• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT

DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR

LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh FATIMAH

Aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III di SD N 2 Way Gubak masih rendah maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III SD N 2 Way Gubak Bandar Lampung menggunakan alat peraga Benda Konkrit.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar, alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes, dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi, hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir setiap siklus.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil ini didukung oleh peningkatan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I hanya 50,69% (sedang) dan pada siklus II naik menjadi 63,19% (tinggi). Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai belajar siswa dari rerata nilai siklus 1 = 57,26 menjadi 62,44 pada siklus II.

(2)
(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT

DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh FATIMAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTO

Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini, dan jadikanlah hari ini lebih baik

dari hari kemarin

(Fatimah)

Orang yang sukses bukanlah yang seberapa banyak dia tampil, tapi orang

sukses adalah orang yang bangkit dan berdiri ketika ia terjatuh

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbill alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, dengan

segala kerendahan dan ketulusan hati, kupersembahan karya kecilku ini

Untuk:

Suamiku tercinta yang selalu memberiku cinta, memberiku kasih sayang,

memberi semangat serta harapan dan selalu mendukung keberhasilanku.

Putraku Satria Eko Agus F.S yang selalu memberikan semangat.

Ayah dan Ibu terkasih yang selalu menyebut namaku disetiap do a yang

kalian panjatkan untuk kesehatan dan keberhasilanku.

Kakak-kakakku tersayang, kedua mertuaku, terimakasih atas dukungan

yang sudah dikasih selama ini, kalian keluarga yang terbaik.

Cucu-cucuku tersayang, Zahra, Anisa, Andini, celoteh dan ceria kalian yang

selalu menghiburku.

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fatimah dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 28 Juli 1957 yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hayani (Alm) dan Ibu Hj Tansriyani (Alm).

Pendidikan yang pernah ditempuh adalah:

1. Sekolah Dasar YPRI selesai pada tahun 1971

2. MTs Brebes selesai pada tahun 1981

3. KPGN 1 Pahoman selesai pada tahun 1985

Menikah dengan Hendarman pada tahun 1974 dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan

(10)

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS menggunakan Alat Peraga Benda Konkrit dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD dan sekaligus sebagai Pembahas yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

4. Bapak Dr. Ngadimun HD, M.Pd., selaku Pembimbing dan selaku pembimbing akademik atas semua jasanya baik tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran, dan nasihat serta bantuan yang diberikan di sela kesibukannya.

5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD Unila, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

6. Bapak Drs. Mahyudin selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Gubak

(11)

8. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu penulis.

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima dan menjadi catatan baik oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin. Semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan Penelitian Tindakan Kelas ini di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis

(12)
(13)

I. Kerangka Pikir ... 25

J. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Setting penelitian ... 28

B. Teknik Pengumpulan Data ... 29

C. Alat Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Analisis Data ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 31

F. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Prosedur Penelitian ... 41

B. Hasil penelitian ... 41

1. Siklus 1 ... 41

2. Sikulus II ... 51

C. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur siklus Penelitian ... 32

4.1 Diagram rekapitulasi aktifitas siswa persiklus ... 60

4.2 Diagram rekapitulasi kinerja guru persiklus ... 63

4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar siswa persiklus ... 65

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Izin penelitian dari sekolah ... 54

2. Surat Pernyataan... 55

3. RPP... 69

4. Lembar observasi untuk siswa ... 70

5. Lembar Observasi guru ... 71

6. Hasil Belajar... 72

7. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 73

8. Hasil Kinerja guru Pada Siklus I ... 73

9. Hasil Belajar siswa pada siklus 1 ... 73

10. Hasil nilai perkembangan skor kelompok pada siklus 1 ... 74

11. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II... 75

12. Hasil Kinerja guru Pada Siklus II... 75

13. Hasil Belajar siswa pada siklus II ... 75

14. Hasil nilai perkembangan skor kelompok pada siklus II ... 76

15. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per-siklus ... 77

16. Rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru per-siklus ... 77

17. Rekapitulasi hasil belajar siswa per-siklus... 78

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rekap hasil belajar prestasi belajar ... 3

4.1 Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I... 46

4.2 Kinerja guru Pada pembelajaran siklus I... 47

4.3 Data nilai hasil belajar siklus I ... 48

4.4 Data nilai perkembangan skor kelompok siklus I ... 49

4.5 Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II ... 55

4.6 Kinerja guru pada pembelajaran siklus II ... 56

4.7 Data nilai hasil belajar siklus II... 57

4.8 Data nilai perkembangan skor kelompok siklus II ... 58

4.9 Rekapitulasi penilaian kinerja guru per-siklus ... 62

4.10 Rekapitulasi hasil belajar siswa per-siklus... 64

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu cabang ilmu

pengetahuan. Namun ternyata sebagian siswa banyak kurang mengerti,

memahami konsep mata pelajaran IPS yang diberikan oleh guru. Siswa kurang

mengerti dan memahaminya tentang konsep pelajaran IPS yang diberikan oleh

guru dapat saja dimungkinkan oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama

penggunaan alat peraga dan metode mengajar maupun kemampuan siswa dalam

menerima pelajaran atau hal lainnya.

