i
HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH
PADA IBU HAMIL TERHADAP PARTUS PREMATUR
DI RSUD Dr. ADJIDARMO LEBAK BANTEN
PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010
RISET
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran
OLEH:
Miftahul Jannah
NIM 108103000060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 1 Januari 2011
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL
TERHADAP PARTUS PREMATUR DI RSUD Dr. ADJIDARMO
LEBAK BANTEN PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh : Miftahul Jannah NIM: 108103000060
Pembimbing I
Prof. DR. dr. Sardjana Sp.OG (K) SH
Pembimbing II
drg. Laifa A.Hendarmin P.hD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iv
IBU HAMIL TERHADAP PARTUS PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ADJIDARMO LEBAK-BANTEN PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010 yang diajukan oleh Miftahul Jannah (NIM: 108103000060), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 Juli 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Ciputat, 22 Juli 2011
DEWAN PENGUJI Penguji I
Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG(K), SH
Penguji II
dr. H. Taufik Zain SpOG(K)Onk
Penguji III
DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR
PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN
Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd
Kaprodi PSPD FKIK UIN
v
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat
menyelesaikan penelitian yang berhudul “Hubungan Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil terhadap Partus Prematur di Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten
Periode Januari hingga Desember β010” ini. Sehingga saya haturkan terimakasih kepada:
1) Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendengarkan keluh kesah kami angkatan 2008 PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
2) DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berikan.
3) Prof. DR. dr. Sardjana, Sp.OG (K) SH selaku dosen pembimbing I dan Dr. Laifa Annisa Hendarmin PhD sebagai pembimbing II yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.
4) dr. H. Taufiq Zen Sp.OG (K) selaku penguji sidang riset yang memberikan masukan, semangat kepada saya sehingga sidang riset pada tanggal 22 Juli 2011 berjalan dengan lancar.
5) Silvia Nasution M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008 yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.
6) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Adjidarma Lebak-Banten yang telah memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk mengambil data di
vi
berada di ruang obstetri ginekologi khususnya Verlos Kamer.
8) Semua Bidan yang bertugas di RSUD Dr.Adrjidarma Lebak-Banten khususnya divisi ruangan Verlos Kamer yang membantu dalam proses pengambilan data & memberikan masukan.
9) Dr.Juana selaku pimpinan departemen Medical Record RSUD Dr.Adjidarma Lebak-Banten beserta staf laboratorium patologi klinik yang selalu bersedia menerima saya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
10)Ir.H.Alex Noerdin selaku Gubernur Sumatera Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu anggota Penerima Beasiswa Santri jadi Dokter di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terima kasih atas bimbingan, pembinaan, dan berbagai pengalaman yang telah diberikan.
11)Ibu dan Bapak, cinta kasihnya sepanjang masa, pengorbanannya tanpa pamrih,
do’a dan harapannya yang baik, senyumnya yang indah dan peluknya yang hangat, serta ridho untuk anakmu. Terima kasih atas segala kebaikan dan pelajaran kehidupan yang telah diberikan sehingga gadis kecil kalian ini menjadi dewasa. Anakmu mencintai kalian karena Allah SWT
12)Adik tersayang Siti Masyitah dan Agung Ramadhan, serta semua keluarga besar yang telah menemani perjalanan panjangku, selalu setia untuk berbagi dalam suka dan duka.
13)Seluruh teman dan sahabat di: PSPD 2008-2011, MAN 2 Palembang, As-Shoff MUBA Sumsel, USMR, BEMJ Pendidikan Dokter (Khususnya Depatemen Kaderisasi), dan teman-teman yang telah memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. اًرْسي رْسعلا عم َنا
Sesungguhnya setelah kesusahan ada kemudahan
Jakarta, 15 Juli 2011
vii
ABSTRAK
Nama : Miftahul Jannah
Program Studi : Pendidikan Dokter
Judul : Hubungan infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap partus prematur di RSUD Dr.adjidarm lebak Banten periode januari hingga desember 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap partus prematur. Penelitian ini dilakukan pada 109 pasien yang pernah melahirkan di RSUD Adjidarmo Kabupaten Lebak Banten Januari-Desember 2010 merupakan studi korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan menggunakan sampel sebanyak 109 pasien yang pernah melahirkan, kemudian dilakukan analisis bivariat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi square didapatkan 32 dari 73 pasien dengan persalinan prematur pernah mengalami infeksi saluran kemih saat kehamilan (82,1%), sedangkan 41 pasien dengan tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih saat kehamilan (58,6%). Dari analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ISK pada ibu hamil terhadap persalinan prematur (p-value = 0,022) dan juga memiliki resiko 3,22 lebih besar untuk melahirkan dengan persalinan prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami ISK selama kehamilan (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33)
Kata kunci:
Infeksi Saluran Kemih, Persalinan Prematur.
ABSTRACT
Nama : Miftahul Jannah
Study Program : Medical Education
Title : Urinary Tract Infection Pregnancy Relationship with
Premature Labour at Dr. adjidarma Hospital of Lebak Banten in January to December 2010
This research aims to determine urinary tract infection relationship with premature labour. This research was conducted on 109 women sample of labour history patient at Dr.Adjidarma Hospital of Lebak Banten in January to December sample using cross-sectional correlation study design, and then performed bivariate analysis. Research results with use Chi-Square test obtained 32 from 73 patient with premature labour had urinary tract infection during pregnancy (82,1%), while 42 patient had not urinary tract infection during pregnancy (58,6%). Based on bivariat analisys the results showed urinary tract infection during pregnancy was associated with premature labour with (p-value = 0,022) and also have more 3,22 pregnancy outcome preterm labour risk compared for those who didn’t suffered UTI during pregnancy . (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33)
Key words:
viii
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
ix
3.4. Alur penelitian... 25
3.5. Pengumpulan data... 25
Halaman 3.5.1. Pengolahan data……… 25
γ.5.β. Analisis data………..……… 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1. Analisis Univariat.………... 28
4.1.1. Distribusi Ibu hamil……….………... 28
4.2.2. Distribusi Infeksi Saluran kemih pada Ibu hamil……… 30
4.2. Analisis bivariat………... 31
4.2.1. Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus premature... 32
BAB V. PENUTUP….... 35
5.1. Simpulan ... 35
5.2. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
x
Halaman Tabel 2.1. Morbiditas ISK selama Kehamilan………... 15 Tabel 2.2. Overview of Outpatient Antimicrobial Therapy for Lower Tract Infections
in Adults………….... 19 Tabel 2.3. Evidence-Based Empirical Treatment of Urinary Tract Infection………… 20 Tabel 4.1. Distribusi Ibu hamil………... 28 Tabel 4.2. Distribusi Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil... 30 Tabel 4.3. Hubungan Partus Prematur dengan Infeksi Saluran Kemih………. 32
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Usia Persalinan………... 3 Gambar 2.2. Respon imun terhadap bakteri dalam aktivasi
komplemen….... 8 Gambar 2.3. Permukaan desidua ……… 10
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1. Patofisiologi Persalinan Prematur... 9 Bagan 2.2. Kerangka Teori... 20 Bagan 2.3. Kerangka Konsep... 20 Bagan 3.1. Alur Penelitian Hubungan ISK pada Ibu hamil terdapar Partus Prematur.. 25
xi
DAFTAR SINGKATAN
AKB Angka Kematian Bayi
ASEAN Association of Southeast Asian Nations
SEARO South-East Asia Regional Office
BBLR Berat Badan Bayi Rendah MDGs Millenium Development Goals
cfu Colony forming units
ISK Infeksi Saluran Kemih PLA2 Phosfolipase A2
IL Interleukin
TNF Tumor Necrosis Factor
APP Acute Phase Protein
Ig Imunoglobulin
Fc FragmentCrystallizable
Fc-αR Fragment Crystallizable alpha receptor Fc- R Fragment Crystallizable gamma receptor
IFN Interferon
c Complement
MAC Membrane Attact Complex
PGE2 Prostaglandin E2 COX Cyclooxygenase
PAF Platelet Activating Factor
GFR Gromerulus Filtration Rate
LBP Low Back Pain
LPB Lapang Pandang Besar
IUGR Intra Uterin Growth Retradation
BAS Bakteriuria Asimptomatik
SS Single Strength
DS Double Strength
E.Coli Eschericia Coli
xii
Halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…... 40 Lampiran 2 Hasil Uji Statistik …….……… 41
Lampiran 3 Data Sampel………. 43
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Besaran angka kematian bayi di negara-negara ASEAN dan SEARO antara 2,4 dan 88. Indonesia memiliki angka kematian bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10 diantara 18 negara tersebut,1 angka yang masih tergolong tinggi.
