• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep IKHLAS dalam Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep IKHLAS dalam Islam"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IKHLAS

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Pendidikan Akhlak semester empat dengan dosen pengempu

Drs. Udin Supriadi, M. Pd.

oleh:

Muhamad Maulana Rokhim (1306960) Kelas B

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Sekapur Sirih

Segala pujian hanya milik Allah Yang Maha Esa. Shalawat dan Salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada penghulu orang-orang yang Ikhlas dan Imam para Rasul, Nabi kita Muhammad saw, serta keluarga dan para sahabatnya semua.

Ikhlas adalah pondasi dan pilar agama yang teragung. Keislaman seseorang tidak sempurna tanpa keIkhlasan, serta Allah tidak menerima amalan wajib dan sunnah seorang hamba tanpa keIkhlasan. Selain itu, karena kita berada pada zaman orang-orang yang Ikhlas menjadi makhluk langka, yang banyak hanya orang-orang yang berpura-pura dan manis di bibir. Serta lahirnya berbeda dengan batinya, maka dari itu makalah yang cukup ringkas ini hadir yang akan membahas mengenai Keikhlasan.

Para Ulama beragam dalam memaknai kata Ikhlas ini seperti yang diterangkan dibawah ini.

“Ikhlas adalah inti amal dan penentu diterima tidaknya suatu amal di sisi Allah Yang Mahatahu. Amal tanpa Ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, ragu tanpa nyawa, pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa garis keturunan, dan benih yang tidak tumbuh.” (Syekh Abu Thalib al-Makki)

“Dalam beramal di dunia ini, janganlah kamu meninggalkan keIkhlasan karena Allah semata. Amal Ikhlaslah yang akan mendekatkanmu kepadanya dan memutuskanmu dari selainNya.” (Imam al-junayd al-Baghdadi)

“Setiap amal tanpa keIkhlasan ibarat kulit biji yang tak berisi, ibarat keranda tak bernyawa, dan ibarat gambar tak bermakna.” (Syekh ‘Abd al-Qadir al-Jaylani)

(3)

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Dasar Ikhlas

Mubarak [CITATION Sai04 \p 3-4 \n \t \l 1033 ] Untuk mengetahui lebih jauh makna Ikhlas dan hakikatnya, sangat penting untuk diketahui terlebih dahulu makna keIkhlasan dalam tinjauan bahasa dan istilah, baik istilah budaya ataupun istilah syariat. Menurut bahasa, Ikhlas diambil dari kata kerja Aqlasho-Yukhlishu yang akar katanya adalah Qalasho-Yaqlushu-Qolashon artinya selamat, bebas, bersih, murni dari campuran, dan menyelidiki.

Apabila menurut istilah Daryanto [CITATION Dar11 \p 1-4 \n \t \l 1033 ] menjelaskan mengenai makna Ikhlas yaitu pada dasarnya, Ikhlas adalah penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Segala tindakan yang dilakukan seseorang yang ikhlas selalu ditujukan untuk menggapai rida-Nya, bukan karena pamrih atau mengharapkan pujian dari sesama.

(4)

Daryanto [CITATION Dar11 \p 3 \n \t \l 1033 ] Sebagai makhluk yang diciptakan oleh sang Khalik, sudah sepantasnyalah manusia hanya menyembah, berharap, dan memohon pertolongan hanya kepada Allah. Keikhlasan adalah pondasi awal untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Tanpa keikhlasan, manusia tidak akan mampu mengendalikan hawa nafsu, agar tetap berada di jalan lurus, jalan yang di ridhoi oleh sang Khalik.

Sungguh tersesat manusia yang tidak menggantungkan hidupnya pada Allah, karena sesungguhnya manusia adalah makhluk lemah yang tak memiliki daya dan upaya kecuali dia hanya berserah diri pada Allah, karena tak ada satu helai rambut pun yang jatuh kebumi, tak ada satu lembar daun pun yang jatuh ke tanah, kecuali seizin Allah. Maka dari sudah sepantasnya manusia menyerahkan diri, menggantungkan diri, berharap hanya kepada Allah dengan cara mengikhlaskan hati.

Imam Al-Ghazaly dalam Al-Ihya berkata :” ketahuilah bahwa segala sesuatu digambarkan mudah bercampur dengan sesuatu selainya. Jika bersih dari percampurannya dan bersih darinya maka itulah yang disebut murni. Perbuatan yang bersih dan murni disebut ikhlas.”

Keikhlasan hamba akan membawa dirinya pada titik kebahagiaan dan kedamaian. Orang yang hatinya ingat kepada Allah bagaikan orang yang hidup di tengah-tengah orang yang mati. Mengapa Rasulullah saw bersabda seperti itu karena terlalu banyak manusia yang hidup di alam dunia ini hatinya mati dan membatu dalam mengingat Allah hingga hidupnya lebih condong pada hawa nafsunya yang membuat ia menghambakan seluruh hidupnya untuk harta, jabatan dan wanita semata.

(5)

Allah berfirman dalam surat al-Bayyinah : 5 dan surat al-Zumar : 3 yang bunyinya :

ءءافففءنءحح ن

ء يددففل هحففلء ن

ٱ

ء يففص

ص لص مح هءللل ااودحبح يءلص للإص ااوورحمصأ

خخ

ٱ

خع

ح امءوء

ةصمءيدقء ن

خلٱ

ح يدص ك

ء لصذءذوء وذكءزلل ااوتح يحوء ةءوذلءص

ةةة

ٱ

خؤ

ل ل ااومحيقصيحوء

ٱ

٥

Artinya : “(5). Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Qs. Al-Bayyinah : 5)

ءءاففيءلص أء ففهصنصودح نففمص ااوذحخءتل ن

خو ۦۦ

ٱ

ء يذصلل وء لصاخ

ٱ ة صص خلٱ

ء ن

ح يددل هصلللص لءأ

ٱ

ء

م

ح ففك

ح

خح

يء هءففللل نلإص ى

ٱ

ذو فففء زح هصففللل ىلءإص انءوبحردقءيحلص للإص هحدحبح نء امء

خل

ٱ

خم

خع

وءففهح ففمء يدص يء لء هءللل نلإص وفحلصتء يء هصيفص هح امء يفص هحنء بء

خن

خه

ٱ

ن ةن

خخ

خم

خم خي

افلك

رر

ء ذصكءذ

بر

٣

Artinya : “(3). Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. (Qs. Az-Zumar : 3)

Nabi saw, bersabda, “Allah berfirman, ‘Ikhlas itu salah satu rahasia-Ku yang Kutitipkan dalam hati hamba-Ku yang Kucintai’.”

(6)

ففمص هصنصوففط

ح بح يفص املمد مكحيقص نن رء عصلء مصعءذ يفص كحلء نلإصوء

نن

ۦ

خس ةةة خب

خنخلٱ

خم

ن

ء يبصرصش

لذ للد اغغئصاس

ء اص

غ لصاخء اننبءلل دءوء

مم ثمخر

فء ن

ص بء

خي

٦٦

Artinya : “(66). Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”. (Qs. An-Nahl : 66)

Jika suatu perbuatan murni dari ria dan karena Allah semata, maka perbuatan ini Khalis (murni).

B. Kedudukan dan Ciri Ikhlas

Ikhlas ialah hakikat agama. Allah berfirman :

...

ن

ء يددففل هحففلل اص

ٱ

غ لص مح هءللل دصبح فء

خخ

ٱ خعٱ

٢

ن

ح يددففل هصففلللص لءأ

ٱ

ء

لصاخء

ة صص خلٱ

...

Artinya : ““. …. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik) ……”. (Qs. Az-Zumar :2-3)

Al-Ba’dadi [CITATION Fai08 \p 18 \n \t \l 1033 ] menerangkan bahwa Allah swt menetapkan, keabsahan agama seseorang tergantung pada keIkhlasanya atau kemurnianya, yakni terjauhkanya dari kotoran syirik, baik sedikit maupun banyak, besar maupun kecil. Ayat di atas menegaskan, Ikhlas ialah syarat sah agama Islam yang merupakan agama semua nabi. Tuntutan untuk berbuat Ikhlas dalam semua syariat menunjukkan agungnya kedudukan akhlak yang agung ini.

(7)

ااوففبحنصتء وء هءففللل ااودحففبح نصأء لنوففس

خجٱ

ٱ

خعٱ

ح رل ففملأ

ةم

ح لدففكح يفففص اففنء عءبء قءلءوء

خث خد

وغحط

ة ةت

لذ ل

ٱ

...

٣٦

Artinya : “(36). Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu…”. (Qs. An-Nahl : 36)

Ibnu Katsir menyebutkan, “sejak terjadinya kemusyrikan di kalangan manusia, yakni umat Nabi Nuh, Allah mengutus rasul kepada umat manusia dan masih terus mengutusnya. Nabi Nuh ialah rasul pertama yang di utus Allah kepada penduduk bumi. Allah menutup pengutusan para rasul dengan Nabi Muhammad saw yang seruanya disambut oleh manusia dan jin di belahan bumi Timur dan Barat. Semua rasul itu, sebagaimana firmanya Allah “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, sesungguhnya tidak ada ilah (yang benar) selain Aku, maka sembahlah Aku”. (Qs. Al-Anbiya’ : 25).

Ikhlas ialah pokok amalan hati. Amalan hati merupakan amalan seseorang hamba yang paling mulia dan paling agung nilainya. Menjelaskan hal ini, Ibnu Qayyim menulis, “ Amal hati ialah nyawa dan intisari ubudiyah. Jika amal anggota badan kosong darinya, ia tak ubahnya bagai tubuh yang mati tanpa nyawa. Niat ialah amalan hati”.

Ikhlas ialah salah satu dari dua syarat di terimanya amal. Tidak ada suatu amalan pun yang di terima, jika tidak disertai dengan keIkhlasan. Nabi saw besabda, “Sungguh, Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika (dikerjakan dengan) Ikhlas dan ditujukan untuk mengharap wajah-Nya.

(8)

اففييغبصنل لغوففس

ح رء ن

ء اك

ء وء اص

غ لء مح ن

خخ

ء اك

ء هحنلإص سءومح بصتءذكص يفص كح وء

ۥ

ةۦ ىى

خلٱ

خر خذٱ

٥١

Artinya : “(51). Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi”. (Qs. Maryam: 51)

Allah berfirman mengenai Nabi Yusuf As.

...

اففنءدصابءعص ففمص ففهحنلإص اففش

خن ۥ

ةةء خح خلٱ

ء

فء وء ءءووس

ن ل هح ع

ٱ خن

ء ف

ء رص نءلص ك

خص

ء لصذءذكء

ة

ن

ء يص

ص لء مح

خخ خلٱ

٢٤

Artinya : “……. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih”. (Qs. Yusuf : 24)

Allah berfirman berkenaan Nabi Muhammad saw.

ففك

ح لءوء اففنءلحمءذ أء اففنءلءوء ففكحبنرءوء اففنءبنرء وءففهحوء هصفللل يفص انءنءوجناحءتحأء قح

خم

خع

خم

ٱ

خل

ن

ء وص

ح لص مح هحلء ن

خخ ۥ

ح

خح خم

نءوء كحلحمءذ أء

خع

١٣٩

Artinya : “(139). Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”. (Qs. Al-Baqarah : 139)

Ini semua menjelaskan, keIkhlasan ialah sifat dan karakter para nabi yang paling Nyata.

(9)

seperti musafir yang memenuhi geriba minumanya dengan pasir. Perbuatanya tersebut malah akan membebaninya dan tidak bermanfaat baginya.” [CITATION Fai08 \p 22 \l 1033 ]

Setelah mengetahui kedudukan Ikhlas merupakan Amal yang sangat mulia dan menjadikanya sebagai ujung tombak di terimanya suatu amal. Kini kita cari tahu bagaimana ciri-ciri seseorang yang Ikhlas.

Menurut Al-Ghazali.dkk [CITATION Ima12 \p 79 \n \t \l 1033 ] perumpamaan orang yang beramal karena ria dan sum’ah adalah seperti orang yang pergi ke pasar, namun memenuhi saku bajunya dengan kerikil. Orang-orang mengatakan krikil itu tak dapat memenuhi kebutuhan orang itu. Ia tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain ocehan dari orang lain. Demikian pula halnya dengan amalan yang dilakukan karena ria dan sum’ah. Tidak ada manfaat amalanya, kecuali sanjungan dari manusia, dan tidak ada pahala sedikit pun baginya di akhirat nanti. Ini ditegaskan dalam firman Allah, “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. Allah akan menggugurkan pahala amalan-amalan mereka yang bukan karena mengharapkan ridha Allah. Lalu Allah jadikan amalan-amalan itu seperti debu yang beterbangan.

Seorang Ahli Hikmah pernah ditanya, “ siapakah orang yang Ikhlas itu?” jawabanya, orang Ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal kebaikanya sebagaimana ia menutupi amal keburukannya”.

Ali ibn Thalib berkata, “Ada empat tanda orang yang ria dalam beramal, yaitu malas beramal jika sendirian, rajin beramal jika banyak orang, semakin rajin beramal jika mendapatkan pujian, dan semakin malas beramal jika mendapat celaan.”

Dalam syair disebutkan,

(10)

Seorang ahli hikmah menuturkan, “siapa menganggap dirinya telah menguasai tiga hal, tanpa menghilangkan tiga hal lainya, ketahuilah bahwa setan telah memperdayainya. Pertama, orang yang mengaku dirinya telah merasakan manisnya ketaatan, tetapi ia tidak dapat menghilangkan rasa cinta dunia. Kedua, orang yang mengaku dirinya telah rida dengan Penciptaanya, tetapi ia tidak dapat mengelak dari kekesalan terhadap dirinya. Ketiga, orang yang mengaku telah mampu beramal dengan Ikhlas, tetapi ia masih senang dengan pujian orang lain”.

C. Macam-Macam Ikhlas

Ikhlas Mubtadi : Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi didalam hatinya terbesit keinginan pada duni. Ibadahnya dilakukan untuk menghilangkan kesulitan dan kebingungan jika kesulitan dan kebingungannya sudah hilang maka ibadahnya akan terhenti.

Ikhlas Abid : yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari riya. Ibadahnya dilakukan demi meraih kebahagiaan akhirat, tetapi ia menganggap semua ibadah itu sama.

Ikhlas Muhibb : Yakni orang yang beribada hanya karena Allah bukan ingin surga atau takut neraka.

Ikhlas Arif : Yakni orang yang merasa bahwa ibadahna digerakan oleh Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Semuanya berjalan atas kehendak Allah. [ CITATION Ahm13 \l 1033 ]

D. Cara mengaplikasikan Ikhlas

(11)

dibutuhkan orang-orang awam, namun semua orang membutuhkan termasuk para ulama, orang-orang shalih dan para ahli ibadah.

Yussuf bin Husain Ar-Razi berujar, “Sesuatu yang paling berharga di dunia ini ialah Keikhlasan. Saya sudah berupaya maksimal untuk memupus riya’ dari hati, namun sepertinya riya’ selalu muncul lagi dengan warna lain”.

Abdullah bin Mutharrif berkata, “Mengupayakan keIkhlasan dalam amal sampai benar-benar Ikhlas lebih sulit daripada beramal itu sendiri.”

Nafsu amarah bissu’ menampakkan keIkhlasan sebagai sesuatu yang buruk bagi seorang hamba. Ia akan memperlihatkannya sebagai sesuatu yang dihindarinya, yaitu sesuatu yang tak masuk akal. Ia akan mendorongnya untuk berbasa-basi mencari muka agar bisa berjalan di tengah-tengah orang banyak.

Demikian pula, pada dirinya ditanamkan perasaan : jika ia mengerjakan suatu amal dengan Ikhlas, sementara ia tidak mengerjakan sesuatu untuk orang lain, berarti ia telah menjauhi mereka dan mereka pun menjauhinya, ia telah membuat mereka tidak suka dan mereka pun membuatnya tidak suka.

(12)

Daftar Pustaka

Al-Ba'dadi, F. b. (2008). Qa'idatul inthilaq wa qaribun najat. In I. As-Syafi'i, Ikhlas, Sulitkah? (pp. 17-23). Solo: Aqwam.

Al-Ghazali. dkk. (2012). Ikhlas Tanpa Batas : Belajar Hidup Tulus dan Wajar kepada 10 Ulama-Psikolog Klasik. Jakarta: Zaman.

Daryanto. (2011). Motivasi Menuju Ikhlas dan Sabar. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Isnain, A. F. (2013, April 15). Ikhlas. Retrieved from Ilmu Dunia Dan Akhirat: https://ahmadfauzan14depok.wordpress.com/2013/04/15/ikhlas/

Referensi

Dokumen terkait

Metode padan translasional merupakan metode padan yang alat penentunya adalah language lain (Sudaryanto, 1993:13). Bahasa pada penelitian ini adalah bahasa Minangkabau. Oleh

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh karakteristik masyarakat terhadap kesiapsiagaan pada daerah bahaya banjir di Kecamatan

Hal ini ditunjukkan dari survey yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang diperoleh dari Analisis Strategi Pengelolaan Dana Zakat dalam Kegiatan Wirausaha untuk Meningkatkan

Meskipun penelitian dilakukan pada responden dengan karakteristik yang berbeda dan tentunya responden dengan tahapan perkembangan usia yang berbeda didapatkan hasil

a. Pemberian kalium lewat infus harus dilakukan meskipun konsentrasi kalium dalam plasma normal karena secara signifikan kalium dalam tubuh dapat berkurang,

Implementasi Cool Japan Strategy yang telah dilaksanakan oleh pemerintah serta aktor Cool Japan Strategy lainnya yang berupa penyebaran produk budaya populer

Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia bidang