• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis wacana pemberitaan pemerintahan Joko Widodo dalam tabloid suara islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis wacana pemberitaan pemerintahan Joko Widodo dalam tabloid suara islam"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

REZA MAULANA

NIM : 108051100053

KONSENTERASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Slaipsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

REZA IVIAUI.ANA

NIM :108051100053

Di b*wah bimbingan

Dra. Muslirah Nurlaily, MA

NIP : 197 1041222000032001

KONSENTRA

SI

JURNALISTTK

JURUSAN

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN

ISLAM

FAKULTAS

ILMU DAKWAI{

DAl\

ILMU KOMUNIKASI

TINIVERSITAS

ISLAM NEGERI

SYARIF

HIDAYATULLAII

JAKARTA

(3)

Skripsi berjudul Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10

April 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.

I)

pada program studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam konsentrasi Jurnalistik.

Ciputat, l0 April2015

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

&

Fra,MuslEraL Nurlailv. MA

ffi

Penguji I

Rubivanlh. MA

IttIP: 1973082199E032001

Penguji

II

/yt

{

Ade Rina Farida" M. Si

IIIIP: I 97705 1320070120 lE

Anggota,

Pembimbing,

--t-J - v"Y \t'"V \-' Dra. Musfirah Nurlailv. IVIA

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 9 April 2015

(5)

i

ABSTRAK

Reza Maulana

“Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahan Joko Widodo dalam Tabloid Suara

Islam.”

Ir. H. Joko Widodo pada awalnya hanyalah seorang warga Indonesia biasa yang hidup dalam keluarga sederhana. Sampai ia akhirnya memutuskan untuk memasuki dunia politik pada tahun 2005 dan menjadi Walikota Surakarta (Solo), tempat ia dilahirkan. Tahun 2012, ia diminta oleh Jusuf Kalla secara pribadi untuk mencalonkan diri sebagai gubernur di DKI Jakarta. Semenjak pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta inilah nama Jokowi mulai melambung. Segala keberhasilan Jokowi dalam memimpin kota Solo banyak diekspos di hampir seluruh media massa, sehingga masyarakat pun mengelu-elukan nama Jokowi. Namun, di tengah maraknya berbagai pemberitaan positif mengenai sosok dan kinerja Jokowi di media massa yang terkesan monoton, nampaknya ada segelintir media yang melihat realitas tersebut dari ketidakberhasilan memimpin Jakarta dengan masalah banjir dan

kemacetan serta isu kristenisasi. Salah satunya adalah Tabloid Suara Islam.

Berdasarkan konteks di atas, timbul beberapa pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimanakah teks yang dibangun oleh Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko widodo? 2. Bagaimanakah kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko Widodo? 3. Bagaimanakah konteks sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko Widodo?

Untuk menganalisa masalah yang diteliti, peneliti menggunakan Analisis Wacana model TeunVan Dijk, yang membagi pengkajian wacana menjadi tiga bagian. Pertama, Segi Teks, yang meneliti tulisan dalam pemberitaan. Penelitian dalam segi teks ini dibagi lagi menjadi tiga struktur: Struktur Makro, Suprastruktur dan Struktur Mikro. Kedua, Segi Kognisi Sosial, yang meneliti mental penulis berita dengan melakukan wawancara berkaitan dengan berita yang ditulisnya. Ketiga, Segi Konteks Sosial, dengan melihat kondisi perkembangan isu dalam masyarakat yang mendorong penulisan berita yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini hanya akan membahas tentang bagaimana wacana dan kecenderungan Tabloid

Suara Islam dalam mengonstruksi realitas suatu peristiwa menjadi sebuah berita, dalam hal ini berita mengenai pemerintahan Joko Widodo.

Dalam segi teks terlihat bahwa keberhasilan Jokowi dalam menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta hanyalah hasil dari suatu pencitraan yang didukung oleh kekuatan media massa dalam memengaruhi pemikiran masyarakat. Sementara pada kenyataannya, kinerja dan performa Jokowi dalam menjabat kursi pemimpin tidaklah bisa dikatakan baik. Hal ini didasarkan pada permasalahan kemacetan dan banjir yang tidak kunjung membaik. Ditambah aroma kristenisasi dalam kepemerintahannya dengan mengangkat wakil dari golongan non muslim. Dari penelitian aspek kognisi sosial, penulis berita menganggap Jokowi tidak pantas menjadi panutan. Kepemerintahannya dijalankan tidak sesuai dengan syariat Islam. Selain itu Jokowi dinilai belum tuntas melaksanakan kewajiban-kewajibannya di Solo, sementara permasalahan di Jakarta jauh lebih kompleks dengan masyarakat yang heterogen. Sedangkan dari aspek konteks sosial, yang membangun teks berita adalah histeria masyarakat terhadap sosok Jokowi dan kompaknya pemberitaan media massa mengenai kepemimpinan Jokowi yang hampir tanpa cela, sehingga Suara Islam merasa pentingnya masyarakat melihat pemberitaan mengenai Jokowi dari ketidakberhasilannya mengatasi banjir, macet dan kristenisasi.

(6)

ii

Bismillahirrahmannirrahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kesehatan. Sehingga,

penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

marilah kita panjatkan kepada junjungan kita, nabi besar Nabi Muhammad

SAW, juga bagi keluarga, sahabat, serta para umatnya hingga akhir zaman

nanti dan kita termasuk ke dalamnya yang mendapat syafaatnya di yaumil

akhir nanti. Amin.

Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini, yang berjudul ”Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahaan Joko

Widodo dalam Tabloid Suara Islam”, yang disusun untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di lingkungan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan sampai masa

penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik dari keluarga, sahabat, teman, dan berbagai pihak

lainnya yang telah banyak berjasa bagi penulis. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief

Subhan, M.Ag., Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D., selaku Wakil Dekan I

Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag.,

(7)

iii

Sekertaris Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si, serta Sekertaris

Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Dra. Musfirah Nurlaily, MA

sekaligus sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membantu menyelesaikan kuliah penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas

ilmu yang telah diberikan kepada Peneliti.

5. Segenap staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Pihak Tabloid Suara Islam yang turut berperan dalam selesainya

penelitian penulis. Khususnya bapak Shodiq Ramadhan yang

meluangkan waktunya di tengah kesibukkannya.

7. Secara khusus dan yang paling penulis banggakan, kedua orangtua

tercinta Bapak Didi Sumardi dan Ibu Marsi atas do’a dan kasih

sayangnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak-kakak tercinta, Nova Mardiyanto dan Desy Maryana. Terima

kasih atas dukungan dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat

selesai.

9. Tiara Mustika, yang banyak sekali membantu penulis dalam berbagai

hal sampai selesainya skripsinya. Rangga Tsabit Imam, Ariya Kemal,

(8)

iv persaudaraan kita akan terus terjalin.

