• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMBU KIBANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMBU KIBANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

METHOD OF USE MODELING IN LEARNING TODANCE BEDANA CLASS VIII STUDENT OF SMP NEGERI 2 LAMBU KIBANG WEST OF

TULANG BAWANG

By

THANTASIA NANGNIVA

This study aimed to describe the use of modeling methods in learningdance bedanain eight grade students of SMP Negeri 2 Lambu KibangWest of Tulang Bawang. Formulation of the problem in research is how the use of modeling methods in learning dance bedana in class VIII Student of SMP Negeri 2 Lambu Kibang West of Tulang Bawang?

This research was conducted using qualitative methods. Qualitative research is research that produces descriptive data about the words spoken or written, and behavior that can be observed from the people studied. Modeling learningbedana danceperformed, by modeling directly (direct instruction), the teacher acts as a model aids and indirect (non-directive) using video media. The data used in this study were obtained from literature data and field data. The data was collected using several methods, namely observation, interviews, and documentation methods.

(2)
(3)

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PEMODELAN DALAM PEMBELAJARANTARI BEDANA

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMBU KIBANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Oleh

THANTASIA NANGNIVA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metode pemodelan dalam pembelajarantari bedanapada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang. Rumusan masalah dalam penelitian adalah Bagaimanakah Penggunaan Metode Pemodelan dalam pembelajarantari bedana pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat?

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Pemodelan pembelajarantari bedana dilakukan, yaitu dengan pemodelan secara langsung (direct intruction), guru bertindak sebagai model peraga dan secara tidak langsung (non-direktif)dengan menggunakan media video. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data lapangan dan data

kepustakaan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan metode pemodelan tidak langsung bisa dikatakan baik walaupun belum maksimal, karena tidak seluruh siswa mempunyai minat dan kemampuan yang sama. Metode pemodelan secara langsung dapat dikatakan lebih baik karena guru dapat secara langsung

(4)

PENGGUNAAN METODE PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANAPADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMBU

KIBANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Skripsi)

Oleh

THANTASIA NANGNIVA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(5)

PENGGUNAAN METODE PEMODELAN DALAM PEMBELAJARANTARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMBU KIBANG

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Oleh

THANTASIA NANGNIVA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

1. Pose gerakTahtim 2.

3. Pose gerakKhesek Injing...37 4. Pose gerakAyun...38 5. Pose gerakAyun Gantung

6. Pose gerakHumbak Moloh 7. Pose gerakGelek

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

PERNYATAAN SKRIPSI... vi RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTO ... viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWANCANA ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

II. LANDASAN TEORI 2.1 Metode Pemodelan Dalam Pembelajaran... 10

2.2 Model Pembelajaran ... 13

2.2.1 Model Pembelajaran Langsung ... 16

2.2.2 Model Pembelajaran Tidak Langsung ... 23

2.3 Tari Bedana... 29

2.3.1 Musik dan Iringan Tari Bedana ... 33

2.3.2 Gerak Ragam Tari Bedana ... 34

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 44

(8)

3.4 Analisis Data... 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Guru ... 49

4.2 Fasilitas Pendukung... 51

4.3 Proses Pembelajaran ... 52

4.4 Pembahasan ... 57

4.4.1 Metode Tidak Langsung (Video) ... 57

4.4.2 Metode Langsung ... 58

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1979.Psikologi Sosial. Solo; PT Bina Ilmu.

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian 2,(Jakarta : Bumi Aksara, 2000).

Firmansyah, Hafizi, dan M. Kamsadi. 1996.Mengenal Tari Bedana. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.

Hisyam Zaini, 2002Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga

Ismail. 2003.Model-model Pembelajaran.Jakarta: Direktorat PLP

Makmun, Abin Syamsuddin. 2003.Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Marzuki. 1989.Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Sardiman, A. M. (2004).Interaksidan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Senjaya, Wina. 2008.Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soedarsono, R.M., 1975.Komposisi Tari Elemen-Elemen Dasar. Akademi Seni Tari Indonesia : Yogyakarta.

(10)

Sugono, Dendy. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supriawan Dedi dan A. Benyamin Surasega, 1990.Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Siprayogi, Imam dan Tobroni, 2001.Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung; Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2011.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. Jakarta:Prestasi Pustaka.

Warganegara, Marwansyah. 1989.Costum dan Busana Tari Daerah Lampung. Makalah Pada Apresiasi Seni Tari Daerah Lampung. Jakarta.

Winarno, Surakhmad. 1972.Metode Penelitian Ilmiah. Bandung; Tarsito.

(11)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1. Busana dan Rias Wanita... 32 2. Busana dan Rias Pria... 33 3. Sumber Data Penggunaan Metode Pemodelan dalam Pembelajaran

(12)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Pendekatan kualitatif diharapkan dapat mengungkap kondisi riil yang terjadi di masyarakat dan menyingkap fenomena yang tersembunyihiden value dari seluruh dinamika masyarakat. Metode kualitatif dalam pendekatannya bersifat mendalamin depth dan menyeluruhholisticakan menghasilkan

penjelasan yang lebih banyak dan bermanfaat, karena pada dasarnya penelitian ini akan menggambarkan dan melakukan eksplorasi secara mendetail mengenai permasalahan yang diteliti. Selain itu metode penelitian kualitatif yang mengartikulasikan hasil penelitian dalam bentuk kata dan kalimat akan lebih bermakna serta meyakinkan para pembuat kebijakan daripada pembahasan melalui angka-angka (Arikunto, 1986).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan format deskriptif, baik terhadap individu maupun kelompok yang lazimnya diteruskan dengan analisis kualitatif pula.

(13)

sebelumnya atau untuk menilai keefektifan program, melainkan survey dapat juga digunakan untuk menyelidiki hubungan atau untuk menguji hipotesis (Ary, 1979).

