612.3 Ind
p
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman Pelayanan Gizi Pada Pasien Tuberkulosi s. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013
-ISBN 9786022355526
KATA PINGANTAR
Assalamualibum Wr.wb
Puji syubur behadirat Allah SWT barena atas izin dan baruniaNYA abhirnya bubu Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberculosis dapat diselesaiban dengan baib.
Pedoman ini disusun agar tersedia acuan bagi petugas besehatan di semua tingbat untub melabuban pelayanan gizi yang berbualitas bagi Pasien Tuberculois di fasilitas pelayanan besehatan.
Pedoman ini mencabup Tatalabsana Penyabit Tuberbulosis, Hubungan Kebutuhan Gizi dengan Tuberbulosis, Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberbulosis, serta Pencatatan dan Pelaporan Penatalabsanaan Gizi pada Pasien Tuberbulosis.
Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihab yang telah berbontribusi dalam penyusunan bubu ini dari Iintas program, abademisi, dan profesi, bami sampaiban terimabasih atas dedibasinya. Semoga Pedoman ini bermanfaat dalam meningbatban pelayanan gizi bagi pasien tuberculosis. Wa billahi taufib wal hidayah, Wassalamualaibum wr.wb
laRarta, lanuarl 2014
L----.'r'4HI.JQQIW Izwardy. MA
8302161986031005
,AMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA Gill DAN KIA
Sesuai dengan target Millenium Development Coals (MDCs) pada tahun 2015, ケ。セョゥ@ prevalemi ー・ョケ。セゥエ@ tオ「・イセオャッウゥウ@ turun 50% dari data survei prevalemi tahun 1990 sebesar 448 per 100.000 ー・ョ、オ、オセ@ menjadi sebesar 222 per 100.000 ー・ョ、オ、オセN@ uョエオセ@ itu 、ゥ「オエオィセ。ョ@ upaya percepatan pengendalian tオ「・イセオャッウゥウ@ (TB) di Indonesia, salah satunya melalui upaya pelayanan gizi yang 「・イセオ。ャゥエ。ウ@ bagi pasien tオ「・イセオャッウゥウN@
Bila 、ゥセ。ゥエセ。ョ@ dengan status gizi, ュ。セ。@ gizi ュ・イオー。セ。ョ@ ヲ。セエッイ@ ー・ョ、オセオョァ@ bagi pencegahan dan penanggulangan tオ「・イセオャッウゥウL@ セ。イ・ョ。@
dengan glzl yang sesuai セ・「オエオィ。ョ@ tubuh dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ー・ョケ。セゥエ@ tオ「・イセオャッウゥウN@ Sementara itu dengan adanya ゥョヲ・セウゥ@ tオ「・イセオャッウゥウ@ 。セ。ョ@ ュ・ョケ・「。「セ。ョ@ ー・ョゥョァセ。エ。ョ@
セ・「オエオィ。ョ@ zat gizi, dan apabila tubuh エゥ、。セ@ mampu memenuhi
セ・「オエオィ。ョ@ yang ュ・ョゥョァセ。エ@ ュ。セ。@ dapat ュ・ョァ。セゥ「。エセ。ョ@ セ・セオイ。ョァ。ョ@
zat gizi terutama energi dan protein yang ditandai dengan penurunan berat badan, lemah dan pasien エ。ュー。セ@ セオイオウN@
Dalam イ。ョァセ。@ menuju pelayanan gizi yang 「・イセオ。ャゥエ。ウ@ bagi pasien
tオ「・イセオャッウゥウ@ ュ。セ。@ telah disusun Pedoman Pelayanan Cizi pada Pasien
tオ「・イセオャッウゥウL@ yang dapat menjadi acuan bagi petugas セ・ウ・ィ。エ。ョ@ di fasilitas pelayanan セ・ウ・ィ。エ。ョN@
Kami ュ・ョァオ」。ーセ。ョ@ エ・イゥュ。セ。ウゥィ@ セ・ー。、。@ lintas program, 。セ。、・ュゥウL@
profesi serta ーゥィ。セMーゥィ。セ@ yang エ・イセ。ゥエ@ dalam penyusunan 「オセオ@ pedoman ini, semoga bermanfaat dalam ュ・ョゥョァセ。エセ。ョ@ pelayanan gizi bagi pasien Tオ「・イセオャッウゥウN@
,AM.UIAN
DIRIKIURJINDIRAL
PINGINDALIAN PINYAKII DAN PINYIMAIAN LINGKUNGAN
TuberRulosis merupaRan salah satu penyaRit infeRsi RroniR yang menular don masih menjadi masalah Resehatan global di dunia, dimana diperRiraRan seRitar sepertiga penduduR dunia telah terinfeRsi oleh Ruman
Mycobacterium tuberculosis.
Soot ini Indonesia berada di urutan Re 4 dari 22 negara di dunia yang mempunyai bebon TuberRulosis tertinggi. Tingginya beban masalah ini songat dipengaruhi oleh RemisRinan seperti pada negaranegara sedang berRembang, meningRotnya penduduR dunia don dampaR pandemi HIV.Namun demiRian, dewasa ini SeRjen PBB menyampaiRan apreslasl Repada Pemerintah Indonesia peri hal Upoya Pengendalian TuberRulosis di Indonesia. BahRan, dalam Pidoto Kenegaraannyo, tanggal 16 Agustus 2013, Presiden menyampaiRon bahwa Indonesia soot ini menjadi salah satu Negara percontohan dalam Reberhasilannya menurunRan penderita TuberRulosis secara signifiRan, baiR dengan pendeteRsiannya maupun pengobatannyo.
Pelayanan gizi bagi pasien tuberculosis merupaRan bagian integral dari pelayanan Resehatan secara Romprehensif. Pelayonan gizi optimal di berbagai tingRot fasilitas pelayanan Resehatan berperan penting menunjang proses penyembuhan penyaRit tuberculosis. Soya memandang pentingnya bURU pedoman ini untuR acuan petugas gizi don petugas Resehotan lainnyo di iapangan. Oleh Rarena itu soya memberiRan apresiasi don menyampaiRan ucapan terimaRasih Repada semua pihaR yang telah berRontribusi baiR pada penyusunan bURU ini.
DAFTAR 1'1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belal?ang ... 1
B. Tujuan ...•.•. 2
C. Dasar Hul?um ... 3
D. Sasaran ... 3
E. Ruang Lingl?up ... 3
BAB II. TATALAKSANA PENVAKIT TUBERKULOSIS A. Penyebab dan Gejala ... 5
B. Diagnosis T uberl?ulosis ... 6
C. Pengobatan Tuberl?ulosis ... 6
D. Efel? Samping OAT ... 14
BAB III. HUBUNGAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN TUBERKULOSIS A. Kurang Energi dan Zot Gizi Mal?ro ... 17
B. Kurang Zat Gizi Mil?ro ... 17
C. Peran Gizi Dalam Penyembuhan Pasien Tuberl?ulosis ... 17
D. Interal?si OAT Dengan Asupan Mal?anan ... 18
BAB IV. PELAVANAN GIZI PADA TUBERKULOSIS A. Tujuan Pelayanan Gizi ... 19
B. Alur Pelayanan Gizi ...•... 19
C. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) ... 22
1. Pengl?ajian Gizi ... 22
a. Antropometri ...•...•... 22
b. Biol?imia ...•... 25
c. Klinis ...•...•...•....• 25
d. Riwayat Gizi ...•... 26
e. Riwayat Personal ... 26
2. Diagnosis Gizi ...•.•...•...•... 26
a. Domain Asupan ... 26
b. Domain Klinis ...•.•... 26
c. Domain Perilal?u ... 27
3. Intervensi Gizi ... 27
a. Pemberian Diet ... 27
1) Kebutuhan energi dan zot gizi mal?ro ... 27
2) Zot gizi mil?ro untul? dewasa dan anal? ... 29
3) Prinsip Diet ... 30
b. EduRasi dan Konseling ... 31
c. Koordinasi dan Kolaborasi Tim Kesehatan ... 34
4. Monitoring dan Evaluasi ... 34
BAB V. PENCATATAN DAN PELAPORAN A. Pencatatan ... 36
B. Pelaporan ... 37
LAMPIRAN Lampiran 1. Sistem SRoring Gejala dan PemeriRsaan Penunjang TuberRulosis ... 38
Lampiran 2.1. AngRa KecuRuRupan Energi, Protein, LemaR Karbohidrat, Serat dan Air yang dianjurRan Lampiran 2.2. AngRa KecuRuRupan Vitamin yang dianjurRan Lampiran 2.3. AngRa KecuRuRupan Mineral yang dianjurRan Lampiran 2 AngRa KecuRupan Gizi 2013 ... 40
untuR orang Indonesia (per orang per hari) ... 40
untuR orang Indonesia (per orang per hari) ... 42
untuR orang Indonesia (per orang per hari) ... 44
Lampiran 3. Formulir Food Recall 24 Jam ... 46
Lampiran 4. Form Food Frequency ... 47
Lampiran 5. Formulir SRrining Gizi ... 48
Lampiran 6. Formulir Asuhan Gizi ... 49
Lampiran 7. Formulir Evaluasi Asuhan Gizi ... 51
Lampiran 8. BURu Register Asuhan Gizi ... 52
Lampiran 9. Kartu Kontrol Asuhan Gizi ... 53
Lampiran 10. Daftar Bahan MaRanan PenuRar ... 54
DAFTAR TABEL
Tabel1. Tabel2 a. Tabel2 b. Tabel3 a. Tabel3 b. Tabel4 a. Tabel4 b. TabelS a. Tabels b. Tabel6 a.