10.Semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung dan

mendo’akan.

Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih sekali lagi, dan

mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan dan kekhilafan yang penulis

pernah lakukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak tanpa

terkecuali.

Jakarta, 9 April 2015

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR SKEMA..........ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka... 8

E. Metodologi Penelitian... 10

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Analisis Wacana ... 16

1. Pengertian Analisis ... 16

2. Macam-macam Analisis ... 16

a. Wacana ... 16

b. Semiotika ... 18

c. Framing...20

d. Isi ... 22

(10)

vi

a. Teks...25

b. Kognisi Sosial...30

c. Konteks Sosial...31

B. Berita ... 33

1. Definisi Berita... 33

2. Jenis-jenis Berita... 34

3. Nilai Berita... ... ... 35

4. Kategori Berita ... 36

BAB III GAMBARAN UMUM... 39

A. Sejarah Tabloid Suara Islam ... 39

B. Visi dan Misi Tabloid Suara Islam ... 40

C. Struktur Organisasi ... 42

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ... 45

A. Analisis Struktur Teks ... 45

1. Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta.45 2. Simsalabim Jokowi Apa Bisa?...62

3. Jangan Jadi Keledai...72

B. Analisis Kognisi Sosial ... 82

C. Analisis Konteks Sosial ... 86

BAB V PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

[image:10.595.103.526.72.567.2]
(11)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... x

(12)

viii

[image:12.595.103.526.145.558.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Wacana Van Dijk...25

Tabel 2 Elemen Wacana Van Dijk ... 26

Tabel 3 Nilai Berita ... 36

Tabel 4 Kategori Berita ... 37

Tabel 5 Analisis Data Kristenisasi Jokowi-Ahok...61

Tabel 6 kerangka Analisis Data Simsalabim Jokowi Apa Bisa?...71

(13)

ix

DAFTAR SKEMA

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Ir. H. Joko Widodo, atau yang akrab dipanggil dengan sapaan Jokowi,

awalnya hanyalah seorang warga Indonesia biasa yang hidup dalam

keluarga sederhana, sampai ia akhirnya memutuskan untuk memasuki dunia

politik pada tahun 2005 dan menjadi Walikota Surakarta (Solo),

berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakilnya dalam partai

PDI Perjuangan.1 Jokowi mendapatkan amanah untuk memimpin kota Solo

selama dua periode. Periode pertama pada tahun 2005-2010, dan periode

kedua tahun 2010-2015.

Baru dua tahun menjalani mandatnya sebagai Walikota Solo pada

periodenya yang kedua, pada tahun 2012, ia diminta oleh Jusuf Kalla secara

pribadi untuk mencalonkan diri sebagai gubernur di DKI Jakarta. Semenjak

pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta inilah nama Jokowi mulai

melambung. Segala hal mengenai Jokowi banyak diekspos media massa.

Keberhasilan-keberhasilan Jokowi selama menjabat sebagai Walikota Solo

terpampang di berbagai media massa elektronik maupun cetak., yaitu

kesuksesannya me-rebranding kota Solo dengan slogan: "Solo: The Spirit

of Java", menjadikan Solo sebagai anggota Organisasi Kota-kota Warisan

Dunia pada tahun 2006 yang kemudian menjadikan Solo sebagai tuan

1

Alberthiene Endah. Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta, (Solo: PT Tiga

(15)

rumah konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008,2

mendapatkan pengakuan UNESCO atas kesenian wayang kulit sebagai

warisan budaya dunia,3 mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama pada 12

Agustus 2011, menjadi 25 finalis World Mayor 2012 atau walikota pilihan

dunia 2012 yang diselenggarakan The City Mayors Foundation yang

bermarkas di London, Inggris,4 dan dinobatkan sebagai walikota terbaik ke

3 di dunia pada Januari 2013.

Untuk melihat seberapa besar perhatian yang media berikan terhadap

Jokowi, penulis mencoba menelusuri pemberitaan di media online dengan

mengetikkan kata kunci Jokowi. Kemudian penulis mendapatkan hasil yang

cukup mencengangkan. Sampai terhitung tanggal 13 Desember 2013 pagi

hari, pemberitaan di situs berita kompas.com mengenai Jokowi berjumlah

9.339 artikel. Pada situs berita detik.com, terdapat 9.159 artikel. Di

vivanews.com terdapat 1.460 artikel. Situs berita okezone.com menuliskan

6.456 artikel. Sedangkan pada situs pencarian google.co.id, terdapat 25 juta

hasil yang ditemukan. Dari hasil yang didapatkan tersebut, nampaknya

sudah dapat membuktikan bahwa Jokowi merupakan seorang news maker

yang sangat penting bagi media massa saat ini. Pemberitaannya bahkan

mengalahkan pemberitaan mengenai Dahlan Iskan maupun Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono.

2

Merdeka.com, yang ditulis oleh Saugy Riyandi dan diposting pada Kamis, 12 Desember 2013.

3

Alberthiene Endah, Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta, (Solo: PT Tiga

Serangkai Pustaka Mandiri, 2012), h. 143

4

Domu D. Ambarita dkk, Jokowi: Spirit Bantaran Kali Anyar (Jakarta: PT Elex Media

(16)

Media seperti tersihir oleh keberadaan sosok Jokowi. Dari sekian

banyak pemberitaan mengenai Jokowi tersebut, pemberitaan didominasi

oleh berbagai berita positif mengenai Jokowi, baik dari segi sosoknya,

maupun dari kinerja yang dilakukannya. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo

terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008”. Hebatnya lagi, berita

positif mengenai Jokowi tidak hanya terbatas pada ranah domestik. Dalam

situs merdeka.com, Jokowi diberitakan masuk ke dalam tokoh populer versi

majalah Foreign Policy di Amerika yang menggambarkan Jokowi sebagai

pemimpin global paling berpengaruh, sejajar dengan Vladimir Putin,

Kanselir Jerman Angela Merkel, mantan kontraktor Badan Keamanan

Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden, Presiden Iran Hassan Rouhani,

bahkan Paus Fransiskus.5

Pantaslah jika Ia disebut-sebut sebagai media darling. Media darling

sendiri menurut pakar publisitas Amerika Julissa Fernandez merupakan

“Someone who is media savvy. A person who can make good use of all

media platform to benefit them in someway”. Atau dapat diartikan seseorang

yang mempunyai pengetahuan tentang media dan mampu memanfaatkan

semua bentuk media sehingga menguntungkan mereka dalam suatu hal.6

Atas perhatian besar dari pihak media massa terhadap segala keberhasilan

Jokowi, akhirnya Jokowi menjadi seorang sosok yang sangat populer di

kalangan rakyat Indonesia dan mengantarkannya menjadi Gubernur DKI

Jakarta.

