UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL
PULP
TERHADAP LABA PADA PT TOBA
PULP
LESTARI Tbk
SOSOR LADANG PORSEA
OLEH:
NAMA
: ESTA MINDO TAMBUN
NIM
: 050503120
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Pulp terhadap Laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea .”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah
dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan
skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 01 Maret 2010
Yang membuat pernyataan
Nama: Esta Mindo Tambun
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan hormat yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat dan kuasaNya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta, yaitu kedua
orangtua penulis B. Tambun dan R. Sitorus serta saudara-saudara penulis,
keluarga S. Tambun, keluarga R. Tambun, keluarga F. Tambun dan Daud
Tambun, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan, kalian adalah orang
yang menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan ini.
Skripsi ini berjudul Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Pulp terhadap Laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat,
nasehat dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si,
Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen
3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak. selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan
dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak
Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji II, atas segala saran dan
masukan yang telah diberikan.
5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku Dosen Wali yang telah
membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah mendidik penulis selama perkuliahan dan para pegawai Departemen
Akuntansi yang telah banyak membantu penulis.
7. Bapak Syaimin selaku manajer keuangan PT. Toba Pulp Lestari Tbk, bapak
Jonny M Marpaung, Bapak Palmer Tambun, Bapak Radinson Purba yang
telah banyak membantu penulis.
8. Kedua orang tua penulis, B. Tambun dan R. Sitorus, saudara penulis, Keluarga
S. Tambun, Keluarga R. Tambun, Keluarga F. Tambun dan Daud Tambun.
Terimakasih buat kasih sayang dan dukungannya selama ini.
9. Teman-teman di Departemen Akuntansi Angkatan 2005, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Serta sahabat-sahabatku Melva, Helena, Hesty, Novrida, Lyna, Lilis, dan Icha
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati kita semua.
Medan, 01 Maret 2010 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual pulp terhadap laba kotor sejak tahun 2005-2007 pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi dan harga jual sebagai variabel independen dan laba kotor sebagai variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea tahun 2005-2007 . Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Penelitian menganalisis hubungan antara biaya produksi, harga jual dan laba. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap laba kotor secara simultan, tetapi secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, sedangkan harga jual
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba kotor.
ABSTRACT
This study analyzed the influence cost of production and sale price to gross profit since 2005 up to 2007 PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variable that used in this research are cost of production and sale price as independent variable and gross profit as dependent variable.
This research is in Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. The data of this research is secunder data like financial statement PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. This research has analized the influence cost of production and sales price to gross profit PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions.
This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward gross profit in simultan, but in partial cost of production is not influence toward gross profit, whereas sale price have positive significant to the gross profit.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT...vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Penelitian ... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Biaya Produksi ... 7
a. Definisi dan Pengelompokan Biaya ... 7
b. Biaya Produksi ... 11
2. Harga Jual ... 15
3. Laporan Laba Rugi... 17
4. Hubungan Biaya Produksi, Harga Jual dan Laba...18
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 19
1. Kerangka Konseptual ... 19
2. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Definisi Operasional Variabel ... 24
F. Metode Analisis Data ... 24
G. Jadwal Penelitian ... 29
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 30
1. Gambaran Perusahaan ... 30
2. Proses dan Hasil Produksi Perusahaan ... 37
3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39
B. Hasil Analisis Data Penelitian ... 45
2. Pengujian Asumsi Klasik ... 47
3. Model dan Teknik Analisa Data ... 52
C. Pembahasan Hasil Analisis ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 60
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20
Halaman
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 48
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 49
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 1.1 Data Biaya Produksi dan Harga Jual tahun 2006 ... 3
Halaman Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
Tabel 4.1 Daftar Biaya Produksi PT Toba Pulp Lestari Tbk ... 42
Tabel 4.2 Daftar Harga Jual Pulp PT Toba Pulp Lestari Tbk... 44
Tabel 4.3 Daftar Laba Kotor PT Toba Pulp Lestari Tbk ... 45
Tabel 4.4 Descriptive Statistics ... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 47
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 52
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t ... 54
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F ... 55
Tabel 4.11 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Data Penelitian
Lampiran 2 Statistik Deskriptif
Lampiran 3 Uji Normalitas
Lampiran 4 Multikolinearitas
Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas
Lampiran 6 Uji Autokorelasi
Lampiran 7 Regression
Lampiran 8 Hasil Regresi Berganda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual pulp terhadap laba kotor sejak tahun 2005-2007 pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi dan harga jual sebagai variabel independen dan laba kotor sebagai variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea tahun 2005-2007 . Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Penelitian menganalisis hubungan antara biaya produksi, harga jual dan laba. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap laba kotor secara simultan, tetapi secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, sedangkan harga jual
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba kotor.
ABSTRACT
This study analyzed the influence cost of production and sale price to gross profit since 2005 up to 2007 PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variable that used in this research are cost of production and sale price as independent variable and gross profit as dependent variable.
This research is in Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. The data of this research is secunder data like financial statement PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. This research has analized the influence cost of production and sales price to gross profit PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions.
This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward gross profit in simultan, but in partial cost of production is not influence toward gross profit, whereas sale price have positive significant to the gross profit.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan industri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk. Biaya dalam
perusahaan industri dapat dibagi menjadi biaya produksi, biaya pemasaran
dan biaya administrasi dan umum.
Pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapat
laba yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka
pertumbuhan positif akan terjadi. Jika pertumbuhan positif terjadi maka
perusahaan akan mengalami perkembangan. Adanya laba yang maksimal
maka perusahaan memiliki dana untuk pengembangan aktivitas perusahaan
dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Namun
pada kenyataannya seringkali perusahaan mengalami penurunan laba bahkan
mengalami kerugian.
Salah satu unsur yang mempengaruhi laba perusahaan adalah biaya
produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan suatu
perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada
perusahaan industri terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah nilai uang
dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja
perusahaan industri biasanya terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Kemampuan perusahaan dalam menetapkan biaya produksi yang tepat
akan mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh. Biaya produksi memiliki
hubungan yang negatif dengan laba. Jika terjadi peningkatan biaya produksi
sementara hasil penjualan tetap maka laba turun dan sebaliknya apabila
terjadi penurunan biaya produksi sementara hasil penjualan tetap maka laba
naik.
Penentuan harga jual atau produk merupakan salah satu pengambilan
keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen, penentuan harga jual
produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan di bidang
pemasaran atau keuangan, melainkan merupakan kegiatan yang berkaitan
dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa,
selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau
jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian
sebelumnya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Novie Bertina KP (2006)
meneliti pengaruh biaya produksi dan harga CPO dan KPO terhadap laba
pada PTPN II (Persero), menyatakan bahwa biaya produksi dan harga jual
tidak berpengaruh signifikan terhadap laba.
Mutiara Sinambela (2007), meneliti pengaruh biaya produksi terhadap
harga jual dan laba pada PT Perkebunan Nusantara II, menyatakan bahwa
Vita Sajani Perangin-angin (2007), meneliti hubungan biaya produksi
terhadap penetapan harga jual pulp pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor
Ladang Porsea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang negatif di antara variabel tersebut.
PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea adalah perusahaan
industri yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil hutan yang
menghasilkan produk jadi bubur kertas (pulp) dengan bahan baku utama
kayu gelondongan eucalyptus (kayu balok). Sebagai perusahaan yang
berorientasi terhadap laba, PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea
menghadapi persaingan dengan perusahaan lain dan berusahan
mempertahankan volume penjualan produknya dipasaran. Volume penjualan
akan meningkat jika harga jual dapat bersaing dipasaran dan harga jual
produk tersebut dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam pembuatan produk tersebut.
Tabel 1.1
Data biaya produksi dan harga jual PT.Toba Pulp Lestari pada tahun 2006
Bulan Biaya Produksi
(dalam U$)
Harga Jual
(dalam U$)
Januari 5,076,219.72 6,530,595.30
Februari 5,251,737.92 6,756,400.80
Maret 4,580,004.00 5,892,210.00
April 5,965,917.10 7,675,197.75
Juni 7,723,675.96 9,936,567.90
Juli 5,708,328.34 7,343,807.85
Agustus 4,331,264.08 5,572,204.20
September 4,664,894.52 6,001,422.30
Oktober 6,414,096.26 8,251,783.65
November 8,245,076.84 10,607,354.10
Desember 7,680,695.88 9,881,273.70
Dari data tersebut terjadi kenaikan dan penurunan biaya produksi dan
harga jual pulp selama tahun 2006 sehingga perlu dianalisis pengaruh
kenaikan dan penurunan itu terhadap laba kotor yang diperoleh PT.Toba
Pulp Lestari,Tbk.
Dari uraian tersebut diatas dan hasil penelitian terdahulu yang
berbeda-beda, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut dengan
judul Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual terhadap Laba pada PT Toba
Pulp Lestari Sosor Ladang Porsea.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka perumusan masalah
yang diajukan adalah:
1. Apakah biaya produksi dan harga jual pulp berpengaruh terhadap laba
C. Batasan Penelitian
Batasan penelitan ini adalah:
1.Faktor yang mempengaruhi laba hanya dilihat dari biaya produksi dan
harga jual produk.
2.Periode penelitian mencakup 3 tahun yaitu tahun 2005-2007
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap laba pada PT
Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap laba pada PT Toba
Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea.
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual terhadap
laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi peneliti, untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan terutama mengenai biaya produksi, harga jual
dan laba.
2. Bagi perusahaan, untuk memberikan masukan dan sebagai dasar
3. Bagi pihak luar, sebagai bahan informasi tambahan dan referensi
bagi mahasiswa lainnya yang ingin membuat skripsi yang berkaitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Produksi
a. Definisi dan pengelompokan biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Seringkali istilah biaya digunakan sebagai
sinonim dari beban. Tetapi beban dapat didefinisikan sebagai aliran
keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan
dengan pendapatan untuk menentukan laba.
Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang
berarti atas data biaya. Menurut Usry (2006:40), klasifikasi yang
paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya
dengan berikut ini:
1) Produk
Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri dari
dua elemen yaitu:
a) Biaya Manufaktur
Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya
pabrik yang didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya:
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut
sebagai biaya utama. Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik,
keduanya disebut biaya konversi.
b) Beban Komersial
Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi besar yaitu
beban pemasaran dan beban administratif. Beban pemasaran mulai
dari titik di mana biaya manufaktur berakhir, yaitu ketika proses
manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual.
Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban penjualan dan
pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang terjadi
dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
2) Volume produksi
Berdasarkan volume produksi, biaya terdiri sebagai berikut:
a) Biaya Variabel
Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional
terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya
variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya
variabel adalah perlengkapan, biaya penerimaan, peralatan kecil
dan lain-lain.
b) Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang
adalah gaji eksekutif produksi, depresiasi, pajak properti dan
lain-lain.
c) Biaya Semivariabel
Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya
variabel yang disebut dengan biaya semivariabel. Misalnya, biaya
listrik biasanya adalah biaya semivariabel. Berikut ini adalah
contoh-contoh lain dari biaya overhead semivariabel yaitu inspeksi,
jasa departemen biaya, jasa departemen penggajian, jasa kantor
pabrik, asuransi kompensasi dan pajak penghasilan.
3) Departemen, proses, pusat biaya atau subsidi lain dari manufaktur
Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang
memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen,
proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga
berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan
mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab
untuk pengendalian biaya.
a) Biaya langsung departemen
Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat
ditelusuri ke suatu departemen di mana biaya tersebut berasal.
Contohnya gaji dari supervisor departemen.
b) Biaya tidak langsung departemen
Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang
manfaat dari biaya tersebut. Contohnya sewa gedung dan biaya
penyusutan gedung.
4) Periode akuntansi
Berdasarkan hubungannya dengan periode akuntansi maka
biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Pengeluaran Modal
Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan
manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva.
b) Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk
periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.
5) Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi
Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan
atau alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting
untuk mengidentifikasikan biaya. Untuk tujuan pengambilan
keputusan oleh manajemen data biaya dikelompokkan menjadi:
a) Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya yang mempengaruhi
pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus
diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan dapat berupa pilihan pemilihan dua alternative atau
b) Biaya Tidak Relevan
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu
diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan.
b.Biaya Produksi
Biaya produksi atau biaya pabrik adalah biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk
dijual. Biaya produksi dapat digolongkan menjadi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan adalah nilai uang dari penggunaan bahan yang
diolah menjadi produk selesai. Bahan baku adalah bahan yang
dapat diidentifikasi dengan produk yang dihasilkannya. Nilainya
relatif besar dan umumya sifat bahan baku masih melekat pada
produk yang dihasilkan. Biaya bahan baku adalah nilai uang dari
bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal,
impor atau pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan
harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya
pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara
langsung mengolah bahan baku menjadi proses produksi. Biaya
tenaga kerja adalah upah dari tenaga kerja yang mengerjakan
proses produksi. Tenaga kerja langsung dibebankan secara
langsung pada produk dan perubahannya dapat diukur dalam
hubungannya dengan jumlah yang diproduksi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua komponen produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang
terdiri dari biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak
langsung, biaya penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya asuransi
bangunan pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
pabrik dan biaya listrik pabrik. Biaya overhead pabrik dapat pula
didefinisikan sebagai seluruh biaya produksi yang tidak dapat
dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit produksi secara individual.
Jumlah overhead pabrik yang dibebankan diperoleh dari
perkalian suatu tarif dengan suatu ukuran aktivitas pabrik. Tarif
biaya overhead dapat didasarkan pada estimasi biaya yang akan
terjadi dan dapat pula atas dasar biaya yang sudah terjadi. Terlepas
sesungguhnya, penentuan jumlah overhead pabrik yang
dibebankan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendistribusian biaya overhead ke departemen-departemen
2. Pengalokasian dari departemen yang satu ke departemen yang
lain, misalnya dari departemen jasa ke departemen produksi.
3. Membagi biaya overhead ke departemen-departemen produksi
atas dasar ukuran aktivitas yang setepat mungkin.
c. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Untuk dapat menghasilkan suatu perhitungan harga pokok
produk diperlukan suatu proses pengumpulan dari biaya-biaya
yang terjadi atas suatu produk.
Adapun metode pengumpulan biaya produksi itu sendiri
ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk yang diproduksi.
“Pengolahan suatu produk bisa atas dasar pesanan dari langganan
atau atas dasar produksi massa yang dilakukan” (Abdul, 1999:20).
Oleh karena itulah metode pengumpulan biaya produksi terbagi
atas metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.
1. Perhitungan biaya atas dasar pesanan
Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok
pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan
pemesan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan
setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan
tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif
teliti dan adil.
c) Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung
pada saat pesanan yang bersangkutan selesai, dengan
menjumlahkan semua biaya yang dibebankan kepada
pesanan yang bersangkutan. Harga pokok pesanan untuk
pesanan tertentu dihitung dengan membagi jumlah total
harga pokok pesanan yang bersangkutan dengan jumlah
satuan produk pesanan yang bersangkutan.
d) Pesanan sudah selesai dimasukkan ke gudang produksi
selesai dan biasanya segera akan diserahkan kepada
pemesan sesuai dengan saat/tanggal pesanan harus
diserahkan.
2. Perhitungan biaya atas dasar proses
Karakteristik dari perhitungan biaya atas dasar proses adalah:
a) Laporan harga pokok produksi digunakan untuk
mengumpulkan, meringkas dan menghitung harga pokok
baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
pokok produk disusun setiap departemen di mana produk
diolah.
b) Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk
melalui rekening barang dalam proses yang
diselenggarakan untuk setiap elemen biaya.
c) Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu
atau periode tertentu.
d) Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan.
e) Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya
produk tertentu, maka elemen biaya produksi tertentu
dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang
bersangkutan.
f) Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui
elemen-elemen yang menikmati biaya yang dibebankan,
berapa biaya yang dinikmati produk selesai dari
departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke
gudang atau ke departemen berikutnya dan berapa harga
pokok produk dalam proses akhir.
2. Harga Jual
Penentuan harga jual atau produk merupakan salah satu
penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan
kebijaksanaan di bidang pemasaran atau keuangan, melainkan
merupakan kegiatan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan
perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume
penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan
mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.
Biaya merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Harga jual produk atau
jasa pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah
jumlah tertentu yang disebut dengan markup. Penentuan harga jual
produk atau jasa, pada umumnya menggunakan pendekatan cost plus.
Disamping itu, manajemen harus mempertimbangkan pula faktor-faktor
yang mempengaruhi penentuan harga yaitu harga jual produk saingan
dan kondisi perekonomian pada umumnya. Pengetahuan mengenai teori
ekonomi yang berkaitan dengan penentuan harga jual produk atau jasa
akan bermanfaat bagi akuntansi manajemen. Teori ini disebut teori
harga. Menurut teori tersebut, harga jual yang terbaik adalah dapat
memaksimumkan laba perusahaan. Maksimasi laba terjadi pada saat
perbedaan antara pendapatan total dengan biaya total dalam jumlah yang
paling besar.
Menurut Abdul dan Supomo (2001:98), ada tiga konsep yang dapat
digunakan untuk penentuan harga jual dengan pendekatan cost plus,
1. Konsep Biaya Total
Berdasarkan konsep biaya total ini, harga jual ditentukan dari:
Biaya total= biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan.
2. Konsep Biaya Produk
Berdasarkan konsep ini, harga jual ditentukan dari biaya produksi ditambah dengan markup. Pengertian markup menurut konsep ini adalah laba yang dikehendaki + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum.
3. Konsep Biaya Variabel
Menurut konsep ini, biaya variabel yang terdiri dari biaya produksi variabel + biaya pemasaran variabel + biaya administrasi dan umum variabel ditambah dengan markup. Pengertian markup dalam hal ini adalah laba yang dikehendaki ditambah semua biaya yang bersifat tetap.
3. Laporan Laba Rugi
Setiap perusahaan umumnya akan membuat laporan keuangan
pada setiap akhir periode aktivitasnya. Laporan keuangan merupakan
produk akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi dalam suatu
kesatuan usaha. Salah satu komponen laporan keuangan adalah laporan
laba rugi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, ”laporan laba rugi merupakan
laporan keuangan dasar atas ikhtisar pendapatan dan beban yang
merupakan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode akuntansi”.
Pada bagian bawah laporan laba rugi memperlihatkan laba atau rugi
perusahaan selama periode tersebut. Laba atau rugi tersebut akan
meningkatkan atau menurunkan ekuitas pemilik pada neraca.
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Laba adalah selisih bersih antara pendapatan dan pengeluaran.
4. Hubungan Biaya Produksi, Harga Jual dan Laba
Jumlah laba yang diperoleh merupakan indikator keberhasilan bagi
perusahaan yang orientasinya mencari laba.
Menurut Abdul (2005:50), ada tiga faktor yang mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan volume (penjualan dan produksi). Biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan,sedangkan besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut. Selanjutnya pada gilirannya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun Penelitian)
Judul Variabel Penelitian Pengaruh Biaya Produksi dan dan harga jual tidak
2 Nova Sibarani Biaya Kualitas Variabel jual dan biaya produksi Harga Jual Pulp pada PT TPL
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan teoritis,tinjauan penelitian terdahulu dan latar
belakang masalah maka kerangka konseptual digambarkan sebagai
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Biaya produksi terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Harga jual produk dapat ditentukan dari jumlah semua biaya
yang dikeluarkan ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan mark
up. Biaya produksi dan harga jual adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi laba perusahaan (Abdul, 2005:50). Biaya produksi
berpengaruh negatif terhadap laba dan harga jual berpengaruh positif
terhadap laba perusahaan. Apabila biaya produksi naik maka laba akan
menurun dan apabila biaya produksi turun maka laba akan meningkat.
Jika harga jual produk naik maka laba akan naik dan sebaliknya apabila
harga jual produk turun maka laba akan menurun dimana volume
penjualan adalah tetap.
Laba (Y)
Harga Jual (X2)
Biaya Produksi
PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea adalah perusahaan
industri yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil hutan yang
menghasilkan p roduk jadi bubur kertas (pulp) dengan bahan baku utama
kayu gelondongan eucalyptus (kayu balok). Dalam menghasilkan pulp
tersebut maka perusahaan mengeluarkan biaya produksi. Produk pulp
tersebut kemudian akan dijual. Biaya produksi dan harga jual tersebut
akan mempengaruhi laba atas penjualan pulp tersebut.
2. Hipotesis
Berdasarkan hubungan pada kerangka konseptual diatas, maka
hipotesis yang dirumuskan yaitu:
H1: Biaya Produksi dan Harga Jual berpengaruh terhadap Laba baik
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal. “Desain kausal berguna untuk
mengukur hubungan antara variabel X dengan variabel Y dimana variabel
dependen (sebut: Variabel Y) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen tertentu (sebut:variabel X), maka dapat dinyatakan bahwa
variabel X menyebabkan variabel Y.” (Indriantoro dan Supomo, 2002:90).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2003:72) diartikan sebagai “wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Objek penelitian ini adalalah laporan
keuangan bulanan dari tahun 2005 sampai 2007.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2003:73). Keseluruhan populasi pada
penelitian ini merupakan data bagi peneliti. Menurut Erlina (2007:72) “ jika
peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian
maka disebut sensus, jika sebagian saja disebut sampel”. Dengan demikian
teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Menurut
1. Jumlah sampel yang relatif sedikit
2. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil
jumlah sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan
generalisasi (Sugiyono, 2003:79).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka dan merupakan data sekunder
yaitu data yang telah diolah dan diperoleh secara langsung dari perusahaan.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah:
1. Laporan keuangan PT TPL,Tbk untuk tahun 2005-2007.
2. Daftar biaya produksi, harga jual dan laba kotor untuk tahun 2005-2007.
3. Sejarah ringkas dan struktur organisasi perusahaan dan buku-buku yang
mendukung penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1.Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang
terkait dengan penelitian yang dilakukan.
2.Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
E. Defenisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel Bebas (Independen) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu:
a. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual.
b. Harga Jual
Harga jual adalah harga produk atau jasa yang ditentukan dari
jumlah semua biaya ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan
markup.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Umar,2003:50). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Laba. Laba adalah selisih bersih
antara pendapatan dan pengeluaran.
F. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan
dianalisis agar dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam
penelitian ini. Penulis menggunakan program SPSS 16.0 untuk menganalisis
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan
analisis data. Jika data normal digunakan uji parametrik dan jika data
tidak normal digunakan non parametrik atau treatment agar data
normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data
dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Penulis menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov untuk menguji normalitas data. Apabila
probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal dan dapat digunakan
regresi berganda.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007: 107), “Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah data dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen.” Penulis menggunakan uji VIF untuk melihat
korelasi antara variabel independen yang digunakan. Nilai yang
umum dipakai untuk mendeteksi adanya gejala multikolineritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Modal
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:15). Untuk menguji apakah terjadi
heterokedastisitas maka penulis menggunakan uji Scatterplot. Uji ini
dilakukan dengan dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai
adalah data runtut waktu. “autokorelasi akan muncul bila data
sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data
sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya
tempat data tersebut terjadi.” (Hadi,2006:175). Untuk mengetahui
apakah terjadi Autokorelasi maka penulis mengggunakan uji Durbin
Watson. Patokan dalam uji ini yaitu:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi
3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menguji
apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen,
baik secara parsial maupun simultan. Model persamaan regresi dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Y = a + b1X1+b2X2+e
Keterangan:
Y = Laba
a = Konstanta
b1b2 = Koefisien Regresi
X1 = Biaya Produksi
X2 = Harga Jual
e = Error (tingkat kesalahan)
a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
Bentuk pengujiannya:
Ho : b1=b2=0, artinya semua variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen
Ho : b1≠b2≠0, artinya semua variabel independen berpengaruh secara
simultan
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan
F-tabel dengan ketentuan:
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima
b. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata
lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen
secara parsial.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung<ttabel, maka Ha diterima
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Jadwal penelitian sebagai berikut:
Tahapan Penelitian Apr 09
Penyampaian Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor
Ladang Porsea mulai April 2009 sampai selesai.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum PT Toba Pulp Lestari, Tbk Sosor Ladang Porsea
a. Sejarah Singkat Perusahaan
Group Raja Mas (RGM) sebagai salah satu group perusahaan
swasta nasional yang bergerak di bidang usaha kayu lapis melihat
meningkatnya kebutuhan akan kertas dan sandang maka mereka
mendirikan suatu pabrik pulp dan rayon yang diberi nama PT Inti
Indorayon Utama (PT IIU). PT Inti Indorayon Utama merupakan
perusahaan dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM).
Anggaran dasar dimuat dalam akta nomor 329 tanggal 26 April
1983 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-5130.HT.01.
tahun 1983 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No.1176 dan 1177.
Status perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman
Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dari Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal dalam Surat Keputusannya No.
07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut di atas, anggaran
dasar telah diubah dengan akta No.113 tanggal 21 Mei 1990 dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusannya No. C2-2652. HT.01.04 TH.90 tanggal 20
PT Inti Indorayon Utama berkantor pusat di Central Plaza Lt.
20 Jl. Jend. Sudirman, Jakarta dan di Uni Plaza, East Tower, Jl.
Letjend Haryono MT. A-1 Medan. Perusahaan berdomisili di Medan,
Sumatera Utara , dengan pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang,
Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
PT Inti Indorayon Utama go public pada bulan Mei 1990. Pada
bulan November 1995, PT IIU berhasil memperoleh sertifikat ISO
9002 dan SGS Yarsley International Certification, kapasitas produksi
pulp PT Inti Indorayon Utama sekitar 225-500 ton per hari dan
merupakan produksi terbesar kedua di Indonesia dengan kegiatan
sekitar 70%.
Sejak awal bulan Juli 1998, perusahaan ini dipaksa untuk
menutup kegiatan operasinya di Porsea sehingga perusahaan tidak
beroperasi lebih kurang 4 tahun. Sebagai hasil dari pemutusan kegiatan
produksi dan memburuknya kondisi ekonomi di Indonesia yang
berpengaruh terhadap perusahaan ini mengakibatkan perusahaan
kekurangan likuiditas untuk membayar kewajiban kepada kreditur.
Pada bulan Mei 2003, sesuai dengan persetujuan dari
pemerintah Republik Indonesia, perusahaan mengumumkan
pengoperasian kembali pabrik pulp di Sosor Ladang, Porsea.
Sehubungan dengan persetujuan tersebut, nama perusahaan diganti
dari PT Inti Indorayon Utama, Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk
Sejak perusahaan kembali berproduksi secara komersial
tanggal 31 Mei 2003, perusahaan hanya memproduksi bubur kertas
(pulp). Bahan baku utama yang telah menunjang jalannya produksi
perusahaan adalah kayu gelondongan Eucalyptus dan Acasia mangium.
Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri
termasuk Asia, Timur Tengah, Eropa, dan lain-lain.
Pada bulan Maret 2004 PT Toba Pulp Lestari, Tbk berhasil
mendapat ISO 14001 mengenai penanganan limbah yang telah sesuai
dengan standar internasional dan tanggal 30 September 2005 PT Toba
Pulp Lestari, Tbk juga berhasil menerima sertifikasi ISO 9001 : 2000
dari SGS United Kingdom Limited untuk sistem manajemen kualitas.
Pada tahun 2006, perusahaan ini telah menjadi salah satu
produser dissolving pulp utama di Asia yang menerapkan manajemen
lingkungan dan kualitas melalui sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan ISO
14001 : 2004.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola-pola tata hubungan-hubungan di antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab
PT Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 9 departemen yang
dipimpin oleh seorang manajer, kecuali Departemen Kehutanan
(Forestry), Departemen Pemasaran dan Departemen Pabrik (Mill),
masing-masing dipimpin oleh seorang General Manager.
Fungsi dari masing-masing bagian dari struktur organisasi PT
Toba Pulp Lestari Tbk, dijelaskan sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah pemegang kekuasaan dan
wewenang tertinggi dan mempunyai wewenang mengawasi direksi
yang merupakan badan eksekutif. Dewan Komisaris merupakan
wakil para pemegang saham. Wewenang Dewan Komisaris adalah:
a) Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi.
b) Mengawasi seluruh kegiatan pelaksanaan tugas.
c) Meminta laporan pertanggungjawaban secara periodik.
2. Dewan Direksi
Tugas dan tanggungjawab Dewan Direksi adalah:
a) Mengarahkan dan memberi instruksi kepada bawahan.
b) Mengadakan perencanaan secara menyeluruh terhadap
pencapaian tujuan perusahaan.
3. Sekretaris Perusahaan
a) Membantu direksi dalam hal surat-menyurat perusahaan.
b) Mencatat dan membuat arsip jalannya rapat tahunan/Rapat
Umum Pemegang Saham.
4. Audit Internal
Tugas dan tanggungjawabnya adalah memeriksa secara
objektif atas laporan keuangan yang disertai dengan pernyataan
pendapat mengenai kelayakan penyajian laporan keuangan.
5. Direktur Keuangan Eksekutif
Tugas dan tanggungjawab Direktur Keuangan Eksekutif adalah:
a) Mengawasi bagian akuntansi dan keuangan.
b) Sebagai penasehat keuangan kepada direktur eksekutif.
6. Direktur Eksekutif
Tugas dan tanggungjawab Direktur Eksekutif adalah:
a) Menetapkan kebijaksanaan yang akan ditempuh perusahaan.
b) Bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan di pabrik.
7. Manajer Pemasaran
Tugas dan tanggungjawab Manajer Pemasaran adalah:
a) Mencari informasi pasar untuk meningkatkan daya saing
perusahaan di pasaran.
b) Bertanggungjawab terhadap pemasaran pulp baik untuk
penjualan di dalam maupun di luar negeri.
c) Membuat dan menyusun laporan mengenai keadaan pasar
8. Manajer Produksi
Manajer Produksi bertanggungjawab terhadap penetapan
kebijaksanaan produksi dan kelancaran produksi mulai dari
persiapan kayu sampai menjadi pulp yang siap dipasarkan.
9. Manajer Perbaikan dan Pemeliharaan
Tugas dan tanggungjawab Manajer Perbaikan dan Pemeliharaan
adalah:
a) Bertanggungjawab atas kegiatan pemeriksaan dan perbaikan
seluruh mesin-mesin dan peralatan pabrik.
b) Melaporkan perbaikan mesin dan peralatan pabrik.
c) Bertanggungjawab atas kontinuitas produksi.
10.Manajer Teknik
Tugas dan tanggungjawab Manajer Teknik adalah:
a) Memberikan atau menganalisa bahan baku yang masuk.
b) Mengawasi dan mengontrol proses pengolahan bahan baku.
c) Membuat laporan hasil control kepada dewan direksi.
11.Manajer Kehutanan
Tugas dan tanggungjawab Manajer Kehutanan adalah:
a) Bertanggungjawab terhadap penyediaan bahan baku.
b) Bertanggungjawab terhadap administrasi yang berkaitan dalam
proses produksi departemen kehutanan.
12.Manajer Pengadaan Bahan
a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembelian barang atau
bahan kimia sebagai bahan baku untuk kebutuhan pabrik.
b) Bertanggungjawab atas mutu dan harga barang atau bahan yang
dibeli.
13.Manajer Administrasi
Tugas dan tanggungjawab Manajer Administrasi adalah:
a) Menyediakan sarana dan fasilitas bagi kesejahteraan karyawan.
b) Mengeluarkan peraturan umum tentang keselamatan kerja yang
berlaku di lingkungan dalam pabrik dan lingkungan luar
pabrik.
14.Manajer Keuangan
Tugas dan tanggungjawab Manajer Keuangan adalah:
a) Bertanggungjawab terhadap pengaturan dan penentuan alokasi
dana.
b) Menaksir keuntungan yang akan diperoleh dengan pengeluaran
investasi perusahaan untuk dilaporkan kepada presiden direktur
dan juga kepada pihak-pihak yang penting.
15.Manajer Pengawasan Lingkungan
Tugas dan tanggungjawab Manajer Pengawasan Lingkungan
adalah:
a) Menyelenggarakan program reboisasi guna menjaga
b) Mengadakan pembibitan tanaman, teknik penanaman bibit atau
pengembangan teknologi pembudidayaan.
2. Proses dan Hasil Produksi Perusahaan
Proses produksi merupakan inti dari suatu kegiatan pada
perusahaan industri karena di dalam proses produksi terjadi proses
transformasi input menjadi output. Untuk bisa membuat suatu
rancangan produk tertentu, proses produksi mendorong perusahaan
untuk menemukan teknik-teknik pengerjaaan maupun pengolahan
material yang efektif untuk menghasilkan produk sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan.
Secara umum di pabrik-pabrik pulp dan secara khusus di PT
Toba Pulp Lestari proses produksi mulai dari kayu (log) sampai
menjadi pulp mengalami proses-proses yang sudah standar. Dimulai
dari mempersiapkan batangan kayu menjadi serbuk kayu, proses
perebusan, pencucian dan penyaringan, pemutihan, dan pencetakan
pulp.
Proses pembuatan pulp pada PT Toba Pulp Lestari berlangsung
dalam dua bagian, yaitu bagian Wood Preparation sebagai tempat
pengolahan gelondongan kayu sampai menghasilkan serpihan kayu
(chip) dan bagian Fiber Line yang berfungsi untuk mengolah chip
melalui berbagai tahapan proses sampai menghasilkan pulp. Unit Fiber
Screening, Bleaching dan Pulp Machine. Pada bagian Wood
Preparation gelondongan kayu dikuliti dan dipotong-potong pada
mesin Chipper untuk menghasilkan serpihan kayu yang kemudian
disimpan pada Chip Pile. Dari Chip Pile, chip selanjutnya dibawa ke
bagian Fiber Line untuk dimasak pada bejana digester yang mengubah
chip menjadi bubur pulp yang berwarna coklat.
Tahap berikutnya adalah pencucian dan penyaringan bubur
pulp yang bertujuan untuk membersihkan pulp dari kotoran-kotoran
yang dapat larut dalam air dan juga untuk memisahkan pulp dari
kotoran-kotoran yang tidak dapat larut dalam air. Bubur pulp yang
telah dicuci dan disaring masuk ke bagian bleaching untuk diputihkan
dengan menggunakan bahan-bahan kimia pemutih yaitu untuk
menghilangkan sisa-sisa lignin yang terkandung dalam bubur
pulp. Setelah proses pemutihan, bubur pulp diolah menjadi pulp di
bagian pulp machine dengan cara penyedotan air (pengeringan) dan
pembentukan lembaran pulp, serta pemotongan lembaran pulp menjadi
ukuran standar pulp dengan panjang 80 cm dan lebar 60 cm. Pulp yang
telah dipotong-potong kemudian masuk ke bagian Baling Line, yang
berfungsi untuk membungkus atau mengemasi bale-bale pulp untuk
kemudian di bawa ke gudang pulp (Pulp Warehouse).
3. Deskripsi Hasil Penelitian
PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam melaksanakan proses
produksinya dan menghasilkan pulp mengeluarkan biaya produksi.
Biaya produksi ini meliputi biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
a) Bahan baku langsung
Pada dasarnya, semua bahan baku utama (kayu) yang
mengandung selulosa dapat digunakan sebagai dasar
pembuatan pulp. Semakin tinggi kadar selulosa yang
terkandung dalam kayu, maka akan semakin baik pula mutu
pulp yang dihasilkan. Eucalyptus dan Acasia Mangium
merupakan jenis pohon yang mengandung selulosa dan
dimanfaatkan oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam
menghasilkan pulp. Kayu Eucalyptus dan Acasia Mangium
yang saat ini digunakan diperoleh sebagian besar dari Hutan
Tanaman Industri (HTI) yang dikelola oleh PT Toba Pulp
Lestari.
Sejak Agustus 2004, PT Toba Pulp Lestari Tbk terus
berupaya mempertahankan pasokan kayu jenis eucalyptus
(sejenis kayu putih) sebagai bahan bakunya dengan cara
melakukan pembibitan kayu sejak dini. Pembibitan ini sebagai
langkah program reboisasi hutan tersebut mutlak dilakukan
untuk tetap mempertahankan jumlah pasokan kayu eucalyptus
Dengan proses pembibitan ini diharapkan perusahaan tidak lagi
menghadapi permasalahan bahan baku sebagai proses
penunjang produksi dalam jangka panjang sebab meskipun
perusahaan mendapatkan konsesi hutan yang berjumlah ratusan
hektar, tidak semua lahan tersebut dapat dimanfaatkan. Dari
ratusan hektar konsesi yang diberikan, perusahaan hanya dapat
melakukan penebangan efektif terhadap lahan seluas 63 hektar.
Karena sebagian lahan merupakan kawasan hutan yang
dilindungi dan sebagian lain telah dikelola masyarakat sekitar
sehingga tidak dapat dipergunakan. Bahan baku langsung
lainnya yang digunakan untuk menghasilkan pulp yaitu: cairan
pemasak yaitu Lindi Putih (white liquor) dan lindi hitam (black
liquor), bahan kimia pemutih , air dan uap panas (steam).
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi PT Toba
Pulp Lestari Tbk. Biaya tenaga kerja langsung ini merupakan
biaya tetap karena biaya ini tidak mengikuti perubahan jika
jumlah produksi meningkat atau menurun. Jumlah tenaga kerja
dibagi menjadi tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontraktor dan
Tenaga kerja tetap terbagi dalam dua departemen yaitu
departemen mill (di lantai pabrik) dan pada departemen forestry
(area hutan).
Tenaga kerja kontraktor adalah tenaga kerja yang
dikontrak dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan dari
masing-masing bagian yang ada di perusahaan untuk
membantu jalannya proses produksi. Perusahaan-perusahaan
kontraktor yang bekerja sama dengan PT Toba Pulp Lestari
Tbk antara lain Pech-Tech, Brama bachita, Ayamas Ika Putra.
Tenaga kerja asing adalah tenaga kerja ahli pada
bidang-bidang tertentu. Tenaga kerja asing berasal dari
Australia, India, Finlandia, Kanada, Singapura dan Malaysia.
c) Biaya Overhead Pabrik
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan selain
biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik yang ada di PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor
Ladang Porsea adalah:
1) Biaya pemeliharaan bangunan pabrik
2) Biaya pemeliharaan bangunan rumah
3) Biaya pemeliharaan mesin dan instalasi
4) Biaya amortisasi bangunan pabrik
5) Iuran dan sumbangan
7) Biaya asuransi
8) Biaya listrik
Tabel 4.1
Daftar Biaya Produksi PT Toba Pulp Lestari, Tbk (dalam U$)
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
Januari 3,764,800 5,076,219.72 6,478,021.44
Februari 4,053,200 5,251,737.92 6,808,998.24
Maret 3,870,600 4,580,004 8,268,242.4
April 4,151,300 5,965,917.1 6,8222,563.2
Mei 4,014,000 5,963,340.24 6,784,050.24
Juni 4,086,300 7,723,675.96 6,970,803.84
Juli 3,673,000 5,708,328.34 6,753,732.48
Agustus 4,183,400 4,331,264.08 6,828,101.28
September 4,083,000 4,664,894.52 7,037,807.04
Oktober 4,000,000 6,414,096.26 7,008,914.88
November 4,157,000 8,245,076.84 6,285,470.4
Desember 4,125,600 7,680,695.88 6,025,583.52
Sumber: Data dari PT.Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009
2. Harga Jual
PT Toba Pulp Lestari Tbk yang terletak di desa Sosor
42% dijual dipasar domestik. Harga penjualan pulp cenderung
berfluktuasi yang diakibatkan oleh banyaknya saingan dari
negara-negara luar yakni negara-negara Amerika Utara dan Skandinavia yang
memasok sekitar 85% dari kebutuhan pulp dunia.
PT Toba Pulp Lestari Tbk menjadi perusahaan industri
berstandar nasional dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001 pada
tahun 2003 yang mengharuskan perusahaan menggunakan sistem
kualitas. Dengan adanya penghargaan ini PT Toba Pulp Lestari
Tbk dalam produksinya harus menitikberatkan sistem kualitas
dalam desain/pengembangan produksi, instalasi, dan pelayanan.
Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk dapat
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam
industri sejenis dan dapat memuaskan pasar sekaligus memperoleh
laba yang maksimal. Perusahaan dalam menetapkan harga jual
pulp didasarkan pada metode penentuan harga jual dalam Cost
Type Contract. Dalam cost type contract, harga jual dibebankan
kepada customer dihitung berdasarkan pada total biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan produsen ditambah laba yang dihitung
sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya terjadi.
Tabel 4.2
Harga Jual pulp PT.Toba Pulp Lestari, Tbk (dalamU$/kg)
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
Januari 4,002,100 6,530,595.3 10,862,136.96
Februari 4,350,000 6,756,400.8 11,417,108.16
Maret 5,056,000 5,892,210 11,863,921.6
April 5,213,400 7,675,197.75 11,439,338.88
Mei 5,039,000 7,671,882.6 11,375,276.16
Juni 4,940,000 9,936,567.9 11,688,418.56
Juli 4,853,000 7,343,807.85 11,324,440.32
Agustus 5,160,000 5,572,204.2 11,449,139.52
Sepember 5,228,700 6,001,422.3 11,800,767.52
Oktober 5,377,000 8,251,783.65 11,752,321.92
November 5,120,000 10,607,354.1 10,539,273.6
Desember 5,100,000 9,881,273.7 10,103,503.68
3. Laba Kotor
Tabel 4.3
Daftar Laba Kotor PT.Toba Pulp Lestari, Tbk (dalam U$)
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
Januari 1,850,800 760,678.64 3,776,720.3
Februari 1,825,100 986,484.14 4,331,691.56
Maret 1,790,210 122,293.34 6,778,504.94
April 1,930,070 1,905,281.09 4,353,922.22
Mei -594,166 1,901,965.94 4,289,859.5
Juni 1,685,185 4,166,651.24 4,603,001.9
Juli 1,720,100 1,573,891.19 4,239,023.66
Agustus 1,830,200 -197,712 4,363,722.86
September 1,985,300 231,505.64 4,715,350.7
Oktober 1,890,200 2,481,866.99 4,666,905.26
November 2,081,800 4,837,437.44 3,453,856.94
Desember 1,980,825 4,111,357.04 3,018,087.02
B. Hasil Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 36 -594166 6778505 2651332.54 1696133.835
X1 36 3673000 8268242 5606650.91 1442801.783
X2 36 4002100 11863922 7977098.53 2827857.008
Valid N (listwise) 36
Table 4.4 menunjukkan bahwa Biaya Produksi (X1) dan Harga Jual
(X2) memiliki nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata yang positif.
Sedangkan Laba Kotor (Y) memiliki nilai terendah yang negatif, nilai
tertinggi dan nilai rata-rata yang positif. Berikut ini adalah perincian data
deskriptif yang telah diolah:
1. Variabel Biaya Produksi memiliki nilai minimum sebesar 3673000,
nilai maksimum sebesar 8268242, nilai rata-rata sebesar 5606650.91
dan standar deviasi sebesar 1442801.783 dengan jumlah sampel
sebanyak 36.
2. Variabel Harga Jual memiliki nilai minimum sebesar 4002100, nilai
maksimum sebesar 11863922, nilai rata-rata sebesar 7977098.53, dan
standar deviasi sebesar 2827857.008 dengan jumlah sampel sebanyak
36.
3. Variabel Laba Kotor memiliki nilai minimum sebesar -594166, nilai
maksimum sebesar 6778505, nilai rata-rata sebesar 2651332.54, dan
2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji normalitas.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat
hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak.
Tabel 4.5 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 8.655044685
Most Extreme Differences Absolute .148
Positive .074
Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z .886
Asymp. Sig. (2-tailed) .413
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.5 diperoleh besarnya nilai
0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.
Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilanjutkan dengan uji
asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik
histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram
Grafik histogram pada gambar diatas menunjukkan distribusi
normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan
Gambar 4.2 Grafik Normal
P-Plot
Pada grafik normal P-Plot terlihat bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel
independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir,
yaitu: Tol > 0.10 dan variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut adalah
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian
terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot. Hasil
dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant)
-2028966.569 690546.900 -2.938 .006
X1 .328 .289 .279 1.134 .265 .131 7.661
X2 .356 .147 .594 2.416 .021 .131 7.661
Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot
Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel
dependen yaitu laba kotor berdasarkan variabel independen yaitu biaya
produksi dan harga jual.
d. Uji Autokorelasi
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya
Tabel berikut menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan
SPSS versi 16.
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .860a .740 .724 891346.096 1.037
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Pada bagian model summary, hasil pengujian diatas terlihat bahwa
angka D-W sebesar +1.037 atau (- 2<1.037<+2) , karena angka D-W
diantara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
ini tidak ada autokorelasi.
3. Model Dan Teknik Analisis Data a. Model Regresi Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear,
dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel