EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SCHOOL (Study On Domestic Sma Bandar Lampung)
By MENDA WATI
The purpose of this research is to know the internal factors that support students extracurricular activities at school, and analyze history students extracurricular activities in the school year. This type of research is qualitative research, the use of informants as a primary data source. This approach can extract as much information as possible and as deep as possible so that we will learn very clear about what is being investigated. Collecting data through observation and documentation of in depth interviews. As for the conclusions of this study are as follows : (1) Extracurricular activities performed during hours of study (face to face), both conducted at school or outside school with the intention to enrich and expand the knowledge, skills and capacity which has been owned by several fields of study. (2) Basically, students follow the extracurricular activities based on internal as motivation, interests, talents, hobbies and intelligence factors. (3) Internal factor is the factor which falls within the own students, such as motivation, interests, talents, pastimes, and intelligence. (4) In the general interests become internal factors as support students follow the extra-curricular activities at school. (5) Interest is a preferred taste and sense of interest in a subject or activity, without telling us. The interest is essentially a relationship between the acceptance of yourself with something outside of ourselves. (6) All interested students can channel and develop extracurricular activities that interest is not only as a hobby, but can cause achievements. (7) Included in the interests of the students must be developed should not be taken no action, since the interests of the students to new activities, acquire knowledge and new experiences.
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH (Studi Pada SMA Negeri 9 Bandar Lampung )
Oleh MENDA WATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan menganalisis latar belakang siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, menggunakan informan sebagai sumber data primer. Dengan pendekatan ini dapat digali informasi sebanyak mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan didapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang apa yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. (2) Pada dasarnya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal seperti motivasi, minat, bakat, hobi dan inteligensi. (3) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan inteligensi. (4) Pada umumnya minatlah yang menjadi faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. (5) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. (6) Semua minat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga minat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan prestasi. (7) Minat yang terdapat didalam diri siswa harus dikembangkan tidak boleh didiamkan saja karena dengan adanya minat siswa mendapatkan aktivitas baru, mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman-pengalaman yang baru.
A. Latar Belakang
Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan
disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur
pada dunia pendidikan pengajaran agar serasi dan terarah serta relevan dengan
segala kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pada era global, diperlukan
sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan berbagai upaya perbaikan mutu pengajaran sangat diperlukan
oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
Proses belajar mengajar memusatkan perhatian utamanya adalah pada peserta
didik. Tentunya peserta didik dengan segala potensi dan kebutuhannya,
diupayakan dengan segala macam persiapan yang diperoleh melalui pengalaman
belajar, baik pengetahuan, keterampilan, atau sikap disiplin.
Generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan
pelaksanaan pembangunan nasional dan proses kehidupan berbangsa dan
bernegara, keterlibatan generasi muda tidak dapat diabaikan. Sehubungan dengan
itu, maka pembinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung
jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah yang semuanya
ditujukan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.
Sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan, pembinaan
dan pengembangan generasi muda perlu ditingkatkan, terlebih lagi pada era
globalisasi seperti pada masa ini di mana kemajuan IPTEK yang mengarah pada
industrialisasi modern. Proses pembangunan yang terus berlangsung tersebut
dapat pula membawa dampak negatif bagi generasi muda sehingga akan dapat
menimbulkan masalah-masalah sosial. Terlebih lagi umumnya, kehidupan remaja
akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya relatif baru, salah satunya
adalah budaya asing yang datangnya dari luar sehingga hal tersebut cenderung
mengiring kearah penyimpangan perilaku, kecenderungan tersebut terjadi karena
pada masa-masa remaja merupakan masa transisi bagi perkembangan seorang
anak sehingga merupakan masa yang kritis.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Soekanto (1998:414), bahwa masa remaja
dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode ini seseorang
meninggalkan taraf kehidupan anak-anak untuk menuju tahap selanjutnya yaitu
tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai masa krisis karena belum adanya
pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami perkembangan.
menyatakan, bahwa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan
ketidakseimbangan (1985:20).
Setiap orang setelah mengalami masa anak-anak menghadapi masa remaja akan
mengalami peralihan yang waktunya sangat singkat (Djamali, 1984:50). Masa
peralihan ini adalah masa kritis (berbahaya), di sebut juga fase negatif. Disebut
fase negatif karena pada fase ini ditandai dengan sifat-sifat negatif dan acuh tidak
acuh pada keadaan. Pada pikiran dirinya sering tidak tenang, kurang mau bekerja
atau bergerak, lebih banyak tidur, kelihatannya seperti pemurung, ragu-ragu dan
non sosial. Sikap yang ditunjukkan kurang menyenangkan dan tidak mau tahu
keadaan lingkungannya (Djamali, 1984:51). Pada usia remaja emosi seseorang
bisa dikatakan labil, serta mempunyai rasa keingintahuan yang begitu tinggi
tentang hal-hal baru yang diketahuinya sehingga akan mudah sekali dipengaruhi
oleh rangsangan yang datang dari dalam atau dari luar dirinya sendiri, khususnya
dari lingkungan masyarakat.
Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai melalui tiga macam jalur pendidikan
yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber daya
manusia yang benar-benar berkualitas.
Adapun usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan
selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan kurikulum juga
dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan
suatu pendidikan. Kondisi pendidikan sekolahan kita yang strategis namun
terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya secara personal,
mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan
keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak
mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian.
Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan
yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah
dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka
memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, nonformal, maupun yang
formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus dilihat
dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan memberikan
manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa.
Pada jalur pendidikan formal, dilakukan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk lebih memantapkan pembentukan
dalam program kurikulum dan keadaan serta kebutuhan lingkungan, serta untuk
menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai
peran membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai manusia
sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Sekolah
memegang peranan penting dalam proses sosialisasi siswa, walaupun sekolah
merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa.
Siswa mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah siswa masuk
sekolah, siswa mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak
istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah
seorang di antara puluhan siswa lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas
keterampilan sosialnya.
Setiap sekolah memiliki bentuk-bentuk kegiatan dalam melakukan kegiatan
ekstrakurikuler bagi anak didiknya. Biasanya sekolah melakukan kegiatan
berdasarkan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, para guru, pembina
ekstrakurikuler, ketua dari ekstrakurikuler dan perwakilan siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler. Perilaku proaktif siswa ditinjau dari aspek keluwesan
dalam mempertimbangkan pemilihan respon, kemampuan mengambil inisiatif,
kemampuan untuk bertanggung jawab, intensitas keikutsertaan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler, dan peranan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler,
meliputi posisi dalam struktur kepengurusan, tanggung jawab dan loyalitas pada
ekstrakurikuler, dukungan dan prestasi yang pernah diraih dari aktivitasnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler, serta hubungan antara aktivitas siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler dengan perilaku proaktif siswa di sekolah.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan
program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
sekolah. Ekstrakurikuler dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada
hal-hal yang negatif atau kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu
kepada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya
pembinaan manusia seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian
para siswa.
Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen
Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler
adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang
dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara
berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu tugas bidang kesiswaan untuk
menunjang kurikuler di sekolah. Tujuan pembina kesiswaan, yaitu meningkatkan
peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai
wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan
pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah,
memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang kegiatan pencapaian
kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap
berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan
nilai Undang-Undang Dasar 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan
rohani.
Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai beberapa kegiatan
ekstrakurikuler bagi murid-muridnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti
siswa-siswinya tersebut terdiri dari OSIS, KIR, PMR, PASKIBRA. Pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
pihak sekolah. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang
guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Adanya kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah maka siswa akan menghabiskan waktunya di sekolah
dan tidak akan terpengaruh dengan dunia luar dan hal-hal baru.
Manfaat diadakannya kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah
menyalurkan hobi, minat, bakat dan intelegensi para siswa secara positif yang
dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa
percaya diri, dan lain sebagainya.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada
periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan
kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Masa ini berlangsung dari usia
Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan
perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati diri
yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin
dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat remaja menjadi isue yang
penting. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan
bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri,
misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. Adanya faktor internal
maka siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, KIR, PMR, dan
PASKIBRA sesuai dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki.
Sehingga apa yang mereka ikuti sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa.
(diakses dari www.google.co.id faktor internal .html. Diakses pada tanggal 12
Desember 2009).
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa berdasarkan dengan minat, bakat,
hobi dan intelegensi siswa sehingga siswa tahu kegiatan ekstrakurikuler apa yang
sesuai dengan minat, bakat, hobi dan inteligensi karena sifat remaja yang
bergejolak penuh dengan ambisi (semangat) pilihan alternatif sesuai dengan
keinginannya.
Tujuan ekstrakurikuler adalah untuk pengembangan diri siswa terutama di segi
akademis, non akademis dan nilai sikap. Semua minat dan bakat siswa bisa
disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga
prestasi. Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler. Salah satunya adalah kita bisa bersosialisasi dengan banyak
orang, saling bertukar pikiran, membentuk persahabatan, berlatih kekompakan
dan belajar tentang etika berkompetisi.
Lebih lanjut, visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi minat,
bakat, hobi dan intelegensi secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan siswa yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Misinya menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok dan
menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan
kebutuhan minat, bakat, hobi dan intelegensi.
Ekstrakurikuler yang diikuti siswa ternyata cukup banyak menyita waktu untuk
belajar karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler selain menyumbangkan
waktu untuk belajar dan berorganisasi, terkadang mereka sering izin tidak
mengikuti kegiatan belajar karena ada kegiatan yang berhubungan dengan
ekstrakurikuler, mereka juga tidak punya waktu khusus untuk mengulang
kembali materi yang telah dipelajari hal ini mengakibatkan prestasi belajarnya
kurang memuaskan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
“Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor internal apa yang mendukung
siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang
positif terhadap perkembangan kajian ilmu-ilmu sosial dan memberikan
referensi tambahan atau literatur bagi kita semua serta memberikan
manfaat bagi ilmu sosial umumnya dan ilmu sosiologi pendidikan
khususnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat
memberikan sumbangsih pemikiran dan bahan–bahan pertimbangan dalam
hal mengambil kebijakan terutama yang berkaitan dengan
A. Tinjauan Tentang Faktor Pendukung
Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia (Ishak,1989:65) adalah
hal yang menyebabkan pendukung atau latar belakang dari suatu tindakan, reaksi,
dari suatu kehidupan maupun percobaan. Sedangkan Rosaldi (1994:49)
mengatakan faktor merupakan ragam pendukung yang membentuk satu kesatuan
di dalam menghasilkan suatu tindakan. Jadi faktor adalah keberagaman sikap,
latar belakang, pengaruh, dukungan yang membentuk suatu kesatuan tindakan
atau reaksi ekologis kehidupan maupun percobaan.
Sedangkan faktor pendukung menurut kamus yang disusun oleh Poerwodarminta
( 1987-279 ) dapat diartikan sebagai berikut :
1. Faktor adalah suatu hal (keadaan atau peristiwa) yang ikut menyebabkan
atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.
2. Pendukung adalah sesuatu yang menyebabkan menjadi berfungsi lebih baik
Jadi faktor pendukung adalah suatu hal (keadaan atau peristwa) yang
menyebabkan atau mempengaruhi sesuatu yang lebih berfungsi lebih baik atau
berubah keadaan lebih maju.
B. Faktor Internal Pendukung Ekstrakurikuler
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri seseorang itu sendiri, misalnya
motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. (diakses dari www.geogle co.id
Diakses pada tanggal 12 Desember 2009). Khususnya dalam penelitian ini adalah
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar
Lampung. Faktor internal yang penulis teliti adalah faktor internal yang berasal
dari motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi karena faktor internal ini sebagai
pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah.
C. Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1077) yang dimaksud dengan
siswa adalah murid atau pelajar yang sedang menempuh jenjang pendidikan pada
tingkat sekolah menengah pertama atau pada sekolah menengah atas.
Sedangkan menurut Arikuno (1996:11) siswa adalah siapa saja yang terdaftar
sebagai obyek didik di suatu lembaga pendidikan, siswa sebagai anggota
Menurut Arikuno (1996:11) hak dan kewajiban siswa sebagai berikut:
Hak siswa antara lain
1. Menerima pelajaran.
2. Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.
3. Menggunakan semua fasilitas yang ada di sekolah.
4. Memperoleh bimbingan.
Sedangkan kewajiban siswa adalah
1. Hadir pada waktunya.
2. Mengikuti pelajaran dengan tertib.
3. Mengikuti pelajaran ujian (Ujian) atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan
oleh sekolah.
4. Mentaati tata tertib yang ada di sekolah.
D. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan
program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan
perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler sekolah. Ekstrakurikuler
dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada hal-hal yang negatif atau
kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada mata pelajaran
dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya pembinaan manusia
Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen
Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler
adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang
dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara
berbagai pelajaran, menyalurkan bakat, minat serta melengkapi upaya pembinaan
siswa seutuhnya.
Estrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik di sekolah
maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan
bakat, minat, hobi serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya
(Depdikbud, 1994: 6).
Ekstrakurikuler dalam KBB mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar
kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989:479).
Sedangkan menurut Usman (1993:2) mengungkapkan bahwa ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik
dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih
memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang telah
SMA Negeri 9 Bandar Lampung memiliki 17 kegiatan ekstrakurikuler yaitu
OSIS, KIR, ROHIS, PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, Ansambel Musik, Olah
Raga, Niners English Club, Pemandu Sorak ( Cheerleaders), Orchestra Pelajar 9,
Kolastra, Sagita, Pencinta Alam (PA), Pavoslan, Pasmala, dan Forsana yang
aktif tahun ini. Dalam penelitian ini hanya ingin meneliti 4 kegiatan
ekstrakurikuler yaitu OSIS, KIR, PASKIBRA, PMR, yang diikuti siswa kelas X1
IPA. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas para
siswa. Semua kegiatan ekstrakurikuler secara bersama dilakukan setiap hari Jumat
dan Sabtu di lingkungan SMA Negeri 9 Bandar Lampung dari pulang sekolah
hingga selesai.
1. Pengertian dari Kegiatan-Kegiatan Estrakurikuler
a. OSIS
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada
di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi
pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing
seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.
b. KIR
KIR (Karya Ilmiah Remaja) kegiatan mengenai perkembangan IPTEK, dan
serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya
dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis,
sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya.
c. PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari
Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan
memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang
yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.
d. PASKIBRA
PASKIBRA adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam
upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara.
Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau
2. Penyeleksian anggota biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk
persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi,
dan nasional.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler para siswa bisa memupuk jiwa sportifitas dalam
aneka perlombaan (misal OSIS, KIR, PASKIBRA, PMR) baik yang digelar secara
internal di sekolah. Ekstrakurikuler juga bisa mengajarkan anak akan arti
organisasi, walaupun dalam skala yang kecil. Di sana anak bisa belajar menjadi
pemimpin, pengurus, atau bahkan belajar mengemas suatu acara yang menarik
2. Tujuan Ekstrakurikuler
a. Menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat siswa.
b. Berprestasi dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan regional maupun
nasional.
c. Mendayagunakan secara optimal sarana dan prasarana sekolah yang ada.
d. Menemukan bakat dan ketrampilan siswa sehingga berkembang secara
optimal.
3. Fungsi Ekstrakurikuler
a. Pengembangan minat bakat.
b. Meningkatkan hubungan sosial sesama.
c. Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif.
d. Sebagai persiapan karir sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
E. Sekolah
Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai
peran untuk membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai
manusia sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa.
Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun
sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak.
Anak mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah ia masuk sekolah
akan mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak istimewa yang
puluhan murid lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan
sosialnya.
Tujuan didirikannya sekolah adalah sebagai wahana aktif bagi usaha
memanusiakan manusia sehingga bisa membawa bangsa dan negara kita yang
sedang terpuruk ini untuk dapat bangkit menuju posisi yang terhormat dan
diperhitungkan di dunia internasional. Dalam usaha untuk mewujudkan manusia
yang seperti digambarkan di atas, terdapat beberapa masalah di bidang pendidikan
yang harus segera dipecahkan, antara lain rendahnya mutu lulusan, tidak
meratanya kesempatan belajar dan lulusan sekolah yang kurang relevan terhadap
kebutuhan pembangunan.
F. Faktor Internal yang Mendukung Siswa Mengikuti Ekstrakurikuler
1. Motivasi adalah tingkah laku yang terjadi karena didorong oleh adanya
kebutuhan yang disadari dan terarah pada tujuan yang relevan dengan
kebutuhan itu.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai daya dorong atau alasan seseorang
untuk bertindak atau untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa pendapat para
ahli mengenai arti motivasi, salah satunya yang diungkapkan oleh Winardi
(1995:43) memberikan pengertian motivasi sebagai keinginan yang terdapat
pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kebutuhan-kebutuhan pribadi
b. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan
c. Dengan cara apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan
direalisasikan.
Sedangkan menurut Wasti Sumanto (dalam Panji Anoraga 1986:191)
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga didalam diri pribadi
seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha
dalam mencapai tujuan. Dari dua pemikiran mengenai motivasi yang ada
diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan, keinginan
sehingga orang melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang
terbaik bagi dirinya, baik waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan yang
diinginkan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka motivasi siswa
mengikuti ekstrakurikuler adalah dorongan atau keinginan dari diri siswa
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
2. Menurut Sukardi (1994:61) minat merupakan suatu kesukaan, gambaran atau
kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan
mengidentifikasikan preferensi anda terhadap orang, benda, atau aktivitas
lainnya. Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu
jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas
Menurut Slameto (1995:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat. Selanjutnya bentuk-bentuk minat menurut (Buchori, 1991:136)
minat dapat dibedakan menjadai duamacam yaitu:
A. Minat Primitif
Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan
makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini
meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan
dorongan untuk mempertahankan organisme.
