• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Komputer Respon Hasil Tanaman terhadap Jumlah Kandungan Lengas Tanah pada Lahan Non-Irigasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Komputer Respon Hasil Tanaman terhadap Jumlah Kandungan Lengas Tanah pada Lahan Non-Irigasi"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

lERHAD4P

JUMLAH KANDUNGAN

LEN GAS

lANAH

PADA tAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN F240550

1995

fセkultas@

TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Muhammad Hasan. F240550. Program Komputer Respon Hasil Tanaman Ter-hadap lumlah Kandungan Lengas Tanah Pada Lahan Non-Irigasi. Dibawah bimbingan Dr. H. Moeljamo Djojomartono, MSA dan Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip. HE.

RINGKASAN

Tanaman membutuhkan kandungan lengas tanah dalam jumlah yang optimal

di-daerah perakaran selarna masa pertumbuhan. Pada lahan-Iahan non irigasi (tadah

hujan) , dimana curah hujan merupakan satu-satunya sumber lengas tanah, selama

musirn penghujan jumlah kandungan lengas tanah dapat melebihi dari jumlah yang

dibutuhkan tanaman, dan pada musim kemarau jumlah kandungan lengas tanah

dapat sangat terbatas. Sementara itu, dari beberapa hasil penelitian, dikctahui

bahwa kelebihan dan kekurang air dapat mengganggu pertumbuhan dan menu

run-kan hasil. Pengaruh jumlah kandungan lengas tanah terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman telah dirumuskan oleh FAO pada tahun 1991 di Rome, melalui suatu

pembuatan program komputer yang dikenal dengan program CROPWAT versi 2.1.

Dalam analisis sistem neraea air harian, CROPWAT menggunakan data eurah hujan

bulanan yang dikonversi ke dalarn eurah hujan harian, yaitu dengan eara membagi

eurah hujan bulanan ke dalam enam eurah hujan harian dengan jumlah hujan yang

sarna besar. Meskipun konversi ini menjarnin pemerataan penyediaan lengas tanah

bagi tanaman, narnun pada kenyataannya fluktuasi eurah hujan harian sangat besar

dan tidak dapat memiliki pola eurah hujan seperti yang diasumsikan oleh fAO.

Selain itu pula, dalam anal isis sistem neraea air yang sarna, CROPWAT tidak

memperhitungkan pengaruh kelebihan air terhadap tingkat respon hasil tanaman,

dimana sesungguhnya pertumbuhan dan hasil tanaman akan terganggu apabila

(3)

I) menYllslln suatu program kompllter yang menyatakan respon hasil tanaman

terha-dap jumlah kandungan lengas tanah, yang merupakan modiflkasi program

CROPWAT 2.1, sekaligus menerapkannya untuk menduga tingkat respon hasil

tanaman jagung, 2) menguji tingkat akurasi penggunaan metode konversi data emah

hujan menllrut FAO yang mengubah data eurah hujan bulanan ke dalam distribllsi

emah hujan harian dalam sistem neraea air, dalam hubungannya dengan pergantian

musim an tara musim kemarau dan mllsim hujan yang terjadi di Indonesia (daerah

tropis), melalui perbandingan dengan program yang disusun yang menggunakan

data emah hujan harian, 3) mengadakan perbandingan terhadap sistem neraea air

yang memperhitungkan kelebihan air di atas batas kapasitas lapang dari program

yang dibllat, dengan sistem neraea air yang tidak memperhitungkan kelebihan air

dari program CROPWAT, sekaligus melihat keterkaitannya dengan adanya

pergan-tian musim antara musim kemarall dan musim hujan yang terjadi di Indonesia yang

beriklim tropis.

Hasil pembuatan program untuk studi kasus di Daerah Ciledug pada tanaman

jagung, serta perbandingan dengan program CROPWAT, menunjukkan bahwa :

1) Melalui perbandingan antara program yang disusun (program RESTAN) yang

menggunakan data emah hujan harian dalam analisis sistem neraea air, dengan

program CROPWAT yang menggunakan distribusi hujan harian menu rut

metode eセoL@ dapat diketahui bahwa pada bulan tan am Oktober terjadi

pcrbe-daan nilai kum(Ya/Ym) yang paling nyata. Pada program RESTAN, nilai

kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar 52.66%, sementara program CROPWAT

memberikan nilai kum(Ya/Ym) 100%. Selisih nilai kum(Ya/Ym) yang clIkup

besar dari kedua program terutama dipengaruhi oleh pola distribusi emah hlljan

harian dari program RESTAN. yang tidak dapat selalu menjamin penyediaan

(4)

Selain itu juga disebabkan adanya pergantian musim kemarau ke musim hujan

yang masih berlangsung hingga awal November, yang sekaligus mempengaruhi

fluktuasi kandungan lengas tanah pada awal bulan perhitungan (bulan Oktoher).

2) Melalui perbandingan antara program RESTAN yang memperhitungkan

kele-bihan air dalam analisis sistem neraea air, dengan. program CROPWAT yang

tidak memperhitungkan kelebihan air, dapat diketahui bahwa pada bulan-bulan

tanam yang mengalami kelebihan air dan sama sekali tidak mengalami

keku-rang an air dalam masa pertumbuhan, nilai kum(Ya/Ym) program RESTAN

selalu lebih kecil daripada nilai kum(Ya/Ym) program CROPWAT. Selain itu,

pada bulan tanam Oktober terjadi perbedaan nilai kum(Ya/Ym) yang paling

nyata. Pada program RESTAN, nilai kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar

71.19%, sementara program CROPWAT memberikan nilai kum(Ya/Ym)

100%. Selisih nilai kum(Ya/Ym) kedua program tidak disebabkan oleh faktor

kelehihan air, namun pad a program RESTAN. lebih disebabkan oleh adanya

pergantian musim kemarau ke musim hujan, yang pengaruhnya terhadap

fluk-tuasi kandungan lengas tanah masih berlangsung hingga awal Nopember.

Penentuan tingkat respon hasil tanaman walaupun dapat menggunakan distribusi

eurah hujan menurut metode FAO dalam analisis sistem neraea air, sebaiknya

berhati-hati, terutama karena pada bulan-bulan tanam yang mengalami pergantian

musim kemarau ke musim hujan (eurah hujan rendah, dibawah 400 mm/bulan

tanam), nilai kum(Ya/Ym) akan lebih besar dari nilai kum(Ya/Ym) jika

mengguna-kan data eurah hujan harianyang sebenarnya. Hal ini disebabmengguna-kan pola eurah hujan

yang dibentuk menurut metode FAO eenderung lebih menjamin penyediaan lengas

tanah tetap dalam jumlah optimal. Selain itu, pengaruh kelebihan air di atas

kapasi-tas lapang dalam anal isis sistem neraca air tetap perlu diperhitungkan. Meskipun

nilai kum(Ya/Ym) yang diperoleh cenderung lebih keci!. namun lebih

(5)

TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH

PADA LAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN

F240550

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pacta Jurusan MEKANISASI PERTANIAN

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

1995

JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PETANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL TANAMAN

TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH

PADA LAHAN NON-IRIGASI

SKRIPSI

Sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Muhammad Hasan F240550

Dilabirkan pada tanggal I N opember 1967 di Ternate, Maluku Utara

Tanggal lulus : 28 Agustus 1995

Ka1sim, M.Eng, Dip.HE

(7)

Bismillahirrohmanirrohim,

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT yang telah melim-pakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasiI studi masalah khusus yang telah dilakukan penulis sejak bulan Nopember 1994 sampai Agustus 1995.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr.H. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen pembimbing pertama, dan Bapak Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE sebagai dosen pembimbing kedua yang telah begitu banyak meluangkan waktu dan memberikan perhatiannya

dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akademik dan penyusunan skripsi ini.

PenuIis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Kang Ardi, Indra, Mushoffa, Imong, Ali dan rekan-rekan "Berkah Komputer" yang lain yang

secara lang sung maupun tidak, telah membantu penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk orang tua penulis: Aba dan Oma, saudara-saudara penulis: Amet, Ai dan Ima yang telah memberikan do'a, dorongan moril dan materiil, selama penulis menyelesaikan studi di IPB.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlu-kannya.

