BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah terbentuknya media layanan bimbingan dan konseling melalui internet untuk perguruan tinggi yaitu berupa situs dengan standar layanan konseling melalui internet yang telah ditetapkan oleh ACA (2005) dan NBCC (2001). Kerangka isi dan komponen konten situs disusun berdasarkan kajian konsep dan teori konseling melalui internet, kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan dan kajian empiris tentang kondisi aktual penggunaan internet oleh mahasiswa dan konselor di universitas yang dijadikan tempat penelitian.
Sesuai dengan fokus, permasalahan, dan tujuan penelitian, metode penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan diarahkan sebagai “a process used to develop and validate educational product (Borg and Gall: 2003). Produk dimaksud adalah media layanan bimbingan dan konseling melalui internet di perguruan tinggi. Menurut Borg and Gall (2003), langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian pengembangan meliputi : (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan model hipotetik, (4) penelaahan model hipotetik, (5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji coba lebih luas, (9) revisi model akhir, dan (10) diseminasi dan sosialisasi.
ini penulis memilih modifikasi penelitian dan pengembangan dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menghimpun data mengenai kondisi yang ada, dimana kondisi-kondisi tersebut menyangkut produk dasar (embrio) media situs konseling yang dikembangkan, kondisi pihak pengguna, seperti konselor dan mahasiswa, kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan media situs konseling yang dihasilkan dan terakhir adalah penggunaan media yang akan dihasilkan yang mencakup unsur sumber daya, seperti konselor, sarana dan prasarana, biaya dan pengelolaan (Sukmadinata: 2006).
yang dikembangkan dan mengkaji kecocokan situs dengan program layanan yang telah ada sebelumnya, atau layanan yang baru sama sekali. Pada tahapan ini juga dikembangkan perencanaan untuk menghubungkan situs dengan sumber-sumber lain di organisasi. (4) Pelatihan staf, pada tahapan ini, staff diberikan pelatihan terkait dengan pengintegrasian situs dengan layanan yang telah ada sebelumnya. Proses ini diawali dengan membuat perencanaan pelatihan. Para profesional, non profesional dan staf admin mendapat pelatihan khusus yang sesuai dengan peranan mereka dalam pemberian layanan. (5) Uji coba, efektifitas situs di evaluasi oleh pemberi layanan dan target layanan atau calon konseli. Diawali dengan proses mengidentifikasi pengguna, masukan-masukan yang diperoleh digunakan untuk perbaikan situs. (6) Operation atau pelaksanaan, setelah ujicoba dan perbaikan, situs diluncurkan sehingga pengguna dapat megaksesnya setiap saar secara rutin. Termasuk didalamnya pemeliharaan situs maupun menanggapi dan mencatat masukan yang datang dari pengguna. Berbagai masukan tersebut merupakan bahan evaluasi. (7) Evaluasi, dibuat berdasarkan masukan-masukan berdasarkan tahapan pelaksanaan yang telah dilakukan. Hasil dari evaluasi berguna untuk meningkatkan layanan konseling maupun pengembangan situs layanan konseling tersebut.
Pada penelitian ini, penulis membatasi langkah-langkah penelitiannya hanya sampai lima langkah, yaitu (1) Studi pendahuluan untuk mengetahui mengenai ketepatan alasan pengembangan dan sasarannya. (2) Perencanaan dan pengembangan media situs konseling melalui internet, termasuk didalamnya mengembangkan fitur dan konten situs layanan konseling. (3) Penilaian pakar terhadap media situs konseling terhadap etika layanan konseling melalui internet dan kriteria situs yang baik. (4) Perbaikan media berdasarkan masukan para penilai pakar. (5) Ujicoba keterbacaan media situs konseling secara terbatas pada mahasiswa dan dosen selaku target pengguna.
Alasan peneliti hanya melakukan lima langkah penelitian adalah karena keterbatasan waktu dan faktor kebijakan universitas yang dijadikan tempat penelitian. Media layanan konseling melalui internet yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bentuk layanan konseling, sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan uji efektifitas setiap bentuk layanan yang diberikan. Sementara itu terkait dengan kebijakan universitas adalah bahwa pelayanan konseling melalui internet ini menuntut jumlah personel konselor yang memadai dan tenaga teknisi pendukung yang senantiasa siap kapanpun diperlukan, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan kebijakan khusus dari universitas yang bersangkutan.
B. Subjek Penelitian
adalah mahasiswa UNJ berjumlah 70 orang yang ditentukan secara random. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Alasan peneliti menggunakan teknik tersebut adalah bahwa persyaratan yang diperlukan untuk menjadi responden dalam penelitian ini adalah bahwa individu tersebut merupakan mahasiswa aktif di UNJ sehingga tidak menitik beratkan pada jumlah keterwakilan dari berbagai komponen fakultas dan jurusan. Jumlah sampel terdiri 10 mahasiswa fakultas teknik, 10 mahasiswa fakultas ilmu sosial, 10 mahasiswa fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, 10 mahasiswa fakultas bahasa dan seni, dan 30 mahasiswa fakultas ilmu pendidikan. Subjek lainnya adalah tujuh orang dosen pengajar di Jurusan BK FIP UNJ.
Pada tahap pengembangan dan validasi media hipotetik subjeknya adalah pakar bimbingan dan konseling dan pakar ICT dalam pendidikan berjumlah tiga orang. Pada tahap uji coba media, subjek penelitian adalah mahasiswa BK FIP UNJ yang berjumlah 31 orang dan tiga orang dosen di Jurusan BK FIP UNJ. Alasan dipilihnya mahasiswa BK FIP UNJ adalah karena terdapatnya kesamaan keilmuan, sehingga diharapkan dapat memberikan penilaian yang lebih objektif.
C. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data dibuat untuk menyusun empat perangkat instrumen penelitian, yaitu :
a. Angket studi pendahuluan, angket ini digunakan untuk menyaring informasi mengenai kebiasaan penggunaan internet oleh:
2. Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ.
b. Angket penilaian pakar yang digunakan untuk menjaring data penilaian mengenai media situs konseling melalui internet, yang mencakup:
1. Standar etika layanan konseling melalui internet. 2. penilaian tampilan situs
c. Angket penilaian kriteria situs yang baik dan konten situs oleh: 1. Mahasiswa BK FIP UNJ
2. Dosen pengajar di jurusan BK FIP UNJ
Angket pertama bertujuan untuk melakukan studi pendahuluan menggunakan bentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban yang bervariasi, seperti menandai lebih dari satu, memilih salah satu, mengurutkan sesuai dengan kebiasaan, dan memilih ya atau tidak. Terdapat beberapa pertimbangan terhadap bentuk variasi dari pernyataan tersebut, karena hal tersebut disesuaikan dengan tujuan dari studi pendahuluan yang hendak menjaring data mengenai pola kebiasaan penggunaan internet baik oleh mahasiswa UNJ dan dosen di Jurusan BK FIP UNJ.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Kebiasaan Penggunaan Internet Mahasiswa
No Aspek No. soal
1 Jenis kelamin 1
2 Kepemilikan media untuk online internet 2
3 Tempat mengakses internet 3
4 Waktu pengakses internet 4
5 Situs yang paling sering dikunjungi 5
6 Kegiatan online internet yang paling sering dilakukan 8
7 Penggunaan internet sebagai sarana konsultasi dengan dosen 6 & 7
8 Penggunaan internet sebagai sarana konsultasi psikologis 12
9 Harapan fasilitas layanan konseling melalui internet dari universitas 13 & 14
Berbeda dengan angket mahasiswa mahasiswa yang disebar secara online,
angket dosen diberikan secara langsung oleh peneliti. Berikut ini pada tabel 3.2 merupakan kisi-kisi angket kebiasaan penggunaan internet oleh dosen.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Kebiasaan Penggunaan Internet Dosen
No Aspek No.
soal
1 Pengalaman mengajar 1
2 Kepemilikan media untuk online internet 2
3 Tempat mengakses internet 3
4 Waktu pengakses internet 4
5 Situs yang paling sering dikunjungi 5
6 Kegiatan online internet yang paling sering dilakukan 6
7 Penggunaan internet sebagai sarana konsultasi mahasiswa 7 & 8
8 Perkuliahan online (e-learning) 9
9 Kebersediaan memberikan layanan konseling melalui internet 10
Selain itu dalam angket juga diberikan ruang bagi pakar untuk memberikan catatan-catatan yang dirasa penting dalam penilaian media situs tersebut. Pakar juga memberikan penilaian terhadap tampilan situs tanyabinga. Berikut ini dalam tabel 3.3 merupakan kisi-kisi instrumen untuk penilaian pakar yang dibuat berdasarkan standar etika layanan konseling melalui internet.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Penilaian Pakar: Pemenuhan Standar Layanan Konseling Melalui Internet
Aspek Indikator Jumlah
Soal
No. Soal
Hubungan dalam konseling melalui internet
1. Informasi kelebihan dan kekurangan konseling melalui internet
2. Informasi profil konselor 3. Persyaratan klien calon pengguna
4. Penggunaan metode verifikasi klien dalam situs 5. Informasi mengenai prosedur dalam konseling
6. Informasi mengenai bahasa pengantar dalam konseling dan kemungkinan terdapatnya perbedaan-perbedaan
7. Informasi mengenai jalan keluar lain jika terjadi kegagalan teknologi
8. Informasi prosedur dalam keadaan darurat 9. Informasi peringatan akan resiko mengakses situs
diruang publik
10. Pengaksesan situs oleh klien yang mengalami ketunaan
1. Informasi mengenai keamanan transaksi data 2. Informasi mengenai pihak yang dapat mengakses
data
3. Informasi mengenai rekaman data
1
1. Informasi mengenai usia pengakses situs 2. Informasi kode etik profesi
3. Informasi cakupan wilayah tugas konselor 4. Tautan ke wensite lembaga profesional konseling
1
dengan 4 pilihan jawaban, yaitu tidak memadai, kurang memadai, memadai dan sangat memadai.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Mengenai Tampilan Situs
No Aspek
1 Desain tampilan
2 Kemudahan navigasi
3 Kecepatan akses
4 Fasilitas contact us
5 Fasilitas FAQ (frequently asking question) 6 Fasilitas Link
7 Informasi pengantar menu
8 Informasi aktual
9 Informasi terpercaya
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Penilaian Mahasiswa Mengenai Konten Situs
No Aspek Sub Aspek
1 Menu layanan konseling Pendaftaran
Informasi mengenai konselor
Informasi mengenai layanan konseling melalui internet Kondisi dan persyaratan yang harus diketahui dan disepakati
Aplikasi teknologi dalam konseling
2 Menu Tanya Binga Tema-tema pertanyaan
Kemudahan mengajukan pertanyaan
3 Menu mari membaca Artikel yang disajikan
Relevansi artikel dengan permasalahan psikologis Relevansi artikel dengan permasalahan pendidikan Informasi Beasiswa
4 Menu jajak pendapat Isu dalam jajak pendapat
Relevansi dengan kehidupan mahasiswa Relevansi dengan kehidupan kampus Kemudahan mengikuti jajak pendapat
5 Pandangan Terhadap
Layanan Konseling
Melalui Internet
Manfaat situs untuk mengentaskan permasalahan mahasiswa
Pemenuhan kebutuhan kesehatan mental mahasiswa
Tabel 3.6
Kisi-kisi Angket Penilaian Dosen Mengenai Konten Situs
No Aspek Sub Aspek
1 Menu layanan konseling Pendaftaran
Informasi mengenai konselor
Informasi mengenai layanan konseling melalui internet Kondisi dan persyaratan yang harus diketahui dan disepakati
Aplikasi teknologi dalam konseling
2 Menu Tanya Binga Tema-tema pertanyaan
Kemudahan mengajukan pertanyaan
Menu mari membaca Artikel yang disajikan
Relevansi artikel dengan permasalahan psikologis Relevansi artikel dengan permasalahn pendidikan Informasi Beasiswa
3 Menu jajak pendapat Isu dalam jajak pendapat
Relevansi dengan kehidupan mahasiswa Relevansi dengan kehidupan kampus Kemudahan mengikuti jajak pendapat
3 Akun Konselor Pengelolaan akun situs
Informasi profil klien
4 Pandangan Terhadap
Layanan Konseling Melalui Internet
Manfaat situs untuk mengentaskan permasalahan mahasiswa
Pemenuhan kebutuhan kesehatan mental mahasiswa
2. Penimbangan Instrumen Angket Pengumpul Data
Salah satu upaya untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas guna mendapatkan hasil penelitian yang baik, adalah dengan melakukan penimbangan instrumen angket pengumpul data. Dalam penelitian ini instrumen yang dikembangkan bukan ditujukan untuk mengukur kondisi psikologis individu. Sehingga penimbangan instrumen yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji keterbacaan instrumen yang telah dikembangkan.
instrumen pengejawantahan etika layanan konseling melalui internet, 26 item pertanyaan mengenai penilaian dosen terhadap situs media layanan konseling, dan 19 item pertanyaan mengenai penilaian mahasiswa terhadap situs media layanan konseling yang harus dikaji dan ditelaah secara rasional oleh ahli. Maka peneliti kemudian melakukan penimbangan instrumen kepada pakar dalam bidang bimbingan dan konseling dan bahasa yaitu: Dr. Ilfiandra, Susi Fitri, S.Pd., M.Si., Kons dan Enrico Suryo Aditjondro, BAC.
D. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berusaha menyesuaikan tujuan penelitian, sehingga menyederhanakan sepuluh tahap yang telah ditetapkan oleh Borg & Gall (2003) menjadi lima tahapan yaitu: tahap satu Studi Pendahuluan, tahap dua pengembangan situs, tahap tiga Penilaian pakar dan terakhir tahap empat perbaikan berdasarkan penilaian dan masukan pakar, tahap lima uji coba situs terhadap mahasiswa dan dosen. Berikut ini merupakan penjelaasan atas setiap langkah yang dilakukan oleh penulis:
1. Studi Pendahuluan
penggunaan internet oleh mahasiswa UNJ dan dosen jurusan BK FIP UNJ dan melihat kemungkinan dikembangkannya layanan bimbingan dan konseling melalui internet di UNJ dan ketepatan sasaran layanan yang diberikan.
Angket mahasiswa terdiri dari 14 pertanyaan ini disebar secara online
dengan memanfaatkan media situs penyedia layanan survey
www.freesurveyonline.com dan memanfaatkan jaringan pertemanan sosial mahasiswa UNJ di situs jejaring sosial Facebook dan milis perkuliahan dan disebar secara langsung. Sementara itu angket bagi dosen yang mengajar di jurusan BK FIP UNJ terdiri dari 12 pertanyaan, dan disebar secara langsung kepada dosen pengajar di Jurusan BK FIP UNJ.
2. Perencanaan dan Pengembangan desain situs
Kegiatan pengembangan desain situs ini terdiri dari beberapa kegiatan inti terkait dengan pembuatan situs yang dijadikan media layanan konseling melalui internet, beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses pengembangan diantaranya adalah: membuat perencanaan rancangan situs layanan konseling melalui internet, menyiapkan format administrasi dalam konseling dan menentukan desain atau tampilan media. Berikut ini penjelasan yang lebih terperinci mengenai kegiatan perencanaan dan pengembangan media situs layanan konseling melalui internet.
b. Menyiapkan perihal administrasi seperti formulir pendaftaran konseling (Zack: 2004), sistem kerja penerimaan aplikasi dan pengembangan akun pihak-pihak yang terkait dengan layanan konseling melalui internet .
c. Pengejawantahan etika layanan konseling melalui internet berupa penyiapkan teks yang berisi mengenai berbagai ketentuan, kondisi dan persyaratan dalam konseling melalui internet yang harus diketahui dan disetuji oleh klien. Berbagai ketentuan, kondisi dan persyaratan tersebut dibuat standar kode etik konseling melalui internetACA (2005: Sek A.12) dan NBCC (2001)
d. Menyiapkan fitur dan konten penunjang layanan konseling melalui internet yang bisa diakses pengguna dalam media situs.
3. Penilaian Pakar
Setelah media situs hipotetik telah dirampungkankan, maka penulis memasuki tahapan selanjutnya, yaitu tahapan penelaahan oleh pakar. Dalam tahapan ini, penulis meminta Expert Judgments atau penilaian dari para pakar untuk memberikan penilaian terhadap pengejawantahan etika layanan konseling melalui internet dan pemenuhan kriteria situs yang baik terhadap situs telah dikembangkan oleh penulis. Berbeda dengan hasil interater reliabilitas pada pengembangan instrumen penelitian pada umumnya, dimana akan ada bagian yang dibuang karena tidak memenuhi syarat baik dari konten maupun konteks. Pada penelitian ini, hasil penilaian yang diberikan oleh pakar sepenuhnya dijadikan bahan perbaikan media yang dikembangkan.
a. Rohman Natawijaya, Guru Besar Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Cher Ping Lim, Guru besar bidang pendidikan dalam hal teknologi dan komunikasi dalam pendidikan dari Edith Cowan University Perth, Australia. Beliau juga merupakan direktur Asia-Pacific Centre of Excellence for Teacher Education and Innovations.
c. Ann Margaret T. Martin seorang konselor pendidikan yang memimpin Lembaga Pelayanan Mahasiswa Academic Service Faculty Student Wellness Center De La Salle University-Das Marinas Cavite Philippines. Beliau juga telah melakukan penelitian Grounded Theory Approach In Developing a Cybercounseling Framework.
4. Perbaikan Berdasarkan Masukan Pakar.
5. Uji Coba Terbatas
Setelah melalui penilaian oleh para pakar, maka media situs konseling melalui internet ini diujicobakan secara terbatas. Proses ujicoba ini dimulai dengan identifikasi pengguna yaitu mahasiswa dan dosen, kemudian pengguna tersebut menjelajahi situs, mencoba berbagai fitur didalamnya, dan memberikan penilaian berdasarkan observasi yang mereka lakukan (Sampson et.al: 2004) Adapun pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses kegiatan uji coba media situs layanan konseling ini adalah
a. Dosen pengajar di jurusan BK FIP UNJ yang menjadi konselor dan menjadi subjek dalam ujicoba media situs. Dasar pemikiran yang digunakan oleh peneliti adalah dengan melibatkan dosen yang bersedia untuk menjadi konselor dan terlibat dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
b. Mahasiswa BK FIP UNJ reguler angkatan 2007 dan 2008 yang menjadi subjek dalam ujicoba media situs. Dasar penelitian dipilihnya mahasiswa Bimbingan dan konseling reguler angkatan 2007 dan 2008 adalah dengan pertimbangan adanya perspektif keilmuan yang sama dan mahasiswa tersebut telah mendapatkan mata kuliah konseling dan profesionalisasi bimbingan dan konseling.
Tujuan dari uji coba tersebut adalah untuk mengumpulkan data mengenai respon konselor dan mahasiswa terhadap tampilan situs, kemudahan penggunaan berbagai menu dalam situs, keterbacaan berbagai informasi dalam situs.
media situs layanan
n konseling melalui internet yang dikemban hap pengembangan media layanan konseling agan alur pada halaman selanjutnya berikut ini
ahap Pengembangan Media Layanan Konseling Mela
a jenis data yang dikumpulkan dalam penelitia ta kuantitatif. Data kualitatif diperoleh un ian mengenai (1) Infrastruktur teknologi ya layanan konseling melalui internet. (2) Kebiasa jurusan BK FIP UNJ. (3) Penilaian pakar terha
dan (3) Hasil uji coba situs terbatas terhadap
Desain • Penilaian Pakar media layanan