B. Minat kultural
Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh
dari proses belajar. Jadi minat kultural di sini lebih tinggi nilainya dari pada
minat primitif.
3. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang
masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa,
bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik
misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat
musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa
menealisasikan bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan,
4. Hobi adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan kegemaran,
kesenangan istimewa pada waktu senggang yang dapat memberikan kepuasan
terhadap dirinya. (Tim Geneca Sains Bandung. 2001. Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia. Penabur Ilmu. Bandung).
5. Intelegensi adalah seseorang yang mempunyai atau menunjukkan tingkat
kecerdasan yang tinggi, berpikir tajam, cerdas dan berakal. ( Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .1990. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta).
G. Kerangka Pikir
Estrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik disekolah
maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan
bakat, minat, hobi serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya
(Depdikbud, 1994: 6).
Salah satu kebutuhan siswa di dalam sekolah adalah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah supaya mereka bisa memperdalam dan
memperluas pengetahuan mereka, mengenai hubungan antara pembinaan siswa
seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler sangat berpengaruh besar atau berdampak positif bagi siswa
minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki dan mereka mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan faktor internal yang mereka miliki.
Motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi yang dimiliki siswa dapat disalurkan
dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adanya kegiatan
ekstrakurikuler disekolah seperti OSIS, PMR, PASKIBRA, KIR sebagai wadah
penyaluran hobi, minat dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah
kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri,
dan lain sebagainya. Akan lebih baik lagi apabila mampu memberikan prestasi
yang gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.
Faktor internal motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi dapat mendukung
siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR PASKIBRA yang
mereka inginkan sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. Tapi siswa
memiliki perbedaan dalam menentukan faktor internal dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler OSIS, PMR, KIR, PASKIBRA akan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
minat, bakat, hobi dan intelegensi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini, faktor
internal yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
adalah motivasi, minat, bakat, hobi dan intelegensi, karena adanya faktor internal
siswa dapat menentukan kegiatan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan
keinginan dari dalam diri siswa bukan dari faktor eksternal. Dari keadaan tersebut
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Adapun untuk lebih memahami
alur kerangka pikir maka dapat dilihat pada bagan.
Bagan kerangka pikir
Kegiatan Ekstrakurikuler 1. OSIS
2. PMR
3. KIR
4. PASKIBRA Faktor Internal
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metode merupakan faktor penting dalam memecahkan
masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode dalam
penelitian ini merupakan cara untuk memahami dan mengerti segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian, kemudian digunakan untuk mencapai suatu
tujuan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan
pendekatan ini, penulis menginginkan adanya penggambaran secara jelas
mengenai faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah. Menurut Meleong ( 2003:3), penelitian kualitatif
adalah yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata, tulisan dari
orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati. Dengan pendekatan kualitatif dapat
digali informasi sebanyak mungkin dan sedalam mungkin sehingga akan
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian penting dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini
untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang
peranan yang penting dalam memandu serta mengarahkan jalannya suatu
penelitian. Dengan adanya penfokusan, maka dapat menghindari adanya
pengumpulan data yang sembarangan dan hadirnya data melimpah ruah. Oleh
karena itu fokus penelitian memiliki peranan yang sangat penting untuk memandu
dan mengarahkan jalannya penelitian. Adapun yang menjadi fokus penelitian
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Faktor internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikule
di sekolah ;
a. Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah.
C. Lokasi Penelitian
Dalam usaha untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang
berada di Jl. Panglima Polem No.18 Kel. Segala Minder, Tanjung Karang Barat
Bandar Lampung, dengan fokus penelitian siswa kelas XI , dengan alasan bahwa
SMA ini merupakan salah satu SMA yang mempunyai prestasi di bidang
D. Penentuan Informan
Menurut Sprayono dan Tabroni yang dikutip oleh Wijaya (2007:94) dalam
penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting bukan sekedar memberikan
respon melainkan pemilik informasi, karena itu disebut sebagai informan (orang
yang memberikan informasi, sumber data, sumber informasi) atau disebut juga
subjek yang diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang menjadi subjek
dalam studi ini adalah kepala sekolah, guru serta siswa-siswi SMA Negeri 9
Bandar Lampung.
Menurut Spradley (dalam Faisal 1990:78), agar memperoleh informasi yang lebih
terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1. Subyek yang lama dan intensif terlibat dengan kegiatan atau medan aktivitas
yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian.
2. Subyek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau
kegiatan yang menjadi sasaran perhatian penelitian.
3. Subyek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu dan
kesempatan untuk dimintai keterangan.
4. Subyek yang berada atau tempat tinggal pada sasaran yang mendapat
perlakuan yang mengetahui kejadian tersebut.
Dalam studi ini yang dijadikan informan adalah siswa-siswi kelas XI IPA, yang
mana siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler secara baik yang diselenggarakan
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kelas XI IPA pada SMA Negeri 9
Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Informan yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah Siswa
OSIS 1
PMR 1
KIR 2
PASKIBRA 1
Jumlah 5 Siswa
Sumber: Data Primer SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2010
Jadi informan yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 5 siswa dari kelas
XI IPA dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
E. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan hasil
penelitian yang baik. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer, yakni data dari sumber- sumber yang menghasilkan data secara
langsung. Data primer dalam penelitian ini terdiri dari data hasil wawancara
mendalam yang dilakukan terhadap informan yang dipilih, serta hasil
2. Data Sekunder, yakni data yang diambil secara tidak langsung dari
sumber-sumbernya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi
pustaka atau berbagai buku, laporan, keliping media massa, ataupun dokumen
arsip-arsip kantor yang menyimpan fakta-fakta penting yang berhubungan
dengan penelitian ini secara langsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
(pengamatan langsung kelapangan). Metode ini dilakukan dengan mengamati
secara langsung keadaan di lapangan untuk mendapat data-data mengenai faktor
internal sebagai pendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Negeri 9 Bandar Lampung. Observasi di sini dilakukan untuk keperluan
melengkapi data penelitian, yaitu data mengenai gambaran umum SMA Negeri 9
Bandar Lampung.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi
dengan secara langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud
mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara
mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Dengan menggunakan
metode wawancara mendalam, peneliti mengharapkan akan memperoleh data
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Hal ini
dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan dapat terarah tanpa mengurangi
kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan, serta suasana tetap terjaga agar
terkesan dialogis dan tampak informal. Peneliti juga mempersiapkan segala
sesuatu yang akan diperlukan untuk melakukan wawancara, di antaranya alat tulis,
dan kesiapan mental.
Wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka, sehingga informan tahu bahwa
mereka diwawancarai dan mengetahui pula maksud wawancara. Sebelum
mengajukan pertanyaan-pertanyaan wawancara, peneliti terlebih dahulu memulai
wawancara dengan obrolan ringan agar tercipta suasana akrab dengan informan,
serta meminta waktu dan kesedian informan untuk diwawancarai. Selain itu,
dalam penelitian ini wawancara juga dilakukan terhadap kepala sekolah, pembina
ekstrakurikuler SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Wawancara ini dilakukan
untuk memperoleh data mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan
di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
3. Dokumentsi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari
atau mengumpulkan data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah dalam
penelitian yang kaitannya untuk melengkapi data primer, dengan cara
mempelajari sumber-sumber data, mencatat dokumen-dokemen atau arsip-arsip
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
kualitatif yaitu menganalisis data dengan cara menjelaskan dalam bentuk kalimat
logis. Analisis data ini dilakukan bersamaan dengan jalannya penelitian. Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga jalur yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang direduksi adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam
terhadap informan yaitu siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Data yang
diperoleh tersebut dikumpulkan, dipilah-pilah digolongkan sedemikian rupa serta
membuang data yang tidak perlu sehingga dapat ditarik kesimpulannya.
2. Penyaji Data
Alur kedua dari kegiatan analisis yaitu penyajian data. Data dari hasil wawancara
yang telah direduksi selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi deskriftif hasil
penelitian. Selain itu juga digunakan berbagai tabel untuk lebih mempermudah
dalam memahami hasil penelitian.
3. Menarik Kesimpulan
Alur ketiga dari analisis yaitu penarikan kesimpulan. Setelah dilakukan proses
pengumpulan dan penyajian data, langkah berikutnya adanya menarik kesimpulan
A. Deskripsi Informan
1. Informan I
Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk
agama Islam dan bersuku Jawa, informan sekarang duduk di kelas XI IPA 4
kegiatan ekstrakurikuler yang dia ikuti adalah Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR).
Informan bertempat tinggal di Jalan. Panglima Polem 99 Sawo 1, Tanjung Karang
Barat, Bandar Lampung. Informan tergolong siswa yang ramah dan mau bergaul
dengan siapa saja. Dalam lingkungan sekolah informan cepat bergaul dengan
siapa saja mulai dengan teman sebayanya, kakak kelasnya dan semua orang yang
berada di lingkungan sekolah. Informan memiliki prestasi yang bagus di bidang
akademik, walaupun informan aktif di kegiatan ekstrakurikuler prestasi belajarnya
tidak menurun karena menurut informan kegiatan ekstrakurikuler tidak
Informan mengatakan bahwa kegiatan eksrakurikuler merupakan hal yang penting
dan harus bisa diikuti walaupun kegiatannya belum cukup lancar, karena
kurangnya koordinasi dari pembina dan seringkali terhambat dengan masalah
pendanaan. Berikut ini Pendapat informan mengenai ekstrakurikuler KIR.
“Menurut saya kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat karena dapat mengembangkan minat yang saya miliki dan dapat meningkatkan kemampuan Non-Akademik. Ekstrakurikuler KIR ini merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang .
(Prayoga, 17 tahun wawancara pada tanggal 29 maret 2010)
Demikian juga dengan ekstrakurikuler KIR bagi informan ekstrakurikuler KIR
sama pentingnya dengan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler
yang lainnya, yang juga harus diikuti informan. Informan mengatakan bahwa saya
megikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan disekolah berdasarkan minat
yang ada dalam dirinya sendiri atau faktor internal bukan dari faktor eksternal,
yang mana dapat membantu kita mendapatkan banyak prestasi yang berguna
dalam ujian masuk perguruan tinngi. Informan mengetahuinya karena informan
merupakan salah satu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR di
sekolahnya. Manfaat KIR bagi siswa adalah membangkitkan rasa ingin tahu
terhadap fenomen alam yang berhubungan dengan IPTEK, meningkatkan daya
nalar terhadap fenomena-fenomena alam, meningkatkan data kreasi dan daya
kreatif serta daya kritis, menambah wawasan terhadap IPTEK, meningkatkan
2. Informan II
Informan kedua bernama Kholfa Anisa yang usianya 17 tahun. Informan bersuku
Lampung dan memeluk agama Islam. Informan duduk di kelas XII IPA 4.
Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Informan bertempat tinggal di Jalan. Pramuka Ragom Gawi Blok D1 No 25,
Bandar Lampung. Di lingkungan sekolah informan tergolong anak yang ramah,
santun dan memiliki prestasi di bidang akademik. Informan juga cepat bergaul
dengan siapa saja karena ia mempunyai pemikiran yang luas.
Informan mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang bisa membangun jiwa sportifitas dan dapat menambah pengetahuan
dibidang non-akademik. Jadi ekstrakurikuler sangat penting bagi dirinya.
Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR berdasarkan minat yang dia
miliki. Berikut ini pendapat informan tentang ekstrakurikuler KIR.
