ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT
DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR
LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh FATIMAH
Aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III di SD N 2 Way Gubak masih rendah maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III SD N 2 Way Gubak Bandar Lampung menggunakan alat peraga Benda Konkrit.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar, alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes, dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi, hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil ini didukung oleh peningkatan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I hanya 50,69% (sedang) dan pada siklus II naik menjadi 63,19% (tinggi). Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai belajar siswa dari rerata nilai siklus 1 = 57,26 menjadi 62,44 pada siklus II.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT
DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh FATIMAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MOTO
“
Jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini, dan jadikanlah hari ini lebih baik
dari hari kemarin
(Fatimah)
Orang yang sukses bukanlah yang seberapa banyak dia tampil, tapi orang
sukses adalah orang yang bangkit dan berdiri ketika ia terjatuh
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbill alamin, puji syukur kehadirat Alloh SWT, dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati, kupersembahan karya kecilku ini
Untuk:
Suamiku tercinta yang selalu memberiku cinta, memberiku kasih sayang,
memberi semangat serta harapan dan selalu mendukung keberhasilanku.
Putraku Satria Eko Agus F.S yang selalu memberikan semangat.
Ayah dan Ibu terkasih yang selalu menyebut namaku disetiap do a yang
kalian panjatkan untuk kesehatan dan keberhasilanku.
Kakak-kakakku tersayang, kedua mertuaku, terimakasih atas dukungan
yang sudah dikasih selama ini, kalian keluarga yang terbaik.
Cucu-cucuku tersayang, Zahra, Anisa, Andini, celoteh dan ceria kalian yang
selalu menghiburku.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Fatimah dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 28 Juli 1957 yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hayani (Alm) dan Ibu Hj Tansriyani (Alm).
Pendidikan yang pernah ditempuh adalah:
1. Sekolah Dasar YPRI selesai pada tahun 1971
2. MTs Brebes selesai pada tahun 1981
3. KPGN 1 Pahoman selesai pada tahun 1985
Menikah dengan Hendarman pada tahun 1974 dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS menggunakan Alat Peraga Benda Konkrit dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.
3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD dan sekaligus sebagai Pembahas yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.
4. Bapak Dr. Ngadimun HD, M.Pd., selaku Pembimbing dan selaku pembimbing akademik atas semua jasanya baik tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran, dan nasihat serta bantuan yang diberikan di sela kesibukannya.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD Unila, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.
6. Bapak Drs. Mahyudin selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Gubak
8. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu penulis.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima dan menjadi catatan baik oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin. Semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan Penelitian Tindakan Kelas ini di masa yang akan datang.
Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis
I. Kerangka Pikir ... 25
J. Hipotesis Tindakan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Setting penelitian ... 28
B. Teknik Pengumpulan Data ... 29
C. Alat Pengumpulan Data ... 29
D. Teknik Analisis Data ... 30
E. Prosedur Penelitian ... 31
F. Indikator Keberhasilan ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Prosedur Penelitian ... 41
B. Hasil penelitian ... 41
1. Siklus 1 ... 41
2. Sikulus II ... 51
C. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Prosedur siklus Penelitian ... 32
4.1 Diagram rekapitulasi aktifitas siswa persiklus ... 60
4.2 Diagram rekapitulasi kinerja guru persiklus ... 63
4.3 Diagram rekapitulasi hasil belajar siswa persiklus ... 65
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Izin penelitian dari sekolah ... 54
2. Surat Pernyataan... 55
3. RPP... 69
4. Lembar observasi untuk siswa ... 70
5. Lembar Observasi guru ... 71
6. Hasil Belajar... 72
7. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 73
8. Hasil Kinerja guru Pada Siklus I ... 73
9. Hasil Belajar siswa pada siklus 1 ... 73
10. Hasil nilai perkembangan skor kelompok pada siklus 1 ... 74
11. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II... 75
12. Hasil Kinerja guru Pada Siklus II... 75
13. Hasil Belajar siswa pada siklus II ... 75
14. Hasil nilai perkembangan skor kelompok pada siklus II ... 76
15. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per-siklus ... 77
16. Rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru per-siklus ... 77
17. Rekapitulasi hasil belajar siswa per-siklus... 78
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Rekap hasil belajar prestasi belajar ... 3
4.1 Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I... 46
4.2 Kinerja guru Pada pembelajaran siklus I... 47
4.3 Data nilai hasil belajar siklus I ... 48
4.4 Data nilai perkembangan skor kelompok siklus I ... 49
4.5 Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II ... 55
4.6 Kinerja guru pada pembelajaran siklus II ... 56
4.7 Data nilai hasil belajar siklus II... 57
4.8 Data nilai perkembangan skor kelompok siklus II ... 58
4.9 Rekapitulasi penilaian kinerja guru per-siklus ... 62
4.10 Rekapitulasi hasil belajar siswa per-siklus... 64
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan. Namun ternyata sebagian siswa banyak kurang mengerti,
memahami konsep mata pelajaran IPS yang diberikan oleh guru. Siswa kurang
mengerti dan memahaminya tentang konsep pelajaran IPS yang diberikan oleh
guru dapat saja dimungkinkan oleh kemampuan guru dalam mengajar terutama
penggunaan alat peraga dan metode mengajar maupun kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran atau hal lainnya.
