• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TM 0908915 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TM 0908915 Chapter3"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di

Universitas Pendidikan Indonesia. Subjek utama pada penelitian pengaruh

penggunaan multimedia animasi terhadap keterampilan pemecahan masalah ini

adalah mahasiswa JPTM FPTK UPI Bandung. Sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah mahasiswa kelas A JPTM angkatan 2013 sebagai kelas

kontrol dan mahasiswa kelas B JPTM angkatan 2013 sebagai kelas eksperimen.

Sampel tersebut di atas dipilih karena sampel tersebut diasumsikan

memiliki kemampuan yang setaraf atau homogen karena melalui proses seleksi

yang sama. Menurut Ruseffendi (2010, hlm. 45), “karakteristik pertama dari penelitian eksperimen dapat dilakukan dengan cara pemilihan sampel, salah satu

cara pemilihan sampel adalah subjek secara acak atau menggunakan kelompok yang homogen”.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

control group design. Dalam desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yakni

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.

Pada penelitian ini kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan

berupa pembelajaran dengan menggunakan multimedia animasi, sedangkan

kelompok kontrol yaitu kelompok yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran

menggunakan diktat. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui

keadaan awal. Sugiyono (2013, hlm. 113) mengemukakan bahwa, “hasil pre-test dikatakan baik bila nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

berbeda secara signifikan”. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan

treatment yang berbeda, lalu kedua kelompok tersebut diberikan post-test untuk

(2)

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain pada penelitian ini

dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

X = treatment berupa pembelajaran menggunakan multimedia

animasi.

Y = treatment berupa pembelajaran menggunakan diktat.

O1 & O3 = hasil/keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol sebelum diberikan treatment yang berbeda. Kedua

kelompok tersebut diobservasi dengan pre-test untuk

mengetahui hasil awal.

O2 = hasil kelas eksperimen setelah diberikan treatment X.

O4 = hasil kelompok kontrol diberikan treatment Y.

C. Metode Penelitian Yang Digunakan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

pembelajaran menggunakan multimedia animasi lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran menggunakan diktat dalam upaya meningkatkan keterampilan

pemecahan masalah materi diagram fasa dalam pembelajaran mata kuliah material

teknik. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah tersebut dapat diketahui

dengan hasil pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Menurut tujuan penelitian yang telah dijelaskan tersebut diatas maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi

experiment). Desain penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah dengan

desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.

Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada ketepatan tujuan penelitian

(3)

“metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

D. Definisi Operasional

Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang

terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan

maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat

keseragaman landasan berfikir atau pemahaman antara peneliti dan pembaca.

Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian

adalah sebagai berikut.

1. Multimedia animasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), istilah multimedia

memiliki arti “berbagai jenis sarana”, sedangkan animasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti “rangkaian lukisan atau gambar yang

digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak dilayar menjadi bergerak”. Multimedia animasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kombinasi dari

media grafik, gambar statis dan dinamis, suara, dan teks yang dioperasikan

melalui media komputer yang menampilkan materi-materi pemecahan masalah

pokok bahasan diagram fasa pada mata kuliah material teknik yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan diukur tingkat

kelayakan oleh ahli media

Dalam konteks penelitian ini multimedia animasi digunakan untuk melihat

peningkatan keterampilan pemecahan masalah materi diagram fasa pada mata

kuliah material teknik. Data kelayakan multimedia animasi yang akan digunakan

sebagai media pembelajaran didapatkan dengan melakukan teknik penilaian ahli

(expert judgement) melalui angket, kemudian diolah untuk menghasilkan

deskripsi hasil penilaian kelayakannya.

2. Pemecahan Masalah

(4)

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti “sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan”. Pemecahan masalah pada penelitian ini didefinisikan sebagai proses dimana mahasiswa menemukan kombinasi dari

kaidah-kaidah yang telah dipelajari sebelumnya yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik.

Data hasil pemecahan masalah didapatkan melalui proses tes yang dilakukan

dalam dua tahapan yakni tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Data hasil

pre-test dan post-test tersebut akan digunakan untuk menganalisis peningkatan

keterampilan pemecahan masalah antara mahasiswa yang diberikan pembelajaran

dengan menggunakan multimedia animasi dengan mahasiswa yang diberikan

pembelajaran menggunakan diktat dalam pembelajaran pokok bahasan materi

diagram fasa.

3. Diagram fasa

Istilah diagram menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti “gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu, sedangkan fasa (phase) menurut Oxford Dictionaries (2014) didefinisikan: “a distinct and homogeneus form of matter”, dalam bahasa Indonesia berarti “bentuk yang berbeda dan homogen dari suatu materi”. Diagram fasa pada penelitian ini didefinisikan sebagai suatu grafik yang merupakan representasi tentang fasa-fasa

yang ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi

tertentu.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013, hlm. 149) menyatakan bahwa “Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”. Penelitian yang akan meneliti “Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Materi Diagram Fasa Dalam

Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik”. Jadi dapat terlihat bahwa dalam hal ini ada dua buah instrumen yang perlu dibuat yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur kelayakan multimedia animasi.

(5)

1. Kuisioner Multimedia

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia animasi.

Pada instrumen ini akan dilakukan dua tahap evaluasi yang menggunakan lembar

evaluasi yaitu lembar evaluasi materi yang berfungsi untuk mengevaluasi media

pembelajaran dari sisi materinya dan akan dievaluasi oleh salah satu dosen mata

kuliah material teknik Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Lembar evaluasi yang

kedua yaitu lembar evaluasi media pembelajaran dari sisi medianya dan

evaluasinya akan dilakukan oleh dosen ahli media.

Proses pengujian instrumen multimedia animasi ini yaitu berupa kuisioner

yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi multimedia animasi dari

sisi media dan dari sisi materinya. Proses evaluasi multimedia pembelajaran ini

dengan penggunaan kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada multimedia ini melalui indikator-indikator serta

pertanyaan yang diberikan, kemudian diadakan perbaikan lagi setelah evaluasi

dilakukan sampai menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan minimal layak.

Kemudian peneliti memilih menggunakan skala rating scale karena menurut

Sugiyono (2013, hlm. 141) bahwa:

Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.

Cara menjawab skala rating scale ini adalah para responden hanya memberi

tanda, yaitu tanda ceklis pada skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan

atau indikator, selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan

penilaian. Pemberian skor pada skala rating scale masing-masing jawaban diberi

bobot nilai yang berbeda. Berikut ini adalah uraian bobot nilainya.

4 : Sangat Setuju.

3 : Setuju.

2 : Ragu-ragu.

1 : Tidak Setuju.

(6)

2. Soal Tes

Instrumen ini digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan

pemecahan masalah mahasiswa. Instrumen ini berupa soal yang digunakan untuk

melakukan pre-test dan post-test. Data hasil pre-test dan post-test tersebut akan

digunakan untuk menganalisis peningkatan keterampilan pemecahan masalah.

Instrumen ini digunakan setelah dikonsultasikan dan judgement oleh dosen mata

kuliah Material Teknik.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui apakah

soal yang akan digunakan telah layak atau belum diberikan kepada mahasiswa.

Pengujian instrumen yang akan diterapkan pada penelitian ini yaitu dengan

menggunakan expert judgement.

Pengujian expert judgement adalah pengujian instrumen yang diuji oleh ahli

dibidang bersangkutan. Pada penelitian ini, expert judgement dilakukan oleh ahli

dibidang material teknik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instrumen non-tes

Instrumen non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini diantaranya lembar judgement media, judgement soal, dan

judgement materi ajar.

2. Instrumen tes

Instrumen tes ini berupa soal yang diberikan kepada mahasiswa baik kepada

mahasiswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Soal pre-test diberikan

(7)

H. Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian homogenitas pada

hasil pre-test, pengujian normalitas pada data pre-test, post-test dan N-Gain,

pengujian hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai

berikut.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas

yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data

yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji

homogenitas yang digunakan menurut Siregar (2004, hlm. 50) adalah sebagai

berikut.

�= S1

2

S12………(Siregar, 2004, hlm. 167)

Keterangan:

�12 = Varian terbesar.

�22 = Varian terkecil.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu

berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan (χ2

)

dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data

yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar.

Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan

memperlihatkan tabel berikut.

Tabel 3.1 Persiapan Uji Normalitas

No. Kelas Interval F � � � 2

(Siregar, 2004, hlm. 87)

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data adalah sebagai berikut.

a. Menentukan rentang (R)

(8)

Keterangan:

� = Data besar.

� = Data kecil.

b. Menentukan banyak kelas interval (i)

i = 1 + 3,3 log n ………...(Siregar, 2004, hlm. 84)

Keterangan:

n = Jumlah sampel.

c. Menghitung jumlah kelas interval (P)

� =R

i……….(Siregar, 2004, hlm. 25)

Keterangan:

R = Rentang.

i = Banyak kelas.

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi.

d. Menghitung rata-rata (x)

x =

∑fi.xi

∑fi ………(Siregar, 2004, hlm. 26) Keterangan:

fi = frekuensi absolute data ditiap kelas interval

xi = nilai tengah kelas interval

e. Menghitung standar deviasi (S)

�= ∑ �.��− (∑ �.��)2

( −1) ……….(Siregar, 2004, hlm. 26)

f. Menentukan batas bawah kelas interval (� )

�� = Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

Keterangan:

Bb = Batas bawah interval.

g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval

Zi= Xin −X

(9)

h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga xi

dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.

i. Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Li = Lo1– Lo2

(Siregar, 2004, hlm. 87)

j. Menghitung frekuensi harapan (ei)

ei = Li . ∑fi………(Siregar, 2004, hlm. 87)

k. Menghitung nilai Chi kuadrat (χ2) untuk menghitung P-value.

l. Mengambil kesimpulan, kelompok berdistribusi normal jika P-value > α = 0,05.

3. Nilai N-Gain

Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.

Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002, hlm. 4) adalah

sebagai berikut.

N-Gain = Skor � −Skor �

Skor Ideal−Skor �

………

(Hake, 2002, hlm. 4)

Tabel 3.2 Kriteria N-Gain

Batasan Kategori

G > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang

G < 0,3 Rendah

(Hake, 2002, hlm. 4)

4. Uji Hipotesis

Sugiyono (2013, hlm. 96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi

normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika

(10)

yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono (2013, hlm. 273) adalah sebagai berikut.

t =

� −1 � 2

�12 1 +

22 2

……… (Sugiyono, 2013, hlm. 273)

Keterangan :

�1

= Nilai rata-rata kelas eksperimen.

�2

= Nilai rata-rata kelas kontrol.

�12= Varians kelas eksperimen.

�1 2= Varians kelas kontrol.

1 = Jumlah siswa kelas eksperimen.

2= Jumlah siswa kelas kontrol.

Ho: µ1≤ µ2:

“Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi tidak lebih baik dibandingkan keterampilan pemecahan

masalah mahasiswa yang menggunakan diktat”. Ha: µ1 > µ2:

“Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi lebih baik dibandingkan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan diktat”.

Kriteria pengujian t-test:

Tolak Ho jika: thitung > ttabel pada ∝ = 0,05 dan dk = 50

Gambar

Gambar 3.1. Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3.1 Persiapan Uji Normalitas

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Pemerintah Kabupaten Batang sangat memperhatikan beberapa potensi sumber pendapatan yang kenaikannya bisa sangat tinggi. Namun tidak dapat dijadikan

DAN SUMBER DAYA MINERAL BIDANG PERTAMBANGAN UMUM Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Seksi Perizinan Seksi Sumber Daya Mineral Seksi perizinan pertambangan umum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya lebih dari setengah jumlah mahasiswa mengetahui manfaat hasil belajar pengetahuan tekstil pada pemilihan kain untuk pembuatan produk

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN 2 Cibening selama proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan strategi

Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri 5-6 orang untuk melakukan kegiatan pengamatan mikroskopis berbagai jaringan penyusun organ

Tujuan dari dokumen SISTRANAS ialah sebagai pedoman dalam pengaturan penggunaan transportasi dan pembangunan transportasi, dengan tujuan agar dicapai

 Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir. Studi Banding Arsitektur yang