• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PERHUBUNGAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

ERNITA RUTH ERIKA TAMPUBOLON 110502274

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Emosional 6

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional 6 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Emosional 8

2.2 Kecerdasan Spiritual 10

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual 10 2.2.2 Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual 13 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual 14

2.3 Kinerja 16

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan 16

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan 19

2.4 Hubungan Antar Variabel 21

2.4.1 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja

Karyawan 21

2.4.2 Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Kinerja

Karyawan 22

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu 24

2.6 Kerangka Konseptual 26

2.7 Hipotesis 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.3 Batasan Operasional 29

3.4 Definisi Operasional 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel 33

3.6 Populasi dan Sampel 33

3.6.1 Populasi 33

3.6.2 Sampel 34

(3)

3.8 Metode Pengumpulan Data 36

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 37

3.9.1 Uji Validitas 37

3.9.2 Uji Reliabilitas 41

3.10 Teknik Analisis 41

3.10.1 Analisis Deskritptif 41

3.10.2 Uji Asumsi Klasik 42

3.10.3 Analisis Linear Berganda 43

3.10.4 Uji Hipotesis 44

3.10.5 Koefisien Determinasi 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 46

4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara 46

4.1.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara 47

4.1.2.1 Visi 47

4.1.2.1 Misi 47

4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara 47

4.2 Analisis Deskriptif 48

4.2.1 Deskriptif Responden 48

4.2.2 Deskriptif Variabel Penelitian 51 4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Kecerdasan Emosional (X1) 51 4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Kecerdasan Spiritual (X2) 54 4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Kinerja Karyawan (Y) 57

4.3 Uji Asumsi Klasik 62

4.3.1 Uji Normalitas 62

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas 65

4.3.3 Uji Multikolinearitas 66

4.4 Pengujian Hipotesis 67

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda 67 4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) 69

4.5 Identifikasi Determinan (R2) 70

4.6 Pembahasan 71

4.6.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional (X1) terhadap Kinerja

Karyawan (Y) 71

4.6.2 Pengaruh Kecerdasan Spiritual (X2) terhadap Kinerja

Karyawan (Y) 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 73

(4)
(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Rangkaian Penelitian Terdahulu 24

3.1 Operasionalisasi Variabel 30

3.2 Skala Likert 33

3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Perhubungan

Provinsi Sumatera Utara 34

3.4 Proportionate Random Sampling 35

3.5 Uji Validitas I 37

3.6 Uji Validitas II 39

3.7 Uji Realibilitas 41

4.1 Identitad Responden 49

4.2 Skala Likert 51

4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kecerdasan

Emosional (X1) 51

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kecerdasan

Spiritual (X2) 54

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja

Karyawan (Y) 57

4.6 Analisis Kolmogrov-Smirnov 64

4.7 Uji Glesjer 66

4.8 Uji Multikolinearitas 67

4.9 Hasil Regresi Linear Berganda 68

(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Pengaruh Kecerdasan Emosional dan

Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan 28

4.1 Logo Dinas Perhubungan 46

4.2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara 48

4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas 63

4.4 Grafik Normal PP Plot 63

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penilitian 78

2 Distribusi Jawaban Responden 83

3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 91 4 Distribusi Jawaban Diskriptif Variabel 94 5 Distribusi Jawaban Deskriptif Responden 97

6 Uji Asumsi Klasik 98

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya serta shalawat dan salam peneliti hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan untuk ayahanda tercinta SUTARNO dan Ibunda tercinta RIATMI yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil, serta selalu bersusah payah kerja keras demi penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dan mencapai cita-cita dikemudian kelak.

Skripsi ini berjudul, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatann ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak. CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE,ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Seketaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonimi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini,SE.M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Seketaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr. Lucy Anna, M.Si selaku Dosen pembimbing ysng telah banyak meluangkan waktu, memberikan kontribusi tenaga dan fikiran, guna memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penilai

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang luar biasa dnegan ketulusan hati memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis

(9)

9. Untuk Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah menerima dan memberikan penulis kemudahan dalam melakukan penelitian di Instansi tersebut

10. Untuk saudaraku yang selalu mendukung, emmotivasi serta mendoakan penulis tiada henti-hentinya

11. Untuk sahabatku yang telah memberikan doa, motivasi, pengalaman dan inspirasi

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa setiap karya manusia sesungguhnya hanya menuju kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya untuk perbaikan kehidupan manusia, Amiin.

Medan, 6 Juli 2015

(10)

ABSTRAK

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kinerja karyawan sangat membantu pihak Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam meraih prestasi kerja, serta mewujudkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan yang baik merupakan harapan pihak pemerintah yang memperkerjakan karyawan tersebut. Jika kinerja karyawan baik maka kinerja dinas Perhubungan pun menjadi baik.

Penelitian ini mencoba untuk menguji beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan? dan (2) Bagaimana pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Terdapat 110 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kecerdasan spiritual. Implikasi pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki peran yang sama penting baik secara individual maupun secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja karyawaan.

(11)

ABSTRACT

Basically, the employee performance are the result of a complex processes, both derived from factors internal and external factors. Employee’s performance is very help ful the North Sumatra Provincial Transport Department in the accomplishment of work, and to realize short-term goals and long term. A good employee. If the employee;s performance is good then Transport Departments performance became better.

This study attempts to examine some of the factors suspected to have an influence on employee performance, namely emotional intelligence and spiritual intellienca. The research question posed in this study were: (1) How the effect of emotional intelligence on the performance of employees? and (2) How the influence of spiritual intelligence on the performance of employees?

This research have been conducted in North Sumatra Provincial Transport Department . There are 110 respondents who have been selected as asample by using sampling techniques in the form of simple random sampling. Questionaire was usede as a tool in data collection method. Techniques of data analysis in this stuydy is the multiple regression analysis. The study found that the hypothesis in this study have been shown to significantly. Emotional intelligence and spiritual intelligence have a positive and significant impact on employees performance. Variables that have the most impact is the spiritual intelligence. The implication in this study is emotional intelligence and spiritual intelligence plays an equally important both individually and jointly in improving the employee performance.