5

Merdeka.com yang ditulis oleh Saugy Riyandi dan diposting pada Kamis, 12 Desember 2013.

6

(17)

Memang, disadari atau tidak disadari, disengaja ataupun tidak

disengaja, Jokowi memperoleh hasil yang menguntungkan dari pemberitaan

positifnya di berbagai media. Citra baik Jokowi dalam media massa

membentuk citra baik juga di mata publik. Menurut Mc Luhan, media

menjadikan dirinya sebagai pesan. Karena keampuhannya, apa yang

dianggap penting bagi media akan dianggap penting pula bagi publik. 7

Dengan kekuatannya itu, media massa cetak maupun elektronik dapat

dimanfaatkan sebagai penyalur aspirasi rakyat, pembentuk opini publik,

juga alat penekan yang dapat ikut memengaruhi dan mewarnai kebijakan

politik suatu negara.8

Dengan penggambaran sosok Jokowi sebagai pemimpin yang

sederhana, rendah hati dan senang bergaul dengan rakyat dengan sering

mengadakan blusukan ke permukiman warga, nama Jokowi semakin

dielu-elukan masyarakat. Sosoknya yang begitu dikagumi bahkan membuat

masyarakat sensitif terhadap pihak-pihak yang melayangkan kritikan pada

dirinya, seperti mantan ketua MPR Amin Rais yang mengkritisi rencana

pencapresan Jokowi sebagai Capres pada pemilu mendatang dan Ketua

FPD DPR Nurhayati Ali Assegaf yang mengkritisi mengenai banyaknya

kebakaran yang terjadi di Jakarta.

Setelah kritikan yang mereka alamatkan pada Gubernur DKI Jakarta

tersebut, banyak masyarakat yang mencibir dan mengecam. Begitu pula

dengan beberapa pengamat politik dan media massa. Kompas.com

7

Mc Luhan yang disunting dari buku Asep Saeful Muhtad, Jurnalistik Pendekatan Teori

dan Praktik, (Jakarta: Logos, 1999), h.3

8

(18)

memberitakan dengan mengusung tagline “Serangan untuk Jokowi,

Bumerang untuk Amien Rais”.9

Sementara itu, detiknews.com mengangkat

pemberitaan tersebut dengan judul “Jokowi Diusik. Serangan Amien Rais

dan Nurhayati ke Jokowi Mental”.

Dilihat dari hal-hal di atas, bisa kita katakan bahwa banyak media

massa yang cenderung pro terhadap Jokowi. Karena, sebagaimana yang

dikatakan Eriyanto bahwa wartawan bukanlah robot yang meliput

pemberitaan sebagaimana adanya. Apa yang dia lihat, etika dan moral yang

dalam banyak hal berarti keberpihakan terhadap suatu kelompok atau nilai

tertentu, yang umumnya dilandasi keyakinan tertentu, merupakan bagian

integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi

realitas.10

Mengacu dari pendapat Eriyanto di atas, jelas bahwa posisi wartawan

bukan hanya sebagai pelapor peristiwa sebagaimana hal-nya. Berita

merupakan hasil konstruksi realitas sosial dimana selalu melibatkan

pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan / media. Realitas yang

sama bisa saja menghasilkan suatu pemberitaan yang sama sekali berbeda.

Bagaimana realitas itu dijadikan berita sangat bergantung pada bagaimana

fakta itu dipahami dan dimaknai. Ini berarti, wartawan juga turut menjadi

partisipan dari keberagaman nilai subjektifitas di dalam publik. Hal ini

tentunya juga berlaku terhadap pemberitaan mengenai Jokowi. Di tengah

maraknya berbagai pemberitaan positif mengenai sosok dan kinerja Jokowi,

9

Kompas.com, ditulis oleh Indra Akuntono, diposting pada Jumat, 27 September 2013 pukul 11:14 WIB

10

(19)

ternyata nampaknya ada segelintir media yang melihat realitas tersebut dari

sisi lain. Salah satu dari segelintir media tersebut adalah media yang

bernafaskan agama, yakni Tabloid Suara Islam.

Tabloid Suara Islam merupakan salah satu media massa yang menulis

pemberitaan dan memberikan aspirasi serta pemikirannya dengan

berlandaskan ayat-ayat Al-Quran. Berbeda dengan media massa lain yang

memaparkan keberhasilan kepemimpinan Jokowi ketika memimpin kota

Surakarta dan juga ketika memimpin Jakarta, Suara Islam melihat sisi lain

dari citra Jokowi dan kepemimpinannya selama ini. Suara Islam menilai

banyak kegagalan yang dihasilkan Jokowi sampai saat ini. Melalui kata-kata

dan bahasanya, Suara Islam ini memberikan pemaparan dimensi lain akan

sosok dan kinerja kepemimpinan Jokowi di tengah pemberitaan media yang

terkesan monoton.

Pada akhirnya, berdasarkan hal-hal di atas, penulis merasa tertarik

untuk mengangkat pemberitaan Suara Islam mengenai Jokowi, tokoh yang

sangat populer akhir-akhir ini, dengan harapan memberikan pengetahuan

terhadap pembaca akan keragaman dimensi pemberitaan yang terdapat di

media massa dan mengajak pembaca memahami pemberitaan Suara Islam

terhadap kepemimpinan Jokowi dari segi agama Islam dan segi lainnya

melalui wacana dan penggunaan bahasa Tabloid Suara Islam. Terhadap

penelitian ini, peneliti mengambil judul “Analisis Wacana Pemberitaan

(20)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, Peneliti memberikan batasan penelitian pada

pemberitaan yang membahas seputar pribadi dan isu kinerja

pemerintahan Joko Widodo menjadi Gubernur DKI. Penulis akan

membahas kepemimpinan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam

dari edisi 13 – 27 September 2013 dan 14 – 28 Februari 2014.

2. Perumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang diteliti, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah teks, kognisi sosial, dan konteks sosial menurut

analisis wacana Van Dijk, yang dibangun oleh Tabloid suara Islam

mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko widodo?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk meneliti dan mengetahui teks, kognisi sosial, dan konteks sosial

yang dibangun oleh Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan

kepemimpinan Joko Widodo.

2. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan

(21)

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai

tambahan referensi dalam perkembangan kajian media, khususnya

mengenai kajian yang berhubungan dengan media dan citra

pemimpin negeri, serta dapat memberikan referensi bagi penelitian

serupa di masa mendatang.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana

media massa (terutama Tabloid Suara Islam) dalam membangun

berita dan mengkritisi tokoh-tokoh pemimpin bangsa.

