• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Peralatan Penjawab Telepon Otomatis Berbasis Mikrokontroler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Peralatan Penjawab Telepon Otomatis Berbasis Mikrokontroler"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PERALATAN PENJAWAB TELEPON

OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

Oleh :

Drs. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc NIP : 19560918 198503 1 002

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian :

PERANCANGAN PERALATAN PENJAWAB TELEPON

OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

Medan, Mei 2009

Dikatahui Oleh :

Dekan FMIPA- USU

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan penulisan makalah ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pendukung serta fasilitas yang diberikan baik laboratorium maupun referensi yang banyak mendukung dalam penulisan makalah ilmiah ini.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh staf pengajar FMIPA-USU yang telah berkenan memberikan informasi pengetahuan untuk mendukung penulisan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam makalah ilmiah ini, untuk itu kami mengharapkan saran dari pembaca agar penulisan makalah ini dapat ditingkatkan pada hari yang akan dating.

Akhir kata dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat menghasilkan suatu manfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di USU khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Medan, Mei 2009 Penulis

(4)

Daftar Isi

2.1 Mikrokontroler AT89C51 Single Chip ... 2

2.2 Fungsi Pin Mikrokontroler AT89C51 ... 2

2.3 Register ... 3

2.4 Pesawat Telepon Jenis DTMF (Dual Tone Multi Frequency) ... 5

2.5 Prosedur Sambungan Telepon ... 7

2.6 DTMF Decoder MT8870 ... 8

2.7 TONE DECODER IC LM567 ... 10

2.8 IC Perekam Suara ISD2590 ... 10

2.9 ... 13

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem ... 15

3.1.1 Perancangan Rangkain Controller ... 16

3.1.2 Rangkaian Pendeteksi Dering ... 17

3.1.3 Rangkaian Switch Line ... 18

3.1.4 Rangkaian Detektor DTMF ... 19

3.1.5 Rangkaian Penyimpan Suara ... 20

3.2 Metode Pengambilan Data ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

(5)

Inti Sari

(6)

I. PENDAHULUAN

Pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan PABX kapasitas kecil banyak fitur-fitur yang tidak ada pada PABX tersebut, salah satunya adalah OGM (outgoing message). Alat ini dapat digunakan sebagai mesin penjawab telepon otomatis untuk memenuhi kebutuhan yang tidak ada pada PABX berkapasitas kecil. Selain untuk PABX alat ini juga dapat digunakan untuk fix phone (telepon fisik, PSTN) sebagai alat penjawab telepon otomatis di saat pemilik telepon tidak di rumah, jadi direkam pesan untuk menghubungi nomor tertentu. Alat penjawab telepon otomatis ini pada penggunaannya diparalel dengan saluran telepon sehingga alat ini digunakan untuk satu saluran telepon.

(7)

II. DASAR TEORI

2.1. Mikrokontroler AT89C51 Single Chip

Mikrokontroler AT89C51 merupkan salah satu keluarga dari MCS51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit ataupun 8 bit secara bersamaan. Mikrokontroler dapat beroperasi dalam tegangan antara 4,5V sampai 5,5 V.

Sebuah mikrokontroler dapat bekerja bila dalam mikrokontroler tersebut terdapat sebuah program yang berisi instruksi-instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan sistem mikrokontroler tersebut. Instruksi-instruksi dari sebuah program pada tiap jenis mikrokontroler mempunyai beberapa perbedaan, misalkan saja instruksi pada mikrokontroler Atmel berbeda dengan instruksi pada mikrokontroler Motorola.

2.2. Fungsi Pin Mikrokontroler AT89C51

Konfigurasi pin mikrokontroler AT89C51 dapat dilihat pada gambar berikut.

(8)

2..3 Register

Mikrokontroler AT89C51 mempunyai beberapa register untuk kegunaan umum dan kegunaan khusus. Register tersebut diperlukan dalam pengolahan manipulasi data, register-register tersebut adalah sebagi berikut:

1. Accumulator (Register A)

Accumulator ialah sebuah register 8 bit yang merupakan pusat dari semua operasi akumulator, termasuk dalam operasi aritmatika dan operasi logika. Register ini terletak pada alamat E0H dan juga sebagai pengirim dan pengambilan data ke memori eksternal.

