• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Posisi Letak Telur Ayam Selama Penyimpanan Terhadap Daya Tetasnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Posisi Letak Telur Ayam Selama Penyimpanan Terhadap Daya Tetasnya"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS pセternakan@

(2)

PENGARlIH POSISI LETAK TElUR AYAH SELp,r,11l PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYII

KARYA IUlIAH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS PETERNAKAH

(3)

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYA

OLEH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

Karya Ilmiah ini telah diperiksa

dan disetujui oleh:

'-Id

,

(Drh. D.J. SAMOSIR) Pembimbing Utama

(Drs. SUMONO RUKADI) Pembimbing Anggota

セY@

-

「MaセsV@
(4)

"Karya Ilmiah in1 telah disidangkan dihadapan suatu

komisi ujian lisan pada tanggal 23 Mei 1980 "

Seksi Pendidikan Sarjana Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor

(5)

RHlGKASAN

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYI*! SELAMA penyiiセpanan@

TERHADAP DAYA TETASNYA

Suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh tfga macam posis; 'teta!; penyimpanan telur ayam terhadap daya tetasnya, telah dilaku!;an di Peternakan Ayam Tegalsari, Desa Tegal Lega, Punta!;, Kecamatan Cimacan. Penelitian in; d;lakukan dari tanggal 3 Pebruari sampa; dengan 4 Maret 1980.

Cuplikan yang digunakan terdiri dar; 270 butir telur tetas ayam tipe pedaging "Strain Ross In, yang berumur 57 minggu dan berasal dari Peternakan Ayam Tegalsari sendiri.

Penetasan ini dil akukan dengan Illenggunakan "Forced Draft

Incubator" tipe kabinet, buatan JPJ dan ョセューオョケ。ゥ@ kapasitas sebanyak 10.000 butir.

Telur-telur tetas tersebut disimpan didalam ruangan penyimpanan telur dengan suhu sekitar 19° - 21°C selama 6 hari, kemudian pada hart ketujuh baru dimasukkan kedalam mesin tetas. Telur-tel ur

disimpan dengan posts; ujung tumpul diatas, ujung runcing diatas dan posts; horizontal. Tetapi pada saat pengeraman, semua telur diletak-kan dengan posis; ujung tumpul diatas.

Penelitfan inl menggunakan Rancangan Acak Lengkap. dengan tiga perlakuan dan sembilan ulangan untuk masing-masfng perlakuan. Data yang d1peroleh dianalisa berdasarkan Analisa Sidik Ragam yang

digariskan oleh Steel

&

Torrie (1960) serta Haeruman (1972). Dari penelitian in1 didapat has;l sebagai berikut:
(6)

KARYA ILMIAH

OLEH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

PENGARUH POSIS! LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH

Suatu Karya Ilmiah yang dfbuat untuk memenuhf Sabagian dari syarat-syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan, Instftut Pertanian Boger

eleh

Edestius Wawang Susanto Bogor, Jawa Barat

Pembimbing Utama: Drh. D.J. Samosir Dosen

I1mu Ternak Unggas

FAKULTAS peternaイセn@

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

'iffr%

KATA PENGANTAR

Penyusunan karya 1lmiah yang merupakan hasil penelitian inf, adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakiltas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan inf, pertama-tama penulfs fngin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drh.D.J. Samosir dan Bapak Drs. Sumono Rukadi, masing-masing sebagai Dosen I1mu Ternak Unggas pada Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, atas

kesempatan dan bimbingan yang telah dfberikan kepada penulis dalam penyusunan karya flm1ah in1. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis tujukan kepada Pimpinan Peternakan Ayam Tegalsari,

Puncak, atas segala bantuannya dalam penyediaan sarana untuk melakukan penel itian ini.

Ucapan terima ォ。ウセNィ@ penulis tujukan kepada seluruh staf pengajar, atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu df Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar. Juga kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini, kepada karyawan perpustakaan Fapet dan perpustakaan pusat IPB di Jalan Raya Pajajaran Bogar, yang telah membantu penulis dalam rangka

pencarian bahan-bahan bacaan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak terhfngga kepada Ayahanda tercinta dan saudara-saudara penulis, atas segala bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil dalam penyusunan karya ilmiah in; hingga selesai.

Sebagai akhir kata penulis memanjatkan syukur kepada Tuhan yang MaIla>,Pengasih dan Penyayang, atls segala kemurahanNya yang telah

memberikan darongan serta kema.nt;:O"'iil kerada penulis untuk menyelesaikan

(9)

karya ilmiah 1n1.

Semoga karya ilmfah 1n1 dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya.

(10)

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR TABEL

... ... DAFTAR LAMPlRAN ... PENDAHULUAN •••••••••

TINJAUAN PUSTAKA

Fertil itas

...

Daya Tetas ... Pembentukan Telur ... Pemilihan Telur Tetas

Penyimpanan Telur Tetas Pengeraman dan Penetasan

... ... ...

BAHAN DAN METODA PENELITIAN ... ... ... ,. ... ..

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA ... LAMP IRAN ••••••••

RIWAYAT HIDUP

.. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. ..

.

.. ..

.

.. .... .. .. .. .. ..

.

.

.. .. .. .. .. ..

Hal a man

(11)

DAFTAR TABEl

Tabe1 Ha1aman

1. Panjang kira-kira untuk bagian-bagian oviduct

dan waktu kira-kira pembentukan telur ••••••••••••••• 8 2. lama penyimpanan, daya tetas dan waktu tetas •••••••• 11

3. Persentase daya tetas ••••••••••••••••••••••••••••••• 21 4. Persentase daya tetas ujung tumpul di atas

VS ujung runcing di atas pada telur tetas ayam

pernbibit tua ... 24

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampi ran Halaman

1. Jumlah Telur yang Fertil untuk Masing-masing

Perl akuan dan Ul angan ... 27

2. Jumlah Telur yang Menetas untuk Penyimpanan

dengan posisi ujung tumpul di atas •••..••••••.••...•• 28 3. Jumlah Telur yang Manetas untuk Penyimpanan

ujung runcing d1 atas ... '" ... " ... 29

4. Jumlah Telur yang Menetas untuk Penyimpanan

Telur dengan Posisi Horizontal.... .•.•••• .•••••.• .•• ••• 30 5. Pengamatan Daya Tetas berdasarkan arcsin

dari akar persen daya Tetas ... ,... 30

Perhitungan dan Tabel Sidik Ragam Daya Tetas ••••••••.•. 31

6. Uj1 Jarak dari Duncan ... 33

7. Perbandingan Daya Tetas Penyimpanan Ujung Tumpul di atas Vs Ujung Runcing di atas

(Untuk Telur dari Ayam Pembibit Tua)

vii

(13)

PEHDAHULUAN

Telah diketahu1 sejak dahulu bahwa semak1n segar telur tetas yang dferamkan. akan menghas1lkan daya tetas dan hasil tetas yang semakin baik pula. Dilakukannya penyimpanan telur-telur tetas

sebelum dferamkan akan menyebabkan penurunan terhadap daya tetasnya. . /

Hal fn1 terutama pada penyimpanan telur yang lebih lama darf empat hari. Akan tetapi umumnya penyfmpanan telur-telur tetas in1 tidak dapat dfhfndarkan oleh para pengusaha penetasan, mengingat akan jumlah telur tetas yang d1butuhkan untuk dimasukkan kedalam mesin tetas. baru dapat terpenuhi dalam beberapa harf pengumpulan. Disamping itu juga untuk セ・ュー・イュオ、。ィ@ penyusunan data dari hasil

,

usahanya.

Untuk mengurangf penurunan daya tetas ini, maka harus dfusahakan keadaan lfngkungan penyfmpanan telur yang optimum. Pada penyimpanan telur-telur tetas harus diperhatfkan beberapa faktor, antara lain: Temperatur ruangan ー・ョケゥセョ。ョ@ telur harus cukup rendah, kelembaban relatifnya harus cukup tinggf dan perlakuan terhadap telur-telur tetas selama penyimpanan, mlsalnya poUst. letak telur dan lainnya.

Mengenai posisi letak telur selama periode penyimpanan. ada dua pendapat yang bertentangan seperti misalnya: Beberapa pendapat terda-hulu menyatakan bahwa penyimpanan telur-telur tetas harus dilakukan dengan posisi ujung tumpul di atas. Beberapa pendapat dan para ahli tahun-tahun terakhir inf, menyatakan bahwa penyimpanan telur-telur tetas dengan posisi ujung runcing di atas. justru akan menghasilkan daya tetas yang lebih baik bila dibandingkan dengan penyimpanan telur secara tradisional. yaitu dengan posisi ujung tumpul di atas.

(14)

2

Setelah membaca beberapa pendapat yang bertentangan itu. penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini. yaitu untuk mengamati

pengaruh posisi letak telur selama periode penyimpanan terhadap daya

tetasnya.

Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahul pengaruh

tiga posisi letak telur ayam selama penyimpanan. terhadap daya

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Sepert1 halnya setiap usaha yang bersifat komersial, maka usaha penetasan juga se1alu bertujuan untuk mempero1eh keuntungan yang sebesar-besarnya. yaitu dengan mengusahakan agar jumlah anak-anak ayam yang dihasilkan darf sejum1ah telur yang dftetaskannya dapat ditingkatkan. Menurut Funk dan Irwin (1955), keberhas11an atau kegagalan dari suatu usaha penetasan tergantung pada pengon-trolan terhadap fertflitas dan daya tetas. Menurut North (1978), untuk memperoleh keuntungan pada usaha penetasan, harus se1alu ter-sedfa telur-te1ur tetas yang berkua11tas bafk dalam jum1ah yang cukup dan berkesinambungan. In1 khususnya untuk para pengusaha penetasan yang tidak memelihara ayam pemb1bft, dengan perkataan lain membe11

telur-telur tetas dart luar, karena biasanya telur-telur tetas tidal< dapat diba11 df pasaran bebas. Dalam hal 1n1 harus d1ketahui dengan sungguh-sungguh mengenai asal-usul te1ur tetas itu (Sastroamidjojo, 1971) •

Mengenai fertflitas, dinyatakan oleh Card (1962), bahwa yang dimaksud dengan fert111tas adalah persentase telur-telur yang memper-11hatkan adanya perkembangan "embryo". tanpa memperhatikan apakah

telur-telur tersebut menetas atau tidak, dari sejumlah te1ur-telur yang dieramkan.

Sedangkan mengenaf proses fertflisasi, d1nyatakan oleh Funk dan Irwin (1955) sebagai persekutuan anura "spermatozoa" dengan "ovum". Selanjutnya mereka juga menambahkan bahwa fertilisasi terjadi didalam "funnel" (ujung atas alat reproduksi betfna). dan terjadf nya fertll

i-sasi memerlukan waktu 15 menit setelah terjad1nya ovulasf.

(16)

4

North (1978) meny.takan bahwa, dengan mengetahul fertl11tas untuk membedakan te1ur-te1ur yang tertunas dan tldak tertunas sebe-narnya sang at menguntungkan, tet.pi fertl1itas lni justru tldak dapat ditentukan ter1ebih dahu1u sebe10m te1ur-te1ur dleramkan. Mengenol berat jenls te1ur, bentuk te1ur, ke.daan ruang udara te1ur dan

susunan kerabang te1ur bukan1ah penunjuk mengenal fertl11t.s. Se1an-jutnya North (1978) menambahkan bahwa metoda yang paling tepat untuk menentukan te1ur-te1ur yang tertun.s dan tldak tertonas ada1ah deng,n ja1an memecahkan te1ur ters.but, baru kemudlan mengujlnya.

Mengen.l hal-hal yang mempengaruhl fertl1itas, ada beber.po f.ktor yang harus diperhatlkon, antara loin:

L Kwalitas "semenl1. __ Samosir (1977) menyatakan bahwa, "semen"

yang meng,ndung 825.000 - 7.000.000 "spermatozoa" per mm3 dlper1ukan untuk mempero1eh fertllitas yang bagus. Supaya fertll1tas ter,jamln, mako kepekatan yang dlper1ukan ada1ah 1.000.000 "spermatozoa" per mm3•

2. Ransurn ayam pemblblt. -- Menurut Funk dan Irwin (1955), produksl spermo dapat berkurang sebagal aklbat pengurangan ataupun penbatasan terhadap ransurn yang dlberlkan, kekurangan vitamin E d.1am waktu yang lama dapat menyebabkan kemandu1an pada beberapo pejantan.

3. Umur ayam pembfblt. -- Fertl11tas yang terbalk darl te1ur-te1ur tetas dlpero1eh pada tabun pertama umur ayam, sed.nyken telur-te1ur dengan fertl11tas yang memuaskan bar" dapat dlpero1eh apablla umur ayam pejantan dl atas enam bulan.

(17)

5

fertilitas yang lebfh t1ngg1, bila diband1ngkan dengan エ・ャオイセエ・Qオイ@

tetas dari ayam pembfbit yang rendah produksinya.

5. Temperatur. -. Menurut North (1978), temperatur ruangan yang ding in akan menekan pertumbuhan yang normal dari testes pejantan, oleh karenanya akan menurunkan fertilitas. Temperatur yang optimum baik untuk ayam jantan maupun ayam betfna adalah 19°C, sedangkan untuk daerah di Indonesia seba1knya adalah t1dak lebih dari 23°C.

Faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi ferti11tas adalah: perkaw1nan yang lebih disukai, iklim. "breeding" dan proses pemindahan pejantan dari suatu kelompok ayam. Menurut North (1978), kalau pejan-tan dipindahkan dari kelompok, maka ayam betina akan menghasi1kan telur-telur yang fertil hanya selama 4 minggu, akan tetapi persentase fertil1tasnya akan menurun seti,p harinya setelah pejantan tersebut dfkeluarkan dari kelompok ayam.

Daya Tetas. -- Menurut Jul1 (1951) dan Card (1962), daya tetas adalah persentase telur-te1ur yang menetas dari sejumlah te1ur-telur yang tertunas. Se1anjutnya Jull (1951). juga menambahkan bahwa ada peternak ayam yang memberi batasan mengenai daya tetas 1ni sebaga1 banyaknya te1ur yang menetas dari setiap 100 butir telur yang

(18)

6

Menurut Saosi r (1977). falctor-faktor yang mempengaruhi mene-tasnya sebutir telur menjadi anak ayam yang sehat, secara garis besarnya dapat dii)agi dua. yaitl.l faktor dar'! dalam yang terkandung pada telur itu sendir1 dan faktor dar1 luar. yaitu mula1 dipungut dar1 kandang. disimpan sampaf ditetaskan menjadi anak ayam.

Falctor-faktor yang mempengaruhi daya tetas antara 1 ain:

1. Rilnsum ayam pembfbft. -- Heuser et

!!l

(1952) menyatakan, salah satu falctor penting yang menentukan daya tetas adalah ransum dari ayam pembibit. Kelcurangan zat-zat makanan tertentu akan mengu-rangi daya tetas sampai Ice titik nol.

2. Umur ayam pembibit. -- Menurut Funk dan Irw1n (1955), daya tetas tertfnggi diperoleh pada tahun pertama umur ayam.

3. Produksf telur dar1 ayam pembibit. -- Telur-telur yang diha-sillcan oleh ayam yang tinggi produksi telurnya, dfsamping mempunyai fertil1tas yang lebih tinggi. juga akan mempunya1 daya tetas yang lebih tinggi (Funk dan Irwin. 1955).

4. Tatalaksana dalam kelompok ayam pembibit. antara lain:

4.1. Perbilndingan jumlah ayam jan tan dan betina secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap daya tetas. Perbandingan yang baik antara jantan : betina adalah 1 : 7 (untuk "broiler").

4.2. Kondisf kandang dan suhu kandang yang tidak ooook akan berpengaruh buruk terhadap daya tetas, baik seara langsung maupun Udale langsung.

(19)

7

Selanjutllya Card (1962). menyflllPulkan bahwa telur-telur yang diilasilkan oleh ayam betfna muda mefllPunyaf daya tetas yang lebfh baik. juga telur-telur darf ayam yang t1nggi produksi telurnya. Telur-telur yang terlalu besar ataupun terlalu kedl akan melllpunya1 daya tetas yang kurang bafk. demfkian pula ilalnya "inbreeding" umumnya akan menu-runkan daya tetas. sedangkan pemutaran telur-telur yang disimpan kurang darf satu minggu tidak akan menambah daya tetasnya.

Mengenai proses pembentukan telur, dlmulai dengan proses ovulasf. baru kemud1an "ovum" jatuh ke "Funnel oviduct" yang disebut juga

"infundibulum". Menurut Card dan Nesheim (1972). secara normal proses 1ni sampaf selesa1 membutuhkan waktu k1ra-kira 18 - 20 menit.

(20)

8

TASEl 1. PANJANG KIRA-KlRA UNTUK MASING-HASING BAGIAN "OVIDUCT" DAN WAKTU KIRA-KIM PROSES PEMSENTUKAN TElUR

Bagfal1 dari "oviduct"

III fund i bu 1 um Magnum

Istllmus Uterus Vagina

Panjang k1ra-kira

(em)

11.0

33.6

10.6

10.1 ) ) 6.9 )

Interval bertelur dan 0'1111 as1 berikutnya

Sulllber: Card dan Nesheim, 1972.

Waktu kirll-kirll (jam)

1/4

3 1 1/4 20 3/4

1/2

Pemilihan Telur Tetas. -- Pem11ihan telur-telur yang akan dite-taskan pentfn9 dan harus dilakuKan, karena tidak semI/a telur-telur yang dihasflkan oleh'llIyam pembibit dapat menetas dengal1 sempurna.

Menurut Funk dan Irwin (1955), pemilfhan telur-telur tetas sebaiknya d11akukan berdasarklln keadaal1 fisiknya, yaitu berdasarkan bentuk dan ukuran telur. kualftas kerabang telur serta f<ualitas bagian dalam tel ur.

