• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu Hamil Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Ibu Hamil Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) Tahun 2011"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSUP HAJI ADAM MALIK TERHADAP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

DALAM KEHAMILAN TAHUN 2011

Oleh :

SHAZWANI AIZA BT. MOHD TAHAR 080100349

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERILAKU IBU HAMIL

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSUP HAJI ADAM MALIK TERHADAP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

DALAM KEHAMILAN TAHUN 2011

Oleh :

SHAZWANI AIZA BT. MOHD TAHAR 080100349

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERILAKU IBU HAMIL

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSUP HAJI ADAM MALIK TERHADAP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

DALAM KEHAMILAN TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

SHAZWANI AIZA BT. MOHD TAHAR 080100349

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Perilaku Ibu Hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan Tahun 2011

NAMA : SHAZWANI AIZA MOHD TAHAR NIM : 080100349

__________________________________________________________________

Pembimbing,

( dr. Ichwanul Adenin, Sp. OG (K) )

NIP : 140185190

Penguji I,

( Dr. Yahwardiah Siregar, PhD)

NIP : 195508071985032001

Penguji II,

( dr.Juliandi Harahap, MA )

NIP : 197007021998021001

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH )

(5)

ABSTRAK

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menjadi perhatian dalam pelayanan kesehatan di mana salah satu masalah yang sering berlaku pada ibu hamil adalah infeksi saluran kemih. Jika infeksi saluran kemih pada ibu hamil ini tidak diatasi dan dicegah, akhirnya akan memberi kesan buruk kepada kesehatan ibu hamil dan mendatangkan komplikasi dalam kehamilan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu hamil yang meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Adam Malik di Medan terhadap infeksi saluran kemih (ISK). Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, dimana pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yang dilakukan ke atas 60 orang ibu hamil yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur data adalah dengan mengedarkan kuesioner tentang informasi demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan. Setelah itu, data kemudiannya dianalisis dengan menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap infeksi saluran kemih (ISK) dalam kehamilan mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 39 orang (65,0%). Hasil sikap responden yang diperoleh adalah sama banyak antara kategori baik dan sedang yaitu masing-masing mencatatkan 30 orang (50,0%) dan tiada responden dalam kategori kurang. Hasil tindakan responden , mayoritas dari responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 41 orang (68,3%).

Berdasarkan hasil dari penelitian, tingkat pengetahuan ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam Malik, Medan terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah dalam kategori sedang manakala sikap dan tindakan ibu hamil pula kedua-duanya berada dalam kategori baik.

KATA KUNCI : ibu hamil, infeksi saluran kemih, tingkat pengetahuan, sikap,

(6)

ABSTRACT

Attention towards pregnant women has been increased in health care which is one of the important problem in pregnancy is urinary tra ct infection, as neglecting the treatment and prevention of it can result in maternal health problems and complications.

This resea rch aims to determine the behavior which is including the knowledge, attitude and the action of pregnant women at Poliklinik Ibu Hamil of RSUP Haji Adam Malik in Medan on urinary tract infection (UTI) during pregnancy. A descriptive study was conducted using the cross sectional design on 60 pregnant women who visited the Poliklinik Ibu Hamil of RSUP Adam Malik in Medan by using purposive sa mpling. The tool used for collection of data wa s a multiple choice questionnaire consisting of demographic information, knowledge, attitude and action. Analysis of the data wa s conducted using SPSS softwa re.

The results showed that the respondents’ level of knowledge are in the moderate category, of which only 39 of them (65,0%) responded correctly to the questions. Equal number of respondents, 30 people (50.0%) responded in the good and moderate categories for the attitude of respondents towa rds UTI. None wa s seen for the poor category. In terms of action, the respondents are in the good category, by which 41 people (68,3%) responded appropriately.

Based on the results of the resea rch, it can be concluded that the level of knowledge about urinary tract infection (UTI) in pregnancy of pregnant women a t Poliklinik Ibu Hamil of RSUP Haji Adam Malik in Medan is in moderate category, while the level of attitude and action are both in good category.

KEYWORDS : pregnant women, urinary tract infection, knowledge, behavior,

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah dengan judul “Perilaku Ibu Hamil Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) Tahun 2011”.

Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.

Ichwanul Adenin, Sp.OG (K), selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah atas

bimbingan, tenaga, pikiran, serta waktu yang disediakan di sela-sela kesibukan

selama ini dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga juga saya

persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Haji Mohd Tahar bin.

Shahdan dan ibunda Hajjah Jamilah bt. Abdul Hamid atas doa, perhatian, dan

dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.

Tidak lupa juga diucapkan jutaan terima kasih kepada kepada

senior-senior dan terima kasih yang tidak terhingga juga kepada teman-teman stambuk

2008 yang banyak membantu serta yang mau bertukar pikiran dengan saya.

Atas keterbatasan waktu, saya akui penulisan proposal ini masih banyak

terdapat kekurangan. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun

agar dapat menjadi lebih baik untuk ke depannya kelak.

Terima kasih.

Kepala Batas, 9 Disember 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ………. ii

Abstract………. iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ………..……... viii

Daftar Singkatan ………. ix

Daftar Lampiran ………... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Perilaku …………... 5

2.1.1. Pengertian ... 5

2.1.2. Perilaku Kesehatan ... 5

2.2. Pengetahuan (Knowledge) ... 7

2.2.1. Pengertian ………... 7

2.2.2. Tingkat Pengetahuan ... 8

2.3. Sikap (Attitude) ... 9

2.3.1. Pengertian ... 9

2.4. Tindakan (Action) ... 10

2.4.1. Pengertian ... 10

2.5. Infeksi Saluran Kemih (ISK) …………...………… 11

(9)

2.5.2. Faktor Resiko ……….… 11

2.5.3. Etiologi ……….……. 12

2.5.4. Klasifikasi ………. 12

2.5.5. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis.… 12 2.6. Infeksi Saluran kemih (ISK) dalam Kehamilan… 13 2.6.1. Epidemiologi ………...…. 13

2.6.2. Perubahan Fisiologis dalam Kehamilan dan Kaitannya dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) 13 2.6.3. Jenis-jenis Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan ………... 13

2.6.4. Agen Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan ………. 14

2.6.5. Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan ……… 14

2.6.6. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan ………. 16

2.6.7. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan ……….. 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 18 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 18

3.2. Definisi Operasional ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20

4.1. Jenis Penelitian ... 20

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

4.2.1. Waktu Penelitian ………... 20

4.2.2. Tempat Penelitian ………...…………... 20

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

(10)

4.3.2. Sampel ………... 20

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas ……….….. 22

4.5. Pengolahan dan Analisis Data …... 23

4.5.1. Teknik Penilaian/Skoring ……… 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN ... 25

5.1. Hasil Penelitian ... 25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian …….………... 25

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ……… 26

5.1.3. Hasil Analisa Data ……….. 28

5.1.3.1. Pengetahuan ……….. 28

5.1.3.2. Sikap ………. 32

5.1.3.3. Tindakan ………... 35

5.2. Pembahasan ... 37

5.2.1. Pengetahuan ………... 37

5.2.2. Sikap ………...…………... 40

5.2.3. Tindakan ……… 42

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………... 44

6.1. Kesmpulan ...,,,,,,,... 44

6.2. Saran ………... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1. Sistem Skor Bagi Pengetahuan Responden Tentang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan di

Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik,

Medan Tahun 2011.