Bogor, September 1995

(8)

DAFfAR lSI

Halaman

DAFTAR lSI

DAFTAR GAMBAR ... IV

DAFTAR TABEL ... VI

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG I

B. TUJUAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KETERSEDIAAN LEN GAS TANAH 4

I. Batasan Ketersediaan Lengas Tanah ... 4 2. Curah Hujan dan Ketersediaannya Bagi Tanaman ... 5

3. Evapotranspirasi Tanaman ... 7

B. RESPON HASIL TANAMAN TERHADAP JUMLAH

KAN-DUNGAN LEN GAS TANAH ... II

I. セ・セァ。イオィ@ Jumlah Kandungan Lengas Tanah Bagi

Produk-tIvItas Tanarnan ... II

2. Respon Hasil dan Kumulatif Respon Hasil Tanarnan 12

III. METODOLOGI

A. PENYUSUNAN PROGRAM ... 13

I. Pengolahan Data Lokasi dan Data Iklim ... 13

2. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanaman ... ... 13

3. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanah 15

(9)

4. Pemasukan dan Pengolahan Data Curah Hujan 15

5. Perumusan Sistem Neraca Air ... 15

B.

PENENTUAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN

16

IV. LANDASAN KERJA PROGRAM 1. Pembuatan File Data Baru ...

20

2. Pembuatan File Data yang Tersedia Dalam Disk ... 24

3. Pengolahan dan Perhitungan File Baru ... ... 25

4. Pengolahan File Data Program ... 27

5. Hasil Pembuatan File Data Program ... 31

6. Menu

Akhir

Program ... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM CROPWAT BERDASARKAN DISTRIBUSI CURAH HUJAN ... 36

B. PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM CROPWAT BERDASARKAR FAKTOR KELEBIHAN AIR 41 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 46

B.

SARAN ... 47

DAFTAR PUS TAKA ... 48

LAMPIRAN ... 49

(10)

DAFfAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Distribusi curab hujan harian dari data curab hujan bulanan me-nurut FAO ... 6 Gambar 2. Hubungan antara nilai ETa, ETp, dan batas-batas kandungan

lengas tanab di perakaran tanaman ... 9 Gambar 3. Kedalaman tanaman Jlada tabap pertumbuhan awal (dA), tabap

pertumbuhan vegetatIf (dB), tabap pembungaan (dC) dan tabap pematangan biji (dB) menurut CROPWAT ... 14 Gambar 4. Nilai kc pada tabap pertumbuhan awal (kcA), tabap

pertumbuh-an vegetatif (keB), tabap pembungapertumbuh-an (kcC) dpertumbuh-an tabap pema-tangan biji (keD) menurut CROPWAT ... ... 14 Gambar 5. GrafIk ilustrasi hubungan antara nilai ETp, ETa, SM dan

batas-kandungan lengas tanab (dimodifIkasi dari CROPWAT) ... 16 Gambar 6. Judul program ... 19 Gambar 7. Menu pilihan utama program RESTAN

Gambar 8. Bentuk

drive setting

program RESTAN

19 19 Gambar 9. Bentuk pemasukan jenis data ETo program RESTAN ... 21 Gambar 10. Bentuk pemasukan jenis data tanaman program RESTAN ... 2.1 Gambar II. Menu pilihan jenis/tekstur tanab program RESTAN ... 21

Gambar 12. Pilihan perolehan data batas-batas kandungan lengas tanab ... 22 Gambar 13. p・ュ。Nウセ。ョ@ data batas-batas kandungan lengas tanah dari hasil

penehtIan ... 22 Gambar 14. Menu pilihan input periode eurab hujan program RESTAN 23 Gambar 15. Bentuk pemasukan data eurab hujan harian program

RESTAN ... 23

Gambar 16. Bentuk pemasukan data curah hujan bulanan program

RESTAN ... 23

[image:10.603.87.512.141.675.2]
(11)

lERHAD4P

JUMLAH KANDUNGAN

LEN GAS

lANAH

PADA tAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN F240550

1995

fセkultas@

TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Muhammad Hasan. F240550. Program Komputer Respon Hasil Tanaman Ter-hadap lumlah Kandungan Lengas Tanah Pada Lahan Non-Irigasi. Dibawah bimbingan Dr. H. Moeljamo Djojomartono, MSA dan Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip. HE.

RINGKASAN

Tanaman membutuhkan kandungan lengas tanah dalam jumlah yang optimal

di-daerah perakaran selarna masa pertumbuhan. Pada lahan-Iahan non irigasi (tadah

hujan) , dimana curah hujan merupakan satu-satunya sumber lengas tanah, selama

musirn penghujan jumlah kandungan lengas tanah dapat melebihi dari jumlah yang

dibutuhkan tanaman, dan pada musim kemarau jumlah kandungan lengas tanah

dapat sangat terbatas. Sementara itu, dari beberapa hasil penelitian, dikctahui

bahwa kelebihan dan kekurang air dapat mengganggu pertumbuhan dan menu

run-kan hasil. Pengaruh jumlah kandungan lengas tanah terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman telah dirumuskan oleh FAO pada tahun 1991 di Rome, melalui suatu

pembuatan program komputer yang dikenal dengan program CROPWAT versi 2.1.

Dalam analisis sistem neraea air harian, CROPWAT menggunakan data eurah hujan

bulanan yang dikonversi ke dalarn eurah hujan harian, yaitu dengan eara membagi

eurah hujan bulanan ke dalam enam eurah hujan harian dengan jumlah hujan yang

sarna besar. Meskipun konversi ini menjarnin pemerataan penyediaan lengas tanah

bagi tanaman, narnun pada kenyataannya fluktuasi eurah hujan harian sangat besar

dan tidak dapat memiliki pola eurah hujan seperti yang diasumsikan oleh fAO.

Selain itu pula, dalam anal isis sistem neraea air yang sarna, CROPWAT tidak

memperhitungkan pengaruh kelebihan air terhadap tingkat respon hasil tanaman,

dimana sesungguhnya pertumbuhan dan hasil tanaman akan terganggu apabila

(13)

I) menYllslln suatu program kompllter yang menyatakan respon hasil tanaman

terha-dap jumlah kandungan lengas tanah, yang merupakan modiflkasi program

CROPWAT 2.1, sekaligus menerapkannya untuk menduga tingkat respon hasil

tanaman jagung, 2) menguji tingkat akurasi penggunaan metode konversi data emah

hujan menllrut FAO yang mengubah data eurah hujan bulanan ke dalam distribllsi

emah hujan harian dalam sistem neraea air, dalam hubungannya dengan pergantian

musim an tara musim kemarau dan mllsim hujan yang terjadi di Indonesia (daerah

tropis), melalui perbandingan dengan program yang disusun yang menggunakan

data emah hujan harian, 3) mengadakan perbandingan terhadap sistem neraea air

yang memperhitungkan kelebihan air di atas batas kapasitas lapang dari program

yang dibllat, dengan sistem neraea air yang tidak memperhitungkan kelebihan air

dari program CROPWAT, sekaligus melihat keterkaitannya dengan adanya

pergan-tian musim antara musim kemarall dan musim hujan yang terjadi di Indonesia yang

beriklim tropis.

Hasil pembuatan program untuk studi kasus di Daerah Ciledug pada tanaman

jagung, serta perbandingan dengan program CROPWAT, menunjukkan bahwa :

1) Melalui perbandingan antara program yang disusun (program RESTAN) yang

menggunakan data emah hujan harian dalam analisis sistem neraea air, dengan

program CROPWAT yang menggunakan distribusi hujan harian menu rut

metode eセoL@ dapat diketahui bahwa pada bulan tan am Oktober terjadi

pcrbe-daan nilai kum(Ya/Ym) yang paling nyata. Pada program RESTAN, nilai

kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar 52.66%, sementara program CROPWAT

memberikan nilai kum(Ya/Ym) 100%. Selisih nilai kum(Ya/Ym) yang clIkup

besar dari kedua program terutama dipengaruhi oleh pola distribusi emah hlljan

harian dari program RESTAN. yang tidak dapat selalu menjamin penyediaan

(14)

Selain itu juga disebabkan adanya pergantian musim kemarau ke musim hujan

yang masih berlangsung hingga awal November, yang sekaligus mempengaruhi

fluktuasi kandungan lengas tanah pada awal bulan perhitungan (bulan Oktoher).

2) Melalui perbandingan antara program RESTAN yang memperhitungkan

kele-bihan air dalam analisis sistem neraea air, dengan. program CROPWAT yang

tidak memperhitungkan kelebihan air, dapat diketahui bahwa pada bulan-bulan

tanam yang mengalami kelebihan air dan sama sekali tidak mengalami

keku-rang an air dalam masa pertumbuhan, nilai kum(Ya/Ym) program RESTAN

selalu lebih kecil daripada nilai kum(Ya/Ym) program CROPWAT. Selain itu,

pada bulan tanam Oktober terjadi perbedaan nilai kum(Ya/Ym) yang paling

nyata. Pada program RESTAN, nilai kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar

71.19%, sementara program CROPWAT memberikan nilai kum(Ya/Ym)

100%. Selisih nilai kum(Ya/Ym) kedua program tidak disebabkan oleh faktor

kelehihan air, namun pad a program RESTAN. lebih disebabkan oleh adanya

pergantian musim kemarau ke musim hujan, yang pengaruhnya terhadap

fluk-tuasi kandungan lengas tanah masih berlangsung hingga awal Nopember.

