• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Mengukur Pertumbuhan Laba Usaha Pada Pt. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Mengukur Pertumbuhan Laba Usaha Pada Pt. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENGUKUR

PERTUMBUHAN LABA USAHA PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

RIAHNI SARAGIH 122101117

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : RIAHNI SARAGIH

NIM : 122101117

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM

MENGUKUR PERTUMBUHAN LABA USAHA

PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk MEDAN

Tanggal :………. 2015

Tanggal :………. 2015

Tanggal :………. 2015

DOSEN PEMBIMBING

Frida Ramadini, SE, M.M. NIP. 197410122005012003

KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. NIP. 197411232000122001

DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

i

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “ Analisis Rasio Profitabilitas dalam Mengukur Pertumbuhan Laba Usaha pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan ”. Dimana tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tugas akhir ini, telah banyak pihak yang membantu serta memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE,M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE,M.Si selaku sektretaris Jurusan

Program Studi Diploma-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadini, SE,M.M. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan menyarankan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Seluruh Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

(4)

ii

6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta, Bapak Tazim Saragih dan Ibunda Lenny Sinaga yang telah dan memberikan dukungan moril dan materil serta limpahan kasih sayang dan doa yang tidak ternilai. Buat abang- abang ku, Abdurrahman Saragih, Nurdin Saragih, dan Kamil Saragih yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dengan penuh cinta selama ini serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan. 7. Bapak Tengku Rifki Fauzan selaku Mentor magang beserta seluruh staf

pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi yang sangat dibutuhkan penulis.

8. Seluruh teman Departemen Keuangan Stambuk 2012, khususnya buat sahabat penulis Anindya, Delvira, Lifti, Meirina, Muspita, dan Yuli yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

9. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, 2015 Penulis,

(5)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 6

1. Landasan Hukum ... 7

2. Visi, Misi dan Nilai Budaya PGN ... 8

3. Strategi dan Tujuan Perusahaan ... 9

B. Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan ... 9

C. Job Description ... 11

D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 19

1. Kegiatan Usaha Distribusi ... 19

2. Kegiatan Usaha Transmisi ... 21

E. Kegiatan Usaha Terkini ... 21

F. Rencana Kegiatan ... 24

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan ... 28

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 28

2. Tujuan Laporan keuangan ... 29

3. Sifat Laporan Keuangan ... 31

4. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 31

5. Keterbatasan Laporan Keuangan ... 34

6. Jenis Laporan Keuangan ... 35

B. Analisis Laporan Keuangan ... 38

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 38

(6)

iv

C. Analisis Rasio Keuangan ... 40

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 40

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 41

3. Analisis Rasio Profitabilitas ... 43

D. Pertumbuhan Laba ... 46

1. Unsur-Unsur Laba ... 47

2. Jenis-Jenis Laba ... 48

3. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba ... 49

E. Pembahasan ... 52

F. Persentase Rasio Profitabilitas ... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(7)

v

No. Tabel Judul Halaman Tabel 3.1 Laporan Neraca PT. Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk Medan Periode 2011-2013 ... 50

Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT. Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk Medan Periode 2011-2013 ... 51

Tabel 3.3 Rasio Profitabilitas PT. Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk Medan Periode 2011-2013 ... 55

(8)

vi

No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.l Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara

(9)

1 A. LATAR BELAKANG

Perkembangan perekonomian pada masa sekarang ini menunjukkan perkembangan yang semakin pesat sekaligus menyebabkan tingginya tingkat persaingan usaha. Kondisi demikian menuntut pihak perusahaan agar dapat meningkatkan pengelolaan usahanya. Dalam hal ini pihak perusahaan perlu mengikuti perkembangan usaha secara global dan terus melakukan perbaikan dan menyempurnakan dalam bidang usahanya. Perusahaan yang kuat akan bertahan hidup sebaliknya perusahaan yang tidak mampu bersaing akan mengalami kebangkrutan.

Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi international (multinational corporation), maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.

(10)

Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efisien dan efektif, sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan.

Tujuan utama kegiatan ekonomi dalam suatu perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan yang optimal, agar tujuan tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan, maka seorang manajer harus dapat mengetahui kondisi perusahaannya, baik kekuatan maupun kelemahan dari perusahaan agar perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lain.