Tabel6 b. Tabel6 c. Tabel6d. Tabel6e.
Tabel6f.
Tabel7. TabelS. Tabel9. TabellO
Tabel".
lenis dan Sifat OAT
Oasis Panduan OAT KOT Kategori 1
Oasis Panduan OAT KombipaR untuR Kategori 1 Oasis Panduan OAT KOT Kategori 2
Oasis Panduan OAT KombipaR untuR Kategori 2 Oasis OAT anaR dalam bentuR KombipaR
Oasis OAT anaR dalam bentuR KOT (Formula lOA\) EfeR Sam ping OAT yang Ringan
EfeR Sam ping OAT yang Berat
Standar Oeviasi ZSRore BB/PB atau BB/TB pada anaR
KlasifiRasi Status Gizi pada AnaR BerdasarRan liLA Penilaian lMT MenggunaRan Batas Ambang Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan KlasifiRasi Status Gizi pada Wanita Hamil dan 6 bin Pasca MelahirRan BerdasarRan liLA
KlasifiRasi Status Gizi pada dewasa berdasarRan liLA
Riwayat Gizi
Kebutuhan energi dan zat gizi maRro Bahan MaRanan Sumber Vitamin
Masalah yag berRaitan dengan asupan maRan dan penatalaRsanaannya
T ugas Tim Kesehatan
DAFTAR BAGAN
Bagan 1
Bagan 2
Bagan 3
Bagan 4
Bagan 5
Peran Cizi pada pasien Tuberl:?ulosis
Alur Pelayanan Cizi di Pusl:?esmas
Alur Pelayanan Cizi di Rumah Sal:?it
Alur Pencatatan Pelayanan Cizi pada Pasien Tuberl:?ulosis
Mel:?anisme dan Alur Pelaporan Pelayanan Cizi Pada Pasien T uberl:?ulosis
1. ARV
2. AKC
3.
BTA4. BB
5. BBI
6.
BCC7. CAPD
8. CD4
9.
DM 10. OAT11. HIV
12.IMT
13. KDT
14. KH
15. KIE
16. liLa
17. MDR
18. PACT
19. TB
20.PB
21. REE
DAFT AR SINCKA TAN
: Anti Retro Viral
: Angi:?a Kecui:?upan Cizi
: Basil Tahan Asam
: Berat Badan
: Berat Badan Ideal
: Bacilus CalmetteCuerin
: Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis
: Cluster of Diferentiation 4
: Diabetes Melitus
: Obat Anti Tuberi:?ulosis
: Human Immunodefisiency Virus
: Indei:?s Massa Tubuh
: i:?ombinasi Dosis Tetap
: Karbohidrat
: Komunil:?asi Informasi Edui:?asi
: Lingi:?ar Lengan Atas
: Multi Drug Resistance
: Proses Asuhan Cizi Terstandar
: Tinggi Badan
: Panjang Badan
: Resting Energy Expendicture
22. RHZE
: Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Etambutol
23. SD
: Standar Deviasi
24.
SGOT
: Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
25.
SGPT
: Serum Pyruric Oxaloacetic Transaminase
DEFINI.I OPERA.IONAL
1.
Ano.eluia
adalah gangguan atau I:lehilangan nafsu mal:lan.2.
Rell/". ."e,., ••pe"d/lu,e (REE)
adalah energi yang dibutuhl:lan tubuh untul:l mempertahanl:lan fungsifungsi tubuh dalam I:leadaan istirahat. yang besarnya 10% diatas laju metabolisme basal.3.
'Ind.om Pullh Imun ('PI) a.au
I",,,,u,,e
r・セNBLiiiオャィBL@1"11.",,,,.,.,,
I,,,d,.,,,e (IRI')
adalah perburul:lan manifestasiI:llinis sebagai al:libat respons inflamasi berlebihan pada soot pemulihan respons imun setelah pemberian terapi Antiretroviral (ARV).
4.
Tena.a Glzi
adalah setiap orang yang telah lulus pendidil:lan di bidang gizi sesuai I:letentuan peraturan perundangundangan. Tenaga Cizi meliputi Tel:lnil:lal Registered Dietisien (TRD, Nutritionis Registered (NR). dan Registered Dietisien (RD).5.
Lean .od", Ma..
adalah masa tubuh dengan lemal:l6.
P.o.e. A.uhan Glzi Te•••anda. (PAGT)
adalah suatu metode untul:l memecahl:lan masalah gizi secara sistematis dan menggunal:lan I:lerangl:la berpil:lir I:lritis dalam membuat I:leputusan soot menangani berbagai masalah yang berl:laitan dengan gizi. sehingga dopat memberil:lan asuhan gizi yang oman. efel:ltif. dan berl:lualitas tinggi. PACT meliputi pengl:lajian gizi. diagnosis gizi. intervensi gizi. dan monitoring dan evaluasi.7.
P.ofllalult
adalah pencegahan penyal:lit8.
Edubatt
adalah proses formal dalam melatih I:letrampilan atau membagi pengetahuan yang membantu pasienl I:llien mengelola atau memodifil:lasi diet dan perilal:lu secara sul:larela untul:l menjaga atau meningl:latl:lan I:lesehatan. Meliputi edul:lasi gizi awallsingl:lat dan edul:lasi gizi secara menyeluruh9.
Kon.elln,
adalah proses pemberian dul:lungan pada pasien/l:llien yang ditandai dengan hubungan I:lerjasama antara I:lonselor dengan pasienl I:llien dalam menentul:lan prioritas. tujuan I target. merancang rencana I:legiatan yang dipahami. dan membimbing I:lemandirian dalam merawat diri sesuai I:londisi dan menjaga I:lesehatan.10.Koo.dlna.1 a.uhan ,Izl
Strategi ini merupal:lan I:legiatan tenaga gizi melal:lul:lan I:lonsultasi. rujul:lan atau I:lolaborasi. I:loordinasi pemberian asuhan gizi dengan tenaga I:lesehatanl institusil dietisien lain yang dapat membantu dalam merawat atau mengelola masalah yang berl:laitan dengan gizi.
BAB
IPENDAHULUAN
A. LAIA. BELAKANG
Penyal?it Tuberl?ulosis (TB) adalah penyal?it infel?si al?ibat I?uman Mycobacterium tuberculosis yang ditularl?an langsung dari manusia I?e manusia melalui percil?an dahal? Penyal?it ini merupal?an salah satu penyebab infel?si I?ronil? menular yang masih menjadi masalah I?esehatan. Penyal?it yang sudah cul?up lama ada ini merupal?an masalah global di dunia dan diperl?iral?an sel?itar sepertiga pendudul? dunia telah terinfel?si oleh Mycobacterium tuberculosis. Berdasarl?an data Badan Kesehatan dunia (WHO) tahun 2012, jumlah pasien tuberl?ulosis di Indonesia sel?itar 450.000 dan pada saat ini Indonesia berada di urutan I?e 4 dari 22 negara di dunia yang mempunyai beban Tuberl?ulosis tertinggi. Penyebab utama meningl?atnya beban masalah Tuberl?ulosis antara lain adalah I?emisl?inan seperti pada negaranegara sedang berl?embang; perubahan demografil? I?arena meningl?atnya pendudul? dunia dan perubahan strul?tur umur I?ependudul?an serta dampal? pandemi HIV. Saat ini prevalensi TB pada pasien HIV sangat meningl?at bail? nasional maupun global, sehingga penatalamanaan gizi pada pasien TBHIV juga perlu mendapat perhatian.
Selain itu penyebab semal?in meningl?atnya beban masalah Tuberl?ulosis tersebut adalah peningl?atan potensi I?egagalan program Tuberl?ulosis antara lain I?arena tatalal?sana I?asus yang tidal? sesuai standar. Salah satu penyebabnya adalah diagnosis dan paduan obat yang tidal? standar serta peranan terapi dietetil? yang belum memadai. Dalam rangl?a mencapai target Millenium Development Coals (MDGs) pada tahun 2015 yal?ni prevalensi penyal?it Tuberl?ulosis turun 50% dari data survei prevalensi tahun 1990 sebesar 448 per 100.000 pendudul? menjadi sebesar 224 per 100.000 pendudul? Untul? itu dibutuhl?an upaya percepatan pengendalian Tuberl?ulosis (TB) di Indonesia, antara lain melalui upaya pelayanan gizi yang berl?ualitas bagi pasien Tuberl?ulosis. Bila dil?aitl?an dengan status gizi bahwa gizi merupal?an fal?tor pendul?ung bagi penanggulangan penyal?it infel?si seperti Tuberl?ulosis, mal?a glzl yang seimbang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penyal?it Tuberl?ulosis.
Risil:?o I:?omplil:?asi, termasul:? I:?ematian pada pasien Tuberl:?ulosis dipengaruhi oleh status gizi secara individual. Status gizi dan utilisasi/penggunaan zat gizi menjadi terganggu al:?ibat adanya infel:?si. Selain itu dengan adanya infel:?si, I:?ebutuhan zat gizi menjadi meningl:?at I:?arena tubuh memerlul:?an energi untul:? melawan penyal:?it.
Adanya I:?etidal:?mampuan memenuhi I:?ebutuhan zat gizi yang meningl:?at al:?an mengal:?ibatl:?an tubuh mengalami defisiensil I:?el:?urangan zat gizi terutama energi dan protein. Karen a itulah tubuh menggunal:?an cadangan energi yang menyebabl:?an penurunan berat badan, lemah dan status gizi menurun. Oleh I:?arena itu I:?ebutuhan bahan mal:?anan yang mengandung antiol:?sidan seperti vitamin C, vitamin E dan I:?aroten meningl:?at. Antiol:?sidan sangat dibutuhl:?an untul:? melindungi paru dari proses inflamasi al:?ibat asap rol:?ol:? dan polutan lainnya yang juga menjadi fal:?tor risil:?o terjadinya penyal:?it Tuberl:?ulosis itu sendiri. Obat anti tuberl:?ulosis (rimfampisin dan INH) dan beberapa obat lini I:?edua dapat mengganggu absorpsi zat gizi apabila diminum bersamaan dengan mal:?anan.
