• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN (STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN (STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A.. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta. Professional Books.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Moleong, Lexi. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

_______________. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2000. Metode Penelitian Survai. Jakarta.

LP3ES.

(2)

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Sumber Skripsi :

Wicaksana, Adrian. 2009. Skripsi.Peranan Komunikasi Antarpribadi Mantan Narapidana Dengan Lingkungan Masyarakat Dalam Membangun Hubungan Sosial. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sumber Internet :

<http://api.ning.com/files/-eaaRRl31G6n2BfltFwzuEVY3p0v1ClHI97aer29L00_/KOMUNIKASIINTER

PERSONAL.ppt.>

Adi Prakosa.

<http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html>

Aprida Saragih.

<http://apridasaragihpa02.blogspot.com/2010/10/pembentukan-kelompok.html>

Kesenian dan Kebudayaan. <http://bobezani.tripod.com/budaya.htm>

Rangkuman Seni Budaya.

(3)

(4)

i ABSTRAK

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN

(

STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25

BANDAR LAMPUNG)

Oleh

AULIA MUSTIKA

Komunikasi antarpribadi diperlukan dalam proses kegiatan menari oleh penari Saman guna menunjang kekompakan gerak pada tari Saman yang mereka bawakan. Peran komunikasi antarpribadi yaitu adanya pembagian tugas dalam menyampaikan atau pertukaran pesan yang bertujuan untuk menunjang, menambahkan atau bahkan mengisi kekosongan dalam proses penyampaian pesan yang tidak didapatkan pada saat komunikasi kelompok, yang melibatkan komponen-komponen komunikasi sehingga dapat menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Peran komunikasi antarpribadi penari Saman dalam penelitian ini yaitu digunakan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar Lampung di dalam proses kegiatan tari Saman agar dapat membangun kekompakan gerak penari pada saat sedang menari.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka, kemudian data tersebut diolah lalu diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan.

(5)

ii

(6)

iii ABSTRACT

INTERPERSONAL COMMUNICATION ROLE IN ESTABLISHING COHESIVENESS IN MOTION OF SAMAN DANCE (STUDY OF SAMAN

DANCERS IN EXTRACURRICULAR DANCE ART SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)

By

AULIA MUSTIKA

Interpersonal communication is required in the dance process by dancers for

enhancing cohesion the Saman dance motion in which they’re bringing. The role

of interpersonal communication that there is dividing tasks in conveying or exchange of messages that aims to support, add or even fill a void in the process of delivering messages that are not available at the time of the communication group, which involves communication components to produce its intended purpose. The role of interpersonal communication Saman dancers in the research are used by Saman dancers in extracurricular activity of SMP Negeri 25 Bandar Lampung in the process of Saman dance activities to build cohesiveness of the movement for dancers at the time they were dancing.

Based on this, the formulation of the problem in this research is “How is the role of interpersonal communication in building the cohesiveness of the movement of

dancers on the dance saman?” This study aims to determine, describe, and explain

the role of interpersonal communication strategies in building the cohesiveness of the movement of dancers on the Saman dance. Therefore, the type of research used in this research is descriptive research method approach for qualitative research methods. While data collection techniques are obtained through in-depth interviews, observation, documentation and literature, then the data is processed and interpreted and being construed in accordance with a predetermined focus of study.

(7)

iv

(8)

xx DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... v

PERSETUJUAN ... vi

PENGESAHAN ... vii

PERNYATAAN ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

MOTTO ... xi

PERSEMBAHAN ... xii

SANWACANA ... xiii

DAFTAR ISI ... xx

DAFTAR TABEL ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi Antarpribadi ... 7

2.1.1. Tujuan KomunikasiAntarpribadi ... 12

2.1.2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi ... 13

2.1.3. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ... 15

2.1.4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ... 16

2.1.5. Fungsi Komunikasi Antarpribadi ... 17

2.2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kelompok ... 18

(9)

xxi

2.5.1. Jenis-jenis Tari ... 23

2.5.2. Peranan Tari ... 24

2.6. Kekompakan Gerak Tari pada Tari Kelompok ... 26

2.7. Peran Komunikasi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok ... 25

2.8. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok... 26

2.9. Kerangka Pikir ... 27

Bagan Kerangka Pikir... ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ... 32

3.2. Definisi Konsep ... 33

3.3. Fokus Penelitian ... 34

3.4. Penentuan Informan ... 35

3.5. Sumber Data ... 36

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.7. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum SMPN 25 Bandar Lampung ... 40

4.2. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Seni Tari SMPN 25 Bandar Lampung ... 41

4.3. Gambaran Umum Tari Saman ... 43

4.4. Bentuk Komunikasi Antarpribadi yang Digunakan dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 48

4.5. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Penyajian Hasil Penelitian... 51

5.1.1. Identitas Informan ... 51

5.1.2. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 54

5.1.3. Rangkuman Hasil Penelitian Akhir ... 65

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

(10)

xxii BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 75 6.2. Saran ... 79

(11)

xxiii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penguat atau penjelas pesan yang sebelumnya sudah disampaikan

pada saat komunikasi kelompok ... 54

Tabel 2. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat

komunikasi kelompok ... 56

Tabel 3. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan

yang tidak bisa disampaikan pada saat komunikasi kelompok... 58

Tabel 4. Peran komunikasi antarpribadi sebagai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau pengetahuan

baru tentang gerakan tari Saman ... 60

Tabel 5. Peran komunikasi antarpribadi untuk membina dan

meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta pertukaran

pesan yang efektif ... 62

Tabel 6. Peran komunikasi antarpribadi untuk menghindari dan mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak

(12)

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN

(Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)

Oleh

AULIA MUSTIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(13)

PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN

(Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh:

AULIA MUSTIKA

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(14)

“..Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang

yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu ke derajat yang tinggi..”

(Al-Mujadilah:11)

“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup

di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi

dibalas dengan buah”

(Abu Bakar Sibli)

“Ilmu adalah kebahagiaan meski tanpa keluarga, ilmu

adalah kekeyaan meski tanpa harta, ilmu adalah

kekuasaan meski tanpa pasukan”

(Anonim)

“Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena kita tak

dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua

kesalahan tersebut itu sendiri”

(Martin VanBee)

“Awali setiap pekerjaanmu dengan niat, jalani dengan usaha, lalui

dengan kerja keras dan akhiri dengan doa yang ikhlas”

(15)

xii

Persembahan

Alhamdulillahhirobbil’alamin

....

Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT

kupersembahkan karya kecilku ini kepada....