2. Register B

Register ini digunakan bersama-sama akumulator untuk proses aritmatik selain dapat juga difungsikan sebagai register biasa. Register ini dapat juga bersifat bit addressable.

3. Stack Pointer

(9)

4. Data pointer

Data pointer atau DPTR merupakan register 16 bit yang terletak di alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. Biasanya data pointer digunakan untuk mengakses data atau source code yang terletak dimemori eksternal. 5. Register timer

Mempunyai dua buah 16 bit Timer/Counter, yaitu timer 0 dan timer 1. Timer 0 terletak pada alamat 8AH untuk TL0 dan 8CH untuk TH0 dan timer 1 terletak di alamat 8BH untuk T1 dan 8CH untuk TH1.

6. Register interupsi

AT89C51 mempunyai lima buah interupsi dengan dual level prioritas interupsi. Interupsi akan selalu non aktif setiap kali sistem direset. Register yang berhubungan dengan interupt adalah Interupt Enable Regiser (IE) atau register pengaktif interupsi pada alamat A8H untuk mengatur keaktifan tiap-tiap interupt dan interupt Priority Register (IP) atau register Prioritas interupsi pada alamat B8H.

7. Register kontrol power

(10)

8. Register port serial

Mikrokontroler AT89C51 mempunyai sebuah chip serial port (port serial) didalam sebuah keping yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan perantara lain yang menggunakan serial port juga seperti modem dan shift register. Buffer (penyangga) untuk proses pengiriman maupun pengambilan dan terletak pada register SBUF, yakni pada alamat 99H. Sedangkan untuk mengatur mode dapat dilakukan dengan mengubah isi dari SCON yang terletak pada alamat 98H.

2.4. Pesawat Telepon Jenis DTMF (Dual Tone Multi Frequency)

Pada tahun 1940-an Bell Labortories berhasil mengembangkan sistem pensinyalan touch tone dialing dengan membangkitkan nada sebagai pengganti sistem pendialan pulsa pada pesawat telepon. Sistem pensinyalan ini kemudian disebut dengan sistem pensinyalan Dual Tone Multi Frequency (DTMF) yang dikenal dan digunakan meluas semua telepon yang ada sekarang.

Dual Tone Multi Frequency (DTMF) adalah teknik mengirimkan

angka-angka pembentuk nomor telepon yang dikodekan dengan 2 nada yang dipilih dari 8 buah frekuensi nada yang sudah ditentukan.

International Telecommunication Unit (ITU) telah mengeluarkan

rekomendasi No.Q23 untuk alokasi frekuensi pada pesawat telepon sistem push

button tone dialling dengan membagi 8 buah frekuensi yang sudah ditentukan

(11)

Hz, 1477 Hz, 1633 Hz. Hubungan antara tombol dan frekuensi sinyal DTMF seperti pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Matriks Keypad Pesawat Telepon DTMF

Tabel 2.2 Tombol dan sinyal DTMF yang dihasilkan

(12)

biasanya tombol A, B, C, dan D tidak dipakai. Teknik DTMF pada pesawat telepon adalah untuk setiap penekanan dihasilkan 2 buah frekuensi berbeda yaitu nada rendah dan frekuensi nada tinggi. Seperti terlihat pada gambar 2.2 angka 1 dikodekan dengan 697 Hz dan 1209 Hz dan angka 9 dikodekan dengan 852 Hz dan 1447 Hz.

2.5 Prosedur Sambungan Telepon

Permintaan sambungan telepon oleh pelanggan mengikuti prosedur sambungan sebagai berikut :

1. Pada saat pemanggil mengangkat handset telepon, sentral akan mendeteksi bekerjanya sirkuit pelanggan yang mengangkat handset tadi dan kemudian mengirimkan nada pilih (dial tone).

2. Setelah menerima nada pilih pemanggil mengirimkan nomor tujuan kesentral melalui penekanan tombol pada pesawat telepon.

3. Berdasarkan informasi yang diterima dari pemanggil, sentral akan mencari pihak yang dipanggil dan membuat sambungan.

4. Jika saluran pihak yang dipanggil sedang dipakai maka sentral akan mengirimkan nada sibuk (busy tone) ke pemanggil.

5. Jika saluran pihak yang dipanggil dalam keadaan bebas maka, sentral akan mengirimkan sinyal panggilan untuk membunyikan pesawat telepon pihak yang dipanggil dan pemanggil akan menerima nada pada panggilan (ringging tone).