(11)

Laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Informasi keuangan ini sangat penting bagi pemakai laporan keuangan dalam memenuhi kebutuhan yang berbeda sehingga menghasilkan keputusan ekonomi yang tepat. Untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan, informasi keuangan tersebut harus terlebih dahulu dianalisis. Dalam menganalisis laporan keuangan tersebut dibutuhkan alat analisis laporan keuangan. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja keuangan.

Dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan dapat memprediksi pertumbuhan dan perkembangan laba, mengukur perkembangan kinerja keuangan perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan perusahaan berjalan dengan baik, perusahaan dapat membandingkan hasil perhitungan rasio terhadap tahun-tahun sebelumnya atau membandingkan dengan perusahaan sejenis. Salah satu rasionya adalah rasio profitabilitas.

(12)

tinggi rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar. Profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini difokuskan pada gross profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity. Gross profit margin

menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan tertentu, mengindikasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Net profit margin menunjukkan seberapa besar keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Sedangkan return on equity menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham sehingga menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

(13)

Dengan demikian dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa analisis profitabilitas sangat penting, khususnya dalam meningkatkan laba perusahaan untuk merealisasikan pencapaian tujuan oraganisasi. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk menguraikannya dalam bentuk tugas akhir dengan judul “Analisis Rasio Profitabilitas dalam Mengukur Pertumbuhan Laba Usaha pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah tingkat rasio profitabilitas dalam mengukur pertumbuhan laba usaha pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis rasio profitabilitas dalam mengukur pertumbuhan laba usaha pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian diharapakan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan analisis rasio profitabilitas dalam mengukur pertumbuhan laba usaha.

2. Bagi peneliti, untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai rasio profitabilitas dalam mengukur laba.

(14)

6 A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan gas swasta milik Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari Batu Bara. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

(15)

tanggal 13 November 2003, yang antar lain berisi tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.

Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS”.

1. Landasan Hukum

Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan antara lain :

a. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian .

b. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.

(16)

d. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

e. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

f. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. g. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

Visi PGN :

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi PGN :

Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholders melalui :

a. Penguatan bisnis inti di bidang transportasi niaga gas bumi dan pengembangannya.

b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri gas.

(17)

Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) : a. Profesionalisme / Profesionalisme

b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement c. Integritas / Integrity

d. Keselamatan

3. Strategi dan Tujuan Perusahaan Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa transmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.

Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

b. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.

(18)
[image:18.595.27.569.136.685.2]

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan

Sumber: PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan, 2015

GENERAL MANAGER SEKRETARIS PENGENDALIAN KINERJA HUKUM HUMAS PENJUALAN & LAYANAN OPERASI & PEMELIHARAAN INTEGRITAS

JARINGAN & K3PL

PERENCANAAN PENJUALAN LAYANAN PELANGGAN MANAJEMEN GAS PERENCANAAN PENGENDALIAN OPERASI WORKSHOOP INTEGRITAS JARINGAN K3PL KEUANGAN & SDM KEUANGAN SUMBER DAYA MANUSIA LOGISTIK & ADM.UMUM LOGISTIK ADMINISTRASI UMUM

(19)

C. Job Description

Berikut adalah uraian pekerjaan (job description) untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1. General Manager Fungsi General Manager:

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

Tugas General Manager:

a. Menetapkan, mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran. b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa

gas serta fasilitas penunjangnya.

c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan. e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

f. Mengendalikan pengelolaan kegiatan keuangan dan kegaitan SDM, serta pengelolaan kegiatan tanggung-jawab sosial dan lingkungan perusahaan. g. Mengendalikan pengelolaan keolgistikan dan administrasi umum.

h. Mengendalikan pelaksanaan manajemen resiko, sistem dan prosedur yang berlaku, serta Good Corporate Govermance dan Budaya Perusahaan untuk peningkatan kinerja SBU.

i. Mengendalikan perjanjian dan kerja sama lainnya, pengelolaan bantuan hukum serta pengelolaan kegiatan kehumasan.

(20)

2. Departemen Keuangan dan SDM Fungsi Departemen Keuangan dan SDM:

Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal.