23

Tabel 4.2. Sistem Skor Bagi Sikap Responden Tentang Infeksi

Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan di

Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik,

Medan Tahun 2011.

24

Tabel 4.3. Sistem Skor Bagi Tindakan Responden Tentang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan di

Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik,

Medan Tahun 2011.

24

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

26

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Gravida.

27

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pekerjaan.

27

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur.

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat

Pengetahuan Responden.

28

Tabel 5.6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Saluran

Kemih (ISK) Dalam Kehamilan.

29

Tabel 5.7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan, Gravida, Pekerjaan dan Umur

Responden.

30

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap

Responden.

32

Tabel 5.9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap

Ibu Hamil Terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Dalam Kehamilan.

33

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan

Responden.

35

Tabel 5.11. Distribusi Jawaban Responden Mengenai

Tindakan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Saluran

Kemih (ISK) Dalam Kehamilan.

(13)

DAFTAR SINGKATAN

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

ISK Infeksi Saluran Kemih

NKUDIC National Kidney and Urologic Diseases Information

Clearinghouse

FKUI-RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup

Lembar Penjelasan Penelitian

Kuesioner Penelitian

Validity Content

Data Induk

Ethical Clearance

(15)

ABSTRAK

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menjadi perhatian dalam pelayanan kesehatan di mana salah satu masalah yang sering berlaku pada ibu hamil adalah infeksi saluran kemih. Jika infeksi saluran kemih pada ibu hamil ini tidak diatasi dan dicegah, akhirnya akan memberi kesan buruk kepada kesehatan ibu hamil dan mendatangkan komplikasi dalam kehamilan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu hamil yang meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Adam Malik di Medan terhadap infeksi saluran kemih (ISK). Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, dimana pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yang dilakukan ke atas 60 orang ibu hamil yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur data adalah dengan mengedarkan kuesioner tentang informasi demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan. Setelah itu, data kemudiannya dianalisis dengan menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap infeksi saluran kemih (ISK) dalam kehamilan mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 39 orang (65,0%). Hasil sikap responden yang diperoleh adalah sama banyak antara kategori baik dan sedang yaitu masing-masing mencatatkan 30 orang (50,0%) dan tiada responden dalam kategori kurang. Hasil tindakan responden , mayoritas dari responden berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 41 orang (68,3%).

Berdasarkan hasil dari penelitian, tingkat pengetahuan ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam Malik, Medan terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah dalam kategori sedang manakala sikap dan tindakan ibu hamil pula kedua-duanya berada dalam kategori baik.

KATA KUNCI : ibu hamil, infeksi saluran kemih, tingkat pengetahuan, sikap,

(16)

ABSTRACT

Attention towards pregnant women has been increased in health care which is one of the important problem in pregnancy is urinary tra ct infection, as neglecting the treatment and prevention of it can result in maternal health problems and complications.

This resea rch aims to determine the behavior which is including the knowledge, attitude and the action of pregnant women at Poliklinik Ibu Hamil of RSUP Haji Adam Malik in Medan on urinary tract infection (UTI) during pregnancy. A descriptive study was conducted using the cross sectional design on 60 pregnant women who visited the Poliklinik Ibu Hamil of RSUP Adam Malik in Medan by using purposive sa mpling. The tool used for collection of data wa s a multiple choice questionnaire consisting of demographic information, knowledge, attitude and action. Analysis of the data wa s conducted using SPSS softwa re.

The results showed that the respondents’ level of knowledge are in the moderate category, of which only 39 of them (65,0%) responded correctly to the questions. Equal number of respondents, 30 people (50.0%) responded in the good and moderate categories for the attitude of respondents towa rds UTI. None wa s seen for the poor category. In terms of action, the respondents are in the good category, by which 41 people (68,3%) responded appropriately.

Based on the results of the resea rch, it can be concluded that the level of knowledge about urinary tract infection (UTI) in pregnancy of pregnant women a t Poliklinik Ibu Hamil of RSUP Haji Adam Malik in Medan is in moderate category, while the level of attitude and action are both in good category.

KEYWORDS : pregnant women, urinary tract infection, knowledge, behavior,

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan

oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Saluran

kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk mengumpul dan

menyimpan urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal,

ureter, kandung kemih dan uretra. Menurut National Kidney and Urologic

Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC), ISK merupakan penyakit

infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta

kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai

bayi baru lahir hingga orang tua.

Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria.

Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki (2,7%) yang

tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Dengan

bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada anak

perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada remaja anak

perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8% (Purnomo, 2009).

Menurut Simanjuntak et.al. (1982), dalam jurnalnya yang berjudul

Masalah Bakteriuria Asimptomatik pada Kehamilan, dilaporkan bahwa insidensi ISK pada wanita hamil mencapai 7% dibandingkan wanita yang tidak hamil dan

biasanya infeksi yang nyata terjadi antara kehamilan 26-36 minggu, dengan

puncak insiden pada kehamilan 30-32 minggu.

Menurut Loynd dan Rosh (2009), dalam artikel di Emedicine Urinary Tract Infection in Pregnancy, di Amerika Serikat, sebanyak 2-7% dari ibu hamil

terkena ISK dan sebanyak 40% daripadanya terkena bakteriuria asimptomatik.

Beberapa penelitian juga dilakukan di seluruh dunia dan angka kejadian terjadinya

ISK bervariasi antara penelitian satu dengan yang lain. Dari suatu penelitian yang

(18)

daripadanya terdiagnosa dengan ISK (Okonko, 2008) begitu juga dengan hasil

penelitian dari Yemen menunjukkan sebanyak 30% dari 198 orang ibu hamil yang

diteliti menderita ISK (Moghadas, 2009).

Di Indonesia, Bawono, Affandi dan Yunizaf mengatakan insidensi

bakteriuria pada wanita hamil sebanyak 9,18% (Simantujak et al., 1982). Pada

penelitian yang telah dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM

Jakarta, ditemukan ISK asimptomatik pada wanita hamil sebanyak 20% (Junizaf,

1994). Di Banjarmasin, didapatkan sebanyak 25,81% dari wanita hamil menderita

dengan ISK (Tobing, 1994).

Menurut Effendi dan Pribadi (2008) dalam Sarwono (2008), apabila

bakteriuria asimptomatik ini tidak diobati, sekitar 25% pasien kemudian akan

mengalami infeksi simptomatik akut selama kehamilan tersebut. Pada beberapa

penelitian, bakteriuria dilaporkan menyebabkan sejumlah efek merugikan pada

kehamilan. Asimptomatik bakteriuria dalam kehamilan sering dilupakan sebagai

salah satu penyebab komplikasi kehamilan pada ibu dan janin seperti abortus,

prematuritas, dismaturitas, kematian janin dalam kandungan dan sebagainya

(Simantujak et al., 1982).