(13)

Hubungan pesawat telepon dengan pesawat telepon lain dilakukan dengan bantuan sentral telepon. Hubungan komunikasi antar sentral telepon dengan pelanggan dilakukan dengan pengiriman sinyal informasi telepon berupa nada-nada pemberitahuan. Sinyal informasi yang dikirimkan oleh sentral adalah nada-nada dial (dial tone), nada panggil (ringging tone), dan nada sibuk (busy tone).

1. Dial tone (nada pilih); merupakan sinyal yang dikirimkan sentral

apabila handset diangkat, sebagai pemberitahuan kepada pelanggan bahwa sentral siap menerima nomor telepon yang akan didial.

2. Ringing tone (nada pangil); merupakan sinyal yang dikirimkan sentral

ke pemanggil pada saat tujuan sedang dikirimkan sinyal panggilan yang dinamakan ringging curent.

3. Busy tone (nada sibuk) merupakan sinyal yang dikirimkan sentral ke

pemanggil apabila terjadi kegagalan pembentukan sambungan atau saluran yang dituju sedang digunakan.

Tabel 2.3 Jenis Tone Pada Sambungan

Jenis Tone Frekuensi tone Bunyi tone

Dial tone 425Hz ± 25Ηz Continue

Ringging tone 425Hz ± 25Ηz 2 det on 3 det off

Busy tone 425Hz ± 25Ηz 0,5 det on 0,5 det off

2.6. DTMF Decoder MT8870

(14)

Seperti terlihat pada gambar 2.4a, fungsi utama ini dapat dicapai karena adanya bagian bandsplit filter yang berfungsi untuk memisahkan sinyal kelompok nada rendah dan sinyal kelompok nada tinggi dari sinyal DTMF, dan bagian dekoder digital untuk mengkodekan pasangan sinyal yang diterima menjadi kode biner 4 bit. Ditambah arsitektur bagian internal lainnya menjadikan IC MT8870 ini praktis dan mudah dalam pemakaian sehingga mendukung unjuk kerja yang tinggi dengan komsumsi daya yang rendah.

Komponen luar yang diperlukan sangat sedikit dan merupakan pelengkap dari chip tersebut yang terdiri dari beberapa input untuk pengaturan penguatan sinyal, clock oscillator, kemudi lama waktu untuk pengecekan keabsahan sinyal DTMF yang diterima.

Konfigurasi pin dari IC MT8870 dapat dilihat pada gambar 2.4b konfigurasi ini merupakan konfigurasi standar yang direkomendasikan oleh Mitel sebagai pembuat IC tersebut.

(15)

2.7. TONE DECODER IC LM567

LM567 adalah rangkain yag terintegrasi yang berfungsi sebagai tone decoder, yang membandingkan frekuensi masukan dengan frekuensi osilator. Frekuensi yang dapat dibandingkan mulai dari 0,01Hz samapai 500KHz. Prinsip kerja dari IC ini adalah membandingkan frekuensi nada masukan dan jika frekuensi masukan sama dengan frekuensi osilator maka output IC akan berlogika low dan jika tidak sama output IC berlogika high. Blok diagram IC LM57 diperlihatkan seperti pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Blokdiagram LM567

2.8. IC Perekam Suara ISD2590

(16)

smoothing filter, dan penguat suara untuk speaker, tambahan lain dari ISD 2500 dapat dialamati oleh mikroprosesor untuk memutar kembali pesan-pesan yang telah direkam sesuai dengan alamat yang telah ditentukan. Hasil rekaman dari suara disimpan di memori non-volatile berupa bit.

Gambar 2.7 Blok Diagram ISD2500

Konfigurasi pin dari IC ISD2590 dapat dilihat pada gambar 2.8

(17)

Tabel 2.5 Deskripsi Pin IC ISD2590

No. Pin Nama Pin Fungsi

1-10 A0/M0 Alamat/Mode masukan

11 Aux In Auxilary Input 13-12 VSSA,VSSD Ground

14-15 SP+/SP- Keluaran speaker 16, 28 VCCA/VCCD Sumber tegangan

17 Mic Mikrophone

18 Mic Ref Microphone Refrence

19 AGC Automatic Gain Control

20 Ana In Analog Input

21 Ana Out Analog Output 22 OVF Overflow

23 CE Chip Enable

24 PD Power Down

25 EOM End of message

26 Xclk Eksternal clock

27 P/R Play/Record

Gambar 2.9 Rangkaian dasar ISD2590 untuk record dan playback

(18)

dipindahkan ke posisi record dan selama perekaman SW1 ditekan. Untuk mendengar pesan yang direkam posisi SW2 dirubah ke play dan SW1 ditekan. ISD2590 dapat dialamati sampai 600 alamat dan satu alamat data mempunyai lama waktu penyimpanan 0,15 detik.

2.9. Perangkat Lunak Mikrokontroler

Banyak program-program assembler yang bisa digunakan untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler MCS51. Program assembler dari intel untuk mikrokontroler MCS51 adalah ASM51.

Program assembler, ASM51 dapat dijalankan pada komputer PC dengan sistem opersi DOS atau Windows, karena komputer yang digunakan prosesor bukan keluarga MCS51. Maka ASM51 sering dikenal dengan sebagai pemogram “cross assembler”. Program bisa diketik menggunakan sembarangan editor DOS maupun Windows dan harus disimpan dalam format teks (bukan rtf atau sejenisnya). Kemudian diassembli menggunakan ASM51 sehingga menghasilkan berkas objek, tetapi tidak bisa dijalankan dengan komputer yang bersangkutan karena prosesornya bukan keluarga MCS51. Karena tidak bisa dijalankan langsung, maka bisa kita gunakan perangkat lunak lain untuk melakukan emulasi atau simulasi program kita, misalnya TS8051 Emulator, Pequi, dan lain-lain.

(19)

AT89C51/52 melalui pemograman (programmer). Proses selengkapnya ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Program.asm

Gambar 2.10. Proses Pembuatan Program Aplikasi Modul Tunggal

(20)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem

Blok diagram rancangan sistem penerima telepon otomatis diperlihatkan pada gambar 3.1.

Switch line

Trafo Kopling Detektor DTMF

Gambar 3.1 Blok diagram keseluruhan

Pada perancangan dan pembuatan sistem ini direncanakan atas 7 blok diagram yaitu : blok pendeteksi ring, blok controller, blok switch line, blok trafo kopling blok DTMF, blok penyimpan pesan, dan blok busy tone. Adapun fungsi masing-masing blok tersebut adalah :

(21)

o Rangkaian Switch line berfungsi sebagai off hook atau untuk menghubungkan saluran telepon dengan alat.

o Rangkaian Trafo kopling berfungsi untuk menyamakan impedansi antara saluran telepon dengan impedansi alat sehingga keduanya dapat berkomunikasi dengan baik.

o Rangkaian Detektor DTMF berfungsi untuk mendeteksi sinyal DTMF yang masuk dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang sesuai dengan pasangan nada DTMF yang diterima.

o Rangkaian controller berfungsi sebagai pusat pengendali alat yang menggunakan IC mikrokontroler AT89C51.

o Rangkain penyimpan suara berfungsi untuk menyimpan pesan suara dan memutar kembali pesan sesuai dengan alamat yang diterima dari mikroprosesor .

o Rangkaian busy tone berfungsi untuk mendeteksi nada sibuk.

3.1.1 Perancangan Rangkain Controller

Bagian ini merupakan sistem minimum menggunakan mikrokontroler AT89C51 yang berfungsi sebagai pemroses pada sistem penjawab telepon otomatis. Pada perancangannya port-port pada mikrokontroler ini di-set sebagai input maupun output. Bit Port 1.0 .. 1.4 sebagai input data biner 4 bit yang dikirim dari DTMF Receiver. Bit Port 3.1 sebagai input pendeteksian sinyal dering dari

Ring Detector. Bit Port 2.7 sebagai output untuk mengaktifkan bagian Hook

Switch. Port 0 sebagai output untuk alamat penyimpanan data pesan pada

(22)

Rangkaian ini akan berjalan setelah dimasukkan suatu program ke flash memory yang sudah terdapat di dalam chip mikrokontroler. Berikut gambar skema rangkaian sistem minimum AT89C51 sebagai pengolah data dan control pada sistem penjawab telepon otomatis ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Rangkaian Pengontrol