Prestasi belajar IPS yang baik, diperoleh melalui banyak faktor. Diantara faktor
tersebut antara lain penggunaan alat peraga, metode mengajar, dan kemampuan
guru dalam menguasai kelas. Sebab apabila alat peraga dan metode mengajar
yang digunakan guru kurang tepat dan menimbulkan rendahnya minat siswa
terhadap pelajaran IPS, dan prestasi siswa rendah. Dalam menguasai kelas, guru
sebaiknya menggunakan alat peraga, dan metode pelajaran yang tepat, agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pada akhirnya akan
dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar IPS menjadi lebih baik dari
2
Alat peraga adalah sebagai alat (benda) yang digunakan untuk menggambarkan
fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit.
Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untuk tercapainya tujuan yang diharapkan
disuatu lembaga pendidikan. Alat peraga meruapakan alat yang digunakan untuk
membantu proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penggunaan alat peraga bertujuan
untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi
pembelajaran. Kegunaan alat peraga menurut Rozaqmuala (2012:1) adalah
menunjang proses belajar mengajar dalam garis besarnya memiliki faedah
menambah kegiatan belajar siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan
yang wajar untuk belajar karena membangkitkan prestasi belajar.
Alat peraga banyak jenis dan macamnya, dari yang paling sederhana dan murah
hingga yang canggih dan hemat. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada
yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia dilingkungan untuk langsung
dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Alat peraga benda nyata/konkrit, benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang
kelas, tetapi siswa dapat langsung ke objek. Kelebihan dari alat peraga benda
konkrit ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk
mempelajari gaya gravitasi, gaya dorong/tarik, dan gaya gesek. Setelah
menemukan alat peraga dan kegunaannya, sebaiknya perlu ditambah metode yang
3
Salah satu metode yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran ini adalah
metode demonstrasi. Metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
berlangsungnya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi guru harus terlebih
dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, khususnya benda konkrit, dan
benda-benda lain. Serta menjelaskan dengan petunjuk, dan penjelasan yang
diberikan oleh guru. Penggunaan metode demonstrasi tidak lepas dari kelebihan
dan kekurangannya disinilah diperlukan peran guru untuk memaksimalkan
penggunaan metode demonstrasi tersebut.
Siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung pada pelajaran IPS banyak
yang menemui kesulitan terlihat pada saat diadakan tes. Nilai siswa 15 orang atau
50,00% belum mencapai ketuntasan minimal KKM 60. Dikarenakan guru pada
saat itu belum terampil menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga benda
konkrit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.1 Rekap Hasil Belajar Prestasi Belajar
No Kategori Jumlah Siswa %
1 Tuntas (T) 12 45,00
2 Belum Tuntas (BT) 15 55,00
Sumber: diolah dari data per siswa dihalaman 74
Berdasarkan data di atas, hasil observasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015, masih banyak siswa yang prestasi
4
Rendahnya prestasi belajar IPS dikarenakan guru menggunakan metode klasik
tanpa alat peraga. Melihat keadaan tersebut, peneliti berupaya untuk memperbaiki
pembelajaran melalui penggunaan alat peraga benda konkrit dengan metode
demonstrasi.
Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Sumiati dan Asra berpendapat
(2009:101) pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan
pertunjukan suatu proses, berkenaan dengan materi pelajaran. Hal ini dapat
dilakukan baik oleh guru dan maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses
yang didemonstrasikan diambil dari objek sebenarnya.
Kemampuan yang didemonstrasikan siswa bersifat individual. Untuk mengenal
pun harus dilakukan secara individual. Ausubel (dalam Sumiati dan
Asra,2009:87) menjelaskan keadaan kapasitas (kemampuan potensial) siswa
secara memadai dalam hubungan dengan tujuan pembelajaran. Performance
(penampilan) yang harus sudah dimiliki siswa sebelum memulai suatu perbuatan.
Contoh: kesiapan membaca, menunjukkan pada performance yang harus sudah
dimiliki sebelum ia mulai membaca.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan keunggulan metode demonstrasi
antara lain: (1) Meningkatkan pengetahuan, (2) Meningkatkan keterampilan, (3)
siswa memiliki kesiapan belajar, (4) memiliki kemampuan (prestasi belajar)
5
Dari uraian pada latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS menggunakan alat peraga
benda konkrit dengan metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar IPS siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2014/2015 tergolong rendah dan belum mencapai
KKM.