Penentuan tingkat respon hasil tanaman walaupun dapat menggunakan distribusi

eurah hujan menurut metode FAO dalam analisis sistem neraea air, sebaiknya

berhati-hati, terutama karena pada bulan-bulan tanam yang mengalami pergantian

musim kemarau ke musim hujan (eurah hujan rendah, dibawah 400 mm/bulan

tanam), nilai kum(Ya/Ym) akan lebih besar dari nilai kum(Ya/Ym) jika

mengguna-kan data eurah hujan harianyang sebenarnya. Hal ini disebabmengguna-kan pola eurah hujan

yang dibentuk menurut metode FAO eenderung lebih menjamin penyediaan lengas

tanah tetap dalam jumlah optimal. Selain itu, pengaruh kelebihan air di atas

kapasi-tas lapang dalam anal isis sistem neraca air tetap perlu diperhitungkan. Meskipun

nilai kum(Ya/Ym) yang diperoleh cenderung lebih keci!. namun lebih

(15)

TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH

PADA LAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN

F240550

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pacta Jurusan MEKANISASI PERTANIAN

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

1995

JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PETANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(16)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL TANAMAN

TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH

PADA LAHAN NON-IRIGASI

SKRIPSI

Sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Muhammad Hasan F240550

Dilabirkan pada tanggal I N opember 1967 di Ternate, Maluku Utara

Tanggal lulus : 28 Agustus 1995

Ka1sim, M.Eng, Dip.HE

(17)

Bismillahirrohmanirrohim,

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT yang telah melim-pakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasiI studi masalah khusus yang telah dilakukan penulis sejak bulan Nopember 1994 sampai Agustus 1995.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr.H. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen pembimbing pertama, dan Bapak Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE sebagai dosen pembimbing kedua yang telah begitu banyak meluangkan waktu dan memberikan perhatiannya

dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akademik dan penyusunan skripsi ini.

PenuIis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Kang Ardi, Indra, Mushoffa, Imong, Ali dan rekan-rekan "Berkah Komputer" yang lain yang

secara lang sung maupun tidak, telah membantu penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk orang tua penulis: Aba dan Oma, saudara-saudara penulis: Amet, Ai dan Ima yang telah memberikan do'a, dorongan moril dan materiil, selama penulis menyelesaikan studi di IPB.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlu-kannya.

Bogor, September 1995

(18)

DAFfAR lSI

Halaman

DAFTAR lSI

DAFTAR GAMBAR ... IV

DAFTAR TABEL ... VI

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG I

B. TUJUAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KETERSEDIAAN LEN GAS TANAH 4

I. Batasan Ketersediaan Lengas Tanah ... 4 2. Curah Hujan dan Ketersediaannya Bagi Tanaman ... 5

3. Evapotranspirasi Tanaman ... 7

B. RESPON HASIL TANAMAN TERHADAP JUMLAH

KAN-DUNGAN LEN GAS TANAH ... II

I. セ・セァ。イオィ@ Jumlah Kandungan Lengas Tanah Bagi

Produk-tIvItas Tanarnan ... II

2. Respon Hasil dan Kumulatif Respon Hasil Tanarnan 12

III. METODOLOGI

A. PENYUSUNAN PROGRAM ... 13

I. Pengolahan Data Lokasi dan Data Iklim ... 13

2. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanaman ... ... 13

3. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanah 15

(19)

4. Pemasukan dan Pengolahan Data Curah Hujan 15

5. Perumusan Sistem Neraca Air ... 15

B.

PENENTUAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN

16

IV. LANDASAN KERJA PROGRAM 1. Pembuatan File Data Baru ...

20

2. Pembuatan File Data yang Tersedia Dalam Disk ... 24

3. Pengolahan dan Perhitungan File Baru ... ... 25

4. Pengolahan File Data Program ... 27

5. Hasil Pembuatan File Data Program ... 31

6. Menu

Akhir

Program ... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM CROPWAT BERDASARKAN DISTRIBUSI CURAH HUJAN ... 36

B. PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM CROPWAT BERDASARKAR FAKTOR KELEBIHAN AIR 41 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 46

B.

SARAN ... 47

DAFTAR PUS TAKA ... 48

LAMPIRAN ... 49

(20)

DAFfAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Distribusi curab hujan harian dari data curab hujan bulanan me-nurut FAO ... 6 Gambar 2. Hubungan antara nilai ETa, ETp, dan batas-batas kandungan

lengas tanab di perakaran tanaman ... 9 Gambar 3. Kedalaman tanaman Jlada tabap pertumbuhan awal (dA), tabap

pertumbuhan vegetatIf (dB), tabap pembungaan (dC) dan tabap pematangan biji (dB) menurut CROPWAT ... 14 Gambar 4. Nilai kc pada tabap pertumbuhan awal (kcA), tabap

pertumbuh-an vegetatif (keB), tabap pembungapertumbuh-an (kcC) dpertumbuh-an tabap pema-tangan biji (keD) menurut CROPWAT ... ... 14 Gambar 5. GrafIk ilustrasi hubungan antara nilai ETp, ETa, SM dan

batas-kandungan lengas tanab (dimodifIkasi dari CROPWAT) ... 16 Gambar 6. Judul program ... 19 Gambar 7. Menu pilihan utama program RESTAN

Gambar 8. Bentuk

drive setting

program RESTAN

19 19 Gambar 9. Bentuk pemasukan jenis data ETo program RESTAN ... 21 Gambar 10. Bentuk pemasukan jenis data tanaman program RESTAN ... 2.1 Gambar II. Menu pilihan jenis/tekstur tanab program RESTAN ... 21

Gambar 12. Pilihan perolehan data batas-batas kandungan lengas tanab ... 22 Gambar 13. p・ュ。Nウセ。ョ@ data batas-batas kandungan lengas tanah dari hasil

penehtIan ... 22 Gambar 14. Menu pilihan input periode eurab hujan program RESTAN 23 Gambar 15. Bentuk pemasukan data eurab hujan harian program

RESTAN ... 23

Gambar 16. Bentuk pemasukan data curah hujan bulanan program

RESTAN ... 23

[image:20.603.87.512.141.675.2]
(21)

Gambar 17. Menu pilihan sub-program ETo . ... ... ... ... ... ... 25

Gambar 18. Bentuk pemasukan jenis data lokasi sub-program ETo ... 26

Gambar 19. Bentuk pemasukan jenis data iklim sub-program ETo ... 26

Gambar 20. Menu pilihan satuan kecepatan angin sub-program ETo ... 27

Gambar 21. Menu pilihan satuan lama penyinaran surya sub-program ETo .. 27

Gambar 22. Hasil pembuatan file data ETo program RESTAN ... 31

Gambar 23. Hasil pembuatan file data tanaman program RESTAN ... 31

Gambar 24. Hasil pembuatan file data tanah program RESTAN ... 31

Gambar 25. Hasil pembuatan file data curah hujan program RESTAN 32 Gambar 26. Hasil pembuatan file data ETo dan curah hujan program CROPWAT ... 32

Gambar 27. Hasil pembuatan file data tanaman program CROPWAT ... 32

Gambar 28. Hasil pembuatan file data tanah program CROPWAT .. .... ... 33

Gambar 29. Menu pilihan akhir program RESTAN ... 33

[image:21.605.90.508.110.516.2]

Gambar 30. Input masukan untuk bulan tanam yang akan diproses 34 Gambar 31. Hasil penentuan nilai kumulatif respon hasil tanaman jagung untuk bulan tanam Januari ... 35

Gambar 32. Bentuk pertanyaan untuk menentukan melanjutkan program ... 35

(22)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hubungan anatara curah hujan dan produktivitas tanaman jagung menurut varitas (Studi Kendala Produksi Jagung, Balittan Bogor,

Halaman

1985/1986) ... ... ... ... ... ... ... ... ... 5

Tabel 2. Bentuk tabulasi nilai kumulatif respon hasil tanaman dan parame-ter-parameter pembentuknya, serta frekuensi kejadian kelebihan dan kekurangan air tiap-tiap tahap pertumbuhan tanaman

masing-masing bulan tanam ... 17 Tabel 3. Perbandingan nilai kum(Ya/Ym) jagung dari hasil program RESTAN

yang menggunakan data curah hujan harian dalam analisis sistem neraca air dan program CROPWAT yang menggunakan distribusi curah hujan menurut FAO ... 38 Tabel 4. Perbandingan nilai kum(Ya/Ym) jagung dari hasil program RESTAN

yang memperhitungkan kelebihan air dalam analisis sistem neraca air dan program CROPWAT yang tidak memperhitungkan kelebih-an air menurut FAO ... ... ... ... 43

[image:22.605.83.518.125.396.2]
(23)

A. LATAR BELAKANG

Lengas tanah dalam jumlah yang optimal di daerah perakaran sangat diper-lukan oleh jenis tanaman selama masa pertumbuhan. Pada lahan-lahan non-mgasl (tadah hujan) , dimana curah hujan merupakan satu-satunya sumber lengas tanah, selama musim penghuj an , jumlah kandungan lengas tanah dapat melebihi dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, dan pada musim kemarau jumlah kandungan lengas tanah dapat sangat terbatas. Sementara itu selama pertumbuhan, di daerah perakaran harus tersedia lengas tanah dalam jumlah yang optimal untuk kebutuhan air tanaman dalam melakukan proses evapo-transpirasi.