Ayah dan Ibu yang sangat kucintai

“T

erima kasih atas seluruh kasih sayang, rasa cinta, perhatian, pengorbanan,

kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus

kepada anakmu ini…”

Kakek dan Nenekku Tersayang

“Terima kasih untuk seluruh kasih sayang, doa dan nasehat tentang hidup”

Kedua Abangku tersayang

“Terima

kasih atas seluruh doa, pengorbanan dan dukungan

nya”

Suami Sekaligus Ayah untukku dan anak-anakku kelak..

(16)

xii

Persembahan

Alhamdulillahhirobbil’alamin

....

Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT

kupersembahkan karya kecilku ini kepada....

Ayah dan Ibu yang sangat kucintai

“T

erima kasih atas seluruh kasih sayang, rasa cinta, perhatian, pengorbanan,

kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus

kepada anakmu ini…”

Kakek dan Nenekku Tersayang

“Terima kasih untuk seluruh kasih sayang, doa dan nasehat tentang hidup”

Kedua Abangku tersayang

“Terima

kasih atas seluruh doa, pengorbanan dan dukungan

nya”

Suami Sekaligus Ayah untukku dan anak-anakku kelak..

(17)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1989.

Penulis merupakan putri bungsu dari tiga bersaudara, buah

cinta dari pasangan Muslim dengan Zuliani. Penulis

menyelesaikan pendidikan di TK Nurul Mutta’alimin Jakarta

pada tahun 2000, SD Negeri 09 Pagi Jakarta pada tahun 2001,

SMP Negeri 161 Jakarta pada tahun 2004, dan SMA Negeri 90 Jakarta pada tahun

2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui

jalur SPMB.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis sempat aktif dalam beberapa organisasi

kemahasiswaan diantaranya, aktif dalam kepengurusan Korps Muda Badan

Eksekutif Mahasiswa (KMB) periode 2007-2008, lalu diteruskan ke Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung periode 2008-2009 sebagai

anggota Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Penulis juga aktif dalam

kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode

2008-2009 sebagai anggota bidang Fotografi, diteruskan pada periode

kepengurusan 2009-2010 sebagai Sekretaris Bidang (Sekbid) Fotografi. Selain itu,

penulis turut aktif pula dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi ZOOM

(18)

x

(19)

xiii SANWACANA

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam Nabi

Muhammad Saw.

Skripsi dengan judul “Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman (Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas

Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada

semua pihak yang banyak berjasa dalam memberikan dorongan, motivasi, dan

bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis, antara lain:

1. Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

2. Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus

Dosen Pembahas dalam penulisan skripsi ini untuk semua keikhlasannya

dalam memberikan saran dan masukan kepada penulis serta apresiasi

penulis ucapkan atas komitmen bapak dalam membantu tidak hanya

penulis tetapi juga seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi terutama dalam

(20)

xiv

4. Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku Pembimbing Utama penulis dalam

penulisan skripsi ini atas segala kesediaanya mengarahkan serta memberi

saran dan kritikan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Seluruh jajaran dosen Fisip Universitas Lampung terutama Jurusan Ilmu

Komunikasi antara lain; Ibu Ida selaku Pembimbing Akademik (PA), Ibu

Nina, Ibu Wulan, Ibu Andi Windah, Ibu Hestin, Ibu Tina, Ibu Ana, Ibu Fri,

Ibu Nanda, Pak Toni, Pak Teguh, Pak Firman, Pak Riza, Pak Agung, Pak

Ibrahim, dan Pak Andi Corry yang telah memberikan ilmu bermanfaat

selama penulis menimba ilmu di jurusan ini.

6. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung,

khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, antara lain; Mas Yul, Mas Tur, dan

Pak Pitoyo yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi

penulis.

7. Ayah dan Ibuku tercinta atas segala curahan kasih sayang, pengorbanan,

kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah

terputus kepada anakmu ini. Semoga Allah memberikan kemampuan

kepadaku untuk dapat membahagiakan dan membalas semua yang telah

Ibu dan Ayah berikan baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

8. Kakek dan Nenekku tercinta atas segala doa dan dukungan yang tiada

(21)

xv

kasih sayang, nasehat dan bantuannya baik itu dalam bentuk moril ataupun

materil dalam penyelesaian pendidikan sarjana ini.

10.Ahmad Setiyono, S.T. yang selalu memberikan bantuan dalam segala hal

baik doa, semangat, dukungan, rasa cinta dan kasih sayang untuk penulis.

Sayangku yang selalu mampu menjadi pacar, kakak dan teman curhat

yang baik untuk aku, serta selalu memberikan motivasi, perhatian dan

nasehat yang selalu membantu penulis selama masa perkuliahan. Makasi

ya ndud untuk kesabaran, kedewasaan dan kesetiaan yang selalu diberikan

dalam menemani dan mengisi perjalanan hidupku sehingga menjadi lebih

berwarna. Untuk Ibu dan Bapak makasih atas perhatiannya jadi merasa

memiliki tambahan orang tua selama di Lampung, semoga aku bisa jadi

anak yang baik untuk kalian. Mas Pendi, Anto, Fikri, dan Nisa, terima

kasih sudah menjadi keluarga yang baik untukku.

11.Sahabat – sahabat terbaikku Vera, Dita, Tyas, Dhea (Terima kasih untuk

segala rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang telah kalian berikan

kepadaku saat di rumah, jadi ga kesepian deh, hehe..)

12.Sahabat – sahabat terbaikku yang tergabung dalam kelompok Gechan diantaranya Radhia Amini (gechan yang berbadan kecil tapi memiliki

volume suara sangat besar, paling ga bisa diem dan sering berselisih

paham sama bongkeng, banyak makan ya dai biar cepet gemuk, hehe..),

Arini Setya Prihartini (temanku yang terkadang hidupnya sesuai dengan

namanya prihatin, hehe.. makasi ya dul udah setia nemenin kemana-mana

klo lagi ga ada kak ion, aku banyak belajar tentang hidup dan kedewasaan

(22)

xvi

Maha Lestari (yang umurnya paling muda tapi kelakuannya paling tua,

makasi y ne buat semua bantuan di bidang akademik dan tempat curhat

yang baik, i will miss your fingers), Meylin Azizah (temanku yang ga

gemuk cuma sedikit besar dan kalo ngomong memiliki kecepatan yang

luar biasa, senang rasanya punya teman yang pinter masak, rajin shalat,

dan ringan tangan dalam membantu setiap orang, suatu saat akan gw

ungkap siapa sebenernya bang “OD” lo itu..), last but not least Winda

Aprillian (anggota gechan berkulit eksotik yang paling sering diminta jadi

MC dan moderator di 2007, gw banyak belajar tentang kemandirian dari

lo). Bersyukur mempunyai sahabat yang pengertian seperti kalian.