Jumlah kematian bayi ini dapat merupakan indikator keberhasilan ataupun kegagalan dari pelayanan obstetri terhadap wanita hamil. Penyebab kematian bayi yang terbanyak karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebesar 38,94 %. Penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah asfiksia 27,97 %, hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian bayi dipengaruhi oleh kondisi ibu hamil selama kehamilan.1
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa prematuritas merupakan suatu keadaan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada perinatal, walaupun segala usaha telah diupayakan agar mengatasi serta mencegah semua keadaan yang menyebabkan prematuritas.12
Dari beberapa literatur dan hipotesis telah dikemukakan bahwa salah satu faktor presdiposisinya adalah akibat infeksi, termasuk disini infeksi saluran kemih. Meskipun masih kontroversi, konversi bakteriuria telah dihubungkan pada beberapa penelitian yaitu Schieve dan collegues tahun dalam analisis multivariatnya mengenai perinatal outcome dengan desain kohort pada 25,476 pasangan ibu dan anak, melaporkan bahwa terjadi peningkatan resiko BBLR, kelahiran prematur, hipertensi atau preeklamsia, dan anemia pada ibu.4
sosial ekonomi yang rendah.1 Sehingga penulis mengangkat topik infeksi saluran kemih terhadap kejadian prematur.
1.2Rumusan Masalah
Adakah hubungan infeksi saluran kemih pada wanita hamil terhadap partus prematur?
1.3Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan infeksi saluran kemih pada wanita hamil terhadap partus prematur.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Peneliti
a) Mengetahui ada hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap partus prematur.
b) Sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran 1.4.2 Institusi
Menjadi dasar bukti ilmiah bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan prodi pendidikan dokter hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap partus prematur 1.4.3 Rumah Sakit Adjidarmo
3 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi
2.1.1.1 Definisi Persalinan Prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang berangsung pada umur kehamilan 28 minggu sampai kurang dari 37 minggu.16
Gambar 2.1 Usia persalinan
2.1.1.2 Definisi Infeksi saluran kemih
Istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin, dikatakan bakteriuria yaitu menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni > 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Jika bakteriuria bermakna tanpa disertai dengan manifestasi klinis maka di sebut dengan konfersi bakteriuria (asimptomatik bakteriuria), tetapi jika disertai dengan manifestasi klinik maka ia disebut bakteriuria simptomatik 19,20
2.1.2 Epidemiologi
2.1.2.1 Insidensi Partus Prematurus
kehamilan dan berat badan lahir saling berhubungan dengan resiko kematian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat badan bayi lebih dari 1.500 gram keberhasilan hidup sekitar 85 %, sedang pada umur kehamilan sama dengan berat janin kurang dari 1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80 %. Pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram angka keberhasilan tindakan persalinan hanya sekitar 59%.
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan preterm tidak hanya tergantung dengan umur kehamilan, tetapi juga berat bayi lahir.
2.1.2.2 Insidensi Infeksi Saluran Kemih saat kehamilan
15 % wanita akan mengalami ISK selama hidupnya . Diakibatkan dari struktur anatomi dan perubahan hormonal, wanita hamil lebih memiliki resiko untuk menjadi ISK. 31-33
ISK merupakan masalah kesehatan yang besar, dilaporkan 20 % akan menjadi penyebab morbiditas. Bakteriuria simptomatik dan asimptomatik dilaporkan sebanyak 17,9% dan 13% nya adalah wanita hamil. Dikatakan juga bahwa frekuensi bakteriuria asmiptomatik kira-kira 4-7 %,dan 20-40 % akan berkembang menjadi pielonefritis akut simptomatik.21,35-36
Di negara US frekuensi ISK pada wanita hamil berkisar 0,3 -1,3 % hal ini juga sama untuk wanita yang tidak hamil. Sedangkan di Indonesia angka kejadian ISK pada wanita hamil baik simptomatik dan asimptomatik sebesar 7-12% 30
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko
2.1.3.1 Etiologi & Faktor Resiko persalinan prematur
Drive dan magowan mengatakan bahwa 35 % preterm terjadi tanpa diketahui penyebab yang jelas, 20 % dikarenakan persalinan elektif, 10 % akibat kehamilan ganda dan sebgaian lainnya akibat kondisi ibu atau janinnya.10
5
1. Faktor yang terjadi selama kehamilan a. Ketuban Pecah
Pecahnya kulit ketuban secara spontan sebelum kehamilan cukup bulan banyak dihubungkan dengan amnionitis yang menyebabkan terjadinya lokus minoris pada kulit ketuban. Amnionitis ini diduga sebagai dampak asenderen infeksi saluran kemih.
b. Infeksi
Invasi bakteri akan menghasilkan produk yang dimiliki oleh bakteri berupa fosfolipase A2 (PLA2), endotoksin, kolagenase. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi lipooxygenase, cyclooxygenase, dan sitokin IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Dilain pihak makrofag juga akan mensintesis prostaglandin dan tromboksan dalam jumlah besar yang bekerja secara bersamaan dalam menimbulkan persalinan prematur.
c. Pendarahan antepartum
d. Kehamilan ganda & hidroamnion
Distensi uterus berlebihan sering menyebabkan persalinan prematur. Usia kehamilan makin pendek pada kehamilan ganda, 25% bayi kembar 2, 50% bayi triplet dan 75% bayi kuadriplet lahir 4 minggusebelum kehamilan cukup bulan. e. Kelainan Uterus
mm. Hal ini dikaitkan dengan makin mudahnya terjadi infeksi amnion bila serviks makin pendek.
f. Penyakit sistemik
Penyakit sistemik kronis pada ibu : diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal dan paru kronis 2. Faktor epidemiologi
a. Umur ibu
Angka kejadian persalinan kurang bulan tinggi pada usia ibu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, kejadian paling rendah pada usia 26-35 tahun.