2. Aktivitas rendah
3. Guru belum mengggunakan metode yang menarik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Apakah penerapan alat peraga benda konkrit dengan metode
demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas III
SDN 2 Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Apakah penerapan alat peraga benda konkrit dengan metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar IPS dengan menggunakan
alat peraga konkrit melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN
2 Way Gubak Bandar Lampung
2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan alat
peraga konkrit melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 2
Way Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa,
a. Supaya lebih senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas
b. Meningkatkan prestasi belajar IPS siswa dalam proses pembelajaran
2. Bagi guru,
a. Dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas
b. Dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran
3. Bagi sekolah, hendaknya dapat menambah perbendaharaan perpustakaan
di sekolah dan dapat berguna untuk pengembangan/peningkatan prrestasi
belajar IPS di sekolah melalui penggunaan alat peraga benda konkrit
dengan metode demonstrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Penelitian ini dilandasi oleh suatu pandangan kontruktivistik, dimana dalam
teori belajar kontruktivisme yang dikemukakan Paul Suparno dalam
Sardiman (2006:175), belajar merupakan proses aktif dan subjek belajar
untuk mengkonstruksi makna sesuatu apakah isi teks, kegiatan dialog,
pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan mengaksimilasikan dan
menghubungkan pengalaman atau bahkan yang dipelajarinya dengan
pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi
berkembang.
Berdasarkan teori konstruktivisme diatas belajar adalah merupakan kegiatan
aktif si belajar membangun pengetahuannya, subjek belajar juga mencari
sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan merupakan proses
bagaimana menjadi tahu tentang sesuatu. Proses belajar bukanlah
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi sesuatu kegiatan yang
memungkinkan siswa merekontruksi sendiri pengetahuannya.
Ciri dan prinsip pendekatan belajar Konstruktivisme, Herpratiwi (2009:77)
a. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada proses
integrasi pengetahuan yang baru dengan pengalaman pengetahuan mereka yang
8
b. Setiap pandangan yang berbeda akan dihargai dan sekaligus diperlukan
siswa-siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan
secara terintegrasi
c. Proses pembelajaran harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk
bersaing. Proses belajar melalui kerjasama memungkinkan siswa untuk
mengingat lebih lama.
d. Kontrol kecepatan dan fokus siswa ada pada siswa, cara ini akan lebih
memberdayakan siswa.
e. Pendekatan konstruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas
dari konteks dunia nyata.
Menurut Piaget, dalam C. Asri Budiningsih (2005:36), proses belajar akan terjadi
jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan),
asimilasi merupakan proses pengintegrasian kedalam struktur kognitif yang telah
dimiliki individu, akomodasi penyesuaian kedalam situasi baru, sedangkan
ekuilibrasi penyesuaian kesinambungan antara keduanya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah kegiatan
seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Belajar adalah pengalaman baru yang
diperoleh dari yang dilihat, dicoba, dan melakukan.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar akan didapatkan oleh siswa, setelah siswa tersebur mengikuti
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru disekolah. Pencapaian hasil
belajar pada siswa tersebut biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka-angka atau
9
Ahmadi bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan
belajar, dan belajar itu sendiri adalah berusaha mengadakan perubahan situasi
dalam proses perkembangan dirinya untuk mencapai tujuan (Ahmadi, 2005:21).
Di pihak lain menurut Natawijaya dikemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
hasil yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka, anak-anak yang
berhasil rendah memiliki hasil angka belajar yang rendah (Natawijaya, 2006:50).
Sedangkan menurut Surachmad hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa
setelah mengikuti pelajaran, yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian
atau catur wulan (Surachmad, 2006:76). Lebih lanjut Hutabarat mengemukakan
mengenai 4 golongan hasil belajar yaitu:
a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi fakta, gagasan, keyakinan,
prosedur, hukum, kaidah, standar lainnya.
b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis,
mereproduksi, mencipta, mengatur, membuat generalisasi, berpikir rasional,
serta menyesuaikan.
c. Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan
keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.
d. Sikap, yaitu dalam bentuk operasional, minat, pertimbangan dan saran
(Hutabarat, 2004:12)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar tematik adalah
perubahan kemampuan pengetahuan, perilaku, dan sikap setelah mengikuti
10
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Aktivitas atau kegiatan
merupakan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk
melaksanakan atau menyelesaikan sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Jadi yang dimaksud aktivitas adalah kegiatan atau keaktivan. Jadi segala sesuatu
yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik
merupakan suatu aktivitas (Mulyono, 2001:26).