Mengenai uKuran telur tetas. menurut Sastroamidjojo (1971). besar te1ur harus disesuaikan dengan jenis ayemnya, apllkah kelis berllt atau kelis ringlln. Berat millimum telur tetas yang baik IIdahl! 23 oz/doz

atau kira-kira 54,34 gram per but1r, tetap1 berat telur 24 oz/doz

(21)

9

Menurut North (1978). variasi berat minimum telur tetas yang baH: adalah antara 52 - 56, 7 gram per butir.

ilentuk telur tetas yang bail< harus normal, yaftu oval dengan" bagian panjang kira-kira 1 1/2 kali dari bagian lebar telur. Telur-telur yang terlalu bulat ataupun terlalu panjang tidak akan menetas dengan baik.

Henurut Heuser et al (1952), faktor paling penting yang melllpe-ngaruhf kualftas i:erabang telur adalah ketebalannya. Kualitas kera-bang yang baik untuk telur tetas, adalah yang cukup lmat tetapi tidak terlalu tebal dengan perkapuran yang licin (PortslIlOuth, 1972).

Hengenai kualitas bagian dalam telur dapat diketahui dengan jalan peneropongan. Telur-telur yang mempunyai ruang udara yang besar, dapat berpindah-pindah atau telur-telur yang tidak セーオョケ。ゥ@ ruang udara sama sekali. tidal: akan menetas dengan baik, damil:ian pula halnya dengan telur-telur yang mengandung Mntik darah lIlaupun Mntik daging atau kunfng telur ganda, tidak akan menetas dengan baik.

Telur-telur yang mempunyai permukaan kerabang dipenuhi oleh

kotoran tidal: boleh ditetaskan (Haberman, 1960). Menurut Sastroamidjojo (1971), telur-telur yang kotor pada umumnya lekas terinfeksi oleh

penyakit. Peristiwa in1 menyebabkan lekas busuknya isi telur dan matinya kecambah dalam telur itu. 01eh karenanya telur-telur tersebut mempunyai daya tetas yang rendah.

Penyimpanan Telur Tetas. -- Semakin segar telur-te1ur yang dieram-kan, semakin baik pula daya tetasnya. Akan tetapi penyimpanan telur-telur tetas sebelum dieramkan kadang-kadang tidak dapat dihindarkan, mengingat akan kebutuhan jumlah telur yang akan dimasukkan kedalam

(22)

I

10

Ruszler (1975) lllenyatakan, ketika telur tertunas dikeluarkan dar; tubuh ayam induk, pada saat itu ftembryo" yang ada didalamnya sudah herumur 26 jam dan herada dalam keadaan temperatur 42°C sejak

saw

hari sehelumnya. Pada penyimpanan telur. diusahakan untuk

menghambat pertumbuhan "embryo· in1 untuk sementara waktu, kemudian memu1ainya kembali didalam Illes1" tetas.

Menurut Funk dan Irwin (1955), keadaan penyimpanan harus diper-hatikan dengan hIIik. karena daya tetas yang tinggi dar1 telur-telur yang d1has11kan oleh ayam pembibit. dapat menjadf rusak dengan perla-l<IIan yang tidak baik selama penyimpanan. Selanjutnya mereka lllenam-bahkan bahwa, kondisi yang perlu diperhatfkan selama perf ode penyim-panan adalah: Temperatur ruangan penyimpenyim-panan, kelembabannya, lAmur telur dan perlakuan terhadap telur selama penyimpanan, m1salnya posisi letak tel ur.

Lama penyfmpanan telur-telur tetas sebaiknya tidak lebih dar'! satu minggu, penyfmpanan lebih lama dari satu lIIinggu alcan lllengakibatkan kehflangan persentase tetas yang cukup besar. walaupun herada didalam kondisi yang terbaik, yaitu pada temperatur ruang penyilllpanan kira-Idra 15°C dan kelembaban relatif ruang penyimpanan 80% (Card dan Nesheim, 1972).

Menurut North (1978). penyimpanan lebih lama dari empat

han

akan

.

(23)

11

TABa 2. PENSARUH LAMA PENYIMPANAN TELUR TETAS TERIWlAP MYA TETAS

DAN WAKTU TETAS

Lama Penyimpanan Oaya Tetas dari Tertundanya waktu Tetas (hari) Telur Tertunas

(X)

dari Waktu Normal (jam)

1 88 0

4 87 0.7

7 79 1.8

10 68 3.2

13 56 4.6

16 44 6.3

19 30 8.0

22 26 9.7

Sumber: North, 1978.

Charles dan Stuart (1949) menyatakan bahwa, daya tetas dari telur ayam akan menurun dengan cepat setelah penyimpanan,idi atas 10 hari, dan penyimpanan 7 hari adalah yang UIIlIJIIl masih dapat diterlma. Temperatur yang layak dari ruang penyimpanan telur-telur tetas harus d1perhatikan, temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat berpengaruh buruk terhadap daya tetas dan hasil tetas. Menurut Card dan Nesheim (1972), apabila telur-telur tetas disimpan sampai satu minggu, temperatur penyimpanannya adalah berkisar antara 59G

(24)

12

temperatur 29,5° - 32"C justru menghasil kan daya tetas 1eb1h baik daripada penyillqlanan dengan temperatur 15°C.

Untuk kebiasaan yang bersifat komersial menurut Card dan Nesheim (1972). usaha-usaha penetasan boleh mempunyai ruang penyillqlanan te1ur dimana temperaturnya d1tentukan antara 650

- 70°F atau 180 - 21 DC,

dengan ke1embaban re1at1fnya 75%.

Menurut Krueger et!l (1963). telur-telur tetas dapat dis1mpan sampai 7 hari pada temperatur 62°F atau 16.6°C tanpa mengurangi daya tetasnya. Tetapi daya tetas akan berkurang dengan nyata bila te1ur disimpan pada temperatur 70°F atau 21 DC untuk lama penyillqlanan 7 harf. Selanjutnya mereka juga menambahkan bahwa daya tetas akan berkurang kira-kira 0,75% per hari, untuk penyimpanan selama 15 hari pada suhu 55°F atau 12.8°C.

Menurut Ruszler (1975). apabila telur-telur tertunas d1simpan pada t.emperatur 27"C. malea embryonya akan melanjutkan perkembangan dan pertumbuhannya. Sebenarnya perkembangan "embryo· dengan sempurna baru dapat berlangsung pada temperatur 29,4°C (Funk dan Irwin, 1955).

Kelembaban relatif ruangan penyfmpanan telur-telur tetas

sebaiknya berkisar antara 75 - 85%. kelembaban relat1f 11'11 berhubungan dengan penguapan air dari dalam telur dan besarnya ruang udara.

Menurut Krueger et !l (1963), kelembaban yang tinggi (85%) selama peny1mpanan telur. mempunyai efe\; yang keen tetapi konsisten terhadap daya tetas. Diband1ngkan dengan ke1embaban relatif kira-kira 50%. hasil tetas al:an meningkat l:1rl-I:1ra 1% pada I:elembaban relat1f yang tinggi.

(25)

13

Funk dan Irwin (1955) sel"ta beberapa pendapat terdahulu. menya-takan bahwa sebaiknya telur-telur tetas disimpan dengan posisi ujung tumpul di atas. Alasannya, jika penyimpanan dflakukan pacla posisi ujung runcing di atas. dapat menyebabkan pecahnya selaput pembatas an tara putih telur dengan kantong udara. Disamping itu mereka juga menyatakan bahwa penyimpanan telur dengan posts; ujung runclng di atas akan menghasilkan daya tetas yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan penyfmpanan pada posisi ujung tumpul di atas.

Beberapa pendapat terakhir justru menyatakan hal yang sebaliknya. seperti:

Card dan Nesheim (1972), menyatakan bahwa secara tradfsional telul"-telul" tetas disimpan dengan pos1si ujung tumpul di atas, dengan tujuan untuk memelihara ruang udara pada posisi yang semestinya selama priode penyimpanan. Mereka juga menyatakan bahwa telur-telur yang disimpan'dengan posisi demik1an untuk waktu penyimpanan lebfh lama dari dua minggu, akan menetas lebih baik apabila dilakukan pemutaran telur setiap harinya. Selanjutnya mereka menambahkan bahwa, hasil penelftfan baru-baru in1 di "Canadian Department of Agriculture", telah menun-jukkan bahwa telur-telur tetas yang disimpan dengan posis1 ujung run-cing di atas, akan menetas lebfh baik daripada telur-telur yang

disimpan dengan posfsf ujung tumpul di atas. Juga pada telur-telur yang disimpan dengan posisi ujung runcing di atas, pemutaran telur untuk .penyimpanan selama 4 minggu tfdak akan menambah manfaat terhadap daya tetasnya.

(26)

14

mempunyai persentase sedikit lebih baik, bila dibandingkan dengan peny1mpanan pada posisi ーセオョァ@ tumpul di atas. Mesk1pun hal in1 tidak beg1tu nyata perbedaannya.