b. Berat badan
Kejadian persalinan prematur hampir 3 kali lebih tinggi pada ibu yang berat badannya kurang 50 kg pada saat hamil. c. Keadaan sosial ekonomi
Wanita pada tingkat sosial ekonomi (pekerjaan dan pendidikan) lebih rendah mempunyai kemungkinan 50% lebih tinggi mengalami persalinan kurang bulan dibandingkan dengan tingkat sosial ekonomi lebih tinggi. Frekuensi persalinan kurang bulan hampir 2 kali lipat pada buruh kasar dibandingkan dengan yang terpelajar.
d. Senggama
Prostaglandin yang terlibat dalam mekanisme orgasme serta ada dalam cairan seminal dapat merangsang pematangan serviks dan kontraksi miometrium sehingga menyebabkan persalinan kurang bulan pada ibu yang sensitif. e. Riwayat obstetri sebelumnya
7
mempunyai resiko 70% untuk mengalami persalinan prematur.
f. Kebiasaan buruk seperti merokok dan narkoba
Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Juga resiko kelahiran prematur meningkat, yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita bukan perokok. Lebih dari itu resiko keguguran pada usia kehamilan antara minggu ke 28 sampai 1 minggu sebelum persalinan empat kali lebih tinggi dari yang bukan perokok
2.1.3.2 Etiologi & Faktor Resiko Infeksi saluran kemih
Escherichia coli merupakan mikroorganisme yang paling sering ditemukan pada kultur urin wanita hamil penyebab Indeksi saluran kemih sebesar 80% hingga 90 %. Sedangkan penyebab lainnya adalah Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis,
Enterobacter, Staphylococcus saprophyticus, serta Streptococcus grup B.9,30,34
Sedangkan faktor resiko ISK saat kehamilan adalah karakteristik sosiodemografi merupakan karakteristik yang terlihat sangat berhubungan sekali dengan kejadian ISK. Sosiodemografi ini terdiri dari (1) Usia 30 tahun atau lebih, (2) tidak bisa baca, tingkat pengetahuan rendah,(3) sosial ekonomi rendah, (4) prilaku higien yang rendah, dan (5) penggunaan pakaian dalam dengan bahan dasar selain katun. Selain sosiodemografi faktor resiko lainnya adalah
wanita hamil yang multigravida ≥ 4, memiliki anak lebih dari satu,
dan memiliki riwayat ISK sebelumnya.29-33 1.1.4Patofsiologi
mikroba ini dapat ditemukan dipermukaan sel epitel yang dapat diserang oleh IgA dan sel inflamasi nonspesifik.42,44
Antibodi dan komplemen dapat juga berperan sebagai opsonin, oleh karena fagosit memiliki Fc- R dan CR. Baik sel poli morfonuklear maupun makrofag memiliki Fc-αR untuk IgA. Sitokin inflamasi seperti IFN- dapat meningkatkan ekspresi reseptor tersebut dengan cepat, Jalur ekstrasel infeksi dan imunologi yaitu: 44
1. Bakteri masuk melalui mukosa epitel, lalu dia mengeluarkan toxin, lalu antibodi menetralisasi toxin yang dikeluarkan bakteri.
2. Bakterinya akan mengaktivasi jalur komplemen untuk melisiskan bakteri tersebut dengan rute
Gambar 2.2 Respon imun terhadap bakteri dalam aktivasi komplemen
Jika sesuatu yang dianggap antigen, lalu berikatan dengan antibodi maka nanti pada reseptor Fc untuk tempat komplemen itu akan memanggil agar komplemen untuk datang yang disebut early step.
9
melakukan proses aktivasi MAC (membrane attact complex) agar membuat permukaan sel dari bakteri itu berlubang.
C3a dan C5a pada jalur komplemen tadi akan memacu terjadinya degranulasi sel mast lokal, sehingga melepaskan mediator-mediator yang menimbulkan vasodilatasi dan ekstravasasi netrofil dan limfosit. Selain itu akibat aktivasi komplemen-komplemen tadi menyebabkan kemotaktik untuk netrofil dan makrofag.
3. Persalinan prematur dapat dipicu oleh beberapa keadaan seperti infeksi, iskemik pada janin dan distensi uterus, karena pada permukaan plasenta dan membran amnion banyak mengandung makrofag.
Bagan 2.1 Patofisiologi Persalinan Prematur * Telah diolah kembali
Bila ada invasi bakteri akan dihasilkan produk-produk bakteri seperti Phospholipase A2 (PLA2), endotoksin, dan collagenase, Selain itu terjadi peningkatan produksi lipoxygenase, cycloxygenase, dan sitokin ( IL-1, IL-6, IL-8, TNF). Peningkatan Phospholipase (PLC,
TNF-α, IL- , IL-6, IL-8
Prostaglandin Infeksi saluran kemih
Peningkatan Protease kolagenase
PGE2 PGFβα
Membran plasenta Serviks Uterus
Persalinan prematur
PLA2) akan melepaskan asam arakidonat yang dipakai untuk mensintesis COX-1 dan COX-2 pada jalur sintesis prostaglandin, ini diaibatkan karena makrofag yang berada dipermukaan plasenta dan membran amnion akan mensintesis prostaglandin, enzim protease dan
collagenase yang akan menyebabkan penipisan serviks dan kontraksi otot miometrium sehingga menginduksi persalinan prematur 38-41, 43
Gambar 2.3
Permukaan desidua/ kulit ketuban banyak mengandung makrofag yang kaya akan sintesis prostaglandin (PG) dan tromboksan (Tx) yang terlibat pada terjadinya persalinan prematur. Phospholipase (PLC,PLA2) dapat diaktivasi oleh sejumlah reseptor (R), pelepasan asam arachidonat untuk sintesis prostanoid lewat jalur cyclo-oxygenase. Pelepasan PG dan mediator inflamasi oleh makrofag merupakan penyebab terjadinya kontraksi miometrium.(Dikutip dari Husslein P, Lamont R, 2003)29 [Modifikasi gambar]
11
secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi, PAF diduga dihasilkan dari paru dan ginjal janin.
Dengan demikian, janin memainkan peran sinergik dalam mengawali proses persalinan prematur yang disebabkan oleh infeksi dan bakteri sendiri mungkin menyebabkan kerusakan membran lewat pengaruh langsung dari protease.
Sedangkan infeksi saluran kemih sendiri, umumnya bakteri yang menyebabkan terjadinya infeksi berasal dari tubuh penderita sendiri. Ada 3 cara terjadinya infeksi yaitu: 19
a) Melalui aliran darah yang berasal dari usus halus atau organ lain ke bagian saluran kemih
b) Penyebaran melalui saluran getah bening berasal dari usus besar ke kandung kemih atau ke ginjal
c) Secara ascendens yaitu migrasi mikroorganisme melalui sealuran kemih yaitu urethra, vesika urinaria, ureter lalu ke ginjal
Berdasarkan pengamatan klinis, cara ascendens adalah pathogenesis yang sering terjadi dalam hal penyebaran infeksi. Sebagai faktor presdiposisi adalah uretra wanita yang pendek dan mudahnya terjadi kontaminasi yang berasal dari vagina dan rectum
Pengaruh hormon progesteron terhadap tonus dan aktivitas otot-otot, dan obstruksi mekanik oleh pembesaran uterus dalam kehamilan merupakan faktor presdiposisi meningkatkan kapasitas vesika urinaria dan terdapatnya sisa urin setelah berkemih pada ibu hamil. Perubahan pH urin yang disebabkan meningkatkan ekskresi bikarbonat memberikan kemudahan untuk pertumbuhan bakteri.10
banyak perempuan dengan metabolisme karbohidrat normal dapat bermanifestasi glukosuria selama kehamilan yang merupakan salah satu faktor presdiposisi berkembangnya bakteri dalam urin.10, 42
2.1.5 Diagnosis Persalinan Prematur & ISK 2.1.5.1Diagnosis Persalinan Prematur
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan prematur. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan merupakan ancaman proses persalinan.