Tugas Departemen Keuangan dan SDM :

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam Departemen Keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di dalam organisasi SBU.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja antar satuan kerja di dalam Departemen Keuangan dan SDM.

d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan Keuangan dan SDM.

e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. f. Mengendalikan penyusunan laporan periodik departemen keuangan dan

SDM sebagai dasar melakukan analisa untuk memastikan pencapaian target kinerja, dan menetapkan langkah tindak lanjut yang tepat.

3. Dinas Keuangan Fungsi Dinas Keuangan:

(21)

Tugas Dinas Keuangan:

a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban. d. Dropping ke kantor pusat.

e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU. f. Mengendalikan pengelolaan rekening bank SBU.

g. Mengelola dan mengendalikan asuransi atas aset.

h. Memastikan keabsahan serta mengendalikan proses pencairan jaminan pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan.

i. Mengelola dan mengendalikan kegiatan akuntasi dan penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap.

j. Mengelola dan mengendalikan kegiatan perpajakan.

k. Mengkoordinasikan rencana program dan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta mengevaluasi laporan pelaksanaanya.

4. Seksi Anggaran Fungsi Seksi Anggaran:

Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA SBU. Tugas Seksi Anggaran:

(22)

b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .

c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit kerja. e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap pelaksanaan

RKA SBU secara berkala.

f. Menyusun laporan pencapaian RKA SBU.

g. Menyusun usulan realokasi RKA SBU apabila diperlukan. 5. Seksi Perbendaharaan

Fungsi Seksi Perbendaharaan:

Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU.

Tugas Seksi Perbendaharaan:

Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

a. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

b. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan dana.

c. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke Kantor Pusat.

(23)

e. Mengevaluasi keabsahan dan melakukan pencairan jaminan pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan.

f. Menyusun usulan penutupan asuransi ke Kantor Pusat dan melaksanakan penutupan asuransi yang belum ditutup oleh Kantor Pusat.

6. Seksi Akuntansi Fungsi Seksi Akuntansi:

Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan.

Tugas Seksi Akuntansi:

a. Menerima, mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.

b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan aset tetap.

d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.

e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP.

f. Melakukan evaluasi dan review pengenaan tarif perpajakan atas transaksi keuangan.

(24)

h. Menyusun dan mengevaluasi laporan perpajakan termasuk membuat Surat Setoran Pajak serta laporan pajak berupa Surat pemberitahuan (SPT).

7. Seksi TJSL Fungsi Seksi TJSL:

Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

Tugas Seksi TJSL:

a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

8. Dinas SDM Fungsi Dinas SDM:

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Tugas Dinas SDM:

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM.

(25)

e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

f. Memastikan pelaksanaan peraturan perusahaan dan berjalannya kegiatan hubungan industrial sesuai dengan aturan yang berlaku.

g. Menindaklanjuti keluhan dan perselisihan pekerja kepada pihak yang terkait.

9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM:

Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.

Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM:

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.

b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat.

c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi.

d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan pekerja.

f. Menyusun dan melaksanakan program apresiasi terhadap pekerja yang berprestasi.

(26)

h. Melaksanakan analisa kebutuhan diklat pekerja berdasarkan analisa kesenjangan kompetensi.

i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan kegiatan pembinaan SDM melalui pengelolaan manajemen kinerja dan counseliung bagi pekerja yang membutuhkan.

j. Menfasilitasi penyusunan Sasaran Kinerja Individu (SKI), Penilaian Kinerja Pekerja (PKP) dan cascading KPI.

k. Melaksanakan pembinaan dan mengelola program mentoring bagi siswa calon pekerja baru dan calon pekerja.

l. Menyusun usulan penyempurnaan uraian jabatan. 10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial:

Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi, pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada. Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial:

a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan biaya lain yang terkait.

b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja. c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan. d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja. e. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.

(27)

g. Melakukan penyusunan TOR, monitoring serta pengawasan kontrak jasa outsorcing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Melaksanakan administrasi dan pengendalian tenaga kerja outsourching. i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan

Perjanjian KerjaBersama (PKB), penanganan keluhan dan perselisihan pekerja.

j. Menindaklanjuti permasalahan pekerja yang melakukan tindakan indisipliner dan permasalahan hubungan industrial lainnya.

k. Melaksanakan administrasi dan monitoring kontrak jasa profesi dan tenaga ahli.

l. Melaksanakan pengusrusan perijinan, pelaporan-pelaporan serta pengawasan ketenagakerjaan ke Dinas Tenaga kerja atau Instansi terkait. D. Jaringan Usaha/Kegiatan

Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.