Menurut Doorenboss dan Kassam (1979), bila lengas tanah tidak cukup tersedia bagi tanaman, maka evapotransirasi aktual (ETa) akan berada di-bawah evapotranspirasi potensial (ETp). Dalam kondisi ini kekurangan air

(water stress) akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Begitu

pula, apabila kandungan lengas tanah telah mencapai batas optimal ketersediaan lengas tanah (kapasitas lapang), maka penambahan air akan mengakibatkan pengurangan volume udara bagi tanaman untuk melakukan evapotranspirasi. Selanjutnya dengan kondisi ini, maka ETa akan berada di bawah ETp, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan hasil tanaman akan menurun (Keuler dan 1. Wolf, 1986.)

Hubungan antara pengaruh jumlah kandungan lengas tanah terhadap hasil tanaman telah dikembangkan oleh FAO pada tahun 1991 melalui suatu program simulasi, yang dikenal dengan nama program CROPWAT versi 2.1.

\

,

\

(24)

2

Dalam hubungannya dengan distribusi curah hujan pada anal isis sistem neraca air, CROPWAT menggunakan suatu metode konversi untuk mengubah data curah hujan bulanan ke dalam distribusi eurah hujan harian. Metode konversi ini membagi satu bulan eurah hujan menjadi enam hari hujan dalam jumlah yang sama besar, sehingga metode ini lebih menjamin keteraturan pola distrib-usi curah hujan.

Pada kenyataannya, eurah hujan harian dalam satu bulan umumnya sangat berfluktuasi, dan tidak dapat terdistribusi secara teratur seperti yang diasumsi-kan oleh FAO. Selain itu, dalam anal isis sistem neraca air, CROPWAT tidak memperhitungkan pengaruh kelebihan air terhadap tingkat respon hasil tanam-an, sementara itu, baik kekurangan air maupun kelebihan air sesungguhnya dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman.

Sehubungan dengan hal tersebut, makalah khusus ini berusaha membuat suatu program respon hasil tanaman terhadap jumlah kandungan lengas tanah yang seeara prinsip sesuai dengan program CROPWAT versi 2.1. Meskipun demikian, untuk dapat dibandingkan dengan CROPWAT, maka pada analisis

sistem neraca air, selain dapat menggunakan distribusi eurah hujan menurut metode FAO dan pengaruh kelebihan air yang tidak diperhitungkan, dalam program yang dibuat juga ditambah dengan fasilitas penggunaan data eurah hujan harian dan yang memperhitungkan pengaruh kelebihan air.

Dari perbandingan antara program yang dibuat dengan program CROP-WAT terhadap tingkat respon hasil tanaman pada studi kasus yang sama, di-harapkan dapat muncul perbedaan yang eukup mendasar, sehingga dapat memperlihatkan bahwa program yang dibuat lebih menggambarkan kondisi

(25)

Dengan memperhitungkan kelebihan air untuk program yang dibuat,

diharap-kan adiharap-kan memperlihatdiharap-kan perbedaan tingkat respon hasil tanaman yang dapat

membuktikan bahwa kelebihan air di daerah perakaran tanaman akan

menurun-kan tingkat respon hasil tanaman sehingga pada penelitian selanjutnya,

penga-ruh kelebihan air dalam analisis sistem neraca air tetap harus diperhitungkan.

B. TUJUAN

Dari uraian di atas, maka makalah khusus ini bertujuan sebagai berikut :

1. Menyusun suatu program komputer respon hasil tanaman terhadap jurnlah

kandungan lengas tanah yang merupakan modifIkasi dari program

CROPWAT versi 2.1, sekaligus menerapkannya untuk menduga tingkat

respon hasil tanaman jagung.

2. Menguji tingkat akurasi penggunaan metode konversi data curah hujan

menurut FAO yang mengubah data curah hujan bulanan ke dalam

distribu-si curah hujan harian dalam distribu-sistem neraca air, dalam hubungannya dengan

pergantian musim antara musim kemarau dan musim hujan yang terjadi di

Indonesia (daerah tropis), melalui perbandingan dengan program yang

disusun yang menggunakan data curah hujan harian.

3. Mengadakan perbandingan terhadap sistem neraca air yang

memperhitung-kan kelebihan air di atas batas kapasitas lapang dari program yang

dibuat-dengan sistem neraca air yang tidak memperhitungkan kelebihan air yang

digunakan dalam program CROPWAT, sekaligus melihat keterkaitannya

dengan adanya pergantian musim antara musim kemarau dan musim hujan

(26)

II. TIN.JAlJAN PlJSTAKA

A.

KANDUNGANLENGASTANAH

1. Batasan Kandungan Lengas Tanah

Sumber utama tersedianya lengas tanah untuk tanaman adalah air di

dalam tanah yang kemudian dihisap oleh akar. Tersedianya lengas tanah

tersebut selain diperoleh melalui sistem irigasi, juga diperoleh dari curah hujan,

yaitu bagian dari curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan tidak hilang

sebagai limpasan (Anonim, 1992 dalam Atmadja, A.S., 1987).

Lengas tanah yang tersedia bagi tanaman berkurang dengan menurunnya

kandungan lengas tanah, dan tanaman akan menderita kekurangan air. Lengas

tanah tersedia biasanya berkisar antara kapasitas lapang (PF 2.54) dan titik

layu pennanen (pF 4.2).

Kapasitas lapang adalah jumlah kandungan lengas tanah maksimum

yang ditahan dalam tanah terhadap tarik gravitasi setelah air yang berlebihan

dibuang melalui drainase. Keadaan ini biasanya terjadi bebe- rapa waktu, lebih kurang 24 jam setelah tanah dibasahi oleh air hujan atau irigasi.

Titik layu pennanen adalah status kandungan lengas tanah dimana

akar-akar tanaman mulai tidak mampu menyerap air dalam tanah, sehingga

tanaman menjadi layu. Keadaan ini terjadi setelah tanaman selama lebih

huang satu minggu pada tanah berpasir dan empat minggu pada tanah berliat

tidak mendapatkan air hujan ataupun irigasi (Anonim, 1992 dalam Atmadja,

A.S., 1987).

Menurut Flinn (1971) dalam Susilowati (1993), besar kandungan lengas

tanah dapat diduga secara matematis melalui persamaan neraca air di daerah

(27)

Besar kandungan lengas tanah ini berubah sesuai dengan perubahan dari

parameter-parameter yang terlibat dalam sistem neraca air, seperti curah hujan,

jumlah air irigasi, evapotranspirasi tanaman, perkolasi, limpasan permukaan

dan kenaikan kapiler. Persamaan sistem neraca air tersebut adalah :

dimana, - SMt - SMt-1 - Pt - It - ETct - DRt - Ct

SMt = SM-1+ Pt

+

It- ETct - DRt

+

Ct

: kandungan lengas tanah pada periode t (mrn) : kandungan lengas tanah pada periode t-l (mm) : curah hujan pada periode t (mrn)

: jwnlah air irigasi pada periode t (nm1)

: evapotranspirasi tanaman pada periode t (mm) limpasan dan perkolasi pada periode t (mrn) gerakan kapiler pada periode t (mrn)

2. Curah Hujan Dan Ketersediaannya Bagi Tanaman

(I)

Curah hujan dengan segala sifat-sifatnya merupakan komponen

hi-drologi yang penting, karena merupakan salah satu swn ber air langsung

ke-areal pertanian di samping irigasi. Sifat-sifat utama curah hujan di antara-nya

frekuensi, intensitas dan distribusi curah hujan yang memiliki nilai berbeda

tergantung dari tempat dan waktu.

Di daerah tropis seperti Indonesia, sistem pemberian air pada areal

pertanian pada dasarnya terbagi menjadi sistem pemberian air dengan irigasi

dan sistem tadah hujan. Melalui irigasi, kebutuhan air untuk areal pertanian dipenuhi dan ditentukan dari sumber air irigasi yang tersedia pada

tempat-tempat penampw1gan air. Pada sistem tadah hujan kebutuhan air untuk

areal pertanian sepenuhnya diperoleh melalui curah hujan yang jatuh pada

daerah tersebut.

Menurut Oldeman dan Suardi (1977), pada penelitian mengenal

(28)

6

pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan distribusi hujan yang merata

pada tahap pembungaan dan tahap pematangan biji. Pada tahap ini kebutuhan air meningkat dengan cepat dengan meningkatnya perkembangan daun selama

pertumbuhan vegetatif. Distribusi hujan yang tidak teratur di daerah tropis

akan menyebabkan penurunan hasil hingga 15%.

Pada tahun 1986, Team Studi Kendala Produksi Jagung dari Balittan,

Bogor, telah melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh distribusi

curah hujan terhadap produktivitas tanaman jagung. Dari hasil pengujian

menunjukkan bahwa produktivitas tanaman jagung tertinggi diberikan oleh

penanaman pada daerah yang mempunyai distribusi curah hujan antara 300

-600 mm, dan produktivitas terendah terdapat pada daerah yang kekurangan air

«=100 mm) dan pada daerah yang mempunyai distribusi hujan sangat tinggi

(>900 mm).

Tabel I. Hubungan antara curah hujan dan produktivitas jagung menurut varitas (1984 - 1985)

I

II

Produktivitas menurutjumlah curah ィオェ。ョセI@ (tonlha)

I

Varietas

I

\セ@ 100 mm 101-300 mm 301-600 mm 601-900 mm ^セYPPュュ@

(rata-rata (rata-rata (rata-rata (rata-rata (rata-rata

36mm) 101 mm) 452mm) 704mm) 1647 mm)

Hibrida 4.34

I

4.32

I

8.65

I

5.79

I

4.1

I

Arjun3 4.39

セi@

5.53

I

2.81

セ@

Lokal 0.88 I. 91

I

4.31 1.99 2.69

*) Jumlah curah hujan selama 3 - 3.5 bulan pada periode pertmnbuhan tanaman, dihitung dari data penangkar curah hujan terdekat

[image:28.600.137.524.469.598.2]
(29)

Dalam sistem neraea air, eurah hujan merupakan parameter yang dapat

meningkatkan kandungan lengas tanah. Fluktuasi kandungan lengas tanah

seeara harian dapat digambarkan seeara lebih tepat dengan menggunakan

distribusi hujan harian. Pada kenyataannya, tidak semua daerah memiliki data

pengukuran eurah hujan harian, sebagian daerah hanya memiliki data

pengukuran eurah hqjan dalam periode bulanan. Untuk mengatasi kendala ini,

FAO Guidline for Crop Water Requirement (FAO, 1977) dalam CROPW A T

: Manual and Guidlines, pada salah satu penelitiannya memperkenalkan suatu metode untuk mengkonversi data eurah hujan bulanan ke dalam eurah hujan

peri ode harian.

Metode konversi yang berlaku pada kondisi lahan non-mgas) m)

membagi eurah hujan setiap bulan dalam 6 hari eurah hujan, denganjumlah

eurah hujan yang sama besar. Besar eurah hujan yang terbagi 6 hari hujan

terletak pada hari-hari yang sama setiap bulannya, yaitu hari ke-3, 7, 13, 17,

23, dan hari ke 27, seperti yang diperlihatkan pada Gambar I.

3 7 13 17 23 27

, ! I I I ! I I I I I I I ! I ! I I I I I I I ! I ! I I Gambar l. Distribusi Curah Hujan Harian dari Data Curah Hujan

Gulanan mcnurut FAO

3. Eval'oh'ansl'il-asi Tanaman

Evapotranspirasi tanaman didefinisikan sebagai banyaknya air yang

hilang selama pertumbuhan tanaman oleh evaporasi dari pennukaan tanah dan

transpirasi dari tanaman. Jllmlah air yang hilang dari proses evapotranspirasi

dipengaruhi oleh beberapa fah.'ior iklim, seperti Suhll lldara, kelembaban lldara

(30)

8

a. Evapotranspirasi Potensial

Evapotranspirasi potensial adalah besarnya evapotranspirasi maksirnum yang dapat terjadi dengan kondisi air tersedia eukup untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Doorenbos dan Pruitt (1977), evapo-transpirasi potensial dapat diduga melalui pendekatan terhadap faktor-faktor iklirn dan karakteristik tanaman. Pendugaan ini dituliskan dengan persamaan :

ETp = ETo

*

ke (2)

dirnana, - ETp : evapotranspirasi potensial (mrn/hari) - ETo : evapotranspirasi tanaman aeuan (mrn/hari) - ke : koefisien tanaman

Koefisien tanaman (ke) merupakan karakteristik tanaman yang mempengaruhi besar evapotranspirasi tanaman. Nilai ke bervariasi, tergantung dari jenis dan tahap pertumbuhan tanaman. Nilai ke masing-masing tahap pertumbuhan dari beberapa jenis tanaman menu-rut Doorenbos dan Pruitt (1977) diperlihatkan pada Lampiran 5.

Evapotranspirasi tanaman aeuan (reference crop

evapotranspira-tion) atau ETo, didefmisikan sebagai laju evapotranspirasi dari tanaman

rurnput hijau (green crop) dengan tinggi seragam antara 8-15 em, tumbuh seeara aktif menutup tanah dengan sempurna pada kondisi tidak kekurangan air. Menurut Doorenbos dan Pruitt (1977), besar

evapo-transpirasi tanaman aeuan dapat diduga melalui suatu metode yang disebut sebagai Metode Radiasi, yaitu :

(31)

dimana, - ETo : evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)

- c : faktor penyesuaian berdasarkan kelembaban relatif minimum, lama penyinaran surya dan kecepatan angin (digambarkan seperti pada Lampiran 3).

- W : faktor pembobot berdasarkan suhu udara dan latitude, terlampir pada Lampiran 2.

- Rs : radiasi gelombang pendek

=

(O.25+0.50*n/N)*Ra

- n : lama penyinaran surya aktual Gam/hari).

- N : lama jam penyinaran surya maksimum, tergantung dari bulan dan lintang (Lampiran 2).

- Ra : radiasi

extra-terestrial,

tergantung dari bulan dan lintang (Lampiran 1).

b. Evapotranspirasi Aktual (ETa)

Evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang sebenarnya terjadi pada tanaman dengan kondisi dimana tanaman tersebut turnbuh. Pada kondisi di bawah kapasitas lapang, nilai ETa tergantung pada sisa

lengas tanah yang tersedia dan nilai ETp. Kandungan lengas tanah di-daerah perakaran harus dipertahankan pada suatu nilai fraksi keterse-diaan lengas tanah. Evapotranspirasi aktual (ETa) akan lebih kecil dari evapotranspirasi potensial (ETp) apabila pengosongan lengas tanah karena evapotranspirasi melewati nilai ini. Apabila lengas tanah cukup tersedia bagi tanaman, maka ETa akan sama dengan ETp.

(32)

10

Hubwlgan antara ETa, ETp dan batas-batas kandungan lengas tanah

dapat dilukiskan seperti pada Gambar 2.

Batas

I .... ndungan lengas tanah (%)

SAT RSM FC RAM WP

o

r--- -- -- -- - -- - -et。セo@ - - - -ETa <ETp et。セetー@

---1---1

p*TAM - - -ETa<ETp

______ J

TjAM

---et。セo@

Gambar 2. Hubungan antara nilai ETa, ETp dan batas-batas kandungan lengas tanah di perakaran tanaman

dimana, - WP

- RAM:

Fe

RSM SAT p - TAM:

- deep :

kandungan lengas tanah pada kondisi titik layu permanen (% volume)

kandungan lengas tanah pada kondisi ETa = ETp kandungan lengas tanah pada kondisi kapasitas lapang (% volunle)

kandungan lengas tanah pada kondisi volume udara 5% (% volwne)

kandwtgan lengas tanah pada kondisijenuh (% volwne) fraksi total ketersediaan len gas tanah pada saat ETa= ETp (Lampiran 7)

kandungan lengas tanah total (cm) TAM = (FC - WP) * deep

[image:32.600.156.516.184.422.2]
(33)

B. RESPON HASIL TANAMAN TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGASTANAH

1. Pengaruh Jumlah Kandungan Lengas Tanah 8agi Produktivitas

Tanalnan

Tanaman membutuhkan air yang cukup selama pertumbuhan.

Kele-bihan atau kekurangan air menyebabkan pertumbuhan akan terganggu

se-hingga dapat menurunkan hasil. Dari beberapa hasil penelitian mengenai

pengaruh kandungan lengas tanah bagi tanaman, menunjukkan bahwa

kekurangan dan kelebihan air bagi tanaman akan menghambat pertumbuhan

dan dapat menurunkan hasil.

Demmead dan Shaw {I 960), mengemukakan bahwa kekurangan air

pada saat pematangan biji lebih berpengaruh pada produksijagung daripada

kekurangan air pada pertumbuhan vegetatif Hasil tanaman jagung akan

menurun 35% apabila kekurangan air pada akhir tahap vegetatif dan akan

tetjadi penurunan 43% apabila tetjadi pada tahap pematangan biji. Sedangkan

Doorenbos dan Kassam (i 979) menyatakan bahwa tahap perturnbuhan yang

paling sensitif terhadap kekurangan air adalah pada tahap pembungaan dan

tahap pematangan bij i.

Bahri (1985) dalam pengujian terhadap pengaruh efisiensi penggunaan

air pada tanamanjagung, mengemukakan bahwa hasiljagung tertinggi dicapai

pada perlakuan pemberian air an tara 60 - 70% dari kapasitas lapang dengan

hasil bij i kering 7.813 gr/tanaman dan yang terendah pada perlakuan air antara

90 - 100% dari kapasitas lapang dengan hasil 6.303 gr/tanaman. Pada

perlakllan pemberian air antara 70 - 80% dari kapasitas lapang, biji kering yang

dihasilkan sebesar 6.681 gr/tanaman. Hal ini dapat merupakan petllnjllk

bahwa tanaman jagllng tidak memblltllhkan air yang berlebih dalam masa

(34)

12

2. Respon Hasi! Dan KumulatifRespon Hasi! Tanaman

Pada saat air tidak mencukupi kebutuhan air tanaman, maka stress

(tekanan) kekurangan air akan terjadi pada tanaman. Tekanan kekurangan air

akan dapat menghambat pertumbuhan, dan pada akhimya akan menurunkan

hasil.

Pengaruh tekanan kekurangan air terhadap basil tanaman ini telab diteliti

dan dikembangkan oleb Doorenbos dan Kassam (\979), yang dinyatakan

dengan 'faktor respon basil' (ky), yang melibatkan parameter-parameter seperti,

nilai basil panen aktual dan nilai hasil panen maksirnal, evapotranspirasi

aktual dan evapotranspirasi potensiai. Pemyataan ini juga telah digWlakan

FAO dalam program CROPWAT pada bagian tulisannya mengenai respon

hasil tanaman yang ditentukan per tahap pertumbuhan, dan dituliskan sebagai

berikut:

dimana, - (YalYm): Ya

Ym ETa ETp ky

(YaNm) = 1 -(ky

*

(1 - (ETa/ETp))) (4)

tingkat respon basil tanaman hasil panen aktual (tonlha) basil panen maksirnum (tonlha) evapotranspirasi aktual (nun)

evapotranspirasi potensial (mm) faktor respon basil (iampiran 6)

Untuk satu musim tanam, maka tingkat respon basil ditentukan dari

kUl11ulatif respon hasil tiap-tiap tahap pertumbuhan, yaitu :

kum(YaNIll) = (YaNIll)1

*

(YaNIll)2

* ... *

(Ya/YIll)i (5)

dimana, - kum(YalYm): tingkat respon hasil kumulatifuntuk satu musim tanam.

(35)

A.

PENYUSUNANPROGRAM

1. Pengolahan Data Lokasi dan Data lkIim

Data ETo dapat diperoleh dengan dua cara, I) dari data ETo yang sudah

tersedia, 2) melalui perhitungan dari data iklim dan data lokasi yang

dikumpulkan. Perhitungan ETo dari data-data iklim dan data lokasi

dilaksanakan dengan Metode Radiasi (persamaan 3). Data iklim yang

dibutuhkan dalam bentuk rata-rata harian per bulan seperti suhu udara (0C),

kelembaban relatif (%), kecepatan angin (m/s) dan lama penyinaran surya

Ganlfhari). Data lokasi yang dibutuhkan meliputi letak lintang dan ketinggian

lokasi di atas permukaan laut.

2. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanaman

Masukan data tanaman membutuhkan input data jenis tanaman, grup

tanaman, jumlah tahap pertumbuhan, serta nilai-nilai kc, ky dan kedalaman perakaran untuk setiap tahap pertumbuhan. Grup tanaman dan kedalaman

perakaran maksimum tersedia pada tabel di Lampiran 7, sedangkan nilai ky per tahap pertlllnbuhan diperoleh dati Lampiran 6. Nilai kedalaman perakaran

tanaman menurut CROPW A T ditentukan dari Gambar 3, dengan kedalaman

perakaran pada tahap pertumbuhan awal, tahap pembungaan sebagai input

masukan berdasarkan aSlllllsi, sedangkan nilai kedalaman perakaran pada

tahap vegetatif diinterpolasi secara Iinier. Nilai kc untuk tahap pertumbuhan

awal, tahap pembwlgaan dan saat pemanenan sebagai input masukan diambil

dari tabel koefisien tanaman pada Lampiran 5. Nilai kc untuk tahap vegetatif

dan tahap pematangan biji menumt CROPW AT diinterpolasi secara Iinier

(36)

14

Kedalaman Jle.-akar·an (em)

dC/dO

dA

o

fo-- - - -

--Jf""---..---I

, I

I

,

I I I I I I

,

,

I I

I :

f---rr·--- -

+-- - ---, - ---A I

I

,1-, __ _

B I C I D

: I

_ ____ ---L-_ _ _ _J _ ___ _

[image:36.602.133.521.134.313.2]

umur (hari)

Gambar' 3. Kedalamau Jlerakaran tananam Jlada tahaJl awal Jlertumbuhau (dA), tahaJl vegetatif (dB), tahap Jlembungaan (dC), tahaJl Jlematangan biji (dO) menurut CROPWAT Nilai ke (koet) keC keD keA

o

I

1--- - -

-.;r---.,.

,

I I I I I

MMMMMMMMMMKMMMMMMMMセMMMM I I

,

'

,....-_ _ _ _ セNMM ____________ , _________ L ___ _

A I B C I 0

I '

, l

Ul11l1r (bad)

'Gamba.' 4. Nilai ke pada tabap awal pertllmbuban (keA), tabap vege-tatif (keB), tabaJl pembllngaan (keC), tabap pematangan

(37)

3. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanah

Masukan data tanah dalam program membutuhkan input data

jenis/tekstur tanah, baik berdasarkan hasil penelitian langsung maupun

berdasarkan data dari studi kasus yang sudah tersedia. Input tekstur tanah

berfungsi untuk menentukan nilai batas-batas kandungan lengas tanah pada

kondisi titik layu pennanen (WP), kapasitas lapang (FC), kondisi jenuh (SAT) dan totallengas tanah tersedia (TAM).

4. Pemasukan dan Pengolahan Data Curah Hujan

Dalam sistem neraca air harian, distribusi curah huj an yang dibutuhkan

adalah berupa distribusi curah hujan periode harian. Untuk data curah hujan

dalam periode bulanan, dikonversi terlebih dulu ke dalam distribusi harian

menurut metode konversi FAO dalam CROPWAT, yang telah dijelaskan

sebelurnnya pada bagian tulisan mengenai curah hujan.

5. Perumusan Sistem Neraca Air Harian

Perwnusan sistem neraca air harian dimaksudkan untuk memperlihatkan

kejadian perubahan lengas tanah secara harian (SM) serta parameter-parameter

pembentuknya, seperti ETp, CH, dan batas-batas kandungan lengas tanah

(WP, RAM, FC, RSM, SAT). Selain itu pula, dari sistem neraca air harian

dapat ditentukan nilai ETa seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5 dan

persamaan berikut :

a. ETa = ETp,jika SM ,; FC dan SM ;, RAM

b. ETa = ETp

*

((SM-WP)/(RAM-WP», jika SM < RAM dan SM >WP

c. ETa = ETp

*

((RSM-SM)/(RSM-FC), jika SM

<

RSM dan SM > FC
(38)

ETa/ETp 1.0: i o II

'"

E-Ul ETa

O.OL' _ _

"--WP

o

II

16

ETa

=

ETp ETa ETp E-

'"

Ul

RAM FC RSM SAT

Status kandungan lengas tanah (mm)

Gambal' 5. Grafik ilustrasi I!ubungan antara nilai ETa, ETp, SM dan status kandungan lengas tanal! (dimodifikasi dari FAO dalam CROPW AT)

dimana, - WP

-RAM

- FC -RSM -SAT

kandungan lengas moah pada kondisi titik layu pennanen kandungan lengas tanah pada saat ETa = ETp

kandungan lengas tanah pada kondisi kapasitas lapang kandungan lengas tanah pada kondisi volume udara 5% kandungan lengas tanah pada kondisi jenuh

B. MENENTUKAN TlNGKAT RESPON HASIL TANAMAN

Tingkat respon hasil tanaman ditentukan melalui metode faktor respon hasil

(persamaan 4) yang digunakan CROPWAT. Nilai kumulatifrespon hasil tanaman

merupakan kUl11ulatif perkalian dari tingkat respon hasil tanal11an setiap tahap

pertumbuhan (persamaan 5).

Nilai kumulatif respon hasil tanaman (kum(YaNm» dan

parameter-parameter pembentuknya serta frekuensi kelebihan dan kekurangan air

[image:38.602.133.525.79.433.2]
(39)

Tabel 2. Bentuk tabulasi nilai kumulatif respon hasil tanaman (kum(YalYm» dan parameter-parameter kum(YalYm) serta frekuensi kelebihan dan kekurangan air tiap tahap perturnbuhan masing-masing bulan tanam

Bulan Tanam : ...

Stage

Evapotranspirasi Aktual (Imn) Evapotranspirasi Potensial (nnn) Rasio (ETa/ETp)

Curah Hujan (mm)

Frekuensi Lebih Air (%) Frekuensi Kurang Air (%)

PENURUNAN HASIL

Penurunan ETc (%)

Faktor Respon Hasil (koef) Penurunan Hasil Tanaman (%) Kurnulatif Penurunan Hasil (%)

KUMULATIF RESPON HASIL (%) kum(Y aIY m)

A B C D Total

Frekuensi lebih air merupakan suatu istilah untuk menyatakan persentase

jumlah kejadian kelebihan air yang masih ditahan tanah yang terjadi di atas batas

kapasitas lapang setelah proses penghilangan air melalui evapotranspirasi dan

pembuangan air di pennukaan tanah. Frekuensi kurang air merupakan istilah

untuk menyatakan persentase jurnlah kejadian kekurangan air sehingga tanaman

tidak dapat melaksanakan proses evapotranspirasi secara optimal. Dalam sistem

neraca air, frekuensi kelebihan dan kekurangan air secara harian terus diamati dan

dijumlahkan secara kumulatif untuk setiap tahap pertumbuhan tanaman selama

[image:39.603.115.532.137.383.2]
(40)

IV. LANDASAN KERJA PROGRAM

Program Komputer Respon Hasil Tanaman Terhadap Jumlah Kandungan Lengas Tanah Pada Lahan Non-lrigasi (RESTAN) menggunakan Bahasa Turbo Basic versi 1.0 produksi Borland Inc., 1977. Program utama dikompilasi dalam berkas program ".EXE", sedangkan sub-program dikompilasi dalam berkas pro-gram ". TBe" . Program RESTAN dapat langsung dijalankan dari sistem operasi DOS tanpa melallui interpreter Turbo Basic dengan menuliskan "RESTAN" pada

prompt A:\ > atau B:\ >. Apabila program RESTAN telah di-install (disimpan)

dalam sistem hard disk, maka untuk menampilkan program, pada prompt C:\ >, dituliskan "RESTAN" yaitu: C:\>RESTAN

Program RESTAN pada awalnya akan menampilkan judul program dan menu utama di layar monitor (Gambar 6 dan 7). Menu utama berisi enam pilihan utama yang terdiri dari empat pilihan untuk jenis data sebagai input masukan program (pilihan 1 - 4), pilihan untuk mengatur drive (pilihan ke-5) dan pilihan untuk keluar dari program sehingga kembali ke sistem operasi DOS (pilihan ke-6).

Pilihan ke-5 "Drive-Path Setting", merupakan pilihan awal yang dianjurkan kepada pengguna program sebelum dilaksanakan pemasukan data. Pilihan ke-5 ini berfungsi untuk memeriksa penempatan drive bagi me data dalam program. Bentuk

default yang di set adalah pada drive C:\ (Gambar 8). Apabila tempat penyimpanan

(41)

PROGRAn KonpUTER RESPON HASIL TANAnAN TEHHADAP JUnLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH

PADA LAHAN NON-IRIGASI (HESTAN)

Oleh MUHAMMAD HASAN

(F24 B55B)

DR.H. nOELJARNO DJOJOMARTONO. MSA Ir. DEDI HUSNADI H •• M.Eng.Dip.HE

---PeMbiMbing I PeMbiMbing II

1995

JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R

Gambar 6. Judul program

[11

DATA ETO

[2]

DATA TANAMAN

[3]

DATA TANAH

[4]

DATA CURAH HUJAN

[5]

Drive-Path Setting

[6]

H e 1 u a r (keMbali ke 'DOS')

Pilih salah satu

[l-G] :

[5]

Gambar 7. Menu pilihan utama program RESTAN

セMMセセMMMM

DRIUE SETTING

ETO

C:'

TANAMAN

C:'

TANAH

C:'

CURAH HUJAN

C:'

[image:41.608.90.498.102.337.2] [image:41.608.86.497.105.582.2] [image:41.608.147.441.593.678.2]
(42)

20

1. Pembuatan File Data Baru

Pembuatan file data baru dilakukan apabila pengguna program ingin

mendapatkan file data yang belum tersedia dalam disk. Kegiatan pembuatan

file data dilaksanakan dengan cara memasukkan input-input data yang

dibutuh-kan ke dalam program melalui keyboard.

Dalam program RES TAN , pada jenis data ETo, bentuk pemasukan

input-input data adalah seperti pada Gambar 9. Pada jenis data tanaman input-input-input-input

data yang dibutuhkan adalah jenis tanaman, grup tanaman, umur tanaman,

kedalaman perakaran maksimum, jumlah tahap pertumbuhan tanaman, serta

nilai kc, nilai ky dan besar kedalaman perakaran untuk setiap tahap

pertumbu-han. Bentuk pemasukan input-input data tersebut diperlihatkan seperti pada

Gambar 10. Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai input dalam program

RESTAN hanya jenis tanaman yang secara umum memiliki tahap-tahap

per-tumbuhan yang sarna, yaitu yang memiliki tahap perper-tumbuhan awal, tahap

pertumbuhan vegetatif, tahap pembungaan, tahap pematangan biji dan

pema-nenan. Bagi jenis tanaman yang memiliki perlakuan lain dalam masa

pertum-buhan, seperti padi sawah yang memerlukan penggenangan selama masa

pertumbuhan, maka jenis tanaman ini tak dapat digunakan dan tak dapat diolah

dalam program RESTAN.

Pada jenis data tanah, pertama-tama program akan menampilkan 14 buah

jenis tekstur tanah yang ditawarkan kepada pengguna program melalui layar

monitor seperti yang diperlihatkan pada Gambar II. Selanjutnya program akan

menampilkan pertanyaan, apakah nilai-nilai batas kandungan lengas tanah pad a

kondisi WP,

Fe

dan SAT diperoleh dari hasil penelitian sendiri atau tidak [image:42.603.404.529.681.788.2]
(43)

DATA ETa BULANAN (MM;hari) JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEl JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OHTOBER NOPEMBER DESEMBER

Gambar 9. Bentuk pemasukan jenis data ETo program RESTAN

Jenis tanaMan

Grup UMur

HedalaMan perakaran MaksiMUM

JUMlah tahap pertuMbuhan

hari

CM

Tahap UMur kc ォセ@ Deep

(hari) (koef) (koef) (CM)

A. Awal

B. Uegeta t if --> -->

c.

PeMbungaan

D. PeMatangan BiJi

---Gambar 10. Bentuk pemasukan jenis data tanaman program RESTAN

JENIS TEHSTUR TANAH

Pasir kasar

Pasir kasar-MediuM

Pasir halus-MediuM

Pasir halus

Pasir halus berleMpung

Liat

Liat berdebu

Pilih salah satu (1-14)

:?

8.

Liat halus

9.

LeMpung liat

18. LeMPung liat berdebu

11. LeMPung liat berpasir

12. LeMpung berdebu

[image:43.612.133.456.108.262.2]

13. LeMPung halus berpasir

14. LeMPung berpasir

[image:43.612.83.508.307.480.2] [image:43.612.81.499.525.700.2]
(44)
[image:44.608.102.481.108.203.2]

NILAI HANDUNGAN LENGAS TANAH PADA HONDISI SATURATED, Fe, DAN UP DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN (Y/TJ : T

Gambar 12. Pilihan penentuan perolehan data batas-batas kandungan lengas tanah

22

Jika jawaban "Y", maka komputer akan menanyakan dan meminta masukan melalui keyboard data ketiga batas kandungan lengas tanah tersebut dalam %

volume (Gambar 13). Jika jawaban "T", maka seeara otomatis komputer akan menggunakan nilai-nilai batas kandungan lengas tanah dari program yang diperoleh melalui pendekatan tekstur tanah.

ifB]]]]]]]セ@

NILAI SAT-Fe-liP LAPANG

セセセ]]]]]]BQQ@

NILAI HANDUNGAN LENGAS TANAH PADA HONDISI JENUH

NILAI HANDUNGAN LENGAS TANAH PADA HONDISI HAPASITAS LAPANG

NILAI HANDUNGAN LENGAS TANAH PADA HONDISI TITIH LAYU PERMANEN

(zuo I):

(zuol) : (zuol):

Gambar 13. Bentuk pemasukan data batas-batas kandungan lengas tanah

Pada jenis data eurah hujan, awalnya program akan meminta kepada pengguna komputer untuk menentukan pilihan dari input periode data eurah hu-jan yang digunakan. Ada dua pilihan yang ditawarkan, yaitu data eurah huhu-jan dalam periode harian dan data eurah hujan dalam periode bulanan (Gam bar 14). Untuk data eurah hujan periode harian, bentuk pemasukan data adalah

(45)

Periode data curah hujan dalaM I. Distribusi HARlAN

[image:45.608.142.431.110.229.2]

2. Distribusi BULAN AN Pilih salah satu (1-2) :7

Gambar 14. Menu pilihan input data periode curah hujan program RESTAN

II

Bulan (1 -rahun 12)

II

hari I<e- 1 : hart ke- 1& :

hari I<e- 2 : hari ke- 17 :

hari I<e- 3 : hart ke- 18 :

hari I<e- <I : hari I<e- 19 :

hart I<e- 5 : hart ke- 211 :

hari ke- & : hari ke- 21 :

hart ke- 7 : harl ke- 22 :

hari ke- B : hart ke- 23 :

hari ke- 9 : hart ke- 2<1 :

hari ke- 111 : hari ke- 25 :

hari ke- 11 : hari ke- 2& :

hart ke- 12 : hart I<e- 27 :

hart I<e- 13 : hart I<e- 2B :

hari I<e- 14 : hart I<e- 29 :

hari I<e- 15 : hari I<e- 311 :

[image:45.608.130.455.279.712.2]

hart I<e- 31 :

Gambar 15. Bentuk pemasukan data curah hujan harian program RESTAN

DATA CURAH HUJAN BULANAN (MM)

Tahun JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEl JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OK TOBER NOPEMBER DESEMBER

(46)

24

Dalam program RESTAN, pada setiap akhir pemasukan data akan

diaju-kan pertanyaan kepada pengguna program apakah file data yang telah

dimasuk-kan adimasuk-kan disimpan dalam disk atau tidak. Jika pengguna program

mengingin-kan data yang dibuat untuk disimpan maka pengguna program diminta untuk

menuliskan nama file dari file data baru yang dibuat terse but. Selanjutnya

program kembali ke menu utama untuk menerima input jenis data lain. Jika

data tidak ingin disimpan, maka program RESTAN akan langsung kembali

ke-menu utama.

Proses penyimpanan dari file data baru pada program RESTAN dapat

terjadi karena dalam program terdapat mode "OPEN - FOR - OUTPUT" yang

dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk berbagai penyimpanan

file data dari setiap jenis data masukan. Selain itu, penyimpanan file data baru

dapat berlangsung karen a masing-masing jenis data memiliki identitas sendiri

yang diketahui dari bentuk perluasan (extension)- nya yang ditulis setelah nama

file data. Pada jenis data ETo, setiap file data akan memiliki extension

".ETo", pada jenis data tanaman, setiap file data akan memiliki extension

".CRO", pada jenis data tanah, setiap file data akan memiliki extension

".SOL", pada jenis data curah hujan, untuk data curah hujan periode harian,

setiap file data akan memiliki extension" .HAR", dan untuk data curah hujan

dengan periode bulan-an, setiap file data akan memiliki extension". B UL".

Dalam sub-program ETo, nama extension yang digunakan untuk file data lokasi

adalah ". LOC", dan untuk file data iklim adalah ". CLI" .

2. Penggunaan File Data yang Tersedia dalam Disk

ApabiIa dalam disk telah tersedia file data yang diinginkan untuk proses

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

lang-VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari basil pembuatan program untuk penentuan tingkat respon basil

tanaman terhadap ketersediaan lengas tanah pada laban non-irigasi, di Daerah

Ciledug untuk tanaman jagung serta melalui perbandingan dengan program CROPWAT, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :

I. Pada bulan-bulan tanam dengan curab hujan relatif rendab sampai sedang (di bawab 400 mm/bulan tanam), terjadinya perbedaan nilai kum(YalYm) antara program RESTAN dan program CROPWAT terutama disebabkan adanya pergantian musim hujan dan musim kemarau, dimana pengaruhnya lebih peka terhadap fluktuasi lengas

tanah pada program RESTAN.

2. Pada bulan-bulan tanam dengan curab hujan tinggi, tidak ada perbedaan nilai kum(Ya/Ym) antara program RESTAN yang menggunakan data curah

hujan harian dan program CROPWAT yang menggunakan distribusi hujan harian menurut FAO. Sementara apabila pengaruh kelebihan air pada program RESTAN diperhitungkan, maka program RESTAN selalu metnili-ki nilai kum(Ya/Ym) yang lebih kecil daripada program CROPWAT.

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

Zona

4. Penentuan IIgroklimat berdas,lrk,ln klilsi f ゥjNセNQM

si Oldeman (1975).

Bulan Basah fJulan Kering

,\groklimat Berturut-turut Berturut-turut

(bulan) (bulan)

II >9 <2

B1 7-9 <2

B2 7-9 2-)

Cl 5-6 2

C2 5-6 2-)

C) 5-6 4-6

D1 )-4 <2

02 )-4 2-)

0) )-4 4-6

04 )-4 7-9

El <) <2

E2 <) 2-)

E) <) 4-6

E4 <) 7-9

Subdivisi periode kering dan masa tanam menurut oャ、・ュセョN@

simbol Periode

ke-Subdivisi ring (bulan)

1 < 2

2 2

-

)

) 4

-

6

4 7 - 9

5 > 9

Hasa ta-nam (bulan)

11

-

12

9

-

10

6 - 8

) - 5

< J

Keterangan

Kemungkinan penanaman tanaman pangan sepan-jang tahun.

Butuh perencanaan

te-l i t i untuk penanaman sepanjang tahun.

Periode bera tidak da-pat dihindari tapi

pe-nanaman 2 tanaman

me-mungkinkan.

Kemungkinan penanaman hanya satu kali.

Tidak sesuai untuk ta-naman pangan jika エセョᆳ

(76)
(77)
(78)
(79)

lERHAD4P

JUMLAH KANDUNGAN

LEN GAS

lANAH

PADA tAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN F240550

1995

fセkultas@

TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(80)

Muhammad Hasan. F240550. Program Komputer Respon Hasil Tanaman Ter-hadap lumlah Kandungan

Gambar

Gambar I. Distribusi curab hujan harian dari data curab hujan bulanan me-
Gambar I. Distribusi curab hujan harian dari data curab hujan bulanan me-
Gambar 32. Bentuk pertanyaan untuk menentukan melanjutkan program ..... 35
Tabel I. Hubungan anatara curah hujan dan produktivitas tanaman jagung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan Pasal 284 KUHP menurut Keputusan MK Nomor 46/PUU-XIV/2016 tidak dirubah, sehingga ketentuannya tetap yaitu kriteria pelaku zina hanya laki-laki atau perempuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mitigasi risiko dan mengevaluasi mitigasi risiko pembiayaan modal usaha tanpa agunan pada akad mu r h di BPRS Sarana

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa jenis karsinoma tiroid yang paling sering ditemukan ialah karsinoma papilar, dan karsinoma folikuler

Keunikkan lain yang dapat kita ketahui ialah bahwa pada saat kita merenungkan ketritunggalan Allah, maka akan terbesit dalam pikiran kita bahwa Allah memiliki tiga kemampuan dasar,

Dengan adanya dukungan program dari pemerintah, kontribusi komoditas kelapa sawit di Indonesia serta dalam rangka pengembangan komoditas tersebut, maka penelitian diarahkan

Penelitian ini betujuan untuk mengungkap sekaligus mencari konsep pendidikan yang sesuai dengan etika profetik sebagai basisnya, menghilangkan dikotomik ilmu

Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang selalu sabar mengkoordinir penulis

Anodizing adalah teknik yang banyak digunakan untuk menghasilkan lapisan anorganik pelindung dari beberapa bahan rekayasa seperti aluminium, magnesium, titanium dan