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai sebgai diagnosis ancaman persalinan preterm yaitu (1) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit (2) Adanya nyeri pada punggung bawah LBP(low back pain) (3) Bercak pendarahan (4) Perasaan menekan daerah serviks (5) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50-80 % (6) Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isciadika (7) Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm (8) Dimana hal-hal diatas terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.12
2.1.5.2Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
Diagnosis dari infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan adanya keluhan (simptomatik) yang didapat dari anamnesis, dalam hal ini sistitis berupa disuria, polakisuria, nokturia, disuria, strangiuria, dan pada laboratorium ditemukan bakteriuria, pyuria, ,uji nitrit pada urin positif, leukosit esterase urin positif, serta antibody coated bacteria pada Infeksi saluran kemih bagian atas. Selain anamnesis dilakukan pemeriksaan fisik diantaranya: 46
Diawali dengan memeriksa apakah pasien tampak sakit ringan atau berat
adakah tanda-tanda infeksi sistemik ,demam takikardi seta
nyeri pinggang
apakah kandung kemih membesar dengan cara palpasi dan
13
jika diperlukan, melakukan pemeriksaan vagina untuk
mengetahui adakah kelainan pada vagina
mencari tanda neurologis abnormal, periksa dengan teliti untuk mencari tahu misalnya sensasi perifer termasuk area sakral dan adanya reflek tendon.
Untuk mendeteksi bakteriuria diperlukan pemeriksaan bakteriologis yang secara konvensional dilakukan dengan metode biakan. Metode biakan ini tidak selalu dapat dilakukan laboratorium sederhana, karena tidak semua laboratorium mempunyai kemampuan untuk melakukan pembiakan seperti itu oleh karena biayanya yang cukup tinggi serta membutuhkan waktu yang lama. Sehingga yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopik pewarnaan secara Gram, dengan ditemukannya kuman batang Gram – negative, akan tetapi cara ini membutuhkan keahlian khusus.
Seperti telah disebutkan diawal selain cara diatas bisa juga kita melakukan dengan hitung jumlah lekosit dalam urin untuk membantu diagnosis bakteriuria yang infektif dengan spesifitas 70% dan sensitifitas 80%.19 Bahan pemeriksaan adalah urin porsi tengah yang diambil pada pagi hari, saat itu merupakan waktu yang ideal dalam memperoleh urin untuk pemeriksaan laboratorium pada infeksi, sebelum atau bersamaan dengan buang air kecil pertama, karena pada saat ini mikroorganisme penginfeksi berada dalam jumlah terbanyak, serta bisa membedakan antara temuan secara klinis yang bermakna dengan yang tidak bermakna akan lebih mudah.
pengiriman spesimen ke laboratorium dengan benar yaitu dengan cara menyimpan spesimen pada suhu 4o C setelah pengambilan dan selama pengiriman merupakan merupakan tindakan efektif. Tabung yang berisi asam borat bisa menstabilkan hitung koloni pathogen dan pencemarserta bermanfaat apabila spesimen diperkirakan berada didalam suhu kamar yang cukup lama.17,18,21
Pemeriksaan bakteriologis
(i) Pemeriksaan mikroskopis langsung dilakukan terhadap sediaan hapus yang dibuat dari sampel urin yang tidak disentrifugasi, dipulas dengan pewarnaan Gram dan dihitung jumlah kuman yang tampak per lapang pandang besar (LPB) serta dicatat ada atau tidaknya lekosit. Pewarnaan Gram adalah metode pemeriksaan penyaring yang cepat dan sering dilakukan dengan hasil sensitivitas 90% dan sepesifisitas 88%. Bilamana pada pemeriksaan mikroskopik urin dari subyek wanita didapatkan banyak sel epitel skuamosa dengan flora normal vagina maka sampel urin tersebut menggambarkan adanya kontaminasi.
(ii) Biakan kuman cara konvensional untuk hitung koloni dilakukan secara kuantitatif. Untuk biakan ini 0,00l ml urin yang tidak di sentrifugasi diambil dengan memakai sengkelit baku (1 / 1000) atau dengan cara pengenceran urin terlebih dahulu dengan buffered water dan kemudian ditanamkan pada lempeng agar darah dan
15
organisme umumnya menunjukkan adanya pencemaran oleh flora periuretra atau feses.18
Pemeriksaan lekosit dalam urin
Sepuluh ml sampel urin yang telah dikocok merata dan disentrifugasi dengan kecepatan 1500 - 2000 rpm selama 5 menit. Cairan yang terdapat di atas tabung pemusing dibuang, ditinggalkan endapannya. Satu tetes dari endapan diletakkan di atas kaca objek, kemudian ditutup dengan kaca penutup. dilihat di bawah mikroskop dengan lapangan pandang besar (LPB).18,21 Penilaian dilakukan dengan melihat beberapa kali dalam beberapa Lapangan Pandang Besar (LPB), yaitu piuria terjadi bila ditemukan 10 lekosit/ LPB.21
2.1.6 Komplikasi 19, 31
Komplikasi dari persalinan prematur yang terering adalah IBBLR. Sedangkan komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated).
1) ISK sederhana (uncomplicated).ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited self)dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
2) ISK tipe berkomplikasi(complicated) yang terdiri dari dari ISK pada Diabetes mellitus dan Masa kehamilan.
Komplikasi ISK yang akan dibahas disini adalah ISK selama kehamilan dari umur kehamilan yaitu:
Tabel 2.1 Morbiditas ISK selama Kehamilan
Kondisi Risiko potensial
ISK trimester tiga Bayi dengan retradasi mental Pertumbuhan bayi lambat
Cerebral Palsy Fetal Death
2.1.7 Tatalaksana10,19,21-23, 41,43
Ibu hamil yang memiliki resiko untuk terjadi presalinan prematur dan atau menunjukkan tanda-tanda pesalinan prematur perlu dilakukan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan neonatal outcomes.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan prematur, terutama mencegah morbiditas dan mortalitas yaitu:
a) Mencegah proses persalinan prematur dengan memberikan tokolisis.
Dengan tujuan agar mencegah mortalitas & morbiditas pada bayi prematur, memberi waktu agar kita bisa memberikan terapi kortikosteroid untuk menstimulasi pematangan surfaktan paru janin. Contoh obatnya adalah Ca- blocker Nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam,dilanjutkan sampai kontraksi hilang, dan obat ini dapat diberikan lagi jika timbul kontraksi berulang .
