1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang terjadi di sepanjang
saluran kemih meliputi uretra, kandung kemih, ureter, dan ginjal(Foxman, 2014).
Wanita hamil lebih rentan menderita ISK akibat perubahan fisiologis pada saluran
kemih selama kehamilan, pengaruh hormon progesteron, obstruksi saluran kemih
oleh uterus, dan peningkatan refluks vesiko ureter (Foxman, 2002, Ocviyanti and
Fernando, 2012, Dielubanza and Schaeffer, 2011). ISK yang tidak tertangani
dengan baik selama kehamilan dapat menimbulkan berbagai komplikasi bagi ibu
dan janin (Foxman, 2002).Komplikasi ISK pada ibu hamil meliputi anemia,
preeklampsia, gagal ginjal, dan septikemia (Derese et al., 2016, Dielubanza and
Schaeffer, 2011).Komplikasi pada janin yang dapat terjadi antara lain kejadian
bayi berat lahir rendah (BBLR), retardasi pertumbuhan intrauterin, kelahiran
prematur, kematian janin dalam kandungan (KJDK)(Ocviyanti and Fernando,
2012, Derese et al., 2016, Dielubanza and Schaeffer, 2011). Penanganan yang
tepat terhadap ISK dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi kehamilan
hingga 77% (Foxman, 2002).
Prevalensi ISK pada masa kehamilan dari beberapa studi menunjukkan hasil
yang bervariasi. Prevalensi ISK pada masa kehamilan di beberapa studi di
berbagai negara antara lain sebesar 14% di Ethiopia (Derese et al., 2016), 20% di
Arab Saudi (Faidah et al., 2013), 7,7% di India (Shazia et al., 2011), sedangkan di
Indonesia sebesar 35,3% di Jakarta (Bukitwetan et al., 2004), 30,2% di Malang
(Zahroh et al., 2016), dan 35% di Medan (Munthe, 2014).
Diagnosis pasti ISK ditegakkan dengan kultur urin. An International
Urogynecological Association (IUGA)/International Continence Society (ICS)
menyatakan diagnosis ISK berdasarkan ditemukannya bakteriuria signifikan pada
2
kultur urin dan adanya piuria.Dikatakan bakteriuria signifikan apabila ditemukan
jumlah bakteri >100.000colony forming units (cfu)/mL pada kultur urin,
sedangkan dikatakan piuria apabila ditemukan jumlah leukosit >10/ lapangan
pandang besar (lbp) pada pemeriksaan mikroskopis urin. ISK sering disertai
dengan gejala terdesak berkemih, sering berkemih, dan/ atau nyeri di saluran
kemih bagian bawah (Haylen et al., 2012).
Profil bakteri patogen penyebab ISK pada masa kehamilan telah diteliti oleh
beberapa studi. Berbagai studi ini menunjukkan bahwa patogen terbanyak
penyebab ISK pada masa kehamilan adalah bakteri gram negatif. Studi di Ethiopia
menemukan bahwa gram negatif Escherichia coli merupakan patogen penyebab
ISK terbanyak (34%), diikuti coagulase-negatif Staphylococci/CONS (19%),
Pseudomonas aeruginosa (15%), Klebsiella (11%) (Derese et al., 2016). Namun
studi di India menunjukkan patogen terbanyak penyebab ISK pada masa
kehamilan adalah gram positif Staphylococcus aureus (44%), diikuti oleh
Escherichia coli (36%), Klebsiella pneumonia (10%), Pseudomonas aeruginosa
(8%), dan Proteus spp (3%). Studi lain di Indonesia oleh bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Riau menunjukkan 76% ISK disebabkan oleh
gram negatif, dengan prevalensi Escherichia coli (28%), Klebsiella sp (26%),
Pseudomonas sp (18%)(Endriani et al., 2012).
Kejadian ISK pada masa kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain faktor yang membuat wanita hamil menjadi terpapar dengan uropatogen,
faktor yang meningkatkan kolonisasi uropatogen, dan faktor yang menimbulkan
respon imun terhadap kolonisasi uropatogen (Foxman, 2014). Perubahan
fisiologis selama kehamilan membuat wanita hamil lebih rentan menderita ISK
(Cunningham, 2014). Beberapa faktor pada wanita hamil yang telah diketahui
meningkatkan resiko ISK selama kehamilan, antara lain usia muda (24-34 tahun),
kondisi sosio-ekonomi yang kurang, tingkat pendidikan yang rendah, usia
kehamilan, paritas, danaktivitas seksual selama masa kehamilan(Emiru et al.,
2013, Foxman, 2014, Zahroh et al., 2016).
Berbagai faktor resiko tersebut pada wanita hamil dapat mempengaruhi
terjadinya ISK pada masa kehamilan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengetahui hubungan faktor resiko pada wanita hamil dengan
3
kejadian ISK pada masa kehamilan. Faktor resiko yang dinilai pada penelitian ini
antara lain usia, tingkat pendidikan, kondisi sosio-ekonomi,usia kehamilan,
paritas, dan aktivitas seksual selama kehamilan.
Penelitian ini mengambil tempat di wilayah kerja Puskesmas Kenangan,
Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah dengan
jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Sumatera Utara (1.845.615 jiwa).
Penduduk kelompok usia subur (15-44 tahun) merupakan kelompok usia yang
dominan dan permasalahan kesehatan yang sering terjadi berhubungan dengan
kehamilan dan kelahiran (Dinkes, 2012). Saat ini belum tersedia data mengenai
faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian ISK pada masa kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas Kenangan, Kabupaten Deli Serdang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang
muncul pada penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan faktor
resiko pada wanita hamil dengan kejadian ISK pada masa kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?”
1.3 Hipotesis
Ada hubungan antara faktor resiko pada wanita hamil (usia, tingkat
pendidikan, kondisi sosioekonomi, usia kehamilan, paritas, dan aktivitas
seksual)dengan kejadian ISK pada masa kehamilan.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara
faktor resiko wanita hamil dengan kejadian ISK pada masa kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas Kenangan, Kabupaten Deli Serdang.
4
1.4.2 Tujuan Khusus
(1) Untuk mengetahui data demografis dari wanita hamil yang menderita ISK di
wilayah kerja Puskesmas Kenangan, Kabupaten Deli Serdang.
(2) Untuk mengetahui profil bakteri penyebab ISK pada masa kehamilan wilayah
kerja Puskesmas Kenangan, Kabupaten Deli Serdang.
1.5 Manfaat Penelitian
(1) Dengan diketahuinya karakteristik klinis dan faktor resiko ISK pada masa
kehamilan, dapat dijadikan dasar untuk melakukan skrining urin secara
teratur pada wanita hamil
(2) Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang pada
umumnya dan Puskesmas Kenangan pada khususnya mengenai profil bakteri
penyebab ISK pada masa kehamilan. Masukan tersebut diharapkan dapat
digunakan untuk mengevaluasi kebijakan mengenai tata laksana ISK pada
masa kehamilan.