Prestasi belajar IPS yang baik, diperoleh melalui banyak faktor. Diantara faktor

tersebut antara lain penggunaan alat peraga, metode mengajar, dan kemampuan

guru dalam menguasai kelas. Sebab apabila alat peraga dan metode mengajar

yang digunakan guru kurang tepat dan menimbulkan rendahnya minat siswa

terhadap pelajaran IPS, dan prestasi siswa rendah. Dalam menguasai kelas, guru

sebaiknya menggunakan alat peraga, dan metode pelajaran yang tepat, agar proses

belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pada akhirnya akan

dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar IPS menjadi lebih baik dari

(18)

2

Alat peraga adalah sebagai alat (benda) yang digunakan untuk menggambarkan

fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit.

Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untuk tercapainya tujuan yang diharapkan

disuatu lembaga pendidikan. Alat peraga meruapakan alat yang digunakan untuk

membantu proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penggunaan alat peraga bertujuan

untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi

pembelajaran. Kegunaan alat peraga menurut Rozaqmuala (2012:1) adalah

menunjang proses belajar mengajar dalam garis besarnya memiliki faedah

menambah kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan

yang wajar untuk belajar karena membangkitkan prestasi belajar.

Alat peraga banyak jenis dan macamnya, dari yang paling sederhana dan murah

hingga yang canggih dan hemat. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada

yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia dilingkungan untuk langsung

dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.

Alat peraga benda nyata/konkrit, benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang

kelas, tetapi siswa dapat langsung ke objek. Kelebihan dari alat peraga benda

konkrit ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk

mempelajari gaya gravitasi, gaya dorong/tarik, dan gaya gesek. Setelah

menemukan alat peraga dan kegunaannya, sebaiknya perlu ditambah metode yang

(19)

3

Salah satu metode yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran ini adalah

metode demonstrasi. Metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk

memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana

berlangsungnya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.

Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi guru harus terlebih

dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, khususnya benda konkrit, dan

benda-benda lain. Serta menjelaskan dengan petunjuk, dan penjelasan yang

diberikan oleh guru. Penggunaan metode demonstrasi tidak lepas dari kelebihan

dan kekurangannya disinilah diperlukan peran guru untuk memaksimalkan

penggunaan metode demonstrasi tersebut.

Siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung pada pelajaran IPS banyak

yang menemui kesulitan terlihat pada saat diadakan tes. Nilai siswa 15 orang atau

50,00% belum mencapai ketuntasan minimal KKM 60. Dikarenakan guru pada

saat itu belum terampil menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga benda

konkrit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1 Rekap Hasil Belajar Prestasi Belajar

No Kategori Jumlah Siswa %

1 Tuntas (T) 12 45,00

2 Belum Tuntas (BT) 15 55,00

Sumber: diolah dari data per siswa dihalaman 74

Berdasarkan data di atas, hasil observasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015, masih banyak siswa yang prestasi

(20)

4

Rendahnya prestasi belajar IPS dikarenakan guru menggunakan metode klasik

tanpa alat peraga. Melihat keadaan tersebut, peneliti berupaya untuk memperbaiki

pembelajaran melalui penggunaan alat peraga benda konkrit dengan metode

demonstrasi.

Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Sumiati dan Asra berpendapat

(2009:101) pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan

pertunjukan suatu proses, berkenaan dengan materi pelajaran. Hal ini dapat

dilakukan baik oleh guru dan maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses

yang didemonstrasikan diambil dari objek sebenarnya.

Kemampuan yang didemonstrasikan siswa bersifat individual. Untuk mengenal

pun harus dilakukan secara individual. Ausubel (dalam Sumiati dan

Asra,2009:87) menjelaskan keadaan kapasitas (kemampuan potensial) siswa

secara memadai dalam hubungan dengan tujuan pembelajaran. Performance

(penampilan) yang harus sudah dimiliki siswa sebelum memulai suatu perbuatan.

Contoh: kesiapan membaca, menunjukkan pada performance yang harus sudah

dimiliki sebelum ia mulai membaca.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan keunggulan metode demonstrasi

antara lain: (1) Meningkatkan pengetahuan, (2) Meningkatkan keterampilan, (3)

siswa memiliki kesiapan belajar, (4) memiliki kemampuan (prestasi belajar)

(21)

5

Dari uraian pada latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS menggunakan alat peraga

benda konkrit dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Hasil belajar IPS siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2014/2015 tergolong rendah dan belum mencapai

KKM.