Absorbsi nifedipin terjadi di usus. Walaupun dikatakan bahwa absorbsinya nyaris sempurna setelah pemberian peroral, bioavalibilitasnya setelah pemberian peroral kurang lebih sebesar 65%. Konsentrasi puncak tercapai dalam 30 menit. Efek nyata dari obat ini akan nampak 30-60 menit setelah pemberian oral. Obat ini hampir 70-99% berikatan dengan plasmaprotein dan waktu paruh dalam plasma berkisar sekitar 2 jam
Nifedipin mengalami metabolisme di hepar dimana 70-80% dari metabolitnya akan diekskresikan melalui ginjal sedangkan sisanya melalui feses. Pada penderita dengan kelainan hepar seperti sirosis hati, bioavalibilitas dan waktu paruh mungkin akan memanjang sehingga perlu dipertimbangkan untuk pemberian dosis yang lebih rendah.
17
persalinan dengan menghalangi aliran kalsium pada membran sel otot. Miometrium terdiri dari otot polos dimana kontraksi terjadi karena interaksi aktin dan miosin. Interaksi ini tergantung pada kalsium sehingga peka terhadap obat-obat yang dapat mempengaruhi aliran kalsium sel seperti golongan obat antagonis kalsium. Obat antagonis kalsium akan mengurangi konsentrasi kalsium bebas di sitoplasma sehingga menghambat kontraksi otot polos uterus
Nifedipin menghalangi aktifitas kontraksi spontan sebaik potasium, oksitosin, prostaglandin dan vasopressin. Nifedipin lebih efektif mengurangi aktifitas kontraksi miometrium pada kehamilan dibanding tidak hamil. Banyak penelitian dengan angka keberhasilan yang tinggi pada penggunaan nifedipin sebagai tokolitik Sebagian besar manfaat yang dicatat dalam penelitian tersebut adalah berkurangnya jumlah efek samping pada ibu dan janin yang menggunakan nifedipin dibanding dengan obat-obat lainnya.
Efek samping nifedipin merupakan akibat vasodilatasi yang berlebihan berupa pusing, mual, flushing, hipotensi, edema paru dan gagal jantung. Penurunan tekanan darah pada wanita normotensi yang sedang diberi tokolitik pada umumnya terjadi tetapi asimtomatik dan secara klinik tampaknya tidak bermakna. Dikatakan bahwa semua efek samping ini biasanya timbul dalam waktu singkat, ringan dan reversibel bila terapi dihentikan
Sebenarnya masih ada pilihan obat lain seperti -mimetik seperti salbutamol, terbutalin. Akan tetapi yang paling banyak digunakan adalah nifedipin karena efek sampingnya lebih kecil b) Membantu pematangan surfaktan paru janin
(RDS), mencegah pendarahan intraventrikuler, yang implikasinya akan menurunkan mortalitas neonatus.
Preparat yang bisa berikan adalah deksametason 2 x 12 mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jam atau betametason 4 x 6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam. Pemberian kortikosteroid ini tidak diulang sebab memiliki resiko terhadap terjadinya pertumbuhan janin terhambat.
c) Bila perlu pemberian antibiotik untuk mecegah infeksi.10,23
Antibiotik ini diberikan bila kehamilan mengandung resiko seperti pada kasus ketuban pecah dini dengan pilihan eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari.
Jika telah lahir, maka yang diperhatikan juga adalah perawatan neonatus seperti keadaan umum, biometri, kemampuan bernafas, kelainan fisik, serta kemampuan minum. Kondisi-kodisi kritis yang mesti dihindari seperti kedinginan, pernafasan tidak adekuat, atau trauma.
Dibutuhkan suasanya yang hangat pada suhu neonatus agar tidak terjadi keadaan hipotermia, yaitu suhu neonatus di bawah 36,5o C . Selain itu dibutuhkan perencanaan pengobatan serta asupan cairan dan air susu ibu. Dari paparan diatas bagi persalinan prematur dibutukan fasilitas yang memadai, seperti pelayanan perinatal dengan personil dan alat-alat yang adekuat yaitu perawatan perinatal intensif.
Sedangkan prinsip manajemen ISK secara umum meliputi intake
19
Tabel 2.2 Overview of Outpatient
Antimicrobial Therapy for Lower Tract Infections in Adults21
Indication Antibiotic Dose Interval Duration
Lower tract
Ciprofloxacin 250–500
mg Twice a day 7–10 days
*DS, double strength; SS, single strength.
**Dosing intervals for normal renal function.
senggama diikuti terapi antibiotik takaran tunggal, misalnya trimetropin 200 mg) selama 6 bulan. Dasar terapi empiris dari ISK pada ibu hamil dijelaskandibawah ini :
Tabel 2.3 Evidence-Based Empirical Treatment of Urinary Tract Infections.21-23
2.3 Kerangka Teori12,23
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
KERANGKA KONSEP INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL TERHADAP
PARTUS PREMATUR
TNF-α, IL- , IL-6, IL-8
Prostaglandin Infeksi saluran kemih
Peningkatan Protease kolagenase
PGE2 PGFβα
Membran plasenta serviks Uterus
Persalinan prematur
Pecah Penipisan Kontraksi
21
2.5 Definisi Operasional Definisi Operasional
1. Partus Prematur 16
Suatu proses persalinan yang tengah berlangsung pada ibu dangan usia kehamilan 28 minggu dan kurang dari 37 minggu, dengan kontraksi uterus setidaknya sekali dalam 10 menit, berlangsung selama 30 detik atau pembukaan serviks lebih dari 4 cm atau penispisan serviks 75%.
2. Infeksi saluran kemih17,19-21
Infeksi saluran kemih dengan atau tanpa keluhan dan pada pemeriksaaan laboratorium ditemukan leukosit >10 LPB 2.6 Hipotesis
22 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi korelasi dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. 3,5
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Rumah Sakit Adjidarma kabupaten Lebak-Banten WaktuPenelitian : Periode Januari hingga Desember 2010
3.3Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Seluruh pasien yang melahirkan dengan status prematur dan aterm di Rumah Sakit Umum Daerah Adji Darma kabupaten Lebak Provinsi Banten periode Januari-Desember 2010
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang melahirkan dengan status prematur dan aterm di Rumah Sakit Umum Adjidarmo Keabupaten Lebak Provinsi Banten yang berjumlah 96 yang diperoleh dari hasil perhitungan besar sampel dengan enggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi berikut: 3
n =
N = Jumlah sampel yang dibutuhkan
2 / 1
Z = Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/β atau derajat
23
P2 = Probabilitas dari pasien dengan infeksi saluran kemih yang tidak mengalami partus prematurus [ c/(c+d) ]
(Nilai P1 dan P2 berasal dari Tesis Yanto, 2001)
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak
96 yang kemudian ditambahkan 10% sehingga jumlah sampel menjadi
109.