1. Kegiatan Usaha Distribusi

(28)

dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%. Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang di dukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pembelian sebelum diberlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilayah distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse.

Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut:

a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung. b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari

(29)

c. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.

2. Kegiatan Usaha Transmisi

Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengangkut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.

PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonesia (Transgapindo).

E. Kinerja Usaha Terkini

PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.

(30)

infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.

Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri, PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia."

Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun 2012 senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012) menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar menjadi US$ 2,7 miliar.

(31)

berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas oleh oftaker Singapura.

Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny, usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan menggunakan minyak.

"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi energi ke gas bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia,". Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga.

Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN tahun ini diantaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.

(32)

digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta untuk investasi di sektor hulu. Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas bumi di berbagai segmen pelanggan.

F. Rencana Kegiatan

PGN memproyeksikan pencapaian visi melalui upaya-upaya transformasi dalam beberapa tahapan, yaitu: tahap perkuatan pondasi dan kapabilitas internal yang telah dimiliki, diikuti tahap perluasan kapabilitas pada area-area usaha baru. Area-area usaha baru dipilih untuk mencapai sasaran strategis pemenuhan pasokan gas, perkuatan usaha eksisting, peningkatan keuntungan, pemanfaatan kapabilitas yang dimiliki, dan diversifikasi usaha di luar usaha eksisting. Tahap selanjutnya merupakan tahap perbaikan yang berkelanjutan dan ekspansi usaha yang agresif sebagai tahap perwujudan sebagai perusahaan kelas dunia. Sebagai bagian dari pelaksanaan.

PGN membagi area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus geografis masing-masing:

1. SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan hingga Jawa Barat (termasuk Jakarta – Bogor).

2. SBU Distribusi Wilayah II, mencakup Jawa Timur.

3. SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Pekanbaru dan Kepualauan Batam.

(33)

Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas Indonesia, mengelola bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Duri dan Grissik-Singapura. PGN telah menyusun Rencana Kegiatan Jangka Panjang 2010- 2020 dan Rencana Usaha Perusahaan 2010-2014 untuk menjadi panduan dalam pengembangan dimasa mendatang dalam mencapai visi dan misi PGN, diantaranya pembangunan LNG Receiving Terminal, pengembangan dan pemanfaatan CNG dan pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa Barat.

Rencana Kegiatan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk: 1. Distribusi

Perusahaan telah mengembangkan bisnis distribusi gas bumi melalui jaringan pipa dari 3,187 km panjang dengan kapasitas 692 MMSCFD, yang terdiri dari kota-kota utama di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Banten, Karawang, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam Batam dan Pekanbaru. Jaringan distribusi dan fasilitas yang dikelola oleh tiga unit SBU Distribusi dengan pengembangan berdasarkan wilayah kerja. Distribusi adalah bisnis utama yang kontribusi pendapatan sebesar 83,4 % dari total pendapatan per tahun.

2. Pasokan Gas

(34)

3. Transmisi

PGN mengangkut gas melalui jaringan transmisi dari pemasok hulu kepada pengguna akhir . Perusahaan saat ini mengoperasikan tiga jaringan pipa transmisi dengan panjang gabungan sekitar 1.015 km, Grissik ke Duri (operasional pada tahun 1998), Grissik ke Singapura ( operasional pada tahun 2003 ) , dan Medan, Jakarta / Bogor (operasional pada tahun 1991). 4. Konsumen

Para pelanggan perusahaan dibagi menjadi tiga kategori, rumah tangga, komersial dan industri. Dari sisi jumlah, pelanggan rumah tangga mewakili 97 % dari total pelanggan, sedangkan sisanya 3 % oleh komersial dan industri. Namun, pelanggan industri menyerap 98 % dari total volume, sedangkan sisanya 2 % yang diambil oleh rumah tangga dan pelanggan komersial. Strategic Business Unit (SBU) Distribusi adalah unit yang ditugaskan untuk langsung mengelola kegiatan usaha distribusi gas bumi. PGN fokus kepada upaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan.Sehingga untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar ada beberapa hal yang dilakukan oleh PGN, diantaranya adalah:

a. Rutin melakukan temu pelanggan, sharing session dan visitasi Account Executive ke lokasi pelanggan untuk lebih mendengar keluhan dan masukan dari pelanggan dan menyampaikan informasi terkini seputar bisnis gas bumi. Semua kegiatan tadi diadakan di semua SBU dan/atau Area Penjualan dan Layanan yang ada di PGN.