Pengertian aktivitas yang lain adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar (Sriyono,
2002:28). Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan
atau keaktifan seseorang di dalam melakukan segala sesuatu baik fisik maupun
non fisik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Belajar pada dasarnya mengulang, mengingat dan menghafal sesuatu agar sesuatu
itu diketahuinya secara lebih mendalam, yang didapatkannya baik atas bantuan
orang lain maupun atas usahanya sendiri. Menurut Hamalik, bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingungan.
Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi
11
adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.
Sejalan dengan hal diatas Ketut Sukardi mengemukakan bahwa belajar yaitu: “Perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah
laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan
yang intrinsik atau yang bersifat temporer” (Sukardi, 2003:15).
Hutabarat mengemukakan belajar adalah sebagai berikut:
“Suatu proses aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam prose situ dengan aktif. Orang yang belajar itu mempelajari apa yang dirasakannya dan apa yang pikirkan. Ia memberikan reaksi atau tanggapan terhadap apa yang terjadi sewaktu berlangsungnya proses belajar. Jika tidak ada tanggapan, maka hasil belajar tidak ada”(Hutabarat, 2004:12).
Lebih lanjut yang dimaksud dengan belajar menurut Hilgrad dan Bower, (dalam
purwanto, 2006:85) adalah sebagai berikut:
“Belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang harus disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapt dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan ataupun keadaan-keadaan sesaat seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)”.
Dalam penelitian ini belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh orang lain
baik atas usahanya sendiri maupun dengan bantuan orang lain untuk mengetahui
apa yang belum diketahuinya dan untuk mengerti apa yang belum dimengerti
olehnya.
Pengertian aktivitas dan belajar yang telah dikemukakan di atas dapat diketahui
bahwa keaktifan siswa selam proses belajar mengajar merupakan slah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untukbelajar. Siswa dikatakan
memiliki keaktivan apabila ditemukan perilaku selalu ingin belajar. Dari uraian di
12
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
mencapai tujuan belajar ( Natawijaya, 2005:31).
Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab
dengan adanya aktivitas belajar siswa terutama dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan siswa selam proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginann atau motivasi siswa untuk belajar. Yang dimaksud dengan belajar aktif adalah “Suatu system belajar
mengajar yang menekankan keaktifan sisw secara fisik, mental, intelektual dan
emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”(Depdiknas, 2002:31). “Siswa dikatakan memiliki
keaktifan apabila ditemukan cirri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada
guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu
menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Hal yang
paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing
siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang
timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.
Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut:
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Berdiskusi dengan siswwa lain dalam kelompok
13
4. Aktivitas mengerjakan tugas yang diberikan guru
5. Presentasi atau menanggapi siswa lain yang telah menyajikan hasil presentasi
D. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menggambarkan fakta,
konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat
peraga yaitu alat yang digunakan secara langsung dalam pelajaran. Alat peraga
yaitu alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada siswa
suatu bentuk perwujudan dari suatu pengertian sepeti: alat peraga kubus, balok,
globe dll. Sudjana (2002:59) berpendapat alat peraga adalah suatu alat yang dapat
diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses
pembalajaran pada siswa lebih efektif dan efisien. Lebih lanjut Sumiati dan Asra
(2009:160) mengemukakan alat peraga diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar
ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan
alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa
dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk
mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapaian
tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan penting sebab
dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini
14
alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untu membuat cara berkomunikasi
menjadi
Efektif. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut Nasution
(1985:95) adalah alat bantu dalam mengajar lebih efektif.
Keunggulan alat peraga yang dikemukakan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riana
(2009:7) antara lain: (1) Alat peraga merupakan wadah dari pesan, (2) Materi
yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (3) tujuan yang ingin dicapai
ialah proses pembelajaran.
Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Miarso (2011:1) yaitu (1)
Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik, (2)
Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya,
(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah
bosan, (4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan seperti: mengamati,
melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Tujuan alat peraga untuk: (1) Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta
memperjelas, (2) Mengembangkan sikap yang dikehendaki, (3) Mendorong
kegiatan siswa lebih lanjut.
Kekurangan alat peraga yaitu: (1) mengajar dengan memakai alat peraga lebih
banyak menuntut guru, (2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, (3)
Perlu kesediaan berkorban secara materil.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat
15
pelajaran. Pembelajaran menggunakan alat peraga akan menambah minta belajar
akan lebih menarik perhatian siswa. Jadi dengan alat peraga diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran maka prestasi belajar dapat
meningkat. Alat peraga benda konkritnya berupa peta , alat peraga benda konkrit
memiliki kelebihan dan keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain:
1. Dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi kepada peserta didik.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang
nyata.
3. Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indera.
(A.Tabrani, Rusyan, 1993 : 199)
E. Jenis-Jenis Metode Belajar
Proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat diterima
oleh siswa, apabila guru mampu menerapkan metode mengajar dengan benar.