Kondisi diatas menunjul:?l:?an pentingnya perencanaan I:?ebutuhan gizi dan pemantauan terhadap asupan mal:?anan serta status gizi pasien, disamping pemantauan terhadap pengobatan Tuberl:?ulosis. Untul:? itu disusun Pedoman Pelayanan Gizi Pada Pasien Tuberl:?ulosis, dengan harapan dapat meningl:?atl:?an pengetahuan dan I:?eterampilan petugas I:?esehatan dalam memberil:?an pelayanan gizi bagi pasien Tuberl:?ulosis untul:? meningl:?atl:?an I:?ualitas hidupnya.
B. TUJUAN
Tujuan Umum:Pedoman pelayanan gizi pada pasien Tuberl:?ulosis dibuat sebagai acuan bagi petugas I:?esehatan dalam melal:?ul:?an pelayanan gizi yang berl:?ualitas bagi pasien Tuberl:?ulosis di fasilitas pelayanan I:?esehatan.
Tujuan Khusus:
1. Tersedianya pedoman bagi petugas I:?esehatan dalam melal:?ul:?an pelayanan gizi yang berl:?ualitas pada pasien Tuberl:?ulosis.
2. Terlal:?sananya asuhan gizi pada pasien Tuberl:?ulosis yang meliputi: a. Terlal:?sananya pengl:?ajian gizi pada pasien Tuberl:?ulosis b. Ditegal:?l:?annya diagnosis gizi pada pasien Tuberl:?ulosis
c. Terlahsananya intervensi gizi mencahup terapi diet, honseling dan atau penyuluhan gizi pada pasien Tuberhulosis
d. T erlahsananya monitoring dan evaluasi asuhan gizi pada pasien Tuberhulosis
c.
DA,AR HUKUM
1. UndangUndang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyahit Menular
2. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyahit Menular
s.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan6. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangha Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11441 Menhesl Perl Villi 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menhes/SK/v/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberhulosis (T8)
D• •A,ARAN
Sasaran pengguna buhu pedoman ini adalah:
1. Tenaga hesehatan di fasilitas pelayanan hesehatan, yang terdiri dari:
a. Dohter b. Ahli gizi
c. Perawatl 8idan
2. Pengelola program di tinghat provinsi dan habupatenl hota
E.
RUANG LINGKUP
Ruang linghup yang dibahas dalam buhu pedoman ini meliputi aspehaspeh yang terhait dalam pelayanan gizi bagi pasien Tuberhulosis, yaitu:
1. Latar belahang, tujuan, dasar huhum, sasaran, dan ruang linghup pedoman ini.
2. Tatalabsana Penyabit Tuberbulosis, yang meliputi penyebab, gejala, diagnosis dan pengobatan Tuberbulosis serta efeb samping Obat Anti Tuberbulosis (OAD.
3. Hubungan Cizi dengan Penyabit Tuberbulosis, yang meliputi fabtor risibo glzl pada Tuberbulosis, peran gizi dalam penyembuhan pasien Tuberbulosis, interabsi obat dengan asupan mabanan.
4. Pelayanan gizi pada pasien Tuberbulosis, meliputi: tujuan dan alur pelayanan gizi, Proses Asuhan Cizi Terstandar (PACD, dan prinsip diet pada bondisi bhusus.
5. Pencatatan dan pelaporan, yang meliputi pencatatan hasil begiatan asuhan gizi pada pasien Tuberbulosis dan pelaporannya.
BABII
TATALAK,ANA P.NYAKIT TUB••KULO.I,
Penyebab penyaRit TuberRulosis adalah Ruman TuberRulosis yang disebut Mycobacterium Tuberculosis, dimana sebagian besar menyerang paru yang disebut TuberRulosis paru, selain itu dapat juga mengenai organ tubuh lainnya diluar paru atau disebut TuberRulosis eRstraparu.
Gejala yang ditemuRan pada pasien TuberRulosis adalah:
1. Gejala utama adalah batuR berdahaR selama 2 minggu atau lebih.
2.
Gejala tambahan yang sering dijumpai dahaR bercampur darah, batuR darah, sesaR napas, nafsu mORan menurun, berat badan turun, rasa Rurang enaR badan (malaise), berReringat pada malam hari walaupun tanpa Regiatan, demam yang berulang lebih dari sebulan.3. Seseorang yang menderita TuberRulosis eRstraparu mempunyai Reluhan/gejala terRa it dengan organ yang terRena, misalnya: a. Pembesaran pada Relenjar getah bening (limfadenitis) yang
Radang juga mengeluarRan pus atau nanah.
b. Nyeri dan pembengRaRan sendi yang terRena TuberRulosis. c . SaRit Repala, demam, RaRu RuduR dan gangguan Resadaran
apabila selaput otaR atau otaR terRena TuberRulosis.
4. Gejala dan tanda TuberRulosis pada anaR:
a. Nafsu mORan tidaR ada atau Rurang/menurun (anoreRsia); b . Masalah Berat Badon (BB), berupa:
1. BB turun tanpa sebab yang jelas, atau
2. BB tidaR naiR dalam 1 bulan dengan tatalaRsana gizi yang adeRuat, atau
3. BB naiR tetapi tidaR sesuai dengan grafiR tumbuh Rembang.
c. Malaise, letargi, anaR tampaR lemah dan lesu, tidaR bergairah
seperti anaR yang sehat.
d . Demam lama Hセ@ 2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab yang jelas; dapat disertai Reringat malam dengan demam yang umumnya tidaR tinggi (subfebris);
e. BatuR menetap セ@ 3 minggu dan sebab lain telah disingRirRan;
f. Pembesaran I?elenjar limfe superfisialis yang biasanya multipel, saling melel?at dan tidal? nyeri tel?an;
g. Diare persisten yang tidal? sembuh dengan tatalal?sana diare yang bal?u.
B. DIAGNO.I. TUBERKULOJI.
Diagnosis Tuberl?ulosis paru pada orang dewasa ditegal?l?an dengan penemuan I?uman Basil Tahan Asam (BTA). Pada Program Nasional Pengendalian Tuberl?ulosis, penemuan BTA melalui pemeril?saan dahal? secara mil?rosl?opil? merupal?an cora penegal?an diagnosis yang utama. Pemeril?saan lain seperti foto toral?s dan bial?an digunal?an sebagai penunjang diagnosis atas indil?asi.
Diagnosis Tuberl?ulosis el?straparu dewasa perlu dicurigai apabila ditemul?an gejalagejala : nyeri dada (Tuberl?ulosis pleural pleuritis),
pembesaran I?elenjar getah bening superfisial (limfadenitis
Tuberl?ulosis), gibbus (spondilitis Tuberl?ulosis) dan lainlain (sumber: Pedoman Nasional Pengendalian Tuberl?ulosis tahun 2011).
Diagnosis T uberl?ulosis anal? ditegal?l?an berdasarl?an anamnesis yang cermat dan teliti (termasul? riwayat I?ontal? dengan pasien Tuberl?ulosis dewasa), pemeril?saan fisil? (termasul? analisis terhadap I?urva pertumbuhan) serta hasil pemeril?saan penunjang, misalnya: uji tuberl?ulin, radiologi serta pemeril?saan sputum BTA bila memungl?inl?an. Berdasarl?an hal tersebut mal?a diagnosis Tuberl?ulosis pada anal? mengil?uti alur I?husus yaitu Sistim Sl?oring yang direl?omendasil?an oleh Il?atan Dol?ter Anal? Indonesial IDAI (Lampiran
O.
Diagnosis Tuberl?ulosis pada pasien HIV berbeda dengan diagnosis Tuberl?ulosis pada umumnya. Pada pasien I?oinfel?si TBHIV gejala I?linis tidal? spesifil?, yang dominan adalah penurunan BB yang drastis dan demam yang berl?epanjangan, sementara batul? lama tidal? menjadi gejala awol walaupun I?adang ditemul?an. Gambaran foto thoral?s tidal? spesifil? terutama pada pasien HIV lanjut dan pemeril?saan sputum BTA lebih sering negatif.
c.
PENGOBATAN TUBERKULO ...
Pengobaton Tuberl?ulosis bertujuan untul? menyembuhl?an pasien, mencegah I?ematian, mencegah I?el?ambuhan, memutusl?an rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi I?uman Mycobacterium
Tuberculosisterhadap Obat Anti Tuberl?ulosis (OAn.
ra"ell. len.. dan 'Ifa' OAr
IENI, OAr
,IFAr
Isoniasid (H) BaRterisid
Rifampisin (R) Bahlerisid
Pirazinamid (Z) BaRterisid
5treptomisin (5) BaRterisid
Etambutol (E) BahleriostatiR
Paduan OAT yang digunaRan di Indonesia:
a. OAT Kategori 1: OAT Kombinasi Oosis Tetap (KOD dan OAT KombipaR
b. OAT Kategori 2: OAT KOT dan OAT KombipaR
c. OAT Kategori AnaR: OAT KOT AnaR dan OAT KombipaR AnaR
Penggunaan OAT Kategori 1, sebagai beriRut: OAT Kategori 1 diberiRan Repada:
1. Pasien baru TuberRulosis paru BTA positif.
2. Pasien baru T uberRulosis paru BT A negatif dengan gambaran foto toraRs spesifiR TuberRulosis.
3. Pasien baru TuberRulosis eRstraparu.
ra"eI2a. D••" pad.an OAr KDr Ka'. . . .11
Berat Badan
TahapAwal tiap hari selama
56 hari RIIZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan 3 Rali seminggu selama 16 minggu
RH (150/150)
30 - 37 Rg 2 tablet 4 KOT 2 tablet 2 KOT
3854Rg 3 tablet 4 KOT 3 tablet 2 KOT
55 70 Rg 4 tablet 4KOT 4 tablet 2 KOT
セ@ 71 Rg 5 tablet 4 KOT 5 tablet 2 KOT
1....