Oleh itu, pencegahan perlu dilakukan supaya insidensi ISK ini tidak terus

bertambah dikalangan wanita hamil dan komplikasi dalam kehamilan juga dapat

diatasi. Edukasi pada wanita hamil merupakan salah satu cara untuk mencegah

terjadinya ISK. Tidak semua wanita hamil dan keluarganya mendapat pendidikan

dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama

tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan

berkualitas (Effendi & Sarwono, 2008). Oleh itu, penelitian perlu dilakukan

untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu hamil terhadap Infeksi Saluran Kemih

(19)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu hamil di Poliklinik Ibu

Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK)

dalam kehamilan?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui perilaku ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji

Adam Malik, Medan terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap Infeksi

Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

2. Untuk mengetahui sikap dan tanggapan ibu hamil terhadap Infeksi

Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

3. Untuk mengetahui tindakan ibu hamil sebagai langkah mengatasi

Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk :

1.4.1 Rumah sakit :

1. Supaya pihak rumah sakit mengetahui berapa banyak pasiennya yang

mengetahui tentang Infeksi Saluran Kemih (ISK) secara umum.

2. Memotivasi rumah sakit untuk memberikan edukasi dan informasi

tentang penjagaan diri selama masa kehamilan, pencegahan Infeksi

Saluran Kemih (ISK) dan sebagainya.

1.4.2 Masyarakat :

1. Supaya masyarakat mengetahui akibat dari Infeksi Saluran Kemih

(20)

2. Supaya masyarakat mengetahui pentingnya edukasi dalam mengatasi

Infeksi Saluran Kemih (ISK).

3. Ikut serta melakukan usaha pencegahan terjadinya Infeksi Saluran

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku 2.1.1 Pengertian

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung. Menurut Notoadmodjo (1993) dalam Sunaryo (2002), perilaku manusia

adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Secara operasional, perilaku dapat

diartikan sebagai suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan

dari luar subjek tersebut.perilaku meliputi perilaku yang kasatmata seperti makan,

menangis, memasak, melihat, bekerja dan perlilaku yang tidak kasatmata, seperti

fantasi, motivasi dan proses yang terjadi pada seseorang diam atau secara fisik

tidak bergerak (Laurens, 2004).

Sebagai objek studi empiris, perilaku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perilaku itu sendiri kasatmata, tetapi penyebab terjadinya perilaku secara

langsung mungkit tidak dapat diamati.

b. Perilaku mengenal berbagai tingkatan yaitu perilaku sederhana dan

stereotip, seperti perilaku binatang bersel satu, perilaku kompleks seperti

perilaku social manusia, perilaku sederhana, seperti reflex tetapi ada juga

yang melibatkan proses mental biologis yang lebih tinggi.

c. Perilaku bervariasi dengan klasifikasi: kognitif, afektif dan psikomotorik,

yang menunjukkan sifat rasional, emosional dan gerak fisik dalam

berperilaku.

d. Perilaku bisa disadari dan bisa juga tidak disadari.

2.1.2 Perilaku Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2003) dalam Sunaryo (2004), yang juga

mendasari pada teori Skinner, mengatakan bahwa perilaku kesehatan yaitu suatu

(22)

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman,

serta lingkungan.

Dari definisi tersebut, kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan yaitu

terkait dengan :

a. Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan

penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan.

c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

Berbeda dengan Notoadmodjo, Kasl dan Cobb, membuat perbedaan antara tiga

tipe yang berbeda yaitu :

a. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu

yang meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau

mendeteksinya dalam tahap asimptomatik.

b. Perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu

yang merasa sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan

untuk menemukan pengobatan mandiri yang tepat.

c. Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan

mendapatkan kesejahteraan, oleh individu yang mempertimbangkan

diri mereka sendiri sakit. Hal ini mencakup, mendapatkan pengobatan

dari ahli terapi yang tepat, secara umum mencakup seluruh rentang

perilaku mandiri dan menimbulkan beberapa derajat penyimpangan

terhadap tugas kebiasaan seseorang (Sunaryo, 2004).

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup

yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan

membagi perilaku itu ke dalam tiga domain (ranah/kawasan), meskipun

kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian

kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan bahwa dalam suatu

tujuan pendidikan untuk mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain

perilaku tersebut, yang terdiri dari : a) ranah kognitif (cognitif domain), b) ranah

afektif (affective domain), dan c) ranah psikomotor (psychomotor domain)

(23)

Dalam kepentingan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk

kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari :

(Notoatmodjo, 2003)

a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(knowledge).

b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (attitude).

c. Tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi

pendidikan yang diberikan (practice).

2.2 Pengetahuan (Knowledge) 2.2.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari suatu penginderaan terhadap sesuatu

objek yang terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan doman yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo, 2003).

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi beberapa

faktor yaitu :

1. Faktor Umur

Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal

pemahaman terhadap informasi yang ada dan semakin bertambah usia seseorang

maka pengetahuan juga semakin bertambah.

2. Faktor Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin mudah untuk

seseorang menerima informasi tentang suatu objek atau terkait dengan

pengetahuan.

3. Faktor Pekerjaan

Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi terhadap proses mengakses

informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.

(24)

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin

banyak pengalaman seseorang itu tentang suatu, semakin bertambah pengetahuan

tentang hal tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan mempunyai 6 tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

tahu berarti mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan adalah mengingat kembali terhadap

suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh kerana itu, tahu ini adalah merupakan tingkap

pengetahuan yang lebih rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

secara benar. Tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi benar. Aplikasi di

sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menelaah atau menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

(25)

menggambarkan, membedakan, memisahkan mengelompokkan dan

sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasari suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

2.3 Sikap (Attitude) 2.3.1 Pengertian

Menurut Koentjaraningrat (1983) dalam Maulana (2009), sikap merupakan

reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Manifestasi tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan

kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan

pola-pola tertentu, terhadap suatu objek tersebut.

Menurut Sarwono (1997), sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku

tidak selalu mencerminkan sikap seseorang. Individu sering kali memperlihatkan

tindakan bertentangan dengan sikapnya. Akan tetapi, menurut Koentjaraningrat

(1983), sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berfikir ini mempengaruhi

tindakan dan kelakukan masyarakat, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun

dalam hal membuat keputusan yang penting dalam hidup. Dengan sikap secara

minimal, masyarakat memiliki pola berfikir tertentu dan pola berfikir diharapkan

dapat berubah dengan diperolehnya pengalaman, pendidikan dan pengetahuan

melalui interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono

(1997), bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan

informasi tentang objek tertentu melalui persuasi serta tekanan dari kelompok

(26)

individu. Interaksi di sini tidak hanya berupa kontak social dan hubungan

antarpribadi sebagai anggota kelompok social, tetapi juga meliputi hubungan

dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis sekitarnya (Maulana,

2009).