2. Aktivitas rendah

3. Guru belum mengggunakan metode yang menarik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Apakah penerapan alat peraga benda konkrit dengan metode

demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas III

SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan alat peraga benda konkrit dengan metode

demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN

(22)

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar IPS dengan menggunakan

alat peraga konkrit melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN

2 Way Gubak Bandar Lampung

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan alat

peraga konkrit melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2

Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa,

a. Supaya lebih senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas

b. Meningkatkan prestasi belajar IPS siswa dalam proses pembelajaran

2. Bagi guru,

a. Dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di

kelas

b. Dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran

3. Bagi sekolah, hendaknya dapat menambah perbendaharaan perpustakaan

di sekolah dan dapat berguna untuk pengembangan/peningkatan prrestasi

belajar IPS di sekolah melalui penggunaan alat peraga benda konkrit

dengan metode demonstrasi

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Penelitian ini dilandasi oleh suatu pandangan kontruktivistik, dimana dalam

teori belajar kontruktivisme yang dikemukakan Paul Suparno dalam

Sardiman (2006:175), belajar merupakan proses aktif dan subjek belajar

untuk mengkonstruksi makna sesuatu apakah isi teks, kegiatan dialog,

pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan mengaksimilasikan dan

menghubungkan pengalaman atau bahkan yang dipelajarinya dengan

pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi

berkembang.

Berdasarkan teori konstruktivisme diatas belajar adalah merupakan kegiatan

aktif si belajar membangun pengetahuannya, subjek belajar juga mencari

sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses

bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu. Proses belajar bukanlah

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi sesuatu kegiatan yang

memungkinkan siswa merekontruksi sendiri pengetahuannya.

Ciri dan prinsip pendekatan belajar Konstruktivisme, Herpratiwi (2009:77)

a. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada proses

integrasi pengetahuan yang baru dengan pengalaman pengetahuan mereka yang

(24)

8

b. Setiap pandangan yang berbeda akan dihargai dan sekaligus diperlukan

siswa-siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan

secara terintegrasi

c. Proses pembelajaran harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk

bersaing. Proses belajar melalui kerjasama memungkinkan siswa untuk

mengingat lebih lama.

d. Kontrol kecepatan dan fokus siswa ada pada siswa, cara ini akan lebih

memberdayakan siswa.

e. Pendekatan konstruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas

dari konteks dunia nyata.

Menurut Piaget, dalam C. Asri Budiningsih (2005:36), proses belajar akan terjadi

jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan),

asimilasi merupakan proses pengintegrasian kedalam struktur kognitif yang telah

dimiliki individu, akomodasi penyesuaian kedalam situasi baru, sedangkan

ekuilibrasi penyesuaian kesinambungan antara keduanya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah kegiatan

seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Belajar adalah pengalaman baru yang

diperoleh dari yang dilihat, dicoba, dan melakukan.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar akan didapatkan oleh siswa, setelah siswa tersebur mengikuti

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru disekolah. Pencapaian hasil

belajar pada siswa tersebut biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka-angka atau

(25)

9

Ahmadi bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan

belajar, dan belajar itu sendiri adalah berusaha mengadakan perubahan situasi

dalam proses perkembangan dirinya untuk mencapai tujuan (Ahmadi, 2005:21).

Di pihak lain menurut Natawijaya dikemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu

hasil yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka, anak-anak yang

berhasil rendah memiliki hasil angka belajar yang rendah (Natawijaya, 2006:50).

Sedangkan menurut Surachmad hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa

setelah mengikuti pelajaran, yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian

atau catur wulan (Surachmad, 2006:76). Lebih lanjut Hutabarat mengemukakan

mengenai 4 golongan hasil belajar yaitu:

a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi fakta, gagasan, keyakinan,

prosedur, hukum, kaidah, standar lainnya.

b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis,

mereproduksi, mencipta, mengatur, membuat generalisasi, berpikir rasional,

serta menyesuaikan.

c. Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan

keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.

d. Sikap, yaitu dalam bentuk operasional, minat, pertimbangan dan saran

(Hutabarat, 2004:12)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar tematik adalah

perubahan kemampuan pengetahuan, perilaku, dan sikap setelah mengikuti

(26)

10

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Aktivitas atau kegiatan

merupakan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk

melaksanakan atau menyelesaikan sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Jadi yang dimaksud aktivitas adalah kegiatan atau keaktivan. Jadi segala sesuatu

yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik

merupakan suatu aktivitas (Mulyono, 2001:26).

Pengertian aktivitas yang lain adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik

secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar (Sriyono,

2002:28). Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan

atau keaktifan seseorang di dalam melakukan segala sesuatu baik fisik maupun

non fisik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Belajar pada dasarnya mengulang, mengingat dan menghafal sesuatu agar sesuatu

itu diketahuinya secara lebih mendalam, yang didapatkannya baik atas bantuan

orang lain maupun atas usahanya sendiri. Menurut Hamalik, bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingungan.

Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi

(27)

11

adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.

Sejalan dengan hal diatas Ketut Sukardi mengemukakan bahwa belajar yaitu: “Perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah

laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan

yang intrinsik atau yang bersifat temporer” (Sukardi, 2003:15).