12...D.... p.du.n OAI H.m"'p.1I un'ull H.'••••
IIDosis per hari / i:?ali Tahap Lama
Pengo Pengo batan batan
[image:20.595.39.381.48.306.2] [image:20.595.40.386.295.524.2]Awal 2 BIn Lanjutan 4 Bin Tablet Kaplet Isoniasid Rifampisin @300mg @450mg 1 1 2 1 Tablet Pirazinamid @500mg 3
-
Jumlah Tablet hari/ i:?ali Etambu menelan tol@ 250 obat mg 3 56 48 -OAT Kategori 2Pai:?et OAT ini diberii:?an untui:? pasien Tuberi:?ulosis paru BTA positif yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan Tuberi:?ulosis. yaitu:
1. Pasien i:?ambuh.
2. Pasien setelah mengalami i:?egagalan dalam pengobatan sebelumnya.
3. Pasien dengan pengobatan setelah default (putus berobat).
1....
11••D.... un'ull p.du.n OAI HDI H.'...
2Berat Badan
Tahap Awal tiap hari
RHZE (150/ 75/ 400/ 275) + S
Tahap Lanjutan 3 i:?ali seminggu RH (150/150) + E(275) Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu 3037 i:?g 2 tab 4 KDT + 500 mg Streptomisin inj. 2 tab4 KDT 2 tab 2 KDT + 2 tab Etambutol 3854 i:?g 3 tab 4 KDT +750 mg Streptomisin inj. 3 tab 4 KDT 3 tab 2 KDT + 3 tab Etambutol 5570 i:?g 4 tab 4 KDT +1000 mg Streptomisin inj. 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT + 4 tab Etambutol
セ@ 71 i:?g 5 tab 4 KDT + 1000 mg Streptomisin inj.
5 tab 4 KDT 5 tab 2 KDT + 5 tab Etambut ol
I ....ls... D.... p."u.n OAI H...p... untu" H.t••••• 2
Tahap Pengo batan Lama Pengo batanOosis per hari/Rali Jumlah
hari/Rali menelan obat Tablet Isoniasid @300mgr Kaplet Rifampisin @450mgr Tablet Pirazinamid @500 mgr Tablet Etambutol @250mgr
Awal 2 BIn 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 BIn 2 1
-
-
48OAT Kategori AnaR
Prinsip dasar pengobatan TuberRulosis pada anaR adalah minimal 3 macam obat pada fase awal selama 2 bulan, Remudian 2 macam obat pada fase lanjutan selama 4 bulan sehingga total waRtu pemberian adalah 6 bulan. Oosis OAT memerluRan perhitungan yang tepat sesuai dengan be rat badan dan diberiRan setiap hari.
OAT pada anaR dapat diberiRan dalam bentuR: 1. Obat Kombinasi Oosis Tetap (K01') AnaR 2. Obat KombipaR AnaR
3. Obat Lepas masingmasing jenis obat
Keterangan: Oosis dan bentuR OAT diuraiRan sesuai Pedoman Nasional Pengendalian TuberRulosis (terlampir).
1....1••• D•••• OAI .n." ...1.... ".ntu" H...
Berat Badan (Rg) KombipaR tahap awal 1 sachet: R150,H100, Z400 2 bulan, tiap hari KombipaR tahap lanjutan 1 sachet: R150, H100 4 bulan, tiap hari
59 1h sachet 1h sachet
1014 1 sachet 1 sachet
1519 11h sachet 11h sachet
2032 2 sachet 2 sachet
Tabel4b. D.... OAT analt dalam bentult KDT
(F.rmula IDAI)
Berat Badan (Kg)
2 bulan tiap hari R75, H50, Z150
4 bulan tiap hari R75, H50
59 1tablet 1tablet
1014 2 tablet 2 tablet
1519 3 tablet 3 tablet
2032 4 tablet 4 tablet
• Bila BB < 5 セァL@ エゥ、。セ@ ュ・ョァァオョ。セ。ョ@ OAT KOT aョ。セL@ tetapi
ュ・ョァァオョ。セ。ョ@ obat lepas dengan dosis dihitung 「・イ、。ウ。イセ。ョ@ BB. • OAT aョ。セ@ KOT エゥ、。セ@ boleh 、ゥ「・イゥセ。ョ@ setengah dosis tablet Hエゥ、。セ@
boleh dibelah).
• Perhitungan pemberian tablet di atas sudah ュ・ュー・イィ。エゥセ。ョ@ セ・ウ・ウオ。ゥ。ョ@ dosis per セァ@ BB.
• Pada 。ョ。セ@ obesitas yang mengalami tオ「・イセオャッウゥウ@ (harus
、ゥケ。セゥョセ。ョ@ diagnosis tオ「・イセオャッウゥウ@ pada 。ョ。セ@ yang obesitas セ。イ・ョ。@
biasanya tオ「・イセオャッウゥウ@ ュ・ョケ・「。「セ。ョ@ gangguan セ・ョ。ゥセ。ョ@ BB)
ュ。セ。@ dosis yang 、ゥ「・イゥセ。ョ@ adalah 「・イ、。ウ。イセ。ョ@ BB ideal.
(Catatan: オョエオセ@ ー・ュオエ。セィゥイ。ョ@ dosis OAT dewasa maupun OAT
aョ。セ@ agar mengacu セ・ー。、。@ panduan terbaru tオ「・イセオャッウゥウI@
PENGOBATAN TUBERKULOSIS
PADA PASIEN DENGAN
KEADAAN KHUSUS
Semua orang dengan daya tahan tubuh rendah (lanjut usia, pasien diabetes melitus, HIV, gizi 「オイオセL@ dan lainlain) yang セッョエ。セ@ dengan pasien tオ「・イセオャッウゥウ@ perlu mendapat perhatian, セッョ、ゥウゥ@ セッュッイ「ゥ、@
tersebut 'Iebih mudah tertular tオ「・イセオャッウゥウ@ 、ゥ「。ョ、ゥョァセ。ョ@ populasi umum. Oalam hal lain, セッョ、ゥウゥ@ セッュッイ「ゥ、@ tersebut dapat mempengaruhi respons atau hasil pengobatan tオ「・イセオャッウゥウN@
Keadaan Rhusus pada pasien TuberRulosis yang perlu diperhatiRan adalah sebagai beriRut:
1. Ibu hamil
Pada prinsipnya pengobatan TuberRulosis pada ibu hamil tidaR berbeda dengan pengobatan TuberRulosis pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuR ibu hamil, Recuali golongan aminogliRosida (streptomisin dan Ranamisin). Streptomisin tidaR dapat dipaRai pada ibu hamil Rarena bersifat
permanent ototoxic
dan dapat menembus barier plasenta. Keadaan ini aRan mengaRibatRan terjadinya gangguan pendengaran dan Reseimbangan yang menetap pada bayi yang aRan diiahirRannya. Perlu dijelasRan Repada ibu hamil bahwa Reberhasilan pengobatan sangat penting artinya supaya proses Relahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang aRan diiahirRan terhindar dari RemungRinan penularan TuberRulosis.2. Ibu menyusui dan bayinya
Pada prinsipnya pengobatan TuberRulosis pada ibu menyusui tidaR berbeda dengan pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuR ibu menyusui. Seorang ibu menyusui yang menderita TuberRulosis harus mendapat paduan OAT secara adeRuat. Pemberian OAT yang tepat merupaRan cara terbaiR untuR mencegah penularan Ruman TuberRulosis Repada bayinya. Ibu dan bayi tidaR perlu dipisahRan dan bayi tersebut dapat terus disusui dengan memperhatiRan pencegahan dan pengendalian infeRsi (PPI). Ibu memaRai masRer selama masih berpotensi menularRan dan bayi diberi obat profilaRsis (lNH). Pengobatan pencegahan dengan INH diberiRan Repada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya.
3. Pasien TuberRulosis Perempuan pengguna Rontrasepsi
Rifampisin berinteraRsi dengan Rontrasepsi hormonal (pil KB, suntiR KB, SUSUR KB), sehingga dapat menurunRan efeRtivitas Rontrasepsi tersebut. Seorang perempuan pasien TuberRulosis sebaiRnya menggunaRan Rontrasepsi nonhormonal atau Rontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg).
4. Pasien TuberRulosis dengan HIV/AIDS
Dalam pengobatan pasien RoinfeRsi TBHIV perlu diRetahui beberapa hal diantaranya; saat pemberian OAT dan ARV, paduan obat yang tepat, efeR samping OAT dan ARV, RemungRinan
timbulnya real?si sind rom pulih imun, monitoring yang bail? dan teliti, serta meyal?inl?an I?epatuhan pasien dan mampu menatalal?sana pasien yang I?epatuhannya burul?
Prinsip pengobatan TBHIV adalah OAT disegeral?an dan ARV diberil?an dalam wal?tu 28 minggu setelah toleransi OAT bail? tanpa melihat nilai CD4.