(12)

ABSTRAK

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kinerja karyawan sangat membantu pihak Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam meraih prestasi kerja, serta mewujudkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan yang baik merupakan harapan pihak pemerintah yang memperkerjakan karyawan tersebut. Jika kinerja karyawan baik maka kinerja dinas Perhubungan pun menjadi baik.

Penelitian ini mencoba untuk menguji beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan? dan (2) Bagaimana pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Terdapat 110 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kecerdasan spiritual. Implikasi pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki peran yang sama penting baik secara individual maupun secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja karyawaan.

(13)

ABSTRACT

Basically, the employee performance are the result of a complex processes, both derived from factors internal and external factors. Employee’s performance is very help ful the North Sumatra Provincial Transport Department in the accomplishment of work, and to realize short-term goals and long term. A good employee. If the employee;s performance is good then Transport Departments performance became better.

This study attempts to examine some of the factors suspected to have an influence on employee performance, namely emotional intelligence and spiritual intellienca. The research question posed in this study were: (1) How the effect of emotional intelligence on the performance of employees? and (2) How the influence of spiritual intelligence on the performance of employees?

This research have been conducted in North Sumatra Provincial Transport Department . There are 110 respondents who have been selected as asample by using sampling techniques in the form of simple random sampling. Questionaire was usede as a tool in data collection method. Techniques of data analysis in this stuydy is the multiple regression analysis. The study found that the hypothesis in this study have been shown to significantly. Emotional intelligence and spiritual intelligence have a positive and significant impact on employees performance. Variables that have the most impact is the spiritual intelligence. The implication in this study is emotional intelligence and spiritual intelligence plays an equally important both individually and jointly in improving the employee performance.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Zaman yang sudah serba modern ini, khususnya dibidang keorganisasian atau usaha manusia tetap memegang peranan yang sangat penting karena manusia adalah pusat pelaksana dari segala kegiatan dibidang usaha dan pengorganisasian, baik itu instansi pemerintahan tingkat daerah maupun kota. Tetapi manusia akan lebih berperan dalam bidang pembangunan pemerintahan sarana prasarana di Provinsi Sumatera Utara.

(15)

perusahaan karena itu manajemen perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Teori manajemen secara umum menyebutkan bahwa salah satu factor dalam mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi adalah factor sumber daya manusia (Hasibuan,2001:121). Sumber daya manusia merupakan faktor pendukung organisasi yang penting, karena dengan kreatifitas, bakat, kinerja,dan motivasi yang dimilikinya. Faktor ini berperan sebagai asset strategis dalam menciptakan keunggulan bersaing secara berkelanjutan bagi sebuah organisasi (Grenberg dan Baron, 2000 :25).

(16)

kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Atas hal tersebut maka kecerdasan emosional (EQ) maupun kecerdasan spiritual (SQ) yang dimiliki para karyawan harus digali dan ditumbuh kembangkan, sehingga diharapkan akan berdampak positif terhadapkinerja karyawan sehingga memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Michael Zwell (Wibowo, 2007 :32) mengungkapkan bahwa “Terdapat

factor yang dapat mempengruhi kompetensi seseorang, yaitu: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keyakinan, pengalaman, karakteristik pribadi, motivasi, dan budaya organisasi”. (Yacub, 2001 : 44) berpendapat dan juga

menekankan “Akan pentingnya reformasi dan perubahan system pendidikan nasional yang mensinergikan EQ dan SQ dalam segala bidang, mulai dari tujuan pendidikan, kurikulum metode pengajaran,dan substansi pengajaran nasional, regional dan local”. Sedangkan mantan perdana menteri Singapura Goh Chok Tong (Patton, 1998 : 75) menyebutkan bahwa: “Karakter menentukan apakah seseorang dapat berhasil dalam hidup atau tidak, IQ yang tinggi saja tidaklah cukup, kepemimpinan bukanlah yang utama selain sebagai seni membujuk orang untuk bekerja mencapai suatu tujuan bersama ini semua membutuhkan keterampilan antar pribadi (interpersonal) dan kecerdasan social yang tinggi”.

(17)

peranan para karyawan dan staf kepegawaian mulai dari tingkat kepala dinas sampai ke cleaning service.

Dalam menjalankan tugas,setiap hari karyawan dihadapkan dengan beban tugas silih berganti dan semuanya harus dikerjakan sesuai target, tak jarang hal ini dapat menyebabkan emosi jadi tidak stabil serta menjadi kurang bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini, pengendalian emosi sangat dibutuhkan untuk dapat berkinerja tinggi.Belum lagi karyawan harus berhadapan dengan tugas-tugas yang menggunakan hitungan serta kemampuan karyawan dalam mengatasi permasalahan, hal ini berarti bahwa kecerdasan intelektual menjadi salah satu variabel yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Selain itu, dilihat dari tugas utama Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yaitu membangun sarana prasarana dibidang darat , laut, dan udara karyawan dituntut untuk bersikap jujur, karena melihat fenomena dan permasalahan tentang ketidakmampuan karyawan menahan godaan untuk menerima sogokan atau menerima uang proyek yang bukan untuk dirinya.

Karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul:

“Pengaruh kecerdasan emosional dan spiritual terhadap kinerja karyawan

pada Dinas Perhubungan ProvinsiSumatera Utara”.

1.2Rumusan Masalah

(18)

Apakah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk menguji pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan pada Dinas PerhubunganProvinsi Sumatera Utara.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat utama, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara khusus tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam upaya peningkatan kinerja karyawan dalam suatu organisasi. 2. Manfaat Praktis

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Emosional

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional

Orang yang pertama kali mengungkapkan adanya kecerdasan lain selain akademik yang dapat mempengaruhi keberhasilan sesorang adalah Gardner. Kecerdasan lain itu disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosi (Goleman, 2000 :65). Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif. Seorang ahli kecerdasan emosi, Goleman (2000:8) mengatakan bahwa“yang dimaksud dengan kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik yang positif maupun negatif”.Ahmad Purba

(1999:25) berpendapat bahwa: “kecerdasan emosi adalah kemampuan dibidang emosi yaitu kesanggupan menghadapi frustasi,kemampuan mengendalikan emosi, semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati”.

