Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Devito, Joseph A.. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta. Professional Books.
Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung. Citra Aditya Bakti.
Moleong, Lexi. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
_______________. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2000. Metode Penelitian Survai. Jakarta.
LP3ES.
Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Sumber Skripsi :
Wicaksana, Adrian. 2009. Skripsi.Peranan Komunikasi Antarpribadi Mantan Narapidana Dengan Lingkungan Masyarakat Dalam Membangun Hubungan Sosial. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Sumber Internet :
<http://api.ning.com/files/-eaaRRl31G6n2BfltFwzuEVY3p0v1ClHI97aer29L00_/KOMUNIKASIINTER
PERSONAL.ppt.>
Adi Prakosa.
<http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html>
Aprida Saragih.
<http://apridasaragihpa02.blogspot.com/2010/10/pembentukan-kelompok.html>
Kesenian dan Kebudayaan. <http://bobezani.tripod.com/budaya.htm>
Rangkuman Seni Budaya.
i ABSTRAK
PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN
(
STUDI PADA PENARI SAMAN DALAM EKSTRAKURIKULER SENI TARI SMPN 25BANDAR LAMPUNG)
Oleh
AULIA MUSTIKA
Komunikasi antarpribadi diperlukan dalam proses kegiatan menari oleh penari Saman guna menunjang kekompakan gerak pada tari Saman yang mereka bawakan. Peran komunikasi antarpribadi yaitu adanya pembagian tugas dalam menyampaikan atau pertukaran pesan yang bertujuan untuk menunjang, menambahkan atau bahkan mengisi kekosongan dalam proses penyampaian pesan yang tidak didapatkan pada saat komunikasi kelompok, yang melibatkan komponen-komponen komunikasi sehingga dapat menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Peran komunikasi antarpribadi penari Saman dalam penelitian ini yaitu digunakan oleh penari Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar Lampung di dalam proses kegiatan tari Saman agar dapat membangun kekompakan gerak penari pada saat sedang menari.
Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka, kemudian data tersebut diolah lalu diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan.
ii
iii ABSTRACT
INTERPERSONAL COMMUNICATION ROLE IN ESTABLISHING COHESIVENESS IN MOTION OF SAMAN DANCE (STUDY OF SAMAN
DANCERS IN EXTRACURRICULAR DANCE ART SMPN 25 BANDAR LAMPUNG)
By
AULIA MUSTIKA
Interpersonal communication is required in the dance process by dancers for
enhancing cohesion the Saman dance motion in which they’re bringing. The role
of interpersonal communication that there is dividing tasks in conveying or exchange of messages that aims to support, add or even fill a void in the process of delivering messages that are not available at the time of the communication group, which involves communication components to produce its intended purpose. The role of interpersonal communication Saman dancers in the research are used by Saman dancers in extracurricular activity of SMP Negeri 25 Bandar Lampung in the process of Saman dance activities to build cohesiveness of the movement for dancers at the time they were dancing.
Based on this, the formulation of the problem in this research is “How is the role of interpersonal communication in building the cohesiveness of the movement of
dancers on the dance saman?” This study aims to determine, describe, and explain
the role of interpersonal communication strategies in building the cohesiveness of the movement of dancers on the Saman dance. Therefore, the type of research used in this research is descriptive research method approach for qualitative research methods. While data collection techniques are obtained through in-depth interviews, observation, documentation and literature, then the data is processed and interpreted and being construed in accordance with a predetermined focus of study.
iv
xx DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... v
PERSETUJUAN ... vi
PENGESAHAN ... vii
PERNYATAAN ... viii
RIWAYAT HIDUP ... ix
MOTTO ... xi
PERSEMBAHAN ... xii
SANWACANA ... xiii
DAFTAR ISI ... xx
DAFTAR TABEL ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Kegunaan Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi Antarpribadi ... 7
2.1.1. Tujuan KomunikasiAntarpribadi ... 12
2.1.2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi ... 13
2.1.3. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ... 15
2.1.4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ... 16
2.1.5. Fungsi Komunikasi Antarpribadi ... 17
2.2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kelompok ... 18
xxi
2.5.1. Jenis-jenis Tari ... 23
2.5.2. Peranan Tari ... 24
2.6. Kekompakan Gerak Tari pada Tari Kelompok ... 26
2.7. Peran Komunikasi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok ... 25
2.8. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok... 26
2.9. Kerangka Pikir ... 27
Bagan Kerangka Pikir... ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ... 32
3.2. Definisi Konsep ... 33
3.3. Fokus Penelitian ... 34
3.4. Penentuan Informan ... 35
3.5. Sumber Data ... 36
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.7. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum SMPN 25 Bandar Lampung ... 40
4.2. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Seni Tari SMPN 25 Bandar Lampung ... 41
4.3. Gambaran Umum Tari Saman ... 43
4.4. Bentuk Komunikasi Antarpribadi yang Digunakan dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 48
4.5. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 49
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Penyajian Hasil Penelitian... 51
5.1.1. Identitas Informan ... 51
5.1.2. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman ... 54
5.1.3. Rangkuman Hasil Penelitian Akhir ... 65
5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
xxii BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ... 75 6.2. Saran ... 79
xxiii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 1. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penguat atau penjelas pesan yang sebelumnya sudah disampaikan
pada saat komunikasi kelompok ... 54
Tabel 2. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan yang sebelumnya tidak disampaikan pada saat
komunikasi kelompok ... 56
Tabel 3. Peran komunikasi antarpribadi sebagai penyampai pesan
yang tidak bisa disampaikan pada saat komunikasi kelompok... 58
Tabel 4. Peran komunikasi antarpribadi sebagai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman atau pengetahuan
baru tentang gerakan tari Saman ... 60
Tabel 5. Peran komunikasi antarpribadi untuk membina dan
meningkatkan hubungan kerjasama agar tercipta pertukaran
pesan yang efektif ... 62
Tabel 6. Peran komunikasi antarpribadi untuk menghindari dan mengatasi konflik-konfik pribadi yang dapat merusak
PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN
(Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)
Oleh
AULIA MUSTIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MEMBANGUN KEKOMPAKAN GERAK PENARI PADA TARI SAMAN
(Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh:
AULIA MUSTIKA
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
“..Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu ke derajat yang tinggi..”
(Al-Mujadilah:11)
“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup
di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi
dibalas dengan buah”
(Abu Bakar Sibli)
“Ilmu adalah kebahagiaan meski tanpa keluarga, ilmu
adalah kekeyaan meski tanpa harta, ilmu adalah
kekuasaan meski tanpa pasukan”
(Anonim)
“Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena kita tak
dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua
kesalahan tersebut itu sendiri”
(Martin VanBee)
“Awali setiap pekerjaanmu dengan niat, jalani dengan usaha, lalui
dengan kerja keras dan akhiri dengan doa yang ikhlas”
xii
Persembahan
Alhamdulillahhirobbil’alamin
....
Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT
kupersembahkan karya kecilku ini kepada....
Ayah dan Ibu yang sangat kucintai
“T
erima kasih atas seluruh kasih sayang, rasa cinta, perhatian, pengorbanan,
kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus
kepada anakmu ini…”
Kakek dan Nenekku Tersayang
“Terima kasih untuk seluruh kasih sayang, doa dan nasehat tentang hidup”
Kedua Abangku tersayang
“Terima
kasih atas seluruh doa, pengorbanan dan dukungan
nya”
Suami Sekaligus Ayah untukku dan anak-anakku kelak..
xii
Persembahan
Alhamdulillahhirobbil’alamin
....
Dengan segala syukur kepada ALLAH SWT
kupersembahkan karya kecilku ini kepada....
Ayah dan Ibu yang sangat kucintai
“T
erima kasih atas seluruh kasih sayang, rasa cinta, perhatian, pengorbanan,
kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah terputus
kepada anakmu ini…”
Kakek dan Nenekku Tersayang
“Terima kasih untuk seluruh kasih sayang, doa dan nasehat tentang hidup”
Kedua Abangku tersayang
“Terima
kasih atas seluruh doa, pengorbanan dan dukungan
nya”
Suami Sekaligus Ayah untukku dan anak-anakku kelak..
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1989.
Penulis merupakan putri bungsu dari tiga bersaudara, buah
cinta dari pasangan Muslim dengan Zuliani. Penulis
menyelesaikan pendidikan di TK Nurul Mutta’alimin Jakarta
pada tahun 2000, SD Negeri 09 Pagi Jakarta pada tahun 2001,
SMP Negeri 161 Jakarta pada tahun 2004, dan SMA Negeri 90 Jakarta pada tahun
2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui
jalur SPMB.
Semasa menjadi mahasiswa, penulis sempat aktif dalam beberapa organisasi
kemahasiswaan diantaranya, aktif dalam kepengurusan Korps Muda Badan
Eksekutif Mahasiswa (KMB) periode 2007-2008, lalu diteruskan ke Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung periode 2008-2009 sebagai
anggota Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Penulis juga aktif dalam
kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode
2008-2009 sebagai anggota bidang Fotografi, diteruskan pada periode
kepengurusan 2009-2010 sebagai Sekretaris Bidang (Sekbid) Fotografi. Selain itu,
penulis turut aktif pula dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi ZOOM
x
xiii SANWACANA
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam Nabi
Muhammad Saw.
Skripsi dengan judul “Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman (Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas
Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang banyak berjasa dalam memberikan dorongan, motivasi, dan
bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis, antara lain:
1. Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2. Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus
Dosen Pembahas dalam penulisan skripsi ini untuk semua keikhlasannya
dalam memberikan saran dan masukan kepada penulis serta apresiasi
penulis ucapkan atas komitmen bapak dalam membantu tidak hanya
penulis tetapi juga seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi terutama dalam
xiv
4. Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku Pembimbing Utama penulis dalam
penulisan skripsi ini atas segala kesediaanya mengarahkan serta memberi
saran dan kritikan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Seluruh jajaran dosen Fisip Universitas Lampung terutama Jurusan Ilmu
Komunikasi antara lain; Ibu Ida selaku Pembimbing Akademik (PA), Ibu
Nina, Ibu Wulan, Ibu Andi Windah, Ibu Hestin, Ibu Tina, Ibu Ana, Ibu Fri,
Ibu Nanda, Pak Toni, Pak Teguh, Pak Firman, Pak Riza, Pak Agung, Pak
Ibrahim, dan Pak Andi Corry yang telah memberikan ilmu bermanfaat
selama penulis menimba ilmu di jurusan ini.
6. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung,
khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, antara lain; Mas Yul, Mas Tur, dan
Pak Pitoyo yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi
penulis.
7. Ayah dan Ibuku tercinta atas segala curahan kasih sayang, pengorbanan,
kesabaran, nasehat, dan doa yang begitu tulus ikhlas dan tak pernah
terputus kepada anakmu ini. Semoga Allah memberikan kemampuan
kepadaku untuk dapat membahagiakan dan membalas semua yang telah
Ibu dan Ayah berikan baik di dunia maupun di akhirat. Amin.
8. Kakek dan Nenekku tercinta atas segala doa dan dukungan yang tiada
xv
kasih sayang, nasehat dan bantuannya baik itu dalam bentuk moril ataupun
materil dalam penyelesaian pendidikan sarjana ini.
10.Ahmad Setiyono, S.T. yang selalu memberikan bantuan dalam segala hal
baik doa, semangat, dukungan, rasa cinta dan kasih sayang untuk penulis.
Sayangku yang selalu mampu menjadi pacar, kakak dan teman curhat
yang baik untuk aku, serta selalu memberikan motivasi, perhatian dan
nasehat yang selalu membantu penulis selama masa perkuliahan. Makasi
ya ndud untuk kesabaran, kedewasaan dan kesetiaan yang selalu diberikan
dalam menemani dan mengisi perjalanan hidupku sehingga menjadi lebih
berwarna. Untuk Ibu dan Bapak makasih atas perhatiannya jadi merasa
memiliki tambahan orang tua selama di Lampung, semoga aku bisa jadi
anak yang baik untuk kalian. Mas Pendi, Anto, Fikri, dan Nisa, terima
kasih sudah menjadi keluarga yang baik untukku.
11.Sahabat – sahabat terbaikku Vera, Dita, Tyas, Dhea (Terima kasih untuk
segala rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang telah kalian berikan
kepadaku saat di rumah, jadi ga kesepian deh, hehe..)