Pemberian OAT pada pasien Tuberl?ulosis dengan HIV sarna dengan pasien Tuberl?ulosis umumnya.
5. Pasien Tuberl?ulosis dengan hepatitis al?ut
Pemberian OAT pada pasien Tuberl?ulosis dengan hepatitis al?ut dan atau il?terus I?linis ditunda sampai hepatitis al?utnya mengalami penyembuhan. Bila pengobatan Tuberl?ulosis sangat diperlul?an dapat diberil?an streptomisin (S) dan Etambutol (E) mal?simal 3 bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutl?an dengan Rifampisin (R) dan Isoniasid (H) selama 6 bulan.
6. Pasien Tuberl?ulosis dengan I?elainan hati I?ronil?
Bila ada I?ecurigaan gangguan foal hati, dianjurl?an pemeril?saan foal hati sebelum pengobatan Tuberl?ulosis. Kalau SCOT dan SCPT meningl?at lebih dari 3 I?ali OAT tidal? diberil?an dan bila pengobatan telah berlangsung, horus dihentil?an. Kalau peningl?atannya I?urang dari 3 I?ali, pengobatan dapat dilal?sanal?an atau diterusl?an dengan pengawasan I?etat. Pada pasien dengan I?elainan hati, Pirazinamid (Z) tidal? boleh digunal?an. Paduan OAT yang dapat dianjurl?an adalah 2 RHES/ 6 RH atau 2 HES/l0 HE.
7. Pasien Tuberl?ulosis dengan gagal ginjal
Isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pirazinamid (Z) dapat di el?sl?resi melalui empedu dan dapat dicerna menjadi senyawa yang tidal? tol?sil? OAT jenis ini dapat diberil?an dengan dosis standar pada pasienpasien dengan gangguan ginjal.
Streptomisin dan etambutol diel?sl?resi melalui ginjal, oleh I?arena itu hindari penggunaannya p ada pasien dengan gangguan ginjal. Apabila fasilitas pemantauan foal ginjal tersedia, etambutol dan streptomisin tetap dapat diberil?an dengan dosis yang sesuai dengan foal ginjal.
8. Pasien Tuberl?ulosis dengan Diabetes Melitus (DM)
Pasien Tuberl?ulosis dengan DM, horus dilal?ul?an regulasi gula darah secara bail? Perlu diperhatil?an bahwa penggunaan Rifampisin al?an mengurangi efel?tivitas obat anti diabetes oral, misalnya sulfonil urea sehingga dosis obat anti diabetes perlu ditingl?atl?an. Pada pasien diabetes melitus sering terjadi I?omplil?asi retinopati diabetil?, oleh I?arena itu hatihati memberil?an etambutol, I?arena dapat memperberat I?elainan tersebut.
9. Pasien Tuberl?ulosis yang membutuhl?an I?ortil?osteroid
Kortil?osteroid hanya digunal?an pada I?eadaan I?husus atau yang membahayal?an jiwa pasien seperti:
a. Meningitis Tuberl?ulosis,
b. Tuberl?ulosis milier dengan atau tanpa gejalagejala meningitis, c. Tuberl?ulosis dengan pleuritis el?sudativa,
d . Tuberl?ulosis dengan peril?arditis I?onstril?tiva.
Prednison diberil?an dengan dosis 3040 mg per hari, I?emudian diturunl?an secara bertahap. Lama pemberian disesuail?an dengan jenis penyal?it dan I?emajuan pengobatan.
10. Indil?osi operasi a) Tuberl?ulosis paru
Resel?si peru perlu dipil?irl?an pada:
• Pasien batul? darah berat yang tidal? dapat diatasi dengan cora I?onservatif,
• Posien dengan fistula bronl?opleura dan empiema yang tidal? dapat diatasi secara I?onservatif,
• Pasien Tuberl?ulosis MDR dengan I?elainan peru yang terlol?alisasi.
b) Tuberl?ulosis el?straparu
Pasien Tuberl?ulosis el?straparu dengan I?omplil?asi, misalnya pasien Tuberl?ulosis tulang yang disertai I?elainan neurologis.
D. EFEK ,AMPING OAI
1. EfeR samping ringan, yang menyebabRan perasaan tidaR nyaman. Gejala 1m sering dapat ditanggulangi dengan memberiRan obotobat simptomotiR otau obot sederhana. KadangRadang efeR samping menetap beberapa waRtu selama pengobotan. Dalam hal ini, pemberian OAT dapot diterusRan.
2. EfeR sam ping berot yaitu efeR samping yang dapat membahayaRan pasien sam poi beraRibot fatal. Poda pasien dengan efeR samping berat pemberian OAT horus dihentiRan don pasien segera drujuR Re doRter spesialis atau diRirim be RS rujuRan.
1....
1I •• Efell ••mpln. OAI ".n••Ing.n
Ef.1I '.mplng
Pen"...
P.n.,.I.II••n••n
TidaR ado nafsu mORon,
mual, gangguan lambung Rifampisin
Semua OAT diminum malam sebelum tidur
Nyeri Sendi Pirozinamid Beri Aspirin
Kesemutan sId rosa ter-baRar di RaRi Isoniasid
Beri vitamin B6 (piridoxin) 100 mg per hari.
Worna Remerahan pada
air seni (urine) Rifampisin
TidaR perlu diberi apa-apa, tapi perlu
penjelasan Repada pasien.
I."el
I".
Ef.II ••mplng OAI ".ng "e••'
Efell '.mplng
P.n"e...
(lI.mungllln.n)
P.n.,.I.II••n••n
Gatal don Remerahan Rulit
Semua jenis OAT
MerujuR Re Pedoman Nasional Pengendalian TB.
Gangguan pendengaran Streptomisin Streptomisin dihentiRan.
Gangguan
セ・ウ・ゥュ「。ョァ。ョ@ Streptomisin
Streptomisin
、ゥィ・ョエゥセ。ョN@
iセエ・イオウ@ tanpa penyebab lain
Hampir semua OAT
h・ョエゥセ。ョ@ semua OAT sam poi ゥセエ・イオウ@
menghilang.
Bingung dan muntah-muntah (permulaan
ゥセエ・イオウ@ セ。イ・ョ。@ obat)
Hampir semua obat
h・ョエゥセ。ョ@ semua OAT, segera ャ。セオセ。ョ@ uji fungsi hati.
Gangguan penglihatan Etambutol h・ョエゥセ。ョ@ Etambutol. Purpura dan renjatan
HウケッセI@ Rifampisin h・ョエゥセ。ョ@ Rifampisin.
(Catatan: p・ョ。エ。ャ。セウ。ョ。。ョ@ ・ヲ・セ@ sam ping OAT ュ・イオェオセ@ pada bオセオ@
Pedoman Nasional Pengendalian tオ「・イセオャッウゥウ@ tahun 2011)
BAB ...
HUBUNGAN KEBUTUHAN Gill DENGAN TUBERKULOSIS
Pada orang terinfeRsi Ruman
Mycobacterium Tuberculosis
terjadi gangguan sistem ReRebalan pada tubuh. Gangguan sistem ReRebalan tubuh pada Rondisi yang parah aRan menyebabRan penurunan status gizi yang dapat disebabRan oleh Rarena Rurangnya asupan maRanan yang disebabRan oleh anoreRsia, malabsorpsi, dan meningRatnya penggunaan zat gizi dalam tubuh.Status gizi yang menurun sering dijumpai pada pasien TuberRulosis termasuR Rehilangan
lean body mass
yang ditandai dengan penurunan berat badan. PenyaRit TuberRulosis biasanya berhubungan dengan rendahnya Radar miRronutrient serum seperti Zinc, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E.OAT
Anorebsla menyebabban asupan maban menurun Malabsorpsl menyebabban penyerapan zat glzl menurun metabolism meningbat menyebabban bebutuhan
• Imunitas menurun • Progresivitas penyallit
meningllat
• Mortalitas meningllat
e、オセ。ウゥ@
TATALAI<SANA TUBERI<ULOSIS
GIZI
A. KURANG ENERGI DAN IAT GIZI NAKRO
Kurang energi dan zat gizi mal?ro (protein, lemal?, dan I?arbohidrat) merupal?an fahlor risil?o berl?embangnya Tuberl?ulosis Laten menjadi Tuberl?ulosis Al?tif yang berl?aitan dengan sistem imunitas tubuh dan status gizi, serta mempermudah terjadinya infel?si Tuberl?ulosis Primer/baru. Beberapa tanda dan gejala utama antara lain I?elaparan, anemia, hilangnya protein dan jaringan otot serta lemaI? tubuh. Anorel?sia, I?ahemia dan tubuh yang lemah dapat meningl?atl?an risil?o Tuberl?ulosis dan sebalil?nya Tuberl?ulosis dapat memperburul? status gizi. Pada pasien dengan TB-HIV sering disertai diare yang dapat menyebabl?an I?ehilangan zat gizi mal?ro dan mil?ro. Kurang energi dan protein al?an menurunl?an imunitas sehingga dapat merusal? efel?tivitas protel?tif val?sin BCe.
B. KURANG IAT GIZI NIKRO
Kel?urangan energi dan zat gizi mal?ro menyebabl?an defisiensi Zinc, vitamin A, vitamin C, vitamin D dan Fe, serta mengal?ibatl?an I?erusal?an imunitas sel yang sangat I?ritis untul? melawan T uberl?ulosis. Zat gizi mil?ro tersebut juga sangat penting pada pencegahan resistensi OAT.