Dengan pendekatan ini diharapkan akan diperoleh sebuah gambaran yang obyektif mengenai penggunaan metode pemodelan dalam pembelajarantari bedana pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan penulis untuk mendapatkan data tentang

PembelajaranTari Bedana Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Tabel 4

Sumber Data Penggunaan Metode Pemodelandalam PembelajaranTari Bedana Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat

No Sumber Data Keterangan

1 Sutrisno, S.Pd Kepala Sekolah

2 Purwanti, S.Pd. I Guru Seni Budaya

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data lapangan dan data kepustakaan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metode berikut

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan suatu keterangan-keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung (Ahmadi, 1979). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan umumSMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang

(14)

b. Metode Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam rangka mengumpulkan data melalui wawancara atau tatap muka langsung. Menurut Marzuki interview adalah mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistimatis berdasarkan pada tujuan penelitian (Marzuki, 1989). Metode wawancara yang digunakan adalah metode

wawancara mendalam. Metode ini dipakai sebagai metode pendukung. Teknik menyampaikan pertanyaan adalah dilakukan dengan bebas terpimpin, karena untuk mendapatkan data yang lebih luas dan mendalam maka wawancara disampaikan dengan cara terpimpin atau sesuai dengan konsep pertanyaan. c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian yang berhubungan dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku, agenda, prasasti, dan sebagainya (Arikunto, 2000). Metode dokumentasi dapat juga diartikan sebagai metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada, dokumen dalam arti sempit foto, peta, dan lain sebagainya

(Surakhmad, 1972). Dalam pelaksanaan metode dokumentasi ini penulis bekerja sama dengan pihak Tata Usaha untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data yang ada selama ini yang berkenaan dengan sejarah, Visi dan Misi, sarana dan prasarana, dan keadaan pendidikan di SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

(15)

Pada bagian ini dijelaskan mengenai teknik yang digunakan dalam mengambil data dan analisis data. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga aktivitas yang berlangsung secara bersamaan. Ketiga aktivitas tersebut adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta pembuktian. Ketiga alur aktivitas tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam analisis data.

a. Reduksi data

Aktivitas reduksi data ialah mengolah data mentah yang dikumpulkan dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diringkas dan disistimatisasikan, agar mudah difahami dan dicermati oleh pembaca. Reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat di buat verifikasi (Suprayogi, 2001). Dalam hal ini peneliti memproses secara sistimatis data-data akurat yang diperoleh terkait dengan penggunaan metode pemodelan dalam PembelajaranTari Bedana Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat sehingga dari hasil wawancara dan observasi lapangan ditambah dengan dokumentasi yang ada. b. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dengan menyusun informasi secara baik dan akurat untuk memperoleh beberapa kesimpulan yang valid dan merealisasikan prosedural lanjutan. Dengan secara otomatis membantu proses yang sedang terjadi, untuk diadakan analisis lebih lanjut, tentunya mengacu kepada data yang ada.

c. Pembuktian dan Penarikan Kesimpulan

(16)
(17)

MOTO

selesai (dari suatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan ) yang lain, dan hanya kepada

Tuhan-( QS. Alam Nasyrah : 6-8 )

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar Umar )

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

(18)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Metode Pemodelan Dalam Pembelajaran

Pemodelan atau metode modeling adalah salah satu dari tujuh komponen

pembelajaran kontekstual (Senduk dan Nurhadi, 2003). Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan,

mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan.

Asumsi sistim nyata diwujudkan dari sistim nyata dengan menentukan faktor-faktor dominan (variabel, kendala, dan parameter) yang mengendalikan perilaku dari sistim nyata ( Taha, 1992). Dalamoperation research, yang dimaksudkan dengan model adalah representasi sederhana dari sesuatu yang nyata. Dengan pengertian ini menunjukkan bahwa model selalu tidak sempurna (Phillips, 1976). Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar.

(19)

(Nuryatin, 2010). Pemodelan harus dilakukan secara terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih antusias, memberikan variasi situasi, biaya dan waktu lebih efisien.

Pemilihan komponen pemodelan dalam pembelajaran tari merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami dan mengikuti gerakan-gerakan dan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif. Persyaratan model yang baik, yaitu relevan dengan kebutuhan siswa, sesuai dengan tingkat siswa, menarik, praktis, fungsional, menantang, dan kaya aksi.

Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali informasi dari model yang disediakan. Komponen pemodelan merupakan salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksud komponen pemodelan dalam pembelajaran adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoprasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, dan cara melafalkan sesuatu.

Dalam pendekatan kontekstual komponen pemodelan, guru bukan satu satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa bisa

(20)

memenangkan kontes berbahasa inggris, siswa tersebut dapat ditunjuk untuk

model. Siswa lai

kompetensi yang harus dicapai.

Model juga dapat didatangkan dari luar. Misalnya seorang penutur asli berbahasa

cara bertutur kata, gerak tubuh ketika berbicara dan sebagainya. Dengan demikian, dalam pembelajaran menulis teks drama guru akan menghadirkan model yang berupa teks drama yang dibuat sendiri atau diambil dari sumber lain kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sebelum mengerjakan tes menulis teks drama siswa mengamati dan membahas model yang dihadirkan secara bersama-sama sehingga siswa dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan teks drama, misalnya unsur-unsur drama. Jadi, teks drama yang dihasilkan siswa sesuai dengan yang diharapkan karena siswa dapat mengembangkan ide yang ada di pikirannya berkat model yang telah diperlihatkan oleh guru sebagai acuannya.

Teknik pemodelan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan teknik pemodelan antara lain

1. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan inspirasi, ide, kreativitas, dan seluruh sikap intelektual yang ada pada dirinya;

2. memupuk daya nalar siswa;

3. dapat melukiskan bentuk dan keadaan sebenarnya;

(21)

1. kurang efesien dalam kegiatan belajar mengajar; 2. terbatasnya waktu (Nuryatin, 2010).

Model memegang peranan penting di bidang ilmu pengetahuan. Biasanya dari segi ekonomi untuk menghemat (waktu, biaya) ataupun komoditi berharga lainnya. Pemodelan bisa juga dilakukan untuk menghindari resiko kerusakan sistim nyata. Dengan demikian sebuah model diperlukan bilamana percobaan dengan sistim nyata menjadi terhalang karena mahal, berbahaya ataupun merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan.

2.2 Model Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah

tersebut (Trianto, 2011).

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

(22)

centered approachdan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guruteacher centered approach.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Trianto, 2011) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu

1. mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasilout putdan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya;

2. mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utamabasic wayyang paling efektif untuk mencapai sasaran;

3. mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkahstepsyang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran;

4. mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukurcriteriadan patokan ukuran standarduntuk mengukur dan menilai taraf keberhasilanachievementusaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah 1. menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan

profil perilaku dan pribadi peserta didik;

2. mempertimbangkan dan memilih sistim pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif;

3. mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran;

(23)

Sementara itu, Kemp (Trianto, 2011) mengemukakan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran David (Trianto, 2011) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)exposition-discovery learning dan (2)group-individual learning(Rowntree dalam Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. plan of operation achieving something

a way in achieving something

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)

(24)

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya

pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

2.2.1 Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran LangsungDirect Intructionmerupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Model pembelajaran langsung menurut Arends (Zaini, 2005)

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang

(25)

Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film,tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya.

Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistimatis untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik, agar pembelajaran langsung tersebut terlaksana dengan baik.

Apabila guru menggunakan model pembelajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/ mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.

Model pembelajaran langsungdirect instructionsecara empirik dilandasi oleh teori belajar yang berasal dari rumpun perilakubehavior family. Teori belajar perilaku menekankan pada perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang dapat diobservasi. Menurut teori ini, belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik dari lingkungan. Prinsip penggunaan teori perilaku ini dalam belajar adalah pemberian penguatan yang akan meningkatkan perilaku yang diharapkan. Penguatan melalui umpan balik kepada siswa merupakan dasar

(26)

Model pembelajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.

Model pembelajarandirect instructionmengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Model pembelajarandirect instructionmenciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.

Ciri-ciri Model pembelajaran Langsungdirect instructionadalah sebagai berikut

1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar;

2) sintaks/pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran;

3) Sistim pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya

(27)

lingkungan lain, yatu fokus akademik, arahan dan control guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak netral dari pembelajaran.

Fokus akademik diartikan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan-pengarahan control guru terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa, dengan demikiandirect instructionsangat mengoptimalkan

penggunaan waktu. Pada Model Pembelajarandirect instructionterdapat lima fase yang sangat penting, yaitu

Fase 1 Fase Orientasi

Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran. Kegiatan pada fase ini meliputi

a. kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa;

b. mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran;

c. memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; d. menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan

yang akan dilakukan selama pembelajaran; e. menginformasikan kerangka pelajaran; f. memotivasi siswa.

(28)

Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan. Kegiatan ini meliputi

a. penyajian materi dalam langkah-langkah; b. pemberian contoh konsep;

c. pemodelan/peragaan keterampilan;

d. menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa.

Fase 3 Fase Latihan Terstruktur

Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.

Fase 4 Fase Latihan Terbimbing

Pada fase berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan

keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan guru untuk

mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

Fase 5 Fase Latihan Mandiri

Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa dengan baik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85% - 90% dalam fase latihan terbimbing. Guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

(29)

dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti halnya pada Modeldirect instructionpun mempunyai beberapa kelebihan yang disajikan sebagai berikut 1. dengan Model Pembelajarandirect instruction, guru mengendalikan isi materi

dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat

mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa; 2. merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun;

3. model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan;

4. model pembelajarandirect instructionmenekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini;

5. model pembelajarandirect instruction(terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi);

6. model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil;

7. siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas;

8. waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat; 9. dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik;

(30)

12. model pembelajarandirect instructiondapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa; 13. model Pembelajarandirect instructiondapat menjadi cara yang efektif untuk

mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

Selain mempunyai kelebihan-kelebihan, pada setiap model pembelajaran akan ditemukan keterbatasan-keterbatasan. Begitu pula dengan model pengakaran direct instruction. Keterbatasan-keterbatasan model pembelajarandirect

instructionadalah sebagai berikut

1. karena guru memainkan peranan pusat dalam model ini, maka kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat;

2. model pembelajarandirect instructionsangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran yang kurang baik pula;

3. jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajarandirect instructionmungkin tidak dapat memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan;

(31)

5. demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.

Sayangnya, banyak siswa bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

2.2.2 Model Pembelajaran Tidak Langsung (Video)

Dalam pengajaran seharusnya didasarkan pada konsep-konsep hubungan manusiawi diri pada konsep-konsep bidang studi, proses berpikir atau sumber-sumber intelektual lainnya. Menurut model ini guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa menjelajahi ide-ide baru tentang hidupnya, tugas sekolahnya dan kehidupan dengan teman-temannya. Peran guru dari pengajaran non direktif adalah pada peran dari guru tersebut sebagai fasilitator bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Di dalam peran ini, guru akan membantu siswa untuk menemukan gagasan-gagasan baru tentang kehidupannya, baik yang berhubungan dengan sekolah maupun dalam kehidupannya sehari-hari. Model ini berasumsi bahwa siswa mau bertanggung jawab atas proses belajarnya dan keberhasilannya sangat tergantung kepada keinginan siswa dan pengajar untuk berbagi gagasan secara terbuka dan berkomunikasi secara jujur dan terbuka dengan orang lain. Model pembelajarannon-direktifmerupakan hasil karya Roger dan tokoh lain pengembang konselingnon-direktif. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Karena itu guru hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan siswanya, yaitu sebagai pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Model pembelajaran tidak langsung ini berdasarkan pada cara kerja (Carl Roger 1961, 1971 dalam Hisyam) yaitu

(32)

membimbing pertumbuhan dan perkembangannya;

b. guru membantu peserta didik mengeksplor gagasan baru dari sisi kehidupan mereka, seperti sekolah dan hubungan mereka dengan orang lain;

c. model ini lebih mengarahkan peserta didik secara personal bukan mengatur sistim pembelajaran, artinya model ini menekankan pada guru untuk memberikan masukan dalam jangka pendeknya melalui pengarahan

personalitas yang baik serta pengarahan untuk perkembangan pembelajaran jangka panjang yang efektif.

Dalam menjalankan perannya ini, guru membantu siswa menggali ide/gagasan tentang kehidupannya, lingkungan sekolahnya dan hubungannya dengan orang-orang lain. Model ini menggambarkan konsep yang dikembangkan oleh Roger untuk konselingnon-direktif, dimana kapasitas klien untuk memperlakukan kehidupannya secara konstruktif sangat ditekankan. Dengan demikian, di dalam pengajarannon-direktifguru sangat mempedulikan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalahnya dan merumuskan solusi-solusinya. Pengajarannon-direktifcenderung bersifat berfokus kepada siswa dimana fasilitator berusaha untuk melihat dunia sebagaimana siswa melihatnya. Hal ini akan menciptakan suasana komunikasi yang empatik dimana pengendalian diri siswa dapat dipupuk dan dikembangkan.

Penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan video dalam pembelajaran kelas mampu menjadi pendukung kurikulum yang efektif dan dinamis. Sebuah

(33)

mereka bahkan sering menggunakan video, dengan frekuensi rata-rata sekali setiap minggu.

Tujuan para guru sebagai pendidik salah satunya tentu saja adalah membuat murid merasa bersemangat dan terlibat dalam pengalaman belajar praktis. Video jelas merupakan sebuah media pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemampuan video dalam melibatkan penglihatan dan pendengaran menjadikannya media yang sangat tepat bagi pelajar yang

berkarakteristik pembelajar visual atau auditorial. Video juga mampu menangkap dan melibatkan emosi positif yang dapat menstimulus belajar siswa. Video merupakan sarana belajar yang efektif dan inovatif bagi para guru dalam menjelaskan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran.

Bayangkan suasana kelas dimana siswa dapat secara langsung mendengarkan suara jeritan spesies satwa yang hampir punah, sekaligus melihat warna tubuh mereka, atau mendengar suara binatang yang hanya hidup jauh di alam liar di belahan bumi yang lain. Bayangkan juga pembelajaran yang melibatkan suara asli para tokoh terkenal dari masa lampau, tokoh-tokoh yang tercatat dalam sejarah, tokoh-tokoh politik, dan orang-orang terkenal lainnya yang hidup berabad-abad yang silam.

Begitu pula pembelajaran tentang hukum gerak, suara, serta perpindahan energi akan menjadi lebih menyenangkan jika guru menayangkan film video peluncuran pesawat ulang-alik dalam perjalanannya menuju ke angkasa luar. Dalam

(34)

nyanyian mereka, mengamati ritual-ritual kepercayaan mereka. Dengan

bimbingan guru dan penyajian yang tepat, video mampu memberikan pengalaman indrawi yang menjadikan konsep mudah untuk dirasakan secara nyata dan

dipahami.

Pengalaman membuktikan bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam

pembelajaran, semakin interaktif pembelajaran di kelas, maka semakin besar pula ketertarikan dan daya serap siswa terhadap pelajaran. Akan semakin banyak hal-hal yang bisa dipelajari dan diingat oleh siswa. Sebagai media yang sangat fleksibel, video bisa menjadi sarana pembelajaran interaktif. Video

memungkinkan untuk dihentikan, dimulai, atau diulang kapanpun dibutuhkan. Anda bisa menghentikan tayangan video lalu meminta siswa untuk memprediksi hasil atau akibat dari suatu hal, atau mendiskusikan, atau berdebat tentang suatu referensi sejarah. Anda bisa memutar ulang suatu bagian tertentu dari tayangan video untuk menambahkan suatu penjelasan atau memutar bagian tersebut dalam gerakan lambat untuk memastikan bahwa siswa memahami suatu konsep penting. Di samping itu, pembelajaran dengan video akan menjadi semakin interaktif dengan cara menirukan kegiatan dalam film, workshop, demonstrasi serta eksperimen di dalam lingkungan kelas.

(35)

atau alat peraga lainnya. Tujuan pembelajaran khusus harus ditentukan, begitu juga langkah-langkah pembelajaran serta kegiatan pemantapan harus

direncanakan dengan baik. Yang tidak kalah pentingnya adalah semua video yang akan dipergunakan dalam pembelajaran harus dikaji dulu oleh guru, agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Guru juga berperan sebagaibenevolent after ego, ia menerima semua perasaan dan pemikiran, bahkan dari siswa yang memiliki pendapat keliru. Guru secara tidak langsung berkomunikasi dengan siswa bahwa semua pendapat dan perasaan bisa diterima.

Teknik utama untuk mengembangkan hubungan yang fasilitatif adalah dengan wawancaranon-direktif, suatu rangkaian pertemuanface-to-faceantara guru dengan siswa. Selama wawancara, guru menempatkan dirinya sebagai kolaborator di dalam proses eksplorasi diri siswa dan pemecahan masalah. Wawancara sendiri dirancang untuk berfokus kepada keunikan individual dan pentingnya kehidupan emosional pada semua aktivitas manusia. Meskipun teknik wawancara dipinjam dari konseling, namun teknik ini tidak sama di ruang kelas karena berada pada penyembuhan.

Suasana wawancara terbaik memiliki empat kualitas, antara lain:

(36)

1) Pelepasan perasaan; 2) Pemahaman;

3) Tindakan; 4) Integrasi.

Teknik utama dalam mengaplikasikan model pembelajaran pengajaran tidak langsung adalah apa yang diistilahkan oleh Roger sebagaiNon-directive interview atau wawancara tanpa menggurui, yaitu wawancara tatap muka antara guru dan siswa. Selama wawancara, guru berperan sebagai kolaborator dalam proses penggalian jati diri dan pemecahan masalah siswa. Inilah yang dimaksud dengan tanpa mengguruinon-directive.

Kunci utama keberhasilan dalam menerapkan model ini adalah kemitraan antara guru dan siswa. Menurut Rogers, iklim wawancara yang dilakukan oleh guru harus memenuhi empat syarat yaitu

(1) guru harus mampu menunjukkan kehangatan dan tanggap atas masalah yang dihadapi siswa dan memperlakukannya sebagaimana layaknya manusia, (2) guru harus mampu membuat siswa dapat mengekspresikan perasaanya tanpa tekanan dengan cara tidak memberikan penilaian (mencap salah atau mencap buruk), (3) siswa harus bebas mengekspresikan secara simbolis perasaanya, dan (4) proses konseling (wawancara) harus bebas dari tekanan;

(37)

orang lain. Dalam masalah akademik, ia menggali perasaannya tentang kompetensi dan minatnya.

2.2 Tari Bedana

Tari merupakan perpaduan gerakan-gerakan indah dan ritmis yang disusun atau ditata, sehingga dapat memberikan kesenangan dan kepuasan bagi pelaku dan penikmatnya. Selain itu, tari juga merupakan hasil latihan gerakan yang tersusun untuk menyatakan tata laku dan tata rasa (Firmansyah, 1996:2).

Tari bedanaadalah salah satu jenis seni tari masyarakat suku Lampung, baik Lampung Pepadun maupun Lampung Saibatin. Namun masing-masing memiliki karakteristik, baik dari alat musik yang digunakan maupun gerakan tarinya.Tari bedanamerupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang

mencerminkan tata kehidupan masyarakat sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Firmansyah,1996:3). Pada awalnyatari bedanaadalah bentuk tari pergaulan yang dibawa oleh kaum pedagang atau para pemuka agama Islam dari Gujarat maupun dari Timur Tengah yang berfungsi untuk syiar agama Islam.