(20)

1. Kesadaran diri (Self awareness)

Merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan efeknya serta menggunakannya untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atau kemampuan diri dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat lalu mengkaitkannya dengan sumber penyebabnya. Tercakup didalamnya indikatornya adalah Tahu dan mengerti dengan apa yang diucapkan dan yang dilakukan, Memiliki keasadaran terhadap tanggung jawab yang dimilikinya, Mengenal dan memahami serta menerima diri dengan berbagai bentuk kelebihan dan kekurangan.

2. Pengendalian diri (Self management)

Merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri, mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap katahati, untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan sehari-hari.Tercakup indikator didalamnya adalah Mengendalikan emosi, Kewaspadaan, Adaptibilitas.

3. Motivasi (Motivation)

Merupakan kemampuan yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi.

4. Empati (social awareness)

(21)

tipe individu. Tercakup indikator didalamnya perhatian, Pengambilan perspektif ,danFantasi.

5. Hubungan yang baik antar sesama (Relationship management)

Merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketikaberhubungan dengan orang lain dan menciptakan serta mempertahankanhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah,menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama dalam tim. Tercakup indikator didalamnya Disenangi orang lain, Memiliki kesetiakawanan, Memiliki sikap menghormati orang lain.

2.1.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Le Dove (Goleman, 1997:54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:

1. Fisik

(22)

terhadap situasi emosi sebelum berbuat sesuatu.System limbic, bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas pengaturan emosi dan implus.Sistem limbic meliputi hippocampus, tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dantempat disimpannya emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang sebagai pusat pengendalian emosi pada otak.

2. Psikis

Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik dan psikis.Secara fisik terletak di bagian otak yaitu konteks dan sistem limbic, secara psikis meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non keluarga.

(23)

pada dimensi kemampuan sosial indikatornya adalah komunikasi, manajemen konflik juga membangun ikatan.

2.2Kecerdasan Spiritual

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Pada masa kini orang mulai mengenal istilah kecerdasan laindisamping kedua kecerdasan diatas, yaitu kecerdasan spiritual. Zohar danMarshal (2001:16) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai rasa moral,kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dancinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahamansampai pada batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baikdan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita darikerendahan. Kecerdasan tersebut menempatkan perilaku dan hidup kita dalamkonteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwatindakan atau jalan hidup sesorang lebih bernilai dan bermakna (Zohar danMarshal, 2000 :97).

Eckersley (2000 :43) memberikan pengertian yang lain mengenaikecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai perasaan intuisiyang dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas didalam hidup kita.Konsep mengenai kecerdasan spiritual dalam hubungannya dengan dunia kerja,menurut Ashmos dan Duchon (2000 :112) memiliki tiga komponen yaitu kecerdasaanspiritual sebagai nilai kehidupan dari dalam diri, sebagai kerja yang memiliki artidan komunitas.

(24)

fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita. Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral.

Mccormick (1994 :21) dan Mitroff and Denton (1999 : 35), dalampenelitiannya membedakan kecerdasan spriritual dengan religiusitas didalam lingkungan kerja. Religiusitas lebih ditujukan pada hubungannya dengan Tuhansedangkan kecerdasan spiritual lebih terfokus pada suatu hubungan yang dalamdan terikat antara manusia dengan sekitarnya secara luas.

Berman (2001 :67) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual (SQ)dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi, antara jiwa dan tubuh. Dia juga mengatakan bahwa kecerdasan spiritual juga dapat membantu sesoranguntuk dapat melakukan transedensi diri.

Kecerdasan spiritual muncul karena adanya perdebatan tentang IQdan EQ, oleh karena itu istilah tersebut muncul sebab IQ dan EQ dipandanghanya menyumbangkan sebagian dari penentu kesuksesan sesorang dalamhidup.Ada faktor lain yang ikut berperan yaitu kecerdasan spiritual yang lebihmenekankan pada makna hidup dan bukan hanya terbatas pada penekananagama saja (Hoffman, 2002 :56).

Agus Nggermanto (2002 :55): “sesorang yang memiliki SQ tinggi adalah

(25)

Sukidi (dalam Setyawan, 2004 :72) mengemukakan tentang nilai-nlai dari kecerdasan spritual berdasarkan komponen-komponen dalam SQ yangbanyak dibutuhkan dalam dunia bisnis, diantaranya adalah:

1. Mutlak jujur

Kata kunci pertama untuk sukses didunia bisnis selain berkata benar dankonsisten akan kebenaran adalah mutlak bersikap jujur. Ini merupakanhukum spiritual dalam dunia usaha.

2. Keterbukaan

Keterbukaan merupakan sebuah hukum alam didalam dunia usaha,maka logikanya apabila sesorang bersikap fair atau terbuka maka ia telah berpartisipasi dijalan menuju dunia yang baik.

3. Pengetahuan diri

Pengetahuan diri menjadi elemen utama dan sangat dibutuhkan dalamkesuksesan sebuah usaha karena dunia usaha sangat memperhatikandalam lingkungan belajar yang baik.

4. Fokus pada kontribusi

Dalam dunia usaha terdapat hukum yang lebih mengutamakan memberidaripada menerima.Hal ini penting berhadapan dengan kecenderunganmanusia untuk menuntut hak ketimbang memenuhi kewajiban.Untukitulah orang harus pandai membangun kesadaran diri untuk lebih terfokuspada kontribusi.

5. Spiritual non dogmatis

(26)

menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kualitas hidup oleh visi dan nilai.

2.2.2 Ciri Ciri Kecerdasan Spiritual 1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat

Prinsip itu adalah hal yang harus ada.Tidak boleh tidak.Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi dia akan mempunyai prinsip tertentu dalam hidupnya, agar hidupnya bermakna dan bermanfaat. Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar semakin besar kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijaksana. Disamping memiliki prinsip, orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik dia akan mempunyai visi atau tujuan dari hidupnya. Agar dia tidak hidup seenaknya tanpa ada tujuan apapun.Sehingga dia beranggapan bahwa hidupnya ini mempunyai makna dan hidup yang dijalaninya tidak sia-sia.