2.4 Tindakan (Action) 2.4.1 Pengertian

Tindakan merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan (overt beha vior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan

nyata, diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan, yaitu :

a. Persepsi (Perception)

Merupakan suatu proses mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek

tingkat pertama.

b. Respon Terpimpin (Guide Response)

Merupakan kemampuan dalam melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

yang benar dan sesesuai dengan contoh adalah merupakan indikator

praktek tingkat dua.

c. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adopsi (Adoption)

Merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

(27)

2.5 Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2.5.1 Pengertian

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi yang disebabkan adanya

pertumbuhan mikroorganisme di mana-mana daerah di dalam saluran kemih. ISK

juga dikenali sebagai infeksi bakteri yang tersering pada tubuh manusia (Ebie et

al., 2001). Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisma

(MO) murni lebih daripada 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin

yang bisa menginfeksi pada bagian atas atau bawah saluran kemih, maupun

kedua-duanya (Pierce & Neil, 2006). Bakteriuria tanpa disertai manifestasi klinis

disebut sebagai bakteriuria asimptomatik (covert bakteriuria) dimana bakteriuria

bermakna disertai dengan manifestasi klinis disebut sebagai bakteriuria

simptomatik. Pada beberapa keadaan, pasien juga dapat menunjukkan gejala

klinis tanpa adanya bakteriuria bermakna (Sukandar, 2007).

2.5.2 Faktor Resiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

Infeksi Saluran Kemih (ISK) diantaranya adalah :

 Obstruksi pada saluran kemih

 Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri pemecah urea

 Diabetes mellitus

 Nekrosis papilari renal

 Kehamilan

 Anomalitas kongenital saluran kemih

 Wanita menopause

 Lanjut usia dengan disertai bacteria prostatitis akut bagi lelaki

 Riwayat pemakaian kontrasepsi

 Immunosupeesi setelah melakukan transplantasi ginjal (Macfarlane & Michael, 2006).

(28)

2.5.3 Etiologi

Menurut National kidney and Urologic Diseases Information

Clearinghouse (NKUDIC), normalnya, urin manusia adalah dalam keadaan steril dan bebas dari bakteri, virus dan jamur, hanya mengandung cairan, garam dan

juga bahan buangan seperti toksik. Infeksi Saluran Kemih (ISK) biasanya bermula

apabila terdapat mikroorganisme, biasanya adalah bakteri dari salur pencernaan

yang memasuki uretra dan kemudian bermultiplikasi. Kebanyakan

mikroorganisme yang sering mengakibatkan ISK adalah Escherhia coli (E. coli)

yang secara normalnya menetap di kolon.

Mikroorganisme lain seperti Chlamydia dan Mycoplasma juga bisa

menyebabkan ISK pada wanita juga laki-laki. Infeksi kedua-dua mikroorganisme

ini hanya terbatas di daerah uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E. Coli,

Chlamydia, dan Mycoplasma bisa ditransmisi secara seksual, dan infeksi ini harus

mendapatkan penanganan pada kedua-dua pasangan.

2.5.4 Klasifikasi

Menurut lokasi infeksi :

- ISK Bawah : infeksi pada uretra dan kandung kemih

- ISK Atas : infeksi pada ginjal

Menurut gejala:

- Bakteriuria asimptomatis ( tanpa disertai gejala )

- Bakteriuria simptomatis ( disertai gejala )

Menurut komplikasi:

- ISK sederhana ( tanpa faktor predisposisi )

- ISK berkomplikasi ( disertai faktor perdisposisi ).

(Dewi, 2009).

2.5.5 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis

Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar, kultur

urin, serta jumlah kuman/ml urin merupakan protokol standar untuk pendekatan

(29)

sampel urin harus sesuai dengan protokol yang dianjurkan. Investigasi lanjutan

terutama prosedur renal imaging tidak boleh rutin, harus berdasarkan indikasi

klinis yang kuat. prosedur renal imaging juga dilakukan untuk menginvestigasi

faktor predisposisi ISK (Sukandar, 2007).

2.6 Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam Kehamilan 2.6.1 Epidemiologi

Infeksi Saluran Kemih (ISK) tetap menjadi penyebab utama morbiditas

pada semua usia. 10% dari ibu hamil yang berkonsultasi antenatal ke praktek

dokter didapatkan mengalami episode ISK. Insidensi ISK di antara ibu hamil

adalah 8%. (Klemmer & Mattern, 2009). Secara umum, kebanyakan ISK dalam

kehamilan dapat disebabkan oleh infeksi secara ascending.

2.6.2 Perubahan fisiologis dalam kehamilan dan kaitannya dengan Infeksi

Saluran Kemih (ISK).

Kehamilan dapat meningkatkan resiko terkena Infeksi Saluran Kemih

(ISK). Pada kehamilan usia 6 minggu, oleh karena adanya perubahan fisiologis

dalam kehamilan, ureter ibu hamil menjadi dilatasi. Ini juga disebut sebagai

hidronefrosis kehamilan dimana memuncak pada kehamilan minggu ke-22 hingga

ke-26 dan kemudian berlanjut sampai saatnya kelahiran. Peningkatan progesteron

dan estrogen saat hamil juga menyebabkan penurunan tonus ureter dan kandung

kemih. Peningkatan volum plasma semasa hamil menyebabkan penurunan

konsentrasi urin dan peningkatan volum urin dalam ginjal. Kombinasi dari seluruh

faktor ini mengakibatkan terjadinya stasis urinari dan uretero-vesikel refluks.

Glikosuria dalam kehamilan juga salah satu faktor terpenting yang menyebabkan

ibu hamil mudah untuk terkena ISK (Loh & Sivalingam, 2007).

2.6.3 Jenis-jenis Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

Terdapat tiga jenis Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang sering terjadi dalam

kehamilan yaitu bakteriuria asimptomatik, sistisis akut dan pielonefritis akut.

(30)

Bakteriuria asimptomatik terjadi apabila dijumpai 105 colony-forming

units per/ml di dalam urin dan tidak memberikan gejala pada pasien yang mengalami ISK. Kondisi ini juga bisa didapatkan sebelum ibu hamil memasuki

masa kehamilan. Diperkirakan sebanyak 1,2 – 5% dari anak-anak perempuan mengalami bakteriuria asimptomatik saat belum mengalami pubertas. Prevalensi

bakteri asimptomatik di dalam kehamilan adalah sebanyak 10%. Nilai serum

interleukin-6 dan serum antibodi yang rendah meningkatkan insidens terjadinya

bakteriuria asimptomatik dalam kehamilan.

Sistisis akut berkaitan dengan infeksi pada kandung kemih, juga pada

daerah uretra. Manifestasi klinis yang dapat membedakan antara asimptomatik

bakteruria dan sistisis akut adalah disuria, tidak dapat menahan untuk berkemih

dan sering berkemih setiap hari. Kebanyakkan ibu hamil tidak mengetahui bahwa

mereka terkena ISK jika dilihat dari manifestasi klinisnya yaitu sering buang air

kecil dan rasa tidak tertahan untuk berkemih karena gejala-gejala ini dilihat

seolah-olah normal dalam kehamilan. (Loh & Sivalingam, 2007).

