• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Prosedur Transfer Dalam Terjemahan Surah Al-Baqarah Pada Syamil Al-Qur`An

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Prosedur Transfer Dalam Terjemahan Surah Al-Baqarah Pada Syamil Al-Qur`An"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN

SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR`AN

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

BAIHAKI HASIBUAN

NIM : 060704028

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini karya yang pernah diajukan untu memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Juli 2010

060704028

BAIHAKI HASIBUAN

(3)

KATA PENGANTAR

  

Alhamdulillahi Rabbi al-‘ālamīn penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang tokoh revolusioner dunia yang memiliki akhlak Al-Qur’an sehingga menjadi teladan bagi segenap umat.

Skripsi ini berjudul Analisis Prosedur Transfer dalam Penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an. Penulis sangat tertarik untuk mengkaji permasalahan ini, didorong oleh kurangnya referensi bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Indonesia, padahal dewasa ini bidang ini berkembang pesat sebagaimana terlihat dari banyaknya buku hasil terjemahan. Di samping itu bidang ilmu terjemahan merupakan mata kuliah yang diajarkan di program studi Sastra Arab Fakultas Sastra USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2010

Penulis

BAIHAKI HASIBUAN 060704028

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Berkat ridha dan rahmat Allah SWT, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda H. Ahmad Hamin Hsb dan Ibunda Hj. Jerni Hst yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik penulis dari sejak kecil sampai saat ini dan selalu mendoakan di setiap aliran darah dan sholat, sehingga penulis menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Dengan segala kerendahan hati penulis bersujud mohon ampun kepada Allah swt semoga keduanya dilimpahkan rahmat dan diberkati dalam kehidupan dunia dan akhirat.

2. Bapak DR Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara beserta Bapak Drs. Aminullah, M.A, Ph.D selaku Pembantu Dekan I , Bapak Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum selaku Pembantu Dekan III.

3. Ibu Dra. Khairawati, M.A.,Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen pembimbing I, serta Bapak Drs Suwarto M.Hum sebagai Dosen pembimbing II yang dengan ikhlas dan tulus serta rela meluangkan waktu, energi, dan pikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak (alm) Prof. DR. H Marjuni Rangkuti M.A selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan berbagai nasehat dalam rutinitas penulis menjalani kegiatan perkuliahan di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara ini.

(5)

7. Kakanda tersayang Alwan Syukri Hsb SH, Ummi Kalsum Hsb, Anisah Hapni Hsb serta keponakanku tercinta Azizah, Zholilah, Ainun (Terima kasih atas kasih sayang dan doanya ya…Love u all).

8. Terima kasih khusus dan yang terspesial untuk seseorang yang telah memberi motivasi, semangat, dan do’a serta cinta dan kasih sayang yang tiada henti untuk penulis.

9. Terima kasih yang tiada terhingga untuk sahabat-sahabat penulis IPRASADA ON7 COMMUNITY yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terkhusus buat Akhi Arif Nuh Safri Sitompul S.Th. atas bantuannya dalam penulisan skripsi ini.

10.Teman-teman stambuk ’06 (Haris, Jarot, Saiful, Arif, Surya, Riki, Rahman, Arfansyah, Salehah, Sarah, Isna, Sani, Dwi, Elita, Eli, Rodiyah, Hasnah, Fatimah, Ika), serta teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA).

11.Teman-teman di kontrakan (Coki, Andri, Zuki, Reza, Adi) terimakasih atas semuanya. 12.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi telah memberikan

bantuan yang tidak terhingga kepada penulis. Terima kasih untuk segalanya.

Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.

Medan, Juli 2010

060704028

(6)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif - Tidak dilambangkan

bā` B -

tā` T -

śā` ṡ ṡ dengan titik di atasnya

Jīm J -

hā` ḥ ḥ dengan titik di bawahnya

khā` Kh -

Dāl D -

Żāl Ż ż dengan titik di atasnya

rā` R -

Zai Z -

Sīn S -

Syīn Sy -

฀ād ṣ ṣ dengan titik di bawahnya

(7)

฀ā` ṭ ṭ dengan titik di bawahnya

zā` ẓ ẓ dengan titik di bawahnya

`ain ‘ Koma terbalik

Gain G -

fā` F -

Qāf Q -

Kāf K -

Lām L -

Mīm M -

Nūn N -

Wāwu W -

hā` H -

Hamzah ` Apostrop, tetapi lambang ini tidak di pergunakan untuk hamzah di awal kata

yā` Y -

II. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

ditulis Amadiyyah III. Tā`marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

(8)

2. Bila dihidupkan ditulis t

ditulis karāmatul-awliyā` IV. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

V. Vokal Panjang

A panjang ditulis ā, i pajang ditulis ī, dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.

VI. Vokal Rangkap

Fathah + yā` tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.

VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata

Dipisah dengan apostrof (`)

ditulis a`antum

ditulis mu`annaVIII. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-

ditulis Al-Qur`an

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf l diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

ditulis as-syī’ah

IX. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.

X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

(9)

2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.

(10)

DAFTAR SINGKATAN

BA : Bahasa Arab

BI : Bahasa Indonesia

BS : Bahasa Sumber

BP : Bahasa Penerima

IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab

Alm : Almarhum

SAW : Sallallahu ‘alaihi wasallam

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI... iv

DAFTAR SINGKATAN ... vii

DAFTAR ISI... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penulisan ... 7

1.4 Manfaat Penulisan ... 7

1.5 Metode Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… . 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …..……… 14

3.1 Sekilas tentang surah Al-Baqarah ... 14

3.2 Hakikat penerjemahan ... 14

3.3 Prosedur transfer dalam surah Al-Baqarah………... 17

BAB IV PENUTUP ... 47

4.1 Kesimpulan ... 47

4.2 Saran ... 48

(12)

ABSTRAK

BAIHAKI HASIBUAN, 2010. ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR’AN. UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Penelitian Prosedur Transfer ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an menurut prosedur transfer.

Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis deskriptif dengan mengambil objek pembahasan terjemahan surah Baqarah pada Syamil Al-Qur’an yang merupakan hasil dari buah kerjasa sama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.

(13)

.

.

:

.

.

.

,

,

(14)

ABSTRAK

BAIHAKI HASIBUAN, 2010. ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR’AN. UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Penelitian Prosedur Transfer ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an menurut prosedur transfer.

Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis deskriptif dengan mengambil objek pembahasan terjemahan surah Baqarah pada Syamil Al-Qur’an yang merupakan hasil dari buah kerjasa sama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat terpenting bagi manusia, dilihat dari fungsinya bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik individu dengan individu, individu dengan masyarakat dan masyarakat dengan bangsa tertentu (Tayar Yusuf dan Saeful Anwar, 1997:187).

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Daryanto, 1998:51).

Menurut Gulayaini (2007:7) Bahasa adalah :

/ Allugatu: alfāun yu’abbiru bihā kullu qaumin ’an maqāidihim/ Bahasa: lafal yang digunakan oleh setiap orang (kaum), dalam menyampaikan maksud atau kehendak mereka.

Menurut Keraf dalam Hassan (2001: 13) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi, lambang suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi baik di Negara-negara Arab maupun di dunia Interasional. Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Smit yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sekitar Sungai Tigris dan Furat, dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) dan bahasa ini menjadi berkembang dengan pesatnya setelah Islam (agama yang dibawa nabi Muhammad saw) datang dan menjadikannya sebagai bahasa kitab sucinya (Al-Qur`an). (Abdul Muin, 2004:vii).

(16)

yang mengharuskan pemeluknya mempelajarinya minimal untuk kesempurnaan amal ibadahnya. (Abdul Muin, 2004:vii).

Al-Qur`an dan Hadits-hadits nabi yang berdialek quraisy dianggap sebagai contoh bahasa Arab yang sempurna, dan kedua pokok ajaran Islam itu ditulis dengan bahasa Arab. Oleh karena itu bagi siapa yang ingin mempelajari, memahami, serta menggali ajaran Islam haruslah mempelajari bahasa Arab. (Abdul Muin, 2004 : 23).

Cara untuk mempelajari, memahami serta mendalami hukum (ajaran) Islam pada dasarnya dapat dilakukan dengan mempelajari bahasa Arab. Cara lain dapat dilakukan melalui hasil terjemahan-terjemahan yang diproduksi oleh para ahli terjemah yang disponsori oleh Penerbit ataupun Lembaga tertentu.

Kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan (M. Rudolf Nababan, 2003:18).

Suhendra Yusuf (1994:8) menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan dari informasi asal ke informasi sasaran.

Muhammad Ali Al Khuli (1982:291) mengatakan bahwa

/At-tarjamatu : tawīlu naṣṣin au jumlatin au kalimatin fī lugatin ila mā yunāiruha fī lugati ukhra/ Penerjemahan adalah proses perubahan (pengalihan) teks, kalimat, kata dari satu bahasa (bahasa sumber) ke dalam padanannya pada bahasa lain (bahasa penerima).

Widyamartama (1989:11) mengatakan bahwa penerjemahan adalah memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan cara, pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.

(17)

Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa penerjemahan adalah usaha memindahkan pesan atau amanat dari teks bahasa sumber (dalam konteks ini bahasa Arab), ke dalam bahasa penerima (dalam konteks ini bahasa Indonesia), dengan padanan yang paling dekat dan wajar dari segi arti dan gaya bahasa.

Setiap proses penerjemahan memiliki tujuan, adapun tujuan penerjemahan sebagai berikut ;

1. Untuk menyampaikan berita, informasi dan pesan dalam bentuk bahasa penerima. akan tetapi, dalam menyampaikan berita melalui bahasa penerima, diperlukan beberapa penyesuaian tata bahasa dan perbendaharaan kata.

2. Untuk menghasilkan suatu karya terjemahan dari bahasa sumber dengan membawa makna yang sama pada bahasa penerima.

3. Untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. ( E.Sadtono,1985 : 9).

Penerjemahan merupakan proses pengungkapan makna bahasa sumber ke dalam bahasa penerima. proses ini dilakukan dengan tiga tahap utama: memahami makna nas sumber, mengungkapkan pemahaman tersebut di dalam nas penerima, dan menyusun kembali hasil pengungkapan tersebut agar sesuai dengan karakteristik nas penerima. Pengungkapan pemahaman dalam proses penerjemahan merupakan tahap paling penting. Pada tahap ini penerjemah menggunakan Metode, Prosedur dan Teknik penerjemahan. Metode merupakan cara penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terkandung dalam suatu nas sebagai wacana yang lengkap. Sementara itu, prosedur dipandang sebagai cara penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terdapat dalam suatu kalimat dan unit-unit terjemahan yang lebih kecil (frase, kata) yang merupakan bagian dari wacana itu. Adapun teknik merupakan cara penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terdapat di dalam unsur-unsur sintaktis yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah kalimat (Syihabuddin, 2002:201).

(18)

prosedur penerjemahan yang paling pokok dan inti ialah Prosedur Transposisi, Prosedur Ekuivalensi, dan Prosedur Transfer (Syihabuddin, 2002:203). Dan yang akan penulis bahas dalam penulisan ini adalah Prosedur Transfer.

Newmark (1988:85) dalam Syihabuddin (2002:79) mengemukakan bahwa Transposisi merupakan prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan perubahan aspek gramatikal dari bahasa sumber ( BS ) ke bahasa penerima ( BP).

Catford (1965:94) dalam Syihabuddin (2002:108) memandang Ekuivalensi sebagai ciri situsional yang relevan antara bahasa sumber dan bahasa penerima. Ciri situsional ini dipandang oleh Mouaket (1988:162) sebagai nilai-nilai komunikatif antara bahasa sumber dan bahasa penerima.

Prosedur Transfer dipahami sebagai prosedur pengalihan suatu unit linguistik dari bahasa sumber (BS) ke dalam bahasa penerima (BP) dengan menyalin huruf demi huruf atau melakukan transliterasi (Syihabuddin,2002 : 70). Newmark (1988:81) Mendefenisikan istilah Prosedur Transfer sebagai proses pengalihan sebuah kata dari bahasa sumber ke bahasa penerima.

Contoh prosedur Transfer :



















/Qul āmannā bi l-lāhi wa mā unzila 'alainā wa mā unzila 'ala ibrāhīma wa isma’īla wa ishāqa wa ya'qūba…/ Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada

…..

Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya'qub

(19)

salah seorang nabi Allah swt yang bernama lengkap Ibrahim bin azar alias Tarih bin Nahur bin Syarukh bin Raghu bin Falikh bin `Amir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh ( As-Suyuti II : 142).

….."

Pada kata /Ismā’īla/ ditransfer menjadi Isma’l di dalam BP. Transfer ini memperlihatkan beberapa gejala pennyesuaian berupa penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /m/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan vokal panjang [i:] pada huruf /ain/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, penulisan huruf /ain/ di dalam bahasa penerima menjadi <’a> sesuai dengan pedoman transliterasi, dan penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke BP dengan huruf kapital, serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf /l/ di akhir kata. Isma’il merupakan nama salah seorang nabi Allah swt. Dia adalah putra tertua Ibrahim, yang bersaudara dengan Ishak (al-Ashfahani II:138).

Sedangkan pada kata /Ishāqa/ ditansfer ke bahasa penerima menjadi Ishaq. Dalam proses ini juga terdapat penyesuaian yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /h/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf kapital, karena ia merupakan nama orang dan pemadanan fonem huruf /q/ ke dalam bahasa Indonesia menjadi /q/ yang sesuai dengan pedoman transliterasi serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf /q/ di akhir kata. Ishaq as adalah salah satu nabi Allah swt yang juga putra Ibrahim as. Dia dilahirkan 14 tahun setelah Ismail as dan hidup selama 180 tahun. Kata Ishaq berasal dari bahasa Ibrani (as-Suyuthi II:138).

Pada kata /ya’qūba/ terdapat juga prosedur transfer menjadi Ya’qub. Dalam hal ini terjadi pemadanan huruf /q/ ke dalam bahasa penerima menjadi /q/ yang sesuaian dengan pedoman transliterasi, serta gejala penghilangan vokal panjang [u:] pada huruf /q/ menjadi vokal pendek [u] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /a/ pada huruf /b/ di akhir kata. Ya’qub as juga merupakan seorang dari ke-25 nabi-nabi Allah swt yang wajib kita ketahui.











...

(20)

Kata /Bakkatu/ merupakan nama klasik untuk Mekah. Mekah dinamai Bakkah, karena Mekah merupakan tempat manusia berdesak-desakan saat tawaf dan Mekah menundukkan kepala orang-orang yang angkuh (Al-Ashfahani:55). Jadi Bakkah merupakan nama geografis yang ditransfer ke bahasa penerima karena tidak ada padanannya.

Al-Qur’an merupakan media interaksi antara Tuhan dengan hamba-Nya (Qardhawi, 1997). Alat yang digunakan dalam berinteraksi adalah tulisan dalam bahasa Arab (dalam hal ini bahasa Arab). Sebagaimana dalam firman-Nya yang terjemahannya “Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Quran dengan bahasa Arab, supaya kamu memahaminya” (QS, Yusuf:2).

Syamil Al-Qur’an adalah Al-Qur`an terjemahan per-kata yang menampilkan arti setiap kata dalam Al-Qur`an dalam bentuk bahasa Indonesia dan arti kata tersebut diletakkan tepat di bawah kata yang berbahasa Arab. Sebagai fungsinya yaitu Al-Qur`an tarbiyah (pendidikan), maka bagi umat Islam yang belum mengenal ataupun mengetahui bahasa Qur`an, Syamil Qur`an akan membimbing dan mempermudah dalam menguasai, memahami kandungan Qur`an. Syamil Qur`an adalah hasil dari buah kerjasama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.

Adapun Surah Al-Baqarah adalah surah ke-2 dari 114 surah yang ada di dalam Kitab suci Al-Qur`an, terdiri dari 286 ayat dan surah ini termasuk jenis surah Madaniyyah, yaitu surah yang diturunkan setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah.

(21)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian penulis sebelumnya, rumusan masalah pada penulisan ini, yaitu;

1. Bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan Surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur'an.

2. Apakah konsisten prosedur transfer yang diterapkan pada terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur`an.

C. Tujuan Penulisan

Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan Surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur`an.

2. Untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur`an menurut prosedur transfer.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pembaca dan peminat bahasa Arab.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan Ilmu Terjemahan, khususnya dalam Ilmu Terjemahan Arab-Indonesia.

3. Diharapkan mampu menjadi motivasi di kalangan mahasiswa Bahasa Arab untuk lebih jauh meneliti hal yang berkaitan dengan terjemahan.

4. Sebagai salah satu tambahan perbendaharaan kepustakaan di bidang Ilmu Terjemahan.

E. Metode Penulisan

(22)

Purwadarminta (1984:649) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai suatu jalan atau cara. Metode menyangkut masalah kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran penulisan.

Metode yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metode Deskriptif yang objek penulisannya diambil melalui perpustakaan (Library Research). Tahap-tahap pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

1. Melihat terjemahan surah Al-Baqarah pada syamil Al-qur`an.

2. Mencari data-data yang berkaitan dengan terjemahan secara prosedur transfer. 3. Mengumpulkan data-data prosedur transfer.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bidang linguistik, penerjemahan biasanya dikelompokkan ke dalam bidang linguistik terapan karena berbagai teori yang telah dirumuskan dalam linguistik teoritis diterapkan pada bidang penerjemahan. Linguistik teoritis berfungsi sebagai pengembang dan pemerkaya teori penerjemahan. Namun, penerjemahan pun dapat pula dikelompokkan ke dalam linguistik interdisipliner, karena di dalam penerjemahan itu dibicarakan berbagai disiplin ilmu yang merupakan amanat dari sebuah nas. Amanat itu sendiri merupakan salah satu unsur pokok yang terlibat dalam proses penerjemahan.

Proses ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja. dan ketika seorang penerjemah mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima hal ini disebut dengan proses penerjemahan. Proses penerjemahan dapat pula diartikan sebagai suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan menjermahkan diperlukan kehati-hatian karena kesalahan dalam satu tahap akan menimbulkan kesalahan dalam tahap lainnya. Apabila hal yang seperti itu terjadi, terjemahan yang dihasilkan akan mengandung kesalahan-kesalahan (M. Rudolf Nababan, 2003:25).