2. Kesatuan dan keragaman

Orang yang mempunyai tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi dia memandang manusia itu sama. Dia memandang bahwa keberagaman itu yang membuat kita menjadi satu.Tony Buzan mengatakan bahwa “kecerdasan spiritual meliputi melihat gambaran yang menyeluruh, ia

termotivasi oleh nilai pribadi yang mencangkup usaha menjangkau sesuatu selain kepentingan pribadi demi kepentingan masyarakat. 3. Memaknai

(27)

Tuhan yang berupa kenikmatan atau ujian. Mengenai hal ini Covey meneguhkan tentang pemaknaan dan respon kita terhadap hidup.Ia mengatakan ”cobalah untuk mengajukan pertanyaan terhadap diri

sendiri: Apa yang dituntut situasi hidup saya saat ini; yang yang harus saya lakukan dalam tanggung jawab saya, tugas-tugas saya saai ini; langkah bijaksana yang akan saya ambil?”. Jika kita hidup dengan

menjalani hati nurani kita yang berbisik mengenai jawaban atas pertanyaan kita diatas maka, “ruang antara stimulus dan respon menjadi

semakin besardan nurani akan makin terdengar jelas. 4. Kesulitan dan penderitaan

Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik, dia akan mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan yang sedang dia alami. Dan dia akan mampu untuk mengatasi kesulitan itu.

2.2.3 Faktor Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Faktor- faktor yang mempengauhi kecerdasan spiritual menurut Sinetar yaitu intuitif, kejujuran, keadilan, kesamaan perlakuan terhadap semua orang, mempunyai faktor yang mendorong kecerdasan spiritual.

(28)

Jadi dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual tak hanya dari dalam diri individu saja tapi juga dari luar.Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah:

1. Faktor eksternal

a. Lingkungan keluarga.

Keluarga adalah pembelajaran pertama bagi anak.Untuk itu segala kecerdasan bermula dan dipengaruhi oleh keluarga.Begitu juga dengan kecerdasan spiritual anak.Keluarga berpengaruh besar dalam membentuk kecerdasan spiritual anak.

b. Lingkungan sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang juga mempengaruhi kecerdasan spiritual anak.Karena disekolah ini anak banyak memperoleh pengetahuan.Tak hanya pengetahuan tapi juga nilai.Jika guru memberi nilai kehiduan yang baik, maka itu akan membuat kecerdasan spiritual anak akan baik. Sehingga anak mampu memaknai hidupnya dengan baik.

c. Lingkungan masyarakat

(29)

masyarakat yang selalu melakanakan kewajiban agama, masyarakat yang selalu menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang berada disekitar mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dari Kecerdasan Spiritual menurut Setyawan(2004) untuk tiap masing-masing dimensi adalah keyakinan untuk jujur, enggan melakukan kecurangan dan bekerja dengan benar serta melawan konvensi terhadap dimensi mutlak jujur. Selanjutnya pada dimensi keterbukaan, terdapat indikator berupa keterbukaan dalam bekerja, menerima kritikan dan mampu memberi saran atau masukan untuk perusahaan. Pada dimensi pengetahuan diri, indikatornya adalah paham akan tugas diri, kemampuan berinovasi dan mengembangkan diri sendiri. Untuk dimensi fokus pada kontribusi indikatornya adalah bersungguh-sungguh, fokus dalam menangani tugas dan tingkar kesadaran yang tinggi. Terakhir, untuk dimensi spiritual non dagmatis indikatornya adalah fleksibel dalam bersikap atau tidak memihak, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai serta kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan masalah.

2.3Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

(30)

merekalakukandidalamsuatuorganisasi untuk memenuhi standar perilaku yangtelahditetapkan agarmembuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan (Winardi, 1996 : 21).

Seperti juga dengan apa yang dikemukakan oleh Mohammad Asad (1995 :97) “kinerja merupakan kesuksesan sesorang didalam melaksanakan suatu

pekerjaan dan kinerja tersebut pada dasarnya adalah hasil kerja seorangkaryawan selama periode tertentu”.

Dessler (1997 :46) memberikan pengertian yang lain tentang kinerja yaitu “kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan

standar kerja yang ditetapkan dan kinerja itu sendiri lebih memfokuskan pada hasil kerjanya.” sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002 : 151): “kinerja

pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi”.

Winardi (1996 :201) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhikinerja dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi motivasi, pendidikan, kemampuan,keterampilan dan pengetahuan dimana kesemuanya tersebut bisa didapat daripelatihan.Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan kerja, kepemimpinan, hubungankerja dan gaji.

(31)

1. Kualitas

Kualitas merupakan tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

2. Kuantitas

Kuantitas adalah jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilahsejumlah unit kerja atau jumlah siklus aktivitas yang dihasilkan. 3. Ketepatan waktu

Tingkat aktivitas diselesaikannya pekerjaan tersebut pada waktu awalyang diinginkan.

4. Kemandirian

Karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan dariorang lain.

5. Komitmen

Komitmen berarti bahwa karyawan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya.

(32)

outputproduksi atau lebih dikenal dengan standar kinerja numerik dan standar kinerjanon numerik.

Kinerja karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian.Hal ini karenapenilaian kinerja karyawan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai analisis untuk kebutuhan dilaksanakannya pelatihan (Ivancevich, 2001 :31). Penilaian kinerjaadalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan merekaketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudianmengkomunikasikannya dengan para karyawan (Mathis dan Jackson, 2002 :43).

Penilaian kinerja mempunyai dua kegunaan utama.Penilaian pertamaadalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan sepertimisalnya untuk promosi.Kegunaan yang lain adalah untuk pengembanganpotensi individu (Mathis dan Jackson, 2002 :78). Hal yang sama juga diungkapkanoleh Desler (1997 : 47) bahwa tiga tujuan dari penilaian kinerja yaitu memberikaninformasi tentang dapat dilakukannya promosi atau penetapan gaji, meninjauperilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan dan untuk perencanaan danpengembangan karir karyawan karena penilaian memberikan suatu peluangyang baik untuk meninjau rencana karir seseorang yang dilihat dari kekuatan dankelemahan yang diperlihatkannya.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

(33)

Menurut Bernadin (2007), indikator-indikator yang terdapat dalam kinerja meliputi:

1) Kualitas

Pada dimensi ini dapat dilihat beberapa unsur, diantaranya adalah kerja sesuai dengan standard perusahaan, kemampuan dalam ketelitian dan disiplin. 2) Kuantitas

Pada dimensi ini dapat dilihat beberapa unsur, yaitu: memiliki target dalam bekerja, mencapai suatu target dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan dengan tepat dan efisien.