12.Sahabat – sahabat terbaikku yang tergabung dalam kelompok Gechan diantaranya Radhia Amini (gechan yang berbadan kecil tapi memiliki
volume suara sangat besar, paling ga bisa diem dan sering berselisih
paham sama bongkeng, banyak makan ya dai biar cepet gemuk, hehe..),
Arini Setya Prihartini (temanku yang terkadang hidupnya sesuai dengan
namanya prihatin, hehe.. makasi ya dul udah setia nemenin kemana-mana
klo lagi ga ada kak ion, aku banyak belajar tentang hidup dan kedewasaan
xvi
Maha Lestari (yang umurnya paling muda tapi kelakuannya paling tua,
makasi y ne buat semua bantuan di bidang akademik dan tempat curhat
yang baik, i will miss your fingers), Meylin Azizah (temanku yang ga
gemuk cuma sedikit besar dan kalo ngomong memiliki kecepatan yang
luar biasa, senang rasanya punya teman yang pinter masak, rajin shalat,
dan ringan tangan dalam membantu setiap orang, suatu saat akan gw
ungkap siapa sebenernya bang “OD” lo itu..), last but not least Winda
Aprillian (anggota gechan berkulit eksotik yang paling sering diminta jadi
MC dan moderator di 2007, gw banyak belajar tentang kemandirian dari
lo). Bersyukur mempunyai sahabat yang pengertian seperti kalian.
13.Teman-teman berpetualang “Sista” Budi Wicaksana Putra and Family
(makasi ya sista buat semua bantuannya, aul jadi ngerasa punya kakak dan keluarga selama di Lampung), mas Fhata Z’ AF Al’ Ali (jadi ngerasa
punya kakek ehh.. kakak yang baik untuk berbagi cerita, walopun
ujung2nya ga ditanggepin), Ridwan Akmal (teman seperjuangan semasa di
CPR, di SMA, dan kuliah, maapin gw ya men selalu nyusahin hidup lo,
hehe..), Ryan Lebarando (pacarnya dai yang punya banyak konsep brilian
tapi lambat ngejalaninnya, jadi inget waktu berkelana ke Tanah Abang dan
Blok M, ga lagi2 gw keng), Boengky Pramudya Wijaya (teman yang baik
dan semoga bisa jadi atlet yang baik juga)
14.Komunikasi angkatan 2007: d cocoswati diantaranya Ica (yang paling
banyak jawab klo Ujian), Sisi (teman seangkatan yang mirip syahrini),
xvii
waktu seminar), Mira (pemilik butik calon bu dokter, hehe..), Ajeng (yang
paling seksi di 2007 dan suka emosional, Resti (si-Manohara 2007 yang
klo ngomong kayak lagi akting), Fitri (amira yang lemah lembut tapi
sering nangis, hehe..), Dedew (noni belande yang imut tapi suka ngejajah),
Meirina (anggota fotografi yang paling on time), Gaya (yang bermuka
jutek tapi aslinya baik), Denis (si pencipta makdarit dan bersura lucu),
Werry (yang suka gonta ganti pacar, tapi baik hati juga), Heni
(satu-satunya muli mekhanai di 2007), Ade (yang tomboy tapi sebenernya), Afdi
(teman berpetualang ke Baduy), Dama (kom 07 yang paling dewasa),
Septi Winda Resti (si pecinta gala Boli), Ayu (jilbaber yang sabar dan
murah senyum), Esti (soulmatenya ayu yang paling kecil di kom 07), Sisil
(makasi buat translatenya), Septiana (yang suka lama dalam memikirkan
sesuatu), Fina (si kulit seksi dan kaki panjang), Nissih (yang cocok jadi
model Rabbani sejak memutuskan pake jilbab), Egi (yang suka berprediksi
dan temen curhatan anak kom 07), Andra (mami semok bersuara merdu),
Cristin dan Frista (yang keliatan kembar padahal beda), Indah (yang suka
sendirian), Fita (yang jarang keliatan di kampus). D’cocos udin
diantaranya; Topan (si jari bulat tapi sering menangin karya tulis), Hernadi
(temen seperjuangan PKL yang hidupnya selalu ribet tapi baik hati), Desril
(mas uda bro yang badannya bagus dan selalu bikin seru di setiap
suasana), cak Momon (yang suka mengulang kata, jangan celurit sungguh
gw ya mon, hehe..), abah Agi (temen seperjuangan PKL dan
seperantauan), bang Doni (ayo dong semangat buat skripsinya), Isa (si
xviii
design), Roles (yang sekarang udah bawa mobil), Adi (si cantik berwajah
mulus welcome to d’cocos, Rudi (si-pemain bola). Terima kasih sudah menerima saya dalam keluarga d’cocos dan semoga persahabatan kita
tidak terputus sampai disini.
15.Penari dan Pelatih Saman dalam ekstrakurikuler SMP Negeri 25 Bandar
Lampung, diantaranya yaitu Puspa Ika Lestari, Tasha Putri Amanah,
Niken Ayoba NR, mbak Indah dan kak Andi serta seluruh pengajar dan
staf Tata Usaha (TU) SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang telah
memberikan izin, bantuan dan kerjasamanya dalam penulisan skripsi ini.
16. Kakak-kakak Komunikasi 2000-2006: Kak Rino, Kak Ami, Kak Hilal,
Kak Iib, Kak Rala, Kak Tyo, Mbak Farah, Mbak Lian, Mbak Resti, Kak
Nandra, Kak Fajar, Kak Heru, Kak Riki, Mbak Rica, Mbak Ova, Kak Feri,
Kak Hafiz, Kak Obi, Kak Bayu, Kak inal, Kak wahyu ’kiting’, Kak
Krisna, Mbak nisa, Kak Okta, Mbak Eci, Mbak Eca, Mbak Kiki, Mbak
Opunk, Mbak Lisa, Mbak Aini, Mbak Nina, Mbak Gilang, Mbak Fina,
Mbak Tia, Mbak Citra, Mbak Flora, Mbak Yesi, dan maaf bagi yang tidak
disebutkan namanya, terimakasih atas bimbingan dan nasehat yang telah
diberikan.
17.Komunikasi angkatan 2008-2010: dek Nindya Wulano (yang udah di
naturalisasi ke 2007, makasih ya udah jadi adek yang sering nyusahin tapi
selalu ada di saat aku butuh, hehe..), Jesika (makasi ya jes udah bantuin
ngurus beasiswa), Rara, Isti, Elok (semangat ya jadi Kabid Fotografi),
xix
Jodi, Jesrian, Radit, Marini, Puri, Icha, Verina, Rica, Meilina, Yoan, Yulia,
Cia dan maaf bagi yang belum disebutkan.
18.Seluruh keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi Unila yang belum
tersebutkan namanya ” maaap banget!!”.
19.Teman-teman Kosan dan eks-kosan di Gunung Pesagi : Yeni, Santi, Eri,
Intan, Riris, Marta, Lianti, Mba Lulu, Mba Eva, Mba Maya, Mba Pia, kak
Didit, kak Topik, kak Senior, kak Ervan, Mas Anton, kak lilik, dan maaf
bagi yang belum disebutkan.
20.Seluruh Staf dan Pimpinan TVRI Pusat khususnya divisi News.
21.Teman – teman PKL di TVRI Jakarta (Mas Tommy, mpok Mega, Ulay,
Dona, Widay, Uti, Yoga) terima kasih untu kebersamaannya yang
menyenangkan.
22.Teman-teman UKM Fotografi ZOOM Unila.
23.Teman-teman BEM Unila periode 2008-2009 dan 2009-2010.
24.Teman – teman SD, SMP, dan SMA penulis.
25.Almamater.
26.Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum
tersebutkan sebelumnya.
27.Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya.
Penulis,
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya ;
Nama : Aulia Mustika
NPM : 0716031027
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Alamat Rumah :Jl. Ulujami Raya RT 003 RW 01 No. 003 Kel. Pesanggrahan Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
No HP/Tlp Rumah : 08561413865
Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Saman (Studi pada Penari Saman dalam Ekstrakurikuler Seni Tari SMP Negeri 25 Bandar Lampung) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.
Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak – pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak – pihak manapun.
Bandar Lampung, 30 Maret 2011 Saya yang menyatakan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara
dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace bahwa ”interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”1
. Adapula pendapat pakar lain yang
menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman
dan penerimaan pesan–pesan antara dua orang atau diantara sekelompok
kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus2.
Berdasarkan dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan–
pesan antara dua orang atau lebih (diutamakan secara tatap muka) dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik sekaligus.
Begitu pentingnya komunikasi antarpribadi dalam kehidupan karena setiap
manusia membutuhkan dan senantiasa membuka dan menjalin komunikasi
dengan hubungan sesamanya. Johnson menunjukkan beberapa peranan yang
1
Hafied Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal. 33.
2
disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan
kebahagiaan hidup manusia yaitu komunikasi antarpribadi membantu
perkembangan intelektual dan sosial, membentuk identitas atau jati diri,
untuk memahami realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran
kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, dan
komunikasi antarpribadi membantu pembentukan kesehatan mental3.
Sedangkan menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas
dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication). Komunikasi Diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam
tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Sedangkan
komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung
antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya
saling berinteraksi satu sama lain4.
Komunikasi antarpribadi dapat dilakukan dalam dua bentuk yakni
komunikasi dalam bentuk verbal ataupun nonverbal. Simbol atau pesan
verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau
lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat
didefinisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
3
Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologis). Yogyakarta : Kanisius. Hal. 9.
4
suatu komunitas. Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan bahasa secara
fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang
dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan “dimiliki
bersama”, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di
antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara
formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang
dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai
peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya
memberi arti5. Komunikasi yang dilakukan dalam bentuk verbal dapat
mengurangi kesalahpahaman pemaknaan setiap pesan yang diucapkan atau
yang disampaikan.
Sedangkan bentuk komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan
untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan
tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat
dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling
jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan
sehari-hari. Jalaludin Rakhmat mengelompokkan pesan-pesan nonverbal
menjadi lima bagian yaitu6 :
a. Pesan kinesik adalah pesan nonverbal yang menggunakan gerakan
tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama yaitu pesan
5
Adi Prakosa. <http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html>diakses pada 9 Desember 2010.
6
fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial menggunakan
air muka untuk menyampaikan makna tertentu, contohnya seperti
mengerutkan dahi yang menandakan bahwa seseorang sedang
memikirkan sesuatu atau sedang mengalami masalah. Pesan gestural
menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan
tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna, contohnya seperti
lirikan mata, kedipan mata atau mengeratkan kedua tangan.
Sedangkan pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota
badan dalam membentuk makna yang dapat disampaikan, misalnya
seperti membungkukan badan atau berdiri tegak.
b. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.
Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban
kita dengan orang lain.
c. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian,
dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering
berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan
persepsinya tentang tubuhnya (body image).
d. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan
dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal
yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan
e. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit,
yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan
orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat
mengomunikasikan kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa
perhatian.
Penyampaian pesan yang dilakukan dalam bentuk nonverbal memiliki
beberapa fungsi, seperti yang dikemukakan oleh Mark L. Knapp yaitu7 :
a. Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan
secara verbal.
b. Substitusi yakni berfungsi untuk menggantikan lambang-lambang
verbal.
c. Kontradiksi berfungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan
makna yang lain terhadap pesan verbal.
d. Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan
nonverbal.
e. Aksentuasi berfungsi untuk menegaskan pesan verbal atau
menggarisbawahinya.
Dengan adanya kedua bentuk komunikasi yang digunakan dalam
komunikasi antarpribadi tersebut, hal ini sedikit banyaknya dapat
mengurangi kesalahpahaman dalam memberi dan menerima pesan yang
disampaikan. Bila dibandingkan dengan bentuk komunikasi yang lain,
komunikasi antarpribadi dianggap paling berguna dalam mengubah sikap,
7
kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Sebagai komunikasi yang
paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan
penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi.
Kenyataannya komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih
akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa
seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih sekalipun8.
2.1.1. Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Tujuan komunikasi antarpribadi tidak harus dilakukan secara sadar ataupun
dengan suatu maksud, tetapi bisa pula dengan tanpa sadar ataupun tanpa
maksud tertentu. Ada enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap
penting, yaitu9.
a. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain.
b. Mengetahui Dunia Luar.
c. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna.
d. Mengubah Sikap dan Perilaku.
e. Bermain dan Mencari Hiburan.
f. Membantu Orang lain.
8
<http://api.ning.com/files/-eaaRRl31G6n2BfltFwzuEVY3p0v1ClHI97aer29L00_/KOMUNIKASIINTERPERSONAL.ppt. >diakses pada 13 Oktober 2010.
9
2.1.2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi, sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dari
sangat efektif ke sangat tidak efektif. Dalam hal ini dibutuhkan
pembelajaran tentang karakteristik dari efektifitas komunikasi antarpribadi.
Sehingga akan didapatkan gambaran bagaimana dan faktor yang dapat
membuat komunikasi menjadi efektif10. Karakteristik efektifitas komunikasi
antarpribadi tersebut dilihat dari dua perspektif, yakni11 :
1. Perspektif Humanistik
Pada umumnya sifat-sifat dari perspektif ini akan membantu interaksi
menjadi lebih berarti, jujur dan memuaskan. Beberapa sifat yang
tercakup dalam perspektif humanistik yaitu :
a. Keterbukaan
Keterbukaan adalah kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan
membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke
isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dan sebagainya.
b. Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya
pada peranan atau posisi orang lain. Dalam arti, bahwa seseorang
secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang
dirasakan dan dialami orang lain.
10
H.A.W. Widjaja. Op.Cit., Hal. 127.
11
c. Perilaku Suportif atau Sifat Mendukung
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif
bukan evaluatif, spontan bukan strategik dan provisional bukan sangat
yakin.
d. Sikap Positif
Kita mengomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi
dengan sedikitnya dua cara yaitu dengan menyatakan sikap positif dan
secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.
e. Kesetaraan
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak
sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
2. Perspektif Pragmatis
Perspektif ini memusatkan pada perilaku spesifik yang harus digunakan
oleh komunikator untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Model ini
juga menawarkan lima kualitas efektivitas, yakni :
a. Kepercayaan Diri
Komunikator yang efektif selalu merasa nyaman bersama orang lain
b. Kebersatuaan
Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara dan
pendengar atau tercipta rasa kebersamaan dan kesatuan. Kebersatuan
menyatukan pembicara dan pendengar.
c. Manajemen Interaksi
Dalam manajemen interaksi yang efektif, tidak seorangpun merasa
diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting. Masing-masing pihak
berkontribusi dalam keseluruhan komunikasi.
d. Daya Ekspresi
Kita mendemonstrasikan daya ekspresi dengan menggunakan variasi
dalam kecepatan, nada, volume dan ritme suara untuk mengisyaratkan
keterlibatan dan perhatian.
e. Orientasi Kepada Orang Lain
Orientasi ini mengacu pada kemampuan kita untuk menyesuaikan diri
dengan lawan bicara selama perjumpaan antarpribadi. Orientasi ini
mencakup pengomunikasian perhatian dan minat terhadap apa yang
dikatakan lawan bicara.
2.1.3. Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
Biasanya komunikasi antarpribadi diartikan sebagai bentuk komunikasi
antarpribadi juga dapat dilakukan oleh lebih dari dua orang. Ada ciri-ciri
yang menunjukkan bahwa komunikasi berjalan secara antarpribadi, yaitu12 :
1. Jumlah orang yang terlibat sedikit berkisar dua hingga sepuluh orang.
2. Tingkat kedekatan fisik pada waktu berkomunikasi intim sangat
pribadi.
3. Peran komunikasinya informal.
4. Penyesuaian pesan bersifat khusus yaitu pesan hanya diketahui oleh
komunikator dan komunikan saja.
5. Tujuan dan maksud komunikasi tidak berstruktur tetapi sangat sosial.
Dari ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi antarpribadi
merupakan komunikasi yang cenderung memiliki arus pesan dan konteks
komunikasi secara dua arah. Sehingga menyebabkan tingkat umpan balik
yang terjadi akan semakin tinggi karena umpan balik tersebut bersifat
segera.
2.1.4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi memiliki beberapa karakteristik, yaitu13 :
1. Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
2. Komunikasi antarpribadi adalah proses yang berkesinambungan.
3. Komunikasi antarpribadi mempunyai tujuan tertentu yaitu memberi
dan mendapatkan informasi.
12
Alo Liliweri. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Hal 61.
13
4. Komunikasi antarpribadimenghasilkan hubungan yang timbal balik
dan saling melengkapi serta saling menerima.
5. Komunikasi antarpribadi merupakan sesuatu yang dipelajari.
6. Komunikasi antarpribadi dapat meramalkan sesuatu.
7. Komunikasi antarpribadi sering dan dapat dimulai dengan melakukan
kesalahan.
2.1.5. Fungsi Komunikasi Antarpribadi
Fungsi komunikasi antarpribadi terbagi menjadi dua, yaitu14 :
1. Fungsi Sosial
Karena dalam proses komunikasi antarpribadi beroperasi dalam konteks
sosial yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain, maka secara
otomatis komunikasi antarpribadi memiliki fungsi sosial. Yang
mengandung aspek :
a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan psikologis
dan biologis.
b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.
c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal
balik.
d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri
sendiri.
e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.
14
2. Fungsi Pengambilan Keputusan
a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.
b. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Intinya komunikasi antarpribadi ialah komunikasi yang cenderung memiliki
arus pesan dan konteks komunikasi secara dua arah. Sehingga menyebabkan
tingkat umpan balik yang terjadi akan semakin tinggi, karena umpan balik
yang terjadi bersifat segera.
2.2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam membangun Kelompok
Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Sudah kodrat dari setiap manusia sebagai makhluk sosial untuk
hidup berkelompok. Dengan berkelompok maka manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Wekley dan Yulk mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu
kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu
periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka
dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. Sedangkan menurut
Cartwright & Zander kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas
berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk
memuaskan berbagai kebutuhan individu.Artinya, kelompok merupakan
suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu
ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka
dapatkan melalui cara lainnya.15
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang
sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk
memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya
interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok16.Maka dari itu,
dalam menentukan atau memilih suatu kelompokpun, setiap invidu pasti
akan melibatkan komunikasi antarpribadi di dalamnya. Sebab tanpa adanya
komunikasi antarpribadi maka tidak akan terbentuk interaksi antar sesama
individu.
Kriteria lain yang menyebabkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan
dalam membentuk suatu kelompok menurut Schramm yakni adanya
kesamaan frame of reference (kerangka refensi) yang terkadang disebut juga dengan field of experience (bidang pengalaman). Bila seorang individu merasa memiliki adanya kesamaan dalam bidang pengalaman atau kerangka
referensi seperti kesamaan dalam bidang pendidikan, agama, sosial, hobi,
ekonomi, suku, dan lain sebagainya maka besar kemungkinan untuk
individu lain yang memiliki bidang sama untuk bergabung dan membentuk
suatu kelompok.
15
Aprida Saragih. <http://apridasaragihpa02.blogspot.com/2010/10/pembentukan-kelompok.html> diakses 26 Oktober 2010.
16
2.3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Kelompok
Setiap hubungan antarpribadi akan selalu melalui proses komunikasi.
Komunikasi dalam kelompok sebagian besar terjadi dalam suatu
komunikasi antarpribadi. Melalui komunikasi antarpribadi di dalam
kelompok yang terjalin dengan baik, akan dapat mengembangkan suatu
iklim kerja atau atmosfir (keadaan) yang baik dalam kelompok yang dapat
membangun kepercayaan, kekompakan dan suportivitas. Melalui
kepercayaan yang terbentuk antar anggota kelompok, maka mereka dapat
saling menyandarkan diri satu sama lain.
Setelah terbentuk kekompakan kelompok, anggota kelompok akan saling
menyukai satu sama lain dan mau berpartisipasi menjadi satu dalam
kelompok dalam menyelesaikan tugas. Kekompakan kelompok
menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat
berupa loyalitas,rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.Dalam
membuat suatu kelompok menjadi kompak mungkin lebih mudah
dibandingkan mempertahankan dan meningkatkan kekompakan yang ada
dalam kelompok.Sehingga dibutuhkan campur tangan komunikasi
2.4. Ciri Komunikasi Antarpribadi pada Kegiatan Kelompok
Secara kasat mata, dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang jelas
antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Karena
komunikasi antarpribadi dapat juga dilakukan didalam suatu kelompok.
Untuk lebih memahami komunikasi antarpribadi yang terdapat pada
kegiatan kelompok, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri-cirinya.
Beberapa ciri komunikasi antarpribadi menurut Bernlund yang dikutip oleh
Liliweri, yaitu :
a. Bersifat spontan : komunikasi yang dilakukan terjadi secara tiba-tiba.
b. Tidak mempunyai struktur : alur pembicaraanya tidak terarah.
c. Terjadi secara kebetulan : tidak direncanakan sebelumnya.
d. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan : tanpa ada tujuan
pembicaran.
e. Identitas keanggotaan tidak jelas : tidak ada struktur organisasi antara
komunikator dan komunikan.
f. Dapat terjadi hanya sambil lalu : komunikasi yang dilakukan hanya
sekedar saja.
2.5. Tinjauan Tari
Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan budaya. Hal ini
terbentuk karena jumlah pulau yang banyak serta keberagaman latar
belakang masyarakatnya. Karena budaya itu pula juga yang menjadikan
Seni didefinisikan sebagai karya (sajak, lukisan, musik, dll) yang diciptakan
dengan bakat (kecakapan), hasil daripada sesuatu ciptaan itu sendiri17. Seni
itu sendiri memiliki beragam jenis. Ada seni seni suara, seni gerak atau seni
tari, seni rupa, dan seni yang lainnya.Salah satu seni di Indonesia yang
masih diminati sampai saat ini yaitu seni gerak atau tari.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tari didefinisikan sebagai gerakan
badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya di iringi
bunyi-bunyian (musik, gamelan, dsb.)18. Seorang ahli sejarah tarian dan musik
Jerman bernama C. Sachs telah memberikan definisi seni tari sebagai
gerakan yang berirama. Seni tari adalah pengucapan jiwa manusia melalui
gerak–gerik berirama yang indah19.
Pengertian lain dari tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan
ditempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan
perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik
pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari,
berjalan atau bersenam. Sebuah tarian baik jenis tradisional atau non
tradisional memiliki banyak unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh
mata (visual). Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan
gerak yang telah mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan
dari aspek tenaga, ruang dan waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain
17
Kesenian dan Kebudayaan.<http://bobezani.tripod.com/budaya.htm> diakses pada 24 Oktober
2010.
18
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Hal. 1144.
19
yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah komposisi yang
disebut dengan tari.
2.5.1. Jenis- jenis Tari
Jenis-jenis tari antara lain20 :
a. Berdasarkan fungsi :
1. Tari upacara, yaitu keagamaan, keratin, kehidupan manusia.
2. Tari pergaulan.
3. Tari pertunjukkan.
b. Berdasarkan penyajian :
1. Tari tunggal yaitu tari yang di bawakan oleh satu orang.
2. Tari berpasangan yaitu tari yang dibawakan oleh dua orang.
3. Tari masal yaitu tari yang dibawakan oleh banyak orang atau secara
bersama-sama.
4. Drama tari yaitu drama yang dibawakan oleh beberapa orang.
c. Berdasarkan pola garapan antara lain :
1. Tari rakyat yaitu tari yang ada dan berkembang di kalangan pedesaan.
2. Tari klasik yaitu tari yang telah mengalami perkembangan
penggarapan mencapai kristalisasi.
3. Tari kreasi baru yaitu tari dengan penggarapan baru bersumber dari
elemen gerakan tari tradisi.
20
2.5.2. Peranan Tari
Tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Peranan
tari dalam kehidupan bermasyarakat antara lain yaitu21:
1. Sebagai sarana upacara : untuk memperingati upacara.
2. Sebagai sarana hiburan : untuk menghibur mesyarakat.
3. Sebagai saran penyaluran terapi : sebagai media penyembuhan.
4. Sebagai media pendidikan : berfungsi untuk mendidik.
5. Sebagai media pergaulan : untuk melibatkan beberapa orang.
6. Sebagai media pertunjukkan : menunjukkan kreativitas budaya
setempat.
7. Sebagai media katarsis : pembersih jiwa.
2.6. Kekompakan Gerak Tari pada Tari Kelompok
Tari merupakan sebuah gerakan yang indah dan mengandung banyak
makna, yang dapat dilakukan baik perseorangan ataupun perkelompok. Tari
yang dilakukan secara berkelompok disebut dengan tari kelompok. Tari
kelompok merupakan tari yang dalam penyajiannya dibawakan oleh dua
orang atau lebih (banyak penari) dan materi tari dibebankan untuk semua
penari serta tanggungjawab penari dilakukan bersama. Dalam tari kelompok,
unsur kekompakan sangatlah dibutuhkan sebab dari kekompakan itulah
tarian dapat dibawakan secara baik dan sempurna, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi keindahan suatu tarian yang dibawakan.
21
Seindah dan sebaik apapun seorang individu membawakan sebuah tarian
dalam tari kelompok, keindahan tari tersebut tidak akan dapat tersalurkan
secara efektif ke orang-orang yang melihatnya bila tidak dibarengi dengan
kekompakan gerak dengan penari yang lain dalam tari kelompok. Maka dari
itu dibutuhkan kekompakan gerak antara penari yang satu dengan yang lain
agar tarian yang dibawakan dalam tari kelompok dapat terlihat menyatu
antara penari yang satu dengan penari yang lain.
Kekompakan suatu kelompok tari merupakan salah satu kunci keberhasilan
dalam menampilkan sebuah tarian. Kekompakan suatu kelompok tari dapat
terlihat dari keseragaman penari dalam bergerak, ketepatan waktu serta
keseragaman dalam membentuk formasi.
2.7. Peran Komunikasi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok
Dalam seni tari, komunikasi berperan untuk menyampaikan pesan serta
informasi yang diperlukan dalam kegiatan menari.Ada dua bentuk
komunikasi yang dapat dilakukan dalam tari kelompok yaitu komunikasi
kelompok dan komunikasi antarpribadi. Komunikasi kelompok yang
dilakukan dalam tari kelompok yakni seperti seorang pelatih tari yang
sedang melatih penari-penari asuhannya. Sedangkan untuk komunikasi
antarpribadi umumnya dilakukan para penari secara spontan. Komunikasi
pada saat menunggu latihan menari dimulai atau berupa kode-kode yang
diberikan oleh seorang penari dalam kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi dalam membangun
kekompakan gerak penari pada tari kelompok sangatlah besar. Karena
apabila informasi yang diterima para penari sama maka dapat berpengaruh
ke sikap para penari, yang akhirnya dapat menimbulkan persamaan persepsi
dalam benak penari sehingga tercipta keserempakan atau kekompakan gerak
dalam tari berkelompok.
2.8. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Membangun Kekompakan Gerak Penari pada Tari Kelompok
Dalam seni tari, setiap tari kelompok yang sedang berlatih atau yang sedang
melakukan pementasan pasti melakukan komunikasi kelompok. Tetapi satu
hal yang perlu diingat bahwa komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok
juga memegang peranan yang sama penting dengan komunikasi
kelompok.Komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok dapat dilakukan
pada saat sebelum menari, pada saat sedang menari ataupun setelah menari.
Adapun peran komunikasi antarpribadi dalam tari kelompok ialah22 :
a. Berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation) b. Menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi
c. Mengurangi ketidakpastian akan sesuatu
d. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain
22
Dengan berkomunikasi antarpribadi maka hubungan kemanusiaan diantara
penari dalam tari kelompok dapat meningkat, serta dapat membina
hubungan yang baik sehingga menghindari dan mengurangi permasalahan
yang timbul dalam tari kelompok.
2.9. Kerangka Pikir
Berkomunikasi sudah menjadi komoditas utama setiap manusia di dunia.
Dengan komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan lingkungannnya,
baik itu dengan sesama manusia ataupun dengan makhluk lain. Dengan
komunikasi pula manusia dapat memenuhi kebutuhan akan informasi.
Dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat serta diiringi dengan
kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan ilmu komunikasi menjadi
ilmu yang multidisiplin, artinya yaitu komunikasi tidak hanya dipakai dalam
bidang sosial dan politik, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang
yang lain. Salah satunya diterapkan pula dalam bidang seni, dimana dalam
penelitian ini membahas tentang penggunaan komunikasi dalam bidang seni
tari yaitu tari Saman.
Komunikasi memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan
serta untuk membina hubungan sosial, agar tercipta pemahaman yang sama
guna meningkatkan kekompakan gerak diantara para penari di dalam tari
Saman, yang notabenya tari Saman merupakan sebuah tari berkelompok
yang tentunya sangat menuntut tinggi sebuah kekompakan. Aspek
antara para penari dalam tari Saman berlangsung dari tahap pra pementasan,
proses pementasan, sampai pasca pementasan tari.
Sedangkan hubungan sosial yang dimaksud adalah hubungan kerjasama
antara para penari dalam tari kelompok yang ditandai dengan tukar menukar
pengetahuan, perilaku, perasaan, pikiran serta pengalaman antara penari
yang satu dengan penari yang lain dengan menggunakan metode
komunikasi yang sesuai sehingga para penari Saman dihadapkan pada
situasi serta pertukaran pesan yang dapan menimbulkan hubungan sosial
yang bermanfaat. Oleh sebab itu, komunikasi antarpribadi merupakan suatu
metode paling efektif dalam pertukaran pesan, yakni perilaku yang
menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Makna dari komunikasi antarpribadi itu sendiri yaitu untuk menciptakan
kesamaan atau pemahaman yang sama diantara orang-orang yang
berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam proses
komunikasi. Sedangkan tujuan dari proses komunikasi antarpribadi ini ialah
untuk menumbuhkan serta meningkatkan kekompakan gerak para penari
Saman. Komunikasi antarpribadi harus diterapkan dalam proses komunikasi
antar penari Saman, sebab dengan berkomunikasi antarpribadi para penari
dapat saling mengetahui kepribadian satu sama lain, sehingga tercipta saling
pengertian diantara sesama penari yang pada akhirnya akan menghasilkan
suatu gerakan yang sama serta serempak.
Dengan adanya keterikatan yang terkait melalui komunikasi antarpribadi
gerak mereka, maka setiap penari Saman harus melakukan komunikasi
antarpibadi yang baik dan efektif dengan penari Saman yang lain dalam
kelompok, agar pesan yang disampaikan dapat tersalurkan sehingga
mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkanyaitu terciptanya
keserempakan atau kekompakan gerak dalam tarian.
Supaya komunikasi dapat berjalan secara efektif dan lancar antara para
penari Saman, maka setiap penari haruslah bersikap yang baik dalam
menjalankan perannya masing-masing. Dengan menyampaikan pesan yang
mudah diterima oleh sesama penari saman dalam kelompok tari serta
didukung dengan sikap bersahabat antara para penari, maka komunikasi
antarpribadi dapat dengan mudah dilakukan.
Peningkatan kekompakan gerak penari pada tari Saman dimulai dengan
berinteraksi ke sesama penari yang berguna untuk mencari bantuan dalam
membuat serta menyampaikan pesan dan informasi yang tujuannya yaitu
untuk memberi tahu, mengubah pikiran, perasaan dan tindakan penari lain.
Dengan berkomunikasi antarpribadi dengan sesama penari dalam kelompok
Saman diharapkan dapat menghasilkan suatu akibat atau efek yang sesuai
dengan tujuan dari berkomunikasi antarpribadi tersebut. Berhasil atau tidak
komunikasi antarpribadi dalam menyampaikan pesan kepada para penari
dalam satu kelompok Saman sangat ditentukan dari kemampuan para penari
dalam menyampaikan pesan serta intensitas para penari dalam
Terdapat sejumlah model atau teori untuk menganalisa hubungan
antarpribadi. Dalam penelitian ini menggunakan model interaksional. Model
interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator.
Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim dan
kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini
menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.
Model interaksional yaitu memandang setiap hubungan antarpribadi sebagai
suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan
medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling
bergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Semua sistem
mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan
kesatuannya. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil
tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem
harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan).
Selain itu dalam model interaksional manusia dianggap lebih aktif. Menurut
model interaksional para pesertanya adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial. Patut
dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima yang memiliki
kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model
interaksional adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan. Agar lebih mudah dalam memahami kerangka pikir ini, maka dapat
Bagan 1. Kerangka Pikir
Komunikator (penari Saman)
Komunikasi antarpribadi (verbal & nonverbal)
Persepsi (kesamaan makna)
Kekompakan gerak
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang
sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia
yang tidak pernah berkomunikasi selama hidupnya. Melalui komunikasi
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi memegang
peranan penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sebagai
media bertukar pesan. Tanpa adanya komunikasi, maka akan sangat
mungkin timbul kesalahpahaman dalam memberi ataupun menerima pesan
atau informasi.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara
komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau
informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal
saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal. Lasswell
menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa
manusia perlu berkomunikasi. Pertama adalah hasrat manusia untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. Dan ketiga adalah upaya untuk
melakukan transformasi warisan sosialisasi.
Mengingat hakikat hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi
yang sangat sering dilakukan tiap individu sebagai proses untuk
bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya maupun lingkungan
sekitar yaitu komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi itu sendiri
dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara
dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan
umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam
tindakan komunikasi antarpribadi.
Dalam pengaplikasiannya, komunikasi antarpribadi banyak dipakai di segala
aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni, sebab
komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan orang untuk saling
mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Tidak hanya seni dalam
bidang suara dan musik saja, namun dalam seni tari pun juga harus
menggunakan komunikasi antarpribadi agar tercipta keserempakan gerak
antar penari. Tari sebagai bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia
sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa
saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan masyarakat.
Hal itu pula yang juga dibutuhkan dalam tari Saman. Tari daerah yang
kekompakan yang sangat tinggi antara gerak serta nyanyian. Hal ini
dikarenakan posisi penari yang satu dengan yang lain saling berdempetan
sehingga tidak adanya ruang atau celah antar penari. Selain itu keseragaman
formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dan penilaian dalam
menampilkan tarian ini. Permasalahan timbul, ketika proses menari sedang
dilakukan tidak terdapat koordinasi yang baik antar penari, yang disebabkan
kurangnya pengetahuan para penari karena tidak ada atau kurang
komunikasi antarpribadi para penari dalam satu kelompok, akibatnya tarian
yang ditampilkan tidak serempak sehingga tidak tercipta kesempurnaan dan
keindahan dalam tarian tersebut.
Berawal dari kecintaan peneliti akan seni tari khususnya tari Saman, maka
peneliti tertarik untuk meneliti masalah mengenai peran komunikasi
antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari saman.
Peneliti lebih memilih komunikasi antarpribadi dibanding jenis komunikasi
yang lain dikarenakan kekuatan untuk mempersuasi dan menginformasikan
pesan pada komunikasi antarpribadi lebih besar dibanding komunikasi yang
lain dalam seni tari. Hal ini dapat terlihat dari sikap para penari yang lebih
suka bertanya dan berlatih berdua dengan sesama penari yang dianggap
lebih mahir dalam kelompok tari dibanding dengan pelatih tari. Alasan lain
peneliti mengangkat tari Saman untuk diteliti dikarenakan dewasa ini
banyak remaja Indonesia yang kurang mencintai seni tari tradisional. Hal ini
dapat terlihat dari banyaknya remaja atau siswa yang mempelajar itarian
remaja Indonesia terhadap budaya sendiri khususnya seni tari, membuat
kekhawatiran penulis terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Selain
sebagai pelestarian budaya daerah, alasan lain peneliti mengangkat tari
Saman dalam penelitian ini yaitu untuk lebih mengenalkan kepada
masyarakat, khususnya masyarakat lampung mengenai tari Saman, karena
cukup banyak masyarakat di Lampung yang belum mengetahui tentang tari
Saman, padahal tari Saman sudah mulai banyak dikenal di beberapa negara
lain, terbukti dari banyaknya video tentang tari Saman di internet yang
ditarikan di luar negeri.
Peneliti memilih penari dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar
Lampung karena ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung
merupakan satu-satunya sekolah menengah tingkat pertama yang
mempelajari tari Saman dan para penari yang notabennya masih berusia
remaja tersebut merupakan generasi penerus dari pelestarian budaya tari
Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh
ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung membuat
keingintahuan penulis tentang apakah ada peran komunikasi didalamnya.
Sehingga peneliti merasa pentingnya peran komunikasi antarpribadi yang
terjalin agar pemahaman antar penari bersifat sama dan memiliki pemaknaan
yang sama pula, sehingga terciptalah suatu gerakan yang indah dan
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang akan diteliti yaitu :
“Bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun
kekompakan gerak penari pada tari Saman?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan
menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan
gerak penari pada tari Saman.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan
peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak
penari pada tari Saman.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai
penari pada tari Saman sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi dengan kekompakan gerak
penari pada tari Saman. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan tipe
penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian
deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu
atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif,
kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat 23
.
Sedangkan metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
23
berbagai metode alamiah24. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.25
Penelitian deskriptif ini dipakai untuk meneliti objek dengan cara
menuturkan, menafsirkan data yang ada, dan dalam pelaksanaannya melalui
pengumpulan, penyusunan, analisa dan intepretasi data yang diteliti pada
masa sekarang. Tipe penelitian deskriptif kualitatif ini dianggap sangat
relevan untuk digunakan karena menggambarkan keadaan objek yang ada
pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual
tentang peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan
gerak penari pada tari Saman.
3.2. Definisi Konsep
Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan
konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi
konseptual sebagai berikut :
1. Peran Komunikasi Antarpribadi
Peran adalah pembagian tugas yang memiliki fungsi serta tujuan tertentu.
Sedangkan komunikasi antarpribadi adalah interaksi antara dua orang
24
Lexi. J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revis