Hutabarat mengemukakan belajar adalah sebagai berikut:

“Suatu proses aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam prose situ dengan aktif. Orang yang belajar itu mempelajari apa yang dirasakannya dan apa yang pikirkan. Ia memberikan reaksi atau tanggapan terhadap apa yang terjadi sewaktu berlangsungnya proses belajar. Jika tidak ada tanggapan, maka hasil belajar tidak ada”(Hutabarat, 2004:12).

Lebih lanjut yang dimaksud dengan belajar menurut Hilgrad dan Bower, (dalam

purwanto, 2006:85) adalah sebagai berikut:

“Belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang harus disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapt dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan ataupun keadaan-keadaan sesaat seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)”.

Dalam penelitian ini belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh orang lain

baik atas usahanya sendiri maupun dengan bantuan orang lain untuk mengetahui

apa yang belum diketahuinya dan untuk mengerti apa yang belum dimengerti

olehnya.

Pengertian aktivitas dan belajar yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui

bahwa keaktifan siswa selam proses belajar mengajar merupakan slah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untukbelajar. Siswa dikatakan

memiliki keaktivan apabila ditemukan perilaku selalu ingin belajar. Dari uraian di

(28)

12

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka

mencapai tujuan belajar ( Natawijaya, 2005:31).

Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab

dengan adanya aktivitas belajar siswa terutama dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan siswa selam proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginann atau motivasi siswa untuk belajar. Yang dimaksud dengan belajar aktif adalah “Suatu system belajar

mengajar yang menekankan keaktifan sisw secara fisik, mental, intelektual dan

emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”(Depdiknas, 2002:31). “Siswa dikatakan memiliki

keaktifan apabila ditemukan cirri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada

guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu

menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Hal yang

paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing

siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang

timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut:

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Berdiskusi dengan siswwa lain dalam kelompok

(29)

13

4. Aktivitas mengerjakan tugas yang diberikan guru

5. Presentasi atau menanggapi siswa lain yang telah menyajikan hasil presentasi

D. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menggambarkan fakta,

konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat

peraga yaitu alat yang digunakan secara langsung dalam pelajaran. Alat peraga

yaitu alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada siswa

suatu bentuk perwujudan dari suatu pengertian sepeti: alat peraga kubus, balok,

globe dll. Sudjana (2002:59) berpendapat alat peraga adalah suatu alat yang dapat

diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses

pembalajaran pada siswa lebih efektif dan efisien. Lebih lanjut Sumiati dan Asra

(2009:160) mengemukakan alat peraga diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar

ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan

alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa

dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk

mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapaian

tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan penting sebab

dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini

(30)

14

alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untu membuat cara berkomunikasi

menjadi

Efektif. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut Nasution

(1985:95) adalah alat bantu dalam mengajar lebih efektif.

Keunggulan alat peraga yang dikemukakan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riana

(2009:7) antara lain: (1) Alat peraga merupakan wadah dari pesan, (2) Materi

yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (3) tujuan yang ingin dicapai

ialah proses pembelajaran.

Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Miarso (2011:1) yaitu (1)

Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik, (2)

Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya,

(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah

bosan, (4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan seperti: mengamati,

melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

Tujuan alat peraga untuk: (1) Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta

memperjelas, (2) Mengembangkan sikap yang dikehendaki, (3) Mendorong

kegiatan siswa lebih lanjut.

Kekurangan alat peraga yaitu: (1) mengajar dengan memakai alat peraga lebih

banyak menuntut guru, (2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, (3)

Perlu kesediaan berkorban secara materil.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat

(31)

15

pelajaran. Pembelajaran menggunakan alat peraga akan menambah minta belajar

akan lebih menarik perhatian siswa. Jadi dengan alat peraga diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran maka prestasi belajar dapat

meningkat. Alat peraga benda konkritnya berupa peta , alat peraga benda konkrit

memiliki kelebihan dan keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain:

1. Dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi kepada peserta didik.

2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang

nyata.

3. Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indera.

(A.Tabrani, Rusyan, 1993 : 199)

E. Jenis-Jenis Metode Belajar

Proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat diterima

oleh siswa, apabila guru mampu menerapkan metode mengajar dengan benar.

Salah satu cara atau metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi.

Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar yang digunakan guru

dengan cara mendemonstrasikan atau menumbuhkan sesuatu dalam proses

pembelajaran. Poerwadarminta, (2002:249) mengemukakan metode adalah cara

atau teknik yang dipergunakan untuk melakukan sesuatu.

Metode merupakan suatu teknik atau cara yang biasa digunakan guru dalam

memperlancar proses belajar mengajar disekolah, karena tanpa adanya metode

dalam pembelajaran akan sukar bagi guru tersebut untuk menyampaikan materi

pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, misalnya dalam mengajar

(32)

16

dahulu guru harus menggunakan metode yang tepat menurut kewajarannya dan

sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

Pembelajaran di sekolah banyak metode yang dapat digunakan guru untuk

membantu proses pembelajaran, hanya bagaimana guru memilih dan

menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan

materi yang akan diajrkannya.

