• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KOMUNIKASI EQUALITARIAN SEKRETARIS DEWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA STAF SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KOMUNIKASI EQUALITARIAN SEKRETARIS DEWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA STAF SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KOMUNIKASI EQUALITARIAN SEKRETARIS DEWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA STAF SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh ALI HASAN

Dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi, setiap pemimpin tidak bisa

melepaskan diri dari proses komunikasi organisasi. Pada umumnya tujuan komunikasi di

dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan kinerja para bawahan yang dimulai

dengan menumbuhkan motivasi kerja mereka. Kemampuan berkomunikasi berkaitan dengan

gaya komunikasi yang digunakan. Gaya komunikasi (communication style) adalah

seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi dan digunakan dalam suatu situasi

tertentu.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Berapa besarkah pengaruh gaya komunikasi

equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah?” Tujuan dilaksanakannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang

digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan mengambil sampel yaitu

para Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah yang

berjumlah 55 pegawai. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan

(2)

Hasil penelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya

komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut: (1) Besarnya

nilai motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung

Tengah yang dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan adalah 62,7%.

(2) Besarnya nilai motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Lampung Tengah yang tidak dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian

Sekretaris Dewan adalah 37,3%. (3) Hipotesis penelitian diterima karena pengujian hipotesis

menunjukkan nilai Thitung lebih besar dari nilai T Tabel pada taraf signifikan 5%, dengan

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EQUALITARIAN COMMUNICATION STYLE BY

SECRETARY OF LEGISLATIVE OFFICER TOWARD STAFF’S WORK

MOTIVATION AT LEGISLATIVE COUNCIL IN CENTRE LAMPUNG DISTRICT

By ALI HASAN

Every leader in implementation of leadership at an organization can not disobey organization

communication process. Generally the purpose of communication at organization is to

improve performance the staff, it begin from increasing their motivation. The communication

ability related with communication style, as a set of interpersonal behavior that specialized in

specialist situation.

The formula of this research is: “How the influence of equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer toward staff’s work motivation at Legislative Council in

Centre Lampung District?” The objective of this research is to descript the influence of equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District.

Research type which applied in this research is descriptive, with taking sample that is all

(4)

collecting technique conducted with questionnaire and documentation. Data analysis

technique conducted by Linier Regression formula.

The result of this research based the research objective that to descript the influence of

equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer toward staff’s work

motivation at Legislative Council in Centre Lampung District are: (1)

Equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer that influenced toward

staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District with value equal

to 62,7%. (2) Equalitarian communication style by Secretary of Legislative Officer that not

influenced toward staff’s work motivation at Legislative Council in Centre Lampung District

with value equal to 37,3% (3) The hypothesis of this research is received, with a comparetion

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu proses di mana seorang komunikator

menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan

tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan), dengan

perubahan tersebut akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan.

Proses komunikasi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di

dalamnya adalah komunikasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu

organisasi. Organisasi merupakan gabungan dari berbagai subsistem yang saling

berhubungan, saling tergantung dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan kata lain, semua subsistem dalam satu organisasi harus saling

berinteraksi, bersinergi dan bekerja sama secara integral dalam mencapai tujuan

organisasi. Komunikasi dalam proses interaksi ini memegang peranan yang sangat

vital dan signifikan guna menghubungkan dan membangun kesamaan makna antar

subsistem organisasi. Setiap aktivitas untuk mencapai tujuan sistem yang

dilakukan oleh semua subsistem dalam suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari

(6)

2

Hal di atas sesuai dengan pendapat Pace dan Don F Faules (2002: 31), korelasi

antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang

terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi organisasi merupakan pertunjukan dan penafsiran pesan di antara

unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Organisasi

terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang

satu dengan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan.

Dalam suatu organisasi, seorang pimpinan organisasi memiliki posisi dan peranan

strategis dalam memanajemen dan menjalankan roda organisasi, sehingga setiap

subsistem di dalam organisasi tersebut akan dapat melaksanan fungsi dan

tugasnya masing-masing dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan

komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan, meningkatkan

mutu dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

demikian maka pimpinan organisasi harus memiliki kemampuan dan kapasitas

untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain yang ada di sekitarnya untuk

melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang dikehendakinya.

Kepemimpinan merupakan tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar

mereka memberikan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai seni untuk

mengkoordinasikan dan mengerakan orang-orang setiap golongan guna mencapai

(7)

3

Dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi, setiap pemimpin

tidak bisa melepaskan diri dari proses komunikasi organisasi. Proses komunikasi

dalam suatu organisasi dapat ditinjau dari komponen-komponen komunikasi yang

membangunnya, meliputi: (a) komunikator (communicator), yaitu pemimpin

organisasi sebagai penyampai pesan, (b) pesan (message), yaitu pesan atau

informasi yang disampaikan (c) saluran (channel), yaitu media yang digunakan

untuk penyampaian pesan, (d) komunikan, yaitu para bawahan sebagai penerima

pesan, dan (e) umpan balik (feedback), yaitu proses umpan balik antara

komunikator dan komunikan setelah pesan disampaikan (Effendy, 2000: 12).