Salah satu cara atau metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar yang digunakan guru
dengan cara mendemonstrasikan atau menumbuhkan sesuatu dalam proses
pembelajaran. Poerwadarminta, (2002:249) mengemukakan metode adalah cara
atau teknik yang dipergunakan untuk melakukan sesuatu.
Metode merupakan suatu teknik atau cara yang biasa digunakan guru dalam
memperlancar proses belajar mengajar disekolah, karena tanpa adanya metode
dalam pembelajaran akan sukar bagi guru tersebut untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, misalnya dalam mengajar
16
dahulu guru harus menggunakan metode yang tepat menurut kewajarannya dan
sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Pembelajaran di sekolah banyak metode yang dapat digunakan guru untuk
membantu proses pembelajaran, hanya bagaimana guru memilih dan
menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan
materi yang akan diajrkannya.
Ahmadi (2004:33-34) mengemukakan jenis-jenis metode yaitu: (1) metode
ceramah, (2) metode tanya jawab, (3) metode diskusi, (4) metode pemberian
tugas mengajar dan resitasi, (5) metode demonstrasi dan eksperimen, (6) metode
kerja kelompok, (7) metode sosiodrama dan bermain peran.
Dari ketujuh metode yang dikemukakan diatas, yang digunakan penulis dalam
Penelitian Tindakan Kelas untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPS siswa adalah
metode demonstrasi.
F. Metode Demonstrasi
Pengertian metode demonstrasi dikemukakan oleh Depdikbud (2002:250) bahwa
demonstrasi adalah cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan
menurut Poerwadarminta (2002:239) demonstrasi adalah pertunjukan mengenai
cara-cara pemakaian sesuatu.
Dalam penggunaan metode demonstrasi terdapat aspek-aspek penting yang perlu
diketahui guru dalam proses pembelajaran. Surachmad (2000:38) berpendapat
ada beberapa aspek yang penting dalam penggunaan metode demonstrasi adalah:
17
didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. (b) Demonstrasi menjadi
kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut
memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengelaman berharga. (c)
tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu
besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. (d)
Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
Menurut Ahmadi (2004:40) metode demonstrasi adalah mempertunjukkan atau
memperlihatkan sesuatu, yang diperlihatkan itu ada kalanya benda konkrit tetapi
adakalanya pula suatu proses. Pengertian di atas berarti demonstarasi merupakan
suatu cara yang dilakukan dengan melalui pertunjukan atau memberi contoh
tentang sesuatu yang akan dikerjakan. Sedangkan demonstrasi yang dmaksudkan
dalam peneltian ini adalah proses belajar mengajar/pembelajaran di sekolah
dengan teknik demonstrasi.
Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran ini dilaksanakan melalui
langkah-langkah berikut: (1) perencanaan,(2) implementasi, (3) observasi dan
evaluasi, (4) refleksi / pelaksanaan. Sedangkan menurut Surachmad, (2000:38)
langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS,
langkah atau tahap-tahapnya sebagai berikut: (1) Tahap persiapan, dan (2) Tahap
pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: (a) merumuskan
18
mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
(c) melakukan uji coba demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan menurut Surachmad (2000:47) yaitu:
a) Pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: (a) mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, (b) mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa, (c) mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untun mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b) Pelaksanaan demonstrasi. (a) memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswwa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi, (b) menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, (c) meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa, (d) memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu
(c) mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan,ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Dalam langkah-langkah tersebut guru harus memperhatikan faktor-faktor yang
ada di dalam kelas sehingga dapat menunjang langkah-langkah yang telah
dipersiapkan guru seperti, tujuan pengajaran, alat peraga yang akan
didemonstrasikan, pengelolaan kelas, metode mengajar, kondisi siswa dan
sebagainya, sehingga langkah-langkah yang telah dipersiapkan akan mudah untuk
dilaksanakan.
Hal-hal yang diperlukan dalam penggunaan netode demonstrasi menurut
19
a) Dalam pelaksanaan atau penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPS hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain: (a) merumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa. (b) menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan. (c) menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai. (d) mengusahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
b) Sedangkan cara guru merencanakan demonstrasi dalam pengajaran IPS adalah: (a) merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bahwa demonstrasi itu erakhir. (b) mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah diinginkan. (c) apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa di dapat dengan mudah, dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu supaya pada waktu dilakukan demonstrasi tidak gagal. (c) Apakah jumlah siswa memungkinkan diadakan demonstrasi dengan jelas? c) Menetapkan garis langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan
sebaiknya sebelum didemonstrasikan dilakukan, oleh guru sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
d) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberikan kesempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi.
e) Selam demonstrasi berlangsung kita bertanya pada diri sendiri apakah: (a) keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh siswa. (b) Alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas. (c) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya dengan waktu secukupnya.
f) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Seringkali perlu terlebih dahulu diadakan diskusi-diskusi dan siswa mencoba lagi demonstrasi dan eksperimen agar memperoleh kecakapan yang lebih baik.