3) Ketepatan Waktu

Waktu adalah hal yang penting dalam mendukung kinerja karyawan, oleh karena itu dapat dilihat beberapa indikator diantaranya adalah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan, tidak menunda-nunda waktu dalam bekerja serta memiliki kecepatan dalam memanfaatkan waktu.

4) Efektifitas

Efektif atau tidaknya suatu pekerja dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini yaitu, mampu dalam memeperoleh keuntungan yang lebih, hadir tepat waktu, serta berinovasi dalam melakukan perkerjaan.

5) Kemandirian

Adapun indikator dari dimensi kemandirian adalah suka terhadap tantangan, mengandalkan diri sendiri dalam bertindak serta berupaya untuk menjadi pekerja yang bisa diandalkan.

6) Komitmen

(34)

2.4Hubungan Antar Variabel

2.4.1 Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan Dunia kerja mempunyai berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapi oleh karyawan, misalnya persaingan yang ketat, tuntutan tugas,suasana kerja yang tidak nyaman dan masalah hubungan dengan orang lain. Masalah-masalah tersebut dalam dunia kerja bukanlah suatu hal yang hanyamembutuhkan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam menyelesaikan masalahtersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosi lebih banyak diperlukan.Bila sesorang dapat menyelesaikan masalah-masalah didunia kerja yang berkaitandengan emosinya maka dia akan menghasilkan kerja yang lebih baik. Agustian (2001 :65) berdasarkan penelitian dan pengalamannya dalam memajukan organisasi atau institusi pemerintahan berpendapat bahwa keberadaan kecerdasan emosional yang baikakan membuat seorang karyawan menampilkan kinerja dan hasil kerja yang lebih baik. Daniel Goleman, seorang psikolog ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja bukan hanya cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (Goleman, 2000 :22). Secara khusus para pemimpin perusahaan membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam lingkungan organisasi, berinteraksi dengan banyakorang baik didalam maupun dilingkungan kerja berperan penting dalammembentuk moral dan disiplin para pekerja.

(35)

kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk menghasilkan kinerja yang optimal.” Salah satu aspek dalam kecerdasan emosi adalah motivasi.Salovey

(dalam Goleman, 2000 :99) seperti yang dijelaskan sebelumnya, memotivasi diri sendiri merupakan landasan keberhasilan dan terwujudnya kinerja yang tinggi disegala bidang.

Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Boyatzis (2001:43) dan Chermiss (1998:21) terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapaperusahaan maka hasil yang didapat menunjukan bahwa karyawan yangmemiliki skor kecerdasan emosi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yanglebih baik yang dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas yangdiberikan karyawan tersebut terhadap perusahaan. Chermiss juga mengungkapkan bahwa walaupun sesorang tersebut memiliki kinerja yang cukupbaik tapi apabila dia memiliki sifat yang tertutup dan tidak berinteraksi dengan orang lain secara baik maka kinerjanya tidak akan dapat berkembang.

(36)

Kecerdasan spiritual mengajarkan orang untuk mengekspresikan danmemberi makna pada setiap tindakannya, sehingga bila ingin menampilkankinerja yang baik maka dibutuhkan kecerdasan spiritual (Ningky Munir, 2000 :44). Penelitian yang dilakukan Wiersma (2002 :74) memberikan bukti tentangpengaruh kecerdasan spiritual dalam dunia kerja. Ia meneliti tentang bagaimanapengaruh spiritualitas dalam perilaku pengembangan karir. Penelitian inidilakukan selama tiga tahun dengan melakukan studi kualitatif terhadap 16responden.Hasil penelitian yang dilakukannya ternyata menunjukan bahwakecerdasan spiritual mempengaruhi tujuan sesorang dalam mencapai karirnya didunia kerja.Seseorang yang membawa makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih berarti. Hal ini mendorong danmemotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan kinerja yang dimilikinya, sehinggadalam karir ia dapat berkembang lebih maju. Hasil penelitian ini sama denganapa yang pernah dilakukan Biberman dan Whittey (1997 :65). Merekamengemukakan hubungan antara kecerdasan spiritual dengan pekerjaan.Kecerdasan spiritual ternyata memberikan pengaruh pada tingkah lakuseseorang dalam bekerja.

(37)

Kecerdasan spritual yang dimiliki setiap orang tidaklah sama. Hal tersebuttergantung dari masing-masing pribadi orang tersebut dalam memberikan maknapada hidupnya.Kecerdasan spritual lebih bersifat luas dan tidak terbatas padaagama saja.Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu akan membuathasil kerja juga berbeda (Muhammad Idrus, 2002 :52).

2.5Tinjauan Penelitian Terdahulu

[image:37.595.90.540.328.777.2]

Rangkaian penelitian terdahulu diringkas dlam tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Rangkaian Penelitian Terdahulu

Penelitian Judul Variabel Hasil Penelitian

S.K. Chakraborty dan Debangsu Chakkraborty (2004) The Transformed Leader and Spiritual Psychology: a Few Insight

- Transformed Leader - Spiritual

Psychology - Insight

Spiritual berpengaruh

terhadap bagaimana seseorang bersikap sebagai pemimpin. Pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki kecerdasan spiritual yang bagus, serta dapat membawa nilai-nilai spiritual dalam kepemimpinannya. Claudia Angelika Wijaya (2007) Analisa Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan di Hotel X

- Kecerdasan intelektual - Kecerdasan

Emosional - Kecerdasan

Spiritual - Kinerja

Karyawan Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan hotel X Jamaluddin (2011) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap etika mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

- Kecerdasan intelektual - Kecerdasan

Emosional - Kecerdasan

Spiritual

- Etika mahasiswa

(38)