Dahulu tarian ini ditarikan oleh kaum pria saja, namun seiring dengan

(38)

dahulu ditampilkan pada malam acara Nyambai Agung saat menyambut pesta adat pesta perkawinan, khitanan, syukuran, bahkan ditampilkan untuk acara upacara lainnya.

Tari bedanahidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada yang memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, serta memiliki fungsi yang sama. Di daerah Sumatra bagian timur termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan Zapin atau Jepen, di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan tari dana, sedangkan di Indonesia bagian timur seperti Nusa tenggara Barat dan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari dana-dini (Firmansyah, 1996:3). Arti katabedanaadalah melangkah yang menjadi dasar yang utama di tarian tersebut.Tari bedanayang ada di Lampung ini mempunyai keunikan tersendiri yaitu ada di salah satu ragam geraknya ada bagian yang penarinya bertukar tempat dari sebelah kiri berpindah tempat di sebelah kanan dan penari sebelah kanan bertukaran tempat kesebelah kiri.

Gerak dasartari bedanadimulai dengan salam diakhiri pula dengan salam yang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai dengan

kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikat atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang terkandung dari geraktari bedanamelambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gertak awal.

(39)

Sedangkan keseluruhan gerak melambangkan falsafah tentang kehidupan dan berhubungan dengan Sang Pencipta. Penaritari bedanadapat laki-laki,

perempuan saja bahkan laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang tidak terikat dalam mengekspresikan geraktari bedanapenari tersebut mampu mengenali dan menghayati unsur-unsur gerak yang ada padatari bedana.

[image:39.595.115.517.308.732.2]

Berikut akan disajikan tabel yang berisi busana yang biasa dipakai oleh seorang penaritari bedanadan riasan yang dipakai oleh penari wanita.

Tabel 1

Busana dan Rias Wanita

No Busana Wanita Keterangan

1 Baju Kurung Baju kurung dalamtari

bedanadapat berbagai warna dan tangan berlengan panjang

2 Kain Songket/Tumpal Kain sarung yang dipakai

untuk rok, selain sarung untuk pakaiantari bedana dapat memakai celana 3 Sanggul Malang dan Bunga Melati Sanggul malapng yang

dibalut dengan bunga melati yang dipasang di kepala Kembang melati yang dipasang di atas sanggul

4 Subang Giwir Subang gawir/anting yang

dipasang di telinga

5 Gaharu Gaharu kembang goyang

yang dipakai di atas kepala

6 Papan Jajar Kalung papan jajar yang di

kalungkan dileher

7 Peneken Peneken yang dipasang di

atas kepala

8 Bulu Sertai Bulu sertai adalah ikat

pinggang yang dipakai di perut

9 Bebe Bebe yaitu kain aksesoris

yang dipakai di leher

10 Gelang kano Gelang pipih yang dipakai di

(40)
[image:40.595.115.519.150.503.2]

Berikut akan disajikan pula tabel yang berisi busana yang biasa dipakai oleh seorang penaritari bedanadan riasan yang dipakai oleh penari pria.

Tabel 2

Busana dan Rias Pria

No Busana Pria Keterangan

1 Baju Teluk Belanga dan Celana Pangsi Baju teluk belanga dalam tari bedanadapat

berbagai warna dan tangan berlengan panjang. Celana pangsi ini

digunakan sebelum memakai sarung balipat

2 Kain/Sarung Tumpal Kain/Sarung balipat

yang dipakai untuk sarung untuk pakaiantari bedana dapat memakai celana ini adalah songket atau tapis

3 Kalung Buah Jukum Kalung buah jukum yang

dipasang di leher

4 Bulu Sertai Bulu sertai ini digunakan

sebagai ikat pinggang yang dipakai di atas lipatan sarung balipat

5 Gelang kano Gelang kano yang

digunakan di pergelangan tangan sebagai aksesoris

6 Kopiah Kopiah ini digunakan di

bagian kepala

2.2.1 Musik Iringan Tari Bedana

Musik sebagai pengiring tari dapat dipahami. Pertama, sebagai iringan ritmis gerak tarinya; kedua, sebagai ilustrasi pendukung suasana tarinya; dan ketiga, dapat terjadi kombinasi keduanya secara harmonis. Iringan padatari bedana adalah iringaneksternal, dan nama ansambelnya adalah rebana. Bentuk

(41)

Beberapa alat musiknya adalah 4 rebana, 1 ketipung, accordion, gong kecil, gambus lunik. Namun demikian dalam pertunjukan personal pemusik tergantung kebutuhan. Pembawa lagu dapat laki-laki atau perempuan juga dapat bergantian antara laki-laki dan perempuan. Pembawa lagu harus dapat membawakan lagu dengan nada/irama yang tepat seiring dengan musiktari bedanatersebut.

Lirik lagutari bedana:

Kitapun-kitapun jama-jama,

Kitapun jama-jama delom masa sinji, Bugukhau-bugukhau lalang waya,

Bugukhau lalang waya jejama senang hati,

Bugukhau-bugukhau lalang waya tok kona sebik hati, Ngulah takhi-ngulah takhi bedana si kedau kham unyin ne.

Artinya:

Kitapun-kitapun sama-sama,

Kitapun bersama-sama pada saat ini,

Bermain-bermain bersama-sama,

Bermain bersama-sama dengan senang hati,

Bermain-bermain bersama-sama janganlah murung hati,

Karena tari karena tari bedana, milik kita bersama.

2.2.2 Ragam GerakTari Bedana

(42)
[image:42.595.109.517.403.650.2]
(43)

ini sikap badan menghadap ke depan dengan sedikitmendak(merendah) dengan pandangan mengarah ke depan dan tersenyum. Gerak tahtimini melambangkan

sikap hormat atau persembahan sebelum menarikantari bedanauntuk biasa dalam penampilannya ragam geraktahtimditampilkan pada awal dan akhir tarian. Hitungan ke-1 kaki kanan melangkah ke depan, hitungan ke-2 kaki kiri

[image:43.595.110.515.401.740.2]

melangkah ke depan, hitungan ke-3 kaki kanan melangkah ke depan dan kaki kiri diangkat, hitungan ke-4 mundur kaki kiri dan balik badan ke kiri, hitungan ke-5 langkah kaki kanan, hitungan ke-6 balik kiri angkat kaki kanan jinjit, hitrungan ke-7 maju kaki kiri badan merendah kaki kanan jinjit, hitungan ke-8 menarik kaki kanan ke sebelah kaki kiri langsung kaki kanan jinjit (perempuan) dan jongkok (laki-laki).