3.1.2 Rangkaian Pendeteksi Dering

(23)

kondisi logika output tetap high ketika tidak ada sinyal dering yang dideteksi. Ketika ada sinyal dering maka arus AC akan menyebabkan LED optocoupler menyala dan mengakibatkan arus mengalir dari kaki kolektor dan emiter pada phototransistor sehingga phototransistor saturasi dan kondisi logika output menjadi low. Rangkaian pendeteksi dering berfungsi untuk mendeteksi sinyal dering menjadi sinyal pulsa. Bila ada nada dering yang masuk, keluaran dari tegangan sinyal pulsa pada rangkaian pendeteksi dering adalah sebesar 0 volt dan bila tidak ada dering maka tegangan sinyal pulsa dari rangkaian pendeteksi dering adalah sebesar 5 volt. Mikrokontroler akan bekerja bila mendapatkan input berupa sinyal pulsa sebesar 0 volt.

Gambar 3.3 Rangkaian Pendeteksi dering

3.1.3 Rangkaian Switch Line

Bagian ini berfungsi untuk menggantikan saklar pada gagang telepon dengan sebuah relay sekaligus mengganti nilai impedansi pesawat telepon dengan sebuah resistor agar PSTN menganggap telepon sedang off hook ketika Switch

Line ini aktif.

(24)

sebagai pengganti impedansi telepon. Hook Switch akan aktif (off hook) ketika input basis transistor high (5 Volt)

Gambar 3.4 Rangkaian Switch Line

3.1.4. Rangkaian Detektor DTMF

(25)

3.1.5. Rangkaian Penyimpan Suara

Rangkaian ini berfungsi untuk menyimpan dan memutar pesan yang telah direkam. Rangkaian ini disusun oleh beberapa komponen diantaranya R1 disambungkan ke Vcc agar kondisi logika chip enable tetap high ketika tidak ada sinyal control dari mikrokontroler, dan kapasitor elektrolit sebagai filter masukan suara yang akan direkam dan sebuah speaker untuk output dari rekaman.

Gambar 3.7 Rangkaian Penyimpan Suara

3.2. Metode Pengambilan Data

Prinsip mesin penjawab telepon otomatis ini adalah sebagai berikut:

• Rangkaian diberi catu daya.

• Jika nomor telepon yang dipararel dengan mesin penjawab dihubungi dan

(26)

pesan yang telah ditentukan dan jika yang menghubungi ingin meninggalkan pesan maka penelepon diperintahkan untuk menekan angka 7 dan jika tidak maka penelepon akan menutup telepon dan mesin penjawab telepon akan memutuskan sambungan (on hook).

• Jika sipemilik ingin mendengar pesan yang ditingalkan sipenelepon maka

pemilik hanya tinggal menekan tombol Play.

Selanjutnya dilakukam pengujian untuk mengetahui rangkain hardware dan

software dari setiap blok rangkaian sudah bekerja normal sesuai dengan yang

(27)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Setelah semua perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung sistem ini selesai dirancang dan dikonfigurasi, maka untuk tahap selanjutnya ialah pengujian sistem, pada pengujian ini dilakukan tes terhadap setiap blok rangkaian.

4.1.1 Pengujian Terhadap Rangkaian Pendeteksi Dering

(28)

Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Pendeteksi Dering

4.1.2 Pengujian Terhadap Rangkaian Switch Line

Proses pengujian terhadap rangkaian switch line ini dapat dilakukan secara hardware dan software. Pengujian secara software dapat dilakukan dengan cara mengamati rangkaian switch line tersebut. Rangkaian switch line ini akan aktif saat ada sinyal dering sebanyak tiga kali, tapi jika tidak ada sinyal dering maka rangkaian ini tidak aktif. Saat ada sinyal dering, rangkaian pendeteksi dering akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler dan selanjutnya mikrokontroler akan mengirim sinyal untuk mengaktifkan rangkaian switch line. Saat rangkaian switch line aktif, rele dari rangkaian tersebut aktif dan menimbulkan suara tek.

(29)

Gambar 4.2 Pengujian Rangkaian Switch Line

4.1.3 Pengujian Terhadap Rangkaian Detektor DTMF

(30)

Gambar 4.3 Pengujian Rangkaian Detektor DTMF Tabel 4.1 Data Keluaran MT8870

Pengujian secara software dilakukan dengan cara menekan angka 1 untuk mendengarkan pesan yang telah direkam pada alamat angka 1.

4.1.4 Pengujian Terhadap Penyimpan Suara

(31)

4.1.5 Pengujian Rangkaian Busy Tone

Pengujian rangkaian busy tone dilakukan dengan mengukur tegangan pada kaki 8 pin LM567. Pada saat tidak ada tone atau on-hook maka tegangan pada pin 8 LM567 adalah +5V dan jika ada tone atau off-hook maka tegangan pada pin 8 adalah 0V. Jika tegangan pada pin 8 LM567 tidak tepat 0V pada saat ada tone atau off-hook maka VR 5K harus disett agar tegangan 0V pada saat ada tone.

Berikut ini adalah gambar pengujian rangkaian busy tone.

(32)

4.2. Pembahasan.

Setelah dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui rangkain

hardware dan software dari setiap blok rangkaian sudah bekerja normal sesuai

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari uraian sebelumnya dan dari ujicoba dan pengambilan data dapat diambil beberapa kesimpulan sbb:

1. Alat ini telah berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharpkan

2. Alat ini dapat menjawab apabila mendapat ringing tone yang dapat disett 3 kali dimana 1 ringging adalah 3 detik.

Dan alat ini dihubungkan dengan cara mempararelkan saluran pesawat telepon dirumah line ektesion PABX mini.

2 . ISD2590 memiliki pengalamatan data hingga 600 alamat dan 150ms setiap bagian alamat. ISD2590 dapat diaplikasikan sebagai media penyimpanan data audio dengan durasi yang masih terbatas.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu :

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan sistem sensor yang mengawasi ruangan atau rumah dan jika ada hal yang tidak diinginkan mesin dapat menghubungi pemilik dan menyampaikan pesan audio kepada pemilik.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto.2002. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55. Yogyakarta: Gava Medan.

Budiharto, Widodo.2005.Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta:Gramedia.

Nalwan.2003.Teknik Antar Muka dan Pemograman. Jakarta: Penebar Swadaya. Suhata, ST. Aplikasi Mikrokontroler sebagai pengendali peralatan elektronik via

telepon. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Susanto.2002. Pemograman dengan Bahasa Asembly. Edisi ketiga. Jakarta: Elex Media Komputind

Gambar

Gambar 2.1 Konfigurasi Mikrokontroler AT89C51
Gambar 2.2  Matriks Keypad Pesawat Telepon DTMF
Gambar 2.4 a. Diagram blok IC MT8870  b.konfigurasi pin IC MT8870
Gambar 2.6 Blokdiagram LM567
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika Anda memilih Aktifkan pada menu Latar Biru , layar akan menampilkan warna biru jika tidak ada sinyal atau sinyal lemah. Tekan berulang-ulang tombol MENU

Lapisan Tersembunyi ……….………... Tampilan Scilab Saat Start Awal ……….. User Interface Program yang Direncanakan …...……….. Peta Jaringan Stasiun Pos Hujan pada DAS

Tuhan semesta alam yang berkat rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Perhitungan Drop Tegangan Pada Jaringan Distribusi Primer 20 kV

Hasil penelitian yang dilakukan ini sesuai dengan yang dilakukan Sirait (1990) di Kelurahan Padelangan, Semarang mendapatkan hasil prevalensi hipertensi pada laki-laki (16,7%)

Jika Anda memilih Aktif pada menu Latar biru, layar akan menampilkan warna biru jika tidak ada sinyal atau sinyal lemahb. Tekan berulang-ulang tombol MENU untuk kembali ke

c. Memenuhi persyaratan teknis minimal dan berlabel. Lahan bera atau tidak ditanami dengan tanaman yang satu familli minimal satu musim tanam. Untuk tanaman rimpang lahan yang

CATATAN: Auto Adjust (Penyesuaian Otomatis) tidak dapat dilakukan jika Anda menekan tombol saat tidak ada sinyal input video aktif atau kabel yang tersambung.. Pilihan ini

Jika Anda tidak mengeset Distinctive Ring (Dering Berbeda) untuk menyesuaikan pola dering yang ditetapkan ke nomor faks Anda, printer akan menjawab panggilan telepon dan panggilan