Pada pasien Tuberl?ulosis umumnya ditemul?an gejala anemia, namun pemberian Fe tidal? dianjurl?an. Beberapa penelitian melaporl?an bahwa pemberian Fe dapat menyebabl?an multiplil?asi I?uman Tuberl?ulosis, sehingga memperberat penyal?it.
c.
PERAN GIZI DALAM PENYENBUHAN PASIEN TUBERKULOSISPada Tuberl?ulosis terjadi peningl?atan
Resting Energy Expenditure
(REE) I?arena metabolisme meningl?at, sehingga I?ebutuhan energi, protein dan zat gizi mil?ro al?an meningl?at. Pemenuhan energi, protein dan zat gizi mil?ro terse but perlu diperhatil?an, mengingat pada pasien Tuberl?ulosis seringl?ali terjadi gangguan gastrointestinal, bail? I?arena penyal?itnya maupun efel? dari OAT serta penurunan nafsu mal?an yang al?an berdampal? pada asupan mal?anan. Selain itu penurunan I?onsentrasi zat gizi mil?ro al?an berdampal? pula terhadap imunitas pasien T uberl?ulosis, sehingga pasien lebih renton terhadap real?tivasi penyal?it dan risil?o I?omplil?osi.D. INTIUKSI OAT DINGAN ASUPAN MAKANAN
1. INH
Absorpsi INH aRan berRurang apabila pemberiannya diberiRan bersamaan dengan maRanan oleh sebab itu sebaiRnya INH diRonsumsi sebelum atau 2 jam setelah mORan.
Pemberian INH sebaiRnya disertai dengan suplementasi vitamin 86 sehubungan adanya gangguan metabolisme energi pada defisiensi vitamin 86 dan untuR mencegah neuritis. PemaRaian INH aRan mengganggu metabolisme vitamin D, serta dapat menurunRan absorpsi Ralsium dan fosfor.
INH dapot menyebabRan gangguan gastroinstestinal,
drug
induced hepatitis
otau hepatitis imbas obat dengan Reluhan mual muntah dan Runing Oaundice). I<ejadian diatas aRan meningRot pada RelompoR risiRo usia lebih dari 65 tahun, pengguna alRohol, Rehamilan, dll.2. Rifampisin
Rifampisin dapat menyebabRan anoreRsia, gangguan gastro intestinal, bersifat hepototoRsiR dan dapot menyebabRan
drug
induced hepatitis.
3. Pirazinamid
Pirazinamid dapat menyebabRan anoreRsia, mual, muntah, bersifat hepatotoRsiR dan dapat menyebabRan
drug induced
hepatitis.
4. Etambutol
Etambutol dapot menyebabRan mual, namun dapot diberiRan dengan atau bersama maRanan, tetapi pemberiannya tidaR bersamaan dengan obat antasida.
5. Obat Anti TuberRulosis Lini I<edua (OAT untuR T8-MDR), a. Paraaminosalisilic acid:
Paraaminosalisilic acid
bersamayogurt. juice
tomot, jeruR dan opel aRan meningRotRan bioavaibilitas dalam bentuR granul, memperlambat absorpsi dan mencegah efeR tORsiR hepar. b. SiRloserinSiRloserin jangan diberiRan bersama maRanan Rarena dapot menurun Ran absorpsi terutama maRanan yang berlemaR.
BABIV
PELAYANAN Gill PADA IUBERKULO'I,
Pada dasarnya pelayanan gizi yang diberiRan Repada pasien tuberRulosis prosesnya sama dengan pasien lainnya yaitu melalui Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGD. PAGT aRan disesuaiRan dengan fasilitas pelayanan Resehatan yang melayani pasien tuberRulosis, Romorbid dan masalah gizi.
A. IUJUAN PELAYANAN Gill
Tujuan pelayanan gizi pada tuberRulosis antara lain adalah:
1. MeningRatRan status gizi atau mempertahanRan status gizi baiR 2. MeningRatRan ReRebalan tubuh
3. MeningRatRan respon pengobatan 4. Mengatasi anemia RroniR
5. Mengatasi efeR samping obat yang berRaitan masalah asupan maRan.
6. MemperbaiRi nafsu maRan.
7. Mengatasi dehidrasi apabila terjadi risiRo 8. Mengatasi infeRsi dan RompliRasi
9. MeningRatRan pengetahuan pasien dan Reluarga tentang gizi berRaitan dengan tuberRulosis
B. ALUR PELAYANAN Gill
Pelayanan gizi pasien tuberRulosis dapat dilaRuRan di fasilitas pelayanan Resehatan :
I. Pailleimal
Pelayanan gizi pasien tuberRulosis yang dilaRuRan di PusResmas meliputi pengRajian glZI, diagnosis glZI, intervensi berupa penyuluhan dan Ronseling gizi, serta monitoring dan evaluasi asuhan gizi. BerdasarRan hasil sRrining gizi bila ditemuRan pasien tuberRulosis dengan Rondisi status gizi normal intervensi gizi diberiRan dalam bentuR penyuluhan. Apabila di fasilitas pelayanan Resehatan belum ada tenaga gizi maRa penyuluhan dapat diberiRan oleh tenaga Resehatan lainnya. Bila dari hasil sRrining ditemuRan pasien tuberRulosis dengan Rondisi status gizi Rurang dan buruR, penurunan berat badan, asupan maRan Rurang, MDR, HIV, DM, penyaRit ginjal RroniR, hepatitis, lansia, Rehamilan/menyusui, anaR dan balita maRa pasien tersebut harus di Ririm Re fasilitas pelayanan Resehatan yang memiliRi tenaga
gizi untul? mendapatl?an Asuhan Gizi lebih lanjut. Alur Pelayanan gizi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
aa,an 2. AlII. Pelal'anan Gizi ell PII,be,ma,
Penemuan Posien TuberRulosis Di PUSResmas IPustu/Polindes
..
j
I
J
Sl?rining GiziI I
I I
!
Status gizi normal
j
Status gizi Rurang Idan buruR serta
!
Rondisi Rhusus+
Penyuluhan gizi Terstandar (PACn: Proses Asuhan Cizi
oleh PengRajian gizi
tenaga I?esehatan Diagnosis gizi
Intervensi gizi (eduRosi
I
dan Ronseling)
,
.
I<unjungan ulang (Monev dilal?ul?an bersamaan
dengan pengambilan obat)
•
I
SEMBUH I2. Rllmah 'ablt
Pelayanan pasien tuberl?ulosis di rumah sal?it meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pada Pelayanan rawat jalan bila hasil sl?rining gizi ditemul?an pasien tuberl?ulosis dengan I?ondisi status gizi normal intervensi gizi diberil?an dalam bentul? penyuluhan dan I?onseling gizi. Bila hasil sl?rining ditemul?an pasien tuberl?ulosis dengan I?ondisi status gizi I?urang dan burul?, dan I?ondisi I?husus seperti penurunan berat badan, asupan mal?an I?urang, TB-MDR, HIV,diabetes melitus, penyal?it ginjal I?ronil?, hepatitis, lanjut usia, I?ehamilan/menyusui, anal? dan balita mal?a
pasien dirujui:? i:?e pusot pelayanan i:?onseling dan edui:?asi gizi untui:? mendapati:?an Asuhan Cizi lebih lanjut.
Pada Pelayanan rawat inap setelah si:?rining glZI, semua pasien tuberi:?ulosis diberii:?an asuhan gizi dengan intervensi pemberian diet. i:?onseling dan edui:?asi gizi. Alur Pelayanan gizi dapot dilihat pada gambar dibawah ini :
Bagan S. Alu. Pel."anan glzl til Rumah Saltlt
Pasien T uberhulosis maSUR rumah saRit
I I
1
Rawat Inap
I
I
,
-'-..
Shrining giziI
..
Proses Asuhan Cizi Terstandar (PACD : Penghajian gizi Diagnosis gizi Intervensi gizi Monev..
Tujuan Intervensi Cizi tidah Tercapaiセ@
Keterangan :
..
Tujuan Intervensi Cizi Tercapai+
Lanjuthan dietI
•
Status gizi normalI
セ@
Penyuluhan I Eduhasi gizi di poli tuberhulosis
J(unJungan uJang (monev 。セオィqョ@ glzi bersamoan dengan pengambilan obet)
セ@
I
SEMBUHI
Rawat lalan
l
I
+
I
Shrining giziI
セ@
II
..
Status gizi hurang dan buruh serta hondisi hhusus..
Rujuh untuh honseling dan Eduhasi gizi1
Proses Asuhan Cizi Terstandar (PACD : Penghajian gizi Diagnosis gizi Intervensi gizi MonevI
(*) hetentuan pemulangan pasien tidah didasarhan pada hasil intervensi gizi. Sumber : Proses Asuhan Cizi Terstandar, Asosiasi Dietetisien Indonesia DPD Iowa Barat 2009
Pedoman Pelayanan Cizi Pada Pasien Tuberbulosis
f-2.
PROSES ASDMAN GIZI TERnANDAR (PAGT)
Sebelum melaRuRan asuhan gizi terstandar terlebih dahulu dilaRuRan sRrining gizi. SRrining gizi pada pasien tuberRulosis pada umumnya soma dengan penyaRit infeRsi lainnya dimana dilaRuRan untuR menapis masalah gizi yang ada atau berisiRo menimbulRan malnutrisi. SRrining gizi dilaRsanaRan oleh perawat, bidan atau tenaga Resehatan lain yang ada di fasilitas pelayanan Resehatan setempat.
Apabila didapatRan pasien tuberRulosis dengan malnutrisi atau risiRO malnutrisi maRa horus diprioritasRan untuR dilaRuRan pengRajian gizi lebih lanjut oleh Oietisien/Nutrisionis dengan proses asuhan gizi terstandar. Formulir sRrining menggunaRan formulir sRrining gizi (Lampiran 6).