“Menurut sayakegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menyenangkan, karena selain dapat berkumpul dengan teman-teman juga mendapatkan banyak informasi-informasi yang sangat berguna untuk diri saya, dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR ini saya dapat mengurangi kejenuhan saya dalam berbagai kegiatan intrakurikuler. Walaupun saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Asamble dan English Club tetapi saya lebih tertarik dengan KIR”. ( Kholfa Anisa, 17 tahun, hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010)
Menurut informan ekstrakurikuler KIR sangatlah bagus karena di KIR saya dapat
berpikir luas dan mendapatkan pengetahuan yang dapat membantu bidang
akademiknya. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR berdasarkan faktor
menemukan teman-teman yang mempunyai minat yang sama seperti saya. Tujuan
yang harus saya dicapai oleh anggota KIR secara individual adalah
pengembangan sikap ilmiah, kejujuran dalam memecahkan gejala alam yang
ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan metode yang sistematis, objektif,
rasional dan berprosedur sehingga akan didapatkan kompetensi untuk
mengembangkan diri dalam kehidupan.
3. Informan III
Informan ketiga bernama Fifin yang usianya 16 tahun bersuku Lampung dan
beragama Islam. Informan duduk di kelas XI IPA 3 kegiatan ekstrakurikuler yang
diikutinya adalah PMR. Informan bertempat tinggal di Jalan. Abdul Muis Griya
Gedung Meneng Blok C3 No 2 Bandar Lampung. Di lingkungan sekolah
informan dikenal sebagai siswa yang periang, mudah bergaul dan aktif terhadap
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler maupun akademik. Informan sangat menyukai
ekstrakurikuler PMR karena menurutnya kegiatan ini sangat menarik dan sesuai
dengan bakat yang dimilikinya. Informan sangat serius mengikuti kegiatan ini dan
informan sangat menguasai tentang kesehatan dan informan juga suka dengan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bakti sosial, kegiatan seperti ini yang
dilakukan ekstrakurikuler PMR.
Informan mengatakan bahwa ekstrakurikuler di sekolah merupakan hal yang
paling penting karena dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah
kegiatan siswa di sekolah sehingga siswa tidak melakukan hal-hal yang negatif di
ekstrakurikuler dapat mengajari kita tentang berinteraksi dan bersosialisasi dengan
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler yang lain dan dapat membangun kerjasama
antar sesama siswa. Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler
PMR.
“Etrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler juga sebagai faktor pendukung prestasi kegiatan ekstrakurikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler para siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan hobi yang meraka miliki dan dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal dan bisa mengajari tentang hidup bersosial, berbakti kepada masyarakat, Mempertinggi keterampilan dalam rangka meningkatkan kebersihan dan kesehatan, memperaerat persahabatan nasional dan internasional . Di ekstrakurikuler PMR ini saya dapat banyak pengalaman mulai dari pengalaman berani berbicara didepan tanpa rasa takut dan saya mendapatkan wawasan pengetahuan yang sangat luar biasa yangbaru saya ketahui”.
( Fifin, 16 tahun, hasil wawancara tanggal 29 maret 2010)
Menurut Informan ekstrakurikuler PMR merupakan kegiatan yang sangat bagus
untuk diikuti karena di PMR kita dapat diajarkan untuk disiplin, tegas dan
mandiri. Bukan hanya itu saja di PMR kita dapat mengikuti kegiatan-kegiatan
bakti sosial dengan adanya kegiatan semacam ini maka kita dapat mengetahui
keadaan lingkungan disekitar kita. Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
PMR berdasarkan bakat yang dimilikinya, dan informan ingin mengembangkan
bakat yang dimilikinya.
4. Informan IV
Informan keempat bernama Ratna Leli yang usianya 17 tahun bersuku Jawa dan
beragama Islam. Informan duduk di kelas XI IPA 1 kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti adalah PASKIBRA. Informan bertempat tinggal di Jalan. Tupai Gang.
lingkungan sekolah informan dikenal sebagai anak yang agamis dan pintar.
Banyak teman-teman sebayanya yang menyukai kepribadiannya. Informan sangat
menyukai ekstrakurikuler PASKIBRA, karena sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA bagi informan
yaitu untuk mendukung program kurikuler maupun upaya untuk menumbuhkan
dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, khususnya siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA.
Informan mengatakan melalui ekstrakurikuler siswa dapat benar benar menjadi
manusia yang intensif. Siswa dapat belajar untuk menghormati keberhasilan orang
lain, bersikap sportif, berjuang intuk mencapai prestasi secara jujur dan lain-lain.
Berikut ini pendapat informan mengenai ekstrakurikuler PASKIBRA.
“ Ekstrakurikuler suatu kegiatan yang dilakukan pada jam di luar sekolah (dilakukan termasuk hari libur) yang dilakukan di luar sekolah dan bertujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenal dan menambah berbagai kegiatan, menyalurkan minat serta melengkapi upaya pembinaan seutuhnya, kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dilakukan secara berkala atau hanya dalam kurun waktu dan ikut dinilai oleh siswa-siswa yang linnya.. Di ekstrakurikuler PASKIBRA ini saya diajarkan disiplin dan bertanggung jawab. Jiwa kepatriotan juga tertanam pada kami rasa kekeluarga yang kuat kami juga dapatkan di ekstrakurikuler Paskibra”.
( Ratna Leli, 17 tahun, hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010).
Menurut Informan kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA sangat bagus sebab
didalam kegiatan ekstrakurikuler ini mempelajari sejarah nasional Indonesia, yang
juga ditanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme dan mempelajari juga
perjuangan bangsa. Kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dimana nilai-nilai rasa
cinta tanah air, nasionalisme serta nlai-nilai kemanusiaan, patriotisme sangat
5. Informan V
Informan kelima bernama Pandu Wijaya yang usianya 16 tahun bersuku Jawa
agama Islam duduk di kelas XI IPA 1 kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya
adalah OSIS. Informan bertempat tinggal di Jalan. Tupai Gang. Cempaka No 9,
Segala Mider, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Dilingkungan sekolah
atau di organisasinya informan dikenal orang yang pendiam dan tertutup tetapi
informan memiliki semangat yang luar biasa dalam mengikuti dan menjalani
kegiatan ekstrakurikuler OSIS. Semangat informan dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler OSIS sangat luar biasa. Berikut ini pendapat informan mengenai
ekstrakurikuler OSIS.