(35)

dan pelanggan kecil yang dulu harus membayar tagihan gas di loket kantor PGN dan datanya belum terintegrasi ke sistem billing PGN, kini dapat membayar tagihan melalui bank dan langsung terkoneksi dengan sistem billing PGN.

(36)

28 A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disaijkan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatyang dapat digunakan

untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan.

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

(37)

saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Kasmir (2012:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam proses akuntasi yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba serta laporan keuangan lainnya yang merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002:4), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

(38)

dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

(39)

b. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

c. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 12) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu: a. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari

data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun belakang (tahun atau periode sebelumnya).

b. Bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Maksudnya, laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

4. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

(40)

a. Investor. Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

(41)

f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang diperkerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian

aktivitasnya.

(42)

5. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Syahrial dan Djahotman (2013:10-11) ada beberapa keterbatasan laporan keuangan yaitu:

a. Bersifat khusus, artinya laporan atas kejadian masa lalu atau yang telah lewat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai laporan saat ini.

b. Bersifat umum, informasi disajikan kepada semua pihak atau bukan pihak tertentu, padahal masing-masing pihak memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

c. Unsur taksiran, proses penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari unsur taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu sebagai akibatnya terjadi perbedaan angka dalam laporan neraca maupun laba rugi.

d. Bersifat konservatif, jika ada penilaian pos tertentu yang tidak pasti maka dipilihlah alternatif yang paling kecil untuk aktiva dan pendapatan. Bahkan pendapatan yang belum pasti, tidak diakui, tetapi kerugian yang mungkin terjadi diakui atau dicatat.

e. Menggunakan istulah-istilah teknis, pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. f. Menggunakan informasi kuantitatif, informasi yang bersifat kualitatif

walaupun dapat diakuntatifkan pada umumnya diabaikan.

g. Mengabaikan nilai waktu dari uang, jumlah yang sama besarnya pada saat ini pasti lebih besar nilainya (daya beli) dibandingkan dengan waktu yang akan datang.

(43)

Menurut Munawir (2010:9), keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan antara lain:

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya

sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.

d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.

6. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya 3 (tiga), yaitu:

(44)

b. Laporan laba rugi, ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

c. Laporan arus kas, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut.

Menurut Kasmir (2012:28) dalam praktiknya, secara umum ada 5 jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

a. Neraca

Neraca (balance sheet) salah satu laporan keuanganbyang tepenting bagi perusahaan. Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

b. Laporan Laba Rugi

(45)

c. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Hal ini berarti laporan baru dibuat bila memang ada perubahan modal.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu.

e. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Hal ini perlu dilakuka.n agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

Menurut Harahap (2013:106) jenis laporan keuangan utama dan pendukungnya antara lain:

a. Daftar neraca yang menggmbarkan posisi keuangan perusahaan pada suatau tanggal tertentu.

b. Perhitungan Laba/Rugi yang menggambarkan jumlah hasil, Biaya dan Laba/Rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.

(46)

d. Laporan Arus Kas.

e. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.

f. Laporan Laba Ditahan. g. Laporan Perubahan Modal.

h. Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, untuk menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukannnya analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini.

(47)

Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapakan benar-benar tepat pula.

2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Bernstein tujuan analisis laporan keuangan antara lain: a. Penyaringan (Screening)

Analisis dilakukan dengan melihat secara analistis untuk laporan keuangan dengan tujuan beberapa alternatif analisis bisnis seperti investasi, merger, dan lain-lain.

b. Peramahan (Forecasting)

Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa sekarang dan yang akan datang.

c. Diagnosa (Diagnosa)

Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah dalam manajemen khususnya dibidang operasi dan keuangan.

d. Penilaian (Evaluation)

Analisis digunakan untuk menilai prestasi manajemen, operasi, keuangan dan lain–lain.

Menurut Kasmir (2012:68) secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:

(48)

b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

C. Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan

(49)

Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubunganatau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telh ditetapkan, kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2013:301) terdapat 8 rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis laporan keungan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, market based (penilaian pasar), rasio produktivitas.

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

b. Rasio Solvabilitas

(50)

perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangk panjang.

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karayawan, jumlah cabang dan sebagainya. d. Rasio Leverage

Rasio leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio ini bisa juga dianggap bagian dari rasio solvabilitas.

e. Rasio Aktivitas

Rasio aktvitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

f. Rasio Pertumbuhan

(51)

g. Rasio Penilaian Pasar

Rasio penilaian pasar merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal atau kemampuan mamajemen perusahaan menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku. h. Rasio Produktivitas

Rasio produktivitas menggambarkan jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit- unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinila misalnay rasio karyawan atas penjualan, rasio biaya per karyawan dan sebagainya.

3. Analisis Rasio Profitabilitas a. Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2012:114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

Menurut Harahap (2013:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

(52)

(manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:197) , yang menyatakan bahwa Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi peusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri. Manfaat dari rasio profitabilitas:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

(53)

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

c. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan adalah :

1. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga

pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih. ( Martono dan Harjito, 2005 : 59 ). Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual ( Darsono dan Ashari, 2005 : 56).

�����������������= ���������

��������� ����%

2. Net Profit Margin (NPM)

Net profit Margin atau Margin Laba Bersih merupakan keuntungan penjualan

setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak ( EAT ) dengan penjualan Laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan (Darsono dan Ashari, 2005 : 56). Semakin tinggi margin laba bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena tigginya laba sebelum pajak penghasilan.

���������������=����������������������

(54)

3. Return on Investment (ROI)

Menurut Sutrisno ( 2007 : 223 ) Return on Investment merupakan kemampuan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio adalah laba bersih setelah pajak. Menurut Martono dan Harjito ( 2005 : 60 ) Return On Investment membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.

������������������=����������������������

����������� ����%

4. Return on Equity (ROE)

Menurut Martono dan Harjito (2005:60) Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Menurut Darsono dan Ashari ( 2005 : 57 ) sebagai berikut: Laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah akhir periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.”

��������������= ����������������������

������������ (������) ����%

D. Pertumbuhan Laba

(55)

akuntansi saat ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih positif antara pendapatan dan biaya. Laba merupakan kelebihan total pendapatan dibandingkan total bebannya. Disebut juga pendapatan bersih atau net earnings. Laba bersih adalah laba operasi dikurangi pajak, biaya bunga, biaya riset, dan pengembangan. Laba bersih disajikan dalam laporan rugi-laba dengan menyandingkan antara pendapatan dengan biaya.

1. Unsur-Unsur Laba

Secara umum laba dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi dengan biaya. Besarnya laba yang dicapai menjadi ukuran sukses tidaknya bagi suatu usaha. Laba itu sendiri memiliki unsur-unsur yang perlu diperhatikan dengan seksama. Unsur-unsur laba itu sendiri adalah:

a. Pendapatan

Adalah arus masuk atau penambahan nilai atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian suatu kewajiban – kewajiban (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas – aktivitas laba yang merupakan operasi utama atau operasi ini berkelanjutan.

b. Beban (expense)

(56)

c. Keuntungan

Adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan hal utama) atau insidental pada suatu entitas dari transaksi yang lain dan kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik.

d. Kerugian (losses)

Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksiperiferal (menyatakan sesuatu yang bersipat sampingan tidak merupakan hal yang utama atau insidental pada suatu entitas dari transaksi laba dan kejadian serta situasi lain yang mempunyai entitas kecuali yang dihasilkan dari beban atau disribusi kepada pemilik.

2. Jenis-Jenis Laba

Laba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan.

b. Laba usaha (operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya atas usaha.

c. Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha dikurangi dengan biaya bunga.

(57)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

b. Umur perusahaan. Perusahaann yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

c. Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

d. Tingkat penjualan. Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

e. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

(58)
[image:58.595.117.507.84.682.2]

Tabel 3.1

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan Neraca

Per 31 Desember 2011, 2012, 2013 (dalam jutaan rupiah)

Keterangan Tahun

2011 2012 2013

Aktiva

Aktiva Lancar

Kas dan Setara Kas 542 878 3.386

Piutang Usaha 202.724 152.138 224.388

Persediaan 3.797 10.408 3.963

Piutang anak/induk perusahaan - 23.236 -

Uang muka 82 4.432 -

Biaya dibayar dimuka 123 - 303

Total Aktiva Lancar 207.268 191.092 232.040 Aktiva Tetap

Aset tetap 180.122 174.491 203.334

Aset dalam pelaksanaan 4.879 62.190 112.801 Aset belum terpasang 23.514 72.294 16.930

Aktiva tak berwujud - 661 4.821

Aktiva lain- lain - 34.691 15.976

Beban Tangguhan Hak atas Tanah 6.932 - -

Promissory Notes 702 - -

Total Aktiva Tetap 216.149 344.327 353.862

TOTAL AKTIVA 423.417 535.419 585.902

Kewajiban dan Modal Kewajiban Lancar

Utang Pajak 1.844 9.427 5.096

Kewajiban jangka pendek lainnya 17.928 20.539 30.757 Kewajiban yang harus masih

dibayar

23.807 27.658 34.810 Utang anak/ induk perusahaan 4.823 1.078 10.340 Kewajiban lancar lain-lain 3.532 1.820 3.025 Total Kewajiban Lancar 51.934 60.522 84.028

Kewajiban Tidak Lancar 1.963 3.458 4.676

Kewajiban lain-lain (206.452) (240.870) (6.308) Total Kewajiban (152.555) (176.890) 82.396

Modal 575.972 712.309 503.506

TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL

(59)
[image:59.595.119.503.87.318.2]

Tabel 3.2

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2011, 2012, 2013 (dalam jutaan rupiah)

Uraian Tahun

2011 2012 2013

Penjualan / Pendapatan Usaha 132.586 176.819 223.331 Harga Pokok Penjualan (103.377) (106.885) (123.366)

Laba Kotor 29.209 69.934 99.965

Beban Usaha 40.227 (61.455) (63.254)

Laba Usaha 69.436 8.479 36.711

Pendapatan (Beban) lain-lain (49.861) 3.715 3.136

Laba Bersih 19.575 12.194 39.847

Pajak - - -

(60)

E. Pembahasan

Berdasarkan laporan keuangan pada PT. PGN (persero) Tbk Medan yaitu neraca dan laporan laba rugi selama tiga tahun, mulai dari 2011 s.d tahun 2013, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap tingkat rasio profitabilitas pada PT PGN (persero) Tbk Medan sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin (GPM)

Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan laba penjualan.

�����������������= LabaKotor

Penjualan x 100%

GPM Tahun 2011 = 29.209

132.586�100% = 22%

GPM Tahun 2012 = 69.436

176.819�100% = 39%

GPM Tahun 2013 = 99.965

223.331�100% = 45%

Gross profit margin tahun 2011 sebesar 22% ,tahun 2012 sebesar 39% dan tahun

2013 sebesar 45%. Hal ini berarti setiap Rp 100,- dari hasil penjualan bersih yang dilakukan mampu menghasilkan Rp 22,- tahun 2012, Rp 39,- tahun 2012 dan Rp 45,- tahun 2013. Nilai gross profit margin mengalami kenaikan sebesar 17% tahun 2012 dan pada tahun 2013 juga mengalami kenaikan sebesar 6% . Keadaan ini menunjukkan kinerja penjualan cukup baik.

2. Net Profit Margin (NPM)

Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

���������������= Laba Bersih Setelah Pajak

(61)

NPM Tahun 2011 = 19.575

132.596�100%= 15%

NPM Tahun 2012 = 12.194

176.819�100%= 7%

NPM Tahun 2013 = 39.847

223.331�100%= 18%

Net profit margin tahun 2011 sebesar 15%, tahun 2012 sebesar 7% dan tahun

2013 sebesar 18%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari penjualan bersih menghasilkan laba bersih sebesar Rp 15,- untuk tahun 2012, Rp 7,-tahun 2012 dan Rp 18,- tahun 2013. Nilai net profit margin mengalami penurunan sebesar 8% dari tahun 2011 ke tahun 2012 tetapi mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke 2013 sebesar 11%.

3. Return on Investment (ROI)

Mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan.

������������������ =Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva x100%

ROI Tahun 2011 = 19.575

423.417�100% = 5%

ROI Tahun 2012 = 12.194

535.419�100% = 2%

ROI Tahun 2013 = 39.847

585.902�100% = 7%

(62)

4. Return on Equity (ROE)

Mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan.

�������������� = Laba Bersih Setelah Pajak

Modal Sendiri (������) x100%

ROE Tahun 2011 = 19.575

575.972�100% = 3%

ROE Tahun 2012 = 12.194

712.309100% = 2%

ROE Tahun 2013 = 39.847

503.506�100% = 8%

Return on equity tahun 2011 sebesar 3%, tahun 2012 sebesar 2% dan tahun 2013

sebesar 8%. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- dari modal sendiri yang diinvestasikan akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3,- untuk tahun 2011, sebesar Rp 2,- untuk tahun 2012 dan Rp 8,- untuk tahun 2013. Nilai return on equity mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 1% dan mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 6%.

(63)
[image:63.595.139.484.144.347.2]

F. Persentase Rasio Profitabilitas

Tabel 3.3

Perhitungan Rasio Profitabilitas PT. PGN (Persero) Tbk Medan Tahun 2011-2103

No Rasio Profitabilitas

Tahun

2011 2012 2013

1 Gross Profit Margin 22% 39% 45% 2 Net Profit Margin 15% 7% 18% 3 Return on Investment 5% 2% 7% 4 Return on Equity 3% 2% 8% Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan

penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan perusahaan. Rasio pada tahun 2011 sebesar 22% dan pada tahun 2012 sebesar 39%, artinya mengalami kenaikan sebesar 17%. Dan pada tahun 2013 kembali mengalami kenaikan sebesar 6% yaitu dan 45%. Angka tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan biaya dalam memproduksi barang dagangan cukup baik dari tahun ke tahun. Dengan kata lain, harga pokok produksi relatif semakin menurun.

2. Net Profit Margin

Net profit margin atau margin laba bersih adalah merupakan keuntungan

(64)

sebesar 15% kemudian pada tahun 2012 sebesar 7%, sehingga tidak mengalami peningkatan. Dan ini menunjukkan penurunan sebesar 8%. Kemudian pada tahun 2013 rasio sebesar 18% yang artinya mengalami kenaikan sebesar 11%. Hal ini menunjukkanbahwa biaya-biaya produksi mengalami penurunan ditahun 2013 dan peningkatan di tahun 2012 yang menyebabkan rendahnya marjin laba.

3. Return of Investement

Return of Investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara

keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan. Pada tahun 2011 rasio ini sebesar 5% sedangkan pada tahun 2012 rasio ini tidak mengalami penurunan yaitu 2%. Hal ini disebabkan karena laba bersih mengalami penurunan. Pada tahun 2013 rasio mengalami peningkatan sebesar 5% yaitu menjadi 7%. Angka rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan total investasi mengalami perubahan yang berarti.

4. Return on Equity

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan
Tabel 3.1 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan
Tabel 3.2 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun struktur laporan laba rugi pada PT Perusahaan Gas Negara (persero). Tbk

Profit Margin pada PT. Ikaputera Waspada, MM dan Mayasari, SE., M.M. Tujuan perusahaan baik yang besar ataupun yang kecil adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan yang

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma.. III Manajemen Keuangan

Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan salah satunya adalah rasio profitabilitas, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan

dari pendirian suatu perusahaan adalah untuk memperoleh suatu keuntungan atau laba. Perolehan laba yang optimal sudah menjadi tujuan bagi perusahaan- perusahaaan pada umumnya,

Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memeperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal- hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang

Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang optimal dengan menggunakan segala sumberdaya atau resources yang tersedia dalam perusahaan,

Tujuan utama dari sebuah usaha yaitu menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin sama halnya dengan perusahaan “S” yang ingin meningkatkan penjualannya sehingga laba perusahaan dapat