13.Teman-teman berpetualang “Sista” Budi Wicaksana Putra and Family

(makasi ya sista buat semua bantuannya, aul jadi ngerasa punya kakak dan keluarga selama di Lampung), mas Fhata Z’ AF Al’ Ali (jadi ngerasa

punya kakek ehh.. kakak yang baik untuk berbagi cerita, walopun

ujung2nya ga ditanggepin), Ridwan Akmal (teman seperjuangan semasa di

CPR, di SMA, dan kuliah, maapin gw ya men selalu nyusahin hidup lo,

hehe..), Ryan Lebarando (pacarnya dai yang punya banyak konsep brilian

tapi lambat ngejalaninnya, jadi inget waktu berkelana ke Tanah Abang dan

Blok M, ga lagi2 gw keng), Boengky Pramudya Wijaya (teman yang baik

dan semoga bisa jadi atlet yang baik juga)

14.Komunikasi angkatan 2007: d cocoswati diantaranya Ica (yang paling

banyak jawab klo Ujian), Sisi (teman seangkatan yang mirip syahrini),

(23)

xvii

waktu seminar), Mira (pemilik butik calon bu dokter, hehe..), Ajeng (yang

paling seksi di 2007 dan suka emosional, Resti (si-Manohara 2007 yang

klo ngomong kayak lagi akting), Fitri (amira yang lemah lembut tapi

sering nangis, hehe..), Dedew (noni belande yang imut tapi suka ngejajah),

Meirina (anggota fotografi yang paling on time), Gaya (yang bermuka

jutek tapi aslinya baik), Denis (si pencipta makdarit dan bersura lucu),

Werry (yang suka gonta ganti pacar, tapi baik hati juga), Heni

(satu-satunya muli mekhanai di 2007), Ade (yang tomboy tapi sebenernya), Afdi

(teman berpetualang ke Baduy), Dama (kom 07 yang paling dewasa),

Septi Winda Resti (si pecinta gala Boli), Ayu (jilbaber yang sabar dan

murah senyum), Esti (soulmatenya ayu yang paling kecil di kom 07), Sisil

(makasi buat translatenya), Septiana (yang suka lama dalam memikirkan

sesuatu), Fina (si kulit seksi dan kaki panjang), Nissih (yang cocok jadi

model Rabbani sejak memutuskan pake jilbab), Egi (yang suka berprediksi

dan temen curhatan anak kom 07), Andra (mami semok bersuara merdu),

Cristin dan Frista (yang keliatan kembar padahal beda), Indah (yang suka

sendirian), Fita (yang jarang keliatan di kampus). D’cocos udin

diantaranya; Topan (si jari bulat tapi sering menangin karya tulis), Hernadi

(temen seperjuangan PKL yang hidupnya selalu ribet tapi baik hati), Desril

(mas uda bro yang badannya bagus dan selalu bikin seru di setiap

suasana), cak Momon (yang suka mengulang kata, jangan celurit sungguh

gw ya mon, hehe..), abah Agi (temen seperjuangan PKL dan

seperantauan), bang Doni (ayo dong semangat buat skripsinya), Isa (si

(24)

xviii

design), Roles (yang sekarang udah bawa mobil), Adi (si cantik berwajah

mulus welcome to d’cocos, Rudi (si-pemain bola). Terima kasih sudah menerima saya dalam keluarga d’cocos dan semoga persahabatan kita

tidak terputus sampai disini.

15.Penari dan Pelatih Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar

Lampung, diantaranya yaitu Puspa Ika Lestari, Tasha Putri Amanah,

Niken Ayoba NR, mbak Indah dan kak Andi serta seluruh pengajar dan

staf Tata Usaha (TU) SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang telah

memberikan izin, bantuan dan kerjasamanya dalam penulisan skripsi ini.

16. Kakak-kakak Komunikasi 2000-2006: Kak Rino, Kak Ami, Kak Hilal,

Kak Iib, Kak Rala, Kak Tyo, Mbak Farah, Mbak Lian, Mbak Resti, Kak

Nandra, Kak Fajar, Kak Heru, Kak Riki, Mbak Rica, Mbak Ova, Kak Feri,

Kak Hafiz, Kak Obi, Kak Bayu, Kak inal, Kak wahyu ’kiting’, Kak

Krisna, Mbak nisa, Kak Okta, Mbak Eci, Mbak Eca, Mbak Kiki, Mbak

Opunk, Mbak Lisa, Mbak Aini, Mbak Nina, Mbak Gilang, Mbak Fina,

Mbak Tia, Mbak Citra, Mbak Flora, Mbak Yesi, dan maaf bagi yang tidak

disebutkan namanya, terimakasih atas bimbingan dan nasehat yang telah

diberikan.

17.Komunikasi angkatan 2008-2010: dek Nindya Wulano (yang udah di

naturalisasi ke 2007, makasih ya udah jadi adek yang sering nyusahin tapi

selalu ada di saat aku butuh, hehe..), Jesika (makasi ya jes udah bantuin

ngurus beasiswa), Rara, Isti, Elok (semangat ya jadi Kabid Fotografi),

(25)

xix

Jodi, Jesrian, Radit, Marini, Puri, Icha, Verina, Rica, Meilina, Yoan, Yulia,

Cia dan maaf bagi yang belum disebutkan.

18.Seluruh keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi Unila yang belum

tersebutkan namanya ” maaap banget!!”.

19.Teman-teman Kosan dan eks-kosan di Gunung Pesagi : Yeni, Santi, Eri,

Intan, Riris, Marta, Lianti, Mba Lulu, Mba Eva, Mba Maya, Mba Pia, kak

Didit, kak Topik, kak Senior, kak Ervan, Mas Anton, kak lilik, dan maaf

bagi yang belum disebutkan.

20.Seluruh Staf dan Pimpinan TVRI Pusat khususnya divisi News.

21.Teman – teman PKL di TVRI Jakarta (Mas Tommy, mpok Mega, Ulay,

Dona, Widay, Uti, Yoga) terima kasih untu kebersamaannya yang

menyenangkan.

22.Teman-teman UKM Fotografi ZOOM Unila.

23.Teman-teman BEM Unila periode 2008-2009 dan 2009-2010.

24.Teman – teman SD, SMP, dan SMA penulis.

25.Almamater.

26.Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum

tersebutkan sebelumnya.

27.Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat

memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada

umumnya.

Penulis,

(26)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya ;

Nama : Aulia Mustika

NPM : 0716031027

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah :Jl. Ulujami Raya RT 003 RW 01 No. 003 Kel. Pesanggrahan Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

No HP/Tlp Rumah : 08561413865

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman (Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak – pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak – pihak manapun.

Bandar Lampung, 30 Maret 2011 Saya yang menyatakan,

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara

dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace bahwa ”interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”1

. Adapula pendapat pakar lain yang

menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman

dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau diantara sekelompok

kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus2.

Berdasarkan dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan–

pesan antara dua orang atau lebih (diutamakan secara tatap muka) dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus.

Begitu pentingnya komunikasi antarpribadi dalam kehidupan karena setiap

manusia membutuhkan dan senantiasa membuka dan menjalin komunikasi

dengan hubungan sesamanya. Johnson menunjukkan beberapa peranan yang

1

Hafied Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal. 33.

2

(28)

disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan

kebahagiaan hidup manusia yaitu komunikasi antarpribadi membantu

perkembangan intelektual dan sosial, membentuk identitas atau jati diri,

untuk memahami realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, dan

komunikasi antarpribadi membantu pembentukan kesehatan mental3.

Sedangkan menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas

dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication). Komunikasi Diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam

situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam

tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Sedangkan

komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung

antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya

saling berinteraksi satu sama lain4.

Komunikasi antarpribadi dapat dilakukan dalam dua bentuk yakni

komunikasi dalam bentuk verbal ataupun nonverbal. Simbol atau pesan

verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau

lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat

didefinisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami

3

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologis). Yogyakarta : Kanisius. Hal. 9.

4

(29)

suatu komunitas. Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan bahasa secara

fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang

dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan “dimiliki

bersama”, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di

antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara

formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang

dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai

peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya

memberi arti5. Komunikasi yang dilakukan dalam bentuk verbal dapat

mengurangi kesalahpahaman pemaknaan setiap pesan yang diucapkan atau

yang disampaikan.

Sedangkan bentuk komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang

menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan

untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan

tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat

dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling

jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan

sehari-hari. Jalaludin Rakhmat mengelompokkan pesan-pesan nonverbal

menjadi lima bagian yaitu6 :

a. Pesan kinesik adalah pesan nonverbal yang menggunakan gerakan

tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama yaitu pesan

5

Adi Prakosa. <http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html>diakses pada 9 Desember 2010.

6

(30)

fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial menggunakan

air muka untuk menyampaikan makna tertentu, contohnya seperti

mengerutkan dahi yang menandakan bahwa seseorang sedang

memikirkan sesuatu atau sedang mengalami masalah. Pesan gestural

menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan

tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna, contohnya seperti

lirikan mata, kedipan mata atau mengeratkan kedua tangan.

Sedangkan pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota

badan dalam membentuk makna yang dapat disampaikan, misalnya

seperti membungkukan badan atau berdiri tegak.

b. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.

Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban

kita dengan orang lain.

c. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian,

dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering

berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan

persepsinya tentang tubuhnya (body image).

d. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan

dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal

yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan

(31)

e. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit,

yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan

orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat

mengomunikasikan kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa

perhatian.

Penyampaian pesan yang dilakukan dalam bentuk nonverbal memiliki

beberapa fungsi, seperti yang dikemukakan oleh Mark L. Knapp yaitu7 :

a. Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan

secara verbal.

b. Substitusi yakni berfungsi untuk menggantikan lambang-lambang

verbal.

c. Kontradiksi berfungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan

makna yang lain terhadap pesan verbal.

d. Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan

nonverbal.

e. Aksentuasi berfungsi untuk menegaskan pesan verbal atau

menggarisbawahinya.

Dengan adanya kedua bentuk komunikasi yang digunakan dalam

komunikasi antarpribadi tersebut, hal ini sedikit banyaknya dapat

mengurangi kesalahpahaman dalam memberi dan menerima pesan yang

disampaikan. Bila dibandingkan dengan bentuk komunikasi yang lain,

komunikasi antarpribadi dianggap paling berguna dalam mengubah sikap,

7

(32)

kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Sebagai komunikasi yang

paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan

penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi.

Kenyataannya komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih

akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa

seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih sekalipun8.

2.1.1. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Tujuan komunikasi antarpribadi tidak harus dilakukan secara sadar ataupun

dengan suatu maksud, tetapi bisa pula dengan tanpa sadar ataupun tanpa

maksud tertentu. Ada enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap

penting, yaitu9.

a. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain.

b. Mengetahui Dunia Luar.

c. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna.

d. Mengubah Sikap dan Perilaku.

e. Bermain dan Mencari Hiburan.

f. Membantu Orang lain.

8

<http://api.ning.com/files/-eaaRRl31G6n2BfltFwzuEVY3p0v1ClHI97aer29L00_/KOMUNIKASIINTERPERSONAL.ppt. >diakses pada 13 Oktober 2010.

9

(33)

2.1.2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi, sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dari

sangat efektif ke sangat tidak efektif. Dalam hal ini dibutuhkan

pembelajaran tentang karakteristik dari efektifitas komunikasi antarpribadi.

Sehingga akan didapatkan gambaran bagaimana dan faktor yang dapat

membuat komunikasi menjadi efektif10. Karakteristik efektifitas komunikasi

antarpribadi tersebut dilihat dari dua perspektif, yakni11 :

1. Perspektif Humanistik

Pada umumnya sifat-sifat dari perspektif ini akan membantu interaksi

menjadi lebih berarti, jujur dan memuaskan. Beberapa sifat yang

tercakup dalam perspektif humanistik yaitu :

a. Keterbukaan

Keterbukaan adalah kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan

membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke

isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah

keyakinannya, profesional dan sebagainya.

b. Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya

pada peranan atau posisi orang lain. Dalam arti, bahwa seseorang

secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang

dirasakan dan dialami orang lain.

10

H.A.W. Widjaja. Op.Cit., Hal. 127.

11

(34)

c. Perilaku Suportif atau Sifat Mendukung

Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif

bukan evaluatif, spontan bukan strategik dan provisional bukan sangat

yakin.

d. Sikap Positif

Kita mengomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi

dengan sedikitnya dua cara yaitu dengan menyatakan sikap positif dan

secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

e. Kesetaraan

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.

Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak

sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

2. Perspektif Pragmatis

Perspektif ini memusatkan pada perilaku spesifik yang harus digunakan

oleh komunikator untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Model ini

juga menawarkan lima kualitas efektivitas, yakni :

a. Kepercayaan Diri

Komunikator yang efektif selalu merasa nyaman bersama orang lain

(35)

b. Kebersatuaan

Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan

pendengar atau tercipta rasa kebersamaan dan kesatuan. Kebersatuan

menyatukan pembicara dan pendengar.

c. Manajemen Interaksi

Dalam manajemen interaksi yang efektif, tidak seorangpun merasa

diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting. Masing-masing pihak

berkontribusi dalam keseluruhan komunikasi.

d. Daya Ekspresi

Kita mendemonstrasikan daya ekspresi dengan menggunakan variasi

dalam kecepatan, nada, volume dan ritme suara untuk mengisyaratkan

keterlibatan dan perhatian.

e. Orientasi Kepada Orang Lain

Orientasi ini mengacu pada kemampuan kita untuk menyesuaikan diri

dengan lawan bicara selama perjumpaan antarpribadi. Orientasi ini

mencakup pengomunikasian perhatian dan minat terhadap apa yang

dikatakan lawan bicara.

2.1.3. Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi

Biasanya komunikasi antarpribadi diartikan sebagai bentuk komunikasi

(36)

antarpribadi juga dapat dilakukan oleh lebih dari dua orang. Ada ciri-ciri

yang menunjukkan bahwa komunikasi berjalan secara antarpribadi, yaitu12 :

1. Jumlah orang yang terlibat sedikit berkisar dua hingga sepuluh orang.

2. Tingkat kedekatan fisik pada waktu berkomunikasi intim sangat

pribadi.

3. Peran komunikasinya informal.

4. Penyesuaian pesan bersifat khusus yaitu pesan hanya diketahui oleh

komunikator dan komunikan saja.

5. Tujuan dan maksud komunikasi tidak berstruktur tetapi sangat sosial.

Dari ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi antarpribadi

merupakan komunikasi yang cenderung memiliki arus pesan dan konteks

komunikasi secara dua arah. Sehingga menyebabkan tingkat umpan balik

yang terjadi akan semakin tinggi karena umpan balik tersebut bersifat

segera.

2.1.4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi memiliki beberapa karakteristik, yaitu13 :

1. Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

2. Komunikasi antarpribadi adalah proses yang berkesinambungan.

3. Komunikasi antarpribadi mempunyai tujuan tertentu yaitu memberi

dan mendapatkan informasi.

12

Alo Liliweri. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Hal 61.

13

(37)

4. Komunikasi antarpribadimenghasilkan hubungan yang timbal balik

dan saling melengkapi serta saling menerima.

5. Komunikasi antarpribadi merupakan sesuatu yang dipelajari.

6. Komunikasi antarpribadi dapat meramalkan sesuatu.

7. Komunikasi antarpribadi sering dan dapat dimulai dengan melakukan

kesalahan.

2.1.5. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Fungsi komunikasi antarpribadi terbagi menjadi dua, yaitu14 :

1. Fungsi Sosial

Karena dalam proses komunikasi antarpribadi beroperasi dalam konteks

sosial yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain, maka secara

otomatis komunikasi antarpribadi memiliki fungsi sosial. Yang

mengandung aspek :

a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan psikologis

dan biologis.

b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.

c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal

balik.

d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri

sendiri.

e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.

14

(38)

2. Fungsi Pengambilan Keputusan

a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.

b. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.

Intinya komunikasi antarpribadi ialah komunikasi yang cenderung memiliki

arus pesan dan konteks komunikasi secara dua arah. Sehingga menyebabkan

tingkat umpan balik yang terjadi akan semakin tinggi, karena umpan balik

yang terjadi bersifat segera.

2.2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam membangun Kelompok

Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan

orang lain. Sudah kodrat dari setiap manusia sebagai makhluk sosial untuk

hidup berkelompok. Dengan berkelompok maka manusia dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Wekley dan Yulk mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu

kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu

periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka

dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. Sedangkan menurut

Cartwright & Zander kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas

berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk

memuaskan berbagai kebutuhan individu.Artinya, kelompok merupakan

suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu

(39)

ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka

dapatkan melalui cara lainnya.15

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang

sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk

memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya

interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok16.Maka dari itu,

dalam menentukan atau memilih suatu kelompokpun, setiap invidu pasti

akan melibatkan komunikasi antarpribadi di dalamnya. Sebab tanpa adanya

komunikasi antarpribadi maka tidak akan terbentuk interaksi antar sesama

individu.

Kriteria lain yang menyebabkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan

dalam membentuk suatu kelompok menurut Schramm yakni adanya

kesamaan frame of reference (kerangka refensi) yang terkadang disebut juga dengan field of experience (bidang pengalaman). Bila seorang individu merasa memiliki adanya kesamaan dalam bidang pengalaman atau kerangka

referensi seperti kesamaan dalam bidang pendidikan, agama, sosial, hobi,

ekonomi, suku, dan lain sebagainya maka besar kemungkinan untuk

individu lain yang memiliki bidang sama untuk bergabung dan membentuk

suatu kelompok.

15

Aprida Saragih. <http://apridasaragihpa02.blogspot.com/2010/10/pembentukan-kelompok.html> diakses 26 Oktober 2010.

16

(40)

2.3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Kelompok

Setiap hubungan antarpribadi akan selalu melalui proses komunikasi.

Komunikasi dalam kelompok sebagian besar terjadi dalam suatu

komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi di dalam

kelompok yang terjalin dengan baik, akan dapat mengembangkan suatu

iklim kerja atau atmosfir (keadaan) yang baik dalam kelompok yang dapat

membangun kepercayaan, kekompakan dan suportivitas. Melalui

kepercayaan yang terbentuk antar anggota kelompok, maka mereka dapat

saling menyandarkan diri satu sama lain.

Setelah terbentuk kekompakan kelompok, anggota kelompok akan saling

menyukai satu sama lain dan mau berpartisipasi menjadi satu dalam

kelompok dalam menyelesaikan tugas. Kekompakan kelompok

menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat

berupa loyalitas,rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.Dalam

membuat suatu kelompok menjadi kompak mungkin lebih mudah

dibandingkan mempertahankan dan meningkatkan kekompakan yang ada

dalam kelompok.Sehingga dibutuhkan campur tangan komunikasi

(41)

2.4. Ciri Komunikasi Antarpribadi pada Kegiatan Kelompok

Secara kasat mata, dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang jelas

antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Karena

komunikasi antarpribadi dapat juga dilakukan didalam suatu kelompok.