Ahmadi (2004:33-34) mengemukakan jenis-jenis metode yaitu: (1) metode

ceramah, (2) metode tanya jawab, (3) metode diskusi, (4) metode pemberian

tugas mengajar dan resitasi, (5) metode demonstrasi dan eksperimen, (6) metode

kerja kelompok, (7) metode sosiodrama dan bermain peran.

Dari ketujuh metode yang dikemukakan diatas, yang digunakan penulis dalam

Penelitian Tindakan Kelas untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPS siswa adalah

metode demonstrasi.

F. Metode Demonstrasi

Pengertian metode demonstrasi dikemukakan oleh Depdikbud (2002:250) bahwa

demonstrasi adalah cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan

menurut Poerwadarminta (2002:239) demonstrasi adalah pertunjukan mengenai

cara-cara pemakaian sesuatu.

Dalam penggunaan metode demonstrasi terdapat aspek-aspek penting yang perlu

diketahui guru dalam proses pembelajaran. Surachmad (2000:38) berpendapat

ada beberapa aspek yang penting dalam penggunaan metode demonstrasi adalah:

(33)

17

didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya

alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. (b) Demonstrasi menjadi

kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut

memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengelaman berharga. (c)

tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu

besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. (d)

Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

Menurut Ahmadi (2004:40) metode demonstrasi adalah mempertunjukkan atau

memperlihatkan sesuatu, yang diperlihatkan itu ada kalanya benda konkrit tetapi

adakalanya pula suatu proses. Pengertian di atas berarti demonstarasi merupakan

suatu cara yang dilakukan dengan melalui pertunjukan atau memberi contoh

tentang sesuatu yang akan dikerjakan. Sedangkan demonstrasi yang dmaksudkan

dalam peneltian ini adalah proses belajar mengajar/pembelajaran di sekolah

dengan teknik demonstrasi.

Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran ini dilaksanakan melalui

langkah-langkah berikut: (1) perencanaan,(2) implementasi, (3) observasi dan

evaluasi, (4) refleksi / pelaksanaan. Sedangkan menurut Surachmad, (2000:38)

langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS,

langkah atau tahap-tahapnya sebagai berikut: (1) Tahap persiapan, dan (2) Tahap

pelaksanaan

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: (a) merumuskan

(34)

18

mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

(c) melakukan uji coba demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah dalam pelaksanaan menurut Surachmad (2000:47) yaitu:

a) Pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: (a) mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, (b) mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa, (c) mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untun mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b) Pelaksanaan demonstrasi. (a) memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan

yang merangsang siswwa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi, (b) menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, (c) meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa, (d) memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu

(c) mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan,ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Dalam langkah-langkah tersebut guru harus memperhatikan faktor-faktor yang

ada di dalam kelas sehingga dapat menunjang langkah-langkah yang telah

dipersiapkan guru seperti, tujuan pengajaran, alat peraga yang akan

didemonstrasikan, pengelolaan kelas, metode mengajar, kondisi siswa dan

sebagainya, sehingga langkah-langkah yang telah dipersiapkan akan mudah untuk

dilaksanakan.

Hal-hal yang diperlukan dalam penggunaan netode demonstrasi menurut

(35)

19

a) Dalam pelaksanaan atau penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain: (a) merumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa. (b) menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan. (c) menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai. (d) mengusahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

b) Sedangkan cara guru merencanakan demonstrasi dalam pengajaran IPS adalah: (a) merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bahwa demonstrasi itu erakhir. (b) mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah diinginkan. (c) apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa di dapat dengan mudah, dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu supaya pada waktu dilakukan demonstrasi tidak gagal. (c) Apakah jumlah siswa memungkinkan diadakan demonstrasi dengan jelas? c) Menetapkan garis langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan

sebaiknya sebelum didemonstrasikan dilakukan, oleh guru sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

d) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberikan kesempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi.

e) Selam demonstrasi berlangsung kita bertanya pada diri sendiri apakah: (a) keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh siswa. (b) Alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas. (c) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya dengan waktu secukupnya.

f) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Seringkali perlu terlebih dahulu diadakan diskusi-diskusi dan siswa mencoba lagi demonstrasi dan eksperimen agar memperoleh kecakapan yang lebih baik.

Dari penjelasan di atas, maka hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam

penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS sangat penting artinya

untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu siswa memahami dan mengerti

materi yang diajarkan guru, dapat mendemonstrasikannya dengan baik, dan dapat

mengerjakan soal sesuai dengan metode demonstrasi yang telah diajarkan.

Aspek-aspek penting pengguanaan metode demonstrasi menurut Drajat (2005:26),

(36)

20

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

Sebagai pendahuluan, berilah penjelasan apa yang akan didemonstrasikan.

Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih

dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh

siswa-siswanya yang sesuai dengan petunjuk. Metode demonstrasi memiliki kelebihan

dan kekurangan yang harus dicermati, agar metode ini tidak gagal.

Kelebihan metode demonstrasi menurut Ali Priyono (2012) yaitu:

1. Dengan metode ini, terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat verbalisme bisa dihindari karena siswa secara langsung disuruh untuk memperhatikan materi yang didemonstrasikan.

