• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA

ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN

PELAJARAN 2012/2013 Oleh

YENI ARDILA

Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Perkembangan jaman menuntut guru untuk melakukan perubahan pada proses pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain media pembelajaran.

Penelitian ini mengkaji tentang Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Menggunakan Media Hand Out dan Media ICT Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Adapun penelitian ini bertujuan untuk keefektifan media ICT dibandingkan media hand out dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu pada siswa. Kedua media pembelajaran diterapkan dikelas yang berbeda. media ICT pada kelas eksperimen, yaitu kelasVII A dan media hand out pada kelas kontrol yaitu kelas VII B

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VII sebanyak 192 siswa dengan jumlah sampel 64 siswa terbagi dalam kelas yang berbeda, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan data dengan observasi, dokumentasi dan tes. Pengujian hipotesis menggunakan t-tes dua sampel independen.

Berdasarkan perhitungan t-tes dengan menggunakan rumus separated varians terlihat bahwa thitung (2,019) > ttabel (1,999). . Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan (1) ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran ICT dan kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran hand out. (2) hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran ICT lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran hand out.

(2)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA

ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN

PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)

Oleh :

Yeni Ardila

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA

ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN

PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)

Oleh YENI ARDILA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma dengan Dua Variabel Independent ... 29 2. Kerangka pikir Studi Perbandingan antara Penggunaan Media Hand Out dan

(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Hasil Pre Test Kelas Eksperimen ……… ... 52

2. Hasil Pre Test Kelas Kontrol ……… ... 54

3. Hasil Post Test Kelas Eksperimen………... ... 56

4. Hasil Post Test Kelas Kontrol………... ... 57

5. Hasil Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………... ... 58

6. Peningkatan Hasiln Belajar IPS Terpadu Kelas Eksperimen ... 61

7. Peningkatan Hasiln Belajar IPS Terpadu Kelas Kontrol ... 62

(6)

DAFTAR ISI

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Pembatasan Masalah ... 7

D.Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian………... ... 8

G.Ruang Lingkup Penelitian………... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar ... 10

2. Media ... 13

2.1 Media Hand Out ... 16

2.2 Media ICT ... 18

2.2.1 Komputer sebagai media pembelajaran ... 22

2.2.2 LCD Proyektor... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Pikir ... 26

(7)

Halaman III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian ... 33

B.Populasi dan Sampel ... 36

C.Variabel Penelitian ... 37

D.Definisi Operasional Variabel ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas... 41

3. Taraf Kesukaran ... 42

4. Daya Beda ... 43

G.Uji Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 44

2. Uji Homogenitas ... 44

3. Pengujian Hipotesis ... 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 9 Metro Kota Metro ... 47

2. Visi dan Misi SMP Negeri 9 Metro Kota Metro ... 48

3. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 49

B.Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal (Pre Test) ... 51

2. Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Post Test) ... 54

C.Tes Kemampuan Awal kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

D.Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding... 59

1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 59

2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 60

E. Hasil Belajar IPS Terpadu di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 61

F. Analisis Data 1. Analisis Tahap Awal ... 64

1.1 Uji Normalitas Tes Kemampuan Awal (Pre Test) ... 64

1.2 Uji Homogenitas Tes Kemampuan Awal (Pre Test) ... 65

2. Analisis Tahap Akhir ... 65

2.1 Uji Normalitas Tes Kemampuan Akhir (Post Test) ... 66

2.2 Uji Homogenitas Tes Kemampuan Akhir (Post Test) ... 67

G. Pengujian Hipotesis ... 67

H. Pembahasan ... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas VII SMP N 9 Metro Tahun Pelajaran

2012/2013 ... 4

2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 5

3. Penelitian yang relevan ... 24

4. Definisi Operasional variabel ... 38

5. Tingkatan Besarnya Reliabilitas ... 42

6. Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Metro, Kota Metro ... 48

7. Keadaan Jumlah Siswa SMP Negeri 9 Metro, Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 49

8. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 51

9. Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 53

10.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 55

11.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Post Test Kelas Kontrol ... 57

12.Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64

13.Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65

14.Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Teddy Rusman, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Nurdin, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Erlina Rufaidah, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1003

(10)

Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama :

Yeni Ardila

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031074

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Teddy Rusman, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.

NIP. 19600818 198603 1 005 NIP. 19600817 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

(11)

MOTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tetapi untuk mencoba, karena di dalam

mencoba itulah kita membangun kesempatan untuk berhasil.

(Mario Teguh

“Golden Ways”

)

Bersyukurlah untuk masa-masa sulitmu karna dimasa itulah kamu akan

tumbuh. Bersyukurlah atas semua tantangan karna itu akan membangun dan

membentuk karaktermu. Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih karna itu kamu

telah membuat suatu perbedaan

(Penulis yang tak dikenal)

(12)

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan cinta yang tak

terhingga, terima kasih atas berjuta kesempatan untuk selalu mensyukuri nikmat

Mu yang tak terhingga sampai terselesaikannya karya kecil dari usahaku

selama ini

Ku persembahkan dengan tulus kepada

Ayah Qu tersayank

Yang telah berjuang keras selama ini. terimaksih atas semangat cinta dan

perjuangan yang begitu berharga

Bunda Qu tercinta

Atas berjuta kasih dan sayank yang kau berikan semoga ananda mampu

mengukir senyum bahagia di wajah penuh kasihmu

Adik ku Rini & Andry, untuk keceriaan selama ini semoga kelak menjadi

kebanggaan untuk keluarga

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di kota Metro pada tanggal 10 Juni 1991 dengan nama lengkap Yeni Ardila. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, Putri dari pasangan Bapak Riswan dan Ibu Sri Yana.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 1 Metro Pusat diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 3 Metro diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 1 Metro diselesaikan pada tahun 2009

(14)

SANCAWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salam serta shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah menjelaskan kepada manusia tentang isi kandungan Al-Qur’an, sebagai petunjuk jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat kelak. Skripsi ini berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Menggunakan Media Hand Out dan Media ICT Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(15)

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S, Jaya, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, sekaligus Pembimbing II

7. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing I.

8. Ibu Dr. Erlina Rufaidah, M.Si., selaku pembahas.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Ibu Siti Nuryuni, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 9 Metro, yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini. 11. Seluruh dewan guru, karyawan beserta staf tata usaha SMP Negeri 9 Metro. 12. Semua siswa siswi SMP Negeri 9 Metro, khususnya kelas VII A & VII B atas

(16)

13. Ayah dan Bunda Qu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan do’anya selama ini.

14. Adik Qu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan do’anya selama ini. 15. Teman-teman angkatan 2009 (Ambar, Ayu, Anita, Arga, Agus, Deni, Didi,

Dwi, Dedew, Eko, Esa, Faisal, Ina’, Inayah, Ivan, Mada, Muti, Nurul,

Ramdon, Rifki, Risa, Uni, Puput, Gusti, Sevti, Winda, Wayan, Arif, Ardi ) teimakasih untuk kebersamaanya.

16. Sahabat terbaikku (Ica, Mella, Main, Amel, Chyci, Eri, Eka, Devi, Ida, Tia, Uly) yang selalu memberikan kehangatan dan kebersamaan layaknya saudara. Terimakasih untuk semuanya.

17. Teman-teman sesama Mahasiswa rantau KKN & PPL: Kyai Rico, Dang Dika, Mas Suheli, Sumehong, Yank Kiki, Yank Novita, Rika Toge, Rika Suladi, Mbak Sri, Novio, Adek Vivi, Ayu.

18. Teman-teman kosan dari awal qu merantau ( Mb Dian Pret, Mb Ana Pinem, Mb Yuni, Mb Eka, Alm. Mb Desi, Mb Sur, Mb Anes, Mb Lidya, Mb Lia, Alm. Ogi, Supini, Resti, Melindut, Tika, Nyunyun, Dini, Marsela, Salama, Dek diwul, Tia, Lita, Ria ) terimakasih untuk kenangan indah dan

kebersamaanya.

19. Teman yang selalu setia dan mengorbankan nyawa nya (si lapy) demi terselesainya skripsi ini.

(17)

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta kemulian-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, April 2013

(18)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yeni Ardila

NPM : 0913031074

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 5 April 2013

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada siswa agar lebih peka dalam mengenal dan memiliki kepedulian terhadap

fenomena-fenomena sosial yang ada. Menurut (Soemantri, 2001 : 103) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan

manusia baik jasmani maupun rohani. Melalui pendidikan inilah dapat tercipta

(20)

2

Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal atau masih berada pada taraf yang rendah. Namun pada kenyataannya hasil belajar yang dicapai siswa tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah.

Berkaitan dengan tujuan pendididkan tersebut fungsi sekolah sangatlah penting, Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat memiliki peranan yang sangat penting untuk memberikan kesempatan bagi siswa melakukan berbagai kegiatan belajar mengajar , sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar. Sekolah juga berperan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan cara meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran di sekolah harus efektif, dan sistematis. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) hasil belajar dikatakan efektif apabila siswa menguasai materi yang disampaikan oleh guru sebesar 76% s/d 99%.

(21)

3

demikian, sektor pendidikan harus terus menerus ditingkatkan mutunya. Adanya kesenjangan dalam mutu pendidikan disebabkan faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang belum memadai dan masih terbatas serta kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan datang. Efektif tidaknya proses pembelajaran disekolah tercermin dari pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan peneliti diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengajar di SMP Negeri 9 Metro belum begitu optimal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa

responden yang menyatakan bahwa guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII kurang efektif dalam penggunaan media pembelajaran. Metro Penggunaan media belajar yang konvensional terkadang membuat siswa merasa jenuh pada saat belajar sehingga hasil belajar siswa tidak optimal. Penggunaan media belajar oleh guru IPS Terpadu di SMP Negeri 9 Metro masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hanya beberapa guru yang menggunakan media belajar yang inovatif. Dari seluruh guru IPS Terpadu di SMP Negeri 9 Metro yang menggunakan media belajar berkisar 25% guru yang menggunakan media belajar yang inovatif seperti media ICT dan media hand out.

Penggunaan media yang tidak bervariasi dapat menghambat siswa dalam

(22)

4

membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP N 9 Metro umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu. dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 71 . Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester ganjil 2012/2013 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Mid SemesterGanjil Kelas VII SMP N 9 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) > 71

Sumber : Guru IPS Terpadu SMP Negeri 9 Metro

Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai dengan nilai yang rendah. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Metro dari 192 siswa yang mendapat nilai kurang dari 71 sebanyak 105 siswa atau sebesar 54,69%. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) tingkat keberhasilan dikatakan rendah apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

(23)

5

Minimal (KKM) siswa di SMP Negeri 9 Metro adalah 71. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu mengikuti pembelajaran remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh guru yang

bersangkutan.

Sehubungan dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro, keberhasilan proses belajar dibagi atas beberapa tingkatan. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Istimewa/Maksimal :Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%)

bahanpelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa

3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Tabel 2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013

Standar Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) ≥ 71

Sumber : Guru Ekonomi SMP Negeri 9 Metro

(24)

6

Negeri 9 Metro dapat dikategorikan bahwa hasil belajar siswa yang menguasai mata pelajaran IPS Terpadu tergolong rendah jika dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Arsyad (2011: 2-3) media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada umumnya. Media pembelajaran IPS Terpadu merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan siswa dan sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan penekanan kepada guru bidang studi untuk memilih media yang tepat sesuai dengan materi yanga akan diajarkan. Melalui pengggunaan media pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kondisi umum siswa, ini akan lebih mudah untuk disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Jika penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat dengan topik pembahasan akan menjadi masalah dan menghambat guru itu sendiri maupun siswa yang belajar.

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Berdasarkan uraian diatas untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa di SMP Negeri 9 Metro Kota Metro, maka digunakanlah media hand out dan media ICT. Kedua media pembelajaran tersebut dapat secara otomatis digunakan secara

(25)

7

perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa sehingga guru dapat menggunakan media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diuraikan dengan mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Menggunakan Media Hand Out dan Media ICT Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka permasalahan dalam penulisan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

2. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru jika diberi penjelasan. 3. Minimnya penggunaan media dalam proses belajar mengajar.

4. Metode pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dibelajarkan menggunakan media hand out dan siswa yang dibelajarkan menggunakan media ICT pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

(26)

8

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media hand out dan siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT?

2. Apakah rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT lebih tinggi dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media hand out?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media hand out dengan siswa yang pembelajarannya

menggunakan media ICT.

2. Mengetahui rata-rata hasil belajar IPS terpadu yang pembelajarannya

menggunakan media ICT lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya

menggunakan media hand out.

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis

(27)

9

2. Secara praktis

a. Bagi guru mata pelajaran memperoleh inovasi dalam menggunakan media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses mengajar.

b. Bagi siswa jadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

c. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat guna memperbaiki mutu pembelajaran.

d. Bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan dapat memberi rujukan guna memperbaiki kualitas pendidikan secara umum.

e. Bagi peneliti sebagai bentuk praktek dan pengabdian terhadap ilmu yang telah diperoleh sarta syarat menyelesaikan studi di Universitas Lampung.

G. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian adalah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dibelajarkan menggunakan media hand out dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan media ICT.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan pustaka

1. Hasil Belajar

Tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan cerminan akhir dari proses belajar. Proses belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Sardiman (2007: 2) “Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti”. Menurut Arsyad (2011: 1) “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang melalui interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.”

(29)

11

Menurut Slameto (2003: 53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

1. Faktor intern meliputi :

a. Faktor Jasmaniah, yang terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh b. Faktor-faktor Psikologis, yang terdiri dari: intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c. Faktor kelelahan

2. Faktor ekstern meliputi :

a. Faktor keluargayang terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan

b. Faktor sekolah yang terdiri dari: metode mengajar, kurikulum,

3.) Relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

c. Faktor Masyarakat yang terdiri dari: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai tingkat mana hasil belajar yang telah tercapai.

(30)

12

Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.(Dimyati dan Mudjiono,2006: 3)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sitem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. (Jihad dan Haris,2009: 14).

Selanjutnya Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu :

a. Pengetahuan tentang fakta b. Pengetahuan tentang prosedural c. Pengetahuan tentang konsep d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu :

a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. Keterampilan bereaksi atau sikap

d. Keterampilan berinteraksi (Jihad dan Haris,2009: 15)

(31)

13

tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009: 14).

Usman menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yamg direncanakan sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Domain kognitif terdiri dari: pengetahuan, pemahaman , aplikasi, analisa, sintesa, evaluasi.

2. Domain Kemampuan sikap terdiri dari: menerima atau memperhatikan, merespon, penghargaan, mengorganisasikan, mempribadi atau mewatak. 3. Ranah Kognitif terdiri dari: menirukan, manipulasi, keseksamaan,

artikulasi, naturalisasi

(Asep Jihad dan Abdul Haris,2009: 15)

Menurut Oemar Hamalik (2008: 30)hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan-perubahan di setiap aspek : pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti serta sikap. Berdasarkan beberapa definisi tersebut simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik.

3. Media

(32)

14

tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber ke penerima.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi, sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Menurut Gagne dalam Sadiman,dkk (2007: 6) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Briggs dalam Uno (2007: 116) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat

menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut terdapat kesamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian, minat dan perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi.

(33)

15

dapat berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu golongan media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan.

Media memiliki kontribusi yang besar dalam proses belajar untuk meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu guru sebagai pengajar dalam menyampaikan materinya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku basi segala jenis media, baik media yang canggih ataupun media yang sederhana.

Menurut Kemp dalam Uno (2007: 116) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

1. Penyajian media ajar menjadi lebih standar. 2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 3. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. 5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.

6. Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan.

7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan peroses belajarmenjadi lebih kuat/ baik.

8. Memberikan nilai positif bagi pengajar.

Sedangka menurut Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2011: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehigga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

(34)

16

Berdasarkan uraian dan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media dalam proses belajar antara lain: 1. Media dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuaidengan kemampuan dan minatnya.

3. Media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Media dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

1.1 Media Hand Out

Hand out berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran. Hand out termasuk media cetakan yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. (Sumber:http://chai-chairil.blogspot.com/ )

(35)

17

membantu dan memudahkan siswa untuk lebih memahami suatu konsep pelajaran, sehingga dari kemudahan-kemudahan itu diharapkan hasil belajar yang diperoleh dapat lebih baik. Oleh karena itu media hand out merupakan salah satu alat atau media pengajaran yanng efektif agar tercapai hasil belajar yang lebih baik.

Bentuk hand out dapat bervasiasi. Menurut Nurtain bentuk hand out ada 3 yaitu: 1. Bentuk catatan

Handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang suatu topik yang akan dibahas.

2. Bentuk diagram

Handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis secara lengkap maupun yang belum lengkap.

3. Bentuk catatan dan diagram

Handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua. Penyusunan hand out harus singkat dan jelas. Menurut Aziz, persyaratan suatu hand out yaitu :

1. Hand out memuat kerangka materi yang mungkin berisikan pernyataan, definisi, konsep, rumus, dan sejenisnya.

2. Disajikan dalam bentuk pernyataan, daftar, dan diagram.

3. Penyajian informasi hendaknya diringkas, padat, dan mudah dipahami siswa.

Menurut Davies kegunaan hand out dapat membantu siswa untuk :

1. Memperoleh informasi tambahan yang belum tentu mudah diperoleh secara cepat dari tempat lain.

2. Memberikan rincian prosedur atau teknik pelaksanaan yang terlalu kompleks bila menggunakan media audiovisual.

3. Materi yang terlalu panjang/kompleks yang telah diringkas dalam bentuk catatan yang mudah dipahami.

Keuntungan penggunaan media hand out menurut Davies adalah sebagai berikut:

1. Dapat menghemat waktu

2. Dapat menggantikan catatan siswa

3. Memelihara kekonsistenan penyampaian materi dikelas oleh guru 4. Siswa dapat mengikuti struktur pelajaran dengan baik

(36)

18

Menurut pendapat penulis, keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media hand out dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah dapat

merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta memelihara kekonsistenan

penyampaian materi pelajaran dikelas oleh guru sesuai dengan perancangan pengajaran.

Menurut Sadiman A. M dalam Titik Puji Rahayu (2004:10) hand out sebagai media pengajaran merupakan alat bantu mengajar guru yang mempunyai tujuan antara lain:

1. Menghemat waktu belajar 2. Memudahkan pemahaman 3. Meningkatkan aktivitas siswa 4. Mempertinggi daya ingat siswa

Berdasarkan tujuan dan uraian diatas hand out dirancang sedemikian rupa, sehingga mempermudah proses belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

1.2 Media ICT

ICT (Informatica, Communication, and Technology) sering di sebut TIK dalam bahasa Indonesia ( teknologi, informasi, dan komunikasi) merupakan suatu perangkat media berbasis teknologi maju yang dipergunakan dalam berbagai bidang salah satunya bidang pendidikan untuk mengefisiensikan pembelajaran agar lebih maksimal.

(37)

19

1. Teknologi komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor (pengolah data), media penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD, flash disk, memori, kartu memori, dll.), alat perekam (CD Writer, DVD Writer), alat input (keyboard, mouse, scanner, kamera, dll.), dan alat output (layar monitor, printer, proyektor LCD, speaker, dll.).

2. Teknologi multimedia, seperti kamera digital, kamera video, player suara, player video, dll.

3. Teknologi telekomunikasi, seperti telepon, telepon seluler, faksimail. 4. Teknologi jaringan komputer, baik perangkat keras (LAN, Internet, WiFI,

dll.), maupun perangkat lunak pendukungnya (aplikasi jaringan) seperti Web, e-mail, HTML, Java, PHP, aplikasi basis data, dll.

(Sumber: http// Sahid. Wotdpress.com /Pengembangan ICT)

Di kalangan umum, istilah ICT lebih merujuk pada teknologi komputer. Hal ini tidaklah mengherankan karena komputer pada saat ini selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat berfungsi untuk komunikasi melalui jaringan komputer (Internet) serta alat multimedia (hiburan). Hampir semua komponen ICT sekarang ini dapat dipakai secara bersama-sama dengan komputer. Jadi, untuk saat ini istilah ICT dan komputer hampir dapat disama artikan jika ditinjau dari fungsinya.

Menurut Elang Krisnadi (2009 )berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan ICT. Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, ICT juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran yang dipercaya dapat :

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran 3. Mengurangi biaya pendidikan

4. Menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT, dan

(38)

20

Strategi pemanfaatan ICT di dalam pembelajaran mencakup: 1. ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran 2. ICT sebagai sarana/tempat belajar

3. ICT sebagai sumber belajar

4. ICT sebagai sarana peningkatan profesionalisme. (Sumber: http// Sahid. Wotdpress.com /Pengembangan ICT)

Menurut Arifin & Setiawan (2012: 88) mengemukakan bahwa ICT adalah suatu perangkat yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan, ICT merupakan teknologi digital atau analog apa pun yang memungkinkan pengguna menciptakan,

menyimpan, dan menampilkan informasi serta mengkomunikasikan dalam jarak tertentu, yaitu laptop, komputer, radio, DVD, CD. Perkembangan media ICT semakin hari semakin berkembeng seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia. Bahkan, media ICT semakin merambah di dunia pendidikan sebagai alat pembelajaran yang mengemas kegiatan belajar lebih menarik. Penggunaan media ICT dalam proses pembelajaran, misalnya

komputer (PC)/ laptop, internet, video, LCD Projector memiliki tujuan agar guru dapat mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media ICT dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.

(39)

21

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku, dan kaset.”

Beberapa pandangan tersebut dapat mengatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat mengingatnya dalam jangka waktu yang lama di bandingkan dengan penyampaian melalui cara tampak muka dan ceramah tanpa alat

bantuan.pada pendidikan berbasis ICT , menekankan pendidikan berpusat pada peserta didik dan penguasaan ICT.

Menurut munir dalam arifin dan setiawan (2012: 42) mengatakan bahwa “ ICT akan menghilangkan batasan-batasan jarak, ruang dan waktu yang membatasi dunia pendidikan, seperti:

a. Pembelajar dapat dengan mudah mengakses proses pembelajaran dimanapun dia berada.

b. Pembelajar dapat dengan mudah belajar dari para ahli/ pakar, atau narasumber lainnya dibidang yang diminatinya.

Pemilihan media ICT sebagai media pembelajaran tidak mudah, dalam

menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak

menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah komputer dan LCD Proyektor.

(40)

22

2.2.1 Komputer sebagai media pembelajaran

Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran dan pembantu tambahan dalam belajar. Pemanfaatan komputer meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai

Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi bukanlah penyampai utama materi pelajaran.

Menurut Arsyad (2011: 96) mengemukakan bahwa “Komputer adalah mesin

yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit”. Aplikasi komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan

berlangsungnya proses belajar secara individual.

Kelebihan Komputer

Menurut Arsyad (2011: 54-55) komputer memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima

pelajaran, karena ia dapat memberikam iklim yang lebih bersifat afektif dangan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.

2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboraturium atau simulasi karena tersedianya animasi grafis, warna, dan musik yang dapat menambah realisme. 3. Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar dapat

disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran memberi kesempatan lebih baik untuk

pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau

(41)

23

Kekurangan Komputer

Menurut Arsyad (2011: 55) komputer memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin

menurun, pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal. 2. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus tentang komputer.

3. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya.

4. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa.

5. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok besar diperlukan tambahan peralatan yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar yang lebih lebar.

2.2.2 LCD Proyektor

Sebuah proyektor LCD adalah jenis proyektor video untuk menampilkan video, gambar atau data komputer di layar atau permukaan datar lainnya. LCD

Proyektor setara modern dari proyektor slide atau proyektor overhead . Untuk menampilkan gambar, LCD ( liquid-crystal display ) proyektor biasanya

mengirim cahaya dari lampu halida logam melalui prisma atau serangkaian filter dichroic yang memisahkan cahaya untuk tiga polysilicon panel masing-masing untuk komponen merah, hijau dan biru video sinyal. Sebagai cahaya

terpolarisasi melewati panel (kombinasi polarizer, panel LCD dan analyzer), piksel individu dapat dibuka untuk memungkinkan cahaya untuk lulus atau tertutup untuk memblokir cahaya. Kombinasi piksel terbuka dan tertutup dapat menghasilkan berbagai macam warna dan nuansa pada gambar yang

diproyeksikan.

(sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/LCD_projector)

(42)

24

seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. Namun kelemahan dari media ini adalah harus didukung oleh peralatan memadai seperti LCD projektor dan adanya aliran listrik.

Keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran diantaranya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga penggunaan media komputer dalam bentuk

multimedia dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar,menghemat waktu dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

(Sumber: http// Sahid. Wotdpress.com /Pengembangan ICT)

B.Penelitian yang Relevan Tabel 3. Penelitian yang relevan Tahun Out Sebagai Bekal Awal Mengajar Dalam

(43)
(44)

26

Tabel 3 (Lanjutan)

1 2 3 4 5

2009 Tri Hayati

Pengaruh Media ICT & persepsi siswa tentang

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Uma Sekaran dalam Sugiono 2012: 91)

(45)

27

Sedangkan aktivitas yang dilakukan diluar kelas dapat berupa kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Namun pada kenyataannya, hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 71. Hal ini di duga karena kurang efektifnya

penggunaan media pembelajaran. Siswa akan belajar lebih banyak jika materi pelajaran yang disajikan tidak hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Menurut Baugh dalam Arsyad (2011: 10) kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya.

Sementara itu menurut Dale dalam Arsyad (2011: 10) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandangan berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan peneliti diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengajar di SMP Negeri 9 Metro belum begitu optimal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa

(46)

28

menggunakan media belajar berkisar 25% guru yang menggunakan media belajar yang inovatif seperti media ICT dan media hand out.

Media pembelajaran adalah sebuah alat yangberfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Supriatna 2009: 3). Keberhasilan siswa dalam belajar

ditentukan banyak faktor, diantaranya penggunaan media pembelajaran yang tepat. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan media pembelajaran dalam proses belajar. Untuk itu diperlukan media pembelajaran yang inovatif dan mampu

meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa. Namun pada kenyataannya, penggunaan media pembelajaran masih kurang inovatif sehingga siswa hanya bersifat pasif dan mudah merasa jenuh saat proses pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki banyak jenis diantaranya media hand out dan media ICT. Kedua media tersebut memiliki perbedaan dalam penyampaiannya namun kedua media tersebut memiliki persamaannya yaitu untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media di dalam kelas dapat menjadikan proses belajar lebih menarik, intraktif dan dapat meningkatkan hasil belajar (Arsyad 2011: 21).

(47)

29

selembaran kepada siswa yang berisikan rangkuman materi yang akan

disampaikan. Melalui hand out tersebut siswa akan mudah mamahami materi yang akan disampaikan oleh guru.

Media ICT adalah suatu perangkat yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi (Arifin & Setiawan 2012: 88). Penggunaan media ICT pada saat pembelajaran adalah dengan menggunakan power point atau flas player yang di proyeksikan melalui LCD sehingga siswa dapat denngan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penelitian ini akan meneliti mengenai perbandingan hasil belajar IPS Terpadu iswa yang menggunakan media hand out dan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang menggunakan media ICT.

Berdasakan uraian tersebut, hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Gambar 1: Paradigma Studi Perbandingan antara Penggunaan Media Hand Out dan Penggunaan Media ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 Metro

Perencanaan pembelajaran Proses Pembelajaran

Hasil belajar IPS Terpadu (Pre Test) /Y Hasil belajar IPS Terpadu (Pre test /Y)

Media pembelajaran ICT / X1 Media pembelajaran Hand Out / X2

Hasil belajar IPS Terpadu (Post Test)/ Y Hasil belajar IPS Terpadu (Posttest / Y)

(48)

30

Berdasarka gambar tersebut diatas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Variabel yang diteliti adalah variabel terikat dan variabel bebas dalam hal ini

variabel terikatnya adalah media ICT dan media hand out. Variabel bebas dalam hal ini adalah hasil belajar IPS Terpadu.

2. Setelah variabel ditentukan maka langkah berikutnya adalah melakukan tes yaitu pre test dan post test untuk mendapatkan hasil belajar IPS Terpadu. Hasil penelitian yang relevan adalah suatu penunjang untuk mendukung suatu hasil penelitian yang peneliti telah teliti.

3. Deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu pengertian media ICT, media hand out dan hasil belajar IPS Terpadu atau deskripsi dari variabel X1, X2 dan Y.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dillihat pada nilai setiap mengikuti tes. Pre test ini mencerminkan kemampuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan oleh guru, sedangkan post test menggambarkan hasil akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

(49)

31

Media ICT merupakan salah satu media pembelajran yang menggunakan power point atau flas player saat proses pembelajaran. Penggunaan media ini berguna untuk memepermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

4. Sintesa atau kesimpulan adalah kesimpulan dari semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel lainnya akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Untuk memperjelas factor-faktor yang diteliti, factor tersebut diberikan dalam bentuk variabel atau peubah. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerepan media pembelajaran hand out dan media pembelajaran ICT. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS terpadu siswa melalui penerapan media pembelajaran hand out dan media pembelajaran ICT.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2: Kerangka pikir Studi Perbandingan antara Penggunaan Media Hand Out dan Penggunaan Media ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII di SMP Negeri 9 Metro.

Medi hand out (kelas kontrol)

Media ICT

(kelas eksperimen)

Hasil belajar IPS Terpadu (pre test dan post test) Hasil belajar IPS Terpadu

(pre test dan post test) R 1

R 2

(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen semu quasi eksperimental design. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian Komparatif adalah penelitian yang diakukan untuk membandingkan nilai satu variable dengan variable lainnya dalam waktu yang berbeda. Menurut (Sugiyono, 2012:107). Metode ini sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui perbedaan satu

variabel, yaitu hasil belajar IPS Terpadu siswa menggunakan media yang berbeda.

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimental semu quasi eksperimental design. Penelitian quasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian

ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek

yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2009: 16).

1. Desain Eksperimen

Penelitian bersifat quasi eksperimen dengan pola non-equifalent control group

design. Kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas I (kelas VII A)

menggunakan media ICT dan kelas II (kelas VII B) menggunakan media Hand

(51)

34

Desain penelitian digambarkan sebagai berikut:

� :� � �

� :� � �

Keterangan:

R1, R2 = kelas eksperimen dan kontrol O1, O3 = pre test

O2, O4 = post test

A1, A2 = pelaksanaan media pembelajaran Sumber: (Sugiono 2012: 116)

2. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: a. Pra Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah: 1) Membuat izin penelitian ke sekolah

2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakan penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4) Membuat media pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan. 5) Membuat perangkat pembelajaran terdiri dari Lembar Kerja Siswa (LKS)

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

6) Membuat instrumen evaluasi yaitu soal postes berupa soal pilihan ganda. b. Pelaksanaan Penelitian

(52)

35

1. Kelas Kontrol a. Pendahuluan

1) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.

2) Guru memberikan motivasi kepada siswa

3) Guru menggalai pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan.

2) Guru membagikan selembaran kertas yang berisi ringkasan materi sebagai media pembelajaran.

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan lalu mengumpulkannya.

4) Guru membahas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa dan membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

menganai materi yang belum jelas.

c. Penutup

Guru mengadakan tes akhir (posttest) sebanyak 20 soal pilihan ganda mengenai materi yang telah dipelajari.

(53)

36

1) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.

2) Guru memberikan motivasi kepada siswa

3) Guru menggalai pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan.

2) Guru menggunakan power point untuk menjelaskan materi sebagai media pembelajaran.

3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan lalu mengumpulkannya.

4) Guru membahas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa dan membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. 5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

menganai materi yang belum jelas. c. Penutup

Guru mengadakan tes akhir (posttest) sebanyak 20 soal pilihan ganda mengenai materi yang telah dipelajari.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2012: 117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

(54)

37

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Semester 2 SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 193 siswa.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling, yaitu cara atau teknik penganbilan sampel secara random dalam bentuk kelompok bukan individu (Sudjarwo 2009: 273). Atau dengan kata lain sampel acak sederhana dimana setiap unit terdiri dari populasi sebanyak 6 kelas diambil 2 kelas dengan teknik cluster random sampling.

Dari hasil teknik ini diperoleh kelas VII Adan kelas VII B sebagai sampel, kemudian kelas VII A dan kelas VII B diundi untuk menentukan kelas yang menggunakan media pembelajaran Hand Out dan yang menggunakan media pembelajaran ICT. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII A dan VII B yang berjumlah 64 siswa. Untuk kelas VII A menggunakan media ICT dan kelas VII B menggunakan media Hand Out.

C. Variabel Penelitian

(55)

38

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varibel dependen/terikat (Sugiono 2012: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan media ICT dan kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan media hand out.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono 2012: 61). Variabel terikat dalm penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu, yang instrumen pengukurannya adalah berupa soal tes.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional merupakan suatu konsep sehngga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Sudjarwo 2009: 174).

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel

(56)

39

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, digunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2012: 203), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung tentang kegiatan proses belajar mengajar di SMP Negeri 9 Metro.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data mengenai hal-hal atau berupa variabel yang berisi catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen lengger dan agenda (Sudjarwo 2009: 161). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersifat sekunder mengenai jumlah siswa dan keadaan umum SMP Negeri 9 Metro.

3. Tes

Dalam penelitian ini teknik yang dipakai sebagai instrumen pengumpulan data adalah tes. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu pada semester genap. Data ini diperoleh dari proses belajar mengajar.

Penelitian ini menggunakan pre test dan post test. Tujuan pre test adalah untuk

mengetahui kondisi awal subjek penelitian, dan tujuan post test adalah untuk

mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pembelajaran

(57)

40

yang masing-masing berjumlah 20 butir soal yang terdiri dari 4 pilihan jawaban

yaitu A, B, C, D. Jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji validitas

Validitas adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak di ukur (Sukardi 2003: 122). Validitas tes adalah suatu alat ikur untuk mengukur soal-soal atau tiap butir soal, apakah soal tersebut sudah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mengukur validitas digunakan rumus koefisien korelasi biseral, sebagai berikut:

� ��

=

MpS− Mt

t

p q

Keterangan:

�� = koefisien korelasi biseral

Mp = rerata skor subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar p = banyaknya siswa yang menjawab benar

jumlah seluruh siswa

(58)

41

Kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.

(Suharsimi Arikunto, 2008 : 79).

Hasil perhitungan uji validitas terdapat pada lampiran 18.dalam perhitungan uji validitas tes hasil belajar dari 20 item soal terdapat 2 item yang tidak valid yaitu item soal nomor 1 dan 4. Kedua item yang tidak valid tersebut dibuang/ di drop. Sehingga item soal genap menjadi 18 soal.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Suatu instrument dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak di ukur (Sukardi 2003: 126).

Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus KR-21yaitu:

r 11 =

−1 1−

� ( −�)

2

keterangan:

r 11 = realibilitas tes secara keseluruhan M = mean atau rerata skor total

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar varians)

(59)

42

Tabel 5. Kategori besarnya Reliabilitas Nilai r 11 Keterangan 0,00 sampai 0,20 (Suharsimi Arikunto, 2008 : 92-95).

Hasil perhitungan uji relaibilitas soal tes hasil belajar kemampuan awal IPS Terpadu adalah sebesar 0, 740 berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat realibilitas tinggi. Perhitungan uji realibilitas terdapat pada lampiran 19.

3. Taraf Kesukaran

Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus: P = B

JS

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurt Suharsimi Arikunto (2008: 210) klasifikasi taraf kesukaran: Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah

(60)

43

Serta terdapat 1 item soal tergolong sukar yaitu item soal nomor 9. Hasil perhitungan tingkat kesukaran terdapat dalam lampiran 20

4. Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Daya beda soal dapat dicari dengan menggunakan rumus: D = BA

JA − BB

JB

= PA −PB

Keterangan: D = daya beda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi indeks daya beda menurut Suharsimi Arikunto (2008: 218) adalah

D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,20 – 0,40 : Cukup D = 0,40 – 0,70 : Baik D = 0,70 – 1,00 : Baik sekali

D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

(61)

44

yaitu item soal nomor 14, 16 dan 18. Terdapat 14 item soal yang tergolong baik yaitu item soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 19 dan 20. Terdapat 1 tem soal yang tergolong baik sekali yaitu item soal nomor 17. Hasil perhitungan daya beda terdapat pada lampiran 22.

G. Teknik analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors berdasarkan sampel yang akan di uji hipotesisnya. Apakah sampel berdistribusi normal atau tidak.

Menggunakan rumus: Lo = F (Zi) – S (Zi) Keterangan:

Lo = harga mutlak terbesar F (Zi) = peluang angka baku S (Zi) = proporsi angka baku

Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung <Ltabel , dengan taraf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya (Sudjana 2008: 466-467).

2. Uji Homogenitas

Untuk menentukan rumus t-tes yang akan digunakan untuk menguji hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sample homogen atau tidak. Pengujian homogennitas varians digunakan uji F dengan rumus senagai berikut: F = Varians Besar

(62)

45

Berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung

F

tabel, maka data sampel homogen dan apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka data sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n-1 (Sugiono 2012: 276)

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen terdapat beberapa rumus-rumus t-tes yang dapat digunakan, yaitu:

1. Bila jumlah anggota sampel 1= 2 dan varians homogen (�11 = �22) maka dapat digunakan t-tes baik separated maupun polled varians. Untuk melihat harga

T

tabel

digunakan dk =

1+ 2 -2.

2. Bila 1 2, varians homogen (�11 = �22) dapat digunakan rumus t-tes dengan polled varians. Derajat kebebasan dk = 1+ 2 -2.

3. Bila 1= 2, varians tidak homogen (�11 ≠�22), dapat digunakan rumus separated maupun polled varians dengan dk = 1– 1atau 2 – 1, jadi dk bukan 1+ 2 -2.

4. Bila 1 2, dan varians tidak homogen (�11 ≠�22), untuk itu digunakan t-tes dengan separated varians. Harga t sebagai pengganti

T

tabel

dihitung

dari selisih harga

T

tabel

dengan dk (

1 – 1) dan dk ( 2 – 1) dibagi 2 dan kemudian ditambahkan harga t terkecil.

Rumus-rumus t tes � = � 1− � 2

�12

1 −

�22 2

(63)

46

� = � 1− � 2

( 1– 1)�12+ ( 2– 1) �22

1 + 2 −2

1

1+

1 2

(Polled varians)

(Sugiono, 2012: 272-273)

Keterangan:

� 1 = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen � 2 = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen �12 = varians data kelompok 1

�22 = varians data kelompok 2

Adapun kriteria pengujian adalah:

� diterima apabila thitung <

t

tabel

dan

�1 ditolak apabila thitung >

t

tabel

.

(64)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya

menggunakan media ICT dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media hand out. Hal ini terlihat dari hasil thitung (2,019) > ttabel (1,999) dan perbedaan rata-rata hasil belajar (mean difference) sebesar 6,312 dengan kriteria pengujian hipotesis tolak Ho jika thitung > ttabel. Maka, Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran ICT dan kelas pembanding yang menggunakan media pembelajaran hand out.

2. Media ICT lebih baik dalam meningkatkan rata-rata (mean) hasil belajar IPS Terpadu dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media hand out. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar

Gambar

Tabel 1. Hasil Mid SemesterGanjil Kelas VII SMP N 9 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 3 (Lanjutan)
Tabel 3 (Lanjutan)
Tabel 3 (Lanjutan)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian-uraian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam penulisan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni dengan diterapkannya

Sebab apabila Hakim tidak mempertimbangkan Hasil Penelitian Kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan maka dapat mengakibatkan putusan yang diberikan oleh

Based on the previous background of study, the writer aim at analyzing the problem “What is superstition s is reflected in Mark Twain‟s The A dventures of Huckleberry

Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. Jumlah sampel yang

Maka kursus Budaya dan Masyarakat di Sabah amat perlu kepada semua pelajar FKSW supaya mereka mempelajari dan memahami peranan budaya pelbagai etnik dalam

Peranan PT Persero Asuransi Jasa Raharja Surakarta dalam memberikan santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan. Bentuk pemberian santunan dari dana kecelakaan lalu lintas

[r]

Perlakuan pada suhu diduga telah menekan metabolisme parasit dan bertambahnya waktu pemeliharaan di luar tubuh inang juga telah memaksa parasit untuk menggunakan cadangan