“Menurut informan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajar, menyalurkan minat serta melengkapi dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya, karena dengan adanyanya minat dapat mendukung kita mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Di ekstrakurikuler OSIS saya dituntut harus bisa berbicara dan berani mengungkapkan pendapat, supaya kegiatan yang saya ikuti dapat berjalan secara lancar dan hasilnya memuaskan.
(Pandu Wijaya, 16 tahun,hasil wawancara pada tanggal 29 maret 2010)
Informan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS berdasarkan dengan minat
yang dimilikinya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini informan mendapatkan
pengalaman atau wawasan yang baru, karena di organisasi ini informan sudah
berani berbicara didepan dan berani mengeluarkan pendapat. Dengan adanya
ekstrakurikuler OSIS di sekolah maka dapat menghilangkan kejenuhan informan
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini adalah pembahasan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada
5 (lima) orang informan yang telah peneliti tentukan. Dalam penelitian ini
pembahasan sesuai dengan difokuskan pada satu hal seperti yang terdapat dalam
fokus penelitian. Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah.
1. Pemahaman Siswa tentang Ekstrakurikuler, Dampak Positif, Negatif dan Hambatan dalam Mengikuti Ekstrakurikuler di Sekolah
Dari Hasil penelitian diketahui adanya perbedaan informan yang memahami
kegiatan ekstrakurikuler. Setiap informan memiliki pendapat yang berbeda-beda
sehingga pemahaman tentang ekstrakurikuler, dampak positif, negatif saat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan hambatan-hambatan yang
informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga berbeda-beda.
Latar belakang ekstrakurikuler yang diikuti berpengaruh pada bagaimana mereka
menjelaskan ekstrakurikuler dan faktor yang mendukung mereka mengikuti
ekstrakurikuler juga berbeda-beda.
Pendapat informan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR informan
mengartikan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menyenangkan karena
selain dapat berkumpul dengan teman-teman informan juga mendapatkan banyak
informasi-informasi yang sangat berguna untuk dirinya, dan dengan mengikuti
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat karena
dapat meningkatkan kemampuan non-akademik.
Informan juga mengatakan mereka menyukai kegiatan ekstrakurikuler ini karena
berdasarkan minat yang mereka miliki serta informan ingin mengembangkan
minat yang ada dalam dirinya dan ingin mempelajari hal-hal yang baru, kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah informan secara garis besar sudah berjalan dengan
lancar karena setiap masing-masing kegiatan ekstrakurikuler mempunyai
tanggung jawabnya masing-masing menjalankan dan mengembangkan
ekstrakurikuler walaupun kurangnya koordinasi dari pembina dan sering sekali
terhambat masalah pendanaan. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini
mereka kadang mengalami hambatan-hambatan seperti waktu, karena waktu yang
mereka miliki sangat sedikit dan mereka harus bisa membagi waktu untuk belajar
dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Dampak positif dan negatif juga dirasakan oleh informan saat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler contohnya mereka banyak mendapatkan informasi-informasi yang
penting dan berguna, mengenal banyak siswa-siswa serta dapat lebih mudah
berinteraksi dengan siswa lainnya dan dapat mngembangkan minat yang mereka
miliki. Dampak negatif yang informan rasakan adalah kegiatan ekstrakurikuler
yang informan ikuti kadang menyita waktu mereka untuk beristirahat, tidak
mengikuti kegiatan KBM karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan sering
dimarahi oleh orang tua.
Lain halnya informan yang mengikuti kegiatan PMR mereka mengatakan atau
ekstrakirikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler
informan dapat mengembangkan bakat, minat dan hobi yang informan miliki dan
dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal
dan bisa mengajari tentang hidup bersosial, secara garis besar kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah informan sudah berjalan dengan lancar, namun ada juga
beberapa yang belum begitu maksimal karena masih kurangnya kelengkapan
berbagai hal.
Informan mengatakan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR berdasarkan bakat
yang dimilikinya. Bakatnya baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan
untuk berkembang atau dikembangkan oleh mengikuti kegiatan PMR ini. Dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR ini mengalami hambatan-hambatan
seperti waktu belajar lebih sedikit, lebih banyak digunakan untuk kegiatan
ekstrakurikuler, orang tua karena sering pulang terlambat. Dampak positif dan
negatif juga informan rasakan, dampak positif informan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR adalah informan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru
tentang kesehatan, bakti sosial dan lingkungan. Dampak negatif yang informan
rasakan adalah sering ketinggalan mata pelajaran, pulang tidak tepat, saya sering
merasakan capek.
Demikian informan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA
mengatakan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi
pelajar. Kerena dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kita dapat
mengembangkan minat dan bakat serta meningkatkan prestasi baik dalam bidang
dari hal yang kecil, sampai yang besar hal ini juga dapat menjadi pelajaran kita
dalam hidup bersosialisasi dalam lingkup yang lebih besar. Dengan bergabung
dalam kegiatan ekstrakurikuler berarti membangun keluarga baru yang dapat ajak
berbagi. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah informan telah berjalan dengan baik.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang telah diraih dalam setiap
perlombaan ekstrakurikuler.
Informan mengikuti kegiatan ini berdasarkan minat yang informan miliki, minat
informan terhadap kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA sejak SMP tetapi
informan baru bisa mengikutinya sekarang.
Hambatan yang informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini
adalah waktu, Karena kegiatan paskibra membutuhkan banyak waktu, sedangkan
informan juga memilih banyak kegiatan lain yang sama pentingnya. Jadi informan
harus membagi waktu dengan baik. Dampak positif yang informan rasakan adalah
informan menjadi disiplin dalam segala hal, Cermat, Teliti, Bertanggung jawab,
memiliki banyak teman, dan dapat lebih rapih dalam segala hal. Dampak
negatifnya informan sering merasakan lelah fisik dan pikiran.