Dari penjelasan di atas, maka hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam
penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS sangat penting artinya
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu siswa memahami dan mengerti
materi yang diajarkan guru, dapat mendemonstrasikannya dengan baik, dan dapat
mengerjakan soal sesuai dengan metode demonstrasi yang telah diajarkan.
Aspek-aspek penting pengguanaan metode demonstrasi menurut Drajat (2005:26),
20
a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
Sebagai pendahuluan, berilah penjelasan apa yang akan didemonstrasikan.
Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih
dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh
siswa-siswanya yang sesuai dengan petunjuk. Metode demonstrasi memiliki kelebihan
dan kekurangan yang harus dicermati, agar metode ini tidak gagal.
Kelebihan metode demonstrasi menurut Ali Priyono (2012) yaitu:
1. Dengan metode ini, terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat verbalisme bisa dihindari karena siswa secara langsung disuruh untuk memperhatikan materi yang didemonstrasikan.
2. Proses belajar mengajar akan lebih menarik, karena siswa tidak hanya mendengarkan saja, tetapi juga melihat secara langsung peristiwa yang terjadi 3. Dengan mengamati secara langsung, siswa dapat lebih mudah bagaimana cara
melakukan suatu pekerjaan yang telah didemonstrasikan
Selain kelebihan metode demonstrasi memiliki kekurangan menurut Ali Priyono (2012) yaitu:
1. Bila tidak ada persiapan yang matang, guru sering gagal dalam mendemonstarsikan materi yang akan diajarkan, sehingga terkadang guru mencoba beberapa kali baru berhasil, dan itu akan memakan waktu yang cukup lama.
2. Dalam metode demonstrasi ini membutuhkan peralatan atau bahan serta tempat yang memadai. Ini berarti penggunaan metode ini memerlukan biaya yang lebih dibandingkan metode yang lain.
3. Guru dituntut mempunyai keterampilan khusus untuk memperagakan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga metode demonstrasi juga memerlukan kamuan dan motivasi guru serta keterampilan yang bagus untuk keberhasilan proses belajar mengajar.
21
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisasi akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus bebrapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih
mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
22
Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu
siwa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data
yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya tidak terlepas dari penjelasan secara lisan
oleh guru.
Walaupun dalam prosses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan,
akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
G. Pengertian IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran
ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi perguruan tinggi indentik dengan istilah “social studies” Sapria (2009:19). Istilah IPS disekolah
dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari
sejumlah konsep disiplin Ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan
masalah sosial kehidupan Sapria,(2009:20). Materi IPS untuk jenjang sekolah
dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi
pedagogik dan psikologis serta karakterisitik kemampuan berfikir peserta didik
yang bersifat holistik Sapria (2009:20).
Pembelajaran IPS lebih menekakan pada aspek “pendidikan”dari pada transfer
konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh
pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih
aktivitas, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
23
lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai
permasalahan dilingkungan sekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS
sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep – konsep terpilih dari
berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaninora siswa agar berlangsung secara optimal.
H. Prestasi Belajar IPS
Prestasi belajar IPS akan didapatkan oleh siswa, setelah siswwa tersebut
mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS yang dialaksanakan
oleh guru bidang studi IPS di sekolah. Pencapaian prestasi belajar IPS pada siswa
tersebut, biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka-angka atau nilai-nilai sebagai
hasil dari tes yang diikuti/dikerjakan siswa di sekolah.
Selanjutnya Ahmadi (2004:21) berpendapat bahwa “prestasi belajar merupakan
hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan belajar, dan belajar itu sendiri adalah
berusaha mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan dirinya
untuk mencapai tujuan”.
Soemanto (dalam Admin,2012) menyatakan:
24
Menurut Syah (2008:91) prestasi belajar adalah “taraf keberhasilan murid dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah maeri pelajaran tertentu”. Sedangkan
menurut Tu’u (2004:75) “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan niai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.
Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku diperoleh
adalah berupa penguasaan.
Natawijaya (2006:50) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil
yang biasanya dinyatakan dalam angka-angka, anak-anak yang berhasil rendah
memiliki hasil angka belajar yang rendah. Sedangkan Surachmad (2006:76)
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah
mengikuti pelajaran, yang diukur berdasarkan hasil nilai siswa pada ujian atau
catur wulan.
Lebih lanjut Hutabarat (2004:12) mengemukakan mengenai 4 golongan prestasi
belajar yaitu:
a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar lainnya.
b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur, membuat generalisasi, berfikir rasional serta menyesuaikan.
c. Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.