Kadang-kadang seorang penerjemah tidak dapat mengungkapkan makna kata bahasa sumber (BS) di dalam bahasa penerima (BP) karena kata itu tidak memiliki padanan yang tepat di dalam bahasa penerima atau penerjemah beranggapan bahwa kata itu memiliki pengertian yang sangat khas, sehingga jika diungkapkan hilanglah kekhasannya. Tatkala penerjemah menghadapi masalah seperti ini, biasanya penerjemah mengalihkan kata BS ke dalam BP. Cara penerjemahan dengan pengalihan ini dikenal dengan prosedur transfer (Syihabuddin, 2002:129).

(24)

dan pemerintah, nama jalan dan alamat, objek kebudayaan. Hal yang hampir senada diungkapkan juga oleh Syihabuddin (2002:206) bahwa prosedur transfer dikenakan pada kosa kata yang dikategorikan sebagai nama orang, nama geografi, nama kitab suci, nama-nama Alla swt, dan istilah keagamaan yang sulit dipadankan.

Sementara itu, prosedur transfer tidak dijabarkan ke dalam teknik seperti halnya prosedur lainnya, karena prosedur ini merupakan proses pengalihan kata atau frase dengan mengganti huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain dalam hal ini abjad bahasa Arab ke abjad bahasa Indonesia. Prosedur ini diikuti dengan penyesuaian ejaan pada tataran fonologi melalui proses penghilangan, penambahan, pemadanan dan penggantian fonem. Di samping itu penyesuaian juga meliputi tanda baca dan bentuk huruf (Syihabuddin, 2002:206).

Ada juga kosa kata yang dialihhurufkan secara utuh. Cara ini berlaku untuk kosa kata bahasa Arab (BA) yang belum menjadi bahasa Indonesia (BI) seperti kata Muhkamāt dan Bakkah . sedangkan kosa kata BA yang telah masuk ke BI, bahkan telah didokumentasikan di dalam KBBI, kata itu semestinya mengikuti kaidah BI (Syihabuddin, 2002:206).

Prosedur Transfer digunakan untuk kata-kata yang sama sekali tidak dapat dipadankan dengan bahasa penerima, juga untuk menarik perhatian pembaca, dan karena sebuah kata memiliki nuansa khusus di dalam bahasa sumber. Alasan tersebut sejalan dengan pandangan Newmark (1988:81) yang menegaskan bahwa prosedur transfer dipakai untuk memberi warna lokal, menarik perhatian pembaca, menciptakan keintiman antara teks dan pembaca dan karena suatu kata memiliki makna, nuansa dan konteks khusus.

Contoh prosedur transfer sebagai berikut ;

/Alif lām mīm/ Alif lām mīm.

(25)

Kata di atas merupakan rangkaian huruf yang ditempatkan pada permulaan beberapa surah Al-Qur`an. Penempatan rangkaian yang tidak dikenal dalam konvensi masyarakat Arab ini bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang yang tidak memperhatikan AlQur`an dan untuk menunjukkan kemukjizatan Al-Qur`an (ash-Shabuni:31). Kata ini ditransfer ke BP karena tidak diketahui maknanya dan grafemnya itu sendiri menunjukkan mukjizat. Jika diterjemahkan, maka hilanglah unsur kemukjizatannya.

/żālika l-kitābu lā rayba fīhi hudān lilmuttaqīna/ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,







Pada kata /al-kitābu/ ditransfer ke bahasa penerima menjadi Kitab. Cara ini memperlihatkan beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan huruf /al/, penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /t/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf kapital serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf /b/ di akhir kata. Tuhan menamakan Al-Qur`an dengan Al-Kitabu yang di sini berarti yang ditulis dan termasuk salah satu nama Al-Qur`an sehingga nama ini ditransfer ke BP karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada padanannya dalam BP dan termasuk nama kitab suci.

U

U

…….

/Allażīna yu'minūna bi l-gaybi…… / (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib…….

(26)































/ Qul lā ya’lamu man fi s-samāwāti wa l-ari l-gayba illā l-lahu wa mā yasy’urūna ayyāna yub’aūna/“ Katakanlah : Tidak ada satu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara gaib, kecuali Allah”.









/Wa iż qāla rabbuka lilmalā'ikati innī ja’ilun fi l-ari khalīfatan qālū ataj’alu fīhā man yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā'a wa nanu nusabbiu bi amdika wa nuqaddisu laka qāla innī a’lamu mālā ta’lamūna/ Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “ Aku hendak menjadikan khalifah di Bumi." mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”





































(27)

Selanjutnya pada kata /khalīfatun/, mengalami proses tansfer dalam terjemahan sehingga menjadi khalifah. Pada hasil terjemahan ini ditunjukkan adanya gejala penghilangan vokal [i:] pada huruf /l/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, dan pemadanan huruf /t/ ke dalam bahasa penerima menjadi /ah/ hal ini merujuk kepada pedoman transliterasi yang berlaku, serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf /t/ di akhir kata. Khalifah dalam bahasa Indonesia artinya “pengganti nabi Muhammad” dan istilah ini diperuntukkan Allah swt kepada manusia sebagai penghuni Bumi ini.

U

U



……

/Qāla yā ādamu anbi'hum bi asmā'ihim……../ Dia (Allah) berfirman,”Wahai Adam! Beritahukanlah pada mereka nama-nama itu……!”

Pada kata /ādamu/ ditransfer dalam bahasa penerima menjadi Adam. Proses ini menunjukkan beberapa gejala penyesuain pada bahasa penerima, seperti penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /?/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penulisan huruf kapital pada huruf pertama kata yang ditransfert ke dalam bahasa penerima serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf /m/ di akhir kata. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah swt untuk menjadi khalifah di bumi-Nya dan dari Adam ini terlahir manusia melalui perkawinannya dengan Hawa.

(28)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sekilas tentang surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah , /Al-Baqaratu/ "Sapi Betina") adalah surah ke-2 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyyah, yaitu surah yang diturunkan setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah. Sebagian besar ayat dalam surah ini diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina saat peristiwa Haji Wada`. Surah ini merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur’an. Surah ini dinamai Al-Baqarah yang artinya sapi betina karena di dalam surah ini tedapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah swt kepada Bani Israil (terdapat dalam ayat 67-74). Surah ini juga dinamai Fustatul Qur’an (Puncak Al-Qur’an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai juga surat Alif Lam Mim karena surah ini dimulai dengan huruf arab Alif Lam Mim. (www.wikipedia.com.file:///D:/Surah_Al-Baqarah.htm).