(44)

Ragam gerakkhesek gantungadalah salah satu ragam geraktari bedanayang inti gerakannya ada pada saat hitungan ke-3 dan ke-4 yaitu sikap kaki pada hitungan ke-3 di buka kearah kanan dengan sikap kaki kanan jinjit kemudian sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu. Kemudian pada hitungan ke-4 sikap kaki di tekuk ke depan disikukan rata-rata air dengan sikap tangan dikayuhkan

[image:44.595.111.517.352.711.2]

(kimbang). Pandangan mengarah ke depan dan tersenyum. Hitungan ke-1 langkah kaki kanan ke depan, hitungan ke-2 langkah kaki kiri, hitungan ke-3 ayun kaki kanan geser ke samping kanan jinjit, dan hitungan ke-4 tarik kaki kanan merapat kaki kiri (angkat rata-rata air).

Gambar 3. Pose gerakKhesek Injing

(45)
[image:45.595.112.512.298.645.2]

gerakannya ada pada saat hitungan ke-3, yaitu sikap kaki kanan jinjit dan diletakkan di samping kaki kiri kemudian sikap tangannya kimbang mengikuti alunan gerak kaki, sedangkan pandangan mengarah ke bawah atau menunduk dan pada hitungan ke-4 pandangan kembali mengahadap ke depan lagi kemudian tersenyum. Hitungan ke-1 langkah kaki kanan, hitungan ke-2 langkah kaki kiri, hitungan ke-3 mengangkat kaki kanan diletakkkan sebelah kanan kaki kiri jinjit (badan merendah).

Gambar 4. Pose gerakAyun

(46)
[image:46.595.105.517.272.622.2]

satu ini jika kaki kanan melangkah kemudian menghadap kanan maka kaki kiri yang diayun tetapi jika kaki kiri yang melangkah maka kaki kanan yang diayun. Sikap tangan pada ragam ini, yaitu kimbang dengan sikap mengepal akan tetapi lemah gemulai dan tersenyum. Hitungan ke-1 langkah kaki kanan, hitungan ke-2 langkah kaki kiri, hitungan ke-3 mundur kaki kanan (balik kanan), hitungan ke-4 angkat (ayun) kaki kiri.

Gambar 5. Pose gerakAyun Gantung

(47)
[image:47.595.110.515.239.574.2]

ketepatan hitungan sebanyak empat hitungan ke arah kanan kemudian hitungan ke-5, 6, 7 dan 8 kaki yang diangkat diayunkan sebaliknya jika melangkah kaki kiri kemudian menghadap kiri maka kaki kiri yang diayunkan diangkat kemudian diletakkan. Hitungan ke-1 langkah kaki kanan, hitungan ke-2 langkah kaki kiri, hitungan ke-3 mundur kaki kanan (balik kanan), hitungan ke-4 angkat (ayun) kaki kiri, hitungan ke-5, 6, 7, 8 ayunkan kaki.

Gambar 6. Pose gerakHumbak Moloh

(48)
[image:48.595.109.518.228.582.2]

ragam geraktari bedanayang lainnya, yaitu pada ragam gerak humbak moloh tangan diukel ke arah samping dengan lemah gemulai. Hitungan ke-1, 2, 3 kaki kanan kiri ke samping kanan, hitungan ke-4 kaki kiri jinjit di samping kaki kanan, hitungan ke-5 kaki kiri kiri ke samping kanan, hitungan ke-6 kaki kanan ke samping kiri (mengikuti kaki kiri), hitungan ke-7 kaki kiri ke samping kiri, hitungan ke-8 kaki kanan jinjit di samping kaki kiri.

Gambar 7. Pose gerakGelek

Ragam gerakgelekadalah salah satu ragam geraktari bedanayang inti gerakannya ada pada sikap kaki yang dikayuh kemudian dilangkahkan dan disilang sehingga akhirnya kaki merapat kembali. Ragam gerak ini mempuyai ketepatan hitungan sebanyak delapan hitungan. Gerakan kaki yang dikayuh

(49)
[image:49.595.111.516.213.570.2]

tersenyum dan menghadap ke depan. Hitungan ke-1 ayun angkat kaki kanan, hitungan ke-2 langkah kaki kanan, hitungan ke-3 langkah kaki kiri, hitungan ke-4 langkah kaki kanan, hitungan ke-5 mundur kaki kiri, hitungan ke-6, 7 silang kaki kanan kiri, hitungan ke-8 kaki kanan merapat kaki kiri, kemudian kaki kanan jinjit.

Gambar 8. Pose gerakBelitut

Ragam gerakbelitutadalah salah satu ragam geraktari bedanayang inti gerakannya ada pada sikap kaki menyilang kemudian berputar dengan sikap tangan mengikuti alunan kaki. Ragam gerak belitut mempunyai ketepatan

(50)
[image:50.595.111.517.161.493.2]

kanan, hitungan ke-5 maju kaki kanan putar ke kanan, hitungan ke-6 silang kaki kiri ke kanan putar badan, hitungan ke-7 mundur kaki kanan, hitungan ke-8 jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, badan merendah tetap tegak.

Gambar 9. Pose gerakJimpang

Ragam gerakjimpangadalah salah satu ragam geraktari bedanayang inti gerakanya ada pada sikap kaki melangkah atau berjalan dengan sikap kaki menapak kemudian berputar ke arah luar gerakan (jika kita bergerak ke kiri maka gerak putaran mengarah ke kiri dan jika gerakan kaki mengarah ke kanan maka arah putaran juga kearah kanan) kemudian setelah berputar salah satu kaki

(51)
(52)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengembangan kemampuan serta pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat di tengah masyarakat dunia.

Selanjutnya, pada pasal 4 Tujuan Pendidikan Nasional dikatakan : Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbadan sehat, berilmu dan cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, 2003 : 11).

(53)

dirinya sebagai sosok yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing.