2.6.4 Agen penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan

Menurut Loh dan Sivalingam (2007), penyebab tersering terjadinya

Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan adalah dari golongan bakteri

Escherichia coli (E. coli) yaitu sebanyak 90 % kasus dicatatkan. Proteus mirabilis dan Klebsiella pneumonia adalah golongan bakteri kurang dominan sebagai

penyebab ISK dalam kehamilan. Enterococci seperti Garnerella Vaginalis dan

Ureaplasma ureolyticum serta Bakteri Gram Positif seperti Group B

streptococcus, Staphylococcus aprophyticus dan Staphylococcus haemolyticus juga dikenali sebagai penyebab ISK dalam kehamilan (Loh & Sivalingam, 2007).

2.6.5 Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan

Asimptomatik bakteriuria harus diobati dengan menggunakan antimikroba

walaupun ibu hamil tersebut tidak mengalami apa-apa gejala. Berbagai studi telah

membuktikan bahwa pengobatan awal untuk bakteriuria asimtomatik dalam

(31)

kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Tatalaksana awal bagi

bakteriuria asimptomatik bisa mengurangkan hampir 70% dari ISK akut yang

simptomatik.

Antibiotik yang menjadi pilihan haruslah yang aman digunakan bagi ibu

hamil juga bayi dalam kandungan. Amoxycillin, merupakan pilihan yang aman

bagi ibu hamil namun, bakteri Escherichia coli (E. coli) semakin meningkat

resistensinya terhadap antibiotik itu. Cephalosporins dan Nitrofurantoin juga

aman digunakan oleh ibu hamil dimana kedua-dua obat ini mempunyai

konsentrasi urin yang tinggi maka ia efektif untuk melawan bakteri E. coli. Tidak

ada sumber yang merekomendasikan regimen yang spesifik untuk pengobatan

ISK dalam kehamilan. Antibiotik biasa seperti Nitrofurantoin dan Cefurotaxime

biasanya efektif dan jarang menimbulkan komplikasi. Nitrofurantoin sebaiknya

dielakkan sewaktu trimester ketiga karena berpotensi untuk terjadinya hemolisis

pada fetus jika fetus itu menghidap kelainan Glucose-6-phosphate Dehydrogenase

Deficiency atau G6PD.

Hospitalisasi atau rawat inap sering diindikasi pada ibu hamil dengan

pielonefritis akut bagi memudahkan dokter untuk mengamati komplikasi yang

mungkin terjadi termasuklah dehidrasi berat, toleransi makanan, dan sebagainya.

Kultur urin dan sensitivitas adalah penting sebagai langkah manajemen kasus

pielonefritis akut dan harus dilakukan sebelum pemberian antibiotik. Pemilihan

antibiotik harus bersesuaian dengan penyebab pielonefritis akut dan tingkat

resistensinya. E. coli merupakan agen penyebab utama pielonefritis akut. Dengan

pengobatan antibiotik dan hidrasi yang baik, kebanyakan pasien memberikan

respon yang membaik dalam masa 24-48 jam. Jika simptom pasien masih lagi

tidak membaik dan menerus setelah pemberian antiobiotik yang bersesuaian,

investigasi yang selanjutnya harus dilakukan bagi mengevaluasi kemungkinan

adanya faktor predisposisi seperti adanya abnormalitas saluran kemih dan

sebagainya yang kemudiannya memerlukan drainase operasi.

Kolonisasi Group B Steptococcal (GBS) pada vagina dibuktikan

mempunyai kaitannya dengan ruptur prematur membran, sepsis neonatal, dan

(32)

Infeksi Saluran Kemih (ISK). Studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang

menerima pengobatan penicillin untuk bakteriuria akibat GBS menunjukkan

insidensi kelahiran prematur dan ruptur membran prematur yang rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa, ibu hamil dengan bakteriuria GBS harus ditangani dengan

pemberian antibiotik yang adekuat.

Infeksi Saluran Kemih bisa rekuren kembali apabila infeksi pertama kali

pada ibu hamil tidak ditangani secara adekuat. Ibu hamil dengan kelainan batu

saluran kemih, diabetes mellitus dan pernah mengalami episode Infeksi Saluran

Kemih (ISK) sebelumnya lebih cenderung untuk terkena Infeksi Saluran Kemih

(ISK) kembali. Antibiotik profilaksis dengan pemberian cephalexin dan

nitrofurantoin adalah pengobatan yang efektif (Loh & Sivalingam, 2007).

2.6.6 Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan

Pencegahan harus dilakukan oleh ibu hamil bagi mencegah terjadinya

Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang mempunyai resiko terjadinya komplikasi

dalam kehamilan. Maka, beberapa cara dapat dilakukan sebagai usaha untuk

mencegah dari terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK) yaitu :

 Ibu hamil harus segera berkonsultasi dengan dokter apabila didapati adanya darah dalam urin atau nyeri pada bahgian bawah perut sewaktu

atau sebelum berkemih.

 Mencuci tangan dengan menggunakan teknik yang benar sebelum dan sesudah berkemih, kemudian mengelap di bagian perineum dan alat

kelamin mulai dari depan kebelakang. Jangan membiarkan bagian

perineum dan alat kelamin basah dan terus memakai kembali celana.

Sebaiknya, di lap terlebih dahulu dengan menggunakan tisu atau kain

handuk yang bersih dan lembut. Medium yang lembab, dan berair

merupakan medium yang baik bagi bakteri untuk hidup.

 Elakkan dari menggunakan cairan atau pembersih alat kelamin wanita. Penggunaan cairan atau pembersih ini dapat mengubah pH sekitar alat

(33)

 Ibu hamil digalakkan untuk memakai celana yang lebih longgar diperbuat dari fabrik kapas dan mengelakkan dari menggunakan fabrik satin.

Penggunaan celana jeans yang ketat akan meningkatkan haba di sekitar

alat kelamin sekaligus meningkatkan resiko untuk pertumbuhan bakteri di

sekitar alat kelamin ibu hamil.

 Ibu hamil dinasihatkan untuk mengkonsumsi air lebih dari 2 litter per hari untuk mendapatkan cairan lebih adekuat dan lebih sering untuk berkemih

sebagai mekanisme ‘wash out’, atau pembersihan sistem kemih yang lebih baik dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

 Apabila ibu hamil mendapati urinnya lebih gelap dari biasa, maka ibu hamil harus mengkonsumsi air dengan lebih banyak.

 Konsumsi susu lemak kental atau yourgurt dan susu biasa juga baik untuk ibu hamil sebagai langkah mencegah terjadinya Infeksi Saluran Kemih

(ISK) dalam kehamilan (Borussard & Hurst, 2007).