3.3.3 Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode sampel acak sistematik,4 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Pasien yang terdiagnosis partus prematur dan aterm di catat nomor
rekam mediknya, nomor rekam medik in diambil dari ruang Verlos
Kamer
b) Penentuan sampling dengan cara membuat gulungan kertas yang
berlebel 1 hingga 109, lalu di acak nomor yang akan diambil untuk
pengambilan sampel pertama, lalu untuk sampel selanjutnya diambil
sesuai kelipatan
c) Adapun kerangka sampelnya adalah nomor urut rekam medik yang
telah tercatat di Verlos Kamer sesuai dengan waktu kedatangan
pasien
d) Peneliti mengambil rekam medik sesuai dengan nomor rekam medik
sesuai dengan metode sampel acak sistematik dari kerangka sampel
e) Peneliti mencatat nomor rekam medik, nama, umur, status paritas,
berat badan, tinggi badan, diagnosis dan hasil pemeriksaan leukosis
urin.
f) Peneliti menyalin di dalam buku induk besar yang telah di tabelkan
hingga sampel terpenuhi
i. Kriteria sampel 1. Kriteria Inklusi
a) Pasien ibu hamil yang melahirkan dengan usia kehamilan 28-36 minggu di rumah sakit Adjidarma Lebak Kabupaten Banten periode Januari-Desember 2010
b) Pasien ibu hamil yang melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu (aterm) di rumah sakit Adjidarma Lebak Kabupaten Banten Periode Januari-Desember 2010
c) Pasien Ibu hamil yang terdiagnosis Infeksi saluran kemih
a. Kriteria Ekslusi
25
3.4 Alur Penelitian
Bagan 3.1 Alur Penelitian
Hubungan Infeksi Saluran Kemih pada Ibu hamil terdapar Partus Prematur
3.5 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Dokter. Dalam pengumpulannya, data sekunder diperoleh dari arsip status rekam medik Pasien Rawat jalan Rumah sakit Adjidarma lebak –Banten
3.5.1 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah melakukan proses
editing yaitu memeriksa data hasil pengisian pencatatan oleh peneliti. Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah proses
mengkatagorikan data serta dilakukan proses cleaning data untuk membersihkan kesalahan data yang dimasukkan.6 Setelah data benar-benar bersih, baru dilakukan analisa lebih lanjut terhadap data dengan menggunakan perangkat lunak pengolah data. Berikut bagan yang menjelaskan proses pengolahan data :
Bagan 3.2 Proses Pengolahan Data
3.5.2 Analisis Data
3.5.2.1 Analisis univariat
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan jumlah pasien yang melahirkan dengan status prematur, tidak prematur, serta pasien yang pernah terdiagnosa infeksi saluran kemih dengan menyajikan data dalam bentuk tabel.
3.5.2.2 Analisis Bivariat
Analisis ini merupakan suatu analisis untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen dengan melakukan uji chi square. Uji chi square dilakukan untuk menganalisis hubungan variabel dependen (partus prematur) dengan variabel independen infeksi saluran kemih pada ibu hamil), dimana kedua variabel ini bersifat kategorik.6
27
Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p,
dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan
sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna
jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha
diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >
0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika variabel independen terdiri dari dua kategori dan
dijumpai nilai E<5, maka nilai p dapat dilihat dari nilai fisher
exact. Jika tidak dijumpai nilai E<5, maka nilai p dapat dilihat
dari nilai continuity correction. Untuk variabel independen yang
lebih dari dua kategori, maka nilai p dapat dilihat dari nilai
28
Hasil penelitian diambil dari 109 sampel yang telah di dapat dari rancangan sampel acak sistematik. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUD Adjidarma Lebak Jakarta pada bulan Februari 2011. Pada penelitian ini, data yang didapat adalah rekam medik pasien persalinan di RSUD Adjidarma Lebak Januari-Desember 2010
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara infeksi saluran kemih terhadap kejadian prematur di RSUD Adjidarma Lebak tahun 2010.
4.1Analisis Univariat
Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen.
Selanjutnyan hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:
4.1.1 Partus Prematur dan tidak prematur
Distribusi ibu hamil yang melahirkan prematur dan tidak
prematur di Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten periode
Januari-Desember 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Ibu hamil
di Rumah Sakit Adjidararma Lebak-Banten periode 2010
Status Prematur N %
Ya Tidak
73 36
67,0 33,0
Total 109 100
Sumber : Data Primer
29
Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Di negara Barat sampai 80 % dari kematian neonatus adalah akibat prematuritas, dan bayi yang selamat 10 % mengalami permasalahan dalam jangka panjang seperti serebral palsi, retinopati, retradasi mental, dan juga disfungsi
neurobehavior dan prestasi sekolah yang kurang baik.10-12 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian kami yang menggambarkan bahwa masih tingginya angka persalinan prematur di RSUD Adjidarma Lebak selama tahun 2010 yaitu sebanyak 67,0%
Anantyo dalam bukunya ilmu kebidanan Sarwono Prawiroharjo menyebutkan angka persalinan prematur pada umumnya adalah sekitar 6-10%. Hanya 1,5 % persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5 % pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Namun kelompok ini merupakan duapertiga dari kematian neonatal. Kesulitan utamanya adalah perawatan bayi prematur itu sendiri, yang semakin muda usia kehamilan seseorang maka semakin besar morbiditas dan mortalitas, salah satunya berimplikasi terhadap AKB.
Drive & Magowan mengatakan bahwa 35% prematur terjadi tanpa diketahui penyebab yang jelas, 20 % dikarenakan persalinan elektif,10 % akibat kehamilan ganda dan sebagian lainnya akibat kondisi ibu dan janin.10
4.1.2 Infeksi Saluran Kemih saat kehamilan
Distribusi ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih di
Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten periode Januari-Desember 2011
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil di Rumah Sakit AdjidararmaLebak-Banten periode 2010
Status ISK N %
Ya Tidak
39 70
35,8 64,2
Total 109 100
Data primer
Berdasarkan tabel diketahui bahwa banyak ibu hamil yang tidak
mengalami infeksi saluran kemih (64,2%) daripada yang mengalami
infeksi saluran kemih (35,8%).
Hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil yang
tidak mengalami infeksi sebanyak 64,2% dibandingkan dengan ibu
hamil yang mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini tidak sejalan
dengan El-Sokkary mengenai insiden Asimtomatik bakteriuria 23.5%
dan yang tidak 16.9%. Hal ini juga di katakan oleh I gede putu surya
yang menyebutkan bahwa ibu hamil sangat peka dengan infeksi dari
berbagai mikrorganisme. Secara fisiologis sistem imun pada ibu hamil
menurun, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh toleransi sistem imun
pada ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik,
31
Ketika wanita hamil telah terjadi beberapa perubahan diantaranya
dari segi anatomi dan fisiologi ibu hamil seperti misalnya pada ginjal
dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya infeksi.12
Meskipun hasil penelitian kami menyatakan penderita infeksi
saluran kemih pada ibu hamil masih rendah hanya 35,8% ini sesuai
dengan teori bahwa dilaporan prevalensi bakteriuria Hooton and
colleagues menyebutkan insiden bakteriuria pada kehamilan 2 – 7 %
yang tergantung dari paritas, ras, dan status sosialekonominya.10 Begitu
juga dengan Shahira R. Dimetry, Hanan M. El-Tokhy dalam
penelitiannya Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of
Pregnancy bahwa insiden ISK pada ibu hamil sebanyak 31.3% yaitu 78
dari 249 sampel pasien.31
Rendahnya kejadian dari infeksi saluran kemih di akibatkan karena pasien sendiri tidak menjalani pemeriksaan rutin selama kehamilan dengan alasan ekonomi serta masih banyak infeksi lain yang terjadi yaitu infeksi menuar seksual sehingga infeksi saluran kemih kurang diperhatikan.