Akuntansi. Triana Fitriastuti (2013) Pengaruh kecerdasan emosional, komitmen organizational dan organazitional citizenship behavior terhadap kinerja karyawan

- Kecerdasan emosional - Komitmen

organizational - Organizational

citizenship behavior

- Kinerja karyawan

Kecerdasan emosional, komitmen organizational dan organizational citizenship behavior berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan Anis Choiriah (2013) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan etika profesi terhadap kinerja auditor dalam kantor akuntan public

- Kecerdasan intelektual - Kecerdasan

Emosional - Kecerdasan

Spiritual - Etika profesi - Kinerja auditor

Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,

kecerdasan spiritual dan etika profesi terhadap kinerja auditor berpengaruh positif dan signifikan Sesilia Dwi Rini

Waryanti (2011) Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan

- Kecerdasan emosional - Kecerdasan

spiritual - Kinerja

karyawan Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Mohamad Djasuli (2004) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja dengan variabel moderasi kompetensi di Kabupaten Lamongan

- Kecerdasan intelektual - Kecerdasan

Emosional - Kecerdasan

Spiritual - Kinerja

Karyawan Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan variabel moderasi kompetensi di Kabupaten Lamongan Lisda Rahmasari (2012) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

- Kecerdasan intelektual - Kecerdasan

Emosional - Kecerdasan

(39)

- Kinerja Karyawan

dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sumber: S.K Chakkraborty dan Debongsu Chakkaraborty (2004), Claudia Angelika Wijaya (2007), Jamaludin (2011), Triana Fitriastuti (2013), Anis Choiriah (2013), Sesilia Dwi Rini W (2011), M. Djasuli (2004), Lisda Rahmasari (2012)

2.6Kerangka Konseptual

(40)

karyawan dalam bekerja, maka akan membantu mewujudkan kinerja yang baik. Dengan demikian dapat terlihat jelas bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada kinerja karyawan.

Dasar penyusunan kerangka pikir penelitian ini diawali dari pemikiran bagaimana kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan hasil penelitian.Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti.Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Kecerdasan emosional menurut Goleman (2002 :78) adalah kemampuan kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Goleman (2002 :94) membagi aspek aspek kecerdasan emosional menjadi 5 wilayah yang menjadi pedoman dalam mencapai kesuksesana atau produktivitas dalam bekerja yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan kemampuan sosial.

Kecerdasan spriritual adalah sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dancinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahamansampai pada batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baikdan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita darikerendahan.

(41)

Skema Gambar 2.1

Sumber: Goleman (2002:78)

2.7Hipotesis

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perhubungan Sumatera Utara.

Kecerdasan Emosional

(X1)

Kinerja Karyawan (Y)

Kecerdasan Spiritual

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif.Penelitian asosiatif merupakan suatu jenis penelitian yang memiliki variabelganda, objek tunggal, dan pola hubungan atau pengaruh.Dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu: Kecerdasan Emosional (X1), Kecerdasan Spiritual (X2), dan Kinerja (Y); sedangkan untukobjek penelitian terdiri atas satu objek yaitu pegawaiDinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara; dan untuk pola yang digunakan dalampenelitian ini yaitu pola pengaruh antar variabel.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara di Jalan Imam Bonjol No.61 Polonia.Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independen (X) yaitu Kecerdasan Emosional (X1), Kecerdasan Spiritual (X2).

2. Variabel Dependen (Y) yaitu Kinerja Pegawai.

3.4 Definisi Operasional

1. Kecerdasan Emosional (X1)

(43)

semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati.

2. Kecerdasan Spiritual (X2)

Dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki pada pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

3. Kinerja Karyawan (Y)

[image:43.595.98.531.344.784.2]

Suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Kecerdasan Emosional (X1)

Kemampuan- kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri sebagai pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

Kesadaran diri (self awereness) Pengendalian diri (self management) Motivasi (motivation) Empati (Emphaty)

- Kesadaran Emosional - Penilaian Diri

yang Kuat - Kepercayaan

Diri

- Mengendalikan Diri

- Adaptabilitas - Berhati-hati

- Dorongan Berprestasi - Inisiatif - Optimisme

- Memahami Orang Lain - Mengembangka

n Orang Lain - Orientasi

Pelayanan

(44)

Kemampuan Sosial (Relationship management) (Daniel Goleman, 2000)

- Komunikasi - Manajemen

Konflik - Membangun

Ikatan

Kecerdasan Spiritual (X2)

Kecerdasan menghadapi persoalan serta menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih bermakna sebagai pegawai Dinas Perhubungan Sumatera Utara. Mutlak Jujur Keterbukaan Pengetahuan Diri Fokus pada Kontribusi Spiritual non Dogmatis

- Keyakinan untuk Jujur - Enggan

Melakukan Kecurangan - Bekerja dengan

benar dan melawan konvensi

- Keterbukaan dalam bekerja - Menerima

Kritikan - Mampu

memberi

Masukan/ Saran

- Paham Akan Tugas Diri - Kemampuan

Berinovasi - Mengembangka

n Diri Sendiri

- Bersungguh-sungguh - Fokus dalam

Menangani Tugas - Tingkat

Kesadaran Tinggi

- Fleksibel dalam Bersikap

(45)

(Setyawan, 2004)

- Kualitas hidup diilhami oleh visi dan nilai - Kemampuan

untuk

menghadapi dan memanfaatkan masalah Sumber: Goleman (2002), Setyawan (2004)

LanjutanTabel 3.1

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Kinerja Karyawan (Y) Hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya dalam ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian hingga komitmen pegawai Dinas Perhubungan Sumatera Utara. . Kualitas Kuantitas Ketepatan Waktu Efektifitas Kemandirian

- Kerja sesuai Standard Perusahaan - Teliti - Disiplin

- Memiliki Target - Mencapai

Target

- Menyelesaikan Pekerjaan dengan Tepat dan Efisien - Sesuai jangka

Waktu

- Tidak menunda-nunda dalam bekerja - Kecepatan

- Memperoleh Keuntungan - Hadir tepat

waktu - Berinovasi

- Suka Tantangan - Mengandalkan

Diri Sendiri - Berusaha

menjadi yang diandalkan

(46)