2.6.7 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan bisa memberikan

komplikasi kepada ibu juga bayi yang dikandungkan. 30% dari pasien dengan

bakteriuria asimptomatik yang tidak ditangani, berkembang menjadi sisitis

simptomatik dan lebih dari 50% pasien berkembang menjadi pielonefritis.

Retardasi atau hambatan pertumbuhan intrauterin dan kelahiran bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR) merupakan komplikasi yang sering pada ibu hamil dengan

asimptomatik bakteriuria. Schieve, telah melakukan satu studi yang melibatkan

sebanyak 25.746 orang ibu hamil dengan kelainan ISK dan dari studi tersebut dia

mendapati bahwa kebanyakan dari ibu hamil tersebut mempunyai komplikasi

seperti kelahiran prematur, hipertensi kehamilan, anemi (kadar hematokrit darah

kurang dari 30%) dan amnionitis.

Komplikasi dari ISK dalam kehamilan yang memberi efek pada bayi

dalam kandungan adalah sepsis dan pneumonia. ISK dalam kehamilan juga

meningkatkan resiko terjadinya penurunan berat lahir bayi ( berat lahir bayi

(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini

adalah :

3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara

ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Pengetahuan Kemampuan responden

(ibu hamil) mengenal,

memahami dan

mengetahui hal-hal

yang berhubungan

dengan Infeksi Saluran

Kemih (ISK) dalam

kehamilan (definisi,

etiologi, faktor resiko,

komplikasi dan

pencegahan)

angket Kuesioner

(8 soalan)

1. Baik

2. Sedang

3. Kurang

(total skor = 16)

ordinal Infeksi Saluran Kemih (ISK)

dalam Kehamilan Perilaku Ibu Hamil

 Pengetahuan

 Sikap

(35)

Sikap Segala tanggapan

responden (ibu hamil)

terhadap Infeksi

Saluran Kemih (ISK)

dalam kehamilan.

angket Kuesioner

(6 soalan)

1. Baik

2. Sedang

3. Kurang

(total skor = 18)

ordinal

Tindakan perbuatan responden

(ibu hamil) yang

dilakukan terhadap

Infeksi saluran Kemih

(ISK) dalam kehamilan

angket Kuesioner

(4 soalan)

1. Baik

2. Sedang

3. Kurang

(total skor = 8)

ordinal

Pengukuran skor menggunakan skala pengukuran dengan definsi berikut

(Arikunto, 2007) :

a) Baik, apabila jawaban responden benar 75% dari nilai tertinggi total skor.

b) Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-74% dari nilai

tertinggi total skor.

(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif

dengan desain cross-sectional di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik,

Medan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada pertengahan bulan Juni hingga

pertengahan bulan Juli 2011.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik,

Medan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang menjalani rawat

jalan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan yang berjumlah

138 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu

karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak diteliti. Adapun kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Bersedia menjadi subjek penelitian.

2. Ibu hamil yang datang di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik,

(37)

Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi

kriteria inklusi dari suatu studi. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah :

1. Ibu hamil yang tidak mengisi formulir kuesioner lengkap

Dalam menentukan besarnya sampel, saya menggunakan metode

pengambilan sampel secara purposive sampling. (Notoatmodjo, 2010)

Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil

berdasarkan rumus populasi finit (terbatas) dibawah. (Wahyuni, 2006)

n = N . Z21-α/2 p . (1-p) (N-1)d2 + Z21-α/2 p . (1-p)

Keterangan :

n = Besar sampel minimum.

Z1-α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu. (1,96)

p = Harga proporsi di populasi. (0,5)

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir. (0,1)

N = Jumlah di porporsi.

N = 138

n = N . Z21-α/2 p . (1-p)

(N-1)d2 + Z21-α/2 p . (1-p)

n = (138)(1,96) 2 (0,5)(1-0,5)

(138-1)(0,1)2 + (1,96)2(0,5)(1-0,5)

n = 132,53

(38)

n = 132,53

2,3304

n = 58,87 ≈ 59 orang.

Jumlah minimal ibu hamil yang diambil adalah 59 orang, tetapi yang akan

diambil menjadi sampel adalah sebanyak 60 orang.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dengan menggunakan data primer yaitu dengan

mengedarkan kuesioner yang harus dijawab oleh responden.

Data sekunder pula diperoleh dari Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam

Malik, Medan yaitu data berupa jumlah ibu hamil yang datang menjalani rawat

jalan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan perbulan.

4.4.1 Uji Validitas dan Reabilitas

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

uji reliabilitas pada setiap pertanyaan pada kuesioner tertutup yang akan

digunakan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan adalah untuk mengetahui

sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran

yang ingin diukur. Uji validitas juga suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2007).

Validitas dari alat pengumpul data sangat diperlukan agar alat pengumpul

data tersebut dapat memberikan data yang valid dari setiap penelitian yang

dijalankan. Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercayai atau diandalkan. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan

(39)

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Statistica l

Package for Social Science (SPSS) 17,0 dengan aplikasi statistik yang sesuai. Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel-tabel.

4.5.1 Teknik Penilaian/Skoring

20 pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil

terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan diberikan. Sistem skor

[image:39.595.106.518.379.576.2]

bagi pengetahuan, sikap dan tindakan responden adalah seperti berikut.

Tabel 4.1. Sistem Skor Bagi Pengetahuan Responden Tentang Infeksi Saluran

Kemih (ISK) dalam Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji

Adam Malik, Medan Tahun 2011.

NO. PERTANYAAN SKOR

1

2

3

4

5

6

7

8

A = 1 B = 2 C = 0

A = 2 B = 1 C = 0

A = 2 B = 1 C = 0

A = 2 B = 1 C = 0

A = 2 B = 1 C = 0

A = 1 B = 2 C = 0

A = 2 B = 1 C = 0

(40)
[image:40.595.119.518.172.473.2]

Tabel 4.2. Sistem Skor Bagi Sikap Responden Terhadap Infeksi Saluran

Kemih (ISK) dalam Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji

Adam Malik, Medan Tahun 2011.

NO. PERTANYAAN

SKOR

1 Sangat setuju

= 0

Setuju

= 1

Kurang setuju

= 2

Tidak setuju

= 3

2 Sangat Setuju

= 3 Setuju = 2 Kurang setuju = 1 Tidak setuju = 0

3 Sangat Setuju

= 3 Setuju = 2 Kurang setuju = 1 Tidak setuju = 0

4 Sangat Setuju

= 0 Setuju = 1 Kurang setuju = 2 Tidak setuju = 3

5 Sangat Setuju

= 3 Setuju = 2 Kurang setuju = 1 Tidak setuju = 0

6 Sangat Setuju

= 0 Setuju = 1 Kurang setuju = 2 Tidak setuju = 3

Tabel 4.3. Sistem Skor Bagi Tindakan Responden Terhadap Infeksi Saluran

Kemih (ISK) dalam Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP

Haji Adam Malik, Medan Tahun 2011.

