi kebaikan dan efektivitas pelaksanaan tugas para penyelenggara negara.

Keenam, segala perundang-undangan yang telah ditetapkan baik oleh parlemen (MPR dan DPR), maupun oleh eksekutif serta norma- norma yang trcantum dalam etika kehidupan berbangsa, tidak akan berarti selama tidak diberlakukannya sanksi-sanksi bagi penyelenggara negara yang melakukan pelanggaran etika penyelenggaran negara ini.

(9)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

(10)

Pokok pokok kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga negara.

Etika kehidupan berbangsa ini meliputi : Etika sosial dan budaya, Etika politik dan pemerintahan, Etika ekonomi dan bisnis, Etika penegakan hukum yang berkeadilan, Etika keilmuan, dan etika lingkungan.

Etika kehidupan berbangsa yang telah ditetapkan dalam ketetapan mejelis permusyawakatan rakyat republik indonesia no.VI/MPR/2001 dimaksudkan untuk membantu membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan moral kualitas manusia yang beriman, bertakwa dan berwatak mulia serta berkepribadian indonesia dalam kehidupan berbangsa.

Sesuai dengan Bab IV tap MPR No. VI/MPR/2001, kebijakan untuk internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan secara sungguh-sungguh dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan cira-cita perjuangan bangsa. Hal ini tersirat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengaplikasikan bahwa sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para penyelenggara negara dan pemimpin pemerintahan

Etika penyelenggaraan negara tidak boleh terlepas dari segala aspek nilai yang diperlukan penyelenggaan negara yang bebas kolusi, korupsi dan nepotisme.

B. Kritik dan Saran

Pemakalah sangat mengharapkan makalah ini bermanfaat bagi pembaca semua dan mendapat nilai yang bagus, aamiin. Pemakalah sangat menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu masukan dari pembaca berupa kritik dan saran sangat diperlukan. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Mustopadidjaja, 2003 . ”Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. Hal 76-84

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Russian formalism concerns with the study of literariness which distinguishes literary language from ordinary language. In reaction against the vagueness

Umpan balik dalam komunikasi antarpribadi di Pondokan X RT1/RW3 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah hubungan reaksi yang terjadi ketika

berkat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulisan Skripsi yang berjudul PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas tabir surya dari masing-masing ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air rimpang

Éppen e kontraktus bizarr természetére vet fényt, hogy a felmondás gesztusát az utókor végső soron nem fogadja el, a félbehagyott töredék után írt nyilatkozatot is

pengoperasiannya di mana biasanya digunakan sebagai pengaman sistem bertekanan tinggi. e) Electro-pneumatic operation valve adalah katup yang menggunakan sistem pneumatic

Dalam menghadapi pembelajaran IPS Terpadu berdasarkan KTSP, seorang guru IPS misalnya Sejarah dituntut untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya terutama