PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
Oleh:
JONI KURNIAWAN SAPUTRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Hukum
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi
:
PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H.
ABDUL MOELOEK
Nama Mahasiswa
:
JONI KURNIAWAN SAPUTRA
No. Pokok Mahasiswa
:
0542011158
Bagian
:
Hukum Administrasi Negara
Fakultas
: Hukum
MENYETUJUI
I. Komisi Pembimbing
Dr.Yuswanto, S.H.,M.H.
Sri Sulastuti, S.H., M.H.
NIP. 196205141987031003
NIP. 196207271987032004
II. Ketua Bagian Hukum Pidana
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua
:
Dr.Yuswanto, S.H.,M.H.
...
Sekretaris/ Anggota :
Sri Sulastuti, S.H.,M.H.
...
Penguji Utama
:
Nurmayani, S.H.,M.H.
...
2. Dekan Fakultas Hukum
Dr.Heryandi, S.H.,M.S.
NIP. 19621109 198703 1 003
RI WAY AT H I DU P
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 17 juni
1986, dari pasangan H. Husni Thamrin dan Dra. Hj. Haiyuna
sebagai anak kedua dari dua bersaudara.
Pendidikan
Taman
Kanak-kanak
(TK)
Sari
Teladan
diselesaikan tahun 1992. Sekolah Dasar Negeri 8 Sumber Rejo diselesaikan pada
tahun 1998. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 14 Bandar Lampung pada
tahun 2001. Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bandar lampung pada tahun 2004.
Pada tahun 2005 penulis diterima sekaligus terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas
Hukum Extension Universitas Lampung. Penulis telah mengikuti Studi Banding
MOTTO
ASRI
Aktif, Segera, Ramah dan Inovatif
(RSUD Dr. H. Abdul Moeloek)
Memberikan pelayaan prima di segala bidang, menyelenggarakan dan
mengembangkan pusat-pusat pelayanan unggulan mengenai kesehatan
Dan siapa yang menempuh suatu jalan yang padanya dia
dapatkan ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadiran Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini
kepada orang-orang yang kusayangi kemanapun langkahku pergi dan dimanapun
aku berada
Ayah dan Ibu Ku tercinta H. Husni Thamrin dan Dra. Hj. Haiyuna
Terima kasih yang tak terhingga untuk setiap tetes keringat dan air mata, kasih
sayang dan ketabahannya,Berkat
Didikan,Bimbingan,doa-doa,keikhlasan,kesabaran yang tak pernah Habis Dalam Membersarkanku
Sehingga AKU Bisa Menjadi Orang Yang Berhasil.
Ngah ku tersayang Fitri Agustiani dan kedua keponakan ku tercinta M. Kevin dan
Natasya Ayudia serta kakak ipar ku Pramono yang telah meberikan pengertian,
bantuan, penyemangat serta motifasi agar pakwo bisa segera menyelesaikan
skripsi ini hingga selesai.
Seluruh Keluarga besarku, Alm. Nenek, datuk, among, ajong, emak palapa serta
udo-udo dan uwo-uwo yang selalu memberikan dukungan moril sehingga aku
dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
SANWACANA
Puji dan syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT atas rahmat, hidayah dan
kenikmatan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul
“Pelayanan Jaminan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar
Lampung”, dimanapun maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
Segala kemampuan telah penulis curahkan guna menyelesaikan skripsi ini, namun
penulis menyadarai masih terdapat kekurangan baik dari segi substansi maupun
penulisannya. Oleh karena itu, berbagai saran, dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Penulis juga menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi juga berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga
penulisan skripsi ini dapat di selesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1.
Dr. Yuswanto, S.H.,M.H., selaku Pembimbing I, yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan saran, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti
2.
Ibu Sri Sulastuti, S.H.,M.H., selaku Pembimbing II, yang dengan sabar telah
meluangkan waktunya untuk memberikan saran, bimbingan dan bantuan yang
sangat berarti dalam penulisan skripsi ini
3.
Ibu Nurmayani, S.H.,M.H., selaku Penguji Utama yang telah meluangkan
waktunya untuk membantu, mengarahkan dan memberi masukan dalam
penulisan skripsi ini.
4.
Ibu Ati Yuniati, S.H.,M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan waktu,
masukan, dan kritik dalam penulisan skripsi ini.
5.
Bapak Dr. Heryandi, S.H.,M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
6.