2. Proses belajar mengajar akan lebih menarik, karena siswa tidak hanya mendengarkan saja, tetapi juga melihat secara langsung peristiwa yang terjadi 3. Dengan mengamati secara langsung, siswa dapat lebih mudah bagaimana cara

melakukan suatu pekerjaan yang telah didemonstrasikan

Selain kelebihan metode demonstrasi memiliki kekurangan menurut Ali Priyono (2012) yaitu:

1. Bila tidak ada persiapan yang matang, guru sering gagal dalam mendemonstarsikan materi yang akan diajarkan, sehingga terkadang guru mencoba beberapa kali baru berhasil, dan itu akan memakan waktu yang cukup lama.

2. Dalam metode demonstrasi ini membutuhkan peralatan atau bahan serta tempat yang memadai. Ini berarti penggunaan metode ini memerlukan biaya yang lebih dibandingkan metode yang lain.

3. Guru dituntut mempunyai keterampilan khusus untuk memperagakan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga metode demonstrasi juga memerlukan kamuan dan motivasi guru serta keterampilan yang bagus untuk keberhasilan proses belajar mengajar.

(37)

21

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisasi akan dapat dihindari,

sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang

dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,

tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa

akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa

kelemahan, di antaranya:

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa

persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat

menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk

menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus bebrapa kali

mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih

mahal dibandingkan dengan ceramah.

3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,

sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu

demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk

(38)

22

Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu

siwa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data

yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi

atau benda tertentu, baik sebenarnya tidak terlepas dari penjelasan secara lisan

oleh guru.

Walaupun dalam prosses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan,

akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.

G. Pengertian IPS

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran

ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi perguruan tinggi indentik dengan istilah “social studies” Sapria (2009:19). Istilah IPS disekolah

dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari

sejumlah konsep disiplin Ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan

masalah sosial kehidupan Sapria,(2009:20). Materi IPS untuk jenjang sekolah

dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi

pedagogik dan psikologis serta karakterisitik kemampuan berfikir peserta didik

yang bersifat holistik Sapria (2009:20).

Pembelajaran IPS lebih menekakan pada aspek “pendidikan”dari pada transfer

konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh

pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih

aktivitas, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah

(39)

23

lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan

berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai

permasalahan dilingkungan sekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS

sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep – konsep terpilih dari

berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaninora siswa agar berlangsung secara optimal.

H. Prestasi Belajar IPS

Prestasi belajar IPS akan didapatkan oleh siswa, setelah siswwa tersebut

mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS yang dialaksanakan

oleh guru bidang studi IPS di sekolah. Pencapaian prestasi belajar IPS pada siswa

tersebut, biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka-angka atau nilai-nilai sebagai

hasil dari tes yang diikuti/dikerjakan siswa di sekolah.

Selanjutnya Ahmadi (2004:21) berpendapat bahwa “prestasi belajar merupakan

hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan belajar, dan belajar itu sendiri adalah

berusaha mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan dirinya

untuk mencapai tujuan”.

Soemanto (dalam Admin,2012) menyatakan:

(40)

24

Menurut Syah (2008:91) prestasi belajar adalah “taraf keberhasilan murid dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah maeri pelajaran tertentu”. Sedangkan

menurut Tu’u (2004:75) “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan niai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku diperoleh

adalah berupa penguasaan.

Natawijaya (2006:50) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil

yang biasanya dinyatakan dalam angka-angka, anak-anak yang berhasil rendah

memiliki hasil angka belajar yang rendah. Sedangkan Surachmad (2006:76)

mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah

mengikuti pelajaran, yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian atau

catur wulan.

Lebih lanjut Hutabarat (2004:12) mengemukakan mengenai 4 golongan prestasi

belajar yaitu:

a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar lainnya.

b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur, membuat generalisasi, berfikir rasional serta menyesuaikan.

c. Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.

(41)

25

Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh

Dari stimulun pada demonstrasi dan proses kognitif yang dilakukan melalui

pembelajaran. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan yang dapat dilihat

dari hasil nilai akademik.

I. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas 4.

http://contohptkheru.blogspot.com/2013/10/contoh-judul-ptk-sd.html

2. Penggunaan Metode Tanya Jawab Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan

Pemahaman Siswa Kelas IV SD Tentang Membaca Peta Lingkungan Setempat

http://neozonk.blogspot.com/2014/05/ptk-sd-kelas-4.html

3. Penggunaan Metode Demonstrasi Dan Tanya Jawab Dalam Meningkatkan

Pemahaman Peserta Didik Kelas IV SD tentang Peta

http://neozonk.blogspot.com/2014/05/ptk-sd-kelas-4.html

J. Kerangka Pikir

Alat peraga dalam penelitian ini memegang peranan penting sebagai alat bantu

untuk menciptakan proses belajar mengajar efektif. Proses belajar mengajar

ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat

benda konkrit, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak

bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk

mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Metode demonstrasi

yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran diharapkan menjadi

(42)

26

prestasi belajar akan semakin tinggi bila siswa benar-benar menjalankan metode

demonstrasi dengan baik. Pelaksanaan demonstrasi dikatakan baik jika siswa

benar-benar mengalami proses belajar selama menjalankan pembelajaran. Proses

belajar dapat berlangsung jika siswa bersikap aktif dalam belajar. Keaktifan

belajar siswa akan tercipta jika msing-masing anggota siswa mempunyai peluang

yang besar untuk turut berpartisipasi dalam belajar.

