• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi dan Kondisi Terumbu Karang di Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit Kec. Bakauheni, Lampung Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inventarisasi dan Kondisi Terumbu Karang di Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit Kec. Bakauheni, Lampung Selatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Inventarisasi dan Kondisi Terumbu Karang di Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit Kec. Bakauheni, Lampung Selatan

Oleh : ANGGI ALDILLA

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem sangat khas yang terdapat di perairan tropis dan merupakan simbiosis mutualisme antara organisme laut khusus (ordoScleractiniadan Madreporia) dan alga penghasil kapur(Zooxanthellae)yang membentuk suatu ekosistem di dasar laut. Beberapa fungsi penting terumbu

karang seperti, secara Biologi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pembesaran (nursery ground), dan tempat mencari makan (feeding ground). Sedangkan secara

Ekologis terumbu karang berfungsi sebagai penyeimbang suatu ekosistem/lingkungan. Pelabuhan Bakauheni terletak di ujung selatan PulauSumatera. Dengan adanya

pelabuhan tersebut secara otomatis aktivitas daratan

dan lautan meningkat. Banyak aktivitas di sekitar pelabuhan seperti pembangunan dermaga, pelayanan penyeberangan, aktivitas daratan, dan aktivitas nelayan akan

berpengaruh terhadap kondisi perairan di sekitar pelabuhan dan beberapa pulau di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase tutupan dan keanekaragaman jenis terumbu karang di perairan Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit kec. Bakauheni, Lampung Selatan.

Penelitian ini dilaksanakan bulan September sampai Oktober 2010. Metode yang digunakan adalahmanta towsebagai survey pendahuluan dan metodeline intercept transect(LIT) dalam pengambilan data. Pada masing-masing pulau diambil 2 titik sampling, pada kedalamn 5meterdengan panjang transek 50

meter. Titik Sampling I letaknya menghadap daratan sedangkan Titik Sampling II menghadap laut lepas.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 54 jenis terumbu karang dari 10 famili. Pada Pulau Rimaubalak Titik Sampling I di dominasi oleh kategoricoral foliose(CF) dengan persentase 19,4%, dan di Titik Sampling II di dominasi olehacropora branching(ACB) dengan persentase 34,8 %. Pada Pulau Kandangbalak Titik Sampling I dan II sama-sama di dominasi olehsoft coral(SC) dengan persentase 48,7% dan 48,3%. Sedangkan di Pulau Prajurit Titik Sampling I di dominasi oleh kategorisoft coral(SC) dengan

persentase 10,2% dan di Titik Sampling II di dominasi oleh kategori CF sebesar 18,7%. Dilihat dari kondisi tutupan karang hidup, maka kondisi terumbu karang di Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit (Titik Sampling II) dalam keadaan cukup baik, sedangkan di Pulau Prajurit (Titik Sampling I) dalam kondisi rusak berat.

(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

1. Ditemukan 54 spesies terumbu karang yang terdiri dari : 22 famili Acroporidae, 2 famili Agariciidae, 10 famili Faviidae, 2 famili Merulinidae, 3 famili Oculinidae, 7 famili Pocilloporidae, 3 famili Poritidae, 3 famili Siderastreiidae, 1 famili Fungidae, dan 1 famili Mussidae.

2. Kondisi terumbu karang di Pulau Prajurit (titik sampling II), Kandangbalak, dan Rimaubalak (titik sampling I dan II) cukup baik, dengan persentase tutupan terumbu karang masing-masing sebesar Pulau Prajurit (titik sampling II) 49,1%, Kandangbalak (titik sampling I 37,3% dan titik sampling II 35%), Rimaubalak (titik sampling I 59,5% dan titik sampling II 63,3%), sedangkan pada Pulau Prajurit (titik sampling I) kondisi terumbu karang rusak dengan persentase karang mati sebesar

49,3%.

(3)

4. P. Rimaubalak (Titik sampling I didominasi oleh CF dan Titik sampling II didominasi oleh ACB), P. Kandangbalak (Titik sampling I dan II didominasi oleh SC), P. Prajurit (Titik sampling I didominsi oleh SC dan Titik sampling II didominasi oleh CF).

B. Saran

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada garis lintang 6o

LU - 11o LS serta 95o BT - 141o BB, sehingga Indonesia dikenal dengan

julukan Zambrud Khatulistiwa. Secara geografis Indonesia memiliki iklim

tropis dan perairannya lumayan dangkal, sehingga menjadi tempat yang

optimal bagi ekosistem terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup.

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas di perairan tropis dan hasil dari simbiosis mutualisme antara biota laut khusus dari filum Cnedaria, kelas Anthazoa, ordo Madreporia dan Scleractinia dan alga penghasil kapur (Zooxanthellae) yang menjadi satu dan membentuk endapan kalsium karbonat (CaCO3) sehingga membentuk suatu ekosistem dalam perairan laut

(Nybakken, 1992).

Terumbu karang memiliki banyak sekali peranan penting diantaranya adalah sebagai pelindung pantai dari abrasi karena hamparan karang dapat meredam energi gelombang yang datang dari laut lepas, tempat pemijahan (spawning ground), pembesaran (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding

(5)

ekosistem/lingkungan karena terumbu karang merupakan suatu indikator pencemaran perairan. Sedangkan dari sisi sosial ekonomi sumber perikanan yang produktif dan objek wisata bahari, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa negara yang berasal dari perikanan dan pariwisata (Suharsono, 1998).

Pertumbuhan terumbu karang dan penyebarannya sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Kondisi ini pada kenyataanya tidak selalu tetap, tetapi seringkali berubah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan terumbu karang antara lain perairan yang jernih dengan suhu hangat, gerakan gelombang yang besar, memiliki pH dan salinitas yang sesuai serta sirkulasi yang lancar dan terhindar dari proses sedimentasi (Nybakken,

1988).

(6)

Pelabuhan Bakauheni terletak didaerah Lampung. Pelabuhan Bakauheni menghubungkan antara Pulau Sumatera dan Jawa melalui perhubungan laut. Sehingga banyak aktivitas daratan dan pelayaran yang menghasilkan limbah pencemaran yang masuk ke perairan. Pencemaran yang disebabkan oleh limbah akan mengancam kehidupan organisme perairan terutama terumbu karang yang berada di kepulauan Bakauheni antara lain pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit. Karena hal ini perlu adanya penelitian tentang kondisi terumbu karang didaerah tersebut.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase tutupan dan keanekaragaman jenis terumbu karang di Pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit Kec. Bakauheni, Lampung Selatan.

C. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan informasi ilmiah bagi masyarakat tentang kondisi terumbu karang berdasarkan persentase tutupan dan keanekaragaman jenis di kepulauan Bakauheni, Lampung Selatan. Serta sebagai data awal yang bisa menjadi pertimbangan dalam pembangunan jembatan Selat Sunda.

(7)

Terumbu karang merupakan biota laut khusus yang mampu bertahan pada kondisi perairan dengan salinitas yang tinggi, selain itu terumbu karang juga merupakan sumber daya kelautan yang berfungsi sebagai tumpuan hidup masyarakat saat ini dan akan datang. Ekosistem terumbu karang memegang peranan penting dalam ekosistem perairan. Ekosistem akan terganggu jika terumbu karang mengalami kerusakan.

Pelabuhan Bakauheni merupakan pelabuhan yang terletak di daerah paling ujung Provinsi Lampung. Selain terdapat sebuah pelabuhan di daerah ini juga terdapat beberapa pulau yang memiliki peranan sangat penting sebagai mata pencaharian nelayan. Dengan adanya pelabuhan tersebut secara otomatis aktivitas daratan dan lautan meningkat. Meningkatnya aktivitas daratan dan lautan dapat menyebabkan ekosistem terumbu karang mengalami ketidakseimbangan di beberapa pulau seperti Pulau Rimaubalak, Pulau Kandangbalak, dan Pulau Prajurit.

Banyak sekali aktivitas yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang dilihat dari letak wilayah dan aktivitas pelabuhan Bakauheni itu sendiri. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang di pulau Rimaubalak, Kandangbalak, dan Prajurit antara lain

:

(8)

menyebabkan penetrasi cahaya kurang sehingga proses fotosintesis juga terhambat.

2. Pembangunan dermaga akan menyebabkan semakin banyaknya sedimen yang masuk ke perairan.

3. Aktivitas nelayan yang mencari ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan (menggunakan potas dan bom), jangkar kapal, dan bersandarnya kapal nelayan yang tidak pada tempatnya.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Zamani dan Madduppa (2012), kriteria untuk kesehatan terumbu karang yang masuk pada kategori pulau- pulau kecil memiliki tutupan karang hidup berkisar 75% sampai 100%

Kondisi terumbu karang di Teluk Hurun dalam kategori sangat baik, dengan persentase tutupan terumbu karang antara 83%-97%, sedangkan pada Pulau Tegal dalam kategori buruk dan

dengan penelitian Aktani (2003) di daerah Kepulauan Seribu yaitu Pulau KA Bira, Pulau Melinjo dan Pulau KA Genteng menemukan karang Acropora branching memiliki

dengan penelitian Aktani (2003) di daerah Kepulauan Seribu yaitu Pulau KA Bira, Pulau Melinjo dan Pulau KA Genteng menemukan karang Acropora branching memiliki

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa kondisi terumbu karang pada stasiun 1 telah mengalami kerusakan dan berada pada kategori sedang, dimana pada perairan yang

Tujuan penelitian melihat jenis dan kelimpahan bulu babi, persentase tutupan karang, dan hubungan antara kelimpahan bulu babi dengan persentase tutupan karang

Korelasi yang kecil antara tutupan karang dengan kelimpahan Serranidae terjadi karena pada saat pendataan di lapangan, famili ini dapat ditemukan di hampir semua

Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi terumbu karang perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung termasuk dalam kategori rendah dengan nilai persentase tutupan karang hidup 31,33% -