Ibu Nurmayanti, S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara
dan Ibu Upik Hamidah, S.H.,M.H., selaku sekertaris bagian Hukum Administrasi
Negara terima kasih atas ketersediaannya untuk membantu, mengarahkan dan
memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak Heni Siswanto, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberi kritik dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
agar dapat segera menyelesaikan skripsi.
8.
Seluruh staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung Kiyai Apri,
kiyai Bashir, Mas Mishyo, Mas pendi, Mbak Yani, Mbak Hera yang telah
memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh studi
sampai
9.
Bapak Bahri,SE., selaku Kasubag Verifikasi di Rumah Sakit Abdul Moeloek
yang telah meluangkan waktu serta memberi informasi kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
10. Ayah dan Mamah terima kasih atas kesabarannya dalam memberikan dukungan
dan motifasinya baik secara moril, materiil, dan solusi kepada penulis selama
menyelesaikan pendidikan sampai dengan Strata Satu.
11. kakak tersayang yang tidak bosan-bosannya memarahi ku sehingga aku bisa
menyelesaikan skripsi ini, kemarahanmu adalah sebuah bukti besar bahwa beliau
sayang.
12. Keponakan ku tersayang Kevin, Tasya, yang selalu mengingatkan agar pakwo
nya cepat wisuda.
13. Untuk pacarku Rika puspa Dewi, SH yang cantik tapi bawel, Terimakasih
banyak atas semua dukungan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Keluarga pacarku khususnya om,tante,adik iin terima kasih banyak atas dorongan
dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
15. Seluruh Teman
–
teman Fakultas Hukum Universitas Lampung: Retno, Ducan,
Mad, Adit, andika, Nedy, dll yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima
kasih atas kebersamaan kalian, bantuan dan dukungan kalian selama ini.
16. Buat Alm. Rendi Purnama Ningrat yang selalu memberi motivasi serta masukan,
sang penulis berterima kasih banyak atas semua bantuannya, semoga beliau
beristirahat dengan tenang.
17. Kantin emak yang selalu mengizinkan tempatnya untuk kompromi bersama
18. Dan teman-teman seluruh angkatan 2005 sampai 2007 terima kasih untuk selama
ini, dan untuk pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
19. Saudari Cici yang telah sangat membantu dalam proses penggandaan surat-surat
untuk menyelesaikan persyaratan ujian sampai selesai.
20. Universitas Lampung, khususnya Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Semoga Allah SWT menerima dan membalas semua kebaikan yang kita perbuat,
mudah - mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang
membacanya.
Amin....
Bandar Lampung,
Penulis
ABSTRAK
PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Oleh
JONI KURNIAWAN SAPUTRA
Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, dinyatakan bahwa
setiap orang mempunyai derajat yang sama dalam memperoleh kesehatan yang
optimal. Namun hingga saat ini pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat belum menghasilkan bentuk pelayanan seperti yang diharapkan.
Tingkat kesehatan masyarakat yang masih rendah dan biaya kesehatan yang
semakin mahal membuat banyak keluarga miskin tidak mampu menjangkau
pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit umum Daerah. Untuk memenuhi
hak rakyat atas kesehatan, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan telah
mengalokasikan dana bantuan
social sector
kesehatan yang digunakan sebagai
pembiayaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Jamkesda dibentuk
atas kebijakan Pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu agar
mendapatkan jaminan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah, namun
Pelaksanaan Jamkesda Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar
Lampung hanya peserta gakin yang masuk dalam daftar Jamkesda. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pelaksanaan Pelayanan Jaminan
Kesehatan Daerah di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar
Lampung? dan apa saja faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Pelayanan
Jamkesda di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung?
Untuk membahas permasalahan penelitian ini, maka digunakan pendekatan
yuridis normatif yang ditunjang dengan pendekatan yuridis empiris. yang
berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum
Dr. H. Abdul Moeloek.
ABSTRACT
HEALTH SERVICES IN REGIONAL
GENERAL HOSPITAL DR. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
By
JONI KURNIAWAN SAPUTRA
Under Article 4 of Law No. 23 of 1992, stated that everyone has the same degree
in obtaining optimal health. But until now the health services provided to the
community has not produced the type of services as expected. Levels are still low
public health and health care costs are increasingly expensive to make many poor
families cannot afford health care, especially in the Regional Hospital. To meet
the people's right to health, the government in this case the Ministry of Health has
allocated funding of social assistance that is used as a health sector financing for
the community, especially the poor. Jamkesda formed on the Government's policy
for the poor to get health insurance at the General Hospital, but the
implementation of the Regional General Hospital Jamkesda Abdul Moeloek
Bandar Lampung gakin only participant in the list Jamkesda. Problems in this
study is How Implementation of Health Insurance Services at the Regional
General Hospital Abdul Moeloek Bandar Lampung? and what are the limiting
factors in the implementation of Jamkesda Services at Regional General Hospital
Abdul Moeloek Bandar Lampung?