Komitmen

(Bernardin, 2007)

- Tanggung Jawab - Loyalitas

- Bekerja sepenuh Hati

Sumber : Bernardin (2007)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

[image:46.595.99.530.83.202.2]

Skala instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert.Menurut Sugiyono (2005), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenasosial. Instrumen dibuat dalam bentuk pilihan ganda dimana setiap item soal disediakan jawaban. untuk masing-masing jawaban tersebut akan diberi skor. Sebagai contoh jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu – Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

(47)

Sedangkansampeladalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

[image:47.595.110.517.313.487.2]

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan karyawan pada Dinas PerhubunganSumatera Utara bidang darat, udara, dan laut dengan jumlah karyawan 152 orang.Bagian darat, laut, dan udara menjadi fokus dalam penelitian ini.Penelitimenelitiketigadivisiinikarenaketigadivisi tersebut memiliki standar kinerja karyawan yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas pada Dinas PerhubunganProvinsi Sumatera Utara. Dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut ini

Tabel 3.3

Jumlah Pegawai Negeri Sipil

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

NO. Bagian Jumlah PNS

1. Kepala Dinas 1

2. Wakil Kepala Dinas 1

3. Sekertaris 2

4. Wakil Sekertaris 2

5. Kepala Bidang 3

6. Kepala Bagian 36

7. Pegawai Negeri Sipil tetap 107 Jumlah keseluruhan PNS 152

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (Data Diolah)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005 :116). Teknik sampling yang diuraikan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling, yaitu: teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan Rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% (umar:2008:78).

Rumus Slovin:

(48)

n =

+ ,

n = 110,14 responden

Jadi, jumlah sampel yang akan diambil adalah 110 orang karyawan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara,dimana:

n = jumlah Sampel. N = jumlah Populasi.

[image:48.595.106.515.307.545.2]

e = taraf kesalahan, dalam penelitian ini digunakan α = 5 %

Tabel 3.4

Proportionate Random Sampling Bagian Jumlah populasi

(orang)

Perhitungan Jumlah Sampel (orang)

Kepala dinas 1 × 111= 0,7 1

Wakil Kepala Dinas 1 × 111= 0,7 `1

Sekertaris 2 × 111= 1,4 1

Wakil Sekertaris 2 × 111= 1,4 1

Kepala Bidang 3 × 111= 2,1 2

Kepala Bagian 36 × 111= 26,2 26

PNS tetap 107 × 111= 78,1 78

Sumber: Bagian SDM Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

(49)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer, dalam penelitian ini adalah data-data yang berkenaan dengan identitas responden seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,dan masa kerja para karyawan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

2. Data sekunder, dalam penelitian ini adalah data-data yang peneliti dapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian, karena peneliti mendapatkan informasi dari media perantara pada karyawan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Metode Kuesioner

(50)

adalah jenis kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan. Kuesioner yang digunakan adalah pilihan ganda.

2. Metode wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan.

3. Metode Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data melalui buku, jurnal, dan internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan instrument penelitian sehingga memberikan informasi yang akurat.Validitas dalam penelitianini dicari dengan kriteria internal yaitu mengkorelasikan skor masing-masing dengan skor totalnya. Cara yang digunakan untuk menghitung korelasi yaitu dengan program SPSS memakai teknik korelasi produk moment. Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah:

[image:50.595.135.492.639.776.2]

1. Jika r hitung>r tabelmaka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika r hitung< r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.5 Uji Validitas I

Pernyataan r hitung t table Validitas

Item1 0.547 0.444 Valid

Item 2 0.825 0.444 Valid

Item 3 0.694 0.444 Valid

(51)

Item 5 0.615 0.444 Valid

Item 6 0.780 0.444 Valid

Item 7 0.632 0.444 Valid

Item 8 0.229 0.444 Tidak Valid

Item 9 0.529 0.444 Valid

Item 10 0.555 0.444 Valid

Item 11 0.780 0.444 Valid

Item 12 0.674 0.444 Valid

Item 13 0.634 0.444 Valid

Item 14 0.338 0.444 Tidak Valid

Item 15 0.081 0.444 Tidak Valid

Item 16 0.780 0.444 Valid

Item 17 0.581 0.444 Valid

Item 18 0.533 0.444 Valid

Item 19 0.780 0.444 Valid

Item 20 0.622 0.444 Valid

Item 21 0.610 0.444 Valid

Item 22 0.694 0.444 Valid

Item 23 0.825 0.444 Valid

Item 24 0.496 0.444 Valid

Item 25 0.200 0.444 Tidak Valid

Item 26 0.594 0.444 Valid

Item 27 0.342 0.444 Tidak Valid

Item 28 0.780 0.444 Valid

Item 29 0.302 0.444 Tidak Valid

Item 30 0.780 0.444 Valid

Item 31 0.547 0.444 Valid

Item 32 0.825 0.444 Valid

Item 33 0.694 0.444 Valid

Item 34 0.513 0.444 Valid

Item 35 0.615 0.444 Valid

(52)

Item 37 0.281 0.444 Tidak Valid

Item 38 0.533 0.444 Valid

Item 39 0.780 0.444 Valid

Item 40 0.622 0.444 Valid

Item 41 0.143 0.444 Tidak Valid

Item 42 0.229 0.444 Tidak Valid

Item 43 0.690 0.444 Valid

Item 44 0.665 0.444 Valid

Item 45 0.614 0.444 Valid

Item 46 0.543 0.444 Valid

Item 47 0.481 0.444 Valid

Item 48 0.068 0.444 Tidak Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS:18

(2015)

[image:52.595.134.493.527.782.2]

Terlihat dari hasil pengolahan data diatas terdapat beberapa data yang tidak valid, yaitu pada item 8, 14, 15, 25, 27, 29, 37, 41, 42 dan 48. Dikarenakan hasil r hitung < t tabel (0.444) sehingga data yang tidak valid harus di buang untuk kemudian dilakukan uji kembali.

