• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNAL FACTORS SUCH AS SUPPORT TO STUDENTS PURSUE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTERNAL FACTORS SUCH AS SUPPORT TO STUDENTS PURSUE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNAL FACTORS SUCH AS SUPPORT TO STUDENTS PURSUE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL

(Study On Domestic Sma Bandar Lampung) By

MENDA WATI

The purpose of this research is to know the internal factors that support students extracurricular activities at school, and analyze history students extracurricular activities in the school year. This type of research is qualitative research, the use of informants as a primary data source. This approach can extract as much information as possible and as deep as possible so that we will learn very clear about what is being investigated. Collecting data through observation and documentation of in depth interviews. As for the conclusions of this study are as follows : (1) Extracurricular activities performed during hours of study (face to face), both conducted at school or outside school with the intention to enrich and expand the knowledge, skills and capacity which has been owned by several fields of study. (2) Basically, students follow the extracurricular activities based on internal as motivation, interests, talents, hobbies and intelligence factors. (3) Internal factor is the factor which falls within the own students, such as motivation, interests, talents, pastimes, and intelligence. (4) In the general interests become internal factors as support students follow the extra-curricular activities at school. (5) Interest is a preferred taste and sense of interest in a subject or activity, without telling us. The interest is essentially a relationship between the acceptance of yourself with something outside of ourselves. (6) All interested students can channel and develop extracurricular activities that interest is not only as a hobby, but can cause achievements. (7) Included in the interests of the students must be developed should not be taken no action, since the interests of the students to new activities, acquire knowledge and new experiences.

(2)

ABSTRAK

FAKTOR INTERNAL SEBAGAI PENDUKUNG SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH

(Studi Pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung )

Oleh MENDA WATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan menganalisis latar belakang siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, menggunakan informan sebagai sumber data primer. Dengan pendekatan ini dapat digali informasi sebanyak mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang apa yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. (2) Pada dasarnya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal seperti motivasi, minat, bakat, hobi dan inteligensi. (3) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan inteligensi. (4) Pada umumnya minatlah yang menjadi faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. (5) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. (6) Semua minat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga minat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan prestasi. (7) Minat yang terdapat didalam diri siswa harus dikembangkan tidak boleh didiamkan saja karena dengan adanya minat siswa mendapatkan aktivitas baru, mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman-pengalaman yang baru.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan pengajaran agar serasi dan terarah serta relevan dengan segala kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pada era global, diperlukan sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berbagai upaya perbaikan mutu pengajaran sangat diperlukan oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. Proses belajar mengajar memusatkan perhatian utamanya adalah pada peserta didik. Tentunya peserta didik dengan segala potensi dan kebutuhannya, diupayakan dengan segala macam persiapan yang diperoleh melalui pengalaman belajar, baik pengetahuan, keterampilan, atau sikap disiplin.

(4)

2

pelaksanaan pembangunan nasional dan proses kehidupan berbangsa dan bernegara, keterlibatan generasi muda tidak dapat diabaikan. Sehubungan dengan itu, maka pembinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.

Sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan, pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu ditingkatkan, terlebih lagi pada era globalisasi seperti pada masa ini di mana kemajuan IPTEK yang mengarah pada industrialisasi modern. Proses pembangunan yang terus berlangsung tersebut dapat pula membawa dampak negatif bagi generasi muda sehingga akan dapat menimbulkan masalah-masalah sosial. Terlebih lagi umumnya, kehidupan remaja akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya relatif baru, salah satunya adalah budaya asing yang datangnya dari luar sehingga hal tersebut cenderung mengiring kearah penyimpangan perilaku, kecenderungan tersebut terjadi karena pada masa-masa remaja merupakan masa transisi bagi perkembangan seorang anak sehingga merupakan masa yang kritis.

(5)

menyatakan, bahwa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan (1985:20).

Setiap orang setelah mengalami masa anak-anak menghadapi masa remaja akan mengalami peralihan yang waktunya sangat singkat (Djamali, 1984:50). Masa peralihan ini adalah masa kritis (berbahaya), di sebut juga fase negatif. Disebut fase negatif karena pada fase ini ditandai dengan sifat-sifat negatif dan acuh tidak acuh pada keadaan. Pada pikiran dirinya sering tidak tenang, kurang mau bekerja atau bergerak, lebih banyak tidur, kelihatannya seperti pemurung, ragu-ragu dan non sosial. Sikap yang ditunjukkan kurang menyenangkan dan tidak mau tahu keadaan lingkungannya (Djamali, 1984:51). Pada usia remaja emosi seseorang bisa dikatakan labil, serta mempunyai rasa keingintahuan yang begitu tinggi tentang hal-hal baru yang diketahuinya sehingga akan mudah sekali dipengaruhi oleh rangsangan yang datang dari dalam atau dari luar dirinya sendiri, khususnya dari lingkungan masyarakat.

(6)

4

tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas.

Adapun usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan sekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya secara personal, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian.

Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, nonformal, maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa.

(7)

dalam program kurikulum dan keadaan serta kebutuhan lingkungan, serta untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai peran membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai manusia sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi siswa, walaupun sekolah merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa. Siswa mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah siswa masuk sekolah, siswa mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara puluhan siswa lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan sosialnya.

(8)

6

ekstrakurikuler, dukungan dan prestasi yang pernah diraih dari aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta hubungan antara aktivitas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan perilaku proaktif siswa di sekolah.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Ekstrakurikuler dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada hal-hal yang negatif atau kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa.

Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

(9)

pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang kegiatan pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai Undang-Undang Dasar 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.

Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler bagi murid-muridnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa-siswinya tersebut terdiri dari OSIS, KIR, PMR, PASKIBRA. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maka siswa akan menghabiskan waktunya di sekolah dan tidak akan terpengaruh dengan dunia luar dan hal-hal baru.

Manfaat diadakannya kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah menyalurkan hobi, minat, bakat dan intelegensi para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.

(10)

8

Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati diri yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat remaja menjadi isue yang penting. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. Adanya faktor internal maka siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, KIR, PMR, dan PASKIBRA sesuai dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki. Sehingga apa yang mereka ikuti sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. (diakses dari www.google.co.id faktor internal .html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009).

Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa berdasarkan dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi siswa sehingga siswa tahu kegiatan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan minat, bakat, hobi dan inteligensi karena sifat remaja yang bergejolak penuh dengan ambisi (semangat) pilihan alternatif sesuai dengan keinginannya.

(11)

prestasi. Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Salah satunya adalah kita bisa bersosialisasi dengan banyak orang, saling bertukar pikiran, membentuk persahabatan, berlatih kekompakan dan belajar tentang etika berkompetisi.

Lebih lanjut, visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi minat, bakat, hobi dan intelegensi secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan siswa yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misinya menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok dan menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan kebutuhan minat, bakat, hobi dan intelegensi.

Ekstrakurikuler yang diikuti siswa ternyata cukup banyak menyita waktu untuk belajar karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler selain menyumbangkan waktu untuk belajar dan berorganisasi, terkadang mereka sering izin tidak mengikuti kegiatan belajar karena ada kegiatan yang berhubungan dengan ekstrakurikuler, mereka juga tidak punya waktu khusus untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari hal ini mengakibatkan prestasi belajarnya kurang memuaskan.

B. Perumusan Masalah

(12)

10

“Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan kajian ilmu-ilmu sosial dan memberikan referensi tambahan atau literatur bagi kita semua serta memberikan manfaat bagi ilmu sosial umumnya dan ilmu sosiologi pendidikan khususnya.

2. Manfaat Praktis

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Faktor Pendukung

Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia (Ishak,1989:65) adalah hal yang menyebabkan pendukung atau latar belakang dari suatu tindakan, reaksi, dari suatu kehidupan maupun percobaan. Sedangkan Rosaldi (1994:49) mengatakan faktor merupakan ragam pendukung yang membentuk satu kesatuan di dalam menghasilkan suatu tindakan. Jadi faktor adalah keberagaman sikap, latar belakang, pengaruh, dukungan yang membentuk suatu kesatuan tindakan atau reaksi ekologis kehidupan maupun percobaan.

Sedangkan faktor pendukung menurut kamus yang disusun oleh Poerwodarminta ( 1987-279 ) dapat diartikan sebagai berikut :

1.Faktor adalah suatu hal (keadaan atau peristiwa) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.

(14)

12

Jadi faktor pendukung adalah suatu hal (keadaan atau peristwa) yang menyebabkan atau mempengaruhi sesuatu yang lebih berfungsi lebih baik atau berubah keadaan lebih maju.

B. Faktor Internal Pendukung Ekstrakurikuler

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri seseorang itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. (diakses dari www.geogle co.id Diakses pada tanggal 12 Desember 2009). Khususnya dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Faktor internal yang penulis teliti adalah faktor internal yang berasal dari motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi karena faktor internal ini sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah.

C. Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1077) yang dimaksud dengan siswa adalah murid atau pelajar yang sedang menempuh jenjang pendidikan pada tingkat sekolah menengah pertama atau pada sekolah menengah atas.

(15)

Menurut Arikuno (1996:11) hak dan kewajiban siswa sebagai berikut: Hak siswa antara lain

1. Menerima pelajaran.

2. Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.

3. Menggunakan semua fasilitas yang ada di sekolah. 4. Memperoleh bimbingan.

Sedangkan kewajiban siswa adalah 1. Hadir pada waktunya.

2. Mengikuti pelajaran dengan tertib.

3. Mengikuti pelajaran ujian (Ujian) atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah.

4. Mentaati tata tertib yang ada di sekolah.

D. Ekstrakurikuler

(16)

14

Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat, minat serta melengkapi upaya pembinaan siswa seutuhnya.

Estrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan bakat, minat, hobi serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1994: 6).

Ekstrakurikuler dalam KBB mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989:479).

(17)

SMA Negeri 9 Bandar Lampung memiliki 17 kegiatan ekstrakurikuler yaitu OSIS, KIR, ROHIS, PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, Ansambel Musik, Olah Raga, Niners English Club, Pemandu Sorak ( Cheerleaders), Orchestra Pelajar 9, Kolastra, Sagita, Pencinta Alam (PA), Pavoslan, Pasmala, dan Forsana yang aktif tahun ini. Dalam penelitian ini hanya ingin meneliti 4 kegiatan ekstrakurikuler yaitu OSIS, KIR, PASKIBRA, PMR, yang diikuti siswa kelas X1 IPA. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas para siswa. Semua kegiatan ekstrakurikuler secara bersama dilakukan setiap hari Jumat dan Sabtu di lingkungan SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari pulang sekolah hingga selesai.

1. Pengertian dari Kegiatan-Kegiatan Estrakurikuler

a. OSIS

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.

b. KIR

(18)

16

dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya.

c. PMR

Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

d. PASKIBRA

PASKIBRA adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggota biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan nasional.

(19)

2. Tujuan Ekstrakurikuler

a. Menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat siswa.

b. Berprestasi dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan regional maupun nasional.

c. Mendayagunakan secara optimal sarana dan prasarana sekolah yang ada. d. Menemukan bakat dan ketrampilan siswa sehingga berkembang secara

optimal.

3. Fungsi Ekstrakurikuler

a. Pengembangan minat bakat.

b. Meningkatkan hubungan sosial sesama. c. Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif.

d. Sebagai persiapan karir sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

E. Sekolah

(20)

18

puluhan murid lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan sosialnya.

Tujuan didirikannya sekolah adalah sebagai wahana aktif bagi usaha memanusiakan manusia sehingga bisa membawa bangsa dan negara kita yang sedang terpuruk ini untuk dapat bangkit menuju posisi yang terhormat dan diperhitungkan di dunia internasional. Dalam usaha untuk mewujudkan manusia yang seperti digambarkan di atas, terdapat beberapa masalah di bidang pendidikan yang harus segera dipecahkan, antara lain rendahnya mutu lulusan, tidak meratanya kesempatan belajar dan lulusan sekolah yang kurang relevan terhadap kebutuhan pembangunan.

F. Faktor Internal yang Mendukung Siswa Mengikuti Ekstrakurikuler

1. Motivasi adalah tingkah laku yang terjadi karena didorong oleh adanya kebutuhan yang disadari dan terarah pada tujuan yang relevan dengan kebutuhan itu.

(21)

a. Kebutuhan-kebutuhan pribadi

b. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan

c. Dengan cara apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan direalisasikan.

Sedangkan menurut Wasti Sumanto (dalam Panji Anoraga 1986:191) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga didalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha dalam mencapai tujuan. Dari dua pemikiran mengenai motivasi yang ada diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan, keinginan sehingga orang melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik bagi dirinya, baik waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka motivasi siswa mengikuti ekstrakurikuler adalah dorongan atau keinginan dari diri siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

(22)

20

Menurut Slameto (1995:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Selanjutnya bentuk-bentuk minat menurut (Buchori, 1991:136) minat dapat dibedakan menjadai dua macam yaitu:

A. Minat Primitif

Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

B. Minat kultural

Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural di sini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.

(23)

4. Hobi adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang yang dapat memberikan kepuasan terhadap dirinya. (Tim Geneca Sains Bandung. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Penabur Ilmu. Bandung).

5. Intelegensi adalah seseorang yang mempunyai atau menunjukkan tingkat kecerdasan yang tinggi, berpikir tajam, cerdas dan berakal. ( Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta).

G. Kerangka Pikir

Estrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik disekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan bakat, minat, hobi serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1994: 6).

(24)

22

minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki dan mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal yang mereka miliki.

Motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi yang dimiliki siswa dapat disalurkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adanya kegiatan ekstrakurikuler disekolah seperti OSIS, PMR, PASKIBRA, KIR sebagai wadah penyaluran hobi, minat dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Akan lebih baik lagi apabila mampu memberikan prestasi yang gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.

Faktor internal motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi dapat mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR PASKIBRA yang mereka inginkan sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. Tapi siswa memiliki perbedaan dalam menentukan faktor internal dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

(25)

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adapun untuk lebih memahami alur kerangka pikir maka dapat dilihat pada bagan.

Bagan kerangka pikir

Kegiatan Ekstrakurikuler 1. OSIS

2. PMR 3. KIR

4. PASKIBRA Faktor Internal

(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode merupakan faktor penting dalam memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode dalam penelitian ini merupakan cara untuk memahami dan mengerti segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian, kemudian digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

(27)

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian penting dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang peranan yang penting dalam memandu serta mengarahkan jalannya suatu penelitian. Dengan adanya penfokusan, maka dapat menghindari adanya pengumpulan data yang sembarangan dan hadirnya data melimpah ruah. Oleh karena itu fokus penelitian memiliki peranan yang sangat penting untuk memandu dan mengarahkan jalannya penelitian. Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu:

1. Faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikule di sekolah ;

a. Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

C. Lokasi Penelitian

(28)

26

D. Penentuan Informan

Menurut Sprayono dan Tabroni yang dikutip oleh Wijaya (2007:94) dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting bukan sekedar memberikan respon melainkan pemilik informasi, karena itu disebut sebagai informan (orang yang memberikan informasi, sumber data, sumber informasi) atau disebut juga subjek yang diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi subjek dalam studi ini adalah kepala sekolah, guru serta siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Menurut Spradley (dalam Faisal 1990:78), agar memperoleh informasi yang lebih terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1. Subyek yang lama dan intensif terlibat dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian.

2. Subyek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran perhatian penelitian.

3. Subyek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan.

4. Subyek yang berada atau tempat tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan yang mengetahui kejadian tersebut.

(29)

yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kelas XI IPA pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Jumlah Informan yang Mengikuti Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah Siswa

OSIS 1

PMR 1

KIR 2

PASKIBRA 1

Jumlah 5 Siswa

Sumber: Data Primer SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010

Jadi informan yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 5 siswa dari kelas XI IPA dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.

E. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

(30)

28

2. Data Sekunder, yakni data yang diambil secara tidak langsung dari sumber-sumbernya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka atau berbagai buku, laporan, keliping media massa, ataupun dokumen arsip-arsip kantor yang menyimpan fakta-fakta penting yang berhubungan dengan penelitian ini secara langsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung (pengamatan langsung kelapangan). Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung keadaan di lapangan untuk mendapat data-data mengenai faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Observasi di sini dilakukan untuk keperluan melengkapi data penelitian, yaitu data mengenai gambaran umum SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Wawancara Mendalam

(31)

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan dapat terarah tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan, serta suasana tetap terjaga agar terkesan dialogis dan tampak informal. Peneliti juga mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan untuk melakukan wawancara, di antaranya alat tulis, dan kesiapan mental.

Wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka, sehingga informan tahu bahwa mereka diwawancarai dan mengetahui pula maksud wawancara. Sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan wawancara, peneliti terlebih dahulu memulai wawancara dengan obrolan ringan agar tercipta suasana akrab dengan informan, serta meminta waktu dan kesedian informan untuk diwawancarai. Selain itu, dalam penelitian ini wawancara juga dilakukan terhadap kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

3. Dokumentsi

(32)

30

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif yaitu menganalisis data dengan cara menjelaskan dalam bentuk kalimat logis. Analisis data ini dilakukan bersamaan dengan jalannya penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga jalur yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang direduksi adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap informan yaitu siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Data yang diperoleh tersebut dikumpulkan, dipilah-pilah digolongkan sedemikian rupa serta membuang data yang tidak perlu sehingga dapat ditarik kesimpulannya.

2. Penyaji Data

Alur kedua dari kegiatan analisis yaitu penyajian data. Data dari hasil wawancara yang telah direduksi selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi deskriftif hasil penelitian. Selain itu juga digunakan berbagai tabel untuk lebih mempermudah dalam memahami hasil penelitian.

3. Menarik Kesimpulan

(33)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah SMA Negeri 9 Bandar Lampung

Perkembangan IPTEK yang begitu cepat akhir-akhir ini mengharuskan pengelola dan pelaksana pendidikan selalu mencari langkah yang kreatif dan inovatif agar terjadi percepatan dalam peningkatan mutu pendidikan. Telah sama-sama disadari bahwa ketersediaan SDM yang berkompeten merupakan modal utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan martabat sebagai bangsa. Kegalauan sering muncul karena tidak siapnya bangsa kita untuk memasuki abad 21.

(34)

32

menyongsong pelaksanaan sekolah bertaraf internasional, SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari beberapa indikator telah memenuhi SPM, namun demikian pembenahan dan penyempurnaan prasarana maupun sarana dan kompetensi guru/tenaga administrasi masih terus dilaksanakan.

SMA Negeri 9 Bandar Lampung memiliki nomor statistik sekolah 0.1.12.60.01.009, bertempat di Jl. Panglima Polen No. 18 Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjung karang Barat Kota Bandar Lampung Kode Pos 35152. Luas lahan yang dimiliki 44.725 M2 sesuai dengan sertifikat nomor 08.01.01.04.4.00024, tahun 1993, nomor buku AC 858499 dan buku sertifikat asli tersimpan pada Bagian Perlengkapan Dinas Pendidikan Propinsi Lampung. Pada awal pendirian SMU Negeri 9 Bandar Lampung bernama SMPP 51 (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), mulai melaksanakan aktifitas belajar mengajar sejak tanggal 2 Januari 1976 sampai dengan November 1995, berdasar Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 0265/O/1995, tanggal 20 November 1995. Tahun 1995 berubah nama menjadi SMA Negeri 5 Tanjung karang, dan pada tanggal 7 Maret 1997 berubah nama menjadi SMU Negeri 9 Bandar Lampung sesuai Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 035/O/1997, sejak tanggal 1 April 2004 berubah menjadi SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Kepala sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 9 Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

(35)

4. Drs. Robby Suharlan Suarsa Tahun 1997 s.d Tahun 2000 5. Drs. Hi. Suyitno Tahun 2000 s.d Tahun 2002 6. Drs. Sobirin Tahun 2002 s.d Tahun 2009 7. Drs. Hendro Suyono Tahun 2009 s.d Saat ini

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Telah lama dilakukan. Begitu juga untuk lebih mempertajam upaya peningkatan mutu sekolah, maka disusun visi, misi dan tujuan sekolah, serta upaya peningkatan kualitas sekolah secara komprehensif, terutama peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.

(36)

34

B. Visi dan Misi SMA Negeri 9 Bandar Lampung

1. Visi Sekolah : SMA Negeri 9 Bandar Lampung Terdepan Dalam Imtaq dan IPTEK Menuju Masyarakat Pendidikan Bertaraf Internasional.

Indikator

a. Terwujudnya suasana sekolah yang kondusif, taqwa, harmonis dan indah. b. Terwujudnya sekolah yang berbudaya mutu dan berakhlak mulia.

c. Terwujudnya kemandirian, kompeten dan berdaya saing IPTEK.

d. Mampu bersaing dan berkompetensi dalam pendidikan bertaraf Internasional dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

e. Mampu memanfaatkan fasilitas ICT dalam pemebelajaran melalui E– Learning.

2. Misi Sekolah

a. Menjadikan masyarakat sekolah beriman dan bertaqwa, serta berbudaya mutu.

b. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan bahasa pengantar bahasa Inggris.

c. Meningkatkan profesionalisme ketenagaan

d. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mutu lulusan bertaraf Internasional.

(37)

f. Menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan tuntutan kualitas sumberdaya manusia yang dapat diterima oleh dunia Internasional.

g. Menumbuhkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder sekolah.

C. Fasilitas SMA Negeri 9 Bandar Lampung

Fasilitas yang dimiliki SMA Negeri 9 Bandar Lampung antara lain:

a. Ruang Kelas b. Ruang Komputer c. Ruang Guru

d. Ruang Kepala Sekolah e. Ruang BP

f. Ruang Pertemuan g. Fasilitas Kesenian h. Perpustakaan

(38)

36

D. Tujuan Sekolah

1. Tujuan Jangka Pendek Tahun 2008/2009

a. Tercapainya target Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Plus (internasional).

b. Disiplin KBM tepat waktu.

c. Kerja guru dan pegawai yang sinergis fungsional. d. Kekeluargaan dan kerjasama yang harmonis.

e. Tertib administrasi pembelajaran dan ketatausahaan. f. Tertib pengelolaan kelas.

g. Efektivitas kegiatan ekstrakulikuler.

h. Fungsionalisasi Laboratorium dan Perpustakaan. i. Disiplin tata karma dan tatatertib.

j. Terbentuknya sekolah rintisan SBI. k. Cepat dan tepat pelayanan.

2. Tujuan Jangka Menengah Tahun 2008 – 2009

a. Performance sekolah yang menarik. b. Menggunakan Kurikulum Plus.

c. Jaminan pelayanan keamanan dan ketertiban.

d. Terselenggaranya ancrichment dan remedial teaching. e. Meningkatnya minat baca dan belajar siswa.

(39)

h. Terbentuknya club-club olah raga prestasi. i. Terlaksananya sekolah rintisan SBI.

j. Terbentuknya lingkungan seni/group seni budaya.

3. Tujuan Jangka Panjang Tahun 2008 – 2012

Terwujudnya sekolah yang memiliki prestasi akademis dan non akademis yang terdepan dan terciptanya lingkungan pendidikan yang menyenangkan, dengan cara:

a. Meningkatkan performance sekolah dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

b. Meningkatkan pelayanan sekolah dan mutu pendidikan. c. Terlaksananya Sekolah Bertaraf Internasional.

E. Staf Pengajar dan Karyawan

(40)

38

F. Profil Siswa dan Siswi

1. Jumlah Murid dari Tahun 2008-2010

Untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah murid SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Jumlah Murid dari Tahun 2008-2010 Tahun

Sumber: analisis data pada murid SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010.

(41)

2. Jumlah Murid Perkelas

Untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah murid kelas X sampai dengan XII SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Jumlah Murid Perkelas Tahun 2010

Kelas Jumlah %

X 286 30,82

XI IPA 221 23,82

XI IPS 79 8,51

XII IPA 225 24,25

XII IPS 117 12,60

Jumlah 928 100

Sumber: analisis data jumlah murid perkelas SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010.

(42)

40

3. Keadaan Murid Menurut Jenis Kelamin

Keadaan murid di SMA 9 Bandar Lampung menurut jenis kelamin pada tahun pelajaran 2009/2010 secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Keadaan Murid Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

Kelas Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki Perempuan

X 98 188 286 30,82

XI IPA 102 119 221 23,81

XI IPS 53 26 79 8,51

XII IPA 98 127 225 24,25

XII IPS 73 44 117 12,60

Jumlah 424 504 928 100

Sumber: analisis data murid menurut jenis kelamin SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010

(43)

laki-lakinya, yang mana Kelas XI IPS mempunyai jumlah siswa laki-laki paling sedikit yaitu 53 siswa atau sekitar 50,30%.

4. Keadaan Murid Menurut Agama

Keadaan murid menurut agama di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2009/2010 secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Keadaan Murid Menurut Agama Tahun 2010

Agama Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki Perempuan

Islam 376 454 830 89,43%

Kristen 26 35 61 6,58%

Katolik 17 11 28 3,02%

Budha 0 0 0 0%

Hindu 5 4 9 0,97%

Jumlah 424 504 928 100

Sumber: analisis data murid menurut agama SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010.

(44)

42

G. Pengelolahan Kelas

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari kelas X, XII, XII. Waktu belajar dimulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 14.00 WIB untuk hari Senin sampai dengan Kamis. Hari Jumat dimulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00 sedangkan hari Sabtu dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 14.30. Sebagian siswa ada yang mengikuti jam tambahan yang dilaksanakan pada pukul 16.00

H. Kegiatan Ekstrakurikuler

(45)

1. Keadaan Murid Kelas XII IPA yang Mengikuti Ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR,PASKIBRA

Keadaan jumlah siswa kelas XII IPA yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR, PASKIBRA pada tahun pelajaran 2009/2010 secara rinci dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6 Jumlah Murid Kelas XII IPA yang Mengikuti Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah Siswa

OSIS 16 Siswa

PMR 10 Siswa

KIR 21 Siswa

PASKIBRA 17 Siswa

Jumlah 64 Siswa

Sumber: SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010

I. Sekilas Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung

1. Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

(46)

44

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu di antara perangkat normatif untuk menjalankan undang-undang tersebut adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tantang pembinaan kesiswaan, yang menegaskan berbagai aktivitas yang dapat dilaksanakan sekolah dalam melakukan pembinaan siswa untuk menjadi manusia yang memiliki kepribadian seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, pembinaan yang menyangkut pembentukan kepribadian dan kemandirian dapat dilaksanakan melalui ekstrakurikuler dan kokurikuler. Pembinaan kesiswaan melalui kokurikuler dapat terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan.

Sedangkan yang melalui ekstrakurikuler dibutuhkan suatu pedoman pelaksanaan. Agar pedoman-pedoman tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan tujuannya, masih diperlukan masukan-masukan dari para Pembina Kesiswaan dari masing-masing stakeholder. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan dalam Rapat Kerja Kesiswaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA melalui Subdit Kegiatan Siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dapat diikuti semua siswa-siswi kegiatan dilaksanakan pda hari Jumat dan Sabtu yang didampingi oleh guru pembimbing ekstrakurikuler. SMA Negeri 9 Bandar Lampung merupakan sekolah yang mempunyai prestasi dibidang ekstrakurikuler.

(47)

dan intelegensi para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler sering diikuti siswa dan siswi berdasarkan faktor internal keinginan dirinya sendiri tanpa mengikuti orang lain atau teman sebayanya.

Selain itu juga orang tua mempercayai pihak sekolah untuk mendidik anak-anak agar mandiri, ini sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Tujuan dari SMA Negeri 9 Bandar Lampung yaitu dapat menjadi wadah untuk mengembangkan bakat, minat dan prestasi serta membina kepribadian sehingga dapat menjadi pribadi yang tangguh, karena dua hal itu maka pihak sekolah merasa mempunyai tanggung jawab moral bagi perkembangan anak didik dan membantu orang tua untuk mengerti keinginan anaknya dalam mengembangkan bakat, minat, hobi dan intelegensi yang dimiliki anaknya.

Ekstarakurikuler yang diberikan di sekolah ini bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

(48)

46

membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreataif.

2. Proses Kegiatan Ekstrkurikuler di Sekolah

Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung, penulis melakukan wawancara terhadap Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang merupakan pihak yang memberikan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dari wawancara diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung terdiri dari OSIS, PMR, PASKIBRA, KIR yang diikuti siswa dan siswi yang dilaksanakan setiap hari Jumat, Sabtu dan hari Minggu sebagai jam tambahan dilingkungan SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Selain itu siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan mendapatkan materi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan oleh para guru pembimbing ekstrakurikuler adalah:

(49)

B. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial, (3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran pelajar antar provinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional.

C. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2) melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa, (4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat perjuangan para pahlawan bangsa.

D. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan, (3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orang tua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.

E. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan jenis kegiatannya adalah : (1) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4) mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu pementasan atau bazar.

(50)

48

pertanian dan peternakan, (3) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (5) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah

G. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olah raga.

(51)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Informan

1. Informan I

(52)

50

Informan mengatakan bahwa kegiatan eksrakurikuler merupakan hal yang penting dan harus bisa diikuti walaupun kegiatannya belum cukup lancar, karena kurangnya koordinasi dari pembina dan seringkali terhambat dengan masalah pendanaan. Berikut ini Pendapat informan mengenai ekstrakurikuler KIR.

“Menurut saya kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat karena dapat mengembangkan minat yang saya miliki dan dapat meningkatkan kemampuan Non-Akademik. Ekstrakurikuler KIR ini merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang”.

(Prayoga, 17 tahun wawancara pada tanggal 29 maret 2010)

(53)

2. Informan II

Informan kedua bernama Kholfa Anisa yang usianya 17 tahun. Informan bersuku Lampung dan memeluk agama Islam. Informan duduk di kelas XII IPA 4. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Informan bertempat tinggal di Jalan. Pramuka Ragom Gawi Blok D1 No 25, Bandar Lampung. Di lingkungan sekolah informan tergolong anak yang ramah, santun dan memiliki prestasi di bidang akademik. Informan juga cepat bergaul dengan siapa saja karena ia mempunyai pemikiran yang luas.

Informan mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bisa membangun jiwa sportifitas dan dapat menambah pengetahuan dibidang non-akademik. Jadi ekstrakurikuler sangat penting bagi dirinya. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR berdasarkan minat yang dia miliki. Berikut ini pendapat informan tentang ekstrakurikuler KIR.

“Menurut saya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menyenangkan, karena selain dapat berkumpul dengan teman-teman juga mendapatkan banyak informasi-informasi yang sangat berguna untuk diri saya, dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR ini saya dapat mengurangi kejenuhan saya dalam berbagai kegiatan intrakurikuler. Walaupun saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Asamble dan English Club tetapi saya lebih tertarik dengan KIR”. ( Kholfa Anisa, 17 tahun, hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010)

(54)

52

menemukan teman-teman yang mempunyai minat yang sama seperti saya. Tujuan yang harus saya dicapai oleh anggota KIR secara individual adalah pengembangan sikap ilmiah, kejujuran dalam memecahkan gejala alam yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan metode yang sistematis, objektif, rasional dan berprosedur sehingga akan didapatkan kompetensi untuk mengembangkan diri dalam kehidupan.

3. Informan III

Informan ketiga bernama Fifin yang usianya 16 tahun bersuku Lampung dan beragama Islam. Informan duduk di kelas XI IPA 3 kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya adalah PMR. Informan bertempat tinggal di Jalan. Abdul Muis Griya Gedung Meneng Blok C3 No 2 Bandar Lampung. Di lingkungan sekolah informan dikenal sebagai siswa yang periang, mudah bergaul dan aktif terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler maupun akademik. Informan sangat menyukai ekstrakurikuler PMR karena menurutnya kegiatan ini sangat menarik dan sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Informan sangat serius mengikuti kegiatan ini dan informan sangat menguasai tentang kesehatan dan informan juga suka dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bakti sosial, kegiatan seperti ini yang dilakukan ekstrakurikuler PMR.

(55)

ekstrakurikuler dapat mengajari kita tentang berinteraksi dan bersosialisasi dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler yang lain dan dapat membangun kerjasama antar sesama siswa. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler PMR.

“Etrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler juga sebagai faktor pendukung prestasi kegiatan ekstrakurikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler para siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan hobi yang meraka miliki dan dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal dan bisa mengajari tentang hidup bersosial, berbakti kepada masyarakat, Mempertinggi keterampilan dalam rangka meningkatkan kebersihan dan kesehatan, memperaerat persahabatan nasional dan internasional . Di ekstrakurikuler PMR ini saya dapat banyak pengalaman mulai dari pengalaman berani berbicara didepan tanpa rasa takut dan saya mendapatkan wawasan pengetahuan yang sangat luar biasa yang baru saya ketahui”.

( Fifin, 16 tahun, hasil wawancara tanggal 29 maret 2010)

Menurut Informan ekstrakurikuler PMR merupakan kegiatan yang sangat bagus untuk diikuti karena di PMR kita dapat diajarkan untuk disiplin, tegas dan mandiri. Bukan hanya itu saja di PMR kita dapat mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial dengan adanya kegiatan semacam ini maka kita dapat mengetahui keadaan lingkungan disekitar kita. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR berdasarkan bakat yang dimilikinya, dan informan ingin mengembangkan bakat yang dimilikinya.

4. Informan IV

(56)

54

lingkungan sekolah informan dikenal sebagai anak yang agamis dan pintar. Banyak teman-teman sebayanya yang menyukai kepribadiannya. Informan sangat menyukai ekstrakurikuler PASKIBRA, karena sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA bagi informan yaitu untuk mendukung program kurikuler maupun upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, khususnya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA.

Informan mengatakan melalui ekstrakurikuler siswa dapat benar benar menjadi manusia yang intensif. Siswa dapat belajar untuk menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang intuk mencapai prestasi secara jujur dan lain-lain. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler PASKIBRA.

“ Ekstrakurikuler suatu kegiatan yang dilakukan pada jam di luar sekolah (dilakukan termasuk hari libur) yang dilakukan di luar sekolah dan bertujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenal dan menambah berbagai kegiatan, menyalurkan minat serta melengkapi upaya pembinaan seutuhnya, kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dilakukan secara berkala atau hanya dalam kurun waktu dan ikut dinilai oleh siswa-siswa yang linnya.. Di ekstrakurikuler PASKIBRA ini saya diajarkan disiplin dan bertanggung jawab. Jiwa kepatriotan juga tertanam pada kami rasa kekeluarga yang kuat kami juga dapatkan di ekstrakurikuler Paskibra”.

( Ratna Leli, 17 tahun, hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010).

(57)

5. Informan V

Informan kelima bernama Pandu Wijaya yang usianya 16 tahun bersuku Jawa agama Islam duduk di kelas XI IPA 1 kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya adalah OSIS. Informan bertempat tinggal di Jalan. Tupai Gang. Cempaka No 9, Segala Mider, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Dilingkungan sekolah atau di organisasinya informan dikenal orang yang pendiam dan tertutup tetapi informan memiliki semangat yang luar biasa dalam mengikuti dan menjalani kegiatan ekstrakurikuler OSIS. Semangat informan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS sangat luar biasa. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler OSIS.

“Menurut informan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan minat serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya, karena dengan adanyanya minat dapat mendukung kita mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Di ekstrakurikuler OSIS saya dituntut harus bisa berbicara dan berani mengungkapkan pendapat, supaya kegiatan yang saya ikuti dapat berjalan secara lancar dan hasilnya memuaskan.

(Pandu Wijaya, 16 tahun,hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010)

(58)

56

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut ini adalah pembahasan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada 5 (lima) orang informan yang telah peneliti tentukan. Dalam penelitian ini pembahasan sesuai dengan difokuskan pada satu hal seperti yang terdapat dalam fokus penelitian. Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

1. Pemahaman Siswa tentang Ekstrakurikuler, Dampak Positif, Negatif dan Hambatan dalam Mengikuti Ekstrakurikuler di Sekolah

Dari Hasil penelitian diketahui adanya perbedaan informan yang memahami kegiatan ekstrakurikuler. Setiap informan memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga pemahaman tentang ekstrakurikuler, dampak positif, negatif saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan hambatan-hambatan yang informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga berbeda-beda. Latar belakang ekstrakurikuler yang diikuti berpengaruh pada bagaimana mereka menjelaskan ekstrakurikuler dan faktor yang mendukung mereka mengikuti ekstrakurikuler juga berbeda-beda.

(59)

kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan kemampuan non-akademik.

Informan juga mengatakan mereka menyukai kegiatan ekstrakurikuler ini karena berdasarkan minat yang mereka miliki serta informan ingin mengembangkan minat yang ada dalam dirinya dan ingin mempelajari hal-hal yang baru, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah informan secara garis besar sudah berjalan dengan lancar karena setiap masing-masing kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tanggung jawabnya masing-masing menjalankan dan mengembangkan ekstrakurikuler walaupun kurangnya koordinasi dari pembina dan sering sekali terhambat masalah pendanaan. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini mereka kadang mengalami hambatan-hambatan seperti waktu, karena waktu yang mereka miliki sangat sedikit dan mereka harus bisa membagi waktu untuk belajar dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Dampak positif dan negatif juga dirasakan oleh informan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler contohnya mereka banyak mendapatkan informasi-informasi yang penting dan berguna, mengenal banyak siswa-siswa serta dapat lebih mudah berinteraksi dengan siswa lainnya dan dapat mngembangkan minat yang mereka miliki. Dampak negatif yang informan rasakan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang informan ikuti kadang menyita waktu mereka untuk beristirahat, tidak mengikuti kegiatan KBM karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan sering dimarahi oleh orang tua.

(60)

58

ekstrakirikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler informan dapat mengembangkan bakat, minat dan hobi yang informan miliki dan dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal dan bisa mengajari tentang hidup bersosial, secara garis besar kegiatan ekstrakurikuler di sekolah informan sudah berjalan dengan lancar, namun ada juga beberapa yang belum begitu maksimal karena masih kurangnya kelengkapan berbagai hal.

Informan mengatakan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR berdasarkan bakat yang dimilikinya. Bakatnya baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan oleh mengikuti kegiatan PMR ini. Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR ini mengalami hambatan-hambatan seperti waktu belajar lebih sedikit, lebih banyak digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler, orang tua karena sering pulang terlambat. Dampak positif dan negatif juga informan rasakan, dampak positif informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah informan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru tentang kesehatan, bakti sosial dan lingkungan. Dampak negatif yang informan rasakan adalah sering ketinggalan mata pelajaran, pulang tidak tepat, saya sering merasakan capek.

(61)

dari hal yang kecil, sampai yang besar hal ini juga dapat menjadi pelajaran kita dalam hidup bersosialisasi dalam lingkup yang lebih besar. Dengan bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler berarti membangun keluarga baru yang dapat ajak berbagi. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah informan telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang telah diraih dalam setiap perlombaan ekstrakurikuler.

Informan mengikuti kegiatan ini berdasarkan minat yang informan miliki, minat informan terhadap kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA sejak SMP tetapi informan baru bisa mengikutinya sekarang.

Hambatan yang informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini adalah waktu, Karena kegiatan paskibra membutuhkan banyak waktu, sedangkan informan juga memilih banyak kegiatan lain yang sama pentingnya. Jadi informan harus membagi waktu dengan baik. Dampak positif yang informan rasakan adalah informan menjadi disiplin dalam segala hal, Cermat, Teliti, Bertanggung jawab, memiliki banyak teman, dan dapat lebih rapih dalam segala hal. Dampak negatifnya informan sering merasakan lelah fisik dan pikiran.

(62)

60

alami dalam mengikuti proses belajar didalam kelas, bukan hanya itu saja dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler disekolah bisa mendukung pengembangan non-akademik terhadap informan dan siswa-siswa lainnya.

Ekstrakurikuler disekolah informan telah berjalan maksimal, tetapi ada kekurangan berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. informan mengikuti ekstrakurikuler ini karena informan menyukainya dan minat informan dibagian organisasi yang sifatnya bekerjasama.

Hambatan yang informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini adalah waktu, karena kegiatan OSIS membutuhkan banyak waktu sedangkan informan juga masih banyak kegiatan lain yang sama pentingnya. Jadi informan harus membagi waktu dengan baik. Dampak positif yang informan rasakan adalah informan menjadi disiplin dalam segala hal, cermat, Bertanggung jawab, memiliki banyak teman, dapat lebih rapih dalam segala hal dan saya merasa terkenal mengikuti OSIS. Dampak negatifnya sering dimarahi orang tua karena pulang malam dan dimarahi guru karena sering dispensasi.

2. Faktor Internal yang Mendukung Siswa Mengikuti Kagiatan Ekstrakurikuler di Sekolah

(63)

penelitian ini maka dapat dilihat faktor internal yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah minat.

Minat adalah kemampuan untuk menurut memberikan stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, suatu kegiatan, suatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulus oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab oleh suatu kegiatan dan hasil dari keikut sertaan dalam kegiatan itu. Dari pengertian tetang minat dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik berupa benda atau hal lain, rasa tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan suatu ketertarikan dari subyek yang disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada obyek minat, dengan kata lain minat merupakan sambutan yang sadar yang didasari oleh perasaan positif yang nantinya menimbulkan perasaan yang positif juga.

Mengembangkan minat memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.

(64)

62

belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias supaya mendapatkan hasil maksimal dari minat yang kita miliki.

Mengetahui tujuan, seseorang akan dapat mengarahkan minatnya dengan sebaik-baiknya. Selain karena tujuan tertentu, minat dapat muncul karena bertambah luasnya lingkungan seseorang dan semakin banyaknya dia berhubungan dengan orang-orang di luar lingkungannya untuk menambah wawasan dari minat tersebut.

Unsur-unsur minat yang terdapat pada diri seseorang untuk berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain:

1. Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut

2. Kesenangan

Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan obyek tersebut.

3. Kemauan

(65)

perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan minat individu yang bersangkutan.

Minat yang tinggi di satu bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya dimanapun seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan keinginan untuk belajar, daya juang dan ketekunan.

Misalnya untuk menjadi seorang PASKIBRA, dibutuhkan kemampuan verbal yang memadai, wawasan pengetahuan yang luas, minat untuk melakukan interaksi dan menjalin relasi sosial dengan orang lain. Apabila seseorang memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan wawasan pengetahuan yang luas namun tidak suka melakukan interaksi sosial, tentu kurang cocok untuk menjadi seorang PASKIBRA.

(66)

64

C. Hasil Penelitian Dalam Bentuk Tabel

Tabel 7. Deskripsi Informan

Riwayat Informan

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5

Nama Prayoga Kholfa Fifin Ratna Pandu

Tabel 8. Pemahaman Siswa Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

Pemahaman Tentang Ekstrakurikuler

Informan 1

(67)

Informan 2

Kegiatan ekstrakurikuler, merupakan kegiatan yang menyenangkan karena selain dapat berkumpul dengan teman-teman saya juga mendapatkan banyak informasi-informasi yang sangat berguna untuk saya, dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler saya dapat mengurangi kejenuhan dalam berbagai kegiatan intrakurikuler dan saya banyak memperoleh pengalaman yang sangat berguna untuk diri saya.

Informan 3

Kegiatan ekstrakurikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler para siswa dapat mengembangkan bakat yang saya miliki dan dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal dan bisa mengajari tentang hidup bersosial. Karena kegiatan ekstrakurikuler juga sebagai faktor pendukung prestasi dalam bidang akademik, ekstrakurikuler berguna untuk mendidik kita untuk bisa tampil pede didepan umum dan juga menambah wawasan yang tidak kita dapatkan didalam bidang akademik.

Informan 4

Gambar

Tabel  1. Jumlah Informan  yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Tabel 2. Jumlah Murid dari Tahun 2008-2010
Tabel 3.  Jumlah  Murid  Perkelas Tahun  2010
Tabel  4  Keadaan Murid Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Islam Terpadu Bakti Insani di Kabupaten Sleman dalam kegiatan ekstrakurikuler

Dari berbagai variabel yang tercantum dalam model regresi, yakni umur anak saat masuk SD, jumlah dan alokasi waktu kegiatan di luar sekolah anak, alokasi waktu anak menonton

Kegiatan ekstrakurikuler adalah: Kegiatan diluar pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun diluar sekolah dengan tujuan

dalam pelaksanaannya tidak terbatas hanya di lingkungan sekolah saja. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh peserta didik.. baik di sekolah maupun di

Menurut Uzer dan Lilis (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan

Selanjutnya hasil penelitian kemampuan perseptual motorik siswa peserta ekstrakurikuler Shorinji Kempo di Sekolah Dasar Kanisius Bonoharjo Kulonprogo sebagai berikut: terdapat 1

Menurut Uzer dan Lilis (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan disekolah

HASIL DAN PEMBAHASAN Kebiasaan Siswa Setelah Jajan Di Sekolah Pada Jam Istirahat Hasil dari penelitian yang didapat oleh peneliti disini yang mana kebiasaan siswa setelah jajan di