Melalui proses komunikasi seseorang dapat mengetahui pikiran dan perasaan

orang lain, sekaligus dapat menyampaikan pikiran dan perasaan pada orang lain

dan mengupayakan perubahan-perubahan pada tingkah laku seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan komunikasi di dalam suatu

organisasi adalah untuk meningkatkan kinerja para bawahan yang dimulai dengan

menumbuhkan motivasi kerja mereka.

Oleh karena itu, dalam upaya menumbuhkan motivasi kerja para bawahan,

Pimpinan organisasi diharapkan memiliki kemampuan untuk melaksanakan

proses komunikasi secara baik dengan para bawahan, sehingga pesan-pesan yang

disampaikan dapat diterima dengan baik dan pada akhirnya para bawahan akan

memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban

(8)

4

Hal di atas sesuai dengan pendapat Soekanto (2002: 136), bahwa motivasi

merupakan proses pemberian motif (penggerak) bekerja para bawahan sedemikian

rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan

organisasi secara efisien. Apabila ditinjau dari kepentingan organisasi, maka

nampak bahwa motivasi dalam hal ini merupakan suatu usaha positif dalam

menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja agar mampu bekerja secara efektif,

efisien dan produktif sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam hal ini pemberian motivasi kepada bawahan dapat dilakukan oleh

pimpinan organisasi.

Kemampuan berkomunikasi secara baik ini berkaitan dengan gaya komunikasi

yang digunakan. Menurut Sendjaja (1999: 142), gaya komunikasi (communication

style) adalah seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi dan digunakan

dalam suatu situasi tertentu. Gaya komunikasi tersebut terdiri dari gaya

komunikasi pengendalian (the controlling style), gaya komunikasi equalitarian

(the equalitarian style) gaya komunikasi terstruktur (the structuring style) gaya

komunikasi dinamis (the dinamic style), gaya komunikasi reliquishing (the

reliquishing style) dan gaya komunikasi withdrawal (the withdrawal style).

Adapun gaya komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya

komunikasi equalitarian (equalitarian style of communication).

Penentuan gaya komunikasi equalitarian didasarkan pada hasil prariset yang

penulis lakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 orang Staf

Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Tengah, untuk mengetahui gaya

(9)

5

perwakilan staf yang berjumlah 30 orang ini dilakukan hanya untuk mengetahui

gaya komunikasi yang digunakan oleh Sekretaris Dewan kepada para staf,

sehingga subjek dalam penelitian ini, yaitu gaya komunikasi organisasi tidak

terlalu luas. Sedangkan pada saat pelaksanaan penelitian/riset yang dilakukan

pada sampel/sasaran penelitian yaitu 55 staf, peneliti akan mengetahui pengaruh

gaya komunikasi equalitarian terhadap motivasi kerja staf.

Berdasarkan jawaban responden pada 36 pertanyaan kuesioner tentang gaya

komunikasi maka diketahui bahwa gaya komunikasi Sekretaris Dewan selama ini

adalah gaya komunikasi equalitarian. Hal ini diketahui dari hasil pengujian

validitas keenam gaya komunikasi, di mana gaya komunikasi equalitarian

memiliki nilai validitas paling tinggi dibandingkan lima gaya komunikasi lain.

Adapun rinciannya nilai validitsnya adalah: gaya komunikasi pengendalian

adalah 0.365; gaya komunikasi equalitarian adalah 0.755, gaya komunikasi

terstruktur adalah 0,570; gaya komunikasi dinamis adalah 0.484; gaya komunikasi

reliquishing adalah 0.404; dan gaya komunikasi withdrawal adalah 0,156.

(Lihat Lampiran 3).

Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah bahwa secara ideal

(harapan), Sekretaris Dewan merupakan perpanjangan tangan atau wakil dari

pemerintah atau lembaga eksekutif yang ditempatkan di Sekretariat DPRD

Kabupaten Lampung Tengah dalam rangka menjalankan rencana kerja yang telah

disusun bersama oleh Pemerintah Daerah dengan DPRD. Dengan demikian maka

(10)

6

Namun demikian dalam praktiknya (kenyataan), Sekretaris Dewan juga harus

mengakomodasi berbagai kepentingan lain, yakni kepentingan anggota dewan

sebagai pribadi, sebagai wakil partai politik maupun sebagai wakil rakyat.