Keberhasilan siswa sebagai subjek belajar berkaitan dengan proses pribadi individual processdalam menginternalisasi pengetahuan, nilai, sifat, sikap dan keterampilan yang ada di sekitarnya, sedangkan keberhasilan pengajar sebagai subjek mengajar selain ditentukan oleh kualitas pengajar secara pribadiindividual qualityjuga ditentukan oleh standar-standar kompetensi yang dimiliki oleh pengajar, yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kualifikasi akademik dan

kemampuan profesionalisme guru sebagai subjek mengajar juga berperan penting untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran konvensional proses belajar mengajar terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa masih diterapkan sampai saat ini. Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Untuk itu pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Bagi siswa, untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan bergulat dengan ide-ide.

(54)

membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik serta menerapkan pengetahuannya itu dalam kehidupannya. Ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan dan pengajaran, terus berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan dan pengajaran adalah munculnya metode-metode pengajaran yang pada dasarnya bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran itu sendiri. Sumbangan para peneliti pendidikan tidaklah sedikit dalam hal ini. Banyak penelitian telah

dilakukan dengan mengambil topik bidang pendidikan, baik secara makro maupun mikro.

Sehubungan dengan itu, komunikasi ilmiah melalui publikasi temuan-temuan kajian dan penelitian pendidikan sudah demikian cepat dan mudah dengan adanya sarana teknologi seperti internet. Kontribusi yang demikian besar di dalamnya berbaur berbagai perspektif dan dimensi tentang pendidikan, dapat ditanggapi sebagai suatu tantangan yang membutuhkan kejelian dan kearifan para pendidik untuk menilai sejauh mana suatu fenomena pendidikan dan pengajaran telah berkembang. Tantangan tersebut mengharuskan adanya sintesis dari berbagai dimensi dan perspektif yang ditawarkan, dalam rangka meningkatkan wawasan akademik dan kualitas pembelajaran guru. Dengan demikian, aksiologi ilmu pengetahuan secara langsung dapat dirasakan.

Kesenian sebagai ekspresi budaya, yang kehadirannya sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran para penguasa dari sekelompok masyarakat dan yang

mendukungnya (Soedarsono, 2001:161). Dengan demikian masyarakat memegang peranan penting dalam menjaga kebudayaan, khususnya kesenian. Adanya

(55)

masyarakat yang dampaknya akan berpengaruh terhadap keberadaan suatu kesenian. Dari berbagai macam kesenian yang ada, salah satunya yang menjadi pusat perhatian dalam hal ini adalah seni tari. Adanya dua pertumbuhan seni tari yaitu, tari klasik dan tari modern.

Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan sebagai hasil ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia untuk mewujudkan suatu karya yang indah. Agar

kebudayaan tidak terancam punah karena usia atau karena pengaruh kebudayaan asing. Telah banyak usaha yang dilakukan seperti mengadakan penggalian, pembinaan, dan pengelolaan sebagai upaya untuk pelestarian budaya.

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Soedarsono: 1975, 2). Secara tidak langsung Soedarsono memberikan penekanan bahwa tari adalah ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.

(56)

Tari merupakan salah satu cabang seni, media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat, tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja. Sebagai sarana

komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara agama dan adat.

Istilah pendidikan seni tari masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas terutama masyarakat pedalaman yang masih sangat minim dengan ilmu pengetahuan. Pendidikan seni tari kini mulai diberikan di sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMA)/Sekolah Menengah Khusus (SMK) dengan maksud untuk mengenalkan, melestarikan, dan mempertahankan kebudayaan khas daerah agar tetap terjaga keberadaannya.

(57)

pada pendidikan seni budaya, setiap sekolah memiliki banyak siswa yang kesemuanya memiliki kebutuhan yang berbeda akan pendidikan seni budaya khususnya seni tari.

Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi guru seni budaya untuk mampu melihat dan mengakomodasikan kebutuhan siswa, apa saja yang dimiliki oleh siswa dan apa yang tidak dimiliki, apa yang menjadi titik kuat dan titik lemah siswa dilihat dari sisi kemampuan berkarya seni. Seni budaya masih dibagi lagi dalam beberapa sub bagian pelajaran, di antaranya adalah seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni drama. Meskipun seni tari hanya dituntut untuk menari, namun sebenarnya tidak semudah itu, perlu adanya penguasaan teknik-teknik tertentu untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Banyak pula unsur tari yang memiliki peran yang sangat besar dalam menari, meliputi gerak,ritme, dan iringan musik, serta unsur pendukung lainnya.

Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film,tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya.

Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan

(58)

atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan

pembelajaran dan semua siswa. Pembelajaran seni tari di SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat telah dilaksanakan walaupun belum terasa efektif karena metode pembelajaran yang digunakan belum tepat, sehingga siswa kurang menguasai materi yang diberikan.

Berdasarkan observasi pada penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat, kondisi siswa dalam haltari bedanadapat dikatakan belum maksimal, walau ada beberapa siswa yang telah dapat mengikuti dan melakukan tari bedana dengan baik dan benar. Namun masih ada siswa yang belum dapat menghafal gerakan, atau dapat menghafal gerakan namun tidak dapat menselaraskan dengan musik, dan bahkan ada siswa yang sangat sulit sekali mengahafal gerakan, apalagi jika harus menselaraskan dengan musik dan dapat berekspresi saat menari. Hal ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan kondisi yang seharusnya. Bagaimana siswa dapat mempelajari tari bedanadengan baik jika gerakantari bedanahanya dapat mereka saksikan melalui penayangan video.

Untuk itu penulis mendeskripsikan penggunaan metode pemodelan yang dilakukan guru seni budaya dalam pembelajarantari bedanadi SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulan Bawang Barat.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 2

(59)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini difokuskan kepada rumusan masalah adalah Bagaimanakah Pengunaan Metode Pemodelan dalam

PembelajaranTari BedanaPada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Penggunaan Metode Pemodelan dalam PembelajaranTari BedanaPada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para guru mata pelajaran seni budaya berkenaan dengan penyelenggaraan pelatihan praktik tari bagi para siswa di sekolah demi pengembangan bakat siswa dalam menari.