D. Kajian Pustaka

Sebelumnya, peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka terhadap

skripsi dengan judul yang mirip. Dari tinjauan yang peneliti lakukan,

peneliti mendapatkan bahwa kajian seperti ini telah diteliti sebelumnya oleh

beberapa orang. Beberapa di antaranya adalah:

1. “Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintah Daerah Tangerang Selatan

pada Harian Lokal Tangsel Pos Edisi 3, 4, dan 5 Oktober 2011” oleh

Danang Riyanto, Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2012. Kesimpulan dari skripsi Danang Rianto adalah koran Tangsel

Pos kurang mengkritik pemerintahan Tangsel karena adanya MOU

(22)

untuk memberitakan pemerintahan mengenai kinerja bagusnya dan

mengurangi berita yang bersifat kritik. Skripsi penulis berbeda dengan

Danang yang melihat pemerintahan Tangerang Selatan, penulis

memilih Jakarta yang dipimpin oleh Jokowi dan memilih media yang

berideologi Islam dan tidak terikat dengan pemerintah. penulis

menemukan adanya kritik yang keras terhadap pemerintahan Jokowi

yang belum mampu mengatasi banjir, macet dan Kristenisasi

pemerintahannnya.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang ditulis

peneliti adalah terletak pada kesamaan teori yang digunakan. Peneliti

terdahulu menggunakan teori analisis wacana model Teun Van Dijk.

2. “Analisis Wacana Teun Van Dijk dalam Pemberitaan Laporan Utama

Majalah Gatra tentang Seruan Boikot Israel dari New York” oleh

Fauziah Mursyid Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2013. Kesimpulan dari Skripsi ini adalah majalah gatra mendukung

tentang pemboikotan terhadap produk Israel, keberpihakan tersebut

mencerminkan pandangan sosial sebagian masyarakat Indonesia.

berbeda dengan skripsi penulis, Fauziah lebih luas mengangkat

masalah agama. Kalau penulis melihat seputar jakarta dan

pemerintahannya saja. Penulis menemukan aroma kristenisasi yang

(23)

Persamaan penelitian Fauziah dengan penelitian yang ditulis peneliti

juga terletak pada kesamaan teori yang digunakan, yaitu

menggunakan teori analisis wacana model Teun Van Dijk.

3. “Analisis Wacana Bahasa Jurnalistik Rubrik Suara Utama pada

Tabloid Suara Islam” oleh Muklis Jurusan Konsentrasi Jurnalistik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013. Kesimpulan skripsi ini adalah penulisan berita

Suara Islam tidak mutlak selalu benar dan berstandar pada KBBI,

EYD, dan SOP. Berbeda dengan Skripsi muklis yang melihat berita

Suara Utama Suara Islam hanya dari bahasa jurnalistik, penulis ingin

melihat bahasa yang digunakan Suara Islam dalam membentuk berita

pemerintahan Joko Widodo.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Bogdan dan Tailor, metode kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Sugiono

(24)

tanpa memanipulasi objek.11 Dalam hal ini, peneliti merupakan

instrumen utama dalam pengumpulan dan interpretasi data. Alat

lainnya seperti angket, perekam, kamera, dan lain sebagainya

hanyalah sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian.12 Menurut

Rahmat Kriyantono, penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya, dengan tidak

mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Penelitian jenis ini

lebih menekankan kedalaman (kualitas) data, bukan kuantitasnya.13

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma kritis. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah

saluran yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok

tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak

dominan.14 Berita yang disajikan dengan strategi yang mengesankan

objektifitas, keseimbangan dan sikap non partisan, namun bisa

menggiring khalayak untuk mendefinisikan suatu realitas dalam

bingkai tertentu, dari sudut pandang tertentu, dengan struktur

simbol-simbol bahasa tertentu atau bahkan menggunakan sistem logika

tertentu pula. Paradigma kritis dilakukan lebih kepada penafsiran,

11

Bogdan dan Tailor yang disunting dalam buku Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif

(Bandung: CV Alfabeta, 2010), h.3

12

Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN-Maliki

Press,2008), h. 175

13

Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 58

14

Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Erlangga,

(25)

karena dengan penafsiran kita dapat mengetahui dunia dalam teks dan

menyingkap makna yang ada di baliknya.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan Tabloid Suara

Islam yang menulis artikel atau pemberitaan mengenai Joko Widodo

(Jokowi) yang menjadi permasalahan dalam penelitian, dan Redaktur

pelaksana Tabloid Suara Islam. Penulis akan melakukan wawancara

terhadap penulis artikel tersebut untuk diwawancarai seputar

permasalahan yang akan diteliti. Dari wawancara akan didapatkan

sumber data sekunder berupa pernyataan-pernyataan dari penulis

artikel yang kemudian akan dianalisis untuk dijadikan salah satu

sumber acuan penafsiran, yaitu dalam sisi kognisi sosial dan konteks

sosial yang merupakan objek penelitian wacana Van Dijk.

Sedangkan objek penelitiannya adalah tulisan-tulisan dalam

Tabloid Suara Islam yang membahas tentang kinerja pemerintahan

Joko Widodo. Edisi yang penulis gunakan untuk penelitian adalah

Edisi bulan September 2013 dan edisi bulan Febuari 2014.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Penulis mencari sumber informasi melalui penelaahan

buku-buku, foto, artikel, bahan kepustakaan dan data-data referensi

(26)

digunakan untuk mendapatkan data-data yang menunjang untuk

melakukan observasi dan wawancara.

b. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan teks.

Penulis melakukan analisis teks berita yang terdapat pada berita

Tabloid Suara Islam edisi 13 – 27 September 2013 dan 14 – 28

Februari 2014. Dengan mencermati tanda-tanda pada objek

penelitian sesuai analisis wacana Van Dijk.

c. Wawancara

Untuk lebih melengkapi data yang dicari dari berbagai

referensi, peneliti akan melakukan tanya jawab / wawancara

kepada perwakilan wartawan Tabloid Suara Islam yang juga

bertindak sebagai penulis artikel-artikel seputar permasalahan yang

akan diteliti, dengan tujuan untuk lebih melengkapi data yang

dicari dan mengungkap penyebab keluarnya tulisan-tulisan yang

menjadi objek penelitian.

3. Teknik Analisis Data

Langkah yang selanjutnya peneliti lakukan adalah menyusun

data-data yang diperoleh secara sistematis, diklarifikasi, lalu dianalisa

sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, lalu disajikan

dalam bentuk laporan ilmiah. Dalam penelitian ini, analisis data

dilakukan dengan menggunakan analisis wacana Teun Van Dijk yang

(27)

menggabungkan tiga dimensi wacana ke dalam suatu kesatuan

analisis: struktur makro, suprastruktur dan struktur mikro.

Aspek kedua yaitu aspek kognisi sosial (latar belakang dan

ideologi wartawan yang menulis pemberitaan yang menjadi objek

penelitian). Hal ini diasumsikan bahwa suatu berita terbentuk dengan

terlebih dahulu melewati pemikiran dan pendefinisian makna dari

wartawan sehingga berita tidak bersifat netral.

Yang ketiga adalah aspek konteks sosial. Dalam hal ini diteliti

kondisi masyarakat (tren yang sedang berkembang dalam masyarakat)

yang memengaruhi keluarnya suatu pemberitaan yang disajikan

wartawan.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi

dkk yang diterbitkan oleh CEQDA (Centre for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB I : Pendahuluan

Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

(28)

Bagian ini menjelaskan secara rinci definisi analisis,

macam-macam analisis, model teori Teun Van Dijk, dan Berita.

BAB III : Gambaran Umum

Bagian ini berisi mengenai sejarah dan perkembangan, visi dan

misi, serta struktur redaksional Tabloid Suara Islam

BAB IV : Analisis dan Temuan Data

Bagian ini berisi tentang pemaparan hasil analisa dan temuan data

terkait penelitian yang ditulis peneliti. Peneliti akan memaparkan

analisa wacana terkait pemberitaan pemerintahan Jokowi.

BAB V : Penutup

Bagian ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis atas penelitian

(29)

16

A. Analisis

1. Pengertian Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).1

Analisis secara Linguistik adalah penelaahan yang dilakukan oleh

penelti atau pakar bahasa dalam menggarap data kebahasaan yang

diperoleh dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan teks

(penelitian kepustakaan). Sedangkan, Analisis data adalah penelaahan

dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan.2

2. Macam-macam Analisis

a. Analisis Wacana

Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media, Suatu

Pengatar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis

Framing mengatakan bahwa “Wacana atau dalam bahasa Inggris

dikenal dengan kata discourse ternyata merupakan kata serapan

dari bahasa latin, discursus, kata dis, berarti „dari, dalam arah yang

berbeda’, dan currere, berarti ’berlari’. Jadi discursus berarti lari

kian kemari.3

1

Kbbi.web.id/analisis

2

Kbbi.web.id/analisis

3

Alex Sobur, Anilisis Teks Media, Suatu Pengatar untuk Analisis Wacana, Analisis

(30)

Alex Sobur menambahkan pendapatnya mengenai pengertian

analisis wacana, bahwa analisis wacana merupakan studi tentang

struktur pesan dalam komunikasi atau telaah mengenai aneka

fungsi (pragmatik) bahasa.4 Unsur penting dalam analisis wacana

adalah kepaduan dan kesatuan serta penafsiran peneliti. Analisis

wacana melihat kepada isi pesan yang akan diteliti.

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana adalah sebagai

berikut:

1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam

masyarakat (rule of use– menurut Windowson).

2. Analisis wacana merupakan usaha memaknai makna tuturan

dalam konteks dan situasi (firth).

3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan

melaui interpretasi semantik (Beller).

4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam

tindak berbahasa (what is said from what is done – menurut

Labov).

5. Analisis wacana diarahkan kepada memakai bahasa secara

fungsional (functional use language– menurut Coulyhard).5

Sedangkan, Henry Guntur mengatakan bahwa wacana tidak

hanya mencakup percakapan atau obrolan tetapi juga pembicaraan

4

Alex Sobur. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet.6, h. 75

5

(31)

di muka umum, tulisan serta upaya-upaya formal seperti laporan

ilmiah dan sandiwara dalam lakon.6

Menurut Ismail Marahimin, wacana adalah “kemampuan

untuk maju (dalam pembahasan) menurut urutan-urutan yang

teratur yang menurut urutan yang semestinya dan komunikasi buah

pikiran baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur.”7

Sedangkan menurut Roger Fawler, wacana adalah

komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang

kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya;

kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi

atau representasi dari pengalaman.8

Jadi wacana sendiri diartikan sebagai konstelasi kekuatan

yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, baik

berupa tulisan, rekaman suara ataupun gambar yang kemudian

menjadi diskusi publik. Media bukan lagi saluran bebas dan netral

tapi media membentuk ide, gagasan, dan konsep, sehingga dapat

memengaruhi cara berpikir dan bertindak orang lain.

b. Analisis Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotic berasal dari kata Yunani

semeion, yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan

sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun

sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Secara

6

Taringan dan Henry guntur. Pengajaran Wacana. (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 23

7

Ismail Marahimin. Menulis Secara Populer. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1994), hal. 26

8

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks. (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta,

(32)

terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,

seluruh kebudayaan sebagai tanda.9

Semiotik sebagai suatu ilmu atau metode analisis untuk

mengkaji tanda. Tanda- tanda adalah perangkat yang kita pakai

dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini. Semiotik atau

dalam istilah Barthes pada dasarnya hendak mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).

Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan

dengan mengomunikasikan (communicate). Memaknai berarti

bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga

mengonstitusi sistem terstruktur dari tanda.10

Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu

melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya, tentu

membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami

tentang suatu hal. Apa yang perlu dipahami? Banyak hal, salah

satunya adalah tanda. Agar tanda itu bisa dipahami secara benar

dan sama, membutuhkan konsep yang sama agar tidak terjadi salah

pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya

bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap

orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan

berbagai alasan yang melatarbelakanginya.

9

Alex Sobur, Analisis Teks media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) h. 95

10

(33)

Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik ( the

study of signs).11 Masyarakat selalu bertanya apa yang dimaksud

dengan tanda? Banyak tanda dalam kehidupan sehari -hari kita

seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda adanya suatu peristiwa

atau tanda -tanda lainnya. Semiotik meliputi studi seluruh

tanda-tanda tersebut sehingga masyarakat berasumsi bahwa semiotik

hanya meliputi tanda-tanda visual (visual sign). Di samping itu

sebenarnya masih banyak hal lain yang dapat kita jelaskan seperti

tanda yang dapat berupa gambaran, lukisan dan foto sehingga tanda

juga termasuk dalam seni dan fotografi atau tanda juga bisa

mengacu pada kata-kata, bunyi-bunyi dan bahasa tubuh (body

language).

c. Analisis Framing

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh

Beterson pada tahun 1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai

struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang

mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta

yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi

realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh

Goffman pada tahun 1974, yang mengandaikan frame sebagai

kepingan-kepingan perilaku (strips of behaviour) yang

membimbing individu dalam membaca realitas.12

11

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Semiotik.p df. Diakses pada tgl. 26/4/2012.

12

(34)

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk

membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta.

Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan

fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih

berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak

sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan

untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.

Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta

apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan,

serta hendak dibawa ke mana berita tersebut.13

Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan

sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai

oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses

konstruksi. Di sini realitas dimaknai dan dikonstruksi dengan

makna tertentu. Analisis framing merupakan analisis untuk

mengkaji pembingkaian realitas yang dilakukan media.

Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang artinya

realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna

tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau

memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media.

Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih

13

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

(35)

diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran

khalayak.14

d. Analisis Isi

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh

gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secra

objektif, sistematik, dan relevan secara sosiologis. Uraian dalam

analisisnya boleh saja menggunakan tata cara kuantitatif atau

kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.15

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh

keterangan dari isi komunikasi dalam bentuk lambang. Analisis isi

dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi,

seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, novel,

dan lain-lain.16

Untuk itu, dalam ilmu komunikasi banyak menggunakan

analisis isi untuk menganilisis isi media cetak maupun elektronik.

Karena analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan

menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan

dokumen atau teks.17

3. Analisis Wacana Van Dijk

Critical discourse analysis (CDA) has become the general label for a study of text and talk, emerging from critical linguistics, critical

14

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi(Jakarta: Kencana Prenada Media,

2006), h. 252.

15

Zulkarimien Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Pusat Penelitian Universitas

Terbuka, 2002), cet ke.3, h. 32.

16

Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remadja Karya, 1989), h.

122.

17

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu

[image:35.595.101.519.99.701.2]
(36)

semiotics and in general from sosio-politically conscious and oppositional way of investigating language, discource and communication.18(Analisis wacana kritis telah menjadi nama / label umum untuk studi mengenai teks dan percakapan, berasal dari ilmu bahasa kritis, semiotik kritis dan secara umum berasal dari

kesadaran secara sosial-politik sadar dan komunikasi).

Discourse analysist is concerned with the study of relationship between language and the contexts in which it is used. Discourse analysist study language in use: written texts of all kinds, like

speech and spoken data from conversation to highly

institutionalized forms of talk.19 (Analisis wacana adalah mengenai studi hubungan anatara penggunaan bahasa dan konteks. Analisis wacana mempelajari bahasa dalam penggunaan: dari segi teks tertulis. seperti pidato dan data yang diucapkan dari pembicaraan sampai beragam bentuk kata-kata adat).

Dari pernyataan di atas, studi wacana ini berasal dari analisis

linguistik kritis. Merambah kepada ilmu sosial lainnya, seperti analisis

semiotik kritis, bahasa, wacana, komunikasi, dan ilmu sosial lainnya.

Meski awalnya berasal dari bahasan wacana liguistik, tapi tidak

menutup kesempatan kepada ilmu sosial lainnya.

Penelitian ini berfokus pada hubungan antara bahasa dan konteks.

Konteks dalam analisis wacana Van Dijk berfokus pada aspek bahasa

non-verbal, aspek sosial dan aspek situasional dari kegiatan

komunikasi, misalnya latar belakang sejarah dan politik, situasi di mana

teks tersebut diproduksi, dan sebagainya:

...”context often means geographical, historical or political “situation”, “environtment” or “background”, for instance in media...20 (konteks sering berarti geografis, sejarah, atau politik situasi, lingkungan atau latarbelakang, misalnya media).

18

Teun Van Dijk. Aims of Critical Discource Analisyst, (Japan: Discourse.1995) vol.1 hal .

7

19

Teun Van Dijk. Handbook of Discourse Analysist, (Amsterdam: Academic Press, 1988)

hal. 1

20

Teun Van Dijk. Society and Discourse: How Social Context Influence Text and Talk,

(37)

Menurut Van Dijk, wacana dapat berfungsi sebagai suatu

pernyataan (assertion), pertanyaan (question), tuduhan (accusation),

atau ancaman (threat). Wacana juga dapat digunakan untuk

mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain untuk melakukan

diskriminasi.21 Van Dijk menggambarkan bahwa wacana mempunyai

tiga dimensi yang terdiri dari teks, kognisi sosial dan konteks sosial

yang digabungkan ke dalam suatu kesatuan analisis. Dalam teks yang

diteliti adalah bagaimana stuktur teks dan strategi wacana yang dipakai

untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial

dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu

penulis. Sementara itu aspek konteks sosial mempelajari bangunan

wacana yang berkembang dalam masyarakat mengenai suatu masalah.22

Dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Skema 1

Diagram Model Analisis Van Dijk23

21

Alex Sobur. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) H. 71

22

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS

Yogyakarta, 2001) h.224

23

Eriyanto, Analisis Wacana,... h. 225.

Konteks Sosial

Kognisi sosial

(38)
[image:38.595.104.521.124.642.2]

Sedangkan struktur wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1

Struktur Wacana Van Dijk.

Struktur Metode

Teks

Menganalisis bagaimana Strategi wacana yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi

tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok,

gagasan atau peristiwa tertentu.

Critical Linguistik

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana Kognisi penulis dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis.

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana Wacana yang berkembang dalam Masyrakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau

peristiwa digambarkan

Studi pustaka, penelusuran sejarah dan wawancara

Sumber: Eriyanto24

a. Teks

Dalam wacana Van Dijk, suatu teks terdiri atas beberapa struktur

atau tingkatan, yang masing-masing bagiannya saling mendukung.

Struktur teks itu terdiri dari: Pertama, Struktur Makro, yang merupakan

24

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2009).

(39)

makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang

diangkat. Kedua, Suprastruktur, merupakan kerangka suatu teks,

bagaimana struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh.

Ketiga, Struktur Mikro, yaitu makna yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafase yang dipakai,

[image:39.595.107.525.161.642.2]

dan sebagainya.25

Tabel 2

Elemen Wacana Van Dijk

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema/topik yang dikedepankan dalam

berita.

Topik

Suprastruktur Skematik

Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan ke dalam teks berita utuh.

Skema

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditekankan dalam teks

berita.

Latar, detail, maksud, praanggapan,

nominalisasi.

Struktur Mikro Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang

disampaikan.

Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti.

Struktur Mikro Stilistik

Pilihan kata yang dipakai.

Leksikon

Struktur Mikro Retoris

Bagaimana dan dengan cara apa penekanan

dilakukan.

Grafis, metafora, ekspresi.

Sumber: Eriyanto26

25

Teknik-teknik Analisis Kualitatif. Hal. 163

26

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS

(40)

Berbagai elemen tersebut merupakan suatu kesatuan, saling

[image:40.595.103.525.154.605.2]

berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh

gambaran dari elemen-elemen yang harus diamati tersebut, berikut adalah

penjelasannya:

 Tematik (tema atau topik)

Tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks, yang

menggambarkan apa yang ingin diungkapkan wartawan. Topik

menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting isi suatu

berita, yang didukung oleh subtopik.27

 Skematik (skema atau alur)

Teks umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan

sampai akhir. Alur menunjukan bagaian-bagian dalam teks yang

disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti. Menurut Van Dijk,

makna yang terpenting dalam skematik adalah strategi wartawan untuk

mendukung topik tertentu yang disampakan dengan urutan tertentu.

 Semantik (latar, detil, maksud, praanggapan dan nominalisasi)

Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna

lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan antar

kalimat, hubungan antar proposisi, yang membangun makna tertentu

27

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS

(41)

dari suatau teks. Analisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi

teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit.28

Latar, merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi

semantik (isi) yang ingin ditampilkan. Latar menentukan ke arah mana

pandangan khalayak akan dibawa.

Detil, merupakan informasi-informasi tambahan yang ditampilkan

penulis yang dapat mendukung apa yang ingin disampaikannya. Detil

yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan

dengan sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak.

Maksud. Elemen maksud hampir sama dengan elemen detil.

Bedanya, dalam elemen detil informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan dengan panjang, sedangkan dalam elemen

maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan

secara esplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan

diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.29

Praanggapan, merupakan pernyataan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks dengan memberi premis yang dipercaya

kebenarannya.

 Sintaksis (Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti)

Secara etimologi, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun /

dengan dan tattein / menempatkan). Jadi, kata sintaksis secara etimologi

28

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) h. 78.

29

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001),

(42)

berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata

atau kalimat (Pateda, 1994: 85). Ramlan (Pateda, 1994:85) mengatakan,

“sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang

membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase.”30

.

Dibawah ini beberapa elemen sintaksis:

Bentuk Kalimat, merupakan segi sintaksis yang berhubungan

dengan prinsip kausalitas, dengan melihat susunan subjek (yang

menerangkan) dan predikat (yang diterangkan).

Koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau

kalimat dalam teks. Koherensi menggambarkan bagaimana peristiwa

dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan.

Kata Ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk

memposisikan komunikator dalam sebuah wacana.

 Stilistik (leksikon)

Pusat perhatian Stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan

seseorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya

dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style

bisa diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman, 1993:13).

Di dalam stilistik terdapat elemen leksikon. Leksikon, merupakan

pemilihan kata di antara berbagai pilihan kata yang tersedia. Misalnya

kata „meninggal’ yang dapat ditulis dengan kata lain seperti mati, tutup

usia, dan lain-lain.

30

Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

(43)

 Retoris (Grafis, Metafora, Ekspresi)

Strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan

ketika seseorang berbicara atau menulis. Gaya bahasanya hiperbolik,

ironi dan metanomi. Tujuannya adalah melebihkan sesuatu yang positif

mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan.31 Di

bawah ini elemen-elemenya.

Grafis, merupakan bagian yang ditonjolkan dalam teks, misalnya

pemakaian huruf tebal, miring, garis bawah, gambar, caption, tabel, dsb

untuk mendukung pesan.

Metafora, merupakan kiasan, ungkapan, yang dimaksudkan

sebagai bumbu suatu berita. Metafora dapat digunakan wartawan

sebagai alasan pembenar atau landasan berpikir terhadap gagasannya

dengan menggunakan pepatah, kepercayaan masyarakat, kata-kata

kuno, ayat-ayat suci, dan sebagainya.

Ekspresi, merupakan elemen yang digunakan untuk meyakinkan

pembaca atas peristiwa yang dikonstruksi wartawan.

b. Segi Kognisi Sosial

Tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, Van Dijk

juga memperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi. Yang ia sebut

kognisi sosial, kesadaran mental wartawan yang membentuk teks

tersebut.32

31

Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika, dan analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 83-84

32

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS

(44)

Menurut Eriyanto, “wartawan bukanlah robot yang meliput apa

adanya, apa yang dilihat. Etika dan moral yang dalam banyak hal berarti

keberpihakan pada satu kelompok – umumnya dilandasi keyakinan

tertentu – merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dalam

membentuk dan mengkonstruksi realitas. Teks sebenarnya tidak memiliki

makna tetapi makna tersebut diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih

tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa, yang dalam hal ini

adalah wartawan.33 Oleh karena itu, analisis kognisi sosial dibutuhkan

untuk mengetahui makna tersembunyi yang digunakan oleh wartawan

melalui proses kesadaran mentalnya. Karena wartawan membentuk

pemberitaan juga berdasarkan pandangan pribadi. Kejadian atau peristiwa

yang sama bisa menjadi pemberitaan yang beda wartawan yang satu

dengan yang lainnya.

c. Konteks sosial

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam

masyarakat, sehingga meneliti teks perlu dilakukan penelitian intertekstual

dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan

dikonstruksi oleh masyarakat.34 Hal yang diteliti adalah sesuatu yang

berkembang di masyarakat, hal yang booming yang memengaruhi

keluarnya suatu pemberitaan yang disajikan wartawan.

Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua

poin yang penting, taitu: kekuasaan (power), dan akses (acces).

33

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS

Yogyakarta, 2001) hal. 260.

34

(45)

1. Kekuasaan

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang

dimiliki oleh suatu kelompok atau anggotanya. Suatu kelompok untuk

mengontrol kelompok atau anggota dari kelompok lain. Kekuasaan ini

umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang

bernilai seperti uang, status, dan pengalaman. Selain berupa kontrol

yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu dipahami oleh Van Dijk,

juga berbentuk persuasif; tindakan seseorang untuk secara tidak

langsung mengontrol dengan jalan memengaruhi kondisi mental, seperti

kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.

2. Akses

Analisis wacana Van Dijk memberi perhatian yang besar pada akses.

Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan

kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang lebih

berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk memengaruhi

kesadaran khalayak. Akses yang lebih besar bukan hanya memberi

kesempatan untuk mengontrol topik apa dan isi wacana apa yang dapat

disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.35

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa jika situasi sosial memengaruhi

wacana secara langsung, maka orang-orang yang berada pada kondisi sosial

yang sama akan berbicara dengan cara yang sama, yang pada kenyataannya

tidak seperti itu. Walaupun ada pengaruh sosial terhadap konteks, selalu ada

35

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS

(46)

juga perbedaan dalam kepribadian individu, sehingga setiap wacana selalu

unik.

B. Berita

1. Pengertian Berita

Istilah berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni vrit yang

kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi write, yang arti

sebenarnya adalah “ada“ atau “terjadi“. Sebagian ada yang menyebutnya

vritta, yang artinya “kejadian“ atau “yang telah terjadi“. Vritta masuk ke

dalam bahasa Indonesia menjadi “berita“ atau “warta“.36

William S. Moulsby dalam Getting The News, seperti yang dikutip

oleh Haris Sumadiria (2005:64) menegaskan, berita bisa didefinisikan

sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta

yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik

perhatian khalayak.37

Mitchel V. Charnley dalam buku Reporting, seperti yang dikutip

oleh Gunadi (1998:17) mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat

mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau

penting, atau kedua-duanya untuk sejumlah besar penduduk.38

Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita.

Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya

36

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

h.46.

37

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.64.

38

(47)

sebagian kecil saja yang dilaporkan. Berita adalah hasil akhir dari proses

kompleks dengan menyortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa

dengan tema-tema tertentu dalam suatu kategori tertentu.39

Pada dasarnya, berita merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa di

sini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada

gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa. Dengan

demikian, dapat pula dikatakan secara sederhana, bahwa dalam suatu

proses jurnalisme, upaya menceritakan kembali suasana atau keadaan,

orang, dan benda, bahkan pendapat yang terdapat dalam sebuah peristiwa

merupakan upaya untuk merekonstruksikan realitas. Karena sifat dan

faktanya bahwa tugas redaksional media massa, seperti wartawan, editor,

redaktur pelaksana, dan juga pemimpin redaksi adalah menceritakan

peristiwa-peristiwa, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa

seluruh isi surat kabar merupakan realitas yang telah dikonstruksikan

(constructed reality). Laporan-laporan jurnalistik yang ada di media pada

dasarnya tidak lebih dari hasil penyusunan realitas-realitas dalam bentuk

“cerita“.40

2. Jenis Berita

Jenis-jenis berita dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu:41

a. Straight News: Berita langsung (straight news) adalah berita yang

ditulis apaadanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar

halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini.

39

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LKIS, 2007). h. 102. 40

Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Gitanyali, 2004) h. 168.

41

(48)

b. Deep News: Berita yang mendalam dan dikembangkan dengan

pendalaman hal-hal yang ada di sudut permukaan.

c. Investigation News: Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian

dari berbagai sumber.

d. Interpretative News: Berita yang dikembangkan berdasarkan pendapat

wartawan, berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan.

e. Opinion News: Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya

pendapat para tokoh atau cendekiawan mengenai suatu isu atau hal-hal

tersebut.

3. Nilai Berita

Nilai berita (news value) merupakan standar yang menjadi panduan

bagi wartawan untuk menentukan realitas seperti apa yang layak

diberitakan dan realitas seperti apa pula yang tidak layak untuk

diberitakan. Semakin banyak nilai berita, semakin besar pula kemungkinan

dari realitas tersebut untuk diberitakan. Namun sebaliknya, semakin

sedikit nilai berita, semakin kecil pula kemungkinan dari realitas tersebut

untuk turut diberitakan.42

Setiap hari ada jutaan peristiwa, jutaan peristiwa tersebut potensial

untuk membentuk berita. Ada sebuah pertanyaan, kenapa hanya peristiwa

yang diberitakan? Dan kenapa dari sisi tertentu saja ditulis oleh wartawan?

Semua proses itu ditentukan oleh apa yang disebut sebagai nilai berita.

Secara umum, nilai berita dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

42

(49)
[image:49.595.106.525.76.633.2]

Tabel 3 Nilai Berita43

Prominance

Nilai berita diukur dari kebesaran

peristiwanya atau arti pentingnya.

Peristiwa yang diberitakan adalah

peristiwa yang dipandang penting.

Human Interest

Peristiwa lebih memungkinkan disebut

berita kalau peristiwa itu lebih banyak

mengandung unsur haru, sedih, dan

menguras emosi khalayak.

Conflict

Peristiwa yang mengandung konflik

lebih potensial disebut berita

dibandingkan dengan peristiwa yang

biasa-biasa saja.

Unusual

Berita mengandung peristiwa yang

tidak biasa atau peristiwa yang jarang

terjadi.

Proximity

Peristiwa yang dekat lebih layak

diberitakan dibandingkan dengan

peristiwa yang jauh.

4. Kategori Berita

Pengategorisasian berita menjadi landasan atau pijakan bagi

wartawan untuk menentukan bagaimana sebuah realitas diklasifikasikan

43

(50)

dan bagaimana peristiwa didefinisikan, dipahami, bahkan direkonstruksi.44

Secara umum, menurut Tuchman seperti yang dikutip oleh Eriyanto

(2002:108-109), wartawan memakai lima kategori berita. Kategori

tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek peristiwa

yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut dapat dilihat pada tabel 2 di

bawah ini:

[image:50.595.104.522.174.697.2]

Tabel 4 Kategori Berita45

Hard News

Berita mengenai peristiwa yang

terjadi saat itu. Kategori berita ini

sangat dibatasi oleh waktu dan

aktualitas. Semakin cepat

diberitakan semakin baik. Bahkan

ukuran keberhasilan dari kategori

berita ini adalah dari sudut

kecepatan pemberitaannya.

Soft News

Kategori berita ini biasanya

menyangkut hal-hal yang

berhubungan dengan kisah

manusiawi (human interest). Pada

kategori berita ini tidak dibatasi oleh

waktu. Ia bisa diberitakan kapan

44

Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Gitanyali, 2004), h. 176.

45

(51)

saja.

Spot News

Sub klasifikasi dari hard news.

Dalam spot news, peristiwa yang

diliput tidak direncanakan terlebih

dahulu (bersifat spontan).

Developing News

Sub klasifikasi dari hard news.

Hampir menyerupai spot news,

tetapi dalam developing news

dimasukkan elemen lain, seperti

peristiwa yang diberitakan adalah

bagian dari rangkaian yang akan

diteruskan keesokan harinya atau

(52)

39

A. Sejarah Berdirinya Suara Islam

Suara Islam Media Group adalah media komunikasi dan informasi

yang bertujuan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan

masyarak

Gambar

GAMBARAN UMUM....................................................................... 39
Tabel 1 Struktur Wacana Van Dijk...........................................................................25
gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secra
Tabel 1 Struktur Wacana Van Dijk.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberitaan dalam kasus Penelitian Jokowi dalam Bingkai Media : Jokowi Dalam Bingkai Media : Analisis Framing Berita Program Kerja Jokowi Khususnya Pada

Level discourse practice dilakukan penulis untuk mengetahui bagaimana tabloid Media Umat (MU) melakukan proses produksi teks yang berkaitan dengan pemberitaan Berdirinya

untuk mengetahui struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang terdapat dalam wacana berita daring pada kasus korupsi ekspor benih lobster yang menjerat menteri kelautan

Dalam setiap berita yang ditampilkan, pemilihan kata dan kalimat pada teks pemberitaan Harian Jogja lebih menonjolkan hasil wawancara dari setiap narasumber dan pada

Dalam kesimpulan penelitian ini disimpulkan bahwa kebijakan walfare state daalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla harus bermuara pada kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia..

Bedasarkan hasil analisis terhadap 6 (enam) berita dalam Surat Kabar Harian Kompas yang ber- judul Pemberitaan Pencalonan Jokowi Sebagai Calon Presiden 2014

Melalui studi analisis wacana kritis ini, secara general kita dapat mengetahui sisi tekstual, level produksi dan konsumsi teks, serta konteks sociocultural terhadap

Harapan yang di tunjukkan Jokowi melalui 5 berita yang telah di sampaikan diatas adalah untuk menunjukkan kepercayaan pada sosok pemimpin baru yang mau bekerja,