FREQUENCY COUNTER BERBASIS
MIKROKONTROLER AT89S52
TUGAS AKHIR
AFNIZA 052408102
PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
AFNIZA 052408102
PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : FREQUENCY COUNTER BERBASIS
MIKROKONTROLER AT89S52
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : AFNIZA
Nomor Induk Mahasiswa : 052408102
Program Studi : DIPLOMA TIGA (D3) FISIKA INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2008
Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua Program Studi D3 FIN Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, dengan limpah karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Dr. M. Situmorang selaku Ketua Departemen Fisika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc, selaku Ketua Program Studi D3 Fisika Instrumentasi dan juga dosen
pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah membrikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Dr. Eddy Marlianto, selaku Dekan FMIPA. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dra. Yustinon, M.Si, selaku sekretaris jurusan Departemen Fisika. Seluruh dosen pada Departemen Fisika. Kepada Ayahanda Badrus
Zaman dan Ibunda Nasrah yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, serta adik Endi Reza, Fery dan Dina yang selalu ada sebagai
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
1.4Sistematika Penulisan ... 2
Bab 2 Landasan Teori... 4
2.1Perangkat Keras ... 4
2.1.1 Frequency Counter... 4
2.1.2 Sisten Minimum mikrokontroler AT89S52 ... 7
2.1.2.1Konstruksi AT89S52 ... 9
2.1.2.2Gambar IC Mikrokontroler AT89S52 ... 11
2.1.3 Modul LCD (Liquid Crystal Display) M1632 ... 14
2.1.3.1Kaki-kaki Modul M1632 ... 14
2.1.3.2Akses ke Register... 16
2.1.3.3Struktur Memori LCD... 20
2.2Perangkat Lunak ... 20
2.2.1 Bahasa BASIC Menggunakan BASCOM-8051 ... 21
2.2.1.1Karakter dalam BASCOM ... 21
2.2.1.2Tipe Data... 22
2.2.1.3Variabel Data ... 22
2.2.1.4Alias ... 23
2.2.1.5Konstanta ... 23
2.2.1.6Array ... 24
2.2.1.7Operasi-operasi Dalam BASCOM... 25
2.2.1.8Aplikasi dengan LCD (liquid crystal display) ... 26
2.2.2 Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a) ... 28
Bab 3 Rancangan Sistem ... 30
3.1Diagram Blok Rangkaian... 30
3.2Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52 ... 30
3.3Rangkaian Pengkondisi Sinyal ... 32
4.1Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S52 ... 39
4.2Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal ... 39
4.3Pengujian Rangkaian Power Supply ... 40
4.4Pengujian Rangkaian secara keseluruhan ... 40
Bab 5 Kesimpulan dan Saran ... 42
5.1Kesimpulan ... 42
5.2Saran ... 43
Daftar Pustaka ... 44
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52 ...13
Tabel 2.2 Karakter Spesial ...21
Tabel 2.3 Tipe data BASCOM...22
Halaman
Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional AT89S52... 8
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 ... 11
Gambar 2.3 Timing penulisan data ke register perintah mode 4 bit interface ... 17
Gambar 2.4 Timing diagram pembacaan register perintah mode 4 bit interface... 18
Gambar 2.5 Timing diagram penulisan data ke register data mode 4 bit interface ... 19
Gambar 2.6 Timing diagram pembacaan data dari register data mode 4 bit interface ... 19
Gambar 2.7 Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13r ... 28
Gambar 3.1 Diagram blok rancangan frequency counter ... 30
Gambar 3.2 Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52 ... 31
Gambar 3.3 Skematik rangkaian Pengkondisi Sinyal... 32
Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD Mikrokontroler ... 33
Gambar 3.5 Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD ke Mikrokontroler... 33
Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Power Supply ... 34
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Frequency counter dipergunakan untuk mengukur frekuensi keluaran dari suatu alat.
Dalam laboratorium frequency counter diperlukan untuk mengukur besarnya keluaran frekuensi. Pada saat ini Frequency counter dapat dibangun dengan rangkaian yang sederhana menggunakan fasilitas yang ada pada mikrokontroler, dengan
memanfaatkan fasilitas pada mikrokontroler tersebut kita dapat membangun sebuah frequency counter yang sederhana. Frequency counter dapat mempermudah kita untuk
menghitung frekuensi sinyal yang masuk.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan proyek ini bertujuan untuk:
a. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga (D-III) Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.
b. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi pengontrolan dan elektronika sebagai bidang diketahui.
2
d. Membuat dan mengetahui cara kerja frequency counter berbasis mikrokontroler AT89S52.
1.3. Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam laporan proyek ini hanya mencakup masalah-masalah sebagai berikut:
a. Cara kerja rangkaian yang meliputi analisis rangkaian pada tiap blok, serta menguraikan secara umum fungsi masing-masing blok.
b. Masukan berupa sinyal persegi khususnya sinyal DC dengan amplitudo
maksismum 4,5 Volt sampai 6 Volt.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat
sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari frequency counter. BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan,
batasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S52 (hardware
BAB 3 RANCANGAN SISTEM
Analisa rangkaian dan sistem kerja, dalam bab ini dibahas tentang
sistem kerja perblok diagram. BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN
Pembahasan rangkaian dan program yang dijalankan serta pengujian
rangkaian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari laporan proyek ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Perangkat Keras
Perangkat keras merupakan bentuk fisik dari frequency counter yang terdiri dari
modul power supply, sistem minimum AT89S52, pengkondisi sinyal, LCD interface, LCD display.
2.1.1. Frequency Counter
Frequency counter adalah instrument elektronik, atau sebuah komponen, yang dipergunakan untuk mengukur frekuensi. Frekuensi didefenisikan sebagai jumlah dari kejadian yang khusus dan terjadi pada satu periode waktu. Timer dan Counter
merupakan sarana input yang kurang dapat perhatian pemakai mikrokontroler, dengan sarana input ini mikrokontroler dengan mudah bisa dipakai untuk mengukur lebar
pulsa, membangkitkan pulsa dengan lebar yang pasti, dipakai dalam pengendalian tegangan secara PWM (Pulse Width Modulation) dan sangat diperlukan untuk aplikasi remote control dengan infra merah.
Sebagian frequency counter bekerja dengan menggunakan sebuah pencacah yang mana akumulasi jumlah dari kejadian yang terjadi dalam satu periode dari
display dan counter reset ke nol. Jika kejadian tersebut diukur berulang maka stabilitas dari frekuensi yang dihitung haruslah lebih rendah dari pada frekuensi clock
osilator (pembangkit gelombang/pulsa) yang digunakan, ketelitian dari pengukuran dapat ditingkatkan lebih baik dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk seluruh jumlah siklus, daripada menghitung jumlah dari seluruh siklus yang diamati dalam
waktu tertentu (sering disebut sebagai teknik timbal-balik).
Pada dasarnya sarana input yang satu ini merupakan seperangkat pencacah
biner (binary counter) yang terhubung langsung ke saluran-data mikrokontroler, sehingga mikrokontroler bisa membaca kedudukan pancacah, bila diperlukan mikrokontroler dapat pula merubah kedudukan pencacah tersebut.
Seperti layaknya pencacah biner, bilamana sinyal denyut (clock) yang diumpankan sudah melebihi kapasitas pencacah, maka pada bagian akhir untaian pencacah akan
timbul sinyal limpahan, sinyal ini merupakan suatu hal yang penting sekali dalam pemakaian pencacah.
Osilator (pembangkit gelombang/pulsa) internal yang berfungsi sebagai
penghitung waktu dalam frequency counter disebut sebagai timebase (basis waktu), dan harus dengan kalibrasi yang sangat akurat.
Jika sesuatu yang dihitung sudah terbentuk dalam bentuk sinyal elektronik, antarmuka sederhana pada instrumen lebih mudah dilakukan. Sinyal yang lebih
kompleks membutuhkan pengkondisi sinyal agar dapat diproses lebih lanjut ke rangkaian frequency counter. Pada kebanyakan frequency counter pasti akan menyediaka fasilitas penguat (amplifier), filtering (penyaring), dan rangkaian
6
elektronik pada alam akan membutuhkan alat untuk mengkonversikan beberapa bentuk dari sinyal tersebut dengan menggunakan transduser atau sensor. Sebagai
contoh, kejadian mekanik yang dapat mengatur hidup matinya lampu, dan counter akan menghitung pulsa yang dihasilkan.
Frequency counter yang dirancang untuk frekuensi radio (RF) juga sama
dalam operasi dan prinsipnya seperti halnya frequency counter yang mencacah frekuensi yang lebih rendah. Frequency counter mempunyai beberapa batasan
sebelum overflow. Untuk frekuensi yang sangat tinggi, kebanyakan rancangannya menggunakan prescaler (skala pembanding) untuk mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dicacah oleh sirkuit digital biasa/normal dalam penghitungan frekuensinya.
Display pada instrumen tersebut tetap menampilkan nilai frekuensi yang sebenarnya. Jika frekuensi yang diukur lebih tinggi daripada skala pembanding (prescaler) yang
tersedia, maka sebuah pemadu sinyal (mixer) dan pembangkit gelombang lokal dapat memproduksi frekuensi sinyal yang sesuai untuk pengukuran.
Ketelitian dari frequency counter sangat tergantung pada stabilitas dari basis
pewaktunya (timebase). Sirkuit dengan ketelitian yang tinggi dibutuhkan untuk membangun sebuah timebase dalam instrumen tersebut, biasanya dipergunakan
sebuah osilator (pembangkit gelombang/pulsa) kristal yang terbuat dari quartz crystal di dalam sebuah ruangan yang terisolasi dengan suhu terkontrol yang biasa disebut
crystal oven atau OCXO (oven controlled crystal oscilator). Untuk pengukuran yang
lebih akurat, sebuah frekuensi dari luar disatukan dengan sebuah osilator (pembangkit gelombang/pulsa) yang lebih stabil seperti sebuah GPS yang terdiri dari penggetar
ketelitian yang tinggi, osilator (pembangkit gelombang/pulsa) sederhana dapat dipergunakan. Teknik pengukuran yang sama dapat diaplikasikan dalam
pemrograman sistem yang terpadu. Contohnya adalah sebuah CPU, sebuah program/software dapat diatur untuk mengukur frekuensi operasinya sendiri dengan membandingkan terhadap referensi basis waktu (timebase) yang telah tersedia.
Sinyal denyut yang diumpankan ke pencacah bisa dibedakan menjadi 2 macam, yang pertama ialah sinyal denyut dengan frekuensi tetap yang sudah diketahui
besarnya dan yang kedua adalah sinyal denyut dengan frekuensi tidak tetap. Jika sebuah pencacah bekerja dengan frekuensi tetap yang sudah diketahui besarnya, dikatakan pencacah tersebut bekerja sebagai timer, karena kedudukan pencacah
tersebut setara dengan waktu yang bisa ditentukan dengan pasti. Jika sebuah pencacah bekerja dengan frekuensi yang tidak tetap, dikatakan pencacah
tersebut bekerja sebagai counter, kedudukan pencacah tersebut hanyalah menyatakan banyaknya pulsa yang sudah diterima pencacah. Untaian pencacah biner yang dipakai, bisa merupakan pencacah biner menaik (count up binary counter) atau pencacah biner
menurun (count down binary counter).
2.1.2. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52
Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia
elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan
8
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna
disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler,
perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk
register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.
2.1.2.1. Konstruksi AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 8k2 Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 11,0592 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk
melengkapi rangkaian osilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM (Read
Only Memory) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai
dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program.
RAM (Random Access Memory) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programable-Eraseable ROM yang
10
Violet Eraseable Programable ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan
setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM Programmer.
Memori data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 128 byte
sudah cukup. Sarana Input/Output (I/O) yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S52 mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).
AT89S52 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver / Transmitter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk komunikasi data
serial (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan P3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu,
clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock
yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau
T0 dan T1 terpakai.
AT89S52 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya
Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function
Register (SFR).
Berikut ini merupakan spesifikasi dari IC AT89S52 : a. Kompatibel dengan produk MCS-51.
b. 8 Kbyte In-System Reprogammable Flash Memory. c. Daya tahan 1000 kali baca/tulis.
d. Fully Static Operation : 0 Hz sampai 24 MHz.
e. Tiga level kunci memori program. f. 128 x 8 bit RAM internal.
g. 32 jalur I/O.
h. Tiga 16 bit Timer/Counter.
i. Enam sumber interupt. j. Jalur serial dengan UART.
2.1.2.2. Gambar IC Mikrokontroler AT89S52
12
Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52: a. VCC (Pin 40)
Suplai tegangan 5 Volt. b. GND (Pin 20)
Ground.
c. Port 0 (Pin 39 – Pin 32)
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data
ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port
tersebut. Pada fungsinya sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan
eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program. d. Port 1 (Pin 1 – Pin 8)
Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat
Mosi, Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram
oleh ISP Programmer. e. Port 2 (Pin 21 – pin 28)
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat
mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai
internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1.
f. Port 3 (Pin 10 – pin 17)
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga
mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut : Tabel 2.1 Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52
Nama Pin Fungsi
P3.0 (Pin 10) RXD (Port Input Serial) P3.1 (Pin 11) TXD (Port Output Serial) P3.2 (Pin 12) INTO (Interrupt 0 Eksternal) P3.3 (Pin 13) INT1 (Interrupt 1 Eksternal) P3.4 (Pin 14) T0 (Input Eksternal Timer 0) P3.5 (Pin 15) T1 (Input Eksternal Timer 1)
P3.6 (Pin 16) WR (untuk menulis eksternal data memori) P3.7 (Pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)
g. RST (pin 9)
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle. h. ALE/PROG (pin 30)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari
alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program (PROG) selama memprogram Flash.
i. PSEN (pin 29)
Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal.
j. EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset.
14
k. XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal.
l. XTAL2 (pin 18)
Output dari osilator (pembangkit gelombang/pulsa).
2.1.3. Modul LCD (Liquid Crystal Display) M1632
M1632 merupakan modul LCD matrix dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel (1 baris pixel terakhir adalah kursor). HD44780 ini sudah tersedia dalam Modul M1632 yang
dikeluarkan oleh Hitachi, Hyundai dan modul-modul M1632 lainnya.
HD44780 sebetulnya merupakan mikrokontroler yang dirancang khusus untuk
mengendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur proses scanning pada layar LCD yang terbentuk oleh 16 COM dan 40 SEG sehingga mikrokontroler /perangkat yang mengakses modul LCD ini tidak perlu lagi mengatur proses scanning
pada layar LCD. Mikrokontroler atau perangkat tersebut hanya mengirimkan data-data yang merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang
mengatur proses tampilan pada LCD saja.
2.1.3.1. Kaki-kaki Modul M1632
Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan mikrokontroler, perlu
a. Kaki 1 (GND)
Kaki ini berhubungan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan
untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah VCC)
b. Kaki 2 (VCC)
Kaki ini berhubungan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD (khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)
c. Kaki 3 (VEE/VLCD)
Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.
d. Kaki 4 (RS)
Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke
register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0.
e. Kaki 5 (R/W)
Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode
penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.
f. Kaki 6 (E)
Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini
16
g. Kaki 7-14 (D0-D7)
Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data
sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan data.
h. Kaki 15 (Anoda)
Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt (hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).
i. Kaki 16 (Katoda)
Tegangna negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632 yang memiliki backlight).
2.1.3.2. Akses ke Register
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, HD44780 yang menjadi pengendali modul M1632 mempunyai dua buah register, yaitu register data dan register perintah. Berikut
ini akan dijelaskan bagaimana proses terjadinya penulisan maupun pembacaan data dari kedua register ini.
a. Penulisan Data ke Register Perintah
Penulisan data ke register perintah digunakan untuk memberikan
perintah-perintah pada Modul M1632 sesuai dengan data-data yang dikirimkan ke register tersebut. Gambar 2.3 menunjukkan proses penulisan data ke register perintah menggunakan mode 4 bit interface. Kondisi RS berlogika 0
menunjukkan akses data ke register perintah. RW berlogika 0 menunjukkan proses penulisan data akan dilakukan. Nibble tinggi (bit7 sampai bit 4) terlebih
nibble rendah (bit 3 sampai bit 0) dikirimkan dengan diawalai pulsa logika 1
pada E Clock lagi.
Gambar 2.3 Timing penulisan data ke register perintah mode 4 bit interface
Built In Routine
Kirim_Perintah EQU 433H
...
Lcall Kirim_Perintah
b. Pembacaan Data dari Register Perintah
Proses pembacaan data dari register perintah ini digunakan untuk membaca status sibuk M1632 dan addres counter saja. RS diatur pada logika 0 untuk akses ke register perintah dan R/W diatur pada logika 1 yang menunjukkan
proses pembacaan data. Empat bit nibble tinggi dibaca dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock dan kemudian 4 bit nibble rendah dibaca dengan diawali
18
Gambar 2.4 Timing diagram pembacaan register perintah mode 4 bit interface
c. Penulisan Data ke Register Data
Penulisan data ke register data digunakan dalam proses penulisan data karakter
yang akan ditampilkan ke LCD (DDRAM) atau proses penulisan data pola karakter ke CGRAM.
Proses diawali dengan adanya logika 1 pada RS yang menunjukkan akses ke register data. Kondisi R/W diatur pada logika 0 yang menunjukkan proses penulisan data. Data 4 bit nibble tinggi (bit 7 hingga bit 4) dikirim
dengan diawali dngan pulsa logika 1 pada sinyal E Clock dan kemudian diikuti 4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang jugan diawali pulsa logika 1 pada
Gambar 2.5 Timing diagram penulisan data ke register data mode 4 bit interface
d. Pembacaan Data ke Register Data
Pembacaan data dari rd dilakukan untuk membaca kembali data yang tampil
pada LCD. Proses dilakukan dengan mengatur RS pada logika 1 yang menunjukkan adanya akses ke register data . Kondisi R/W diatur pada logika tinggi yang menunjukkan adanya proses pembacaan data. Data 4 bit nibble (bit
7 hingga bit 4) dibaca dengan diawali adanya pulsa logika 1 pada E Clock dan dilanjutkan dengan data 4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang juga
diawali dengan pulsa logika 1 pada E Clock.
20
2.1.3.3. Struktur Memori LCD
Modul LCD M1632 memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk
menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap
jenis memori mempunyai fungsi-fungsi tersendiri. a. DDRAM
DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.
Contohnya, karakter “A” atau 41h yang ditulis pada alamat 00 akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut
ditulis di alamat 40h, karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD.
b. CGRAM
CGRAM adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan bentuk karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Akan tetapi isi memori
akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang. c. CGROM
CGROM adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola
tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola karakter
tersebut tidak akan hilang walaupun power suplly tidak aktif.
2.1. Perangkat Lunak
2.2.1. Bahasa BASIC Menggunakan BASCOM-8051
BASCOM-8051 adalah program BASIC compiler berbasis Windows untuk mikrokontroler keluarga 8051 seperti AT89C51, AT89C2051, dan yang lainnya.
BASCOM-8051 merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi BASIC yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Elektronik.
Kita akan membahas penggunaan karakter, tipe data, variable, konstanta, operasi-operasi aritmatika dan logika, array, dan control program.
2.2.1.1. Karakter dalam BASCOM
Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z dan
a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special (lihat tabel 2.1).
Tabel 2.2 Karakter Spesial
karakter Nama Blank
‘ Apostrophe
* Asterisk (symbol perkalian)
+ Plus sign
, Comma
- Minus sign
. Period (decimal point)
/ Slash (division symbol) will be handled as\ : Colon
“ Double quotation mark ; Semicolon < Less than
= Equal sign (assignment symbol or relational operator) > Greater than
22
2.2.1.2. Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler.
Berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya. Tabel 2.3 Tipe data BASCOM
Tipe Data Ukuran (byte) Range
Bit 1/8 -
Byte 1 0 – 255
Integer 2 -32,768 - +32,767
Word 2 0 – 65535
Long 4 -214783648 - +2147483647
Single 4 -
String hingga 254 byte -
2.2.1.3. Variabel
Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung
data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.
Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variable: a. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
b. Karakter biasa berupa angka atau huruf.
c. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
d. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM
Sebelum digunakan, maka variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu. Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel. Cara
pertama adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ diikuti nama tipe datanya. Contoh
pendeklarasian menggunakan DIM sebagai berikut: Dim nama as byte
Dim tombol1 as integer Dim tombol2 as word Dim tombol3 as word Dim tombol4 as word Dim Kas as string*10
2.2.1.4. Alias
Dengan menggunakan alias, variabel yang sama dapat diberikan nama yang lain. Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan
untuk mengganti nama variabel yang telah baku, seperti port mikrokontroler. LEDBAR alias P1
Tombol1 alias P0.1 Tombol2 alias P0.2
Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah kondisi P0.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variabel yang telah dideklarasikan.
Dim LedBar as byte Led1 as LedBar.0 Led2 as LedBar.1 Led3 as LedBar.2
2.2.1.5. Konstanta
Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula constant. Konstanta meruupakan variabel pula. Perbedaannya dengan variabel biasa adalah nilai yang dikandung tetap.
24
mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita akan lebih mudah menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variabel, agar konstanta bias
dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah konstanta.
Dim A As Const 5
Dim B1 As Const &B1001 Cara lain yang paling Mudah:
Const Cbyte = &HF Const Cint = -1000 Const Csingle = 1.1 Const Cstring = “test”
2.2.1.6. Array
Dengan array, kita bisa menggunakan sekumpulan variabel dengan nama dan tipe yang sama. Untuk mengakses variabel tertentu dalam array, kita harus menggunakan
indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya, nilai maksimum sebuah indeks sebesar 65535.
Proses pendeklarasian sebuah array hampir sama dengan variabel, namun
perbedaannya kita pun mengikutkan jumlah elemennya. Berikut adalah contoh pemakaian array;
Dim kelas(10) as byte Dim c as Integer
Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke Port 1 dari mikrokontroler.
2.2.1.7. Operasi-operasi Dalam BASCOM
Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan
menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut:
a. Operator Aritmatika
Operator digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).
b. Operator Relasi
Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat.
Operator relasi meliputi:
Tabel 2.4 Tabel Operator Relasi
Operator Relasi Pernyataan
= Sama dengan X = Y
Operator digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan
26
Operator logika bias pula digunakan untuk menguji sebuah byte dengan pola bit tertentu, sebagai cintih:
Dim A As Byte
Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.
2.2.1.8. Aplikasi dengan LCD (liquid crystal display)
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh compiler BASCOM adalah program yang menyediakan rutin-rutin khusus untuk menampilkan karakter menggunakan LCD.
Bahkan, kita pun dapat membuat karakter special dengan fasilitas LCD designer.
Antar muka antara LCD dengan AT89S52 menggunakan mode antarmuka 4 bit. Selain lebih menghemat I/O, mode demikianpun mempermudah proses pembuatan
Cls
Lcd “<<<< Hebat >>>>” For x=1 to 16
Penjelasan programnya sebagai berikut:
a. Dim x As Byte
Pernyataan di atas merupakan pendeklarasian variable x dengan ukuran byte.
b. Config LCD = 16*2
Oleh karena itu, konfigurasi yang dapat kita lakukan adalah mendeklarasikannya dilisting program yang kita buat seperti dikontrolkan di atas.
c. CLS
Perintah CLS berfungsi membersihkan atau mengosongkan tampilan LCD.
d. Lowerline
Perintah berfungsi memindahkan kursor ke baris bawah. Karena LCD yang digunakan adalah LCD 2x16, maka LCD memiliki 2 baris dan kolom.
e. X = 100
Lcd “namaku Satih” Lowerline
Lcd “Nilaiku selalu”; x
Ketika kita menjalankan perintah di atas, maka keluarannya adalah: Namaku Satih
28
Contoh di atas menunjukkan bahwa kita dapat menampilkan isi sebuah variabel menggunakan LCD hanya dengan menulis:
f. ShiftLCD left/right
Perintah digunakan untuk menggeser tampilan LCD ke kiri atau ke kanan
sebanyak 1 langkah. Perintah berguna untuk menampilkan kalimat yang panjang dan mebuat animasi di LCD.
g. Lcdhex x
Perintah berfungsi mengirim isi sebuah variabel ke LCD dalam format hexadecimal. Jika kita menjalankan program, maka hasilnya 64.
2.2.2. Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a)
Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroler digunakan
software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat di download dari internet.
Tampilannya seperti gambar 2.7 di bawah ini :
Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk
mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroler. Untuk mengecek apakah mikrokontroler bisa ditulisi atau tidak dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan cara meng-klik Signature dan Read. Untuk mengamankan agar program pada
mikrokontroler tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak diinginkan, dapat digunakan Lock Bit-1, Lock Bit-2 dan Lock Bit-3 yang masing-masingnya memiliki tingkat
BAB 3
RANCANGAN SISTEM
3.1. Diagram Blok Rangkaian
Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan
pada gambar 3.1 berikut ini:
DISPLAY
Gambar 3.1 Diagram blok rancangan frequency counter
Masing-masing blok, yaitu sinyal input berupa masukan sinyal segi empat.
Lalu diteruskan melalui rangkaian pengkondisi sinyal (buffer) sehingga input ke
mikrokontroler stabil yaitu 5 Volt. Output dari buffer diteruskan ke port interrupt
timer pada mikrokontroler AT89S52, sinyal masukan pada mikrokontroler dihitung
frekuensinya dengan menggunakan program yang mengaktifkan timer/counter dan
kemudian hasilnya ditampilkan pada display LCD (liquid crystal display)
3.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52
Rangkaian skematik dan layout PCB sistem minimum mikrokontroler AT89S52 dapat
Gambar 3.2. Rangkaian skematik sistem minimum Mikrokontroler AT89S52
Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor
30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler AT89S52 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif
tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroler ini. Pin 32
sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat
juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya
akses ke memori program eksternal.
Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan dengan resistor array. Jika
mikrokontroler tidak menggunakan memori eksternal, maka penggunaan resistor array
tidak begitu penting. Selain digunakan untuk fungsi diatas resistor array digunakan
32
Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,
Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai
konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah
dihubungkan ke komputer melalui port paralel.
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada
kaki 6, 7, 8, 9, 40 dan 20. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP
Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena
mikrokontroler tidak akan bisa merespon.
3.3. Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Rangkaian skematik pengkondisi sinyal dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.3 Skematik rangkaian pengkondisi sinyal
Mikrokontroler hanya dapat menghitung pulsa/gelombang dengan puncak
mempertahankan kestabilan tersebut. Pada rangkaian pengkondisi sinyal ini
dipergunakan IC 74HC14 yaitu IC inverter yang dimanfaatkan sebagai buffer sinyal
input agar sinyal keluaran berupa sinyal/pulsa digital yang stabil.
3.4. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal display) ke
mikrokontroler dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD
mikrokontroler
34
3.5.Rangkaian Power Supply
Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini:
Gambar 3.6 Rangkaian skematik power supply
Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke
seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran,
yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh
rangkaian kecuali rangkaian ADC, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk
mensupplay tegangan ke rangkaian ADC, karena rangkaian ADC memerlukan
tegangan input sebesar 12 volt agar tegangan referensinya stabil.
Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC
menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan
dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 F.
Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan
tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya
sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi
regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang
36
3.6. Diagram Alir Pemrograman
Start
Menentukan variabel dan inisialisasi port
mikokontroler
Set Timer 0 sebagai counter
Set subrutin untuk interrupt Timer 0
Aktifkan Interrupt
Hitung pulsa dari sumber gelombang yang dihitung
pada port 3.4
Delay 1 detik
Ambil nilai yang didapat setelah 1 detik
Tampilkan hasil perhitungan pada LCD
sebagai frekuensi
Di atas diperlihatakan sebuah flowchart program yang akan diisi pada mikrokontroler.
Berikut adalah penjelasannya :
a. Start: Program dimulai
b. Menentukan variabel dan inisialisasi port mikrokontroler: disinilah kita
menuliskan variabel yang kita gunakan dalam program dan sekaligus kita
tentukan port mikrokontroler yang akan digunakan.
c. Set Timer 0 sebagai counter: Pada mikrokontroler AT89S52 di port
3.4 adalah pin yang dinamakan timer 0, kita dapat memanfaatkan interrupt
timer 0 tersebut sebagai timer (pewaktu) ataupun sebagai counter, pada
permasalahan kita saat ini kita men-set timer 0 sebagai counter.
d. Set subrutin untuk timer 0: Pada bagian ini kita membuat subrutin untuk
pengaktifan timer 0.
e. Aktifkan interrupt timer 0: Pada bagian ini interrupt timer 0 diaktifkan,
interrupt tersebut akan aktif bila mendapatkan sinyal dari luar dan apabila
tidak ada sinyal dari luar maka sistem akan tetap menunggu sampai ada sinyal
masuk.
f. Hitung pulsa dari sumber gelombang: Apabila ada sinyal dari luar maka pulsa
dari gelombang tersebut segera dihitung.
g. Delay 1 detik: Untuk mengetahui frekuensi dari gelombang yang masuk maka
kita membutuhkan waktu sampling sebanyak 1 detik untuk mencacah sinyal
yang masuk tersebut.
h. Ambil nilai setelah 1 detik
38
j. Reset semua variabel: Setelah counting (mencacah) dan hasilnya telah
ditampilkan maka sistem kita rancang untuk mengulang (reset) seluruh
BAB 4
PENGUJIAN RANGKAIAN
4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S52
Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroler AT89S52 telah bekerja dengan
baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program pada IC AT89S52, apabila ada sinyal masukan dari rangkaian pengkondisi sinyal maka sistem minimum akan mengaktifkan interrupt timer 0 dan menghitung
pulsa dari sumber gelombang pada port 3.4.
Setelah penghitungan pulsa selesai maka tampilan akan dikirim ke LCD dan
hasil counter akan ditampilkan dengan satuan Hz (Hertz).
Rangkaian sistem minimum telah sukses dalam menjalankan seluruh operasi
tersebut di atas, maka rangkaian dinyatakan bekerja dengan baik.
4.2. Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Rangkaian pengkondisi sinyal ini atau rangkaian buffer yang berfungsi sebagai
rangkaian yang dapat mempertahankan kestabilan sinyal yang akan dikirimkan ke sistem minimum AT89S52. Pada rangkaian ini diberi probe untuk mengukur sinyal
40
Sinyal input akan dikirim ke IC 7414 dan melalui pin 10 maka sinyal dikirim ke sistem minimum melalui port 3.4, apabila pada sistem minimum sudah dapat
mengcounter nilai dari pengkondisi sinyal, maka rangkaian ini telah bekerja dengan baik.
4.3. Pengujian Rangkaian Power Supply
Pengujian rangkaian ini dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh
besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Setelah itu rangkaian power supply dihubungkan ke sumber arus listrik dan saklar ON/OFF nya diaktifkan ke posisi ON.
4.4. Pengujian Rangkaian secara keseluruhan
Setelah seluruh rangkaian dihubungkan menggunakan kabel pelangi sesuai dengan yang telah ditetapkan, lalu diberi arus melalui rangkaian power supply, keluaran dari
power supply berupa tegangan sebesar 5 volt diteruskan ke rangkaian system minimum dan rangkaian pengkondisi sinyal. Rangkaian system minimum dibuat
dalam keadaan ON. Diberi masukan berupa sinyal masukan yang berasal dari sinyal fuction atau alat yang keluarannya berupa sinyal DC (direct current) dengan kisaran tegangan TTL khususnya segi empat.
Sinyal input akan dikirim ke IC 7414 dan melalui pin 10 maka sinyal dikirim ke sistem minimum melalui port 3.4. Di dalam rangkaian ini masukan dicounter
maka hasilnya akan dikirim melalui P1.1 sampai P1.7 lalu kerangkaian konektor yang dihubungkan ke LCD (liquid crystal display). Pada LCD akan ditampilkan hasil
counter yang diperoleh dalam satuan Hertz (Hz).
Setelah hasil dari counter ditampilkan pada LCD berarti alat frequency counter ini telah sukses menjalankan seluruh operasi di atas, dan dapat dinyatakan kalau
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Frequency counter memanfaatkan fasilitas counter pada timer 0 mikrokontroler AT89S52.
2. Sinyal atau pulsa yang diukur merupakan arus searah dengan batasan
maksimum 6 volt.
3. Pengujian frequency counter dengan menggunakan osilator timer 555 sebagai
sumber sinyal, menunjukkan hasil yang sama dalam perhitungannya dengan frequency counter buatan pabrik.
4. Pengujian frequency counter dengan menggunakan function generator yang
membangkitkan gelombang AC tidak akurat dalam perhitungannya sedangkan bila menggunakan frequency counter buatan pabrik bisa diketahui
hasilnya.
5. Frequency counter ini bekerja dengan modus synchronus sehingga penghitungan frekuensi dapat dilakukan dengan melakukan sampling setiap
5.2. Saran
1. Untuk lebih menyempurnakan frequency counter berbasis mikrokontroler
AT89S52 ini dibutuhkan rangkaian pengkondisi sinyal tambahan agar frekuensi sinyal AC dapat dihitung.
2. Frequency counter ini memerlukan pengembangan lebih lanjut agar lebih
sempurna.
3. Frequency counter ini diharapkan dapat menjadi salah satu contoh dari
44
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Nalwan Paulus. 2004. Panduan Praktis Penggunaan dan Antarmuka Modul
LCD M1632. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Budiharto, Widodo. 2005. Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroler Perancangan
Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta: PT Elex media Komputindo.
Budioko, Totok. 2005. Belajar dengan Mudah dan Cepat Pemrograman Bahasa C
dengan SDCC (Small Device C Compiler) pada Mikrokontroler
AT89X051/AT89C51/52 Teori, Simulasi dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Wahyudin, Didin. 2007. Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa
BASIC Menggunakan BASCOM-8051. Yogyakarta: C.V. Andi OFFSET.
http://www.delta-electronic.com/Design/Apnote/HD44780.html. Diakses tanggal 23 April, 2008.