2. Meningkatkan keluwesan dan teknik gerak serta minat yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2011/2012.

(60)
(61)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN METODE PEMODELAN DALAM PEMBELAJARANTARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMBU KIBANG KABUPATEN TULANG BAWANG

Nama Mahasiswa : Thantasia Nangniva Nomor Pokok Mahasiswa : 0813043037

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Fitri Daryanti, S.Sn.M.Sn Dr. Muhammad Fuad, M.Hum NIP 19801001200501 2 002 NIP 19590722198603 1 003

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Dr. Muhammad Fuad, M.Hum NIP 19590722198603 1 003

(62)

1. Tim Penguji

Ketua : Fitri Daryanti, S.Sn.M.Sn

Sekretaris :Dr. Muhammad Fuad, M.Hum ... .

Penguji : Agung Kurniawan, S.Sn.M.Sn ..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(63)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada :  Allah

sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya sampai ke jenjang sarjana, dan atas segala rizki, rahmat dan hidayah.

 Mama dan papa yang selalu memberikan semangat dan sabar menunggu anaknya sampai menjadi sarjana sehingga menjadi anak yang berguna baginya. Terima kasih untuk semua biaya yang telah di keluarkan sampai saya menjadi seorang sarjana pendidikan.

 Adik-adikku sebagai motivator dan semangatku dalam menjalani studi dan telah bersabar menunggu saudaranya ini sampai menjadi sarjana.

 Dosen-dosen yang telah memberikan materi yang berguna selama saya menjalani studi di bidang seni dan pembimbing yang sabar membimbing saya dalam

menyelesaikan skripsi.

 Kawan-kawan seni tari angkatan 2008 yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan bantuan selama menjalani studi. Terima kasih untuk kalian yang selalu ada dalam suka duka selama kita duduk di bangku kuliah.

(64)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 1 Maret 1991, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Darsyah, S.H dan Ibu Mega Sari.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah 1 Cabang Kedaton diselesaikan pada tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Labuhan Ratu diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Al-Azhar 3 Way Halim lulus pada tahun 2005, Sekolah Menengah Atas (SMA) Perintis 1 Bandar Lampung lulus pada tahun 2008.

Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Seni Tari.

(65)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala berkat rahmat dan

hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada program studi pendidikan seni tari jurusan pendidikan bahasa dan seni, FKIP Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul

Kelas VIII SMP Negeri 2 Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Fitri Daryanti, S.Sn.M.Sn., selaku pembimbing 1 dan ketua Program Studi

Pendidikan Seni Tari dan atas kesabaran, bimbingan terhadap penulis; 2. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum, selaku pembimbing II, sekaligus Ketua

Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni FKIP Universitas Lampung atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis;

3. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn., selaku penguji;

4. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 5. Sutrisno, S.Pd selaku kepala sekolah SMP 2 Lambu Kibang Kabupaten

Tulang Bawang Barat;

(66)

7. Bapak dan ibuku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; adikku Medariyan Efrando, Muh. Eloen Darmaga, Acha Patrisida Lorienta terima kasih atas dukungan dan doa yang kalian berikan selama ini;

8. Titik Nurhayati, S.Sn dan teman-teman sanggar;

9. Sahabatku Fitri, Ade Sigit, Pipit, Agisna dan Zuliana terima kasih atas bantuan dan doanya selama ini;

10. Teman-temanku seni tari angkatan 2008 terima kasih atas dukungan dan semangat kalian atas bantuan dan kebersamaan selama penyusunan hingga skripsi ini dapat selesai, atas persahabatan yang kalian berikan;

11. Mas Jaya, Mbah Bahri, Pak Mariman, Pak Heru dan seluruh staf kampus seni tari FKIP, Unila atas dukungan dan doa serta partisipasinya;

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis

(67)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Metode pemodelan terbagi menjadi 2 yaitu metode pemodelan yang menggunakan model secara langsung dan metode pemodelan yang menggunakan model secara tidak langsung.

2. Dalam proses pembelajaran yang digunakan di sekolah guru menggunakan metode pemodelan secara tidak langsung, misalnya guru hanya menjelaskan dan memperlihatkan videotari bedanakepada siswa di dalam kelas. Guru tidak berpedoman pada silabus dan RPP yang sudah disediakan sehingga guru mempunyai sedikit ide untuk membuat suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan.

3. Walau tidak semua aspek penilaian dalam seni tari dapat dikuasai oleh siswa, ternyata hasilnya pada kategori cukup.

(68)

5.2 Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Pembelajarantari bedanasebaiknya menggunakan metode pemodelan secara langsung agar siswa lebih antusias, berminat dan menyukaitari bedana sehingga siswa dapat memahami, dan menirukan geraktari bedanadengan baik dan benar.

2. Pada proses belajar mengajar guru Seni Budaya lebih aktraktif dengan siswa sehingga siswa lebih menyukai pelajaran seni budaya dan saat proses belajar-mengajar berlangsung sebaiknya guru menggunakan RPP yang sesuai dengan pembelajaran yang diajarkan kepada siswa.

3. Metode pemodelan secara langsung yang digunakan oleh guru menjadi kendala bagi siswa, misalnya ketika model terlalu cepat dalam mencontohkan geraktari bedanasehinggga siswa tidak dapat mengikuti dengan baik

Gambar

Tabel 1Busana dan Rias Wanita
Tabel 2Busana dan Rias Pria
Gambar 1. Pose sembah / hormat pada gerak Tahtim
Gambar 2. Pose gerak Khesek Gantung
+7

Referensi

Dokumen terkait

หากพิจารณาจากประวัติศาสตรพระพุทธศาสนาของไทย จะเห็นไดวา ในแตละยุค จะมีวรรณกรรมที่ เปนที่นิยมของชาวพุทธที่แตกตางกันออกไป

[r]

Pengaruh biblioterapi buku cerita bergambar terhadap status gizi pada anak usia prasekolah di TK Bina Anaprasa di Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten

Berdasarka analisa disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan perilaku ibu dalam melakukan toilet training anak usia toddler di dusun

Berdasarkan hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan depresi penderita kusta diketahui bahwa dari 21 responden yang tidak mendapat dukungan keluarga, 20

Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Perbedaan pengaruh strategi pembelajaran Missouri Mathematics Project dan Penemuan terbimbing terhadap hasil belajar matematika.

KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan permasalahan pada penelitian adalah apakah ada hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan posyandu

Maka ada kemungkinan besar karena perhitungan mendesak, yang bersangkutan dari golongan sosial tersebut (yang mampu maupun tidak mampu) dan adanya kesempatan bagi