Sehingga dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris Dewan

memiliki tanggung jawab secara tidak langsung kepada DPRD. Dengan demikian

maka terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan mengenai pertanggung

jawaban tugas dan program kerja yang dilaksanakan Sekretaris Dewan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis akan melakukan penelitian

untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan

Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008. Penerapan gaya

komunikasi equalitarian dalam penelitian ini meliputi aktivitas formal dan

nonformal yang dilakukan pada organisasi Sekretariat DPRD.

Adapun alasan penentuan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Lampung Tengah sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat DPRD Lampung Tengah merupakan kantor atau tempat di mana

anggota DPRD melaksanakan berbagai fungsinya sebagai perwakilan rakyat

yang meliputi fungsi penganggaran (budgeting), membuat peraturan daerah

(legislating) dan pengawasan (monitoring). Pada Sekretariat DPRD Lampung

Tengah ini terjadi proses komunikasi organisasi antara Sekretaris Dewan

(11)

7

2. Terdapat instrumen yang mendukung terlaksananya penelitian yaitu para staf

Sekretariat DPRD Lampung Tengah yang berjumlah 123 orang (terdiri dari 34

PNS dan 89 honorer) dan akan dijadikan populasi dan sampel penelitian.

3. Terdapat data dan informasi yang penulis butuhkan di Sekretariat DPRD

Lampung Tengah dalam rangka pelaksanaan penelitian.

4. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan kajian yang sama pada

Sekretariat DPRD Lampung Tengah.

(Sumber: Data Dokumentasi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah. Tahun 2008)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

“Seberapa besarkah pengaruh gaya komunikasi equalitarian yang digunakan

Sekretaris Dewan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya

komunikasi equalitarian yang digunakan Sekretaris Dewan terhadap motivasi

kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung

(12)

8

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan

dalam kajian ilmu komunikasi organisasi khususnya dan khazanah ilmu-ilmu

sosial pada umumnya.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi

dan bahan rujukan untuk penelitian dengan kajian mengenai komunikasi

(13)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi

kerja Staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung

Tengah adalah sebesar 62,7%, sementara itu sisanya yaitu sebesar 37,3%

motivasi kerja para staf tidak dipengaruhi oleh gaya komunikasi equalitarian

Sekretaris Dewan, tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor atau variabel

lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

2. Hipotesis penelitian ini diterima dengan perbandingan Thitung > T Tabel yaitu

7.172 > 2,000. Artinya gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan

berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja Staf Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.

3. Pengaruh gaya komunikasi equalitarian Sekretaris Dewan terhadap motivasi

kerja staf tersebut merupakan pengaruh yang positif, artinya apabila Sekretaris

Dewan menerapkan gaya komunikasi equalitarian secara konsisten dan

berkesinambungan maka motivasi kerja para staf Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah juga akan mengalami

(14)

110

4. Gaya equalitarian yang diterapkan Sekretaris Dewan dalam berkomunikasi

dengan para staf Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Lampung Tengah dilaksanakan dengan konteks situasi informal (pribadi), di

dalam atau di luar kantor dengan membicarakan hal-hal yang berkaitan atau

tidak berkaitan dengan pekerjaan dalam bentuk percakapan atau obrolan

ringan. Selain itu, gaya komunikasi equalitarian diterapkan dalam situasi

formal (umum), yang dilakukan di dalam kantor dan membicarakan hal-hal

yang berkaitan dengan pekerjaan, dalam bentuk pertemuan atau rapat dinas.

6.2 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah

hendaknya dapat mempertahan sikap kepedulian yang tinggi dan kemampuan

membina hubungan yang baik dengan orang lain dalam konteks pribadi

maupun dalam lingkup hubungan kerja, sehingga memudahkan proses

komunikasi dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah

hendaknya dapat mempertahan gaya komunikasi equalitarian dengan bersedia

mendengarkan pendapat orang lain, bekerja sama dengan para staf dan dapat

Referensi

Dokumen terkait

selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pemanfaatan jasa Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

Untuk hasil penelitian terhadap parameter throughput pada komunikasi data end to end dengan menggunakan satu buah client pada topologi point to point di

Deretan konsonan tersebut telah dilafalkan dengan tepat oleh penutur BM. Deretan konsonan [mb] pada tengah kata gambar dihasilkan dengan pita suara tidak bergetar

[r]

Cara lain yang dapat dilakukan untuk produk-produk dengan laju respirasi tinggi, adalah menambahkan bahan pengisi tertentu pada resin polimer, sehingga film akan berisi mikroporous

Begitu juga dengan pelaksanaan penggunaan media sosial Twitter oleh akun @TongkronganSolo dalam kegiatan promosi kuliner di Kota Solo yang mengaplikasikan cara

Dengan adanya pembangunan transmigrasi ini terbukti cukup efektif dalam mengurangi kemiskinan pada masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan cara melakukan

Tetapi oleh Norman Virus Control telah disempurnakan, sehingga bukan hanya memeriksa apakah pada komputer tersebut ada virusnya atau tidak, tetapi ia memeriksa juga virus