GAMBARAN DISTRIBUSI FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS
STABAT KABUPATEN LANGKAT
TAHUN2004
SKRIPSI
Diajukao Sebagai Salah Satu Syarat
Uotuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kesehatao Masyarakat
Oleh:
SAMSUDDIN
NIM.031000229
FAKULTASKESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
GAMBARAN DISTRIBUSI FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI
PUSKESMAS STABAT KABUPATEN LANGKAT
TAHUN2005
Yang Dipersiapkan Dan Dipertahankan Oleh :
SAMSUDDIN
NIM. 031000229
Medon.
Juli 2005
f
。ォ
オセ
N
k
・
ウ
・ィ。
エ
。。
Masyarakat
UniverSitas Sumatera Utara
De
a,
a
a niari Lubis Msi
NlP.131124053
ABSTRAK.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) salah satu perryebab kematian utama
balita dan anak di negara berkembang. Di Indonesia proporsi kematian bayi akibat ISPA
adalah
29,5%,
dan sekitar 60% sampai 80% kematian ISPA terjadi akibat pnemonia
(SKRT tahun 1995).
Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi penyakit ISPA pada balita yang
berobat di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat Tahun 2004, telah dilakukan penelitian
deskriptif dengan desain case series. Populasi yaitu penderita ISPA pada balita yang
berobat di Puskesmas Stabat sebanyak
583
kasus. Sampel sebagian dari populasi yaitu
237 kasus. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Systematic Random
Sampling. Data diperoleh dari kartu status ISPA balita yang berobat ke Puskesmas
Stabat selama tahun 2004.
Penderita ISPA yang paling banyak ditemukan pada kelompok umur 1-4 tahun
yaitu 144 balita (60,8.%),jenis kelamin laki-laki sebanyak 142 kasus
(59,9%).
Frekuensi
serangan berulang
2
kali atau lebih 21 kasus
(8,9%),
derajat lSPA lebih banyak pada
bukan pnemonia 211 kasus
(89,1%),
tidak di Immunisasi Campak
115
kasus
(48,5%),
berat badan lahir rendah
4/
kasus
(17,3%),
gizi sedang
4/
kasus (17,3%). Balita yang
datang berobat ke Puskesmas Stabat paling banyak berasal dari desa Kwala Bingai yaitu
70 kasus
(29,5%).
Dan Balita yang paling banyak menderita ISPA menurut waktu yaitu
pada bulan Juli
36
kasus
(15,2%).
Dari hasil penelitian ini diharapkan pada petugas
Puskesmas perlu adanya peningkatan upaya pencegahan dan penyuluhan agar insidensi
/SPA dapat menurun pada masa yang akan datang.
Kata Kunci : ISPA, Penderita ISPA Balita.