Untuk lebih memahami komunikasi antarpribadi yang terdapat pada

kegiatan kelompok, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri-cirinya.

Beberapa ciri komunikasi antarpribadi menurut Bernlund yang dikutip oleh

Liliweri, yaitu :

a. Bersifat spontan : komunikasi yang dilakukan terjadi secara tiba-tiba.

b. Tidak mempunyai struktur : alur pembicaraanya tidak terarah.

c. Terjadi secara kebetulan : tidak direncanakan sebelumnya.

d. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan : tanpa ada tujuan

pembicaran.

e. Identitas keanggotaan tidak jelas : tidak ada struktur organisasi antara

komunikator dan komunikan.

f. Dapat terjadi hanya sambil lalu : komunikasi yang dilakukan hanya

sekedar saja.

2.5. Tinjauan Tari

Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan budaya. Hal ini

terbentuk karena jumlah pulau yang banyak serta keberagaman latar

belakang masyarakatnya. Karena budaya itu pula juga yang menjadikan

(42)

Seni didefinisikan sebagai karya (sajak, lukisan, musik, dll) yang diciptakan

dengan bakat (kecakapan), hasil daripada sesuatu ciptaan itu sendiri17. Seni

itu sendiri memiliki beragam jenis. Ada seni seni suara, seni gerak atau seni

tari, seni rupa, dan seni yang lainnya.Salah satu seni di Indonesia yang

masih diminati sampai saat ini yaitu seni gerak atau tari.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tari didefinisikan sebagai gerakan

badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya di iringi

bunyi-bunyian (musik, gamelan, dsb.)18. Seorang ahli sejarah tarian dan musik

Jerman bernama C. Sachs telah memberikan definisi seni tari sebagai

gerakan yang berirama. Seni tari adalah pengucapan jiwa manusia melalui

gerak–gerik berirama yang indah19.

Pengertian lain dari tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan

ditempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan

perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik

pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin

disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari,

berjalan atau bersenam. Sebuah tarian baik jenis tradisional atau non

tradisional memiliki banyak unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh

mata (visual). Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan

gerak yang telah mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan

dari aspek tenaga, ruang dan waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain

17

Kesenian dan Kebudayaan.<http://bobezani.tripod.com/budaya.htm> diakses pada 24 Oktober

2010.

18

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Hal. 1144.

19

(43)

yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah komposisi yang

disebut dengan tari.

2.5.1. Jenis- jenis Tari

Jenis-jenis tari antara lain20 :

a. Berdasarkan fungsi :

1. Tari upacara, yaitu keagamaan, keratin, kehidupan manusia.

2. Tari pergaulan.

3. Tari pertunjukkan.

b. Berdasarkan penyajian :

1. Tari tunggal yaitu tari yang di bawakan oleh satu orang.

2. Tari berpasangan yaitu tari yang dibawakan oleh dua orang.

3. Tari masal yaitu tari yang dibawakan oleh banyak orang atau secara

bersama-sama.

4. Drama tari yaitu drama yang dibawakan oleh beberapa orang.

c. Berdasarkan pola garapan antara lain :

1. Tari rakyat yaitu tari yang ada dan berkembang di kalangan pedesaan.

2. Tari klasik yaitu tari yang telah mengalami perkembangan

penggarapan mencapai kristalisasi.

3. Tari kreasi baru yaitu tari dengan penggarapan baru bersumber dari

elemen gerakan tari tradisi.

20

(44)

2.5.2. Peranan Tari

Tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Peranan

tari dalam kehidupan bermasyarakat antara lain yaitu21:

1. Sebagai sarana upacara : untuk memperingati upacara.

2. Sebagai sarana hiburan : untuk menghibur mesyarakat.

3. Sebagai saran penyaluran terapi : sebagai media penyembuhan.

4. Sebagai media pendidikan : berfungsi untuk mendidik.

5. Sebagai media pergaulan : untuk melibatkan beberapa orang.

6. Sebagai media pertunjukkan : menunjukkan kreativitas budaya

setempat.

7. Sebagai media katarsis : pembersih jiwa.

2.6. Kekompakan Gerak Tari pada Tari Kelompok

Tari merupakan sebuah gerakan yang indah dan mengandung banyak

makna, yang dapat dilakukan baik perseorangan ataupun perkelompok. Tari

yang dilakukan secara berkelompok disebut dengan tari kelompok. Tari

kelompok merupakan tari yang dalam penyajiannya dibawakan oleh dua

orang atau lebih (banyak penari) dan materi tari dibebankan untuk semua

penari serta tanggungjawab penari dilakukan bersama. Dalam tari kelompok,

unsur kekompakan sangatlah dibutuhkan sebab dari kekompakan itulah

tarian dapat dibawakan secara baik dan sempurna, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi keindahan suatu tarian yang dibawakan.

21

(45)

Seindah dan sebaik apapun seorang individu membawakan sebuah tarian

dalam tari kelompok, keindahan tari tersebut tidak akan dapat tersalurkan

secara efektif ke orang-orang yang melihatnya bila tidak dibarengi dengan

kekompakan gerak dengan penari yang lain dalam tari kelompok. Maka dari

itu dibutuhkan kekompakan gerak antara penari yang satu dengan yang lain

agar tarian yang dibawakan dalam tari kelompok dapat terlihat menyatu

antara penari yang satu dengan penari yang lain.

Kekompakan suatu kelompok tari merupakan salah satu kunci keberhasilan

dalam menampilkan sebuah tarian. Kekompakan suatu kelompok tari dapat

terlihat dari keseragaman penari dalam bergerak, ketepatan waktu serta

keseragaman dalam membentuk formasi.

2.7. Peran Komunikasi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok

Dalam seni tari, komunikasi berperan untuk menyampaikan pesan serta

informasi yang diperlukan dalam kegiatan menari.Ada dua bentuk

komunikasi yang dapat dilakukan dalam tari kelompok yaitu komunikasi

kelompok dan komunikasi antarpribadi. Komunikasi kelompok yang

dilakukan dalam tari kelompok yakni seperti seorang pelatih tari yang

sedang melatih penari-penari asuhannya. Sedangkan untuk komunikasi

antarpribadi umumnya dilakukan para penari secara spontan. Komunikasi

(46)

pada saat menunggu latihan menari dimulai atau berupa kode-kode yang

diberikan oleh seorang penari dalam kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi dalam membangun

kekompakan gerak penari pada tari kelompok sangatlah besar. Karena

apabila informasi yang diterima para penari sama maka dapat berpengaruh

ke sikap para penari, yang akhirnya dapat menimbulkan persamaan persepsi

dalam benak penari sehingga tercipta keserempakan atau kekompakan gerak

dalam tari berkelompok.

2.8. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok

Dalam seni tari, setiap tari kelompok yang sedang berlatih atau yang sedang

melakukan pementasan pasti melakukan komunikasi kelompok. Tetapi satu

hal yang perlu diingat bahwa komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok

juga memegang peranan yang sama penting dengan komunikasi

kelompok.Komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok dapat dilakukan

pada saat sebelum menari, pada saat sedang menari ataupun setelah menari.

Adapun peran komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok ialah22 :

a. Berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation) b. Menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi

c. Mengurangi ketidakpastian akan sesuatu

d. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain

22

(47)

Dengan berkomunikasi antarpribadi maka hubungan kemanusiaan diantara

penari dalam tari kelompok dapat meningkat, serta dapat membina

hubungan yang baik sehingga menghindari dan mengurangi permasalahan

yang timbul dalam tari kelompok.

2.9. Kerangka Pikir

Berkomunikasi sudah menjadi komoditas utama setiap manusia di dunia.

Dengan komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan lingkungannnya,

baik itu dengan sesama manusia ataupun dengan makhluk lain. Dengan

komunikasi pula manusia dapat memenuhi kebutuhan akan informasi.

Dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat serta diiringi dengan

kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan ilmu komunikasi menjadi

ilmu yang multidisiplin, artinya yaitu komunikasi tidak hanya dipakai dalam

bidang sosial dan politik, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang

yang lain. Salah satunya diterapkan pula dalam bidang seni, dimana dalam

penelitian ini membahas tentang penggunaan komunikasi dalam bidang seni

tari yaitu tari Saman.

Komunikasi memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan

serta untuk membina hubungan sosial, agar tercipta pemahaman yang sama

guna meningkatkan kekompakan gerak diantara para penari di dalam tari

Saman, yang notabenya tari Saman merupakan sebuah tari berkelompok

yang tentunya sangat menuntut tinggi sebuah kekompakan. Aspek

(48)

antara para penari dalam tari Saman berlangsung dari tahap pra pementasan,

proses pementasan, sampai pasca pementasan tari.

Sedangkan hubungan sosial yang dimaksud adalah hubungan kerjasama

antara para penari dalam tari kelompok yang ditandai dengan tukar menukar

pengetahuan, perilaku, perasaan, pikiran serta pengalaman antara penari

yang satu dengan penari yang lain dengan menggunakan metode

komunikasi yang sesuai sehingga para penari Saman dihadapkan pada

situasi serta pertukaran pesan yang dapan menimbulkan hubungan sosial

yang bermanfaat. Oleh sebab itu, komunikasi antarpribadi merupakan suatu

metode paling efektif dalam pertukaran pesan, yakni perilaku yang

menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.

Makna dari komunikasi antarpribadi itu sendiri yaitu untuk menciptakan

kesamaan atau pemahaman yang sama diantara orang-orang yang

berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam proses

komunikasi. Sedangkan tujuan dari proses komunikasi antarpribadi ini ialah

untuk menumbuhkan serta meningkatkan kekompakan gerak para penari

Saman. Komunikasi antarpribadi harus diterapkan dalam proses komunikasi

antar penari Saman, sebab dengan berkomunikasi antarpribadi para penari

dapat saling mengetahui kepribadian satu sama lain, sehingga tercipta saling

pengertian diantara sesama penari yang pada akhirnya akan menghasilkan

suatu gerakan yang sama serta serempak.

Dengan adanya keterikatan yang terkait melalui komunikasi antarpribadi

(49)

gerak mereka, maka setiap penari Saman harus melakukan komunikasi

antarpibadi yang baik dan efektif dengan penari Saman yang lain dalam

kelompok, agar pesan yang disampaikan dapat tersalurkan sehingga

mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkanyaitu terciptanya

keserempakan atau kekompakan gerak dalam tarian.

Supaya komunikasi dapat berjalan secara efektif dan lancar antara para

penari Saman, maka setiap penari haruslah bersikap yang baik dalam

menjalankan perannya masing-masing. Dengan menyampaikan pesan yang

mudah diterima oleh sesama penari saman dalam kelompok tari serta

didukung dengan sikap bersahabat antara para penari, maka komunikasi

antarpribadi dapat dengan mudah dilakukan.

Peningkatan kekompakan gerak penari pada tari Saman dimulai dengan

berinteraksi ke sesama penari yang berguna untuk mencari bantuan dalam

membuat serta menyampaikan pesan dan informasi yang tujuannya yaitu

untuk memberi tahu, mengubah pikiran, perasaan dan tindakan penari lain.

Dengan berkomunikasi antarpribadi dengan sesama penari dalam kelompok

Saman diharapkan dapat menghasilkan suatu akibat atau efek yang sesuai

dengan tujuan dari berkomunikasi antarpribadi tersebut. Berhasil atau tidak

komunikasi antarpribadi dalam menyampaikan pesan kepada para penari

dalam satu kelompok Saman sangat ditentukan dari kemampuan para penari

dalam menyampaikan pesan serta intensitas para penari dalam

(50)

Terdapat sejumlah model atau teori untuk menganalisa hubungan

antarpribadi. Dalam penelitian ini menggunakan model interaksional. Model

interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang

menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator.

Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim dan

kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini

menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.

Model interaksional yaitu memandang setiap hubungan antarpribadi sebagai

suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan

medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling

bergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Semua sistem

mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan

kesatuannya. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil

tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem

harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan).

Selain itu dalam model interaksional manusia dianggap lebih aktif. Menurut

model interaksional para pesertanya adalah orang-orang yang

mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial. Patut

dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima yang memiliki

kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model

interaksional adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan. Agar lebih mudah dalam memahami kerangka pikir ini, maka dapat

(51)

Bagan 1. Kerangka Pikir

Komunikator (penari Saman)

Komunikasi antarpribadi (verbal & nonverbal)

Persepsi (kesamaan makna)

Kekompakan gerak

(52)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia

yang tidak pernah berkomunikasi selama hidupnya. Melalui komunikasi

manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi memegang

peranan penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sebagai

media bertukar pesan. Tanpa adanya komunikasi, maka akan sangat

mungkin timbul kesalahpahaman dalam memberi ataupun menerima pesan

atau informasi.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara

komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau

informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal

saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal. Lasswell

menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa

manusia perlu berkomunikasi. Pertama adalah hasrat manusia untuk

(53)

beradaptasi dengan lingkungannya. Dan ketiga adalah upaya untuk

melakukan transformasi warisan sosialisasi.

Mengingat hakikat hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi

yang sangat sering dilakukan tiap individu sebagai proses untuk

bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya maupun lingkungan

sekitar yaitu komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi itu sendiri

dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara

dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan

umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam

tindakan komunikasi antarpribadi.

Dalam pengaplikasiannya, komunikasi antarpribadi banyak dipakai di segala

aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni, sebab

komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan orang untuk saling

mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Tidak hanya seni dalam

bidang suara dan musik saja, namun dalam seni tari pun juga harus

menggunakan komunikasi antarpribadi agar tercipta keserempakan gerak

antar penari. Tari sebagai bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia

sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa

saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam

kehidupan masyarakat.

Hal itu pula yang juga dibutuhkan dalam tari Saman. Tari daerah yang

(54)

kekompakan yang sangat tinggi antara gerak serta nyanyian. Hal ini

dikarenakan posisi penari yang satu dengan yang lain saling berdempetan

sehingga tidak adanya ruang atau celah antar penari. Selain itu keseragaman

formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dan penilaian dalam

menampilkan tarian ini. Permasalahan timbul, ketika proses menari sedang

dilakukan tidak terdapat koordinasi yang baik antar penari, yang disebabkan

kurangnya pengetahuan para penari karena tidak ada atau kurang

komunikasi antarpribadi para penari dalam satu kelompok, akibatnya tarian

yang ditampilkan tidak serempak sehingga tidak tercipta kesempurnaan dan

keindahan dalam tarian tersebut.

Berawal dari kecintaan peneliti akan seni tari khususnya tari Saman, maka

peneliti tertarik untuk meneliti masalah mengenai peran komunikasi

antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari saman.

Peneliti lebih memilih komunikasi antarpribadi dibanding jenis komunikasi

yang lain dikarenakan kekuatan untuk mempersuasi dan menginformasikan

pesan pada komunikasi antarpribadi lebih besar dibanding komunikasi yang

lain dalam seni tari. Hal ini dapat terlihat dari sikap para penari yang lebih

suka bertanya dan berlatih berdua dengan sesama penari yang dianggap

lebih mahir dalam kelompok tari dibanding dengan pelatih tari. Alasan lain

peneliti mengangkat tari Saman untuk diteliti dikarenakan dewasa ini

banyak remaja Indonesia yang kurang mencintai seni tari tradisional. Hal ini

dapat terlihat dari banyaknya remaja atau siswa yang mempelajar itarian

(55)

remaja Indonesia terhadap budaya sendiri khususnya seni tari, membuat

kekhawatiran penulis terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Selain

sebagai pelestarian budaya daerah, alasan lain peneliti mengangkat tari

Saman dalam penelitian ini yaitu untuk lebih mengenalkan kepada

masyarakat, khususnya masyarakat lampung mengenai tari Saman, karena

cukup banyak masyarakat di Lampung yang belum mengetahui tentang tari

Saman, padahal tari Saman sudah mulai banyak dikenal di beberapa negara

lain, terbukti dari banyaknya video tentang tari Saman di internet yang

ditarikan di luar negeri.

Peneliti memilih penari dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar

Lampung karena ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung

merupakan satu-satunya sekolah menengah tingkat pertama yang

mempelajari tari Saman dan para penari yang notabennya masih berusia

remaja tersebut merupakan generasi penerus dari pelestarian budaya tari

Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh

ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung membuat

keingintahuan penulis tentang apakah ada peran komunikasi didalamnya.

Sehingga peneliti merasa pentingnya peran komunikasi antarpribadi yang

terjalin agar pemahaman antar penari bersifat sama dan memiliki pemaknaan

yang sama pula, sehingga terciptalah suatu gerakan yang indah dan

(56)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

yang akan diteliti yaitu :

“Bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun

kekompakan gerak penari pada tari Saman?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan

menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan

gerak penari pada tari Saman.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi

referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan

peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak

penari pada tari Saman.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai

(57)

penari pada tari Saman sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi dengan kekompakan gerak

penari pada tari Saman. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan tipe

penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu

atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif,

kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat 23

.

Sedangkan metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

23

(59)

berbagai metode alamiah24. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.25

Penelitian deskriptif ini dipakai untuk meneliti objek dengan cara

menuturkan, menafsirkan data yang ada, dan dalam pelaksanaannya melalui

pengumpulan, penyusunan, analisa dan intepretasi data yang diteliti pada

masa sekarang. Tipe penelitian deskriptif kualitatif ini dianggap sangat

relevan untuk digunakan karena menggambarkan keadaan objek yang ada

pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari

penelitian. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual

tentang peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan

gerak penari pada tari Saman.

3.2. Definisi Konsep

Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan

konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi

konseptual sebagai berikut :

1. Peran Komunikasi Antarpribadi

Peran adalah pembagian tugas yang memiliki fungsi serta tujuan tertentu.

Sedangkan komunikasi antarpribadi adalah interaksi antara dua orang

24

Lexi. J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revis

Gambar

Tabel 1. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penguat atau penjelas pesan yang
Tabel 2. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat komunikasi kelompok proses pengembangan tari Saman yang telah saya ajarkan
Tabel 3. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan yang tidak bisa disampaikan pada saat komunikasi kelompok
Tabel 4. Peran komunikasi antarpribadi sebagai tukar menukar perilaku,
+3

Referensi

Dokumen terkait

11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh menyatakan perencanaan pembangunan Aceh/Kabupaten/Kota disusun secara komprehensif sebagai bagian dari sistem perencanaan

Akan tetapi, nilai PETCO 2 tidak dapat menggantikan nilai PaCO 2 pada pasien dengan ventilasi mekanik sehingga nilai PaCO 2 harus tetap digunakan dalam

[r]

berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “ KAJIAN DAN OPTIMASI KONDISI PEMOTONGAN DENGAN SUHU PEMOTONGAN PADA PEMBUBUTAN BAJA AISI

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan

Hasil dari penelitian ini berupa persentase dari persepsi pengguna terhadap pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan, mengetahui faktor-faktor yang paling dominan

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa latihan relaksasi otot progresif bermanfaat untuk meredakan keluhan sakit kepala dan

Pembubutan keras merupakan proses pemesinan yang dilakukan pada benda kerja dengan nilai kekerasan lebih dari 45 HRC.. Pembubutan keras ini biasanya dilakukan dengan