I. Pen_lIajlan Glal
a. Anbopomet.1
1) AnaR
PenguRuran status gizi peda anaR yang digunaRan adalah: a.) Berat Badon menurut Panjang Badon (BB/PB) atau
Berat Badon menurut Tinggi Badon (BB/TB) untuR menilai status gizinya.
Taltel ea. Stan.a. Deula" Z·.co.e BB/PB atau
BB/TB pa.a anall
No BB/PB atau BB/TB Status Gizi
1 > 3 SO > 120% BBI Obesse 2 > 2 SO 110 - 120% BBI Gizi Lebih 3 -2 SO s.d 2 SO 90 - 110% BBI Normal 4 -2 SO s.d - 3 SO 70 - 90% BBI Gizi Kurang
5 <-4 <70% BBI Gizi BuruR
b.) LingRar Lengan Atas (liLa)
1....
1....
KI.".III.".t.ta.
GI.I P.d.An.1I
•••d••••beln
LILALILA KI••HIII."
>12,S an Normal
s 11,5 em sd 12,5 em Gizi Kurang
<11,5
em
Gizl bオイオセ@
2) Dewasa
PenguRuran status gizi pada dewasa dengan menggunaRan IndeRs Masa Tubuh (lMn, atau apabila pasien tidaR dapat diuRur SS dan tuberRulosis dapat menggunaRan LingRar Lengan Atas (liLA). Penilaian IMT menggunaRan batas ambang :
1....
1ac.
P.nll.l.n IMI M.nggan.lI.n
••t •• Am".n.
IMI
K.t. . . .1
<17,0
Kurus
Hャ\・セオイ。ョァ。ョ@
berat
badan エゥョァセ。エ@berat)
17,0 18,4 Kurus
(ReRurangan berat badan tingRat ringan)
18,5 25,0 Normal
25,1 27,0 GemuR
(Relebihan berat badan tingRat ring an) >X1,0
Obes
Hセi・「ャィ。ョ@
berat
badan エゥョァセ。エ@berat)
Sumber : d・ーセ・ウL@ Keluarga Sadar Gizi, 2009
'.bel
w.
Pe...mb.h. . . .er.t ••d ... 'el.m. Keh.mll...
INT .ebelum hamll
Jumlah pellill.balall BB
Pellill.batall BB/mlll••u pada 1,lme.l.. bellua dall
II.a
Pellill.baiall BB/llulall pada 1,lme.l.. bellua
dallll.a <18,5 Rg/m2 12.7 19.5 bg 0,5 Rg 2,0 bg 18,5 24,9 bg/m2 11,3 17,1 bg 0,5 bg 2,0 bg 25,0 - 29,9 Rg/m2 6,8 -12,2 Rg 0,3 Rg 1,2 bg
セ@ 30 bg/m2 5,0 - 9,8 bg 0,2Rg 0,8 bg
Sumber : 10M. May 2009. Resource Sheet: Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the Guidelines. Washington, DC: 10M dalam
'.bel 6e. Kla.t.III." St.tu. Gizi p.d. W...lt. H.mll d ... 6
.ul... P••
e.
Mel.hl.II. . . .e.d••••
I1... LILALILA
KI....tll."
<1gem Malnutrisi berat
セ@ 19 em sd > 22 em Malnutrisi sedang セ@ 22 em sd <23 em Malnutrisi ringan
セ@ 23 em Status Gizi Normal
Sumber : Nutrition Assessment, Counselling and Support For PLHIV Operational Guidelines, Food and Nutrition Technical Assistance, 2005
'.bel 6'. KI.".III••t St.tu. Glzt p.d.
Dew••••e.d••••
I1... LILAJe..
1t
Kel.ml..
LILAKI...ftll."
LaRi -laRi セ@ RS・ュ@ Normal
18.5 - 23 em Malnutrisi ringan 16 -18,5 em Malnutrisi sedang
<16 cm Malnutrisi berat
Perempuan セRR・ュ@ Normal
18.5 - 22 em Malnutrisi ringan
16 -18,5 em Malnutrisi sedang <16em Malnutrisi berat
Sumber : Nutrition Assessment, Counselling and Support For PLHIV Operational Guidelines, Food and Nutrition Technical Assistance, 2005
It.
Bloilimi.
Hasil pemeril:?saan biol:?imia terl:?ait gizi yang penting untul:? dil:?aji pada pasien tuberl:?ulosis adalah :
1.) Pemeril:?saan Hemoglobin, I:?aitannya dengan anemia 2.) Albumin, I:?aitannya dengan transport protein darah 3.) Pemeril:?saan Elel:?trolit darah (No, K CI) pada pasien
Tuberl:?ulosis yang mengalami dehidrasi (misalnya I:?arena diare, muntah, dll) sehingga renton I:?ehilangan elel:?trolit darah
c. Kiln"
Pemeril:?saan I:?linis terl:?ait gizi yang penting untul:? dil:?aji pada pasien tuberl:?ulosis antara lain:
1.) Demam mengal:?ibatl:?an peningl:?atan I:?ebutuhan gizi 2.) Penurunan Nafsu Mal:?an mempengaruhi jumlah
asupan mal:?anan yang dil:?onsumsi
3.) Mual merupal:?an efel:? samping obat dan gejala I:?omorbid dapat mempengaruhi asupan mal:?an
4.) Sesal:? Nafas mempengaruhi asupan dan I:?onsistensi mal:?anan
5.) Keringat berlebih mempengaruhi pemenuhan I:?ebutuhan cairan
6.) Batul:? mempengaruhi jumlah asupan mal:?an
7.) Penurunan berat badan mempengaruhi peningl:?atan I:?ebutuhan gizi
Penurunan BB lebih dari 5% harus mendapatl:?an perhatian I:?husus dalam pemberian mal:?anannya agar dapat meningl:?atl:?an atau meneegah penurunan BB lebih lanjut. Cora menghitung penurunan berat badan adalah :
[(BBW - BB al:?tual)/BBW] x 100% = % Penurunan BB BBW Berat badan pertama I:?ali tereatat di
rel:?am mediI:? BB al:?tual Berat badan soot ini
d.
rャキ。セ。エ@Gizi
Gambaran riwayot gizi diperluRan untuR mengetahui tingRot RecuRupan asupan energi dan zat gizi, Rebiasaan mORan serta Retersediaan maRanan pasien. Metode yang digunaRan adalah :
'alael 7.
rャキ。セ。エ@Gizi
Asupan Gizi Food Recall 24 jam
mengetahui tingRot RecuRupan asupan gizi Polo
MaRan
Formulir FoodFrequency
mengetahui variasi mORan an, aRses maRanan
e.
rャキ。セ。エ@P•••onal
Riwayot personal yang berRaitan dengan masalah gizi pada pasien tuberRulosis antara lain Rondisi sosial dan eRonomi, Resehatan lingRungan, aRses terhadap maRanan, riwayat penyaRit pasien dan Reluarga.
J. Dlagnod. Gizi
Diagnosis gizi merupaRan masalah yang berRaitan dengan risiRo ReRurangan gizi yang dapot diRelompoRRan menjadi tiga domain, yaitu :
a. Domain Asupan
Masalah gizi yang umum pada pasien tuberRulosis dilihot dari domain asupan adalah :
1) Asupan gizi tidaR adeRuot 2) Polo mORan tidaR seimbang
Intervensi: Pemenuhan Rebutuhan energi dan zat gizi.
b. Domain Klinis
Masalah gizi yang umum pada pasien tuberRulosis dilihat dari domain Rlinis adalah :
1) Penurunan BB yang tidaR diharapRan, bisa terjadi Rarena asupan tidaR adeRuot aRibot peningRatan Rebutuhan Rarena adanya infeRsi dan gangguan mORan.
Intervensi Pemenuhan Rebutuhan glzl dengan memperhotiRan Rondisi tersebut yang bertujuan agar terjadi peningRatan berat badan.
c. Domain perilaRu
Masalah gizi yang umum pada pasien TuberRulosis dilihat dari domain periiaRu adalah :
1 ) Kebiasaan mORan dan minum yang tidaR tepat 2) ARses terhadap maRanan
3) Kurangnya pengetahuan
4) KetidaRsiapan untuR melaRuRan perubahan perilaRu terRait gizi
Intervensi : EduRasi dan Ronseling gizi
4.
Intenen.'
G'a'
I.Pembe.'an D'et
1). Kebutuhan Energi dan
lot
Cizi MaRro'abel
B.
Kebatuhan Ene••• "an Zat
G'a'
Mab••
KelompoRa....