NO. PERTANYAAN

SKOR

1 Sering = 2 Kadang-kadang = 1 Tidak melakukan = 0

2 Sering = 2 Kadang-kadang = 1 Tidak melakukan = 0

3 Sering = 2 Kadang-kadang = 1 Tidak melakukan = 0

(41)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam Malik,

Medan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan yang

berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

335/Menkes/SK/VII/1990. Namun, nama rumah sakit ini mengalami perubahan

yang pada awalnya bernama Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan, menjadi

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Perubahan nama rumah sakit ini

berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

775/MENKES/SK/IX/1992. Adapun alasan pergantian nama rumah sakit ini

disebabkan karena perlunya pencantuman nama Pahlawan Nasional sebagai nama

rumah sakit umum pemerintah yang merupakan bagian penghargaan dan

kebanggaan rakyat Indonesia. Nama Haji Adam Malik perlu diabadikan pada

rumah sakit umum pemerintah sebagai penghargaan dan kebanggaan terhadap

Pahlawan Nasional, terlebih lagi Adam Malik merupakan sosok kebanggaan

masyarakat Sumatera Utara yang mana namanya tidak hanya dikenal di Indonesia,

tetapi juga di internasional.

RSUP Haji Adam Malik ini berada di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan

Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan. Letak RSUP Haji Adam

Malik ini sedikit berada di daerah pedalaman yaitu berjarak ±1 KM dari Jalan

Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju kearah Berastagi. Rumah

sakit ini merupakan Rumah Sakit Kelas A sesuai dengan SK Menkes

No.334/MENKES/SK/VIII/1990. Di samping itu, RSUP Haji Adam Malik adalah

Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi

Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. RSUP Haji Adam Malik juga

ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri

(42)

resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

dipindahkan ke RSUP Haji Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. Dengan

ditetapkannya RSUP Haji Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan, maka

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat menggunakannya sebagai

Pusat Pendidikan Klinik calon dokter dan Pendidikan Keahlian calon dokter

spesialis. RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991

dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi

tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. Rumah sakit ini awalnya beroperasi secara

total pada tanggal 21 Juli 1993 yang diresmikan oleh mantan Presiden RI, H.

Soeharto.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 60 responden yang

terdiri dari ibu hamil yang mengunjungi Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam

Malik, Medan. Jumlah sampel ini sama dengan jumlah sampel yang diperlukan

yaitu sebesar 60 orang responden.

Dari seluruh responden, gambaran karakteristik responden yang diamati

[image:42.595.110.517.568.723.2]

meliputi : tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, dan gravida ibu hamil tersebut.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Tidak sekolah - -

SD 16 26.7

SMP 7 11.7

SMA 27 45.0

Perguruan Tinggi 10 16.7

(43)

Berdasarkan Tabel 5.1, kelompok tingkat pendidikan terbanyak responden

adalah SMA yaitu sebanyak 27 orang (45.0%), diikuti kelompok tingkat

pendidikan SD yaitu sebanyak 16 orang (26.6%) dan Perguruan Tinggi yaitu

sebanyak 10 orang (16.7%) dan yang paling sedikit adalah kelompok responden

[image:43.595.109.518.278.370.2]

dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 7 orang (11.7%)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida

Gravida Jumlah (orang) Persentase (%)

primigravida 30 50.0

multigravida 30 50.0

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan kelompok gravida, jumlah responden dengan primigravida

dan multigravida adalah sama yaitu sebanyak 30 orang (50,0%) di setiap

kelompok.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pegawai Negeri / Swasta 6 10.0

Wiraswasta / Pedagang /

Petani

16 26.7

Tidak Bekerja 38 63.3

Jumlah 60 100.0

Menurut Tabel 5.3, didapati bahwa mayoritas ibu hamil yang menjadi

responden adalah dari kelompok tidak bekerja yaitu sebanyak 38 orang (63.3%),

sedangakan hanya 6 orang (10.0%) dari responden tersebut yang terdiri dari

[image:43.595.111.519.517.649.2]
(44)
[image:44.595.112.517.176.308.2]

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

<20 3 5.0

20-29 36 60.0

30-39 19 31.7

≥40 2 3.3

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan tabel 5.4., kelompok usia terbanyak ibu hamil sebagai

responden adalah usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 36 orang (60.0%) diikuti

kelompok usia 30-39 tahun yaitu sebanyak 19 orang (31.7%) dan kelompok usia

kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (5.0%). Kelompok ibu hamil yang tercatat

sebagai kelompok paling sedikit adalah kelompok usia 40 tahun keatas yaitu

sebanyak 2 orang (3.3%).

5.1.3 Hasil Analisa Data 5.1.3.1 Pengetahuan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

Pengetahuan Jumlah (orang) Presentase (%)

Baik 14 23.3

Sedang 39 65.0

Kurang 7 11.7

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan Tabel 5.5., tingkat pengetahuan ibu hamil tentang infeksi

[image:44.595.108.521.535.690.2]
(45)

sedang yaitu sebanyak 39 orang (65.0%), diikuti dengan kategori baik yaitu

sebanyak 14 orang (23.3%) dan paling sedikit berada pada kategori kurang yaitu

[image:45.595.115.513.237.701.2]

sebanyak 7 orang (11.7%).

Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

Jawaban responden

No Pertanyaan Benar Mendekati

benar

Salah

f % f % F %

1. Definisi infeksi saluran

kemih (ISK)

36 60,0 16 26,7 8 13,3

2. Gejala klinik infeksi

saluran kemih (ISK)

39 65,0 19 31,7 2 3,3

3. Faktor resiko infeksi

saluran kemih (ISK)

29 48,3 23 38,3 8 13,3

4. Pencegahan infeksi saluran kemih (ISK)

34 56,7 25 41,7 1 1,7

5. Risiko infeksi saluran

kemih (ISK) dalam

kehamilan

45 75,0 12 20,0 3 5,0

6. Penyebab infeksi

saluran kemih (ISK)

dalam kehamilan

10 16,7 33 55,0 17 28,3

7. Komplikasi infeksi

saluran kemih (ISK)

8 13,3 24 40,0 28 46,7

8. Komplikasi infeksi

saluran kemih (ISK)

(46)

Berdasarkan tabel di atas, pada pertanyaan-pertanyaan yang banyak

dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 1, 2, 3, dan 5 dengan persentase

sebesar 60,0%, 65,0%, 48,3% dan 75,0%. Pertanyaan yang banyak dijawab

dengan jawaban yang hampir benar adalah pertanyaan nomor 4 dan 6 dengan

persentase sebesar 45,7% dan 55,0%. Sisanya, pertanyaan yang banyak dijawab

dengan jawaban salah adalah pada pertanyaan 7 dan 8 dengan persentase sebesar

[image:46.595.108.530.325.736.2]

46,7% dan 55,0%.

Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Gravida, Pekerjaan dan Umur Responden

Gravida

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Primi gravida

7 11,7 18 30,0 5 8,3 30 50,0

Multi gravida

7 11,7 21 35,0 2 3,3 30 50,0

Total 14 23,3 39 65,0 7 11,7 60 100

Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

TS - - - -

SD 1 1,7 12 20,0 3 5,0 16 26,7

SMP 2 3,3 4 6,7 1 1,7 7 11,7

SMA 7 11,7 17 28,3 3 5,0 27 45,0

PT 4 6,7 6 10,0 - - 10 16,7

(47)

umur

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

<20 - - 3 5.0 - - 3 5.0

20-29 10 16.7 20 33.3 6 10.0 36 60.0

30-39 4 6.7 14 23.3 1 1.7 19 31.7

≥40 - - 2 3.3 - - 2 3.3

Total 14 23.3 39 65.0 7 11.7 60 100

Jenis Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Pegawai Negeri / Swasta

1 1.7 5 8.3 - - 6 10.0

Wiraswasta / Pedagang /

Petani

5 8.3 10 16.7 1 1.7 16 26.7

Tidak Bekerja

8 13.3 24 40.0 6 10.0 38 63.3

Total 14 23.3 39 65.0 7 11.7 60 100

Berdasarkan Tabel 5.7 terlihat bahawa dari 16 responden dengan

pendidikan SD, tingkat pengetahuan yang tertinggi adalah sedang sebanyak 12

orang (20,0%). Dari 7 orang responden dengan pendidikan SMP, paling banyak

pada kategori sedang yaitu sebanyak 4 orang (6,7%), dari 27 orang responden

dengan pendidikan SMA, paling banyak pada kategori sedang yaitu sebanyak 17

orang (28,3%) dan dari 10 orang.

Jika ditinjau dari gravida ibu hamil, didapatkan kesamaan jumlah

(48)

multigravida yaitu seramai 7 orang (11,7%). Pada tingkat pengetahuan sedang,

responden dari kelompok multigravida lebih mendominasi yaitu sejumlah 21

orang (35,0%) dibanding primigravida, 18 orang (30,0%) sebaliknya pada tingkat

pengetahuan kurang, primigravida lebih banyak dibandingkan muligravida yaitu

sebanyak 5 orang (8,3%) dibanding multigravida, 2 orang (3,3%) dengan

pendidikan PT, tingkat pendidikan paling tinggi adalah pada kategori sedang yaitu

6 orang (10,0%).

Berdasarkan umur, kelompok umur 20-29 tahun mempunyai tingkat

pengetahuan baik yang tinggi yaitu 10 orang (16,7%) dan yang mempunyai tngkat

pengetahuan paling rendah adalah kelompok umur 30-39 tahun, sebanyak 4 orang

(6,7%). Tidak didapatkan data bahwa ibu hamil di bawah umur 20 tahun yang

mempunyai tingkat pengetahuan baik.

Dari sudut jenis pekerjaan, didapatkan ibu hamil yang tidak bekerja itu

mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 8 orang (13,3%)

diikuti dengan wiraswasta, pedagang atau petani yaitu sebanyak 5 orang (8,3%)

dan paling sedikit jumlah yang mendapat tingkat pengetahuan baik adalah

pegawai negeri yaitu hanya satu orang (1,7%).

[image:48.595.107.518.543.660.2]

5.1.3.2 Sikap

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

Sikap Jumlah (orang) Presentase (%)

Baik 30 50.0

Sedang 30 50.0

Kurang - -

Jumlah 60 100.0

Berdasarkan Tabel 5.6., tingkat sikap responden atau ibu hamil dalam

(49)

sebanyak 30 orang (50.0%) dan tidak dijumpai responden atau ibu hamil yang

[image:49.595.107.516.209.731.2]

tergolong dalam kelompok tingkat sikap kurang.

Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap Ibu Hamil Terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.

No. Item Pertanyaan N %

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu hal yang

tidak perlu ditangani dan diperhatikan dalam

kehamilan.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

6 5 18 31 10.0 8.3 30.0 51.7

2. Menjaga kebersihan dan kesehatan diri selama

kehamilan perlu diperhatikan dalam mencegah Infeksi

Saluran Kemih (ISK).

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

30 25 5 - 50.0 41.7 8.3 -

3 Tindakan membersihkan alat kelamin sesudah buang

air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) adalah

penting untuk mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK).

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

(50)

4. Membersihkan alat kelamin dengan menggunakan

pembersih wanita setiap hari dapat mencegah Infeksi

Saluran Kemih (ISK).

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

11 14 20 15 18.3 23.3 33.3 25.0

5. Konsumsi air putih dengan banyak setiap hari dapat

mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK).

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

36 21 3 - 60.0 35.5 5.0 -

6. Perawatan dan konsultasi ibu hamil tentang Infeksi

Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan adalah tidak

perlu.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

1 5 20 34 1.7 8.3 33.3 56.7

Berdasarkan Tabel 5.9, pertanyaan 1, didapatkan sebanyak 31 orang

(51,7%) responden tidak setuju dengan penyataan bahwa infeksi saluran kemih

(ISK) merupakan suatu hal yang tidak perlu ditangani dan diperhatikan dalam

kehamilan. Pada pertanyaan 2, sebanyak 30 orang (50,0%) responden yang sangat

setuju bahwa menjaga kebersihan dan kesehatan diri selama kehamilan perlu

diperhatikan dalam mencegah infeksi saluran kemih (ISK). Kemudian, pada

(51)

dengan penyataan bahwa tindakan membersihkan alat kelamin sesudah buang air

kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) adalah penting untuk mencegah infeksi

saluran kemih (ISK).

Sebanyak 20 orang (33,3%) yang kurang setuju pa

Gambar

Tabel 4.1.   Sistem Skor Bagi Pengetahuan Responden Tentang Infeksi Saluran  Kemih (ISK) dalam Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji  Adam Malik, Medan Tahun 2011
Tabel 4.2.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulisan mengenai Implementasi Local Area Network pada tempat kost ini merupakan sebuah penulisan yang berisi informasi mengenai bagaimana cara membangun sebuah jaringan LAN

Pembuatan website grup band Madina ini merupakan sebuah aplikasi WWW yang berisi informasi musik, video dan profile mengenai Madina, yang dikemas ke dalam bentuk yang menarik

Dalam suatu permainan sering sekali terjadi kesalahpahaman antara peserta dengan pembaca pertanyaan.Untuk mengatasi hal tersebut penulis mempunyai suatu ide untuk membuat suatu

Singkong dikupas dan dicuci, dikukus sampai matang lalu dinginkan, , masukkan wadah dan taburi dengan ragi, tutup dengan daun pisang, diamkan tiga hari.. MATEMATIKA (3.8)

dengan ini Pokja Pengadaan Bidang Perumahan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah mengumumkan Pemenang Hasil Pelelangan Pemilihan Langsung dengan

Menganalis is Sistem Pengendali an intern pemberian kredit suatu bank Jenis Penelitia n yang berbeda yaitu kuantita tif, alat analisis yang berbeda dan Populasi penelitia

Sebelumnya ustadz/ustadzah menjelaskan tujuan mempelajari ilmu tajwid beserta hukumnya kepada santri agar santri senantiasa membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah