• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkomunikasi sudah menjadi komoditas utama setiap manusia di dunia. Dengan komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan lingkungannnya, baik itu dengan sesama manusia ataupun dengan makhluk lain. Dengan komunikasi pula manusia dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat serta diiringi dengan kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan ilmu komunikasi menjadi ilmu yang multidisiplin, artinya yaitu komunikasi tidak hanya dipakai dalam bidang sosial dan politik, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang yang lain. Salah satunya diterapkan pula dalam bidang seni, dimana dalam penelitian ini membahas tentang penggunaan komunikasi dalam bidang seni tari yaitu tari Saman.

Komunikasi memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan serta untuk membina hubungan sosial, agar tercipta pemahaman yang sama guna meningkatkan kekompakan gerak diantara para penari di dalam tari Saman, yang notabenya tari Saman merupakan sebuah tari berkelompok yang tentunya sangat menuntut tinggi sebuah kekompakan. Aspek komunikasi yang harus dilakukan untuk meningkatkan kekompakan gerak

antara para penari dalam tari Saman berlangsung dari tahap pra pementasan, proses pementasan, sampai pasca pementasan tari.

Sedangkan hubungan sosial yang dimaksud adalah hubungan kerjasama antara para penari dalam tari kelompok yang ditandai dengan tukar menukar pengetahuan, perilaku, perasaan, pikiran serta pengalaman antara penari yang satu dengan penari yang lain dengan menggunakan metode komunikasi yang sesuai sehingga para penari Saman dihadapkan pada situasi serta pertukaran pesan yang dapan menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat. Oleh sebab itu, komunikasi antarpribadi merupakan suatu metode paling efektif dalam pertukaran pesan, yakni perilaku yang menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.

Makna dari komunikasi antarpribadi itu sendiri yaitu untuk menciptakan kesamaan atau pemahaman yang sama diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi. Sedangkan tujuan dari proses komunikasi antarpribadi ini ialah untuk menumbuhkan serta meningkatkan kekompakan gerak para penari Saman. Komunikasi antarpribadi harus diterapkan dalam proses komunikasi antar penari Saman, sebab dengan berkomunikasi antarpribadi para penari dapat saling mengetahui kepribadian satu sama lain, sehingga tercipta saling pengertian diantara sesama penari yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu gerakan yang sama serta serempak.

Dengan adanya keterikatan yang terkait melalui komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para penari Saman guna meningkatkan kekompakan

gerak mereka, maka setiap penari Saman harus melakukan komunikasi antarpibadi yang baik dan efektif dengan penari Saman yang lain dalam kelompok, agar pesan yang disampaikan dapat tersalurkan sehingga mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkanyaitu terciptanya keserempakan atau kekompakan gerak dalam tarian.

Supaya komunikasi dapat berjalan secara efektif dan lancar antara para penari Saman, maka setiap penari haruslah bersikap yang baik dalam menjalankan perannya masing-masing. Dengan menyampaikan pesan yang mudah diterima oleh sesama penari saman dalam kelompok tari serta didukung dengan sikap bersahabat antara para penari, maka komunikasi antarpribadi dapat dengan mudah dilakukan.

Peningkatan kekompakan gerak penari pada tari Saman dimulai dengan berinteraksi ke sesama penari yang berguna untuk mencari bantuan dalam membuat serta menyampaikan pesan dan informasi yang tujuannya yaitu untuk memberi tahu, mengubah pikiran, perasaan dan tindakan penari lain. Dengan berkomunikasi antarpribadi dengan sesama penari dalam kelompok Saman diharapkan dapat menghasilkan suatu akibat atau efek yang sesuai dengan tujuan dari berkomunikasi antarpribadi tersebut. Berhasil atau tidak komunikasi antarpribadi dalam menyampaikan pesan kepada para penari dalam satu kelompok Saman sangat ditentukan dari kemampuan para penari dalam menyampaikan pesan serta intensitas para penari dalam berkomunikasi.

Terdapat sejumlah model atau teori untuk menganalisa hubungan antarpribadi. Dalam penelitian ini menggunakan model interaksional. Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.