3.2 Hakikat Penerjemahan

Manusia yang “hidup” di dunia ini tidak dapat lepas daripada “Dunia Penterjemahan”. Sepanjang hidup 24 jam, manusia selalu saja berada dalam masalah penterjemahan; sama halnya penterjemahan formal maupun penterjemahan informal.

(29)

situasi suatu kelompok masyarakat lalu ia akan terjemahkan hal tersebut ke dalam bentuk karya, baik karya dalam bentuk tertulis maupun lisan. Begitulah kita manusia ini, kita tidak dapat terlepas daripada masalah-masalah penterjemahan terutama penterjemahan yang bersifat informal mulai daripada terjaga dari tidur di pagi hari sampai tidur lagi di malam hari.

Melalui kegiatan penterjemahan, seseorang dapat mengembangkan satu kegiatan keilmuan, sama halnya ilmu terkini maupun ilmu yang sudah lama. Penterjemahan merupakan suatu kesenian yang merangkumi satu usaha menggantikan makna atau pernyataan ide tertulis dari satu bahasa ke bahasa lain (M.Husnan Lubis,2008:2).

Dewasa ini usaha penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin diperlukan. Perlunya usaha penerjemahan dilakukan di dalam kedua bidang itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama; sebagai Negara yang sedang berkembang Indonesia ingin meningkatkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan jalan menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara besar-besaran. Kedua; sebagian besar Ilmu pengetahuan dan teknologi ditulis dalam bahasa asing, baik dalam bahasa Inggris begitu juga dalam bahasa Arab, sedangkan konsumen ilmu pengetahuan dan teknologi itu sebagian besar sulit memperolehnya dari bahasa sumber dengan baik. Ketiga: kemampuan para sarjana/ilmuwan kita untuk menulis karya asli dalam kedua bidang itu terbatas. Hal ini dapat kita lihat betapa sedikitnya buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam bahasa Indonesia. (M,Rudolf Nababan, 1999:1).

Meskipun praktik penerjemahan dengan pengertian tertentu telah dilakukan orang sejak lama, bidang ilmu ini masih dianggap baru. Karena itu, dipandang perlu untuk menjelaskan cakupan ilmu terjemah dan hal-hal yang terkait dengannya.

(30)

Wills, (1982:27) mengatakan bahwa penterjemahan bukan saja penterjemahan semata-mata, akan tetapi ia juga satu pemindahan, transformasi, peniruan, penerangan secara bebas, pengalihan semula dan penciptaan kembali.

Vives, (1531) menyatakan bahwa penerjemahan ialah merupakan pemindahan daripada bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dengan cara memelihara maksud asal. Andre Lefereve, (1992) telah menterjemahkan pendapat Vives tentang defenisi penterjemahan sebagai berikut; yaitu, satu versi pemindahan kata-kata dari satu bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dengan satu cara tertentu yang dapat memelihara makna.

Brislin, (1976) memberi defenisi penterjemahan sebagai suatu strategi pemindahan buah fikiran dan ide dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima,baik tertulis maupun lisan.

Suhendra Yusuf (1994:8) menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan dari informasi asal ke informasi sasaran.

Muhammad Ali Al Khuli (1982:291) mengatakan bahwa

/At-tarjamatu : tawīlu naṣṣin au jumlatin au kalimatin fī lugatin ila mā yunāiruha fī lugati ukhra/ Penerjemahan adalah proses perubahan (pengalihan) teks, kalimat, kata dari satu bahasa (bahasa sumber) ke dalam padanannya pada bahasa lain (bahasa penerima).

Widyamartama (1989:11) mengatakan bahwa penerjemahan adalah memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan cara, pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.

(31)

3.3 Prosedur transfer dalam surah Al-Baqarah

Setelah penulis mencari dan menganalisa data yang berkaitan tentang Prosedur Transfer dalam surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an, maka ditemukan sebagai berikut;

    

Pada surah Al-Baqarah ayat pertama, kata

/aliflāmmīm/ ditransfer menjadi alif laam miim secara utuh, tanpa penyesuaian dengan bahasa penerima (BP). Penerjemahan hanya menyebutkan nama-nama huruf yang terputus-putus ini.

Kata di atas merupakan rangkaian huruf yang ditempatkan pada permulaan beberapa surah Al-Qur`an, dan dikenal dengan sebutan kata Al-muqattat yakni huruf-huruf perangkai. Ada 29 huruf di dalam alphabet bahasa Arab (jika hamzah dan alif dipertimbangkan sebagai 2 huruf) dan ada 29 surah di dalam Al-qur`an yang diawali kata Al-muqattat (hanya huruf-huruf saja). Huruf-huruf tersebut kadang tunggak, dan terkadan juga merupakan kombinasi antara dua huruf dan terkadang juga merupakan kombinasi anatara 3,4 dan 5 huruf. Penempatan rangkaian yang tidak dikenal dalam konvensi masyarakat Arab ini bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang yang tidak memperhatikan AlQur`an dan untuk menunjukkan kemukjizatan Al-Qur`an (ash-Shabuni:31). Kata ini ditransfer ke BP karena tidak diketahui maknanya dan grafemnya itu sendiri menunjukkan mukjizat. Jika diterjemahkan, maka hilanglah unsur kemukjizatannya.

U

U







/żālika l-kitābu lā rayba fīhi hudān lilmuttaqīna/ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (ayat ke-2).

(32)

huruf kapital, serta penghilangan huruf /al/, dan juga penghilangan bunyi /u/ pada huruf /b/ di akhir kata. perkataan Kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya ( kitabun) memberikan makna atau pengertian yang umum yaitu sebuah buku yang tidak tertentu. Apabila ditambah dengan alif dan lam di depannya (Al-kitabu) maka maknya akan menunjukkan makna khusus atau makna tertentu. Dalam hubungan ini Allah swt menamakan Al Qur`an dengan Al Kitabu yang di sini berarti “yang ditulis” atau “tulisan yang lengkap” termasuk salah satu nama Al-Qur`an sehingga kata ini ditransfer ke BP karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada padanannya dalam BP dan termasuk nama kitab suci. Dan nama-nama Al-qur`an ini diambil dari ayat-ayat tertentu di dalam Al-qur`an itu sendiri yang memakai istilah khusus dan tertentu yang merujuk kepada Al-qur`an.