To address issues of this study, we used a normative juridical approach that is
supported by empirical juridical approach, related to service delivery Jamkesda
General Hospital Dr. H. Abdul Moeloek.
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari ancaman bahaya yang akan
menimpanya pada sewaktu-waktu tertentu, untuk itu kita hendaknya berusaha
untuk menghindari segala macam bentuk bahaya yang akan mengancam kita,
akan tetapi masih saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan
misalnya dan atau terganggunya kesehatan jasmani kita.
Bahaya terbesar yang dihadapi seseorang dalam kehidupan adalah kehilangan atau
kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit yang menimpa dirinya
dan atau keluarganya, yang dalam hal ini akan mengeluarkan biaya yang cukup
besar, sehingga diperlukan suatu anggaran biaya yang benar-benar terencana guna
mengantisipasi hal tersebut, namun bagi mereka yang tidak mampu merupakan
hal yang sangat sulit, maka pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab
bagi mereka yang kurang mampu untuk menjamin kemudahan memperoleh
pelayanan kesehatan dan keringanan biaya kesehatan.
Untuk membantu hal-hal tersebut di atas pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan dengan memberikan jamkesda bagi mereka yang kurang mampu.
Seperti tercantum dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan, bahwa Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya Kesehatan yang
2
pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada setiap keluarganya
untuk menjamin kemudahan memperoleh pelayanan dan keringanan biaya
kesehatan.
Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, dinyatakan bahwa
setiap orang mempunyai derajat yang sama dalam memperoleh kesehatan yang
optimal. Namun hingga saat ini pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat belum menghasilkan bentuk pelayanan seperti yang diharapkan.
Tingkat kesehatan masyarakat yang masih rendah dan biaya kesehatan yang
semakin mahal membuat banyak keluarga miskin tidak mampu menjangkau
pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit umum Daerah.
Pemerintah menyadari bahwa masyarakat, terutam masyarakat miskin sulit untuk
mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Kondisi tersebut semakin memburuk
karena mahalnya biaya kesehatan, akibatnya pada kelompok masyartakat tertentu
sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hak rakyat atas
kesehatan, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan telah mengalokasikan
dana bantuan social sector kesehatan yang digunakan sebagai pembiayaan bagi
masyarakat, khususnya masyarakat miskin.
Keluarga miskin disini adalah orang atau keluarga yang sama sekali tidak
mempunyai suatu sumber mata pencarian dan tidak mempunyai kemampuan
memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan atau orang-orang yang
mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
yang layak. Setiap Rumah Sakit Pemerintah di Lampung diberi subsidi dana oleh
3
Umum Daerah tersebut secara Cuma-Cuma. Peserta Jamkesda yang ingin
memperoleh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan
surat keterangan tidak mampu dari RT dan kelurahan, rujukan dari puskemas.
Apabila berkas atau persyaratan telah lengkap, petugas Rumah Sakit lansung
menangi, namun bila persyaratan belum lengkap maka petugas Rumah Sakit
memberikan jangka waktu 2x24 jam untuk melengkapi berkas-berkas yang belum
lengkap.
Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan melakukan berbagai kegiatan berupa
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Akan tetapi pada
kenyataanya peneliti beberapa kali menemukan keluhan-keluhan masyarakat
mengenai pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Beberapa diantaranya
terdapat salah satu warga miskin yang meminta agar pihak yang berwenang
menegur kinerja pegawai di Rumah Sakit Daerah karena banyak oknum
pegawainya yang bersikap acuh kepada pasien atau keluarga pasien yang tidak
mampu.
Dalam penyelenggara program Jamkesda tersebut, perlu dilakukan peningkatan
baik dalam mutu pelayanan kesehatan serta jangkauan kepesertaannya. Jamkesda
dibentuk atas kebijakan Pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu agar
mendapatkan jaminan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah berdasarkan
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 bahwa setiap orang mempunyai
4
Pelaksanaan Jamkesda Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar
Lampung masih sangat jauh dari harapan yang diinginkan khususnya oleh
pengguna Jamkesda.
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah Pelaksanaan Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah di RSUD?
b. Apasaja faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di
RSUD?
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum
Dr. H. Abdul Moeloek dengan objek penelitian berupa pelayanan jaminan
kesehatan daerah di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung dan faktor-faktor penghambat dalam pelayanan jaminan kesehatan
Daerah di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Data
yang dijadikan dasar penelitian ini dikumpulkan pada rentang tahun 2010-2011
dengan lingkup lokasi penelitian di wilayah Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul
Moeloek di Bandar Lampung. Kajian selanjutnya pelayanan jamkesda ini adalah
mengenai prosedur administrasi bagi para pengguna jamkesda atau warga yang
kurang mampu untuk memperoleh pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui Pelayanan pelaksanaan Jamkesda.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pelayanan
jamkesda di Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mejadi sumbangan
pemikiran yang bermanfaat untuk mengidentifikasi tentang masalah-masalah
yang timbul pada pelaksanaan pelayanan jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr.
H. Abdul Moeloek di Bandar Lampung.
b. Kegunaan praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran yang bermanfaat terhadap pemda agar lebih bagi
petugas pelayanan jamkesda di lingkungan Rumah dan diharapkan dapat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Publik
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk
jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Imawan,
2005: 6).
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau
pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan
oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan
pengangkutan milik swasta.
b. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
publik, yang dapat dibedakan lagi menjadi :
1) Bersifat primer dan, adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan
7
memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi,
pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
2) Bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya
pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa
penyelenggara pelayanan.
Efektifitas pelayanan publik adalah taraf tercapainya hasil suatu pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai,
sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang
dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya (Imawan, 2005: 8).
Substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan
bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Pelayanan publik ini menjadi semakin penting karena senantiasa
berhubungan dengan khalayak masyarakat ramai yang memiliki keaneka ragaman
kepentingan dan tujuan. Oleh karena itu institusi pelayanan publik dapat
dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah. Jika pemerintah, maka
organisasi birokrasi pemerintahan merupakan organisasi terdepan yang
berhubungan dengan pelayanan publik. Dan jika non-pemerintah, maka dapat
berbentuk organisasi partai politik, organisasi keagamaan, lembaga swadaya
masyarakat maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan yang lain (Imawan,
8
Apapun bentuk institusi pelayanananya, maka yang terpenting adalah bagaimana
memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kepentingannya. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
pemerintahan, birokrasi sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan publik
mencakup berbagai program-program pembangunan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah.
Birokrasi yang dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas umum
pemerintahan dan pembangunan tersebut, seringkali diartikulasikan berbeda oleh
masyarakat. Birokrasi di dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan (termasuk di dalamnya penyelenggaraan pelayanan publik) diberi
kesan adanya proses panjang dan berbelit-belit apabila masyarakat menyelesaikan
urusannya berkaitan dengan pelayanan aparatur pemerintahan. Akibatnya,
birokrasi selalu mendapatkan citra negatif yang tidak menguntungkan bagi
perkembangan birokrasi itu sendiri khususnya dalam hal pelayanan publik. Oleh
karena itu, guna menanggulangi kesan buruk birokrasi seperti itu, birokrasi perlu
melakukan beberapa perubahan sikap dan perilakunya antara lain (LAN,
1998: 34):
1. Birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan
pada hal pengayoman dan pelayanan masyarakat; dan menghindarkan kesan
pendekatan kekuasaan dan kewenangan
2. Birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan
organisasi modern, ramping, efektif dan efesien yang mampu membedakan
antara tugas-tugas yang perlu ditangani dan yang tidak perlu ditangani
9
3. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan sistem dan prosedur
kerjanya yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern yakni :
pelayanan cepat, tepat, akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas,
efesiensi biaya dan ketepatan waktu.
4. Birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitator pelayanan publik dari
pada sebagai agen pembaharu (change of agent ) pembangunan.
5. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi
yang kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebih desentralistis, inovatif, flrksibel dan responsif.
Dari pandangan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi birokrasi
yang mampu memberikan pelayanan publik secara efektif dan efesien kepada
masyarakat, salah satunya jika strukturnya lebih terdesentralisasi daripada
tersentralisasi. Sebab, dengan struktur yang terdesentralisasi diharapkan akan
lebih mudah mengantisipasi kebutuhan dan kepentingan yang diperlukan oleh
masyarakat, sehingga dengan cepat birokrasi dapat menyediakan pelayanannya
sesuai yang diharapkan masyarakat pelanggannya. Sedangkan dalam kontek
persyaratan budaya organisasi birokrasi, perlu dipersiapkan tenaga kerja atau
aparat yang benar-benar memiliki kemampuan (capabelity), memiliki loyalitas kepentingan (competency), dan memiliki keterkaitan kepentingan (consistency
atau coherency) (Suryono, 2008: 45).
Pengukuran kinerja pelayanan publik seringkali dipertukarkan dengan pengukuran
kinerja pemerintah. Hal ini tidaklah terlalu mengherankan karena pada dasarnya
10
demikian, ukuran kinerja pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam
menyelenggarakan pelayanan publik. Demikian juga dengan organisasi swasta,
kinerja pelayanan organisasi tersebut swasta sering dilihat sebagai kinerja
pelayanan organisasi tersebut karena memang organisasi tersebut mejalankan
pelayanan. Sehingga apabila organisasi tersebut menyelenggarakan pelayanan
dengan baik, maka kinerja organisasi dapat dianggap baik. Dengan demikian
kinerja organisasi dan kinerja pelayanan sesuatu organisasi ibarat dua sisi dari
satu mata uang yang sama.
Berdasarkan review literatur diketemukan adanya beberapa indikator penyusun
kinerja. Indikator-indikator ini sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks
penelitian yang dilakukan dalam proses penemuan dan penggunaan indikator
tersebut. Beberapa diantara indikator tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. McDonald & Lawton (1977:75): output oriented measures throughput, efficiency, effectiveness.
a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam
suatu penyelenggaraan pelayanan publik.
b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun
misi organisasi.
2. Salim & Woodward (1992: 34): economy, efficiency, effectiveness, equity.
11
b. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam
suatu penyelenggaraan pelayanan publik.
c. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun
misi organisasi.
d. Equity atau keadilan adalah pelayanan publik yang diselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek kemerataan.
3. Lenvinne (1990: 79): responsiveness, responsibility, accountability.
a. Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.
b. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan dengan
tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan
dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh
stake holders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam
masyarakat.
4. Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990: 56): tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty.
12
b. Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat.
c. Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong customer dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.
d. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada
customers.
e. Emphaty adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
provider kepada customer.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004:
Asas Pelayanan.
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Kondisional
d. Partisipatif
e. Kesamaan hak
f. Keseimbangan hak dan kewajiban.
6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 Tahun 2004:
Prinsip Pelayanan Publik.
a. Kesederhanan
b. Kejelasan
c. Kepastian Waktu
d. Akurasi
13
f. Tanggung jawab
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
h. Kemudahan akses
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
j. Kenyamanan
7. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004:
Satndar pelayanan publik.
a. Prosedur Pelayanan
b. Waktu penyelesaian
c. Biaya pelayanan
d. Produk pelayanan
e. Sarana dan Prasarana
f. Kompetisi petugas pemberi pelayanan
8. Gibson, Ivancevich & Donnelly (1990: 112): Kepuasan, efisiensi, produksi,
perkembangan, keadaptasian, dan kelangsungan hidup.
a. Kepuasan, artinya seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan
anggotanya.
b. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara keluaran dan masukan.
c. Produksi adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan organisasi untuk
menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh lingkungan.
d. Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap organisasi
14
e. Pengembangan adalah ukuran yang mencerminkan kemampuan dan
tangungjawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya
untuk berkembang.
Sebagaimana dapat dicermati dalam review tersebut di atas, indikator-indikator
kinerja sangat bervariasi. Akan tetapi dari sekian banyak indikator tersebut,
kesemuanya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu indikator kinerja yang
berorientasi pada proses dan indikator yang berorientasi pada hasil. Adapun
pengelompokkan indikator-indikator tersebut
B. Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) di Rumah Sakit Umum Dr. H.
Abdul Moeloek.
Jaminan Kesehatan Daerah adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi warga yang kurang mampu yang diselenggarakan secara merata di
ruang lingkup Rumah Sakit Umum Daerah, agar terjadi subsidi silang dalam
rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi warga yang
kurang mampu. Jamkesda merupakan perwujudan pemenuhan hak rakyat atas
kesehatan dan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Nasional (SJSN), dan merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.
1. Ketentuan Umum Jamkesda
Ketentuan Umum Jamkesda Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Jamkesda:
a) Setiap peserta Jamkesda mempunyai hak-hak mendapat pelayanan kesehatan
15
serta pelayanan kesehatan rujukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL),
rawat inap tingkat lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat.
b) Pelayanan Kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang
berdasarkan rujukan.
c) Pelayanan obat di Rumah Sakit Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit,
Instalasi Farmasi atau Apotek Rumah Sakit bertanggung jawab
menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan
kesehatan masyarakat miskin yang diperlukan.
2) Untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan
yang dikirim lansung melalui pihak ketiga Franko Kabupaten/Kota.
d) Pelayanan kesehatan RJTL dan RITL di Rumah Sakit mencangkup: Tindakan,
Pelayan obat, Penunjang diagnostik, Pelayanan darah serta pelayanan lainnya
dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan
diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut jenis paket dan tarif pelayanan
kesehatan peserta jamkesda tahun 2008, atau sesuai penggunaannya.
e) Peserta tidak dibebankan biaya diluar kelengkapan berkas-berkas individu.
f) Pelayanan kesehatan RJTL dan RITL di Rumah Sakit Daerah mencangkup:
Tindakan, Pelayanan obat, Penunjang diagnostik, Pelayanan darah serta
pelayanan lainnya dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan
kesehatan diklaim dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut jenis
paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta jamkesda, atau pengguna
INA-DRG, sehingga dokter berkewajiban melakukan penegakan diagnosa sebagai
16
2. Tata Laksana Jamkesda
Tata laksana jamkesda memiliki ketentuan umum, sebagai berikut:
a) Peserta program Jamkesda adalah setiap orang yang memiliki Kartu Tanda
Penduduk (KTP) berhak mendapatkan pelayanan kesehatan setelah mendapat
surat pernyataan dari RT dan kelurahan yang menerangkan bahwa warga
tersebut memang kurang mampu. KTP sementara tidak diperbolehkan kecuali
dalam keadaan/kondisi tidak tersedianya blangko KTP maka yang mendatangi
adalah pihak Kantor Kecamatan setempat (Sekretaris Kecamatan) sedangkan
penerbitan KTP sementara dari Kepala Desa dinyatakan tidak berlaku.
b) Pegawai negeri sipil (PNS) Anggota TNI/POLRI dan karyawan
BUMN/BUMD tidak dibenarkan ikut program Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda).
C. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
bagi Keluarga Miskin
1. Pengertian Keluarga Miskin
Berbicara keluarga miskin amatlah komplek, karena adanya banyak faktor yang
perlu diperhatikan dan sifatnya multidimensional, yang artinya dikarenakan
kebutuhan manusia itu banyak. Maka pengertian keluarga miskin dapat dilihat
dari pengertian kemiskinan itu sendiri, yang juga meliputi banyak aspek, seperti:
a. Kemiskinan primer, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh miskinnya
sumber daya produksi, miskin organisasi sosial politik, dan miskin
17
b. Kemiskinan sekunder, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh miskinnya
jaringan sosial, sumber keuangan dan informasi.
Kategori Keluarga Miskin menurut Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1981
Kategori keluarga miskin adalah orang atau keluarga yang sama sekali tidak mempunyai suatu sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang-orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik gambaran bahwa keluarga miskin pada
umumnya adalah mereka yang tidak memiliki sumber mata pencaharian atau bila
ada tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup yang pokok sekalipun yang layak
bagi kemanusiaan.
Indikator keluarga miskin penerima bantuan pada program kesehatan menurut
Instruksi Gubernur No. INST/10/B.IV/HK/2002 mengacu pada data Keluarga Pra
Sejatera – Alasan Ekonomi (KPS-ALEK) tahap I Alasan Ekonomi (KS I ALEK)
yang dikeluarkan oleh BKKBN. Indikator keluarga prasejatera menurut BKKBN
adalah:
a. Pada umumnya keluarga pra sejatera tidak makan dua kali sehari atau lebih;
b. Anggota keluarga pra sejatera tidak memiliki pakaian yang berbeda dirumah,
bekerja, keluar dan berpergian;
c. Bagian lantai yang terluas tanah;
d. Jika ada anggota dari keluarga pra sejatera yang sakit tidak dibawa kesarana
18
2. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan disebut sarana kesehatan.
Tujuan utama dari rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat adalah
membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya kesakitan dan meningkatkan
kesehatan umum masyarakat. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya
kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkisinambungan (Siregar, 2004).
Rumah sakit pada umumnya memiliki tugas menyediakan keperluan untuk
pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut keputusan Mentri Kesehatan RI
No. 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan
19
Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pelayanan
rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan. Maksud dasar
keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan
terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan pendidikan
bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi yang penting. Fungsi
keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi
fungsi rumah sakit. Rumah sakit memiliki pelayanan bagi penderita yang lansung
dari rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosa,
pengobatan penyakit atau luka, pencegahan, rehalibitasi, perawatan dan
pemulihan kesehatan.
Menurut Alexandra Irianti Dewi (2008:383) Rumah Sakit adalah salah satu dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan atau lebih cepat disebut sebagai sarana
kesehatan. Menurut Permenkes No. 159b/Men.Kes/Per/II/1998 Tentang Rumah
Sakit disebutkan sebagai sarana upaya kesehatan serta upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana penyelenggaraan kegiatan pelayanan
kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Tugasnya adalah
20
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan
dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan pasal 7 No. 23
Tahun 1992 tentang Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan
yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Peran dan fungsi Rumah Sakit sebagai tempat untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang profesional akan erat kaitannya dengan 3 unsur, yaitu:
c. Unsur mutu yang dijamin kualitasnya
d. Unsur keuntungan atau dimanfaat yang tercermin dalam mutu pelayanan, dan
e. Hukum yang mengatur perumahsakitan secara umum dan kedokteran dan atau
medik khususnya (Hermien Hdiati K, 2002:118).
F. Peran Pemerintah dalam Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek di Bandar Lampung.
Kewajiban Pemerintah untuk mewujudkan kesejateraan umum bagi masyarakat
(welfare state) terlebih bagi masyarakat yang kurang mampu, menyebabkan terjadinya peralihan dari prinsip staatsonthouding menjadi perinsip
staatsbemoeinis yaitu perinsip yang menghendaki negara dan pemerintah terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Menurut E. Utrecht, sejak
negara turut serta secara aktif dalam pergaulan kemasyarakatan, lapangan
pekerjaan pemerintah makin lama makin luas.
Dalam penyelenggaraan kesehatan di masyarakat, diperlukan suatu peningkatan
pembangunan di bidang kesehatan. Dalam hal ini Pemerintah mempunyai tugas
dan tanggung jawab agar tujuan pembangunan bidang kesehatan mancapai hasil
21
jumlah (kuantitas) maupun mutu (kualitas). Tujuan pembangunan kesehatan
adalah meningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat terlebih warga kurang mampu
yang optimal. Terciptanya masyarakat Indonesia seperti ini ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata serta memiliki kesehatan yang optimal bagi seluruh warga yang kurang
mampu.
Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menjalankan otonomi
seluas-luasnya yaitu untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam Pasal 13 Ayat (1), Butir
(e) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU
No. 32 Tahun 2004), disebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan merupakan
urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Propinsi. Dengan
demikian dalam menangani bidang kesehatan, situasi, kondisi dan potensi daerah
perlu diakomondasi dalam rangka melaksanakan pembangunan kesehatan agar
lebih efesien. Pasal 22, Ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004, menyebutkan bahwa
dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban menyediakan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Perkembangan Jamkesda di daerah-daerah maju sudah sedemikian baiknya.
Setiap orang merasakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan
22
sosial suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material dan spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin yang
memungkinkan bagi setiap negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. Yang dimaksud dengan jaminan
sosial menurut Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 yaitu
sebagai perwujudan dari pada sekuritas sosial adalah seluruh sistem perlindungan
dan pemeliharaan kesejateraan sosial bagi warga negara yang diselenggarakan
23
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Untuk membahas permasalahan penelitian ini, maka digunakan pendekatan
yuridis normatif yang ditunjang dengan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan
yuridis normatif dilakukan dengan cara menelusuri dan menelaah berbagai
teori-teori dan konsep-konsep tentang pelaksanaan pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit
Umum Dr. H. Abdul Moeloek. Pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan cara
pengamatan, wawancara dan mengumpulkan informasi terhadap pihak-pihak yang
dianggap mengetahui masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan
Jamkesda di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek.
B. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data lapangan dan data
kepustakaan. Sedangkan jenis data dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
data, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data yang lansung dikumpulkan oleh peneliti (Soemali
Suryabrata, 2000:85). Data primer ini didapat dari penelitian lapangan yang
berupa keterangan dari aparat yakni data yang didapat dari keterangan atau
penjelasan yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berhubungan
dengan Pelyanan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di Rumah Sakit
24
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara
mengutip, menelaah dan mencatat bahan-bahan peraturan dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Data sekunder ini terdiri dari:
a. Bahan HukumPrimer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat (Soerjono
Soekanto, 1990:52).
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer (Soerjono Soekanto, 1990:52).
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum lain yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan hukum sekunder,
seperti hasil penelitian, Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel-ertikel di
internet dan bahan-bahan lain yang sifatnya karya ilmiah berkaitan dengan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
C. Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengelolaan Data
1. Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data yang akurat dalam penelitian ini ditempuh
prosedur sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literatur yang
25
b. Studi Lapangan (Field Research)
Studi Lapangan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan
mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian. Dalam
penelitian ini digunakan teknik wawancara yang dilakukan terhadap para
pihak-pihak yang berkaitan.
2. Pengolahan Data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka pengolahan data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rekonstruksi Data (reconstrusion), yaitu menyusun ulang data secara teratur,
berurutan dan logis, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
b. Penelaah Data (editing), yaitu pemeriksaan data yang terkumpul yang sudah
dianggap lengkap, relevan dan jelas.
c. Sistematika data (systematizing), yaitu penempatan data menurut kerangka
sistematika pokok bahasan berdasarkan urutan masalah.
D. Analisis Data
Data yang telah terkumpul dan tersusun secara sistematis kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu mengungkapkan dan memahami
kebenaran masalah serta pembahasan dengan menafsirkan data yang diperoleh
kemudian menuangkannya dalam bentuk kalimat yang tersusun secara terinci dan
26
Dari analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan secara induktif, yaitu cara
berfikir dalam mengambil suatu kesimpulan secara umum yang didasarkan atas
fakta-fakta yang bersifat khusus sebagai jawaban terhadap permasalahan yang
diteliti.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek yaitu hanya peserta Jamkesda yang dulunya gakin masuk
dalam daftar Jamkesda yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis
di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek, yang mengacu kepada
prosedur yang telah ditetapkan.
b. Faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pelayanan Jamkesda yaitu :
1. Birokrasi yang masih dipersulit.
2. Adanya pembedaan ruang kelas perawatan.
3. Sarana yang kurang memadai sehingga terkesan buruk, prasarana lain
seperti kipas angin dan air bersih yang tidak tersedia.
4. Adanya keterbatasan loket
Sehingga menjadikan
keluarga pasien
43
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu:
a. Diharapkan ke depan mengenai birokrasi agar diperbaiki agar lebih efisien dan
optimal sehingga dapat mempermudah keluarga pasien mengurus persyaratan
yang dibutuhkan.
b. Untuk permasalahan sarana dan prasarana, diharapkan pihak rumah sakit
dapat memperbaiki kekurangan sehingga memberi kemudahan terhadap
pasien di layanan rawat inap, dan menambahkan loket pendaftaran pada
masing-masing poliklinik serta membuka bank darah di dalam area rumah
sakit dengan tetap mengkoordinasikan bersama pihak PMI baik menyangkut
pengadaan darah maupun sistem pembiayaannya mengacu pada prosedur yang
DAFTAR ISI
Halaman
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
1
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup...
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...
4
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual...
5
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Publik...
6
B. Pelaksanaan Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah ...
14
C. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit bagi Keluarga Miskin ...
17
III.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah...
24
B. Jenis dan Sumber Data ...
24
C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data...
25
D. Analisis Data ...
26
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...
27
B. Permasalahan yang Dihadapi Mengenai Pelayanan
Jamkesda di RSUD Abdul Moeloek
…………
...
36
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan ...
42
B. Saran...
43
DAFTAR PUSTAKA
Alexandra Irianti Dewi, 2008.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik dengan
Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSDUD Semarang. Skripsi.
Gibson, Ivancevich & Donnelly, 1990.
Organisasi Jilid I, Terjemahan Darkasih.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hermien Hadiati K, 2002.
Hukum Untuk Perumahsakitan. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Imawan, 2005.
Pelayanan Publik di Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
LAN, 1998.
Reformasi Karakter Manusia dalam Pembangunan. Yogyakarta.
UGM
Lenvinne, 1990.
Responsiveness, Responsibility, Accountability. Free Print
Mobile Collections Report Document
McDonald & Lawton, 1977.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Kabupaten dan Kota.
Keputusan Menteri Kesehatan No.686/Menkes/SK/VI/2010 tentang pembentukan
jaminan kesehatan
Salim & Woodward, 1992.
Analisis Pelayanan Publik. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Soerjono Soekanto, 1990.
Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Rajawali. Jakarta
Suryono, 2008.
Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
2