Model interaksional yaitu memandang setiap hubungan antarpribadi sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling bergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuannya. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan). Selain itu dalam model interaksional manusia dianggap lebih aktif. Menurut model interaksional para pesertanya adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima yang memiliki kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan. Agar lebih mudah dalam memahami kerangka pikir ini, maka dapat dilihat dari bagan kerangka pikir berikut :

Bagan 1. Kerangka Pikir

Komunikator (penari Saman)

Komunikasi antarpribadi (verbal & nonverbal)

Persepsi (kesamaan makna)

Kekompakan gerak

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia yang tidak pernah berkomunikasi selama hidupnya. Melalui komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sebagai media bertukar pesan. Tanpa adanya komunikasi, maka akan sangat mungkin timbul kesalahpahaman dalam memberi ataupun menerima pesan atau informasi.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator (pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan). Pesan atau informasi yang dikomunikasikan pun tidak hanya terbatas pada pesan verbal saja, namun komunikasi dapat pula dilakukan secara nonverbal. Lasswell menyebutkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Kedua adalah upaya manusia untuk dapat

beradaptasi dengan lingkungannya. Dan ketiga adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.

Mengingat hakikat hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi yang sangat sering dilakukan tiap individu sebagai proses untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan individu lainnya maupun lingkungan sekitar yaitu komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

Dalam pengaplikasiannya, komunikasi antarpribadi banyak dipakai di segala aspek kehidupan. Salah satunya digunakan pula dalam bidang seni, sebab komunikasi antarpribadi dapat mengembangkan orang untuk saling mengetahui satu sama lain dengan lebih baik. Tidak hanya seni dalam bidang suara dan musik saja, namun dalam seni tari pun juga harus menggunakan komunikasi antarpribadi agar tercipta keserempakan gerak antar penari. Tari sebagai bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Hal itu pula yang juga dibutuhkan dalam tari Saman. Tari daerah yang berasal dari Aceh ini merupakan salah satu jenis tari yang sangat menuntut

kekompakan yang sangat tinggi antara gerak serta nyanyian. Hal ini dikarenakan posisi penari yang satu dengan yang lain saling berdempetan sehingga tidak adanya ruang atau celah antar penari. Selain itu keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dan penilaian dalam menampilkan tarian ini. Permasalahan timbul, ketika proses menari sedang dilakukan tidak terdapat koordinasi yang baik antar penari, yang disebabkan kurangnya pengetahuan para penari karena tidak ada atau kurang komunikasi antarpribadi para penari dalam satu kelompok, akibatnya tarian yang ditampilkan tidak serempak sehingga tidak tercipta kesempurnaan dan keindahan dalam tarian tersebut.

Berawal dari kecintaan peneliti akan seni tari khususnya tari Saman, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari saman. Peneliti lebih memilih komunikasi antarpribadi dibanding jenis komunikasi yang lain dikarenakan kekuatan untuk mempersuasi dan menginformasikan pesan pada komunikasi antarpribadi lebih besar dibanding komunikasi yang lain dalam seni tari. Hal ini dapat terlihat dari sikap para penari yang lebih suka bertanya dan berlatih berdua dengan sesama penari yang dianggap lebih mahir dalam kelompok tari dibanding dengan pelatih tari. Alasan lain peneliti mengangkat tari Saman untuk diteliti dikarenakan dewasa ini banyak remaja Indonesia yang kurang mencintai seni tari tradisional. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya remaja atau siswa yang mempelajar itarian modern (modern dance) di sekolah atau sanggar tari dibanding menarikan tarian tradisional, salah satunya seperti tari Saman. Kurangnya kecintaan

remaja Indonesia terhadap budaya sendiri khususnya seni tari, membuat kekhawatiran penulis terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Selain sebagai pelestarian budaya daerah, alasan lain peneliti mengangkat tari Saman dalam penelitian ini yaitu untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat lampung mengenai tari Saman, karena cukup banyak masyarakat di Lampung yang belum mengetahui tentang tari Saman, padahal tari Saman sudah mulai banyak dikenal di beberapa negara lain, terbukti dari banyaknya video tentang tari Saman di internet yang ditarikan di luar negeri.

Peneliti memilih penari dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung karena ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung merupakan satu-satunya sekolah menengah tingkat pertama yang mempelajari tari Saman dan para penari yang notabennya masih berusia remaja tersebut merupakan generasi penerus dari pelestarian budaya tari Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung membuat keingintahuan penulis tentang apakah ada peran komunikasi didalamnya. Sehingga peneliti merasa pentingnya peran komunikasi antarpribadi yang terjalin agar pemahaman antar penari bersifat sama dan memiliki pemaknaan yang sama pula, sehingga terciptalah suatu gerakan yang indah dan serempak.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

“Bagaimanakah peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai peran komunikasi antar pribadi dalam membangun kekompakan gerak

penari pada tari Saman sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi dengan kekompakan gerak penari pada tari Saman. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat 23

.

Sedangkan metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

23

Jalaluddin Rakhmat. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 22.

berbagai metode alamiah24. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.25

Penelitian deskriptif ini dipakai untuk meneliti objek dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, dan dalam pelaksanaannya melalui pengumpulan, penyusunan, analisa dan intepretasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe penelitian deskriptif kualitatif ini dianggap sangat relevan untuk digunakan karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual tentang peran komunikasi antarpribadi dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

3.2. Definisi Konsep

Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi konseptual sebagai berikut :

1. Peran Komunikasi Antarpribadi

Peran adalah pembagian tugas yang memiliki fungsi serta tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi antarpribadi adalah interaksi antara dua orang

24

Lexi. J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 6.

25

atau sekelompok kecil individu baik secara verbal ataupun nonverbal yang dilakukan secara langsung atau menggunakan media perantara yang dapat dirasakan langsung efek timbal baliknya. Dalam penelitian ini, peran komunikasi antarpribadi yang dimaksud yaitu pembagian tugas dalam menyampaikan pesan yang bertujuan untuk menunjang atau mengisi kekosongan yang tidak didapatkan dalam komunikasi kelompok.

2. Kekompakan gerak penari

Kekompakan gerak penari adalah keseragaman atau keserempakan perpindahan tempat dan gerak seorang penari dengan penari yang lain, baik itu gerakan tangan, kaki, kepala dan sebagainya.

3. Tari Saman

Tari Saman adalah tarian aceh tepatnya berasal dari tanah gayo. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar atau bersaf, yang dipandu oleh seseorang yang disebut syekh. Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu pada pengamatan mengenai peran komunikasi antarpribadi yang dilakukan penari Saman dalam ekstrakurikuler seni tari

SMP Negeri 25 Bandar Lampung dalam membangun kekompakan gerak penari pada tari Saman.

3.4. Penentuan Informan

Teknik pemilihan informan adalah teknik purposive (disengaja). Teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu26.

Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan informan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek yang telah lama dan intensitas dengan satu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran perhatian peneliti.

2. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran.

3. Subjek yang mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk diminta keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian.

4. Subjek memiliki unsur kedekatan secara personal dan terlihat langsung hubungan antarpribadi yang terjadi.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan prariset yang dilakukan penulis, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu penari

26

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. 2000. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Hal. 35.

Saman dalam ekstrakurikuler seni tari SMPN 25 Bandar Lampung sebanyak 3 orang dan 1 orang pelatih tari Saman SMPN 25 Bandar Lampung.

Alasan pemilihan informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan merupakan orang yang pernah menarikan tari Saman. 2. Informan mempunyai cukup informasi terkait dengan permasalahan. 3. Informan cukup mewakili anggota baru maupun anggota lama yang

masih aktif dan terkait penuh dalam kelompok tari Saman.

Apabila penulis merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan yang dimaksud, tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan dalam penelitian ini.

3.5. Sumber Data

Lofland mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain27.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara menggali dan mengumpulkan informasi dari informan yang dianggap mengetahui segala permasalahan yang akan diteliti.

27

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur (buku, koran, majalah, artikel, dan lain-lain), dan internet.

Dokumen terkait