4.2Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan
analisis uji Chi Square. Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p,
dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.
Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤
0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna
jika mempunyai nilai p >0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.5-6
4.2.1Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus Prematur
Infeksi saluran kemih adalah komplikasi umum yang banyak terjadi selama kehamilan, serta merupakan kelompok yang tersering yang menyebabkan komplikasi kehamilan.
Meskipun insiden ISK tidak begitu meningkat pada kehamilan, tapi dianggap penting karena ini akan progresi menjadi pielonefritis dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. El- Sokkary dalam Journal of American Science 7 menyebutkan prevalensi asimptomatik bakteriuria pada wanita hamil di Kairo menyebabkan komplikasi yang serius seperti pielonefritis, penyakit hipertensi, BBLR, kelahiran prematur, dan anemia, dimana hal ini akan menyebabkan tingginya morbiditas ibu dan janin.
Hasil analisis bivariat antara Infeksi Saluran Kemih dengan Partus prematur di Rumah Sakit Adjidarma Kabupaten Lebak Banten periode Januari hingga Desember 2010 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4.3
Hubungan Partus Prematur dengan Infeksi Saluran Kemih
Sumber ;Data Primer
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 73 pasien yang mengalami prematur 32 pasien pernah mengalami infeksi saluran kemih saat kehamilan, sedangkan 41 pasien tidak memiliki riwayat infeksi saluran kemih. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,022 (p < 0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih pada wanita hamil dengan kejadian prematur. Hal ini sejalan dengan Yanto dalam tesisnya yang berjudul hubungan ISK asimptomatik terhadap persalinan prematur menyatakan bahwa kejadian
33
ISK lebih banyak terdapat pada pasien yang mengalami partus prematur, sehingga ada hubungan positif antara kejadian ISK dengan terjadinya partus prematurus atau partus prematurus imminens dengan p value = 0,047. Selain itu El-Sokkary M dalam tulisannya Prevalence of Asymptomatic Bacteriuria in Antenatal Women with Preterm Labor at an Egyptian Tertiary Center,7 hasil dari studi ini menjelaskan bahwa pasien dengan bakteriuria asimptomatik akan lebih berpotensi terjadinya persalinan prematur daripada ibu hamil yang sehat.
Hal ini juga sejalan dengan peneliti Shahira R. Dimetry, Hanan M. El-Tokhy, Nagla M. Abdo, Moustafa A. Ebrahim, dan Mohamed Eissa dalam Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of Pregnancy 31
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan ISK terhadap persalinan dengan didapatinya nilai p-value< 0.001.
Hal ini dijelaskan pula oleh Urinary tract infection in pregnancy 8 yaitu sekitar 90 % wanita hamil mengalami dilatasi uretra yang disebabkan oleh hormon progesterone timbul pada 6 minggu kehamilan dan mencapai puncaknya selama minggu ke 22-24 kehamilan. Peningkatan volume kandung kemih, penurunan tonus kandung kemih yang sejalan dengan penurunan tonus ureter sehingga uretra menjadi statis. Keadaan ini di hubungakan dengan faktor mekanik yang timbul pada uterus ibu hamil yang mempermudah infeksi traktus bagian bawah naik sehingga meningkatkan kecenderungan pielonefritis pada kehamilan.8
35 BAB V PENUTUP
3.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
a) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 73 pasien yang mengalami prematur terdapat 32 pasien yang pernah mengalami infeksi saluran kemih saat kehamilan (82,1%), sedangkan 41 pasien tidak memiliki riwayat infeksi saluran kemih (58,6%)
b) Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan infeksi saluran kemih terhadap prematur, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih terhadap prematur dengan di perolehnya nilai
p-value sebesar 0,022. (p < 0,05)
c) Ibu hamil yang pernah mengalami infeksi saluran kemih memiliki resiko 3,22 lebih besar untuk melahirkan dengan persalinan prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami ISK selama kehamilan (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33).
3.1Saran a) Ibu
Untuk pencegahan persalinan prematur disarankan agar ibu melakukan pemeriksaan urin pada program kunjungan rutin ANC, sehingga jika pada usia kehamilan terdeteksi ISK lebih dini bisa dilakukan penatalaksanaan yang tepat dan mencegah terjadinya persalinan prematur yang akan mengurangi morbiditas dan mortalitas pada bayi.
b)Rumah Sakit
36
Departemen Kesehatan RI. 2009.Jakarta hal. 24-140
2. William, Obstetri. Section VII .Medical Surgical Complication Chapt 48. Renal Urinary tract disorder.Mc-Graw Hill.2005
3. Ariawan, Iwan. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, FKM UI.1996
4. Dahlan, Sopiyudin. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran & kesehatan ed.2 jakarta : Penerbit Salemba Medika.2009
5. Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael,S ofyan. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis ed.3. Jakarta: Sagung seto.2010
6. Hastono,Susanto P. Modul Analisis Data. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univiersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Jakarta: UIN SYAHID .2001 7. El-Sokkary M. Prevalence of Asymptomatic Bacteriuria in Antenatal
Women with Preterm Labor at an Egyptian Tertiary Center. Dalam Journal of American Science, 2011;7 (4).
8. Gilstrap LC, Faro S: Urinary tract infection in pregnancy ed2. New York: Wiley-Liss. 1997. p21.
9. S Ray, Deepak. Pregnancy and Urinary Tract Infection. Medicine Update 2005. p. 172
10.Mochtar , Anantyo Binarso. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirihardjo. Edisi IV. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008
11.Golden, berg RL. The management of preterm labor. In-high risk
preganancy series. Obstet Gynecol;An expert’s view. β00β ;100 p.10β0 -1037
12.Cuningham FG et.al .Preterm birth in Williams obstetric 22nd edition New York : McGraw-Hill.2005 p.855-873
37
14.Wiknjosastro, Hanifa . Ilmu kandungan. ed 2 cetakan 6.jakarta: PT Bina Pustaka.2008.
15.William, Obstetri. Medical Surgical Complication Chapt 58 Urinary tract infections .Mc-Graw Hill:New York. 2005
16.Current OB/GYN. Normal Pregnancy & Prenatal Care- Normal Pregnancy Chapter 9. The McGraw-Hill:New York. 2006
17.Paul Boekitwetan. Komplikasi bakteriuria pada kehamilan. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. J Kedokter Trisakti, September-Desember 2000-Vol.19, No.3.page-89-95
18.Ronald a.sacher. ricahrd a.mc Pherson. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi 11 cet.1 Jakarta: EGC. 2004
19.Sudoyo, A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta : FKUI.2008 20.Longmore,Murray et all. Oxford Handbook of Clinicalal medicine. Ed.8.
London: Oxford University Press; 2010.