K. Hipotesis Tindakan

Jadi hipotesis menurut penulis adalah sebuah kesimpulan yang belum final yang

masih harus dibuktikan kebenarannya, maka dalam penelitian ini diajukan

hipotesis sebagai berikut:

1. Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan alat

peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dengan langkah-langkah

yang tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III

SDN 2 Way Gubak Bandar lampung.

2. Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan alat

peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dengan langkah-langkah

yang tepat, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 2

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

oleh guru didlam kelas sendirimelalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki

kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani,

2008:14). Sedangkan menurut Arikunto (2008:58), penelitian tindakan kelas

adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan

memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya

berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang

diharapkan dalam pembelajaran IPS di kelas.

Hopkins dalam Komalasari, (2010:271), merumuskan penelitian tindakan

kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan

tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dengan disiplin inkuiri, atau

suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam

sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan Suhardjono (Komalasari,

2010:271), mengatakan bahwa peneltian tindakan kelas adalah peneltian yang

dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri

oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat dia

mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

praktis pembelajaran.

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi: tahap persiapan,

diagnostik, perencanaan tindakan kelas, untuk memecahkan maslah. Prosedur

(44)

28

tindakan kelas (Action), (3) Observasi (Observation) dan refleksi (reflection)

dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto, 2008:14).

A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SDN 2 Way

Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah

siswa 27 orang, terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa

perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Way Gubak

Bandar Lampung di jalan Ir. Soetami kecamatan Way Gubak Bandar

Lampung

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2014/2015. Waktu pelaksanaan selama dua bulan, yaitu bulan Oktober

sampai dengan November tahun 2014.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes

dan observasi.

(45)

29

Pengumpulan data dengan teknik tes untuk mengungkapkan

keberhasilan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Soal yang digunakan

untuk mengetahui ketercapaian tujuan perbaikan. Berdasarkan hasil

analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa.

Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk menjawab permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini. Lembar observasi digunakan untuk

mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran

dilaksanakan oleh pengamata (Observer).

C. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,

yaitu tes formatif untuk teknik pengumpulan data kuantitatif, dan lembar

panduan observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif.

1. Tes Formatif

Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa

nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan

metode demonstrasi di setiap siklus, pada siswa kelas III SD Negeri 2 Way

Gubak Bandar Lampung.

(46)

30

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas

dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi pada

siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan

kuantitatif.

1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan

proses yang memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam

sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas belajar

siswa. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi dan analisis

menggunakan rumus:

NA =

%

Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari

JS = Jumlah Skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(47)

31

2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari

hasil belajar siswa setiap siklusnya. Analisis kuantitatif dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Nilai siswa =

x 100

(sumber : Muslich, 2009:62)

b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan

rumus:

Ketuntasan Klasikal =

x 100

(Sumber: Purwanto, 2008:102)

E. Prosedur Penelitian

Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan

menggunakan siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam

penelitian diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action),

mengobservasi (Observation), dan melakukan refleksi (Reflection), dan

seterusnya sampai adanya peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins

dalam Arikunto (2008:14). Prosedur pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat

(48)

32

Gambar 3.1 Prosedur siklus penelitian, diadopsi dari Arikunto (2010:17)

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi

langkah-langkah sebagai berikut:

SIKLUS I

Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan perangkat

pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara guru dengan peneliti, kemudian

rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi, agar efisien dan efektif guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh

peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran. Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

SIKLUS I Observasi

Refleksi Pelaksanaan

(49)

33

Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen

tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes

berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan

kinerja guru dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah

ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru

adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa

dalam menerapkan metode demonstrasi.

Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode

demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan awal

1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.

2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.

3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi 5 kelompok

2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar

kerja jual beli.

3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya dibawah bimbingan

(50)

34

Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.

2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.

3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.

c. Observasi dan Evaluasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai

mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas

belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang

dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan

awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan

pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran.

Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi,

catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan.

d. Refleksi

selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji

keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar

mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan

maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2

dalam rangka mencapai tujuan

SIKLUS II

Pada pelaksanaan siklus II ini adalah perbaikan dari hasil refleksi yang

(51)

35

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan

oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran.

Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen

tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes

berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan

kinerja guru dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah

ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru

adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa

dalam menerapkan metode demonstrasi.

Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode

demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan awal

1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.

2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.

3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi 5 kelompok

2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar

(52)

36

3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya di bawah bimbingan

guru.