25
Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh
Dari stimulun pada demonstrasi dan proses kognitif yang dilakukan melalui
pembelajaran. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan yang dapat dilihat
dari hasil nilai akademik.
I. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas 4.
http://contohptkheru.blogspot.com/2013/10/contoh-judul-ptk-sd.html
2. Penggunaan Metode Tanya Jawab Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Kelas IV SD Tentang Membaca Peta Lingkungan Setempat
http://neozonk.blogspot.com/2014/05/ptk-sd-kelas-4.html
3. Penggunaan Metode Demonstrasi Dan Tanya Jawab Dalam Meningkatkan
Pemahaman Peserta Didik Kelas IV SD tentang Peta
http://neozonk.blogspot.com/2014/05/ptk-sd-kelas-4.html
J. Kerangka Pikir
Alat peraga dalam penelitian ini memegang peranan penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses belajar mengajar efektif. Proses belajar mengajar
ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat
benda konkrit, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak
bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk
mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Metode demonstrasi
yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran diharapkan menjadi
26
prestasi belajar akan semakin tinggi bila siswa benar-benar menjalankan metode
demonstrasi dengan baik. Pelaksanaan demonstrasi dikatakan baik jika siswa
benar-benar mengalami proses belajar selama menjalankan pembelajaran. Proses
belajar dapat berlangsung jika siswa bersikap aktif dalam belajar. Keaktifan
belajar siswa akan tercipta jika msing-masing anggota siswa mempunyai peluang
yang besar untuk turut berpartisipasi dalam belajar.
K. Hipotesis Tindakan
Jadi hipotesis menurut penulis adalah sebuah kesimpulan yang belum final yang
masih harus dibuktikan kebenarannya, maka dalam penelitian ini diajukan
hipotesis sebagai berikut:
1. Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan alat
peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dengan langkah-langkah
yang tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III
SDN 2 Way Gubak Bandar lampung.
2. Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan alat
peraga benda konkrit dengan metode demonstrasi dengan langkah-langkah
yang tepat, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 2
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan
oleh guru didlam kelas sendirimelalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki
kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani,
2008:14). Sedangkan menurut Arikunto (2008:58), penelitian tindakan kelas
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya
berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran IPS di kelas.
Hopkins dalam Komalasari, (2010:271), merumuskan penelitian tindakan
kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan
tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dengan disiplin inkuiri, atau
suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan Suhardjono (Komalasari,
2010:271), mengatakan bahwa peneltian tindakan kelas adalah peneltian yang
dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri
oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat dia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praktis pembelajaran.
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi: tahap persiapan,
diagnostik, perencanaan tindakan kelas, untuk memecahkan maslah. Prosedur
28
tindakan kelas (Action), (3) Observasi (Observation) dan refleksi (reflection)
dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto, 2008:14).
A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SDN 2 Way
Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah
siswa 27 orang, terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa
perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Way Gubak
Bandar Lampung di jalan Ir. Soetami kecamatan Way Gubak Bandar
Lampung
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2014/2015. Waktu pelaksanaan selama dua bulan, yaitu bulan Oktober
sampai dengan November tahun 2014.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes
dan observasi.
29
Pengumpulan data dengan teknik tes untuk mengungkapkan
keberhasilan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Soal yang digunakan
untuk mengetahui ketercapaian tujuan perbaikan. Berdasarkan hasil
analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa.
Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk menjawab permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini. Lembar observasi digunakan untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran
dilaksanakan oleh pengamata (Observer).
C. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu tes formatif untuk teknik pengumpulan data kuantitatif, dan lembar
panduan observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif.
1. Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa
nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan
metode demonstrasi di setiap siklus, pada siswa kelas III SD Negeri 2 Way
Gubak Bandar Lampung.
30
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas
dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi pada
siswa kelas III SDN 2 Way Gubak Bandar lampung.
D. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan
kuantitatif.
1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
proses yang memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam
sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas belajar
siswa. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi dan analisis
menggunakan rumus:
NA =
%
Keterangan:
NA = Nilai aktivitas yang dicari
JS = Jumlah Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
31
2. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari
hasil belajar siswa setiap siklusnya. Analisis kuantitatif dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Nilai siswa =
x 100
(sumber : Muslich, 2009:62)
b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ketuntasan Klasikal =
x 100
(Sumber: Purwanto, 2008:102)
E. Prosedur Penelitian
Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam
penelitian diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action),
mengobservasi (Observation), dan melakukan refleksi (Reflection), dan
seterusnya sampai adanya peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins
dalam Arikunto (2008:14). Prosedur pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat
32
Gambar 3.1 Prosedur siklus penelitian, diadopsi dari Arikunto (2010:17)
Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
SIKLUS I
Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan perangkat
pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara guru dengan peneliti, kemudian
rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi, agar efisien dan efektif guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh
peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran. Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
SIKLUS I Observasi
Refleksi Pelaksanaan
33
Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen
tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes
berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah
ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru
adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa
dalam menerapkan metode demonstrasi.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode
demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal
1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.
