Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Kasmir (2008:2) “Bank merupakan lembaga keuangan yang
kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian
menyalurkan kembali ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.
Sementara menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 definisi bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari msyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Melihat pengertian sebelumnya, bank merupakan suatu lembaga keuangan,
yang memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang (sementara) tidak
dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Bank berperan dalam mencari dan
selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit), simpanan
(deposit) ini sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, hal ini disebabkan karena
volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian
kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang.
Reed, Cotter, Gill, Smith (2000) mengatakan bahwa perbankan khususnya
bank-bank komersil (bank umum) mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah
pemberian jasa-jasa yang semakin luas, meliputi pelayanan dalam mekanisme
pembayaran (transfer of funds), menerima tabungan, memberikan kredit, pelayanan
dalam fasilitas pembiayaan perdagangan luar negeri, penyimpanan barang-barang
berharga, dan trust services (jasa-jasa yang diberikan dilaksanakan dalam bentuk
pengamanan pengawasan harta milik).
Selama periode 1982-1988 sistem finansial Indonesia didominasi oleh
perbankan, terutama bank-bank milik pemerintah. Sektor perbankan mengalami
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bank-bank swasta. Peran penting bank swasta nasional meningkat pada tahun
1988-1991 yang memfokuskan pada upaya penurunan hambatan dalam memasuki pasar
dan penawaran yang menarik seperti bank komersial milik pemerintah. Hal ini
ditandai dengan terbentuknya 40 bank swasta baru dan 15 bank patungan. Pada
periode tersebut bank swasta mulai membuka cabang hingga ke pelosok. Pada April
1982 terdapat 1.640 cabang bank menjadi 2.842 cabang bank pada maret 1990, dan
melonjak drastis pada tahun 1997-1998 menjadi 6.345 kantor cabang bank.
(Mudrajad dan Suhardjono, 2002).
Hingga pertengahan tahun 1990 sistem finansial Indonesia masih
didominasi oleh sektor perbankan. Deregulasi perbankan telah mengurangi pangsa
pasar bank-bank pemerintah dan naik daunnya bank-bank swasta nasional dari sisi
akumulasi kekayaan, penyaluran kredit dan penghimpunan dana dari sisi lain.
Namun komposisi penguasaan pangsa pasar mengalami perubahan drastis ketika
mulai memasuki tahun 1997 yang diakibatkan oleh krisis moneter. Akibat krisis
moneter ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melikuidasi 16 bank swasta
nasional pada bulan November 1997. Bank-bank bermasalah antara lain Bank
Andromeda, Bank Amrico, Bank Astria Raya, Bank Citra dan lain-lain. Dampak
dari krisis moneter ini tidak hanya sampai disitu, pada tanggal 4 April 1998
pemerintah menghentikan kembali kegiatan operasi tujuh bank yang kinerjanya
kurang baik dan tujuh bank lainnya dibawah pengawasan BPPN. (Tarmizi dan
Wilyanto, 2003)
Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan
optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi
pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bertujuan untuk memperoleh
penghasilan berupa deviden atau mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga
saham yang dimiliki (Mudrajad dan Suhardjono, 2002).
Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank juga mencari keuntungan atau
laba, oleh karena itu perlu adanya penilaian dalam melakukan kegiatan usaha
tersebut. Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam menilai
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang tertuang dalam
Pasal 9 Ayat 4 untuk menilai kinerja perbankan umumnya mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya, tercermin pada peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain risiko,
penerapan GCG, rentabilitas, dan pemodalan yang secara umum baik.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank, dapat
dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio finansial atau rasio keuangan
merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos
laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain (Fitri dan Dody, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa rasio
keuangan bermanfaat dalam menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
perbankan. Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan.
Kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba selama ini memang
sangat berguna dalam menilai kinerja perusahaan di masa mendatang.
Penting bagi bank untuk senantiasa menjaga kinerja dengan baik, terutama
menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi (Mudrajad dan Suhardjono, 2002). Dalam
melakukan kegiatan operasionalnya, bank memiliki tujuan utama yaitu mencapai
tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank
untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Oleh karena
itu, profitabilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai tingkat
kesehatan bank, karena profitabilitas menunjukkan kemampuan bank tersebut
dalam memperoleh laba yang diharapkan. Rasio profitabilitas memberikan
gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan aset bank.
Dalam mengukur profitabilitas terdapat beberapa rasio yang dapat
digunakan, diantaranya adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
Net Interest Margin (NIM), Net non Interest Margin, Net Operating Margin, dan
Earning per Share (EPS) (Peter S. Rose dan Sylvia C. Hudgins, 2008:167). Namun
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat Kesehatan bank umum, komponen yang digunakan untuk mengukur faktor
profitabilitas ialah ROA, ROE, NIM, dan tingkat efisiensi bank. Dalam penentuan
tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih menekankan pentingnya penilaian
berdasarkan ROA yang merupakan rasio jumlah laba bersih dibandingkan dengan
jumlah aktiva, bukan ROE. Hal ini karena Bank Indonesia lebih mengutamakan
nilai profitabilitas bank yang diukur melalui aset yang dananya sebagian besar
dihimpun dari simpanan masyarakat. Dalam perkembangannya tingkat
profitabilitas sangat perlu untuk diamati secara seksama. Sehingga dalam penelitian
ini untuk variabel profitabilitas diukur dengan indokator rasio ROA. Adapun
profitabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1
Profitabilitas (ROA) Beberapa Bank Umum Swasta
Nama Bank
Nilai Profitabilitas (ROA) (%)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Bank Bukopin Tbk 0,28 0,33 0,46
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id)
Mengacu pada Tabel 1.1 rata-rata profitabilitas tiap tahunnya fluktuatif serta
nilai profitabilitas dibawah 1,5%, hal ini menunjukan bahwa kondisi bank-bank
tersebut dapat dikatakan tidak sehat. Bank dapat dikatakan sehat jika minimal
memiliki profitabilitas sebesar 1,5%, sesuai dalam lampiran Surat Edaran (SE)
Bank Indonesia No. 6/23/DPNP, ROA dihitung dari perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Melihat rata-rata profitabilitas yang masih
dibawah 1,5 %, menunjukkan bahwa kinerja bank-bank yang ada di Indonesia
belum optimal atau dapat dikatakan tidak sehat, hal ini sejalan dengan teori yang
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah lebih besar dari 1,5 %, serta menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/ 1/
PBI/ 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank dapat dikatakan
sehat jika memiliki profitabilitas minimal 1,5 % dan dikatakan tidak sehat apabila
memiliki profitabilitas dibawah 1,5 %, jika kondisi bank memiliki profitabilitas
dibawah 1,5 % (tidak sehat) tidak segera ditangani dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya, maka
bank-bank tersebut dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya yang pada
akhirnya bank tidak dapat memenuhi kegiatan usahanya.
Melihat kondisi profitabilitas perbankan Indonesia saat ini, pihak perbankan
harus memikirkan bagaimana cara agar dapat meningkatkan profitabilitas, melihat
saat ini terjadi persaingan yang cukup ketat antara bank swasta maupun bank milik
negara. Dana yang dihimpun dari berbagai sumber, baik itu dana modal sendiri,
dana pinjaman maupun dana pihak ketiga harus benar-benar ditanamkan dalam
aktiva produktif. Tujuannya adalah untuk menciptakan pendapatan bank. Aktiva
produktif terdiri dari kredit, surat-surat berharga, penempatan pada bank,
penyertaan dan transaksi rekening administratif. Untuk memperbaiki kualitas dari
aktiva produktif ini terdapat beberapa cara diantaranya adalah dengan membenahi
kredit dengan rescheduling, restructuring dan reconditioning, memberikan
keringanan terhadap bunga, melakukan upaya penjualan agunan dibawah tangan,
serta dapat juga dilakukan dengan cara penagihan tunai kepada konsumen. Langkah
ini diambil agar memperbaiki kualitas dari aktiva produktif agar dapat
meningkatkan tingkat profitabilitas bagi bank yang tentunya mendapatkan
pendapatan bagi bank.
Agar kualitas penanaman modal pada aktiva produktif berjalan dengan baik
maka perbankan harus berperan aktif dalam menjaga modal yang ditanamkan
terhadap aktiva produktif. Kualitas aktiva produktif menjadi standar pengukuran
kinerja bank. Jumlah aktiva produktif harus disalurkan secara tepat sehingga tidak
terjadi penumpukan dana yang berlebihan yang dapat menyebabkan bank
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga beban bank semakin bertambah. Namun dalam upaya menyalurkan dana,
bank juga tidak boleh berlebihan karena bank juga perlu menjaga tingkat liquiditas.
Penyaluran dana yang tepat juga dapat menghasilkan laba yang tinggi bagi suatu
bank. Laba dari aktiva produktif akan diperoleh dari hasil selisih antara pendapatan
bank yang didominasi oleh pendapatan bunga aktiva produktif dengan beban bank.
Menurut hasil penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara kualitas
aktiva produktif dengan profitabilitas yang telah dilakukan oleh Desi Kurniati pada
salah satu bank konvensional di wilayah Jawa Barat, dan dilakukan oleh Rina
Irmayanti pada salah satu bank syariah, serta oleh Unisa Rahim pada bank Madiri
Syariah. Ketiga penelitian tersebut menghasilkan simpulan yang sama yaitu
kualitas aktiva produktif berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Mengacu pada permasalah perbankan yang terjadi di atas, serta melihat
pentingnya profitabilitas bagi bank, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan
perbankan dengan mengambil judul “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap
Profitabilitas Pada Bank yang List di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Identifikasi Masalah
Profitabilitas bagi perbankan merupakan faktor utama penentu tingkat
kesehatan yang diukur dari hasil membandingkan antara laba yang diperoleh
dengan jumlah aktiva (total modal bank). Profitabilitas sering digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal dalam operasi, oleh karena itu
keuntungan atau laba yang besar tidak menjamin bahwa ukuran suatu bank tersebut
menguntungkan (profitable) sehingga dapat dikatakan bahwa profitabilitas yang
tinggi lebih penting daripada laba yang besar.
Menurut Peraturan BI No.13/1/PBI/2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum yang tertuang dalam Pasal 9 Ayat 4 untuk menilai kinerja
perbankan umumnya mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari
perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, tercermin pada peringkat
faktor-faktor penilaian, antara lain risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh perbankan, atau biasa disebut sebagai suatu aktiva. Kemerosotan kualitas dan
nilai aktiva merupakan sumber erosi terbesar bagi bank.
Kelangsungan usaha suatu bank antara lain tergantung dari kemampuan dan
efektivitas bank dalam mengelola risiko kredit dan meminimalkan potensi
kerugian. Dalam rangka mengelola risiko kredit dan meminimalkan potensi
kerugian, bank wajib menjaga kualitas aktiva dan wajib membentuk penyisihan
penghapusan aktiva. Kewajiban pembentukan penyisihan penghapusan aktiva perlu
diberlakukan terhadap aktiva produktif dan aktiva non produktif. (PBI Nomor
7/2/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum).
Dalam menjalankan kegiatan usaha, bank menggunakan aktiva untuk
senantiasa menjaga kesehatan dengan cara menempatkan aktiva pada kegiatan
usaha agar mendapatkan laba atau keuntungan, aktiva ini biasa dikenal dengan
aktiva produktif. Dendawijaya (2005:118) mengemukakan bahwa “Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
aset”. Selain itu Faud dan Rustan (2005) mengemukakan pengertian kualitas aktiva
profduktif adalah sampai sejauh mana bank memelihara kualitas aktivanya
seproduktif mungkian sehingga menjamin hasil yang mendukung rentabilitas atau
profitabilitas. Bank melakukan kegiatan usaha untuk dapat menghasilkan
profitabilitas yang tinggi adalah salah satunya dengan cara menggunakan aktiva
yang dimilikinya, namun dalam kegiatan usaha tersebut terdapat beberapa
kemungkinan yang akan terjadi, yang pertama adalah aktiva tersebut kembali
seluruhnya, yang kedua adalah aktiva tersebut kembali sebagian dan yang terakhir
adalah aktiva tersebut tidak kembali seluruhnya. Artinya dalam melakukan
usahanya bank memiliki resiko dan tentu akan sangat mempengaruhi tingkat
profitabilitas bagi bank itu sendiri.
Aktiva produktif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
profitabilitas bagi usaha perbankan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
melihat seberapa besar pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas
pada bank, diantaranya adalah telah dilakukan oleh Ganjar pada tahun 2009 pada
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produktif terhadap profitabilitas bagi suatu bank. Begitu juga dengan Irmayanti, R
pada salah satu bank syariah yang hasilnya juga aktiva produktif memiliki pengaruh
yang positif terhadap profitabilitas. Melihat kedua penelitian yang menghasilkan
simpulan bahwa aktiva produktif berpengaruh positif terhadap profitabilitas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas aktiva
produktif terhadap profitabilitas bank – bank di Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah yang
penulis ambil adalah :
1. Bagaimana gambaran kualitas aktiva produktif bank-bank yang
terdaftar di BEI.
2. Bagaimana gambaran profitabilitas bank-bank yang terdaftar di BEI
3. Bagaimana pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas
pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian yang penulis lakukan adalah :
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis data laporan
bank-bank yang terdaftar di BEI, untuk mengetahui tingkat profitabilitas
bank-bank yang terdaftar di BEI, serta sebagai alat untuk mengevaluasi
kinerja operasional bank.
Adapun setelah melakukan penelitian ini tujuan yang hendak dicapai
adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran kualitas aktifitas aktiva produktif
bank-bank yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas bank-bank yang terdaftar di
BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap
Munir Nur Komarudin, 2015
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai pertimbangan
dalam penetapan jumlah aktiva produktif yang disalurkan oleh pihak bank
sehingga bisa mendapatkan profitabilitas yang maksimal
2. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya yang sejanis dan dapat duigunakan sebagai