U

U







/ Allaīna yu'minūna bi l-gaybi wa yuqīmūna -alāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūna / (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezki yang Kami berikankan kepada mereka. (ayat ke-3).

(33)

Kata /A-alātu/ mengalami proses transfer dalam terjemahannya menjadi Salat, dalam prosesnya terdapat gejala penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /l/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta pemadanan huruf /t/ menjadi /at/ yang sesuai dengan transliterasi yang berlaku. Salat menurut bahasa Arab: Doa. menurut istilah syara' ialah ibadah yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.



....







U

U

/....wa mā unzila min qablika wa bi l-ākhirati hum yūqinūna/ ...dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. (ayat ke-4).

Dalam ayat di atas penulis juga menemukan terjemahan menurut prosedur transfer yaitu pada kata /al-akhiratu/, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /?/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, dan juga pemadanan huruf /t/ menjadi /at/ di dalam BP, dan penghilangan bunyi /u/ pada huruf /t/ di akhir kata. Akhirat dipakai untuk mengistilahkan alam baka yaitu alam kehidupan yang kekal setelah berakhirnya kehidupan di dunia yang bersifat sementara dan akhirat adalah nama lain dari hari kiamat, hari pembalasan, hari penghitungan dan sebagainya, yaitu satu hari atau waktu dimana manusia akan menerima balasan dari amalnya, baik atau buruk dan juga hari terakhir kehidupan di bumi Allah swt yang fana ini. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan berulang-ulang di dalam ayat-ayat Al-qur`an yaitu sebanyak 115 kali. Dan mempercayai adanya hari akhirat merupakan salah satu dari rukun Iman bagi umat Islam.

...

U

U

/...wa lahum ’ażābun ’aīm/ ... dan mereka akan mendapat azab yang berat. (ayat ke-7).

(34)

/ż/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /un/ pada huruf /b/ di akhir kata. Azab merupakan istilah keagamaan yang sebaiknya ditransfer untuk menjaga kerahasiaannya karena azab merupakan rahasia Allah swt, dan azab yang dimaksudkan adalah siksaan bagi mereka yang tidak beriman kepada Allah atau kafir. Dalam perspektif filsafat Islam Azab adalah siksaan yang dihadapi umat manusia atau makhluk Tuhan lainnya, sebagai akibat dari kesalahan yang pernaha dan sedang diperbuat.









U

...

/ wa mina n-nāsi man yaqūlu āmannā bi l-lahi.../ di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah ...(ayat ke-8).

Pada kata /Allāhu/ ditemukan prosedur transfer, seperti penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /l/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, dan juga penghilangan bunyi /i/ pada huruf /h/ di akhir kata. Nama-nama Allah harus ditransfer karena memiliki makna yang khusus dan Allah tidak bisa disamakan atau dipadankan dengan yang lainnya.

















U

...



/ Wa in kuntum fi raybin mimmā nazzalnā ’alā ’abdinā fa'tū bi sūratin min milihi.../ dan jika kamu meragukan (Al Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah yang semisal dengannya... (ayat ke-23).

Pada ayat ini penulis menemukan adanya prosedur transfer yaitu pada kata

(35)

Madinah, kendatipun bukan turun di Makkah, sedangkan Madaniyyah yaitu surah-surah yang turun sesudah Rasulullha Saw hijrah ke Madinah, kendatipun surah tersebut tidak turun di Madinah. Surah-surah yang turun setelah peristiwa hijrah disebut surah Madaniyyah walaupun turun di Makkah atau Arafah.

  

/ Wa iż qāla rabbuka lilmalā'ikati innī ja’ilun fi l-ari khalīfatan…../ Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “ Aku hendak menjadikan khalifah di Bumi…….." (ayat ke-30).

...



Pada kata /al-malāikatu/ ditransfer ke BP menjadi Malaikat. Malaikat adalah satu dari ciptaan Allah yang maha kuasa yang ada di bumi Allah ini dan merupakan hamba Allah yang paling penurut kepada Allah dan merupakan hal yang gaib sehingga mempercayai serta meyakini adanya malaikat merupakan perwujudan keimanan kita kepada Allah Swt. Malaikat artinya kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk pada perintah Allah swt. Berasal dari bahasa Arab

`Malak` yang artinya kekuatan

penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /l/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, dan juga penyesuaian huruf /ta/ menjadi huruf /at/ hal ini sesuai dengan transliterasi yang berlaku pada BP, serta penghilangan bunyi /i/ pada huruf /ta/ di akhir kata.

(36)

/ wa ’allama ādama l-asmā'a kullahā... / dan Dia ajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) semuanya...(ayat ke-31).



...



Pada kata yang bergaris bawah di atas yaitu /ādamu/ ditransfer ke dalam BP menjadi Adam. Proses ini menunjukkan beberapa gejala penyesuaian, seperti penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /?/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, dan penulisan huruf kapital pada huruf pertama kata yang ditransfer ke dalam BP, dan penghilangan bunyi /a/ pada huruf /m/ di akhir kata. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah swt untuk menjadi khalifah di bumi Allah swt. Hal ini dipercayai dan diyakini semua agama samawi.













...

/ Wa iż qulnā lilmalā'ikati s-judū liādama fasajadū illā iblīsa.../ dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis;...(ayat ke-34).

(37)







/ Fatalaqqā ādamu min rabbihi kalimātin fatāba ’alaihi.../ kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya...(ayat ke-37).

...



Pada kata /kalimātin/ penulis menemukan prosedur transfer dalam penerjemahannya dengan penyesuaian vokal panjang [a:] pada huruf /m/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /in/ pada huruf /t/ di akhir kata. Sebagian mufassir menafsirkan makna “kalimat” dalam ayat ini adalah ucapan untuk memohon ampunan kepada Allah swt. U

U U

U











...

/ Yā Banī Isrā'īla z-kurū ni’matiya l-latī an’amtu ’alaikum.../ Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu...(ayat ke-40).

Pada ayat ke-40 penulis menemukan sebuah frase bahasa Arab yaitu





yang diterjemahkan dengan prosedur
(38)

/ Wa āminū bimā anzaltu muaddiqān limā ma’akum walā takūnū awwala kāfirin bihi walā tasytarū biāyātī amanān qalīlān waiyyāya fattaqūna/ Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menjual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada-Ku. (ayat ke-41).