21.Dipiro, Joseph T et all.Pharmacotherapy A patophysiologic approach. 7th New York :Mc-Graw Hill. 2008. p.1902
22.Gilman,Godman. Dasar farmakologi terapi. edisi 10 jilid 1. EGC : Jakarta .2008
23.Gilman,Godman. Dasar farmakologi terapi. edisi 10 jilid 2. EGC : Jakarta .2008
24.RK , Creasy. Preterm birth prevention: where are we. Am. J. Obstet Gynecol. 1993; 168: p.1223-1230
25.Greenhagen JB et al, Value of fetal fibronectin as a predictor of preterm delivery for a low-risk population. Am J. Obstet Gynecol 1996; 175:p.1054-1056
26.Krisnadi SR. Program pencegahan persalinan prematur dalam Kumpulan makalah POGI cabang Bandung pada Pertemuan Ilmiah Tahunan XII Palembang, 2001; hal.36-43
27.Husslein P, Lamont R. Strategies to prevent the morbidity and mortality associated with prematurity. Br J Obstet Gynaecol 2003; 110: p.1-135 . 28.Kedokteran Fetomaternal POGI. Manajemen persalinan preterm : Panduan
29.Philip, Steer. The epidemiology of preterm labour. Br J Obstet Gynaecol 2005;112:1-354.
30.Nuada, I Nyoman. Karkata, Made Kornia. Suastik, Ketut. Risiko Partus Prematurus Iminen pada Kehamilan dengan Infeksi Saluran Kemih. Cermin Dunia Kedokteran No. 145.2004. hal.26-30
31.R, Shahira et.all. Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of Pregnancy . J Egypt Public Health Assoc Vol. 82 No. 3 & 4.2007
32.Z, Hamdan. Haliem M Ziad, Abdel. Ali, Salah K & Adam, Ishag. Epidemiology of urinary tract infections and antibiotics sensitivity among pregnant women at Khartoum North Hospital. Ann Clin Microbiol Antimicrob. 2011; 10: 2.
33.Haider G et all. Risk factors of urinary tract infection in pregnancy. J Pak Med Assoc. Pubmed.2010 Mar;60(3): p.213-6.
34.Saeed, sabahat & Tariq, Perween. Symptomatic and asymptomatic Urinary Tract Infection During Pregnancy.intenational Journal of microbiological Research IDOSI publications 2 (2): 101-104,2011
35.SJ, Bacak. WM, Callaghan. PM, Dietz. C, Crouse. Pregnancy-associated hospitalizations in the United States, 1999-2000. Am J Obstet Gynecol. PubMed.2005; 192 (2):p.592–597.
36.Masinde A, Gumodoka B, Kilonzo A, Mshana SE. Prevalence of urinary tract infection among pregnant women at Bugando Medical Centre, Mwanza, Tanzania. Tanzan J Health Res. PubMed. 2009; 11(3):154–9. 37.MS, Mikhail. A, Anyaegbunam. Lower urinary tract dysfunction in
pregnancy: a review. Obstet Gynecol Surv 1995;50:675-83
38.P, Husslein. R, Lamont R. Strategies to prevent the morbidity and mortality associated with prematurity. Br J Obstet Gynaecol 2003; 110:p.1-135 .
39.Rust OA. Preterm delivery: risks versus benefit intervention. Current
Women’s Health Report β00β;β: p.59–64
39
model of lipopolysaccharide-induced preterm delivery. Molecular Human Reproduction 2001; 7: p.595–602
41.W,Winkler . Role of cytokines and other inflammatory mediators. Br J Obstet Gynecol 2003;110:p.118-23
42.Jawets. Melnick. & Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta : EGC.2007
43. Kumar, Vinai. Buku ajar Patologi ed.7 vol.1. Jakarta EGC.2007
44.Abbas, abdul K. Basic Immunology functions and disorders of the immune system.3rd edition. Philadelphia: Sunders Elseiver Inc. 2009
45.Kusnawara, Yanto. Hubungan ISK dengan Partus Prematur. Tesis PPDS Program Studi Obstetric & Ginekologi FKUNDIP. Semarang. 2001. Hal 21-34
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Miftahul Jannah
Tempat Tanggal Lahir : Curup, 24 Oktober 1990
Alamat : Jl. Jambi km.29 komplek SPPN Sembawa Banyuasin Sumatera Selata 30010
Email : Jannah.riset@gmail.com
No.Telpon : 085273091985
Riwayat Pendidikan
TK Al-Qur’an Al-Muchlisin Curup-Bengkulu (1995-1996) SDN 9 Rejang Lebong Curup-Bengkulu (1996-2002)
Mts.Ponpes Arrahmah Air meles atas Curup-Bengkulu (2003-2005) MAN 2 Curup-Bengkulu (2005)
MAN 2 Palembang (2005-2008)
FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2008-Sekarang)
41
Lampiran 2
DATA MENTAH ANALISIS DATA UNIVARIAT
Statistics
statusPREM
N Valid 109
Missing 0
Mean .3303
Median .0000
Std. Deviation .47248
Variance .223
statusPREM
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PREMATUR 73 67.0 67.0 67.0
nonPre 36 33.0 33.0 100.0
Total 109 100.0 100.0
Statistics
statISK
N Valid 109
Missing 0
Mean .6422
Median 1.0000
Std. Deviation .48157
Variance .232
statISK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Isk 39 35.8 35.8 35.8
nonISK 70 64.2 64.2 100.0
BIVARIATS
Continuity Correctionb 5.226 1 .022
Likelihood Ratio 6.612 1 .010
Fisher's Exact Test .019 .010
Linear-by-Linear Association 6.185 1 .013
N of Valid Casesb 109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.88. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for statISK (isk /
45
84 oo45185 rdian 30 g2p1a0 29 0 nonISK
85 oo45081 lilis 20 g1p0a0 28 3 nonISK
86 oo47506 resanovianti 17 g0p1a0 28 11 Isk
87 oo69540 nina 32 g2p1a0 39 0 nonISK
88 oo70322 desin 18 g1p0a0 28 5 nonISK
89 oo70808 umiaty 33 g2p1a0 32 3 nonISK
90 oo70962 munah 38 g5p3a1 32 0 nonISK
91 oo72365 teti 21 g1p0a0 39 3 nonISK
92 oo57635 desi 23 g1p0a0 38 0 nonISK
93 oo59133 wiwin 34 g2p2a0 32 120 Isk
94 oo52369 rukiah 24 g1p0a0 39 5 nonISK
95 oo57303 warsih 40 g5p4a0 39 2 nonISK
96 OO57059 muhanah 36 g3p2a0 39 11 Isk
97 OO56856 jaeni 37 g3p2a0 38 45 Isk
98 oo56540 sitiaisyyah 18 g1p0a0 39 5 nonISK
99 oo51592 atikah 30 g2p3a0 39 3 nonISK
100 OO56500 nining 25 g2p1a0 39 1 nonISK
101 OO71120 saroh 20 g1p0a0 38 2 nonISK
102 oo74880 iktanuroktav 30 g2p1a0 38 2 nonISK
103 oo74458 icih 39 g5p3a2 39 11 Isk
104 oo55560 rohmawati 19 g1p0a0 39 13 Isk
105 oo722261 evamuryaning 40 g5p4a0 38 2 nonISK
106 oo45169 erlin 19 g1p0a0 39 0 nonISK
107 OO53504 armi 23 g1poa0 38 6 nonISK
108 oo56114 balqis 22 g1p0a0 38 1 nonISK