Energi Protein LemaR KH Keterangan
AnaR Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Pada disesuaiRan disesuaiRan lemaR: Rarbohidrat pasien anaR
dengan dengan dengan
l.usia <2 thn 1.usia <2 thn
faRtor usia, faRtor usia Rondisi faRtor dan faRtor dapot dapot status gizi pertumbuhan pertumbuhan mencapai mencapai buruR dan RoreRsi 55% dari 40-50% dari mengacu faRtor stress total energi total energi pada (150-200% 2.usia >2 thn 2.usia >2 thn tatalaRsana
AKG) gizi buruR
maRsimal maRsimal 50-30% dari 60% dari total energi total energi
Pengurangan KH dilaRuRan pada Rondisi sesaR untuR mengurangi penumpuRan
CO2
D. . .
Dewosa 35 - 40 kセ。ャャ@ 1,2 - 1.5 gram/ 20 - 25 % Kebutuhan
-セァbb@ ideal セァ@ BB otau dari total セ。イ「ッィゥ、イ。エ@15% dari energi 60 -70% total energi otau dari total ditambah energi otau bisa sampai 40 -50% 45%apabila Hセッョ、ゥウゥ@ ウ・ウ。セ@ セ。イ「ッィゥ、イッエ@ オョエオセ@
、ゥ「・イゥセ。ョ@ mengurangi
セオイ。ョァ@ 、。ュー。セ@
metabolism KH (C02 )_
K.ha...llan Kebutuhan 10-15% dari Sda Sda
dan 、ゥウ・ウオ。ゥセ。ョ@ total energi
M.n"..._ dengan
セッョ、ゥウゥ@
セ・ィ。ュゥャ。ョ@
dan menyusui + ヲッセエッイ@ stres (120-130% AKC)
'ub...llulo,.. Kebutuhan 1,2 - 1,5 gram/ Sda Sda Kebutuhan
-HIV energi 120- セァ@ BB otau energi
130%AKC 15 % dari total energi
dapot bertambah lagi apabila ada ゥョヲ・セウゥ@
I lain selain
エオ「・イセオャッウゥウ@
' ...b ..I.... 25 - 30 kセ。ャO@ Sda Sda Sda Prinsip dan
d.n.an DM セァbb@ Syarot diet
dengan mengacu
ditambah セ・ー。、。@
セッイ・セゥ@ ゥョヲ・セウゥ@ syarot diet
20-30% pasien DM
' ...rIt..I.... 35 kセ。ャOセァ@ Pre-dial isis ; Sda Sda Prinsip dan
d.n.an BB 0.6 - 0.75 Syarot diet
pen"ablt ァイ。ュOセァ@ BBi mengacu
Repada g/Rg BBi
Dialisis : 1.2 ."'alltMnllt
syarat diet pasien CAPD : 1,2-1,3
Ginjal gr/Rg BBi
KroniR minimal 50%
sumber protein biologis tinggi
Prinsip dan 1.2 - 1.5 g/Rg Sda
T...It..I••h Kebutuhan Sda
, Syarat diet
energi BB ...n.an
mengacu
120 -130% I
H...It..
Repada syarat diet pasien Hepatitis Apabila tuberRulosis dengan penyaRit penyulit lainnya, Rebutuhan energi dan zat gizi disesuaiRan dengan syarat diet sesuai dengan penyaRit penyulit tersebut
2). Zat Gizi MiRro UntuR Dewasa dan AnaR
Zat gizi miRro yang penting bagi pasien tuberRulosis adalah Vitamin A, C, D, Sf>, zinc, Fe, Ralsium. Kebutuhan zat gizi miRro tersebut disesuaiRan dengan angRa RecuRupan gizi yang dianjurRan menurut usia. UntuR memenuhi Rebutuhannya dapat diperoleh dari sumber vitamin pada bahan maRanan sebagai beriRut :
T....I
9.B.h.n ...II.n.n ... vlt...ln
Vitamin A Dipenuhi dari maRanan sumber vitamin A seperti hati ayam, hati sapi, sayur berwarna hijau dan buah berwarna jingga,
Vitamin C Dipenuhi dari maRanan sumber vitamin C seperti sayur dan buah misalnya jambu batu, pisang, papaya, nanos, jambu, RelengReng, tomat, bayam.
Vitamin D Dipenuhi dari maRanan sumber vitamin D seperti susu, maRanan mengandung susu misalnya biscuit
Vitamin B6 Dari suplementasi tablet vitamin B6 100 mg. Dapot dipenuhi dari bahan mal:?anan seperti I:?entang, I:?acang - I:?acangan, hoti
Zinc Dipenuhi dari mal:?anan sumber zinc seperti laul:? hewani dari hasil laut, sayur sawi putih Fe Dipenuhi dari mal:?anan sumber Fe seperti ,
hoti, daging merah, il:?an, sayuran hijau, I:?uning telur, I:?acang - I:?acangan. Sebail:?nya tidal:? diberil:?an Fe dalam bentul:? suplemen I:?arena dapot menyebaboon multiplil:?asi I:?uman T uberl:?ulosis.
Kalsium Dipenuhi dari mal:?anan sumber I:?alsium seperti susu dan hasil olahannya, buah seperti jerul:?, papaya, alpul:?at
3). Prinsip Diet
a) Mal:?anan yang diberil:?an mengandung energi dan protein tinggi (Tinggi Energi Tinggi Protein).
b) Bentul:? mal:?anan disesuail:?an dengan I:?emampuan mal:?an pasien, misalnya saot mengalami botul:? yang terus menerus dianjurl:?an diberi mal:?anan dalam bentul:? mal:?anan lunal:?
c) Apabila asupan I:?urang dari 50% I:?ebutuhan, perlu I:?ombinasi pemberian mal:?anan, misalnya bentul:? mal:?anan lunal:? dan mal:?anan cair (enteral).
d) Frel:?uensi mal:?an dapot sampai 6 I:?ali mal:?anan utama dengan porsi I:?ecil yang padot gizi. Mal:?anan padot gizi dapot dibuat dengan menambahl:?an susu, telur, tepung, minyal:?, santan, dll dalam mal:?anan. e) Mal:?anan berl:?uah otau banyal:? cairan.
f) Utamal:?an sumber I:?arbohidrot I:?omplel:?s misalnya nasi, I:?entang, mi, bihun, roti.
g) Hidangan mal:?anan menaril:? dan mengundang selera mal:?an.
h) Bila memungl:?inl:?an I:?onsumsi susu 2 - 3 gelas/hari. i) Konsumsi sayur dan buah sebanyal:? 5 - 6 porsi/hari. j) Hindari pengolahan mal:?anan dengan digoreng,
terlalu manis (gula dan sirup), terlalu asam, es dan pedas atau merangsang lainnya seperti teh dan I:?opi I:?arena al:?an merangsang botul:?
I:?) Hindari all:?ohol.
I) Memenuhi prinsip セ・。ュ。ョ。ョ@ pangan, antara lain; (1). Hindari ュ。セ。ョ。ョ@ mentah dan セオイ。ョァ@ matang (2). gオョ。セ。ョ@ air bersih dan air mengalir オョエオセ@
mencuci ュ。セ。ョ。ョ@ dan peralatan ュ。セ。ョ@
(3) m。ウ。セ@ air minum sampai mendidih sebelum
、ゥセッョウオュウゥL@ hindari ュ・ョァセッョウオュウゥ@ air mentah / batu es dari air yang エゥ、。セ@ matang
(4). Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir saat mengolah ュ。セ。ョ。ョL@ sebelum dan sesudah
ュ。セ。ョL@ setelah セッョエ。セ@ dengan binatang, セ・ャオ。イ@
dari toilet, setelah bersin dan 「。エオセ@
(5). ャゥセ。@ membeli ュ。セ。ョ。ョL@ pilih ュ。セ。ョ。ョ@ yang segar, ー・イィ。エゥセ。ョ@ セ・オエオィ。ョ@ セ・ュ。ウ。ョ@ dan tanggal セ。、。ャオ。イウ。@ pada ーイッ、オセ@ ュ。セ。ョ。ョ@
ェ。、ゥOー。「イゥセ。ョ@
(6). Menyimpan ュ。セ。ョ。ョ@ matang dalam セョ、ゥウゥ@
tertutup paling lama 3 jam atau 、ゥィ。ョァ。エセ。ョ@
セュ「。ャゥN@
1.
Edulla" clan Kon.elln.
Intervensi gizi berupa ・、オセ。ウゥ@ dan セッョウ・ャゥョァ@ gizi 、ゥ「・イゥセ。ョ@
pada pasien エオ「・イセオャッウゥウ@ sebagai upaya ュ・ョゥョァセ。エセ。ョ@
pengetahuan dan perubahan ー・イゥャ。セオ@ gizi sehingga tercapai pemenuhan asupan gizi yang optimal.
Agar tujuan intervensi tercapai ュ。セ。@ ・、オセ。ウゥ@ dan
セッョウ・ャゥョァ@ gizi harus ュ・ャゥ「。エセ。ョ@ セ・ャオ。イァ。@ dan pendamping dengan ュ・ョ・セ。ョセ。ョ@ pentingnya memenuhi セ・「オエオィ。ョ@
glzl オョエオセ@ ュ・ョ、オセオョァ@ セ・「・イィ。ウゥャ。ョ@ pengobatan. Pemberian ・、オセ。ウゥ@ dan セッョウ・ャゥョァ@ gizi 、ゥウ・ウオ。ゥセ。ョ@ dengan
セッョ、ゥウゥ@ pasien, yaitu sebagai 「・イゥセオエ@ ; 1. Kondisi pasien dengan status gizi normal
Pasien dengan status gizi normal. ・、オセ。ウゥ@ yang 、ゥ「・イゥセ。ョ@
dalam 「・ョエオセ@ penyuluhan yang dapat 、ゥャ。セオセ。ョ@ oleh semua tenaga セ・ウ・ィ。エ。ョ@ di fasilitas pelayanan
セ・ウ・ィ。エ。ョ@ setempat. Materi penyuluhan ュ・ョ」。セオー@ ; a. Hubungan gizi dengan ー・ョケ。セゥエ@ エオ「・イセオャッウゥウ@
b . Gizi seimbang pada エオ「・イセオャッウゥウ@
c. Pemilihan bahan ュ。セ。ョ。ョ@
d . Keamanan ュ。セ。ョ。ョ@
e. iョエ・イ。セウゥ@ obat dan ュ。セ。ョ。ョ@
f .
Mengenal tanda - tanda イゥウ