Menurut Goodwin (1962) yang dikut1p oleh Cardetti (1979), keadaan putih telur pada te1ur-telur yang disimpan dengan posis; ujung runcing di atas, nyata lebfh baik daripada keadaan putih telur pada telur-telur yang disfmpan dengan posis; ujung tumpul di atas.

Menurut Rusz1er (1975). penyfmpanan telur dengan posisi ujung runcfng di atas dflakukan jika:

1. Ayam pembibit yang diml1iki sudah cukup tua.

2. Kual1tas bagian dalam dari kerabang telur menjadit.,buruk. 3. Fluktuasi temperatur dan kelembaban relatif ruangan

penyim-panan telur terlalu tinggi.

4. Jika diperlukan penyimpanan ztelur yang lebih lama dari tujuh llari.

Menurut Ruszler (1975), has;l penel1tfan oleh Proudfoot (1969) menunJukkan bahwa dengan menyimpan telur pacta posis; ujung runc'lng d1 atas dan memutarnya kepada sistim tradisionil. yaitu posisi ujung tumpul di atas pada saat BエセゥョァャャN。ォ。ョ@ meningkatkan daya tetasnya.

North (1978) menyatakan bahwa, hasil penelitian yang seksama telah menunjukkan hasil tetas yang terbaik adalah pada penyimpanan te1ur dengan posts; ujung runcing di atas. bila dibandingkan dengan penyimpanan pada posisi ujung tumpu1 di atas.

(27)

15

karena melekat pada dinding telur. beliau menyarankan agar telur-telur tetas disimpan dengan posisi ujung runcing di atas (Anonymous, 1971).

Pengeraman dan Penetasan. -- Menurut Krueger (1977), ada enam. dan mungkin tujuh faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan suatu penetasan. antara 1 ain: temperatur, ke1 embaban. pemutaran telur, vent11asi, posisi telur, kebersihan mesin tetas dan cahaya.

Pada saat pengeraman, temperatur yang optimum berkisar antara 37,5 - 37,7°C. sedangkan pada peri ode penetasan berkisar antara

36.1 - 37,2°C. (Funk dan Irwin, 1955 serta North, 1978). Kelembaban yang optimum pada peri ode pengeraman ada1ah 60% sedangkan pada

periode penetasan ada1ah 70%.

Kadar 02 yang optimum selama pengeraman maupun penetasan adalah 21%. sedangkan Kadar CO2 seba1knya dibawah 0,5% (Funk dan Irwin. 1955).

Posisi te1ur se1ama pengeraman maupun penetasan ada1ah dengan posisi ujung tumpul di atas. Pemutaran te1ur selama pengeraman di1a-kukan dengan sudut 45° dari posisi vertika1, dan frekwensi pemutaran yang terbaik adalah 8 kali pemutaran setiap harinya.

(28)

BAHAN DAN METODA PEHELITIAN

Penelitian 1n1 dilakukan d1 Peternakan Ayam Tegalsarf, Desa Tegal Lega. Puncak, Kecamatan Cimacan, dalam waktu kira-kira satu

bulan, yaitu dari tanggal 3 Pebruari sampat dengan 4 Maret 1980. Dalam penelitian 1n1 d1gunakan 270 butir telur tetas ayam

"Parent Stock" tipe pedaging "Strain Ross I", yang berumur 57 minggu dan diberi makan dengan ransum untuk breeder. produksi P.T. Cargill

Indonesia.

Pada penelitian inf, telur-telur ditetaskan dengan menggunakan "Forced Draft Incubator" tipe kabfnet, buatan JPJ dan berkapasitas 10.000 butir telur. Untuk mengetahuf bobot telur digunakan tim-bangan buatan Schlieper Germany.

Hal-hal yang dflakukan pada penelitfan 1n1 antara lain:

1. Pemil1han telur tetas diambl1 dar1 umur yang serna. yaftu dart has11 pengumpulan satu harf. Telur-telur tersebut dipilih berda-sarkan keadaan fisiknya, yaftu yang mempunya1 bentuk normal, dalal'll hal 1n1 berbentuk oval. Ukuran telur d1pilih yang seragam dengan menimbang seth.p butir telur. dengan bobot antara 65 - 67 gram per

but1r. Dalam penelitian int digunakan telur dengan kerabang berwarna coklat, dip1l1h telur-telur yang mempunyai kualitas kerabang yang baik, yaitu cukup Imat, tidak retal< dan mempunyai perkapuran yang l1c'ln. 2. Telur-telur tersebut disimpan didalam ruang penyimpanan telur dengan tiga posts; dan sembilan ulangan untuk masing-rnasing posts;. Penyfmpanan dilakukan dengan posisi ujung tumpul di atas sebanyak 90 butfr dengan masing-masing ulangan berjumlah 10 butir telur. posis; ujung runcing di atas dengan jumlah yang sarna seperti perlakuan

(29)

17

pertama dan penyimpanan dengan posis; horizontal. juga dengan jum1ah yang sarna seperti kedua perlakuan diatas. Penyimpanan in; di1akukan selama 6 hart dan baru dimasukkan ke dalam mesfn tetas pad a hari ke tujuh. Pada penyimpanan ini telur-telur tersebut diberi tanda yang berbeda untuk masing-masing perlakuan dan masing-masing u1angan. 3. Selama penyimpanan telur. dilakukan pengontro1an terhadap tempe-ratur ruangan penyimpanan dan kelembaban relatifnya. Pengontro1an in; di1akukan setiap harf. yaitu pada pukul 7°°. 13°0 dan pukul 1630. 4. Pada hari ke tujuh pen,impanan. sebe1um te1ur-telur dimasukkan Ice dalam roesin tetas. telur-telur disusun di dalam "tray" (traying) dengan posts; ujung tumpul di atas untuk semua telur. Kemudian te1ur-telur tadi dimasukkan ke dalam roesin tetas, juga dengan posfsi ujung tumpul di atas untuk semua te1ur.

5. Peneropongan pertama dilakukan pada hari ke tujuh pengeraman. dicatat jumlah telur-telur yang tidak "fertn" berdasarkan per1akuan dan u1angannya. Te1ur-telur yang infertil tersebut dikeluarkan dari mesfn tetas.

6. Pada har; Ice 18 telur-telur tad; dipindahkan dari ruangan penge-rmnan ke da1am ruang penetasan, dan pacta periode penetasan in; telur-telur dipisahkan untuk masing-nlasing perlakuan yang berbeda.

7. Pada hart ke 21 pengeraman dan penetasan. anak-anak ayam dikelu-arkan dari mesin tetas. Kemudian dihitung dan dicatat jumlah anak-anak ayalll yang d;hasilkan, jumlah telur yang tidakmenetas serta jum1ah anak ayam yang mati. Pencatatan ini dilakukan berdasarkan masing-masing ulangan dan lIIasing-masing perlakuan.

8. Rancangan yang digunakan pada peoel1tian 10i adalah "Rancangan

(30)

18

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Posisi Penr1mpanan Telur dan Daya Tetas. -- Sampai saat 1n1 masih ada dua pendapat yang bertentangan mengenai pengaruh posisi letak telur selama peny'!mpanan terhadap daya tetasnya, antara lain:

Funk dan Irwin (1955) serta beberapa pendapat terdahulu menya-takan bahwa. sebaiknya telur-telur tetas dfsimpan dengan posis'! ujung tumpul di atas. karena bila telur-telur d1simpan dengan posisi ujung runcing di atas dapat menyebabkan pecahnya selaput pembatas antara putfh telur dengan kantong udara. Juga penyimpanan telur dangan posisi ujung tumpul di atas d11akukan dengan tujuan untuk

ュ・ヲャセャゥィ。イ。@ kantong udara pada pos;si yang semestinya. Mereka juga menyatakan bahwa penyimpanan dengan posisi demikian akan menghas11kan daya tetas yang lebih baik.

Beberapa pendapat terakhir justru menyatakan hal yang sebaliknya, ya1tu dengan penyimpanan telur pada posisi ujung runcing di atas akan menghasilkan daya tetas yang terbaik.

Menurut Proudfoot yang dikutip oleh Ruszler (1975), penyimpanan telur dengan pos1si ujung runcing di atas dan memutarnya ke posisi ujung tumpul di atas pada saat "traying". akan meningkatkan daya tetasnya. Selanjutnya belfau menambahkan bahwa, pada penyimpanan telur dengan posis1 ujung runcing di atas, kuning teiur akan naik ke ujung runcing dar1 telur selama periode penyimpanan. dan akan kembal1 ke posisi di tengah selama pengeraman. Hal 1n1 dapat mencegah mele-katnya "embryo" pada bag1an luar darf selaput putih telur, yang mana dapat menyebabkan kemlltian "embryo". Hal 1n1 d1perkuat oleh pendapat North (1978) yang menyatakan bahwa. kuning telur dari telur-telur yang

(32)

20

baru dikeluarkan oleh ayam betfna mempuayai berat jenis yang spesfffk. hal mana akan menyebabkan kuning telur berada tetap pada selaput putih telur yang tipis. Setelah beberapa hart penyimpanan. berat jenisnya akan berkurang dan kuning telur tersebut akan naik ke atas, sehingga akan menyebabkan matinya "embryo" karena melekat pada bagian luar dari selaput putih telur yang tebal, apabila tidal: dilakukan pemutaran telur selama perf ode pengeraman.

Menurut Ron Jones yang dikutfp oleh majalah Poultry International, pemutaran telur selama periode penyfmpanan tidak ada faedahnya, sedang-kan untuk mencegah melekatnya "embryo" pada selaput kerabang telur, penyimpanan telur harus d11akukan dengan pos1si ujung runcing dt atas. Pada penyimpanan telur dengan posis1 demikian, "blastoderm" yang

mengandung "embryo" tidak akan pernah melekat ataupun bersentuhan dengan selaput kerabang telur. Disamp1ng ftu kuning telur dengan cepat akan kembali ke posisi yang semestinya yettu dt tengah, selama

periode pengeraman (Anonymous, 1971).

Menurut Goodwin yang dikutip oleh Cardetti (1979), keadaan putih telur pada telur-telur yang disimpan dengan posisi ujung runcing di atas, nyata lebih baik daripada keadaan putih telur dar; telur-telur yang disimpan dengan posisi ujung tumpul di atas.

Penyimpanan telur dengan posisi horizontal akan menyebabkan letak kantong udara menjadi tfdak stabil pada tempat yang semestinya. dan akan cenderung lotuk bergerak maupun berpindah tempat. sehingga akan menyebabkan daya tetas yang rendah karena kantong udara lnl sangat

(33)

21

Daya Tetas. -- Penilaian daya tetas dari telur ayam adalah berdasarkan persentase jumlah telur-telur yang menetas menjadi anak ayam dar1 sejumlah telur yang tertunas. sedangkan penentuan telur-telur yang tertunas adalah berdasarkan persentase dari telur-telur-telur-telur yang memperlfhatkan adanya perkembangan "embryo" terhadap sejumlah telur-telur yang dferamkan. tanpa セー・イィ。エゥォ。ョ@ apakah telur-telur itu menetas atau tidak.

Darf hasil penelitfan yang d11akukan, ternyata setelah dianalisa dengan uji statistik berdasarkan arc sin akar persen daya tetas. menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata antara posisi letak telur selama penyimpanan dengan daya tetasnya. dimana F hftung leb1h

kec11 dari

F (0.05)

maupun

F (O.ot)-

hal 1n1 dapat d111hat pada Lampiran 5 dan 6.

Akan tetapi apab11a perhitungan d11akukan hanya berdasarkan rata-rata persentase daya tetas untuk masing-masing perlakuan, hasilnya ada-lah sebagaf berikut:

- Rata-rata persentase daya tetas dari perlakuan B yaitu penyfmpanan dengan posisi ujung runcing d1 atas adalah 91,85%. dapat d11ihat pada Lampiran 3.

- Rata-rata persentase daya tetas dari perlakuan A yaitu penyimpanan dengan posisi ujung tumpul d1 atas adalah 88,64%. dapat dilihat pada Lampiran 2.

(34)

22

Dan hasH di atas ternyata bahwa dengan pengamatan hanya

berdasarkan rata-rata persentase daya tetas, daya tetas yang terting-g1 diperoleh pada penyimpanan telur dengan posisi ujung runcing di atas. disusul oleh peny1mpanan dengan posisi ujung tumpul d1 atas dan yang terendah diperoleh pada penyimpanan telur dengan posisi horizon-tal, hasil selengkapnya dapat d11ihat pada Tabel 3.

TASEL 3. PERSENTASE DAVA TETAS UNTUK セAasingMmasing@ PERLAKUAN DAN MASING-MASING ULANGAN

PERLAKUAN ULANGAN

A B C

I 100,00 88,89 90,00

II 80,00 100,00 80,00

III 80,00 100,00 88,89

IV 100,00 100,00 90,00

V 77 ,78 88,89 87,50

VI 100,00 88,89 77 ,78

VII 90,00 90.00 88.89

VIII 80,00 90,00 80,00

IX 90,00 80,00 88,89

Rata-rata 88.64 90,85 85,77

セャ・ョオイオエ@ Ruszler (1975), penyimpanan tel ur dangan posi s1 ujung runcing di atas pada telur-telur tetas yang diperoleh dari ayam pem-bibit tua akan menetas lebih baik, bila dibandingkan dengan

(35)

23

lebih baik dengan penyfmpanan pada posisi ujung runcfng df atas. Hal 1n1 terbukti dengan has11 penel1tian tambahan yang dilakukan penulis, dengan jalan membandfngkan persentase tetas antara penyimpanan te1ur pada posisi ujung runcfng d1 atas dan ujung rumpul df atas, dengan menggunakan telur-telur darf jeni5 ayam yang sarna tetapi barbeda umurnya, yaitu darf ayam-ayam pembibit yang telah barumur 73 minggu. Semua perlakuan ada1ah sarna seperti pada penelitfan yang di1akukan. HasH selengkapnya dapat dil1hat pada Tabel 4 dan lampiran

i.

TABEl 4. PERSENTASE DAYA TETAS I'ADA TaUR-TElUR TETAS YANG DlHASIlKAN OlEH AYAM I'EMBIBIT TUA

UlANGAN I II III IV V Rata-rata

I' E R l A K U A N

A B

85.71 80,00

92.31 100,00

78,57 86,67

80,00 86,67

78,57 85,71

83,03 87.81

Keterangan: A .. penyimpanan dengan ujung tumpul di atas. B .. penyimpanan dengan ujung runcing di atas.

Darf hasil tersebut. terl1hat bahwa peny1mpanan dengan posisi _ ujung イセョ」Qョァ@ di atas pada telur-te1ur ayam yang dihasilkan oleh

[image:35.562.69.481.313.690.2]
(36)

KESIMPULAN DAN SARAN

l<es 1mpu lan

Darf hasil penelitian 1n1, maka didapatlah kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh ketiga posisi letak telur ayam selama periode penyimpanan terhadap daya tetasnya, baik penyimpanan dengan posisi ujung tumpul di atas, ujung runcing di atas maupun posisi horizontal, secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Akan tetapi apabila pengamatan hanya berdasarkan rata-rata persentase daya tetas untuk masing-masing perlakuan, maka persentase yang paling tfnggi dicapai pada penyimpanan dengan posisi ujung runcing di atas, yaitu sebesar 91,85%, disusul penyimpanan dengan posisi ujung tumpul di atas, sebesar 88,64% dan yang terendah adalah posisi horizontal, yaitu sebesar 85.77%.

2. Pada telur-telur ayam pembibit tua, daya tetas paling tinggi dicapai dengan penyimpanan pada posisi ujung runcing di atas.

Saran

Penelit1an lebih lanjut dengan menggunakan telur-telur tetas dart berbagai jenis maupun berbagai "strain" ayam, akan memperkuat hasll penel1tian ini, juga dengan variast waktu atau lama penyimpanan akan memperkuat hasil penelitian ini. Bagi para pengusaha penetasan dapat disarankan untuk memilih penyimpanan dengan ujung tumpul di atas atau ujung runcing di atas.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous, 1971. New Angle Helps Hatching Egg Storage. Poultry International, Vol 10, No.4.

2. Card, L.E. 1962. Poultry Production. 9th Ed. Lea

&

Febiger. Philadelphia.

3. Card, L.E. and M.C. Nesheim, 1972. Poultry Production. 11th Ed. Lea

&

Febiger. Philadelphia.

4. Cardetti, M.M •• A.R. Rhorer and W.J. Stadelman. 1979. Effect of Egg Storage Position on Consumer Quality Attributes of Shell Eggs. Poultry Sci 58: 1403 - 1404.

5. Funk, E.M. and M.R. Irwin. 1955. Hatchery Operation and Management. John Willey

&

Sons. Inc •• New York.

6. Haberman, J.J. 1956. Poultry Farming for Profit. Prentice-Hall, Inc •• USA.

7. Hartman, R.C. and G.S. Vickers, 1950. Hatchery Management. Orange Judd Publishing Company, Inc., New York.

8. Heuser, G.F., G.O. Hall and J.H. Bruckner. 1952. Poultry f>'lanagement. J. B. Lippi ncott Company, Chicago.

9. Jull, M.A. 1951. Poultry Husbandry. 3th Ed. Me Graw-Hfll Book Company, Inc., New York.

10. Kaltofen, R.S. and M.H. E1 Jack, 1974. Best Temperature for Hatching Egg Storage. Poultry International, Vol 13.

No.2.

11. Krueger, W.F. 1977. Fundamentals of Incubation. Poultry International, Vol セVN@ No.2.

(38)

26

12. Krueger, W.F., W.E. Mc Cune, C.B. Ryan, R.C. Jaska and J.H. Quisenberry. 1963. Holding Hatching Eggs. Poultry Digest, Vol 22, No. 255.

13. Mc Ard1e, A.A. 1961. Poultry Management and Production. Halstead Press, Sidney.

14. North, M.D. 1978. Commercial Chicken Production Manual. 2nd. Ed. AVI Publishing Company. Inc., Wesport, Connecticut.

15. Portsmouth, J. 1972. Modern Poultry Keeping. 2nd Ed. The English Universities Press. London.

16. Rukad1. S. 1979. Bahan kuliah Penetasan Fakultas Peternakan (tidak diterbitkan).

17. Ruszler, P. 1975. Store Hatching Eggs with Care. Poultry International, Vol 14, No.9.

18. Samosir. D.J. 1977. Penetasan dan Tatalaksana Penetasan.

Proyek Pengadaan Bahan Penyuluhan dan Latihan Petugas Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan.

19. Sastroam1djojo, A.S. 1971. Ilmu Beternak Ayam. Jilfd I.

Cetakan ke empat. N.V. Masa Baru. Bandung, Jakarta. 20. Tanudimadja, K. 1977. Anatom1 dan Fis101ogi Ayam. Proyek

Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, Institut Pertanian Bogar.

(39)

 

 

 

 

 

 

 

L

 

A

 

M

 

P

 

I

 

R

 

A

 

N

 

(40)

lampiran 1. Jum1ah Te1ur-te1ur yang Fertil untuk masing-masing Perlakuan dan mas1ng-masfng Ulangan

. Jumlah Telur PERlAKUAN

UlANGAN per ulan}an

A B C

(but1r

--- (butir)

---I 10 19 9 10

II 10 10 9 10

III 10 10 8 9

IV 10 9 10 10

V 10 9 9 8

VI 10 9 9 9

vn

10 10 10 9

VIII 10 10 10 10

IX 10 10 10 9

Jumlah 90 86 84 84

Keteral19an

A • Penyimpanan telur dengan ujung tumpul di atas.

B .. Penyimpanan telur dengan posisi ujung runcing di atas. C • Peny1mpanan telur dengan posisi horizontal.

Rata-rata persentase fert11ftas untuk masing-masing perlakuan:

A .. セ@

x

100% .. 95,55% B .. 84

90 x 100% • 93,33% 84

C .. 90 x 100% .. 93.33%

(41)

Lampiran 2. Jumlah telur yang Menetas menjad1 anak ayam dar1 Telur yang Fertil. untuk Penyimpanan Telur dengan Pas1s1 Ujung Tumpul d1 atas (A)

Uillngan Jumlah Te1ur Menetas T1dak yang Fertl1 (ekor) (butir)

(butir)

I 9 g 0

II 10 8 2

III 10 8 2

IV 9 g 0

V 9 7 2

VI 9 9 0

VII 10 9 1

ifIll 10 8 2

I)( 10 9 1

(42)

Lampi ran 3. Jumlah Telur yang Menetas menjadi Anak Ayam dari Telur yang Fertil, untuk penyimpanan Telur dengan Posisi Ujung Runcing di atas (8)

Jumlah Telur Menetas Tidak

Ulangan yang Fertil (ekor) (butir)

(butir)

I 9 8 1

II 9 9 0

III 8 8 0

IV 10 10 0

t 9 8 1

VI 9 8 1

VI! 10 9 1

VIII 10 9 1

IX 10 8 2

(43)

Lampiran 4. Jumlah Telur yang Menetas Menjad1 Anal< Ayam dari Tel ur-tel ur yang "fertil". unwl< peny1mpanan Tel ur dengan Posisi Horizontal

Jumhh Te1ur Menetas Tidal<

Ulangan yang Fertil (ekor) (but1r)

(butfr)

I 10 9 1

II 10 8 2

III 9 8 1

IV 10 9 1

V 8 7 1

VI 9 7 2

VII 9 7 2

VIn 10 8 2

IX

9 8 1
(44)

Lampiran 5. Pengamatan Daya Tetas Berdasarkan arc sin dar1 Akar Persentllse DaYIl Tatas

Perlakuan JUll11ah

Ulangan A B

c

y y2

I 90.0000 70.5298 71.5650 232.0948 18196.001 II 63.4350 90.0000 63.4350 216.8700 16147.998

III 63.4350 90.0000 70.5298 223.9648 17098.451

IV 90.0000 90.0000 71.5650 251.5650 21321.549 V 61 .8760 70.5298 69.2952 201.7010 13604.916

VI 90.0000 70.5298 61.8760 222.4058 16903.091

VII 71.5650 71.5650 70.5298 213,6598 15217.550

VIII 63.4350 71.5650 63.4350 198.4350 13169.547

IX 71 .5650 63.4350 70.5298 205.5298 14120.001

(45)

Perhi tungan:

FK

=

(1966

i

7

260 )2 = 143186.84

JKjumlah

=

(90.0000)2 + (63.4350)2 + ••••••• + (70.5298)2 - FK

=

145779.104 - 143186.84

=

2592.26 (665.311)2 + (668.154}2 + (612.761}2

9

- J Kperl akuan =

=

QRYQセWPNW@ _ 143186.84 = 332.133

- FK

JK

ulangan

=

(232.0948}2 + (216.8700

1

2 + •... + (205.5298)2 _ FK

= 143920.95 - 143186.84 = 734.11 JKsisa = JKjum1ah - JKper1akuan - JKu1angan

=

2592.26 - 332.133 - 734.11

=

1526.02

Tabel Sidik Ragam DSXa Tetas

==============*==========================_._============a==a=====

F

SK DB JK KT

hi tung 0.05 0.01

Perl akuan 2 332.13 166.065 1. 74 3.63 6.23

U1an9an 8 734.11 91.764 <1

Sisa 16 1526.02 95.376

Jumlah 26 2592.26

D1 atas terlihat bahwa Fhitun9 1ebih kecil dari F(O.Ol, 2/16) maupun F(O.05, 2/16}. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh posisi letak

telur.selama periode penyimpanan terhadap daya tetasnya, adalah

[image:45.567.49.493.108.571.2]
(46)

Lampiran 6. Uji Jarak dari Duncan Terhadap Perlakuan A, B dan C.

Kesa1ahan baku " SX ..

V

95

9

376 " 3.2554

Tabel Jarak Nyata untuk T1ngkat Nyata 5%.

Nilai P Jarak Nyata (SSR)

Jarak Nyata Terkec11 (LSR)

Untuk de raja t bebas 16.

2

3.00

9.77

Urutan Harga Rata-rata untuk Setiap Perlakuan:

XC XA XB

85.77 88.64

Perh1tungan LSR2 " 3.00 x 3.2554 " 9.77 LSR3 " 3.15 x 3.2554 " 10.25

91.85

XB - LSR3 " 91.85 - 10.25 " 81.60 ( 88.64

XA - LSR2 " 88.64 - 9.77 " 78.87 ( 85.77

Atau dapat diringkas 91.85

>

81.60 88.64

>

81.60 85.77

>

81.60

3 3.15

10.25

Dari hasil d1 atas, berdasarkan uj1 Jarak dar1 Duncan, ternyata

[image:46.561.78.462.380.660.2]
(47)
[image:47.566.85.494.259.487.2]

Lampiran 7. Perbandingan Daya Tetas an tara Posisf Penyimpanan Ujung Tumpul di atas Vs Ujung Runc1ng d1 atas, pada Telur-telur yang dihasilkan oleh Ayam Pembfb1t Tua.

TABEl. JUt(.Afl TaUR YANG FERTIL DAN MEN ETAS UNTUK

MASING-MASING PERLAKUAN DAN MASING-MASING-MASING-MASING UlANGAN

...

Ulangan I II III IV V Jumlah.

Jumlah Telur per Ulangall

15 15 15 15 15 75

Ujullg Tumpul di atls Fertil 14 13 14 15 14 70 Menetas 12 12 11 12 11 58

(48)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1956 di Bogor, Jawa Barat, dan merupakan putera yang ke empat dar; keluarga Ki Mila; Li aI'ian.

Pendidikan yang pernah ditempuh penul1s adalah Sekolah Dasar Hegeri 6 Tahun di Bogor, lulus tahun 1969, kemudian dilanjutkan Sekol ah セQ・ョ・ョァ。ィ@ Pertama Mardi Yuana 1 til us tahun 1972 dan Sekol ah Menengah Atas Mardi Yuana 1 ul us tahun 1975. juga di Bogor, Propi ns1 Jawa Barat.

Pada tahun 1976 Penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertaniari Bogor dan pada semester empat tahun 1977 memil ill jur,usan Fakultas Peternakan.

.---セMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

|セ。キ。ョァ@ Susanto

(49)

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS pセternakan@

(50)

PENGARlIH POSISI LETAK TElUR AYAH SELp,r,11l PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYII

KARYA IUlIAH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS PETERNAKAH

(51)

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYA

OLEH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

Karya Ilmiah ini telah diperiksa

dan disetujui oleh:

'-Id

,

(Drh. D.J. SAMOSIR) Pembimbing Utama

(Drs. SUMONO RUKADI) Pembimbing Anggota

セY@

-

「MaセsV@
(52)

"Karya Ilmiah in1 telah disidangkan dihadapan suatu

komisi ujian lisan pada tanggal 23 Mei 1980 "

Seksi Pendidikan Sarjana Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor

(53)

RHlGKASAN

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYI*! SELAMA penyiiセpanan@

TERHADAP DAYA TETASNYA

Suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh tfga macam posis; 'teta!; penyimpanan telur ayam terhadap daya tetasnya, telah dilaku!;an di Peternakan Ayam Tegalsari, Desa Tegal Lega, Punta!;, Kecamatan Cimacan. Penelitian in; d;lakukan dari tanggal 3 Pebruari sampa; dengan 4 Maret 1980.

Cuplikan yang digunakan terdiri dar; 270 butir telur tetas ayam tipe pedaging "Strain Ross In, yang berumur 57 minggu dan berasal dari Peternakan Ayam Tegalsari sendiri.

Penetasan ini dil akukan dengan Illenggunakan "Forced Draft

Incubator" tipe kabinet, buatan JPJ dan ョセューオョケ。ゥ@ kapasitas sebanyak 10.000 butir.

Telur-telur tetas tersebut disimpan didalam ruangan penyimpanan telur dengan suhu sekitar 19° - 21°C selama 6 hari, kemudian pada hart ketujuh baru dimasukkan kedalam mesin tetas. Telur-tel ur

disimpan dengan posts; ujung tumpul diatas, ujung runcing diatas dan posts; horizontal. Tetapi pada saat pengeraman, semua telur diletak-kan dengan posis; ujung tumpul diatas.

Penelitfan inl menggunakan Rancangan Acak Lengkap. dengan tiga perlakuan dan sembilan ulangan untuk masing-masfng perlakuan. Data yang d1peroleh dianalisa berdasarkan Analisa Sidik Ragam yang

digariskan oleh Steel

&

Torrie (1960) serta Haeruman (1972). Dari penelitian in1 didapat has;l sebagai berikut:
(54)

KARYA ILMIAH

OLEH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(55)

PENGARUH POSIS! LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH

Suatu Karya Ilmiah yang dfbuat untuk memenuhf Sabagian dari syarat-syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan, Instftut Pertanian Boger

eleh

Edestius Wawang Susanto Bogor, Jawa Barat

Pembimbing Utama: Drh. D.J. Samosir Dosen

I1mu Ternak Unggas

FAKULTAS peternaイセn@

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(56)

'iffr%

KATA PENGANTAR

Penyusunan karya 1lmiah yang merupakan hasil penelitian inf, adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakiltas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan inf, pertama-tama penulfs fngin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drh.D.J. Samosir dan Bapak Drs. Sumono Rukadi, masing-masing sebagai Dosen I1mu Ternak Unggas pada Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, atas

kesempatan dan bimbingan yang telah dfberikan kepada penulis dalam penyusunan karya flm1ah in1. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis tujukan kepada Pimpinan Peternakan Ayam Tegalsari,

Puncak, atas segala bantuannya dalam penyediaan sarana untuk melakukan penel itian ini.

Ucapan terima ォ。ウセNィ@ penulis tujukan kepada seluruh staf pengajar, atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu df Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar. Juga kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini, kepada karyawan perpustakaan Fapet dan perpustakaan pusat IPB di Jalan Raya Pajajaran Bogar, yang telah membantu penulis dalam rangka

pencarian bahan-bahan bacaan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak terhfngga kepada Ayahanda tercinta dan saudara-saudara penulis, atas segala bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil dalam penyusunan karya ilmiah in; hingga selesai.

Sebagai akhir kata penulis memanjatkan syukur kepada Tuhan yang MaIla>,Pengasih dan Penyayang, atls segala kemurahanNya yang telah

memberikan darongan serta kema.nt;:O"'iil kerada penulis untuk menyelesaikan

(57)

karya ilmiah 1n1.

Semoga karya ilmfah 1n1 dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya.

(58)

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR TABEL

... ... DAFTAR LAMPlRAN ... PENDAHULUAN •••••••••

TINJAUAN PUSTAKA

Fertil itas

...

Daya Tetas ... Pembentukan Telur ... Pemilihan Telur Tetas

Penyimpanan Telur Tetas Pengeraman dan Penetasan

... ... ...

BAHAN DAN METODA PENELITIAN ... ... ... ,. ... ..

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA ... LAMP IRAN ••••••••

RIWAYAT HIDUP

.. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. ..

.

.. ..

.

.. .... .. .. .. .. ..

.

.

.. .. .. .. .. ..

Hal a man

(59)

PENGARUH P091SI

LETAK

TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN

TERHADAP DAYA I'ETASNYA

KARYA ILMIAH

--A

EDESTIUS WAWANG SUSAHTO

EAKULTAS PETERNAKAN INSTITLIT PERTANIAN BOGOR

(60)
(61)

PENGMUH POS f SI L E A K TELUR AYAH SELMA PENY IMPANAN TERHADAP DAYA TETASMYA

OL EH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

h r y a IlrnSah i n i t e l a k diperiksa

* '

dan d i setujui oleh:

(Drh. D.J.

SAMSIR)

Pemblmbing Ulama

(62)

"Karya Ilmiah i n i tel ah df s i dangkan d l hadagan suatu komisi ujjan l f s a n pads tanggal

23

Mei

1980 "

Seksf Pendidf kan Sarjana

(63)

Suatu penel i t i a n untuk mengctahui pngaruh t i ga mcaw p s i sf tctak genylmpnan tel ur a y m t e r b d a p daya tctasnya, tel ah 411 akukan $1 Peternakan Ayam Tqalsarl, Desa Tegal Lega, Puncak, Kecamtan

Cimacan. Penel S t f an 4113 dj'l akukan dari tanggal 3 Pebrual-f sampai

dengan 4 Mawt 1980,

Cup1 4 kan yang dtgunakan t e r d i r f darf 270 butjr tet ur tetas ayam

t i p e pedaging 'Straf n Ross I", yang bermur 57 nlnggu den berasal

dari Petermkaw Ayam Tegalsiw4 sendlrj.

Penetaswn i n i dllakukan dengan menggunakan "Forced h a f t

Incuhtor" ti pa kabf net, h a t a n 3PJ dan n~mpunyaf kapas? tas sebanyak

36.000 batir.

Telur-eel ur %etas tersebut d l sf mpan didal am rmangan penyimpanan

tel ur dengan su hu sek i t a r 1 9"

-

21 'C sel am 6 h a r i

,

kmud i a n pada hari ketujuh baru dfmasukkan kedal am mes9n tetas. Ye1 ur-tel ur

df simpan dengan posisf ujung tumpul diatas, ujung runcing df atas dan pas1 sf hsri zuntal

.

Tetapi pada saa t pengeraman

,

smua lel ur d i l eta k- kan dengan p o s i s j ujung tmpul dfatas.

Penel i ti an f n3 mengguna kan Rancangan Acak Lengkap

,

dewan t i g a

per1 akuan dan smbll an ul angan untuk masing-mas4ng per1 akusn. Data

yang df per01 eh dianal i s a krclassrkasr Anal 4sa S i d i k b g a m yang dlgariskan 07eh Steel d forrie ( 1 96Q) serta Haerman (1972).

Dar4 penel S t l a n in4 df dapat has31 sebagai beri ku t :

Posl s? pmyfmpanan t e l u r baf k ujung tmpul d l a t a s , ujung runcf ng dfatas

rnaupun posj s l bri zantal , tldak mempert 1 hatkan pengaruh yang berbeda nyah ter hadap d a y tetas. Akan t e t a p l

,

ji ka perhi tungan df 1 akukan

h ~ y a krdasarkan rata-rata persenhse daya tetas untuk mas 1 ng-masi ng

per1 akuan, ternyata rata-rata persentase daya t e t a s yang tertinggl

adalnh pada penyirnpanan dengan posisf ujung runcing dfatas, yaitu

sehsar 9% ,852, disusul dengan penytmpanan pada pusis1 ujung tumpul

diatas, s e k s a ~ 88,54X dan yang tercndah adal ah pada penylmpanan

(64)

OLEN

EDESTIUS \dAWAi'4G SUSANTO

FAWLTAS PETERWHN

INSTITUT PERTAt4IAN WGOR

(65)

>$$

PEWMRUfi POSPSI LETAK S"ELUW AYAM SEW49 P€HYIMPAWM

TERWQAP DAYA TETASHYA

Suatu Qrya Ilrniah yang df buat untuk m e n u h f Sebagian dari sprat-syarat untuk m p m l eh

Gel a r Sarjana Pcterna kan gada

(66)

Penyusumn karya ilrniah yang rnerupakan h s i l penetitian i n f ,

adal ah sebagrt f sal ah sa t u syarat wntuk mp e rol eh gel ar Sarjana

Peternakan pads Fakaltas Peternakan, Tnstikut PertanIan Bogor,

Pada kesempatan i n f , pertam-tama penu75s i n g i n menyampafkan

rasa terina kasl h yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drk .D,J, Sawsir

dan Bapak Drs. Smm Rukadl

,

ms9ng-ms3ng sebagai b s o n I1m Ternai

Unggas pada Fakul t a g Peternakan, Inst1 t u t PerEanf an Bsgor, atas

kesmpatan dan bim b l ngan yang tel ah d l her 1 kan kepada wnul f s dal am

pengrusunan karya ilmlah inf

.

Rasa terim kasih yang seksar-besarnya

juga penu 1 S s tujukan kepada Pf mpinan Pe terna kan Aynm Tegal sari,

Puncak, atas segal a bantuannya dal am penyedS aan sarana untuk me1 akukan

penelitIan f n f .

Ucapan terima kas3h penulis tujukan kepnda seluruh staf pcngajar, atas b1mb-I ngan yang tel ah d i k r j kan kepada penul 1 s sel am ~ e n u n t u t

i l ~ u d l Fakul t a s Peternakan, Inst3 tut Pertanian Bagor. duga kepada

rekan-rekan yans tel ah m e ~ k n t u dal am penyusmnan karya f 1 ni a h a'ni

,

kepada karyawan perpusta kaan Fa pet dan perpustakaan pusa t EPB d f

Jal an Raya Pa3 a j aran Bogor, yang tel a h men?ban t u penul i s dal am rang ka pencarian bahan-bailan bacaan untuk menyel esai kan karya 4 7 mlah i n i

.

Tldak lupa penutjs juga mnghaturkan terfm kasi h yang tak

brhf ngga kepada Ayahanda tercjnta Qan saudara-saudara pmul i s , etas

segala hntuan yang t e l a h diberi kan, baik mril rnaupuw materil dalam penysunan ksrya j l w i a h in$ h i ngga sel esai

.

Setsagai akklr ka t a wnul f s mmnjathn syukur kepada Tuhan yang

Haha Pengasi h dan Penyayang, a t a s segal a kmurahanbya yang b l a h

(67)

karya Slmfah f ni

.

S-a kawa ilmfah In-i dapat krgurta dan bemanfaat bagi yang

(68)

Hal aman

KATA PEHGANTAR

...

i f i

DAITAR TABEL

...

vf

DAFTAR LAHPIRAN

...

v i f

PEMDAHULUAM

... .. ... ...

...

1

TIMJAUAN PUSTAKA

Fertf 7 i tas

...

3 Daya Tetas

...

,..

...

5

Pembentukan Telur

...

7

...

Penrl l i han TeI ur Te tas 8

Penytmpanan Teltsr Tetas

...

9

...

Pengeraman dan Penetasan 15

...

...

BAHAM DAN METODA PENEL ITIAM ,.. 16 WSIL DAM PEMBAHWSAH

... ...

.

19

...

E S I N P U A M DAN SARAN 24

...

...

DAFYAR PUSTAW 1. 25

(69)

DAFTAR TABEL

Hal aman Ta be1

I

.

Pan jang k i r a - k i r a untuk bag1 an-bagi an oviduct

dan waktu k i ra-kira pembentukan tel ur

.

,

.

.

,

.

,

.

, , ,

. . . .

8

2, Lama penyirnpanan, daya t e t a s dan waktu t e t a s

,.

..

...

.

11

3, Persentase daya tetas

...

. .

. . . . .. . .

..

. .

*.

.

.. . . . .. . .

21

4 . Persentase daya Qtas ujung tumpul d i atas

VS u jung runcing d i a t a s pada telur tetas ayam

-

(70)

DWFTAR LAMP 1 RAN

Lampi ran Hal amn

1

.

Junlah Telur yang Fertil untuk Hasing-msi ng

...

Perlakuan dan Ulangan 27

2. Jumlah Telur yang Menetas untuk Benyimpanan

...

dengan p o s f s i uf ung t u ~ p u f d4 atas 28

3. Juml ah Tet ur yang %netas untuk Penyf mpanan

...

ujung runcing d i a&s 29

4 , Jumlah Telur yang Menetas untuk Penyf rnpanan

Telur dengan Posisl Horlmntal

...

30

5. Pengainatan Daya f e t a s berdasarkan arcs4 n

...

&ri akar persen daya T e b s 30

...

Per111 tungan dan Tabel S i df k Ragam Daya Tetas 31

...

6. US1 Jarak darl Duncan 33

7. Perbandingan Daya Tetas Penyf mpanan Ujung

...

Tumpul df atas&UjungRuncingcl*I atas 34

(71)

Telah d i k e t a h l scjak dahtalu hhwa s m k i n segar tefur & U s

ymg dleramkan

,

akan m n g k s i l kan daya t e t a o dan hasif te-s yang

s m k f n balk pula. Dilakukannya penyhpanan telur-telur tetas

sebelum df eramkan akan wnyehbkan pewrunan terhadap daya tetasnya

.

Hal l n f terutma pada penyfmpanan telur yang lebfh lam dari mpat hri. M a n tetapi m m y a peny3mpanat-i te'lur-blur tetas in4 tidak

dapat df hindarkan ol eh para pengusaha pcnetasan, mnginga t a kan

jumlah telur t e t a s yang dibutuhkan untuk dimsulkan kedalm m s l n

tetas, bapu dapat terpmuhl dalam kberapa harf pengumpulan.

D i samping f t u juga untuk nmpemudah penyusunan data darS hasil

Untuk mengurangj pmummn daya tetas I n i , maka hams diusahakan

keadaan 1 tngkungan payjapanan telur yang optimum. Pada peny4mpanan

telur-tel ur t e t a s karus djperhatjlan k k r a p a f a k b r

,

antara 1 a i n:

Tmpratur wangan penyiiapanaro tel ur harus a kup rendah, kel mbabaar

retat.ifnya harus cukup tfnggi dan perfakuan terhdap blur-telur e t a s

=lama penyimpanan, mbsalnya poo%i$ l e t a k blur Qan lafnnya.

k n g e n a i posisi letak b l u ~ selam perSode penyfmpanan, ada dua

pendapat yang krtmtangan s e p w t i rnisnfnya: kberapa pmdapat b r d a -

h l u mnya takan hhwa payimpanan tel ur-tel ur tetas hams di 1 a kukan

dengan posfsi ujung ttaarlpul d l atas. kberapa pendapat dari para a h l i

bhrsn-tahun terakhlr i n i , nenyatakan bahwa penytmpanan telur-telur

(72)

Setel ah rnembaca beberapa pendapat yang bertentangan l t u , penul i s

tertarik untuk melakukan penelt t i a n f n i , yaftlr untuk mengamatj

pengaruh psisi l e t a k telur selama perfode penyimpanan terhadap daya

tetasnya

.

Tu juan dari pada gene1 i t I a n i n i adal ah untuk mengetahui pengaruh

t i g a p o s i s i l e t a k tef ur ayam selama penyirnpanan, terhadap daya

(73)

Seperti halnya setjap usaha yang b e r s i f a t komersial, mka

u a b a peneQsan juga sel a1 u bertugustol unml mmperal eh keuntungan

yang seksar-besarnya, yaftu dmgan mngusahakan agar jumlak anmk-

i a p m y a w dihasilkan darD sejmtwh telur yang dltetaskannya

dapat d l ti ngkatkan. k n u r u t Funk dan Irwin ( 1

Gambar

TABEl 4. PERSENTASE DAYA TETAS I'ADA TaUR-TElUR TETAS YANG DlHASIlKAN
Tabel Sidik Ragam DSXa Tetas
Tabel Jarak Nyata untuk T1ngkat Nyata 5%.
TABEl. JUt(.Afl TaUR YANG FERTIL DAN MEN ETAS UNTUK MASING-
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ulasan perpustakan mengenai kelajuan berjalan yang dilakukan oleh kumpulan kajian kami telah menyimpulkan bahawa pada masa ini tiada titik cantas kelajuan berjalan

Digambarkan, dalam pemikiran para orang tua di Alto, bayi yang dilahirkan ke dunia telah mempunyai keputusan untuk hidup atau mati, Jika bayi lemah atau tidak sehat

Menyadari tugas pelayanan aparatur sipil Negara (ASN) merupakan faktor utama guna menunjang keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dalam membangun

Proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu guru menciptakan keadaan belajar yang nyaman melalui penataan ruang kelas, dan mewujudkan

Pembelajaran yang dilakukan oleh G3 dapat memunculkan indikator kehidupan sehari-hari yaitu sebanyak 15 kali (5 menit). 133) salah satu ciri tematik integratif

Dalam menyusun Tugas Akhir/ Skripsi , disamping mengikuti aturan penulisan, mahasiswa harus memahami tentang metodologi penelitian dan penulisan karya ilmiah.Untuk

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik

Rupanya, perjalanan singkat ini seperti liburan untuk kami, dan melalui perjalanan ini kami juga bisa belajar banyak tentang Batam dan punya banyak kesempatan untuk berlatih