3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi 5 kelompok
2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar
kerja jual beli.
3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya dibawah bimbingan
34
Kegiatan Akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.
2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.
3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.
c. Observasi dan Evaluasi
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai
mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas
belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan
awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan
pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran.
Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi,
catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan.
d. Refleksi
selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji
keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar
mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan
maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2
dalam rangka mencapai tujuan
SIKLUS II
Pada pelaksanaan siklus II ini adalah perbaikan dari hasil refleksi yang
35
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan
oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen
tes berupa soal tes unjuk kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes
berupa lembar panduan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah
ditetapkan. Dalam siklus pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru
adalah memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa
dalam menerapkan metode demonstrasi.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode
demonstrasi yang digunakan, adapaun langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal
1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.
3) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi 5 kelompok
2) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar
36
3) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya di bawah bimbingan
guru.
Kegiatan Akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.
2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.
3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.
c. Observasi dan Evaluasi
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai
mitra kolaborator/partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas
belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator mencatat semua aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai kegiatan
awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan
pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran.
Pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi,
catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan.
d. Refleksi
selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji
keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar
mengajar apabila hasil analisis pada siklus I ada revisi dan kekurangan
maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2
37
F. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam menerapkan metode demonstrasi dalam penelitian ini
dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II dan mencapai ≥ 65%. Serta
peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II mencapai nilai ≥ 65. Adapaun kriteria indikator keberhasilan
aktivitas dan indikator keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Indikator Keberhasilan Aktivitas
< 50% = Kurang Sekali
50%-55% = Kurang
56%-65% = Cukup
66%-75% = Baik
> 75% = Baik sekali
2. Indikator Keberhasilan belajar, nilai:
< 50% = Kurang Sekali
50%-55% = Kurang
56%-65% = Cukup
66%-75% = Baik
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV
terhadap siswa kelas III SDN 2 Way Gubak pada pelajaran IPS dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
pengamatan peneliti terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan
mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu
nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,69% kemudian meningkat pada
siklus II menjadi 63,19%. Penerapan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil pengamatan peneliti terhadap hasil belajar siswa yang telah
dilakukan mulai dari siklus I, dan II dan terjadi peningkatan di setiap
siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 57,26% kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 62,44% .
2. Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar
yang telah diperoleh siswa pada siklus I, dan II. Pada siklus I nilai rata-rata
hasil belajar siswa sebesar 57,26, kemudian pada siklus II nilai rata-rata
meningkat menjadi 62,44. Bila dilihat dari persentase ketuntasan hasil
63
siswa sebanyak 14 siswa (51,85%), pada siklus II meningkat menjadi 20
siswa (74,08%) .
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain bagi:
a. Siswa
Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi
pembelajaan dan hasil belajar kemudian siswa harus bertanggung jawab
atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.
Tentunya harus diimbangi dengan semangat belajar siswa yang akan
memperkaya ilmu pengetahuan siswa sehingga memperoleh hasil belajar
yang meningkat.
b. Guru
Kepada guru diharapkan dapat senantiasa menerapkan metode diskusi,
sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif, berfikir
secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat membuat
siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian
guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana
pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal
64
Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta sarana
pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2012. Pengertian Prestasi Belajar. Online. (Http://Pend-Ekonomi. blogspot.Com) diakses tanggal 05 September 2014.
Ahmadi, A. 2000. Didaktik Metodik. Semarang. PT. Toha Putra.
2004. Prinsip-prinsip Belajar Mengajar. Semarang. PT. Toha Putra.
Anni.2005.Pengertian Prestasi Belajar. Online. Http://Cumanilusaja. Blogspot. Com.
Asri Budiningsih, C.2005. Belajar dan Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
A. Thabrani. 1993. Kelebihan Alat Peraga Benda Konkrit. Gramedia. Bandung.
Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB & TK. Yrama Widya. Bandung.
Depdikbud. 2002. Teknik-teknik Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.
Drajat. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bulan Bintang. Jakarta.
Hamalik. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar.Tarisito. Bandung.
Hamzah, A. 1981. Pengertian Alat Peraga.Http://www.pengertian
definisi.com/2011/11/pengertian-alat-peraga-html diakses tanggal 7 September 2014.
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hutabarat, S. 2004. Cara-Cara Belajar. BPK Gunung Mulya. Jakarta.
Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama. Bandung
Miarso, H.Y.2011. pengertian Alat Peraga. Online. www.Sarjanaku.com diakses tanggal 7 September 2014.