Pada ayat ini penulis menemukan kata yang mengalami prosedur transfer dalam penerjemahannya yaitu kata /kafirun/, prosesnya sebagai berikut ; penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /k/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /in/ pada huruf /r/ di akhir kata. Kafir jamaknya kuffar, secara harfiah artinya orang yang menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Dalam terminologi kultural kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada orang-orang yang mengingkari nikmat (sebagai lawan dari kata Syakir yaitu orang mensyukuri nikmat). Kafir juga dapat didefenisikan sebagai orang yang tidak percaya kepada Allah swt, rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan hari kiamat.







U

U





/ Wa aqīmū -alāta wa ātū z-zakāta warka’ū ma’a r-rāki’īna/ dan laksakanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang yang ruku'. (ayat ke-43).

(39)





















...

/ Wattaqū yaumān lā tajzī nafsun ’an nafsin syay'ān wa lā yuqbalu minha syafā’atun……../ Dan takutlah kamu pada hari, (ketika) tidak seorangpun dapat membela orang lain sedikitpun sedangkan syafaat…….(ayat ke-48).

Kata /Syafā’atun/ ditansfer ke dalam BP menjadi Syafaat. Dengan menunjukkan beberapa penyesuaian yaitu; penyesuaian vokal panjang [a:] pada huruf /f/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, pemadanan huruf /ain/ menjadi /a/, dan penyesuaian huruf /ta/ menjadi /t/ serta penghilangan bunyi /un/ pada huruf /ta/ di akhir kata. Syafaat adalah pertolongan yang diberikan oleh Rasul saw atau orang-orang tertentu untuk meringankan azab seseorang di akhirat, atas izin Allah swt. Syafaat yang dinarasikan dalam ayat ini adalah syafaat yang tidak diterima di sisi Allah yaitu syafaat bagi orang-orang kafir.

U

...



/ Wa iż najjaynākum min āli fir’auna.../ dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun)...(ayat ke-49).

Kata /fir’aunu/ ditransfer ke dalam BP menjadi Fir’aun, dengan mengalihkan huruf /ain/ menjadi /’a/ dan menuliskan huruf pertama kata yang ditansfer dengan huruf kapital di dalam BP karena aturan yang berlaku dalam bahasa penerima, setiap nama orang haruslah huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital, dan juga terdapat penghilangan bunyi /a/ pada huruf /n/ di akhir kata. Fir’aun merupakan nama panggilan atau gelar bagi para raja Mesir pada masa lalu. Menurut sejarah, Fir’aun pada masa nabi Musa as adalah Menephthan (1232-1224 SM) anak Ramses.

(40)











/ Wa iż wā’adnā mūsā arba’īna laylatan umma t-takhażtumu l-’ijla min ba’dihī wa antum

ālimūna/ dan (ingatlah), ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Kemudian kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)-nya, dan kamu (menjadi) orang yang zalim. (ayat ke-51).

Kata /mūsā/ ditransfer ke dalam BP menjadi Musa dengan memperlihatkan penyesuaian sebagai berikut; penyesuaian vokal panjang [u:] pada huruf /m/ dan vokal panjang [a:] pada huruf /s/ menjadi vokal pendek [u] dan [a] di dalam BP.









U

U



/ Wa iż ātaynā mūsā l-kitāba wa l-furqāna la’allakum tahtadūna/ dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa Kitab dan Furqan, agar kamu memperoleh petunjuk. (ayat ke-53).

Kata /Al-furqānu/ merupakan ciri kitab Allah swt, baik Al-Qur’an, Taurat, maupun Injil. Ia dinamai demikian karena membedakan keyakinan yang hak dan yang batil, perkataan yang jujur dan dusta, serta amal saleh dan buruk. Kemudian ciri ini menjadi salah satu nama dari Al-Qur’an, sehingga kata ini ditransfer ke BP karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada padanannya dalam BP dan termasuk nama kitab suci. Adapun prosedur transfernya yaitu; penghilangan huruf /al/, penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /q/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf /n/ di akhir kata.

(41)

/Wa allalnā ’alaikumu l-gamāma wa anzalnā ’alaikum l-manna wa s-salwā.../ dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu "manna" dan "salwa".(ayat ke-57).

Pada ayat ini penulis menemukan dua buah kata yang diterjemahkan secara prosedur transfer yaitu: /Al-manna/ dan /As-salwa/ , kata /Al-manna/ ditransfer ke dalam BP menjadi Manna dengan sedikit penyesuaian yakni penghilangan huruf /al/. Manna ialah sejenis madu. Sedangkan pada kata /As-salwa/ penulis melihat adanya penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /w/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, Salwa ialah sejenis burung puyuh.













U

U







...





/ Inna l-lażīna āmanū wa l-lażīna hādū wa n-naārā wa -ābi'īna man āmana bi l-lahi wa l-yaumu l-akhiri wa ’amila ālihān.../ Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang ṣābi'īn, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah, hari akhir dan melakukan kebajikan...(ayat ke-62).

Kata /A-ābi'īna/ dalam terjemahannya ditransfer/dialihkan secara transliterasi. ṣābi'īn ialah umat sebelum nabi Muhammad saw diutus menjadi rasul yang mengetahui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dalam penerjemahannya terdapat penghilangan bunyi /a/ pada huruf /n/ di akhir kata.

(42)

/ Wa laqad ’alimtumu l-lażīna ’tadaw minkum fi s-sabti.../ dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat...(ayat ke-65).

Pada ayat ke-65, penulis menemukan adanya prosedur transfer yaitu pada kata /As-sabtu/, dengan penambahan huruf /a/ setelah huruf /b/ pada hasil terjemahannya, sehingga menjadi Sabat, dan terdapat juga penghilangan bunyi /i/ pada huruf /t/ di akhir kata. Sabat ialah salah satu kata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan penggunaannya sudah membumi dan bahkan sudah didokumentasikan dalam Kamus Bahasa Indonesia. Hari sabtu adalah hari khusus bagi orang yahudi untuk beribadah.

U

...

U



















/...Wa yauma l-qiyāmati yuraddūna ilā asyaddi l-’ażābi wa mā l-lāhu bi gāfilin ’ammā ta’malūna/ ...dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (ayat ke-85).

Kata /Al-qiyāmatu/ dalam penerjemahannya ditransfer menjadi Kiamat. Dengan menunjukkan proses penghilangan huruf /al/ di dalam BP, pemadanan huruf /q/ ke dalam BP menjadi huruf /k/, penghilangan huruf /y/ pada huruf /y/ di dalam BP, dan penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /y/ menjadi vokal pendek [a] serta pemadanan huruf /ta/ ke dalam BP menjadi /t/. Kiamat merupakan suatu waktu kebangkitan sesudah mati; hari pembalasan, hari akhir, saat-saat atau detik-detik hancur leburnya kehidupan dunia dan seisinya.

(43)











/...wa ātaynā ’īsa bna maryama l-bayyināti wa ayyadnāhu bi rūhi l-qudusi afakullamā jā'akum rasūlu bimā lā tahwā anfusukumu stakbartum fafarīqān każżabtum wa farīqān taqtulūna/... Kami telah berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran serta Kami perkuat dia dengan Ruhil Qudus (Jibril). Mengapa setiap rasul yang datang kepadamu (membawa) sesuatu (pelajaran) yang tidak kamu inginkan, kamu menyombongkan diri, lalu sebagian kamu mendustakan sebagian kamu bunuh? (ayat ke-87).

Pada ayat ke-87 penulis menemukan empat buah terjemahan menurut prosedur transfer yaitu; /’īsa/, /maryamu/, /rūhu l-qudusi/, / rasūlun/. Pada kata /’īsa/ penulis menemukan adanya penghilangan vokal panjang [i:] pada huruf /ain/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, dan penulisan huruf ‘I’ sebagai huruf pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf kapital, karena Isa dikelompokkan nama orang. Dan pada kata / maryamu/ ditransfer/dialih hurufkan secara keseluruhan, namun terdapat penghilangan bunyi /a/ pada huruf /m/ di akhir kata. Maryam merupakan ibunda Isa as yang juga adalah putri Imran as. Sedangkan frase /rūhu l-qudusi/ dalam penerjemahannya juga ditransfer dengan penyesuaian vokal panjang [u:] pada huruf /r/ menjadi vokal pendek [u] di dalam BP, dan pemadanan huruf /q/ ke dalam BP menjadi /q/, serta penghilangan bunyi /i/ pada huruf /s/ di akhir kata. Menurut jumhur mufassir, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril. yang terakhir adalah kata /rasūlun/, yang diterjemahkan lewat prosedur transfer dengan penghilangan vokal panjang [u:] pada huruf /s/ menjadi vokal pendek [u] di dalam BP dan penghilangan bunyi /u/ pada huruf /l/ di akhir kata.

...

U





/ ...fa la’natu l-lahi ’ala l-kāfirīna/ Maka laknat Allah-lah bagi orang-orang yang ingkar.

(44)

/t/. kata ini merupakan kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan telah mengumum penggunaannya sehingga dalam penerjemahannya mengikutui BP.

/ Qul man kāna ’aduwwān lijibrīla fainnahū nazzalahū ’alā qalbika bi'iżni l-lahi muaddiqān limā bayna yadayhi wa hudan wa yusyrā lilmu'minīna/ Katakanlah (Muhammad) "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman. (ayat ke-97).





























Pada kata /jibrīlun/ ditransfer ke dalam BP menjadi Jibril. Dengan penghilangan vokal panjang [i:] pada huruf /r/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /a/ pada huruf /l/ di akhir kata. Jibril juga disebut Ruhul Qudus dan Jibril adalah salah satu malaikat Allah swt dan bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada para nabi dan rasul Allah swt. Malaikat jibril juga satu dari tiga malaikat yang namanya disebut di dalam Al-qu`an yaitu pada surah Al-Baqarah ayat 97-98 dan pada surah At-tahrim ayat 4. Di dalam Al-qur`an jibril memilki nama julukan seperti Ruh al amin, Ruh al qudus.







U ... U

(45)

Kata /sulaymānu/ merupakan nama orang atau tepatnya nama seorang nabi Allah swt yang wajib kita imani dan ketahui, oleh karena itu kata ini ditransfer ke dalamBP menjadi Sulaiman. Dengan proses penggantian huruf ‘y’ menjadi ‘i’ dan penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf /m/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf /n/ di akhir kata.







U

U











/ Ya'ayyuha l-lażīna āmanū lā taqūlū rā’inā wa qūlū nurnā wa sma’ū wa lilkāfirīna ’ażābun alīmun/ Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah kamu katakan "Rā'inā", tetapi Katakanlah: "Unurnā", dan dengarkanlah. dan orang-orang kafir akan mendapatkan azab yang pedih.(ayat ke-104).

Kata /rā’ina/ dan kata /unurnā/ keduanya sama-sama ditransfer/dialihkan secara keseluruhan sesuai dengan pedoman transliterasi yang berlaku, hal ini dilakukan karena kedua kata di atas memiliki makna khusus sehingga tidak dapat dipadankan. Rā'inā berarti: “sudilah kiranya kamu memperhatikan kami”.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pertimbangan diatas maka bejana paling cocok digunakan bejana silinder horizontal Berdasarkan pertimbangan diatas maka bejana paling cocok digunakan bejana

Dalam Alquran Allah menegaskan bahwa apa yang tersedia di muka bumi berupa SDA (sumber daya alam) baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak bisa diperbaharui

Allah Bapa, Sumber Kasih Karunia yang telah memanggil kamu dalam Tuhan Yesus Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan

i-lib.ugm.ac.id academia.edu docs-engine.com hakamabbas.blogspot.com maehia.blogspot.com Free Download | Mozilla Firefox® Web Browser www.mozilla.orgDownload Firefox - the

Secara definitif dapat dikatakan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari suatu sistem pemasaran

Nikmati Promo Kartu Kredit BRI Bulan Maret 2021 30 % Diskon Hingga 15 % Diskon Zest Hotel.. • Berlaku untuk walk in atau reservasi melalui : www.redplanethotels.com • Semua

Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar psikomotorik siswa kelas VII pada mata pelajaran Aqidah

Seluruh variabel bebas komunikasi personal, periklanan, publisitas dan hubungan masyarakat, materi pembelajaran, rancangan korporat dan kepuasan pasien memiliki pengaruh