Demikian pula informan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS
mengatakan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, karena
dengan adanya ekstrakurikuler di sekolah maka informan dapat menambah teman,
selain itu juga dapat menyalurkan minat, bakat informan pada ekstrakurikuler
alami dalam mengikuti proses belajar didalam kelas, bukan hanya itu saja dengan
adanya kegiatan ekstrakurikuler disekolah bisa mendukung pengembangan
non-akademik terhadap informan dan siswa-siswa lainnya.
Ekstrakurikuler disekolah informan telah berjalan maksimal, tetapi ada
kekurangan berupa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. informan mengikuti
ekstrakurikuler ini karena informan menyukainya dan minat informan dibagian
organisasi yang sifatnya bekerjasama.
Hambatan yang informan rasakan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini
adalah waktu, karena kegiatan OSIS membutuhkan banyak waktu sedangkan
informan juga masih banyak kegiatan lain yang sama pentingnya. Jadi informan
harus membagi waktu dengan baik. Dampak positif yang informan rasakan adalah
informan menjadi disiplin dalam segala hal, cermat, Bertanggung jawab, memiliki
banyak teman, dapat lebih rapih dalam segala hal dan saya merasa terkenal
mengikuti OSIS. Dampak negatifnya sering dimarahi orang tua karena pulang
malam dan dimarahi guru karena sering dispensasi.
2. Faktor Internal yang Mendukung Siswa Mengikuti Kagiatan Ekstrakurikuler di Sekolah
Setelah melakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berdasarkan minat ada empat siswa
mereka mengikuti kegiatan KIR, OSIS, PASKIBRA dan satu siswa mengikuti
penelitian ini maka dapat dilihat faktor internal yang mendukung siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler adalah minat.
Minat adalah kemampuan untuk menurut memberikan stimulus yang mendorong
kita untuk memperhatikan seseorang, suatu kegiatan, suatu yang dapat memberi
pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulus oleh kegiatan itu sendiri.
Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab oleh suatu kegiatan dan hasil dari
keikut sertaan dalam kegiatan itu. Dari pengertian tetang minat dapat disimpulkan
bahwa minat adalah fungsi kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik
berupa benda atau hal lain, rasa tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan
suatu ketertarikan dari subyek yang disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat
pada obyek minat, dengan kata lain minat merupakan sambutan yang sadar yang
didasari oleh perasaan positif yang nantinya menimbulkan perasaan yang positif
juga.
Mengembangkan minat memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan
semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan
menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya
disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa
menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.
Mengembangkan minat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari
bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta
belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias supaya mendapatkan
hasil maksimal dari minat yang kita miliki.
Mengetahui tujuan, seseorang akan dapat mengarahkan minatnya dengan
sebaik-baiknya. Selain karena tujuan tertentu, minat dapat muncul karena bertambah
luasnya lingkungan seseorang dan semakin banyaknya dia berhubungan dengan
orang-orang di luar lingkungannya untuk menambah wawasan dari minat tersebut.
Unsur-unsur minat yang terdapat pada diri seseorang untuk berminat terhadap
sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain:
1. Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu
kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Jadi
seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan
memusat terhadap sesuatu obyek tersebut
2. Kesenangan
Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan
menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada
gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi
miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk
mempertahankan obyek tersebut.
3. Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang
perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan
minat individu yang bersangkutan.
Minat yang tinggi di satu bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat
seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain
hal tersebut tentunya dimanapun seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan
keinginan untuk belajar, daya juang dan ketekunan.
Misalnya untuk menjadi seorang PASKIBRA, dibutuhkan kemampuan verbal
yang memadai, wawasan pengetahuan yang luas, minat untuk melakukan interaksi
dan menjalin relasi sosial dengan orang lain. Apabila seseorang memiliki
kemampuan verbal yang tinggi dan wawasan pengetahuan yang luas namun tidak
suka melakukan interaksi sosial, tentu kurang cocok untuk menjadi seorang
PASKIBRA.
Pada umumnya minat yang menjadi faktor internal sebagai pendukung siswa
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah karena kebanyakan siswa ingin
mengembangkan minat yang didalam dirinya supaya mendapat pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman yang baru maka minat yang dimilikinya harus disalurkan
C. Hasil Penelitian Dalam Bentuk Tabel
Tabel 7. Deskripsi Informan
Riwayat Informan
Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5
Nama Prayoga Kholfa Fifin Ratna Pandu
Umur I7 tahun 17 tahun 16 tahun 17 tahun 16 tahun
Kelas XI IPA 4 XI IPA 4 XI IPA 3 XI IPA 1 XI IPA 1
Agama Islam Islam Islam Islam Islam
Ekskul KIR KIR PMR PASKIBRA OSIS
Alamat Bandar
Tabel 8. Pemahaman Siswa Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Pemahaman Tentang Ekstrakurikuler
Informan 1
Informan 2
Kegiatan ekstrakurikuler, merupakan kegiatan yang menyenangkan karena selain dapat berkumpul dengan teman-teman saya juga mendapatkan banyak informasi-informasi yang sangat berguna untuk saya, dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler saya dapat mengurangi kejenuhan dalam berbagai kegiatan intrakurikuler dan saya banyak memperoleh pengalaman yang sangat berguna untuk diri saya.
Informan 3
Kegiatan ekstrakurikuler sangat baik dan diperlukan karena dengan adanya ekstrakurikuler para siswa dapat mengembangkan bakat yang saya miliki dan dapat membantu para siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang baru dikenal dan bisa mengajari tentang hidup bersosial. Karena kegiatan ekstrakurikuler juga sebagai faktor pendukung prestasi dalam bidang akademik, ekstrakurikuler berguna untuk mendidik kita untuk bisa tampil pede didepan umum dan juga menambah wawasan yang tidak kita dapatkan didalam bidang akademik.
Informan 4