Kegiatan Akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.

2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.

3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.

c. Observasi dan Evaluasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai

mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas

belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang

dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan

awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan

pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran.

Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi,

catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan.

d. Refleksi

selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji

keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar

mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan

maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2

(53)

37

F. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam menerapkan metode demonstrasi dalam penelitian ini

dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II dan mencapai ≥ 65%. Serta

peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II mencapai nilai ≥ 65. Adapaun kriteria indikator keberhasilan

aktivitas dan indikator keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Indikator Keberhasilan Aktivitas

< 50% = Kurang Sekali

50%-55% = Kurang

56%-65% = Cukup

66%-75% = Baik

> 75% = Baik sekali

2. Indikator Keberhasilan belajar, nilai:

< 50% = Kurang Sekali

50%-55% = Kurang

56%-65% = Cukup

66%-75% = Baik

(54)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV

terhadap siswa kelas III SDN 2 Way Gubak pada pelajaran IPS dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil

pengamatan peneliti terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan

mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu

nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,69% kemudian meningkat pada

siklus II menjadi 63,19%. Penerapan metode demonstrasi pada

pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai

dengan hasil pengamatan peneliti terhadap hasil belajar siswa yang telah

dilakukan mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap

siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 57,26% kemudian

meningkat pada siklus II menjadi 62,44% .

2. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar

yang telah diperoleh siswa pada siklus I, dan II. Pada siklus I nilai rata-rata

hasil belajar siswa sebesar 57,26, kemudian pada siklus II nilai rata-rata

meningkat menjadi 62,44. Bila dilihat dari persentase ketuntasan hasil

(55)

63

siswa sebanyak 14 siswa (51,85%), pada siklus II meningkat menjadi 20

siswa (74,08%) .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan antara lain bagi:

a. Siswa

Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi

pembelajaan dan hasil belajar kemudian siswa harus bertanggung jawab

atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.

Tentunya harus diimbangi dengan semangat belajar siswa yang akan

memperkaya ilmu pengetahuan siswa sehingga memperoleh hasil belajar

yang meningkat.

b. Guru

Kepada guru diharapkan dapat senantiasa menerapkan metode diskusi,

sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif, berfikir

secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat membuat

siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian

guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana

pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal

(56)

64

Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta sarana

pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Pengertian Prestasi Belajar. Online. (Http://Pend-Ekonomi. blogspot.Com) diakses tanggal 05 September 2014.

Ahmadi, A. 2000. Didaktik Metodik. Semarang. PT. Toha Putra.

2004. Prinsip-prinsip Belajar Mengajar. Semarang. PT. Toha Putra.

Anni.2005.Pengertian Prestasi Belajar. Online. Http://Cumanilusaja. Blogspot. Com.

Asri Budiningsih, C.2005. Belajar dan Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

A. Thabrani. 1993. Kelebihan Alat Peraga Benda Konkrit. Gramedia. Bandung.

Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB & TK. Yrama Widya. Bandung.

Depdikbud. 2002. Teknik-teknik Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Drajat. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bulan Bintang. Jakarta.

Hamalik. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar.Tarisito. Bandung.

Hamzah, A. 1981. Pengertian Alat Peraga.Http://www.pengertian

definisi.com/2011/11/pengertian-alat-peraga-html diakses tanggal 7 September 2014.

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hutabarat, S. 2004. Cara-Cara Belajar. BPK Gunung Mulya. Jakarta.

Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama. Bandung

Miarso, H.Y.2011. pengertian Alat Peraga. Online. www.Sarjanaku.com diakses tanggal 7 September 2014.

Gambar

TabelHalaman
Tabel 1.1 Rekap Hasil Belajar Prestasi Belajar
Gambar 3.1 Prosedur siklus penelitian, diadopsi dari Arikunto (2010:17)

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan dan perancangan sarana akomodasi penginapan yang memiliki fasilitas lengkap dengan menawarkan pemandangan area pegunungan berupa Hotel Resort di Kawasan

SWADHARMA INDOTAMA FINANCE tahun 2007 dengan menggunakan metode cadangan piutang dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang, metode cadangan piutang ditambah

Laporan akhir ini dibuat untuk memenuihi syarat menyelesaikan program Pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

Pasal 1 angka 31 UU LLAJ menentukan bahwa “Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan

Pada siklus I ini, guru sudah mampu mengisi identitas Satuan Pendidikan, kelas/semester, Tema, Sub Tema, Pembelajaran dan Alokasi waktu, guru sudah mampu

Semua orang yang terlibat dalam proses syuting sinetron ini tampak sangat sibuk, mulai dari artis pendukung, tim sutradara (lebih dari satu), tim penata lampu dan suara, dan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ), pelaksanaan (a ctuating ),

Efek Penambahan Sari Buah Mengkudu ( Morinda citrifolia L.) pada Roti Tawar terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Tikus yang Diinduksi Aloksan.. Nurul Laelatunisa 1 , Nikmatul Rizky 1