Tabel 3.6 Uji Validitas II

Pernyataan r hitung t table Validitas

Item1 0.547 0.444 Valid

Item 2 0.825 0.444 Valid

Item 3 0.694 0.444 Valid

Item 4 0.513 0.444 Valid

Item 5 0.615 0.444 Valid

Item 6 0.780 0.444 Valid

Item 7 0.632 0.444 Valid

Item 9 0.529 0.444 Valid

(53)

Item 11 0.780 0.444 Valid

Item 12 0.674 0.444 Valid

Item 13 0.634 0.444 Valid

Item 16 0.780 0.444 Valid

Item 17 0.581 0.444 Valid

Item 18 0.533 0.444 Valid

Item 19 0.780 0.444 Valid

Item 20 0.622 0.444 Valid

Item 21 0.610 0.444 Valid

Item 22 0.694 0.444 Valid

Item 23 0.825 0.444 Valid

Item 24 0.496 0.444 Valid

Item 26 0.594 0.444 Valid

Item 28 0.780 0.444 Valid

Item 30 0.780 0.444 Valid

Item 31 0.547 0.444 Valid

Item 32 0.825 0.444 Valid

Item 33 0.694 0.444 Valid

Item 34 0.513 0.444 Valid

Item 35 0.615 0.444 Valid

Item 36 0.780 0.444 Valid

Item 38 0.533 0.444 Valid

Item 39 0.780 0.444 Valid

Item 40 0.622 0.444 Valid

Item 43 0.690 0.444 Valid

Item 44 0.665 0.444 Valid

Item 45 0.614 0.444 Valid

Item 46 0.543 0.444 Valid

Item 47 0.481 0.444 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS:18

(54)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut (Sugiyono, 2005 :110) instrument yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha positif atau> r tabel maka pernyataan reliable.

[image:54.595.123.508.286.365.2]

2. Jika r alpha negative atau < r tabel maka pernyataan tidak reliable. Tabel 3.7

Uji Realibilitas

r alpha / Cranbach alpha r tabel

0.891 0.444

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 18 (2015).

Dari kriteria diatas dapat disimpulkan bahwa r alpha (0.891) > r tabel (0.444), sehingga penelitian dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Analisis Deskriptif

(55)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov.Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2010 :97).

2. Uji Heteroskedasitas

(56)

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerancemengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance>1 atau nilai VIF <5, maka tidak terjadi Multikolinearitas (Situmorang, 2010:136).

3.10.3 Analisis Linier Berganda

Teknik analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan multiple regression analysis (analisis regresi berganda). Teknik ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.Rumus persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1+ β2 X2 + e Keterangan

Y = Kinerja Karyawan α = konstanta

(57)

3.10.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan spiritual terhadap kinerja karyawan maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada Dinas Perhubungan Sumatera Utara.Kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 : β = 0. Maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Ha : β = 0. Maka ada pengaruh dari pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Dengan kriteria keputusan:

H0 diterima jika t hitung< t tablepada α = 5% Ha diterima jika t hitung< t table pada α = 5% 2. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

(58)

H0 :b1b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

H0 : b1b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung< F tablepada α = 5% Ha ditolakjika F hitung> F table pada α = 5%

3.10.5 Koefisien Determinasi (R2)

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia. Rencana Strategis Dinas Perhubungan Propinsi disusun berawal dari pemikiran strategis tentang nilai-nilai luhur yang dianut /dimiliki oleh seluruh pimpinan dan staf Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara yang merupakan karakteristik inti dari tugas pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara.

[image:59.595.215.478.471.602.2]

Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 060. 255. K Tahun 2002 tentang Tugas dan Tata Kerja Dinas Perhubungan serta Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa Kepala Dinas Perhubungan bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonom, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan.

Gambar 4.1 Logo Dinas Perhubungan

(Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara)

Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Adapun arti dari Dinas Perhubungan adalah :

1. Roda Bergerigi berarti Matra Perhubungan Darat 2. Jangka berarti Matra Perhubungan Laut

3. Burung Garuda berarti Matra Perhubungan Udara

4. Bulatan Bumi berarti lingkup pelayanan Jasa Pehubungan

(60)

4.1.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara 4.1.2.1Visi

Visi Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah mewujudkan penyelenggaran pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang didukung tata pemerintahan yang baik.

Handal meliputi :

Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdaya saing meliputi :

Efesien, harga terjangkau, ramah lingkungan, berkelanjutan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, mandiri produktif.

Memberikan nilai tambah meliputi :

Tumbuhnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya peran serta masyarakat dan pengusaha kecil, menengah, koperasi, memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan lapangan kerja.

4.1.2.2Misi

Misi dari Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah membangun dan mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada pertanian, agroindustri, pariwisata dan sektor-sektor unggulan serta mengembangkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara :

1. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana perhubungan (rekondisi/ survival),

2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten (restrukturisasi dan reposisi),

3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan perhubungan,

4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.

4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

(61)

hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

[image:61.595.82.562.249.645.2]

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan memncakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Adapun struktur organis

Gambar

Tabel 2.1  Rangkaian Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Skala Likert
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang ada di PDAM TIRTANADI Instalasi Pengolahan Air (IPA) Limau Manis berkaitan dengan kecerdasan emosi, kecerdasan spritual dan kinerja karyawan diantaranya

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh kecerdasan intektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan telah banyak dilakukan,

Apabila karyawan dalam bekerja kurang memiliki kecerdasan emosional yang baik maka ketika seorang tersebut mempunyai masalah seperti dengan rekan kerja, tugas yang

Selain Intelligence Qoutient (kemampuan intelektual) ,Emotional Qoutient (kecerdasan emosional) dibutuhkan juga Spiritual Qoutient (kecerdasan spritual) yang dimana

kecerdasan emosi berpengaruh positif dan yang paling dominan terhadap kinerja karyawan dan sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Subagio (2015) menemukan

Dimensi ke tiga dalam variabel kecerdasan emosi yaitu motivasi dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 3,76 yang berada pada interval 3,41 ± 4,20 dengan demikian

Untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas kinerja karyawan yang sudah cukup baik, pihak manajemen LBPP-LIA Palembang perlu melakukan pelatihan kecerdasan emosional dan

Selain itu Daniel Goleman dalam Patton (2000,2) mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi